Anda di halaman 1dari 522

Pembahasan TO 4

Anak

1. IKA Kejang Demam Kompleks (KDK)


Keywords

Kejang terjadi 2x
Demam sejak 2 hari yang lalu
Riwayat kejang demam (+)
sekarang merupakan episode kejang
yang keempat
Suhu 38,5C

Diagnosis pada kasus ini adalah


kejang demam kompleks karena
telah terjadi >1 x episode
kejang dalam 24 jam terakhir.
Terapi pada pasien KDK meliputi
terapi intermiten dan terapi
rumatan
Terapi rumatan diberikan apabila
terapi intermiten gagal atau ada
indikasi pemberian!

Dianjurkan diberikan rumatan:


Defisit neurologis nyata
sebelum/sesudah kejang
Kejang >15 menit
Kejang fokal

Dipertimbangkan diberikan
rumatan:

Kejang berulang dalam 24 jam


Bayi usia <12 bulan
KDK berulang 4 x

Pasien memenuhi syarat


dipertimbangkan sehingga
diberikan terapi rumatan berupa
asam valproat
Jawaban: E. Asam Valproat

Terapi KDK
Terapi Intermiten

Antipiretik: asetaminofen 1015 mg/kgBB/kali qid


Antikonsulvan

Diazepam oral 0,5 mg/kgBB/hari


qid bila suhu >38,5C (aksila)
Diazepam rektal 0,5
mg/kgBB/kali bila suhu >39C
(rektal)

Terapi Rumatan

Diberikan hingga 1 tahun


bebas kejang
Berupa OAE

Asam valproat 15-40


mg/kgBB/hari bid-tid
Fenobarbital 3-6 mg/kgBB/hari
bid

Efek samping

Asam valproat: gangguan fungsi


hati dan darah (jarang)
Fenobarbital: hiperaktifitas

Asam valproat lebih dipilih


daripada fenobarbital

2. IKA Oral Thrush (Infeksi C.albicans)


Keywords:

Dua hari setelah terapi AB, timbul


bercak bercak putih di mukosa mulut
dan lidah, bercak putih sukar
dibersihkan

Pada kasus didapatkan riwayat


adanya penggunaan AB
spektrum luas yang merupakan
faktor risiko terjadinya infeksi
sekunder C.albicans
Infeksi C.albicans pada
neonatus bermanifestasi
sebagai:
Oral thrush
Candida diaper dermatitis
Congenital cutaneous candidiasis
terjadi akibat ascending infection
selama kehamilan
Invasive fungal dermatitis

Faktor risiko infeksi C.albicans


pada neonatus
Lahir prematur
BBLR
Pajanan AB spektrum luas
Operasi abdomen (invasive
candidiasis)
Penggunaan CVP (invasive
candidiasis)

Terapi yang berikan pada oral


thrush adalah

Oral nystatin suspension


Clotrimazole troches (older children)
Gentian violet 0,5-1%
Fluconazole 6 mg/kgBB/hari (older
children)

Jawaban: A. Nistatin

3. IKA Gizi Buruk/KEP


Keywords

Anak berusia 3 tahun


Berat badan tidak naik
Pasien tampak kurus, iga gambang
(+), baggy pants (+), edema pitting di
kedua tungkai (+/+)

Diagnosis pada kasus ini adalah


gizi buruk/KEP.
Pada kasus juga ditemukan
keadaan hipoglikemia (karena
GDS <54 mg/dL) dan diare
berulang
Tatalaksana gizi buruk mengikuti
protokol gizi buruk WHO yaitu
tatalaksana 10 langkah

Vitamin A merupakan zat gizi mikro


yang sering asupannya kurang
pada anak dengan gizi buruk.
Dosis pemberian vitamin A
berdasarkan usia pasien dimana
untuk anak usia 1-5 tahun diberikan
sejumlah 200000 IU (1 kapsul
merah)
Jawaban: C. Vitamin A 200000 IU

Gizi Buruk Klasifikasi


Kwashiorkor:

Perubahan mental sampai apatis


Anemia
Perubahan warna dan tekstur
rambut, mudah dicabut/rontok
Gangguan sistem gastrointestinal
Pembesaran hati (dermatosis)
Atrofi otot
Edema simetris pada kedua
punggung kaki, dapat sampai
seluruh tubuh

Marasmus:

Penampilan wajah seperti orang


tua, terlihat sangat kurus
Perubahan mental, cengeng
Kulit kering, dingin dan
mengendor, keriput
Lemak subkutan menghilang
hingga turgor kulit berkurang
Otot atrofi sehingga kontur tulang
terlihat jelas
Kadang-kadang terdapat
bradikardia
Tekanan darah lebih rendah
dibandigkan anak sehat yang
sebaya

Tipe Campuran

Gizi Buruk Diagnosis dan Terapi


Diagnosis gizi buruk ditegakkan atas dasar
klinis dan atau antoprometri
1. Terlihat sangat kurus dan atau
edema, dan atau
2. Antropometri
a.
Anak usia <5 tahun (WHO): zscore BB/TB < -3,00 SD
b.
Anak usia >5 tahun (CDC):
persentil BB/TB < 70%
c.
Anak dengan organomegali:
LLA < 11,5 cm atau LLA/U <
70%
Klasifikasi
Kwashiorkor: edema, rambut
kemerahan dan mudah dicabut,
kurang aktif, rewel, cengeng,
pengurusan otot, crazy pavement
dermatosis
1. Marasmus: wajah seperti orang tua,
kulit terlihat longgar, iga gambang,
baggy pants, kulit paha berkeriput
2. Tipe Campuran

10 Langkah Tatalaksana Gizi


Buruk

Terbagi dalam 4 fase

Fase stabilisasi (hari ke 1-2): bertujuan untuk mencegah


kematian akibat hipoglikemia, hipotermia dan dehidrasi
Fase transisi (hari 3-7)
Fase rehabilitasi (minggu ke 2-6): untuk tumbuh kejar
Fase follow up (setelah minggu ke-7-26)

4. IKA Pertusis
Keywords

keluhan batuk sudah 3 minggu


tiap batuk pasien menarik nafas dalam
dan bersuara melengking (whooping
cough)
tidak mendapat imunisasi
perdarahan subkonjungtiva (+)

Diagnosis pertusis diteggakkan atas


dasar batuk 14 hari dan
terdapatnya minimal 1 gejala batuk
yang paroksimal, whooping atau
muntah post-tussive.

Pada pertusis jarang ditemukan


demam, malaise/myalgia,
exanthem/enanthem, nyeri tenggrokan,
suara serak, takipnea, wheezing dan
rales.

Gejala yang khas ditemukan adalah


whooping cough yaitu batuk yang
diakhiri dengan inspirasi dalam.

Imunisasi yang diberikan untuk


mencegah pertusis adalah DTP yang
diberikan pada usia 2, 4, 6 dan 18-24
bulan serta 5, 10-12 dan 18 tahun.
Patogenesi s: kuman berinokulasi di
saluran napas menghasilkan toksin
yang menyebabkan kelumpuhan
bulu getar trakea gangguan aliran
sekret saluran napas sumbatan
jalan napas dan pneumonia
Secara klinis , pertusis dibagi
menjadi 3 stadium
Stadium katarrhal
Stadium paroksismal
Stadium konvalesens

Jawaban: B. Pertusis

Pertusis Stadium & Tatalaksana


Stadium katarrhal (1-2 minggu):
dimulai setelah masa inkubasi (3-12
hari)

Kongesti dan rinorea


Demam ringan
Sneezing
Lakrimasi
Perdarahan konjungtiva

Stadium paroksismal (2-6 minggu):


gejala awal berkurang
Whooping cough
Post-tussive emesis

Stadium konvalesens ( 2 minggu)


Berkurangnya derajat dan frekuensi
batuk

Antibiotik

Eritromisin 40-50 mg/kgBB/hari qid


selama 14 hari
Ampisilin 100 mg/kgBB/hari qid selama
14 hari (bila alergi terhadap eritromisin)
Azithromycin selama 5 hari
Clarithromycin selama 7 hari

Kortikosteroid

Mengurangi derajat keparahan penyakit


tetapi dapat menyebabkan efek masking
terhadap superinfeksi bakteri

Beta blocker

Mengurangi derajat keparahan penyakit


Pemberian oral menyebabkan takikardia
Pemberian aerosol dapat menpresipitasi
batuk
Drug of choice: Albuterol 0,3-05
mg/kgBB/hari qid

5. IKA Imunisasi DTP dan Polio

Keywords
Anak berusia 6 bulan
Akan diberikan imunisasi DTP dan polio
Anak demam (suhu 38C), batuk dan pilek
Pada anak ini tidak ditemukan adanya kontraindikasi pemberian vaksin DTP dan polio sehingga
pemberian imunisasi dapat terus dilanjutkan dan selanjutnya pasien diterapi untuk penyakitnya.
Jawaban: A. Tetap memberikan imunisasi DTP dan polio

Vaksin Polio
OPV (oral)

Jadwal: lahir, 2, 4, 6, 18-24 bulan;


5 tahun
Isi: live attenuated polio virus tipe
1, 2 dan 3 (Sabin)
Metode pemberian: 2 tetes oral
(0,1 ml) sesaat sebelum pulang
dari RS (pada bayi baru lahir)
Dosis: 2 tetes oral (0,1 ml)
Kontraindikasi: penyakit akut,
demam >38,5C, muntah/diare,
imunosupresi/imunodefisiensi,
hamil 4 bulan pertama, kombinasi
dengan vaksin tifoid oral, alergi
terhadap AB
KIPI: diare ringan, nyeri otot,
VAPP

IPV (injeksi)

Jadwal: lahir, 2, 4, 6, 18-24


bulan; 5 tahun
Isi: virus polio tipe 1, 2 dan 3
mati (Salk)
Metode pemberian: suntikan
subkutan 3x berturut-turut
dalam interval 2 bulan
Dosis: 0,5 ml

Vaksin DifteriTetanusPertusis (whole/acellular)


DTPw
Jadwal: 2,4, 6, 18-24 bulan; 5, 10-12
(dT), 18 (dT) tahun
Isi: toksoid difteri 40 Lf, toksoid tetanus
15 Lf, whole cell pertusis 24 CU,
Al3(PO4)2, thimerosal
Metode pemberian: suntikan IM
Dosis: 1 ml
Kontraindikasi
Absolut: anafilaksis dan ensefalopati
Relatif: riw. Hiperpireksia, hipotonikhiporesponsif dalam 48 jam, inconsolable
crying, kejang (3 hari sesudah imunisasi)

KIPI: reaksi lokal, demam > 38,5C,


lesu, iritabel, inconsolable crying,
kejang, hipotonik hiporesponsif,
anafilaksis, ensefalopati

DTPa

Jadwal: 2,4, 6, 18-24 bulan; 5,


10-12 (dT), 18 (dT) tahun
Isi: Isi: toksoid difteri 40 Lf,
toksoid tetanus 15 Lf, acellular
cell pertusis
Metode pemberian: suntikan
IM
Dosis: ?
Kontraindikasi: idem DTPw
KIPI: idem DTPw tetapi lebih
ringan dan jarang

6. IKA Demam Tifoid


Keywords:

Demam 8 hari, memberat di sore hari


Mual (+), muntah (+), tidak BAB sejak
3 hari yang lalu
lidah kotor (+), nyeri tekan
epigastrium (+) dan hepatomegali (+)

Diagnosis pada kasus ini adalah


demam tifoid
Diagnosis pasti adalah dengan
menemukan kuman melalui kultur.
Darah merupakan spesimen yang
sering digunakan untuk kultur kuman

Jawaban: C. Darah

Demam Tifoid Pemeriksaan Penunjang


Kultur

Darah: positif pada minggu 1-2;


sering digunakan pada media biak
agar empedu
Sumsum tulang belakang: positif
pada minggu 1-4; invasif dan mahal
Urin: negatif pada minggu 1-2
Feses: negatif pada minggu 1-2

Widal

2x pemeriksaan: peningkatan kadar


titer O dan H 4x dari pemeriksaan
pertama
1x pemeriksaan: titer O 1/320 dan
titer H 1/640

Tubex

Mendeteksi adanya IgM anti tifoid,


sangat spesifik dan mahal

7. IKA - Diare Akut Dehidrasi Berat


Keywords:

Diare sejak 1 hari yang lalu


Mata cekung, turgor sangat lambat, kulit kering, anak lesu dan malas
makan minum

Klasifikasi diare:

Diare akut adalah diare yang berlangsung selama <14 hari (2 minggu)
Diare kronis adalah diare yang berlansung selama > 14 hari (2 minggu)
Disentri adalah diare yang disertai dengan darah (biasanya disebabkan
patogen invasif)

Pada kasus ini tampak gejala dehidrasi berat (TD turun, turgor
sangat lambat, mukosa kering, CRT lambat) sehingga diagnosis
pada kasus adalah diare akut dehidrasi berat.
Jawaban: C. Diare akut dehidrasi berat

Diare Akut Klasifikasi berdasarakan


Gejala Klinis
Derajat
Dehidrasi
Tanpa
dehidrasi
(<5% BB)
Dehidr
asi ringansedang
(5-10%
BB)

Keadaa
n Umum
Baik,
CM
Rewel,
gelisah

Letargi
Dehidr s, lemah,
asi berat
penurunan
(>10% kesadaran,
BB)
nadi &
napas
cepat

Rasa
Haus
Minum
normal

Kelopa
k/ Air Mata

Mulut

Kulit

Urin

Normal

Basah

Normal

Normal

Kering

Pucat,
CRT<2s,
turgor
lambat

Berkur
ang

Sangat
kering

Pucat,
CRT>2s,
turgor
sangat
lambat

Tidak
ada

Minum
Cekun
seperti
g, produksi
kehausan
kurang

Malas
minum,
tidak mau
minum

Sangat
cekung,
tidak ada

8. IKA Konjungtivitis Gonore


Keywords:

keluhan keluar nanah dari kedua mata sejak 1


hari yang lalu
bayi lahir spontan
ibu pasien keputihan selama kehamilan
sekret purulen (+)
kuman diplococcus Gram (-)

Ophthalmia neonatorum adalah


peradangan konjungtiva bilateral yang
terjadi pada bayi berusia kurang dari 30
hari. Penyebabnya adalah:
Bahan kimia , ex: AgNO3, sale AB mata
chemical conjungtivitis
Infeksi gonokokus konjungtivitis gonore
(sekret purulen)
Infeksi bakteri lain seperti S.aureus,
S.haemolyticus dan S.pneumonia
Infeksi C.trachomatis serotipe D dan K
neonatal inclusion conjungtivitis (sekret
mukoid/mukopurulen)
Infeksi HSV tipe 2 herpes simplex
ophthalmia neonatorum

Infeksi dapat terjadi

Sebelum lahir (jarang)


Intrapartum (sering)
Setelah lahir (biasanya pada saat pertama kali
memandikan bayi)

Tanda dan gejala

Nyeri pada bola mata


Discharge konjungtiva
Edema palpebra
Konjungtiva kemosis dan hiperemis
Keterlibatan kornea keratitis punctata

Pada kasus kemungikinan penyebab


adalah infeksi gonokok karena terdapat
sekret purulen
Patogen penyebabnya adalah N.gonore
Th/ Gonococcal ophthalmia neonatorum
Topikal: salep mata basitrasin 4x/hari
Sistemik: Ceftriaxone 75-100 mg/kg/day IV or
IM qid selama 7 hari

Jawaban: E. Neisseria gonorrhea

9. IKA Varisela
Keywords:

keluhan muncul lenting-lenting


berair sejak 4 hari yang lalu
Demam (+)
pertama kali muncul di dada yang
kemudian menyebar ke wajah dan
lengan
Riwayat imunisasi tidak diketahui
Lesi: vesikel, papul eritematosa,
pustul dan krusta

Diagnosis pada kasus ini


mengarah pada varisela yang
disebabkan oleh infeksi VZV
(Varicella-Zoster Virus)
Sinonim: cacar air, chicken pox

VZV menyebar secara aerogen


Infeksi primer menyebabkan
varisela. Reaktifasi infeksi
setelah masa dorman
menyebabkan herpes zoster
Gejala khas pada varisela
adalah demam yang diikuti
munculnya kelaninan kulit
polimorfik (papul vesikel
pustul krusta) yang tersebar
secara sentrifugal (dari sentral
badan ke wajah dan
tungkai/lengan)
Terapi: asiklovir
Jawaban: B. Varisela

10. IKA Imunisasi Hepatitis B

Keywords

Bayi berumur 1 bulan akan diimunisasi

Imunisasi yang diberikan adalah hepatitis B (0,1 dan 6 bulan)


Jawaban: C. Hepatitis B

Imunisasi Hepatitis B
Imunisasi Pasif (HBIg)

Diberikan pasca paparan


Dosis

0,06 ml/kg; maksimum 5 ml


dalam 48 jam pertama
0,5 ml HBIg + vaksin Hep B
pada bayi dengan ibu Hep B

Vaksinasi Hep B (Vaksin


Rekombinan)

Jadwal: 0,1,6 bulan


Isi: vaksin rekombinan, respon
protektif Anti HBs 10 mIU/ml
Metode pemberian: IM dalam
(bayi: anterolateral paha, anak
besar/dewasa: deltoid)
Dosis: bergantung produk dan
usia resipien
KI: alergi, demam tinggi
KIPI

Lokal: kemerahan, bengkak, nyeri,


demam ringan 2 hari
Sistemik: mual, muntah, nyeri kepala,
nyeri otot, nyeri sendi

11. IKA Serangan Asma Akut


Keywords

keluhan sesak nafas


anak hanya dapat duduk
RR 34 x/menit
ekspirasi memanjang dan wheezing (+)
di kedua lapang paru

Diagnosis pada kasus ini adalah


serangan asma akut derajat
sedang.
Tatalaksana awal pada serangan
asma adalah dengan memberikan
nebulisasi agonist seperti
salbutamol. Pemberian dengan
nebulisasi dipilih karena onset kerja
obat cepat dan efektif
Jawaban: D. Nebulizer salbutamol

12. IKA Ketoasidosis Diabetik


Keywords

penurunan kesadaran
sering buang air kecil , tampak
penurunan berat badan
GDS 315 mg/dL dan keton (+)

Diagnosis DM tipe 1 ditegakkan


apabila ditemukan
Klinis: poliuria, polidipsia, polifagia,
BB
Laboratoris: GDP >126 mg/dL,
GD2PP >200 mg/dL

Patogenesis DM tipe 1 adalah


kerusakan sel pankreas
sehingga tidak ada insulin yang
dihasilkan.
Sering mengalami komplikasi
akut apabila tidak diterapi

Diagnosis ketoasidosis diabetik


(KAD) ditegakkan apabila
terdapat:

GD >200 mg/dL
pH darah <7,3 atau bicarbonat <15
mmol/l
Ketonemia atau ketonuria

Penyebab penurunan kesadaran


pada pasien ini adalah
ketoasidosis diabetik.
Jawaban: A. Koma
ketoasidosis diabetik

13. IKA Hipoglikemia pada Neonatus


Keywords:

Bayi besar lahir dari ibu DM tidak


terkontrol
GDS awal 25 mg/dL 32 mg/dL (3
jam)

Diagnosis pada kasus ini


adalah hipoglikemia derajat
berat karena pada GDS awal
didapatkan GDS 25 mg/dL dan
pasien diterapi masih <47
mg/dL .
Terapi yang diberikan adalah
IVFD D10% 2cc/kgBB
Jawaban: D. Pasang infus dan
bolus D10% 2 cc/kgBB

14. IKA Skor APGAR


Keywords

bayi menangis merintih dan lemah,


tungkai sedikit fleksi,
denyut jantung 120 x/menit,
reflek lemah,
tubuh mulai memerah tetapi akralnya
masih sianosis

Skor APGAR adalah skor yang


digunakan untuk menilai derajat
asfiksia pada bayi baru lahir.
Skor dinilai pada menit pertama
dan kelima.
Skor APGAR pada pasien ini
adalah 6
Jawaban: D. 6

Skor APGAR
7-10: baik; 4-6: asfiksia ringan sedang; 0-3:
asfiksia berat
Tanda
0
1
2
Laju
jantung

Tidak
ada

Usaha
bernapas

Tidak
ada

Tonus
otot
Reflek
s
Warna
kulit

<100
bpm

>100
bpm

Lamba
t

Menan
gis kuat

Lumpu
Ekstre
h
mitas fleksi
sedikit
Tidak
Gerak
bereaksi
an sedikit

Gerak
an aktif

Seluru
Tubuh
h tubuh
kemerahan,
biru/pucat ekstremitas
biru

Reaksi
melawan
Seluru
h tubuh
kemerahan

15. IKA Sepsis Neonatorum


Keywords:

usia 2 hari
tampak lemah dan sulit bernapas
ibu demam selama persalinan
kesadaran letargi, malas menghisap, ikterus (+) Kramer II, suhu 35C
leukosit 35.000/mm3

Diagnosis pada kasus ini adalah sepsis neonatorum. Karena


awitan <72 jam maka disebut sepsi neonatorum awitan dini
(SNAD)
Jawaban: A. Sepsis neonatorum awitan dini

Sepsis Neonatorum Diagnosis


Neonatus diduga mengalami sepsis (tersangka sepsis)
bila ditemukan tanda-tanda dan gejala berikut:
Untuk bayi berumur sampai dengan tiga hari

Bila ada riwayat ibu dengan infeksi


intrauterin, demam yang dicurigai sebagai
infeksi berat atau KPD (ketuban pecah dini);

Bila bayi mempunyai dua tanda atau lebih


pada Kategori A (tabel 6), atau tiga tanda
atau lebih pada Kategori B (tabel 6);

Bila bayi mempunyai satu tanda pada


Kategori A dan satu tanda pada Kategori B,
atau dua tanda pada Kategori B;

Bila selama pengamatan terdapat tambahan


tanda sepsis, kapan saja timbulnya;

Bila selama pengamatan tidak terdapat


tambahan tanda sepsis, tetapi tanda awalnya
tidak membaik, lanjutkan pengamatan
selama 12 jam lagi.
Bayi berumur lebih dari tiga hari

Bila bayi mempunyai dua tanda atau lebih


pada Kategori A atau tiga tanda atau lebih
pada Kategori B;

Bila bayi mempunyai satu tanda pada


Kategori A dan satu tanda pada Kategori B,
atau dua tanda pada Kategori B.

Sepsis Neonatorum Diagnosis


Sepsis neonatal dibagi menjadi:
Awitan dini: ditemukan pada umur
< tiga hari
Awitan lambat: terjadi setelah hari
ke 3

Faktor risiko pada awitan dini:

Faktor ibu: kurang bulan, ketuban


pecah >18-24 jam,
chorioamnionitis, persalinan
dengan tindakan, demam pada ibu,
ISK, faktor sosial ekonomi.
Faktor bayi terdiri dari: asfiksia
perinatal, BBLR, bayi kurang
bulan, prosedur invasif, kelainan
bawaan.

Gambaran klinis: tidak


spesifik

Dapat muncul: takikardi, asfiksia,


nilai APGAR rendah,
hipo/hipertermia, hipoglikemia,
kadang hiperglikemia, ikterik, dan
lain-lain.

Pemeriksaan yang dapat


dilakukan: kultur, CRP, rasio
I/T.

Sepsis Neonatorum Tatalaksana

16. IKA Asidosis Metabolik


Keywords

diare sejak 3 hari yang lalu


tampak anak letargi, tidak mau
minum, mata cekung (+/+) dan
turgor kulit sangat lambat

Pada kasus ini terjadi keadaan


diare akut dehidrasi berat.
Pada keadaan dehidrasi berat
terjadi pengurangan volume
efektif sirkulasi yang dapat
menyebabkan keadaan
perfusi jaringan yang
inadekuat akibat hipovolemia

Pada keadaan kurangnya


perfusi jaringan, jaringan perifer
akan mengubah metabolisme
sel menjadi anaerob dan
menghasilkan asam lakat
sebagai produk sampingan
Asam laktat yang meningkat
akan menyebabkan pH darah
turun (asidosis metabolik)
Kompensasi fisiologis adalah
mengurangi CO2 melalui
pernapasan Kussmaul (cepat
dan dalam)
Jawaban: A. Asidosis
metabolik

Asidosis Metabolik

17. IKA Sindrom Nefrotik


Keywords

keluhan bengkak di mata dan tungkai


BAK dikatakan berbusa
shifting dullness (+), edema pitting di
kedua tungkai (+)
oval fat bodies (+)
proteinuria +3

Oval fat bodies terbentuk karena


adanya lemak yang terfiltrasi pada
glomerulus. Lemak ini kemudian
akan diubah menjadi oval fat bodies
oleh sel epitel tubulus kontortus
distal. Kebocoran lemak terjadi
karena keadaan hiperkolesterolemia
dan gangguan filtrasi di glomerulus.
Hal ini terjadi pada sindroma nefrotik.
Sehingga oval fat bodies adalah
temuan patognomonik pada
sindroma nefrotik.

Patogenesis sindroma nefrotik


adalah akibat adanya disfungsi
membran filtrasi glomerular yang
menyebabkan albumin lolos ke urin.
Albumin merupakan fraksi protein
terbesar setelah globulin. Albumin
berperan dalam menjada tekanan
onkotik dalam plasma. Hilangnya
albumin menyebabkan tekanan
onkotik menurun dan berakibat
terjadi edema intersititial (edema
pitting)
Edema non pitting hanya ditemukan
pada kasus gangguan sirkulasi
pembuluh limfe.
Jawaban: A. Hipoalbuminemia

Sindroma Nefrotik Definisi, Patogenesis


Definisi

Sindrom klinis dengan gejala


proteinuria masif (>40 mg/m2/jam),
hipoalbuminemia (<2,5 g/dL), edema
dan hiperkolesterolemia

Patogenesis

Terjadi akibat kegagalan/gangguan


filtrasi di membran filtrasi glomerulus
yang kemudian menyebabkan gejala
klinis tersebut
Membran filtrasi glomerulus:
endotel kapiler (pores/fenestration) ,
GBM (negative discharge), foot
proces podocyte (filtration slit)

Sindrom Nefrotik
Definisi
Proteinuria
Hipoalbuminemia
Edema
Hiperkolesterolemia

Penunjang
Urinalisis: oval fat bodies
Tata laksana
Anak: diuretik, suplemen
protein (termasuk albumin),
batasi Na, prednison untuk
sindrom nefrotik primer
Dewasa: diuretik, suplemen
protein, batasi Na, atasi
hiperlipidemia, ACE-I/ARB
untuk sindrom nefrotik
sekunder

18. IKA VSD


Keywords:

cepat lelah jika menyusu terlalu


lama
Pasien tidak biru
murmur pansistolik di sela iga 4
linea parasternalis sinistra

Gejala gagal jantung yang


dialami pasien kemungkinan
disebabkan oleh PJB
asianotik. Pada pemeriksaan
fisis didapatkan murmur
pansistolik di sela iga 4 linea
parasternalis sinistra yang
menunjang diagnosis VSD.

Mumur adalah bunyi jantung


patologis yang terjadi akibat
adanya aliran turbulen (dalam
keadaan normal, aliran darah
bersifat laminer). Terdapat 3
mekanisme terjadinya murmur
sistolik, yaitu:
Ada defek sekat ventrikel
Ada regurgitasi katup AV
Ada stenosis katup seminular

Pada kasus ini penyebab


adanya murmur adalah defek
sekat ventrikel
Jawaban: C. VSD

VSD

PJB - Klasifikasi

Penyakit Jantung Bawaan


(PJB)

Asianoti
k

Sianotik

L-R Shunt

Tanpa L-R
Shunt

PDA
ASD
VSD

AS
PS
CoA

aliran
darah ke
paru
TGA dgn
VSD

Truncus Arteriosus

TAPVD

Aliran darah
ke paru N
TGA tanpa
PS

aliran
darah ke
paru
ToF

Atresia Pulmoner
Atresia Trikuspid

19. IKA Bronkopneumonia


Keywords:

keluhan batuk dan demam sejak


3 hari yang lalu
retraksi sela iga (+), retraksi
epigastrium (+), rhonki basah
kasar (+/+)
kesan infiltrat di kedua lapang
paru

Pada kasus ini terdapat gejala


inspiratory effort berupa
retraksi sela iga dan
epigastrium yang khas
ditemukan pada pada
bronkopneumonia.

Pada bronkopneumia,
alvelous terisi sekret akibat
infeksi kuman yang
menyebabkan adanya bunyi
rhonki kasar (akibat getaran
slem saat dilewati udara di
atasnya) dan gambaran
infiltrat pada foto thorax.
Jawaban: A.
Bronkopneumonia

Konsep Dyspnea pada Anak

Flow disorders

Dyspne
a

Intrathorax

Obstruksi sal napas distal

Extrathora
x

Obstruksi sal napas proksimal

Intrathorax
Volume
disorders
Extrathora
x

Gangguan parenkim paru


Gangguan extrapulmoner
Gangguan compliance paru
Gangguan pusat napas

Pada bronkiolitis terjadi gangguan flow karena bronkokonstriksi sehingga terjadi gejala klinis berupa expiratory
effort seperti wheezing dan napas cuping hidung
Pada bronkopneumonia terjadi gangguan volume akibat sekret yang memenuhi alveolus sehingga terjadi
gejala klinis berupa inspiratory effort seperti retraksi sela iga dan epigastrium dan takipnea

20. IKA Graves Disease


Keywords:

keluhan sering berkeringat dan


tangan bergetar sejak 2 minggu yang
lalu
muncul benjolan di leher yang
dirasakan telah membesar sejak 1
bulan yang lalu
Tiroid membesar, kenyal dan difus
eksoftalmus (+), tremor halus (+/+),
refleks fisiologis (/)
TSH menurun dan fT4 meningkat

Eksoftalmus dan pembesaran


tiroid difus merupakan gejala
dan tanda khas penyakit Graves.
Penyakit Graves disebabkan
oleh adanya antibodi yang
merangsang reseptor TSH
sehingga hormon tiroid disekresi

Hipertiroidisme akan
menyebabkan peningkatan
metabolisme tubuh, takikardia,
TD meningkat.
Pada pemeriksaan lab penyakit
graves biasanya
menggambarkan gangguan
hipertiroidisme primer dengan
peningkatan kadar fT4 dan
penurunan TSH sebagai
kompensasi
Jawaban: A. Penyakit Graves

Pendekatan Klinis Hipertiroid

21. IKA Gangguan Absorbsi


Keywords

keluhan sering BAB cair sejak mengkonsumsi MPASI

Pada kasus ini MPASI yang dikonsumsi kemungkinan tidak dapat


dicerna dengan baik sehingga merangsang terjadinya diare
osmotik.
Jawaban: A. Gangguan absorspsi

22. IKA Demam Rematik


Keywords:
nyeri sendi berpindah
Demam (+)
arthritis (+) sendi siku
bising diastolik didahului dengan opening
snap (OS) di katup mitral
CTR >50% dan ASTO (+)
Patogenesis berkaitan dengan mimics epitops
Protein M SBGA di berbagai jaringan tubuh
N-acetylglucosamine synovia artritis
Myosin dan tropomyosin miokardium
karditis
Laminin katup jantung karditis
Vimentin synovia artritis
Keratin kulit eritema marginatum
Lysoganglioside n.caudatus dan
subtalamik chorea
Diagnosis dengan kriteria Jones/WHO 2004
Jawaban: A. Demam rematik

Kriteria WHO 2004


Diagnosis
DR
serangan
pertama
DR
serangan
rekuren tanpa
PJR
DR
serangan
rekuren dengan
PJR
Korea
syndenham
PJR
MIMS/MR

Kriteria
2M atau 1M+2m; + B(+)

2M atau 1M+2m; + B(+)

2m + B(+)

M(-), B(-)
MS murni atau MIMS dan atau
gangguan katup aorta

Kriteria Jones (1)


Gejala Mayor (M)

1. Karditis: bila ada 1 dari 4


kriteria berikut

a. Terdapat bising jantung


organik
b. Perikarditis: friction rub, efusi
perikardium, nyeri dada,
perubahan EKG
c. Kardiomegali pada Ro thorax
d. Gagal jantung kongestif

2. Artritis: nyeri, bengkak,


merah dan panas, ROM
turun, mengenai sendi
besar, asimetri dan
berpindah-pindah

3.

4.

5.

Korea sydenham: gerakan


yang tidak terkoordinasi dan
tidak berutujuan serta emosi
yang labil; terlihat pada saat
bangun tidur dan keadaan
tertekan
Eritema marginatum: makula
eritematosa, tidak gatal,
predileksi: tubuh, tungkai
proksimal , tidak melibatkan
muka
Nodul subkutan: nodul pada
eksterior sendi (ruas jari, lutut,
persendian kaki), tidak nyeri
dan mobile, tidak meradang

Kriteria Jones (2)


Gejala Minor (m)

1. Artralgia
2. Demam

Bukti Laboratoris (B)

1. Bukti infeksi streptokokus


a. Biakan (+)
b. ASTO (+)

2. Bukti peradangan sistemik


a. LED meningkat
b. CRP meningkat

3. Bukti adanya keterlibatan


jantung

a. Ro thorax: kardiomegali
1. EKG: pemanjangan interval PR
a. Echo: miokarditis, MR/MS/AR

23. IKA GNAPS


Keywords:

Bengkak di mata
Kencing air cucian daging
Riwayat ISPA atas
TD 140/90 mmHg

GNAPS merupakan salah satu sindrom nefritik yang ditandai oleh


timbulnya hematuria, edema, hipertensi dan penurunan fungsi ginjal
GNAPS terjadi akibat deposisi kompleks imun (Rx hipersensitifitas tipe
3) pada GBM dan atau mesangium sehingga terjadi reaksi inflamasi.
ggn f(x) ginjal komplikasi: ensefalopati hipertensif, gagal jantung,
edema paru dan gagal ginjal
Didahului oleh infeksi SBGA nefritogenik (tipe 4, 12, 16, 25, dan 49) di
saluran napas atas. Rx Ag-Ab terjadi setelah infeksi saluran napas
atas telah usai.
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah ASTO
Jawaban: A. ASTO

24. IKA Intususepsi


Keywords:

keluhan sakit perut


BAB cair berdarah bercampur lendir
colok dubur didapatkan portio-like appearance

Ditemukan trias intususepsi pada pasien ini berupa nyeri


abdomen (anak rewel dan menangis keras) dan red currant jelly
stool
Portio like appearance sering ditemukan pada pasien dengan
intususepsi
Jawaban: B. Intususepsi

Intususepsi
INTUSUSEPSI
Invaginasi sebuah segmen usus
ke lumen usus sebelahnya
Gejala dan tanda
Trias intususepsi: Muntah, nyeri
abdomen, BAB darah bercampur
mukus (red currant jelly stool)
Letargi
Nyeri bersifat kolik. Pada bayi:
menangis melengking dan fleksi
pinggang saat nyeri.

PF
Massa berbentuk sosis di
kuadran kanan atas
Kekosongan di kuadran kanan
bawah (Dances sign)
Penunjang
USG abdomen: target sign
Tatalaksana
Enema terapeutik: hanya jika

Penyebab idiopatik
Bukan invaginasi usus halus-usus
halus
Tidak ada perforasi atau peritonitis

Bedah

25. IKA Kejang Demam


Keywords:

riwayat kejang 1 jam sebelumnya


Demam 39C
BB 10 kg

Sesaat setelah infus terpasang, anak kembali kejang terapi


yang diberikan adalah diazepam iv 0,5 mg/kgBB
Jawaban: C. Diazepam 5 mg IV

Kejang Demam Definisi, Patofisiologi


Kejang demam adalah kejang
yang terjadi akibat demam suhu
aksila >38,5C (suhu rektal
38C) tanpa adanya infeksi
SSP atau gangguan elektrolit
akut, terjadi akibat proses
ekstrakranial, terjadi pada anak
di atas usia 1 bulan dan tidak
ada riwayat kejang tanpa
demam sebelumnya.
Kejang demam dibagi 2, yaitu:
Simpleks: kejang seluruh tubuh,
<15 menit, 1x /24 jam
Kompleks: kejang parsial, >15
menit, berulang dalam 24 jam

Patofisiologi

Keadaan hipoglikemia dan


hipoksia akan menyebabkan
gangguan pompa Na+/K+ ATP
dependent channel ion di
membran sel neuron
Pada keadaan demam, setiap
peningkatan suhu 1C terjadi
peningkatan metabolisme basal
sekitar 10-15% dan kebutuhan
O2 20% di otak terjadi keadaan
hipoglikemia dan hipoksia relatif
gangguan kanal ion NA+/K+
ATP dependent kejang

Tatalaksana Kejang Demam

Interna

26. D: Akathisia
Keyword: jalan seperti robot, air liur terkumpul di mulut. Bila
Duduk, kaki pasien bergerak tidak bisa diam
Diagnosis: akathisia
Ataksia: gangguan keseimbangan karena kerusakan cerebellum

Konsep dopamine dan


antidopamine
Dopamine adalahy neurotransmitter yg banyak
ditemukan di substantia nigra dan mesolimbik.
Di substantia nigra (bagian dari basal ganglia),
berfungsi sebagai filter gerakkan yang tidak perlu. Bila
dopamine rendah disini, maka yg terjadi adalah gejala
parkinson (T R A P: Tremor, Rigidity,
Akinesia/bradykinesia, dan Postural imbalance)
Di mesolimbik, bila dopamine terlalu banyak, maka
akan menimbulkan psikosis, seperti pada skizofrenia.
Itulah alasannya pengobatan skizofren digunakan
antipsotik yang terutama berperan sebagai dopamine
blocker atau dopamine antagonist

Konsep dopamine dan


antidopamine
Dopamine antagonist tidak memilih lokasi, dia
menghambat di mesolimbik, dy juga
menghambat di nigrostriatal pathway
(substansia nigra striatum), sehingga gejala
parkinson muncul, biasa disebut
pseudoparkinsonism.
Gejala ini ada bermacam-macam, berturutan
muncul mulai dari pseudoparkinsonism (muncul
di awal pengobatan), menjadi dystonia
(beberapa hari kemudian), menjadi akathisia
(minggu2 kemudian), dan bila diteruskan,
menjadi tardive dyskinesia (berbulan2)

Konsep sensitizationdan
upregulation
Pada awalnya, dopamine antagonist akan menempel pada reseptor
dopamine, namun tidak akan terjadi stimulasi saraf (karena dia
antagonist). Dopamine akan menurun, sehingga terjadi gejala
pseudoparkinsonism (rigiditas, bradykinesia) dan beberapa hari
kemudina, dystonia (kaku leher, nyeri)
Hal yang terjadi berikutnya, reseptor yg tersisa (yg tidak berikatan
dengan dopamine antagonist) akan mengalami sensitisasi..yang
artinya, affinitas terhadap dopamine akan meningkat (seakan2
reseptor ini berjuang untuk mendapatkan stimulus dopamine). Disini
lah momen terjadi gejala akathisia (keinginan untuk bergerak,
tidak bisa diam, terutama pada bagian kaki, dy akan berdiri dan
duduk, berdiri dan duduk.). Sensitisasi terjadi dalam wktu
mingguan

Konsep sensitizationdan
upregulation
Bila hal ini berlangsung berbulan-bulan, maka
akan terjadi peningkatan jumlah reseptor
dopamine (sekali lagi, reseptor merasa lapar
akan dopamine, sampai2 ia membentuk
reseptor2 baru). Hal ini dinamakan
Upregulation. Disini momen muncul gejala
Tardive dyskinesia dan bersifat Ireversibel.
Dimana ciri khasnya, sprti huntington, gerakkan
tidak tertahan, dan pasien tidak ingin tampak
sprti itu tp tidak bisa..

Kesimpulan jawaban soal


Membdakan dlm soal:
Ataxia: gangguan keseimbangan, jatuh terus
Bradykinesia: langkah pendek2
Akathisia: gerak terus, terutama bagian kaki, tampak
gelisah, tidak bisa diam.
Dystonia: kaku, terasa nyeri
Tardive diskinesia: gerakkan involunter, seluruh badan,
terutama bagian wajah sudah terlibat.
Questions objective:
pseudoparkinsonism,dystonia,akathisia,dan tardive
diskinesia disebabkan oleh terapi antipsikotik berupa
dopamine antagonist.

27. C- haptaglobin serum


menurun
keywords;: kuning dan pucat, normositik normokrom anemia,
membentuk rouleaux dan spherocytes
Diagnosis: hemolytic anemia
Pada hemolytic anemia haptaglobin serum akan menurun

Konsep haptaglobin
Haptaglobin adalah protein yg beredar di dalam darah, yang bisa
berikatan dengan hemoglobin.
Bila ada hemolisis, sel darah merah akan melepas hemoglobin,
shingga Hemoglobin dalam darah akan meningkat, dan
haptaglobin akan berikatan dengan hemoglobin2 ini. Karena itu
haptaglobin menurun.

Jawaban lain
Bilirubin indirek meningkat karena hemoglobin akan dipecah jadi
biliverdinbilirubin. Bila hati masih bekerja dengan baik, hati akan
mengkonjugasi bilirubin indirek ini, jadi bilirubin direk akan
meningkat walau tidak sbnyak indirek stidaknya (atau bisa jga bil
direk normal, yg pasti tidak akan turun)
Retikulosit harus naik, karena sum-sum tulang akan terangsang
untk membentuk sel darah merah baru
Fragibilitas osmotik eritrosit akan meningkat pada penyakit
hereditary spherocytosis. Mirip pada kasus ini, hanya saja pada
hereditary spherocytosis biasanya mikrositik hipokrom, dan karena
genetik, terjadi pada anak2
Urobilin urin jelas seharusnya positif.
Questions objective: hemolitik anemia ditandai dengan pucat dan
kuning. Dimediasi oleh IgG. Hemolitik anemia akan menurunkan
serum haptaglobin

28. B-nilai hematokrit


Keywords: pasien DBD, nilai hematocrit meningkat
Diagnosis: Demam Berdarah dengue. Karena ada
hemokonsentrasi
Prinsip utama penanganan DBD adalah cairan, dan penilaian
adanya kebutuhan cairan yang lebih dilihat dari terjadinya
hemokonsentrasi. Hemokonsentrasi dilihat dari peningkatan HCT
pada lab, namun bisa juga dari foto: efusi pleura
Nilai trombosit dapat dijadikan kriteria pemulangan, apabila trend
trombosit masih turun (misalnya dari 90rb, menjadi 70rb), walau
klinis terlihat baik,pasien tetap tidak boleh dipulangkan.
Questions objective: pada demam berdarah dengue, terjadi
hemokonsentrasi yang salah satunya dilihat dari peningkatan
hematocrit.

Bagan penanganan DBD

Bagan
penanganan
DBD

29. E - IgG
Keywords: sama seperti nomor 27
Hemolitik anemia yg berperan paling utama ada IgG
IgA: di epitelial lining di mukosa, sepanjang GI tract.
Mencegah kuman menempel pada mukosa
IgM: immunoglobulin fase akut, paling baik dalam
mengaktifkan komplemen, tidak tembus plasenta.
IgE: utk reaksi alergi dan hipersensitivitas tipe1
IgD: gak jelas, penanda B cells
IgG: immunoglobulin fase kronis/delayed, dapat
mengaktifkan komplemen juga, cross plasenta, plg
banyak di darah, opsonisasi bakteri, menetralkan toksin
bakteri dan virus
Questions objective: sama seperti no 26

30. D- CML
Keywords: hepatosplenomegaly, turun BB, anemia, leukositosis ,
trdapat sel granulosit dengan berbagai stadium diferensiasi
Diagnosis: CML

Acute Leukemia
Leukemia akut didefinisikan sebagai blast >20%
di sum-sum tulang (ingat, bukan waktu, tp jmlh
blast yang menentukan akut nya)
Leukemia akut bisa berasal dari
Limfoblastik(ALL) atau myeloblastik(AML)
Gejala infiltrasi hampir tidak ada di leukemia
akut, kecuali AML jenis monosit, dimana sel
neoplastik berasal dari monosit.
Gejala utamanya adalah gejala anemia,
penurunan sistem imun, dan perdarahan
hemostasis primer karena penekanan sel blast
untk sel darah jenis yg lainnya.

Chronic leukemia
Seperti leukemia akut, bisa berasal dari limfoblast
(CLL) bisa berasal dari myeloblast(CML).
Gejala infiltrasi sangat sering
(hepatosplenomegali dan lympadenopathy
generalisata)
Khas utamanya di sediaan darah tepi adalah,
ditemukan sel yang matur juga (untuk CLL tentu
ketemu limfosit, dan untuk CML ketemu bisa
granulosit, eritrosit, trombosit, monosit, disertai
dengan yg imatur juga).

Kesimpulan jawaban soal


ALL biasa pada anak kecil. AML, CML, CLL bisa pada
orang dewasa.
Pada kasus ada gejala infiltrasi yang dominan, jadi
kemungkinanya CML atau CLL
Ada granulosit, jadi itu CML, bukan CLL.
Questions objective: membedakan leukemia akut dan
kronik leukemia. Dmn akut leukemia gejala infiltrasi
lebih jarang (kecuali jenis monositosis, infiltrasi pada
gusi), kronik leukemia infiltrasi lebih sering(terdapat
pembesaran organ ). Kronik leukemia terdapat
beberapa sel matur pada sediaan darah tepi,
tergantung dari jenis sel yg menjadi neoplastik.

31. B-anti TPO


Keywords: lemah, mudah capek, tidak tahan udara dingin,
kelenjar tiroid membesar, edem pretibial, puffy face, makroglossia
Diagnosis: gejala di atas khas hipotiroid. Karena di tanya adalah
suatu autoantibodi, ini adalah hashimoto tiroiditis

Hashimoto tiroiditis
Awalnya bisa hipertiroid karena kerusakan tiroid akibat
inflamasi, tapi kemudian hormon tiroid akan habis,
sehingga terjadi hipotiroid
Patomekanisme utama: anti TPO
Akibat feedback inhibition: TSH akan naik, memaksa
kelenjar tiroid mensekresi hormon tiroid, tapi FT4 tetap
rendah, karena klnjarnya sndiri sudah rusak.
Akibat ke-2 feedback inhibisi: TRH akan naik. TRH juga
menstimulasi prolaktin, sehingga terjadi
hiperprolaktinemia. Pada wanita: amenorrea. Pada laki2:
infertilitas dan ginekomasti
Questions objective: mengenali tanda hipotiroid,tiroiditis
hashimoto sebagai penyebab tersering, patomekanisme
utama, dan efek feedback inhibition.

32. C- TSH naik, FT 4 turun


Keywords: sama dengan no 31
Penjelasan: sama dengan no 31
Questions objective: sama dengan no 31

33. RBBB
Keywords: EKG amplitudo GRS lebih dari 5 kotak, interval QRS
0,12 detik, ST terbalik di V1. Gelombang S besar di V5-V6
Diagnosis: RBBB (sebenarnya, inkomplit RBBB)

Kriteria LBBB dan RBBB


LBBB komplit:
Durasi qrs >0,12s
Slurred R lebar di V6, depressed ST segment dan T
inverted
Slurred R lebar di I dan Avl
Gelombang S dalam di V1-V2
PR interval normal
Intrinsicoid deflection delayed to 0,07 sec in V6
Inkomplit:
Semua di atas kecuali qrs durasi<0,12s

Kriteria LBBB dan RBBB


RBBB komplit:
Qrs duirasi >0,12
RSR di V1 dengan depresi segmen ST dan T inversi
Gelombang S dalam di V5-V6
PR interval normal
Intrinsicoid deflection delayed to 0,07 sec in V1
Inkomplit RBBB:
Sama dengan di atas, kecuali durasi QRS <0,12s

Gambar LBBB

Gambar LBBB

Questions objective
Bundle branch block ada 2, yaitu LBBB dan RBBB. Pada Left,
maka lead I, avl, V5-V6 terdapat slurred R atau Rsr, di V1-V2
terdapat S yang dalam. RBBB adalah kebalikkannya.

34. E- limfositosis relatif


Keywords: demam 2 hari, rumpel leede (+),
trombositopenia
Diagnosis: DBD
Gambaran limfosit pada DBD adalah limfositosis
karena penyebabnya virus
Limfositosis adalah relatif, karena persentase
limfosit akan tinggi semata-mata karena
leukopenia.
Questions objective: mengenali diff count pada
DBD.

35. A- PPI+amox+klaritromisin
Keywords: nyeri ulu hati, mual dan muntah, urea
breath test positif
Diagnosis: infeksi H.pylori
Pengobatannya: PPI+ amoxicillin+ klaritomisin
selama 14 hari
Alternatif: PPI/H2A, bismuth
subsalicylate+metronidazole+tetracycline 10-14
hari
Questions objective: mendiagnosis infeksi
H.pylori, salah satunya adalah urea breath test.
Tatalaksana H.pylori

36. A- immediate type


hipersensitivity
Keywords: anak kecil, sering gatal2, sering kambuh (residif), kulit
kemerahan di tangan dan tungkai, erosi dan bekas garukkan
(gatal), ibu pnya keluhan serupa (riwayat atopi keluarga)
Diagnosis: dermatitis atopi
Dermatitis atopi adalah immediate type hipersensitivity,
dimediasei oleh IgE

Jawaban lain
Antibody mediated hypersensitivity: IgG, plg sering
autoimmune hemolitik anemia, bisa karena rhesus,
bisa karena reaksi transfusi, Rheumatic heart disease
termasuk tipe ini
Imune complex dan arthus type: tipe 3, biasanya SLE
Delayed type hipersensitivity: Dermatitis kontak alergi,
TB paru, Reumatoid arthritis (RA bisa tipe 4, bisa tipe
3)
Questions objective: mengenali macam-macam jenis
hipersensitivitas dan contoh penyakitnya.

37-B malnutrisi berat


Keywords: tinggi 160 cm, BB 40kg.
Diagnosis: malnutrisi sedang
Hitung BMI: 40/(1,6)2= 15,625
Kriteria BMI asia:
The current WHO BMI cut-off points of
<16 kg/m2 (severe underweight),
160169 kg/m2 (moderate underweight),
1701849 kg/m2 (mild underweight)

Derajat Malnutrisi pada dewasa

Bila kita lihat pakai bagan di atas, maka dibutuhkan


serum albumin untuk menentukannya. Karena di soal
tidak ada, kita menggunakan BMI
Cachexia: general physical wasting and malnutrition
usually associated with chronic disease
Intinya ada penurunan massa otot dan kekuatan otot,
tidak bisa reverse hanya dengan nutrisi, berasosiasi
dengan penyakit kronis
Questions objective: menghitung BMI, mengenali
cachexia sebagai akibat dari penyakit kronis, ditandai
dengan penurunan massa dan kekuatan otot.

38. C lanjut terapi antibiotik, ganti


dengan metronidazole
Keywords: pasien didiagnosis bronkopneumonia, diberi
antiobiotik spektrum luas, kemudian diare, ditemukan bakteri
anaerob (+)
Diagnosis: pseudomembranous collitis akibat clostridium difficile.
Jawaban: terapi antibiotik lanjut+metronidazole

Pseudomembranous collitis
Adalah diare mild-moderate, paling kuat asosiasinya dengan
penggunaan antibiotik spektrum luas. Plg sering pada pasien2 yg
dirawat, yg diberikan antibiotik
Konsep: di usus ada normal flora, salah satunya clostridium difficile.
Antibiotik spektrum luas merusak keseimbangan flora normal,
sehingga bakteri lain mati, smntara C.difficile akan berkembang
biak
Tatalaksana: metronidazole. Keputusan lanjut antibiotik atau tidak
bergantung kepada seberapa perlu antibiotik itu diberikan.
Pada kasus di atas, pasien bronkopneumonia, diasumsikan perlu
diberikan antibiotik. Jadi jawabannya lanjutkan+metronidazole
Questions objective: antibiotik spektrum luas dapat menyebabkan
gangguan flora normal usus, sehingga C.difficile berkembang biak,
penyakitnya pseudomembranous collitis. Pengobatan adalah
dengan metronidazole, antibiotik sebisa mngkin tidak dilanjutkan,
kecuali perlu.

39. E- atenolol
Keywords: hipertensi+riwayat asma, obat yg kardioselektif
Obat yg dicari adalah beta blocker yang sifatnya kardioselektif
(beta-1 antagonist >>>> beta -2 antagonist)
Jawab: atenolol

Lists obat beta blocker


Cara menghafal: obat beta blocker yg diurutkan dari huruf pertama am, merupakan beta selektif:
Atenolol
Acebutolol
Bisoprolol
Metoprolol
Sisanya, dari m- z, adalah beta non-selektif:
Propranolol
Pindolol
Timolol
Contoh, bagaimana dengan Carvedilol?. Berarti carvedilol adlaah
beta selektif

Obat Beta blocker


Tambahan pengetahuan lainnya:
Obat beta blocker yg berakhir olol: seperti propranolol, esmolol
hanya menghambat beta saja. Bila tidak olol, tapi ilol atau alol,
artinya punya efek lain selain beta antagonist
carvedilol dan labetalol: Memiliki efek alfa blocker
Sotalol: memiliki efek K channel blockade
Obat beta blocker kardioselektif : safer in asthma. Safer bukan
berarti dia tidak kena reseptor beta-2 sama sekali.tapi lebih baik
dibanding non-kardioselektif.
Hanya propranolol yang efektif untuk pasien tirotoksikosis, karena
memiliki efek inhibisi deiodinase, sehingga menghambat T4 jadi T3.
Questions objective: beta blocker ada yg selektif (hanya mengenai
Beta-1) ada yg non selektif( mengenai beta1 dan 2). Beta blocker
yg selektif lebih aman dari nonselektif.

40. C- ditemukan monosodium


urat di cairan sendi
Keywords: pasien pria, nyeri ibu jari kaki kiri,
kemerahan dan bengkak (tanda inflamasi di sendi),
nyeri semakin dirasakan pagi hari. Hanya 1 sendi
Diagnosis: gout arthritis
Gold standar: monosodium urat di sendi
Asam urat serum bukan alat diagnostik, melainkan
sebagai pengukur faktor risiko terjadinya gout.
Diagnosis pasti gout adalah analisis cairan sinovial,
menemukan monosodium urat di sendi!
Questions objective: mendiagnosis pasien gout, dan
mengetahui gold standar diagnosis gout arthritis.
Memahami makna asam urat serum adalah penilaian
faktor risiko

41.Endocarditis infektif
Keywords: sesak, pengguna narkoba suntik, murmur
Diagnosis: infective endocarditis
Tatalaksana: benzathine Penicilline G 4 x 2,5 juta
/hari,IV,selama 4 sampai 6 minggu
Questions objective: mengenali diagnosis infektif endokarditis
dan terapinya.

42. A- atorvastatin
Keywords: kolesterol total 400mg/dl, LDL 170
mg/dl, HDL 40
Diagnosis: hiperkolesterolemia, dyslipidemia
Jawbaan: atorvastatin
Hanya statin yg terbukti secara
EvidenceBasedMedicine(EBM) mampu
menurunkan risiko cardiovaskular. Selalu pilih
jawaban ini pada kasus orang yg berisiko sakit
kardiovaskular.

Beberapa obat lipid lowering


agents
Secara general bila: (3 pernyataan di bawah ini
berdasarkan farmakologi semata, bukan EBM!)
- Peningkatan hanya kolesterol: gunakan
kolestiramin, kolestipol, ezetimibe
- Peningkatan trigliserida: gunakan gemfibrozil
(fibrat)
- Peningkatan kolesterol dan trigliserida: statin,
niasin dan ezetimibe
Statin adalah yang plg utama digunakan bila
LDL tinggi dan kolesterol tinggi, skali lagi,
alasannya karena EBM.

Questions objective
Statin adalah pengobatan antihiperlipidemik yang utama secara
EBM untuk menurunkan risiko kardiovaskular pada orang yg
tinggi kolesterol/LDL.

43. A saat diagnosis tegak


Keywords: pasien hipertensi lama, TD 180/100
mmHg
Diagnosa: HT lama
Pemeriksaan EKG langsung dilakukan unttuk
mengassess efek HT kronis terhadap kelainan
jantung yang ada pada pasien, seperti LVH, atau
riwayat infark lama (Q wave), AF (bila pernah
infark inferior), dll.
Questions objective: EKG digunakan untuk
mengassess efek HT kronis selain mengetahui
ACS

44. B- atrial fibrilasi


Keywords: berdebar-debar, irreguler, takikardia
(120x/menit). Gambaran ekg: p (-), QRS sempit,
irreguler
Diagnosis: AF
Atrial flutter: p(-), tapi umumnya reguler, dan ada
gelombang yg teratur (which is bukan p), T hilang
VES: ada QRS yang lebar(>0,12s). Tidak semuanya,
hanya sesekali. Bila muncul 2 dalam 1 lead (bigemini),
bila 3 (trigemini)
SVT: p wave(-), takikardia, reguler, QRS sempit.
Umumnya >150x/menit, T wave ada
Bundle branch block: LBBB dan RBBB, sudah
dijelaskan di slide sblumnya

Gambaran2 EKG yang umum


keluar
Atrial fibrilasi

Atrial flutter

Ventricular extrasistole

Supraventrikular takikardia

Questions objective
Mengenali AF, atrial flutter, VES, PSVT, LBBB.

45. A limfadenopati akut


Keywords: benjolan terasa nyeri , kgb teraba , mobile, lunak,
nyeri, hiperemis. FNAB: PMN, limfosit, sel blas
Diagnosis: limfadenopati akut, curiga infeksi
Painful Lymphadenopathy (LAD): infeksi akut
Painless LAD: kronik LAD, lymphoma, metastatic carcinoma

Sinus catarrhalis: infeksi sinusitis oleh moraxella catarrhalis.


Gejala antara lain: ISPA, pneumonia, endokarditis.
Cat scratch disease: penyakit yang disebatkan oleh bartonella.
Biasanya ada riwayat pasien kontak dengan kucing (dicakar,
dijilat, dll). Pasien dtg dengan keluhan utama kgb membesar,
nyeri, sprti pada kasus

Kesimpulan jawaban soal


jawaban soal yang mngkin: limfadenopati akut
atau catsratch disease. Namun di soal tidak
dinyatakan riwayat kontak dengan kucing atau
mengarahkan ke catscratch disease, jadi
jwbannya A.
Questions objective: mengenali macam2
limfadenopati. Bila nyeri: kemungkinan infeksi
akut.gambaran FNAB:terutama PMN. Bila tidak
nyeri: kronik, metastasis, atau limfoma

46. C- misoprostol
Keywords: BAB hitam, riwayat minum NSAID (piroksikam)
Diagnosa: melena ec NSAID
Jawab: misoprostol

Alasan jawaban soal


NSAID memiliki efek menghambat COX1 dan COX2. COX1
menghambat pembentukkan prostaglandin, yang berperan dalam
memediasi nyeri. Tapi prostaglandin jg berperan dalam menjaga
integritas mukosa lambung
Misoprostol, mengandung prostaglandin, yang bisa dikatakan
sebagai antidote dari peptic ulcer yg disebbakan karena NSAID.
Misoprostol lebih tepat karena sesuai dengan kausa dan
patofisiologi penyakit yg dialami kasus di atas
Omeprazole, sukralfat, dan antacid, dapat digunakan sebagai terapi
supportif, tapi tidak secara tepat sesuai dengan kausa dari pnyakit
yg dialami.
Questions objective: mengenali patofisiologi NSAID menyebabkan
ulkus peptik, dimana prostaglandin sebagai mediator penting
sebagai penghantar rasa nyeri yg dihambat oleh COX1, namun
berperan dalam integritas mukosa. Misoprostol sebagai antidote

47. Trombosit cryoprecipitat


Keywords: pasien dengan trombosit sangat rendah
28.000, Hb dan leuko normal .
Diagnosa: trombositopenia
Transfusi: Trombosit cryoprecipitat
FFP: berisikan plasma dan faktor2 pembeukan lainnya
Whole blood: semua sel darah+plasma
PRC: terutama RBC
Trombosit cryoprecipitat: terutama trombosit
Faktor VIII: terutama faktor VIII
Questions objective: macam2 sediaan darah dan
penggunaannya

48. Defisiensi insulin relatif


Keywords: usia 23 tahun, gemuk,BB naik terus, GDS 210 mg/dl
Diagnosis: DMt2 atau TGT
DMt1: defisiensi insulin absolut
TGT: defisiensi insulin relatif
DMt2: gangguan pada reseptor insulin

Konsep defisiensi insulin relatif


dan obesitas sebagai faktor risiko
Pasien obese: risiko DMt2
Alasannya karena untuk memasukkan glukosa ke
dalam sel adiposa, dibutuhkan insulin.
Semakin banyak sel adiposa, (artinya, semakin gemuk
orang itu..) maka jmlh insulin yang dibutuhkan akan
lebih byk
Pankreas akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan
insulin yang ada. Namun akan tiba saatnya dimana
pankreas akan kesulitan mensekresi insulin dalam
jumlah banyak defisiensi insulin relatif
Mekanisme resistensi reseptor insulin not known.

Konsep defisiensi insulin relatif


dan obesitas sebagai faktor risiko
Pada kasus ini, penyebab menjadi gemuk bukan karena
ia DMt2. semata2 pasien memang gemuk.
Kegemukkan tersebut yg menyebabkan defisiensi
insulin relatif gula darah meningkat
Semakin obese/semakin byk sel adiposa dlm tubuh
semakin besar kemungkinan terjadinya resistensi
insulin selain daripada pankreas lelah mensekresi
insulin. Mekanisme: not known
Questions objective: mengenali tingginya gula darah
sebagai akibat dari gangguan sekresi insulin, kerja
insulin, atau keduanya.obesitas sebagai faktor risiko
utama

49. E - Diet diabetes + olahraga +


Metformin 3 x 500 mg
Keywords: pengaturan diet dan olahraga+DM sejak 3 tahun,
gemuk, GDS 290 mg/dl
Diagnosis: DMt2 gd belum terkontrol
Jawab: E, diet+olahraga+metformin 3x500 mg
Alasannya di slide berikut

Pasien belum pernah mendapat terapi OHO


sebelumnya (berdasarkan soal). Karena itu kita selalu
memulai dengan monoterapi. Pengecualian kita bisa
loncat terapi hanya bila nilai HbA1c diberitahu, seperti
pada slide sebelumnya:
Mengapa bukan jawaban A? karena jawaban A tidak
ada kata olahraga..
Questions objective: tatalaksana DMt2 terdiri atas
lifestyle modification (olahraga+diet)+OHO. OHO utama
yg diberikan adalah metformin sebagai lini utama. Nilai
HbA1c dapat digunakan sebagai patokan terapi.

50. E - Peningkatan tekanan


vena porta
Keywords: BAB hitam, varises esofagus,
penyakit hati kronik
Diagnosis: sirosis hepatis
Jawaban: peningkatan tekanan vena porta
Sirosis: hati mengalami fibrosis+tampak nodular
regenerasi
Sirosis memberikan kerusakan/patofisiologi
gejala muncul dari 2 hal: gangguan fungsi hati,
dan gangguan struktural

Gangguan fungsi:
Faktor koagulasi, siklus urea, glukoneogenesis,
dll.
Gangguan struktural:
Hipertensi vena porta ascites dan edema
ekstremitas bawah, varises esofagus,
hemorrhoid
Questions objective: memahami patofisiologi
sirosis hepatis dan kaitan kerusakan hati
dengan gejala yang akan muncul.

Forensik

51. B
Keywords : Pasien datang ke dokter untuk meminta suntik vitamin
C. Dokter mengatakan tidak perlu. Pasien tetap ingin suntik.
Dilema prinsip kaidah dasar moral pada kasus ini adalah
autonomy pasien (ingin disuntik vit C) vs non-maleficence dokter
(suntik punya potensi anafilaksis, harmful, tidak jelas
kegunaannya)

Kaidah dasar moral


Beneficence : Melakukan hal yang baik/melindungi
pasien
mencegah terjadi kerugian pada yang lain,
menghilangkan kondisi penyebab kerugian pada yang lain,
menolong orang cacat,
menyelamatkan orang dari bahaya.

Non Maleficence (tidak merugikan)


Ciri :
Primum non nocere (above all, do no harm)
Menolong pasien emergensi
Mencegah pasien dari bahaya lebih lanjut
Manfaat pasien > kerugian dokter

Autonomy (kemandirian)
Ciri:

Menghargai hak pasienmenentukan nasib sendiri


Berterus terang
Menghargai privasi pasien
Menjaga rahasia
Melaksanakan informed consent

Justice (kesetaraan / keadilan) :

Merawat semua orang dengan perhatian dan kualitas yang sama


Mendistribusikan keuntungan maupun beban dengan merata

52. C
Keywords : RS mendapat dana, ada pilihan untuk beli
alat baru (income baru bagi RS, mempertajam
diagnosis, dll) atau pembangunan gedung baru
(memperbaiki pelayanan, menambah kapasitas rawat,
dll).
Kaidah dasar moral yang bermain pada kasus ini
adalah justice, dimana dokter harus berusaha
Mendistribusikan keuntungan maupun beban
dengan merata.

Kaidah dasar moral


Beneficence : Melakukan hal yang baik/melindungi
pasien
mencegah terjadi kerugian pada yang lain,
menghilangkan kondisi penyebab kerugian pada yang lain,
menolong orang cacat,
menyelamatkan orang dari bahaya.

Non Maleficence (tidak merugikan)


Ciri :
Primum non nocere (above all, do no harm)
Menolong pasien emergensi
Mencegah pasien dari bahaya lebih lanjut
Manfaat pasien > kerugian dokter

Autonomy (kemandirian)
Ciri:

Menghargai hak pasienmenentukan nasib sendiri


Berterus terang
Menghargai privasi pasien
Menjaga rahasia
Melaksanakan informed consent

Justice (kesetaraan / keadilan) :

Merawat semua orang dengan perhatian dan kualitas yang sama


Mendistribusikan keuntungan maupun beban dengan merata

53. B
Keywords : Korban perampokan dengan luka-luka, dibawa ke
UGD,perlu rawat inap , pulang , kontrol ke poliklinik.
Saat pasien kontrol, visum yang dibuat adalah VER lanjutan. Saat
pasien di UGD atau dirawat inap jika diminta visum maka yang
dibuatadalah VER sementara.

Jenis-jenis VeR:
VeR hidup

Definitif: dibuat seketika, dimana korban tidak memerlukan perawatan dan


pemeriksaan lanjutan sehingga tidak menghalangi pekerjaan korban.
Kualifikasi luka ditulis derajat I.
Sementara: dibuat sementara waktu karena korban memerlukan perawatan
dan pemeriksaan lanjutan sehingga menghalangi pekerjaan korban.
Kualifikasi luka tidak ditulis.
Lanjutan: yaitu VeR yang dibuat saat luka korban telah sembuh atau pindah
rumah sakit atau pindah dokter atau pulang paksa. Kualifikasi luka ditulis.

VeR jenazah

Terhadap korban yang sudah meninggal

54. A
Keywords : Seorang perempuan (65 tahun) datang tidak
sadarkan diri (tidak kompeten memberikan consent), dan harus
segera dilakukan operasi.
Dalam keadaan tersebut, urutan yang paling berhak memberikan consent
adalah suami/istri - orang tua kandung - anak kandung - saudara kandung
- wali

Peraturan Menteri Kesehatan No. 290 Tahun 2008


Semua tindakan harus dengan persetujuan pasien yang kompeten

Kompeten: usia cukup (18 tahun ke atas) atau telah/pernah menikah, sadar,
tidak cacat mental
Bila pasien tidak kompeten, maka persetujuan berhak diberikan oleh
keluarga terdekat (suami/istri, orang tua kandung, anak kandung, saudara
kandung) atau wali

Tindakan berisiko tinggi harus dengan persetujuan tertulis


Untuk keadaan gawat darurat (mengancam jiwa) dimana pasien tidak
kompeten dan tidak ditemukan yang berhak mewakilinya, dokter dapat
melakukan tindakan tanpa persetujuan
Pada kasus ini, kesadaran pasien masih baik, sehingga belum bisa
digolongkan gawat darurat. Dokter wajib memanggil orang tua pasien.
Teman pasien tidak berhak mewakili pasien.

Undang-undang lain
PerMenKes No. 585/Men.Kes/Per/IX/1989 pasal 3 ayat (1) dan
SK PB-IDI No. 319/PB/A.4/88 butir 3 : setiap tindakan medis
yang mengandung resiko cukup besar, mengharuskan adanya
persetujuan tertulis, setelah sebelumnya pihak pasien
memperoleh informasi yang kuat tentang perlunya tindakan
medis serta resiko yang berkaitan dengannya (telah terjadi
informed consent).

55. B
Keywords : Luka tembak + kelim tato : Luka tembak dekat.
Luka lecet bisa didapat mulai dari luka tembak jauh, tapi kalau
luka tembak jauh pasti belum ada kelim tato.

Luka tembak

LT tempel terdapat jejas laras


LT sangat dekat (maksimal 15
cm) terbentuk akibat anak
peluru, mesiu, jelaga dan
panas/api kelim api
LT dekat terbentuk akibat anak
peluru dan mesiu kelim jelaga
(maksimal 30 cm), kelim tato
(maksimal 60 cm)
LT jauh (> 60 cm) terbentuk
akibat komponen anak peluru
kelim kesat dan kelim lecet

Kelim lecet: bagian yang kehilangan kulit


ari yang mengelilingi lubang akibat anak
peluru yang menembus kulit
Kelim kesat: usapan zat yang melekat
pada anak peluru (pelumas, jelaga, dan
elemen mesiu) pada tepi lubang
Kelim tato: butir-butir mesiu yang tidak
habis terbakar yang tertanam pada kulit di
sekitar kelim lecet.
Kelim jelaga: penampilan jelaga/asap
pada permukaan kulit di sekitar lubang
luka tidak masuk
Kelim api: daerah hiperemi atau jaringan
yang terbakar yang terletak tepat di tepi
lubang luka

56. D
Keywords : Seorang laki-laki 24 tahun ditemukan meninggal
mendadak setelah masuk ke dalam kolam renang. ; Terdapat
cutis anserina, ditemukan alkohol dalam darah.
Mengarahkan ke mekanisme kematian Immersion syndrome
Cutis anserina : Perubahan kulit permukaan anterior tubuh,
terutama pada ekstremitas akibat kontraksi otot errector pilli yang
dapat terjadi karena rangsang dinginnya air (sebagai gambaran
seperti saat seseorang berdiri bulu kuduknya / merinding)

1. Wet drowning.
Pada keadaan ini cairan masuk ke dalam saluran pernafasan setelah
korban tenggelam. Kematian terjadi setelah korban menghirup air.
Jumlah air yang dapat mematikan, jika dihirup paru-paru adalah
sebanyak 2 liter untuk orang dewasa dan 30-40 ml untuk bayi.
1. Dry drowning.
Pada keadaan ini, cairan tidak masuk ke dalam saluran pernafasan,
akibat spasme laring dan kematian terjadi sebelum menghirup air.
1. Secondary drowning
Terjadi gejala bebertapa hari setelah korban tenggelam dan diangkat
dari dalam air dan korban meninggal akibat komplikasi.
1. Immersion syndrome
Korban tiba-tiba meninggal setelah tenggelam dalam air dingin
akibat refleks vagal yang menyebabkan cardiac arrest. Keadaan
tersebut hanya dapat dijelaskan oleh karena terjadinya fibrilasi
ventrikel dan dapat dibuktikan bahwa pada orang yang masuk ke
air dingin atau tersiram air yang dingin, dapat mengalami
ventricular ectopic beat. Alkohol dan makan terlalu banyak
merupakan faktor pencetus.

57. D
Keywords:
Kaku jenazah menetap, lengkap dan sukar
digerakkan. Lebam mayat tidak hilang dengan
penekanan.
Lebam mayat menetap 8 - 12 jam post-mortem
Kaku mayat lengkap 12 - 24 jam post-mortem,
menghilang >24 jam post-mortem.
Jawaban: D. 12 24 jam

Tanda Pasti Kematian (Tanatologi)


1.

Algor mortis: penurunan suhu tubuh mayat akibat terhentinya produksi panas dan
pengeluaran panas secara terus-menerus
2. Livor mortis/lebam mayat: suatu bercak atau noda besar merah kebiruan atau merah
ungu (livide) pada lokasi terendah tubuh mayat akibat penumpukan eritrosit. Mulai
tampak 20-30 menit setelah meninggal, menetap setelah 8-12 jam.
3. Rigor mortis/kaku mayat: kekakuan yang terjadi pada otot yang terjadi setelah periode
pelemasan/ relaksasi primer. Mulai tampak setelah 2 jam, dari luar ke tengah,
lengkap setelah 12 jam, dipertahankan setelah 12 jam, kemudian menghilang
dalam urutan yang sama.
4. Cadaveric spasme/instantenous rigor mortis: kekakuan otot segera setelah kematian
somatis tanpa relaksasi primer
5. Decomposition: proses degradasi jaringan terutama protein akibat autolisis dan kerja
bakteri pembusuk terutama Klostridium welchii. Mulai tampak 24 jam setelah mati
berupa warna kehijauan pada perut kanan bawah. Larva lalat muncul 36-48 jam
setelah kematian, menetas 24 jam kemudian.
6. Adiposera: terbentuknya bahan yang berwarna keputihan, lunak atau berminyak, berbau
tengik dalam jaringan lunak tubuh pasca kematian
7. Mumifikasi: terjadi akibat penguapan jaringan dan dehidrasi jaringan yang cukup berat

58. C
Keywords :Luka lecet tekan pada leher Pencekikan
Pada pembunuhan jerat ada jejas jerat datar, pada gantung diri
ada jejas jerat meninggi kearah simpul.
Lidah terjulur, mata melotot, dan air mani keluar semuanya
menunjukkan proses asfiksia mekanik.

Pencekikan
Mekanisme kematian
Asfiksia
Refleks vagal

Pemeriksaan jenazah

Luka lecet pada kulit, berbentuk bulan sabit akibat penekanan kuku jari
Luka memar bekas tekanan jari
Perdarahan pada m. Sternokleidomastoideus (disebabkan oleh kontraksi
yang kuat pada otot tst saat korban melawan)
Fraktur tulang lidah dan kornu superior rawan gondok
Patah tulang lidah dan rawan tiroid masih dapat ditemukan di kasus lain,
misalnya trauma

Pembunuhan
ALAT PENJERAT
Simpul
Jumlah lilitan
Arah
Jarat titik tumpusimpul
KORBAN

Simpul mati
Satu
Datar
Dekat

Bunuh Diri
Hidup
Satu/lebih
Serong ke atas
Jauh

Jejas jerat
Luka perlawanan
Luka-luka lain
Jarak dari lantai

Datar
+
Ada
Jauh

TKP
Lokasi
Kondisi
Pakaian
Alat

Variasi
Tidak teratur
Robek/tidak teratur
Dari si pembunuh

Sembunyi
Teratur
Rapi dan baik
Berasal dari TKP

Surat peninggalan

Ruangan

Tak teratur, terkunci


dari luar

Meninggi ke arah
simpul
Dekat

Teratur, terkunci dari


dalam

59. A
Keywords : Pasien ditemukan tergantung di dalam kamarnya.
Dari hasil pemeriksaan dalam didapatkan darah yang berwarna
merah terang dan encer.
Terjadinya darah encer disebabkan aktivitas fibrinolisin dalam
darah sehingga darah sukar membeku dan mudah mengalir.

Secara umum pada pasien yang meninggal akibat asfiksia akan


ditemukan tanda berikut:
1. Sianosis
Kurangnya oksigen menyebabkan darah lebih encer dan lebih gelap.
Warna lebam mayat merah kebiruan gelap dan terbentuk lebih cepat.
Distribusi lebam lebih luas akibat kadar CO2 yang tinggi dan
aktivitas fibrinolisin dalam darah sehingga darah sukar membeku
dan mudah mengalir.
Pada kasus keracunan sianida dan CO, lebam jenazah berwarna
merah terang meskipun tidak selalu demikian, sebab masing-masing
mempunyai kadar oskihemoglobin dan CO-Hb yang tinggi.

2. Kongesti vena
Kongesti yang khas asfiksia bila kongesti sistemik pada kulit dan
organ selain paru-paru, termasuk dilatasi jantung kanan.
Dapat terlihat adanya bintik-bintik perdarahan (petechial
haemorrages) atau disebut tardieus spot; terjadi karena timbulnya
peningkatan permeabilitas kapiler & karena rusak/pecahnya dinding
endotel kapiler akibat hipoksia.
Tardieu spot mudah terjadi pada jaringan longgar, seperti misalnya
jaringan bawah kelopak mata, atau organ dengan membran
transparan (pleura, perikardium). Pada asfiksia hebat, bintik
perdarahan dapat terlihat pada faring dan laring.
3. Edema
Disebkan karena kerusakan pada pembuluh kapiler sehingga
permeabilitas meningkat, hingga menyebabkan edema terutama
pada paru-paru.

60. B
Keywords : Pasien laki-laki 70 tahun tidak mengerti penjelasan
dokter setelah dijelaskan berulang kali.
Kasus ini bukan kasus gawat darurat yang perlu langsung
dilakukan tindakan emergensi, sehingga yang perlu dilakukan
oleh dokter : B. Meminta izin memanggil anaknya untuk
dijelaskan

Permenkes nomor 585/Menkes/Per/IX/1989


tentang Persetujuan Tindakan Medis

Bab III ( Informasi)

a) Pasal 4 ayat (1) : Informasi tentang tindakan medis harus diberikan kepada pasien, baik diminta
maupun tidak diminta.
b) Pasal 4 ayat (2) : Dokter harus memberikan informasi selengkaplengkapnya kecuali bila dokter
menilai bahwa informasi tersebut dapat merugikan kepentingan kesehatan pasien atau pasien
menolak diberikan informasi.
c) Pasal 4 ayat (3) : Dalam hal sebagaimana dimaksud ayat (2), dokter dengan persetujuan pasien
dapat memberikan informasi tersebut kepada keluarga terdekat dengan didampingi oleh seorang
perawat / paramedik lainnya sebagai saksi.
d) Pasal 5 ayat (1) : Informasi yang diberikan mencakup keuntungan dan kerugian dari tindakan
medis yang akan dilakukan, baik diagnostic maupun terapeutik.
e) Pasal 5 ayat (4) : Dalam hal-hal sebagaimana dimaksud ayat (3), dokter dengan persetujuan
pasien dapat memberikan informasi tersebut kepada keluarga terdekat pasien.

Bab IV ( Yang berhak memberikan persetujuan)

a) Pasal 8 ayat (1) : Persetujuan diberikan oleh pasien dewasa yang berada dalam keadaan sadar
dan sehat mental.
b) Pasal 8 ayat (2) : Pasien dewasa sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah yang telah berumur 21
(duapuluh satu) tahun atau telah menikah.
c) Pasal 9 ayat (1) : Bagi pasien dewasa yang berada dibawah pengampuan (curatele), persetujuan
diberikan oleh wali / curator.
d) Pasal 9 ayat (2) : Bagi pasien dewasa yang menderita gangguan mental, persetujuan diberikan
oleh orangtua / wali / curator.
e) Pasal 10 : Bagi pasien dibawah umur 21 (duapuluh satu) tahun dan tidak mempunyai orangtua /
wali dan / atau orangtua / wali berhalangan, persetujuan diberikan oleh keluarga terdekat atau induk
semang (guardian).

61. A
Keywords : pria, matanya terkena air aki saat bekerja di bengkel. PF:
visus menurun, kemosis, injeksi konjungtiva, kornea edema.
Prinsipnya air aki ada 2 macam :

a. Air aki botol merah /zuur.


Biasanya digunakan pada saat pengisian pertama aki. unsur kimia yang
terkandung adalah H2SO4.
b. Air aki botol biru
Berisi air murni atau telah melewati penyulingan. Memiliki unsur H2O.

Yang dimaksud pada soal ini kemungkinan yang berisi H2SO4, jadi
trauma asam berat pada mata. Pilihan tatalaksana terbaik pada soal :
A. Tetes pantokain-irigasi 2L-debridemens- siklopegik-antibiotik salep

Mata

Trauma kimia mata


Dibagi menjadi 2 : Asam dan basa
Trauma asam :

Terjadi koagulasi protein epitel kornea yang mengakibatkan kekeruhan pada


kornea. Biasanya kerusakan hanya pada bagian superfisial saja.
Bahan kimia bersifat asam : asam sulfat, air accu, asam sulfit, asam
hidrklorida, zat pemutih, asam asetat, asam nitrat, asam kromat, asam
hidroflorida.

Trauma basa :

Biasanya lebih berat daripada trauma asam. Bahan basa memiliki dua sifat
yaitu hidrofilik dan lipolifik dimana dapat secara cepat untuk penetrasi sel
membran dan masuk ke bilik mata depan, bahkan sampai retina.T erjadi
penghancuran jaringan kolagen kornea. Bahan kimia basa bersifat koagulasi
sel dan terjadi proses safonifikasi, disertai dengan dehidrasi
Bahan kimia bersifat basa: NaOH, CaOH, amoniak, Freon/bahan pendingin
lemari es, sabun, shampo, kapur gamping, semen, tiner, lem, cairan
pembersih dalam rumah tangga, soda kuat.

Klasifikasi
Trauma kimia pada mata dapat diklasifikasikan sesuai dengan
derajat keparahan :

Derajat 1: kornea jernih dan tidak ada iskemik limbus (prognosis sangat
baik)
Derajat 2: kornea berkabut dengan gambaran iris yang masih terlihat dan
terdapat kurang dari 1/3 iskemik limbus (prognosis baik)
Derajat 3: epitel kornea hilang total, stroma berkabut dengan gambaran
iris tidak jelas dan sudah terdapat iskemik limbus (prognosis kurang)
Derajat 4: kornea opak dan sudah terdapat iskemik lebih dari limbus
(prognosis sangat buruk)

Tatalaksana
Emergensi :
Irigasi : Larutan normal saline (atau yang setara) selama 15-30 menit sd
PH mata normal (7,3), min. 2000 ml dalam 30 menit.
Double eversi pada kelopak mata: memindahkan material yang terdapat
pada bola mata, menghindarkan terjadinya perlengketan antara
konjungtiva palpebra, konjungtiva bulbi, dan konjungtiva forniks.
Debridemen pada daerah epitel kornea yang mengalami nekrotik
sehingga dapat terjadi re-epitelisasi pada kornea.
Lanjutan : bebat (verban) pada mata, lensa kontak lembek dan artificial
tear (air mata buatan).

Tatalaksana medikamentosa
Steroid : mengurangi inflamasi dan infiltrasi neutofil, dapat menghambat penyembuhan stroma dengan menurunkan
sintesis kolagen dan menghambat migrasi fibroblas. Untuk itu steroid hanya diberikan secara inisial dan di tappering of
setelah 7-10 hari. Dexametason 0,1% ED dan Prednisolon 0,1% ED diberikan setiap 2 jam. Bila diperlukan dapat
diberikan Prednisolon IV 50-200 mg
Sikloplegik untuk mengistirahatkan iris, mencegah iritis dan sinekia posterior. Atropin 1% ED atau Scopolamin 0,25%
diberikan 2 kali sehari.

Asam askorbat mengembalikan keadaan jaringan scorbutik dan meningkatkan penyembuhan luka dengan membantu
pembentukan kolagen matur oleh fibroblas kornea. Natrium askorbat 10% topikal diberikan setiap 2 jam. Untuk dosis
sitemik dapat diberikan sampai dosis 2 gr.

Beta bloker/karbonik anhidrase inhibitor untuk menurunkan tekanan intra okular dan mengurangi resiko terjadinya
glaukoma sekunder. Diberikan secara oral asetazolamid (diamox) 500 mg.

Antibiotik profilaksis untuk mencegah infeksi oleh kuman oportunis. Tetrasiklin efektif untuk menghambat kolagenase,
menghambat aktifitas netrofil dan mengurangi pembentukan ulkus. Dapat diberikan bersamaan antara topikal dan
sistemik (doksisiklin 100 mg).

Asam hyaluronik untuk membantu proses re-epitelisasi kornea dan menstabilkan barier fisiologis. Asam Sitrat
menghambat aktivitas netrofil dan mengurangi respon inflamasi. Natrium sitrat 10% topikal diberikan setiap 2 jam
selama 10 hari. Tujuannya untuk mengeliminasi fagosit fase kedua yang terjadi 7 hari setelah trauma.

62. E
Keyword : Wanita dengan mata lengket + sekret kuning
kehijauan. Sudah diobati dengan tetes mata antibiotik + steroid
namun keluhan tidak membaik. Mengarahkan ke infeksi fungal.
Pada mata infeksi fungal paling banyak disebabkan oleh
Candida dan Aspergillus.
Candida albicans is the most common cause of endogenous
endophthalmitis. Filamentous fungi, such as Fusarium solani and
Aspergillus flavus, may constitute up to one-third of all cases of
traumatic infectious keratitis

63. B
Keywords : Pasien dengan gejala glaukoma akut. Obat yang tidak
boleh diberikan ?
Jawab : B. Atropine Memiliki aktivitas simpatis, menimbulkan
midriasis sudut semakin tertutup, glaukoma semakin berat.

Glaukoma akut kegawatdaruratan oftalmologi


Segera turunkan tekanan intraokular dengan azetazolamid IV atau
oral bersama dengan obat topikal (siklopegik pilokarpin 2-4%
6gtt/hari, @1gtt). Dapat diganti dengan latanoprost, apraklonidin,
timolol 0.25-0.5%)

Pilokarpin untuk kontraksi siliar dan mengkonstriksi pupil agar tidak terjadi
iskemia iris. Sudah jarang dipakai dan banyak digantikan oleh latanoprost.
Timolol dan apraklonidin mengurangi produksi aqueous humour.
Steroid topikal kadang dipakai untuk mengurangi
inflamasi
intraokuler sekunder.
Zat hiperosmolar (manitol, gliserin) kadang dipakai untuk
mengurangi volume vitreous.

Setelah tekanan intraokuler turun iridotomi perifer.


Tujuan operasi adalah untuk membuat hubungan permanen
antara bilik mata depan dan belakang agar iris bombe terlepas.
Tindakan yang juga dapat dilakukan: trabekulektomi. Syarat =
belum ada sinekia anterior perifer.
Jika gagal lakukan:
ALPI (argon laser peripheral iridoplasty).
IRIDEKTOMI PERIFER (operasi biasa).
Jika unilateral, mata kontralateral perlu di iridotomi perifer laser untuk
tujuan profilaksis.

64. B
Keywords : Mata tenang, visus turun mendadak. Sebelumnya
seperti melihat kotoran, kilatan cahaya, penglihatan seperti-ditutup
tirai. Khas untuk ablasio retina.
Pemeriksaan untuk memastikan : Funduskopi.
Pada pemeriksaan oftalmologis dapat ditemukan adanya: defek
relatif pupil aferen (RAPD), tekanan intraokular yang menurun, iritis
ringan, adanya gambaran tobacco dust atau Schafer sign, robekan
retina pada funduskopi.
Pada pemeriksaan funduskopi akan terlihat retina yang terangkat
berwarna pucat dengan pembuluh darah di atasnya dan terlihat
adanya robekan retina berwarna merah. Bila bola mata bergerak
akan terlihat retina yang terlepas bergoyang.

Ablasio retina
Ablatio retina adalah lepasnya lapisan sensoris retina (sel batang
dan sel kerucut) dari lapisan epitel pigmen retina.
Diawali dengan penglihatan seperti ada kotoran, ada bintik bintik
hitam atau bayang bayang hitam seperti garis garis pada
lapangan penglihatannya (floaters) dan dapat juga disertai
adanya sensasi kilatan kilatan cahaya (fotopsi) selanjutnya
secara cepat penglihatan seperti tertutup tirai dan bahkan gelap
sama sekali.

Ablasio retina
Dikelompokan dalam 3 jenis :

Ablatio retina regmatogen karena adanya robekan/lubang pada retina


Ablatio retina traksional oleh karena tarikan terhadap retina
Ablatio retina eksudatif akibat komplikasi penyakit lain misalnya adanya
tumor, hipertensi, peradangan dll.

Tatalaksana : pneumatic retinopexy, pembedahan scleral bucling


dan vitrektomi

65. B
Keywords : Pasien mata tenang visus turun. Fotofobia (+), lebih
nyaman di tempat gelap. PF mata : lensa keruh. Katarak
Pemeriksaan khusus : Shadow test

Kekeruha
n

Cairan
lensa
Iris
Bilik mata
depan
Sudut
bilik mata
Shadow
test
Penyulit

Insipien

Imatur

Matur

Hipermat
ur

Ringan

Sebagian

Seluruh

Masif

Normal

Bertamba
h
Terdoron
g

Normal

Berkuran
g
Tremulan
s

Normal

Dangkal

Normal

Dalam

Normal

Sempit

Normal

Terbuka

(-)

Pseudop
ositif

Normal

(-)

(+)
Glaukom
a

Normal

Uveitis,
glaukoma

Pemeriksaan mata
Anel test untuk mengetahui
apakah fungsi dari saluran
ekresi (kelenjar lakrimal) baik
atau tidak
Anel + : fungsi baik
Anel negatif -: terdapat
sumbatan/kelainan saluran
ekskresi

Schimmer testpengukuran
produksi air mata
Fluorescence test
penentuan letak (lebar dan
dalamnya) ulkus kornea
(superfisial atau non
superfisial)
Heirsberg test mengetahui
kedudukan pupil kedua mata/
mengukur derajat tropia

66. C
Keywords : Wanita 20 tahun , mata merah, visus tidak turun,
mata berair, gatal, seperti ada yang mengganjal. Cobble Stone
Appearance (+).
Jawaban : Konjungtivitis vernal

Konjungtivitis vernal hipersensitifitas tipe 1 dan 4

Sangat gatal
2 tipe: giant papils (cobble stone) dan limbal (tantras dot)
Giant papil bisa membuat ulkus pada kornea, biasa berhubungan dengan
iritasi kronik pada konjungtiva, sering pada pengguna lensa kontak.
Terapi: mast cell stabilizer, antihistamin topikal, atau steroid topikal.

67. E
Keywords : Visus menurun, hipertensi, PF mata : cotton wool
spot, copper wire arteriole, dan AV nipping Retinopati hipertensi

Retinopati Hipertensi
Berdasarkan gejala pada pasien ini termasuk mata tenang visus
turun perlahan.
Gejala klinis retinopati HT: pada funduskopi ditemukan fenomena
cotton wool spot + av crossing + copper wire.

68. A
Keywords : Pasien dengan mata merah visus turun. Disertai
dengan gatal, nyeri, riwayat kemasukan pasir. Tes fluorensens (+)
Ulkus kornea.
Tatalaksana :

- Asetazolamid bila pemeriksaan TIO di atas normal


- Pemberian EDTA tetes 4 x 1 dan Tetrasilklin tablet 4 x 250 mg, bila
didapati melting kornea atau perforasi
- Persiapan flap amnion, bila memenuhi syarat
-Persiapan flap konjungtiva bila telah perforasi

Ulkus kornea

Defisiensi vitamin A (keratomalacia)


Virus herpes: ulkus dendritik
Jamur: lesi satelit dan hipopion
Protozoa: sangat nyeri, berhubungan dengan lensa kontak dan kolam renang
Trauma, exposure: letak sentral
Entropion dan trichiasis: letak perifer
Akibat penyakit sistemik: ulkus Mooren

Gejala pada mata dibedakan atas 4 kelompok:

Mata merah visus turun mengenai media refraksi, mis. keratitis, uveitis,
glaukoma akut
Mata merah visus tidak turun tidak mengenai media refraksi, mis.
Konjungtivitis, skleritis, episkelritis, hordeolum, pterigium, pinguekula
Mata tenang visus turun perlahan katarak, ARMD, retinopati
hipertensi/DM
Mata tenang visus turun mendadak ablasio retina, neuritis optika, oklusi
arteri/vena retina

69. A
Keywords : Bayi dengan sekret kehijauan, lengket. PF mata :
sekret mukopurulen, edema palpebra, dan injeksi konjungtiva.
Kornea dalam batas normal Mengarah ke diagnosa
konjungitivits gonnorhea yang biasanya disebabkan oleh infeksi
dari jalan lahir ibu
Pengobatan : tetes mata bakteriostatik

Pada bayi: konjungtivitis bilateral mata merah, nyeri, sekret


purulen. Dapat juga terjadi infeksi faring, respirasi, atau rectal akibat
disseminated gonococcal infection (DGI). Dapat terjadi kerusakan
permanen pada mata secara cepat
Tatalaksana :
Antibiotik topikal : erythromycin/kloramfenikol + Sefalosporin generasi
3 IV/IM

70. A
Keywords : Wanita dengan visus turun, penglihatan seperti
berkabut. Iris shadow (+), visus tidak membaik sempurna dengan
koreksi. Katarak
Komplikasi yang berbahaya adalah lens induced uveitis
/phacoanaphylaxis akibat katarak hipermatur yang pecah dan
Phacomorphic glaucoma / lens induced glaukoma yaitu
glaukoma sekunder akibat post prosedur ekstraksi katarak.
Pada pasien belum dilakukan ekstraksi sehingga kemungkinan
komplikasi adalah lens induced uveitis.

Phacoanaphylaxis/lens-induced uveitis occurs in the setting of a


ruptured or degenerative lens capsule and is characterized by a
granulomatous antigenic reaction to lens protein
After a break in the lens capsule and sensitization to lens proteins,
an immune complexmediated phenomenon develops, which can be
transferred by hyperimmune serum. Type II, III, and IV
hypersensitivity reactions may be involved in the pathogenesis.

71. A
Keywords : Pasien dengan trauma fisik pada mata, terdapat
darah di COA Hifema

Biasanya akan diresorbsi sendiri, tatalaksana dengan bed-rest dengan


kepala ditinggikan 30 derajat, kecuali terdapat tanda-tanda glaukoma akut,
perlu dilakukan parasentesis + tatalaksana glaukoma

Hifema: darah di COA akibat robeknya pembuluh darah iris atau


badan siliar.
Biasanya hilang sempurna.
Tatalaksana:

bed-rest dengan kepala ditinggikan 30 derajat


mata tutup
Asetazolamid terjadi komplikasi glaukoma
Parasentesis terjadi tanda imbibisi kornea dan terjadi glaukoma sekunder,
hifema penuh dan berwarna hitam, atau setelah 5 hari tidak terlihat tanda
hifema berkurang,

72. D
Keywords : Mata merah, visus turun. Mua, nyeri kepala (+). PF
mata : blepharospasm, injeksi konjungtiva, COA dangkal.
Mengarah ke diagnosis glaukoma akut.

Glaukoma akut
Neuropati optik akibat peningkatan
tekanan intraokular (TIO)
Dapat disebabkan oleh: bilik mata depan
yg dangkal (sudut mata sempit),
penggunaan midriatikum, dan
emosional / stress
Diagnosis: tonometri
Th/ asetazolamid iv, timolol, pilocarpin

Pemeriksaan glaukoma pemeriksaan tekanan


bola mata tonometer
Gonioskopi melihat keadaan sudut bilik mata.
Uji lain (bukan untuk keadaan glaukoma akut):
Uji kopi disuruh meminum kopi tekanan naik
sesudah 20-40 menit glaukoma
Uji minum air minum air banyak menurunkan
tekanan osmotik air banyak masuk bola mata
tekanan naik.
Uji steroid (glaukoma herediter) diteteskan steroid
(beta atau deksametason) 3-4x/hari tekanan bola
mata naik setelah 2 minggu.

73. B
Keywords : Pasien mengeluh pandangan kabur bila melihat jauh.
VOD S-3.00, VOS -2.00. Myopia
Yang terjadi : Bayangan jatuh di depan retina

74. D
Keywords : Laki-laki dengan mata kiri memiliki hambatan melihat
ke arah temporal. Hambatan pada musculus rectus lateralis
(Nervus VI)

75. B
Keywords : Wanita dengan mata merah, visus normal. Gatal,
berair, pagi hari ada kotoran dan cairan putih / serosa di mata. ->
Mengarah ke konjungtivitis virus.
Penyebab tersering : adenovirus , biasanya sering disertai
dengan pembesaran KGB preaurikuler.

Viruses are a common cause of conjunctivitis in patients of all


ages.
Adenovirus is by far the most common cause,
Herpes simplex virus (HSV) is the most problematic.

Viral conjunctivitis, although usually benign and self-limited,


lasting for approximately 2-4 weeks, highly contagious.
Viral infection is characterized commonly by an acute follicular
conjunctival reaction and preauricular adenopathy.

KULIT

76.
C. Malassezia furfur
Keywords:
Perempuan, 34 tahun
leher dan punggung gatal
Multipel makula hipopigmentasi berbagai ukuran
Pemeriksaan KOH hifa pendek dan spora bulat yang
berkelompok
Diagnosis: Ptiriasis versikolor

Ptiriasis versikolor

Sinonim
: kromofitosis, dermatomikosis, liver spot, tinea flava, panau
Penyebab
: Malassezia furfur
Predileksi
: ketiak, paha, lengan, tungkai atas, leher, muka, kulit kepala berambut
Predisposisi
: faktor eksogen (suhu, kelembaban udara, keringat) dan faktor endogen (defisiensi imun)
Gejala klinis
: bercak berwarna warni, bentuk teratur tidak teratur, batas jelas tidak jelas, gatal
Lampu wood : kuning keemasan
KOH
: hifa pendek dan spora bulat yang dapat berkelompok
Obat-obatan yang dapat digunakan

Suspensi selenium sulfide (sebagai sampo)


Sulfur presipitatum 4-20% (dalam losio)
Ketokonazol topikal
Ketokonazol 1x200mg selama 10 hari p.o

Tinea
Sinonim
Penyebab
Predileksi

: ringworm, kurap, teigne, herpes sirsinata


: Microsporum, Trichophyton, Epidermophyton
:

Tinea kapitis kulit dan rambut kepala


Tinea barbe dagu dan jenggot
Tinea kruris daerah genitokrural
Tinea pedis et manum kaki dan tangan
Tinea unguium kuku jari tangan dan kaki
Tinea korporis selain lokasi di atas

Gejala klinis : bercak gatal, polimorfi, tepi lebih aktif (polisiklik), central healing
Lampu wood
: hijau kekuning-kuningan
KOH
: hifa dan spora berderet (arthospora)
Obat-obatan yang dapat digunakan

Griseofulvin 500-1000 mg atau 10-25 mg/kg per hari hingga 2 minggu setelah sembuh
klinis
Ketokonazol 200mg/per hari selama 10-14 hari

Kandidosis
Sinonim : kandidiasis, moniliasis
Penyebab : Candida albicans
Predileksi : selaput lendir, kutis, sistemik
Predisposisi
: faktor eksogen (suhu, kelembaban udara,
kebersihan) dan faktor endogen (umur, imunologik, perubahan
fisiologik)
Gejala klinis
:

Selaput lendir trush, vulvovaginitis, balanitis, kandidosis mukokutan kronik


Kutis bercak berbatas tegas, bersisik, basah, eritematosa, lesi satelit (vesikel,
pustule, bula), gatal
Sistemik

KOH
: hifa semu dan blatospora
Obat-obatan yang dapat digunakan
Nistatin topical
Ketokonazol topikal
Ketokonazol 2x200mg selama 5 hari p.o
Amfoterisin B

77.
C. Tinea Kapitis
Keywords:
Anak
Kulit kepala yang tidak ditumbuhi rambut
Lesi kemerahan, bersisik, warna rambut menjadi abu-abu tidak
mengkilat, dan rambut mudah patah
Lampu wood hijau kekuning-kuningan
Diagnosis: Tinea Kapitis (grey patch ringworm)

Tinea kapitis
Kelainan kulit dan rambut kepala disebabkan oleh dermatofita
3 bentuk

Grey patch ringworm warna rambut abu-abu, tidak berkilat, mudah patah,
mudah dicabut tanpa nyeri, alopecia setempat (grey patch). Disebabkan oleh
microsporum andouini
Kerion pembengkakan menyerupai sarang lebah, alopesia menetap.
Disebabkan oleh microsporum canis, microsporum gypseum
Black dot ringworm Rambut patah tertinggal ujungnya (penuh spora), ujung
rambut berwarna hitam dengan gambaran black dot. Disebabkan
trichophyton tonsurans, trichophyton violaceum

Lampu wood
KOH
rambut

: hijau kekuning-kuningan
: mikrospora dan makrospora. Spora di luar
(ektotriks) dan di dalam rambut (endotriks)

Obat-obat yang dapat digunakan:

Griseofulvin 500-1000 mg atau 10-25 mg/kg per hari hingga 2 minggu


setelah sembuh klinis
Ketokonazol 200mg/per hari selama 10-14 hari (bila resisten griseofulvin)

Pengobatan tambahan:

Pemotongan rambut
Obat topikal (asam salisilat, asam benzoate, sulfur presipitatum)

Pengobatan kerion:

Kotikosteroid sistemik (prednisone 3x5mg 2 minggu) + Griseofulvin 5001000 mg atau 10-25 mg/kg per hari hingga 2 minggu setelah sembuh
klinis

Dermatitis seboroik

Kelainan kulit yang didasari factor kontitusi, berpredileksi pada daerah


seboroik

Alopesia areata

Kebotakan yang terjadi setempat-setempat dan berbatas tegas


Dihubungkan dengan infeksi fokal, kelainan endokrin, stress emosional

Piedra/ Tinea nodosa

infeksi jamur pada rambut ditandai nodus sepanjang rambut

78.
A. Griseofulvin oral
Keywords:
Anak
Kulit kepala yang tidak ditumbuhi rambut
Lesi kemerahan, bersisik, warna rambut menjadi abu-abu tidak
mengkilat, dan rambut mudah patah
Lampu wood hijau kekuning-kuningan
Diagnosis: Tinea Kapitis

79.
A. Dermatitis Atopik
Keywords:
Anak perempuan, 8 tahun
Keluhan gatal pada lipatan-lipatan tubuh
Lesi likenifikasi pada liat siku dan lipat lutut
Ayah pasien menderita asma dan alergi
Diagnosis: Dermatitis Atopik

Dermatitis
Reaksi peradangan kulit (epidermis dan dermis) akibat pengaruh
faktor eksogen dan atau faktor endogen
Menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi yang beraneka
ragam dan rasa gatal
Keluhan biasanya cenderung dapat muncul kembali atau menjadi
kronis.

Dermatitis Kontak

Iritan

Sinonim

Alergi

Dermatitis
Atopik

matitis
Numularis

Stasis

atopik, ekzem

m numular,

gravitasional,

ekzem

ekzem stasis,

discoid,

ekzem varikosa,

neuroderm

dermatitis

diseminata,

atitis

venosa,

prurigo besnier

numular

dermatitis

ekzem fleksural,

Dermatitis

Dermatitis

Peradanga

yang disebabkan

yang disebabkan

n kulit kronis dan

oleh

oleh

bahan/substansi

Liken
simpleks, liken
vidal

Dermatitis

hipostatik
Peradanga

Der

residif,

n kulit kronis,

matitis

bahan/substansi

berhubungan

likenifikasi akibat

dengan

yang menempel

yang menempel

dengan

garukan/gosokan

lesi

pada kulit,

pada kulit,

peningkatan

berulang-ulang

berbentuk

kemudian

kemudian

kadar IgE dalam

akibat

koin dan

menimbulkan

menimbulkan

serum dan

rangsangan

berbatas

reaksi

reaksi imunologik riwayat atopi (DA,

pruritogenik

tegas

nonimunologik

(melalui fase

ritinis alergik,

(tanpa

sensitisasi)

asma bronkial)

sensitisasi)

Dermatitis

Ekze

neurodermitis

Definisi

atitis

Der

Ekzem
konstitusional,

____

Neuroderm

Dermatitis
sekunder akibat
insufisiensi
kronik vena
tungkai bawah

Gatal hilang
2 hingga 24 bulan: lesi
eritema, papulovesikel halus, dapat
terbentuk krusta di pipi dan dahi.

Gatal, bercak eritematosa


Gambaran
klinis

berbatas tegas edema,


papulovesikel,vesike, atau bula
kering berskuama, papul,
likenifikasi, fisur

Lesi dapat meluas ke skalp leher,


lengan, tungkai
2 hingga 10 tahun: lesi
menjadi lebih kering, likenifikasi,
banyak papul. Muncul di lipat siku,
lipat lutut dan fleksor.
>10 tahun: lesi kering,
menimbul, plak likenifikasi, sangat
gatal, kuama, hiperpigmentasi.

timbul, lesi biasanya


tunggal (awal:
edema dan eritema,
kemudian jadi
likenifikasi dan
hiperpigmentasi),
batas tidak jelas,
dapat muncul di
seluruh tubuh
(paling sering
tengkuk,

Komplikasi

Edukasi

Infeksi
Hindari
bahan iritan

Hindari
kontak dengan
alergen

sangat
gatal,berupa
vesikel dan
papulovesike
l yang
membentuk
koin,
eritema,
edema,
batas tegas

Hindari

menggaruk

Varises
kulit berwarna merah
kehitaman dan
purpura eritema,
skuama, kadang
eksudasi, gatal
lipodermatosklerosis
(likenifikasi dan
fibrotik meliputi 1/3
tungkai bawah)
Ulkus venosum,

ekstensor,perianal,
lutut, dll)

Hindari faktor pemicu

Lesi

selulitis
Hindari
pencetus

Elevasi tungkai

Emolie
Terapi
(sesuai
kebutuhan)

Kortikoster
oid topikal,
antihistamin

Hidrasi kulit,
Kortikostero
id oral/topikal

kortikosteroid oral/topikal,
antihistamin, antibiotik, terapi
sinar, imunomodulator topikal

Antihistamin,
kortikosteroid topikal,
terapi sinar, produk ter

n, antibioti,
kortiko-steroid,
imunomodulator
topikal,
antihistamin

Kortikosteroid
topikal, antibiotik

80.
D. Neurodermatitis
Keywords:
Wanita, 65 tahun
Gatal di tengkuk dan sering digaruk-garuk
Lesi plakat berbatas tegas dan likenifikasi
Diagnosis: Neurodermatitis

Dermatitis
Reaksi peradangan kulit (epidermis dan dermis) akibat pengaruh
faktor eksogen dan atau faktor endogen
Menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi yang beraneka
ragam dan rasa gatal
Keluhan biasanya cenderung dapat muncul kembali atau menjadi
kronis.

Dermatitis Kontak

Iritan

Sinonim

Alergi

Dermatitis
Atopik

matitis
Numularis

Stasis

atopik, ekzem

m numular,

gravitasional,

ekzem

ekzem stasis,

discoid,

ekzem varikosa,

neuroderm

dermatitis

diseminata,

atitis

venosa,

prurigo besnier

numular

dermatitis

ekzem fleksural,

Dermatitis

Dermatitis

Peradanga

yang disebabkan

yang disebabkan

n kulit kronis dan

oleh

oleh

bahan/substansi

Liken
simpleks, liken
vidal

Dermatitis

hipostatik
Peradanga

Der

residif,

n kulit kronis,

matitis

bahan/substansi

berhubungan

likenifikasi akibat

dengan

yang menempel

yang menempel

dengan

garukan/gosokan

lesi

pada kulit,

pada kulit,

peningkatan

berulang-ulang

berbentuk

kemudian

kemudian

kadar IgE dalam

akibat

koin dan

menimbulkan

menimbulkan

serum dan

rangsangan

berbatas

reaksi

reaksi imunologik riwayat atopi (DA,

pruritogenik

tegas

nonimunologik

(melalui fase

ritinis alergik,

(tanpa

sensitisasi)

asma bronkial)

sensitisasi)

Dermatitis

Ekze

neurodermitis

Definisi

atitis

Der

Ekzem
konstitusional,

____

Neuroderm

Dermatitis
sekunder akibat
insufisiensi
kronik vena
tungkai bawah

Gatal hilang
2 hingga 24 bulan: lesi
eritema, papulovesikel halus, dapat
terbentuk krusta di pipi dan dahi.

Gatal, bercak eritematosa


Gambaran
klinis

berbatas tegas edema,


papulovesikel,vesike, atau bula
kering berskuama, papul,
likenifikasi, fisur

Lesi dapat meluas ke skalp leher,


lengan, tungkai
2 hingga 10 tahun: lesi
menjadi lebih kering, likenifikasi,
banyak papul. Muncul di lipat siku,
lipat lutut dan fleksor.
>10 tahun: lesi kering,
menimbul, plak likenifikasi, sangat
gatal, kuama, hiperpigmentasi.

timbul, lesi biasanya


tunggal (awal:
edema dan eritema,
kemudian jadi
likenifikasi dan
hiperpigmentasi),
batas tidak jelas,
dapat muncul di
seluruh tubuh
(paling sering
tengkuk,

Komplikasi

Edukasi

Infeksi
Hindari
bahan iritan

Hindari
kontak dengan
alergen

sangat
gatal,berupa
vesikel dan
papulovesike
l yang
membentuk
koin,
eritema,
edema,
batas tegas

Hindari

menggaruk

Varises
kulit berwarna merah
kehitaman dan
purpura eritema,
skuama, kadang
eksudasi, gatal
lipodermatosklerosis
(likenifikasi dan
fibrotik meliputi 1/3
tungkai bawah)
Ulkus venosum,

ekstensor,perianal,
lutut, dll)

Hindari faktor pemicu

Lesi

selulitis
Hindari
pencetus

Elevasi tungkai

Emolie
Terapi
(sesuai
kebutuhan)

Kortikoster
oid topikal,
antihistamin

Hidrasi kulit,
Kortikostero
id oral/topikal

kortikosteroid oral/topikal,
antihistamin, antibiotik, terapi
sinar, imunomodulator topikal

Antihistamin,
kortikosteroid topikal,
terapi sinar, produk ter

n, antibioti,
kortiko-steroid,
imunomodulator
topikal,
antihistamin

Kortikosteroid
topikal, antibiotik

81.
A. Fenomena auspitz dan tetesan lilin
Keywords:
Laki-laki, 45 tahun
Kulit bersisik tebal pada siku dan lutut, gatal ringan
Plak eritema dengan skuama berlapis-lapis di atasnya
Diagnosis: Psoriasis

Psoriasis
Disebabkan oleh autoimun, kronik residif
Bercak-bercak eritema berbatas tegas, dengan skuama kasar
berlapis-lapis dan transparan, gatal ringan
Predileksi : scalp, ekstremitas bagian ekstensor, daerah
lumbosacral
3 tanda:

Fenomena tetesan lilin (khas)


Skuama berubah warna jadi putih dengan goresan
Fenomena auspitz (khas)
Bila skuama dikerok maka akan memperlihatkan gambaran perdarahan
bintik-bintik
Fenomena kobner
trauma pada lokasi tubuh lain dapat menimbulkan kelainan sama
dengan psoriasis

Terapi:

Sistemik, pilihan obat:

Kortikosteroid (prednisone 30 mg per hari)


Metotreksat
DDS
Etretinat 1 mg/KgBB (dapat ditingkatkan)

Topikal

Preparat ter
Kortikosteroid
Dtranol
Emolien

82.
E. Gram
Keywords:
Laki-laki, 32 tahun
Keluar nanah dari lubang kemaluan
Rasa gatal, panas, dan nyeri saat BAK
Diagnosis: Gonore

Gonore
Penyebab
Penularan
termometer)

: Neisseria gonorrhoeae
: genito-genital, ano-genital, oro-genital, manual (pakaian, handuk,

Gejala klinis pria :

masa inkubasi 2-5 hari


uretritis:

anamnesis : gatal di sekitar OUE, panas di


sekitar OUE, disuria, polakisuria, duh
tubuh (terkadang disertai darah), nyeri
saat ereksi
tanda : OUE eritematosa, edematosa, dan
ektropion, serta duh tubuh mukopurulen,
terkadang pembesaran KGB inguinal
komplikasi : tysonitis, parauretritis, littritis,
cowperitis, prostatitis, vesikulitis, funikulitis,
epididimitis, trigonitis

Gejala klinis wanita

masa inkubasi sulit ditentukan


(umumnya asimtomatik)
uretritis:

anamnesis : disuria, poliuria (kadang)


tanda : OUE eritema dan edematosa, serta
duh tubuh mukopurulen
komplikasi : parauretritis, bartolinitis

servisitis:

anamnesis : dapat asimtomatik , nyeri


punggung bawah
tanda : serviks eritema disertai erosi, duh
tubuh mukopurulen
komplikasi : salpingitis, PID

Pemeriksaan penunjang

Pewarnaan gram: gonokokus gram negatif intraselular dan ekstraselular


Kultur
: agar Thayer martin, Mc Leods chocolate agar
Tes definitive
: tes oksidasi (+ koloni bening menjadi merah muda)
dan tes fermentasi (meragikan glukosa)

Terapi:

Seftriakson 250mg IM + azitromisin 1 gram dosis tunggal

83.

C. Rifampisin 600mg per bulan + clofazimin 300mg (hari ke 1 tiap


bulan), 50mg (hari ke 2-28 tiap bulan) + dapsone 100mg per hari
selama 12 bulan

Keywords:
Wanita, 23 tahun
Bercak putih yang semakin banyak pada lengan atas
Makula hipopigmentasi multipel (total 9 lesi) pada kedua lengan
atas
Tes sensibilitas suhu, panas dan dingin sulit dibedakan
Ziehl neelsen didapatkan BTA (+)
Diagnosis: MH tipe BL

Morbus hansen
Lepra, kusta
Penyakit infeksi kronik akibat Mycobacterium leprae yang bersifat intraselular
obligat
Terapi:
PB dengan lesi tunggal :
Rifampisin 600 mg + Ofloksasin 400 mg dan Minosiklin 100 mg (ROM) dosis tunggal
PB dengan lesi 2-5 :
Rifampisin 600 mg/bulan + Dapsone 100 mg/hari selama 6 bulan
Multibasiler lesi >5:
Rifampisin 600 mg/bulan + Dapsone 100 mg/hari + klofazimin 300 mg (hari ke1 tiap bulan),
50 mg (hari ke 2-28 tiap bulan) selama 12 bulan

1/25/14

216

84.
B. Kerokan lesi
Keywords:
Perempuan, 7 tahun
Gatal di sela-sela jari tangan dan kaki sejak 3, menyebar ke
pergelangan tangan
Keluhan dirasakan terutama pada malam hari
Papula, vesikel, erosi dan ekskoriasi
Diagnosis: Skabies

Skabies
The itch, gudik, budukan, gatal agogo
Disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiei
Gejala klinis 2 dari 4 tanda kardinal:

Pruritus nocturna
Menyerang kelompok
Ditemukan terowongan
Ditemukan tungau

Pemeriksaan penunjang:

Congkel papul di ujung terowongan taruh di kaca obejk lihat dengan mikroskop
Menyikat kulit tamping di kertas putih lihat dengan kaca pembesar
Biopsi irisan lihat dengan mikroskop
Biopsi eksisional periksa dengan pewarnaan HE

Tatalaksana

Sulfur presipitatum 10%: dioleskan 3x24 jam, aman untuk ibu hamil dan
anak kurang dari 2 tahun; tidak efektif untuk stadium telur sehingga harus
digunakan >3 hari
Emulsi benzil benzoas 20%: efektif untuk semua stadium, diberikan
malam hari selama 3 hari; sulit ditemukan
Gameksan 5%: efektif untuk semua stadium, dihindari untuk anak <6
tahun dan wanita hamil, efek neurotoksik dan teratogenik
Crotamiton krim atau losion kurang efektik, tapi aman digunakan pada
wanita hamil, bayi dan anak kecil
Permetrin 5% (dapat membunuh seluruh stadium tungau), dioleskan
ditempat lesi lebih kurang 8 jam kemudian dicuci bersih. Bila belum
sembuh, diulang 1 minggu kemudian

85.
B. Sarcoptes scabiei
Keywords:
Perempuan, 7 tahun
Gatal di sela-sela jari tangan dan kaki sejak 3, menyebar ke
pergelangan tangan
Keluhan dirasakan terutama pada malam hari
Papula, vesikel, erosi dan ekskoriasi
Diagnosis: Skabies

Pediculus humanus pedikulosis


Dermatobia maxiales creeping eruption
Ancylostoma caninum creeping eruption
Trichophyton tinea

86.
A. Albendazol oral
Keywords:
Anak perempuan, 9 tahun
Gatal pada bokong
Kemerahan dan lesi berkelok-kelok
Obat oles tidak ada perubahan
Bermain pasir di pantai
Papul dan lesi serpiginosa dengan terowongan berkelok
Diagnosis: Creeping eruption

Creeping eruption
Berhubungan dengan berjalan tanpa alas kaki di tanah atau pasir
Merupakan kelainan kulit yang berupa peradangan berbentuk linear atau
berkelok-kelok, menimbul, dan progresif, disebabkan oleh invasi larva cacing
tambang yang berasal dari anjing atau kucing
Organisme penyebab:
Ancylostoma braziliense, Ancylostoma caninum, echinococcus, Strongiloides
sterconalis, Dermatobia maxiales, Lucilia Caesar

Masuk larva ke kulit (gatal, panas) timbul papul lesi linear atau berbelokbelok kemerahan terbentuk terowongan
Gatal >> malam hari
Tungkai, plantar, tangan, anus, bokong, paha
Terapi albendazol 1x400 mg selama 3 hari

87.
C. Ulkus rodens
Keywords:
Laki-laki, 55 tahun
Benjolan yang semakin besar dan mudah berdarah pada daerah
hidung
Papul dengan bagian tengah tampak cekung
Diagnosis: Karsinoma sel basal

Karsinoma sel basal


Basalioma, ulkus rodens
Faktor predisposisi:
Lingkungan
Genetik

: bahan kimia, radiasi, paparan sinar matahari, trauma

Umumnya di daerah berambut, invasive, jarang metastasis, cenderung


residif
Bentuk klinis:

Bentuk nodulus : benjolan tidak berambut, berwarna coklat/hitam, keruh, bagan


tengah cekung, telangiektasis
Bentuk kistik
: nodus licin, menonjol di permukaan kulit, keras, telangiektasis
Bentuk superfisial
: plakat eritema, skuama halus, tepi agak meninggi, warna
hitam bintik-bintik atau homogen
Bentuk morfea : datar, warna tegas, tumbuh lambat, perabaan pinggir keras

88.
E. Selulitis
Keywords:
Laki-laki, 37 tahun
Demam dan bengkak pada kaki kanan
Riwayat tertusuk paku pada kaki kanan
Edema, perabaan hangat, eritema, dan nyeri pada kaki kanan
Leukosit didapatkan 23000 sel/uL
Diagnosis: Selulitis

Selulitis
Organisme penyebab :Streptococccus B hemolyticus
Gejala
:
Infiltrat difus di subkutan + reaksi radang akut
Demam, malaise

Faktor predisposisi
Terapi

: trauma predileksi tungkai bawah


:

elevasi lokasi selulitis (biasany tungkai)


AB sistemik
Kompres terbuka dengan larutan aseptik

Erisepelas
: mirip selulitis, namun warna merah terang
Ektima
: ulkus superfisial dengan krusta di atasnya
Furunkel : radang folikel rambut dan sekitarnya
Karbunkel : kumpulan furunkel

89.
A. Akne vulgaris
Keywords:
Wanita, 22 tahun
Bintik-bintik putih pada wajah
Papul, pustul, dan komedo
Diagnosis: Akne vulgaris

Akne vulgaris
Penyakit peradangan kronik folikel polisebasea
Gambaran klinis: polimorfi (komedo, papul, pustul, nodus, dan
jaringan parut) dapat disertai gatal
Predileksi: muka, bahu, dada bagian atas, punggung bagian atas

Komedo

Lesi
inflamasi
<15

Akne
ringan

<20

Akne
sedang

20-100

15-50

>100

>50

Akne berat

Total lesi
<30

30-125

>125

Terapi
Retinoid
topical,
antibiotic
topical
Retinoid
topical,
antibiotik oral
Isotretinoin
oral, antibiotik
topikal,
antibiotik oral

Rosasea penyakit peradangan kronis di daerah muka dengan


gejala eritema, pustul, telangiektasis. Tidak didapatkan komedo
Akne venenata akne akibat rangsanga fisis
Erupsi akneiformis erupsi papulo pustul mendadak disebabkan
induksi obat
Dermatitis perioral polimorfi eritema, paul, pustule, di sekitar
mulut terasa gatal

90.
C. Tinea korporis
Keywords:
Anak perempuan, 10 tahun
Gatal pada daerah punggung
Makula hipopigmentasi
KOH didapatkan hifa panjang dan spora yang berderet
Diagnosis: tinea korporis

Tinea
Sinonim
Penyebab

: ringworm, kurap, teigne, herpes sirsinata

Predileksi

: Microsporum, Trichophyton, Epidermophyton

Tinea kapitis kulit dan rambut kepala


Tinea barbe dagu dan jenggot
Tinea kruris daerah genitokrural
Tinea pedis et manum kaki dan tangan
Tinea unguium kuku jari tangan dan kaki
Tinea korporis selain lokasi di atas

Gejala klinis
Lampu wood

: bercak gatal, polimorfi, tepi lebih aktif (polisiklik), central healing


: hijau kekuning-kuningan

KOH
: hifa dan spora berderet (arthospora)
Obat-obatan yang dapat digunakan

Griseofulvin 500-1000 mg atau 10-25 mg/kg per hari hingga 2 minggu setelah sembuh klinis
Ketokonazol 200mg/per hari selama 10-14 hari

Ptiriasis versikolor

Sinonim
: kromofitosis, dermatomikosis, liver spot, tinea flava, panau
Penyebab
: Malassezia furfur
Predileksi
: ketiak, paha, lengan, tungkai atas, leher, muka, kulit kepala berambut
Predisposisi
: faktor eksogen (suhu, kelembaban udara, keringat) dan faktor endogen (defisiensi imun)
Gejala klinis
: bercak berwarna warni, bentuk teratur tidak teratur, batas jelas tidak jelas, gatal
Lampu wood : kuning keemasan
KOH
: hifa pendek dan spora bulat yang dapat berkelompok
Obat-obatan yang dapat digunakan

Suspensi selenium sulfide (sebagai sampo)


Sulfur presipitatum 4-20% (dalam losio)
Ketokonazol topikal
Ketokonazol 1x200mg selama 10 hari p.o

Morbus hansen
Lepra, kusta
Penyakit infeksi kronik akibat Mycobacterium leprae yang bersifat intraselular
obligat
Terapi:
PB dengan lesi tunggal :
Rifampisin 600 mg + Ofloksasin 400 mg dan Minosiklin 100 mg (ROM) dosis tunggal
PB dengan lesi 2-5 :
Rifampisin 600 mg/bulan + Dapsone 100 mg/hari selama 6 bulan
Multibasiler lesi >5:
Rifampisin 600 mg/bulan + Dapsone 100 mg/hari + klofazimin 300 mg (hari ke1 tiap bulan),
50 mg (hari ke 2-28 tiap bulan) selama 12 bulan

1/25/14

237

Pityriasis alba
Sinonim
sika
Penyebab
Gejala klinis

: pitiriasis simpleks, pitiriasis makulata, impetigo


: Streptococcus

lesi bulat, oval, atau plakat yang tak teratur


Warna merah muda atau warna kulit dengan skuama halus

Predileksi
: muka, ekstremitas, badan
Obat-obatan yang dapat digunakan
Emolien
Preparat ter

Vitiligo
Hipomelanosis idiopatik didapat
Penyebab
: Streptococcus
Gejala klinis
: makula putih yang dapat meluas tanpa
perubahan epidermis
Obat-obatan yang dapat digunakan
Psoralen 0.6 mg/kg + penyiinaran ultraviolet

THT

91.
E. Rhinitis alergi persisten derajat sedangberat
Keywords:
Perempuan 32 tahun
Hidung terasa gatal, bersin, ingus encer, dan hidung tersumbat
sejak 1 tahun
Setiap hari, sulit berkonsentrasi
PF: kavum nasi sempit, konka edema, permukaan licin, tidak
terdapat cairan serous, nyeri tekan ddahi (-), nyeri tekan pipi (-)
Diagnosis: Rhinitis alergi persisten derajat sedang-berat

Rhinitis alergi
Penyakit INFLAMASI yang
disebabkan oleh REAKSI
ALERGI pada pasien atopi
yang sebelumnya SUDAH
TERSENSITISASI dengan
ALERGEN yang sama

Gejala:
Bersin (khas)
Rinore
Hidung tersumbat
Hidung dan mata gatal
Lakrimasi (kadang)

Pemeriksaan Fisik
Rinoskopi anterior:

Pemeriksaan Penunjang
In vitro:

Hipertrofi mukosa inferior


(persisten)
Tanda atopi (allergic shiner,
allergic salute, allergic crease,
dll)

In vivo

Mukosa edema, basah,


pucat/livid, secret encer banyak

Hitung eosinophil, IgE total,


sitologi hidung

Skin prick test, challenge test

Tatalaksana
Hindari kontak dengan alergen (ideal)
Medikamentosa:

Antihistamin
Dekongestan
Kortikosteroid (bila hidung tersumbat tidak dapat diatasi)

Operatif (bila konka inferior hipertrofi berat)

konkotomi parsial, konkoplasti, atau inferior turbinoplasty

Imunoterapi (bila alergi inhalan dengan gejala berat atau


berlangsung lama karna tidak respon dengan terapi lain)

92.
E. Anak dalam posisi duduk, tundukkan kepala ke arah depan,
lalu pencet kedua hidung di antara kedua mata
Keywords:
Anak laki-laki, 10 tahun
Bersin keras kemudian perdarahan dari hidung sejak 10 menit
Demam, batuk, dan pilek sejak 3 hari
Diagnosis: Epistaksis anterior

Epistaksis (perdarahan hidung)


Etiologi: trauma, kelainan pembuluh darah, infeksi local, tumor,
kelainan darah, gangguan hormonal, dll
Sumber perdarahan:
Epistaksis anterior: plexus kisselbach, arteri etmoidalis anterior
Epistaksis posterior: arteri etmoidalis posterior, arteri sfenopalatina

Tatalaksana (3 tahap)
1. Posisi duduk (bila pasien lemah dapat setengah duduk atau
berbaring kepala ditinggikan), darah dibiarkan mengalir dari hidung
(monitor) JANGAN SAMPAI DARAH MENGALIR KE SALURAN
NAPAS BAWAH!
2. Cari sumber perdarahan
Pasang tampon (kapas yang dibasahi adrenalin 1/5000 dan atau lidokain
2%) tunggu 15 menit vasokonstriksi sumber ditemukan

3. Hentikan perdarahan:
Perdarahan anterior:
Dapat berhenti sendiri
Jika tidak berhenti, menekan hidung dari luar 10-15 menit
Jika tidak berhenti, sumber perdarahan dikaustik dengn AgNo3 25-30%, kemudian
beri antibiotik topical
Jika tidak berhenti, pasang tampon anterior (kapas yang dilumas vaselin atw salep
antibiotik) selama 2x24 jam sambil dicari penyebab

Perdarahan posterior:
Pasang tampon posterior (bellocq)

93.
A. Rinitis vasomotor
Keywords:
Laki-laki, 28 tahun
Sering bersin, dan hidung gatal sejak 6 bulan
Skin prick tes: allergen sama dengan kontrol negatif
Diagnosis: Rhinitis vasomotor

Rhinitis vasomotor
Adalah suatu keadaan IDIOPATIK tanpa adanya infeksi, alergi,
perubahan hormonal, dan pajanan obat
Seringkali dicetuskan RANGSANGAN NON-SPESIFIK (asap,
bau yang menyengat, parfum, alcohol, pedas, dingin, emosi, dan
lain-lain)
Gejala klinis:
Hidung tersumbat (bergantian tergantung posisi pasien), secret mukoid
atau serosa
3 golongan berdasarkan gejala:
Golongan bersin
Golongan rinore
Golongan tersumbat

Tatalaksana:

Hindari stimulus
Pengobatan simtomatis (sesuai golongan):

Golongan bersin antihistamin, glukokortikosteroid topikal


Golongan rinore antikolinergik topikal
Golongan tersumbat glukokortikosteroid topikal, vasokonstriktor oral

Operasi
Neurektomi N.vidianus

Rhinitis alergi
Penyakit INFLAMASI yang
disebabkan oleh REAKSI
ALERGI pada pasien atopi
yang sebelumnya SUDAH
TERSENSITISASI dengan
ALERGEN yang sama

Gejala:
Bersin (khas)
Rinore
Hidung tersumbat
Hidung dan mata gatal
Lakrimasi (kadang)

Pemeriksaan Fisik
Rinoskopi anterior:
Mukosa edema, basah,
pucat/livid, secret encer banyak

Hipertrofi mukosa inferior


(persisten)
Tanda atopi (allergic shiner,
allergic salute, allergic crease,
dll)

Pemeriksaan Penunjang
In vitro:
Hitung eosinophil, IgE total,
sitologi hidung

In vivo

Skin prick test, challenge test

Tatalaksana
Hindari kontak dengan alergen (ideal)
Medikamentosa:

Antihistamin
Dekongestan
Kortikosteroid (bila hidung tersumbat tidak dapat diatasi)

Operatif (bila konka inferior hipertrofi berat)

konkotomi parsial, konkoplasti, atau inferior turbinoplasty

Imunoterapi (bila alergi inhalan dengan gejala berat atau


berlangsung lama karna tidak respon dengan terapi lain)

Rinitis simpleks
Disebut juga Common cold
Adalah penyakit yang disebabkan oleh INFEKSI VIRUS pada
saluran napas atas (terutam hidung)
Gejala:
Batuk, nyeri tenggorokan, pilek, demam, bersin, nyeri otot, dll

Tatalaksana

Biasanya dapat membaik sendiri dalam 7-10 hari


Pengobatan simtomatis

Sinusitis
Inflamasi mukosa sinus paranasal
Etiologi: ISPA, rhinitis, polip, hormonal, kelainan anatomi, infeksi gigi, infeksi tonsil, hipertrofi adenoid
Akut < 4 minggu, subakut 4-12 minggu, kronik > 12 minggu
Bakteri penyebab: Streptococcus pneumonia (30-50%), Haemophilus influenza (20-40%), Moraxella
catarhalis (4-20%)
Gejala: hidung tersumbat disertai nyeri/rasa tekanan pada muka dan ingus purulent, post nasal drip,
demam
Tatalaksana:
Amoksisilin atau amoksisilin klavulanat 10-14 hari
Dekongestan

Bila tidak membaik dengan terapai farmakologi, maka dapat dilakukan FESS

Sinusitis maksila
: nyeri pipi
Sinusitis etmoid : nyeri dibelakang kedua bola mata
Sinusitis frontal : nyeri di dahi atau seluruh kepala
Sinusitis sfenoid: nyeri di vertex, oksipital, belakang bola mata,
mastoid

94.
C. Abses peritonsiler
Keywords:
Anak laki-laki, 12 tahun
Nyeri menelan sejak 2 minggu
Tonsil T2-T3, kripta melebar (-), detritus (+)

Diagnosis: Tonsilitis bakterial akut

Tonsilitis Akut
Tonsilitis viral

Paling sering disebabkan Epstein barr virus


Gejala: nyeri tenggorokan, batuk, pilek, nyeri otot
Terapi: istirahat, minum cukup, analgetik, antivirus (bila gejala berat)

Tonsilitis bakterialis

Streptokokus -hemolitikus, streptococcus viridian, streptococcus


piogenes, dan pneumococcus
Gejala: nyeri tenggorok, nyeri menelan, demam, otalgia
Pemeriksaan fisik: tonsil membengkak, detritus (+), hiperemis,
pembesaran KGB submandibula
Terapi: antibiotik, antipiretik, obat kumur
Komplikasi: OMA, abses peritonsil, abses parafaring, bronchitis,
glomerulunefritis akut, miokarditis, sindrom lemierre, OSAS

Tonsilitis kronik
Adalah peradangan tonsil akibat rangsangan yang menahun dari
rokok, makanan tertentu, hygiene mulut buruk, cuaca, kelelahan
fisik, dan tatalaksana tonsillitis akut yang tidak adekuat
Gejala: tonsil membesar, kripti melebar (dapat terisi detritus),
napas berbau
Terapi: obat kumur/isap,
Komplikasi: rhinitis kronis, sinusitis, otitis media, endocarditis, dll.

Abses submandibular

Akibat infeksi pada gigi, dasar mulut, faring, kelenjar ludah.

Abses bezold

abses di m.sternocleidomastoid
Akibat mastoiditis atau otitis media

Angina Ludwig

Infeksi dasar mulut (selulitis atau infeksi jaringan ikat)


Akibat infeksi gigi
Membahayakan jiwa, karna dapat menyumbat jalan napas

Abses retrofiring

Akibat infeksi saluran napas atas, trauma dinding belakan faring

95.
C. Tetes hidung, analgesik, antibiotik
Keywords:
Anak perempuan, 5 tahun
Nyeri telinga kanan
Membran timpani utuh dan hiperemis

Diagnosis: OMA stadium pre-supurasi (hiperemis) AD

OMA stadium pre-supurasi


Tampak pembuluh darah melebar di membran timpani
(hiperemis, edema)
Sekret sukar terlihat (masih serosa)
Terapi
Antibiotik (penisilin/ampisilin minimal 7 hari)
Obat tetes hidung
Analgetik

96.
C. Faringitis kronis
Keywords:
Perempuan, 28 tahun
Rasa tidak enak di tenggorokan
Dahak kental terutama pada pagi hari
Riwayat sinusitis
Faringoskopi ditemukan penebalan lateral band dan mukosa
dinding posterior bergranular
Diagnosis: Faringitis kronis

Faringitis Kronis
Predisposisi: rhinitis kronik, sinusitis, rokok, alcohol, debu
Terdapat 2 bentuk:
Faringitis kronik hiperplasi

Hiperplasi kelenjar limfa di bawah mukosa faring dan lateral band


Mukosa dinding posterior bergranular

Faringitis kronik atrofi

Mukosa faring ditutupi oleh lendir kental, dan bila diangkat tampak mukosa kering

Terapi:

Faringitis kronik hiperplasi kaustik faring, obat kumur atau tablet hisap
Faringitis kronik atrofi pengobatan rhinitis atrofi +obat kumur

97.
B. Streptococcus pneumonia
Keywords:
Laki-laki, 11 tahun
Demam, batuk, pilek, sekret purulen, dan berbau sejak 1 minggu
Riwayat pilek sekret bening sejak usia 5 tahun
PF: 38C, sekret purulen di meatus nasi dx, nyeri pipi kanan
Diagnosis: Sinusitis

Sinusitis
Inflamasi mukosa sinus paranasal
Etiologi: ISPA, rhinitis, polip, hormonal, kelainan anatomi, infeksi gigi, infeksi tonsil, hipertrofi adenoid
Akut < 4 minggu, subakut 4-12 minggu, kronik > 12 minggu
Bakteri penyebab: Streptococcus pneumonia (30-50%), Haemophilus influenza (20-40%), Moraxella
catarhalis (4-20%)
Gejala: hidung tersumbat disertai nyeri/rasa tekanan pada muka dan ingus purulent, post nasal drip,
demam
Tatalaksana:
Amoksisilin atau amoksisilin klavulanat 10-14 hari
Dekongestan

Bila tidak membaik dengan terapai farmakologi, maka dapat dilakukan FESS

Sinusitis maksila
: nyeri pipi
Sinusitis etmoid : nyeri dibelakang kedua bola mata
Sinusitis frontal : nyeri di dahi atau seluruh kepala
Sinusitis sfenoid: nyeri di vertex, oksipital, belakang bola mata,
mastoid

98.
A. Abses peritonsil
Keywords:
Wanita, 22 tahun
Nyeri menelan, demam, mulut sukar dibuka
palatum mole tampak membengkak, menonjol ke depan, dan
teraba fluktuasi
Trismus 3 cm, uvula bengkak dan terdorong ke kiri, tonsil
bengkak dan hiperemis
Diagnosis: Abses peritonsil

Abses Peritonsil
Akibat tonsillitis akut atau infeksi dari kelenjar mucus weber di
kutub atas tonsil
Gejala: odinofagia, otalgia, muntah, mulut berbau, hipersalivasi,
hot potato voice, trismus, uvula bengkak terdorong ke
kontralateral, palatum mole bengkak (fluktuasi +), tonsil bengkak
hiperemis
Tatalaksana:
pungsi abses insisi abses keluarkan pus tonsilektomi

99.
D. Hindari paparan alergen
Keywords:
Perempuan, 24 tahun
Hidung tersumbat pagi, malam, dan bila terkena debu
Sekret serosa, konka livid +/+
Skin prick test (+)
Diagnosis: Rinitis Alergi

Rhinitis alergi
Penyakit INFLAMASI yang
disebabkan oleh REAKSI
ALERGI pada pasien atopi
yang sebelumnya SUDAH
TERSENSITISASI dengan
ALERGEN yang sama

Gejala:
Bersin (khas)
Rinore
Hidung tersumbat
Hidung dan mata gatal
Lakrimasi (kadang)

Pemeriksaan Fisik
Rinoskopi anterior:
Mukosa edema, basah,
pucat/livid, secret encer banyak

Hipertrofi mukosa inferior


(persisten)
Tanda atopi (allergic shiner,
allergic salute, allergic crease,
dll)

Pemeriksaan Penunjang
In vitro:
Hitung eosinophil, IgE total,
sitologi hidung

In vivo

Skin prick test, challenge test

Tatalaksana
Hindari kontak dengan alergen (ideal)
Medikamentosa:

Antihistamin
Dekongestan
Kortikosteroid (bila hidung tersumbat tidak dapat diatasi)

Operatif (bila konka inferior hipertrofi berat)

konkotomi parsial, konkoplasti, atau inferior turbinoplasty

Imunoterapi (bila alergi inhalan dengan gejala berat atau


berlangsung lama karna tidak respon dengan terapi lain)

100.
B. Sinusitis akut
Keywords:
Laki-laki, 32 tahun
Hidung tersumbat, sakit kepala pada dahi sejak 4 hari
Dahak di tenggorokan yang mengalir dari hidung
Nyeri tekan di daerah antara mata dan sekitar hidung
Post nasal drip (+)
Diagnosis: Sinusitis frontalis akut

Sinusitis
Inflamasi mukosa sinus paranasal
Etiologi: ISPA, rhinitis, polip, hormonal, kelainan anatomi, infeksi gigi, infeksi tonsil, hipertrofi adenoid
Akut < 4 minggu, subakut 4-12 minggu, kronik > 12 minggu
Bakteri penyebab: Streptococcus pneumonia (30-50%), Haemophilus influenza (20-40%), Moraxella
catarhalis (4-20%)
Gejala: hidung tersumbat disertai nyeri/rasa tekanan pada muka dan ingus purulent, post nasal drip,
demam
Tatalaksana:
Amoksisilin atau amoksisilin klavulanat 10-14 hari
Dekongestan

Bila tidak membaik dengan terapai farmakologi, maka dapat dilakukan FESS

Sinusitis maksila
: nyeri pipi
Sinusitis etmoid : nyeri dibelakang kedua bola mata
Sinusitis frontal : nyeri di dahi atau seluruh kepala
Sinusitis sfenoid: nyeri di vertex, oksipital, belakang bola mata,
mastoid

Parasit

101. B. Telur pada swab perianal


Keywords:

Anak 6 tahun
Gatal dan kemerahan di dubur pada malam hari
PF: papul eritem pada regio perianal

Parasit penyebab: Oxyuris vermicularis


Diagnostik: B. Telur pada swab perianal

Oxyuris vermicularis

Gejala: gatal hebat di anus, BB


dan nafsu makan turun
Infektif: menelan embryonated
egg
Diagnostik: eggs on perianal
folds
Th/ Mebendazole, pyrantel
pamoate, albendazole

102. A. Albendazole single dose 400 mg


Keywords:

Terapi untuk oxyuris vermicularis

Terapi:

Mebendazole 1x100 mg single dose, dapat diulang 2 minggu kemudian


Albendazole 1x400 mg single dose, dapat diulang 2 minggu kemudian
Pirantel pamoat, 11 mg/kgBB, 2 dosis dengan selang 2 minggu

Jawaban: A. Albendazole single dose 400 mg

103. B. Necator americanus


Keywords:

Anak 9 tahun, diare, perut kembung, sering kentut, kurus


Sering bermain tanpa menggunakan alas kaki
Tinja ditemukan telur dengan dinding tipis dan jernih, yang berisi
segmented ovum

Parasit penyebab: B. Necator americanus

Necator americanus Ancylostoma


duodenale

Gejala: gatal di tempat infeksi


(ground itch), mual muntah,
diare, anemia def besi
Infeksi: larva filariform
(penetrasi kulit)
Diagnostik: telur di feses
Th/ albendazole, mebendazole
1-3 hari

Trichuris trichuria

Gejala: diare, nyeri perut,


anemia
Infeksi: menelan embryonated
egg
Diagnostik: unembryonated egg
di feses
Th/ albendazole, mebendazole
3 hari

Ascaris lumbricoides

Gejala: pneumonitis with cough,


intestinal blockage, vomit, abd
pain
Infeksi: telur berisi larva
Diagnostik: telur
Th/ albendazole, mebendazole
1-3 hari

Telur dengan dinding 3 lapis:


1.Albuminoid : tebal dan bersifatimpermiable
2. Lapisan Hialine : memberi bentuk telur,impermiable
3. Viteline : mengelilingi sel telur sangat impermiable

Oxyuris vermicularis

Gejala: gatal hebat di anus, BB


dan nafsu makan turun
Infektif: menelan embryonated
egg
Diagnostik: eggs on perianal
folds
Th/ Mebendazole, pyrantel
pamoate, albendazole

Ancylostoma braziliense

Penyebab creeping
eruption/cutaneus larva
migrans serpiginous
(snakelike), slightly elevated,
erythematous tunnels
Infektif: larva filariform
Diagnosis: dari gejala+PF kulit,
dan riwayat paparan; biopsi kulit
Th/ tiabendazole, albendazole,
mebendazole, ivermection

104. E. Ascaris lumbricoides


Keywords:

Anak 5 tahun, nafsu makan menurun


Tinja: telur cacing berinti satu, berdinding luar dan dalam tebal. Lapisan
dinding luar dilapisi oleh lapisan albuminoid yang berbentuk seperti
renda

Parasit penyebab: E. Ascaris lumbricoides

Ascaris lumbricoides

Gejala: pneumonitis with cough,


intestinal blockage, vomit, abd
pain
Infeksi: telur berisi larva
Diagnostik: telur
Th/ albendazole, mebendazole
1-3 hari

Telur dengan dinding 3 lapis:


1.Albuminoid : tebal dan bersifatimpermiable
2. Lapisan Hialine : memberi bentuk telur,impermiable
3. Viteline : mengelilingi sel telur, sangat impermiable

105. C. Trichuriasis
Keywords:

Anak 5 tahun, diare, nyeri perut


Tinja: telur tempayan dengan penonjolan di kedua kutub

Penyebab: C. Trichuriasis

Trichuris trichuria

Gejala: diare, nyeri perut,


anemia
Infeksi: menelan embryonated
egg
Diagnostik: unembryonated egg
di feses
Th/ albendazole, mebendazole
3 hari

Obsgyn

106. A. 08.00 WIB


Keywords:

Wanita 35 tahun, G3P2A0 hamil 39 minggu, datang ke puskesmas pukul


04.00 WIB
Mulas-mulas, keluar lendir darah sejak 8 jam SMRS
TFU 34 cm, kepala 3/5, Hogde II, pembukaan 5 cm, ketuban intak, dengan
DJJ 146 kali/menit

Dilakukan pemeriksaan dalam selanjutnya pada: A. 08.00 WIB

VT dilakukan setiap 4 jam. Indikasi untuk dilakukan VT lebih


sering dari setiap 4 jam adalah:

Dugaan CPD (VT dilakukan setiap 2 jam)


Bila terbukti adanya hambatan kemajuan persalinan maka pemeriksaan
ulangan dilakukan 2 jam kemudian
Bila ada tanda-tanda bahwa dilatasi serviks sudah lengkap, pemeriksaan
dapat dilakukan lebih awal (kurang dari 2 jam)

107. B. PTU
Keywords:

Wanita 28 tahun, G1P0A0 hamil 12 minggu, sering berdebar-debar,


berkeringat, dan mudah lelah
Lab: TSH menurun dan peningkatan fT4

Diagnosis: Hipertiroid
Pengobatan yang aman: B. PTU

Hipertiroid dalam Kehamilan


Gejala: takikardi, mudah berkeringat, BB turun, dapat ditemukan
struma
Peningkatan risiko: abortus, preeklampsia, prematur, BBLR
Terapi pilihan hipertiroid dalam kehamilan: Propylthiouracil (PTU)
dengan dosis maintanance 50-100 mg/hari
Tiroidektomi hanya dilakukan jika ps alergi terhadap antitiroid
atau tidak berhasil dengan pengobatan antitiroid

108. A. Amoksisilin
Keywords:

Wanita 22 tahun, G1P1A0 hamil 16 minggu


Nyeri dan tidak lampias saat BAK
Suhu 37,60C, nyeri tekan suprasimfisis (+)

Diagnosis: ISK
Terapi yang diberikan: A. Amoksisilin

ISK dalam Kehamilan


Penyebab:

Pengaruh hormon progesteron dan


obstruksi oleh uterus dilatasi sistem
pelviokalises dan ureter, peningkatan
refluks vesikoureter
Tekanan oleh kepala janin
menghambat drainase darah dan limfe
dari dasar vesika edema dan rentan
terhadap trauma

Risiko pada kehamilan: Persalinan


preterm, pertumbuhan janin
terhambat, janin lahir mati,
korioamnionitis

Mikroorganisme penyebab
tersering: E. coli, Klebsiella
pneumoniae
Diagnosis: Kultur urin
ISK bergejala:103 cfu/mL
ISK tak bergejala 105 cfu/mL

Prinsip: Semua ISK dalam


kehamilan, baik bergejala atau
tidak, harus diterapi

Terapi ISK dalam Kehamilan

109. C. Teratoma ovarium


Keywords:

Wanita 28 tahun, nyeri perut, teraba massa di adneksa kanan bawah


USG: massa yang berambut

Diagnosis: C. Teratoma ovarium

Teratoma/Kista dermoid: Nyeri abdomen, massa dalam


abdomen/pelvis yang dapat teraba, mens tidak teratur, pada tumor
ditemukan rambut, gigi, tulang, tulang rawan
Kista adenoma: Kista dari jaringan epitelial, berisi cairan seperti air
atau kental seperti gel, dapat membesar dan menyebabkan nyeri,
biasanya jinak. Terbagi menjadi kista adenoma serosa dan musinosa
Endometriosis: Implan jaringan (sel-sel kelenjar dan stroma)
abnormal mirip endometrium yang tumbuh di sisi luar kavum uterus,
dan memicu reaksi peradangan menahun. Gejala nyeri pelvik kronik,
infertilitas, dismenorea
Mioma geburt: Mioma bertangkai yang keluar dari saluran serviks.
Gejala perdarahan abnormal, nyeri

110. B. Pil progesteron


Keywords:

Suami 35 tahun, istri 18 tahun


Ingin menunda kehamilan karena pekerjaan istri belum diizinkan untuk
hamil

Pilihan KB untuk menunda kehamilan: B. Pil progesteron

PENGGUNAAN KONTRASEPSI
BERDASARKAN TUJUAN

306

111. E. Ampicillin, Gentamisin dan


Metronidazole
Keywords:

Perempuan 25 tahun P2A0, nyeri perut post partum 5 hari yll, lokia
berbau
Suhu 380C, uterus agak membesar, lunak dan nyeri

Diagnosis: Endometritis

Endometritis
Adalah inflamasi lapisan endometrial uterus
Gejala: demam, menggigil, nyeri abdomen bawah, lokia yang
berbau (post partum). PF ditemukan uterus teraba lunak
Terapi:
Kombinasi klindamisin dan gentamisin
Kombinasi ampisillin, gentamisin dan metronidazole

112. A. Hiperemesis gravidarum grade 1


Keywords:

Wanita hamil
Mual dan muntah terus menerus, lemas, tidak nafsu makan
PF mata agak cekung dan turgor kulit berkurang

Diagnosis: A. Hiperemesis gravidarum grade 1

Hiperemesis gravidarum
Hiperemesis gravidarumtingkat I (Ringan)

Lemah, tidak mau makan, berat badan turun, nyeri pada epigastrium, denyut
nadi meningkat, tekanan darah turun, turgor kulit kurang, lidah kering, mata
cekung

Hiperemesis gravidarumtingkat II (Sedang)

Apatis, turgor kulit mulai buruk, nadi lemah dan cepat, berat badan turun,
mata cekung, tekanan darah turun, oliguria, dapat juga terjadi aseton uria
dan napas bau aseton

Hiperemesis gravidarumtingkat III (Berat)

KU buruk, kesadaran sangat menurun, somnolen sampai koma, nadi


teraba lemah dan cepat, dehidrasi berat, tekanan darah turun

113. E. Analog GnRH + NSAID + pil KB


kombinasi
Keywords:

Perempuan 35 tahun, nyeri menstruasi dan siklus tidak teratur, infertilitas

Kemungkinan diagnosis: Endometriosis


Terapi: E. Analog GnRH + NSAID + pil KB kombinasi

Endometriosis
Implan jaringan (sel-sel kelenjar dan stroma) abnormal mirip
endometrium yang tumbuh di sisi luar kavum uterus, dan memicu
reaksi peradangan menahun
Gejala berupa nyeri pelvik kronik, infertilitas, dismenorea, gangguan
siklus menstruasi
Diagnosis pasti endometriosis dapat dibuat hanya dengan
laparoskopi dan pemeriksaan histopatologis, yang menampilkan
kelenjar-kelenjar endometrium dan stroma
Terapi:

Hormonal: Gonadotropin-releasing hormone (GnRH) agonist, pil


kontrasepsi oral kombinasi, medroxyprogesterone, danazol
NSAID sering digunakan untuk mengatasi nyeri pada endometriosis, namun
belum terbukti efektif mengatasi dismenorea sekunder akibat endometriosis
Pembedahan hanya dilakukan jika ps tidak ingin memiliki anak lagi atau pada
nyeri sangat berat yang tidak responsif dengan pengobatan

114. E. CRL (Crown Rump Length)


Keywords:

Wanita hamil, lupa HPHT, menstruasi terakhirnya sekitar 2 bulan yang


lalu trimester pertama

Komponen dalam USG untuk mengetahui usia kehamilan


trimester pertama: E. CRL (Crown Rump Length)

Fetal Imaging
1st trimester

With trans-vaginal scanning, the gestational sac is reliably seen in the


uterus by 5 weeks, and fetal echoes and cardiac activity by 6 weeks
The crown-rump length (CRL) is the most accurate biometric predictor
of gestational age
If carefully performed, it has a variation of only 3 to 5 days.

2nd and 3rd trimester

Biparietal diameter (BPD) is most accurate from 14 to 26 weeks, with a


variation of 7 to 10 days
The head circumference (HC) also is measured. If the head shape is
flatteneddolichocephaly, or roundedbrachycephaly, the HC is more
reliable than the BPD
The femur length (FL) correlates well with both BPD and gestational age, has
a variation of 7 to 11 days in second trimester
Abdominal circumference (AC) has the widest variation, up to 2 to 3 weeks

115. B. Kina + Clindamysin


Keywords:

Wanita berusia 26 tahun, G2P1A0, terdiagnosis malaria, hamil trimester


pertama
Lab: gametosit berbentuk pisang/bulan sabit Plasmodium falciparum

Obat antimalaria lini pertama untuk malaria pada ibu hamil


trimester pertama: B. Kina + clindamysin
Obat antimalaria yang merupakan kontraindikasi bagi ibu hamil
adalah Primakuin dan Doksisiklin

Tatalaksana ibu hamil dengan malaria

116. A. MgSO4
Keywords:

Perempuan 36 tahun, G3P2A0, hamil 34 minggu


Kejang sebanyak 3 kali di rumah
TD 180/110 mmHg, FN 92 kali/menit, RR 22 kali/menit, suhu 370C,
proteinuria +2

Diagnosis: Eklamsia
Terapi yang tepat: A. MgSO4

Eklampsia
Eklampsia adalah komplikasi dari preeklampsia berat, didefinisikan
sebagai onset baru kejang grand mal dan/atau koma yang tidak
dapat dijelaskan selama kehamilan pada wanita dengan
preeklampsia, pada usia kehamilan di atas 20 minggu
Tata laksana definitif adalah partus
Terapi farmakologi:

DOC: MgSO4 dengan loading dose 4-6 g (15-20 min) dan maintenance dose
1-2 g per jam dalam IV solution Lini kedua: Benzodiazepin atau fenitoin
Antihipertensi nifedipine, hydralazine, labetalol
Diuretik diberikan hanya jika terjadi edema pulmonal

117. B. Abortus inkomplit


Keywords:

Perempuan 30 tahun, darah bergumpal dari organ kewanitaan, nyeri perut


Riwayat abortus berulang 3x
Usia kehamilan 12 minggu
PF: kanalis servikalis terbuka 1 jari, besar uterus sesuai dengan
kehamilan 8 minggu

Diagnosis: B. Abortus inkomplit

Derajat Abortus
Diagnos
is

Servik
s

Besar uterus

Gejala lain

Abortus
Tertut
Sesuai dengan
Uterus
iminens
up
usia kehamilan
lunak
Abortus
Terbuk
Sesuai dengan
Uterus
insipiens
a
usia kehamilan
lunak
Abortus
Terbuk
Lebih kecil dari
Uterus
inkomplit a
usia kehamilan
lunak
Keluar
jaringan
Abortus
Tertut
Lebih kecil dari
Uterus
komplit
up
usia kehamilan
kenyal

118. A. G1P0A0 hamil 39 minggu dalam


persalinan kala II dengan tali pusat menumbung
Keywords:

G1P0A0, hamil cukup bulan, nyeri perut sejak 12 jam yll


Merasa seperti ada benda seperti tali yang keluar dari jalan lahirnya
Bagian terbawah janin sudah masuk panggul
PD: teraba tali pusat di vagina, serviks tak teraba, pembukaan lengkap,
ketuban sudah pecah, presentasi kepala, teraba sutura frontalis

Diagnosis yang sesuai: A. G1P0A0 hamil 39 minggu dalam


persalinan kala II dengan tali pusat menumbung

Prolapsus Tali Pusat


Tali pusat menumbung / prolapsus funikuli

Tali pusat teraba keluar atau berada di samping dan melewati bagian
terendah janin di dalam jalan lahir, tali pusat dapat prolaps ke dalam
vagina atau bahkan di luar vagina setelah ketuban pecah

Tali pusat terdepan /tali pusat terkemuka

Tali pusat berada di samping bagian besar janin dapat teraba pada
kanalis servikalis, atau lebih rendah dari bagian bawah janin sedang
ketuban masih intak atau belum pecah

Occult prolapsed/ tali pusat tersembunyi

Tali pusat terletak di samping kepala atau di dekat pelvis tapi tidak dalam
jangkauan jari pada pemeriksaan vagina

Tali pusat terdepan

Tali pusat menumbung

Occult prolapse

119. C. AKDR
Keywords:

Wanita, ingin KB, riwayat hipertensi

Kontrasepsi pilihan: C. AKDR

Kontrasepsi yang mengandung hormonal (pil kombinasi, suntik,


implant) sebaiknya tidak diberikan pada pasien hipertensi

Kontrasepsi
Alamiah: koitus interuptus & pantang senggama (metode
kalender tengah siklus haid, lendir servix lebih kental, dan
peningkatan suhu basal)
Mekanik: kondom (wanita, pria), IUD (5-8 tahun). IUD Cu-T
dengan reaksi peradangan menghambat fertilisasi dan implantasi
ke endometrium
Hormonal: pil, suntik, implan, patch: bisa progresteron saja, bisa
kombinasi dengan estrogen
Kontap (KB mantap): tubektomi, vasektomi (untuk usia wanita
>35 tahun)

PENGGUNAAN KONTRASEPSI
BERDASARKAN TUJUAN

327

120. E. Insulin
Keywords:

Wanita 25 tahun, G2P1A0 hamil 30 minggu, diabetes

Pengobatan diabetes yang tidak membahayakan kehamilan: E.


Insulin

DM Gestasional
Defined as glucose intolerance of variable degree with onset or first
recognition during pregnancy
Management:

Diet: avoid single large meals and foods with a large percentage of simple
carbohydrates
Insulin: to achieve glucose profiles similar to those of nondiabetic pregnant
women
Glyburide and metformin: The efficacy and safety of insulin have made it the
standard for treatment of diabetes during pregnancy. Diabetic therapy with
the oral agents glyburide and metformin, however, has been gaining in
popularity. Trials have shown these 2 drugs to be effective, and no evidence
of harm to the fetus has been found, although the potential for long-term
adverse effects remains a concern

121. C. VDRL
Keywords:

Wanita 25 tahun, G1P0A0, ANC


Suami ps mengeluhkan ulkus-ulkus yang muncul di kelaminnya 1 minggu
yll, suami sering berganti pasangan tanpa menggunakan kondom

Suami pasien kemungkinan mengalami sifilis


Pemeriksaan untuk skrining pada pasien: C. VDRL

Pemeriksaan Sifilis
Pemeriksaan pertama pada pasien yang dicurigai mengalami sifilis
adalah non-treponemal test:

Venereal Disease Research Laboratory (VDRL) Hasil (+) dalam 1-2 minggu
setelah muncul chancre
Rapid plasma reagin (RPR)
ICE Syphilis recombinant antigen test

Karena ada kemungkinan hasil positif palsu, jika VDRL (+),


dilakukan konfirmasi dengan treponemal test:

Fluorescent treponemal antibody-absorption (FTA-ABS)


Quantitative VDRL/RPR
Microhemagglutination assayT pallidum(MHA-TP)
T pallidum hemagglutination (TPHA)
T pallidumparticle agglutination (TPPA)
Treponemal enzyme immunoassay (EIA) untuk IgG dan IgM dapat dilakukan

122. A. Cone biopsi


Keywords:

Wanita 45 tahun, keputihan


Pernah menikah 3 kali, mempunyai 5 orang anak, menikah usia 15 tahun
IVA: bercak putih IVA positif

Pemeriksaan selanjutnya: A. Cone biopsi

Pemeriksaan IVA
IVA (Inspeksi Visual dengan
Asam asetat) Pemeriksaan
dengan mengamati leher
rahim yang telah diberi asam
asetat/asam cuka 3-5%
secara inspekulo dan dilihat
dengan penglihatan mata
telanjang

Prinsip: Melihat perubahan


warna menjadi putih
(acetowhite) pada lesi
prakanker jaringan
ektoserviks rahim yang diolesi
larutan asam asetoasetat

Apabila hasil skrining positif, perempuan yang diskrining menjalani


prosedur selanjutnya yaitu konfirmasi untuk penegakan diagnosis
melalui biopsi yang dipandu oleh kolposkopi
Jika jaringan abnormal tidak dapat terlihat dengan kolposkopi, dapat
dilakukan cone biopsi

Karsinoma Serviks
Kanker servix disebabkan 99,7% oleh HPV.
95% infeksi HPV oleh hubungan seksual
70% ca servix oleh strain ganas 16 dan 18 (onkogenik). Strain 6
dan 11 (jinak) lebih jarang menimbulkan
Infeksi HPV menetap menjadi sel kanker butuh waktu 3-17 tahun
Faktor risiko: hub seksual usia muda, kehamilan sering, merokok,
KB hormonal jangka panjang (10 tahun meningkatkan risiko 2
kali), infeksi HSV 2 dan chlamidya, pasangan tidak di sirkumsisi

Gejala Karsinoma serviks


Post-coital/contact bleeding
Menometroragia spontan
Keputihan bercampur darah dan berbau
Nyeri panggul, gangguan BAK
Nyeri ketika berhubungan/dispaurenia
Diagnosis: deteksi dini: IVA, papsmear, thin-prep/LBC, pap-net,
hybrid capture

123. B. Penurunan kadar kalsium


Keywords:

G3P2A0, riwayat DM tipe II

Risiko pada bayinya setelah lahir: B. Penurunan kadar kalsium

Risiko bayi dengan ibu DM dalam


kehamilan
Makrosomia
Hipoglikemia
Pertumbuhan janin terhambat
Kelainan kongenital
Hipokalsemia dan hipomagnesemia
Hiperbilirubinemia
Polisitemia
Asfiksia
Risiko kelahiran prematur

124. A. OAT kategori I


Keywords:

Wanita 27 tahun, hamil 6 minggu, batuk lama


Dahak SPS hasil +/+/-

Terapi yang sesuai: A. OAT kategori I (2RHZE/4RH)

TB Paru pada kehamilan dan menyusui


Tidak ada indikasi pengguguran pada penderita TB dengan
kehamilan
OAT tetap dapat diberikan kecuali streptomisin karena efek
samping streptomisin pada gangguan pendengaran janin
Pada penderita TB dengan menyusui, OAT & ASI tetap dapat
diberikan, walaupun beberapa OAT dapat masuk ke dalam ASI,
akan tetapi konsentrasinya kecil dan tidak menyebabkan toksik
pada bayi
Wanita menyusui yang mendapat pengobatan OAT dan bayinya
juga mendapat pengobatan OAT dianjurkan tidak menyusui
bayinya, agar bayi tidak mendapat dosis berlebihan

125. D. Mioma uteri


Keywords:

Wanita 35 tahun, P2A1, perdarahan dari jalan lahir 2 minggu, nyeri


menstruasi
Konjungtiva anemis, teraba massa di abdomen setinggi 1 jari di bawah
pusat, mobile, padat, nyeri tekan (-)
VT: flek (+), portio tertutup, licin. Korpus uteri antefleksi sebesari 18-20
minggu
Lab Hb 7 g/dl. Plano test (-)

Kemungkinan diagnosis: D. Mioma uteri

Mioma uteri
Merupakan neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan
jaringan ikat yang menopangnya, disebut juga fibromioma,
leiomioma,ataupun fibroid
Dibagi menjadi:

Mioma submukosum berada di bawah endometrium dan menonjol ke


dalam rongga uterus. Dapat tumbuh bertangkai menjadi polip, kemudian
dilahirkan melalui saluran serviks (mioma Geburt)
Mioma intramural terdapat di dinding uterus di antara serabut endometrium
Mioma subserosum tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol pada
pemukaan uterus, diliputi oleh serosa

Gejala tergantung tempat munculnya mioma dan besarnya

Perdarahan abnormal hipermenorrhea, menoragia, metroragia


Nyeri karena gangguan sirkulasi disertai nekrosis setempat dan peradangan
Tanda penekanan: poliuria, retensi urin, hidroureter, hidronefrosis, obstipasi,
edema tungkai, nyeri panggul

Diagnosis: teraba tumor pada uterus pada pemeriksaan bimanual.


Mioma subserosum dapat mempunyai tangkai. Mioma intramural
menyebabkan kavum uteri menjadi luas. Mioma submukosum dapat
teraba dengan jari ke dalam kanalis servikalis dan teraba benjolan
pada permukaan kavum uteri

BEDAH

126. C. Limfedema
Keywords:

Wanita, 40 tahun, keluhan: lengan kiri atas bengkak


Riwayat mastektomi radikal ec kanker payudara 2 tahun lalu
Tidak ada tanda rekurensi tumor payudara

Diagnosis: Limfedema

Bengkak pada ekstremitas (lengan atau kaki) akibat gangguan aliran


sistem limfatik

Limfedema
Edema akibat akumulasi cairan limfatik
Terjadi bila pembuluh atau nodus limfe terganggu, rusak, atau
terbuang
Primer: abnormalitas sejak lahir
Sekunder: akibat sumbatan aliran sistem limfatik, dapat
disebabkan oleh infeksi, kanker, tindakan bedah, pembentukan
jaringan parut, trauma, DVT, radiasi (merusak nodus limfe), dll

Limfedema dan breast surgery


Lymphedema is one of the most common side efects of breast
cancer surgery
Mastektomi radikal mengangkat sebagian atau seluruh nodus
limfe aksiler (nodus limfe aksiler bertanggung jawab pada
drainase pembuluh limfatik lengan atas, leher, dan payudara)
bengkak pada area tsb
Gejala (dirasakan di lengan/kaki): merah, nyeri, bengkak, sensasi
berat/penuh, kulit tegang, fleksibilitas menurun (pergelangan
tangan/ankle), sulit mengenakan pakaian pada area tertentu
akibat bengkak

Limfedema dan breast surgery


When the lymph nodes under the arm have been removed, a
woman is at higher risk of lymphedema for the rest of her life.
Lymphedema may occur immediately following surgery, or
months or years later. Not every woman who has a mastectomy
will experience lymphedema.
The acute, temporary, and mild type of lymphedema occurs
within a few days after surgery and usually lasts a short period
of time. The acute and more painful type of lymphedema can
occur about four to six weeks following surgery. However, the
most common type of lymphedema is slow and painless and
may occur 18 to 24 months or more after surgery.

127. A. Hemoroid
Keywords:

Laki-laki, 38 tahun, keluhan: massa menonjol di anus sejak 1 minggu yl


Riwayat BAB keras + darah menetes sejak 2 bulan yl
PF: massa menonjol di anus, merah kehitaman, tidak bisa dimasukkan
lagi
PA: epitel berlapis gepeng dan epitel kolumnar, di bawahnya tampak
rongga melebar berisi eritrosit

Diagnosis: Hemoroid grade IV

Hemoroid diklasifikasikan
menjadi:

Hemoroid externa: pelebaran vena di


bawah linea dentata, ditutupi oleh
epitel skuamosa (kulit), dapat
mengalami trombosis
Hemoroid interna: pelebaran vena di
anal cushion (di atas linea dentata),
ditutupi oleh epitel kolumner/transisi,
dapat berdarah dan prolaps

Untuk mempermudah klinisi,


hemoroid interna dibagi menjadi 4
grade yaitu:
I. Berdarah saja
II. Dapat masuk sendiri
Dimasukkan dengan tangan
I. Tidak dapat dimasukkan
I.Tatalaksana hemoroid interna
I. Diet tinggi serat (untuk grade I,
II dan III)
II. Bedah
I. Rubber band ligation
Sclerotherapy
I. Infrared photocoagulation and
electrosurgery
II.Hemorrhoidectomy
III.Stapled anopexy

Hemoroid Klasifikasi, Etiologi,


Hemoroid
interna
Patofisiologi
Patofisiologi
Asal pl. vena hemoroidalis
superior dan media
2/3 atas anus
Permukaan mukosa (epitel torak)
Hemoroid eksterna
Asal pl. Vena hemoroidalis inferior
1/3 bawah anus
Permukaan kulit (epitel gepeng)
Etiologi hemoroid
Kelainan organik: sirosis hepatis,
trombosis vena porta, tumor pelvis
Idiopatik: herediter, faktor anatomi,
gravitasi, peningkatan tekanan
intraabdomen, tonus sfingter ani
lemah

Hemoroid interna terjadi akibat


sumbatan aliran darah sistem
porta yang menyebabkan
terbentuknya kolateral pad
v.hemoroidalis superior
Hemoroid eksterna terjadi
akibat robeknya v.hemoroidalis
inferior sehingga terbentuk
hematoma subkutis yang
kebiruan, kenyal-keras dan
nyeri

128. A. Fr. Colles Dextra Tertutup


Keywords:

Wanita, 52 tahun, keluhan: nyeri dan sulit menggerakkan lengan kanan


Riwayat terjatuh
PF: pergelangan tangan kanan: dinner fork deformity (+), neurovaskular
distal baik, pergerakan terbatas, luka (-)
Rontgen: fraktur distal radio dekstra artikuler dengan dorsal angulasi

Diagnosis: Fr. Colles Dextra Tertutup

Fraktur Radius Ulna


Fraktur Colles: Fraktur radius distal dengan dislokasi pergelangan tangan ke
arah posterior. Deformitas pada fraktur ini berbentuk seperti sendok makan
(dinner fork deformity).
Fraktur Smith: fraktur dislokasi ke arah anterior (volar), karena itu sering
disebut reverse Colles fracture.
Fraktur Galeazzi: fraktur radius distal disertai dislokasi sendi radius ulna
distal.
Fraktur Monteggia: fraktur sepertiga proksimal ulna disertai dislokasi sendi
radius ulna proksimal.

Fraktur Monteggia:
Fraktur sepertiga proksimal
ulna dan dislokasi kepala
radius

Fraktur Galeazzi:
Fraktur radius dengan
dislokasi sendi radioulnar

Urutan fraktur dari yang paling sering terjadi


Radius-ulna distal (75%)
Tulang karpal (10%)

Os. scaphoideum (60-70%): jempol posisi hitch-hiking


Os. lunatum: nyeri dengan kompresi jari 3
Os. triquetrum: akibat jatuh dengan posisi tangan deviasi ulnar
Tulang karpal lainnya

129. A. Apendisitis Akut


Keywords:

Wanita, 20 tahun, keluhan: nyeri perut kanan bawah sejak 1 hari yl, nyeri
awalnya di ulu hati, menjalar dan menetap di perut kanan bawah, mual,
muntah, tidak nafsu makan
PF: demam (+), nyeri kanan bawah, leukositosis

Diagnosis: Apendisitis akut

Apendisitis Akut
Patofisiologi
Obstruksi lumen apendiks
bendungan mukus peningkatan
tekanan intralumen menghambat
aliran limfe edema, diapedesis
bakteri dan ulserasi mukos
(apendisitis akut fokal nyeri
epigastrium)
Peradangan meluas dan mengenai
peritoneum nyeri perut kanan
bawah appendisitis supuratif
akut
Aliran arteri terganggu infark
dinding apendiks gangren
appendisitis gangrenosa
Dinding rapuh perforasi
apendisitis perforasi

ALVARADO SCORE
Apendisitis point pain 2
Leukositosis (>10.000) 2
Vomit 1
Anorexia 1
Rebound tenderness phenomenon 1
Abdominal migrate pain 1
Temp (>37,5) 1
Observasi diff. Count (netrofil segmen
>72%)
1-4 dipertimbangkan apendisitis akut
5-6 possible
7-9 apendisitis akut
Alvarado Score digunakan sebagai alat
bantu diagnostik dan bukan merupakan
gold standar diagnostik!

130. D. 3600 cc
Keywords:
Pria, 45 tahun, korban kebakaran
Luka bakar derajat II-III seluas 40%
BB 45 kg
Diagnosis: Luka bakar (combustio)
Formula Baxter/Parkland
4 persentase luka bakar derajat >II BB(kg)
(Ingat! Hanya derajat II ke atas)
50% diberi dalam 8 jam pertama, 50% dalam 16 jam
berikutnya
4x40x45 = 7200 cc
3600 cc untuk 8 jam I, 3600 cc untuk 16 jam I

Ingat cara penghitungan persentase luka


bakar!

131. C. Nekrosis Avaskular


Keywords:

Wanita, 70 tahun, jatuh dari tangga, keluhan: nyeri hebat pangkal paha,
tidak bisa berjalan
PF: slight endorotasi, shortening, bengkak pada articulatio coxae
Xray: fraktur collum femur intraarticulare

Hip fracture
Risiko tinggi pada osteoporosis
Pada orang normal (tanpa osteoporosis), hip fracture terjadi
akibat high-energy trauma, misalnya pada kecelakaan
3 jenis:
Femoral head fracture = fraktur kaput femoris
Femoral neck fracture= fraktur collum femoris
Subtrochanteric fracture

Terapi: bedah (implan orthosis atau hip replacement)

Komplikasi:

Nonunion: failure of the fracture to heal, 20% kasus terjadi pada fraktur
collum femoris (risiko bila tidak dilakukan operasi untuk imobilisasi
fragmen patahan tulang)
Malunion: healing of the fracture in a distorted position pemendekan,
deformitas varus, deformitas valgus, malunion rotasional
Nekrosis avaskular kaput femoris: 20% kasus terjadi pada fraktur collum
femoris akibat aliran darah ke kaput femoris terputus

Nekrosis avaskular
Hilang/terputusnya suplai darah pada suatu bagian tulang
sehingga menyebabkan kematian tulang tersebut
Nekrosis avaskular pascatrauma paling sering terjadi pada kaput
femoris akibat fraktur kolum femoris
Dibandingkan malunion, lebih khas untuk fraktur kolum femoris

132. B. Pemasangan WSD


Keywords:

Laki-laki, 27 tahun, mengalami kecelakaan, dada membentur stang


PF: dispnea (rr=28x/menit), gerakan napas dada kanan tertinggal,
perkusi dada kanan hipersonor (kiri sonor), auskultasi bunyi napas dada
kanan menghilang

Diagnosis: Tension pneumotoraks

Pneumotoraks Definisi, Gejala Klinis,


Diagnosis & Tatalaksana
Adanya udara di dalam kavitas
pleura
Gejala: sesak napas dan nyeri
dada akut
Bila ada hipotensi, hipoksia,
trakea terdorong ke sisi yang
sehat, atau takikardia tension
pneumothorax

Ro toraks: radiolusensi,
terlihat gambaran avaskuler
dengan pleural line

Tata laksana

Pneumotraks spontan primer


atau iatrogenik: aspirasi jarum
sederhana
Pneumotoraks spontan
sekunder/traumatik:
pemasangan chest tube dan
WSD
Tension pneumothorax:
dekompresi jarum darurat,
dilanjutkan dengan
pemasangan chest tube dan
WSD

Pendekatan Klinis Efusi Pleura,


Pneumotoraks & Atelektasis
Inspeksi
Efusi
pleura

Sisi sakit
tertinggal

Trakea
Pneumot
terdorong ke
oraks
sisi sehat
Atelektasi
s

Trakea
tertarik ke
sisi sakit

Palpasi
(fremitus)

Perkusi

Auskulta
si

Melemah

Redup

Menurun

Melemah

Hiperson
or

Menurun

Melemah

Redup

Menurun

Pilihan jawaban yang lain


Pungsi hematotoraks: pada hematotoraks (gambaran: perkusi
redup karena cairan)
Rontgen toraks: tidak boleh dilakukan pada tension
pneumotoraks (kondisi emergency harus segera dilakukan
needle toracosentesis)
CT scan toraks: tidak sesuai
Torakotomi: tidak sesuai

133. C. Dicuci dengan larutan


iodium 3%
Keywords:

Wanita, 23 tahun, luka di kepala setelah kecelakaan


Luka tersebut akan dijahit
Yang ditanya adalah tindakan antiseptik

Bedakan aseptik dan antiseptik pada slide berikutnya

Aseptik

state of being free from disease-causing


contamitants
Aseptik berarti tidak adanya patogen pada suatu area

Teknik aseptik: usaha mempertahankan objek agar bebas dari


mikroorganisme
Ada 2 macam: asepsis medis (prosedur untuk mencegah penyebaran
mikroorganisme, misal mencuci tangan, mengganti linen tempat tidur, dll),
asepsis bedah (teknik steril, regulasi aliran udara kamar operasi)

Antiseptik

antimicrobial substances that are applied to living


tissue to reduce the possibility of infection and sepsis
Antiseptik berarti zat atau bahan yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri secara selektif
Tujuannya untuk memusnahkan semua kuman patogen, tetapi
spora dan virus yang mempunyai daya tahan kuat masih hidup
Macam-macam bahan yang sering dipakai: etil alkohol
(sebaiknya 60-90%), tinctura iodium (2% iodium dalam alkohol
70%), asam borat, hidrogen peroksida (6%), iodium (>1%), dll

134. B. Kondrosarkoma
Keywords:

Pria, 52 tahun, timbul benjolan pada bahu kiri sejak 1 tahun yl, membesar
sejak 3 bulan terakhir, dirasakan nyeri
PF: benjolan 7x5x4 cm, konsistensi keras dan padat, menempel pada
dasarnya
Gambaran kalsifikasi pada rontgen

Diagnosis: Kondrosarkoma

Usia dan gambaran rontgen sesuai untuk kondrosarkoma

Kondrosarkoma
Keganasan tulang yg memproduksi kartilago
Usai tua (dekade 5 dan 6), pada tulang axial
Xray: lesi lusen dengan kalsifikasi di dalamnya

Kondrosarkoma

Osteokondroma
(Eksostosis Osteokartilaginosa)
Tumor tulang jinak yang paling sering ditemukan
Biasanya menyerang usia 10-20 tahun
Tumor tumbuh di permukaan tulang sebagai benjolan yang keras
Dapat terjadi satu atau lebih benjolan
>1 benjolan: 10% berisiko kondrosarkoma di masa depan

Osteosarkoma
Tumor ganas mesenkimal yang menunjukkan diferensiasi
osteoblasik
Usia dekade kedua
Predileksi benjolan di proksimal tibia atau distal femur.
X-ray: sun-burst appearance, Codmans triangle
Th/ surgery

Metastasis bone disease tidak ada riwayat keganasan


sebelumnya
Miositis osifikans: ditandai osifikasi atau kalsifikasi heterotopik
otot

135. A. Syok Hemoragik


Keywords:

Laki-laki, pascakecelakaan
Fraktur terbuka femur
TV: TD turun, nadi meningkat

Diagnosis: Syok hemoragik

Perdarahan aktif dan blood loss akibat fraktur terbuka femur

Tipe syok
Syok kardiogenik kegagalan pompa jantung, misal akibat CHF,
post infark miokard; terapi utama: dopamin/dobutamin/norepinefrin
Syok hipovolemik intravascular volume loss, misal akibat diare,
muntah; terapi utama: loading cairan
Syok hemoragik akibat kehilangan darah yang banyak; terapi
utama: transfusi darah
Syok anafilaktik vasodilatasi karena respon sistem imun; terapi
utama: adrenalin
Syok neurologik vasodilatasi karena gangguan rangsangan
simpatis, biasanya akibat cedera spinal

Tingkatan kehilangan darah

136. D. Apendisitis tuberkulosa


Keywords:

Laki-laki, 37 tahun, keluhan nyeri perut kanan 2 hari


PF: NT McBurny (+)
Apendektomi: diameter apendix 2 cm mikroskopis:
tuberkel pada mukosa, sel epiteloid dan sel datia
langerhans pada mukosa

Diagnosis: Apendisitis tuberkulosa

Tuberkel, sel epiteloid, sel datia langerhans khas


sebagai ciri khas TB

Apendisitis tuberkulosa: ditegakkan melalui pemeriksaan


histopatologi

Granulomatous nodular ephitelioid appendicitis and mesenteritis with


gigantic and Langhans cells and diffuse caseous necrosis
Epiteloid: makrofag; Sel Datia Langhans atau Langerhans: sel besar yang
merupakan gabungan sel-sel epiteloid

Apendisitis infiltrat: proses inflamasi apendix yang


penyebarannya dibatasi oleh omentum, struktur usus, dan
peritoneum di sekitarnya sehingga membentuk appendiceal
mass (umumnya pada hari ke-4)
Apendisitis phlegmatogenous: proses inflamasi menyebar secara
difus melalui pembentukan pus atau eksudat purulen/supuratif

137. A. Varikokel
Keywords:

Laki-laki, 35 tahun, 7 tahun menikah belum memiliki keturunan


PF: pada bagian atas testis teraba massa seperti cacing

Diagnosis: Varikokel

Varikokel
Dilatasi pleksus vena pampiniform & vena spermatika interna
berupa gambaran bag of worms (massa seperti cacing) pada testis

Biasanya asimptomatik, namun bisa pula nyeri


Varikokel menyebabkan suhu testis yang tinggi mengganggu
spermatogenesis varikokel merupakan penyebab tersering
infertilitas pria
Terapi: ligasi vena (operasi)

Torsio testis
Nyeri akut unilateral, bengkak, demam, mual muntah; onset bisa
spontan, dengan aktivitas, trauma
PF: massa keras pada testis yang terkena, transiluminasi (-), highriding, transversal, Prehn sign (-) membedakan dengan epididimitis,
refleks kremaster (-)
Kegawatdaruratan bedah
Terapi: detorsi manual (mengembalikan posisi testis ke asalnya
dengan memutar testis ke arah berlawanan dengan arah torsio),
operasi untuk reposis

Hidrokel = penumpukan cairan dalam tunika


vaginalis skrotum/sepanjang spermatic cord;
bengkak, nyeri (-), transiluminasi (+) tanpa
bayangan. Th/ operasi
Orchitis akut = inflamasi akut testis, biasanya
mumps. Th/ analgesik, antibiotik (bila penyebabnya
bakteri)
Undesensus testis (Kriptorkidismus) = testis tidak
turun/tidak terletak dalam skrotum; penyebab
infertilitas. Th/ operasi

138. C. Osteomielitis
Keywords:

Pasien korban kecelakaan mengalami fraktur kolum femoris


Tidak terdapat kelainan vaskularisasi pada pasien

Kemungkinan komplikasi yang paling mungkin: osteomielitis

Osteomielitis
Infeksi pada tulang
Penyebab: trauma (47%), insufisiensi vaksular mis. DM (34%),
penyebaran hematogen (19%)
Tanda/gejala: riwayat trauma/operasi, tanda peradangan pada lokasi
kelainan, deformitas, gejala konstitusional (demam, malaise)
Foto polos: kelainan dapat baru terlihat setelah 5-7 hari hasil negatif
tidak dapat mengeksklusi osteomyelitis

Periosteal thickening, cortical thickening, hilangnya struktur trabekular, osteolisis,


pembentukan tulang baru

Terapi: antibiotik (4-6 minggu), operasi bila kerusakan jaringan lunak


luas

Sindrom kompartemen
Diagnosis:

Terutama high-velocity injuries, fraktur tulang panjang, crush injuries, luka


penetrasi (trauma arteri), trauma vena
5P (pd stadium lanjut): Pain, Parestesia, Pallor, Pulselessness,
Poikilothermia
Tanda awal yg paling konsisten: pe diskriminasi 2-titik
Palpasi: teraba keras
Th/ fasciotomi

Sindrom cauda equina


Kompresi ekstrim atau inflamasi berat saraf di bagian bawah
spinal canal
Kegawatdaruratan bedah jika terlambat dapat mengakibatkan
kerusakan permanen fungsi bowel and bladder control, dan
paralisis tungkai bawah

DVT
Adanya trombus pada vena dalam yang menghalangi aliran
darah ke jantung
Komplikasi: pulmonary embolism
Gejala: nyeri, swelling, kemerahan, hangat, dan terjadi unilateral.

139. C. Fraktur vertebra ec osteoporosis


menopause
Keywords:

Perempuan, 42 tahun, keluhan: nyeri punggung


sesudah mengangkat kursi 1 jam yl, nyeri makin
bertambah bila pasien bergerak dan menyebar ke
perut bawah
Sering mengeluh nyeri punggung ringan sejak 1
tahun yl
PF: BB kurang dari normal, kifosis dorsal (+)
BMD lumbal 1-3: -3.0, BMD panggul: -2.8

Diagnosis Fraktur vertebra ec osteoporosis


menopause

Osteoporosis
= decrease in bone mass and density which can lead to an
increased risk of fracture
Klasifikasi:
Primer

Tipe 1: postmenopausal osteoporosis


Tipe 2: senile osteoporosis, age > 70 thn

Sekunder akibat steroid, cancer

Diagnosis: dual-energy x-ray absorptiometry


Th/ bifosfonat

Hasil BMD
Normal

Bone density antara +1 atau


-1 SD rerata dewasa muda
Osteopenia (low
Bone density antara 1 sd 2.5
bone density)
SD di bawah rerata dewasa
muda (atau -1 sd -2.5 SD)
Osteoporosis
Bone density 2.5 SD atau
lebih di bawah rerata dewasa
muda (di bawah -2.5 SD)
Osteoporosis berat
Bone density di atas 2.5 SD di
bawah rerata dewasa muda, atau
sudah ada satu atau lebih
fraktur osteoporotik

140. A. Foto polos abdomen posisi berdiri


Keywords:

Wanita, 55 tahun, keluhan: nyeri perut di seluruh bagian perut sejak 2 jam yl
Riwayat konsumsi antinyeri sejak 1 tahun yl
Sering merasa nyeri ulu hati
PF: NT seluruh regio abdomen, batas paru hepar menghilang

Diagnosis: Susp peritonitis difus ec perforasi saluran cerna ec


gastropati NSAID

Tukak Peptik
Tukak peptik terjadi pada gastropati NSAID
NSAID dapat menyebabkan terjadinya tukak peptik karena
secara tidak spesifik menghambat enzim COX (baik COX 1 dan
COX 2). COX adalah enzim yang berperan dalam proses
inflamasi. COX 1 lebih bersifat sebagai housekeeper di dalam
lambung karena melindungi lambung dari HCl. Inhibisi terhadap
COX menyebabkan fungsi ini menghilang dan dapat berakibat
terjadinya tukak peptik. Oleh karena itu, saat ini dikembangkan
NSAID yang selektif terhadap COX 2 seperti celecoxib.

Mekanisme Terjadinya Inflamasi dan Cara


Kerja NSAID

Komplikasi tukak peptik


Perdarahan: terjadi pada 20-30% ulkus gaster;
berupa hematemesis pada perdarahan berat;
melena dan defisiensi besi pada perdarahan ringan
Perforasi: bila erosi tukak menembus dinding otot
dan menimbulkan lubang pada GI tract;
kebanyakan perforasi berasal dari anterior
duodenum
Pemeriksaan utama: laboratorium dan foto polos
posisi tegak

Obstruksi pilorus: akibat edema jaringan di sekitar


ulkus

Kontraindikasi barium enema:


Suspected bowel perforation
Severe ulcerative colitis
Pregnancy
Toxic megacolon
Acute abdominal pain

141. D. Perbaiki keadaan umum,


bersihkan luka, pasang bidai, rujuk
Keywords:

Laki-laki, 20 tahun, keluhan: demam sejak 2 hari yl


Riwayat KLL 2 bulan yl, menolak dibawa ke Puskesmas
PF: fraktur terbuka tungkai kanan dengan nanah dan dasar tulang
tampak

Diagnosis: susp osteomielitis tungkai kanan


Pasien perlu dirujuk karena curiga sudah terjadi
kerusakan jaringan yang luas sehingga diperlukan
operasi, dan diperlukan pula reposisi fraktur tungkai
kanan
Perlu dipasang bidai untuk imobilisasi segmen tulang

Osteomielitis

Infeksi pada tulang


Penyebab: trauma (47%), insufisiensi vaksular mis. DM (34%),
penyebaran hematogen (19%)
Tanda/gejala: riwayat trauma/operasi, tanda peradangan pada lokasi
kelainan, deformitas, gejala konstitusional (demam, malaise)
Foto polos: kelainan dapat baru terlihat setelah 5-7 hari hasil negatif
tidak dapat mengeksklusi osteomielitis

Periosteal thickening, cortical thickening, hilangnya struktur trabekular, osteolisis,


pembentukan tulang baru

Terapi: antibiotik (4-6 minggu), operasi bila kerusakan jaringan lunak


luas

142. A. Memberikan infus RL tetes cepat


Keywords:

Laki-laki, pasca KLL


Trauma kepala, fraktur terbuka kedua femur,
perdarahan masif, pernapasan cepat, akral dingin

Pada pasien terdapat kemungkinan syok


hemoragik ec perdarahan masif ec fraktur femur
bilateral
Sudah terdapat tanda syok akral dingin
Yang dilakukan: loading cairan untuk mengganti
volume intravaskular yang hilang

143. C. Batu ureter dextra


Keywords:

Laki-laki
Nyeri hilang timbul pinggang kanan, nyeri menjalar sampai ke paha dan
buah zakar
Jarang minum
Nyeri ketok CVA (+)

Diagnosis: Batu ureter dextra

Batu saluran kemih (urolitiasis)


Massa keras seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran
kemih
Gejala: nyeri, hematuria, obstruksi saluran kemih, ISK
Terdiri dari: nefrolitiasis, ureterolitiasis, sistolitiasis, uretrolitiasis
Kekhasan kolik renal akibat batu ureter: nyeri durasi 20-60
menit dimulai dari punggung bawah menjalar ke genital atau
skrotum

Terapi batu saluran kemih


Terapi:

Batu diameter 4mm: bisa keluar spontan via urin


Batu diameter >8mm: surgical intervention
Antara 5mm 8mm: MET (Medical Expulsion Therapy) Alpha-1adrenergic receptor antagonists/Alpha-blocker (Tamsulosin/ Terazosin)
efektif terutama untuk batu letak distal

Pilihan lain
Pielonefritis: seharusnya ada tanda infeksi (pada kasus ini pasien
tidak demam)
Batu pielum: khas membentuk gambaran batu cetak (staghorn)
Batu vesika urinaria: biasanya ada nyeri suprapubik
Batu uretra: umumnya ada nyeri saat berkemih

144. A. Ruptur uretra anterior


Keywords:

Korban kecelakaan
Keluar darah dari meatus uretra ekstrena
Ditemukan butterfly hematom

Diagnosis: Ruptur uretra anterior

Trauma uretra
Trauma uretra anterior

Trias: bloody discharge, retensio urin, hematom/jejas peritoneal/urin


infiltrat

Trauma uretra posterior

Trias: bloody discharge, retensio urin, floating prostat

Diagnosis:

retrograde urethrography, urinalisis, foto pelvis

Terapi :

Initial : sistostomi transpubik


Rekonstruksi (anastomosis uretra, uretrotomia interna)

145. B. Trauma Lien


Keywords:

Pascakecelakaan
Mengenai perut pasien
Keluhan: nyeri perut kiri atas
PF: perut tampak distended, perkusi: pekak, undulasi (+)

Diagnosis: B. Trauma Lien

Trauma Lien
Lien merupakan organ yang paling sering
terluka pada trauma tumpul abdomen atau
trauma toraks kiri bawah
Penyebab utama: cedera langsung/tidak
langsung akibat kecelakaan, terjatuh dari tempat
tinggi, olahraga judo, karate, silat
Manifestasi: perdarahan (dapat berlangsung
lambat), dapat menyebabkan syok hipovolemik
yang fatal, nyeri perut kiri atas, perkusi: pekak
akibat hematom subkapsular atau omentum
yang membungkus hematom ekstrakapsular

FARMASI

146. A. Rifampisin
Keywords:

Pasien DM yang baru didiagnosis TB paru

Rifampisin dapat menurunkan efektivitas obat anti-DM, yaitu


sulfonilurea, sehingga dosisnya harus dinaikkan

147. D. Rabdomiolisis
Keywords:

Pasien yang mendapat terapi simvastatin

Efek samping simvastatin:

Abdominal pain, konstipasi, flatulens, nyeri kepala, miopati, rabdomiolisis


Neurologi: vertigo, disfungsi saraf kranial, anemia hemolitik
GI: anoreksia
Mata: katarak

148. A. Menghambat impuls saraf dengan


menurunkan Na+ yang masuk ke dalam sel
Lidokain merupakan anestetik lokal kuat yang digunakan
secara luas dengan pemberian topikal dan suntikan
Lidokain mampu mencegah depolarisasi pada
membran sel melalui penghambatan masuknya ion
natrium pada kanal natrium
Lidokain mampu menghambat konduksi di sepanjang serabut
saraf secara reversibel, baik sensorik, motorik, maupun otonom

Lidokain dapat menyekat rasa sakit atau impuls


vasokonstriktor menuju area tubuh tertentu
Lidokain mampu melewati BBB dan diserap secara
cepat dari tempat penyuntikan

149. D. Streptomisin
Obat TB yang menyebabkan gangguan vestibuler ialah
Streptomisin
Streptomisin juga bersifat ototoksik
Bila terjadi gangguan keseimbangan akibat streptomisin, ganti
streptomisin dengan etambutol

TB Paru Tatalaksana ES OAT

150. A. Doksisiklin
Kemoprofilaksis malaria tergantung sensitivitas Plasmodium di
tempat tujuan
Pilihan WHO dan CDC: proguanine, mefloquine, atau doksisiklin

Obat antimalaria yang tidak berinteraksi dengan litium dan


diltiazem: doksisiklin

Neurologi

151. D
Pusat pernapasan di sistem saraf pusat terdapat di batang otak,
tepatnya di medula oblongata. Medula oblongata biasanya
bekerja tanpa disadari.
Namun, di saat seseorang secara sadar berusaha
mengendalikan pola napasnya, sebuah bagian korteks serebri
yang disebut insula akan mengambil alih fungsi medula
oblongata

Fungsi Bagian-Bagian Otak


Medula oblongata: regulasi
tekanan darah dan pernapasan
Pons: berperan dalam fisiologi
tidur
Mesensefalon: gerakan volunter
(substansia nigra)
Talamus: menyalurkan input
sensoris tubuh ke korteks
Hipotalamus: sekresi hormonhormon hipofisis (reproduksi,
makan minum, pertumbuhan) dan
ritme sirkadian
Cerebellum: keseimbangan

Fungsi Bagian-Bagian Otak


Lobus parietalis: menerima input
somatosensoris dari seluruh
tubuh
Lobus frontalis: pusat motorik
(termasuk bahasa) dan fungsi
kognitif
Lobus oksipitalis: input visual
Lobus temporalis: Input auditoris.
Dalam lobus ini terdapat

Ganglia basalis: motorik halus


Sistem limbik: emosi dan otot-otot
viseral
Hipokampus: memori jangka pendek
Amigdala: perilaku sosial dan seksual
Insula: dapat mengendalikan fungsifungsi otomatis batang otak

152. B
Keywords:

Lateralisasi kanan disertai penurunan kesadaran stroke perdarahan


Perdarahan dimana? Nyeri kepala hebat patognomonik untuk
perdarahan subarachnoid

SUBARACHNOID HEMORRHAGE

Etiologi: ruptur aneurisma atau AVM


Klinis: nyeri kepala berat mendadak disertai tanda-tanda iritasi meningeal
(co. kaku kuduk)
Penunjang: CT-Scan hiperdensitas di ruang-ruang subarachnoid (fisura,
sulkus, falx serebri)
Tatalaksana:
Beta-blocker IV (jika MAP >130 mmHg). Beta-blocker dipilih karena tidak
meningkatkan TIK.
Bedah untuk mencegah perdarahan ulang

153. D
Spastisitas, sebuah gejala UMN
muncul pada sekitar 30% pasien
stroke
Spastisitas adalah kekakuan
(hipertonus) otot yang bersifat
velocity-dependent: semakin
cepat ototnya digerakkan, maka
akan semakin kaku
Spastisitas pada ekstremitas
atas biasanya berupa:
Rotasi internal dan adduksi bahu
Fleksi siku, pergelangan tangan,
dan jari-jari

Spastisitas pada ekstremitas


bawah biasanya berupa:
Adduksi dan ekstensi lutut
Kaki equinovarus (inversi dan
plantarfleksi)

Spastisitas dapat menyebabkan


nyeri, gangguan fungsi motorik,
dan kontraktur
Tatalaksana:
Muscle stretching ke arah yang
berlawanan dari spastisitas
Baclofen PO

Pada pasien ini, fleksi pada


lengan bawah (antefleksi)
harus dilawan dengan
melakukan ekstensi
(retrofleksi)

Kaki Equinovarus dan Spastisitas


Ekstremitas Atas

154. C
Keywords:

Anamnesis: demam, nyeri kepala, mual muntah


PF: kaku kuduk, Brudzinski I (+), Brudzinski II (+)

Mengarah ke meningitis
Bakteri yang paling sering menyebabkan meningitis adalah
Streptococcus pneumoniae, diikuti Neisseria meningitidis,
lalu Haemophilus influenzae
Staphylococcus aureus jarang menyebabkan meningitis, kecuali
pada kasus trauma penetrasi atau pascaoperasi SSP
Tatalaksana meningitis bakterial:
Antibiotik empirik: vancomycin + ceftriaxone
Dexamethasone IV (untuk mengurangi peradangan)

155. E
Asam valproat sebaiknya dihindari dalam trimester I karena
dapat menyebabkan defek tuba neuralis dan palatoskisis.
Fenitoin dan fenobarbital juga sebaiknya dihindari karena
alasan yang sama.
Namun, pasien tetap harus diberi antiepileptik karena kejang
pada kehamilan bisa berbahaya. Obat antiepileptik pilihan untuk
wanita hamil adalah carbamazepine dan lamotrigine.
Bila kedua obat ini tidak dapat diperoleh, maka asam valproat,
fenitoin, atau fenobarbital juga boleh digunakan dengan dosis
yang diturunkan.

156. D
Keywords:

Plika nasolabialis kanan mendatar (lumpuh)


Tetapi dahi simetris

Ini khas untuk paresis nervus fasialis tipe sentral (tidak


melibatkan dahi). Paresis nervus fasialis tipe sentral juga bersifat
kontralateral lesi.
Jadi, jawabannya adalah paresis nervus fasialis kiri sentral.
Kondisi ini sering ditemukan pada pasien dengan lesi di korteks
serebri (stroke, multiple sclerosis).
Bedakan dengan palsi Bell, dimana paresis nervus fasialisnya
bersifat perifer dan unilateral.

Tipe-Tipe Paresis Nervus Fasialis

157. E
Langkah mendiagnosis tipe kejang:
1.

Bedakan parsial atau umum

2.

Bila parsial, tentukan apakah simpleks (tidak ada penurunan


kesadaran) atau kompleks (ada penurunan kesadaran)
Bila umum, tentukan apakah berupa tonik-klonik, absans, tonik,
klonik, mioklonik, atau atonik

Parsial: menyerang sebagian tubuh (asimetris)


Umum: menyerang seluruh tubuh (simetris)

3.

Tipe-Tipe Kejang
Kejang parsial (fokal) : berasal dari bagian
tertentu dalam korteks serebri
Sederhana : Tidak ada penurunan
kesadaran. Gejala bisa sensoris,
motoris, otonom, atau psikis.
Kompleks : Ada penurunan kesadaran
(amnesia). Gejalanya biasanya berupa
bengong mendadak yang diikuti dengan
automatisme dan kebingungan pascaserangan.
Kejang tonik-klonik umum sekunder :
kejang parsial yang berlanjut menjadi
kejang tonik klonik umum

Kejang umum : berasal dari seluruh


hemisfer korteks serebri, kiri maupun
kanan
Absens/lena (petit mal) : Bengong
mendadak, tanpa aura, tanpa
kebingungan pasca-serangan, bisa
disertai automatisme maupun tidak.
Mioklonik : kedutan motorik tidak teratur
Klonik : kedutan motorik teratur
Tonik : ekstensi atau fleksi mendadak
pada kepala, badan, atau ekstremitas
Tonik-klonik umum primer (grand mal) :
berawal sebagai ekstensi tonik
ekstremitas atas dan bawah yang
berlangsung beberapa detik, kemudian
menjadi gerakan klonik ritmik, dengan
kebingungan pasca-serangan
Atonik : Tonus tubuh hilang mendadak
(pasien tiba-tiba jatuh)

158. C
Keywords:

Mata sulit terbuka (ptosis), suara parau jika berbicara lama menyerang otot-otot
kepala
Keluhan memburuk dengan aktivitas, membaik dengan istirahat

Khas untuk miastenia gravis


Miastenia gravis adalah sebuah penyakit autoimun dimana timbul
antibodi yang mengurangi jumlah reseptor asetilkolin
pascasinaptik pada taut neuromuskular otot rangka
Asetilkolin sendiri, yang berasal dari saraf presinaptik, jumlahnya
secara alami akan berkurang dengan pemakaian dan kembali normal
dengan istirahat. Pada orang sehat, penurunan ini tidak bergejala
karena jumlah reseptor mereka normal.
Jadi, yang bermasalah pada miastenia gravis sebenarnya bukan
jumlah asetilkolinnya, tapi jumlah reseptornya
Karena itu, pasien miastenia gravis diobati dengan inhibitor
asetilkolinesterase (co. piridostigmin) dengan tujuan
memperbanyak kadar asetilkolin di sinaps, sehingga mengkompensasi
penurunan jumlah reseptor

Taut Neuromuskular Normal dan


Miastenia Gravis

159. C
Keywords:

Demam, penglihatan ganda, paresis N. VI bilateral demam dengan gejala


neurologis fokal, curiga abses otak
Kaku kuduk, tes Kernig (+) mungkin abses disebabkan oleh meningitis
yang mengalami komplikasi

Kalau herniasi otak, biasanya ada dekortikasi/deserebrasi,


penurunan kesadaran, pupil anisokor/refleks cahaya berkurang, dan
muntah
Edema otak biasanya didiagnosis dengan CT-Scan atau MRI. Akan
ditemukan girus merata, sulkus menyempit, dan ventrikel tertekan.
Tumor otak akan menunjukkan defisit neurologis fokal kronis yang
tidak disertai demam
Gejala stroke iskemik berupa kelemahan sesisi tanpa penurunan
kesadaran

160. C
Diagnosis Parkinson dibuat bila
ada 2 dari 3 tanda kardinal di
bawah ini:
Tremor istirahat
Rigiditas
Bradikinesia
Instabilitas postural tidak termasuk
tanda kardinal karena baru
muncul setelah beberapa tahun
kemudian

Pemeriksaan fisis Parkinson:


Tremor istirahat: Tremor bila
tangan ditaruh diam di paha.
Bedakan dengan tremor postural
(saat mengekstensikan lengan)
atau tremor kinetik (saat
melakukan gerakan finger-tonose).
Rigiditas: Pemeriksa melakukan
fleksi dan ekstensi pergelangan
tangan pasien. Pada rigiditas akan
sulit digerakkan (kaku).
Bradikinesia: Perhatikan gerakan
motorik halus dan langkah pasien.
Pada Parkinson akan melambat.

Baca ini dulu sebelum membahas soal


nomor 161 dan 162
Stroke memiliki gejala dan tanda
klinis yang bervariasi, tergantung
pembuluh darah mana yang
terlibat
ARTERI SEREBRI ANTERIOR
Paresis dan parestesia
ekstremitas bawah kontralateral
Inkontinensia uri
ARTERI SEREBRI MEDIA
Pembuluh darah yang paling
sering terlibat dalam stroke
Anatomi: Arteri serebri media
bercabang menjadi divisi superior
dan inferior. Sebelum
percabangan tersebut, muncul
juga cabang kecil arteri
lentikulostriatal.

Cabang superior

Paresis dan parestesia wajah dan


ekstremitas atas kontralateral
Afasia Broca

Cabang inferior

Hemianopia homonim kontralateral


Afasia Wernicke

Bifurkasio (sebelum
percabangan)

Paresis dan parestesia wajah dan


ekstremitas atas kontralateral
Hemianopia homonim kontralateral
Afasia global

Batang (sebelum munculnya


arteri lentikulostriatal)

Sama seperti stroke bifurkasio arteri


serebri media, ditambah dengan
Paresis ekstremitas bawah
kontralateral

Korelasi Anatomi-Klinis pada Stroke


(cari gambar pembagian arteri
serebri anterior, media, dan
posterior)

(cari gambar cabang-cabang


arteri serebri media)

Korelasi Anatomi-Klinis pada Stroke


ARTERI KAROTIS INTERNA
Anatomi: Bercabang menjadi
arteri serebri anterior dan media.
Arteri oftalmika juga berasal dari
arteri karotis interna.
Tampilan klinis menyerupai
stroke arteri serebri media, tapi
lebih variabel karena perdarahan
kolateral sering terjadi pada
oklusi kronis arteri karotis interna
(jarang yang akut). Bisa ada
gejala transient monocular
blindness akibat iskemia arteri
oftalmika ipsilateral.

ARTERI SEREBRI POSTERIOR


Merupakan cabang dari arteri
basilaris
Memperdarahi lobus oksipital,
lobus temporal bagian medial,
talamus, dan mesensefalon
rostral
Tampilan klinis variabel, tapi
umumnya ada hemianopia
homonim kontralateral

Korelasi Anatomi-Klinis pada Stroke


(cari gambar arteri basilaris)

(cari gambar circulus Willisi)

Korelasi Anatomi-Klinis pada Stroke


ARTERI BASILARIS
Berbeda dengan arteri-arteri
yang telah dibahas, arteri
basilaris hanya ada satu (tidak
ada kiri dan kanan), sehingga
keluhan bisa simetris
Memperdarahi batang otak dan
serebelum, sehingga klinis
umumnya berat, dan sering
ditemukan paresis nervus
kranialis
Trombosis
Umumnya pada bagian proksimal,
yang memperdarahi pons
Paresis N. VI unilateral/bilateral
Konstriksi pupil
Hemiplegia/kuadriplegia

Emboli

Umumnya pada bagian apeks, yang


memperdarahi talamus dan
mesensefalon
Penurunan kesadaran (karena
deaktivasi sistem RAS)
Paresis N. III unilateral/bilateral
Hemiplegia/kuadriplegia dengan
postur deserebrasi/dekortikasi

INFARK LAKUNAR
Tidak berat, hanya melibatkan
bagian tubuh tertentu.
Hemiparesis motorik murni:
lesi di kapsula interna atau pons
Stroke sensorik murni: lesi di
talamus

161. B
Pada pasien ini ditemukan pandangan gelap, yaitu kebutaan
simetris mata kiri dan kanan. Ini berarti ada keterlibatan kedua
lobus oksipital.

Lobus oksipital diperdarahi oleh arteri serebri media cabang inferior


(berasal dari arteri karotis interna) dan arteri serebri posterior (berasal
dari arteri basilaris)
Dilihat dari anatominya, oklusi yang dapat menyebabkan gejala simetris
hanya dapat terjadi pada arteri basilaris

Kuadriplegia juga hanya dapat terjadi bila ada oklusi di arteri


basilaris
Disfagia menunjukkan adanya paresis nervus kranialis, yang
berasal dari batang otak, yang diperdarahi oleh arteri basilaris

162. A
Hemiplegia + paresis nervus fasialis tipe sentral khas untuk lesi
pada korteks
Penurunan kesadaran kemungkinan stroke hemoragik
ruptur arteri
Korteks diperdarahi oleh arteri serebri
Lesi arteri serebri akan menghasilkan gejala klinis yang
kontralateral

163. A
Awitan miastenia gravis biasanya perlahan-lahan. Namun,
eksaserbasi akut bisa disebabkan oleh infeksi maupun obatobatan (co. kina, kuinolon, propranolol, fenitoin, lithium,
tetrasiklin, dan aminoglikosida)
Gejala umumnya ringan, berupa ptosis, diplopia, sulit
mengunyah, disfagia, suara parau, atau kelemahan ekstremitas
atas
Namun, pada eksaserbasi berat bisa terjadi kelemahan otot-otot
pernapasan. Ini adalah keadaaan gawat darurat yang disebut
krisis miastenik
Tatalaksana: intubasi

164. D
Keluhan merasa asing dengan
dirinya (depersonalisasi)
merupakan gejala emosional
lobus temporalis kejang fokal
Simpleks atau kompleks? Tidak
ada penjelasan tentang
penurunan kesadaran. Jadi kita
harus melihat gejala lain, yaitu:
Pandangan berkunang-kunang
aura
Bengong, lalu diikuti kejang

Aura dan bengong khas untuk


kejang fokal kompleks

PILIHAN LAIN
Kalau absans pasien akan
bengong saja, tidak ada gejala
fokal, tidak ada aura
Kalau kejang umum
sekunder adalah kejang fokal
yang berlanjut menjadi kejang
tonik-klonik umum

165. A
Kejang umum

Tonik-klonik: asam valproat (DOC), carbamazepine


Absans: asam valproat (DOC)

Kejang parsial: carbamazepine (lini ke-1), fenitoin (lini ke-1),


asam valproat
Fenitoin banyak efek samping (mis. hiperplasia gingival) dan
interaksi obatnya, sehingga lebih sering dipilih asam valproat
atau carbamazepine

Psikiatri

166. A
Pasien yakin menderita tumor ganas rasa yakin menderita
suatu penyakit tertentu hipokondriasis
Tatalaksana:
Antipsikotik, terutama bila keyakinan sakit pasien mendekati waham
Terapi perilaku kognitif (CBT)

Antianxietas dan antidepresan diberikan hanya jika pada


pemeriksaan psikiatris ditemukan juga anxietas atau depresi
Psikoterapi suportif tidak cukup dalam untuk mengubah pola
pikir pasien

167. D
Pasien jiwa, muncul gejala setelah minum obat-obat psikiatrik
kemungkinan efek samping ekstrapiramidal (EPS) akibat obatobat antipsikotik, terutama yang tipikal (generasi 1)
Empat gejala ekstrapiramidal utama

Pseudoparkinsonisme: tremor, rigiditas, bradikinesia, akinesia,


hipersalivasi, muka topeng, jalan diseret
Akathisia: perasaan gelisah yang menyebabkan pasien tidak bisa diam
Distonia: kontraksi spastis otot (bisa terjadi di mata, leher, punggung, dll.)
Diskinesia tardif: gangguan gerakan involunter (mioklonus, tik, korea, dll.)

Tatalaksana: antikolinergik (benztropine, difenhidramin)


Untuk mencegah timbulnya EPS, ada dua cara:
Ganti dengan antipsikotik atipikal, atau
Tambahkan triheksifenidil untuk pencegahan

168. D
Seorang pasien mengeluh sering mengantuk, tapi dia juga
mengeluh sulit tidur. Insomnia atau hipersomnia?
Keluhan utama sering mengantuk mengarah ke hipersomnia
Kalau insomnia, keluhan utamanya adalah sulit tidur, dengan
pengaruh berupa kelelahan di siang hari, tapi tidak mengantuk
Kemungkinan pasien ini mengalami hipersomnia sekunder
akibat obstructive sleep apnea

169. C
Lima fase respon terhadap penyakit menurut Kubler-Ross:
Denial. Bukan saya! Respon paling awal, dimana pasien menolak kenyataan
bahwa dia sakit.
Anger. Mengapa saya?! Pasien menjadi iritabel, egois, dan kritis. Dia mulai
menyalahkan orang-orang lain untuk kondisinya, bisa termasuk Tuhan.
Bargaining. Ya, saya. Tapi... Pasien menerima bahwa dia sakit, tapi
berusaha berkompromi dengan hidup untuk mengurangi penyakitnya.
Contohnya: Kalau sembuh, saya janji akan...
Depression. Ya, saya... Pasien menerima sepenuhnya kalau dia sakit dan
menyadari apa yang akan terjadi. Pasien pasrah dan hilang harapan hidup.
Acceptance. Ya, saya. Dan saya siap. Pasien menerima penyakitnya dan
bersedia untuk melewati segala proses yang harus dilewati untuk sembuh.
Bila penyakit terminal, pasien menunjukkan kesiapan mental untuk
menghadapi kematian.

170. A
Sulit tidur, perasaan khawatir sepanjang waktu gejala cemas
Namun, terdapat pemicu, sehingga bukan gangguan anxietas
menyeluruh
Pemicu berupa kejadian traumatik (kecelakaan pada anak),
sehingga diagnosis antara reaksi stres akut atau PTSD

Kalau gangguan penyesuaian, stresornya tidak traumatik (mis. masalah


pekerjaan)

Kejadian traumatik terjadi < 1 bulan (2 minggu yang lalu)


reaksi stres akut

171. A
Keluhan lupa mengarah ke dementia
Usia masih muda (<65 tahun), jadi bukan demensia Alzheimer
Ada hipertensi gr. II, jadi kemungkinan demensia vaskular
Untuk diagnosis demensia vaskular, sebaiknya ada riwayat jelas
terjadinya iskemia serebral
Catatan: Soal ini kurang bagus. Seharusnya gejala demensia
tidak akut (tiba-tiba lupa). Tapi tidak ada pilihan jawaban yang
lebih baik.

172. C
Keywords: tidak dapat diam (hiperaktivitas), mengganggu teman
sekolah, memotong pembicaraan guru (impulsivitas) ADHD
Tampilan klinis ADHD:
Tidak dapat memusatkan perhatian
Hiperaktivitas
Impulsivitas
Tidak ada gejala autisme

Tatalaksana: metilfenidat (golongan stimulan)

173. A
Pasien sehari-harinya sering mengantuk dan malas-malasan
ini adalah gejala sindrom amotivasional, yang berhubungan
dengan penggunaan ganja jangka panjang
Kalau pasien dependensi alkohol, umumnya mereka tetap
berfungsi baik sehari-hari, tapi menghabiskan waktu dan uang
yang berlebihan untuk alkohol
Dependensi sedative-hipnotik dan opioid (kokain) biasanya
berkaitan dengan gejala fisiologis yang lebih berat
Tidak seperti zat-zat yang telah disebutkan, kokain adalah
stimulan (meningkatkan semangat)

174. C
Untuk mengubah sebuah perilaku (mengemil) yang disebabkan
oleh pola pikir atau perasaan (stres), langkah konseling yang
tepat adalah catharsis-education-action (CEA)
Catharsis: menyadari hubungan antara perilaku dan perasaannya
Education: mempelajari cara-cara untuk mengubah perilaku tersebut
Action: melaksanakan cara-cara yang telah dipelajari

Karena masalah pasien berhubungan dengan masalah rumah


tangganya (sejak melahirkan anak kedua), lebih tepat bila
keluarga dilibatkan dalam proses CEA konseling CEA
keluarga

175. C
Mimpi lama dan menakutkan sampai terbangun gangguan
mimpi buruk termasuk parasomnia
Selain mimpi buruk, ada dua lagi gangguan tidur yang termasuk
parasomnia
Sleep terror: pasien terbangun mendadak dari tidur sambil berteriak
ketakutan, tapi dia tidak mengingat ada mimpi
Somnambulisme: berjalan atau beraktivitas sambil tidur

Narkolepsi

Serangan kantuk mendadak yang bisa terjadi berkali-kali dalam sehari


Di luar serangan, pasien tidak merasa mengantuk (bedakan dengan
hipersomnia, dimana kantuk dirasakan sepanjang hari)
Bisa disertai katapleksi, paralisis tidur, dan halusinasi hipnagogik

Kegawatdaruratan

176
d. Memasang oropharyngeal airway
Keywords tidak sadar, suara mengorok hilang dengan jaw
thrust
Prinsip penanganan pasien gawat darurat adalah ABCDE
(Airway, Breathing, Circulation, Disability, Exposure/Environment
Control)
Pada kasus ini pasien mengorok (snoring) tanda sumbatan
jalan nafas (airway) tindakan yang harus dilakukan adalah
menjaga patensi jalan nafas dengan memasang oropharyngeal
airway
Rujukan: American College of Surgeons Committee on Trauma. Advanced Trauma Life
Support for Doctors. 8th ed. Chicago: American College of Surgeons; 2008.

177
B. needle decompression
Keywords sesak, terbentur di bagian dada, trakea tergeser ke
kiri, hemitoraks kanan hipersonor, suara nafas di hemitoraks
kanan melemah
Gejala klinis mengarah pada pneumotoraks desakan (tension
pneumothorax) tindakan awal yang harus dilakukan adalah
dekompresi dengan menggunakan jarum (needle decompression)
di sela iga 2, garis midklavikula
Setelah dilakukan dekompresi dengan jarum, lanjutkan
tatalaksana definitif dengan pemasangan WSD
Rujukan: American College of Surgeons Committee on Trauma. Advanced Trauma Life
Support for Doctors. 8th ed. Chicago: American College of Surgeons; 2008.

178
A. memberi bronkodilator
Keywords sesak, gelisah, keluhan baru pertama kali dirasakan,
vokal fremitus menurun-hilang, perkusi hipersonor-timpani,
auskultasi silent chest
Silent chest dan penurunan kesadaran adalah tanda khas
serangan asma yang mengancam jiwa.

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Asma: pedoman diagnosis & tatalaksana di Indonesia. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia; 2003.

Kondisi yang dapat menyebabkan silent


chest

Hodder R, Lougheed D, Rowe BH, Fritzgerald JM, Kaplan AG, McIvor A. Management of acute asthma in adults in the emergency department:
nonventilatory management. CMAJ 2010;182:E55-E67.

Tatalaksana Asthma Mengancam Jiwa


Tatalaksana awal asthma mengancam jiwa pada prinsipnya sama
dengan asthma serangan berat, namun pertimbangkan intubasi
dan ventilasi mekanik pada pasien asthma mengancam jiwa
Tindakan awal yang dapat dilakukan adalah memberikan
Bronkodilator (agonis beta-2)

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Asma: pedoman diagnosis & tatalaksana di Indonesia. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia; 2003.

179
E. Heimlich Manuver
Keywords tersedak, memegang leher seolah tercekik, nadi 125
kali per menit, terdengar suara stridor
Memegang leher seolah tercekik adalah universal choking sign

Tatalaksana Choking
Tindakan awal yang harus
dilakukan pada pasien sadar
adalah Heimlich maneuver

Pada pasien tersedak yang


tidak sadar, segera
terlentangkan pasien dan
lakukan abdominal thrust

Baharloo F, Veyckmans F, Francis C, Biettlot MP, Rodenstein DO. Tracheobronchial foreign bodies: presentation and management in
children and adults. Chest 1999;115:1357-62.

180
A. Atrial Flutter
Keywords: dada berebar-debar, dirasakan nyeri pada dada kiri,
nadi 90x/menit ireguler, tensi 120/80, RR 24x/menit

Gambaran EKG seperti gigi gergaji atrial flutter

Beberapa gambaran EKG yang sering


muncul di soal
Atrial fibrillation ireguler, namun gelombang p lebih tidak jelas
dibanding atrial flutter

VF gambaran EKG nya kayak sandi rumput nggak jelas gini


deh.

Beberapa gambaran EKG yang sering


muncul di soal
VT gambaran EKG mirip huruf n yang saling nyambung

181
E. Family Genogram
Keywords: sering buang air kecil sejak 3
bulan yang lalu, banyak makan, BB terus
turun, ibu pasien menderita DM, ayah
pasien menderita hipertensi, ayah pasien
meninggal mendadak setahun yang lalu,
pasien memiliki seorang anak laki-laki
berusia 30 tahun & seorang anak
perempuan berusia 27 tahun
DM & hipertensi adalah penyakit yang
run in the family. Pada soal ditekankan
riwayat kesehatan keluarga pasien
Karena itu, untuk dapat melihat masalah
kesehatan keluarga ini digunakan family
genogram

Family Apgar?
Family Apgar Intinya adalah pendekatan menilai fungsi
keluarga dari hubungan seorang anggota keluarga dengan
anggota keluarga lain

mis. istri bertengkar degan suami, anak tidak akur dengan orang tua, dsb

182
B. Billboard
Keywords: mempromosikan tentang pencegahan AIDS di jalan
raya, yang kecepatan mobilnya 60 km/jam
Media yang paling mungkin dilihat pengendara mobil pada saat
berkendara adalah billboard

183
A. Jumlah penderita penyakit diare meningkat
2x normal
Keywords: peningkatan jumlah penderita diare, pasien yang
berobat karena diare 300 orang, 2 penderita meninggal dunia
Kriteria KLB:

Terdapat penyakit menular yang SEBELUMNYA BELUM PERNAH ADA


Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus-menerus selama 3 kurun
waktu tertentu
Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2x lipat dibanding periode
sebelumnya
Peningkatan jumlah penderita baru > 2x lipat dalam 1 bulan, dibanding
bulan sebelumnya

184
A. Endemi
Keywords: angka kejadian diare pada anak sebanyak 315
dengan kematian sebanyak 32 kasus. Bulan selanjutnya terdapat
324 kasus dengan angka kematian sebanyak 45
EPIDEMI frekuensi meningkat
ENDEMI frekuensi tinggi dan menetap

185
A. Menentukan tujuan
Keywords: terdapat peningkatan kasus gizi kurang pada balita,
kepala Puskesmas anda ingin mengadakan promosi kesehatan
Langkah awal?

Fungsi Manajemen POAC


Planning, Organizing, Actuating, Controlling

Langkah Planning
1. Analisis situasi & identifikasi masalah
(gizi kurang)
2. Menentukan skala prioritas

(masalah gizi kurang diprioritaskan sehingga dibuatkan program)

Menentukan tujuan program


Menyusun rencana kerja operasional (termasuk didalamnya
menyusun anggaran)

Langkah Organizing
1. Menjelaskan keseluruh staf tentang tujuan yang harus dicapai
2. Mendudukan orang-orang yang berkompetensi pada posisi
tepat
1. Menentukan cara kerja dan evaluasi untuk para staf
Mendelegasikan wewenang sesuai dengan tugas dan fungsi
tiap-tiap staff

Kegiatan dalam proses Actuating


Mengambil keputusan
Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian
Memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya secara
tepat
Memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar makin
terampil

Langkah Controlling
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Menentukan standar yang akan digunakan sebagai dasar


pengendalian
Mengukur pelaksanaan atau hasil yang sudah dicapai dengan
melaksanakan evaluasi terhadap kinerja serta kompetensi
SDM yang dimiliki
Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standar
Kembali membandingkan hasil pelaksanaan kegiatan dengan
tujuan awal (rencana) kegiatan tersebut dilaksanakan, dan
mengukur capaian keberhasilannya
Melakukan tindakan perbaikan
Jika ada kesalahan atau penyimpangan, segera melakukan
perbaikan
Meninjau dan menganalisis ulang rencana

186
B. Marah
Keywords: post amputasi kaki kanan 2 miggu yang lalu,
mengeluh kenapa hal ini bisa terjadi padanya, kenapa tidak pada
orang lain saja
Stages of terminal illness

Denial (penyangkalan)
Anger (marah)
Bargaining (tawar-menawar)
Depression (depresi)
Acceptance (penerimaan)

Keywords untuk soal stages of terminal


illness
Denial (penyangkalan)

I feel fine saya tidak sakit tidak merasa sakit tidak mungkin saya sakit X

Anger (marah)

kenapa saya?

Bargaining (tawar-menawar)
asal sembuh!

Depression (depresi)

Im so sad pasien cenderung menangis, tidak suka dijenguk

Acceptance

Im going to be ok

187
C. Care Provider
Keywords: dokter tugas di daerah terpencil, penduduk yang
berpenghasilan rendah, memberi obat ciprofloksasin dengan
alasan tersedia di puskesmas, murah, manjur dan waktu terapi
yang cepat
Tindakan dokter tersebut adalah memastikan pengobatan yang
diterima pasien adalah yang terbaik (highest quality) care
provider

Five-Star Doctor
Care Provider

Decision Maker
Communicator
Community Leader

Manager

Penjelasan
Penanganan menyeluruh fisik, mental, dan sosial
Meliputi kuratif, preventif, dan rehabilitatif
Memastikan pengobatan yang diterima pasien adalah yang terbaik
(highest quality)
Cost effective risk and benefit
Penerapan teknologi penunjang secara etik
Promosi kesehatan individu, keluarga, dan komunitas
Memberdayakan masyarakat menjadi partner dalam promosi kesehatan
Dapat menempatkan diri sehingga mendapatkan kepercayaan masyarakat
Mampu menemukan kebutuhan kesehatan bersama individu dan
masyarakat
Mampu melaksanakan program sesuai kebutuhan kesehatan masyarakat
Bekerjasama harmonis dengan individu & organisasi termasuk bidang
non medis untuk kebutuhan pasien dan komunitas
Mampu memanfaatkan data kesehatan TEPAT & BERHASIL GUNA

188
A. KIA dan Kesling
Keywords: banyak anak terkena diare, lingkungan tidak bersih
diare adalah domain KIA

Diare penyebab kematian balita no2 di dunia

lingkungan tidak bersih adalah domain Kesling

Melaksanakan inspeksi sanitasi ke sekolah sekolah sarana air bersih,


kamar mandi / WC, tempat tempat pengelolaan makanan / minuman,
pembuangan sampah

Program pokok puskesmas


dan contoh kegiatannya
Kesehatan ibu-anak & KB (KIA &KB)

Persalinan, ANC, nifas, ISPA & Diare pada anak, KB

Perbaikan Gizi

ASI eksklusif.,PMT pemulihan pd balita dengan gizi buruk, pelayanan konsultasi giziPemberantasan
Penyakit Menular

Pencegahan dan pemberantasan Penyakit Menular


Surveillance penyakit menular (TB, Lepra, penumonia, dll)

Kesehatan Lingkungan (Kesling)


Bangun MCK, inspeksi sanitasi

Promosi Kesehatan (PromKes)

Penyuluhan kesehatan reproduksi remaja, narkoba, sex bebas

Pengobatan Dasar
Balai pengobatan

189
C. Latihan mencuci tangan
Keyword: ingin melakukan penyuluhan tentang mencuci tangan
pada siswa taman kanak kanak, kesempatan 15 menit
Cara terbaik yang dilakukan adalah latihan mencuci tangan

190
D. Communicator
Keyword: sakit DB, dokter mengadakan penyuluhan lewat radio
ke masyarakat sekitar
Dokter melakukan penyuluhan (Health Promotion)
communicator

Five-Star Doctor

Care Provider

Penjelasan

Penanganan menyeluruh fisik, mental, dan sosial


Meliputi kuratif, preventif, dan rehabilitatif
Memastikan pengobatan yang diterima pasien adalah yang terbaik
(highest quality)

Decision Maker

Cost effective risk and benefit


Penerapan teknologi penunjang secara etik

Communicator

Promosi kesehatan individu, keluarga, dan komunitas


Memberdayakan masyarakat menjadi partner dalam promosi kesehatan

Community Leader

Dapat menempatkan diri sehingga mendapatkan kepercayaan masyarakat


Mampu menemukan kebutuhan kesehatan bersama individu dan
masyarakat
Mampu melaksanakan program sesuai kebutuhan kesehatan masyarakat

Manager

Bekerjasama harmonis dengan individu & organisasi termasuk bidang


non medis untuk kebutuhan pasien dan komunitas
Mampu memanfaatkan data kesehatan TEPAT & BERHASIL GUNA

Clinical Epidemiology
& Evidence-Based
Medicine

191
B. Diagnosis
Keywords: mual muntah dan malas makan sejak 3 hari yg
lalu,urin berwarna gelap dan kulit mulai berwarna kuning, dokter
melakukan pemeriksaan serologi, untuk membuktikan evidence
evidence untuk alat diagnostik diambil dari studi diagnostik
(diagnostic study)

Jenis Penelitian dalam EBM (1)


Diagnostic Study menilai sensitivitas & spesivitas suatu
modalitas diagnostik dibandingkan dengan baku emas (gold
standard)
Desain penelitian cross sectional
Hasil sensitivity, specificity

Etiology/Harm Study menilai hubungan antara suatu faktor


risiko dengan keluaran (outcome)

Desain penelitian studi observasional (cohort & case-control)


Hasil RR (cohort), OR (case-control), number needed to harm (NNH)

Jenis Penelitian dalam EBM (2)


Prognostic Study menilai perjalanan suatu penyakit pada suatu
populasi tertentu
Desain penelitian cohort
Hasil RR atau HR (Hazard Ratio), Kaplan-Meier Plot

Therapy Study menilai efikasi suatu modalitas terapi

Desain penelitian Randomised Clinical Trial (RCT)


Hasil RR, Absolute Risk Reduction (ARR), Relative Risk Reduction
(RRR), Number needed to treat (NNT)

192
B. Pemeriksaan Serologi
PICO apa yang termasuk Intervention?
Contoh:

Pada pasien anak di bawah usia 12 tahun, apakah


pengukuran tekanan darah di tangan dan kaki lebih
sensitif dibanding pengukuran saturasi oksigen di
tangan dan kaki dalam mendeteksi koarktasio aorta?
P

Patient

Populasi pasien

Pasien anak < 12 tahun

Intervention

Intervensi yang diberikan

Pengukuran TD tangan & kaki

Comparison

Pembanding intervensi

Pengukuran SpO2 tangan & kaki

Outcome

Luaran yang dicari

Koarktasio aorta

P
(Patient)
Perempuan
Dewasa (18 tahun)

I
(Intervention)
Pemeriksaan Serologi

C
(Comparison)
-

O
(Outcome)
Hepatitis

193
E. C/(C+D)
Nilai
Skrining
Status
Penyakit

Positif

nega
tif

positif

negatif

First of all, tabel di soal terbalik.

Variabel bebas harusnya diletakan di row, variabel tergantung (status


penyakit) harusnya diletakkan di column

Seharusnya tabelnya begini


Status
Penyakit
Positif

Nilai
Skrining

negati
f

positif

negatif

Spesifisitas kemampuan suatu modalitas diagnostik untuk true


negative (memberikan nilai negatif saat penyakit betul-betul negatif)
Pada kasus ini adalah C/(C+D)

194
B. 95%
Penyakit +

Penyakit -

total

Skrining +

19

15

34

Skrining -

30

31

Total

20

45

65

Sensitivitas kemampuan modalitas diagnostik memberikan true


positive (memberikan nilai positif saat penyakit betul-betul positif)
19/20 = 95%

195
A. Effectiveness
Keywords: membandingkan mana yang lebih baik antara simvastatin
dengan levostatin
Efficacy trials (explanatory trials) determine whether an intervention produces
the expected result under ideal circumstances.
Effectiveness trials (pragmatic trials) measure the degree of beneficial effect
under real world clinical settings.

Perbandingan suatu obat dengan placebo ideal circumstances


Perbandingan suatu obat dengan obat lain real world

Godwin M, Ruhland L, Casson I, MacDonald S, Delva D, Brithwhistle R, et al. Pragmatic controlled clinical
trials in primary care: the struggle between external and internal validity. BMC Med Res Methodol.
2003;3:28.

196
B. KOHORT
Keywords: penelitian tentang hubungan gangguan faal paru
dengan asap tembakau, sampel dari pekerja administrasi yg
bebas dari asap dan pekerja di bidang produksi yg memiliki
gangguan faal paru, penelitian observasi analitik
Observasi analitik bisa case-control atau cohort

Pada soal, diambil dua kelompok: pekerja administrasi (tidak


terpajan asap) dan pekerja produksi (terpajan asap) penelitian
dimulai dengan dua kelompok dengan & tanpa pajanan COHORT
Bila penelitian dimulai dengan kelompok yang memiliki gangguan
faal paru (outcome +) dan kelompok yang tidak memiliki gangguan
faal paru (outcome -) CASE CONTROL
Cohort dimulai dengan pajanan/faktor risiko, diikuti secara
prospektif untuk menilai munculnya outcome
Case control dimulai dengan outcome, ditilik secara retrospektif
untuk menilai adanya pajanan/faktor risiko

197
D. Ratio Odds
Keywords: mencari risiko hipertensi

nilai yang digunakan untuk menentukan kekuatan hubungan antar


variable adalah?

Kekuatan hubungan antar variabel dapat disajikan dalam bentuk


Relative Risk (studi kohort), Hazard Ratio (studi kohort), atau
Odds Ratio (studi kasus-kontrol)

Nilai p

p probability
p = 0.98 berarti peneliti yakin 98% hubungan (atau perbedaan) antar variabel
terjadi karena kebetulan (happen by chance)
p = 0.05 berarti peneliti yakin 5% hubungan (atau perbedaan) antar variabel
terjadi karena kebetulan (happen by chance) 95% hubungan (atau
perbedaan) antar variabel terjadi memang betul-betul ada hubungan (atau
perbedaan) antar variabel

Interval kepercayaan

Kita yakin nilai pengukuran kita jatuh di interval tersebut

Contoh: rerata kadar gula darah = 146 mg/dL; 95% CI (112-197)


Interpretasi: nilai rerata kadar gula darah adalah 146 mg/dL dan 95% subyek penelitian
memiliki nilai gula darah dalam rentang 112-197 mg/dL
Ingat, rerata adalah nilai yang digunakan untuk mewakili kelompok

Interval kepercayaan menyatakan presisi pengukuran

198
A. T independen
Keywords: riwayat merokok pada ibu dengan BBLR, variabel
merokok adalah perokok dan bukan perokok, variable BBLR
adalah berat badan bayi selama 0-24 jam setelah lahir dlm kg
Uji statistik yg digunakan adalah
Merokok (variabel bebas) merokok & tidak merokok nominal
BBLR (variabel tergantung) bb bayi dalam kg numerik

Variabel Tergantung
Tidak
Berpasangan

Variabel
Bebas
Kategori
k

2
kelompok

>2
kelompok

Berpasangan

Nominal

X2

McNemar

Ordinal

Mann Whitney

Wilcoxon

Numerik

T unpaired

T paired

Nominal

X2

Cochran

Ordinal

Kruskall-Wallis

Friedman

Numerik

ANOVA

Two way/related
ANOVA

199
A. Kohort
Keywords: Anda ingin meneliti keberhasilan pengobatan TB
selama 6 bulan
Selama 6 bulan asumsi sebuah follow up prospektif
Follow up prospektif khas untuk studi kohort

200
B. Regresi Logistik
Keywords: diperoleh faktor resiko hipertensi, obesitas, dan
merokok, faktor itu mana faktor yang paling signifikan bermakna
terhadap PJK
Metode uji statistik apa yg dipilih?

Variabel bebas

hipertensi (nominal), obesitas (nominal), merokok (nominal)

Variabel tergantung
PJK (nominal)

Penjelasan
Variabel Bebas

Variabel Tergantung

Regresi logistik

Nominal

Nominal

Regresi linear

Numerik

Numerik

Regresi Cox

Nominal

Nominal

ANOVA

Nominal

Numerik

Kruskal-Wallis

Nominal

Numerik

Untuk mencari hubungan antar variabel nominal, dilakukan uji regresi


logistik
Regresi cox satuan waktu terjadinya outcome diperhitungkan

LULUS!!!

Anda mungkin juga menyukai