NPM : 3184056
SOAL TEORI
Tujuan dari akuntasi biaya adalah untuk menentukan harga pokok dari suatu
produk atau jasa yang mereka hasilkan. Jadi, jangan sampai harga yang mereka tawarkan
terlalu tinggi atau terlaluu rendah. Dengan cara menggolongkan, mencatat, meringkas,
dan memonitor seluruh hal yang berkaitan dengan semua biaya untuk proses produksi
akan dijadikan sebagai acuan bagi pihak manajemen sehingga mereka bisa menentukan
harga pokok dari barang atau jasa yang mereka hasilkan.
Data histori dan juga berbagai faktor lain dapat mempengaruhi biaya produksi.
Karena itulah dalam merencanakan dan mengendalikan biaya, maka pihak manajemen
juga ikut memonitor apakah ada penyimpangan seperti selisih biaya. Jika terjadi, maka
pihak manajemen pun akan meneliti apa penyebab terjadi selisih dengan akuntasi biaya.
2. Jelaskan perbedaan istilah biaya (cost) dengan beban (expense), berikan masing-
masing
contohnya!
Jawab:
Biaya adalah suatu hal yang harus dikeluarkan, ini dilakukan dengan tujuan agar
mendapatkan keuntungan. Atau mendapatkan manfaat yang bernilai ekonomis
pada masa yang akan datang. Misalnya dalam pembelian aktiva tetap, didalam
akuntansi transaksi ini disebut dengan biaya pembelian.
Contohnya, Perusahaan membeli sebuah motor, dimanfaatkan sebagai kendaraan
untuk kurir, tentu saja hal ini memberi manfaat ekonomis. Karena motor
tersebut digunakan untuk mempercepat atau mempermudah dalam pengiriman
barang.
Arti lain dari biaya yakni suatu pengeluaran yang bisa mempengaruhi nilai
aktiva, atau biaya yang terletak dalam akun aktiva tersebut.
Menurut PSAK No. 16 Revisi 2007, Biaya perolehan (cost) pada intinya
merupakan jumlah kas. Penjelasan detail yaitu setara kas yang dibayarkan atau
nilai wajar dari imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh suatu aset pada
saat perolehan atau kontruksi. Dengan kata lain jika dapat diterapkan, jumlah
yang diatribusikan ke aset pada saat pertama kali diakui sesuai dengan
persyaratan tertentu dalam PSAK lain.
Beban adalah (expense) yaitu suatu penurunan nilai ekonomi, yang merupakan
kas keluar atau aktiva yang berkurang. Biasanya beban (expense) ini dianggap
kewajiban, ini bisa menyebabkan nilai dari ekuitas menurun. Pada umumnya
beban (expense) ini dianggap sebagai pengorbanan atau kewajiban yang sudah
terjadi sebelumnya.
Contohnya, Sesuatu yang dikeluarkan atau diberikan, ini dengan tujuan untuk
mendapatkan pendapatan. Misalnya, akun yang dapat di dalam laporan laba rugi
seperti beban sewa, penyusutan, listrik, gaji, dan yang lainnya.
Beban (expense) yaitu pengurangan dari pendapatan, akan menghasilkan laba
yang bersih, sebelum ada pajak di dalam laporan. Di dalam hal ini beban yang
berupa jenislah yang paling banyak jumlahnya. Menurut standar Akuntansi
keuangan (1999 : 12), Beban atau sering juga disebut dengan expense
merupakan penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam
bentuk arus kas keluar. Dalam artian berkurangnya aktiva atau terjadinya
kewajiban yang kemudian berakibat pada menurunnya ekuitas yang tidak
menyangkut pembagian kepada penanaman modal. Dari itu dapat diambil
kesimpulan di dalam istilah akuntansi bahwa biaya perolehan yaitu jumlah kas
yang digunakan untuk mendapatkan suatu aset penting lain. Lalu untuk beban
yaitu jumlah kas yang digunakan untuk mendapatkan laba atau rugi.
Perbedaan Beban dan Biaya:
Letak posisi laporan keuangan
Perbedaan keduanya terlihat pada penyusunan laporan keuangan. Biaya ini pada
laporan keuangan posisinya ada didalam penyusunan neraca, dan biasanya ini
berwujud biaya yang belum digunakan atau bisa dibilang biaya prediksi. Ini
mampu memberikan manfaat sehingga pada biaya ini dianggap sebagai aktiva.
Lalu untuk beban di dalam laporan keuangan posisinya terletak pada
penyusunan laporan laba rugi. Beban ini di dalam laporan berupa pengeluaran
yang digunakan dan tidak memberikan manfaat untuk masa yang akan datang
dan periodenya tidak lebih setahun.
Periode akuntansi
Perbedaan dari biaya dan beban biasanya dilihat dari periode dalam akuntansi.
Biaya biasanya memiliki periode lebih lama yakni lebih dari satu tahun, ini
dianggap sebagai pengeluaran modal. Pengeluaran modal yang dikeluarkan ini
bertujuan untuk mendapatkan aktiva tetap. Demi meningkatnya keefisiensian
atas operasional bisnis perusahaan dan kapasitas produktif aktiva tetap. Jumlah
biaya yang dikeluarkannya dalam satuan rupiah lebih besar jika dibandingkan
dengan jumlah beban. Lalu untuk beban memiliki periode tidak lebih dari satu
tahun, dianggap sebagai pengeluaran pendapatan, yang memberikan manfaat
dalam periode berjalan saja. Karena itulah biaya yang keluarkan tidak
dikapitalisasikan, ini sebagai aktiva tetap di neraca akan langsung dibebankan
dalam laporan laba rugi. Dan jumlah beban ini dihitung dengan satuan rupiah
namun tidak begitu besar, bisa dibilang kecil jika dibandingkan dengan jumlah
pada beban.
Manfaat yang didapatkan
Manfaat yang didapatkan antara biaya dan beban tentu saja berbeda, untuk biaya
manfaat yang didapatkan yaitu pendapatan. Lalu untuk beban manfaat yang
didapatkan yaitu penggunaan sumber daya.
3. Jelaskan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pengumpulan biaya produksi
Jawab:
Hal- hal yang berkaitan dengan pengumpulan metode biaya produksi
Berdasarkan Pesanan
Perusahaan yang melakukan produksi berdasarkan pesanan biasanya melakukan
proses olah produk sesuai dengan pesanan yang ada dari pihak luar. Biasanya perusahaan
yang berproduksi berdasar pesanan adalag perusahaan percetakan, mebel, mesin dan
masih banyak lainnya. Karakteristik dari perusahaan yang menggunakan metode produksi
berdasar pesanan adalah:
Proses produksi biasanya terjadi secara terputus-putus. Bila satu pemesanan telah
selesain dikejakan, maka proses produksi diberhentikan. Proses produksi baru
berjalan lagi ketika ada pesanan yang datang.
Proses produksi ditujukan untuk memenuhi pesanan yang ada, bukan untuk
memenuhi persediaan di gudang.
Produk yang dihasilkan biasanya sudah sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan
pihak pemesan. Sehingga bisa saja barang yang dihasilkan akan berbeda dengan
pesanan lainnya.
Harga pokok persatuan= jumlah biaya produksi tiap pesanan : jumlah produk
yang dipesan
Contoh: Sebuah perusahan mengerjakan pesanan 100 pesanan jas hujan, dan diperlukan
biaya-biaya berikut ini.
Dapat digunakan untuk menentukan harag yang akan diberikan kepada pihak
pemesan
Memantau realisasi dari proses produksi
Mempertimbangkan penerimaan ataupun penolakan terhadap pesanan yang ada
Digunakan untuk menghitung keuntungan dan kerugian yang didapat perusahaan
Menentukan harga dari pokok persediaan produk jadi dan produk yang masih di
dalam tahap proses
Pengumpulan biaya produksi di dalam metode harga pokok pesanan terdiri dari beberapa
proses, yaitu:
1. Pencatatan biaya bahan baku utama, pada proses ini terbagi menjadi dua proses yaitu
proses pencatatan pembelian bahan baku utama dan catatan pemakaian dari bahan baku.
2. Pencatatan biaya tenaga kerja langsung. Biasanya memerlukan pengumpulan dua jenis
jam kerja yaitu, jam kerja total selama periode terentu dan jam kerja yang digunakan
hanya dalam setiap pengerjaan pesanan.
3. Pencatatan biaya overhead pabrik. Hal ini biasanya dibagi ke dalam beberapa golongan,
antara lain adalah biaya bahan penolong, biaya reparasi, biaya tenaga kerja tak langsung,
biaya yang timbul karena adanya penilai terhadap aktiva tetap, serta biaya lainnya yang
memerlukan uang tunai langsung.
4. Pencatatan produk selesai. Harga produk yang suda jadi nantinya akan dicatat dalam
kartu persediaan dan kartu harga pesanan.
Aktivitas produksi dimulai ketika adanya perintah produksi yang berisikan rencana
produksi dalam jangka waktu tertentu.
Sehingga proses produksi akan terus menerus dilakukan meskipun ada atau
tidaknya pesanna yang datang. Untuk menentukan harga per unit dari produk atau barang
tersebut, digunakan cara seperti ini.
Harga pokok persatuan= jumlah biaya produksi (pada periode tertentu) : jumlah produk
yang dihasilkan selama periode tertentu
Misalnya:
Perusahaan mebel A memproduksi meja selama bulan Februari 2017 dengan total biaya
seperti berikut:
Total biaya produksi: Rp. 30.000.000. Pada bulan Februari 2017 ini, perusahaan
mebel A telah memproduksi sekitar 100 meja kayu, sehingga harga pokok per unit nya
adalah:
Manfaat dari adanya informasi yang di dapat dari metode harga pokok proses
antara lain adalah:
Menentukan harga pokok dari barang persediaan yang sudah jadi dan
disajikan ke dalam sebuiah neraca
Proses pengumpulan biaya produksi dari metode harga pokok proses antara lain
adalah:
4. Biaya overhead pabrik, pada BOP metode harga pokok proses merupakan
biaya lain diluar biaya bahan baku, bahan tambahan, serta biaya tenaga kerja.
Perbedaan Dari Karakteristik Metode Harga Pesanan dan Harga Pokok Proses
Pada perhitungan biaya produksi, untuk metode harga pokok proses akan
melakukan perhitungan setiap bulan ataupun pada periode tertentuuntuk
menentukan harga pokok dari produk yang dihasilkan. Sedangkan pada metode
harga pokok pesanan, perhitungan biaya produksi akan dilakukan ketika adanya
pesanan yang datang. Untuk menghitung biaya harga pokok produksi per unit
nya, akan dilakukan setiap akhir periode atau bulan pada mtode harga pokok
proses. Sedangkan pada metode harga pesanan, harga per unit dari barang yang
dihasilkan akan dihitung ketika pesanan telah selesai dikerjakan. Untuk
menghitung harga produk per unit, pada metode harga pokok proses akan
menggunakan cara dimana jumlah biaya produksi yang sudah dikeluarkan selama
dalam periode atau bulan tertentu akan dibagi dengan jumlah produk yang
dihasilkan dalam bulan atau periode tersebut. Sedangkan pada metode harga
pokok pesanan, harga produk per unit akan dihitung dengan cara membagi antara
jumlah biaya produksi yang sudah dikeluarkan dalam proses produksi sebuah
pemesanan dengan jumlah unit yang dihasilkan dalam proses produksi pesanan
yang bersangkutan. Pada penggolongan biaya produksi, dalam metode harga
pokok pesanan akan terjadi pemisahan antara biaya produksi menjadi biaya
produksi langsung dan tak langsung. Biaya produksi langsung akan dibebankan
kepada produk yang dihasilkan berdasarkan pada biaya real yang terjadi.
Sedangkan pada biaya produksi tak langsung akan dibebankan kepada produk
berdasar pada tariff yang sudah ditentukan di muka. Untuk metode harga pokok
proses, pemisahan antara biaya langsung dan tak langsung terkadang tak terlalu
diperlukan. Apalagi pada perusahaan yang hanya menghasilkan satu jenis produk
saja. Karena harga pokok per unit akan dihitung setiap akhir periode atau bulan,
maka biaya overhead pabrik nantinya akan dibebankan kepada produk berdasar
pada biaya yang terjadi sesungguhnya. Untuk menentukan biaya apa saja yang
masuk ke dalam biaya overhead pabrik, pada metode harga pokok pesanan akan
terdiri dari biaya bahan tambahan dan biaya tenaga kerja tak langsung. Pada
metode ini, biaya overhead pabrik biasanya akan dibebankan pada produk yang
tarif nya sudah ditentukan di awal pemesanan. Sedangkan pada metode harga
pokok proses, biaya overhead pabrik akan terdiri dari biaya yang dikeluarkan
selama proses produksi diluar dari biaya bahan baku utama, bahan penolong, serta
biaya tenaga kerja baik langsung maupun tidak langsung. Pada metode ini, biaya
overhead pabrik akan dibebankan pada produk sebesar biaya yang terjadi
sesuungguhnya selama periode tersebut.
Jawab:
Dalam menentukan harga pokok produksi pada umumnya terdapat 2 metode yang
dapat digunakan. Pertama adalah metode full costing dan yang kedua adalah metode
variable costing yang biasanya digunakan untuk hal teknis semacam pengambilan
keputusan dalam perusahaan. Perbedaan pokok antara metode full costing dan metode
variabel costing terletak pada perlakuan biaya overhead pabrik.
Pada metode full costing semua biaya produksi baik yang bersifat variabel
maupun yang bersifat tetap dianggap bagian dari harga pokok produksi. Sedangkan pada
metode variable costing, biaya variabel dimasukkan hanya sesuai dengan periode
penggunaannya misalnya untuk biaya overhead pabrik.
Biaya bahan baku adalah semua biaya yang digunakan untuk membeli bahan baku
produksi. Tidak hanya harga bahan pokok dari sebuah barang, tetapi semua
komponen untuk menyiapkan bahan baku tersebut. Biaya ini terdiri dari harga bahan
pokok, harga bahan tambahan, dan harga ongkos pengiriman barang.
Biaya ini merupakan semua biaya yang diperlukan untuk membayar tenaga kerja
produksi yang mampu merubah bahan baku menjadi produk jadi. Biaya ini termasuk
dalam harga pokok produksi karena tenaga yang dipekerjakan bekerja untuk
memproduksi barang. Contoh dari biaya tenaga kerja langsung adalah biaya gaji yang
dibayarkan pada buruh pabrik, yang secara langsung terlibat dalam proses pembuatan
produksi.
5. Buatlah secara lengkap format laporan harga pokok produksi (cost of goods
manufacturing)!
Jawab:
HPP (harga pokok penjualan) = Persediaan barang – persediaan akhir barang dagang
Untuk lebih jelasnya, di bawah ini adalah contoh perhitungan harga pokok penjualan perusahaan
dagang.
PT Merah Mandiri
Pembelian 75.000.000
Dari tabel di atas dapat diketahui secara sederhana bahwa harga pokok penjualan per tanggal 31
Desember 2019 dari usaha PT Merah Mandiri adalah sebesar Rp74.500.000.
Cara Menghitung HPP Perusahaan Manufaktur
Untuk menghitung HPP perusahaan manufaktur sedikit berbeda dengan perusahaan dagang. Jika
di atas, Anda sudah memahami cara menghitung HPP perusahaan dagang, di bawah ini Jurnal
akan menjelaskan beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam menghitung HPP perusahaan
manufaktur.
Seperti yang sudah Anda ketahui, perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang
memproduksi barang dagangannya sendiri, mulai dari bahan mentah hingga barang jadi. Proses
ini biasanya disebut work in progress atau work in proses. Di mana, perusahaan manufaktur
membuat produk dari bahan mentah atau bahan baku, setengah jadi, hingga menjadi barang jadi
yang siap dikonsumsi.
Bahan baku dalam manufaktur menjadi modal utama dalam menghitung HPP untuk pertama
kalinya. Jika bisnis Anda bergerak di industri manufaktur, Anda harus terlebih dulu menentukan
berapa banyak bahan baku yang akan digunakan untuk memproduksi suatu barang. Untuk
menentukannya, Anda dapat melihat dari berapa banyak bahan baku yang masih tersisa di akhir
periode, setelah saldo awal periode. Kemudian ditambah pembelian yang ada selama periode
tersebut berlangsung.
Berikut cara untuk menghitung seluruh bahan baku yang digunakan untuk produksi.
Bahan Baku Terpakai = Saldo Awal Bahan Baku + Pembelian Bahan Baku – Saldo Akhir Bahan Baku
Selain bahan baku, dalam menghitung HPP perusahaan manufaktur, Anda juga harus
menghitung biaya produksi lainnya yang berpengaruh terhadap proses produksi barang dari
bahan mentah hingga menjadi barang jadi, selain bahan baku utama. Biaya-biaya tersebut
diantaranya adalah biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead seperti biaya bahan baku
yang bersifat tidak pokok seperti biaya listrik, biaya reparasi, biaya pemeliharaan, dan
sebagainya.
Ini adalah salah satu poin yang membedakan perhitungan HPP perusahaan dagang dan
manufaktur. Ketika Anda ingin menghitung HPP perusahaan manufaktur, Anda harus
mengetahui terlebih dahulu total biaya produksii. Total biaya produksi merupakan sebagian
biaya yang dikeluarkan saat barang telah masuk ke dalam proses produksi dan biaya yang
dikeluarkan untuk produksi barang tersebut. Cara menentukannya adalah bahan baku barang
yang diproses pada awal periode produksi ditambah dengan bahan baku penambahnya atau
bahan baku tidak pokok seperti tenaga kerja langsung dan overhead. Kemudian, Anda bisa
menguranginya dengan barang yang masih tersisa di gudang pada akhir periode. Secara
sederhana, rumus menghitung biaya produksi lainnya adalah sebagai berikut:
Total Biaya Produksi = Bahan Baku Yang Digunakan + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya
Overhead Produksi
Setelah Anda mengetahui total biaya produksi, hal selanjutnya yang bisa Anda lakukan adalah
menghitung pokok produksi. Di bawah ini adalah rumus yang bisa Anda gunakan untuk
menghitung harga pokok produksi:
Harga Pokok Produksi = Total Biaya Produksi + Persediaan Barang Dalam Proses Produksi Awal –
Persediaan Barang Dalam Proses Produksi Akhir
Setelah Anda mengetahui seluruh angka perhitungan beberapa komponen di atas, hal terakhir
yang harus Anda lakukan adalah menghitung HPP (Harga Pokok Penjualan). Secara sederhana,
di bawah ini adalah cara menghitung HPP di perusahaan manufaktur
Harga Pokok Penjualan (HPP) = Harga Pokok Produksi + Persediaan Barang Awal – Persediaan
Barang Akhir
Itulah beberapa penjelasan mengenai cara menghitung harga pokok penjualan perusahaan dagang
dan manufaktur. Dengan menghitung secara tepat, Anda bisa menentukan harga jual yang tepat
dan sesuai. Nah, ini juga sudah kita singgung sedikit di atas, bahwa harga pokok penjualan
memiliki perbedaan dengan harga jual. Di mana, harga jual merupakan besaran harga yang
dibebankan kepada konsumen. Untuk menghitung harga jual, Anda dapat menghitungnya dengan
cara berikut ini:
Harga Jual = Biaya Produksi + Biaya Non Produksi + Laba yang Diharapkan
Dalam menentukan harga jual, ada dua metode yang bisa Anda gunakan, yaitu penetapan harga
biaya plus dan penetapan harga mark up. Penetapan harga biaya plus (cost plus pricing method)
merupakan metode menghitung harga jual dengan cara menjumlahkan semua biaya dengan
margin yang diharapkan. Sementara penetapan harga mark up merupakan penentuan harga
dengan menambahkan jumlah keuntungan yang diharapkan dengan harga beli dari barang yang
akan dijual.
Jadi dapat disimpulkan bahwa harga pokok penjualan dan harga jual merupakan hal yang
berbeda. Namun, dengan menggunakan HPP, Anda dapat menentukan harga jual yang sesuai
untuk dibebankan kepada konsumen. Agar perusahaan mendapatkan laba, maka harga jual yang
ditetapkan harus lebih besar dari HPP.
6. Jelaskan perbedaan laporan keuangan perusahaan dagang dan perusahaan
manufaktur
Jawab:
a. Perusahaan Dagang
b. Perusahaan Manufaktur
7. Sebutkan dan jelaskan lima dasar pembebanan tarif BOP beserta rumusnya!
Jawab:
Metode ini langsung membebankan biaya overhead pabrik kepada produk dan lebih
cocok digunakan dalam perusahaan yang hanya memproduksi satu jenis produk. Beban
biaya overhead pabrik untuk setiap produk dihitung dengan rumus:
Apabila harga pokok bahan baku sebagai dasar pembebanan, maka tarif biaya overhead
pabrik dapat dihitung dengan rumus:
Taksiran Biaya Overhead Pabrik x 100% = Persentase BOP dari biaya bahan baku
Sebagai catatan, semakun besar biaya bahan baku yang dikeluarkan untuk mengolah
produk, maka semakin besar pula biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada
produk. Metode ini terbatas penggunaannya karena adanya kemungkinan sebuah produk
dibuat dari bahan baku dengan harga yang mahal, sementara produk lain dibuat dari
bahan yang lebih murah. Dalam kasus seperti ini, jika pengerjaan kedua produk sama,
maka produk pertama akan menerima beban biaya overhead pabrik yang lebih tinggi
dibandingkan dengan produk yang kedua.
Apabila sebagian besar elemen biaya overhead pabrik mempunyai hubungan yang erat
dengan jumlah upah tenaga kerja langsung, maka dasar yang dipakai untuk
membebankan biaya overhead pabrik adalah biaya tenaga kerja langsung. Tarif biaya
overhead pabrik dihitung dengan rumus:
Taksiran Biaya Overhead Pabrik x 100% = Persentase BOP dari biaya tenaga kerja langsung
Apabila biaya overhead pabrik mempunyai hubungan erat dengan waktu untuk membuat
produk, maka dasar yang dipakai untuk membebankan adalah jam tenaga kerja langsung.
Tarif biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus:
Taksiran Biaya Overhead Pabrik x 100% = Tarif BOP jam tenaga kerja langsung
Apabila biaya overhead pabrik bervariasi dengan waktu penggunaan mesin maka dasar
yang dipakai membebankan adalah jam mesin. Tarif biaya overhead pabrik dihitung
dengan rumus:
Taksiran Biaya Overhead Pabrik x 100% = Tarif BOP per jam mesin