Anda di halaman 1dari 8

Berikut adalah materi presentasi mengenai cost dan expense:

Slide 1: Judul

 Judul presentasi: Perbedaan antara Cost dan Expense


 Nama presenter dan tanggal presentasi

Slide 2: Pendahuluan

 Pengertian cost dan expense


 Pentingnya memahami perbedaan cost dan expense dalam bisnis

Slide 3: Cost

 Pengertian cost
 Jenis-jenis cost (COGS dan cost of production)
 Contoh-contoh cost dalam bisnis

Slide 4: Expense

 Pengertian expense
 Jenis-jenis expense (biaya operasional, biaya administrasi, biaya penjualan, dan
sebagainya)
 Contoh-contoh expense dalam bisnis

Slide 5: Perbedaan antara Cost dan Expense

 Perbedaan mendasar antara cost dan expense


 Contoh perbedaan antara cost dan expense dalam bisnis

Slide 6: Pengaruh Cost dan Expense terhadap Profitabilitas

 Bagaimana cost dan expense mempengaruhi profitabilitas bisnis


 Cara mengelola cost dan expense agar dapat meningkatkan profitabilitas

Slide 7: Pengaruh Cost dan Expense terhadap Cash Flow

 Bagaimana cost dan expense mempengaruhi arus kas bisnis


 Cara mengelola cost dan expense agar dapat meningkatkan arus kas

Slide 8: Kesimpulan

 Ringkasan presentasi
 Pentingnya mengelola cost dan expense dengan baik dalam bisnis

Slide 9: Pertanyaan
 Ajak audiens untuk memberikan pertanyaan atau komentar

Slide 10: Terima Kasih

 Ucapan terima kasih dan salam penutup dari presenter

Demikianlah materi presentasi mengenai cost dan expense. Pastikan untuk menyajikan informasi
dengan jelas dan mudah dipahami oleh audiens. Semoga presentasi ini bermanfaat bagi bisnis
Anda. Terima kasih.

Cost dan expense adalah istilah yang sering digunakan dalam akuntansi dan keuangan. Meskipun
keduanya berkaitan dengan pengeluaran, namun terdapat perbedaan antara keduanya, yaitu:

 Cost: Merupakan pengeluaran yang dikeluarkan untuk membeli atau memproduksi


barang atau jasa yang akan dijual di masa depan. Cost dapat dibagi menjadi dua jenis,
yaitu cost of goods sold (COGS) dan cost of production. COGS mengacu pada biaya
yang dikeluarkan untuk memproduksi barang yang akan dijual, sedangkan cost of
production mengacu pada biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang atau jasa
yang akan digunakan dalam operasional perusahaan.
 Expense: Merupakan pengeluaran yang dikeluarkan untuk keperluan operasional
perusahaan. Expense tidak berkaitan dengan produksi barang atau jasa, melainkan
berkaitan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan bisnis, seperti biaya
sewa, biaya listrik, biaya gaji karyawan, dan sebagainya.

Dalam ringkasan, cost lebih berkaitan dengan produksi barang atau jasa, sedangkan expense
lebih berkaitan dengan operasional perusahaan.

Pengertian Cost

Cost atau biaya adalah pembelanjaan yang dilakukan dalam rangka produksi barang atau jasa. Tujuan
produksi yaitu memperoleh keuntungan atau mendapat manfaat bernilai ekonomis di kemudian hari.

Contohnya adalah pembelian aset. Dalam melakukan pembelian, harus dilakukan terlebih dahulu biaya
untuk mendapatkan aset tersebut.

Pembelian ini tentu akan mengakibatkan kas berkurang. Namun ingat akan manfaatnya di masa depan
yang mendatangkan keuntungan ekonomis.
Tugas akuntan adalah mengatur akun biaya untuk dibuat menjadi aset perusahaan, bahkan saat
mengkalkulasi penyusutan aset. Pada variabel ini, disebutkan pula sumber biayanya.

Biaya pembelian aset dapat dilihat di laporan neraca. Biaya yang dicantumkan dan membuat akumulasi
akan dikurangi, sehingga hasilnya nanti dapat ditampilkan di nilai buku aset.

Baca juga: Biaya Overhead adalah: Fungsi dan Contohnya

Pengertian Expense

Beban atau expense berarti berkurangnya nilai ekonomi dalam jangka waktu satu periode akuntansi.
Penurunan itu berbentuk pengeluaran aset. Dengan kata lain, terjadi kondisi liabilitas yang
mengakibatkan berkurangnya nilai ekuitas, walaupun tidak berkaitan dengan distribusi ke investor.

Secara sederhana, expense merupakan pengorbanan yang harus dikeluarkan sekaligus dibutuhkan yang
nantinya bermanfaat dalam pendapatan. Expense dihitung dalam satu periode akuntansi.

Perbedaan Cost dengan Expense

Terdapat empat cara mudah untuk membedakan cost dengan expense. Berikut penjelasannya.

Pada Laporan Keuangan

Perbedaan menonjol terletak pada posisi keduanya dalam laporan keuangan. Cost ditampilkan dalam
laporan pada saat pembuatan neraca umumnya juga mempunyai bentuk yang belum bisa dipakai
dan/atau belum bisa diprediksi. Sehingga hal tersebut dianggap dapat memberikan manfaat.
Sementara itu expense muncul dalam laporan laba rugi. Expense berbentuk pembelanjaan yang sudah
dilakukan dan tidak akan memberikan manfaat di masa depan dalam kurun waktu kurang dari satu
tahun.

Pada Periode Akuntansi

Perbedaan antara cost dengan expense juga dilihat dari periode akuntansi. Cost dihitung lebih dari satu
periode. Maka dari itu, cost masih dinilai sebagai pembelanjaan atas modal.

Sementara itu expense, seperti disinggung di atas, muncul pada kurang dari satu periode akuntansi.
Expense dianggap sebagai pembelanjaan yang dapat menghasilkan pemasukan. Kedua hal ini dapat
disebut sebagai expense recognition.

Sumber

Cost dikeluarkan dari modal atau aset perusahaan. Dengan demikian pembelanjaan yang sudah
dikeluarkan menjadi lebih tinggi. Bahkan bisa jadi cost jumlah dan nilainya sama dengan aset lainnya
yang periodenya berkelanjutan.

Sementara itu expense bersumber dari nilai pendapatan. Selain itu expense juga tidak ada dalam
periode akuntansi berikutnya. Namun nilai expense umumnya relatif lebih kecil daripada cost.

Manfaat

Cost bertujuan dan memengaruhi pemasukan, sedangkan expense bertujuan memberi manfaat pada
sumber daya.

Manfaat pada expense juga akan memberi efek pada modal yang diterima setelahnya. Namun expense
memberi efek yang lebih besar daripada cost terkait keuangan perusahaan.

Jenis Cost

Terdapat dua jenis cost atau biaya, yaitu manufacturing cost atau biaya produksi dan non-manufacturing
cost atau biaya non produksi.
1. Biaya Produksi

Biaya produksi berpengaruh ke proses produksi barang atau jasa. Tanpa adanya biaya produksi, barang
dan jasa tidak mungkin dijual.

a. Biaya Bahan Baku

Biaya ini merupakan pengeluaran yang bermanfaat memproduksi barang atau jasa yang ditawarkan.
Setiap produk akan dibebani biaya bahan baku yang selanjutnya disebut nilai modal.

Biaya bahan baku ini dapat dihitung secara fisik. Misalnya pada perusahaan garmen dan tekstil, bahan
bakunya adalah kain, benang, pewarna, dan lain-lain.

b. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya ini dikeluarkan untuk memberi upah kepada sumber daya manusia (SDM) yang terkait secara
langsung dalam proses produksi barang atau jasa. Umumnya SDM inilah yang memproses bahan baku
agar menjadi barang yang siap dijual.

Setiap barang dan jasa yang diproduksi dibebani biaya tenaga kerja langsung. Biaya yang dikeluarkan
juga dapat dihitung secara fisik.

Contohnya pada perusahaan garmen atau tekstil, SDM yang terlibat adalah desainer, penjahit, hingga
karyawan yang bekerja di kantor.

c. Biaya Overhead

Biaya overhead adalah biaya yang ada di luar pengeluaran bahan baku dan upah SDM. Biaya ini sulit
ditelusuri karena lebih luas dan rumit.

Contohnya adalah biaya tenaga kerja tak langsung, bahan mentah di luar bahan baku, pajak, asuransi,
dan lain-lain.

2. Biaya Non Produksi

Biaya ini menyangkut perencanaan, pengembangan, penyaluran produk, pemasaran, administrasi,


hingga layanan konsumen. Ada dua jenis biaya non produksi.
a. Biaya Pemasaran

Biaya ini dikeluarkan sehubungan dengan upaya pemasaran, distribusi, dan pelayanan barang atau jasa.

b. Biaya Administrasi

Biaya ini berkaitan dengan perencanaan, pengembangan, serta administrasi lainnya di sebuah
perusahaan. Biaya administrasi tidak dibebankan ke biaya pembuatan atau pemasaran.

Mengapa administrasi termasuk pengeluaran biaya? Pasalnya biaya ini dikeluarkan untuk memperlancar
proses produksi dan jual beli. Dengan demikian, tujuan perusahaan terpenuhi.

Baca juga: Biaya Variabel dan Biaya Tetap: Penjelasan Secara Lengkap

Jenis Expense

Berdasarkan fungsinya, expense atau beban dibagi menjadi lima jenis. Berikut penjelasannya.

1. Beban Akrual

Beban ini harus dilunasi pada periode akuntansi berikutnya.

2. Beban Kredit Macet

Beban ini ada karena piutang tak tertagih (bad debts). Ada berbagai kemungkinan hal ini muncul,
misalnya pihak debitur bangkrut dan tidak mungkin membayar utangnya.

3. Beban Operasional

Beban ini muncul berkaitan dengan operasional bisnis, seperti beban pemasaran.
4. Beban Penyusutan

Beban penyusutan muncul karena berkurangnya nilai guna akibat penggunaan aktiva fisik. Misalnya
beban penyusutan akibat penggunaan mesin produksi.

5. Beban Ditangguhkan

Beban ditangguhkan atau beban dibayar di muka adalah beban yang sudah dilunasi tetapi belum terasa
manfaatnya.

Contoh Pembukuan

Berikut ini dijelaskan contoh kasus pembukuan dari cost dan expense.

Sebuah perusahaan tekstil yang memproduksi kain setiap harinya membutuhkan mesin untuk
memproduksi barang mereka. Tahun ini perusahaan tersebut ingin membeli mesin baru seharga
Rp400.000.000 dengan penyusutan diperhitungkan Rp60.000.000 per tahun.

Dari kasus tersebut dapat diklasifikasikan pembelian mesin merupakan cost karena mengeluarkan modal
dan dipakai dalam jangka waktu lama, yakni lebih dari satu periode akuntansi. Sementara itu beban
penyusutan dan perawatan hanya mengurangi pemasukan serta tidak melebihi satu periode.

Begini contoh pembukuannya.

Cost (Biaya)

Mesin (aset) Rp400.000.000

Kas Rp400.000.000

Expense (Beban)
Beban Penyusutan Mesin Rp60.000.000

Akumulasi Penyusutan Mesin Rp60.000.000

Artikel ini telah tayang di Blog Modal Rakyat. Kunjungi https://www.modalrakyat.id/blog/cost-dan-


expense

Anda mungkin juga menyukai