Anda di halaman 1dari 51

FREE CLASS

UKMPPD
SERI SOAL
PEDIATRI
dr. Iqbal Taufiqqurrachman
1

An. A, 3 bulan, datang dengan keluhan lemas sejak 1 bulan yang lalu. Pemeriksaan fisis: atrofi papil
lidah. Laboratorium: Hb 9 gr/dL, leukosit 9.850 u/L, trombosit 155.000 u/L. Gambaran darah tepi
tertera di bawah.Diagnosis pada pasien adalah...
a. anemia defisiensi besi
b. anemia defisiensi asam folat
c. anemia defisiensi vitamin B12
d. anemia aplastic
e. anemia hemolitik
PEMBAHASAN 1
ANEMIA MAKROSITIK
Patofisiologi:
Karena adanya defek pada sintesis DNA→
maturasi nukleus lebih lambat daripada
sitoplasma→ inefektif eritropoiesis dan
makrositosis
ABSORPSI VITAMIN B12
ANEMIA MAKROSITIK (MEGALOBLASTIK)

Defisiensi B12 Defisiensi B9


• Gangguan neuropsikiatri (+) • Gangguan neuropsikiatri (-)
• Etiologi • Etiologi
- Gangguan gaster - Gangguan hepar
- Gangguan ileum - Gangguan duodenum, jejunum
- Vegetarian - Obat fenitoin, methotrexate
ANEMIA MAKROSITIK (MEGALOBLASTIK)
ETIOLOGI ANEMIA MEGALOBLASTIK
DEFISIENSI VITAMIN B12
ETIOLOGI ANEMIA MEGALOBLASTIK
DEFISIENSI ASAM FOLAT
2

An. X, 4 tahun, dibawa orang tua dengan keluhan demam sejak 3 hari lalu. Demam sudah mulai turun
tapi disertai munculnya ruam yang dimulai dari belakang telinga lalu menyebar ke wajahm badan,
lengan dan kaki. Sebelum muncul ruam, demam disertai adanya batuk pilek dan mata pasien tampak
merah serta berair. PF: tampak ruam makulopapular di tengkuk, leher, batang tubuh, punggung,
lengan dan paha.Diagnossi kerja untuk pasien adalah...
a. rubella
b. eksantema subitum
c. varicella
d. measles
e. german measles
PEMBAHASAN 2
CAMPAK/MEASLES/RUBEOLA
1. FASE PRODORMAL/ CATARRHAL
➢Berlangsung selama 3 – 7 hari
➢Gejala: demam tinggi, sakit kepala, batuk pilek dan konjungtivitis, fotofobia, malaise
➢Akhir stadium ini muncul Koplik spot

2. FASE ERUPSI/ PAROXYSMAL


➢Muncul ruam mulai belakang telinga, tengkuk, ke muka kemudian ke badan
➢Ruam menghilang sesuai urutan tadi dgn meninggalkan hiperpigmentasi → gejala khas

3. FASE KONVALESEN
➢Demam (suhu) sudah turun menjadi normal pada anak – anak Indonesia sering didapatkan kulit yang
bersisik
Tatalaksana Campak

• Rawat Inap (isolasi) → jika ada penyulit


• Cukup cairan dan nutrisi
• Terapi simtomatik
• PemberianVitamin A:
– IDAI: 100.000 IU per oral diberikan satu kali, apabila
terdapat malnutrisi dilanjutkan 1500 IU tiap hari.
– WHO: 50.000 IU pada usia < 6 bulan (1/2 kap biru),
100.000 IU pada usia 6-11 bulan (1 kap biru), 200.000 pada
usia 12 bulan hingga 5 tahun (1 kap merah). Pada gizi buruk
diberikan 3 kali: hari 1, hari 2, dan 2-4 minggu setelah
pemberian kedua
PEMBAHASAN 2
3

Anak usia 11 tahun sudah menggunakan insulin karena terdiagnosis DM tipe 1. Pasien konsumsi
banyak makanan dan lupa untuk menyuntikkan insulin. Tiba-tiba pasien merasa lemas hingga pingsan
dan dibawa ke IGD RS terdekat. PF: pola napas Kussmaul, tanda dehidrasi (+). Penunjang: keton urin
(+), GDS 520 mg/dL.Terapi awal untuk kasus ini adalah...
a. insulin basal
b. koreksi hipokalemia
c. koreksi elektrolit
d. insulin bolus 5 U
e. rehidrasi dengan NS
PEMBAHASAN 3
Pembahasan
• Anak ini mengalami ketoasidosis diabetik (KAD), yaitu kedaruratan pada
pasien DM tipe I akibat kurangnya insulin dalam sirkulasi darah.
• (PPM IDAI 2017) Diagnosis KAD dapat ditegakkan bila terdapat:
• Hiperglikemia (gula darah > 200 mg/dL)
• pH darah vena < 7,3 atau bikarbonat < 15 mmol/L
• Ketonemia dan ketonuria
• Dehidrasi, napas Kussmaul (pernapasan lebih dalam dan lebih cepat dari batas
normal) → termasuk tanda & gejala KAD
• Tahapan tatalaksana KAD:
1. Resusitasi cairan (dengan NaCl 0,9% atau RL)
2. Pemberian insulin
3. Koreksi gangguan asam basa dan elektrolit
4. Pemantauan
4
4

Anak 9 bulan datang ke IGD karena BAB cair sejak 10 jam lalu. Keluhan disertai muntah > 5 kali,
BAB sedikit ampas. Laboratorium: batas normal, pemeriksaan tinja tidak ada lendir-darah. Anak
tampak haus, turgor kulit mulai turun tapi masih bisa kembali cukup cepat, tidak ada mata tampak
cekung.Terapi farmakologi yang tepat untuk kasus ini adalah...
a. zinc sulfat
b. kotrimoksazol
c. kaolin pektat
d. attapulgite
e. loperamid
PEMBAHASAN 4
Pembahasan
• Jumlah eritrosit normal (< 4-5/LPB), jumlah leukosit normal (<5/LPB)
• Anak mengalami diare akut (PPM IDAI 2017: BAB > 3x dalam 24 jam dengan
konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu) tanpa dehidrasi →
rencana terapi A
• Rencana terapi A:
• Pengobatan dapat dilakukan di rumah
• Pemberian lebih banyak cairan seperti oralit dan makanan yang cair
• Pemberian tablet zinc
• Pilihan jawaban
• Kaolin pektat,attapulgite,dan loperamid:tidak direkomendasikan untuk anak < 3 tahun
• Kotrimoksazol: antibiotik yang diberikan hanya apabila terdapat indikasi misalnya disentri.
Sedangkan,BAB pasien tidak disertai darah
5

Bayi usia 4 bulan datang ke puskesmas untuk menjalankan program vaksin pemerintah. Pasien saat
ini dalam keadaan tidak sakit. Riwayat vaksinasi sebelumnya lengkap dan sesuai jadwal. Vaksin yang
dapat diberikan adalah...
A. Hepatitis B, DPT, influenza
B. Hepatitis B, campak,MMR
C. Hepatitis B, HIB, polio, DPT
D. Hepatitis A, PCV, rotavirus
E. Hepatitis A, campak,MMR
PEMBAHASAN 5
Pembahasan
VAKSINASI

Vaksin Hidup Vaksin In-aktif


• Kontraindikasi: imunodefisiensi dan • Titer antibodi akan terus menurun
kehamilan sehingga butuh dosis ulangan
• Respon imunitas alami • Tidak dapat dibekukan
• Dapat dibekukan • Intramuscular
• Oral, intracutan, subkutan • Contoh:
• DPT
• Contoh: • Meningococcal
• BCG
• Pneumococcal
• Oral typhoid
• HiB
• MMR • Influenza
• Campak • IPV
• OPV • Hepatitia A dan B
• Yellow Fever • Rabies
KONTRAINDIKASI VAKSIN
Absolut
• Anafilaksis atau hipersensitifitas pada bahan vaksin
• Ensefalopati dalam 7 hari pasca vaksin DPT
• AIDS (tidak diberikan vaksin BCG , OPV, dan yellow fever)
• Imunodefisiensi (keganasan hematologi, tumor, kongenital, terapi imunosupresan)

Relatif
• Live vaccine : kehamilan, mendapat transfusi darah atau imunoglobulin dalam 3-11 bulan,
trombositopenia •
• Moderate/severe acute illness → selain mild disease
• Demam >40,5 °C, syok, kejang, menangis > 3jam dalam 48 jam pasca vaksin DPT
sebelumnya
• Sindrom GBS dalam 6 minggu pasca vaksinasi
• Prematur atau BBLR maka tunggu berat badan >2 kg atau usia 2 bulan (terutama untuk
vaksin BCG)
6

Anak 4 th datang dibawa ibunya dengan keluhan anak sering terserang penyakit terutama diare
selama beberapa hari dan terus berulang, anak juga menjadi lemas dan jarang bermain seperti teman
temannya. Dari perwakan anak memiliki wajah seperti orang tua, terdapat baggy pants, iga gambang,
letargis, dan kurus. Ibu mengatakan karena adanya alasan ekonomi konsumsi makanan anak setiap
harinya sebatas nasi dan sayuran dari kebun miliknya saja. Diagnosisnya ialah …
a. Marasmus
b. Kwashiorkor
c. Marasmik kwashiorkor
d. Gizi buruk
e. Gizi kurang
PEMBAHASAN 6
MALNUTRISI

Marasmus Kwashiorkor
• Tampakan kurus, hanya kulit dan • Edema tungkai hingga seluruh
tulang tubuh
• Wajah tua • Rambut kemerahan
• Iga gambang • Crazy pavement dermatosis
• Kehilangan lapisan lemak di (skin peeling)
bokong (baggy pants) • Hepatomegali, kardiomiopati
• Defisiensi Energi • Defisiensi Protein
GIZI BURUK
Definisi
• Bayi <6 bulan dengan BB/PB
<-3 SD
• Balita 6-59 bulan dengan LILA
< 11,5 cm
• Ada edema pedis atau
gambaran gizi buruk lainnya
(kwarshiorkor dan marasmus)

Tatalaksana
• Catch-up growth 🡪 fase
stabilisasi; transisi; rehabilitas
• Rawat inap bila terdapat
komplikasi
5. Obati/cegah infeksi → tanda umum infeksi sering tidak 6. Koreksi defisiensi mikronutrien
dijumpai pada malnutrisi
Hari pertama:
Saat rawat inap, berikan secara rutin: antibiotik spektrum luas,
– Vit A (usia 0-5 bln 50.000 IU, 6-12 bulan 100.000 IU, >12 bulan
vaksinasi campak jika usia >6 bulan dan belum mendapat 200.000 IU)
imunisasi (tunda jika klinis buruk) Antibiotik spektrum luas: – Asam folat 5 mg PO
Pemberian harian selama 2 minggu:
– Multivitamin
– Asam folat 1 mg/hari
– Zinc 2 mg/kgBB/hari
– Copper 0,3 mg/kgBB/hari
– Besi 3 mg/kg/hari (pada fase rehabilitasi)

7. Pemberian makan
Fase stabilisasi
– Porsi kecil, osmolaritas rendah, rendah laktosa 🡪 F75
– Peroral/NGT
– Energi: 80-100 kkal/kgBB/hari
– Protein: 1-1,5 g/kgBB/hari
– Cairan: 130 mL/kgbb/hari
– Lanjutkan pemberian ASI setelah formula dihabiskan
8. Mencapai kejar-tumbuh
9. Memberikan stimuli fisik, sensorik,
dan dukungan emosional
–Target peningkatan berat badan >10 g/kg/hari

10. Persiapan tindak lanjut setelah


perawatan

Bila kenaikan berat badan <5g/kgBB/hari, lakukan penilaian ulang apakah target
asupan makanan memenuhi kebutuhan dan cek tanda-tanda infeksi
7

Anak perempuan usia 9 tahun dibawa ibunya ke dokter dengan keluhan bibir nya sering kebiruan.
Saat ini anak sering biru terutama saat minum atau setelah aktivitas. Keluhan biru tidak muncul sejak
lahir. Riwayat anak sering batuk pilek berulang terkadang disertai sesak napas. TD 100/70, nadi
88x/m, RR 28x/m, suhu 36.5C. Dari auskultasi didapatkan bising sistolik pada ICS II-III parasternal
line sinistra.Apakah diagnosis yang tepat?
A.Ventricle septal defect
B.Tetralogy of Fallot
C.Arterial septal defect
D. Pentalogy of Fallot
E. Double outlet right ventricle
PEMBAHASAN 7
Pembahasan
• ICS II – III parasternal line sinistra: lokasi auskultasi katup pulmonal
• Auskultasi khas ASD:
• Bising ejeksi sistolik pulmonal
• S2 melebar dan menetap pada saat inspirasi maupun ekspirasi
• Terkadang terdapat bising diastolik pada tepi kiri sternum bagian bawah
akibat stenosis trikuspid relatif
• Tanda & gejala:
• Sesak napas terutama setelah beraktivitas
• Sianosis (jarang terjadi)
Pembahasan
PPM IDAI 2017
• Tiga tipe DSA: defek sekundum, defek primum, defek
tipe sinus venosus
• Pemeriksaan penunjang:
• EKG: deviasi sumbu QRS ke kanan (+90 sampai 180
derajat)
• Hipertrofi ventrikel kanan
• Blok cabang berkas kanan (RBBB) dengan pola rsR pada
VI
• Foto toraks: kardiomegali dengan pembesaran atrium
kanan dan ventrikel kanan. Arteri pulmonalis tampak
menonjol disertai tanda peningkatan corakan vaskular Sumber: https://radiopaedia.org/articles/atrial-
septal-defect-2
paru
Pembahasan
PPM IDAI 2017
• Pemeriksaan penunjang (cont.):
• Ekokardiografi (transtorakal) dapat menentukan lokasi, jenis, dan besarnya defek,
dimensi atrium kanan ventrikel kanan dan dilatasi arteri pulmonalis.
• Pemeriksaan Doppler: terdapat pola aliran pirau
• Jika pada ekokardiografi transtorakal tidak jelas → ekokardiografi transesofageal dgn
memasukkan transduser ke esofagus
Medikamentosa Penutupan tanpa Penutupan dengan
pembedahan pembedahan
- DSA disertai gagal jantung: - Hanya untuk DSA tipe - Bila bentuk anatomis tidak
digitalis/inotropik yang sesuai sekundum dgn ukuran memungkinkan untuk
+ diuretik tertentu pemasangan alat
- Profilaksis terhadap - Alat dimasukkan melalui vena - DSA dengan aliran pirau kecil:
endokarditis bakterial tidak femoral dan diteruskan ke penutupan dapat ditunda
terindikasi untuk DSA, kecuali DSA sampai usia 5-8 tahun bila
6 bln pertama setelah koreksi - Occluder: Amplatzer Device tidak terjadi penutupan
dengan pemasangan alat Occluder (ASO) → tidak perlu spontan
Pembahasan protesis operasi dengan - DSA dengan aliran pirau
cardiopulmonary bypass, rasa besar: pembedahan harus
PPM IDAI 2017 nyeri minimal dibandingkan segera bila bila gagal jantung
operasi, tidak ada luka bekas kongestif tidak memberi
Tatalaksana operasi respons memadai dengan
terapi medikamentosa
- Intervensi penutupan
dilakukan bila HT pulmonal
belum terjadi. Bila HT
pulmonal telah terjadi dengan
pirau balik dari kanan ke kiri
→ diberikan terapi
konservatif
8

An. A 3 tahun datang dengan keluhan kejang. Kejang sudah terjadi di rumah dan telah diberikan
diazepam dari anus sebanyak 2 kali. Sampai di RS pasien masih kejang. Dilakukan pemasangan IV line
dan diberikan diazepam IV. Pasien masih kejang dengan pemberian terapi diazepam IV. Terapi
selanjutnya adalah ...
A. Diazepam per rektal
B. Midazolam Buccal
C. Midazolam IV
D. Fenitoin IV
E. Propofol IV
PEMBAHASAN 8
9

An. C, 3 tahun, dibawa orang tua ke dokter karena berat badan sulit naik. Pasien pernah ada riwayat
demam > 2 minggu, batuk > 2 minggu, keringat malam hari. Berdasarkan plotting antropometri
didapatkan status gizi kurang. Pasien pernah riwayat konsumsi obat merah selama 2 minggu tapi
berhenti karena dikatakan batuk dan demamnya tidak ada lagi. Kakak pasien (15 tahun) sedang
minum obat merah bulan ke-3. PF: KGB teraba membesar multiple konfluens seperti tasbih,
auskultasi paru didapatkan suara napas vesikuler dengan ronkhi di apeks paru bilateral. Diagnosis
pada kasus ini adalah...
A. TB paru kasus baru
B. TB paru kasus lalai pengobatan
C. TB paru kasus kambuh
D. TB paru kasus gagal pengobatan
E. pneumonia komunitas
PEMBAHASAN 9
10

An. D, 12 tahun datang dibawa orang tua dengan keluhan demam sejak 3 hari. Demam disertai nyeri
kepala, nyeri pada sisi belakang mata dan nyeri otot. Tidak ada ruam, tidak ada keluar cairan dari
telinga, tidak ada kencing berwarna merah, tidak ada diare, tidak ada muntah dan ada riwayat
perdarahan gusi akibat menggosok gigi. PF: tanda vital dalam batas normal. Lab: Hb 13,5 gr/dL, Ht 45,
Leukosit 4.500/mm3,trombosit 145.000.Diagnosis kerja pasien ini adalah...
A. Demam Dengue (Dengue Fever)
B. DHF Grade I
C. DHF Grade II
D. DHF Grade III
E. DHF Grade IV
PEMBAHASAN 10

Anda mungkin juga menyukai