Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN

KELUARGA DENGAN DIARE PADA


ANAK

NURLIAN TIANNY SINAGA Skep Ners


WHO, Keluarga adalah anggota rumah tangga saling
berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau
perkawinan.
Friedman, Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih
yang hidup bersama dengan keterikatan aturan, emosional
dan individu mempunyai peran masing-masing yang
merupakan bagian dari keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang- orang yang tinggal
satu dalam rumah yang dihubungkan satu ikatan
perkawinan, hubungan darah atau tidak memiliki
hubungan darah
Menurut UU no. 10 tahun 1992 ttg perkembangan kependudukan
dan pembangunan keluarga sejahtera
KELUARGA adalah : unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
suami-istri, atau suami-istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya
atau ibu dan anaknya.
Sesuai dgn PP no. 21 (1994) bahwa keluarga dibentuk berdasarkan
atas perkawinan yang sah. Unit terkecil dari masyarakat & sistem
sosial. Terdiri dari 2 orang atau lebih .Ada ikatan perkawinan /
pertalian darah.Hidup dalam satu rumah tangga.Berinteraksi satu
sama lainnya.Setiap anggota keluarga menjalankan perannya
masing-masing.Menciptakan dan mempertahankan suatu
kebudayaan
DIARE
ADALAH BUANG AIR BESAR
LEMBEK/CAIRBAHKAN DAPAT BERUPA
AIR SAJAYANG FREKWENSINYA LEBIH
SERINGDARI BIASANYA ( 3X ATAU
LEBIH )
Berdasarkan Survei Kesehatan
Rumah Tangga (SKRT), Studi
Mortalitas dan Riset Kesehatan
Dasar dari tahun ke tahun diketahui
bahwa diare masih menjadi
penyebab utama kematian balita di
Indonesia.
 Penyebab utama kematian
akibat diare adalah tata laksana
yang tidak tepat baik di rumah
maupun di sarana kesehatan.
Untuk menurunkan kematian
karena diare perlu tata laksana
yang cepat dan tepat.
 Dapat diketahui bahwa proporsi terbesar
penderita diare pada balita adalah
kelompok umur 6 – 11 bulan yaitu sebesar
21,65% lalu kelompok umur 12-17 bulan
sebesar 14,43%, kelompok umur 24-29
bulan sebesar 12,37%, sedangkan proporsi
terkecil pada kelompok umur 54 – 59 bulan
yaitu 2,06%. Sumber : Kementerian
Kesehatan,
Survei morbiditas diare tahun 2010
Sebagian besar penderita diare tidak
datang berobat ke sarana kesehatan. Ada
yang mengobati sendiri, ada yang berobat
ke praktek dokter swasta, ada ke
Puskesmas, Rumah Sakit, dan ada yang
KELUARGA SEBAGAI UNIT PELAYANAN
Keluarga merupakan bagian dari masyarakat yang
dapat dijadikan sebagai gambaran manusia.Perilaku
keluarga dapat menimbulkan masalah kesehatan,
tetapi dapat juga mencegah masalah kesehatan dan
menjadi sumber daya pemecah masalah
kesehatan.Masalah kesehatan dalam keluarga akan
saling mempengaruhi terhadap individu dalam
keluarga
Keluarga merupakan lingkungan yang serasi
untuk mengembangkan potensi tiap individu
dalam keluarga.
Keluarga merupakan pengambil keputusan
dalam mengatasi masalah,
Keluarga merupakan saluran yang efektif dalam
menyalurkan dan mengembangkan kesehatan
pada masyarakat
KESEHATAN KELUARGA
• GENETIK. • LINGKUNGAN
• PERILAKU ( SIKAP DAN (FISIK,BIOLOGIS,SOSIO
GAYA HIDUP ) KULTURAL )
• AKSES PELAYANAN
KESEHATAN
5 Tugas Keluarga Dalam Kesehatan
1. Mengenal masalah kesehatan Keluarga
2. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi
keluarga.
3. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.
4. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin
kesehatan keluarga.
5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di
sekitarnya bagi keluarga
KEPERAWATAN KELUARGA
Merupakan salah satu area spesialisasi
didalam keperawatan yg berfokus kepada
keluarga sbg target pelayanan
Praktik Keperawatan keluarga: pemberian
yan/askep dg menggunakan pendekatan
proses keperawatan kepada keluarga dan
anggota keluarga dlm situasi sehat atau sakit
PERAN PERAWAT DI KELUARGA
Pendidik.
Koordinator.
Pelaksana perawatan.
Pengawas kesehatan.
Konsultan
Kolaborasi
Advokasi
Fasilitator
Penemu kasus
Modifikasi lingkungan
Asuhan Keperawatan keluarga merupakan
suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui
praktek keperawatan kepada keluarga untuk
membantu menyelesaikan masalah kesehatan
keluarga dengan menggunakan proses
keperawatan yang meliputi pengkajian
keluarga,diagnosa
keperawatan,keluarga,perencanaan,implementa
si keperawatan dan evaluasi tindakan
keperawatan
Langkah dalam proses keperawatan
keluarga
Pengkajian keluarga dan individu dalam
keluarga
Perumusan diagnosis keperawatan
Penyusunan perencanaan
Pelaksanaan asuhan keperawatan
Evaluasi
PENGKAJIAN
• DATA DASAR ANGGOTA KELUARGA
(Nama,jk,umur,hub.Kk,pendidikan,pekerjaan,
status gizi.)
• STATUS KESEHATAN ANGGOTA KELUARGA
( TTV,status imunisasi,ku,status kes saat ini riwayat
alergi,analisa kesehatan saat ini )
• DATA PENGKAJIAN INDIVIDU YANG SAKIT
• DATA PENUNJANG KELUARGA ( Rumah dan sanitasi
lingkungan rumah,phbs di rumah tangga )
DIAGNOSA KEPERAWATAN
DEFISIT NUTRISI
DEFISIT PENGETAHUAN
 HIPERTERMI
KETIDAKSEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
RESIKO DEFISIT NUTRISI
GANGGUAN INTEGRITAS KULIT/JARINGAN
MANAJEMEN KESEHATAN KELUARGA TIDAK EFEKTIF
PEMELIHARAAN KESEHATAN TIDAK EFEKTIF
INTERVENSI KEPERAWATAN
 EDUKASI PENCEGAHAN INFEKSI ( CUCI
TANGAN,PERSONAL HYGIENE )
 EDUKASI PROGRAM PENGOBATAN
 EDUKASI PROGRAM PERAWATAN
 EDUKASI PERAWATAN DIRI
 PERAWATAN INTEGRITAS KULIT
 DUKUNGAN KELUARGA MERENCANAKAN PERAWATAN
 PELIBATAN KELUARGA DALAM PROGRAM PERAWATAN
 DUKUNGAN KOPING KELUARGA
 PEMANTAUAN KEPATUHAN MINUM OBAT
EVALUASI
Evaluasi disusun menggunakan SOAP
S: Ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan
secara subjektif oleh      keluarga setelah diberikan
implementasi keperawatan.
O: Keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh
perawat menggunakan   pengamatan yang objektif.
A:  Analisis perawat setelah mengetahui respon
subjektif dan objektif.
P:   Perencanaan selanjutnya setelah perawat
melakukan analisis.
EVALUASI
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan
klien dalam mecapai tujuan. sehingga perawat dapat
mengambil keputusan:
1. Mengakhiri rencana tindakan keperawatan (klien
telah mencapai tujuan yang ditetapkan)
2. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan (klien
mengalami kesulitan untuk mencapai tujuan)
3. Meneruskan rencana tindakan keperawatan (klien
memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai
tujuan) (Lyer dalam Nursalam, 2008)
Pemberian Nasehat Ibu atau pengasuh
yang berhubungan erat dengan balita harus
diberi nasehat tentang :
1. Cara memberikan cairan dan obat di
rumah
2. 2. Kapan harus membawa kembali
balita ke petugas kesehatan bila : 
Diare lebih sering  Muntah berulang 
Sangat haus  Makan/minum sedikit 
Timbul demam  Tinja berdarah 
Tidak membaik dalam 3 hari. SISTEM
KEWASPADAAN DINI (SKD)
PENCEGAHAN DIARE Kegiatan pencegahan
penyakit diare yang benar dan efektif yang dapat
dilakukan adalah :
Perilaku Sehat
1. Pemberian ASI
2. Makanan Pendamping ASI
Pemberian makanan pendamping ASI adalah
saat bayi secara bertahap mulai dibiasakan
dengan makanan orang dewasa. Perilaku
pemberian makanan pendamping ASI yang baik
meliputi perhatian terhadap kapan, apa, dan
bagaimana makanan pendamping ASI diberikan
3 . Menggunakan Air Bersih Yang Cukup
Penularan kuman infeksius penyebab diare
ditularkan melalui Face-Oral kuman tersebut
dapat ditularkan bila masuk ke dalam mulut
melalui makanan, minuman atau benda yang
tercemar dengan tinja, misalnya jari jari
tangan, makanan yang wadah atau tempat
makan minum yang dicuci dengan air
tercemar. Masyarakat yang terjangkau oleh
penyedia
4. Mencuci Tangan
Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan
perorangan yang penting dalam penularan kuman
diare adalah mencuci tangan. Mencuci tangan
dengan sabun, terutama sesudah buang air besar,
sesudah membuang tinja anak, sebelum
menyiapkan makanan, sebelum menyuapi makan
anak dan sebelum makan, mempunyai dampak
dalam kejadian diare ( Menurunkan angka kejadian
diare sebesar 47%).
5. Menggunakan Jamban
Pengalaman di beberapa negara
membuktikan bahwa upaya penggunaan
jamban mempunyai dampak yang besar
dalam penurunan risiko terhadap penyakit
diare. Keluarga yang tidak mempunyai
jamban harus membuat jamban dan
keluarga harus buang air besar di jamban
6. Membuang Tinja Bayi Yang Benar
Banyak orang beranggapan bahwa tinja
bayi itu tidak berbahaya. Hal ini tidak benar
karena tinja bayi dapat pula menularkan
penyakit pada anak-anak dan orang tuanya.
Tinja bayi harus dibuang secara benar

PENYEHATAN LINGKUNGAN
1. Penyediaan Air Bersih
2. Pengelolaan Sampah
3. Sarana Pembuangan Air Limbah.
TANTANGAN DALAM PENERAPAN ASKEP
 KELUARGA APATIS
 KETIDAKMAMPUAN KELUARGA TERKAIT TUJUAN DAN
TINDAKAN YANG TELAH DITETAPKAN
 DOMINASI PERAWAT
 MENGABAIKAN BUDAYA DAN IMPLIKASI GENDER
 PERSEPSI KELUARGA TENTANG HILANGNYA HARAPAN
 KEGAGALAN MEMPERTIMBANGKAN KEKUATAN KELUARGA
 TAKUT GAGAL
 TERBATASNYA AKSES DAN SUMBER DUKUNGAN
 TERBATASNYA KEUANGAN
 TAKUT DAN KETIDAKPERCAYAAN PADA SISTEM KESEHATAN

Anda mungkin juga menyukai