Sasaran pelayanan KB aktif PUS pada tahun 2012 sebanyak 12.294 orang, jumlah
pencapaian cakupan tahun 2012 sebanyak 8120 orang (66,05%) sedangkan target
sebanyak 9836 orang (80%), dengan demikian pelayanan KB aktif masih terdapat
kesenjangan sebesar 13,95%.
Pelayanan KIA
Sasaran pelayanan K1 pada tahun 2011 sebanyak 1822 orang, jumlah cakupan
tahun 2011 sebanyak 1793 orang (98,4%) sedangkan target sebanyak 1750 orang
(96%). Dengan demikian pelayanan K1 Ibu Hamil telah memenuhi target.
Sasaran pelayanan N1 pada tahun 2012 sebanyak 1500 orang (70%) sedangkan
target sebanyak 2000 orang (90%), dengan demikian pelayanan N1 masih jauh
dari target.
4. Perbaikan gizi
a. Balita yang mendapat kapsul Vitamin A
Cakupan balita yang mendapat kapsul Vitamin A dosis tinggi di Puskesmas
Tegal Angus tahun 2012 sebesar 87,24% .
b. Ibu Hamil yang mendapat 90 Tablet Fe
Cakupan Ibu Hamil yng mendapat 90 Tablet Fe untuk Puskesmas Tegal Angus
Tahun 2012 sebesar 89,33% menurun dari tahun 2011 yang mencapai 98,7%.
c. Pemberian makanan pendamping ASI pada bayi BGM dari Gakin
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada bayi BGM dan Gakin
untuk Puskesmas Tegal Angus tahun 2012 sebesar 60% menurun dari tahun
2011.
d. Balita Gizi Buruk yang mendapat perawatan di Puskesmas Tegal Angus Tahun
2012 sebesar 80% sama dengan tahun 2011.
5. Pemberantasan penyakit menular (P2M)
a. Program imunisasi
b. Program TB paru dengan kegiatan penemuan penderita TBC
c. Program malaria dengan angka insiden malaria (AMI)
d. Program ISPA dengan frekuensi penemuan dan penaggulangan pneumonia
e. Program diare meliputi frekuensi penanggulangan diare
f. Program rabies
g. Pemberantasan P2B2 demam berdarah
2
6. Pengobatan dasar
a. Pengobatan rawat jalan
b. Pengendalian persediaan tingkat kecukupan obat/triwulan
c. Pencatatan jumlah Polifarmasi: rasional/tidak
Setelah menemukan data dari puskesmas, peneliti berkunjung ke keluarga binaan
masing masing. Tiap tiap peneliti diwajibkan menemukan area masalah pada
masing masing keluarga binaan. Berikut hasil temuan tiap peneliti pada keluarga
binaan masing - masing :
1. Pemberantasan tempat perindukan nyamuk
2. Perilaku bersih
3. Diare pada balita
4. Gizi buruk
5. Tb Paru pada dewasa
6. Peralatan makan
7. Pengetahuan cuci tangan
Mempertimbangkan hasil temuan data di puskesmas dan hasil penentuan prioritas
masalah dengan metode delphi. Metode delphi adalah suatu teknik membuat
keputusan yang dibuat oleh suatu kelompok, dimana anggotanya terdiri dari para ahli
atas masalah yang akan diputuskan. Proses penetapan Metode Delphi dimulai degan
identifikasi masalah yang akan dicari penyelesaiannya (Harold dkk, 1975 : 40-55).
Berikut ini merupakan proses Metode Delphi :
Setelah kami melakukaan survey pada data program dasar di Puskesmas Tegal Angus
dan kunjungan ke keluarga binaan, kami menemukan berbagai masalah yang telah
diuraikan diatas. Setelah itu kami berdiskusi sesuai dengan dasar keahlian kami yang
sama kami memutuskan untuk mengangkat masalah mengenai tingginya angka gizi
buruk di desa Tanjung Pasir.
Alasan kami mengangkat masalah tersebut adalah :
1. Masih rendahnya angka penyuluhan mengenai gizi balita
2. Masih rendahnya pelayanan kesehatan bayi di Puskesmas Tegal Angus
3. Tingginya angka balita yang mendapatkan perawatan gizi buruk di
Puskesmas Tegal Angus
4. Adanya anggota keluarga binaan yang menderita gizi buruk
5. Masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang makanan 4 sehat 5
sempurna
KERANGKA TEORI
Teori perilaku Lawrence green atau pengetahuan
UNICEF (1988) telah mengembangkan kerangka konsep makro (lihat skema.)
sebagai salah satu strategi untuk menanggulangi masalah kurang gizi.
Dalam
kerangka tersebut ditunjukkan bahwa masalah gizi kurang dapat disebabkan oleh:
A. Penyebab langsung
Makanan dan penyakit dapat secara langsung menyebabkan gizi kurang.
Timbulnya gizi kurang tidak hanya dikarenakan asupan makanan yang kurang,
tetapi juga penyakit. Anak yang mendapat cukup makanan tetapi sering
menderita sakit, pada akhirnya dapat menderita gizi kurang. Demikian pula pada
anak yang tidak memperoleh cukup makan, maka daya tahan tubuhnya akan
melemah dan akan mudah terserang penyakit.
B. Penyebab tidak langsung
Ada 3 penyebab tidak langsung yang menyebabkan gizi kurang yaitu :
-
Setiap keluarga
Dampak
Kurang Gizi
Penyebab
langsung
Penyebab
tidak langsung
Tidak cukup
Persediaan
pangan
Kurang pendidikan
Pola asuhdan
Pengetahuan
anak
tidak
ketrampilan
Infeksi
memadai
Pokok masalah
di masyarakat
Krisis Ekonomi,
Politik, dan Sosial
Akar masalah
STATUS GIZI
PADA BALITA
Penyakit penyerta
Sanitasi lingkungan
yang buruk
DEFINISI OPERASIONAL
NO Variabel
Definisi
Alat
Cara
1.
Status gizi Keadaan tubuh Timbanga
pada balita
balita
tahun)
(1-5 n bayi
akibat
dan
penggunaan zat
gizi.
Pemeriksaan - 3 SD.
fisik
Gizi kurang
konsumsi,
absorpsi,
Hasil
Skala
Gizi buruk < Ordindssal
> -3 SD s/d
2 SD.
Gizi baik > 2 SD s/d + 2
SD.
Gizi lebih >
2.
Pendapatan
Jumlah
perkapita
penghasilan
keluarga
yang diperoleh
dari
Kuesioner
Wawancara
+ 2 SD
Kurang = < Ordinal
Rp.1.250000
Cukup
kegiatan
Rp.1.250.000
atau pekerjaan
anggota
Lebih = >
keluarga dibagi
Rp.1.250.000
dengan jumlah
anggota
keluarga
ada
yang
dalam
periode waktu
bulan
yang
dinyatakan
3.
Penyakit
dalam rupiah
Ada tidaknya Rekam
penyerta
penyakit
observasi
Ya/Tidak
Nominal
observasi
Ya/tidak
Nominal
Wawancara
Ya/Tidak
Nominal
medis
penyerta
yang
menyertai
status
gizi
buruk
pada
balita
4.
BBLR
(TB,HIV,ISPA)
Riwayat berat Rekam
badan
balita medis
kurang
5.
Pendidikan
2500g
Tingkat
ibu
pendidikan
terakhir
dari
Kuesioner
yang
telah
diselesaikan
oleh
6.
ibu
penderita.
Pengetahuan Kemampuan
ibu tentang ibu
gizi balita
Kuesioner
Wawancara
Baik = 80%
Ordinal
menjawab
pertanyaan
tentang gizi.
Sedang = 6079%
Kurang
60%
I. Identitas Responden
Nama Ibu :
Jumlah Balita :
Nama Balita : 1.
10
2.
3.
Umur balita : 1.
2.
3.
Alamat :
11
3. Pendapatan keluarga :
a. Rp. 1.250.000/ bulan
b. > Rp. 1.250.000/ bulan
3a. Dengan jumlah pendapatan tersebut, apakah sudah cukup untuk memenuhi
kebutuhan keluarga sehari-hari?
3b. Berapa jumlah pengeluaran yang ibu gunakan untuk konsumsi pangan keluarga
selama satu bulan?
3c. Berapa jumlah anggota keluarga yang ditanggung?
12
b. Memberikan ASI dan makanan pendamping lainnya (susu, bubur, nasi tim, dan
lain-lain)
c. Memberikan ASI saja untuk bayi umur 0-6 bulan tanpa makanan pendamping
lainnya
10. Menurut ibu, apakah kelebihan ASI dibandingkan dengan susu formula?
a. Mengenyangkan bayi
b. Membangun kekebalan tubuh bayi, murah, mendekatkan hubungan ibu dan anak
c. Sama saja seperti susu formula
14