KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat
yang diberikannya, sehingga referat ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya dan sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan. Dalam menyusun referat ini, penulis banyak
menghadapi kesulitan-kesulitan baik dari penelitian sumber data maupun penyusunan kata
yang tepat. Namun, karena beberapa bantuan dari beberapa sumber, maka penulis dapat
menghadapi berbagai kesulitan yang ada sehingga referat ini dapat diselesaikan dengan baik.
Demikian kata pengantar ini saya buat sedemikian rupa. Mohon maaf apabila ada kesalahan
kata dan Terima Kasih.
Isi
1. Definisi
Skizofrenia berasal dari bahasa Yunani, “shizein” yang berarti “terpisah” atau
“pecah”, dan “phren” yang artinya “jiwa”. Pada skizofrenia terjadi pecahnya atau
ketidakserasian antara afeksi, kognitif, dan perilaku. Secara umum, gejala skizofrenia
dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu gejala positif, gejala negatif, dan gangguan
dalam hubungan interpersonal.
Skizofrenia adalah diagnosis kejiwaan yang menggambarkan gangguan mental
dengan karakter abnormalitas dalam persepsi atau gangguan mengenai realitas.
Abnormalitas persepsi dapat berupa gangguan komunikasi sosial yang nyata. Sering
terjadi pada dewasa mudah ditegakkan melalui pengalaman pasien dan dilakukan
observasi tingkah laku serta tidak dibutuhkan adanya pemeriksaan laboratorium.
Berdasarkan PPDGJ III, skizofrenia adalah suatu deskripsi sindrom dengan
variasi penyebab (banyak belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat
kronis atau “deteriorating”) yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada
perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya. Pada umumnya ditandai oleh
penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi, serta oleh
afek yang tidak wajar (inappropriate) atau tumpul (blunted), kesadaran yang jernih
(clear consciousness) dan kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara, walaupun
kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang kemudian.
Skizofrenia merupakan suatu gangguan psikotik yang kronik, sering mereda,
namun hilang timbul dengan manifestasi klinis yang amat luas variasinya. Menurut
Eugen Bleuler, skizofrenia adalah suatu gambaran jiwa yang terpecah belah, adanya
keretakan atau disharmoni atara proses pikir, perasaan, dan perbuatan.
2. Epidemiologi
John McGrath PhD dari Pusat Penelitian Kesehatan Mental Queensland, Wacol,
Australia, dalam simposium bertema Psychosis Round the World, yang membahas data
terbaru epidemiologi skizofrenia, memberikan presentasi sistematik untuk memandang
kejadian skizofrenia. Ia mengatakan, kejadian skizofrenia pada pria lebih besar daripada
wanita. Kejadian tahunan berjumlah 15,2% per 100.000 penduduk, kejadian pada imigran
dibanding penduduk asli sekitar 4,7%, kejadian pada pria 1,4% lebih besar dibandingkan
wanita. Di indonesia, menurut dr.Irmasyah, hampir 70% mereka yang dirawat di bagian
psikiatri karena skizofrenia. Angka di masyarakat berkisar 1-2% dari seluruh penduduk
pernah mengalami skizofrenia dalam hidup mereka.2
3. Etiologi
Skizofrenia merupakan suatu bentuk psikosis yang sering dijumpai sejak dulu.
Meskipun demikian pengetahuan tentang faktor penyebab dan patogenesisnya masih minim
diketahui. Adapun beberapa faktor etiologi yang mendasari terjadinya skizofrenia, antara
lain:
Genetik
Dapat dipastikan bahwa ada faktor genetik yang turut menentukan timbulnya
skizofrenia. Hal ini telah dibuktikan dengan penelitian tentang keluarga-keluarga penderita
skizofrenia dan terutama anak-anak kembar satu telur. Angka kesakitan bagi saudara tiri
adalah 0,9-1,8%; bagi saudara kandung 7-15%; bagi anak dengan salah satu orang tua yang
menderita skizofrenia 7-16%; bila kedua orang tua menderita skizofrenia 40-68%; bagi
kembar dua telur (heterozigot) 2-15%; bagi kembar satu ttelur (monozigot) 61-86%.
Diperkirakan bahwa yang diturunkan adalah potensi untuk mendapatkan skizofrenia
(bukan penyakit itu sendiri) melalui gen yang resesif. Potensi ini mungkin kuat, mungkin
juga lemah, tetapi selanjutnya tergantung pada lingkungan individu itu apakah akan terjadi
manifestasi skizofrenia atau tidak.
Endokrin
Dahulu dikira bahwa skizofrenia mungkin disebabkan oleh gangguan endokrin. Teori
ini dikemukakan karena skizofrenia sering timbul pada waktu pubertas, waktu kehamilan
atau puerperium dan waktu klimakterium. Tetapi hal ini tidak dapat dibuktikan.
Metabolisme
Kemudian muncil teori lain yang menganggap skizofrenia sebagai suatu sindrom
yang dapat disebabkan oleh bermacam-macam penyebab, antara lain keturunan, pendidikan
yang
salah, maladaptasi, tekanan jiwa, penyakit badani seperti lues otakm atherosclerosis otak dan
penyakit lain yang belum diketahui.
Akhirnya timbul pendapat bahwa skizofrenia itu suatu gangguan psikosomatis, gejala-
gejala pada badan hanya sekunder karena gangguan dasar yang psikogenik, atau merupakan
manifestasi somatic dari gangguan psikogenik. Tetapi pada skizofrenia justru kesukarannya
adalah untuk menentukan mana yang primer dan mana yang sekunder, mana yang merupakan
penyebab dan mana yang hanya akibat saja.
Neurokimia