Anda di halaman 1dari 35

SINDROMA SYOK

DENGUE
Di Susun oleh:
Racha Suhendra
1507101030179

Pembimbing:
dr. Raihan,Sp.A(K)

BAGIAN/ SMF ILMU KESEHATAN ANAK


FK UNIVERSITAS SYIAH KUALA
RSUD dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH
2017
BAB I
PENDAHULUAN
DBD merupakan
vector-born disease
yang potensial yang
menyebabkan
kejadian luar biasa
(KLB) dan kematian

Pada sebagian anak,


sebagian besar
penderita DBD akan
mengalami Dengue
Shock Syndrome
(DSS).
Demam berdarah dengue
(DBD) merupakan penyakit
yang banyak ditemukan di
sebagian besar wilayah
tropis dan subtropis,
terutama Asia Tenggara,
Amerika Tengah, Amerika
dan Karibia

Di Indonesia, setiap
Diperkirakan setiap tahunnya selalu terjadi
tahun sekitar 50 juta KLB di beberapa
manusia terinfeksi virus provinsi, yang terjadi
dengue yang 500.000 di pada tahun 1998 dan
antaranya memerlukan 2004 dengan jumlah
rawat inap dan hampir penderita sebanyak
90% dari pasien rawat 79.480 orang dengan
inap adalah anak-anak. kematian sebanyak
800 orang lebih.
BAB II
LAPORAN KASUS
Laporan Kasus

Nama : Qanita azka anindya


No. CM : 1-12-21-14
Identit

Tanggal Lahir : 24-02-2016
Umur Kronologis : 1 thn 0 bln 16 hari

as Suku : Aceh

Agama : Islam
Alamat : Punge blang cut, Banda Aceh

Pasien

Tanggal Masuk RS : 11 03 - 2016
Tanggal kasus diterima : 12 03 - 2016
Tanggal Keluar : 20 03 - 2016
Anamnesis
KU RPS Pasien dibawa orangtua dengan
Demam keluhan demam tinggi mendadak
tinggi sejak jam 4 pagi ( 4jam sebelum
masuk rumah sakit). Suhu tubuh
mencapai 40,50C, demam tidak
K+ turun dengan obat penurun panas.
Pasien juga mencret sejak kemarin
Mencret sebanyak 3 kali yang berisi cairan
dan lebih banyak dari ampas, lendir
muntah dan darah tidak ada, warna
kehijauan, berbau asam, volume
aqua gelas setiap mencret. Pasien
juga muntah sejak kemarin
sebanyak 2 kali yang berisi susu,
volume aqua gelas. Batuk dan
pilek tidak ada. BAK lancar, nafsu
makan menurun. Riwayat kejang
saat demam tidak ada.
Re-Anamnesis

RPS
KU
Demam pasien datang dibawa orangtua dengan keluhan demam yang
tinggi dirasakan sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit, secara
mendadak dan terus menerus, terkadang disertai menggigil.
Menurut ibu pasien demam yang dialami cukup tinggi sekitar
K+ 40o C. Pada saat demam ibu pasien mengaku pasien terlihat
gelisah. Satu hari sebelum masuk rumah sakit pasien berobat
ke dokter spesialis anak dan diberikan obat penurun panas,
Mencret demam turun tetapi tidak mencapai suhu normal. Orangtua
dan pasien juga mengatakan terdapat luka dan berdarah dalam
muntah mulut pasien. Mimisan tidak ada, BAB mencret sejak 1 hari
sebelum masuk rumah sakit sebanyak 3 kali konsitensi cair
dan sedikit ampas, tidak berwarna hitam, dan berbau asam.
Orang tua pasien juga mengatakan pasien muntah sejak 1 hari
sebelum masuk rumah sakit sebanyak 2 kali dengan volume
aqua gelas, muntah tidak menyemprot. Batuk pilek tidak ada,
BAK lancar warna jernih. Nafsu makan pasien berkurang.
Riwayat kejang saat demam tidak ada. Orangtua pasien
mengatakan tidak ada keluarga ataupun tetangga sekitar yang
mengalami demam berdarah.
Pasien sudah diberikan obat
RPO penurun panas berupa
paracetamol syrup.

Pasien belum pernah mengeluhkan

RPD hal yang sama sebelumnya, pasien


sempat dibawa ke Sp.A karena ada
sariawan dan luka berdarah di mulut

Keluarga pasien tidak ada


RPK yang mengalami keluhan
yang sama.
Selama hamil ibu pasien
R.Kehamil melakukan ANC teratur ke
bidan, sakit selama masa
an kehamilan tidak ada.

Pasien merupakan anak


pertama dan belum memiliki
adik. Pasien lahir secara sectio
caesarea dengan indikasi letak
R.Persalin sungsang. Pasien lahir
seminggu lebih awal dari
an tanggal perkiraan, dengan
berat badan lahir 3500 gram,
saat lahir segera menangis,
riwayat kebiruan saat lahir
tidak ada
R.Imunisa Pasien imunisasi dasar lengkap sesuai usia.
si

R.Makana 0 - 6 bulan : ASI


6 bulan sekarang : ASI +
n MPASI
Compo 128 56
s kali/me kali/me 37,80C
Mentis nit nit
PEMERIKSAAN FISIK
Data Antropometri
Berat badan : 8,6 kg
BBI : 9 kg
PB : 74 cm
HA : 1 tahun
LK : 45 cm

Status Gizi
Berat Badan /Umur : -2 SD sd +2 SD
(Median)
Panjang Badan /Umur: -2 SD sd +2 SD
(Median)
Berat /Panjang Badan : -2 SD sd +2
SD (Median)
Kesan : Gizi Baik
PEMERIKSAAN FISIK
Kebutuhan cairan : 100 x 8,6 = 860
cc/hari

Kebutuhan kalori : 102 kkal x BBI


102 x 9 kg
918 kkal/kgBB/hari

Kebutuhan protein : 1,2 gr x BBI


1,2 x 9 kg
10,8 gr/kgBB/hari
PEMERIKSAAN FISIK
Status General

Kepala : Normocephali
Mata : konjungtiva palpebra inferior pucat (-/-),
sklera ikterik (-/-), mata cekung (-/-), pupil isokor (+/+)
3mm/3 mm, RCL (+/+), RCTL (+/+)
Telinga : Daun telinga normal, tidak ditemukan tanda-
tanda peradangan, serumen (-/-)
Hidung: NCH (-), sekret (-)
Mulut : Sianosis (-) bibir kering (+)
Tonsil : Hiperemis (-/-), T1/T1
Leher : Pembesaran KGB (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Toraks : Inspeksi : Simetris (+), stridor (-/-), retraksi (-)
Palpasi : SF kanan = SF kiri
Auskultasi : ves (+/+), rh (-/-), wh(-/-)

Jantung : Inspeksi : ictus cordis tak terlihat


Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V linea
midclavicula sinistra, Auskultasi : BJ I
> BJ II, reguler (+), bising (-)

Abdomen: Inspeksi : Simetris, distensi (-)


Auskultasi : Peristaktik usus meningkat
Palpasi : Soepel, organomegali (-), nyeri tekan (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Genitalia : perempuan, tidak ada kelainan

Anus : Tidak ada kelainan

Ekstremitas
DIAGNOSA KERJA
Demam berdarah dengue dengan Syok
terkompensasi
TATALAKSANA
Terapi supportif Awal
-IVFD RL 172cc/jam (sampai dengan hasil lab
berikutnya)
-Setelah itu turunkan menjadi 7cc/kgBB/jam 5
cc/kgBB/jam
-Monitoring tanda vital
-Awasi tanda-tanda perdarahan

-Terapi Rumatan
Holiday zegar
100 x 8,6kg = 860cc/hari ~ 36 tetes/menit mikro

PLANNING
-Cek Darah rutin/6 jam
PROGNOSIS
QUO AD
VITAM

QUO AD
SANACTIONA
M
BAB III
ANALISA KASUS
ANALISA KASUS
N Anamnesis Teori
o
1. keluhan demam tinggi Berdasarkan anamnesis, Sesuai dengan teori,
mendadak. Demam dirasakan dimana penyakit demam berdarah dengue
sejak 5 hari sebelum masuk adalah suatu penyakit infeksi virus dengue
rumah sakit. Demam bersifat yang memiliki pola demam pelana kuda.
naik turun. Menurut ayah Pada hari 1-3 terjadi peningkatan suhu
pasien, pasien juga mengeluhkan mendadak yang tidak pernah turun ke suhu
gusi berdarah dan mencret normal, diikuti dengan penurunan suhu pada
dengan frekuensi 3x sehari hari ke 4-5. Pasien juga mengeluhkan adanya
konsistensi cair dan sedikit rasa tidak nyaman diperut. Hal ini sesuai
ampas. Kaki dan tangan teraba dengan teori yang mengatakan bahwa pasien
dingin, pasien juga mengeluhkan DBD seringkali mengeluh nyeri diperut
penurunan nafsu makan. Tidak sesaat sebelum syok. Fabie (1996)
ada keluhan BAB berdarah. mengemukakan bahwa nyeri perut hebat
Tidak ada keluhan batuk, mual seringkali mendahului perdarahan
dan muntah. Tidak ada riwayat gastrointestinal
mimisan.
PEMBAHASAN
Pemeriksaan Teori
fisik
2. Pada pemeriksaan fisik Hal ini menunjukkan bahwa pasien sedang
memasuki tahap syok, Salah satu manifestasi dari
didapatkan kesadaran compos
mentis dengan tekanan darah syok terkompensasi adalah nadi teraba cepat dan
lembut dimana terjadi kompensasi yang dilakukan
110/70 mmHg, nadi 128
secarafisiologis oleh tubuh untuk mempertahankan
kali/menit, pernafasan 56 sirkulasi ke arah organ vital dengan mengurangi
kali/menit, suhu 37,1 C , kaki
0
sirkulasi ke daerah perifer (vasokontriksi perifer)
dan tangan terasa dingin, dan oleh karena itu ditemukan gejala klinis ekstremitas
CRT >3detik. yang teraba dingin dan lembab. Pada pemeriksaan
dijumpai CRT >3 detik. Hal ini sesuai dengan teori
yang mengatakan bahwa pada fase awal DSS
fungsi organ vital dipertahankan dari hipovolemia
oleh sistem homeostasis dalam bentuk takikardia,
vasokonstriksi, penguatan kontraktilitas miokard,
takipnea, hiperpnea dan hiperventilasi.
Vasokonstriksi perifer mengurangi perfusi non
esensial di kulit yang menyebabkan sianosis,
penurunan suhu permukaan tubuh dan
pemanjangan waktu pengisian kapiler (>5 detik).
PEMBAHASAN
Pemeriksaan Teori
penunjang
3. Pada pemeriksaan pada umumnya trombositopenia terjadi sebelum
laboratorium didapatkan adanya peningkatan hematokrit dan terjadi
sebelum suhu turun. Jumlah trombosit <100.000
hemoglobin 13,3 g/dl, U/L biasanya ditemukan antara sakit hari ke-3
hematokrit 39%, sampai hari ke-7. Pemeriksaan dilakukan pertama
trombosit 20 x 103 U/L, pada saat pasien diduga menderit DBD, bila
dan anti dengue IgM normal maka diulang pada hari sakit ke-3, tetapi
positif. Penurunan jumlah bila perlu, diulangi setiap hari sampai suhu turun.
Peningkatan nilai hematokrit menggambarkan
trombosit menjadi
hemokonsentrasi selalu dijumpai pada DBD,
<100.000 U/L merupakan indikator yang peka akan terjadi
perembesan plasma, sehingga perlu dilakukan
pemeriksaan hematokrit secara berkala.
Hemokonsentrasi dengan peningkatan hematokrit
20% atau lebih, mencerminkan peningkatan
permeabilitas kapiler dan perembesan plasma.
Perlu mendapat perhatian, bahwa nilai hematokrit
dipengaruhi oleh penggantian cairan atau
perdarahan.
PEMBAHASAN
Diagnosis Teori

4. Klinis Dua kriteria klinis pertama ditambah


- Demam tinggi mendadak satu dari kriteria laboratorium cukup
tanpa sebab yang jelas untuk menegakkan diagnosis kerja DSS
berlangsung terus menerus
selama 2-7 hari
- Terdapat manifestasi
perdarahan
- Syok, ditandai dengan nadi
cepat dan lemah,
penyempitan tekanan nadi,
akral dingin, CRT >3 detik
laboratorium
- Trombositopenia (100.000 U/L
atau kurang)
- Adanya kebocoran plasma
karenapeningkatan permeabilitas
kapiler
No Tatalaksana Teori
5. Pada kasus ini pasien mengalami tatalaksana demam berdarah dengan syok terkompensasi:
- Berikan terapi oksigen 2-4 L/menit
sindroma syok dengue yang - Berikan resusitasi cairan dengan cairan kristaloid isotonik
ditandai dengan nadi cepat, tekanan intravena dengan jumlah cairan 10-20 mL/KgBB dalam waktu
nadi 20 mmHg, hipotensi, akral 1 jam, periksa hematokrit.
- Bila syok teratasi, berikan cairan dengan dosis 10
dingin. Maka terapi yang diberikan mL/KgBB/jam selama 1-2 jam.
adalah IVFD RL 20 cc/KgBB ~ - Bila keadaan sirkulasi tetap stabil, jumlah cairan dikurangi
172 cc/jam secara bertahap menjadi 7, 5, 3, 1,5 mL/KgBB/jam. Pada
umumnya setelah 24-48 jam pasca resusitasi, cairan intravena
sudah tidak diperlukan, pertimbangkan untuk mengurangi
jumlah cairan yang diberikan secara intravena bila masukan
cairan melalui oral makin membaik.
- Bila syok tidak teratasi, periksa analisis gas darah,
hematokrit, kalsium dan gula darah untuk menilai
kemungkinan adanya A-B-C-S yang memperberat syok
hipovolemik. Apabila salah satu atau beberapa kelainan
tersebut ditemukan, segera lakukan koreksi.
- Apabila syok teratasi, pertahankan jumlah cairan 10
mL/kgBB/jam selama 1-2 jam, setelah itu jenis cairan diganti
dengan larutan kristaloid dengan jumlah cairan dikurangi
secara bertahap menjadi 7, 5, 3, 1,5 mL/kgBB/jam/ pada
umumnya dalam waktu 24-48 jam setelah syok teratasi
pemberian cairan intravena sudah tidak diperlukan lagi.
Namun apabila tidak teratasi, pasien dapat jatuh ke dalam
profound shock, maka seringkali diperlukan bantuan napas
buatan dan pemberian obat inotropik, dan memerlukan
perawatan di unit perawatan intensif.
BAB V
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Syok merupakan patogenesis utama yang
menyebabkan kematian pada hampir seluruh
pasien DBD karena adanya kebocoran plasma.
Penanganan yang tepat dan cepat terhadap
pasien presyok dan syok merupakan faktor
penting yang menentukan hasil pengobatan.
Oleh karena itu, penilaian yang akurat
terhadap risiko syok merupakan kunci penting
untuk menuju tatalaksana yang adekuat,
mencegah syok dan perdarahan.
Tanda prognosis baik adalah membaiknya
takikardia, takipneu dan kesadaran, diuresis
cukup dan nafsu makan timbul. Lama
perjalanan DBD berat adalah 7-10 hari. Pada
masa konvalesen DBD biasanya terdapat

Anda mungkin juga menyukai