Anda di halaman 1dari 21

Laporan Kasus Panjang

“Sindrom Nefrotik”
DPK : dr. Nani Harmaeni, Sp.A

Nama : Alken Ros Oceana Lekatompessy


NPM : 09401711018
Departemen Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Khairun
Identitas Pasien
Pasien berinisial An. N. W. berjenis kelamin perempuan, lahir pada tanggal 07 November 2012. Usia
pasien saat dilakukan pemeriksaan adalah 8 tahun. Pasien beragama Islam dan bertempat tinggal di
Kelurahan Jati. Ayah pasien berinisial Tn. H, berusia 52 tahun, bekerja sebagai PNS dengan pendidikan
terakhir S2. Sedangkan ibu pasien berinisial Ny. M berusia 55 tahun bekerja sebagai PNS dengan
pendidikan terakhir S1.
Anamnesis
•Alloanamnesis dengan ibu pasien dilakukan pada hari Sabtu tanggal 30 September 2021 pukul 16:00 WIT di
ruang VIP Anak Kemuning didukung catatan medis.

1. Keluhan Utama

• Kedua kaki sulit digerakkan dan tidak bisa berjalan

1. Anamnesis Terpimpin

• Pasien datang keluhan kedua kaki sulit digerakkan dan tidak bisa berjalan SMRS, nyeri pada kedua kaki.
BAK berwarna merah, sedikit. Makan dan minum baik. BAB dalam batas normal.
a. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat jatuh 2 hari yang lalu, riwayat bengkak pada kedua kaki
b. Riwayat Pengobatan
Riwayat pengobatan disangkal
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit keluarga disangkal
d. Riwayat Kehamilan dan Pemeliharaan Prenatal
Selama hamil, ibu rutin melakukan antenatal care dan tidak ada kelainan
selama hamil
e. Riwayat Kelahiran
Cukup bulan, bayi lahir secara SC di Rumah Sakit, lahir langsung menangis dan
ditolong oleh dokter dengan BBL 2,9 kg

f. Riwayat Imunisasi
Imunisasi dasar lengkap
g. Riwayat Alergi
Riwayat alergi pasien disangkal
h. Riwayat ASI (Air Susu Ibu)
Pasien tidak diberikan ASI sejak lahir, langsung diberikan susu formula
Pemeriksaan Fisik

1. Pemeriksaan Fisik Umum

a. Keadaan Umum

• Pasien tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis dengan Pediatric Glasgow Coma Scale (GCS) 15

a. Tanda-Tanda Vital

- Tekanan Darah : 130/90 mmHg

- Nadi : 120 x/menit

- Pernapasan : 38 x/menit

- Suhu : 36.2ºC

- SpO2 : 100%
Status Antropometri

- BB : 40 kg

- PB/TB : 132 cm

- BB/TB : Obesitas
- LK : 50,5 cm
- LLA : 21 cm
- LD : 81 cm
- LP : 82,5 cm
Pemeriksaan Fisik Khusus
- Thoraks
- Pucat : tidak pucat
 Bentuk : normochest

- Ikterus : tidak ikterus


- Paru-paru
 Inspeksi : simetris mengikut gerak napas, retraksi (-)
- Kulit : petekie (-)  Palpasi : fremitus taktil simetris

-
 Perkusi : sonor
Edema : edema (+) pada kedua ekstremitas bawah 
 Auskultasi : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), whezzing (-/-)
- Kepala : normochepali - Jantung
 Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
- Wajah : simetris
 Palpasi : ictus cordis teraba
- Rambut : rambu hitam, distribusi merata  Perkusi : pekak, batas jantung normal
 Auskultasi : BJ I/II murni reguler, bising jantung (-)
- Ubun-ubun : menutup sempurna
- Abdomen
- Mata : sklera ikterik (-/-), konjungtiva anemis (-/-)  Inspeksi : distensi, mengikuti gerak napas
 Auskultasi : bising usus (+) kesan normal
- Hidung : rhinore (-)
 Perkusi : timpani
- Telinga : otorhea (-)  Palpasi : tidak terdapat pembesaran organ
- Alat kelamin : edema vulva (-)
- Mulut : kering (-), sianosis (-)
- Status pubertas : A0M2P0
- Tonsil : T1/T1, hiperemis - Anggota gerak : CRT < 2 detik, akral hangat

- Leher : pembesaran kelenjar (-)


Tanggal 30/10/2021
Hasil Pemeriksaan Rujukan

Gula Darah Sewaktu 112 60-100 mg/dl

Kolesterol 146 0-200 mg/dl

Trigliserida 69 0-200 mg/dl

Asam Urat 2.43 2.50-5.50 mg/dl

Urea 12.4 10.0-50.0 mg/dl

Kreatinin 0.62 0.40-1.20 mg/dl

Pemeriksaan Urin Lengkap

Kimia Urin

Parameter Hasil Rujukan

Warna Kuning Tua Keruh Kuning Muda-Jernih

Protein 1+ Negatif

Urobilinogen +/- Negatif

Sedimen Urin

Eritrosit Banyak 0-1/LPK

Cast Eritrosit Negatif Negatif

Tanggal 01/11/2021

Hasil Rujukan

Albumin 3.0 3.5-5.0 g/dl


Resume
Pasien an. N. W usia 8 datang dengan keluhan kedua kaki sulit digerakkan dan tidak bisa berjalan 1
hari SMRS, nyeri pada kedua kaki. Pasien juga mengalami oligouria dan kencing berwarna merah. Makan
dan minum baik. BAB dalam batas normal. Riwayat jatuh 2 hari yang lalu dan edema pada kedua
ekstremitas. Pada pemeriksaan fisik didapatkan KU : tampak sakit sedang, status gizi : obesitas, tekanan
darah: 130/90 mmHg, SpO2 : 100%, nadi : 120 x/menit, pernapasan : 38x / menit, suhu: 36,2 0C. Pada
pemeriksaan terdapat edema pada ekstremitas bawah.
Diagnosis kerja : Sindrom Nefrotik, sindrom nefritik(GNAPS)

Anjuran pemeriksaan : Urine rutin , kimia darah (albumin dan kolesterol)

Penatalaksanaan : IVFD Asering 19 tpm

prednison 80mg
31-09-2021 01-10-2021 (Hari 2) 2-10-2021 (Hari 3) 3-10-2021 (Hari 4)
S : Kedua kaki masih terasa sakit hingga S : Kedua kaki terasa sakit minimal, S : Kedua kaki sudah tidak terasa sakit, S : Kedua kaki sudah tidak terasa sakit,
daerah panggul, kaki belum dapat kaki sudah dapat digerakkan dan sudah
digerakkan dan belum bisa berjalan. daerah panggul masih sakit, kaki belum kaki sudah dapat digerakkan sedikit. bisa berjalan. Makan minum baik. BAK
Makan minum baik. BAK berwarna dapat digerakkan dan belum bisa Makan minum baik. BAK dan BAB dbn dan BAB dbn
seperti teh, BAB dbn
berjalan. Makan minum baik. BAK
masih berwarna seperti teh, BAB dbn
O: O: O:
O: KU = sakit sedang
KU = sakit sedang KU = sakit sedang
Kesadaran = penuh, GCS 15 Kesadaran = penuh, GCS 15
TTV = Kesadaran = penuh, GCS 15 KU = sakit sedang TTV =
TD : 100/60 mmhg TD : 110/60mmhg
N : 120x/m TTV = Kesadaran = penuh, GCS 15 N : 119x/m
P : 22x/m P : 29x/m
TD : 110/70 mmhg S : 36,8’C
S : 36,5’C TTV =
Spo2: 98% N : 68x/m Spo2:100%
TD : 100/60 mmhg
P : 30x/m
S : 38’C N : 120x/m
Spo2: 98% P : 32x/m

S : 36,2’C

Spo2:100%
A SN A : SN A : SN A : SN
P : IVFD Asering 19 tpm P : IVFD Asering 19 tpm P : IVFD Asering 19 tpm P : IVFD Asering 19 tpm
Prednison 60mg/hari Prednison 60mg/hari Prednison 60mg/hari Prednison 60mg/hari
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

Sindrom nefrotik adalah keadaan klinis dengan gejala proteinuria masif, hipoalbuminemia, edema dan hiperkolesterolemia.
Kadang – kadang dapat disertai dengan hematuria, hipertensi dan penurunan fungsi ginjal.

Epidemiologi

Angka bervariasi antara 2 – 7 per 100.000 anak dan lebih banyak pada anak lelaki daripada perempuan dengan
perbandingan 2 : 1.

ETIOLOGI

Kongenital, primer / idiopatik dan sekunder.


Patofisiologi
Manifestasi klinis

 Bengkak pada kelopak mata, perut, tungkai atau seluruh tubuh diserti dengan penurunan produksi urin

 Urin keruh atau kemerahan

 Anoreksia

 Mual muntah

 Diare
Diagnosis
a. Anamnesis
Biasanya pasien mengelukan bengkak pada daerah kelopak mata, pretinial,
skrotum, perut bahkan skrotum/labia, urin keruh atau berwarna merah.
b. Pemeriksaan fisik
Edema palpebral, pretibial, skrotum / labia atau asites bahkan seluruh tubuh.
c. Pemeriksaan penujang
Proteinuria >+2, hipoalbuminemia, hiperkolesterolemia. Kadang ureum kreatinin
dalam batas normal kecuali terjadi penuruan fungsi ginjal.
Penatalaksanaan
Pembahasan
Sesuai diagnosa sindrom nefrotik menurut IDAI dengan memenuhi 4 poin sebagai berikut :
1. Proteinuria masif
2. Hipoalbuminemia
3. Edema
4. Dapat disertai hiperkolesterolemia
 

Pada pasien ditemukan 2 dari 4 hal tersebut yaitu hypoalbuminemia dan edema.
Manifestasi klinis yang ditunjukan oleh pasien juga sebagian besar memenuhi yakni ada udem pada
daerah pretibial dan scrotum, oligouria, dan hematuria. Ini dapat menjadi indikator bahwa keruskaan ginjal
pada pasien telah menganggu sistem renal.
Tatalaksana yang diberikan pada pasien ialah 2 mg dosis prednison x BB pasien yaitu 40 sehingga
diperoleh dosis 80 mg/hari, namun dosis letal prednisone adalah 60mg/hari sehingga dibagi dalam 2 dosis
pemberian 6 – 0 – 6. Selanjutnya tinggal dilihat waktu remisi dan pemberian steroid akan di tappering off
sampai mencapai dosis minimum yang cocok dengan pasien.
Kesimpulan
1. Untuk menegakan diagnosa suatu sindrom nefrotik dapat dinilai oleh 4 faktor yakni proteinuria,
hipoalbuminemia, edema dan hiperkolesterolemia.

2. Setelah mendiagnosa pasien kita harus melakukan terapi baik secara non farmakologi dan farmakologi,
secara farmakologi dapat diatur pemberian protein dan garam pada pasien dengankan secara farmakologis
dapat dengan pemberian steroid

3. Setelah pemberian steroid selama 4 minggu, cek kembali urine rutin untuk memastikan apakah terdapat
remisi atau pasien sudah resisten dengan steroid untuk selanjutnya terapi disesuaikan dengan kondis pasien.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai