PERENDAMAN SALIVA
ARTIFISIAL ANAK Kajian secara in vitro
WISATU SETIATIEK
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mengatur kesehatan rongga mulut (Wu, 2008 cit Deshpande dkk., 2014),
membantu mengatur fungsi normal dari sel-sel dan organ. Kalsium, natrium,
kalium, bikarbonat dan ion fosfat adalah beberapa kation yang banyak
ditemukan dalam saliva. Ion ion ini membentuk sistem penyangga utama dan
2014).
mikro oral, jenis asupan makanan, saat asupan makanan dan cara
juga klorida (Cl-). Secara keseluruhan, gas CO2 adalah gas yang paling
1
PERBEDAAN KEKASARAN PERMUKAAN DAN GAYA FRIKSI WIRE NITI DAN CUNITI DALAM
PERENDAMAN SALIVA
ARTIFISIAL ANAK Kajian secara in vitro
WISATU SETIATIEK
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
artifisial. Ion Cl- dalam saliva artifisial bersifat korosif (Unal dkk., 2011). Ion
(Gal dkk., 2001; Mueller, 1987; Thyilstrup, 2001 cit Querios dkk., 2006).
Paduan NiTi adalah bahan yang ulet dan kuat serta mempunyai
berbagai aplikasi antara lain sebagai wire ortodontik (Andreasen, 1971 cit
Berzins dkk., 2010). Wire ini sangat populer karena modulus elastisitas NiTi
lebih rendah dan kisaran elastis yang lebih tinggi dibandingkan dengan
dianggap ideal selama perawatan ortodontik (Brantley dkk., 2001; Kusy dkk.,
1997 cit Berzins dkk., 2010). Wire NiTi dengan penambahan tembaga (Cu),
Kusy dkk., 1997 cit Berzins dkk., 2010). Paduan Cu dan Ti akan menambah
sifat fisik yang baik dan lebih tahan terhadap asam (Putra dkk., 2008). Wire
NiTi dan CuNiTi yang bersifat termoelastik, digunakan pada pasien yang
Alat alat ortodontik yang melekat pada gigi akan selalu berkontak
dengan saliva. Molekul logam dipengaruhi oleh lingkungan mulut. Ion klorin
arah asam atau alkali (Nikolai, 1985 cit Nanda dan Tosun, 2010). Di dalam
2
PERBEDAAN KEKASARAN PERMUKAAN DAN GAYA FRIKSI WIRE NITI DAN CUNITI DALAM
PERENDAMAN SALIVA
ARTIFISIAL ANAK Kajian secara in vitro
WISATU SETIATIEK
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
menyebabkan terjadinya korosi pada wire dengan adanya ion Cl- dalam saliva
Korosi juga dapat meningkatkan gaya friksi permukaan pada wire karena
Uphadayay, 2010).
vitro dan menemukan bahwa pelepasan ion Nikel (Ni2+) mencapai kadar
karena melepaskan ion Ni2+ lebih banyak, sedangkan pada NiTi dengan
melepaskan ion Ni2+ (Arciniegas, dkk., 2008 cit Arciniegas dkk., 2013).
Huang dkk. (2003), menemukan bahwa pada perlakuan bahan yang direndam
terhadap potensi kerusakan wire NiTi dalam saliva artifisial. Menurut Tan
dkk. (2001 cit Huang dkk., 2003), implantasi ion yaitu Titanium dioksida
(TiO2) pada archwire yang direndam dalam larutan saliva artifisial, dan
dibuat sesuai dengan simulasi lingkungan mulut, terbukti lebih tahan terhadap
korosi.
3
PERBEDAAN KEKASARAN PERMUKAAN DAN GAYA FRIKSI WIRE NITI DAN CUNITI DALAM
PERENDAMAN SALIVA
ARTIFISIAL ANAK Kajian secara in vitro
WISATU SETIATIEK
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
antara braket dan wire. Gaya friksi bertindak terhadap bidang kontak antara
braket dan wire, menentang gerakan geser gigi sepanjang wire (Shames, 1996
Parosski dkk., (1991 cit Doshi dan Bhad-Patil, 2011) dan Kusy dkk., (1998
positif antara kekasaran slot braket dan friksi, tetapi tidak ada korelasi antara
kekasaran dan tahanan friksi pada wire. Gaya friksi antara wire dan braket
wire maka akan semakin besar gaya friksinya sehingga gerakan gigi akan
lambat.
yang lebih lentur dan kekuatannya lebih kecil daripada orang dewasa, seperti
wire thermoelastik (Proffit dkk., 2007), misalnya wire Therma NiTi dan
CuNiTi yang berdiameter 0,013 mm. Hal tersebut berkaitan dengan kondisi
jaringan periodontal pada anak yang berbeda dengan orang dewasa. Pada
4
PERBEDAAN KEKASARAN PERMUKAAN DAN GAYA FRIKSI WIRE NITI DAN CUNITI DALAM
PERENDAMAN SALIVA
ARTIFISIAL ANAK Kajian secara in vitro
WISATU SETIATIEK
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
dan ligamen periodontal lebih lebar daripada dewasa (Mc Donald dkk.,
2011).
B. Permasalahan Penelitian
C. Tujuan Penelitian
1. Pengaruh perendaman wire NiTi dan CuNiTi dalam saliva artifisial anak
5
PERBEDAAN KEKASARAN PERMUKAAN DAN GAYA FRIKSI WIRE NITI DAN CUNITI DALAM
PERENDAMAN SALIVA
ARTIFISIAL ANAK Kajian secara in vitro
WISATU SETIATIEK
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
D. Manfaat Penelitian
wire dalam saliva artifisial anak terhadap kekasaran permukaan dan gaya
2. Bagi masyarakat:
Menambah informasi bagi klinisi dalam hal pemilihan wire yang tepat
6
PERBEDAAN KEKASARAN PERMUKAAN DAN GAYA FRIKSI WIRE NITI DAN CUNITI DALAM
PERENDAMAN SALIVA
ARTIFISIAL ANAK Kajian secara in vitro
WISATU SETIATIEK
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
E. Keaslian Penelitian
Redlich dkk., 2003, mengevaluasi gaya friksi statis yang dibuat antara
wire NiTi dan braket mengurangi friksi selama sliding mekanik. Cacciafesta
Kusy dkk. (1998), melihat efek topografi permukaan wire pada koefisien
friksi terhadap wire stainless steel, NiTi warna TMA, dan TMA. Husmann
dkk., 2002 dan Kusy dkk., (1988) meneliti kekasaran permukaan wire NiTi.
dengan implantasi ion TiO2, yang memiliki manfaat terhadap sifat friksi wire.
pengaruh perendaman wire NiTi dan CuNiTi dalam saliva artifisial anak
terhadap kekasaran permukaan dan gaya friksi. Dalam penelitian ini akan
dalam saliva artifisial anak terhadap kekasaran permukaan dan gaya friksi.