Dibimbing oleh :
dr. Andry Tangkilisan, Sp.A
Disusun oleh :
Vitya Chandika (2013-061-062)
Yasmin Maria Santoso (2013-061-065)
Samuel (2013-061-069)
Fiannisa (2015-061-014)
IDENTITAS PASIEN
• Nama :An. MA
• Usia : 1 tahun 8 bulan
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Alamat : Teluk Gong RT/RW 001/013
• Agama : Islam
KELUHAN TAMBAHAN
•- BAB cair sejak ±9hari SMRS
Kronologis Perjalanan Penyakit
Demam Demam
Karakteristik sama Kembali meningkat, diukur dengan termometer, suhu
38,5°C.
BAB cair
Tidak membaik, 5x/hari, air > ampas. BAB cair
Frekuensi berkurang, 3x/hari, dengan ampas > air.
Muntah –
Pasien hanya mau makan bubur 3-4 sendok tiap kali
Intervensi: dibawakeklinik, antibiotik diganti dan makan (2x/hari) dan hanya dapat minum sedikit
diberikan Paracetamol syrup, oralit, dan Zinc. berupa air putih dan susu (2 botol 120 ml/hari).
MRS
Demam
Suhu meningkat pada malam hari hingga subuh, diukur dengan termometer, suhu
39,5°C, turun menjadi 38,2°setelah diberikan Paracetamol syrup.
BAB cair
Sebanyak 3kali, tidak menyemprot, tidak berbau asam, terdapat ampas, ampas > air.
Pasien hanya mau makan bubur 2-3 sendok tiap kali makan (2x/hari) dan hanya
dapat minum sedikit berupa air putih dan susu (2 botol 120 ml/hari).
Intervensi: Pasien berobat ke Poli Anak RS Atma Jaya, kemudian dianjurkan untuk
dirawat inap karena dehidrasi
Review of systems
• General : tidak ada penurunan kesadaran, tidak ada
penurunan berat badan
• Skin : tidak jaundice, tidak pucat, turgor kulit baik dan
ruam di perianal.
• HEENT : tidak ada nyeri wajah, tidak ada cairan keluar dari
telinga, tidak ada sekret hidung, mimisan (-)
• Respiratory : tidak ada sesak napas
• Cardiovascular : tidak berdebar, tidak mudah lelah
• GIT : mual & muntah (-), nyeri perut (-)
• Genitourinary : tidak ada nyeri berkemih
• Muskuloskeletal : tidak ada kelemahan otot.
• Hematologic : tidak ada perdarahan, tidak lebam
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
• Pasien pernah mengalami keluhan demam dengan BAB cairdan dirawat di RSAJ pada bulan
April 2015 dengan diagnosis GEA akut.
• Pasien dirawat selama 5 hari, dengan pengobatan:
• X
• X
• X
• Riwayat penyakit paru
Pasien pernah mengalami keluhan demam, batuk lama serta penurunan berat
badan kemudian berobat ke RS X kemudian dilakukan pemeriksaan rontgen
thorax, mantoux, dan tes dahak. Pemeriksaan rontgen thorax menunjukkan
hasil adanya tb paru, tes mantoux didapatkan + menurut pasien, dan tes
dahak BTA +. Pasien didiagnosis tb paru dan diberikan terapi:
Isoniazid 50 mg
Rifampisin 75 mg
Pirazinamid 100 mg
Pengobatan dilakukan selama 6 bulan, kemudian dilakukan foto thorax dan dahak ulang
dan pasien dinyatakan sembuh
• Riwayat asma : disangkal
• Riwayat kejang : disangkal
• Riwayat alergi : disangkal
• Riwayat operasi : disangkal
• Pasien pernah dirujuk ke RSCM pada usia 10 bulan karena belum bisa duduk, kemudian
pasien menjalani fisioterapi di RSCM sebanyak 3 x. Fisioterapi tidak dilanjutkan karena
kesulitan akses ke rumah sakit.
RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
• Lahir dari ibu P1A0
• Faktor risiko sepsis (-), riwayat demam dan ruam pada ibu saat hamil tidak ada
• Ibu tidak mengkonsumsi alkohol, rokok dan NAPZA
(-) HT (-) HT
(-) DM (-) DM
(-) Asma (-) Asma
(-) TB (-) TB
(-) Peny. Jantung (-) Peny. Jantung
1 tahun 8 bulan
Persalinan normal,
lahir cukup bulan
3000 mg
50 cm
Menangis kuat
Riwayat Makanan
• ASI
0–6
bulan
• Lactogen 6-12
6 bulan
WFA: 0 – 2 SD
HFA :(-2) – 0 SD
WFH : 1 – 2 SD
TTV:
Mata: tampak cekung
TD: 100/70mmHg
Nadi: 85 kali/menit
RR: 25kali/menit
Suhu: 38oC
Mulut : mukosa oral basah, coated tongue (+)
Tenggorokan : faring hiperemis (+), Tonsil T2/T2
Telinga : serumen +/-
Bokong : Perianal Rash (+)
Tatalaksana
• Rawat dalam bangsal
• Diet lunak
• IVFD KaEn 3B 1000 ml / 24 jam
• Paracetamol syrup 7,5 ml (180 mg / 7,5 cc ~ 14,3 mg/kg/dosis) diulang setelah 4
jam jika demam.
• Zn cream setiap ganti popok
• Zinkid syrup 2 x 5 ml (10 mg/5ml)
• Periksa Lab : Darah rutin, diff count, CRP, IgM anti salmonella, kultur darah.
Follow Up Hasil Lab (26/10/15)
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
HEMATOLOGI
Rutin
Hb 14.1 g/dl 10.5 - 14
Ht 41 % 32 – 42
Leukosit 14.1 Ribu/uL 6.0 – 14.0
Trombosit 323 Ribu/uL 150 - 400
Hitung Jenis
Basofil 0 % 0 – 0.75
Eosinofil 0 % 1–3
Batang 0 % 3–5
Segmen 51 % 54 – 62
Limfosit 45 % 25 – 33
Monosit 4 % 3-7
SEROLOGI
Dengue Blot
IgM +
IgG -
IgM anti Salmonella/tubex -
CRP kuantitaitif 4.2 mg/dl 0.08 – 1.12
Hasil Lab (26/10/15)
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
URINE
LENGKAP
Glukosa - -
Protein Satu (+) -
Bilirubin - -
Urobilinogen Normal Normal
pH 5.5 Asam
Berat Jenis 1015 1003-1030
Darah Samar Satu (+) -
Keton - -
Nitrit - -
Leukosit - -
Sedimen
-Leukosit 2-4 /LPB 0-5
-Eritrosit 3-4 /LPB 0-1
-Epitel + /LPK +
-Silinder - /LPK -
-Kristal - -
-Bakteri - -
-Lain-lain - -
27/10/2015
S Demam 4 periode (pk 22.00: 39°C)
BAB 3x, ampas>air
O -KU: tampak sakit sedang -Kes: Compos Mentis
-HR: 110-120 x/menit -TD: 100/50 mmHg
-RR: 20-24 x/menit -Balance: +898 cc
-S: 39 ⁰C -UO: 5,7 cc/kgBB/jam
Mulut : coated tongue (+)
P Diet lunak 1030 kkal/hari
IVFD KaEn 3B 1000 ml/24 jam
Paracetamol syrup 120 mg/5 ml, diberikan 7,5 ml PO bila demam >
38°C (~14,3 mg/kg/dosis)
Zinkid syrup 10 mg/5 ml, 2 x 5 ml PO (~0,79 mg/kg/dosis)
Zinc cream setiap ganti popok
28/10/2015
S Demam 4 periode (pk 24.00: 38,7°C)
BAB 2x, ampas>air
O -KU: tampak sakit sedang -Kes: Compos Mentis
-HR: 110 x/menit -TD: 100/55 mmHg
-RR: 20-24 x/menit -Balance: +525 cc
-S: 38,2 ⁰C -UO: 5,47 cc/kgBB/jam
Mulut : coated tongue (+)
P Diet lunak 1030 kkal/hari
IVFD KaEn 3B 1000 ml/24 jam
Ceftriaxone 1 x 1,5 gr IV (~119mg/kg/dosis)
Paracetamol syrup 120 mg/5 ml, diberikan 7,5 ml PO bila demam >
38°C (~14,3 mg/kg/dosis)
Zinkid syrup 10 mg/5 ml, 2 x 5 ml PO (~0,79 mg/kg/dosis)
Zinc cream setiap ganti popok
29/10/2015
S Demam 4 periode (pk 24.00: 38,7°C)
BAB 4x, ampas>air
O -KU: tampak sakit sedang -Kes: Compos Mentis
-HR: 110-116 x/menit -TD: 90/60 mmHg
-RR: 20-24 x/menit -Balance: +226 cc
-S: 37,5-38,6 ⁰C -UO: 5,85 cc/kgBB/jam
Mulut : coated tongue (+)
P Diet lunak 1030 kkal/hari
NaCl 0,9% 1cc/jam via syringe pump
Ceftriaxone 1 x 1,5 gr IV (~119mg/kg/dosis)
Paracetamol syrup 120 mg/5 ml, diberikan 7,5 ml PO bila demam >
38°C (~14,3 mg/kg/dosis)
Zinkid syrup 10 mg/5 ml, 2 x 5 ml PO (~0,79 mg/kg/dosis)
Zinc cream setiap ganti popok
DemamTifoid
Enteric fever
Etiologi
S.typhi (gram -)
S. parahyphi A
S. paratyphi B
S. paratyphi C
Kapsul polisakarida gen spesifik
Epidemiologi
Angka kejadian 26.9 juta per tahun
1% menyebabkan kematian
Negara berkembang kasus< 15 per 100.000 populasi
Banyak ditemukan pada travelers
Insiden paling tinggi pd anak < 5 tahun di Asia selatan
Kasus resisten
Chloramphenicol
Ampicillin
Trimethoprim-sulfamethoxazole
Patogenesis
Infecting dose: 105 – 109 organisme
Patogenesis
Infeksi S.typhi Respon inflamasi pada lapisan mukosa
di usus usus dan jaringan limfoidnya
Epidemiologi
WHO (2009) : 9.4 juta insiden dan 14 juta
prevalensi kasus TB 35% perempuan.
55% Asia, 30%Afrika
12% HIV
< 12% TB kongenital.
Patofisiologi
Penularan M.tuberkulosis mel inhalasi droplet.
Makrofag alveolar fagosit M.tuberkulosis→ menyebar
melalui sistem limfatik ke hilus nodus limfe.
Granuloma yang mengandung mikobakterium muncul 2-8
minggu : cell mediated immunity.
Makrofag interaksi dgn limfosit T, melepaskan sitokin yg
memicu fagositosis m. Tuberkulosis & pembentukan
granuloma
Anak < 5 thn & imunosupres: gangguan host immunity, tjd
parenkim paru dan nodus limfe primer aktif progresif.
Tampak kapsul granuloma fibrosa, liquefactive necrosis
sentral caseous material
Material nekrotik dapat menyebar secara sistemik/ ke bronkus
dan melalui droplet respirasi.
Transmisi vertikal pada fetus tjd hematogen/ transplasental.
Hematogen : lesi hepar & periportal lymph node/ paru.
Faktor Risiko
A. Infeksi TB
Anak yang terpajan dengan orang dewasa yang TB aktif
(t.u BTA +). Daerah endemis, kemiskinan, lingkungan tdk
sehat, tempat penampungan umum.
Pasien TB anak jarang menularkan kuman pada anak lain
atau orang dewasa di sekitarnya karena :
1. Kuman TB pada anak biasanya sedikit (paucibacillary)
2. Lokasi infeksi primer yang mudah berkembang menjadi
sakit TB primer biasanya terjadi di daerah parenkim yang
jauh dari bronkus shg tdk tjd produksi sputum.
3. Tidak ada/ sedikitnya produksi sputum dan tidak terdapat
reseptor batuk di daerah parenkim menyebabkan jarang
terdapat gejala batuk pada TB anak.
B. Penderita TB
Usia <= 5 tahun karena imunitas seluler
belum berkembang sempurna (imatur),
konversi uji tuberkulin (- jadi +), dalam 1
tahun terakhir malnutrisi,
imunocompromissed, DM, dan GGK.
Risiko tertinggi terjadinya progresivitas dari
infeksi menjadi sakit TB adalah selama satu
tahun pertama setelah infeksi, terutama 6
bulan pertama.
Manifestasi Klinis
Gejala umum TB anak:
Demam lama (>= 2 minggu) dan atau berulang tanpa sebab
yang jelas yang dapat disertai dengan keringat malam. Demam
umumnya tidak tinggi
Anoreksia dengan gagal tumbuh. BB tidak naik dengan adekuat
BB turun tanpa sebab yang jelas atau tidak naik dalam 1 bulan
dengan penanganan gizi yang adekuat.
Batuk lama lebih dari 3 minggu dan sebab lain telah
disingkirkan
Malaisae
Diare persisten
Kasus TB paru anak tidak ada manifestasi respiratorik
menonjol.
Gejala batuk kronis pada TB anak dapat timbul bila limfadenitis
regional menekan bronkus shg merangsang reseptor batuk
secara kronik.
Manifestasi spesifik organ:
1. TB kelenjar limfe superfisialis (terbanyak di regio kolli,
multipel, tidak nyeri, dan saling melekat).
2. TB otak dan saraf : meningitisTB dan tuberkuloma otak
3. TB sistem skeletal :
Spondilitis : gibbus
Koksitis
Gonitis
4. Tuberkulosis kulit : skrofuloderma
5. TB organ lainnya : konjungtivitis fliktenularis, tuberkel
koroid, TB ginjal, TB hepar, peritonitis TB.
Diagnosis
Kriteria infeksi kongenital:
1. Kriteria utama : lesi tuberkulosis pada
bayi.
2. Kriteria sekunder :
- Lesi tampak pada minggu pertama
- Primary hepatic complex
- Infeksi tuberkulosa pada plasenta
- Ekskulsi transmisi postnatal.
Tuberculosis scoring
Skrining TB
Pemeriksaan
Kultur dan apusan BTA
Melalui aspirasi gaster, sputum, cairan pleura, CSF, urin
atau cairan tubuh lain.
PCR
Tuberkulin skin test
komponen protein kuman TB yang punya sifat antigenik
yang kuat.
- Positif : imunitas seluler→terbentuk indurasi → eaksi
vasodilatasi lokal, edema, endapan fibrin, dan
terakumulasinya sel-sel infalamasi di daerah suntikan.
Positif 10-14 mm :
- infeksi TB alamiah
- BCG
- Infeksi M. Atipik
Positif >= 15 mm :
- sangat mungkin infeksi
- TB alamiah
Pemeriksaan (II)
Chest X-ray : TB milier, multiple nodular
nodule, pneumonia lobaris,
bronkopneumonia, interstitial
pneumonia. Lobus superior, posterior ---
tersering
Imaging : hepatic and thorax
involvement
Laboratorik : leukosit, neutrofil , CRP↑
CSF : suspek TB kongenital/ post
natal.
Tata Laksana
OAT Dosis Dosis max Efek Samping
harian (mg/hari)
(mg/kg
BB/hari)
Isoniazid 5-15 300 - - Hepatitis.
- - Neuritis perifer.
- - Hipersensitivitas.
Infeksi TB postnatal
Regimen u/ 6 bulan :
isoniazid, rifampin, pyrazinamid, ethambutol selama 2 bulan.
Dilanjutkan dgn isoniazid, rifampin 4 bulan.
Lama pengobatan ditambah 9 bulan jika:
Ada lesi kavitas pada paru atau kultur sputum +
Extrapulmonary TB
TB meningitis : isoniazid, rifampin, pyrazinamid,
ethambutol/aminoglikosida.
Pyrazinamid : 2 bulan
Rifampin: 9-12 bulan.
Kortikosteroid : u/ me↓kan gangguan neurologis jangka panjang
TB milier & skeletal : isoniazid, rifampin, pyrazinamid, streptomisin 1-2
bulan, dilanjutkan isoniazid, rifampin 10 bulan berikutnya.
Prognosis
Survival rate ↑ jika:
Gejala muncul setelah 3 minggu
CNS TB ≠
Terapi TB tepat
Jumlah leukosit >>
Military pattern, multiple pulmonary
nodule pada chest x-ray
Pencegahan
Vaksin BCG :
M. bovis strain
single dose pada neonatus
Kontraindikasi : HIV + dan
immunocompromised.
TERIMA KASIH