Latar Belakang
Diare adalah penyebab utama kematian di antara bayi dan anak-anak di
bawah 5 tahun di negara-negara terbelakang dan berkembang. Faktor-
faktor yang menentukan terjadinya diare pada anak-anak adalah
kompleks, dan kontribusi relatif dari masing-masing faktor bervariasi
sebagai fungsi interaksi antara variabel sosial ekonomi, lingkungan, dan
perilaku.
Tujuan
Untuk menilai praktik pencegahan diare dan faktor-faktor terkait penyakit
diare di antara pengasuh yang memiliki anak balita di distrik Enemay,
Ethiopia, 2018.
Metode
Penelitian cross-sectional berbasis masyarakat dilakukan dari 1–30 Juni
2018, di antara 398 pengasuh yang memiliki anak di bawah lima tahun, di
distrik Enemay yang dipilih dengan menggunakan teknik pengambilan
sampel acak sederhana. Alat pengumpulan data terstruktur dan pretested
digunakan untuk mengumpulkan data. Data dimasukkan menggunakan
EPI DATA versi 4.2, dan analisis dilakukan dengan menggunakan paket
statistik SPSS versi 20 untuk dibersihkan dan dianalisis. Analisis deskriptif
dilakukan untuk menggambarkan peserta penelitian, dan analisis regresi
logistik (bivariabel dan multivariabel) dilakukan untuk mengidentifikasi
faktor-faktor yang berhubungan dengan variabel dependen. Nilai P kurang
dari 0,05.
Hasil
Sebanyak 398 dengan tingkat respons 97% di bawah pengasuh
berpartisipasi dalam penelitian ini. Hampir, setengah (48,7%) dari peserta
berada di kelompok usia 25-34. Penelitian ini mengungkapkan bahwa
praktik pencegahan diare yang baik adalah 52,8%. Penelitian ini juga
mengidentifikasi pekerjaan itu (AOR: 3,922, 95% CI: 1,593, 9,657), ukuran
keluarga (AOR: 0,088, 95% CI: 0,009, 0,916), dan pemahaman tentang
diare (AOR: 0,237, 95% CI: 0,091, 0,613) adalah faktor-faktor terkait
praktik pencegahan diare pada pengasuh balita.
Kesimpulan
Temuan ini menunjukkan bahwa praktik pencegahan diare pada balita
masih kurang dan praktik pencegahan secara signifikan terkait dengan
kesadaran pengasuh tentang frekuensi diare dalam sehari, pekerjaan, dan
ukuran keluarga di sebuah rumah.
1. Latar Belakang
Diare adalah keluarnya feses yang encer atau berair yang terjadi tiga kali
atau lebih dalam periode 24 jam yang berarti peningkatan frekuensi atau
penurunan konsistensi buang air besar, dan itu mempengaruhi orang-
orang dari segala usia [1]. Ini biasanya merupakan gejala infeksi di
saluran usus, yang dapat disebabkan oleh berbagai bakteri, virus, dan
organisme parasit [2].
Diare adalah penyebab utama kedua morbiditas dan mortalitas anak,
terutama di negara-negara berkembang. Secara global, diperkirakan ada
2,5 miliar episode dan 1,5 juta kematian setiap tahun pada anak di bawah
lima tahun [3]. Penyakit diare adalah penyebab utama malnutrisi,
keterlambatan perkembangan fisik, dan kematian anak usia dini di negara-
negara berkembang dan masyarakat miskin, dan penyebab utama
kematian pada anak-anak dengan diare adalah hilangnya air dan mineral
penting [4].
Di sub-Sahara Afrika, pengasuh pada umumnya menunjukkan
pengetahuan yang buruk tentang tanda-tanda dehidrasi, disentri, dan
manajemen diare [5].
Insiden penyakit yang berkontribusi terhadap kematian pada diare yang
dapat dihindari lebih tinggi di Ethiopia dibandingkan dengan negara-
negara Afrika sub-Sahara lainnya sebagian karena faktor yang berbeda
[6]. Di Ethiopia, penyakit diare adalah masalah kesehatan masyarakat
yang utama, dan itu adalah salah satu dari 15 negara teratas di mana
hampir tiga perempat kematian anak terjadi karena diare [4]. Di Ethiopia,
laporan morbiditas dan Penelitian berbasis masyarakat menunjukkan
bahwa penyakit diare adalah masalah kesehatan masyarakat utama yang
menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang berlebihan di antara anak-
anak [7]. Prevalensi di Enemay woreda adalah 18,6% yang menunjukkan
diare masih menjadi beban di daerah penelitian [8].
Berbagai teknik pencegahan dilaporkan dalam literatur termasuk
kebersihan dan sanitasi, diet, obat-obatan, dan suplemen yang umumnya
diklasifikasikan sebagai perawatan kesehatan, menyusui, imunisasi, zinc
tambahan, dan probiotik [9]. Pengobatan dan pencegahan diare dapat
dilakukan di rumah oleh pengasuh pada umumnya, dan peran mereka
sangat penting dalam promosi kesehatan, pencegahan penyakit, dan
perawatan pasien [4].
Praktek pencegahan oleh pengasuh adalah penting dan dapat mencegah
morbiditas dan mortalitas anak terkait diare. Oleh karena itu, penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi kesenjangan pada praktik pencegahan
diare balita yang kurang dan faktor-faktor terkait di daerah penelitian
sehingga dapat meneruskan rekomendasi untuk pengasuh balita,
penyedia layanan kesehatan setempat, dan pemangku kepentingan
lainnya untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas terkait diare.
Masyarakat luas di wilayah Penelitian dapat memperoleh manfaat dari
praktik pencegahan diare yang kurang baik.
2. Metode
2.7.3. Mencuci Tangan pada Saat yang penting. Ini termasuk mencuci
tangan setelah buang air di toilet, setelah membersihkan anak, setelah
setiap kegiatan pembersihan, sebelum menyiapkan makanan, sebelum
makan, dan sebelum menyusui.
2.7.4. Pengasuh. Pengasuh adalah individu yang bisa menjadi orang tua,
orang tua asuh, atau kepala rumah tangga yang memenuhi kebutuhan
anak atau pengasuh utama [12].
2.8. Jaminan Kualitas Data. Kuesioner diadaptasi dari literatur dan
dimodifikasi ke dalam konteks lokal. Pelatihan diberikan untuk pengumpul
dan pengawas data. Pretesting kuesioner dilakukan pada 5% dari ukuran
sampel dalam kebele yang berdekatan sebelum pengumpulan data aktual.
Proses pengumpulan data secara ketat diikuti hari demi hari oleh penyelia,
dan data diperiksa untuk kelengkapannya oleh penyelidik utama. Selama
analisis, variabel yang tidak memenuhi syarat untuk metode analisis
dikeluarkan dengan memeriksa uji chi-square, dan uji kelayakan model
juga dihitung.
2.9. Teknik Analisis Data. Data diberi kode dan dimasukkan ke dalam
EPI DATA versi 4.2 dan diekspor ke SPSS versi 20 untuk analisis statistik.
Analisis deskriptif dilakukan untuk menggambarkan peserta penelitian
dalam hal karakteristik sosiodemografi. Analisis regresi logistik bivariat
dilakukan untuk menentukan hubungan antara masing-masing variabel
independen dan dependen. Semua faktor yang dikaitkan dengan variabel
dependen dalam analisis bivariat dengan nilai P 0,20 atau kurang
dimasukkan dalam awal analisis multivariabel untuk mengidentifikasi
variabel terkait. Nilai P <0,05 dan CI rasio odds 95% yang sesuai
dianggap menyatakan hasil sebagai signifikan secara statistik dalam
penelitian ini dalam regresi multivariabel. Rasio odds bersama dengan
interval kepercayaan 95% digunakan untuk menginterpretasikan kekuatan
dan arah asosiasi.
2.10. Pertimbangan etis. Izin etis diperoleh dari Komite Tinjauan Etis,
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan, Universitas Debre Markos, dan surat izin
diperoleh dari kantor kesehatan distrik Enemay. Tujuan dari penelitian ini
dijelaskan kepada responden, dan informed consent lisan diperoleh dari
peserta. Kerahasiaan informasi dipertahankan dengan menyimpan
pengenal pribadi anonim. Anak-anak yang ditemukan dengan penyakit
diare aktif selama kunjungan dari rumah ke rumah untuk pengumpulan
data terkait dengan fasilitas kesehatan untuk perawatan.
3. Hasil
3.1. Karakteristik Sosiodemografi. Sebanyak 398 pengasuh anak balita
berpartisipasi dalam penelitian ini, menjadikan tingkat respons penelitian
sebesar 97%. Di antara responden, hampir setengah (48,7%) adalah
antara 25-34 tahun dengan usia rata-rata 33,2. Sekitar dua pertiga dari
peserta (66,1%) dan suaminya (65,1%) tidak memiliki pendidikan formal.
Mengenai pekerjaan peserta, mayoritas (87,2%) peserta adalah ibu rumah
tangga. Mengenai ukuran keluarga, 228 (57,3%) peserta memiliki kurang
dari empat anggota keluarga per rumah tangga dan 392 (98,5%)
pengasuh memiliki kurang dari dua anak balita. (Tabel 1)
Tabel 1: Distribusi karakteristik sosiodemografi pengasuh pada penelitian
di distrik Enemay, barat laut Ethiopia, 2018
3.4. Faktor lingkungan. Dari total peserta penelitian, hampir dua pertiga
(68,8%) memiliki jamban di tempat mereka yang hampir setengahnya
(50,4%) tidak diperbaiki. Mengenai fasilitas mencuci tangan, 147 (36,9%)
peserta memiliki fasilitas mencuci tangan di lokasi mereka selama masa
Penelitian. Hampir satu dari lima peserta (80,2%) pengasuh memperoleh
air minum dari sumber yang terlindungi dengan baik dan sekitar setengah
(55%) pengasuh menghabiskan waktu lebih dari 30 menit (pulang pergi)
untuk mendapatkan air minum.
3.5. Praktik Pencegahan Diare balita. Dua ratus empat puluh sembilan
(62,6%) dari peserta mengobati sumber air minum mereka menggunakan
klorin, dan 233 (58,4%) dari peserta menggunakan jamban untuk buang
air besar. Dari total peserta penelitian, kurang dari lima pengasuh
bertanya tentang waktu mencuci tangan, 272 (68,3%) menjawab bahwa
mereka mencuci tangan setelah kunjungan ke toilet dan hanya 151
(37,9%) mencuci tangan sebelum memberi makan anak. Seratus enam
puluh empat (41,2%) pengasuh mencuci tangan hanya menggunakan air.
Hanya 27% jamban bersih selama pengumpulan data. Sekitar setengah
(50,5%) pengasuh memberi makan anak mereka secara eksklusif selama
enam bulan (Tabel 3).
5. Kesimpulan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa praktik pencegahan diare di
kalangan balita masih kurang, pengasuh dan praktik praktik pencegahan
diare secara signifikan terkait dengan informasi tentang frekuensi diare,
pekerjaan, dan ukuran keluarga di sebuah rumah. Stakeholder harus
fokus pada upaya untuk mengendalikan penyakit diare dan pada
peningkatan tingkat pengetahuan dan perilaku praktik pencegahan diare
melalui peningkatan keluarga berencana dan perubahan perilaku.
DAFTAR PUSTAKA