Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN KASUS

Anemia defiasiensi besi : Laporan


Kasus prevalens ADB pada bayi 0-6 bulan, bayi
6-12 bulan, dan anak balita berturut-turut
Christine brinaia piuw
sebesar 61,3%, 64,8% dan 48,1%.3
Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas
Kedokteran Universitas Khairun Ternate Penyebab Anemia Defisiensi Besi adalah :
3
Asupan zat besi ,Penyerapan zat besi
PENDAHULUAN ,Kebutuhan meningkat ,Kehilangan zat
besi.
Anemia defisiemsi besi adalah anemia
LAPORAN KASUS
yang disebabkan kurangnya zat besi untuk
sintesis hemoglobin, dan merupakan Pasien berinisial An.M.A.A berjenis
defisiensi nutrisi yang paling banyak pada kelamin laki-laki, lahir pada tanggal 20
anak dan menyebabkan masalah kesehatan juni 2021, usia pasien saat masuk rumah
yang paling besar diseluruh dunia terutama sakit 4 bulan 7 hari, pasien beragama islam
dinegara sedang berkembang termasuk dan bertempat tinggal di sangaji.
1, 3
indonesia. prevalensi tertinggi ditemukan Dilakukan alloanamnesis pada tanggal 27
pada akhir masa bayi dan awal masa oktober 2021, Anak laki – laki berusia 4
kanak-kanak diantaranya karena terdapat bulan dibawah orang tuanya ke Rumah
defisiensi besi saat kehamilan dan Sakit dengan keluhan Pasien datang
percepatan tumbuh masa kanak-kanak dengan keluhan buang air besar cair sejak
yang disertai rendahnya asupan besi dari 1 hari, pada saat masuk rumah sakit buang
makanan, atau karena penggunaan susu air besar cair sebanyak 6x, tidak berampas,
formula dengan kadar besi kurang. Selain ada lendir tetapi tidak ada darah. Demam,
itu ADB juga banyak ditemukan pada kejang, batuk, sesak, mual dan muntah
masa remaja akibat percepatan tumbuh, disangkal. Nafsu makan baik.Riwayat
asupan besi yang tidak adekuat dan kehamian ANC rutin,tidak ada kelainan
diperberat oleh kehilangan darah akibat selama kehamian, riwayat persainan
menstruasi pada remaja puteri. Data SKRT normal di puskesmas ,ditolong oleh bisan,
tahun 2007 menunjukkan prevalens ADB. riwayat ASI sampai sekarang, riwayat
Angka kejadian anemia defisiensi besi imunisasi dasar Hb0, riwayat tumbuh
(ADB) pada anak balita di Indonesia kembang tidak mengaami keterlambatan,
sekitar 40-45%. Survai Kesehatan Rumah riwayat penyakit keuarga disangkal,
Tangga (SKRT) tahun 2001 menunjukkan riwayat alergi disangkal. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan keadaan BAB cair berampas, berlendir dan BAK
umum sakit sedang, kesadaran compos dalam batas normal. Pemeriksaan fisik di
mentis GCS 15, status gizi gizi baik temukan keadaan umum sakit sedang,
dengan BB 64 PB 64, Tanda – tanda vital kesadaran compos mentis, GCS 15,
hearth rate 120x/menit, pernapasan Haterate 94 x/m, pernapasan 37 x/m, suhu
49x/menit, suhu badan 36,5’C, SpO2 97%. 36,6°C, Spo2 99%, Assessment masih
Pemeriksaan penungang ; CBC : HGB : sama yakni anemia defisiensi besi.
9,3 , MCV : 68,0 , MCH : 23,1 , MCHC : Tatalaksana IVFD RL 22 tpm, Ferous
33,9. Pasien didiagnosa kerja dengan sulfat1mg/kgBB/hari (2x / minggu selama
anemia defisiensi besi. anjuran 3 bulan berturut-turut setiap tahun), Asam
pemeriksaan Complete blood count askorbat 100 mg/15 mg besi elementasi.
( CBC ) tatalaksana IVFD RL 22 tpm, Pada perawatan hari dua di bangsal anak
Ferous sulfat1mg/kgBB/hari (2x / minggu tanggal 29 oktober 2021, ibu Pasien
selama 3 bulan berturut-turut setiap tahun), mengatakan ibu Pasien mengatakan ibu
Asam askorbat 100 mg/15 mg besi Pasien mengatakan Pasien BAB cair
elementasi , Transfusi PRC 10-15 berampas, tidak berlendir dan BAK.
ml/kgBB/hari. Pemeriksaan fisik di temukan keadaan
umum sakit sedang, kesadaran compos
Perawatan awal di bangsal anak tanggal
mentis, GCS 15, Haterate 100 x/m,
27 oktober 2021, ibu Pasien mengatakan
pernapasan 38 x/m, suhu 36,6°C, Spo2
Pasien BAB cair berampas > 6 kali dan
99%, Assessment masih sama yakni
BAK dalam batas normal. Pemeriksaan
anemia defisiensi besi. Tatalaksana IVFD
fisik di temukan keadaan umum sakit
RL 22 tpm, Ferous sulfat1mg/kgBB/hari
sedang, kesadaran compos mentis, GCS
(2x / minggu selama 3 bulan berturut-turut
15, Haterate 120 x/m, pernapasan 49 x/m,
setiap tahun), Asam askorbat 100 mg/15
suhu 36,6°C, Spo2 97%, Assessment masih
mg besi elementasi.
sama yakni anemia defisiensi besi.
Pada perawatan hari ketiga di bangsal anak
Tatalaksana IVFD RL 22 tpm, Ferous
tanggal 30 oktober 2021, ibu Pasien
sulfat1mg/kgBB/hari (2x / minggu selama
mengatakan ibu Pasien mengatakan ibu
3 bulan berturut-turut setiap tahun), Asam
Pasien mengatakan ibu Pasien mengatakan
askorbat 100 mg/15 mg besi elementasi.
Pasien BAB tidak cair dan BAK.
Pada perawatan hari pertama di bangsal
Pemeriksaan fisik di temukan keadaan
anak tanggal 28 oktober 2021, ibu Pasien
umum sakit sedang, kesadaran compos
mengatakan ibu Pasien mengatakan Pasien
mentis, GCS 15, Haterate 100 x/m,
pernapasan 30 x/m, suhu 36,6°C, Spo2 minum ASI), Kebutuhan meningkat karena
99%, Assessment masih sama yakni infeksi berulang/ menahun dan,
anemia defisiensi besi. Tatalaksana IVFD malabsorpsi. Anak umur 2-5 tahun yaitu
RL 22 tpm, Ferous sulfat1mg/kgBB/hari Masukan besi kurang karena jenis
(2x / minggu selama 3 bulan berturut-turut makanan kurang mengandung Fe heme,
setiap tahun), Asam askorbat 100 mg/15 Kebutuhan meningkat karena infeksi
mg besi elementasi. Pasien sudah diizinkan berulang/ menahun, dan kehilangan
pulang karena keadaan sudah membaik. berlebihan karena perdarahan antara lain
PEMBAHASAN karena divertikulum Meckel. Anak umur 5
Anemia defisiemsi besi adalah anemia tahun - masa remaja yaitu Kehilangan besi
yang disebabkan kurangnya zat besi untuk karena perdarahan antara lain karena
sintesis hemoglobin, dan merupakan infestasi parasit dan poliposis. Usia remaja
defisiensi nutrisi yang paling banyak pada – dewasa yaitu Pada wanita antara lain
anak dan menyebabkan masalah kesehatan karena menstruasi berlebihan. Hasil
yang paling besar diseluruh dunia terutama Pemeriksaan penunjang yang digunakan
dinegara sedang berkembang termasuk ialah pemeriksaan Complete blood count
indonesia. Data SKRT tahun 2007 ( CBC ), yang menunjukan hasil HGB :
menunjukkan prevalens ADB. Angka 9,3 , MCV : 68,0 , MCH : 23,1 , MCHC :
kejadian anemia defisiensi besi (ADB) 33,9 dengan interpretasi mikrositik
pada anak balita di Indonesia sekitar 40- hipokrom, dengan diagnosi anemia
45%. Survai Kesehatan Rumah Tangga defisiensi besi. Tatalaksana yang diberikan
(SKRT) tahun 2001 menunjukkan pada pasien Anemia defisiensi besi ialah
prevalens ADB pada bayi 0-6 bulan, bayi Preparat besi, Preparat besi yang tersedia
6-12 bulan, dan anak balita berturut-turut ferosus sulfat, ferrous glukonat, ferrous
sebesar 61,3%, 64,8% dan 48,1%. fumarat, dan ferrous suksinat. Dosis besi
penyebab anemia defisiensi besi menurut elementl 4-6 mg/kgBB/hari. Respon terapi
umur: 1.Bayi dibawah umur1tahun yaitu dengan menilai kenaikan kadar Hb/Ht
Persediaan besi yang kurang, antara lain setelah satu bulan yaitu kenaikan Hb
karena bayi berat badan lahir rendah atau sebesar 2 g/dL atau lebih. Bila ditemukan
lahir kembar, susu formula rendah besi, respon, terapi dilanjutkan sampai 2-3bulan.
pertumbuhan cepat, dan anemia selama Komposisi besi elemental: Ferous fumarat:
kehamilan. 2.Anak umur1-2 tahun yaitu 33% merupakan besi elemental, Ferous
Masukkan besi kurang karena tidak glukonas: 11,6% merupakan besi
mendapat makanan tambahan (hanya elemental, Ferous sulfat: 20% merupakan
besi elemental, Pemberian parenteral gagal jantung, protein-losing enteropathy,
dilakukan bila dengan pemberian oral Rentan terhadap infeksi, Ganguan
gagal, Pemberian parenteral tidak disukai pertumbuhan dan Penurunan aktivitas
karena dapat menyebabkan syokan kerja. Pada kasus anemia defisiensi besi
afilaktik. Transfusi darah Jarang dilakukan pemeriksaan pemeriksaan darah
diperlakukan, hanya diberi pada keadaan lengkap atau CDC dan ditemukan hasil
anemia yang sangat berat dengan kadar Hb HGB : 9,3 , MCV : 68,0 , MCH : 23,1 ,
< 4 g/dL. MCHC : 33,9.
KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA
Untuk menegakan suatu diagnose Anemia 1. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan
Defisiensi Besi, kita harus melakukan Dokter Anak di Indonesia. IDAI.
anamnesia, pemeriksaan fisik, dan Tahun 2009
pemeriksaan penunjang. pemeriksaan 2. Standar Pelayanan Medis, Fakultas
darah lengkap atau CDC. Pada kasus kedokteran Universitas Hasanudin,
anemia defisiensi besi saat anamnesis Tahun 2013
ditemukan Pucat yang berlangsung lama 3. Fakultas Kedokteran Universitas
tanpa manifestasi perdarahan, Mudah Udayana RSUP Sanglah Denpasar.
lelah, lemas, mudah marah, tidak ada nafsu Buku Panduan Belajar Koas Ilmu
makan, daya tahan tubuh terhadap infeksi Kesehatan Anak. I. Sudira PG,
menurun, serta ganguan perilaku dan Wardani P, Sundariyati IH,
prestasi belajar, Memakan bahan makanan Ganesha IGH, Darmayani IS,
yang kurang mengandung zat besi, bahan Saraswati MR, editors. Denpasar:
makanan yang menghambat penyerapan Udayana University Press; 2017.
zat besi seperti kalsium dan fitrat (beras, 51–6 p.
gandum), serta konsumsi susu sebagai 4. Özdemir, N. (2015). Iron
sumber energi utama sejak bayi sampai deficiency anemia from diagnosis
usia 2 tahun (milkaholics) dan Infeksi to treatment in children. Türk
malaria, infestasi parasit seperti Pediatri Arşivi, 50(1), 11–9.
ankylostoma dan schistosoma. Pada kasus doi:10.5152/tpa.2015.2337
anemia defisiensi besi saat pemeriksaan
fisik ditemukan anoreksia, pucat , tidak
disertai ikterus, Tanpa organomegali, tanpa
linfadenopati, Dapat ditemukan koilonikia,
glositis, stomatitis, angularis, takikardi,

Anda mungkin juga menyukai