HIDRONEFROSIS
DISUSUN OLEH :
Fanky Fazdianki Ramadhan
15 19 777 14 351
PEMBIMBING :
dr.Winarti Arifuddin, M.Kes, Sp.PD FINASIM
PENDAHULUAN
Infeksi saluran kemih (ISK) ialah istilah umum untuk menyatakan adanya pertumbuhan
dan perkembangbiakan bakteri di dalam saluran kemih, meliputi infeksi di parenkim ginjal
sampai infeksi di kandung kemih. ISK merupakan reaksi inflamasi sel-sel urotelium yang
melapisi saluran kemih.
Etiologi Escherichia coli (E.coli) merupakan kuman penyebab tersering (60-80%) pada
ISK serangan pertama.
Gambaran klinis infeksi saluran kemih sangat bervariasi mulai dari tanpa gejala hingga
menunjukkan gejala yang sangat berat akibat kerusakan pada organ-organ lain. Penegakan
diagnosis ISK membutuhkan pemeriksaan kultur urin. Sampel urin untuk pemeriksaan
urinalisis harus diperiksa dalam kurun waktu 20 menit atau didinginkan sampai menunggu
uji kultur dilakukan.
PENDAHULUAN
Hidronefrosis adalah pembengkakan ginjal yang terjadi sebagai akibat akumulasi urin di
saluran kemih bagian atas. Hal ini biasanya disebabkan karena adanya penyumbatan di
suatu tempat di sepanjang saluran kemih.
Obstruksi lintas air kemih menyebabkan gerak alir kemih tertahan (retensi). Hal ini dapat
terjadi di sepanjang lintasan dari hulu pada pielum sampai ke muara pada uretra.
Kasus hidronefrosis semakin sering didapati. Di Amerika Serikat, insidensinya mencapai
3,1 %, 2,9 % pada wanita dan 3,3 % pada pria. Penyebabnya dapat bermacam-macam
dimana obstruksi merupakan penyebab yang tersering.
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : Tn. T
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 56 tahun
Suku/Bangsa : Kaili/Indonesia
Status : Sudah menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : PNS
Pendidikan : S1
Alamat : Jln. S Polayua no 33
Tanggal Masuk : 04/02/2021
Tanggal pemeriksaan: 08/02/2021
Tanggal Keluar : 16/02/2021
Anamnesis
Keluhan Utama : Nyeri Perut
Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang pasien laki-laki, usia 56 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri perut kanan
atas yang dirasakan sejak 2 hari yang lalu saat pagi hari sebelum masuk rumah sakit.. Keluhan
disertai nyeri perut kanan atas, nyeri dirasakan hilang timbul, nyeri timbul sewaktu-waktu bisa
pada saat tidur ataupun sedang duduk. Nyeri dirasakan menjalar sampai tembus ke bagian
belakang. Pasien juga mengeluh sering kali terbangun pada saat malam hari untuk BAK. Pasien
mengaku BAK dirasakan seperti terputus putus namun tidak terasa nyeri, tidak pernah
mengeluarkan batu kecil ataupun pasir tetapi pancaran urine lemah Pasien mengalami keringat
dingin ataupun menggigil saat nyeri timbul, disertai demam yang dirasakan sekitar 3 hari yang
lalu, BAB biasa konsistensi lunak., Batuk (+) sekali sekali, Flu (-), Sesak (-), sakit Kepala (-),
Riwayat Diabetes Melitus (-), Riwayat Asma (-),Riwayat Hipertensi (+) Terkontrol dengan obat
amlodipin 10mg 1x1 setiap malam dan pasien rutin Hemodialisa 1 minggu 2 kali di hari rabu
dan sabtu.
Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien memiliki riwayat penykit terdahulu yaitu Hipertensi
terkontrol dan chronic Kidney Disease pasien rutin Hemodialisa 1 minggu 2 kali hari rabu
sabtu.
Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada Keluhan atau Penyakit yang sama Seperti
diderita pasien dalam Keluarga pasien.
Kesan :
Nephrolithis bilateral dan mild hydronephrosis sinistra
Severe Hidronefrosis dan pyonepritis dextra
Hypertrophy prostat
Resume
Seorang pasien laki-laki, usia 56 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri perut kanan atas
yang dirasakan sejak 2 hari yang lalu saat pagi hari sebelum masuk rumah sakit.. Keluhan
disertai nyeri perut kanan atas, nyeri dirasakan hilang timbul, nyeri timbul sewaktu-waktu bisa
pada saat tidur ataupun sedang duduk. Nyeri dirasakan menjalar sampai tembus ke bagian
belakang. Pasien juga mengeluh sering kali terbangun pada saat malam hari untuk BAK. Pasien
mengaku BAK dirasakan seperti terputus putus namun tidak terasa nyeri, tidak pernah
mengeluarkan batu kecil ataupun pasir tetapi pancaran urine lemah Pasien mengalami keringat
dingin ataupun menggigil saat nyeri timbul, disertai demam yang dirasakan sekitar 3 hari yang
lalu, BAB biasa konsistensi lunak., Batuk (+) sekali sekali, Flu (-), Sesak (-), sakit Kepala (-),
Riwayat Diabetes Melitus (-), Riwayat Asma (-),Riwayat Hipertensi (+) Terkontrol dengan obat
amlodipine 10mg 1x1 setiap malam dan pasien rutin Hemodialisa 1 minggu 2 kali di hari rabu
dan sabtu.Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan (+) pada abdomen anterior dextra serta
ingunal dextra, dan regio suprapubik. Serta pada perkusi didapatkan flank tenderness (+) dextra.
Pada pemeriksaan darah lengkap didapatkan kadar WBC meningkat yaitu 12,2x10 3/uL. Pada
pemeriksaan USG Ginjal Kanan Membesar,Tampak dilatasi PCS dengan internal echo
didalamnya, tampak beberapa echo batu ukuran 2,7 cm dan Ginjal Kiri Membesar,Tampak
dilatasi PCS tampak beberapa echo batu ukuran 2 cm
Diagnosis dan terapi
Diagnosis Terapi
Non-Medikamentosa
DIAGNOSIS KERJA Perbanyak minum air putih
Nephrolithis bilateral dan mild hydronephrosis sinistra Kurangi aktivitas fisik yang berat
Tirah Baring
Severe Hidronefrosis dan pyonepritis dextra
Hypertrophy prostat
Medikamentosa
IVFD Nacl 0,9 % 20 tpm
DIAGNOSIS BANDING Inj. Ceftriaxone 1 gr/24 jam/iv
Hipertrofi Prostat Benigna (HPB) Furosemid 40 mg/12 jam/iv
Inj. Omeprazole 40mg/12 jam/iv
Urolithiasis
Amlodipine 10 mg 1 x1 Malam
Glomerulonephritis Inj Antrain 1gr/24 jam/iv
Follow up
Tanggal : 09/02/2021
Perawatan Hari : 6
Subjek (S):
Sakit perut (+), nyeri tekan suprapubik (+), flank tenderness (-)
Objek (O):
Tanda Vital
Nadi : 90x/menit Suhu : 36,6°C
Pernapasan : 20x/menit Tekanan darah : 150/80 mmHg
Assesment (A) :
- CHF NYHA III -Severe Hydronefrosis dextra
- CKD Stage V on HD -Pyonefritis dextra
Plan (P) :
Nacl 0,9 % 12 tpm
Inj. Cefoperazone 1 gr/24 jam/iv
Furosemid 40 mg/12 jam/iv
Inj. Omeprazole 40 mg/24jam/iv
Amlodipine 10 mg 1 x1 Malam
Inj Antrain 1gr/24 jam/iv
Metronidazole 500mg/12 jam/iv
Follow up
Tanggal : 10/02/2021
Perawatan Hari : 7
Subjek (S):
Sakit perut (+), nyeri tekan suprapubik (+), flank tenderness (-)
Objek (O):
Tanda Vital
Nadi : 80x/menit Suhu : 36,4°C
Pernapasan : 20x/menit Tekanan darah : 120/80 mmHg
Assesment (A) :
- CHF NYHA III -Severe Hydronefrosis dextra
- CKD Stage V on HD -Pyonefritis dextra
Plan (P) :
Nacl 0,9 % 12 tpm
Inj. Cefoperazone 1 gr/24 jam/iv
Furosemid 40 mg/12 jam/iv
Inj. Omeprazole 40 mg/24jam/iv
Amlodipine 10 mg 1 x1 Malam
Inj Antrain 1gr/24 jam/iv
Metronidazole 500mg/12 jam/iv
Follow up
Tanggal : 11/02/2021
Perawatan Hari : 8
Subjek (S):
Sakit perut (+), nyeri tekan suprapubik (+), flank tenderness (-)
Objek (O):
Tanda Vital
Nadi : 86x/menit Suhu : 36,7°C
Pernapasan : 20x/menit Tekanan darah : 130/80 mmHg
Assesment (A) :
- CHF NYHA III -Severe Hydronefrosis dextra
- CKD Stage V on HD -Pyonefritis dextra
Plan (P) :
Nacl 0,9 % 12 tpm
Inj. Cefoperazone 1 gr/24 jam/iv (stop)
Furosemid 40 mg/12 jam/iv
Inj. Omeprazole 40 mg/24jam/iv
Amlodipine 10 mg 1 x1 Malam
Inj Antrain 1gr/24 jam/iv
Metronidazole 500mg/12 jam/iv (Stop)
Cefixime 200mg 2 x 1
Metronidazole 500mg 3 x 1
Tanggal : 12/02/2021
Perawatan Hari : 9
Subjek (S):
Sakit perut (+), nyeri tekan suprapubik (+), flank tenderness (-)
Objek (O):
Tanda Vital
Nadi : 90x/menit Suhu : 36,6°C
Pernapasan : 20x/menit Tekanan darah : 120/80 mmHg
Assesment (A):
- CHF NYHA III
- CKD Stage V on HD
- Severe Hydronefrosis dextra
- Pyonefritis dextra
Plan (P):
- Nacl 0,9 % 12 tpm
- Inj. Cefoperazone 1 gr/24 jam/iv (stop)
- Furosemid 40 mg/12 jam/iv
- Inj. Omeprazole 40 mg/24jam/iv
- Amlodipine 10 mg 1 x1 Malam
- Inj Antrain 1gr/24 jam/iv
- Metronidazole 500mg/12 jam/iv (Stop)
- Cefixime 200mg 2 x 1
- Metronidazole 500mg 3 x 1
Tanggal : 13/02/2021
Perawatan Hari : 10
Subjek (S):
Sakit perut (+), nyeri tekan suprapubik (+), flank tenderness (-)
Objek (O):
Tanda Vital
Nadi : 88x/menit Suhu : 36,6°C
Pernapasan : 20x/menit Tekanan darah : 130/80 mmHg
Assesment (A):
- CHF NYHA III
- CKD Stage V on HD
- Pyonefritis dextra
Plan (P):
- Nacl 0,9 % 12 tpm
- Amlodipine 10 mg 1 x1 Malam
- Cefixime 200mg 2 x 1
- Metronidazole 500mg 3 x 1
Tanggal : 14/02/2021
Perawatan Hari : 11
Subjek (S):
Sakit perut (-), nyeri tekan suprapubik (+), flank tenderness (-)
Objek (O):
Tanda Vital
Nadi : 90x/menit Suhu : 36,6°C
Pernapasan : 20x/menit Tekanan darah : 120/80 mmHg
Assesment (A):
- CHF NYHA III
- CKD Stage V on HD
- Pyonefritis dextra
Plan (P):
- Nacl 0,9 % 12 tpm
- Furosemid 40 mg 1 x 1 pagi
- Omeprazole 20 mg 2 x 1
- Amlodipine 10 mg 1 x1 Malam
- Antrain 2 x 1
- Cefixime 200mg 2 x 1
- Metronidazole 500mg 3 x 1
Tanggal : 15/02/2021
Perawatan Hari : 12
Subjek (S):
Sakit perut (-), nyeri tekan suprapubik (+) tidak terlalu nyeri , flank tenderness
(-)
Objek (O):
Tanda Vital
Nadi : 90x/menit Suhu : 36,6°C
Pernapasan : 20x/menit Tekanan darah : 125/80 mmHg
Assesment (A):
- CHF NYHA III
- CKD Stage V on HD
Plan (P):
- Nacl 0,9 % 12 tpm
- Furosemid 40 mg 1 x 1 pagi
- Omeprazole 20 mg 2 x 1
- Amlodipine 10 mg 1 x1 Malam
- Antrain 2 x 1
- Cefixime 200mg 2 x 1
- Metronidazole 500mg 3 x 1
Tanggal : 16/02/2021
Perawatan Hari : 13
Subjek (S):
Sakit perut (-), nyeri tekan suprapubik (-), flank tenderness (-)
Objek (O):
Tanda Vital
Nadi : 86x/menit Suhu : 36,6°C
Pernapasan : 20x/menit Tekanan darah : 120/90 mmHg
Assesment (A):
- CHF NYHA III
- CKD Stage V on HD
Plan (P):
- Nacl 0,9 % 12 tpm Aff infus
- Furosemid 40 mg 1 x 1 pagi
- Omeprazole 20 mg 2 x 1
- Metronidazole 500mg 3 x 1
- Amlodipine 10 mg 1 x1 Malam
- Cefixime 200mg 2 x 1
Rawat Jalan
DISKUSI KASUS
Pada pasien ini dilihat dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang diagnosis
mengarah pada ISK bagian atas. Hasil anamnesis didapatkan pasien ini mengeluhkan demam
dirasakan sejak 3 hari yang lalu. Keluhan disertai nyeri perut bagian bawah, nyeri
dirasakan hilang timbul, nyeri timbul sewaktu-waktu bisa pada saat tidur ataupun sedang duduk.
Nyeri dirasakan menjalar sampai tembus ke bagian belakang.
Pada saat pemeriksaan fisik dilakukan palpasi abdomen didapatkan nyeri tekan abdomen regio
lumbalis serta ingunal dextra, dan regio suprapubik serta pada perkusi didapatkan flank
tenderness (+) dextra.
Pemeriksaan yang dilakukan pada pasien ini hanya pemeriksaan darah lengkap didapatkan
kadar WBC meningkat yaitu 12,2x103/uL. Pada pemeriksaan USG ginjal didapatkan
kelainan pada Ginjal KananMembesar,Tampak dilatasi PCS dengan internal echo
didalamnya, tampak beberapa echo batu ukuran 2,7 cm Ginjal Kiri Membesar,Tampak
dilatasi PCS tampak beberapa echo batu ukuran 2 cm,. Sedangkan pemeriksaan urinalisis
dan pemeriksaan biakan urine tidak di lakukan. Hasil USG tampak Nephrolithis bilateral dan
mild hydronephrosis sinistraSevere Hidronefrosis dan pyonepritis dextra Hypertrophy
prostat. Sehingga dapat ditegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang yang ada bahwa pasien mengalami ISK bagian Atas (pyelonephritis
akut) disertai Hidronefrosis.
INFEKSI SALURAN KEMIH
Berdasarkan letak anatomi, ISK digolongkan menjadi:
Infeksi Saluran Kemih Atas : pielonefritis dan pielitis.
Pielonefritis akut (PNA) adalah radang akut dari ginjal, ditandai primer oleh radang jaringan
interstitial sekunder mengenai tubulus dan akhirnya dapat mengenai kapiler glomerulus, disertai
manifestasi klinik dan bakteriuria tanpa ditemukan kelainan radiologi.
Pielonefritis Kronik (PNK) adalah kelainan jaringan interstitial (primer) dan sekunder mengenai
tubulus dan glomerulus, mempunyai hubungan dengan infeksi bakteri (immediate atau late effect)
dengan atau tanpa bakteriuria dan selalu disertai kelainan-kelainan radiologi
Infeksi Saluran Kemih Bawah : sistitis, prostatitis dan epidimitis, uretritis, serta sindrom
uretra.
Sistitis akut adalah radang selaput mukosa kandung kemih (vesika urinaria) yang timbulnya
mendadak, biasanya ringan dan sembuh spontan (self-limited disease) atau berat disertai penyulit
ISKA (pielonefritis akut).
Sistitis kronik adalah radang kandung kemih yang menyerang berulang-ulang (recurrent attact of
cystitis) dan dapat menyebabkan kelainan-kelainan atau penyulit dari saluran kemih bagian atas
dan ginjal.
Gambar 1. Hubungan antara lokasi infeksi saluran kemih dengan keluhan
Sumber: Nefrologi Klinik Edisi III, 2006, hal. 85
Gejala klinik pada Pielonefritis
Pada PNA tipe sederhana (uncomplicated)
Nyeri pinggang (flank pain)
Panas menggigil
Mual, dan muntah.
Pada pasien ini diberikan terapi IVFD Nacl 0,9 % sebanyak 12 tetes/menit Pada pasien
penyakit ginjal kronik stadium 5 non-dialisis, gangguan keseimbangan kadar natrium dan
klorida yang sering terjadi ialah hiponatremia. cairan ini untuk menjaga terjadinya
gangguan keseimbangan kadar natrium dan klorida yang sering terjadi ialah hiponatremia.
Hal ini sesuai dengan teori bahwa cairan Cairan saline NaCL 0.9 %
merupakan cairan kristaloid yang sering ditemui. Cairan ini mengandung natrium dan
clorida. Cairan infus ini digunakan untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang,
mengoreksi ketidakseimbangan elektrolit, dan menjaga tubuh agar tetap terhidrasi dengan
baik, menghidrasi tubuh, dan sebagai cairan resusitasi sehingga mencegah terjadinya
dehidrasi. selain itu pasien juga tidak mengalami gangguan hati sehingga aman untuk
menggunakan Nacl 0,9%
TERAPI
Pada kasus ini tanpa adanya hasil urinalisis ataupun biakan urin dilakukan terapi ISK
yakni pemberian antibiotik. Pada kasus yang digunakan adalah inj.Ceftriaxone dengan
dosis 1 gr/24 jam/iv, dimana ceftriaxone merupakan sefalosporin generasi 3 yang biasanya
banyak digunakan untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram positif dan
bakteri gram negatif yang anaerobik. Pemberian antibiotik selanjutnya diberikan
berdasarkan hasil uji kepekaan kuman yang diketahui dari hasil biakan urin. Mendeteksi
jika terjadi infeksi berulang, perlu dilakukan pemeriksaan biakan air kemih secara berkala,
dan bila terdapat infeksi, maka infeksi ini diobati dengan antibiotik yang sesuai, Pada
kasus ini juga diberikan inj. Furosemid 40mg/12jam/iv merupakan golongan obat loop
diuretic, Furosemide bekerja dengan cara menghalangi penyerapan natrium di dalam sel-
sel tubulus ginjal dan meningkatkan jumlah urine yang dihasilkan oleh tubuh dan
mengatasi penumpukan cairan ditubuh
TERAPI
Selain itu pada pasien ini diberikan juga Amlodipin tablet 1 x 1 setiap malam yang
betujuan untuk mengatasi Hipertensi teakanan darah yang melebihi normal dari pasien .
Sesuai dengan teori bahwa amlodipin merupakan obat antihipertensi golongan CCBs yang
bekerja sebagai vasodilator dengan menghambat masuknya ion kalsium pada sel otot polos
vaskuler dan miokard sehingga tahanan perifer turun dan otot relaksasi. Sifat
menguntungkan dari obat antihipertensi golongan CCBs yaitu memiliki efek langsung
pada nodus atrioventrikular dan sinoatrial, dapat menurunkan resistensi perifer tanpa
penurunan fungsi jantung yang berarti, dan relatif aman bila dikombinasi dengan β-
blocker.12
TERAPI
Pasien ini juga diberikan obat inj.Metronidazole 500mg/12 jam/iv metronidazole Merupakan
jenis antibiotika yang diindikasikan untuk mengobati penyakit akibat infeksi bakteri basil
anaerob gram negatif; Bacteroides fragilis spesies (B. diastonis, B. ovatus, B. thetaiotaomicron,
B. vulgatus), basil anaerob gram positif; Clostridium species dan Eubacterium species, cocci
anaerob gram positif; Peptococcus species, Peptostreptococcus species, dan bakteri lainnya.
Metronidazol dikenal sebagai antibakteri, antiprotozoa dan radiasisensitizer. Antibakteri dalam
mencegah penyebaran agen infeksi atau membunuh agen infeksi tersebut supaya tidak
menyebar. Mekanisme kerjanya yaitu menghambat sintesis asam nukleat dengan merusak DNA.
Sebagai antiprotozoa, metronidazol bekerja dengan mendestruksi protozoa tersebut.
Kemudian pasien diberikan Antrain Tablet 2 x 1 obat ini merupakan obat golongan
antiinflamasi nonsteroid (OAINS) yang bekerja dengan cara menghambat produksi senyawa
kimia yang bisa menyebabkan peradangan dan rasa nyeri.
KOMPLIKASI
Bila tidak ditanggulangi secara serius, ISK dapat menyebabkan komplikasi berupa batu
saluran kemih, hipertensi, ataupun gagal ginjal yang memerlukan hemodialisis atau
transplanstasi ginjal.
PROGNOSIS
Prognosis pasien dengan pielonefritis akut, pada umumnya baik dengan penyembuhan
100% secara klinik maupun bakteriologi bila terapi antibiotika yang diberikan sesuai.
Pada kasus ini, pasien memiliki prognosis yang baik oleh karena merespon terhadap
terapi. Hal tersebut ditandai hilangnya keluhan yang dirasakan oleh pasien seperti
hematuria, nyeri tekan suprapubik, serta nyeri pinggang bagian belakang sehingga
pasien diperbolehkan pulang untuk selanjutnya kontrol di poliklinik dan jantung.
Thank you