Epidemiologi
Insidens anemia defisiensi besi (ADB) tinggi pada bayi. Perkiraan 40-50% anak
dibawah 5 tahun di negara berkembang. Prevalens pada anak sekolah 5,5%
usia 5-8 tahun, 2,6% pada pre-adolesen. Prevalens ADB secara proporsional
berbanding terbalik dengan status ekonomi.
Metabolisme besi
Absorpsi besi dari makanan adalah 5-10% (1 mg) terutama terjadi di duodenum
dan bagian atas yeyunum yang merupakan kondisi asam yang membantu
penyerapan dalam bentuk fero. Tubuh mempunyai peningkatan kapasitas ab-
sorpsi yaitu pada masa pertumbuhan dan defisiensi besi. Setelah diabsorpsi,
besi diangkut dari sel mukosa ke darah yang dibawa oleh transferin untuk mem-
bentuk sel darah merah di sumsum tulang. Penyimpanan besi dalam bentuk
feritin (bentuk labil dan tersedia sebagai sumber besi) dan hemosiderin (bentuk
tidak larut yang terutama terdapat didalam makrofag). Besi dari tubuh
dikeluarkan melalui urin, feses dan keringat sekitar 1 mg setiap harinya. Sirkuit
besi normal dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Sirkuit besi normal
Etiologi
Asupan
Bayi normal memerlukan 1 mg/kg/hari, maksimal 15 mg/kg/hari, bayi berat lahir
rendah dan bayi dengan kadar Hb rendah serta terdapat kehilangan darah me-
merlukan 2 mg/kg/hari, maksimal 15 mg/kg/hari. Tabel 1 memperlihatkan
kebutuhan besi berdasarkan usia.
Usia Kebutuhan
Kehilangan darah
Kehilangan darah merupakan penyebab penting ADB dapat terjadi pada prena-
tal, intranatal dan postnatal. Perdarahan yang terjadi lambat pada masa bayi
dan kanak-kanak dapat nyata maupun tersembunyi.
Penurunan absorpsi
Penurunan absorpsi akibat dari sindrom malabsorpsi secara umum seperti celi-
ac disease, bukan merupakan penyebab tersering ADB.
Anemia defisiensi besi adalah tahapan terakhir penurunan status besi yang
berlangsung lama. Spektrum status nutrisi besi dapat dibagi kedalam tiga
tahapan, yaitu:
Cadangan besi menurun atau tidak ada, ditandai dengan penurunan feritin
serum, penurunan konsentrasi besi di sumsum tulang dan jaringan hati
Mengacu pada bentuk yang lebih rngan dari anemia defisiensi besi dimana Hb
tidak menurun untuk kriteria anemia, kadar Hb masih normal atau kadar normal
batas terendah. Hal ini terjadi sementara, terdapat penurunan transport besi.
Serum iron (SI) rendah, total iron binding capacity (TIBC) meningkat dengan
saturasi transferin dan feritin serum rendah.
Tahapan ini merupakan bentuk ADB yang lebih berat. Penyediaan besi ke
dalam sel eritroid di sumsum tulang menurun menyebabkan penurunan kadar
Hb dengan progresif anemia mikrositik hipokrom.Konsentrasi Hb rendah,
penurunan SI, saturasi transferin dan kadar feritin serum. Hal ini terlihat dari
peningkatan free erytrocyte protoporphyrin (FEP) terdeteksi anemia mikrositik
hipokrom pada sediaan darah tepi, mean corpuscular volume (MCV) , mean
corpuscular hemoglobin (MCH), mean corpuscular hemoglobin concentration
(MCHC) lebih rendah dari normal serta terdapat pelebaran red cell distribution
(RDW) meningkat.
Gambaran klinis
Anemia defisiensi besi merupakan penyakit kronis, sering asimptomatis sehing-
ga tidak terdiagnosis, terutama terjadi pada usia antara 6 bulan sampai 3 tahun
atau antara 11 sampai 17 tahun karena pada usia ini terjadi pertumbuhan cepat
dan pertambahan volume darah. Anemia ringan biasanya tidak ada gejala. Ane-
mia berat tampak pucat, rewel, anoreksia danlemah. Gejala dapat membaik
dalam beberapa hari setelah terapi besi sebelum anemia terkoreksi.
Manifestasi non-hematologik defisiensi besi merupakan kelainan sistemik yang
melibatkan multi sistem (Tabel 2).
Oral
1. Dapat diberikan secara oral berupa besi elemental dengan dosis 3
mg/kgBB sebelum makan atau 5 mg/kgBB setelah makan dibagi dalam 2
dosis.
2. Diberikan sampai 2-3 bulan sejak Hb kembali normal
3. Pemberian vitamin C 2 x 50 mg/hari untuk meningkatkan absorbsi besi.
4. Pemberian asam folat 2 x 5-10 mg/hari untuk meningkatkan aktifitas
eritropoiesis
5. Hindari makanan yang menghambat absorpsi besi (teh, susu murni, kuning
telur, serat) dan obat seperti antasida dan kloramfenikol.
6. Banyak minum untuk mencegah terjadinya konstipasi (efek samping
pemberian preparat besi)
Transfusi darah
Transfusi packed red cell (PRC) diberikan pada anemia berat yang memerlukan
koreksi lebih cepat didapatkan dibandingkan dengan pemberian besi secara oral
dan parenteral atau terdapat komplikasi. Transfusi ini perlu diberikan pada anak
yang lemah dan terdapat infeksi terutama dengan adanya tanda disfungsi jan-
tung kadar kadar Hb kecil atau sama dengan 4 g/dl.
2. Windiastuti E. Anemia defisiensi besi pada bayi dan anak. [diakses tanggal 20
Februari 2018]. Diunduh dari: http://www.idai.or.id/artikel/ seputar-kesehatan-
anak/anemia-defisiensi-besi-pada-bayi-dan-anak.
5. Winter WE, Bazydlo LAL, Harris NS. The molecular biology of human iron
metabolism. Lab Med. 2015;45:92-102.