Anda di halaman 1dari 643

101-200

101 C. Abses hepar


• Laki-laki usia 38 tahun, nyeri perut
kanan atas sejak 3 hari yang lalu.
Demam, mual-muntah, anoreksia sejak
5 hari yang lalu. Riwayat diare berdarah
seminggu yang lalu.
• PF: demam, nyeri tekan hipokondrium
kanan, hepatomegali.
• Lab: leukositosis, peningkatan enzim
transaminase
• Keluhan pasien disebabkan?
Abses Hepar
• Klinis:
• Nyeri perut kanan atas
• Diare
• Demam
• Ikterik
• Laboratorium: leukositosis, peningkatan SGOT-
SGPT, hiperbilirubinemia
• Pemeriksaan penunjang: USG (lesi bulat, batas
tegas, hipoechoic)
Pemeriksaan fisik
• Ludwig sign
• penekanan sela
iga 6/7 sepanjang
linea aksilaris
anterior kanan à
abses hepar.
Tatalaksana :
Drainase (jika > 5cm, lobus kiri,
tidak merespons terapi)
antibiotik (metronidazol IV)
Disentri amoeba (Kolitis amebik)
Gambaran Klinis
Disentri
• Klinis:
• Nyeri perut
• Diare
• Demam
• Turun berat badan
• Gejala gradual
• Hematologi: leukositosis, anemia ringan,
• Mikroskopik tinja segar: trofozoit yang menelan
eritrosit, leukosit lebih sedikit dibanding infeksi
shigella, eritrosit banyak, occult blood test (+)
Jawaban Lainnya
• A. Hepatitis akut à tidak tepat, tidak ada
hubungan dengan diare berdarah
• B.Disentri amebik à diagnosis untuk diare
berdarah
• D. Karsinoma hepatoselular à tidak ada
tanda-tanda keganasan
• E.Belum dapat ditentukan à sudah dapat
ditentukan
101 Jadi, keluhan pada pasien ini
disebabkan oleh…

C. Abses hepar
A. Dapat menyebabkan
102 miokardirtis
• Anak, usia 5 tahun, sesak nafas sejak 2
jam yang lalu, demam, dan nyeri
menelan.
• PF: demam, inspeksi tampak bull neck

Pernyataan yang tepat:


Tonsilitis Difteri
• Infeksi Corynebacterium difteri
(gram positif, basil, non motil,
tidak membentuk spora)
• Gejala: Demam, nyeri tenggorok,
disfagia, sesak, stridor
• PF: Pseudomembran putih/abu,
mudah berdarah jika dikerok;
Bull’s neck (KGB membesar)
• Tx: Penisilin, Eritromisin (jika
alergi dengan penisilin), anti-
difteri serum (ADS), dan
tatalaksana suportif
• Penularan: droplet melalui orang
sakit atau melalui karier.
Tatalaksana Difteri
• Khusus
• Umum • Anti-difteri serum (ADS)
• Uji kulit terlebih dahulu
• Isolasi (sampai
• Dosis: 20.000 – 120.000 U
masa akut) (tergantung tipe difteri, misal:
difteri dengan bullneck
• Tirah baring memerlukan 80.000 U)
sampai dengan 3 • Antibiotik
minggu • Penisilin prokain 50.000 – 100.000
• Cairan adekuat U/kgBB/hari, 10 hari
• Jika alergi penisilin: ertiromisin 40
• Diet adekuat mg/kgBB/hari
• Kortikosteroid
• Prendnison 2 mg/kgBB/hari, jika
terdapat
• Obstruksi saluran napas
atas
• Miokarditis
Jadwal Imunisasi IDAI
2017

DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus): diberikan 3x (usia 2, 3, dan 4 bulan)


Dosis: 0,5 cc secara IM/SC; lanjutan umur 18 bulan dan 5 tahun
Miokarditis Difteri
• Takikardia
• Abnormalitas EKG: depresi ST, T inverted,
blokade konduksi)
• Murmur, gallop
• Syok kardiogenik
Jawaban Lainnya
• B. Penatalaksanaan dilakukan secara rawat
jalan à dilakukan di ruangan isolasi
• C. Disebabkan oleh infeksi kokus gram positif
à basil gram positif
• D. Antibiotika yang terpilih adalah eritromisin
à jika alergi penisilin
• E. Bisa ditemukan gargling à ditemukan
stridor
102 Jadi, pernyataan yang tepat
adalah…

A. Dapat menyebabkan
miokarditis
E.Menghambat pompa
103
H+
• Perempuan, 28 tahun, nyeri dada bagian
tengah, sering sendawa, mulut pahit, air
liur banyak. Riwayat konsumsi kopi,
alkohol.
• PF dbn
• Farmakodinamik obat?
GERD: Patofisiologi
Faktor Presepitasi
Medikamentosa Makanan Hormon Lainnya

üTeofilin üCoklat üKehamilan üAlkohol


üAntikolinergik üMakanan üTerapi sulih üRokok
üNitrat berlemak hormon üHernia
üCCB üKopi (estrogen) hiatus
üObesitas
Manifestasi Klinis
• Nyeri dada retrosternal(heartburn)
• Asam atau pahit di mulut
• Bersendawa
• Hipersalivasi
• Kembung
• Mual
• Cepat kenyang
• Nyeri epigastrium
Diagnosis
• Kuesioner GERD
• Uji coba PPI: diberikan selama 1-2 minggu, jika keluhan
membalik maka dianggap GERD à teruskan pengobatan hingga
2 bulan
• Endoskopi, jika ditemukan tanda bahaya:
Usia >40 tahun Berat badan turun

Disfagia Hematemesis-melena

Odinofagia Riwayat keganasan di


keluarga
Anemia Riwayat penggunaan
NSAID
Kuesioner GERD-Q untuk alat
bantu diagnosis
Jika total poin
≤7 maka
tidak GERD
Diagnosis (2)

• Pemantauan pH selama 24 jam à baku emas


• Tes bernstein à diberikan HCl via NGT, jika
keluhan GERD muncul maka dianggap GERD
Tatalaksana
• Non farmakologi
üMeninggikan posisi kepala saat tidur
üHindari berbaring setelah makan
üKurangi makanan seperti coklat, makanan
berlemak, kopi
üBerhenti merokok dan alkohol
Tatalaksana
• Farmakologi
Medikamentosa pada GERD
Dosis PPI
Komplikasi GERD
Jawaban Lainnya
• A. Netralisasi HCl à antasida, bukan obat pilihan
pertama
• B.Antagonis reseptor histamin-2à ranitidin,
bukan obat pilihan pertama
• C.Meningkatkan motilitas lambung à domperidon
,bukan obat pilihan pertama
• D.Membentuk komplek mukus à sukralfat,
digunakan pada terapi tambahan ulkus peptikum
• E.Menghambat pompa H+ à Omeprazol, obat
pilihan pertama
103 Farmakodinamik obat yang
tepat adalah…

E. Menghambat pompa
H+
D. Plasmodium
104
falciparum
• Laki-laki usia 28 tahun, demam sejak 7
hari yang lalu, naik turun, air kencing
berubah menjadi merah kehitaman
sejak 2 hari.
• PF: TD 130/80, nadi 125 kali, suhu 39,
RR 24 kali
• Etiologi?
Perbedaan Spesies Malaria
Plasmodium falciparum
P. falciparum
Plasmodium vivax-ovale

P. vivax
P. vivax/ovale
Plasmodium malariae
P. malariae
Siklus Hidup Plasmodium
Manifestasi Klinis
• Trias malaria: demam tinggi, berkeringat
dingin, menggigil.
• Dikonfirmasi dengan pemeriksaan
laboratorium (apusan darah tebal dan darah
tipis)
• Tidak ada malaria klinis
Manifestasi Klinis
• Hepatomegali
Infltrasi sporozoit ke hepatosit sehingga menyebabkan
inflamasi pada hepar à SGOT dan SGPT meningkat
• Splenomegali
Hiperplasia akibat eliminasi eritrosit yang rusak dan
plasmodium
Komplikasi:
•Malaria serebral
Ringan •Syok
Malaria •Anemia berat (<5 g/dL)
•Hipoglikemia (<40
Berat mg/dL)
•Asidosis
•Edema paru
•Ikterik
•Tidak bisa
duduk/berjalan
•Perdarahan spontan
•Acute Kidney Injury
•Black water fever
Jawaban Lainnya
• A. Plasmodium malariae à gambaran
gametosit falsiparum, bukan penyebab malaria
berat/komplikasi
• B. Plasmodium vivax à gambaran gametosit
falsiparum, bukan penyebab malaria
berat/komplikasi
• C. Plasmodium ovale à gambaran gametosit
falsiparum, bukan penyebab malaria
berat/komplikasi
• E. Plasmodium malayi à tidak ada
104 Jadi, penyebab keluhan
tersebut adalah…

D. Plasmodium
falciparum
C. Artesunat 2,4
105
mg/KgBB IV
Laki-laki, usia 28 tahun dengan black
water fever, pemeriksaan darah
menunjukkan gametosit falsiparum
Belakangan kurang responsif à
mengarahkan ke malaria serebral

• Tatalaksana yang tepat?:


Tatalaksana Malaria
• Malaria berat (disebabkan oleh P.falciparum)
Artesunat intravena atau artemeter intramuskular
a. Artesunat bolus perlahan per intravena (2,4 mg/KgBB):
serbuk artesunat + 1 mL natrium bikarbonat 5% + 5 mL
dekstrose 5%
Jadwal: 0-12-24-48-72-dst, minimal 3 kali pemberian
b. Artemeter intramuskular (3,2 mg/KgBB) dilanjutkan 1,6
mg/KgBB pada hari selanjutnya (tiap 24 jam)

Dilanjutkan dengan terapi oral untuk malaria falsiparum. (jika


sudah bisa menerima terapi PO)
Terapi
• Malaria tanpa komplikasi
P. falciparum: ACT 3 hari + primakuin 1 hari
Dosis dewasa: artesunat-amodiakuin→@1x4 tablet/hari,
DHP →1x4 tablet/hari, primakuin 1x3 tablet
Jumlah Tablet
<5 6-10 11-17 18-30 31-40 41-59 >60
Jenis Kg Kg Kg Kg Kg Kg Kg
Hari
Obat 0-1 2-11
1-4 5-9 10-14 >15 >15
bul bula
tahun tahun tahun tahun tahun
an n
1-3 DHP 1/4 1/2 1 1,5 2 3 4
Primakui
1 - - 3/4 1,5 2 2 3
n
Terapi
• P.vivax/P.ovale : ACT 3 hari + primakuin 14 hari
• Dosis dewasa: artesunat-amodiakuin→@1x4 tablet/hari,
DHP →1x4 tablet/hari, primakuin 1x1 tablet

Jumlah Tablet
6-10 11-17 18-30 31-40 41-59
Jenis <5 Kg >60 Kg
Hari Kg Kg Kg Kg Kg
Obat
0-1 2-11 1-4 5-9 10-14 >15 >15
bulan bulan tahun tahun tahun tahun tahun

1-3 DHP 1/4 1/2 1 1,5 2 3 4

Primakui
• P.malariae
1-14
n : ACT 3
- hari- 1/4 1/2 3/4 1 1

Kemenkes RI: Buku Saku


Penatalaksaan Malari 2012
Terapi
• Malaria campuran (falsiparum+vivax/ovale)
Hanya berbeda pada dosis primakuin
Hari pertama à primakuin 1x3 tablet
Hari 2-14 à primakuin 1x1 tablet
Jawaban Lainnya
• A. Artesunat 3,2 mg/KgBB IV à dosis
seharusnya, 2,4 mg/KgBB IV
• B. Artemeter 2,4 mg/KgBB IM à dosis
seharusnya 3,2 mg/KgBB
• D. Artesunat 1x4 tablet, amodiakuin 1x4 tablet,
dan primakuin 1x3 tablet PO à tatalaksana
untuk malaria falsiparum tanpa komplikasi
• E. Doksisiklin 1x100 mg PO à profilaksis
malaria
105 Jadi, tatalaksana yang tepat
adalah…

C. Artesunat 2,4
mg/KgBB IV
B. Atresia esofagus
106
dengan fistula
• Bayi usia 5 hari, muntah berisi
cairan dan susu, riwayat
kehamilan P3A0, rutin kontrol
ke bidan, lahir di paraji, 2000
gram, UK 36 minggu.
• PF: rewel, hipersekresi dari
mulut, NGT terasa ada
hambatan

• Diagnosis??
Atresia Esofagus (AE)

Tidak ada hubungan antara esofagus


proksimal dan distal
•CURIGA AE:
• Ibu polihidramnion
• Dominan bayi liur banyak dan
sering tersedak saat minum
•TIPE atresia esofagus tersering: Atresia
esofagus + fistula distal transesofageal
(+86%)
•DIAGNOSIS: Foto polos x-ray: coiled
nasogastric tube (NGT tergulung)
•TATALAKSANA: bedah emergensi
Atresia esofagus
üTerkait VACTERL:
V: vertebral defek
A: anorektal malformasi
C: Cardiovaskular defek
TE: trakeo-esofageal defek (atresia esofagus)
R: Renal agenesis (sindrom potter), PKD, ginjal tapal
kuda
L: limb deformitas (sindaktili, polidaktili)
Pemeriksaan Penunjang
• Perinatal: USG (gastric bubble, polihidramnion)
• Rontgen thorax: NGT tergulung, distribusi udara di
bawah diafragma
Ada fistula, gas Fistula trakeoesofageal fistula(-), gas -
+ distal
Jawaban Lainnya
• A. Atresia duodenum à 2 bubble sign
• C. Atresia jejunum à 3 bubble sign
• D. Atresia esofagus tanpa fistula à distribusi
udara dibawah diafragma negatif
• E. Atresia ani à anus negatif
106 Jadi, diagnosis pada pasien ini
adalah: …

B. Atresia esofagus
dengan fistula
C. Hernia inguinalis
107
lateral
• Anak usia 8 tahun, benjolan di lipat paha
jika anak berlari, benjolan di atas
ligamentum inguinale,
• PF: benjolan di ujung jari tangan,
skrotum dalam ukuran normal

• Diagnosis yang tepat adalah::


Hernia Abdominalis
Hernia Umbilikalis
• Reponibilis: isi hernia keluar masuk, operasi
elektif
• Ireponibilis: tidak dapat dikembalikan ke
rongga asalnya, operasi elektif
• Inkarserata: gejala obstruksi (kembung,
muntah), operasi cito
• Strangulata: nyeri, operasi cito
Hernia Inguinalis Lateral vs
Medial
Hernia Inguinalis Lateral vs
Medial
• Lateral (indirek) à melalui kanalis inguinalis,
mencapai skrotum (hernia skrotalis) à sering
pada anak
• Medial (direk) à melalui segitiga Hesselbach
à sering pada dewasa karena kelemahan otot

Membedakan melalui palpasi kanalis inguinalis:


• Jika teraba di ujung jari à lateral
• Jika teraba di samping jari à medial
Jawaban Lainnya
• A.Hernia femoralis à dibawah lig.inguinal, melalui
kanalis femoralis
• B. Hernia inguinalis ireponibel à ukuran skrotum
masih normal
• D. Hernia inguinalis medial à palpasi kanal
inguinal teraba di samping jari
• E. Hernia inguinalis direk à sama dengan D
107 Jadi, diagnosis yang tepat:

C. Hernia inguinalis
lateral
D. Benjolan terletak di
108
bawah linea dentata

• Perempuan usia 27 tahun, benjolan


keluar saat BAB, disertai darah, muncul
saat mengejan dan bisa masuk sendiri

• Pernyataan yang tepat sesuai dengan


keadaan pasien, kecuali:
Hemoroid

I. Hemoroid interna:
diatas linea dentata,
vena hemoroidalis
superior, epitel
kolumnar,.
II. Hemoroid eksterna:
dibawah linea
dentata, vena
hemoroid inferior,
epitel skuamosa
Hemoroid Interna
Manifestasi Klinis
• Hematoskezia
• Prolaps
• Nyeri (terutama hemoroid eksterna)
Tatalaksana
• Non bedah:
üHindari mengedan berlebihan
üSerat tinggi, aktivitas fisik, air putih yang
cukup
üAnti hemoroid (PO atau Suppositoria)
üSitz-bath (duduk di dalam air hangat)
üRubber band ligation (2-7 hari mengecil dan
lepas sendiri)
Tatalaksana
• Bedah à Hemoroidektomi
Elektif pada kasus non trombosis, cito pada
kasus trombosis. Klinis à nyeri hebat pada
benjolan tsb.
Dua jenis prosedur:
a. Terbuka à Penyembuhan luka primer
(melalui hecting)
b. Tertutup à Penyembuhan luka sekunder
(tanpa hecting)
Jawaban Lainnya
• A.Kehamilan dapat memperberat keluhan pasien
tersebut à estrogen yang tinggi dapat menyebabkan
dilatasi pada vena
• B. Hasil biopsi menunjukkan epitel kolumnar à
diagnosis adalah hemoroid interna grade II jadi tepat
• C. Salah satu terapi yang dapat dilakukan yaitu duduk
di dalam air hangat à nama lain dari sitz-bath
• D. Benjolan terletak di bawah linea dentata à salah
karena di atas linea dentata
• E. Jika tidak ditatalaksana, bisa terjadi anemia à jika
perdarahan akut maka anemia bersifat normositik
normokrom, jika perdarahan kronik maka anemia
bersifat mikrositik hipokrom
Jadi, pernyataan yang tepat,
108 kecuali:

D. Benjolan terletak di
bawah linea dentata
109 B. Intususepsi

• Anak, 1 tahun,
diare lendir
darah, sangat
rewel, massa
abdomen
kuadran kanan
atas. Tampak
gambar coiled
spring

Diagnosis??
Intususepsi
Intususepsi
• Obstruksi karena satu segmen usus masuk ke
dalam segmen usus lainnya.
• Sering terjadi di ileum terminal-sekum (ileosekal)
• Manifestasi klinis
üAwal (kolik yang sangat hebat, menangis kuat)
üLanjut (Currant jelly stool, perut kembung,
dehidrasi, pucat)
üMassa di abdomen seperti sosis
üUSG: tanda donat/pseudo-kidney
üBarium enema à coiled spring
Doughnut/Target
/Bulll’s eye sign

Massa seperti sosis atau


pisang di kuadran atas
Tatalaksana

1. Kateter foley dimasukkan


ke dalam rektum
kemudian difiksasi
2. Alirkan larutan hangat
barium
3. Diagnosis tekak jika
tanda meniskus +
4. Barium akan mereduksi
intususepsi
5. Reduksi berhasil jika
bagian “terjepit” terisi
udara/barium
Tatalaksana
• Pantau tanda vital
• NGT untuk dekompresi
• Resusitasi cairan
• Jika reduksi menggunakan barium enema
maka perlu dilakukan pembedahahan (reseksi
dan atau anastomosis).
Jawaban Lainnya
• A. Hirschsprung disease à keterlambatan
mekonium, feses menyemprot, toxic
megakolon
• C. Necrotizing enterocollitis à hematoskezia,
prematur, susu formula terlalu dini,
pneumatosis intestinalis
• D. Kolitis ulcerative à hematoskezia, lead pipe
sign
• E. Hyertrophic stenosis pylorus à
hematemesis, single bubble sign, string sign
109 Jadi, diagnosis yang tepat
adalah…

C. Intususepsi
C. Aspirasi sumsum
110 tulang

• Anak usia 6 tahun, bintik merah di kaki-


tangan, tampak lemas, letih, tidak
bersemangat, sakit pada tangan-kaki.
• PF: takikardia, konjungtiva pucat,
hepatosplenomegali, ptekiae +
• Lab: anemia, leukositosis, trombositopenia
Pemeriksaan penunjang paling tepat?
Leukemia
üKeganasan akibat hiperproliferasi klonal yang
terdiri dari dua galur: mieloid dan limfoid
sehingga terdiri dari leukemia limfoblastik dan
leukemia mieloblastik.
üDisebut akut jika ditemukan blas + (>20% sel
blas), dan kronik jika blas –
üJadi, leukemia terdiri dari AML, ALL, CML, dan
CLL.
Manifestas Klinis
Leukemia Limfoblastik
Leukemia Limfoblastik
• Kronik: ditemukan smudge cells
Leukemia mieloblas
Leukemia mieloblas
• Akut:
Pemeriksaan Penunjang
• Darah perifer lengkap: bisitopenia,
neutropenia.(febrile neutropenia)
• Apusan darah tepi: identifikasi sel blas
• Profil pembekuan darah: identifikasi DIC
• Aspirasi/biopsi sumsum tulang à baku emas
Analisa Soal
üPetekiae e.c
trombositopenia
Bisitopenia
üLemas, letih, tidak
bersemangat e.c
anemia
üSakit pada tangan-
kaki (e.c nyeri tulang)
à pertumbuhan sel
blas
üHepatosplenomegali
e.c hematopoesis
ekstramedular dan
infiltrasi sel blas
Jawaban Lainnya
• A. Pemeriksaan feritin serum à tidak
diagnostik jika kecurigaan ke arah leukemia
• B. Elektroforesis hemoglobin à dapat
dilakukan untuk mengetahui talasemia
• C. Aspirasi sumsum tulang à salah satu
pemeriksaan terbaik
• D. Rontgen ekstremitas à tidak perlu
• E. Kadar faktor pembekuan àmembedakan
hemofilia A dan B
110 Jadi, pemeriksaan penunjang
paling tepat…

C. Aspirasi sumsum
tulang
E. RL 20 mL/KgBB
111
selama 5-10 menit
• Anak usia 9 tahun, tidak sadar.
Sebelumnya, demam sejak 4 hari, sakit
kepala, mual, pegal.
• PF: TD dan nadi tidak teraba, S 37,8, RR
27 kali, ptekiae tangan dan kaki.
• Lab: Hb 16, Ht 58%, leukosit 2.500,
trombosit 45.000
Tatalaksana yang paling tepat?
Infeksi Dengue
Patogenesis DHF
Tatalaksana Dengue Fever
• Rawat jalan
• Kebutuhan cairan per 24 jam menggunakan
rumus Holliday Segar:
ü100 mL/KgBB untuk 10 Kg pertama
ü50 mL/KgBB untuk 10 Kg kedua
ü25 mL/KgBB untuk 10 Kg sisanya
Contoh à BB: 25 Kg maka 1000+500+125=1625
cc/24 jam
• Parasetamol 3-4x per hari, dosis tiap
pemberian 10-15 mg/KgBB
Tatalaksana DHF I dan II
• Cairan intravena isotonik (RL/Asering)
• Kebutuhan cairan parenteral:
Rumatan+defisit 5%
• Cara menghitung jumlah defisit:
50 mL/KgBBXBB
Contoh: BB 30 Kg, rumatan sebanyak 1700 cc,
, defisit 5% = 50 mL/KgBBx30= 1500 cc jadi total
cairan per 24 jam = 3200cc
• Koreksi cairan maksimal diberikan selama 48 jam
• Cek Hb,Ht,leukosit,trombosit tiap 6 jam
Tatalaksana DHF grade III-IV
• RL 20 cc/KgBB/jam secepatnya (5-10menit)
dapat diulangi sebanyak 3 kali dengan total
pemberian 60 cc/KgBB.
• Jika tidak menunjukkan perbaikan klinis
dengan peningkatan hematokrit, ganti dengan
koloid 10-20 mL/KgBB/jam dengan maksimal
pemberian dalam 24 jam sebanyak 30
mL/KgBB
• Jika tidak menunjukkan perbaikan klinis,
dengan penurunan hematokrit, rencanakan
transfusi PRC.
Cairan?
• Δ Intravenous crystalloid solutions include
normal saline or Ringer's lactate. Colloid
solution includes blood products or 10%
dextran 40 in normal saline; no other colloid
formulations (such as albumin) should be used
for management of dengue, and dextran
should not be used for initial resuscitation. If
10% dextran 40 in normal saline is not
available, crystalloid should be used.
Tatalaksana DHF grade III-IV
• Jika menunjukkan perbaikan klinis, turunkan
cairan menjadi 10à7à5à3à1,5
mL/KgBB/jam
• Oksigen 2-4 lpm
Jawaban Lainnya
• A. Asering 20 mL/KgBB selama 5-10 menit à
cairan terpilih adalah RL
• B. NaCl 0,9% 10 mL/KgBB selama 5-10 menit
à cairan terpilih adalah RL 20cc/KgBB
• C. RL 10 mL/KgBB selama 5-10 menit à
seharusnya 20 cc/KgBB
• D. Dekstrose 5% 10 mL/KgBB selama 5-10
menit à menggunakan RL
111 Jadi, tatalaksana yang paling
tepat

E. RL 20 mL/KgBB
selama 5-10 menit
112 B. Furosemid
• Follow up hari ke VII menunjukkan
sesak nafas RR 35 kali/menit, dan
edema tungkai bilateral

• Tatalaksana yang paling tepat..


Overload pada DHF
• Dapat disebabkan karena:
üKelebihan/pemberian cairan yang terlalu cepat
üPenggunaan cairan hipotonik
üPemberian cairan terlalu lama
• Manifestasi klinis:
üSesak nafas (retraksi sela iga)
üEfusi pleura (bukan dalam fase kritis)
üAsites
üEdema perifer
üEdema paru
Tatalaksana
• Furosemid 1-2 x dengan dosis tiap pemberian
1 mg/KgBB.
Jawaban Lainnya
• A. Spironolakton à diuretik, bukan tatalaksana
terpilih
• C. Hidroklorotiazid à diuretik, bukan
tatalaksana terpilih
• D. Asetazolamid à diuretik, bukan tatalaksana
terpilih
• E. Manitol à diuretik, bukan tatalaksana
terpilih
112 Jadi, tatalaksana yang tepat
adalah..

B. Furosemid
D. ASI,MP-ASI,
113
preparat besi
• Anak usia 7 bulan, lemas, pucat, aktivitas
menyusui baik
• PF: konjungtiva pucat, sklera tidak ikterik,
tidak ada organomegali.
• Lab: Hb 9, Ht 28%, leukosit 5.600, trombosit
238.000,
sel pensil (+)

Tatalaksana?
Anemia
• Menurunnya konsentrasi hemoglobin dan
eritrosit dimana keluhan utama pucat.
• Dibagi menjadi 3 berdasarkan
MCV,MCH,MCHC.
• MCV: rata-rata volume eritrosit (N:79-96 fL)
• MCH: rata-rata massa hemoglobin per eritrosit
(N: 27-32 pg)
• MCHC: persentase Hb dalam darah (N:32-37%)
Klasifikasi Anemia
Anemia Defisiensi Besi

Penyimpanan
Besi di dalam
tubuh
Etiologi
Patogenesis
Diagnosis Banding
Tatalaksana
• Preparat besi:
üDosis besi elemental 3-5 mg/KgBB/hari dibagi ke dalam 3
dosis, 30 menit menjelang makan
üDiberikan hingga 2 bulan setelah nilai Hb normal
üSediaan:
a. Sulfat Ferosus (SF) à 65 mg besi elemental di dalam
sediaan 325 mg
b. Ferro glukonat à 39 mg besi elemental di dalam sediaan
325 mg
• Vitamin C untuk meningkatkan penyerapan besi à 2x50
mg
• Makanan yang mengandung besi tinggi (daging merah,
hati)
Jawaban Lainnya
• A.Preparat besi à hampir tepat, lengkapnya
perlu ditambah ASI dan MP-ASI.
• B.Hentikan ASI, MP-ASI, preparat besi à
kurang tepat jika ASI dihentikan
• C.ASI dan MP-ASI à perlu preparat besi
• E. Berikan ASI saja à salah karena usia 7
bulan perlu MP-ASI dan preparat besi
diberikan karena ada nya ADB.
113 Jadi, tatalaksana yang tepat
adalah..…

D. ASI, MP-ASI,
preparat besi
114 B. Hepatitis B kronik
• Laki-laki usia 28 tahun membawa hasil
laboratorium sebagai berikut:
HBsAg +, IgG anti HBc +, anti HBs –

Diagnosis?
Hepatitis Viral
Serologi Hepatitis B
Serologi hepatitis B
Imunitas terhadap Hep B
• Dosis: 0,1,6 bulan
• Marker yang positif hanya anti HBs (dengan
nilai minimal 10-12 mIU/mL)
• HBIG (pasif imunitas) dan vaksin Hep B (aktif
imunitas) hanya diberikan pada pasien yang
tidak diketahui status imunitasnya terhadap
Hep B setelah pajanan.
• Pasif imunitas sebaiknya diberikan dalam 24
jam setelah pajanan.
Jawaban Lainnya
• A. Hepatitis B kronik replikatif à perlu
ditambah HBeAg +
• C. Hepatitis B kronik non replikatif à perlu
ditambah HBeAg -
• D. sembuh dari hepatitis B à HBsAg -, anti
HBs +, IgG anti HBc +
• E. telah divaksin hepatitis B àanti HBs + saja
114 Jadi, diagnosis yang tepat adalah

B. Hepatitis B kronik

P.S: Hepatitis B kronik juga dapat didiagnosis HBsAg


persisten selama minimal 6 bulan
115 C. Polisitemia Rubra

• Perempuan 45 tahun, sakit kepala,


sensasi panas di muka, tinitus,
gangguan penglihatan.
• PF: tanda vital dbn, splenomegali
schuffner 3, hepatomegali negatif.
• Lab: Hb 19,6 g/dL, leukosit 12.300,
trombosit 485.000
• Tidak ada riwayat penyakit sebelumya
• Diagnosis?
Polisitemia Rubra (Vera)à
Kelainan Mieloproliferatif
• Tanda dan gejala biasanya berhubungan dengan
hiperviskositas darah
• P : Pletora (muka kemerahan)/Pruritus
(overproduksi histamin)
• R : Ringing in ears (tinitus)
• V : Visual blurriness
Disertai hepatomegali dan atau splenomegali à
hiperaktivitas hematopoesis ekstramedular
(Splenomegali lebih sering dijumpai daripada
hepatomegali)
Diagnosis menurut PVSG
Kriteria A:
- Peningkatan massa sel darah merah ( > 36 mL/kg pada pria,
> 32 mL/kg pada wanita)
- Saturasi oksigen normal (> 92%)
- Splenomegali
Kriteria B:
- Trombositosis
- Leukositosis
- Peningkatan leukosit alkalin fosfatase (>100)
- Serum vit B12 >900 atau binding capacity >2200

- Kriteria diagnostik: 3 kriteria A atau A1 + A2+ salah satu B


Diagnosis menurut WHO
Tatalaksana
• Flebotomi: target hematokrit (pria <47%,
wanita <42%)
• Agen sitostatika à Hidroksiurea
• IFN-alfa
• Aspirin 1x80 mg à profilaksis iskemia
terhadap jantung-otak
Polisitemia sekunder
• Polisitemia yang terjadi bukan karena
hiperaktivitas sumsum tulang.
• Contoh: dehidrasi, DBD, adaptasi terhadap
ketinggian, PPOK, Korpulmonale.
• Perbedaan lain dengan polisitemia vera:
Kadar eritropoetin (EPO)
Rubra (vera) à EPO rendah
Sekunder à EPO tinggi
Plasmasitoma (Multiple
Mieloma)
Jawaban Lainnya
• A.Polisitemia sekunder à tidak diketahui
penyebabnya pada soal.
• B.Leukemia akut à leukositosis dengan
anemia dan trombositopenia
• D.Trombositosis esensial à hanya
peningkatan trombosit
• E. Plasmasitoma à OLD CRAB
115 Jadi, diagnosis yang tepat…

C. Polisitemia rubra
116 D. Erosi pada tulang

• Perempuan, usia 45
tahun, nyeri memberat
pada jari tangan kanan-
kiri sejak 6 bulan, tidak
dapat meluruskan jari-
jari tangan di pagi hari.
• Inspeksi tangan tampak
sbb:
Temuan lain yang
diharapkan?
Artritis Rheumatoid
• Autoimun yang menyebabkan
inflamasi pada sendi secara
kronik.
• Patologi: PANNUS yang
menyebabkan kerusakan pada
tulang dan tulang rawan
• Terutama mengenai usia
perempuan, di usia 20-50
tahun (usia produktif)
Manifestasi Klinis
• Poliartritis simetris
• Kekakuan sendi di pagi hari selama minimal 1
jam
• Nodul rhematoid terutama di os.ulna,
olekranon, tendon archilles
• Gejala konstitusional seperti demam dan
malaise.
• Deformitas sendi berupa swan neck
(hiperekstensi PIP-fleksi DIP) dan boutonniere
( fleksi PIP-hiperekstensi DIP)
Pemeriksaan Penunjang
1. Utama: RF dan anti-CCP
2. Lainnya:
LED dan CRP à meningkat karena terdapat
inflamasi,
DPL à anemia e.c penyakit kronis
3. Radiologi: rontgen ekstremitas: erosi sendi
(±75% kasus RA)
Erosi sendi pada RA
Kriteria Diagnostik

RA tegak jika jumlah skor ≥6


Tatalaksana
• DMARDs (disease-modifying anti rheumatic
drugs) à Kelompok obat yang terdiri dari
metotreksat (MTX), sulfasalazin, klorokuin,
lefunomid, infliximab, etanercept.
• NSAID PO
• Kortikosteroid PO atau intraartrikular
Jawaban Lainnya
• A. Popcorn appearance
(Osteokondroma)

• B. Kristal jarum pada cairan sendi (Artritis gout)


Jawaban lainnya
• C. Penyempitan celah sendi (osteoartritis)

E. Endapan kalsium
pada cairan sendi (pseudogout)
116 Jadi, temuan lain yang
diharapkan pada pasien ini
adalah…
E. Erosi pada tulang
117 A. Botulisme

• Laki-laki 25 tahun, kelemahan seluruh


tubuh sejak 3 jam, mual-munath 7x,
sulit menelan,penglihatan ganda,
riwayat makan makanan kaleng tidak
dipanaskan.
• PF: nyeri tekan epigastrium, perkusi
hipertimpani, bising usus menurun.

Disebabkan oleh?
Botulisme
• Defisiensi
neurologis akut
karena
neurotoksin
yang diproduksi
Clostridium
botulinum
(batang, gram
positif, anaerob)
Mekanisme Kerja Toksin Botulinum

Berikatan dengan membran presinaptik sehingga


menghambat pengeluaran asetilkolin
Klasifikasi
• Infant botulisme : terjadi dalam rentang usia1
tahun pertama karena memakan madu yang
terkontaminasi.
• Wound botulisme: terjadi karena luka terpapar
dengan toksin botulinum
• Foodborne botulisme: jika ada gejala
gastrointestinal + defisit neurologis dan
bersumber dari makanan tercemar (biasanya
makanan kaleng)
Tatalaksana
• Suportif terutama untuk kasus paralisis
diafragma (intubsi, ventilator mekanik)
• NGT dekompresi jika terdapat tanda ileus
paralitik
• Debridement luka pada wound botulism
• HBAT (Heptavent Botulinum Anti Toxin)
• Antibiotika terpilih à Penisilin G
Analisa Soal
• Kelemahan seluruh tubuh + mual muntah
setelah makan makanan kaleng yang tidak
dipanaskan à mengarah kepada keracunan
makanan karena botulinum.
• Sulit menelan, penglihatan ganda à paralisis
akut yang mengenai nervus pada esofagus dan
III,IV,VI.
• Perkusi hipertimpani, bisisng ususu menurun
à mengarah kepada gejala ileus paralitik
Jawaban Lainnya
b. Hipermotilitas saluran cerna à justru pada
pasien ini terjadi hipomotillitas
c. GERD à heartburn, regurgitasi
d. Ileus obstruktif à obstruksi saluran cerna,
baik small bowel maupun large bowel
e. Sindrom dispepsia à nyeri tekan epigastrium
117 Jadi, kadaan pasien ini
disebabkan oleh…

A. Botulisme
118 C. MMR

• Anak 9 tahun, bengkak di bawah pipi,


nyeri saat mengunyah dan membuka
mulut, keluhan yang sama oleh teman
sekelasnya. Riwayat imunisasi dasar
lengkap

Imunisasi yang tidak diberikan?


Parotitis Epidemika (Gondongan)

• Infeksi virus Mumps, gol. Paramyxovirus


• Transmisi dan patogenesis
• Masuk melalui hidung/mulut à replikasi di mukosa
sal.napas atas à kel.limfe regional à viremia 3-5 hari à
organ target: kelenjar parotis, ovarium, pankreas, tiroid,
ginjal, jantung, otak à apoptosis sel
• Gejala klinis
• Prodromal: malaise, nyeri otot daerah leher, nyeri kepala
• Diikuti pembengkakan kel.liur: parotis, submaksilaris,
sublingual. Sebagian besar (70-80%) bilateral, 25% uni
• Gej.klasik: sakit telinga jika mengunyah, nyeri jika makan
asam
• Orkitis-epididimitis à gej.klinis tersering kedua setelah
parotitis pada laki-laki dewasa
Parotitis Epidemika (Gondongan)

• Diagnosis ditegakkan secara klinis, fitur


lain:
• Riw.kontak 2-3 minggu sebelum onset
• Parotitis atau keterlibatan kelenjar lain
• Tanda meningitis aseptik
• Terapi: self-limiting disease, suportif:
hidrasi dan nutrisi yang cukup, analgesik
untuk mengurangi nyeri
• Komplikasi: ketulian akibat neuritis,
mielitis, DM (patogenesis belum jelas),
hepatitis, miokarditis, artitis, tiroiditis
Vaksinasi MMR

• MMR (Mumps,
Morbili, Rubella):
Trimovax
• Live attenuated
• Kontraindikasi:
imunokompromais,
malignancy
• Jadwal:
• 12-15 bulan
• 6 tahun
Jadwal Imunisasi IDAI
2017
Parotitis Supuratif

• Bisa disebabkan oleh


bakteri dan virus
• Bakteri : S.aureus
• Terjadi pada dewasa,
dehidrasi/terintubasi,
malnutrisi, kalkulus
kelenjar saliva
• Eritem, nyeri, trismus,
disfagia, pus di ductus
stensen
• Terapi: hidrasi, antibiotik
IV, mungkin butuh insisi
dan drainase
Jawaban Lainnya
• a. DPT à mencegah difteri, pertusis, tetanus,
• b. BCG à mencegah tuberkulosis (terutama tb
berat/ekstraparu)
• d. Polio
• e.Hepatitis B
118 Jadi, imunisasi yang tidak
diberikan pada pasien ini adalah

C. MMR
119 E. Akalasia
• Laki-laki usia 35 tahun sulit menelan,
nyeri dada, rasa terbakar setiap selesaii
makan. Awalnya bisa menelan makanan
padat, sekarang makanan cair.
• Pemeriksaan radiologis:

Diagnosis yang tepat?


Akalasia
Akalasia
• Definisi: kelainan motilitas esofagus primer
dengan karakteristik tidak adanya gerakan
peristaltik esofagus, dan terganggunya
relaksasi lower esophageal sphincter (LES)
ketika menelan
• Gejala
• Disfagia (paling sering)
• Regurgitasi
• Nyeri dada
• Heartburn
• Penurunan BB
Akalasia

• Diagnosis: barium swallow à Bird’s


beak appearance, dilatasi esofagus,
mouse tail appearance
• Tatalaksana: mengurangi gejala
dengan mengurangi hambatan aliran
akibat LES yang hipertensif & sulit
relaksasi
• CCB, nitrat à mengurangi tekanan LES
• Injeksi botulinum à memblok asetilkolin
• Bedah
Jawaban Lainnya
• a.Hernia hiatus à outpouching pada segmen
bawah esofagus
Jawaban lainnya
• b. Fistula esofagusà salah satu varian dalam
atresia esofagus
• c. Atresia esofagus à NGT tertahan,
hipersalivasi.
• d. Barret esofagus à komplikasi dari GERD
(metaplasia intestinal)
119 Jadi, diagnosis yang tepat
adalah…

E. Akalasia
120 C.Kobalamin

• Perempuan 36 tahun, lemah dan mudah


letih memberat sejak 2 minggu terakhir,
riwayat operasi pada lambung.
• PF: konjungtiva pucat
• Lab: Hb 10 MCV 110 MCH 30 Leukosit
6.500 trombosit 358.000 (anemia
makrositik normokrom)
Kondisi tersebut karena defisiensi?
Anemia Pernisiosa
• Anemia megaloblastik dikarenakan defisiensi
vitamin B12 (kobalamin). Defisiensi tersebut
disebabkan kekurangan faktor intrinsik (IF).
akibat proses autoantibodi
Etiologi
üDiet vegetarian
üGastrektomi à sel parietal berkurang
sehingga IF berkurang
üAtrofi mukosa gaster
Manifestasi Klinis
Pemeriksaan Penunjang
• Apusan darah tepi: Makrositik,granulosit
hiperpigmentasi.
• Serum kobalamin: nilai normal 200-900 pg/mL
Overview: vitamin
Vitamin Larut Air Fungsi khas Defisiensi Keterangan

B1 (Tiamin) Beri-beri (saraf + jantung)

B2 (riboflavin) Metabolisme Stomatitis angularis, keilosis,


makronutrien dermatitis seboroik

B3 (niasin) Pellagra

B6 (piridoksin) Metabolisme asam Neuropati perifer


amino
B9 (asam folat) Anemia megaloblastik Dibutuhkan
terutama pada
Spina bifida ibu hamil
Metabolisme asam
nukleat (DNA-RNA)
B12 (kobalamin) Anemia pernisiosa Biasanya pada
Anemia megaloblastik vegetarian

Vitamin C Antioksidan, kolagen Scurvy


Pembekuan darah Hiperkeratosis kulit
Jawaban Lainnya
• a.Asam folat à anemia megaloblastik, spina
bifida
• b.Piridoksin à neuropati perifer
• D.Niasin à pelagra (4D: dermatitis, diare,
demensia, death)
• E.Tiamin à beri-beri
120 Jadi, kondisi pada pasien
berhubungan dengan defisiensi…

C.Kobalamin
121 D. Cacing ini dapat mengakibatkan
infestasi parasit ke otak

122 B.Prazikuantel
• Perempuan 18 tahun, rasa tidak nyaman
di lambung, diare, muntah.
• PF dalam batas normal. Pemeriksaan
feses ditemukan sbb:

• Pernyataan yang tepat dan komplikasi?


Taeniasis
Neurosistiserkosis
• Penyebaran sistiserkus ke sistem saraf pusat.
• Disebabkan T.solium
• Gejala:
üPeningkatan TIK
üNyeri kepala progresif
üTanda rangsang meningeal +
üPenurunan kesadaran
üKejang
• DOG: Prazikuantel
Praziquantel
• Praziquantel is the treatment of choice for all of
the tapeworm infections
• Dosing depends upon the species [40]. Dosing for
taeniasis and diphyllobothriasis is 5 to
10 mg/kg orally (single dose), although excellent
efficacy against T. saginatainfections has been
reported at doses as low as 2.5 mg/kg [41]. Dosing
for hymenolepiasis is 25 mg/kg orally (single
dose), followed by repeat dose 10 days later.

Jawaban Lainnya
• A.Struktur yang menempelkan cacing ke
dinding usus adalah onkosfer à salah, skolex
• B.Diagnosis yaitu ditemukan skoleks pada
feses à salah, telur/proglotid
• C.Masuk ke dalam tubuh manusia dalam
bentuk telur à salah, sistiserkus
• E.Hospes perantara adalah tikus à salah, babi
dan sapi
121 Jadi, pernyataan yang tepat
adalah…
D. Cacing ini dapat
mengakibatkan infestasi
parasit ke otak
Jadi, tatalaksana yang paling
tepat adalah…
122
B.Prazikuantel
D.Irritable Bowel
123
Syndrome
• Perempuan, usia 23 tahun, sakit perut
memberat sejak 1 bulan, di sekitar
pusar, membaik setelah buang air
besar, terkadang BAB cair.
• PF: nyeri abdomen tidak khas

Diagnosis?
Irritable Bowel Syndrome
• Kumpulan nyeri/ rasa tidak nyaman di perut
berkaitan dengan abnormalitas fungsi dan
pergerakan usus besar
• Tipe:
• IBS tipe diare
• IBS tipe konstipasi
• IBS tipe campuran
• Unsubtyped
• Konsistensi feses dinilai dengan Skala Feses Bristol
• Etiologi: tidak ada kelainan organik
• Predisposisi: peristiwa traumatik emosional,
infeksi usus
IBS (2)
• Diagnosis:
• Rasa nyeri/ tidak nyaman di abdomen yang
rekuren minimal 3 hari dalam 1 bulan
dalam 3 bulan terakhir disertai 2/ lebih
keadaan berikut
• Perbaikan setelah defekasi
• Awitan diasosiasi dengan perubahan frekuensi
feses
• Awitan diasosiasi dengan perubahan konsistensi
feses
• Gejala sudah pernah dialami 6 bln sebelum
diagnosis
Tatalaksana IBS (3)
• Modifikasi diet
• hindari makanan yang mencetuskan gejala, suplemen
serat
• Medikamentosa: berdasarkan gejala dominan
• Gejala dominan: nyeri abdomen
• Antispasmodik
• Antidepresin trisiklik
• SSRI
• Gejala dominan: Konstipasi
• Laksatif
• Prokinetik
• Gejala dominan: diare
• Loperamid
• Psikoterapi
Inflammatory Bowel Disease
• penyakit idiopatik yang
menimbulkan reaksi
kekebalan tubuh
(autoimun) terhadap
saluran ususnya sendiri
sehingga terjadi
inflamasi
• Ada 2 jenis utama dari
IBD, yaitu kolitis
ulseratif dan penyakit
Crohn.
Sumber : konsensus
Karakteristik radiologis
Jawaban Lainnya
• A Irritable bowel disease à hematoskezia
kronik yang terdiri dari penyakit Chron dan
kolitis ulseratif
• B Ulkus peptikum à nyeri epgastrium yang
berhubungan dengan H.pylori; terdiri dari
ulkus gaster dan ulkus duodenum
• C Divertikulitis à infeksi pada divertikulosis,
nyeri perut kiri bawah
• E. Karsinoma kolon à diare berdarah, feses
seperti feses kambing, apple core
123 Jadi, diagnosis pada pasien ini
mengarah ke…
D. Irritable bowel
syndrome
124 A.Mikroorganisme
tersebut berbentuk spiral,
tidak memiliki flagelata

§ Laki-laki usia 36 tahun, nyeri ulu hati


kronis, terutama saat perut kosong,
dapat terbangun dari tidur.
§ Anda mneduga adanya keterlibatan
mikroorganisme
§ Pernyataan yang tepat, kecuali?
Infeksi H.pylori
• Etiologi dari ulkus peptikum
• Spiral, gram negatif, memiliki flagel
• Salah satu karsinogen biologi terhadap
karsinoma gaster
• Jalur penularan melalui
fekal-oral
Patogenesis dan Patofisiologi
Patogenesis dan Patofisiologi
(2)
Manifestasi Klinis

• Tidak bisa mendiagnosis infeksi H.pylori tanpa


adanya pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Penunjang
• Serologi H.pylori à deteksi IgG anti pylori
• Antigen H.pylori di feses
• Endoskopi à biopsi jaringan kemudian
diwarnai dengan metode Hematoksilin dan
Eosin untuk diamatasi bakteri H.pylori
• UBT (Urea breath test)à Baku emas
Tatalaksana
Jawaban Lainnya
• A.Mikroorganisme tersebut berbentuk spiral,
tidak memiliki flagel à, salah seharusnya
memiliki flagel
• B. Serologi dapat menentukan adanya infeksi
oleh mikroorganisme ini à benar, IgG
• C. Dapat direradikasi dengan 2 antibiotik + 1
PPI à benar, triple therapy
• D. Menyebabkan karsinoma gaster à benar
• E. Ditularkan melalui fekal-oral à benar
124 Jadi, pernyataan yang tepat
kecuali…
A. Mikroorganisme
tersebut berbentuk
spiral, tidak memiliki
flagellata
125 D. Gas CO2 ekshalasi

• Anda menyarankan melakukan


pemeriksaan UBT

• Substansi yang dinilai?


Mekanisme UBT
Persiapan
• Mengentikan konsumsi antibiotika, bismuth,
dan obat-obatan penekan asam lambung
selama 14 hari sebelum pemeriksaan
• Hanya boleh minum air putih di dalam 1 jam
sebelum diperiksa
Hal tersebut menghindari:
Positif palsu à adanya mikroorganisme lain
penghasil urease pada kondisi aklorhidria
Negatif palsu
125 Jadi, substansi yang dinilai pada
pemeriksaan tersebut adalah…

D. Gas CO2 ekshalasi


126 D. Impending eklampsia

Keywords:
• Wanita G2P0A1 hamil 35 minggu
• Nyeri kepala hebat dan nyeri
epigastrium
• TD: 180/110 mmHg, proteinuria (+3)
Diagnosis? Impending eklamsia
Hipertensi Dalam Kehamilan
• Hipertensi adalah tekanan darah sekurang-
kurangnya 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg
diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 4-6
jam pada wanita yang sebelumnya normotensi.

• Preeklamsia adalah timbulnya hipertensi disertai


dengan proteinuria pada umur kehamilan lebih
dari 20 minggu atau seger setelah persalinan

• Eklamsia adalah preeklamsia yang disertai kejang


tonik klonik disusul dengan koma
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan
Hipertensi dalam Kehamilan
• Hipertensi kronik
• Tekanan darah ≥140/90 mmHg
• Sudah ada riwayat hipertensi sebelum hamil, atau
diketahui adanya hipertensi pada usia kehamilan
<20 minggu
• Tidak ada proteinuria (diperiksa dengan tes celup
urin)
• Dapat disertai keterlibatan organ lain, seperti mata,
jantung, dan ginjal

Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan
Hipertensi dalam
Kehamilan
• Preeklampsia Ringan
• Tekanan darah ≥140/90 mmHg pada usia
kehamilan > 20 minggu
• Tes celup urin menunjukkan proteinuria 1+ atau
pemeriksaan protein kuantitatif menunjukkan
hasil >300 mg/24 jam

• Preeklampsia Berat
• Tekanan darah >160/110 mmHg pada usia
kehamilan >20 minggu
• Tes celup urin menunjukkan proteinuria ≥2+
atau pemeriksaan protein kuantitatif
menunjukkan hasil >5 g/24 jam
• Atau disertai keterlibatan organ lain:
• Trombositopenia (<100.000 sel/uL), hemolisis
mikroangiopati
• Peningkatan SGOT/SGPT, nyeri abdomen
kuadran kanan atas
• Sakit kepala , skotoma penglihatan
• Pertumbuhan janin terhambat, oligohidramnion
• Edema paru dan/atau gagal jantung kongestif
• Oliguria (< 500ml/24jam), kreatinin > 1,2 mg/dl
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan
Hipertensi dalam Kehamilan
• Superimposed preeklampsia pada hipertensi
kronik
• Pasien dengan riwayat hipertensi kronik
• Tes celup urin menunjukkan proteinuria >+1 atau
trombosit <100.000 sel/uL pada usia kehamilan > 20
minggu

• Impending eklamsia à PEB disertai salah satu


gejala dari nyeri kepala hebat, gangguan visus,
muntah2, nyeri epigastrium, atau kenaikan
tekanan darah yang progresif

• Eklampsia
• Kejang umum dan/atau koma
• Tanda dan gejala preeklampsia
• Tidak ada kemungkinan penyebab lain (misalnya
epilepsi, perdarahan subarakhnoid, dan meningitis)

Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan
DOSIS PEMBERIAN
Dosis • Ambil 4 g larutan MgSO4 (10 ml
awal larutan MgSO4 40%) dan larutkan
4g dengan 10 ml akuades
MgSO4 • Berikan larutan tersebut secara
perlahan IV selama 5-10 menit
• Jika akses intravena sulit,
memberikan masing-masing 5 g
MgSO4 (12,5 ml larutan MgSO4
40%) IM di bokong kiri dan kanan

Dosis • Ambil 6 g MgSO4 (15 ml larutan


rumatan MgSO4 40%) dan larutkan dalam
6g 500 ml larutan Ringer Laktat/
MgSO4 Ringer Asetat, lalu berikan secara
IV dengan kecepatan 28
tetes/menit selama 6 jam, dan
diulang hingga 24 jam setelah
persalinan atau kejang berakhir
(bila eklampsia)
Pilihan Lain
A. Eklampsia à sudah ada kejang
B. Superimposed preeklampsia: pada HT kronik
(HT sebelum usia kehamilan 20 minggu) dengan
proteinuria
C. Preeklampsia ringan: tekanan darah ≥140/90
mmHg + proteinuria +1
E. Preeklampsia berat: tekanan darah ≥160/110
mmHg + proteinuria +3
136 Jadi, diagnosis pasien ini adalah…

D. Impending eklampsia
127 A. Ruptur perineum

Keywords:
• P1A0
• Tidak bisa menahan BAB
• Diagnosis inkontinensia alvi
Penyebab? Ruptur perineum
Ruptur Perineum

• Etiologi: persalinan akibat episiotomy, robekan


spontan, trauma forsep/ vakum, versi ekstraksi
• Derajat
• Tingkat I : selaput lendir vagina dengan atau tanpa kulit
perineum
• Tingkat II: selaput lendir vagina dan otot perinei
transversalis, tetapi tidak mengenai otot sfingter ani
• Tingkat III : perineum sampai dengan otot sfingter ani
• IIIA: <50% sfingter ani eksterna
• IIIB: >50% sfingter ani eksterna
• IIIC: sfingter ani interna
• Tingkat IV : perineum hingga otot sfingter ani dan
mukosa rektum
Laserasi Jalan Lahir
• Hilang darah lebih banyak
Jangka Pendek • Nyeri nifas
• Risiko infeksi

• Inkontinensia anal
Jangka panjang • Dispareunia

Faktor risiko: episiotomy midline, nuliparitas, persalinan


kala II lebih lama, persalinan presipitasi, posisi oksiput
posterior persisten, persalinan pervaginam operatif, ras
Asian, berat lahir besar
Williams Obstetrics 24th ed
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan
127 Jadi, penyebab pasien ini
adalah…

A. Ruptur perineum
128 A. Hymen imperforata
Keywords:
• Belum menstruasi usia 20 tahun
• Nyeri perut setiap bulan
• PF: teraba payudara dan massa pada
abdomen sebesar jeruk di daerah
suprapubic
Diagnosis? Hymen imperforata
Kategori Amenore Primer
Penyebab Amenorea
Pilihan Lain
B. Kista ovarium: asimptomatik
C. Endometriosis: nyeri saat haid, dyspareunia,
infetilitas
D. Mioma uteri: gangguan menstruasi
(menoragia)
E. Torsio ovarium: akut abdomen
128 Jadi, diagnosis pasien ini adalah…

A. Hymen imperforata
C. Lakukan persalinan
129 segera
Keywords:
• G6P3A2 hamil 36 minggu
• Keluar darah dari jalan lahir à 2-4 pembalut
• Tidak nyeri
• Hal serupa 1 bulan lalu
• PF: tidak ada pembukaan, serviks kenyal, arah
posterior, penipisan 10-20%, his 1-2x dalam 10
menit lama 20”, DJJ 170 x/menit
Diagnosis: plasenta previa totalis dengan gawat
janin
Tatalaksana: Lakukan persalinan segera
Perdarahan Antepartum
• Terdapat perbedaan definisi dalam
menentukan batasan usia gestasi perdarahan
antepartum
• Perdarahan yang terjadi >24 minggu
kehamilan sampai sebelum kelahiran bayi
(menurut RCOG)
• Ada juga yang mendefinisikan >20 minggu

Sumber : Buku Ilmu Kebidanan FKUI (Sarwono Prawirohardjo)


Perdarahan Antepartum
Plasenta Previa
• Darah warna merah segar, tidak
nyeri, janin tidak distress (DJJ baik).
Perdarahan 100 cc yg keluar
darahnya 100cc. Ibu tidak kesakitan.
Sering terjadi pada hamil muda
(30%)
• Prinsip: tunggu sampai anak bisa
hidup diluar, atau ada indikasi
mutlak SC
• Pemeriksaan: USG. Jika perdarahan
tidak boleh VT, inspekulo terlebih
dahulu
• Tatalaksana : SC
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan
Pilihan Lain
A. Berikan pematangan paru à paru bayi sudah
matang, kondisi gawat janin harus persalinan
segera
B. Observasi à telah terjadi gawat janin
D. Induksi à telah terjadi gawat janin
E. Berikan tokolitik à telah terjadi gawat janin
129 Jadi, tatalaksana pasien ini
adalah…
C. Lakukan persalinan
segera
D. Persalinan dengan
130 forcep

Keywords:
• G3P2A0 dengan mulas
• Pembukaan lengkap, Hodge 4, tanpa
molase
• Dipimpin meneran 1 jam – belum lahir
• Tidak kuat mengejan
Diagnosis? Kala II memanjang
Tatalaksana? Persalinan dengan forsep
Kala II Memanjang
• Tidak ada kemajuan penurunan terendah janin
pada kala II
• Maksimal 2 jam untuk nullipara dan 1 jam untuk
multipara
• Maksimal 3 jam untuk nullipara dan 2 jam untuk
multipara dengan analgesia epidural

Williams Obstetrics 24th ed


Indikasi Persalinan Operatif
Pervaginam (Forsep/ Vakum)
• Maternal: penyakit jantung, trauma paru,
infeksi intrapartum , kondisi neurologi
tertentu, pemanjangan kala II (TERSERING)

Williams Obstetrics 24th ed


Pilihan Lain
A. Sectio sesaria à bukaan sudah lengkap
B. Induksi persalinan à bukaan sudah lengkap
C. Persalinan dengan vakum à ibu sudah tidak
kuat mengejan, pada persalinan dengan vakum
tenaga persalinan berasal dari ibu dan penolong
E. Observasi persalinan à sudah kala II
memanjang
130 Jadi, tatalaksana pasien ini
adalah…
D. Persalinan dengan
forcep
131 C. Letak lintang

Keywords:
• G1 hamil 38 minggu
• Leopold 1: keras memanjang
• Leopold 2: keras di sisi kanan, lunak di
kiri
• Leopold 3: tidak teraba janin
Letak janin? lintang
Buku Saku Pelayanan
Kesehatan Ibu di Fasilitas
Kesehatan Dasar dan Rujukan
• Bagian rata dan
memanjang à
punggung
• Bagian – bagian kecil
à eksteremitas
• bagian keras, bulat,
hampir homogen dan
mudah digerakan à
kepala
• bagian yang lunak,
kurang simetris, dan
tidak mudah digerakan
à bokong
Mekanisme Persalinan
• Hubungan aksis panjang fetus terhadap ibu
Fetal Lie • Longitudinal, transversal, oblik

• Bagian terbawah pada jalan lahir à diraba melalui


Fetal pemeriksaan pervaginam
Presentation • Longitudinal à kepala atau bokong
• Transversal à bahu

Fetal attitude/ • Posisi fetus dalam rahim


posture

Fetal position • Hubungan presentasi fetus di sisi kanan/ kiri jalan lahir

Williams Obstetrics 24th ed


131 Jadi, letak pasien ini adalah…

C. Letak lintang
132 A. Observasi persalinan

Keywords:
• G1 hamil 38 minggu
• Keluar darah dan cairan dari kemaluan
• Dialatasi serviks 9 cm, serviks lunak,
ketuban (-), presentasi dagu anterior
Diagnosis? Malpresentasi
Tindakan? Observasi persalinan
Malpresentasi
• Definisi: semua presentasi selain vertex
• Predisposisi:
• Multipara
• Kehamilan multiple
• Polihidramnion/ oligohidramnion
• Plasena previa
• Kelainan bentuk uterus
• Partus preterm
Pilihan Lain
B. Induksi persalinan: jika inersia uteri
C. Lakukan SC: dagu posterior dan dahi
D. Persalinan dengan vakum: DILARANG pada
presentasi muka
E. Persalinan dengan forceps: dapat dilakukan
pada pembukaan lengkap
132 Jadi, tatalaksana pasien ini
adalah…
A. Observasi persalinan
133 D. Pematangan serviks

Keywords:
• G2P1 hamil 38 minggu
• Keluar cairan sejak 3 jam SMRS
• Kontraksi tidak adekuat
• Serviks belum ada dilatasi
Diagnosis? Belum in partu
Tatalaksana? Pematangan serviks
Bishop Score
Pilihan Lain
A. Induksi persalinan à sebelum di induksi
dilakukan pematangan serviks
B. Sectio cesarean à tidak ada indikasi SC
C. Deksametason 6 mg IM/12 jam selama 48 jam
à paru janin sudah matang, tidak ada indikasi
lagi kasus ini
E. Observasi à sudah ≥ 34 minggu
133 Jadi, tatalaksana pasien ini
adalah…
D. Pematangan serviks
134 C. Missed abortion
Keywords:
• Wanita 28 tahun
• Keluar darah sedikit dari jalan lahir
• Menikah 2 tahun lalu
• Tidak menstruasi 3 bulan
• PF: TFU tidak sesuai kehamilan, ostium
uteri dalam keadaan tertutup
• Hasil plano test (-), serviks dalam keadaan
tertut
Kemungkinan diagnosis? Susp missed
abortion
Abortus
• Definisi: pengeluaran • Diagnosis
hasil konsepsi sebelum • Perdarahan pervaginam
janin dapat hidup di • Nyeri perut
luar kandungan à <22 • Pengeluaran sebagian
minggu (WHO)/ <20 produk konsepsi
minggu/<500 gram • Serviks dapat tertutup/
terbuka
• Etiologi
• Ukuran uterus lebih
• Janin: kelainan genetic/ kecil dari seharusnya
kromosom
• Ibu: infeksi, hormonal, • Penunjang: USG
imunologis, anatomis,
sinekia uteri
• Ayah: kelainan sperma

Sumber : Buku Ilmu Kebidanan (Sarwono Prawirohardjo)


Jenis – Jenis Abortus
Jenis Abortus Portio Jaringan Tatalaksana
Iminens Tertutup (-) Tirah baring

Insipiens Terbuka (-) Evakuasi jaringan + kuretase

Inkomplit Terbuka (+) Evakuasi jaringan + kuretase

Komplit Tertutup (+) Tidak ada tindakan khusus

Abortus lainnya
Abortus habitualis: telah terjadi abortus selama min 3 kali berturut-
turut
Abortus septik: abortus yang diikuti dengan komplikasi dan tanda-tanda
infeksi
Missed abortion : fetus telah meninggal sebelum usia kehamilan 20
minggu dan hasil konsepsi masih berada di dalam uterus. Penderita
tidak merasakan keluhan apa – apa (perdarahan, nyeri perut)
Sumber : Buku Ilmu Kebidanan (Sarwono Prawirohardjo)
Tatalaksana
Khusus
Umum
(inkomplit)
Perdarahan
Tanda vital à tanda ringan/sedang DAN
syok <16 minggu à forsep
atau jari

Tanda sepsis à Ab
hingga 48 jam bebas
Perdarahan berat DAN
demam (ampisilin,
>16 minggu à AVM
gentamisin,
metronidazole)

Evakuasi tidak dapat


Rujuk ke RS segera dilakukan à
ergometrin 0,2 mg IM

Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan
Pilihan Lain
A. Aborsi à sesuai tahap, lihat tabel di atas
B. Mola hidatidosa à uterus lebih besar dari
usia kehamilan
D. KET à Nyeri perut kiri atau kanan bawah, tes
kehamilan (+), dapat terjadi perdarahan
pervaginam, tanda-tanda syok dapat +
E. Intrauterin fetal death (IUFD)à kematian
pada janin yang lebih dari usia 20 minggu
134 Jadi, diagnosis pasien ini adalah…

C. Missed abortion
A. Resusitasi
135 intrauterine dan SC

Keywords:
• Wanita 33 tahun G3P2A0 hamil 37 minggu
• Pusing dan kaki bengkak
• TD 170/100 mmHg, edema tungkai +/+
• Proteinuria +++
• DJJ 104 x/menit dan station 2/5
Diagnosis? Gawat janin pada PEB
Tatalaksana? Resusitasi intrauterine dan SC
Manajemen Preeklamsia di RS

PNPK Preeklamsia
Manajemen
Ekspektatif
Manajemen ekspektatif
à 26-34 minggu

PNPK Preeklamsia
Pilihan Lain
B. Forseps – PEB pada pembukaan lengkap
C. Vakum – PEB kurang disarankan
D. Embriotomi – jika janin meninggal dalam
rahim (IUFD)
E. Antibiotik dan miring kiri – pada KPD dan
gawat janin sambil menunggu SC
135 Jadi, tatalaksana pasien ini
adalah…

A. Resusitasi
intrauterine dan SC
136 C. Rangsang taktil
Keywords:
• Wanita G1P0A0 usia kehamilan 39 minggu
• Mules terus menerus
• Pemeriksaan dalam: pembukaan 5 cm,
penipisan 50%, konsistensi kenyal, station -
1, presentasi kepala, selaput ketuban utuh,
DJJ 200 x/menit
• SC à ketuban jernih, bayi tidak menangis
Tatalaksana awal? Keringkan, pastikan
patensi jalan napas, dan rangsang taktil
Resusitasi
Neonatus
Pilihan Lain
A. Periksa denyut nadi à langkah selanjutnya
B. Lakukan VTP à langkah selanjutnya
D. Pasang oksigen à langkah selanjutnya
E. Nilai Apgar à bukan langkah resusitasi
neonatus
136 Jadi, tatalaksana pasien ini
adalah…

C. Rangsang taktil
137 C. Sistokel

Keywords:
• Wanita 60 tahun
• Rasa tidak nyaman lubang kemaluan
setelah BAK
• Riwayat melahirkan 3 kali (pervaginal)
• Menopause
• Riwayat ISK
• Pemeriksaan: bagian menonjol pada vagina
Diagnosis? Sistokel
Sistokel
• Definisi: prolapse • Gejala:
anterior à jaringan • Ringan à tidak ada
penunjang antara gejala signifikan
dinding vagina dan • Rasa penuh pada pevis
kandung kemuh dan vagina
melemah sehingga
kandung kemih • Peningkatan
mencembung ke vagina ketidaknyamanan saat
batuk
• Faktor risiko • Rasa tidak lampias
• Melahirkan setelah BAK
• Penuaan • ISK berulang
• Histerektomi • Nyeri saat hubungan
• Genetik sesual
• Obesitas

http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cystocele/basics/treatment/con-
20026175
Sistokel
• Diagnosis • Tatalaksana:
• Pemeriksaan pelvik • Pesarium
• Pengisian kuesioner • Estrogen
• Tes kandung kemih • Bedah
dan urin • Kasus ringan à tidak
perlu ditatalaksana

http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cystocele/basics/treatment/con-
20026175
RECTOCELE
Pilihan Lain
A. Inkontinensia urin tipe tekanan à tidak
mampu menahan BAK terutama saat batuk
B. Inkontinensia urin tipe urgensi à ada tanda
mengompol saat hasrat ingin BAK
D. Rektokel à prolapse posterior
E. Vaginokel à tidak ada
137 Jadi, diagnosis pasien ini adalah…

C. Sistokel
138 C. Kista bartolini
Keywords:
• Wanita 28 tahun keluhan benjolan bibir
kemaluan
• Benjolan 2x3 cm, mudah digerakkan,
nyeri
• Riwayat keputihan (+)
Diagnosis? Kista bartolini
Kista Bartholin
• Gangguan pada vulva yang timbul karena penyumbatan
saluran bartholini akibat peradangan atau infeksi
• Infeksi bisa disebabkan oleh Neisseria gonorheae

• Gejala klinis
• Nyeri saat berjalan, duduk, beraktifitas fisik atau berhubungan
seksual.
• Umumnya tidak diserati demam kecuali jika terifeksi dengan
organisme yang ditularkan melaui hubungan seksual.
• Pembengkakan pada vulva selama 2-4 hari.
• Biasanya ada secret di vagina.
• Dapat terjadi rupture spontan

• Tatalaksana à Marsupialisasi (pengeluaran isi kista


diikuti penjahitan dinding kista yang terbuka pada kulit
vulva yang terbuka)
Teknik marsupialisasi
Kista Gartner à di liang
Kista bartholin à di
vagina, dapat menonjol keluar
kelenjar bartholi, arah jam
5 atau 7
Kista Nabothi/
Retensi
• Epitel kel endoserviks sangat rentan
terhadap infeksi à metaplasia
skuamosa à kel endoserviks
tertutup à sekret tertahan dan
menajadi kantong kista

• Gambaran klinis
• Tidak ada gangguan
• Inspekulo: penonjolan kistik di daerah
endoserviks dgn warna lebih muda

• Terapi: tidak ada terapi khusus


Pilihan Lain
A. Kista gartner: benjolan keluar masuk vagina,
tanda radang (-), arah jam 12.
B. Kista ovarium: diagnosis melalui USG
D. Myoma uteri: abnormal uterine bleeding
E. Kista nabothi : penonjolan kistik di daerah
endoserviks
138 Jadi, diagnosis pasien ini adalah…

C. Kista bartolini
139 C. Klimakterium

• Keywords:
• Perempuan usia 50 tahun
• Haid tidak teratur sejak 3 bulan terakhir
• Mudah marah
• Pemeriksaan fisik lainnya normal
Definisi
• Klimakterium (perimenopause): masa peralihan
antara masa reproduksi dan masa
postmenopause.

• Menopause: haid terakhir atau saat terjadinya


haid terakhir. Diagnosis dibuat setelah amenore
minimal 1 tahun.

• Senium (postmenopause): masa setelah


menopause, telah tercapai keseimbangan
sehingga tidak ada lagi gangguan vegetatif
maupun psikis.

Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.


The Stage of Reproductive Aging

Schorge JO, Schaffer JI, Halvorson LM, Hoffman BL, Bradshaw KD, Cunningham FG. Williams gynecology. New
York: McGraw-Hill’s. 2008.
Klimakterium
• Mulai sekitar 6 tahun sebelum menopause; berakhir
sekitar 4-7 tahun setelah menopause.

• Gejala diawali dengan menstruasi ireguler hingga


akhirnya amenorea

• Terjadi gangguan vegetatif dan psikis.


• Gangguan neurovegetatif: hot flushes, keringat banyak,
kedinginan, sakit kepala, desing dalam telinga, berdebar-
debar, sulit bernafas, dan gangguan usus.
• Gangguan psikis: mudah tersinggung, depresi, kelelahan,
semangat berkurang, susah tidur.

Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.


Jawaban Lainnya
• A. Postmenopause à masa setelah menopause,
gejala minimal atau tidak ada sama sekali
• B. Menopause à masa amenore selama minimal
1 tahun
• D. Masa senium à sama dengan postmenopause
• E. Gangguan mood senium à gejala tidak disertai
dengan menstruasi ireguler; kemungkinan suatu
diagnosis psikiatri
Jadi, diagnosa pasien ini adalah…

139 C. Klimakterium
140 E. Kuldosintesis
• Keywords:
• Ny. Icha, 22 tahun nyeri perut kiri bawah.
• Terlambat menstruasi kurang lebih 6
minggu.
• Pasien tampak lemas dan kesadaran
menurun.
• Nyeri goyang portio, dan cavum douglas
menonjol
• Pemeriksaan yang tepat untuk kasus
ini?
Kehamilan Ektopik Terganggu
• Kehamilan ektopik à kehamilan yang terjadi di
luar rahim (uterus)

• 95% kehamilan ektopik terjadi di berbagai


segmen tuba Falopii, dengan 5% sisanya
terdapat di ovarium, rongga peritoneum atau di
dalam serviks.

• KET à Ruptur di lokasi implantasi kehamilan


à perdarahan masif dan nyeri abdomen akut
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan
KET
• Diagnosis Tatalaksana
• Perdarahan pervaginam • Tatalaksana Umum
dari bercak hingga
berjumlah sedang • Resusitasi cairan
• Nyeri abdomen dan kristaloid NaCl 0,9% atau
pelvisn Ringer Laktat (500 mL
dalam 15 menit pertama)
• Pucat atau 2 L dalam 2 jam
• Hipotensi dan pertama.
hipovolemia
• Kesadaran menurun
• Nyeri goyang porsio • Tatalaksana Khusus
• Serviks tertutup • Laparotomi
• Kavum dougls menonjol

• Penunjang
• USG
• Kuldosintesis à pungsi
kavum douglas
Pilihan lain
• A. HSG à menilai struktur rahim dan patensi
tuba
• B. Fistulografi à Pemeriksaan untuk menilai
fistula, seperti fistula perianal
• C. Kardiotokogafi à kesejahteraan janin/non-
stress test
• D. Kolposkopi à menilai struktur serviks dan
melihat patologi, serta biopsi pada permukaan
serviks
Jadi, pemeriksaan nya adalah…

140 E. Kuldosintesis
141 D. Kontrasepsi mantap

Keywords:
• Wanita P5A0
• Konsultasi KB
• Pusing, perut kembung, pipi panas, dan
nyeri saat berhubungan badan dengan
suaminya
• Pasien tidak.ingin memiliki anak lagi
KB yang tepat? Steril
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan
Analisis Soal
• Pilihan pertama untuk pasien yang tidak ingin
memiliki anak lagi adalah à Steril
• Tetapi jika pasien menolak steril maka pilihan
yang terbaik adalah AKDR

• Lihat table sebelumnya !


Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan
Pilihan Lain
A. Kondom – menunda kehamilan
B. AKDR – pilihan utama untuk menjarangkan
kehamilan
C. Implan – menunda kehamilan
E. DMPA – menjarangkan kehamilan
141 Jadi, tatalaksana pasien ini
adalah…
D. Kontrasepsi mantap
A. Metoklopramid 3 x 10
142 mg PO

• Keywords:
• Ny. Wiwin usia 28 tahun G1P0A0 hamil 2
bulan 1 minggu
• Muntah sejak 3 minggu yang lalu,
disertai badan lemas dan penurunan
nafsu makan
Emesis gravidarum
• 50% diderita oleh ibu hamil, mencapai puncak
pada 8 – 12 minggu
• Keluhan semakin berat pada pagi hari (morning
sickness)
• Derajat keluhan dipengaruhi oleh ketegangan
emosi
• Terapi emesis gravidarum:
• Makan sedikit dan sering
• Dukungan emosional
• Vitamin B6
• Anti muntah diberikan sebagai pilihan akhir
Hiperemesis gravidarum
• Terjadi hingga usia 16 minggu; keadaan yang berat
dapat membuat dehidrasi, gangguan asam basa dan
elektrolit, ketosis à hiperemis gravidarum

• Diagnosis hiperemesis gravidarum


• Mual dan muntah hebat
• BB turun >5% dari BB sebelum hamil
• Ketonuria
• Dehidrasi
• Ketidakseimbangan elektrolit

Keluhan mual muntah disebabkan oleh kenaikan


kadar hCG dimana pada trimester I kadar hCG dapat
mencapai 100 mIU/ml
http://www.medscape.com/viewarticle/712662_8
Tatalaksana – Antiemetik
Jadi, tatalaksananya adalah…
A. Metoklopramid 3 x 10
142 mg PO
143 C. Mioma uteri

• Keywords:
• Ny. Wina usia 36 tahun gangguan
menstruasi dan dismenore
• PF : Massa dengan konsistensi padat,
berbatas tegas, setinggi 1 jari di bawah
umbilikus, tidak ada nyeri tekan, uterus
anteflexi sebesar 18-20 minggu
Mioma uteri
• Tumor jinak otot polos rahim,
sangat dipengaruhi hormon
reproduksi
• Gejala klinis
• Gangguan menstruasi biasanya
menometroragia, dismenorea,
hingga infertilitas
• Tatalaksana
• Terapi hormonal à GnRH
• Pembedahan
• Miomektomi, histerektomi
Klasifikasi mioma(berdasarkan lokasi)

• Mioma submukosa: berada di lapisan di


bawah endometrium dan menonjol ke
dalam (kavum uteri). Mioma jenis ini
sering bertangkai panjang sehingga
menonjol melalui serviks atau vagina
disebut mioma geburt

• Mioma intramural: berkembang diantara


miometrium

• Mioma subserosa: tumbuh dibawah


lapisan serosa uterus dan dapat tumbuh
ke arah luar dan juga bertangkai
Jawaban Lainnya
• A. Koriokarsinoma à riwayat mola
• B. Kanker serviks à postcoital bleeding,
diagnosis dengan histopatologi
• D. Kista ovarium à gejala tidak spesifik, tidak
menyebabkan perdarahan
• E. PCOS à gejala endokrin lebih jelas, infertile,
hirsutisme, gangguan menstruasi
Jadi, diagnosis nya adalah…

143 C. Mioma uteri


B. Teruskan menyusui, kompres
144 dingin, berikan antibiotik

• Keywords:
• Perempuan menyusui
• Payudara kanan nyeri, disertai bengkak
dan merah, demam
Mastitis
• Organisme penyebab utama à
Staphylococcus aureus

• Patofisiologi
• Stasis air susu à kontaminasi
oleh Staphylococcus aureus à
terjadi clotting susu à bakteri
berkembang biak à infeksi

• Gejala khas inflamasi akut:


tumor (bengkak), rubor
(merah), dolor (nyeri)

• Komplikasi à abses (fluktuasi


+)

Sainsbury R. The breast. in: Williams NS, Bulstrode CJK, O’Connell PR, editors. Bailey & Love’s short practice of surgery. 25th ed. London: Hodder Arnold;
2008. p. 827-48.
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan
Jawaban Lainnya
• A. Teruskan menyusui, lakukan pemeriksaan
patologi mikroskopik à untuk curiga kanker
payudara
• C. Teruskan menyusui, kompres hangat, berikan
antibiotik à kompres hangat bila terbentuk abses
• Alasan kompres dingin pada kasus ini: karena untuk
mengurangi nyeri pada ibu yang akan menyusui
• D. Teruskan menyusui, berikan antibiotik à
kompres dingin dianjurkan
• E. Hentikan menyusui, berikan susu formula à
tetap teruskan asi
Jadi, tatalaksana nya adalah…
B. Teruskan menyusui, kompres
144 dingin, berikan antibiotik
C. Ringer laktat 1 L dalam
145 15-20 menit
• Keywords:
• Ny. Dian usia 35 tahun perdarahan post
partum
• Didapatkan laserasi, perdarahan masih
keluar
• HR: 120x/menit, RR 20x/menit, TD 100/80
à meskipun TD belum turun, adanya
peningkatan HR merupakan suatu pertanda
pasien mulai kekurangan cairan dalam fase
awal

• Tatalaksana awal?
Jawaban Lainnya
• A. Jahit laserasi untuk hemostasis citoà
tatalaksana definitif pasien ini; namun perlu
diketahui bahwa perdarahan masih banyak.
• B. Ringer laktat 1 L dalam 1 jam à waktu
pemberian terlalu lama untuk dianggap sebagai
suatu resusitasi cairan
• D. Kompresi bimanual à untuk atonia uteri,
bukan pada kasus ini
• E. Pemberian metergin à untuk atonia uteri,
bukan pad akasu sini
Jadi, tatalaksana nya adalah…

145 C. Resusitasi cairan


146 A. Partus Preterm

• Keywords:
• Ny. Rita 27 tahun, G1P0A0 hamil 24
minggu
• Keluhan lemas.
• PF: konjungtiva pucat
• Kadar Hb 9 mg/dL
Anemia pada kehamilan
• Diagnosis
• Kadar Hb < 11 g/dl (pada trimester I dan III)
• Atau < 10,5 g/dl (pada trimester II)

• Faktor Predisposisi
• Diet rendah zat besi, B12, dan asam folat
Williams' Obstetrics 23rd Edition
Anemia pada kehamilan
Komplikasi jangka panjang berupa:
• Persalinan pre term
• Low Birth Weight
• IUGR
• Perdarahan postpartum

“Gestational Anemia contributed significantly


to maternal morbidity and mortality, IUGR,
preterm delivery and perinatal morbidity and
mortality”
Williams' Obstetrics 23rd Edition
Jawaban Lainnya
• B. Ketuban Pecah Dini à ketuban pecah sebelum
inpartu
• C. Solusio plasenta à plasenta lepas, perdarahan
banyak merah gelap, shock, DJJ jelek
• D. Plasenta previa à plasenta menutupi jalan
lahir, perdarahan merah segar, DJJ baik
• E. Preeklamsia à hipertensi pada kehamilan dan
proteinuria
Jadi, komplikasi nya adalah…

146 A. Partus preterm


D. Metronidazol 2 gram PO,
147 dosis tunggal

Keywords:
• Wanita 24 tahun
• Keputihan warna abu-abu dan bau amis
• Sel epitel ditutup bakteri
• pH 5,5
Diagnosis: BV
Tatalaksana?
Bakterial Vaginosis
Diagnosis: • Agen penyebab:
• Keputihan Gardnerela vaginalis
• Bau amis/fishy odor • Tatalaksana:
• Metronidazole 2x500
• Ph > 4,5 selama 7 hari
• Ditemukan sel epitel • Klindamisin 2x300 mg
ditutupi banyak selama 7 hari
bakteri à clue cell
Pilihan lain
• A. Klotrimazol 200 mg intravagina, 3 hari à
kandidiasis vaginitis
• B. Sefiksim 400 mg PO single dose à
urethritis GO
• C. Ceftriaxone 250 mg IM single dose à
urethritis GO
• E. Doksisiklin 2 x 100 mg PO, 7 hari à
urethritis non GO
Jadi, tatalaksana adalah…
D. Metronidazol 2 gram
147 PO, dosis tunggal
148 E. Penyakit membran hialin

• Ny. Cici 35 tahun G1P0A0 H-38


• Lenting seluruh tubuh, berwarna merah,
dirasa gatal dan ketika pecah terasa nyeri.
• Demam
• Vesikel generalisata dengan dasar
eritematosa, juga terdapat erosi dan eskoriasi.
• Tear drop

• Kompliasi yang tidak langsung terkait?


Varisela
• Infeksi varisela zoster virus
• Rash timbul 1-2 hari setelah
gejala prodormal
• Sering terjadi pada pasien
immunocompromised =,
termasuk pada kehamilan
• Lesi khas à vesikel dasar
eritematosa menyebar
secara sentrifugal dari
sentral, tear drop lesion
• Pemeriksaan penunjang à
Tzank Smear
Komplikasi varisela terhadap kehamilan

http://www.cdc.gov/chi
ckenpox/hcp/high-
risk.html

https://www.rcog.org.uk
/
Jadi, komplikasi yang tidak
langsung terkait pada pasien ini
148 adalah…
E. Penyakit membran hialin
149 A. Melakukan biopsi kolposkopi

• Keywords:
• Ny. Buya 42 tahun, keputihan warna abu-abu,
berbau, kental
• Papsmear: sel high transition neoplasia

• Yang dilakukan selanjutnya: biopsi untuk


diagnosis pasti
http://www.medscape.com/viewarticle/719250_4
CERVICAL DYSPLASIA
Jawaban lainnya
• B. Lakukan cryotherapy à cryotherapy umumnya
digunakan untuk IVA. Namun demikian, kolposkopi
umumnya diperlukan terlebih dahulu.
Pemeriksaan sitologi (PapSmear) saja tidak cukup
untuk menentuka tindakan cryotherapy.
• C. Pemeriksaan IVA à merupakan screening,
bukan untuk diagnostik lanjutan
• D. Dilakukan operasi histerektomi radikal à
apabila sudah tegak kanker serviks yang masih
operable
• E. Pemberian hormon anti-estrogen à tidak ada
indikasi terapi hormonal pada kasus ini
Jadi, jawaban yang tepat adalah…

149 A. Melakukan biopsi kolposkopi


A. Oligozoospermia dan
150 teratospermia
• Keywords:
• Analisa sperma
• Sperma 4 cc, warna putih, bau khas,
motilitas progresif sperma 38% à Normal
• Jumlah spermatozoa: 10 juta/cc à
Oligozoo
• Didapatkan kelainan bentuk à Teratozoo

• Diagnosis?
Infertilitas Pria
Faktor penyebab
• Pre testicular Faktor resiko
• Kelainan hipotalamus
• Kelainan hipofisis • Usia
• Obesitas
• Testikular • Alkohol
• Varikokel
• Kriptokismus • Rokok
• Gonadotoksin
• Tumor • Stres

• Post testikular Pemeriksaan


• Obstruksi traktus ejakulatorius
• Gangguan fungsi sperma • Mikroskopik
• Gangguan koitus (impotensi,
ejakulasi dini)
• Makroskopik
Semen analysis
Semen quality definitions
Term Definition
Normozoospermia Normal ejaculate ~ WHO reference values
Oligozoospermia Sperm concentration less than WHO reference values

Asthenozoospermia Sperm motility less than WHO reference values

Teratozoospermia Sperm morphology less than WHO reference values

Oligoasthenoteratozoospermia Signifies disturbance of all 3 or 2 variables

Azoospermia No spermatozoa in the ejaculate

Aspermia No ejaculate

Cryptozoospermia Few spermatozoa recovered after centrifugation


Pilihan lain
• Hipospermia: hati-hati: bukan konsentrasi
spermatozoa, melainkan total ejakulat < 1,5
cc setelah abstinensi 3 hari
Jadi, diagnosa yang tepat adalah…

150 A. Oligozoospermia dan


teratozoospermia
D. Kadar C-Peptide
151. Serum
Keywords:
• Laki-laki 54 tahun dengan penyakit DM
• Pasien konsumsi metformin dan
glibenklamid.
• Sejak kunjungan tahun lalu pasien
mengeluh sering kencing dan seing haus,
dan ditemukan luka kecil yang tidak
sembuh di jari kaki pasien.

• Apakah tes yang paling baik untuk


membedakan DM tipe 1 dan 2?
Diabetes Mellitus
• Sekelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia akibat kelainan
sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya.
• Klasifikasi etiologi DM:
• Tipe 1: destruksi sel beta akibat defisiensi insulin
absolut.
• Tipe 2: dominan resistensi insulin dan/atau defek
sekresi insulin.
• Tipe lain: defek genetik fungsi sel beta, defek
genetik kerja insulin, gangguan eksokrin pankreas,
akibat obat/zat kimia, infeksi, imunologi.
• Gestasional.

Sumber: Konsensus DM Tipe 2 PERKENI


2015
DIAGNOSIS

Sumber: Konsensus DM Tipe 2 PERKENI


C-peptide is produced in equal amounts to insulin and
is the best measure of endogenous insulin secretion
in patients with diabetes. Measurement of insulin
secretion using C-peptide can be helpful in clinical
practice: differences in insulin secretion are
fundamental to the different treatment requirements
of Type 1 and Type 2 diabetes.

JonesAG, Hattersley AT, 2013, The clinical


utility of C-peptide measurement in the care of
patients with diabetes, Diabet. Med. 30, 803–17
Jawaban Lainnya
• A. GDP à Untuk diagnosis namun Tidak dapat
membedakan antara DM tipe 1 dan DM tipe 2
• B. HbA1C à Untuk diagnosis dan kontrol
pengobatan, Tidak dapat membedakan DM tipe 1
dan DM tipe 2
• C. GDS à Untuk diagnosis dengan kriteria Gejala
klasik DM (+) Tidak dapat membedakan DM tipe 1
dan DM tipe 2
• E. Kadar insulin serum à Jawaban kurang
tepat
151. Jadi, pemeriksaan yang tepat
pasien ini adalah…

D. Kadar C-peptide
serum
152. B. FT4 dan TSH
Keywords:
Perempuan 38 tahun dengan keluhan
kelelahan dan rasa mengantuk sejak 3 bulan
lalu
Pasien tidak tahan dingin, suara parau,
rambut rontok, sulit BAB, dan berat badan
bertambah.àMengarah pada Hipotiroid
PF TD 110/80 mmHg, nadi 54 kali/menit, RR
18 kali/menit, dan suhu 36.4 °C.
Tampak bekas luka operasi di region coli
anterior, kulit kering, dan muka bengkak.

•PP untuk diagnosis pada kasus?


Penyakit
Tiroid
• Adalah pembesaran kelenjar tiroid
Goite • Defisiensi iodium (struma difus nontoksis/ goiter
endemik)
r • Goiter sporadik (jarang)
• GRAVES DISEASE
• Struma nodular toksis
Hipertiroidis • Adenoma toksik
me • Lain-lain (tiroiditis destruktif, tumor
hipofisis, dll)
• Defisiensi iodium berat
• Tiroiditis hashimoto
Hipotiroidism • Iatrogenik
e • Lain-lain (hipopituitari kongenital,
dll )

• Jinak (misal adenoma folikular)


Neoplasm • Ganas (misal adenokarsinoma
a tiroid)
Hipertiroidisme VS
Hipotiroidisme
Jawaban Lainnya
• A. FT4 dan T3 à Jawaban kurang tepat karena
tidak ada komponen TSH
• B. FT4 dan TSH à Jawaban Tepat
• C. FT3 dan FT4 à Jawaban kurang tepat karena
tidak ada komponen TSH
• D. T3 dan TRH à Tidak rutin dilakukan untuk
penegakan diagnosis
• E. FSH dan TRH à Tidak untuk diagnosis kasus
kelainan Tiroid
152. Jadi, pemeriksaan yang tepat
pasien ini adalah…

B. FT4 dan TSH


153. C. Niasin
Keywords:
• Anak usia 10 tahun
• Keluhan BAB cair 5 kali/hari dalam 1 minggu
terakhir
• Anak tampak tenang dan masih bisa minum.
• Tanda vital dalam batas normal.
• Pada kulit, terdapat hiperigmentasi dari
kepala hingga leher, berbatas tegas.

• Keluhan di atas disebabkan oleh defisiensi?


Jawaban Lainnya
• A. Tiamin à beri-beri
• B. Riboflavin à stomatitis angularis, kielosis
• D. Piridoksin à kebas (akibat isoniazid)
• E. Kobalamin à anemia megaloblastik
153. Jadi, etiologi yang tepat pasien ini
adalah…

C. Niasin
154. B. Kretinisme
Keywords:
• Perempuan usia 7 tahun
• Keluhan sulit mengikuti pelajaran di sekolah dan sering
mendapat nilai jelek.
• Tidak ada masalah saat kelahiran
• Pemeriksaan status mental: IQ 65.
• Anak bisa memusatkan perhatian dan tidak
menunjukkan baik perilaku hiperaktif maupun perilaku
stereotipik.
• Ibu tinggal di daerah pegunungan.

• Diagnosis?
Jawaban Lainnya
• A. Dwarfisme à gangguan pertumbuhan, tubuh
pendek
• C. Retardasi mental à penurunan kemampuan
kognitif secara umum, disertai gangguan adaptif
• D. Perkembangan terhambat (Global
Developmental Delay) à keterlambatan
perkembangan yang bermakna pada dua/lebih
ranah perkembangan. (motor kasar, motor halus,
bahasa / bicara, dan personal sosial / kemandirian)
• E. Variasi pendek yang normal à tidak tepat
154. Jadi, diagnosis yang tepat pasien
ini adalah…

B. Kretinisme
C. Pemeriksaan
155. kadar FSH serum
Keywords:
• Seorang anak 15 tahun belum haid.
• Pasien terlihat sehat dan tidak ada
keluhan medis lain.
• tanda vital normal, Tanner: M1P1.
Pemeriksaan lainnya dalam batas
normal. USG menunjukkan adanya
uterus.
• Apakah tindakan yang selanjutnya
dapat dilakukan?
Klasifikasi Tanner
Stage I (<10 Payudara sama sekali belum terbentuk (M1)
th) Rambut pubis tidak ada (P1)
Stage II Terbentuk breast bud, areolar melebar (M2)
(10-11.5 th) Sedikit rambut halus di labia mayora (P2)
Stage III Pembesaran payudara dan areola dalam bentuk
(11.5-13 th) single mound (areola masih rata dengan
jaringan payudara di sekitarnya) (M3)
Rambut pubis lebih keriting, mulai tumbuh ke
arah lateral (P3)
Stage IV Pertambahan ukuran dan terangkatnya
(13-15 th) payudara, areola tumbuh menonjol membentuk
double mounds (M4)
Mirip rambut pubis orang dewasa, tumbuh di
seluruh permukaan pubis kecuali bagian medial
paha (P4)
Stage V Payudara mencapai ukuran dewasa, areola
(>15) kembali rata dengan jaringan payudara
sekitarnya membentuk single contour (M5)
Rambut pubis tumbuh sampai bagian medial
paha (P5)
Klasifikasi Tanner
Stage I (<9 th, Panjang testis <2.5 cm (G1) Rambut pubis tidak ada
prapubertas) (P1)

Stage II (9-11 Diameter terpanjang testis 2.5 cm, skrotum menipis


th) dan memerah (G2)
Sedikit rambut halus terutama di pangkal penis (P2)
Stage III (11- Pertambahan panjang dan lebar penis, pertumbuhan
12.5 th) testis lebih lanjut (G3)
Rambut pubis lebih keriting, mulai tumbuh ke arah
mons pubis (P3)
Stage IV (12.5- Penis dan testis membesar, warna skrotum
14 th) menggelap (G4)
Mirip rambut pubis orang dewasa, tumbuh di
seluruh permukaan pubis kecuali bagian medial
paha (P4)
Stage V (>14) Genitalia mencapai ukuran dewasa (G5)
Rambut pubis tumbuh sampai bagian medial paha
(P5)
Skala Tanner untuk
Pubertas
Wanita
•Thelarche (10-11 th) à
pubarche (10.5-11.5 th) à
growth spurt (11-12 th) à
menarche (11.5-13 th) à
perkembangan payudara
dewasa (12.5-15 th) à rambut
pubis dewasa (13.5-16 th)
Pria
•Pembesaran testis à
spermache (mimpi basah, usia
12-14 th) à growth spurt
(Tanner stage akhir) à tinggi
badan final (18-20 th)
Aksis
norma
l

Manifestasi
hipogonadisme hipogonadotropin:
pubertas terhambat.
Primer
(hipogonadisme
Hipogonadisme hipergonadotropin)
Kongenital
Gangguan Delayed puberty Sekunder
(hipogonadisme
Hormon
hipogonadotropin)
Seksual Hipergonadisme -
Pubertas prekoks Didapat
• Pemeriksaan kadar follicle stimulating
hormone(FSH) dan luteinizing hormone (LH).
Pemeriksaan laboratorium awal adalah
menentukan status hormon gonadotropin.
Pemeriksaan FSH, LH dan steroid seks
merupakan pemeriksaan minimal yang harus
dilakukan. Kadar FSH dan LH berbeda pada
usia, seks, dan tingkat perkembangan

Sari Pediatri, Vol. 4, No. 4, Maret 2003: 176


- 179
Jawaban Lainnya
• A. Pemeriksaan kadar estrogen à jawaban kurang
tepat untuk pemeriksaan awal
• B. MRI kelenjar pituitari à Pemeriksaan ini dilakukan
setelah mengetahi kadar FSH dan LH serum untuk
mendeteksi adanya abnormalitas hipotalamus dan
pituitary
• D. Karyotiping à Kurang tepat pemeriksaan ini Untuk
menelusuri kromosom
• E. Tes stimulasi GnRH à Pemeriksaan dilakukan
setelah diketahui kadar FSH dan LH untuk mengetahui
kelainan letak sentral atau perifer
155. Jadi, pemeriksaan penunjang
yang tepat pasien ini adalah…

C. Pemeriksaan kadar
FSH serum
156. D. Profil kimia darah

• Perempuan 72 tahun
• Penurunan kesadaran (disorientasi)
• Riwayat DM tipe 2, dengan pengobatan
DIAGNOSIS DM TIPE II

Sumber: Konsensus DM Tipe 2 PERKENI


KOMPLIKASI DM AKUT
• Akut
• Ketoasidosis diabetik (KAD) : hiperglikemia (300-
600mg/dl), asidosis (+), plasma keton (+),
osmolaritas plasma meningkat (300-320 mOs/mL),
peningkatan anion gap

• Hiperosmolar non ketotik (HNK) : hiperglikemia


(600-1200 mg/dL), asidosis (+),plasma keton (+/-),
osmolaritas plasma sangat meningkat (330-380
mOs/mL), anion gap normal atau sedikit meningkat
Jawaban Lainnya
• Kultur darah -> tidak ada indikasi
• CT scan kepala -> tidak ada riwayat trauma
• Punksi lumbal -> tidak ada indikasi
• Kadar TSH serum -> tidak ada indikasi
156. Jadi, pemeriksaan penunjang
yang tepat pasien ini adalah…

D. Profil kimia darah


B. Lakukan debridemen
157. luka
Keywords:
• Laki-laki 50 tahun
• Luka pada kaki kanan.
• Riwayat DM tipe 2, konsumsi glibenklamid
• Lab: HbA1C 9% dan GDS 180 mg/dL.

• Yang mana dibawah ini manajemen yang paling


tepat dilakukan terhadap pasien diatas?
Klasifikasi DMDF
Terapi
Jawaban Lainnya
• A. Berikan aspirin dan atorvastatin à aspirin
untuk ulkus vena, atorvastatin untuk
dislipidemia
• C. Buatkan sepatu yang pas dengan kaki pasien
à tidak mencegah perburukan infeksi pada
luka
• D. Berikan antibiotik oral dan rawat jalan à
bukan terapi utama
• E. Amputasi à apabila ada gas gangrene,
infeksi luas.
157. Jadi, tatalaksana yang tepat pada
pasien ini adalah…

B. Lakukan
debridemen luka
158. D. Polidipsia psikogenik
- Sering kencing hingga 20 kali dalam 1 hari.
- Tidak disertai dengan demam maupun nyeri
kencing.
- Awal osmolaritas urin 120, setelah
dilakukan uji deprivasi air osmolaritas urin
jadi 425.

- à diperkirakan pasien kencing terus


karena pasien minum terus menerus
(psikogenik), sehingga ketika dilakukan tes
deprivasi air (”batasi jumlah minum”) à
keluhan ada perbaikan
• Bila pasien
kekurangan ADH
(Diabetes Insipidus),
maka osmolaritas
urin akan tetap
rendah setelah tes
deprivasi
• Bila pasien polidipsi,
maka osmolaritas
urin akan meningkat
setelah tes deprivasi
Pilihan Lain
• A. Diabetes insipidus sentral à pasien kencing
terus, tidak ada peningkatan osmolaritas dengan
tes deprivasi air, penyebab karena kurang ADH di
hipofisis posterior
• B. Diabetes insipidus nefrogenik pasien kencing
terus, tidak ada peningkatan osmolaritas dengan
tes deprivasi air, penyebab di ginjal
• C. SIADH à kebalikan dari diabetes insipidus,
yakni pasien tidak kencing karena ADH keluar
secara tidak normal
• D. Polidipsi psikogenik
• E. Diabetes melitus à 3P
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…

158 D. Polidipsi psikogenik


159. C. Fixed drug eruption
Keywords :
• Laki-laki 32 tahun
• Keluhan lecet pada bibir dan
lepuh pada lengan kanan disertai
rasa terbakar sejak 3 hari lalu
• Demam dan badan lemah
• Lesi lepuh berulang pada lokasi
yang sama sebanyak 3 kali
setelah meminum obat
penghilang nyeri dan
meninggalkan bercak kehitaman

Apakah diagnosis yang tepat pada


pasien ini?
Fixed Drug Eruption
• Eritema dan vesikel berbentuk
bulat atau lonjong, dan biasanya
numular
• Meninggalkan bercak
hiperpigmentasi
• Kelainan timbul berkali-kali pada
tempat yang sama
• Predileksi: sekitar mulut, di
daerah bibir, daerah penis pada
laki-laki
Fixed Drug Eruption
• Obat penyebab tersering : analgesik,
silfonamid, barbiturat, trimetroprim
• Pengobatan
• Sistemik : prednison 3 x 10 mg; antihistamin
• Topikal :
• Kulit kering (eritema, urtikaria) : bedak salisilat 2% +
menthol 0,5-1%
• Kulit basah : kompres larutan as.salisilat 1%
Jawaban Lainnya
A. Pemfigoid bulosa : bulla berdinding tegang
B. Eritema multiforme : lesi target
C. Fixed drug eruption
D. Erupsi obat tipe morbiliformis : eritema dan
pruritus generalisata dan simetris
E. Hypersensitivity syndrome reaction : klasifikasi
dari alergi obat
159. Jadi, diagnosis yang tepat pada
pasien ini adalah…

C. Fixed drug eruption


E. Open comedos, acne
160. vulgaris tipe komedonal
Keywords:
• Laki-laki 24 tahun
• Pori wajah membesar dan berwarna
hitam
• PF : pelebaran folikel wajah multipel
yang yang berisi keratin, lipid dan
berwarna hitam

Kelainan yang terdapat pada pasien dan


diagnosisnya adalah...
Acne Vulgaris
• Peradangan menahun pada
unit folikel pilosebasea, pada
daerah wajah, leher, dada,
punggung dan lengan atas

• Ditandai dengan adanya


komedo (khas/
patogmonomik), papul,
pustul, nodul, kista dengan
sisa sequele berupa
hiperpigmentasi dan
jaringan parut
Acne Vulgaris

• Komedo (khas/patogmonomik)
à papul miliar yang di tengahnya
mengandung sumbatan sebum
• Black comedo, open comedo :
berwarna hitam, mengandung nsur
melanin
• White comedo, close comedo :
berwarna putih, letak lebih dalam,
tidak mengandung unsur melanin
Acne Vulgaris
Acne Vulgaris
Jawaban Lainnya
A. Blackheads, acne vulgaris tipe pustuler : tidak
ditemukan
B. Pustule, acne vulgaris tipe pustuler : tidak
ditemukan pustul
C. Whiteheads, acne vulgaris tipe komedonal :
berwarna putih
D. Closed Comedo, acne vulgaris tipe komedonal
: berwarna putih
E. Open comedos, acne vulgaris tipe komedonal
160. Jadi, diagnosis yang tepat pada
pasien ini adalah…

E. Open comedos, acne


vulgaris tipe komedonal
161. B. Paederus fuscipes

• Keyword
• Anak 8 tahun
• Mengeluh muncul gelembung cair di lipat
siku yang terasa panas
• Pasien sempat bermain di luar rumah dan
kontak dengan serangga
Dermatitis Venenata
• Definisi : Merupakan Dermatitis Kontak iritan
yang disebabkan oleh toksin tomcat
• Etiologi : Paederus fuscipes
• Gejala : Plak eritema yang tersusun secara
linier, kemudian muncul vesikel yang berubah
menjadi pustul, terasa nyeri seperti terbakar.
Kissing lesion khas ditemukan pada fleksura
• Tatalaksana : Kompres PK 0,01%, steroid
topikal
Lesi linier khas Dermatitis
Kissing Lesion di fleksura Venenata
Paederus sp
Jawaban Lainnya
• Solenosis invicta -> pustular dermatosis dan
anafilaksis
• Triatoma sanguisuga -> Chagas disease
• Xenopsylla cheopis à penyakit plague
• Anopheles sp. -> nyamuk vektor malaria
161. Jadi, etiologi yang tepat pada
pasien ini adalah…

B. Paederus fuscipes
E. Staphylococcal scalded
162. skin syndrome
Keywords:
• Bayi Diandra, berusia 3 bulan
• Keluhan kulit mengelupas di hampir
seluruh tubuh sejak 2 hari yang lalu.
• Sebelumnya terdapat batuk dan demam.
• Ditemukan bula kendur, skuama dan erosi,
serta kulit tampak mengelupas di hampir
seluruh tubuh.

• Apakah diagnosis yang paling mungkin


untuk kasus tersebut?
Jawaban Lainnya
• A. Impetigo bulosa à infeksi kulit, bula hipopion
• B. Pemfigus vulgaris à autoimun, bula kendor,
niklosky (+)
• C. Sindoma steven Johnson à pengelupasan
kulit dan mukosa, riwayat minum obat, <10%
luas kulit
• D. Toksik nekrolisis epidermal à pengelupasan
kulit dan mukosa, riwayat minum obat, >30%
luas kulit
162. Jadi, diagnosis yang tepat pada
pasien ini adalah…

E. Staphylococcal
scalded skin syndrome
A. Gameksan 1%, oleskan,
163. diamkan 12 jam, cuci dan
sisir serit
Keywords:
• Tn. Koko, usia 32 tahun
• Keluhan gatal di kulit kepala yang semakin
memburuk sejak 2 bulan.
• Riwayat anak di rumah memiliki keluhan
serupa.
• Ditemukan adanya erosi dan ekskoriasi
• Ditemukan telur menempel pada sela-sela
rambut.

• Pengobatan yang tepat pada pasien adalah?


163. Jadi, tatalaksana yang tepat pada
pasien ini adalah…

A. Gameksan 1%, oleskan,


diamkan 12 jam, cuci dan sisir
serit
A. Menekan dengan media
164. transparan pada bagian
kemerahan
Keywords:
• Tn. Koko, usia 32 tahun
• Keluhan gatal di kulit kepala yang semakin
memburuk sejak 2 bulan.
• Riwayat anak di rumah memiliki keluhan
serupa.
• Ditemukan adanya erosi dan ekskoriasi
• Ditemukan telur menempel pada sela-sela
rambut.

• Pengobatan yang tepat pada pasien adalah?


164. Jadi, pemeriksaan yang tepat
pada pasien ini adalah…

A. Menekan dengan media


transparan pada bagian
kemerahan
165. C. Stratum korneum

Keywords:
• Anak Steven, berusia 10 tahun
• Koreng di sekitar mulut & hidung sejak 3
hari.
• Lesi eritem lentikuler dengan krusta
'honey colored' dan bersifat 'stuck on
crust'. Erosi tersebar di sekitar lubang
hidung dan mulut.

• Di lapisan kulit manakah letak kelainan


pada infeksi tersebut ?
165. Jadi, jawaban yang tepat adalah…

C. Stratum korneum
166. E. Reaksi hipersensitivitas

Keywords:
• Nn. Wanda, usia 24 tahun
• Keluhan mual dan muntah sejak 1 jam
yang lalu.
• Sebelumnya pasien diberi obat anti nyeri
dan sebelumnya pasien belum ada riwayat
minum obat analgetik.
• Didapatkan kemerahan pada tubuh dan
urtikaria.

• Mekanisme yang menyebabkan gangguan


diatas adalah?
166. Jadi, jawaban yang tepat adalah…

E. Reaksi hipersensitivitas
167. A. Black dot ringworm

Keywords:
• Ny. Franda, 21 tahun
• Keluhan rambut mudah rontok sejak 1
bulan yang lalu.
Rambut mudah dicabut dan patah tepat
pada Folikel rambut.
• Terdapat bintik hitam pada kulit kepala.

• Apakah diagnosis pasien ini?


Jawaban Lainnya
• B. Grey patch ringworm à rambut abu-abu,
mudah patah
• C. Folikulitis à peradangan folikel rambut
• D. Furunkel à peradangan folikel rambut dan
jaringan sekitarnya
• E. Pedikulosis kapitis à gatal kulit kepala,
ditemukan telur kutu pada batang rambut
167. Jadi, diagnosis yang tepat pada
pasien ini adalah…

A. Black dot ringworm


E. Pemberian bedak salisil
168. 4%
Keywords:
• Tn. Seno, 49 tahun mengeluhkan kedua
tungkai bawah kemerahan, terkadang
gatal.
• Pada status dermatologis didapatkan
makula/plak kecokelatan, disertai dengan
xerosis. Ditemukan pula pelebaran vena-
vena ekstremitas bawah.

• Tatalaksana yang tidak tepat untuk kasus


ini adalah?
Jawaban Lainnya
• A. Stocking kompresi à membantu fungsi katup
vena
• B. Elevasi tungkai di atas jantung à
mempermudah aliran balik vena ke jantung
• C. Emolien/Pelembab kulit à mengatasi xerosis
(kulit kering) yang dialami pasien
• D. Kortikosteroid potensi sedang - tinggi à
mengurangi gatal
168. Jadi, tatalaksana yang tepat pada
pasien ini adalah…

E. Pemberian bedak
salisil 4%
169. A. Lyell’s syndrome

Keywords:
• An. Colin, usia 15 tahun
• Kulit tubuh merah, nyeri, mengelupas,
riwayat konsumsi NSAID
• PF : injeksi konjungtiva (+), stomatitis
(+), chelitis (+), eritema difus disertai
bula multipel BSA 40%

• Diagnosis pada pasien ini adalah…


Nekrolisis epidermal toksik (NET)
• Reaksi mukokutan akut
ditandai nekrosis dan
penglupasan epidermis
luas
• Makula eritem terutama
pada badan dan tungkai
atas, berkembang progresif
menjadi lepuh flkasid
akibat penglupasan
epidermis
• Sama seperti sindroma
steven johnson (SJS), NET
harus ditandai keterlibatan
kulit dan membran
mukosa
Fixed drug eruption Eritema multiform SJS/TEN

Erupsi Muncul 30min-8jam Mendadak, simetris >FDE


>4 hari

Lesi Muncul sama dengan Target lesion Tidak ada lesi awal
lesi sebelumnya Makula eritema Lesi mukosa +
Lesi mukosa kadang Vesikobulosa
Lesimukosa +/-
• Tanda dan gejala
• Biasanya muncul dalam 4-30 hari setelah pemberian obat, namun
ada juga yang dalam beberapa jam
• Gejala prodormal : demam, sakit kepala, rhinitis, mialgia, nyeri
menelan, konjungtiva gatal dan panas
• Lesi kulit : awal dari badan lalu menyebar cepat ke muka, leher,
ekstremitas (SSJ <10% BSA, TEN >30% BSA)
• Lesi mukosa : erosi mukosa bukal, mata, genital
• Ekstrakutan : komplikasi pada paru-paru dan gastrointestinal

• Pemeriksaan penunjang
• Biposi kulit untuk histopatologi dan immunoflorescence

• Tatalaksana
• Penghentian obat
• Keseimbangan cairan, termoregulasi, nutrisi
• Antibiotik (jika ada klinis infeksi)
• Perawatan luka
• Kortikosteroid (masih kontroversial)
• Immunoglobulin intravena
Jawaban Lainnya
• B. Eritema multiforme mayor = SJS -> lesi kulit timbul, papul
edematosa, distribusi pada akral, disertai lesi pada membran
mukosa, deskuamasi <10%
• C. Eritema multiforme minor -> lesi kulit timbul, papul
edematosa, distribusi pada akral, tanpa mengenai mukosa
• D. Fixed drug eruption -> lesi lebih sedikit, sering timbul di
tempat yang sama pada serangan sebelumnya, penyembuhan
menimbulkan hiperpigmentasi, jarang mengenai mukosa,
pulih secara cepat
• E. Syndrome steven johnson = eritema multiforme mayor
169. Jadi, diagnosis yang tepat pada
pasien ini adalah…

A. Lyell’s syndrome
170. E. Pitryosporum sp.

Keywords:
• Perempuan
• Gatal pada kulit kepala
• Skuama halus berminyak, pada area
hidung, dahi, dan pipi terdapat papul
eritematosa minimal dengan skuama
halus yang juga berminyak.
Dermatitis Seboroik
• Kelainan kulit dengan faktor
konstitusi di “area seboroik”.
• Kelainan konstitusi:
• Pertumbuhan berlebihan
Pityrosporum ovale à metabolit
masuk ke epidermis à inflamasi
• Aktivasi glandula sebasea ↑↑
Manifestasi klinis
• Eritema dan skuama berminyak,
agak kekuningan, batasnya agak
kurang tegas.
• Yang ringan: pada kulit kepala =
pitiriasis sika.
• Yang berat: skuama tebal,
berminyak, dan luas: seluruh kulit
kepala, dahi, glabella, telinga, leher. Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
• Pada area pipi, hidung, dahi: papul FKUI

multipel (+).
Tatalaksana
Pengobatan Pengobatan SISTEMIK
TOPIKAL
• Untuk pitirisasis sika: sampo
selenium sulfide 2 –3 x/minggu •Kortikosteroid:
selama 5 – 15 menit. Prednisone 20 – 30
mg/hari pada kasus
• Pilihan obat topikal: berat.
1. Krim urea 10% sebagai emolien
untuk tipe ringan dengan •Isotretinoin 0,1 – 0,3
inflamasi minimal mg/kg/hari pada kasus
2. Likuor karbonas detergen 2-5%. rekalsitran.
3. Sulfur presipitatum 4-20%,
dapat digabung dengan asam •Fototerapi UVB.
4. Salisilat 3-6%
5. Kortikosteroid: hidrokortison
2,5%; bethametasone valerat
hanya pada kasus yang berat.
6. Ketoconazole 2% cream: hanya
bila pada sediaan banyak P. Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
FKUI
Ovale
Jawaban Lainnya
• A. Candida glabrata à kandidiasis, terutama
pada pasien imunkompromi; dan dapat
mengakibatkan infeksi saluran kemih
• B. Candida albicans à penyebab kandidiasis
mukokutaneous, dan vulvovaginitis kandida
tersering
• C. Streptokokkus beta hemolitik à bakteri,
bukan penyebab dermatitis seboroik
• D. Microsporum à penyebab tinea, salah
satunya tinea kapitis
170. Jadi, etiologi yang tepat pada
pasien ini adalah…

E. Pityrosporum sp.
171. A. Paronikia

Keywords:
• Perempuan 15 tahun
• Kuku jempol kiri terasa nyeri sejak 10 hari.
• Riwayat pasien sering mencabuti kulit di sekitar
kuku ibu jari kaki tersebut.
• Edema periungual pada kuku ibu jari kiri, eritema
(+), dan dasar kuku berwarna kekuningan.
• Pemeriksaan KOH dengan sampel swab bawah
kuku hasilnya negatif.

• Diagnosis yang paling memungkinkan pada pasien


ini adalah?
Jawaban Lainnya
• B. Psoriasis kuku à
pitting nail
• C. Tinea unguium à
infeksi jamur pada
kuku, KOH (+)
• D. Tinea pedis à lesi
pada sela-sela jari,
Felon
gatal, biasanya pada
atlet
• E. Felon à abses
ruang pulpa pada
falang distal
171. Jadi, diagnosis yang tepat pada
pasien ini adalah…

A. Paronikia
E. Radioterapi harus dipikirkan
172 sebagai terapi utama pada
kasus ini
Keywords:
• Lak-laki 50 tahun
• Benjolan berjonjot seperti kembang kol di
daerah pipi yang mudah berdarah.
• Permukaan verukosa, berukuran sekitar 4
x 4, sirkumskripta, soliter, tepi tidak
teratur.
• Hasil pemeriksaan histopatologi terdapat
keratinisasi dan mutiara tanduk.

KSS à Pernyataan yang tidak tepat?


Manajemen Utama
• Surgical excision à terapi utama
• Cryotherapy
• Electrosurgery (ie, electrodesiccation and
curettage)
• Topical treatment (5-
fluorouracil or imiquimod)
• Radiation therapy à pada kandidat yang tidak
terindikasikan bedah
• Photodynamic therapy
Jawaban Lainnya
• A. Penyakit terkait dengan pajanan sinar matahari
à betul
• B. Metastasis sering terjadi pada kasus ini à betul,
dibandingkan basalioma, SCC lebih bermetatasis
• C. Ulkus Marjolin adalah salah satu bentuk jenis
ulkus pada penyakit ini à betul
• D. Penyakit Bowen adalah istilah untuk kondisi yang
belum menyebar (in situ) à betul
• E. Radioterapi harus dipikirkan sebagai terapi
utama pada kasus ini
Ulkus Marjolin

aggressive ulcerating squamous cell carcinoma presenting in an area of previously


traumatized, chronically inflamed, or scarred skin
Bowen Disease

Bowen's disease, which is also called 'squamous cell carcinoma in situ' (SCC in
situ), is a form of skin cancer
172. Jadi, pernyataan yang tidak tepat
pada pasien ini adalah…

E. Radioterapi harus dipikirkan


sebagai terapi utama pada
kasus ini
173. B. Asam Salisilat 40%

Keywords:
• laki-laki datang
dengan bintik-
bintik keras
berwarna pucat
pada daerah
tangannya.
Awalnya hanya
satu namun
kemudian
semakin banyak.
• Apakah terapi
yang tepat pada
pasien ini?
Veruka
Vulgaris
• Kutil
• Massa keabuan,
soliter atau multipel
• Eksofitik
Tatalaksana veruka
vulgaris
• Lini pertama umumnya berupa:
• Krioterapi
• Dengan nitrogen cair, potensi tetap ada
• Asam salisilat (destruktif) – konsentrasi tinggi:
17-40%
Jumlah Kaki dan Tangan Wajah Tempat Lain
kutil
Sedikit Cryotherapy Cryotherapy Cryotherapy
Salicylic acid Exicision Salicylic acid
Adhesive tape
Laser
Banyak Salicylic acid Cryotherapy Imiquimod
Cryotherapy Tretinoin cream Tretinoin cream
Squaric acid or Squaric acid or
DCNB Laser DCNB
American Academy of
Jawaban Lainnya
• A. Asam salisilat 10% à kurang poten
• B. Asam salisilat 40%
• C. Liquor carbonis detergent à untuk psoriasis
• D. Podofilox 0,5% à untuk condyloma
acuminata
• E. Tricloracetic (TCA) 80% à untuk condyloma
acminata
173. Jadi, tatalaksana yang tepat pada
pasien ini adalah…

B. Asam Salisilat 40%


174. C. Pedikulosis pubis

Keywords:
• Laki-laki 22 tahun
• Keluhan gatal yang memberat pada
malam hari pada perut bagian bawah
sampai ke pubis.
• Pada pemeriksaan dermatologis
didapatkan adanya papul eritematosa serta
makula cerulae. Ekskoriasi (+). Riwayat
promiskuitas (+).

• Diagnosis pasien ini adalah ?


Jawaban Lainnya
• A. Skabies à pruritus nokturna, menyerang
kelompok orang, lesi terowongan, ditemukan
sarcoptes scabiei
• B. Tinea korporis à lesi central healing, tepi
aktif, pada badan
• D. Pedikulosis korporis à lebih sering pada
daerah beriklim dingin karena orang memakai
baju tebal dan baju jarang dicuci
• E. Pedikulosis capitis à gatal kulit kepala,
ditemukan telur pada batang rambut
174. Jadi, diagnosis yang tepat pada
pasien ini adalah…

C. Pedikulosis pubis
A. Injeksi benzatin penisilin G
175. 2,4 MU single dose

Keywords:
• Laki-laki 23 tahun dengan borok di
ujung penis sejak 2minggu. Tidak
nyeri.
• Pasien berhbunganseksual dengan
PSK berulang.
• Didapatkan ulkus soliter dengan
dinding rata dan dasar bersih.
• Tatalaksana yang paling tepat adalah
Sifilis vs Ulkus
mole
Sifilis (ulkus durum)
•Ulkus genitalis à
tidak sakit
•Etiologi à Treponema
pallidum
Ulkus mole
•Ulkus genitalis à sakit
•Etiologi à
Hemophillus ducreyi
Pedoman IMS 2011 Depkes
Sifilis (Treponema
Hemophyllus ducreyi
pallidum)
• Pewarnaan • Bentuk
lapangan gelap cocobacillus
• Bentuk spiral • Gram negatif
Jawaban Lainnya
• B. Injeksi benzatin penisilin G 2,4 MU per
minggu selama 3 minggu à Lama penggunaan
terapi tidak tepat
• C. Injeksi ceftriakson 250 mg i.m. single dose à
Bukan terapi siphilis, melainkan Untuk terapi
GO
• D. Injeksi ceftriakson 250 mg i.m. 3 hari à
Bukan terapi siphlisi
• E. Injeksi azithromisin 1 gram i.v. single dose à
Bukan terapi siphilis melainkan untuk terapi
uretritis non spesifik
175. Jadi, tatalaksana yang tepat pada
pasien ini adalah…

A. Injeksi benzatin penisilin


G 2,4 MU single dose
C. Otoaccoustic
176 emission (OAE)
• Bayi, 1 bulan, hendak melakukan skrining
fungsi pendengaran.
• Pemeriksaan: meletakan alat di telinga,
mendeteksi respon sel rambut dan interitas
koklea terhadap stimulus akustik.

Pemeriksaan yang dilakukan adalah...


Hearing Assesment in Infants and
Children
Pediatrics 2009, vol 124, 111(2):436

Development Auditory test/ Type of measurement Test procedure


age of child average time
All ages Evoked Physiologic test specifically Small probe containing a sensitive
Ottoacoustic measuring cochlear (outer microphone is placed in the ear
Emission hair cell) response to canal for stimulus delivery and
(OAE)/ 10 min presentattion of a stimulus response detection

Birth to 9 mo Automated Electrophysiologic Placement of electrodes in child’s


Auditory Brain measurement of activity in head detect neurologic response to
Response auditory nerve and auditory stimuli presented through
(ABR)/ BERA/ brainstem pathway earphones or ear inserts 1 ear at a
15 min time

9 mo to 2.5 y Visual Behavioral tests measuring Technique conditions the child to


Reinforced responses of the child to associate speech frequency-
Audiometry speech and frequency- specific stimuli with reinforcer,
(VRA)/ 15-30 specific stimuli presented such as a lighted toy or video clips;
min through speakers or insert VRA requires a calibrated sound-
earphones treated room
Development Auditory test/ Type of measurement Test procedure
age of child average time
2.5 y to 4 y Play audiometry/ Behavioral test of auditory Child is conditioned to
15-30 min thresholds in response to respond when stimulus
speech and frequency- tone is heard, such as to
specific stimuli presented put a peg in a pegboard or
through earphones and/or drop a block in a box
bone vibrator
4 y to Conventional Behavioral test of auditory Patients is instructed to
adolescence audiometry/ 15-30 thresholds in response to raise his/her hand when
min speech and frequency- stimulus is heard
specific stimuli presented
through earphones and/or
bone vibrator
All ages Tympanometry Relative change in Small probe placed in the
middle-ear compliance as ear canal and pressure
air pressure is varied in varied in the ear canal
the external auditory
canal
Jawaban Lainnya
BERA

• A. Timpanometri: salah karena bukan secara langsung


memeriksa fungsi pendengaran melainkan stuktur
telinga tengah (membran timpani) intak atau tidak.
• B. Audiometri bermain: salah karena tidak sesuai
untuk bayi.
• C. Otoaccoustic emission (OAE): jawaban yang benar.
• D. Behavioral Observation Audiometry: salah karena
tidak sesuai untuk bayi.
• E. Brainstem Evoked Response Audiometry (BERA):
kurang tepat karena selain memeriksa fungsi telinga,
juga sistem saraf pendengaran dan prosedurnya
dengan elektroda yang ditempel di kepala.
Jadi, pemeriksaan yang dimaksud
176 adalah…

C. Otoaccoustic
emission (OAE)
177 D. Tonsilitis difteri
B. Eritromisin 25-50mg/kgBB/hari
178 selama 14 hari
• Anak 9 tahun, demam batuk pilek, 4 hari.
• Nyeri menelan.

Lapisan putih, bila


diangkat, mukosa di
bawahnya mudah
berdarah

Diagnosis yang tepat adalah...


Medikasi yang sesuai adalah...
Tonsilitis Difteri
• Penyebab: Corynebacterium
diphteriae
• Gejala dan tanda klinis:
• Demam
• Nyeri menelan
• Tonsil membesar ditutupi Bakteri gram
bercak putih kotor. positif

• Membran akan berdarah


bila diangkat.
• Komplikasi: limfadenopati
servikal à bull neck
Tonsilitis Difteri
• Diagnosis: klinis dan/atau pemeriksaan
preparat langsung kuman yang diambil dari
permukaan bawah membran semu
• Terapi:
• ADS (anti difteri serum) 20.000-100.000 unit à
diberikan segera tanpa menunggu hasil kultur.
• Antibiotik à penisilin/ eritromisin 25-50 mg/kgBB
dibagi dalam 3 dosis selama 14 hari.
• Kortikosteroid 1,2mg/kgBB per hari untuk
mempercepat penyembuhan.
• Antipiretik analgetik.
BUKU AJAR THT-KL. Edisik ke-6. FKUI
Tonsilitis Akut Vs Kronik
Tonsilitis Akut Tonsilitis Kronik

Etiologi EBV atau streptococcus β Streptococcus β hemolitikus, dengan


hemolitikus faktor risiko: perokok, higienitas mulut
jelek, makanan tertentu, cuaca,
kelelahan, pengobatan tonsilitis akut
yang tidak adekuat
Gejala Disfagia, odinofagia, demam, lesu, Rasa mengganjal di tenggorokan, rasa
nyeri sendi, otalgia kering, halitosis
PF Tonsil bengkak, hiperemis, Tonsil membesar, permukaan tidak rata,
detritus (leukosit PMN): folikel/ kripta melebar, terisi detritus
lakuna, membran semu,
limfadenopati, nyeri tekan (+)
Terapi Viral: istirahat, minum cukup, Menjaga higien mulut, tonsilektomi jika:
analgetik or antivirus jika berat. infeksi berulang, gejala sumbatan, curiga
Bakteri: penisilin, eritromisin, neoplasma
antipiretik dan obat kumur.
Tonsilitis
lakunaris

Tonsilitis kronik: tonsil


membesar, kripta melebar
Tonsilitis Folikularis
Jawaban Lainnya
• A. Faringitis akut: salah karena terdapat tanda
radang pada tonsil.
• B. Tonsilitis lakunar: salah karena pada kasus
terdapat membram semu yang mudah berdarah,
khas dari difteri.
• C. Tonsilofaringitis akut: kurang tepat karena di
kasus disebutkan tanda khas difteri berupa lapisan
putih yang mudah berdarah.
• D. Tonsilitis difteri: jawaban yang benar.
• E. Tonsilofaringitis kronik: salah karena kasus
tersebut baru 4 hari.
Jawaban Lainnya
• A. Antidifteri serum 5000 Unit IM: salah karena
seharusnya 20000 Unit
• B. Eritromisin 25-50 mg/kgBB/hari selama 14
hari: jawaban yang benar.
• C. Insisi dan drainase + kultur: salah karena insisi
drainase bukan terapi tonsilitis difteri dan yang
ditanyakan adalah medikasi.
• D. Ibuprofen 10 mg/kgBB/kali selama 10 hari:
salah karena ibuprofen adalah terapi ajuvan
sebagai analgetik+antipiretik.
• E. Tonsilektomi: salah karena yang ditanyakan
adalah medikasi.
Jadi, jawaban yang tepat adalah…

177 D. Tonsilitis difteri


B. Eritromisin 25-
178 50mg/kgBB/hari selama 14
hari
B. Berikan gentamisin atau
179 tobramisin tetes telinga untuk
cegah infeksi

• Keluar darah dari telinga.


• Tampak robekan pada membran
timpani.

Pernyataan yang SALAH adalah...


Perforasi Membran Timpani
• Terapi medikasi kasus perforasi MT terutama untuk mengatasi
otore.
• Hindari memberikan obat tetes telinga yang ototoksik
(gentamisin, tobramisin, neomisin sulfat).
• Jaga agar telinga tetap kering.
• Bila perforasi >1/4 MT, aplikasi epidermal growth factor atau
ofloksasin topikal bermanfaat mempercepat penyembuhan.
• Antibiotik sistemik jarang diperlukan pada kasus perforasi MT.
• Jika perforasi kecil dan tidak mengenai daerah umbo atau anulus,
maka dapat dipertimbangkan terapi observasi dan perawatan
minimal lain seperti: kauterisasi tepi robekan dengan cairan asam
trikloroasetat 10% lalu dipasang tampon, fat-plug tympanoplasty
dengan anestesi lokal, atau teknik lain.
Jawaban Lainnya
• A. Tindakan operatif jarang diperlukan kecuali
robekan menetap hingga lebih dari dua bulan:
pernyataan benar.
• B. Berikan gentamisin atau tobramisin tetes
telinga untuk mencegah infeksi: jawaban yang
benar karena obat tersebut ototoksik.
• C. Edukasi pasien untuk tidak berenang
sementara: edukasi yang benar.
• D. Komplikasi pasien tersebut adalah tuli
konduktif: pernyataan ini tepat.
• E. Segera pasang tampon telinga pada kasus di
atas: tindakan yang sesuai guna mengataso
pendarahan sementara.
Jadi, jawabannya adalah…
179
B. Berikan gentamisin atau
tobramisin tetes telinga untuk
cegah infeksi
180 D. Rinitis vasomotor
• Sering bersin, pilek, dan hidung
tersumbat.
• Hilang timbul. Pencetus tidak jelas.
• Keluhan bergantian pada hidung kanan
dan kiri.

Diagnosis yang sesuai adalah...


Rinitis Vasomotor
• Idiopatik
• Pencetus non-spesifik
• Gejala klinis
• Hidung tersumbat bergantian sesuai posisi
• Sekret mukoid / serosa
• Golongan
• Bersin
• Rinore
• Tersumbat
• Terapi:
• Hindari stimulus
• Pengobatan simptomatis
• Golongan bersin à antihistamin, glukokortikosteroid
topikal
• Golongan rinore à antikolinergik topikal
• Golongan tersumbat à glukokortikosteroid topikal,
vasokonstriktor oral
• Operasi
• Neurektomi N. Vidianus
Rinitis Alergi
• Terkait atopi à reaksi • PF:
hipersensitivitas tipe I • Stigmata atopi: nasal
• Gejala crease, allergic shiner,
• Bersin allergic salute
• Hidung tersumbat • Mukosa pucat/ livid
• Rhinorea + gatal • Pencetus: alergen
• Konjungtivitis • Tatalaksana
• PND • Hindari pencetus
• Dekongestan
• Antihistamin
• Steroid intranasal
Rinitis Medikamentosa
• Gangguan respon vasomotor hidung akibat
pemakaian vasokonstriktor topikal lama dan
berlebihan
• Gejala
• Hidung tersumbat terus menerus
• Edema/ hipertrofi konka, tidak berkurang dengan
tampon adrenalin
• Tatalaksana:
• Hentikan pemakaian vasokonstriktor
• Kortikosteroid oral dosis tinggi jangka pendek lalu
tappering off
• Dekongestan oral
Jawaban Lainnya
• A. Rinosinusitis kronik: gejala rinosinusitis >12
minggu; minimal dua dari: kongesti nasal, sekret
mukoid, post nasal drip, nyeri/ terasa penuh di
wajah.
• B. Polip nasi: salah karena polip hidung adalah
massa abnormal yang berasal dari mukosa hidung
atau sinus paranasal, tersering dari meatus
media, gejala mirip dengan alergi.
• C. Rinitis alergi: salah karena riwayat alergi (-).
• D. Rinitis vasomotor: jawaban yang benar.
• E. Rinitis medikamentosa: salah karena riwayat
medikasi (-).
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
180
D. Rinitis vasomotor
E. Otitis media
181 supuratif kronik
• Wanita 28 tahun, keluar cairan berbau
dari telinga kanan, 6 bulan.
• Nyeri dan penurunan pendengaran.
• Ruptur MT marginal.
• Kolesteatoma (+).

Diagnosisnya adalah...
Otitis Media Supuratif Kronik
• Infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi
membran timpani dan sekret yang keluar dari
telinga tengah terus menerus atau hilang timbul
yang berlangsung lebih dari 2 bulan / >6 minggu
• OMSK à OMA yang gagal resolusi (dicetuskan
infeksi pseudomonas)
• Penunjang : CT-Scan bila dicurigai ada
komplikasi
KLASIFIKASI OMSK:
OMSK TIPE AMAN/BENIGNA OMSK TIPE
• PERADANGAN HANYA MUKOSA BAHAYA/MALIGNA/TULANG
• PERFORASI SENTRAL • PERADANGAN SAMPAI TULANG
• KOLESTEOTOMA (-)
• PERFORASI MARGINAL / ATIK
• KOLESTEOTOMA (+)

Tatalaksana :
Benigna : tetes telinga antibiotik,
ear toilet (H2O2 3% selama 3-5
hari), dan kauterisasi bila ada
jaringan granulasi
Maligna : operasi eradikasi
kolesteatoma + timpanoplasti/
miringoplasti
Komplikasi OMSK

• Komplikasi ekstrakranial
mastoiditis, paralisis wajah, labirinitis, fistula
labrintitis, petrositis akut, abses subperiosteal.

• Komplikasi intrakranial
meningitis, abses otak, abses ekstradural, abses
subdural, trombosis sinus lateralis.
Jawaban Lainnya
• A. Otitis media akut stadium perforasi: salah
karena kasus sudah terjadi 6 bulan.
• B. Otitis eksterna maligna: salah karena pada
kasus meatus akustikus eksterna normal.
• C. Otitis media akut stadium resolusi: salah karena
bila resolusi sudah tidak ada gejala (sembuh).
• D. Otitis eksterna nekrotikans: sama dengan OE
maligna.
• E. Otitis media supuratif kronik: jawaban yang
benar.
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
181
E. Otitis media
supuratif kronik
182 A. Barotitis media; perbedaan tekanan
udara di dalam dan di luar gendang telinga

183 C. Analgetik dan dekongestan

• Pelatih terjun payung dan hobi


menyelam.
• Keluhan: telinga penuh, nyeri, tinitus.
• MT suram dan darah di kavum timpani.

Diagnosis dan penyebab kasus di atas


adalah…
Terapi yang sesuai adalah…
BAROTRAUMA
• Sering pada pilot atau penyelam
• Perbedaan tekanan secara cepat antara telinga
tengah dan telinga luar
• Dicetuskan dengan gangguan tuba
• Dapat berupa :
• Sinus or middle ear effect
• Decompression sickness
• Arterial gas embolism
Ear Barotrauma
=barotitis media=aerotitis
• Membran timpani tampak suram
• Kavum timpani dapat terisi dengan darah
• Kasus berat à perforasi membran timpani
Tatalaksana
• Analgesik untuk mengatasi nyeri
• Dekongestan (Pseudoefedrin, oxymetazolin) à
perbaiki fungsi tuba
• Terapi oksigen
Pencegahan
Jawaban Lainnya
• A. Barotitis media; perbedaan tekanan udara di
dalam dan di luar gendang telinga: jawaban yang
benar.
• B. Barotrauma; hidrops endolimfe: salah karena
hidrops endolimfe adalah patofisiologi meniere.
• C. Otitis media efusi; tuba eustachius tidak intak:
salah karena faktor risiko OME berkaitan dengan
anak sering batuk pilek.
• D. Labirintitis; infeksi bakteri gram negatif: salah
karena tidak ada tanda infeksi.
• E. BPPV; teori kanalitiasis: salah karena keluhan
bukan pusing berputar dan tidak ada gejala vertigo
lainnya.
Jawaban Lainnya
• A. Antibiotik: salah karena etiologi barotrauma
tidak berkaitan dengan infeksi.
• B. Miringotomi: salah karena ini terapi OMA
supurasi atau OME.
• C. Analgetik dan dekongestan: jawaban yang
benar.
• D. CRP: salah karena ini terapi untuk BPPV.
• E. Kortikosteroid: salah karena ini tidak
berkaitan dengan barotrauma.
Jadi, jawabannya adalah…

A. Barotitis media; perbedaan


182 tekanan udara di dalam dan di
luar gendang telinga
183 C. Analgetik dan dekongestan
184 B. Teteskan lidokain 2%

• Gatal dan nyeri di telinga kiri.


• Merasa ada sesuatu bergerak di telinga.
• Serangga di liang telinga dan MT tidak
tervisualisasi.

Tindakan selanjutnya adalah…


Ekstraksi Serangga
• Gunakan ethanol/
lidokain untuk
membunuh
serangga terlebih
dahulu
• Lalu keluarkan
dengan alligator
forceps atau adson
bayonet forceps

https://www.youtube.com/watch?v=CsLGhXtwDpI
Benda Asing di Telinga
• Pengambilan benda asing tergantung letak, jenis
dan bentuk.
• Cara: irigasi; forsep (misal: forsep alligator), loop
cerumen, right-angle ball hooks, dan kateter hisap
(suction).
• Serangga hidup à dibunuh dengan meneteskan
alkohol, 2% lidokain (xylocaine), atau minyak
mineral.
• Aseton dapat digunakan untuk melarutkan benda
asing styrofoam atau untuk melunakkan
cyanoacrylate (contoh: lem perekat).
• Teknik irigasi dapat dilakukan untuk benda yang kecil
dan dekat dengan membran timpani.
• Apabila terdapat baterai atau benda korosif lain,
lakukan konsultasi emergensi THT karena dapat
menyebabkan nekrosis dalam waktu singkat, perforasi
membran timpani atau komplikasi lainnya.

Pinset
Forceps
Telinga
Alligator
Benda asing
berbentuk bulat
tidak dapat
diangkat dengan
Hook forsep.
Jawaban Lainnya
• A. Irigasi dengan NaCl 0.9%: salah karena terapi
utama bukan irigasi dan irigasi boleh dilakukan
bila MT tampak intak.
• B. Teteskan lidokain 2%: jawaban yang benar.
• C. Irigasi dengan air hangat: salah karena terapi
utama bukan irigasi dan irigasi boleh dilakukan
bila MT tampak intak.
• D. Keluarkan serangga dengan forsep aligator:
kurang tepat karena harus mematikan serangga
terlebih dahulu.
• E. Keluarkan serangga dengan hook: salah karena
hook lebih sesuai untuk benda bulat permukaan
licin.
Jadi, tindakan selanjutnya
184 adalah…
B. Teteskan lidokain 2%
185 D. Abses bezold
• Nyeri di belakang telinga kiri, 3 hari.
• Demam, cairan bau dari telinga kiri hilang
timbul sejak satu bulan.

Benjolan di belakang telinga


kiri yang kemerahan, nyeri
tekan, fluktuasi (-).

Komplikasinya adalah…
MASTOIDITIS
• Seringkali merupakan komplikasi dari OMA atau OMSK
• Manifestasi: nyeri belakang telinga, tanda radang (+),
daun telinga terdorong keluar.
• Diagnosis : CT scan atau Rontgen schuller
• Rontgen lateral: menilai sinus sphenoid
• Rontgen schuller: menilai mastoid, kanalis
akustikus eksternus, TMJ
KOMPLIKASI Mastoiditis
• Posterior extension to the sigmoid sinus can cause
thrombosis OR to the occipital bone to create an
osteomyelitis of calvaria or a citelli abscess.
• Superior extension to the posterior cranial fossa, subdural
space, and meninges.
• Anterior extension to the zygomatic root.
• Lateral extension to form a subperiosteal abscess.
• Inferior extension to form a bezold abscess.
• Medial extension to the petrous apex.
• Intratemporal involvement of the facial nerve and/ or
labyrinth.

Medscape
Jawaban Lainnya
• A. Mastoiditis: salah karena yang
ditanyakan adalah komplikasi, bukan
diagnosis saat ini.
• B. Fistula pre aurikula: salah karena
keluhan di belakang telinga.
• C. OMSK maligna: salah karena ini
adalah faktor risiko mastoiditis.
• D. Abses bezold: jawaban yang benar.
• E. Perikondritis: salah karena ini
komplikasi tersering dari hematom
aurikula.
Jadi, komplikasinya adalah…
185
D. Abses bezold
186 C. Deviasi septum nasi
• Pria 32 tahun, sulit bernafas saat tidur miring
ke kanan.
• Riwayat KLL dengan trauma wajah.
• Rinoskopi anterior: benjolan putih mengkilat di
daerah kompleks osteomeatal, tidak mengecil
dengan epinefrin.

Diagnosisnya adalah…
Deviasi Septum Nasal
• Mengakibatkan gejala obstruksi hidung, gangguan
penampilan/ kosmetik, resistensi hidung meningkat,
dan mengorok.
• Tipe: bentuk C, S, C terbalik, S terbalik.
• Etiologi bisa kongenital atau didapat (traumatik).
• Terapi: septoplasti / septorinoplasti.

Plas surg int. 2016. Nasal septal deviation


Polip Nasal
• Polip vs Hipertrofi Konka
• Pertumbuhan massa • Bertangkai
bertangkai jinak di hidung • Mudah digerakkan
umumnya putih keabu-
abuan • Lunak
• Predisposisi: • Tidak nyeri
• Rhinitis alergi • Tidak mengecil dengan
• Sinusitis kronik vasokonstriktor
• Iritasi • Tidak mudah berdarah
• Kelainan anatomi hidung:
deviasi septum, hipertrofi
konka
• Terapi:
• Kortikosteroid
• Gejala:
• Hidung terasa tersumbat; • Polipektomi
progresif
• Gangguan penciuman
• Nyeri kepala
Jawaban Lainnya
• A. Rinitis vasomotor: salah karena keluhan khas
ini berupa hidung buntu bergantian dan tidak
didapati massa dalam hidung.
• B. Rinosinusitis akut: salah karena gejala harus
memenuhi kriteria minimal 2 dari: kongesti
hidung, sekret mukoid, nyeri wajah, post nasal
drip.
• C. Deviasi septum nasi: jawaban yang benar.
• D. Furunkel nasi: salah karena tidak tampak
kelainan di vestibulum.
• E. Rinitis alergi: salah karena gejala alergi
disangkal.
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
186
C. Deviasi septum nasi
A. Higroma
187 kistik

• Anak 1 tahun, benjolan di leher sisi kiri.


• Sejak 6 bulan, membesar. Keluhan (-).
• PF: massa lunak sewarna dengan kulit,
diameter 5 cm, mobilitas (+), nyeri tekan
(-), transiluminasi (+).

• Diagnosis yang tepat adalah…


Higroma Kistik
=Malformasi Limfoma
• Bisa terjadi di bagian tubuh manapun, namun
75% di kepala dan leher, predileksi sisi kiri
dan 20% di aksila.
• Di leher, lokasi tersering di bagian posterior
triangle.
• Patofisiologi:
• Kegagalan sistem limfatik terhubung ke sistem
vena.
• Kegagalan/ abnormal budding pada jaringan
limfatik.
• Sisa jaringan limfatik embrional yang
tersekuestrasi berpotensi menjadi kista.
• Penyebab: gangguan kongenital atau
didapat (trauma, inflamasi, atau
sumbatan).
• 50-56% kasus sudah ada sejak lahir
dan mulai tampak pada usia sekitar 2
tahun (90%).
• Mortalitas sekitar 2%, sekunder dari
pneumonia, bronkiektasis, atau
masalah jalan napas lainnya, terutama
bila ukuran sangat besar dan
tergantung dari letaknya.
• Tidak bisa resolusi spontan,
memerlukan operasi dan bisa terjadi
rekurensi bila masih ada jaringan
residu.
Jawaban Lainnya
• A. Higroma kistik: jawaban yang benar. Kista duktus
• B. Hemangioma: salah karena benjolan di tiroglosus
kasus sewarna dengan kulit dan membesar,
sedangkan sebagian besar hemangioma
resolusi spontan.
• C. Kista tiroid: salah karena benjolan tidak
bergerak saat menelan dan ini jarang pada hemangioma
anak.
• D. Kista duktus tiroglosus: salah karena letak
kista ini di midline leher, sering di atas os
hyoid, juga bergerak saat pasien menelan/
menjulurkan lidah.
• E. Abses leher: salah karena tanda radang (-).
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
187
A. Higroma kistik
188 E. Mupirocin topikal

• Nyeri dan kemerahan di ujung hidung.

Tatalaksana yang sesuai adalah…


Furunkel Nasi
• Infeksi pada vestibula.
• Furunkel: area nyeri
terlokalisasi akibat selulitis
yang mengelilingi folikel • Manifestasi:
rambut. • Nyeri lokal di lubang
hidung
• Etiologi sering: S. aureus. • Nyeri tekan dari luar
• Terapi: • Hidung kemerahan
• Kompres hangat à RUDOLPH SIGN
• Pustul (jarang tampak)
• Hindari manipulasi di
daerah vestibulum Pencetus: manipulasi
daerah hidung
• Antibiotik topikal berlebihan
• Antibiotik oral, bila perlu
Jawaban Lainnya
• A. Pseudoefedrin oral: salah karena ini
berguna untuk dekongestan.
• B. Ketoprofen oral: kurang tepat karena ini
berguna untuk antinyeri.
• C. Hidrokortison topikal: salah karena terapi
pada kasus tidak berkaitan dengan steroid.
• D. Deksametason oral: salah karena terapi
pada kasus tidak berkaitan dengan steroid.
• E. Mupirocin topikal: jawaban yang benar.
Jadi, terapi yang sesuai adalah…
188
E. Mupirocin topikal
E. Edukasi perubahan
189 perilaku

• Pria 33 tahun, manager, menderita


sindrom metabolik.
• Hobi makan fastfood dan minum kopi > 3
gelas/ hari.
• Perokok aktif.

Edukasi yang paling sesuai adalah…


Sindrom Metabolik
• Merupakan kumpulan
abnormalitas metabolik yang
meningkatakan risiko
penyakit kardiovaskular dan
DM.
• Sebelum memberikan
tatalaksana farmakologi à
perubahan gaya hidup dan
perilaku
• Obesitas merupakan asal
muasal sindrom metabolik à
penurunan BB krusial!
Jawaban Lainnya
• A. Edukasi mengenai sosial ekonomi: salah karena
tidak ada kaitannya dengan ekonomi.
• B. Edukasi mengenai budaya: salah karena tidak
ada kaitannya dengan budaya.
• C. Edukasi perubahan lingkungan: salah karena
sindrom metabolik lebih berhubungan dengan
gaya hidup.
• D. Edukasi mengenai kelainan genetik: kurang
tepat karena sindrom metabolik tidak berkaitan
dengan genetik.
• E. Edukasi perubahan perilaku: jawaban yang
benar.
Jadi, jawaban yang sesuai
189 adalah…
E. Edukasi perubahan
perilaku
190 C. Berkesinambungan

• 1 pasien, ditangani oleh dokter berbeda,


namun data rekam medis tidak lengkap
dan tidak ada catatan rencana
kesehatan pasien.

Prinsip pelayanan kesehatan yang


DILANGGAR adalah…
Prinsip Pelayanan Kedokteran
Keluarga
• Komprehensif: meliputi kegiatan promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif.
• Holistik: mengatasi masalah fisik, psikologis, sosial,
dll.
• Berkesinambungan
• Koordinatif: misalnya ketika pasien memerlukan
beberapa konsultasi spesialis dan pemeriksaan
penunjang dalam waktu bersamaan, juga koordinasi
dilakukan kepada keluarga.
• Kolaboratif: bekerja sama dengan berbagai pihak
berkaitan dengan pelayanan kesehatan.
• Patient centered
• Mencakup seluruh usia
Jadi, jawaban yang benar
190 adalah…
C. Berkesinambungan
D. Psychological
191 barrier

• Pasien berobat ke dokter yang wajahnya


mirip dengan mantan suami pasien.
• Pasien korban KDRT oleh suami.

Penghalang komunikasi dokter-pasien


yang paling mungkin adalah…
Penghalang Komunikasi
• Physical barrier: penghalang yang bersifat fisik, misal
bising, ruang periksa kotor, dll.
• Cultural barrier: perbedaan budaya antara dokter dan
pasien.
• Language/ semantic barrier: perbedaan tata bahasa,
dialek, jargon, dll.
• Perceptual barrier: perbedaan persepsi antara dokter
dan pasien.
• Interpersonal barrier: pribadi yang tidak mampu
menangkap informasi secara jelas, anamnesa kurang
jelas.
• Gender barrier: perbedaan jenis kelamin antara dokter
dan pasien.
• Emotional/ psychological barrier: adanya emosi yang
terlibat antara dokter dan pasien, simpati bukan
empati.
Jadi, jawaban yang tepat adalah…
191
D. Psychological
barrier
A. Jumlah peserta
192 senam pagi

• Program prolanis: senam pagi dan


penyuluhan rutin setiap minggu.

Indikator termasuk indikator output


adalah…
Indikator Kinerja
• Input
• Sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan suatu
kegiatan, misal: dana yang dibutuhkan, tenaga yang terlibat,
peralatan yang digunakan, dll.
• Proses
• Serangkaian kegiatan yang dirancang sesuai standar.
• Misal: frekuensi proses, ketaatan terhadap jadwal, ketaatan
terhadap standar.
• Output
• Hasil yang dicapai dalam jangka pendek/ hasil langsung.
• Kuantitas, kualitas, dan efisiensi.
• Misal: jumlah orang yang divaksin, jumlah permohonan yang
terselesaikan, jumlah peserta latihan, jumlah jam latihan
dalam sebulan, jumlah barang yang dihasilkan, dll.
• Outcome
• Indikator ini lebih utama daripada output, walaupun
produk/ output berhasil dicapai belum tentu outcome
kegiatan juga tercapai.
• Outcome menggambarkan tingkat pencapaian atas hasil
yg lebih tinggi yang menyangkut kepentingan banyak
pihak.
• Hasil yang terjadi setelah pelaksanaan kegiatan jangka
pendek, baik dampak maupun manfaatnya.
• Perbaikan kualitas, peningkatan efisiensi dan
efektivitas, peningkatan pendapatan, dll.
• Misal: tingkat pemahaman peserta atas materi
pelatihan, tingkat kepuasan pasien, persentase
kemenangan tim dalam setiap pertandingan selama
satu bulan, kenaikan prestasi siswa, penurunan tingkat
kemacetan, dll.
Jawaban Lainnya
• A. Jumlah peserta senam pagi: jawaban yang
benar.
• B. Persentase perbaikan kualitas hidup para
peserta: salah karena ini indikator outcome.
• C. Dana yang diperlukan untuk materi penyuluhan:
salah karena ini indikator input.
• D. Penurunan tingkat kematian akibat tekanan
darah tidak terkontrol: salah karena ini indikator
outcome.
• E. Anggaran biaya untuk konsumsi panitia dan
peserta: salah karena ini indikator input.
Jadi, indikator outputnya adalah…
192
A. Jumlah peserta
senam pagi
193 B. Organizing

• Kasus DBD meningkat + korban jiwa.


• Program fogging dan penyuluhan tidak
terlaksana dengan baik.
• Tidak ada staf/ tim untuk program
tersebut.

Kasus di atas termasuk dalam kegagalan


fungsi manajemen…
4 Fungsi Manajemen
P-O-A-C
• PLANNING
• Perencanaan - Proses mendefinisikan tujuan kegiatan/
organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan,
penyusunan anggaran belanja.
• Faktor pertimbangan planning:
• S-specific: jelas, tidak mengundang multiinterpretasi.
• M-measurable: keberhasilannya dapat diukur.
• A-achievable: dapat dicapai, masuk akal.
• R-realistic: sesuai dengan sumber daya yang ada, hasilnya
bermanfaat.
• T-time: ada batas waktu jelas, tepat waktu, bisa dinilai dan
dievaluasi.
• ORGINIZING
• Pengorganisasian - Menyusun struktur organisasi, staf,
, pembagian tugas dan jabatan/ tanggung jawab sesuai
kemampuan.
• ACTUATING
• Pelaksanaan – Mengusahakan agar perencanaan
bisa terwujud dengan baik sesuai harapan, upaya
menggerakkan orang mau bekerja, kerja nyata,
mengarahkan, mengkoordinasikan, membimbing.
• CONTROLLING
• Pengawasan – mengamati, menilai, mengkoreksi,
memberikan solusi, termasuk menyusun laporan.
Jawaban Lainnya
• A. Planning: salah karena contoh bagian ini
seharusnya membuat jadwal fogging.
• B. Organizing: jawaban yang tepat.
• C. Actuating: salah karena bagian ini adalah
pelaksanaan program secara nyata.
• D. Controlling: salah karena pengawasan
seharusnya bagian dari evaluasi program yang
sudah terlaksana.
• E. Distribution: salah karena tidak ada istilah
ini dalam fungsi manajemen.
Jadi, jawaban yang sesuai
193 adalah…
B. Organizing
C. Dinas kesehatan
194 kabupaten/ kota

• Laporan SP3 puskesmas dikirim


kepada…
Sistem Pencatatan dan Pelaporan
Puskesmas (SP3)
• Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP)
• Adalah kegiatan pencatatan dan pelaporan data umum, sarana,
tenaga, dan upaya pelayanan kesehatan di puskesmas.
• Tanggung jawab puskesmas:
• Mencatat dan mengumpulkan data baik dalam maupun luar
gedung dan lintas sektoral.
• Mengolah dan menganalisa data menjadi informasi yang akurat
dan dapat dipertanggung jawabkan.
• Membuat laporan berkala ke Dinkes Kabupaten/ Kota.
• Memelihara bank data.
• Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen
puskesmas.
• Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat
dan pihak berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya.
• Organisasi SP3: kepala puskesmas sebagai
penanggung jawab SP3 – koordinator SP3 –
anggota sebagai pelaksana program.
• Puskesmas à Dinkes kabupaten/ kota à
Dinkes provinsi dan Depkes pusat. Umpan
balik hingga kembali ke puskesmas, untuk
evaluasi keberhasilan program.
Jadi, pelaporan berikutnya
194 kepada…

C. Dinas kesehatan
kabupaten/ kota
195 E. Human resource

• Berikut adalah faktor menentukan


efektivitas dan efisiensi,
KECUALI…
Efektivitas dan Efisiensi Jalan
Keluar
• Efektivitas jalan keluar tergantung pada
seberapa besar masalahnya (Magnitude);
seberapa penting jalan keluar tersebut
(Important); dan seberapa mudah masalah
tersebut diatasi (Vulnerable).
• Efektif belum tentu dapat dilakukan bila tidak
efisien.
• Efisiensi turut mempertimbangkan biaya (Cost)
yang diperlukan.
• Prioritas = MxVxI dibagi C
Jawaban Lainnya
• A. Biaya: termasuk dalam faktor efisiensi.
• B. Magnitude: termasuk dalam faktor
efektivitas.
• C. Vulnerable: termasuk dalam faktor
efektivitas.
• D. Important: termasuk dalam faktor
efektivitas.
• E. Sumber daya manusia: jawaban yang
benar.
195 Jadi, faktor yang salah adalah…

E. Human resource
196 D. Xerosis mortis

• Berikut ini yang BUKAN tanda


pasti kematian adalah...
TANDA KEMATIAN
• Tidak Pasti : pernafasan berhenti, sirkulasi
berhenti, kulit pucat, tonus otot menghilang
dan relaksasi, pembuluh darah retina
tersegmentasi, pengeringan kornea (xerosis)
• Pasti : lebam mayat (livor mortis), kaku mayat
(rigor mortis), penurunan suhu tubuh (algor
mortis), pembusukan (dekomposisi,
putrefaksi), adiposera (lilin mayat),
mummifikasi

Sumber : Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta : Bagian Kedokteran Forensik FKUI


Jawaban Lainnya
• A. Putrefaksi: pembusukan.
• B. Rigor mortis: kaku mayat.
• C. Adiposera: lilin mayat.
• D. Xerosis mortis: jawaban yang benar.
• E. Livor mortis: lebam mayat.
Jadi, tanda tidak pasti kematian
196 adalah…
D. Xerosis mortis
197 D. 12-24 jam

• Lebam mayat tidak hilang dengan


penekanan à setidaknya sudah 8-12 jam.
• Kaku jenasah lengkap à setidaknya sudah
12 jam.
• Tidak ada tanda pembusukan à kurang
dari 24 jam.

Waktu perkiraan kematian korban adalah…


PERKIRAAN WAKTU
KEMATIAN
• Livor mortis : mulai tampak 20-30 menit pasca
mati, lengkap dan menetap setelah 8-12 jam
(tidak hilang dengan penekanan).
• Rigor mortis : muncul 2 jam pasca mati secara
sentripetal (luar/otot-otot kecil ke dalam/otot
besar). Lengkap dalam 12 jam, dipertahankan
selama 12 jam kemudian menghilang dalam
urutan yang sama.
• Pembusukan : muncul dalam 24 jam pasca mati
berupa kehijauan pada perut kanan bawah
(sekum), larva lalat ditemukan 36-48 jam pasca
mati.

Sumber : Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta : Bagian Kedokteran Forensik FKUI


Jawaban Lainnya
• A. ½ -2 jam: salah karena hanya ada lebam
mayat.
• B. 2-6 jam: salah karena kaku mayat belum
lengkap.
• C. 6-12 jam: salah karena 6 jam kaku mayat
belum lengkap dan lebam belum
dipertahankan.
• D. 12-24 jam: jawaban yang tepat.
• E. lebih dari 24 jam: salah karena di kasus
belum ada tanda pembusukan.
Jadi, perkiraan waktu kematiannya
197 adalah…
D. 12-24 jam
B. Mengumpulkan data
198 antemortem

• Tindakan DVI setelah


pengumpulan data
postmortem adalah...
Disaster Victim Identification
(DVI )
Adalah prosedur identifikasi yang dilakukan terhadap
korban kematian akibat bencana massal.
TAHAP
1. The scene of incidents Dalam tahap ini, dilakukan pembatasan area
dengan menggunakan batas polisi sehingga area TKP tidak rusak serta dapat dilakukan
pengumpulan korban, labeling dan dokumentasi untuk kepentingan identifikasi.

2. Collecting post mortem data, terdiri dari pemeriksaan medik -


antropologi, pengambilan foto, pengambilan sidik jari, pemeriksaan rontgen, pemeriksaan
odontology forensik, sampling untuk pemeriksaan DNA dan mencegah perubahan post
mortem

3. Collecting ante mortem data, dilakukan dengan menanyakan


pada keluarga. Kemudian dibuat analisis dan dibuat resume

4. Comparing am-pm data (rekonsiliasi) dalam fase ini, data post


mortem dan ante mortem yang telah didapatkan dibandingkan dan dicocokkan.

5. Returning to the family, jika korban telah teridentifikasi, selanjutnya


dilakukan rekonstruksi hingga didapatkan kondisi/ kosmetik terbaik untuk kemudian
dikembalikan pada keluarganya.
Jawaban Lainnya
• A. Mencocokan data yang sudah dikumpulkan:
salah karena ini dilakukan bila data ante dan post
mortem sudah didapatkan.
• B. Mengumpulkan data antemortem: jawaban
yang benar.
• C. Mengembalikan korban yang telah
diidentifikasi: salah karena ini dilakukan setelah
proses pencocokan.
• D. Melengkapi dokumen pelaporan: salah karena
ini tahap akhir.
• E. Memperluas lokasi pengamanan TKP: salah
karena ini bukan bagian langkah DVI.
Jadi, tindakan berikutnya
198 adalah…
B. Mengumpulkan data
antemortem
199 E. Asfiksia traumatik

• Korban meninggal saat menonton


konser.
• Bekas trauma tumpul di dada dan perut
korban.
• Kerusakan organ dalam dan diafragma
menempel pada dada.

Penyebab kematian korban adalah...


ASFIKSIA (mati lemas)
• Etiologi:
• Alami: penyakit misal PPOK, tumor laring, laringitis
difteri, fibrosis paru, dll.
• Asfiksia mekanik: misal trauma.
• Keracunan: misal narkotika.
• Pemeriksaan post mortem:
• Luar: wajah dan ujung ekstremitas sianotik, tardieu’s
spot (ptekie) pada konjungtiva bulbi dan palpebra, lebam
mayat timbul lebih cepat muncul, lebih luas dan lebih
gelap akibat CO2 darah meningkat dan darah lebih cair,
busa halus dari hidung dan mulut.
• Dalam: organ tubuh lebih gelap, bendungan organ
tubuh, tardieu spot di pleura, perikardium, laring, dll,
busa halus di saluran pernapasan, edema paru.
choking

Asfiksia Mekanik
• Mati lemas akibat udara pernafasan
terhalang memasuki saluran napas oleh
berbagai kekerasan yang bersifat
mekanik.
• Penutupan lubang saluran napas:
• Smothering/ pembekapan
• Gagging/ choking/ penyumbatan throttling
• Penekanan dinding saluran napas:
• Strangulation/ penjeratan
• Manual strangulation/ throttling/ pencekikan
• Hanging/ gantung
• Penekanan dada dari luar/ asfiksia
traumatik/ crush asphyxia.
• Tenggelam/ drowning.
• Inhalasi gas/ keracunan CO, CO2. smothering
Jawaban Lainnya

burking

• A. Suffocating: misal berada dalam ruang sempit


dengan ventilasi kurang atau berhimpitan, terjebak
di ruang tertutup rapat.
• B. Choking: tersedak.
• C. Burking: pembekapan sekaligus menekan/
menindih dinding dada.
• D. Asfiksia mekanik: istilah besar mengenai asfiksia
akibat proses mekanis. Karena ada yang lebih
spesifik, dipilih yang lebih spesifik
• E. Asfiksia traumatik: jawaban yang benar.
Jadi, penyebab kematiannya
199 adalah…
E. Asfiksia traumatik
B. Dasar hukum kasus PAS
200 adalah KUHAP pasal 341

• Pernyataan yang KURANG sesuai


dengan kasus PAS adalah…
Pembunuhan Anak Sendiri
(PAS) = Infanticide
• Pembunuhan yang dilakukan ibu atas anak
kandungnya sendiri pada saat dilahirkan atau
tidak lama setelahnya, karena takut ketahuan
telah melahirkan anak.
• Pasal terkait PAS:
• KUHP pasal 341 à tanpa ada perencanaan
• KUHP pasal 342 à dengan perencanaan
• KUHP pasal 343 à jika ada orang lain yang
membantu
• KUHP pasal 181 à melahirkan anak lalu dibuang
• KUHP pasal 308 à menelantarkan anak sampai
mati
Kriteria PAS
• Pelaku harus ibu kandung
• Korban harus anak kandung
• Pembunuhan harus dilakukan pada saat kelahiran
atau tidak lama setelahnya
• Motifnya karena psikis (takut ketahuan)

Jika tidak memenuhi kriteria di atas, termasuk


dalam pembunuhan umum (KUHP pasal 338 à
tanpa rencana atau pasal 340 à dengan
rencana)
Pemeriksaan post mortem:
• Bayi viabel atau tidak
• Viabel = bayi dapat hidup di luar kandungan tanpa bantuan
alat canggih, dilihat dari usia gestasi >28 minggu, panjang
kepala-tumit >35 cm, panjang kepala-bokong 30-33 cm, berat
badan >2500 gram, lingkar kepala 33 cm.
• Bayi lahir hidup atau lahir mati
• Tanda bayi pernah bernafas (+), dada mengembang, tulang iga
mendatar, sela iga melebar, paru memenuhi rongga dada,
tepi paru tumpul, warna paru bercak pink seperti mozaik
(mottled pink) karena alveolus sudah terisi udara, uji apung
paru (+), uji apung lambung-usus (+).
• Sudah ada tanda perawatan atau tidak
• Pemotongan tali pusat, verniks kaseosa, ada makanan di
lambung/ usus, pakaian yg dikenakan bayi.
Jawaban Lainnya
• A. Psikis merupakan alasan utama dalam kasus PAS:
pernyataan ini sesuai dengan PAS.
• B. Dasar hukum kasus PAS adalah KUHAP pasal 341:
jawaban yang tepat karena seharusnya KUHP.
• C. Salah satu kriteria kasus PAS adalah pembunuhan harus
dilakukan pada saat kelahiran atau tidak lama setelahnya:
pernyataan ini sesuai dengan PAS.
• D. Pemeriksaan penting terhadap korban adalah uji apung
paru, dan hasilnya harus positif: pernyataan ini sesuai
dengan PAS, menyatakn bahwa anak lahir hidup.
• E. Jika ditemukan tanda perawatan pada korban, maka
tidak dapat disimpulkan kasus tersebut adalah kasus PAS:
pernyataan ini sesuai dengan PAS, dan seharusnya
termasuk kasus pembunuhan biasa.
Jadi, pernyataan yang salah
200 adalah…
B. Dasar hukum kasus PAS
adalah KUHAP pasal 341

Anda mungkin juga menyukai