Anda di halaman 1dari 12

BIAYA, KONSEP BIAYA, DAN KLASIFIKASI BIAYA

MATA KULIAH AKUNTANSI BIAYA

Oleh:

KELOMPOK 4

1. Putu Melia Utami Putri (07) (2107531019)


2. Gusti Ayu Putu Wiwit Sukmayanti (12) (2107531053)
3. Ferina Khusumadewi Yasa (13) (2107531062)
4. Maya Laura Listi (14) (2107531063)

Kelas: B5

Program Studi Sarjana Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana

2022/2023

1
DAFTAR ISI

COVER .......................................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 3
1. Konsep Biaya ...................................................................................................................... 3
2. Jenis Biaya dan Klasifikasi Biaya..................................................................................... 5
KESIMPULAN ........................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 12

2
PEMBAHASAN

1. Konsep Biaya
Biaya merupakan elemen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas perusahaan.
Sebagaimana pemenuhan keinginan manusia yang selalu disertai oleh pengorbanan,
perusahaan dalam kegiatan utamanya untuk dapat menghasilkan barang dan jasa juga
melalui adanya pengorbanan faktor-faktor produksi. Biaya didefinisikan sebagai suatu
sumber daya yang dikorbankan (sacrified) atau dilepaskan (forgone) untuk mencapai
tujuan tertentu (Horngren, dkk, 2008). Menurut Bustami dan Nurlela (2006), biaya
merupakan pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah
terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian,
biaya atau cost dapat diartikan sebagai sumber daya ekonomis, seperti kas atau setara kas,
yang dikorbankan untuk memperoleh atau menghasilkan suatu produk dan jasa yang
dapat memberikan manfaat saat ini ataupun di masa yang akan datang. Produk atau jasa
tersebut belum habis masa pakainya, serta digolongkan sebagai aset dalam laporan posisi
keuangan.
Biaya adalah objek yang dicatat, digolongkan, diringkas, dan disajikan oleh
akuntansi biaya. Terdapat 4 unsur pokok dalam definisi biaya, yakni sebagai berikut:
1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, hal ini memiliki makna yakni
digunakan untuk pengeluaran-pengeluaran tertentu.
2. Diukur dalam satuan uang, baik itu uang kertas maupun elektronik.
3. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi, hal ini bermakna bahwa
biaya ini pasti akan terjadi baik itu sekarang atau di masa depan.
4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu, yakni jika kita ingin membeli sesuatu
atau melakukan apa yang disebut dengan pengeluaran, pasti nantinya akan terdapat
biaya yang dikorbankan.
Di lain sisi, perlu diketahui bahwa beban atau expense merupakan penurunan
manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk arus kas keluar, atau
sederhananya yaitu biaya yang telah memberikan manfaat dan sekarang telah habis
(expired cost). Beban ini dimasukkan ke dalam laporan laba rugi sebagai pengurangan
dari pendapatan, seperti beban penyusutan, beban pemasaran. Berdasarkan hal tersebut,
pada dasarnya semua beban adalah biaya, sedangkan tidak semua biaya adalah beban.

3
Berikut merupakan gambaran secara umum mengenai perbedaan keduanya:
1. Perlengkapan kantor yang masih tersisa digolongkan sebagai biaya, sedangkan
yang sudah terpakai digolongkan sebagai beban.
2. Persediaan barang jadi yang masih tersisa dan belum terjual digolongkan sebagai
biaya, sedangkan yang sudah terjual akan membentuk harga pokok penjualan dan
digolongkan sebagai beban.
Objek biaya (cost object) didefinisikan sebagai suatu item atau aktivitas yang
biayanya diakumulasi dan diukur. Adapun contoh dari objek biaya di antaranya produk,
departemen, pesanan, aktivitas, divisi, proyek, kontrak, lini produksi, proses, dan lain
sebagainya. Sebagai tempat akhir berkumpulnya biaya, objek biaya berguna untuk
menentukan beberapa hal yakni biaya produk (product cost), pengambilan keputusan
(decision making), serta evaluasi kinerja (performance evaluation).
Pengukuran biaya dapat didasarkan pada beberapa hal berikut:
a. Cost Historis
Cost historis merupakan jumlah kas atau setaranya yang dikorbankan untuk
memperoleh aktiva. Adapun pengukuran biaya atas cost historis dapat digunakan
untuk jenis aktiva seperti gedung, peralatan, dan sebagainya.
b. Cost Pengganti/Cost Masukan Terkini (Replacement Cost/Current Input Cost)
Cost masukan menunjukkan jumlah rupiah harga pertukaran yang harus
dikorbankan sekarang oleh suatu entitas untuk memperoleh aktiva yang sejenis
dalam kondisi yang sama, contohnya adalah penilaian untuk persediaan.
c. Setara Kas (Cash Equivalent)
Setara kas merupakan jumlah rupiah kas yang dapat direalisir melalui penjualan
setiap jenis aktiva di pasar bebas dalam kondisi perusahaan normal. Nilai ini
biasanya didasarkan pada catatan harga pasar barang bebas yang sejenis dalam
kondisi yang sama. Dasar penilaian ini biasanya digunakan pada pos aktiva
berwujud.
Konsep biaya adalah biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda (different cost
for different purposes). Tujuan berbeda tersebut menunjukkan keputusan yang akan
diambil oleh manajemen. Oleh sebab itu, perbedaan keputusan akan berpengaruh pada
perbedaan klasifikasi biaya yang digunakan.

4
2. Jenis Biaya dan Klasifikasi Biaya
Penggolongan biaya disesuaikan dengan tujuan dari informasi biaya yang akan
disajikan. Adanya perbedaan tujuan manajemen, akan memerlukan penggolongan biaya
yang berbeda pula. Kebutuhan informasi ini mendorong timbulnya berbagai cara
penggolongan biaya yang dikenal dengan konsep penggolongan biaya yang berbeda
sesuai dengan tujuan yang berbeda (different cost classifications for different purpose).
Berikut ini adalah beberapa cara penggolongan biaya:
1. Penggolongan Biaya Berdasarkan Objek Pengeluaran
Menurut Mulyadi (2015:13), cara penggolongan ini menjadikan nama objek
pengeluaran sebagai dasar penggolongan biaya. Sebagai contoh adalah biaya bahan
bakar, biaya gaji dan upah, biaya bunga, dan biaya asuransi.
2. Penggolongan Biaya Berdasarkan Fungsi Pokok dalam Perusahaan
Terdapat tiga fungsi pokok dalam perusahaan manufaktur yaitu:
1) Fungsi Produksi
Fungsi produksi yaitu fungsi yang berhubungan dengan pengolahan bahan baku
menjadi produk selesai yang siap untuk dijual.
2) Fungsi Pemasaran
Fungsi pemasaran yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan penjualan
produk selesai yang siap untuk dijual dengan cara memuaskan pembeli dan dapat
memperoleh laba sesuai dengan keinginan perusahaan.
3) Fungsi Administrasi dan Umum
Fungsi Administrasi dan Umum adalah fungsi yang berhubungan dengan kegiatan
penentuan kebijaksanaa, pengarahan, dan pengawasan kegiatan perusahaan secara
keseluruhan.
Berdasarkan fungsi tersebut, biaya dikelompokkan menjadi:
a) Biaya Produksi
Biaya produksi adalah biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku
menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Secara garis besar, biaya produksi
dibagi menjadi: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead pabrik.
- Biaya Bahan Baku

5
Biaya bahan baku merupakan harga perolehan dari bahan baku yang dipakai
di dalam pengolahan suatu produk hingga selesai. Contohnya adalah kayu
dalam pembuatan meubel.
- Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang diarahkan untuk
merubah bahan baku menjadi produk selesai. Contohnya adalah upah tukang
serut dan potong kayu dalam pembuatan meubel.
- Biaya Overhead Pabrik
Biaya Overhead Pabrik adalah biaya selain bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung tetapi membantu dalam mengubah bahan baku menjadi produk jadi.
b) Biaya Pemasaran
Biaya pemasaran merupakan biaya yang sehubungan dengan kegiatan pemasaran
produk. Contohnya adalah biaya iklan, biaya promosi, biaya angkutan dari
gudang perusahaan ke gudang pembeli, gaji karyawan bagian pemasaran, dan
biaya produk sample.
c) Biaya Administrasi dan Umum
Biaya administrasi dan umum merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasi
kegiatan produksi dan pemasaran produk
Jumlah biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum sering disebut dengan
biaya komersial (commercial expenses).
3. Penggolongan Biaya Berdasarkan Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang Dibiayai
Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan
menjadi dua golongan yaitu:
1) Biaya langsung (direct cost)
Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah
karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai tersebut tidak
ada, maka biaya langsung ini tidak akan terjadi. Dalam hubungannya dengan
produk, biaya produksi terbagi menjadi dua, yaitu biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung.
2) Biaya tidak langsung (indirect cost)

6
Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh
sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk
disebut dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik.
4. Penggolongan Biaya Berdasarkan Perilaku Biaya dalam Hubungannya dengan
Perubahan Volume Aktivitas
Menurut William K. Carter (2009:43) penggolongan biaya sesuai dengan
perubahannya volume aktivitas terutama untuk tujuan perencanaan dan pengendalian
biaya serta pengambilan keputusan, dibagi menjadi 4 yaitu:
1) Biaya Variabel (Variable Cost)
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan
perubahan volume kegiatan. Contoh biaya variabel diantaranya adalah biaya
bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, perlengkapan, bahan bakar,
komunikasi, dan upah lembur.
2) Biaya Semi Variabel (Semi Variable Cost)
Biaya semi variabel adalah biaya yang memiliki elemen biaya tetap tetapi
memiliki biaya variabel didalamnya. Elemen biaya tetap merupakan jumlah biaya
minimum untuk dapat menyediakan jasa sedangkan pada elemen biaya variabel
adalah suatu bagian dari biaya semi variabel yang dipengaruhi oleh volume
kegiatan. Biaya semi variabel totalnya akan berubah sesuai dengan perubahan
pada volume kegiatan, tetapi tingkat perubahnnya tidak sebanding. Semakin
tinggi volume kegiatannya maka akan semakin tinggi jumlah biaya variabelnya
dan sebaliknya. Contoh biaya semi variabel diantaranya adalah jasa bahan baku
dan persediaan, air dan limbah, pemeliharaan dan perbaikan mesin pabrik,
pemanasan, listrik, dan generator.
3) Biaya Semifixed
Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu
dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu. Contoh
biaya semifixed yaitu biaya penelitian, pemeriksaan, dan pengawasan produksi.
4) Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan
tertentu. Biaya tetap adalah biaya yang totalnya akan tetap konstan atau tidak

7
berubah dan tidak akan dipengaruhi oleh peubahan volume suatu kegiatan. Biaya
tetap per unit akan berbanding terbalik dengan secara proporsional dengan suatu
perubahan volume kegiatan atau kapasitas. Semakin tinggi tingkat kegiatannya
maka akan semkin rendah biaya tetap per unitnya, begitupun sebaliknya semakin
rendah tingkat kegiatan maka akan semakin tinggi biaya tetap per unitnya. Contoh
biaya tetap adalah gaji dirketur produksi, biaya depresiasi, amortisasi,
pemeliharaan dan perbaikan gedung dan bangunan.
5. Penggolongan Biaya Berdasarkan Jangka Waktu Manfaatnya
Berdasarkan jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua yaitu:
1) Pengeluaran modal (capital expenditures)
Pengeluaran modal adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode
akuntansi. Pengeluaran modal ini pada saat terjadinya dibebankan sebagai kos
aktiva dan dibebankan dalam tahun-tahun yang menikmati manfaatnya dengan
cara didepresiasi, diamortisasi atau dideplesi. Contoh pengeluaran modal adalah
pengeluaran untuk pembelian aktiva tetap, reparasi besar terhadap aktiva tetap,
untuk promosi besar-besaran, dan pengeluaran untuk riset dan pengembangan
produk.
2) Pengeluaran pendapatan (revenue expenditures)
Pengeluaran pendapatan adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam
periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut. Pengeluaran pendapatan ini
pada saat terjadinya dibebankan sebagai biaya dan dipertemukan dengan
pendapatan yang diperoleh dari pengeluaran biaya tersebut. Contoh pengeluaran
pendapatan antara lain adalah biaya iklan, biaya telex, dan biaya tenaga kerja.
6. Penggolongan Biaya Berdasarkan Tujuan Pengambilan Keputusan
Berdasarkan tujuan pengambilan keputusan manajemen, biaya dapat dikelompokkan
ke dalam (Supriyono, 2011: 32):
1) Biaya Relevan (Relevant Cost)
Biaya relevan merupakan biaya yang terjadi pada suatu alternatif tindakan
tertentu, tetapi tidak terjadi pada alternatif tindakan lain. Biaya relevan akan
mempengaruhi pengambilan keputusan, oleh karena itu biaya relevan harus
dipertimbangkan dalam pembuatan keputusan.

8
2) Biaya Tidak Relevan (Irrelevant Cost)
Biaya tidak relevan merupakan biaya yang tidak berbeda diantara alternatif
tindakan yang ada. Irrelevant cost tidak mempengaruhi pengambilan keputusan
dan akan tetap sama jumlahnya tanpa memperhatikan alternatif yang dipilih. Oleh
karena itu biaya tidak relevan tidak harus dipertimbangkan dalam pembuatan
keputusan.
7. Penggolongan Biaya Berdasarkan Akuntansi Pertanggungjawaban
Laporan departemen mampu menyediakan informasi yang berharga mengenai
berbagai biaya yang dapat dikendalikan oleh manajer departemen. Berdasarkan
pertanggungjawaban seorang manajer departemen, biaya dapat dikategorikan
menjadi:
1) Biaya Terkendali (Controllable Cost)
Biaya terkendali adalah biaya yang secara langsung dapat dikendalikan dan
dipengaruhi oleh seorang manajer tertentu dalam jangka waktu tertentu misalnya
biaya iklan dan komisi untuk jasa.
2) Biaya Tidak Terkendali (Uncontrollable Cost)
Biaya tidak terkendali adalah biaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh seorang
manajer tertentu berdasarkan wewenang yang dia miliki dan dalam jangka waktu
tertentu. Contoh biaya yang tidak dapat dikendalikan adalah biaya penyusutan
mesin perlengkapan pabrik bagi manajer pemasaran menjadi biaya yang tidak
terkendalikan karena manajer tersebut tidak mempunyai wewenang untuk
mengotorisasi pemakaian mesin.
Adapun jenis-jenis biaya yang lainnya meliputi biaya operasional, biaya peluang, dan
biaya hangus.
1. Biaya operasional atau operational costs adalah pengeluaran yang terkait dengan
kegiatan bisnis sehari-hari tetapi tidak ditekusuri kembali ke satu jenis produk,
dimana jenis bebannya bisa berubah-ubah atau tetap. Contoh biaya operasional yaitu
sewa dan utilitas untuk pabrik. Investor dapat menghitung rasio beban operasional
perusahaan yang menunjukan seberapa efisien perusahaan dalam menggunakan dana
untuk menghasilkan penjualan.

9
2. Biaya peluang atau opportunity costs adalah pengeluaran yang terkait saat
memutuskan investasi. Contohnya yaitu jika ingin memutuskan investasi apakah
ingin menyewa atau membeli mesin baru sehingga dapat menghitung biaya peluang
berdasarkan variabel yang ada.
3. Sedangkan biaya hangus atau sunk costs adalah pengeluaran yang tidak dapat
dipulihkan, seperti ketika menginvestasikan uang dalam sebuah bisnis tetapi bisnis
tersebut kemudian bangkrut.
Berdasarkan jenis-jenis biaya terdapat fungsi dari jenis biaya tersebut yang berguna
untuk membantu divisi manajemen dalam mengambil keputusan, yaitu diantaranya
sebagai berikut:
a. Jenis-jenis biaya menentukan harga pokok
Hal ini berkaitan dengan fungsi untuk menentukan harga pokok produk atau jasa yang
dihasilkan oleh perusahaan, sehingga nanti produk yang dijual tidak dapat ditawar
lebih tinggi atau terlalu rendah oleh pelanggan atau konsumen.
b. Mampu mengendalikan dan merencakan biaya
Data histori akan dijadikan acuan oleh perusahaan untuk mengestimasikan biaya serta
mempertimbangkan factor lainnya yang dapat mempengaruhi biaya. Sehingga pihak
manajemen dengan adanya data histori tersebut berfungsi untuk mengendalikan dan
merencanakan biaya, yang akan memonitor apakah biaya tersebut penyimpangan atau
tidak, seperti adanya selisih biaya sesungguhnya dengan perencanaan biaya. Namun
jika terjadi selisih pihak manajemen akan mengevaluasi penyebab terjadinya selisih
sehingga mempertimbangkan adanya koreksi yang akan dilakukan sebagai tujuan
untuk mengendalikan biaya perusahaan.
Dengan adanya jenis-jenis biaya tersebut akan mempengaruhi adanya klasifikasi pada
biaya dengan tujuan yang akan dicapai. Adapun klasifikasinya meliputi:
a. Adanya sebuah objek pengeluaran
b. Memiliki fungsi pokok dalam perusahaan
c. Mempengaruhi adanya hubungan biaya dengan sesuatu yang harus dibiayai
d. Adanya perilaku yang berkaitan dengan perubahan volume kegiatan
e. Memiliki manfaat dan jangka waktu

10
KESIMPULAN

Biaya merupakan sebuah elemen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas perusahaan.
Dalam arti luas, biaya dapat didefinisikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi yang diukur
dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan terjadi untuk tujuan tertentu.
Konsep biaya adalah biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda (different cost for different
purposes). Adanya perbedaan keputusan akan berpengaruh pada perbedaan klasifikasi biaya
yang digunakan. Penggolongan biaya dapat didasarkan pada objek pengeluarannya yang
menjadikan nama objek tersebut sebagai dasar penggolongan. Berdasarkan tujuan pengambilan
keputusan dan jenis biaya berdasarkan perilaku. Penggolongan biaya berdasarkan fungsi pokok
dalam perusahaan dibedakan menjadi 3, yakni biaya produksi, biaya pemasaran, dan biaya
administrasi dan umum. Penggolongan biaya berdasarkan hubungan biaya dengan sesuatu yang
dibiayai dibedakan menjadi biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost).
Selain itu, terdapat pula penggolongan biaya berdasarkan perilaku biaya dalam hubungannya
dengan perubahan volume aktivitas yang dibedakan menjadi biaya variabel, biaya semi variabel,
biaya semifixed, serta biaya tetap. Berdasarkan jangka waktu manfaatnya, biaya dibedakan
menjadi pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan. Adapun berdasarkan tujuan
pengambilan keputusan dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu biaya relevan (relevant cost) dan
biaya tidak relevan (irrelevant cost). Berdasarkan pertanggungjawaban seorang manajer
departemen, biaya dapat dikategorikan menjadi biaya terkendali dan biaya tidak terkendali.

11
DAFTAR PUSTAKA

Gui, Anderes. (2022, Juli 22). Klasifikasi Biaya dalam Akuntansi Biaya. Diakses pada
September 3, 2022, dari https://sis.binus.ac.id/2022/07/20/klasifikasi-biaya-dalam-
akuntansi-
biaya/#:~:text=biaya%20dapat%20dibagi%20menjadi%203,biaya%20campuran%20(mixe
d%20cost).
Harmony. (2022, Juni 15). Jenis-Jenis Biaya, Pengertian, Fungsi dan Klasifikasinya. Diakses
pada September 3, 2022, dari https://www.harmony.co.id/blog/jenis-jenis-biaya-
pengertian-fungsi-dan-klasifikasinya
Hariyani, Diyah S. Akuntansi Manajemen Teori dan Aplikasi. Malang: Aditya Media Publishing
Jurnal Entrepreneur. (2022). Pengertian Biaya, Jenis-Jenis, dan Klasifikasi. Diakses pasa
September 3, 2022, dari https://www.jurnal.id/id/blog/pengertian-biaya-jenis-jenis-dan-
klasifikasi-dalam-akuntansi-adalah/
Mulyadi. (2015). AKUNTANSI BIAYA EDISI 5. Yogyakarta: UPP STIM YKPN

12

Anda mungkin juga menyukai