Anda di halaman 1dari 40

PYELONEFRITIS DAN

HIDRONEFROSIS
DISUSUN OLEH :
Fanky Fazdianki Ramadhan
15 19 777 14 351
PEMBIMBING :
dr.Winarti Arifuddin, M.Kes, Sp.PD FINASIM
PENDAHULUAN

 Infeksi saluran kemih (ISK) ialah istilah umum untuk menyatakan adanya pertumbuhan
dan perkembangbiakan bakteri di dalam saluran kemih, meliputi infeksi di parenkim ginjal
sampai infeksi di kandung kemih. ISK merupakan reaksi inflamasi sel-sel urotelium yang
melapisi saluran kemih.
 Etiologi Escherichia coli (E.coli) merupakan kuman penyebab tersering (60-80%) pada
ISK serangan pertama.
 Gambaran klinis infeksi saluran kemih sangat bervariasi mulai dari tanpa gejala hingga
menunjukkan gejala yang sangat berat akibat kerusakan pada organ-organ lain. Penegakan
diagnosis ISK membutuhkan pemeriksaan kultur urin. Sampel urin untuk pemeriksaan
urinalisis harus diperiksa dalam kurun waktu 20 menit atau didinginkan sampai menunggu
uji kultur dilakukan.
PENDAHULUAN

 Hidronefrosis adalah pembengkakan ginjal yang terjadi sebagai akibat akumulasi urin di
saluran kemih bagian atas. Hal ini biasanya disebabkan karena adanya penyumbatan di
suatu tempat di sepanjang saluran kemih.
 Obstruksi lintas air kemih menyebabkan gerak alir kemih tertahan (retensi). Hal ini dapat
terjadi di sepanjang lintasan dari hulu pada pielum sampai ke muara pada uretra.
 Kasus hidronefrosis semakin sering didapati. Di Amerika Serikat, insidensinya mencapai
3,1 %, 2,9 % pada wanita dan 3,3 % pada pria. Penyebabnya dapat bermacam-macam
dimana obstruksi merupakan penyebab yang tersering.
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
 Nama : Tn. T
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Umur : 56 tahun
 Suku/Bangsa : Kaili/Indonesia
 Status : Sudah menikah
 Agama : Islam
 Pekerjaan : PNS
 Pendidikan : S1
 Alamat : Jln. S Polayua no 33
 Tanggal Masuk : 04/02/2021
 Tanggal pemeriksaan: 08/02/2021
 Tanggal Keluar : 16/02/2021
Anamnesis
 Keluhan Utama : Nyeri Perut
 Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang pasien laki-laki, usia 56 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri perut kanan
atas yang dirasakan sejak 2 hari yang lalu saat pagi hari sebelum masuk rumah sakit.. Keluhan
disertai nyeri perut kanan atas, nyeri dirasakan hilang timbul, nyeri timbul sewaktu-waktu bisa
pada saat tidur ataupun sedang duduk. Nyeri dirasakan menjalar sampai tembus ke bagian
belakang. Pasien juga mengeluh sering kali terbangun pada saat malam hari untuk BAK. Pasien
mengaku BAK dirasakan seperti terputus putus namun tidak terasa nyeri, tidak pernah
mengeluarkan batu kecil ataupun pasir tetapi pancaran urine lemah Pasien mengalami keringat
dingin ataupun menggigil saat nyeri timbul, disertai demam yang dirasakan sekitar 3 hari yang
lalu, BAB biasa konsistensi lunak., Batuk (+) sekali sekali, Flu (-), Sesak (-), sakit Kepala (-),
Riwayat Diabetes Melitus (-), Riwayat Asma (-),Riwayat Hipertensi (+) Terkontrol dengan obat
amlodipin 10mg 1x1 setiap malam dan pasien rutin Hemodialisa 1 minggu 2 kali di hari rabu
dan sabtu.
 Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien memiliki riwayat penykit terdahulu yaitu Hipertensi
terkontrol dan chronic Kidney Disease pasien rutin Hemodialisa 1 minggu 2 kali hari rabu
sabtu.
 Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada Keluhan atau Penyakit yang sama Seperti
diderita pasien dalam Keluarga pasien.

 Riwayat Kebiasaan : Pasien seorang perokok aktif sejak umur 23 tahun , 1


bungkus rokok perhari dan minum air putih dua gelas air (ukuran aqua gelas) sehabis
makan setelah itu pasien minum lagi bila merasa haus saja. Menurut pasien biasanya total
air yang diminumnya dalam sehari sebanyak 6-10 gelas. Pasien sering duduk lama ataupun
berdiri lama sehari-hari namun pasien sering menahan kencing saat disekolah.
 Riwayat Alergi dan obat : Tidak ada
Pemeriksaan fisik

 Keadaan Umum  Tanda Vital


 Kesan : sakit sedang  Tekanan darah : 140/90mmHg
 Kesadaran : compos mentis  Nadi : 72x/menit, irama reguler, volume
 Kesan gizi : gizi cukup cukup, ekualitas sama kanan dan kiri
 Suhu : 36,80C

  Frekuensi napas: 20x/menit


Penilaian Nyeri
 Onset nyeri : Akut  Status Gizi
 Lokasi nyeri : Abdomen dextra  Berat Badan : 59
anterior menjalar sampai ke posterior  Tinggi badan : 163
 Skala Nyeri (VAS): 6 – 8  BMI : 22,27 (Normal)
 Frekuensi : Hilang timbul
Status Generalis
KEPALA
 Hidung
 Mata
 Rhinorrhea :-
 Sklera : Ikterus -/-

 Mulut
Konjungtiva: Anemis -/-
  Bau Napas : Normal
Pupil : Isokor, diameter 2,5/2,5 mm
  Tonsil : T1/T1
Palpebra : Edema -/-
 Pharynx : Hiperemis (-)
 Telinga
 Bibir : Kering (-), sianosis (-), anemis
 Otorrhoe :-
(-)
 Pendengaran : Normal/normal  Lidah : Kotor (-)
Lanjutan
LEHER
 JPV :-  Paru-paru
 Kelenjar : Pembesaran (-)  Inspeksi : Bentuk normal, sternum
letak tengah tampak datar, tulang iga &
 Strauma :- sela iga normal, retraksi sela iga (-),
Barrel chest (-).

THORAKS Palpasi : Vokal fremitus kanan dan
kiri simetris saat inspirasi dan expirasi.
 Jantung  Perkusi : Sonor. Batas paru dengan
 Inspeksi : IC tidak tampak hepar, jantung kanan, lambung, jantung
kiri normal.
 Palpasi : IC tidak teraba
 Auskultasi : Suara nafas vesikuler, ronkhi
 Perkusi : Dalam batas normal (-/-), wheezing (-/-)
 Auskultasi : S1/S2 murni regular, murmur (-)
Pemeriksaan fisik
ABDOMEN
 Inspeksi : Tampak datar, Distensi (-), Asites EKSTREMITAS
(-) Atas Bawah
 Palpasi : Nyeri tekan (+) pada regio  Akral -/- -/-
lumbalis serta ingunal dextra, dan regio
suprapubik, massa (-).  Edema -/- -/-
 Perkusi : 4 kuadran abdomen timpani, batas
atas dan bawah hepar normal, shifting
dullnes (-), flank tenderness (+) sebelah
dextra.
 Auskultasi : Peristaltik (+) normal
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Darah
Tanggal: 24/02/2021

  Hasil Nilai Rujukan


WBC 12,2 x 103/Ul 4,0 – 9,0 x 103

RBC 2,91 x 106/Ul 3,80 – 5,30 x 106

HGB 10,3 g/dL 12,0 – 18,0 g/Dl

HCT 31,6 % 36,0 – 56,0 %

MCV 81 Fl 80,0 – 100,0 fL

MCH 27,8 pg 27,0 – 32,0 pg

MCHC 34,2 g/dL 32,0 – 36,0 g/dL

PLT 181 x 103/uL 150 – 450 x 103/uL


Pemeriksaan penunjang
Ultrasonografi (USG)
Tanggal: 05/02/2021
 Ginjal Kanan:
Membesar,Tampak dilatasi PCS dengan internal
echo didalamnya, tampak beberapa echo batu
ukuran 2,7 cm.
 Ginjal Kiri:
Membesar,Tampak dilatasi PCS tampak beberapa
echo batu ukuran 2 cm.

Lien dan pangkreas:


Ukuran dan echo parenkim dalam batas
normal, tidak tampak echo massa.
 Vesica urinari:
Dinding tidak menebal, tidak ada tampak echo
batu prostat membesar dengan volume 62 ml
 Hepar:
Ukuran dan echo parenkim dalam batas
normal, tidak tampak dilatasi vaskuler
maupun bile duct, tidak tampak echo massa
 Gallblader:
Dinding tidak menebal, tidak ada tampak
echo batu

Kesan :
 Nephrolithis bilateral dan mild hydronephrosis sinistra
 Severe Hidronefrosis dan pyonepritis dextra
 Hypertrophy prostat
Resume
 Seorang pasien laki-laki, usia 56 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri perut kanan atas
yang dirasakan sejak 2 hari yang lalu saat pagi hari sebelum masuk rumah sakit.. Keluhan
disertai nyeri perut kanan atas, nyeri dirasakan hilang timbul, nyeri timbul sewaktu-waktu bisa
pada saat tidur ataupun sedang duduk. Nyeri dirasakan menjalar sampai tembus ke bagian
belakang. Pasien juga mengeluh sering kali terbangun pada saat malam hari untuk BAK. Pasien
mengaku BAK dirasakan seperti terputus putus namun tidak terasa nyeri, tidak pernah
mengeluarkan batu kecil ataupun pasir tetapi pancaran urine lemah Pasien mengalami keringat
dingin ataupun menggigil saat nyeri timbul, disertai demam yang dirasakan sekitar 3 hari yang
lalu, BAB biasa konsistensi lunak., Batuk (+) sekali sekali, Flu (-), Sesak (-), sakit Kepala (-),
Riwayat Diabetes Melitus (-), Riwayat Asma (-),Riwayat Hipertensi (+) Terkontrol dengan obat
amlodipine 10mg 1x1 setiap malam dan pasien rutin Hemodialisa 1 minggu 2 kali di hari rabu
dan sabtu.Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan (+) pada abdomen anterior dextra serta
ingunal dextra, dan regio suprapubik. Serta pada perkusi didapatkan flank tenderness (+) dextra.
Pada pemeriksaan darah lengkap didapatkan kadar WBC meningkat yaitu 12,2x10 3/uL. Pada
pemeriksaan USG Ginjal Kanan Membesar,Tampak dilatasi PCS dengan internal echo
didalamnya, tampak beberapa echo batu ukuran 2,7 cm dan Ginjal Kiri Membesar,Tampak
dilatasi PCS tampak beberapa echo batu ukuran 2 cm
Diagnosis dan terapi

Diagnosis Terapi
Non-Medikamentosa
DIAGNOSIS KERJA  Perbanyak minum air putih
 Nephrolithis bilateral dan mild hydronephrosis sinistra  Kurangi aktivitas fisik yang berat

  Tirah Baring
Severe Hidronefrosis dan pyonepritis dextra
 
 Hypertrophy prostat
Medikamentosa
 IVFD Nacl 0,9 % 20 tpm
DIAGNOSIS BANDING  Inj. Ceftriaxone 1 gr/24 jam/iv
 Hipertrofi Prostat Benigna (HPB)  Furosemid 40 mg/12 jam/iv
 Inj. Omeprazole 40mg/12 jam/iv
 Urolithiasis
 Amlodipine 10 mg 1 x1 Malam
 Glomerulonephritis  Inj Antrain 1gr/24 jam/iv
Follow up
Tanggal : 09/02/2021
Perawatan Hari : 6
Subjek (S):
Sakit perut (+), nyeri tekan suprapubik (+), flank tenderness (-)
 Objek (O):
Tanda Vital
 Nadi : 90x/menit Suhu : 36,6°C
 Pernapasan : 20x/menit Tekanan darah : 150/80 mmHg

Assesment (A) :
- CHF NYHA III -Severe Hydronefrosis dextra
- CKD Stage V on HD -Pyonefritis dextra
Plan (P) :
 Nacl 0,9 % 12 tpm
 Inj. Cefoperazone 1 gr/24 jam/iv
 Furosemid 40 mg/12 jam/iv
 Inj. Omeprazole 40 mg/24jam/iv
 Amlodipine 10 mg 1 x1 Malam
 Inj Antrain 1gr/24 jam/iv
 Metronidazole 500mg/12 jam/iv
Follow up
Tanggal : 10/02/2021
Perawatan Hari : 7
Subjek (S):
Sakit perut (+), nyeri tekan suprapubik (+), flank tenderness (-)
 Objek (O):
Tanda Vital
 Nadi : 80x/menit Suhu : 36,4°C
 Pernapasan : 20x/menit Tekanan darah : 120/80 mmHg

Assesment (A) :
- CHF NYHA III -Severe Hydronefrosis dextra
- CKD Stage V on HD -Pyonefritis dextra
Plan (P) :
 Nacl 0,9 % 12 tpm
 Inj. Cefoperazone 1 gr/24 jam/iv
 Furosemid 40 mg/12 jam/iv
 Inj. Omeprazole 40 mg/24jam/iv
 Amlodipine 10 mg 1 x1 Malam
 Inj Antrain 1gr/24 jam/iv
 Metronidazole 500mg/12 jam/iv
Follow up
Tanggal : 11/02/2021
Perawatan Hari : 8
Subjek (S):
Sakit perut (+), nyeri tekan suprapubik (+), flank tenderness (-)
 Objek (O):
Tanda Vital
 Nadi : 86x/menit Suhu : 36,7°C
 Pernapasan : 20x/menit Tekanan darah : 130/80 mmHg

Assesment (A) :
- CHF NYHA III -Severe Hydronefrosis dextra
- CKD Stage V on HD -Pyonefritis dextra
Plan (P) :
 Nacl 0,9 % 12 tpm
 Inj. Cefoperazone 1 gr/24 jam/iv (stop)
 Furosemid 40 mg/12 jam/iv
 Inj. Omeprazole 40 mg/24jam/iv
 Amlodipine 10 mg 1 x1 Malam
 Inj Antrain 1gr/24 jam/iv
 Metronidazole 500mg/12 jam/iv (Stop)
 Cefixime 200mg 2 x 1
 Metronidazole 500mg 3 x 1
Tanggal : 12/02/2021
Perawatan Hari : 9
Subjek (S):
Sakit perut (+), nyeri tekan suprapubik (+), flank tenderness (-)
Objek (O):
Tanda Vital
Nadi : 90x/menit Suhu : 36,6°C
Pernapasan : 20x/menit Tekanan darah : 120/80 mmHg
Assesment (A):
- CHF NYHA III
- CKD Stage V on HD
- Severe Hydronefrosis dextra
- Pyonefritis dextra
Plan (P):
- Nacl 0,9 % 12 tpm
- Inj. Cefoperazone 1 gr/24 jam/iv (stop)
- Furosemid 40 mg/12 jam/iv
- Inj. Omeprazole 40 mg/24jam/iv
- Amlodipine 10 mg 1 x1 Malam
- Inj Antrain 1gr/24 jam/iv
- Metronidazole 500mg/12 jam/iv (Stop)
- Cefixime 200mg 2 x 1
- Metronidazole 500mg 3 x 1
Tanggal : 13/02/2021
Perawatan Hari : 10
Subjek (S):
Sakit perut (+), nyeri tekan suprapubik (+), flank tenderness (-)
Objek (O):
Tanda Vital
Nadi : 88x/menit Suhu : 36,6°C
Pernapasan : 20x/menit Tekanan darah : 130/80 mmHg
Assesment (A):
- CHF NYHA III

- CKD Stage V on HD

- Severe Hydronefrosis dextra

- Pyonefritis dextra

Plan (P):
- Nacl 0,9 % 12 tpm

- Inj. Cefoperazone 1 gr/24 jam/iv (stop)

- Furosemid 40 mg/12 jam/iv

- Inj. Omeprazole 40 mg/24jam/iv

- Amlodipine 10 mg 1 x1 Malam

- Inj Antrain 1gr/24 jam/iv

- Metronidazole 500mg/12 jam/iv (Stop)

- Cefixime 200mg 2 x 1

- Metronidazole 500mg 3 x 1
Tanggal : 14/02/2021
Perawatan Hari : 11
Subjek (S):
Sakit perut (-), nyeri tekan suprapubik (+), flank tenderness (-)
Objek (O):
Tanda Vital
Nadi : 90x/menit Suhu : 36,6°C
Pernapasan : 20x/menit Tekanan darah : 120/80 mmHg
Assesment (A):
- CHF NYHA III

- CKD Stage V on HD

- Severe Hydronefrosis dextra

- Pyonefritis dextra

Plan (P):
- Nacl 0,9 % 12 tpm

- Inj. Cefoperazone 1 gr/24 jam/iv (stop)

- Furosemid 40 mg 1 x 1 pagi

- Omeprazole 20 mg 2 x 1

- Amlodipine 10 mg 1 x1 Malam

- Antrain 2 x 1

- Metronidazole 500mg/12 jam/iv (Stop)

- Cefixime 200mg 2 x 1

- Metronidazole 500mg 3 x 1
Tanggal : 15/02/2021
Perawatan Hari : 12
Subjek (S):
Sakit perut (-), nyeri tekan suprapubik (+) tidak terlalu nyeri , flank tenderness
(-)
Objek (O):
Tanda Vital
Nadi : 90x/menit Suhu : 36,6°C
Pernapasan : 20x/menit Tekanan darah : 125/80 mmHg
Assesment (A):
- CHF NYHA III

- CKD Stage V on HD

- Severe Hydronefrosis dextra

Plan (P):
- Nacl 0,9 % 12 tpm

- Inj. Cefoperazone 1 gr/24 jam/iv (stop)

- Furosemid 40 mg 1 x 1 pagi

- Omeprazole 20 mg 2 x 1

- Amlodipine 10 mg 1 x1 Malam

- Antrain 2 x 1

- Metronidazole 500mg/12 jam/iv (Stop)

- Cefixime 200mg 2 x 1

- Metronidazole 500mg 3 x 1
Tanggal : 16/02/2021
Perawatan Hari : 13
Subjek (S):
Sakit perut (-), nyeri tekan suprapubik (-), flank tenderness (-)
Objek (O):
Tanda Vital
Nadi : 86x/menit Suhu : 36,6°C
Pernapasan : 20x/menit Tekanan darah : 120/90 mmHg
Assesment (A):
- CHF NYHA III

- CKD Stage V on HD

- Severe Hydronefrosis dextra

Plan (P):
- Nacl 0,9 % 12 tpm Aff infus

- Furosemid 40 mg 1 x 1 pagi

- Omeprazole 20 mg 2 x 1

- Metronidazole 500mg 3 x 1

- Amlodipine 10 mg 1 x1 Malam

- Cefixime 200mg 2 x 1

Rawat Jalan
DISKUSI KASUS
 Pada pasien ini dilihat dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang diagnosis
mengarah pada ISK bagian atas. Hasil anamnesis didapatkan pasien ini mengeluhkan demam
dirasakan sejak 3 hari yang lalu. Keluhan disertai nyeri perut bagian bawah, nyeri
dirasakan hilang timbul, nyeri timbul sewaktu-waktu bisa pada saat tidur ataupun sedang duduk.
Nyeri dirasakan menjalar sampai tembus ke bagian belakang.
 Pada saat pemeriksaan fisik dilakukan palpasi abdomen didapatkan nyeri tekan abdomen regio
lumbalis serta ingunal dextra, dan regio suprapubik serta pada perkusi didapatkan flank
tenderness (+) dextra.
 Pemeriksaan yang dilakukan pada pasien ini hanya pemeriksaan darah lengkap didapatkan
kadar WBC meningkat yaitu 12,2x103/uL. Pada pemeriksaan USG ginjal didapatkan
kelainan pada Ginjal KananMembesar,Tampak dilatasi PCS dengan internal echo
didalamnya, tampak beberapa echo batu ukuran 2,7 cm Ginjal Kiri Membesar,Tampak
dilatasi PCS tampak beberapa echo batu ukuran 2 cm,. Sedangkan pemeriksaan urinalisis
dan pemeriksaan biakan urine tidak di lakukan. Hasil USG tampak Nephrolithis bilateral dan
mild hydronephrosis sinistraSevere Hidronefrosis dan pyonepritis dextra Hypertrophy
prostat. Sehingga dapat ditegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang yang ada bahwa pasien mengalami ISK bagian Atas (pyelonephritis
akut) disertai Hidronefrosis.
INFEKSI SALURAN KEMIH
Berdasarkan letak anatomi, ISK digolongkan menjadi:
 Infeksi Saluran Kemih Atas : pielonefritis dan pielitis.
 Pielonefritis akut (PNA) adalah radang akut dari ginjal, ditandai primer oleh radang jaringan
interstitial sekunder mengenai tubulus dan akhirnya dapat mengenai kapiler glomerulus, disertai
manifestasi klinik dan bakteriuria tanpa ditemukan kelainan radiologi.
 Pielonefritis Kronik (PNK) adalah kelainan jaringan interstitial (primer) dan sekunder mengenai
tubulus dan glomerulus, mempunyai hubungan dengan infeksi bakteri (immediate atau late effect)
dengan atau tanpa bakteriuria dan selalu disertai kelainan-kelainan radiologi
 Infeksi Saluran Kemih Bawah : sistitis, prostatitis dan epidimitis, uretritis, serta sindrom
uretra.
 Sistitis akut adalah radang selaput mukosa kandung kemih (vesika urinaria) yang timbulnya
mendadak, biasanya ringan dan sembuh spontan (self-limited disease) atau berat disertai penyulit
ISKA (pielonefritis akut).
 Sistitis kronik adalah radang kandung kemih yang menyerang berulang-ulang (recurrent attact of
cystitis) dan dapat menyebabkan kelainan-kelainan atau penyulit dari saluran kemih bagian atas
dan ginjal.
Gambar 1. Hubungan antara lokasi infeksi saluran kemih dengan keluhan
Sumber: Nefrologi Klinik Edisi III, 2006, hal. 85
Gejala klinik pada Pielonefritis
Pada PNA tipe sederhana (uncomplicated)
 Nyeri pinggang (flank pain)
 Panas menggigil
 Mual, dan muntah.

Pada ISKA akut (PNA akut) tipe complicated


 Seperti obastruksi
 Refluks vesiko ureter
 Sisa urin banyak sering disertai komplikasi bakteriemia dan syok
 Kesadaran menurun
 Gelisah
 Hipotensi hiperventilasi oleh karena alkalosis respiratorik kadang-kadang asidosis metabolik
Untuk menunjang penegakan diagnosis ISK maka perlu dilakukan pemeriksaan penunjang
diantaranya, yaitu :
 Pemeriksaan urine
 Merupakan pemeriksaan yang sangat penting pada ISK (pemeriksaan urinalisis, pemeriksaan
kultur urine). Urine dikatakan mengandung leukosit atau piuria jika secara makroskopik
didapatkan >10 leukosit per mm3 atau terdapat >5 leukosit per lapangan pandang besar.
Pemeriksaan kultur urine dimaksudkan untuk menentukan keberadaan kuman, jenis kuman, dan
sekaligus menentukan jenis antibiotika yang akan diberikan.
 Pemeriksaan darah
 Untuk mengungkap adanya proses inflamasi atau infeksi. Didapatkannya leukositosis, kadang
disertai penurunan hemoglobin pada pemeriksaan darah rutin, didapatkan pula sel ‐sel muda pada
sediaan hapusan darah menandakannya proses inflamasi akut.
 Pemeriksaan radiologi
 Pemeriksaan ini dapat dilakukan apabila masih ditemukan keraguan dalam mendiagnosis kausa
penyakit, dan kemungkinan adanya kelainan struktur pada saluran kemih. Pemeriksaan ini dapat
seperti USG, IVP, dll
HIDRONEFROSIS
 Hidronefrosis merupakan pelebaran pelvis dan kaliks ginjal, disertai atrofi ginjal dan atrofi
parenkim, akibat obstruksi aliran keluar urine. Hidronefrosis bukan merupakan suatu
penyakit, namun merupakan suatu terminologi yang menjelaskan tentang adanya suatu
penyakit yang bisa menyebabkan pelebaran ginjal.
 Hidronefrosis bisa terjadi unilateral maupun bilateral. Hidronefrosis unilateral disebabkan
karena kelainan di atas vesika urinaria dan hidronefrosis bilateral diakibatkan oleh
kelainan pada vesika urinaria dan organ di bawahnya
 Hidronefrosis disebabkan adanya obstruksi. Obstruksi dapat terjadi mendadak atau
perlahan, dan dapat terletak di semua tingkat saluran kemih, dari uretra sampai pelvis
ginjal. Penyebab tersering dapat berupa ;
 Kelainan Kongenital;
 Didapat;
 Gejala klinis dari hidronefrosis sebenarnya tergantung dari penyebab hidronefrosis itu
sendiri. Sedangkan pada pemeriksaan penunjang berupa USG hidronefrosis akan
menunjukan gambaran yang berbeda berdasarkan gradenya, antara lain:
TERAPI

 Pada pasien ini diberikan terapi IVFD Nacl 0,9 % sebanyak 12 tetes/menit Pada pasien
penyakit ginjal kronik stadium 5 non-dialisis, gangguan keseimbangan kadar natrium dan
klorida yang sering terjadi ialah hiponatremia. cairan ini untuk menjaga terjadinya
gangguan keseimbangan kadar natrium dan klorida yang sering terjadi ialah hiponatremia.
Hal ini sesuai dengan teori bahwa cairan Cairan saline NaCL 0.9 %
merupakan cairan kristaloid yang sering ditemui. Cairan ini mengandung natrium dan
clorida. Cairan infus ini digunakan untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang,
mengoreksi ketidakseimbangan elektrolit, dan menjaga tubuh agar tetap terhidrasi dengan
baik, menghidrasi tubuh, dan sebagai cairan resusitasi sehingga mencegah terjadinya
dehidrasi. selain itu pasien juga tidak mengalami gangguan hati sehingga aman untuk
menggunakan Nacl 0,9%
TERAPI

 Pada kasus ini tanpa adanya hasil urinalisis ataupun biakan urin dilakukan terapi ISK
yakni pemberian antibiotik. Pada kasus yang digunakan adalah inj.Ceftriaxone dengan
dosis 1 gr/24 jam/iv, dimana ceftriaxone merupakan sefalosporin generasi 3 yang biasanya
banyak digunakan untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram positif dan
bakteri gram negatif yang anaerobik. Pemberian antibiotik selanjutnya diberikan
berdasarkan hasil uji kepekaan kuman yang diketahui dari hasil biakan urin. Mendeteksi
jika terjadi infeksi berulang, perlu dilakukan pemeriksaan biakan air kemih secara berkala,
dan bila terdapat infeksi, maka infeksi ini diobati dengan antibiotik yang sesuai, Pada
kasus ini juga diberikan inj. Furosemid 40mg/12jam/iv merupakan golongan obat loop
diuretic, Furosemide bekerja dengan cara menghalangi penyerapan natrium di dalam sel-
sel tubulus ginjal dan meningkatkan jumlah urine yang dihasilkan oleh tubuh dan
mengatasi penumpukan cairan ditubuh
TERAPI

 Pasien juga diberikan Omeprazole tablet 2 x 1 Omeprazol adalah obat yang tergolong


proton pump inhibitor (PPI) yang bertujuan untuk menangani nyeri epigastrium yang
dirasakan oleh pasien Omeprazole termasuk bentuk obat yang tidak aktif Obat ini
diaktifkan melalui proses protonasi dalam suasana asam di lambung. Bentuk aktif tersebut
kemudian akan secara ireversibel berikatan dengan H+/K+-ATPase dalam sel parietal
lambung. Hal ini akan mengaktifkan sistein pada pompa asam di lambung sehingga terjadi
penekanan sekresi asam lambung, baik basal maupun terstimulasi dan Metabolisme
omeprazole terutama dilakukan oleh enzim hati CYP2C19 Metabolit yang dihasilkan oleh
biotransformasi obat di hepar.
TERAPI

 Selain itu pada pasien ini diberikan juga Amlodipin tablet 1 x 1 setiap malam yang
betujuan untuk mengatasi Hipertensi teakanan darah yang melebihi normal dari pasien .
Sesuai dengan teori bahwa amlodipin merupakan obat antihipertensi golongan CCBs yang
bekerja sebagai vasodilator dengan menghambat masuknya ion kalsium pada sel otot polos
vaskuler dan miokard sehingga tahanan perifer turun dan otot relaksasi. Sifat
menguntungkan dari obat antihipertensi golongan CCBs yaitu memiliki efek langsung
pada nodus atrioventrikular dan sinoatrial, dapat menurunkan resistensi perifer tanpa
penurunan fungsi jantung yang berarti, dan relatif aman bila dikombinasi dengan β-
blocker.12
TERAPI

 Pasien ini juga diberikan obat inj.Metronidazole 500mg/12 jam/iv metronidazole Merupakan
jenis antibiotika yang diindikasikan untuk mengobati penyakit akibat infeksi bakteri basil
anaerob gram negatif; Bacteroides fragilis spesies (B. diastonis, B. ovatus, B. thetaiotaomicron,
B. vulgatus), basil anaerob gram positif; Clostridium species dan Eubacterium species, cocci
anaerob gram positif; Peptococcus species, Peptostreptococcus species, dan bakteri lainnya.
Metronidazol dikenal sebagai antibakteri, antiprotozoa dan radiasisensitizer. Antibakteri dalam
mencegah penyebaran agen infeksi atau membunuh agen infeksi tersebut supaya tidak
menyebar. Mekanisme kerjanya yaitu menghambat sintesis asam nukleat dengan merusak DNA.
Sebagai antiprotozoa, metronidazol bekerja dengan mendestruksi protozoa tersebut.

 Kemudian pasien diberikan Antrain Tablet 2 x 1 obat ini merupakan obat golongan
antiinflamasi nonsteroid (OAINS) yang bekerja dengan cara menghambat produksi senyawa
kimia yang bisa menyebabkan peradangan dan rasa nyeri.
KOMPLIKASI

 Bila tidak ditanggulangi secara serius, ISK dapat menyebabkan komplikasi berupa batu
saluran kemih, hipertensi, ataupun gagal ginjal yang memerlukan hemodialisis atau
transplanstasi ginjal.
PROGNOSIS

 Prognosis pasien dengan pielonefritis akut, pada umumnya baik dengan penyembuhan
100% secara klinik maupun bakteriologi bila terapi antibiotika yang diberikan sesuai.
 Pada kasus ini, pasien memiliki prognosis yang baik oleh karena merespon terhadap
terapi. Hal tersebut ditandai hilangnya keluhan yang dirasakan oleh pasien seperti
hematuria, nyeri tekan suprapubik, serta nyeri pinggang bagian belakang sehingga
pasien diperbolehkan pulang untuk selanjutnya kontrol di poliklinik dan jantung.
Thank you 

Anda mungkin juga menyukai