Anak
Kejang terjadi 2x
Demam sejak 2 hari yang lalu
Riwayat kejang demam (+)
sekarang merupakan episode kejang
yang keempat
Suhu 38,5C
Dipertimbangkan diberikan
rumatan:
Terapi KDK
Terapi Intermiten
Terapi Rumatan
Efek samping
Jawaban: A. Nistatin
Marasmus:
Tipe Campuran
4. IKA Pertusis
Keywords
Jawaban: B. Pertusis
Antibiotik
Kortikosteroid
Beta blocker
Keywords
Anak berusia 6 bulan
Akan diberikan imunisasi DTP dan polio
Anak demam (suhu 38C), batuk dan pilek
Pada anak ini tidak ditemukan adanya kontraindikasi pemberian vaksin DTP dan polio sehingga
pemberian imunisasi dapat terus dilanjutkan dan selanjutnya pasien diterapi untuk penyakitnya.
Jawaban: A. Tetap memberikan imunisasi DTP dan polio
Vaksin Polio
OPV (oral)
IPV (injeksi)
DTPa
Jawaban: C. Darah
Widal
Tubex
Klasifikasi diare:
Diare akut adalah diare yang berlangsung selama <14 hari (2 minggu)
Diare kronis adalah diare yang berlansung selama > 14 hari (2 minggu)
Disentri adalah diare yang disertai dengan darah (biasanya disebabkan
patogen invasif)
Pada kasus ini tampak gejala dehidrasi berat (TD turun, turgor
sangat lambat, mukosa kering, CRT lambat) sehingga diagnosis
pada kasus adalah diare akut dehidrasi berat.
Jawaban: C. Diare akut dehidrasi berat
Keadaa
n Umum
Baik,
CM
Rewel,
gelisah
Letargi
Dehidr s, lemah,
asi berat
penurunan
(>10% kesadaran,
BB)
nadi &
napas
cepat
Rasa
Haus
Minum
normal
Kelopa
k/ Air Mata
Mulut
Kulit
Urin
Normal
Basah
Normal
Normal
Kering
Pucat,
CRT<2s,
turgor
lambat
Berkur
ang
Sangat
kering
Pucat,
CRT>2s,
turgor
sangat
lambat
Tidak
ada
Minum
Cekun
seperti
g, produksi
kehausan
kurang
Malas
minum,
tidak mau
minum
Sangat
cekung,
tidak ada
9. IKA Varisela
Keywords:
Keywords
Imunisasi Hepatitis B
Imunisasi Pasif (HBIg)
penurunan kesadaran
sering buang air kecil , tampak
penurunan berat badan
GDS 315 mg/dL dan keton (+)
GD >200 mg/dL
pH darah <7,3 atau bicarbonat <15
mmol/l
Ketonemia atau ketonuria
Skor APGAR
7-10: baik; 4-6: asfiksia ringan sedang; 0-3:
asfiksia berat
Tanda
0
1
2
Laju
jantung
Tidak
ada
Usaha
bernapas
Tidak
ada
Tonus
otot
Reflek
s
Warna
kulit
<100
bpm
>100
bpm
Lamba
t
Menan
gis kuat
Lumpu
Ekstre
h
mitas fleksi
sedikit
Tidak
Gerak
bereaksi
an sedikit
Gerak
an aktif
Seluru
Tubuh
h tubuh
kemerahan,
biru/pucat ekstremitas
biru
Reaksi
melawan
Seluru
h tubuh
kemerahan
usia 2 hari
tampak lemah dan sulit bernapas
ibu demam selama persalinan
kesadaran letargi, malas menghisap, ikterus (+) Kramer II, suhu 35C
leukosit 35.000/mm3
Asidosis Metabolik
Patogenesis
Sindrom Nefrotik
Definisi
Proteinuria
Hipoalbuminemia
Edema
Hiperkolesterolemia
Penunjang
Urinalisis: oval fat bodies
Tata laksana
Anak: diuretik, suplemen
protein (termasuk albumin),
batasi Na, prednison untuk
sindrom nefrotik primer
Dewasa: diuretik, suplemen
protein, batasi Na, atasi
hiperlipidemia, ACE-I/ARB
untuk sindrom nefrotik
sekunder
VSD
PJB - Klasifikasi
Asianoti
k
Sianotik
L-R Shunt
Tanpa L-R
Shunt
PDA
ASD
VSD
AS
PS
CoA
aliran
darah ke
paru
TGA dgn
VSD
Truncus Arteriosus
TAPVD
Aliran darah
ke paru N
TGA tanpa
PS
aliran
darah ke
paru
ToF
Atresia Pulmoner
Atresia Trikuspid
Pada bronkopneumia,
alvelous terisi sekret akibat
infeksi kuman yang
menyebabkan adanya bunyi
rhonki kasar (akibat getaran
slem saat dilewati udara di
atasnya) dan gambaran
infiltrat pada foto thorax.
Jawaban: A.
Bronkopneumonia
Flow disorders
Dyspne
a
Intrathorax
Extrathora
x
Intrathorax
Volume
disorders
Extrathora
x
Pada bronkiolitis terjadi gangguan flow karena bronkokonstriksi sehingga terjadi gejala klinis berupa expiratory
effort seperti wheezing dan napas cuping hidung
Pada bronkopneumonia terjadi gangguan volume akibat sekret yang memenuhi alveolus sehingga terjadi
gejala klinis berupa inspiratory effort seperti retraksi sela iga dan epigastrium dan takipnea
Hipertiroidisme akan
menyebabkan peningkatan
metabolisme tubuh, takikardia,
TD meningkat.
Pada pemeriksaan lab penyakit
graves biasanya
menggambarkan gangguan
hipertiroidisme primer dengan
peningkatan kadar fT4 dan
penurunan TSH sebagai
kompensasi
Jawaban: A. Penyakit Graves
Kriteria
2M atau 1M+2m; + B(+)
2m + B(+)
M(-), B(-)
MS murni atau MIMS dan atau
gangguan katup aorta
3.
4.
5.
1. Artralgia
2. Demam
a. Ro thorax: kardiomegali
1. EKG: pemanjangan interval PR
a. Echo: miokarditis, MR/MS/AR
Bengkak di mata
Kencing air cucian daging
Riwayat ISPA atas
TD 140/90 mmHg
Intususepsi
INTUSUSEPSI
Invaginasi sebuah segmen usus
ke lumen usus sebelahnya
Gejala dan tanda
Trias intususepsi: Muntah, nyeri
abdomen, BAB darah bercampur
mukus (red currant jelly stool)
Letargi
Nyeri bersifat kolik. Pada bayi:
menangis melengking dan fleksi
pinggang saat nyeri.
PF
Massa berbentuk sosis di
kuadran kanan atas
Kekosongan di kuadran kanan
bawah (Dances sign)
Penunjang
USG abdomen: target sign
Tatalaksana
Enema terapeutik: hanya jika
Penyebab idiopatik
Bukan invaginasi usus halus-usus
halus
Tidak ada perforasi atau peritonitis
Bedah
Patofisiologi
Interna
26. D: Akathisia
Keyword: jalan seperti robot, air liur terkumpul di mulut. Bila
Duduk, kaki pasien bergerak tidak bisa diam
Diagnosis: akathisia
Ataksia: gangguan keseimbangan karena kerusakan cerebellum
Konsep sensitizationdan
upregulation
Pada awalnya, dopamine antagonist akan menempel pada reseptor
dopamine, namun tidak akan terjadi stimulasi saraf (karena dia
antagonist). Dopamine akan menurun, sehingga terjadi gejala
pseudoparkinsonism (rigiditas, bradykinesia) dan beberapa hari
kemudina, dystonia (kaku leher, nyeri)
Hal yang terjadi berikutnya, reseptor yg tersisa (yg tidak berikatan
dengan dopamine antagonist) akan mengalami sensitisasi..yang
artinya, affinitas terhadap dopamine akan meningkat (seakan2
reseptor ini berjuang untuk mendapatkan stimulus dopamine). Disini
lah momen terjadi gejala akathisia (keinginan untuk bergerak,
tidak bisa diam, terutama pada bagian kaki, dy akan berdiri dan
duduk, berdiri dan duduk.). Sensitisasi terjadi dalam wktu
mingguan
Konsep sensitizationdan
upregulation
Bila hal ini berlangsung berbulan-bulan, maka
akan terjadi peningkatan jumlah reseptor
dopamine (sekali lagi, reseptor merasa lapar
akan dopamine, sampai2 ia membentuk
reseptor2 baru). Hal ini dinamakan
Upregulation. Disini momen muncul gejala
Tardive dyskinesia dan bersifat Ireversibel.
Dimana ciri khasnya, sprti huntington, gerakkan
tidak tertahan, dan pasien tidak ingin tampak
sprti itu tp tidak bisa..
Konsep haptaglobin
Haptaglobin adalah protein yg beredar di dalam darah, yang bisa
berikatan dengan hemoglobin.
Bila ada hemolisis, sel darah merah akan melepas hemoglobin,
shingga Hemoglobin dalam darah akan meningkat, dan
haptaglobin akan berikatan dengan hemoglobin2 ini. Karena itu
haptaglobin menurun.
Jawaban lain
Bilirubin indirek meningkat karena hemoglobin akan dipecah jadi
biliverdinbilirubin. Bila hati masih bekerja dengan baik, hati akan
mengkonjugasi bilirubin indirek ini, jadi bilirubin direk akan
meningkat walau tidak sbnyak indirek stidaknya (atau bisa jga bil
direk normal, yg pasti tidak akan turun)
Retikulosit harus naik, karena sum-sum tulang akan terangsang
untk membentuk sel darah merah baru
Fragibilitas osmotik eritrosit akan meningkat pada penyakit
hereditary spherocytosis. Mirip pada kasus ini, hanya saja pada
hereditary spherocytosis biasanya mikrositik hipokrom, dan karena
genetik, terjadi pada anak2
Urobilin urin jelas seharusnya positif.
Questions objective: hemolitik anemia ditandai dengan pucat dan
kuning. Dimediasi oleh IgG. Hemolitik anemia akan menurunkan
serum haptaglobin
Bagan
penanganan
DBD
29. E - IgG
Keywords: sama seperti nomor 27
Hemolitik anemia yg berperan paling utama ada IgG
IgA: di epitelial lining di mukosa, sepanjang GI tract.
Mencegah kuman menempel pada mukosa
IgM: immunoglobulin fase akut, paling baik dalam
mengaktifkan komplemen, tidak tembus plasenta.
IgE: utk reaksi alergi dan hipersensitivitas tipe1
IgD: gak jelas, penanda B cells
IgG: immunoglobulin fase kronis/delayed, dapat
mengaktifkan komplemen juga, cross plasenta, plg
banyak di darah, opsonisasi bakteri, menetralkan toksin
bakteri dan virus
Questions objective: sama seperti no 26
30. D- CML
Keywords: hepatosplenomegaly, turun BB, anemia, leukositosis ,
trdapat sel granulosit dengan berbagai stadium diferensiasi
Diagnosis: CML
Acute Leukemia
Leukemia akut didefinisikan sebagai blast >20%
di sum-sum tulang (ingat, bukan waktu, tp jmlh
blast yang menentukan akut nya)
Leukemia akut bisa berasal dari
Limfoblastik(ALL) atau myeloblastik(AML)
Gejala infiltrasi hampir tidak ada di leukemia
akut, kecuali AML jenis monosit, dimana sel
neoplastik berasal dari monosit.
Gejala utamanya adalah gejala anemia,
penurunan sistem imun, dan perdarahan
hemostasis primer karena penekanan sel blast
untk sel darah jenis yg lainnya.
Chronic leukemia
Seperti leukemia akut, bisa berasal dari limfoblast
(CLL) bisa berasal dari myeloblast(CML).
Gejala infiltrasi sangat sering
(hepatosplenomegali dan lympadenopathy
generalisata)
Khas utamanya di sediaan darah tepi adalah,
ditemukan sel yang matur juga (untuk CLL tentu
ketemu limfosit, dan untuk CML ketemu bisa
granulosit, eritrosit, trombosit, monosit, disertai
dengan yg imatur juga).
Hashimoto tiroiditis
Awalnya bisa hipertiroid karena kerusakan tiroid akibat
inflamasi, tapi kemudian hormon tiroid akan habis,
sehingga terjadi hipotiroid
Patomekanisme utama: anti TPO
Akibat feedback inhibition: TSH akan naik, memaksa
kelenjar tiroid mensekresi hormon tiroid, tapi FT4 tetap
rendah, karena klnjarnya sndiri sudah rusak.
Akibat ke-2 feedback inhibisi: TRH akan naik. TRH juga
menstimulasi prolaktin, sehingga terjadi
hiperprolaktinemia. Pada wanita: amenorrea. Pada laki2:
infertilitas dan ginekomasti
Questions objective: mengenali tanda hipotiroid,tiroiditis
hashimoto sebagai penyebab tersering, patomekanisme
utama, dan efek feedback inhibition.
33. RBBB
Keywords: EKG amplitudo GRS lebih dari 5 kotak, interval QRS
0,12 detik, ST terbalik di V1. Gelombang S besar di V5-V6
Diagnosis: RBBB (sebenarnya, inkomplit RBBB)
Gambar LBBB
Gambar LBBB
Questions objective
Bundle branch block ada 2, yaitu LBBB dan RBBB. Pada Left,
maka lead I, avl, V5-V6 terdapat slurred R atau Rsr, di V1-V2
terdapat S yang dalam. RBBB adalah kebalikkannya.
35. A- PPI+amox+klaritromisin
Keywords: nyeri ulu hati, mual dan muntah, urea
breath test positif
Diagnosis: infeksi H.pylori
Pengobatannya: PPI+ amoxicillin+ klaritomisin
selama 14 hari
Alternatif: PPI/H2A, bismuth
subsalicylate+metronidazole+tetracycline 10-14
hari
Questions objective: mendiagnosis infeksi
H.pylori, salah satunya adalah urea breath test.
Tatalaksana H.pylori
Jawaban lain
Antibody mediated hypersensitivity: IgG, plg sering
autoimmune hemolitik anemia, bisa karena rhesus,
bisa karena reaksi transfusi, Rheumatic heart disease
termasuk tipe ini
Imune complex dan arthus type: tipe 3, biasanya SLE
Delayed type hipersensitivity: Dermatitis kontak alergi,
TB paru, Reumatoid arthritis (RA bisa tipe 4, bisa tipe
3)
Questions objective: mengenali macam-macam jenis
hipersensitivitas dan contoh penyakitnya.
Pseudomembranous collitis
Adalah diare mild-moderate, paling kuat asosiasinya dengan
penggunaan antibiotik spektrum luas. Plg sering pada pasien2 yg
dirawat, yg diberikan antibiotik
Konsep: di usus ada normal flora, salah satunya clostridium difficile.
Antibiotik spektrum luas merusak keseimbangan flora normal,
sehingga bakteri lain mati, smntara C.difficile akan berkembang
biak
Tatalaksana: metronidazole. Keputusan lanjut antibiotik atau tidak
bergantung kepada seberapa perlu antibiotik itu diberikan.
Pada kasus di atas, pasien bronkopneumonia, diasumsikan perlu
diberikan antibiotik. Jadi jawabannya lanjutkan+metronidazole
Questions objective: antibiotik spektrum luas dapat menyebabkan
gangguan flora normal usus, sehingga C.difficile berkembang biak,
penyakitnya pseudomembranous collitis. Pengobatan adalah
dengan metronidazole, antibiotik sebisa mngkin tidak dilanjutkan,
kecuali perlu.
39. E- atenolol
Keywords: hipertensi+riwayat asma, obat yg kardioselektif
Obat yg dicari adalah beta blocker yang sifatnya kardioselektif
(beta-1 antagonist >>>> beta -2 antagonist)
Jawab: atenolol
41.Endocarditis infektif
Keywords: sesak, pengguna narkoba suntik, murmur
Diagnosis: infective endocarditis
Tatalaksana: benzathine Penicilline G 4 x 2,5 juta
/hari,IV,selama 4 sampai 6 minggu
Questions objective: mengenali diagnosis infektif endokarditis
dan terapinya.
42. A- atorvastatin
Keywords: kolesterol total 400mg/dl, LDL 170
mg/dl, HDL 40
Diagnosis: hiperkolesterolemia, dyslipidemia
Jawbaan: atorvastatin
Hanya statin yg terbukti secara
EvidenceBasedMedicine(EBM) mampu
menurunkan risiko cardiovaskular. Selalu pilih
jawaban ini pada kasus orang yg berisiko sakit
kardiovaskular.
Questions objective
Statin adalah pengobatan antihiperlipidemik yang utama secara
EBM untuk menurunkan risiko kardiovaskular pada orang yg
tinggi kolesterol/LDL.
Atrial flutter
Ventricular extrasistole
Supraventrikular takikardia
Questions objective
Mengenali AF, atrial flutter, VES, PSVT, LBBB.
46. C- misoprostol
Keywords: BAB hitam, riwayat minum NSAID (piroksikam)
Diagnosa: melena ec NSAID
Jawab: misoprostol
Gangguan fungsi:
Faktor koagulasi, siklus urea, glukoneogenesis,
dll.
Gangguan struktural:
Hipertensi vena porta ascites dan edema
ekstremitas bawah, varises esofagus,
hemorrhoid
Questions objective: memahami patofisiologi
sirosis hepatis dan kaitan kerusakan hati
dengan gejala yang akan muncul.
Forensik
51. B
Keywords : Pasien datang ke dokter untuk meminta suntik vitamin
C. Dokter mengatakan tidak perlu. Pasien tetap ingin suntik.
Dilema prinsip kaidah dasar moral pada kasus ini adalah
autonomy pasien (ingin disuntik vit C) vs non-maleficence dokter
(suntik punya potensi anafilaksis, harmful, tidak jelas
kegunaannya)
Autonomy (kemandirian)
Ciri:
52. C
Keywords : RS mendapat dana, ada pilihan untuk beli
alat baru (income baru bagi RS, mempertajam
diagnosis, dll) atau pembangunan gedung baru
(memperbaiki pelayanan, menambah kapasitas rawat,
dll).
Kaidah dasar moral yang bermain pada kasus ini
adalah justice, dimana dokter harus berusaha
Mendistribusikan keuntungan maupun beban
dengan merata.
Autonomy (kemandirian)
Ciri:
53. B
Keywords : Korban perampokan dengan luka-luka, dibawa ke
UGD,perlu rawat inap , pulang , kontrol ke poliklinik.
Saat pasien kontrol, visum yang dibuat adalah VER lanjutan. Saat
pasien di UGD atau dirawat inap jika diminta visum maka yang
dibuatadalah VER sementara.
Jenis-jenis VeR:
VeR hidup
VeR jenazah
54. A
Keywords : Seorang perempuan (65 tahun) datang tidak
sadarkan diri (tidak kompeten memberikan consent), dan harus
segera dilakukan operasi.
Dalam keadaan tersebut, urutan yang paling berhak memberikan consent
adalah suami/istri - orang tua kandung - anak kandung - saudara kandung
- wali
Kompeten: usia cukup (18 tahun ke atas) atau telah/pernah menikah, sadar,
tidak cacat mental
Bila pasien tidak kompeten, maka persetujuan berhak diberikan oleh
keluarga terdekat (suami/istri, orang tua kandung, anak kandung, saudara
kandung) atau wali
Undang-undang lain
PerMenKes No. 585/Men.Kes/Per/IX/1989 pasal 3 ayat (1) dan
SK PB-IDI No. 319/PB/A.4/88 butir 3 : setiap tindakan medis
yang mengandung resiko cukup besar, mengharuskan adanya
persetujuan tertulis, setelah sebelumnya pihak pasien
memperoleh informasi yang kuat tentang perlunya tindakan
medis serta resiko yang berkaitan dengannya (telah terjadi
informed consent).
55. B
Keywords : Luka tembak + kelim tato : Luka tembak dekat.
Luka lecet bisa didapat mulai dari luka tembak jauh, tapi kalau
luka tembak jauh pasti belum ada kelim tato.
Luka tembak
56. D
Keywords : Seorang laki-laki 24 tahun ditemukan meninggal
mendadak setelah masuk ke dalam kolam renang. ; Terdapat
cutis anserina, ditemukan alkohol dalam darah.
Mengarahkan ke mekanisme kematian Immersion syndrome
Cutis anserina : Perubahan kulit permukaan anterior tubuh,
terutama pada ekstremitas akibat kontraksi otot errector pilli yang
dapat terjadi karena rangsang dinginnya air (sebagai gambaran
seperti saat seseorang berdiri bulu kuduknya / merinding)
1. Wet drowning.
Pada keadaan ini cairan masuk ke dalam saluran pernafasan setelah
korban tenggelam. Kematian terjadi setelah korban menghirup air.
Jumlah air yang dapat mematikan, jika dihirup paru-paru adalah
sebanyak 2 liter untuk orang dewasa dan 30-40 ml untuk bayi.
1. Dry drowning.
Pada keadaan ini, cairan tidak masuk ke dalam saluran pernafasan,
akibat spasme laring dan kematian terjadi sebelum menghirup air.
1. Secondary drowning
Terjadi gejala bebertapa hari setelah korban tenggelam dan diangkat
dari dalam air dan korban meninggal akibat komplikasi.
1. Immersion syndrome
Korban tiba-tiba meninggal setelah tenggelam dalam air dingin
akibat refleks vagal yang menyebabkan cardiac arrest. Keadaan
tersebut hanya dapat dijelaskan oleh karena terjadinya fibrilasi
ventrikel dan dapat dibuktikan bahwa pada orang yang masuk ke
air dingin atau tersiram air yang dingin, dapat mengalami
ventricular ectopic beat. Alkohol dan makan terlalu banyak
merupakan faktor pencetus.
57. D
Keywords:
Kaku jenazah menetap, lengkap dan sukar
digerakkan. Lebam mayat tidak hilang dengan
penekanan.
Lebam mayat menetap 8 - 12 jam post-mortem
Kaku mayat lengkap 12 - 24 jam post-mortem,
menghilang >24 jam post-mortem.
Jawaban: D. 12 24 jam
Algor mortis: penurunan suhu tubuh mayat akibat terhentinya produksi panas dan
pengeluaran panas secara terus-menerus
2. Livor mortis/lebam mayat: suatu bercak atau noda besar merah kebiruan atau merah
ungu (livide) pada lokasi terendah tubuh mayat akibat penumpukan eritrosit. Mulai
tampak 20-30 menit setelah meninggal, menetap setelah 8-12 jam.
3. Rigor mortis/kaku mayat: kekakuan yang terjadi pada otot yang terjadi setelah periode
pelemasan/ relaksasi primer. Mulai tampak setelah 2 jam, dari luar ke tengah,
lengkap setelah 12 jam, dipertahankan setelah 12 jam, kemudian menghilang
dalam urutan yang sama.
4. Cadaveric spasme/instantenous rigor mortis: kekakuan otot segera setelah kematian
somatis tanpa relaksasi primer
5. Decomposition: proses degradasi jaringan terutama protein akibat autolisis dan kerja
bakteri pembusuk terutama Klostridium welchii. Mulai tampak 24 jam setelah mati
berupa warna kehijauan pada perut kanan bawah. Larva lalat muncul 36-48 jam
setelah kematian, menetas 24 jam kemudian.
6. Adiposera: terbentuknya bahan yang berwarna keputihan, lunak atau berminyak, berbau
tengik dalam jaringan lunak tubuh pasca kematian
7. Mumifikasi: terjadi akibat penguapan jaringan dan dehidrasi jaringan yang cukup berat
58. C
Keywords :Luka lecet tekan pada leher Pencekikan
Pada pembunuhan jerat ada jejas jerat datar, pada gantung diri
ada jejas jerat meninggi kearah simpul.
Lidah terjulur, mata melotot, dan air mani keluar semuanya
menunjukkan proses asfiksia mekanik.
Pencekikan
Mekanisme kematian
Asfiksia
Refleks vagal
Pemeriksaan jenazah
Luka lecet pada kulit, berbentuk bulan sabit akibat penekanan kuku jari
Luka memar bekas tekanan jari
Perdarahan pada m. Sternokleidomastoideus (disebabkan oleh kontraksi
yang kuat pada otot tst saat korban melawan)
Fraktur tulang lidah dan kornu superior rawan gondok
Patah tulang lidah dan rawan tiroid masih dapat ditemukan di kasus lain,
misalnya trauma
Pembunuhan
ALAT PENJERAT
Simpul
Jumlah lilitan
Arah
Jarat titik tumpusimpul
KORBAN
Simpul mati
Satu
Datar
Dekat
Bunuh Diri
Hidup
Satu/lebih
Serong ke atas
Jauh
Jejas jerat
Luka perlawanan
Luka-luka lain
Jarak dari lantai
Datar
+
Ada
Jauh
TKP
Lokasi
Kondisi
Pakaian
Alat
Variasi
Tidak teratur
Robek/tidak teratur
Dari si pembunuh
Sembunyi
Teratur
Rapi dan baik
Berasal dari TKP
Surat peninggalan
Ruangan
Meninggi ke arah
simpul
Dekat
59. A
Keywords : Pasien ditemukan tergantung di dalam kamarnya.
Dari hasil pemeriksaan dalam didapatkan darah yang berwarna
merah terang dan encer.
Terjadinya darah encer disebabkan aktivitas fibrinolisin dalam
darah sehingga darah sukar membeku dan mudah mengalir.
2. Kongesti vena
Kongesti yang khas asfiksia bila kongesti sistemik pada kulit dan
organ selain paru-paru, termasuk dilatasi jantung kanan.
Dapat terlihat adanya bintik-bintik perdarahan (petechial
haemorrages) atau disebut tardieus spot; terjadi karena timbulnya
peningkatan permeabilitas kapiler & karena rusak/pecahnya dinding
endotel kapiler akibat hipoksia.
Tardieu spot mudah terjadi pada jaringan longgar, seperti misalnya
jaringan bawah kelopak mata, atau organ dengan membran
transparan (pleura, perikardium). Pada asfiksia hebat, bintik
perdarahan dapat terlihat pada faring dan laring.
3. Edema
Disebkan karena kerusakan pada pembuluh kapiler sehingga
permeabilitas meningkat, hingga menyebabkan edema terutama
pada paru-paru.
60. B
Keywords : Pasien laki-laki 70 tahun tidak mengerti penjelasan
dokter setelah dijelaskan berulang kali.
Kasus ini bukan kasus gawat darurat yang perlu langsung
dilakukan tindakan emergensi, sehingga yang perlu dilakukan
oleh dokter : B. Meminta izin memanggil anaknya untuk
dijelaskan
a) Pasal 4 ayat (1) : Informasi tentang tindakan medis harus diberikan kepada pasien, baik diminta
maupun tidak diminta.
b) Pasal 4 ayat (2) : Dokter harus memberikan informasi selengkaplengkapnya kecuali bila dokter
menilai bahwa informasi tersebut dapat merugikan kepentingan kesehatan pasien atau pasien
menolak diberikan informasi.
c) Pasal 4 ayat (3) : Dalam hal sebagaimana dimaksud ayat (2), dokter dengan persetujuan pasien
dapat memberikan informasi tersebut kepada keluarga terdekat dengan didampingi oleh seorang
perawat / paramedik lainnya sebagai saksi.
d) Pasal 5 ayat (1) : Informasi yang diberikan mencakup keuntungan dan kerugian dari tindakan
medis yang akan dilakukan, baik diagnostic maupun terapeutik.
e) Pasal 5 ayat (4) : Dalam hal-hal sebagaimana dimaksud ayat (3), dokter dengan persetujuan
pasien dapat memberikan informasi tersebut kepada keluarga terdekat pasien.
a) Pasal 8 ayat (1) : Persetujuan diberikan oleh pasien dewasa yang berada dalam keadaan sadar
dan sehat mental.
b) Pasal 8 ayat (2) : Pasien dewasa sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah yang telah berumur 21
(duapuluh satu) tahun atau telah menikah.
c) Pasal 9 ayat (1) : Bagi pasien dewasa yang berada dibawah pengampuan (curatele), persetujuan
diberikan oleh wali / curator.
d) Pasal 9 ayat (2) : Bagi pasien dewasa yang menderita gangguan mental, persetujuan diberikan
oleh orangtua / wali / curator.
e) Pasal 10 : Bagi pasien dibawah umur 21 (duapuluh satu) tahun dan tidak mempunyai orangtua /
wali dan / atau orangtua / wali berhalangan, persetujuan diberikan oleh keluarga terdekat atau induk
semang (guardian).
61. A
Keywords : pria, matanya terkena air aki saat bekerja di bengkel. PF:
visus menurun, kemosis, injeksi konjungtiva, kornea edema.
Prinsipnya air aki ada 2 macam :
Yang dimaksud pada soal ini kemungkinan yang berisi H2SO4, jadi
trauma asam berat pada mata. Pilihan tatalaksana terbaik pada soal :
A. Tetes pantokain-irigasi 2L-debridemens- siklopegik-antibiotik salep
Mata
Trauma basa :
Biasanya lebih berat daripada trauma asam. Bahan basa memiliki dua sifat
yaitu hidrofilik dan lipolifik dimana dapat secara cepat untuk penetrasi sel
membran dan masuk ke bilik mata depan, bahkan sampai retina.T erjadi
penghancuran jaringan kolagen kornea. Bahan kimia basa bersifat koagulasi
sel dan terjadi proses safonifikasi, disertai dengan dehidrasi
Bahan kimia bersifat basa: NaOH, CaOH, amoniak, Freon/bahan pendingin
lemari es, sabun, shampo, kapur gamping, semen, tiner, lem, cairan
pembersih dalam rumah tangga, soda kuat.
Klasifikasi
Trauma kimia pada mata dapat diklasifikasikan sesuai dengan
derajat keparahan :
Derajat 1: kornea jernih dan tidak ada iskemik limbus (prognosis sangat
baik)
Derajat 2: kornea berkabut dengan gambaran iris yang masih terlihat dan
terdapat kurang dari 1/3 iskemik limbus (prognosis baik)
Derajat 3: epitel kornea hilang total, stroma berkabut dengan gambaran
iris tidak jelas dan sudah terdapat iskemik limbus (prognosis kurang)
Derajat 4: kornea opak dan sudah terdapat iskemik lebih dari limbus
(prognosis sangat buruk)
Tatalaksana
Emergensi :
Irigasi : Larutan normal saline (atau yang setara) selama 15-30 menit sd
PH mata normal (7,3), min. 2000 ml dalam 30 menit.
Double eversi pada kelopak mata: memindahkan material yang terdapat
pada bola mata, menghindarkan terjadinya perlengketan antara
konjungtiva palpebra, konjungtiva bulbi, dan konjungtiva forniks.
Debridemen pada daerah epitel kornea yang mengalami nekrotik
sehingga dapat terjadi re-epitelisasi pada kornea.
Lanjutan : bebat (verban) pada mata, lensa kontak lembek dan artificial
tear (air mata buatan).
Tatalaksana medikamentosa
Steroid : mengurangi inflamasi dan infiltrasi neutofil, dapat menghambat penyembuhan stroma dengan menurunkan
sintesis kolagen dan menghambat migrasi fibroblas. Untuk itu steroid hanya diberikan secara inisial dan di tappering of
setelah 7-10 hari. Dexametason 0,1% ED dan Prednisolon 0,1% ED diberikan setiap 2 jam. Bila diperlukan dapat
diberikan Prednisolon IV 50-200 mg
Sikloplegik untuk mengistirahatkan iris, mencegah iritis dan sinekia posterior. Atropin 1% ED atau Scopolamin 0,25%
diberikan 2 kali sehari.
Asam askorbat mengembalikan keadaan jaringan scorbutik dan meningkatkan penyembuhan luka dengan membantu
pembentukan kolagen matur oleh fibroblas kornea. Natrium askorbat 10% topikal diberikan setiap 2 jam. Untuk dosis
sitemik dapat diberikan sampai dosis 2 gr.
Beta bloker/karbonik anhidrase inhibitor untuk menurunkan tekanan intra okular dan mengurangi resiko terjadinya
glaukoma sekunder. Diberikan secara oral asetazolamid (diamox) 500 mg.
Antibiotik profilaksis untuk mencegah infeksi oleh kuman oportunis. Tetrasiklin efektif untuk menghambat kolagenase,
menghambat aktifitas netrofil dan mengurangi pembentukan ulkus. Dapat diberikan bersamaan antara topikal dan
sistemik (doksisiklin 100 mg).
Asam hyaluronik untuk membantu proses re-epitelisasi kornea dan menstabilkan barier fisiologis. Asam Sitrat
menghambat aktivitas netrofil dan mengurangi respon inflamasi. Natrium sitrat 10% topikal diberikan setiap 2 jam
selama 10 hari. Tujuannya untuk mengeliminasi fagosit fase kedua yang terjadi 7 hari setelah trauma.
62. E
Keyword : Wanita dengan mata lengket + sekret kuning
kehijauan. Sudah diobati dengan tetes mata antibiotik + steroid
namun keluhan tidak membaik. Mengarahkan ke infeksi fungal.
Pada mata infeksi fungal paling banyak disebabkan oleh
Candida dan Aspergillus.
Candida albicans is the most common cause of endogenous
endophthalmitis. Filamentous fungi, such as Fusarium solani and
Aspergillus flavus, may constitute up to one-third of all cases of
traumatic infectious keratitis
63. B
Keywords : Pasien dengan gejala glaukoma akut. Obat yang tidak
boleh diberikan ?
Jawab : B. Atropine Memiliki aktivitas simpatis, menimbulkan
midriasis sudut semakin tertutup, glaukoma semakin berat.
Pilokarpin untuk kontraksi siliar dan mengkonstriksi pupil agar tidak terjadi
iskemia iris. Sudah jarang dipakai dan banyak digantikan oleh latanoprost.
Timolol dan apraklonidin mengurangi produksi aqueous humour.
Steroid topikal kadang dipakai untuk mengurangi
inflamasi
intraokuler sekunder.
Zat hiperosmolar (manitol, gliserin) kadang dipakai untuk
mengurangi volume vitreous.
64. B
Keywords : Mata tenang, visus turun mendadak. Sebelumnya
seperti melihat kotoran, kilatan cahaya, penglihatan seperti-ditutup
tirai. Khas untuk ablasio retina.
Pemeriksaan untuk memastikan : Funduskopi.
Pada pemeriksaan oftalmologis dapat ditemukan adanya: defek
relatif pupil aferen (RAPD), tekanan intraokular yang menurun, iritis
ringan, adanya gambaran tobacco dust atau Schafer sign, robekan
retina pada funduskopi.
Pada pemeriksaan funduskopi akan terlihat retina yang terangkat
berwarna pucat dengan pembuluh darah di atasnya dan terlihat
adanya robekan retina berwarna merah. Bila bola mata bergerak
akan terlihat retina yang terlepas bergoyang.
Ablasio retina
Ablatio retina adalah lepasnya lapisan sensoris retina (sel batang
dan sel kerucut) dari lapisan epitel pigmen retina.
Diawali dengan penglihatan seperti ada kotoran, ada bintik bintik
hitam atau bayang bayang hitam seperti garis garis pada
lapangan penglihatannya (floaters) dan dapat juga disertai
adanya sensasi kilatan kilatan cahaya (fotopsi) selanjutnya
secara cepat penglihatan seperti tertutup tirai dan bahkan gelap
sama sekali.
Ablasio retina
Dikelompokan dalam 3 jenis :
65. B
Keywords : Pasien mata tenang visus turun. Fotofobia (+), lebih
nyaman di tempat gelap. PF mata : lensa keruh. Katarak
Pemeriksaan khusus : Shadow test
Kekeruha
n
Cairan
lensa
Iris
Bilik mata
depan
Sudut
bilik mata
Shadow
test
Penyulit
Insipien
Imatur
Matur
Hipermat
ur
Ringan
Sebagian
Seluruh
Masif
Normal
Bertamba
h
Terdoron
g
Normal
Berkuran
g
Tremulan
s
Normal
Dangkal
Normal
Dalam
Normal
Sempit
Normal
Terbuka
(-)
Pseudop
ositif
Normal
(-)
(+)
Glaukom
a
Normal
Uveitis,
glaukoma
Pemeriksaan mata
Anel test untuk mengetahui
apakah fungsi dari saluran
ekresi (kelenjar lakrimal) baik
atau tidak
Anel + : fungsi baik
Anel negatif -: terdapat
sumbatan/kelainan saluran
ekskresi
Schimmer testpengukuran
produksi air mata
Fluorescence test
penentuan letak (lebar dan
dalamnya) ulkus kornea
(superfisial atau non
superfisial)
Heirsberg test mengetahui
kedudukan pupil kedua mata/
mengukur derajat tropia
66. C
Keywords : Wanita 20 tahun , mata merah, visus tidak turun,
mata berair, gatal, seperti ada yang mengganjal. Cobble Stone
Appearance (+).
Jawaban : Konjungtivitis vernal
Sangat gatal
2 tipe: giant papils (cobble stone) dan limbal (tantras dot)
Giant papil bisa membuat ulkus pada kornea, biasa berhubungan dengan
iritasi kronik pada konjungtiva, sering pada pengguna lensa kontak.
Terapi: mast cell stabilizer, antihistamin topikal, atau steroid topikal.
67. E
Keywords : Visus menurun, hipertensi, PF mata : cotton wool
spot, copper wire arteriole, dan AV nipping Retinopati hipertensi
Retinopati Hipertensi
Berdasarkan gejala pada pasien ini termasuk mata tenang visus
turun perlahan.
Gejala klinis retinopati HT: pada funduskopi ditemukan fenomena
cotton wool spot + av crossing + copper wire.
68. A
Keywords : Pasien dengan mata merah visus turun. Disertai
dengan gatal, nyeri, riwayat kemasukan pasir. Tes fluorensens (+)
Ulkus kornea.
Tatalaksana :
Ulkus kornea
Mata merah visus turun mengenai media refraksi, mis. keratitis, uveitis,
glaukoma akut
Mata merah visus tidak turun tidak mengenai media refraksi, mis.
Konjungtivitis, skleritis, episkelritis, hordeolum, pterigium, pinguekula
Mata tenang visus turun perlahan katarak, ARMD, retinopati
hipertensi/DM
Mata tenang visus turun mendadak ablasio retina, neuritis optika, oklusi
arteri/vena retina
69. A
Keywords : Bayi dengan sekret kehijauan, lengket. PF mata :
sekret mukopurulen, edema palpebra, dan injeksi konjungtiva.
Kornea dalam batas normal Mengarah ke diagnosa
konjungitivits gonnorhea yang biasanya disebabkan oleh infeksi
dari jalan lahir ibu
Pengobatan : tetes mata bakteriostatik
70. A
Keywords : Wanita dengan visus turun, penglihatan seperti
berkabut. Iris shadow (+), visus tidak membaik sempurna dengan
koreksi. Katarak
Komplikasi yang berbahaya adalah lens induced uveitis
/phacoanaphylaxis akibat katarak hipermatur yang pecah dan
Phacomorphic glaucoma / lens induced glaukoma yaitu
glaukoma sekunder akibat post prosedur ekstraksi katarak.
Pada pasien belum dilakukan ekstraksi sehingga kemungkinan
komplikasi adalah lens induced uveitis.
71. A
Keywords : Pasien dengan trauma fisik pada mata, terdapat
darah di COA Hifema
72. D
Keywords : Mata merah, visus turun. Mua, nyeri kepala (+). PF
mata : blepharospasm, injeksi konjungtiva, COA dangkal.
Mengarah ke diagnosis glaukoma akut.
Glaukoma akut
Neuropati optik akibat peningkatan
tekanan intraokular (TIO)
Dapat disebabkan oleh: bilik mata depan
yg dangkal (sudut mata sempit),
penggunaan midriatikum, dan
emosional / stress
Diagnosis: tonometri
Th/ asetazolamid iv, timolol, pilocarpin
73. B
Keywords : Pasien mengeluh pandangan kabur bila melihat jauh.
VOD S-3.00, VOS -2.00. Myopia
Yang terjadi : Bayangan jatuh di depan retina
74. D
Keywords : Laki-laki dengan mata kiri memiliki hambatan melihat
ke arah temporal. Hambatan pada musculus rectus lateralis
(Nervus VI)
75. B
Keywords : Wanita dengan mata merah, visus normal. Gatal,
berair, pagi hari ada kotoran dan cairan putih / serosa di mata. ->
Mengarah ke konjungtivitis virus.
Penyebab tersering : adenovirus , biasanya sering disertai
dengan pembesaran KGB preaurikuler.
KULIT
76.
C. Malassezia furfur
Keywords:
Perempuan, 34 tahun
leher dan punggung gatal
Multipel makula hipopigmentasi berbagai ukuran
Pemeriksaan KOH hifa pendek dan spora bulat yang
berkelompok
Diagnosis: Ptiriasis versikolor
Ptiriasis versikolor
Sinonim
: kromofitosis, dermatomikosis, liver spot, tinea flava, panau
Penyebab
: Malassezia furfur
Predileksi
: ketiak, paha, lengan, tungkai atas, leher, muka, kulit kepala berambut
Predisposisi
: faktor eksogen (suhu, kelembaban udara, keringat) dan faktor endogen (defisiensi imun)
Gejala klinis
: bercak berwarna warni, bentuk teratur tidak teratur, batas jelas tidak jelas, gatal
Lampu wood : kuning keemasan
KOH
: hifa pendek dan spora bulat yang dapat berkelompok
Obat-obatan yang dapat digunakan
Tinea
Sinonim
Penyebab
Predileksi
Gejala klinis : bercak gatal, polimorfi, tepi lebih aktif (polisiklik), central healing
Lampu wood
: hijau kekuning-kuningan
KOH
: hifa dan spora berderet (arthospora)
Obat-obatan yang dapat digunakan
Griseofulvin 500-1000 mg atau 10-25 mg/kg per hari hingga 2 minggu setelah sembuh
klinis
Ketokonazol 200mg/per hari selama 10-14 hari
Kandidosis
Sinonim : kandidiasis, moniliasis
Penyebab : Candida albicans
Predileksi : selaput lendir, kutis, sistemik
Predisposisi
: faktor eksogen (suhu, kelembaban udara,
kebersihan) dan faktor endogen (umur, imunologik, perubahan
fisiologik)
Gejala klinis
:
KOH
: hifa semu dan blatospora
Obat-obatan yang dapat digunakan
Nistatin topical
Ketokonazol topikal
Ketokonazol 2x200mg selama 5 hari p.o
Amfoterisin B
77.
C. Tinea Kapitis
Keywords:
Anak
Kulit kepala yang tidak ditumbuhi rambut
Lesi kemerahan, bersisik, warna rambut menjadi abu-abu tidak
mengkilat, dan rambut mudah patah
Lampu wood hijau kekuning-kuningan
Diagnosis: Tinea Kapitis (grey patch ringworm)
Tinea kapitis
Kelainan kulit dan rambut kepala disebabkan oleh dermatofita
3 bentuk
Grey patch ringworm warna rambut abu-abu, tidak berkilat, mudah patah,
mudah dicabut tanpa nyeri, alopecia setempat (grey patch). Disebabkan oleh
microsporum andouini
Kerion pembengkakan menyerupai sarang lebah, alopesia menetap.
Disebabkan oleh microsporum canis, microsporum gypseum
Black dot ringworm Rambut patah tertinggal ujungnya (penuh spora), ujung
rambut berwarna hitam dengan gambaran black dot. Disebabkan
trichophyton tonsurans, trichophyton violaceum
Lampu wood
KOH
rambut
: hijau kekuning-kuningan
: mikrospora dan makrospora. Spora di luar
(ektotriks) dan di dalam rambut (endotriks)
Pengobatan tambahan:
Pemotongan rambut
Obat topikal (asam salisilat, asam benzoate, sulfur presipitatum)
Pengobatan kerion:
Kotikosteroid sistemik (prednisone 3x5mg 2 minggu) + Griseofulvin 5001000 mg atau 10-25 mg/kg per hari hingga 2 minggu setelah sembuh
klinis
Dermatitis seboroik
Alopesia areata
78.
A. Griseofulvin oral
Keywords:
Anak
Kulit kepala yang tidak ditumbuhi rambut
Lesi kemerahan, bersisik, warna rambut menjadi abu-abu tidak
mengkilat, dan rambut mudah patah
Lampu wood hijau kekuning-kuningan
Diagnosis: Tinea Kapitis
79.
A. Dermatitis Atopik
Keywords:
Anak perempuan, 8 tahun
Keluhan gatal pada lipatan-lipatan tubuh
Lesi likenifikasi pada liat siku dan lipat lutut
Ayah pasien menderita asma dan alergi
Diagnosis: Dermatitis Atopik
Dermatitis
Reaksi peradangan kulit (epidermis dan dermis) akibat pengaruh
faktor eksogen dan atau faktor endogen
Menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi yang beraneka
ragam dan rasa gatal
Keluhan biasanya cenderung dapat muncul kembali atau menjadi
kronis.
Dermatitis Kontak
Iritan
Sinonim
Alergi
Dermatitis
Atopik
matitis
Numularis
Stasis
atopik, ekzem
m numular,
gravitasional,
ekzem
ekzem stasis,
discoid,
ekzem varikosa,
neuroderm
dermatitis
diseminata,
atitis
venosa,
prurigo besnier
numular
dermatitis
ekzem fleksural,
Dermatitis
Dermatitis
Peradanga
yang disebabkan
yang disebabkan
oleh
oleh
bahan/substansi
Liken
simpleks, liken
vidal
Dermatitis
hipostatik
Peradanga
Der
residif,
n kulit kronis,
matitis
bahan/substansi
berhubungan
likenifikasi akibat
dengan
yang menempel
yang menempel
dengan
garukan/gosokan
lesi
pada kulit,
pada kulit,
peningkatan
berulang-ulang
berbentuk
kemudian
kemudian
akibat
koin dan
menimbulkan
menimbulkan
serum dan
rangsangan
berbatas
reaksi
pruritogenik
tegas
nonimunologik
(melalui fase
ritinis alergik,
(tanpa
sensitisasi)
asma bronkial)
sensitisasi)
Dermatitis
Ekze
neurodermitis
Definisi
atitis
Der
Ekzem
konstitusional,
____
Neuroderm
Dermatitis
sekunder akibat
insufisiensi
kronik vena
tungkai bawah
Gatal hilang
2 hingga 24 bulan: lesi
eritema, papulovesikel halus, dapat
terbentuk krusta di pipi dan dahi.
Komplikasi
Edukasi
Infeksi
Hindari
bahan iritan
Hindari
kontak dengan
alergen
sangat
gatal,berupa
vesikel dan
papulovesike
l yang
membentuk
koin,
eritema,
edema,
batas tegas
Hindari
menggaruk
Varises
kulit berwarna merah
kehitaman dan
purpura eritema,
skuama, kadang
eksudasi, gatal
lipodermatosklerosis
(likenifikasi dan
fibrotik meliputi 1/3
tungkai bawah)
Ulkus venosum,
ekstensor,perianal,
lutut, dll)
Lesi
selulitis
Hindari
pencetus
Elevasi tungkai
Emolie
Terapi
(sesuai
kebutuhan)
Kortikoster
oid topikal,
antihistamin
Hidrasi kulit,
Kortikostero
id oral/topikal
kortikosteroid oral/topikal,
antihistamin, antibiotik, terapi
sinar, imunomodulator topikal
Antihistamin,
kortikosteroid topikal,
terapi sinar, produk ter
n, antibioti,
kortiko-steroid,
imunomodulator
topikal,
antihistamin
Kortikosteroid
topikal, antibiotik
80.
D. Neurodermatitis
Keywords:
Wanita, 65 tahun
Gatal di tengkuk dan sering digaruk-garuk
Lesi plakat berbatas tegas dan likenifikasi
Diagnosis: Neurodermatitis
Dermatitis
Reaksi peradangan kulit (epidermis dan dermis) akibat pengaruh
faktor eksogen dan atau faktor endogen
Menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi yang beraneka
ragam dan rasa gatal
Keluhan biasanya cenderung dapat muncul kembali atau menjadi
kronis.
Dermatitis Kontak
Iritan
Sinonim
Alergi
Dermatitis
Atopik
matitis
Numularis
Stasis
atopik, ekzem
m numular,
gravitasional,
ekzem
ekzem stasis,
discoid,
ekzem varikosa,
neuroderm
dermatitis
diseminata,
atitis
venosa,
prurigo besnier
numular
dermatitis
ekzem fleksural,
Dermatitis
Dermatitis
Peradanga
yang disebabkan
yang disebabkan
oleh
oleh
bahan/substansi
Liken
simpleks, liken
vidal
Dermatitis
hipostatik
Peradanga
Der
residif,
n kulit kronis,
matitis
bahan/substansi
berhubungan
likenifikasi akibat
dengan
yang menempel
yang menempel
dengan
garukan/gosokan
lesi
pada kulit,
pada kulit,
peningkatan
berulang-ulang
berbentuk
kemudian
kemudian
akibat
koin dan
menimbulkan
menimbulkan
serum dan
rangsangan
berbatas
reaksi
pruritogenik
tegas
nonimunologik
(melalui fase
ritinis alergik,
(tanpa
sensitisasi)
asma bronkial)
sensitisasi)
Dermatitis
Ekze
neurodermitis
Definisi
atitis
Der
Ekzem
konstitusional,
____
Neuroderm
Dermatitis
sekunder akibat
insufisiensi
kronik vena
tungkai bawah
Gatal hilang
2 hingga 24 bulan: lesi
eritema, papulovesikel halus, dapat
terbentuk krusta di pipi dan dahi.
Komplikasi
Edukasi
Infeksi
Hindari
bahan iritan
Hindari
kontak dengan
alergen
sangat
gatal,berupa
vesikel dan
papulovesike
l yang
membentuk
koin,
eritema,
edema,
batas tegas
Hindari
menggaruk
Varises
kulit berwarna merah
kehitaman dan
purpura eritema,
skuama, kadang
eksudasi, gatal
lipodermatosklerosis
(likenifikasi dan
fibrotik meliputi 1/3
tungkai bawah)
Ulkus venosum,
ekstensor,perianal,
lutut, dll)
Lesi
selulitis
Hindari
pencetus
Elevasi tungkai
Emolie
Terapi
(sesuai
kebutuhan)
Kortikoster
oid topikal,
antihistamin
Hidrasi kulit,
Kortikostero
id oral/topikal
kortikosteroid oral/topikal,
antihistamin, antibiotik, terapi
sinar, imunomodulator topikal
Antihistamin,
kortikosteroid topikal,
terapi sinar, produk ter
n, antibioti,
kortiko-steroid,
imunomodulator
topikal,
antihistamin
Kortikosteroid
topikal, antibiotik
81.
A. Fenomena auspitz dan tetesan lilin
Keywords:
Laki-laki, 45 tahun
Kulit bersisik tebal pada siku dan lutut, gatal ringan
Plak eritema dengan skuama berlapis-lapis di atasnya
Diagnosis: Psoriasis
Psoriasis
Disebabkan oleh autoimun, kronik residif
Bercak-bercak eritema berbatas tegas, dengan skuama kasar
berlapis-lapis dan transparan, gatal ringan
Predileksi : scalp, ekstremitas bagian ekstensor, daerah
lumbosacral
3 tanda:
Terapi:
Topikal
Preparat ter
Kortikosteroid
Dtranol
Emolien
82.
E. Gram
Keywords:
Laki-laki, 32 tahun
Keluar nanah dari lubang kemaluan
Rasa gatal, panas, dan nyeri saat BAK
Diagnosis: Gonore
Gonore
Penyebab
Penularan
termometer)
: Neisseria gonorrhoeae
: genito-genital, ano-genital, oro-genital, manual (pakaian, handuk,
servisitis:
Pemeriksaan penunjang
Terapi:
83.
Keywords:
Wanita, 23 tahun
Bercak putih yang semakin banyak pada lengan atas
Makula hipopigmentasi multipel (total 9 lesi) pada kedua lengan
atas
Tes sensibilitas suhu, panas dan dingin sulit dibedakan
Ziehl neelsen didapatkan BTA (+)
Diagnosis: MH tipe BL
Morbus hansen
Lepra, kusta
Penyakit infeksi kronik akibat Mycobacterium leprae yang bersifat intraselular
obligat
Terapi:
PB dengan lesi tunggal :
Rifampisin 600 mg + Ofloksasin 400 mg dan Minosiklin 100 mg (ROM) dosis tunggal
PB dengan lesi 2-5 :
Rifampisin 600 mg/bulan + Dapsone 100 mg/hari selama 6 bulan
Multibasiler lesi >5:
Rifampisin 600 mg/bulan + Dapsone 100 mg/hari + klofazimin 300 mg (hari ke1 tiap bulan),
50 mg (hari ke 2-28 tiap bulan) selama 12 bulan
1/25/14
216
84.
B. Kerokan lesi
Keywords:
Perempuan, 7 tahun
Gatal di sela-sela jari tangan dan kaki sejak 3, menyebar ke
pergelangan tangan
Keluhan dirasakan terutama pada malam hari
Papula, vesikel, erosi dan ekskoriasi
Diagnosis: Skabies
Skabies
The itch, gudik, budukan, gatal agogo
Disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiei
Gejala klinis 2 dari 4 tanda kardinal:
Pruritus nocturna
Menyerang kelompok
Ditemukan terowongan
Ditemukan tungau
Pemeriksaan penunjang:
Congkel papul di ujung terowongan taruh di kaca obejk lihat dengan mikroskop
Menyikat kulit tamping di kertas putih lihat dengan kaca pembesar
Biopsi irisan lihat dengan mikroskop
Biopsi eksisional periksa dengan pewarnaan HE
Tatalaksana
Sulfur presipitatum 10%: dioleskan 3x24 jam, aman untuk ibu hamil dan
anak kurang dari 2 tahun; tidak efektif untuk stadium telur sehingga harus
digunakan >3 hari
Emulsi benzil benzoas 20%: efektif untuk semua stadium, diberikan
malam hari selama 3 hari; sulit ditemukan
Gameksan 5%: efektif untuk semua stadium, dihindari untuk anak <6
tahun dan wanita hamil, efek neurotoksik dan teratogenik
Crotamiton krim atau losion kurang efektik, tapi aman digunakan pada
wanita hamil, bayi dan anak kecil
Permetrin 5% (dapat membunuh seluruh stadium tungau), dioleskan
ditempat lesi lebih kurang 8 jam kemudian dicuci bersih. Bila belum
sembuh, diulang 1 minggu kemudian
85.
B. Sarcoptes scabiei
Keywords:
Perempuan, 7 tahun
Gatal di sela-sela jari tangan dan kaki sejak 3, menyebar ke
pergelangan tangan
Keluhan dirasakan terutama pada malam hari
Papula, vesikel, erosi dan ekskoriasi
Diagnosis: Skabies
86.
A. Albendazol oral
Keywords:
Anak perempuan, 9 tahun
Gatal pada bokong
Kemerahan dan lesi berkelok-kelok
Obat oles tidak ada perubahan
Bermain pasir di pantai
Papul dan lesi serpiginosa dengan terowongan berkelok
Diagnosis: Creeping eruption
Creeping eruption
Berhubungan dengan berjalan tanpa alas kaki di tanah atau pasir
Merupakan kelainan kulit yang berupa peradangan berbentuk linear atau
berkelok-kelok, menimbul, dan progresif, disebabkan oleh invasi larva cacing
tambang yang berasal dari anjing atau kucing
Organisme penyebab:
Ancylostoma braziliense, Ancylostoma caninum, echinococcus, Strongiloides
sterconalis, Dermatobia maxiales, Lucilia Caesar
Masuk larva ke kulit (gatal, panas) timbul papul lesi linear atau berbelokbelok kemerahan terbentuk terowongan
Gatal >> malam hari
Tungkai, plantar, tangan, anus, bokong, paha
Terapi albendazol 1x400 mg selama 3 hari
87.
C. Ulkus rodens
Keywords:
Laki-laki, 55 tahun
Benjolan yang semakin besar dan mudah berdarah pada daerah
hidung
Papul dengan bagian tengah tampak cekung
Diagnosis: Karsinoma sel basal
88.
E. Selulitis
Keywords:
Laki-laki, 37 tahun
Demam dan bengkak pada kaki kanan
Riwayat tertusuk paku pada kaki kanan
Edema, perabaan hangat, eritema, dan nyeri pada kaki kanan
Leukosit didapatkan 23000 sel/uL
Diagnosis: Selulitis
Selulitis
Organisme penyebab :Streptococccus B hemolyticus
Gejala
:
Infiltrat difus di subkutan + reaksi radang akut
Demam, malaise
Faktor predisposisi
Terapi
Erisepelas
: mirip selulitis, namun warna merah terang
Ektima
: ulkus superfisial dengan krusta di atasnya
Furunkel : radang folikel rambut dan sekitarnya
Karbunkel : kumpulan furunkel
89.
A. Akne vulgaris
Keywords:
Wanita, 22 tahun
Bintik-bintik putih pada wajah
Papul, pustul, dan komedo
Diagnosis: Akne vulgaris
Akne vulgaris
Penyakit peradangan kronik folikel polisebasea
Gambaran klinis: polimorfi (komedo, papul, pustul, nodus, dan
jaringan parut) dapat disertai gatal
Predileksi: muka, bahu, dada bagian atas, punggung bagian atas
Komedo
Lesi
inflamasi
<15
Akne
ringan
<20
Akne
sedang
20-100
15-50
>100
>50
Akne berat
Total lesi
<30
30-125
>125
Terapi
Retinoid
topical,
antibiotic
topical
Retinoid
topical,
antibiotik oral
Isotretinoin
oral, antibiotik
topikal,
antibiotik oral
90.
C. Tinea korporis
Keywords:
Anak perempuan, 10 tahun
Gatal pada daerah punggung
Makula hipopigmentasi
KOH didapatkan hifa panjang dan spora yang berderet
Diagnosis: tinea korporis
Tinea
Sinonim
Penyebab
Predileksi
Gejala klinis
Lampu wood
KOH
: hifa dan spora berderet (arthospora)
Obat-obatan yang dapat digunakan
Griseofulvin 500-1000 mg atau 10-25 mg/kg per hari hingga 2 minggu setelah sembuh klinis
Ketokonazol 200mg/per hari selama 10-14 hari
Ptiriasis versikolor
Sinonim
: kromofitosis, dermatomikosis, liver spot, tinea flava, panau
Penyebab
: Malassezia furfur
Predileksi
: ketiak, paha, lengan, tungkai atas, leher, muka, kulit kepala berambut
Predisposisi
: faktor eksogen (suhu, kelembaban udara, keringat) dan faktor endogen (defisiensi imun)
Gejala klinis
: bercak berwarna warni, bentuk teratur tidak teratur, batas jelas tidak jelas, gatal
Lampu wood : kuning keemasan
KOH
: hifa pendek dan spora bulat yang dapat berkelompok
Obat-obatan yang dapat digunakan
Morbus hansen
Lepra, kusta
Penyakit infeksi kronik akibat Mycobacterium leprae yang bersifat intraselular
obligat
Terapi:
PB dengan lesi tunggal :
Rifampisin 600 mg + Ofloksasin 400 mg dan Minosiklin 100 mg (ROM) dosis tunggal
PB dengan lesi 2-5 :
Rifampisin 600 mg/bulan + Dapsone 100 mg/hari selama 6 bulan
Multibasiler lesi >5:
Rifampisin 600 mg/bulan + Dapsone 100 mg/hari + klofazimin 300 mg (hari ke1 tiap bulan),
50 mg (hari ke 2-28 tiap bulan) selama 12 bulan
1/25/14
237
Pityriasis alba
Sinonim
sika
Penyebab
Gejala klinis
Predileksi
: muka, ekstremitas, badan
Obat-obatan yang dapat digunakan
Emolien
Preparat ter
Vitiligo
Hipomelanosis idiopatik didapat
Penyebab
: Streptococcus
Gejala klinis
: makula putih yang dapat meluas tanpa
perubahan epidermis
Obat-obatan yang dapat digunakan
Psoralen 0.6 mg/kg + penyiinaran ultraviolet
THT
91.
E. Rhinitis alergi persisten derajat sedangberat
Keywords:
Perempuan 32 tahun
Hidung terasa gatal, bersin, ingus encer, dan hidung tersumbat
sejak 1 tahun
Setiap hari, sulit berkonsentrasi
PF: kavum nasi sempit, konka edema, permukaan licin, tidak
terdapat cairan serous, nyeri tekan ddahi (-), nyeri tekan pipi (-)
Diagnosis: Rhinitis alergi persisten derajat sedang-berat
Rhinitis alergi
Penyakit INFLAMASI yang
disebabkan oleh REAKSI
ALERGI pada pasien atopi
yang sebelumnya SUDAH
TERSENSITISASI dengan
ALERGEN yang sama
Gejala:
Bersin (khas)
Rinore
Hidung tersumbat
Hidung dan mata gatal
Lakrimasi (kadang)
Pemeriksaan Fisik
Rinoskopi anterior:
Pemeriksaan Penunjang
In vitro:
In vivo
Tatalaksana
Hindari kontak dengan alergen (ideal)
Medikamentosa:
Antihistamin
Dekongestan
Kortikosteroid (bila hidung tersumbat tidak dapat diatasi)
92.
E. Anak dalam posisi duduk, tundukkan kepala ke arah depan,
lalu pencet kedua hidung di antara kedua mata
Keywords:
Anak laki-laki, 10 tahun
Bersin keras kemudian perdarahan dari hidung sejak 10 menit
Demam, batuk, dan pilek sejak 3 hari
Diagnosis: Epistaksis anterior
Tatalaksana (3 tahap)
1. Posisi duduk (bila pasien lemah dapat setengah duduk atau
berbaring kepala ditinggikan), darah dibiarkan mengalir dari hidung
(monitor) JANGAN SAMPAI DARAH MENGALIR KE SALURAN
NAPAS BAWAH!
2. Cari sumber perdarahan
Pasang tampon (kapas yang dibasahi adrenalin 1/5000 dan atau lidokain
2%) tunggu 15 menit vasokonstriksi sumber ditemukan
3. Hentikan perdarahan:
Perdarahan anterior:
Dapat berhenti sendiri
Jika tidak berhenti, menekan hidung dari luar 10-15 menit
Jika tidak berhenti, sumber perdarahan dikaustik dengn AgNo3 25-30%, kemudian
beri antibiotik topical
Jika tidak berhenti, pasang tampon anterior (kapas yang dilumas vaselin atw salep
antibiotik) selama 2x24 jam sambil dicari penyebab
Perdarahan posterior:
Pasang tampon posterior (bellocq)
93.
A. Rinitis vasomotor
Keywords:
Laki-laki, 28 tahun
Sering bersin, dan hidung gatal sejak 6 bulan
Skin prick tes: allergen sama dengan kontrol negatif
Diagnosis: Rhinitis vasomotor
Rhinitis vasomotor
Adalah suatu keadaan IDIOPATIK tanpa adanya infeksi, alergi,
perubahan hormonal, dan pajanan obat
Seringkali dicetuskan RANGSANGAN NON-SPESIFIK (asap,
bau yang menyengat, parfum, alcohol, pedas, dingin, emosi, dan
lain-lain)
Gejala klinis:
Hidung tersumbat (bergantian tergantung posisi pasien), secret mukoid
atau serosa
3 golongan berdasarkan gejala:
Golongan bersin
Golongan rinore
Golongan tersumbat
Tatalaksana:
Hindari stimulus
Pengobatan simtomatis (sesuai golongan):
Operasi
Neurektomi N.vidianus
Rhinitis alergi
Penyakit INFLAMASI yang
disebabkan oleh REAKSI
ALERGI pada pasien atopi
yang sebelumnya SUDAH
TERSENSITISASI dengan
ALERGEN yang sama
Gejala:
Bersin (khas)
Rinore
Hidung tersumbat
Hidung dan mata gatal
Lakrimasi (kadang)
Pemeriksaan Fisik
Rinoskopi anterior:
Mukosa edema, basah,
pucat/livid, secret encer banyak
Pemeriksaan Penunjang
In vitro:
Hitung eosinophil, IgE total,
sitologi hidung
In vivo
Tatalaksana
Hindari kontak dengan alergen (ideal)
Medikamentosa:
Antihistamin
Dekongestan
Kortikosteroid (bila hidung tersumbat tidak dapat diatasi)
Rinitis simpleks
Disebut juga Common cold
Adalah penyakit yang disebabkan oleh INFEKSI VIRUS pada
saluran napas atas (terutam hidung)
Gejala:
Batuk, nyeri tenggorokan, pilek, demam, bersin, nyeri otot, dll
Tatalaksana
Sinusitis
Inflamasi mukosa sinus paranasal
Etiologi: ISPA, rhinitis, polip, hormonal, kelainan anatomi, infeksi gigi, infeksi tonsil, hipertrofi adenoid
Akut < 4 minggu, subakut 4-12 minggu, kronik > 12 minggu
Bakteri penyebab: Streptococcus pneumonia (30-50%), Haemophilus influenza (20-40%), Moraxella
catarhalis (4-20%)
Gejala: hidung tersumbat disertai nyeri/rasa tekanan pada muka dan ingus purulent, post nasal drip,
demam
Tatalaksana:
Amoksisilin atau amoksisilin klavulanat 10-14 hari
Dekongestan
Bila tidak membaik dengan terapai farmakologi, maka dapat dilakukan FESS
Sinusitis maksila
: nyeri pipi
Sinusitis etmoid : nyeri dibelakang kedua bola mata
Sinusitis frontal : nyeri di dahi atau seluruh kepala
Sinusitis sfenoid: nyeri di vertex, oksipital, belakang bola mata,
mastoid
94.
C. Abses peritonsiler
Keywords:
Anak laki-laki, 12 tahun
Nyeri menelan sejak 2 minggu
Tonsil T2-T3, kripta melebar (-), detritus (+)
Tonsilitis Akut
Tonsilitis viral
Tonsilitis bakterialis
Tonsilitis kronik
Adalah peradangan tonsil akibat rangsangan yang menahun dari
rokok, makanan tertentu, hygiene mulut buruk, cuaca, kelelahan
fisik, dan tatalaksana tonsillitis akut yang tidak adekuat
Gejala: tonsil membesar, kripti melebar (dapat terisi detritus),
napas berbau
Terapi: obat kumur/isap,
Komplikasi: rhinitis kronis, sinusitis, otitis media, endocarditis, dll.
Abses submandibular
Abses bezold
abses di m.sternocleidomastoid
Akibat mastoiditis atau otitis media
Angina Ludwig
Abses retrofiring
95.
C. Tetes hidung, analgesik, antibiotik
Keywords:
Anak perempuan, 5 tahun
Nyeri telinga kanan
Membran timpani utuh dan hiperemis
96.
C. Faringitis kronis
Keywords:
Perempuan, 28 tahun
Rasa tidak enak di tenggorokan
Dahak kental terutama pada pagi hari
Riwayat sinusitis
Faringoskopi ditemukan penebalan lateral band dan mukosa
dinding posterior bergranular
Diagnosis: Faringitis kronis
Faringitis Kronis
Predisposisi: rhinitis kronik, sinusitis, rokok, alcohol, debu
Terdapat 2 bentuk:
Faringitis kronik hiperplasi
Mukosa faring ditutupi oleh lendir kental, dan bila diangkat tampak mukosa kering
Terapi:
Faringitis kronik hiperplasi kaustik faring, obat kumur atau tablet hisap
Faringitis kronik atrofi pengobatan rhinitis atrofi +obat kumur
97.
B. Streptococcus pneumonia
Keywords:
Laki-laki, 11 tahun
Demam, batuk, pilek, sekret purulen, dan berbau sejak 1 minggu
Riwayat pilek sekret bening sejak usia 5 tahun
PF: 38C, sekret purulen di meatus nasi dx, nyeri pipi kanan
Diagnosis: Sinusitis
Sinusitis
Inflamasi mukosa sinus paranasal
Etiologi: ISPA, rhinitis, polip, hormonal, kelainan anatomi, infeksi gigi, infeksi tonsil, hipertrofi adenoid
Akut < 4 minggu, subakut 4-12 minggu, kronik > 12 minggu
Bakteri penyebab: Streptococcus pneumonia (30-50%), Haemophilus influenza (20-40%), Moraxella
catarhalis (4-20%)
Gejala: hidung tersumbat disertai nyeri/rasa tekanan pada muka dan ingus purulent, post nasal drip,
demam
Tatalaksana:
Amoksisilin atau amoksisilin klavulanat 10-14 hari
Dekongestan
Bila tidak membaik dengan terapai farmakologi, maka dapat dilakukan FESS
Sinusitis maksila
: nyeri pipi
Sinusitis etmoid : nyeri dibelakang kedua bola mata
Sinusitis frontal : nyeri di dahi atau seluruh kepala
Sinusitis sfenoid: nyeri di vertex, oksipital, belakang bola mata,
mastoid
98.
A. Abses peritonsil
Keywords:
Wanita, 22 tahun
Nyeri menelan, demam, mulut sukar dibuka
palatum mole tampak membengkak, menonjol ke depan, dan
teraba fluktuasi
Trismus 3 cm, uvula bengkak dan terdorong ke kiri, tonsil
bengkak dan hiperemis
Diagnosis: Abses peritonsil
Abses Peritonsil
Akibat tonsillitis akut atau infeksi dari kelenjar mucus weber di
kutub atas tonsil
Gejala: odinofagia, otalgia, muntah, mulut berbau, hipersalivasi,
hot potato voice, trismus, uvula bengkak terdorong ke
kontralateral, palatum mole bengkak (fluktuasi +), tonsil bengkak
hiperemis
Tatalaksana:
pungsi abses insisi abses keluarkan pus tonsilektomi
99.
D. Hindari paparan alergen
Keywords:
Perempuan, 24 tahun
Hidung tersumbat pagi, malam, dan bila terkena debu
Sekret serosa, konka livid +/+
Skin prick test (+)
Diagnosis: Rinitis Alergi
Rhinitis alergi
Penyakit INFLAMASI yang
disebabkan oleh REAKSI
ALERGI pada pasien atopi
yang sebelumnya SUDAH
TERSENSITISASI dengan
ALERGEN yang sama
Gejala:
Bersin (khas)
Rinore
Hidung tersumbat
Hidung dan mata gatal
Lakrimasi (kadang)
Pemeriksaan Fisik
Rinoskopi anterior:
Mukosa edema, basah,
pucat/livid, secret encer banyak
Pemeriksaan Penunjang
In vitro:
Hitung eosinophil, IgE total,
sitologi hidung
In vivo
Tatalaksana
Hindari kontak dengan alergen (ideal)
Medikamentosa:
Antihistamin
Dekongestan
Kortikosteroid (bila hidung tersumbat tidak dapat diatasi)
100.
B. Sinusitis akut
Keywords:
Laki-laki, 32 tahun
Hidung tersumbat, sakit kepala pada dahi sejak 4 hari
Dahak di tenggorokan yang mengalir dari hidung
Nyeri tekan di daerah antara mata dan sekitar hidung
Post nasal drip (+)
Diagnosis: Sinusitis frontalis akut
Sinusitis
Inflamasi mukosa sinus paranasal
Etiologi: ISPA, rhinitis, polip, hormonal, kelainan anatomi, infeksi gigi, infeksi tonsil, hipertrofi adenoid
Akut < 4 minggu, subakut 4-12 minggu, kronik > 12 minggu
Bakteri penyebab: Streptococcus pneumonia (30-50%), Haemophilus influenza (20-40%), Moraxella
catarhalis (4-20%)
Gejala: hidung tersumbat disertai nyeri/rasa tekanan pada muka dan ingus purulent, post nasal drip,
demam
Tatalaksana:
Amoksisilin atau amoksisilin klavulanat 10-14 hari
Dekongestan
Bila tidak membaik dengan terapai farmakologi, maka dapat dilakukan FESS
Sinusitis maksila
: nyeri pipi
Sinusitis etmoid : nyeri dibelakang kedua bola mata
Sinusitis frontal : nyeri di dahi atau seluruh kepala
Sinusitis sfenoid: nyeri di vertex, oksipital, belakang bola mata,
mastoid
Parasit
Anak 6 tahun
Gatal dan kemerahan di dubur pada malam hari
PF: papul eritem pada regio perianal
Oxyuris vermicularis
Terapi:
Trichuris trichuria
Ascaris lumbricoides
Oxyuris vermicularis
Ancylostoma braziliense
Penyebab creeping
eruption/cutaneus larva
migrans serpiginous
(snakelike), slightly elevated,
erythematous tunnels
Infektif: larva filariform
Diagnosis: dari gejala+PF kulit,
dan riwayat paparan; biopsi kulit
Th/ tiabendazole, albendazole,
mebendazole, ivermection
Ascaris lumbricoides
105. C. Trichuriasis
Keywords:
Penyebab: C. Trichuriasis
Trichuris trichuria
Obsgyn
107. B. PTU
Keywords:
Diagnosis: Hipertiroid
Pengobatan yang aman: B. PTU
108. A. Amoksisilin
Keywords:
Diagnosis: ISK
Terapi yang diberikan: A. Amoksisilin
Mikroorganisme penyebab
tersering: E. coli, Klebsiella
pneumoniae
Diagnosis: Kultur urin
ISK bergejala:103 cfu/mL
ISK tak bergejala 105 cfu/mL
PENGGUNAAN KONTRASEPSI
BERDASARKAN TUJUAN
306
Perempuan 25 tahun P2A0, nyeri perut post partum 5 hari yll, lokia
berbau
Suhu 380C, uterus agak membesar, lunak dan nyeri
Diagnosis: Endometritis
Endometritis
Adalah inflamasi lapisan endometrial uterus
Gejala: demam, menggigil, nyeri abdomen bawah, lokia yang
berbau (post partum). PF ditemukan uterus teraba lunak
Terapi:
Kombinasi klindamisin dan gentamisin
Kombinasi ampisillin, gentamisin dan metronidazole
Wanita hamil
Mual dan muntah terus menerus, lemas, tidak nafsu makan
PF mata agak cekung dan turgor kulit berkurang
Hiperemesis gravidarum
Hiperemesis gravidarumtingkat I (Ringan)
Lemah, tidak mau makan, berat badan turun, nyeri pada epigastrium, denyut
nadi meningkat, tekanan darah turun, turgor kulit kurang, lidah kering, mata
cekung
Apatis, turgor kulit mulai buruk, nadi lemah dan cepat, berat badan turun,
mata cekung, tekanan darah turun, oliguria, dapat juga terjadi aseton uria
dan napas bau aseton
Endometriosis
Implan jaringan (sel-sel kelenjar dan stroma) abnormal mirip
endometrium yang tumbuh di sisi luar kavum uterus, dan memicu
reaksi peradangan menahun
Gejala berupa nyeri pelvik kronik, infertilitas, dismenorea, gangguan
siklus menstruasi
Diagnosis pasti endometriosis dapat dibuat hanya dengan
laparoskopi dan pemeriksaan histopatologis, yang menampilkan
kelenjar-kelenjar endometrium dan stroma
Terapi:
Fetal Imaging
1st trimester
116. A. MgSO4
Keywords:
Diagnosis: Eklamsia
Terapi yang tepat: A. MgSO4
Eklampsia
Eklampsia adalah komplikasi dari preeklampsia berat, didefinisikan
sebagai onset baru kejang grand mal dan/atau koma yang tidak
dapat dijelaskan selama kehamilan pada wanita dengan
preeklampsia, pada usia kehamilan di atas 20 minggu
Tata laksana definitif adalah partus
Terapi farmakologi:
DOC: MgSO4 dengan loading dose 4-6 g (15-20 min) dan maintenance dose
1-2 g per jam dalam IV solution Lini kedua: Benzodiazepin atau fenitoin
Antihipertensi nifedipine, hydralazine, labetalol
Diuretik diberikan hanya jika terjadi edema pulmonal
Derajat Abortus
Diagnos
is
Servik
s
Besar uterus
Gejala lain
Abortus
Tertut
Sesuai dengan
Uterus
iminens
up
usia kehamilan
lunak
Abortus
Terbuk
Sesuai dengan
Uterus
insipiens
a
usia kehamilan
lunak
Abortus
Terbuk
Lebih kecil dari
Uterus
inkomplit a
usia kehamilan
lunak
Keluar
jaringan
Abortus
Tertut
Lebih kecil dari
Uterus
komplit
up
usia kehamilan
kenyal
Tali pusat teraba keluar atau berada di samping dan melewati bagian
terendah janin di dalam jalan lahir, tali pusat dapat prolaps ke dalam
vagina atau bahkan di luar vagina setelah ketuban pecah
Tali pusat berada di samping bagian besar janin dapat teraba pada
kanalis servikalis, atau lebih rendah dari bagian bawah janin sedang
ketuban masih intak atau belum pecah
Tali pusat terletak di samping kepala atau di dekat pelvis tapi tidak dalam
jangkauan jari pada pemeriksaan vagina
Occult prolapse
119. C. AKDR
Keywords:
Kontrasepsi
Alamiah: koitus interuptus & pantang senggama (metode
kalender tengah siklus haid, lendir servix lebih kental, dan
peningkatan suhu basal)
Mekanik: kondom (wanita, pria), IUD (5-8 tahun). IUD Cu-T
dengan reaksi peradangan menghambat fertilisasi dan implantasi
ke endometrium
Hormonal: pil, suntik, implan, patch: bisa progresteron saja, bisa
kombinasi dengan estrogen
Kontap (KB mantap): tubektomi, vasektomi (untuk usia wanita
>35 tahun)
PENGGUNAAN KONTRASEPSI
BERDASARKAN TUJUAN
327
120. E. Insulin
Keywords:
DM Gestasional
Defined as glucose intolerance of variable degree with onset or first
recognition during pregnancy
Management:
Diet: avoid single large meals and foods with a large percentage of simple
carbohydrates
Insulin: to achieve glucose profiles similar to those of nondiabetic pregnant
women
Glyburide and metformin: The efficacy and safety of insulin have made it the
standard for treatment of diabetes during pregnancy. Diabetic therapy with
the oral agents glyburide and metformin, however, has been gaining in
popularity. Trials have shown these 2 drugs to be effective, and no evidence
of harm to the fetus has been found, although the potential for long-term
adverse effects remains a concern
121. C. VDRL
Keywords:
Pemeriksaan Sifilis
Pemeriksaan pertama pada pasien yang dicurigai mengalami sifilis
adalah non-treponemal test:
Venereal Disease Research Laboratory (VDRL) Hasil (+) dalam 1-2 minggu
setelah muncul chancre
Rapid plasma reagin (RPR)
ICE Syphilis recombinant antigen test
Pemeriksaan IVA
IVA (Inspeksi Visual dengan
Asam asetat) Pemeriksaan
dengan mengamati leher
rahim yang telah diberi asam
asetat/asam cuka 3-5%
secara inspekulo dan dilihat
dengan penglihatan mata
telanjang
Karsinoma Serviks
Kanker servix disebabkan 99,7% oleh HPV.
95% infeksi HPV oleh hubungan seksual
70% ca servix oleh strain ganas 16 dan 18 (onkogenik). Strain 6
dan 11 (jinak) lebih jarang menimbulkan
Infeksi HPV menetap menjadi sel kanker butuh waktu 3-17 tahun
Faktor risiko: hub seksual usia muda, kehamilan sering, merokok,
KB hormonal jangka panjang (10 tahun meningkatkan risiko 2
kali), infeksi HSV 2 dan chlamidya, pasangan tidak di sirkumsisi
Mioma uteri
Merupakan neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan
jaringan ikat yang menopangnya, disebut juga fibromioma,
leiomioma,ataupun fibroid
Dibagi menjadi:
BEDAH
126. C. Limfedema
Keywords:
Diagnosis: Limfedema
Limfedema
Edema akibat akumulasi cairan limfatik
Terjadi bila pembuluh atau nodus limfe terganggu, rusak, atau
terbuang
Primer: abnormalitas sejak lahir
Sekunder: akibat sumbatan aliran sistem limfatik, dapat
disebabkan oleh infeksi, kanker, tindakan bedah, pembentukan
jaringan parut, trauma, DVT, radiasi (merusak nodus limfe), dll
127. A. Hemoroid
Keywords:
Hemoroid diklasifikasikan
menjadi:
Fraktur Monteggia:
Fraktur sepertiga proksimal
ulna dan dislokasi kepala
radius
Fraktur Galeazzi:
Fraktur radius dengan
dislokasi sendi radioulnar
Wanita, 20 tahun, keluhan: nyeri perut kanan bawah sejak 1 hari yl, nyeri
awalnya di ulu hati, menjalar dan menetap di perut kanan bawah, mual,
muntah, tidak nafsu makan
PF: demam (+), nyeri kanan bawah, leukositosis
Apendisitis Akut
Patofisiologi
Obstruksi lumen apendiks
bendungan mukus peningkatan
tekanan intralumen menghambat
aliran limfe edema, diapedesis
bakteri dan ulserasi mukos
(apendisitis akut fokal nyeri
epigastrium)
Peradangan meluas dan mengenai
peritoneum nyeri perut kanan
bawah appendisitis supuratif
akut
Aliran arteri terganggu infark
dinding apendiks gangren
appendisitis gangrenosa
Dinding rapuh perforasi
apendisitis perforasi
ALVARADO SCORE
Apendisitis point pain 2
Leukositosis (>10.000) 2
Vomit 1
Anorexia 1
Rebound tenderness phenomenon 1
Abdominal migrate pain 1
Temp (>37,5) 1
Observasi diff. Count (netrofil segmen
>72%)
1-4 dipertimbangkan apendisitis akut
5-6 possible
7-9 apendisitis akut
Alvarado Score digunakan sebagai alat
bantu diagnostik dan bukan merupakan
gold standar diagnostik!
130. D. 3600 cc
Keywords:
Pria, 45 tahun, korban kebakaran
Luka bakar derajat II-III seluas 40%
BB 45 kg
Diagnosis: Luka bakar (combustio)
Formula Baxter/Parkland
4 persentase luka bakar derajat >II BB(kg)
(Ingat! Hanya derajat II ke atas)
50% diberi dalam 8 jam pertama, 50% dalam 16 jam
berikutnya
4x40x45 = 7200 cc
3600 cc untuk 8 jam I, 3600 cc untuk 16 jam I
Wanita, 70 tahun, jatuh dari tangga, keluhan: nyeri hebat pangkal paha,
tidak bisa berjalan
PF: slight endorotasi, shortening, bengkak pada articulatio coxae
Xray: fraktur collum femur intraarticulare
Hip fracture
Risiko tinggi pada osteoporosis
Pada orang normal (tanpa osteoporosis), hip fracture terjadi
akibat high-energy trauma, misalnya pada kecelakaan
3 jenis:
Femoral head fracture = fraktur kaput femoris
Femoral neck fracture= fraktur collum femoris
Subtrochanteric fracture
Komplikasi:
Nonunion: failure of the fracture to heal, 20% kasus terjadi pada fraktur
collum femoris (risiko bila tidak dilakukan operasi untuk imobilisasi
fragmen patahan tulang)
Malunion: healing of the fracture in a distorted position pemendekan,
deformitas varus, deformitas valgus, malunion rotasional
Nekrosis avaskular kaput femoris: 20% kasus terjadi pada fraktur collum
femoris akibat aliran darah ke kaput femoris terputus
Nekrosis avaskular
Hilang/terputusnya suplai darah pada suatu bagian tulang
sehingga menyebabkan kematian tulang tersebut
Nekrosis avaskular pascatrauma paling sering terjadi pada kaput
femoris akibat fraktur kolum femoris
Dibandingkan malunion, lebih khas untuk fraktur kolum femoris
Ro toraks: radiolusensi,
terlihat gambaran avaskuler
dengan pleural line
Tata laksana
Sisi sakit
tertinggal
Trakea
Pneumot
terdorong ke
oraks
sisi sehat
Atelektasi
s
Trakea
tertarik ke
sisi sakit
Palpasi
(fremitus)
Perkusi
Auskulta
si
Melemah
Redup
Menurun
Melemah
Hiperson
or
Menurun
Melemah
Redup
Menurun
Aseptik
Antiseptik
134. B. Kondrosarkoma
Keywords:
Pria, 52 tahun, timbul benjolan pada bahu kiri sejak 1 tahun yl, membesar
sejak 3 bulan terakhir, dirasakan nyeri
PF: benjolan 7x5x4 cm, konsistensi keras dan padat, menempel pada
dasarnya
Gambaran kalsifikasi pada rontgen
Diagnosis: Kondrosarkoma
Kondrosarkoma
Keganasan tulang yg memproduksi kartilago
Usai tua (dekade 5 dan 6), pada tulang axial
Xray: lesi lusen dengan kalsifikasi di dalamnya
Kondrosarkoma
Osteokondroma
(Eksostosis Osteokartilaginosa)
Tumor tulang jinak yang paling sering ditemukan
Biasanya menyerang usia 10-20 tahun
Tumor tumbuh di permukaan tulang sebagai benjolan yang keras
Dapat terjadi satu atau lebih benjolan
>1 benjolan: 10% berisiko kondrosarkoma di masa depan
Osteosarkoma
Tumor ganas mesenkimal yang menunjukkan diferensiasi
osteoblasik
Usia dekade kedua
Predileksi benjolan di proksimal tibia atau distal femur.
X-ray: sun-burst appearance, Codmans triangle
Th/ surgery
Laki-laki, pascakecelakaan
Fraktur terbuka femur
TV: TD turun, nadi meningkat
Tipe syok
Syok kardiogenik kegagalan pompa jantung, misal akibat CHF,
post infark miokard; terapi utama: dopamin/dobutamin/norepinefrin
Syok hipovolemik intravascular volume loss, misal akibat diare,
muntah; terapi utama: loading cairan
Syok hemoragik akibat kehilangan darah yang banyak; terapi
utama: transfusi darah
Syok anafilaktik vasodilatasi karena respon sistem imun; terapi
utama: adrenalin
Syok neurologik vasodilatasi karena gangguan rangsangan
simpatis, biasanya akibat cedera spinal
137. A. Varikokel
Keywords:
Diagnosis: Varikokel
Varikokel
Dilatasi pleksus vena pampiniform & vena spermatika interna
berupa gambaran bag of worms (massa seperti cacing) pada testis
Torsio testis
Nyeri akut unilateral, bengkak, demam, mual muntah; onset bisa
spontan, dengan aktivitas, trauma
PF: massa keras pada testis yang terkena, transiluminasi (-), highriding, transversal, Prehn sign (-) membedakan dengan epididimitis,
refleks kremaster (-)
Kegawatdaruratan bedah
Terapi: detorsi manual (mengembalikan posisi testis ke asalnya
dengan memutar testis ke arah berlawanan dengan arah torsio),
operasi untuk reposis
138. C. Osteomielitis
Keywords:
Osteomielitis
Infeksi pada tulang
Penyebab: trauma (47%), insufisiensi vaksular mis. DM (34%),
penyebaran hematogen (19%)
Tanda/gejala: riwayat trauma/operasi, tanda peradangan pada lokasi
kelainan, deformitas, gejala konstitusional (demam, malaise)
Foto polos: kelainan dapat baru terlihat setelah 5-7 hari hasil negatif
tidak dapat mengeksklusi osteomyelitis
Sindrom kompartemen
Diagnosis:
DVT
Adanya trombus pada vena dalam yang menghalangi aliran
darah ke jantung
Komplikasi: pulmonary embolism
Gejala: nyeri, swelling, kemerahan, hangat, dan terjadi unilateral.
Osteoporosis
= decrease in bone mass and density which can lead to an
increased risk of fracture
Klasifikasi:
Primer
Hasil BMD
Normal
Wanita, 55 tahun, keluhan: nyeri perut di seluruh bagian perut sejak 2 jam yl
Riwayat konsumsi antinyeri sejak 1 tahun yl
Sering merasa nyeri ulu hati
PF: NT seluruh regio abdomen, batas paru hepar menghilang
Tukak Peptik
Tukak peptik terjadi pada gastropati NSAID
NSAID dapat menyebabkan terjadinya tukak peptik karena
secara tidak spesifik menghambat enzim COX (baik COX 1 dan
COX 2). COX adalah enzim yang berperan dalam proses
inflamasi. COX 1 lebih bersifat sebagai housekeeper di dalam
lambung karena melindungi lambung dari HCl. Inhibisi terhadap
COX menyebabkan fungsi ini menghilang dan dapat berakibat
terjadinya tukak peptik. Oleh karena itu, saat ini dikembangkan
NSAID yang selektif terhadap COX 2 seperti celecoxib.
Osteomielitis
Laki-laki
Nyeri hilang timbul pinggang kanan, nyeri menjalar sampai ke paha dan
buah zakar
Jarang minum
Nyeri ketok CVA (+)
Pilihan lain
Pielonefritis: seharusnya ada tanda infeksi (pada kasus ini pasien
tidak demam)
Batu pielum: khas membentuk gambaran batu cetak (staghorn)
Batu vesika urinaria: biasanya ada nyeri suprapubik
Batu uretra: umumnya ada nyeri saat berkemih
Korban kecelakaan
Keluar darah dari meatus uretra ekstrena
Ditemukan butterfly hematom
Trauma uretra
Trauma uretra anterior
Diagnosis:
Terapi :
Pascakecelakaan
Mengenai perut pasien
Keluhan: nyeri perut kiri atas
PF: perut tampak distended, perkusi: pekak, undulasi (+)
Trauma Lien
Lien merupakan organ yang paling sering
terluka pada trauma tumpul abdomen atau
trauma toraks kiri bawah
Penyebab utama: cedera langsung/tidak
langsung akibat kecelakaan, terjatuh dari tempat
tinggi, olahraga judo, karate, silat
Manifestasi: perdarahan (dapat berlangsung
lambat), dapat menyebabkan syok hipovolemik
yang fatal, nyeri perut kiri atas, perkusi: pekak
akibat hematom subkapsular atau omentum
yang membungkus hematom ekstrakapsular
FARMASI
146. A. Rifampisin
Keywords:
147. D. Rabdomiolisis
Keywords:
149. D. Streptomisin
Obat TB yang menyebabkan gangguan vestibuler ialah
Streptomisin
Streptomisin juga bersifat ototoksik
Bila terjadi gangguan keseimbangan akibat streptomisin, ganti
streptomisin dengan etambutol
150. A. Doksisiklin
Kemoprofilaksis malaria tergantung sensitivitas Plasmodium di
tempat tujuan
Pilihan WHO dan CDC: proguanine, mefloquine, atau doksisiklin
Neurologi
151. D
Pusat pernapasan di sistem saraf pusat terdapat di batang otak,
tepatnya di medula oblongata. Medula oblongata biasanya
bekerja tanpa disadari.
Namun, di saat seseorang secara sadar berusaha
mengendalikan pola napasnya, sebuah bagian korteks serebri
yang disebut insula akan mengambil alih fungsi medula
oblongata
152. B
Keywords:
SUBARACHNOID HEMORRHAGE
153. D
Spastisitas, sebuah gejala UMN
muncul pada sekitar 30% pasien
stroke
Spastisitas adalah kekakuan
(hipertonus) otot yang bersifat
velocity-dependent: semakin
cepat ototnya digerakkan, maka
akan semakin kaku
Spastisitas pada ekstremitas
atas biasanya berupa:
Rotasi internal dan adduksi bahu
Fleksi siku, pergelangan tangan,
dan jari-jari
154. C
Keywords:
Mengarah ke meningitis
Bakteri yang paling sering menyebabkan meningitis adalah
Streptococcus pneumoniae, diikuti Neisseria meningitidis,
lalu Haemophilus influenzae
Staphylococcus aureus jarang menyebabkan meningitis, kecuali
pada kasus trauma penetrasi atau pascaoperasi SSP
Tatalaksana meningitis bakterial:
Antibiotik empirik: vancomycin + ceftriaxone
Dexamethasone IV (untuk mengurangi peradangan)
155. E
Asam valproat sebaiknya dihindari dalam trimester I karena
dapat menyebabkan defek tuba neuralis dan palatoskisis.
Fenitoin dan fenobarbital juga sebaiknya dihindari karena
alasan yang sama.
Namun, pasien tetap harus diberi antiepileptik karena kejang
pada kehamilan bisa berbahaya. Obat antiepileptik pilihan untuk
wanita hamil adalah carbamazepine dan lamotrigine.
Bila kedua obat ini tidak dapat diperoleh, maka asam valproat,
fenitoin, atau fenobarbital juga boleh digunakan dengan dosis
yang diturunkan.
156. D
Keywords:
157. E
Langkah mendiagnosis tipe kejang:
1.
2.
3.
Tipe-Tipe Kejang
Kejang parsial (fokal) : berasal dari bagian
tertentu dalam korteks serebri
Sederhana : Tidak ada penurunan
kesadaran. Gejala bisa sensoris,
motoris, otonom, atau psikis.
Kompleks : Ada penurunan kesadaran
(amnesia). Gejalanya biasanya berupa
bengong mendadak yang diikuti dengan
automatisme dan kebingungan pascaserangan.
Kejang tonik-klonik umum sekunder :
kejang parsial yang berlanjut menjadi
kejang tonik klonik umum
158. C
Keywords:
Mata sulit terbuka (ptosis), suara parau jika berbicara lama menyerang otot-otot
kepala
Keluhan memburuk dengan aktivitas, membaik dengan istirahat
159. C
Keywords:
160. C
Diagnosis Parkinson dibuat bila
ada 2 dari 3 tanda kardinal di
bawah ini:
Tremor istirahat
Rigiditas
Bradikinesia
Instabilitas postural tidak termasuk
tanda kardinal karena baru
muncul setelah beberapa tahun
kemudian
Cabang superior
Cabang inferior
Bifurkasio (sebelum
percabangan)
Emboli
INFARK LAKUNAR
Tidak berat, hanya melibatkan
bagian tubuh tertentu.
Hemiparesis motorik murni:
lesi di kapsula interna atau pons
Stroke sensorik murni: lesi di
talamus
161. B
Pada pasien ini ditemukan pandangan gelap, yaitu kebutaan
simetris mata kiri dan kanan. Ini berarti ada keterlibatan kedua
lobus oksipital.
162. A
Hemiplegia + paresis nervus fasialis tipe sentral khas untuk lesi
pada korteks
Penurunan kesadaran kemungkinan stroke hemoragik
ruptur arteri
Korteks diperdarahi oleh arteri serebri
Lesi arteri serebri akan menghasilkan gejala klinis yang
kontralateral
163. A
Awitan miastenia gravis biasanya perlahan-lahan. Namun,
eksaserbasi akut bisa disebabkan oleh infeksi maupun obatobatan (co. kina, kuinolon, propranolol, fenitoin, lithium,
tetrasiklin, dan aminoglikosida)
Gejala umumnya ringan, berupa ptosis, diplopia, sulit
mengunyah, disfagia, suara parau, atau kelemahan ekstremitas
atas
Namun, pada eksaserbasi berat bisa terjadi kelemahan otot-otot
pernapasan. Ini adalah keadaaan gawat darurat yang disebut
krisis miastenik
Tatalaksana: intubasi
164. D
Keluhan merasa asing dengan
dirinya (depersonalisasi)
merupakan gejala emosional
lobus temporalis kejang fokal
Simpleks atau kompleks? Tidak
ada penjelasan tentang
penurunan kesadaran. Jadi kita
harus melihat gejala lain, yaitu:
Pandangan berkunang-kunang
aura
Bengong, lalu diikuti kejang
PILIHAN LAIN
Kalau absans pasien akan
bengong saja, tidak ada gejala
fokal, tidak ada aura
Kalau kejang umum
sekunder adalah kejang fokal
yang berlanjut menjadi kejang
tonik-klonik umum
165. A
Kejang umum
Psikiatri
166. A
Pasien yakin menderita tumor ganas rasa yakin menderita
suatu penyakit tertentu hipokondriasis
Tatalaksana:
Antipsikotik, terutama bila keyakinan sakit pasien mendekati waham
Terapi perilaku kognitif (CBT)
167. D
Pasien jiwa, muncul gejala setelah minum obat-obat psikiatrik
kemungkinan efek samping ekstrapiramidal (EPS) akibat obatobat antipsikotik, terutama yang tipikal (generasi 1)
Empat gejala ekstrapiramidal utama
168. D
Seorang pasien mengeluh sering mengantuk, tapi dia juga
mengeluh sulit tidur. Insomnia atau hipersomnia?
Keluhan utama sering mengantuk mengarah ke hipersomnia
Kalau insomnia, keluhan utamanya adalah sulit tidur, dengan
pengaruh berupa kelelahan di siang hari, tapi tidak mengantuk
Kemungkinan pasien ini mengalami hipersomnia sekunder
akibat obstructive sleep apnea
169. C
Lima fase respon terhadap penyakit menurut Kubler-Ross:
Denial. Bukan saya! Respon paling awal, dimana pasien menolak kenyataan
bahwa dia sakit.
Anger. Mengapa saya?! Pasien menjadi iritabel, egois, dan kritis. Dia mulai
menyalahkan orang-orang lain untuk kondisinya, bisa termasuk Tuhan.
Bargaining. Ya, saya. Tapi... Pasien menerima bahwa dia sakit, tapi
berusaha berkompromi dengan hidup untuk mengurangi penyakitnya.
Contohnya: Kalau sembuh, saya janji akan...
Depression. Ya, saya... Pasien menerima sepenuhnya kalau dia sakit dan
menyadari apa yang akan terjadi. Pasien pasrah dan hilang harapan hidup.
Acceptance. Ya, saya. Dan saya siap. Pasien menerima penyakitnya dan
bersedia untuk melewati segala proses yang harus dilewati untuk sembuh.
Bila penyakit terminal, pasien menunjukkan kesiapan mental untuk
menghadapi kematian.
170. A
Sulit tidur, perasaan khawatir sepanjang waktu gejala cemas
Namun, terdapat pemicu, sehingga bukan gangguan anxietas
menyeluruh
Pemicu berupa kejadian traumatik (kecelakaan pada anak),
sehingga diagnosis antara reaksi stres akut atau PTSD
171. A
Keluhan lupa mengarah ke dementia
Usia masih muda (<65 tahun), jadi bukan demensia Alzheimer
Ada hipertensi gr. II, jadi kemungkinan demensia vaskular
Untuk diagnosis demensia vaskular, sebaiknya ada riwayat jelas
terjadinya iskemia serebral
Catatan: Soal ini kurang bagus. Seharusnya gejala demensia
tidak akut (tiba-tiba lupa). Tapi tidak ada pilihan jawaban yang
lebih baik.
172. C
Keywords: tidak dapat diam (hiperaktivitas), mengganggu teman
sekolah, memotong pembicaraan guru (impulsivitas) ADHD
Tampilan klinis ADHD:
Tidak dapat memusatkan perhatian
Hiperaktivitas
Impulsivitas
Tidak ada gejala autisme
173. A
Pasien sehari-harinya sering mengantuk dan malas-malasan
ini adalah gejala sindrom amotivasional, yang berhubungan
dengan penggunaan ganja jangka panjang
Kalau pasien dependensi alkohol, umumnya mereka tetap
berfungsi baik sehari-hari, tapi menghabiskan waktu dan uang
yang berlebihan untuk alkohol
Dependensi sedative-hipnotik dan opioid (kokain) biasanya
berkaitan dengan gejala fisiologis yang lebih berat
Tidak seperti zat-zat yang telah disebutkan, kokain adalah
stimulan (meningkatkan semangat)
174. C
Untuk mengubah sebuah perilaku (mengemil) yang disebabkan
oleh pola pikir atau perasaan (stres), langkah konseling yang
tepat adalah catharsis-education-action (CEA)
Catharsis: menyadari hubungan antara perilaku dan perasaannya
Education: mempelajari cara-cara untuk mengubah perilaku tersebut
Action: melaksanakan cara-cara yang telah dipelajari
175. C
Mimpi lama dan menakutkan sampai terbangun gangguan
mimpi buruk termasuk parasomnia
Selain mimpi buruk, ada dua lagi gangguan tidur yang termasuk
parasomnia
Sleep terror: pasien terbangun mendadak dari tidur sambil berteriak
ketakutan, tapi dia tidak mengingat ada mimpi
Somnambulisme: berjalan atau beraktivitas sambil tidur
Narkolepsi
Kegawatdaruratan
176
d. Memasang oropharyngeal airway
Keywords tidak sadar, suara mengorok hilang dengan jaw
thrust
Prinsip penanganan pasien gawat darurat adalah ABCDE
(Airway, Breathing, Circulation, Disability, Exposure/Environment
Control)
Pada kasus ini pasien mengorok (snoring) tanda sumbatan
jalan nafas (airway) tindakan yang harus dilakukan adalah
menjaga patensi jalan nafas dengan memasang oropharyngeal
airway
Rujukan: American College of Surgeons Committee on Trauma. Advanced Trauma Life
Support for Doctors. 8th ed. Chicago: American College of Surgeons; 2008.
177
B. needle decompression
Keywords sesak, terbentur di bagian dada, trakea tergeser ke
kiri, hemitoraks kanan hipersonor, suara nafas di hemitoraks
kanan melemah
Gejala klinis mengarah pada pneumotoraks desakan (tension
pneumothorax) tindakan awal yang harus dilakukan adalah
dekompresi dengan menggunakan jarum (needle decompression)
di sela iga 2, garis midklavikula
Setelah dilakukan dekompresi dengan jarum, lanjutkan
tatalaksana definitif dengan pemasangan WSD
Rujukan: American College of Surgeons Committee on Trauma. Advanced Trauma Life
Support for Doctors. 8th ed. Chicago: American College of Surgeons; 2008.
178
A. memberi bronkodilator
Keywords sesak, gelisah, keluhan baru pertama kali dirasakan,
vokal fremitus menurun-hilang, perkusi hipersonor-timpani,
auskultasi silent chest
Silent chest dan penurunan kesadaran adalah tanda khas
serangan asma yang mengancam jiwa.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Asma: pedoman diagnosis & tatalaksana di Indonesia. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia; 2003.
Hodder R, Lougheed D, Rowe BH, Fritzgerald JM, Kaplan AG, McIvor A. Management of acute asthma in adults in the emergency department:
nonventilatory management. CMAJ 2010;182:E55-E67.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Asma: pedoman diagnosis & tatalaksana di Indonesia. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia; 2003.
179
E. Heimlich Manuver
Keywords tersedak, memegang leher seolah tercekik, nadi 125
kali per menit, terdengar suara stridor
Memegang leher seolah tercekik adalah universal choking sign
Tatalaksana Choking
Tindakan awal yang harus
dilakukan pada pasien sadar
adalah Heimlich maneuver
Baharloo F, Veyckmans F, Francis C, Biettlot MP, Rodenstein DO. Tracheobronchial foreign bodies: presentation and management in
children and adults. Chest 1999;115:1357-62.
180
A. Atrial Flutter
Keywords: dada berebar-debar, dirasakan nyeri pada dada kiri,
nadi 90x/menit ireguler, tensi 120/80, RR 24x/menit
181
E. Family Genogram
Keywords: sering buang air kecil sejak 3
bulan yang lalu, banyak makan, BB terus
turun, ibu pasien menderita DM, ayah
pasien menderita hipertensi, ayah pasien
meninggal mendadak setahun yang lalu,
pasien memiliki seorang anak laki-laki
berusia 30 tahun & seorang anak
perempuan berusia 27 tahun
DM & hipertensi adalah penyakit yang
run in the family. Pada soal ditekankan
riwayat kesehatan keluarga pasien
Karena itu, untuk dapat melihat masalah
kesehatan keluarga ini digunakan family
genogram
Family Apgar?
Family Apgar Intinya adalah pendekatan menilai fungsi
keluarga dari hubungan seorang anggota keluarga dengan
anggota keluarga lain
mis. istri bertengkar degan suami, anak tidak akur dengan orang tua, dsb
182
B. Billboard
Keywords: mempromosikan tentang pencegahan AIDS di jalan
raya, yang kecepatan mobilnya 60 km/jam
Media yang paling mungkin dilihat pengendara mobil pada saat
berkendara adalah billboard
183
A. Jumlah penderita penyakit diare meningkat
2x normal
Keywords: peningkatan jumlah penderita diare, pasien yang
berobat karena diare 300 orang, 2 penderita meninggal dunia
Kriteria KLB:
184
A. Endemi
Keywords: angka kejadian diare pada anak sebanyak 315
dengan kematian sebanyak 32 kasus. Bulan selanjutnya terdapat
324 kasus dengan angka kematian sebanyak 45
EPIDEMI frekuensi meningkat
ENDEMI frekuensi tinggi dan menetap
185
A. Menentukan tujuan
Keywords: terdapat peningkatan kasus gizi kurang pada balita,
kepala Puskesmas anda ingin mengadakan promosi kesehatan
Langkah awal?
Langkah Planning
1. Analisis situasi & identifikasi masalah
(gizi kurang)
2. Menentukan skala prioritas
Langkah Organizing
1. Menjelaskan keseluruh staf tentang tujuan yang harus dicapai
2. Mendudukan orang-orang yang berkompetensi pada posisi
tepat
1. Menentukan cara kerja dan evaluasi untuk para staf
Mendelegasikan wewenang sesuai dengan tugas dan fungsi
tiap-tiap staff
Langkah Controlling
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
186
B. Marah
Keywords: post amputasi kaki kanan 2 miggu yang lalu,
mengeluh kenapa hal ini bisa terjadi padanya, kenapa tidak pada
orang lain saja
Stages of terminal illness
Denial (penyangkalan)
Anger (marah)
Bargaining (tawar-menawar)
Depression (depresi)
Acceptance (penerimaan)
I feel fine saya tidak sakit tidak merasa sakit tidak mungkin saya sakit X
Anger (marah)
kenapa saya?
Bargaining (tawar-menawar)
asal sembuh!
Depression (depresi)
Acceptance
Im going to be ok
187
C. Care Provider
Keywords: dokter tugas di daerah terpencil, penduduk yang
berpenghasilan rendah, memberi obat ciprofloksasin dengan
alasan tersedia di puskesmas, murah, manjur dan waktu terapi
yang cepat
Tindakan dokter tersebut adalah memastikan pengobatan yang
diterima pasien adalah yang terbaik (highest quality) care
provider
Five-Star Doctor
Care Provider
Decision Maker
Communicator
Community Leader
Manager
Penjelasan
Penanganan menyeluruh fisik, mental, dan sosial
Meliputi kuratif, preventif, dan rehabilitatif
Memastikan pengobatan yang diterima pasien adalah yang terbaik
(highest quality)
Cost effective risk and benefit
Penerapan teknologi penunjang secara etik
Promosi kesehatan individu, keluarga, dan komunitas
Memberdayakan masyarakat menjadi partner dalam promosi kesehatan
Dapat menempatkan diri sehingga mendapatkan kepercayaan masyarakat
Mampu menemukan kebutuhan kesehatan bersama individu dan
masyarakat
Mampu melaksanakan program sesuai kebutuhan kesehatan masyarakat
Bekerjasama harmonis dengan individu & organisasi termasuk bidang
non medis untuk kebutuhan pasien dan komunitas
Mampu memanfaatkan data kesehatan TEPAT & BERHASIL GUNA
188
A. KIA dan Kesling
Keywords: banyak anak terkena diare, lingkungan tidak bersih
diare adalah domain KIA
Perbaikan Gizi
ASI eksklusif.,PMT pemulihan pd balita dengan gizi buruk, pelayanan konsultasi giziPemberantasan
Penyakit Menular
Pengobatan Dasar
Balai pengobatan
189
C. Latihan mencuci tangan
Keyword: ingin melakukan penyuluhan tentang mencuci tangan
pada siswa taman kanak kanak, kesempatan 15 menit
Cara terbaik yang dilakukan adalah latihan mencuci tangan
190
D. Communicator
Keyword: sakit DB, dokter mengadakan penyuluhan lewat radio
ke masyarakat sekitar
Dokter melakukan penyuluhan (Health Promotion)
communicator
Five-Star Doctor
Care Provider
Penjelasan
Decision Maker
Communicator
Community Leader
Manager
Clinical Epidemiology
& Evidence-Based
Medicine
191
B. Diagnosis
Keywords: mual muntah dan malas makan sejak 3 hari yg
lalu,urin berwarna gelap dan kulit mulai berwarna kuning, dokter
melakukan pemeriksaan serologi, untuk membuktikan evidence
evidence untuk alat diagnostik diambil dari studi diagnostik
(diagnostic study)
192
B. Pemeriksaan Serologi
PICO apa yang termasuk Intervention?
Contoh:
Patient
Populasi pasien
Intervention
Comparison
Pembanding intervensi
Outcome
Koarktasio aorta
P
(Patient)
Perempuan
Dewasa (18 tahun)
I
(Intervention)
Pemeriksaan Serologi
C
(Comparison)
-
O
(Outcome)
Hepatitis
193
E. C/(C+D)
Nilai
Skrining
Status
Penyakit
Positif
nega
tif
positif
negatif
Nilai
Skrining
negati
f
positif
negatif
194
B. 95%
Penyakit +
Penyakit -
total
Skrining +
19
15
34
Skrining -
30
31
Total
20
45
65
195
A. Effectiveness
Keywords: membandingkan mana yang lebih baik antara simvastatin
dengan levostatin
Efficacy trials (explanatory trials) determine whether an intervention produces
the expected result under ideal circumstances.
Effectiveness trials (pragmatic trials) measure the degree of beneficial effect
under real world clinical settings.
Godwin M, Ruhland L, Casson I, MacDonald S, Delva D, Brithwhistle R, et al. Pragmatic controlled clinical
trials in primary care: the struggle between external and internal validity. BMC Med Res Methodol.
2003;3:28.
196
B. KOHORT
Keywords: penelitian tentang hubungan gangguan faal paru
dengan asap tembakau, sampel dari pekerja administrasi yg
bebas dari asap dan pekerja di bidang produksi yg memiliki
gangguan faal paru, penelitian observasi analitik
Observasi analitik bisa case-control atau cohort
197
D. Ratio Odds
Keywords: mencari risiko hipertensi
Nilai p
p probability
p = 0.98 berarti peneliti yakin 98% hubungan (atau perbedaan) antar variabel
terjadi karena kebetulan (happen by chance)
p = 0.05 berarti peneliti yakin 5% hubungan (atau perbedaan) antar variabel
terjadi karena kebetulan (happen by chance) 95% hubungan (atau
perbedaan) antar variabel terjadi memang betul-betul ada hubungan (atau
perbedaan) antar variabel
Interval kepercayaan
198
A. T independen
Keywords: riwayat merokok pada ibu dengan BBLR, variabel
merokok adalah perokok dan bukan perokok, variable BBLR
adalah berat badan bayi selama 0-24 jam setelah lahir dlm kg
Uji statistik yg digunakan adalah
Merokok (variabel bebas) merokok & tidak merokok nominal
BBLR (variabel tergantung) bb bayi dalam kg numerik
Variabel Tergantung
Tidak
Berpasangan
Variabel
Bebas
Kategori
k
2
kelompok
>2
kelompok
Berpasangan
Nominal
X2
McNemar
Ordinal
Mann Whitney
Wilcoxon
Numerik
T unpaired
T paired
Nominal
X2
Cochran
Ordinal
Kruskall-Wallis
Friedman
Numerik
ANOVA
Two way/related
ANOVA
199
A. Kohort
Keywords: Anda ingin meneliti keberhasilan pengobatan TB
selama 6 bulan
Selama 6 bulan asumsi sebuah follow up prospektif
Follow up prospektif khas untuk studi kohort
200
B. Regresi Logistik
Keywords: diperoleh faktor resiko hipertensi, obesitas, dan
merokok, faktor itu mana faktor yang paling signifikan bermakna
terhadap PJK
Metode uji statistik apa yg dipilih?
Variabel bebas
Variabel tergantung
PJK (nominal)
Penjelasan
Variabel Bebas
Variabel Tergantung
Regresi logistik
Nominal
Nominal
Regresi linear
Numerik
Numerik
Regresi Cox
Nominal
Nominal
ANOVA
Nominal
Numerik
Kruskal-Wallis
Nominal
Numerik
LULUS!!!