Anda di halaman 1dari 11

TUGAS PRODUK KREATIFITAS DAN KEWIRAUSAHAAN

(PKK)

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

LUH DEVI DAMAYANTI

MILA AFRILISTIANI

KADEK AYU R.

JUMIATIN

PARTIWI

SMK NEGERI 1 UNAAHA

TP 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang biaya produksi
prototype ini dengan baik.
Tugas ini kami susun untuk memenuhi tugas Produk Kreatifitas dan Kewirausahaan
(PKK) dan untuk memperdalam pengetahuan tentang mata pelajaran Produk
Kreatifitas dan Kewirausahaan.
Sekian dari kami, kami ucapkan terima kasih kepada para pembaca yang sudah
berkenan membaca makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua.

Unaaha, 15 Januari 2019


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 2 PEMBAHASAN

BAB 3 PENUTUP (KESIMPULAN)


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Biaya Produksi merupakan Faktor penting yang harus diperhatikan ketika suatu perusahaan

akan menghasilkan suatu produksi. Hal ini dikarenakan setiap perusahaan tentu menginginkan

keuntungan yang besar dalam setiap usaha produksinya. Oleh karena itu, diperlukannya suatu

pemahaman tentang teori-teori biaya produksi agar suatu perusahaan dapat memperhitungkan

biaya-biaya yang akan dikeluarkan untuk menghasilkan suatu output barang.

Ongkos atau biaya sumber daya produksi bagi sebuah perusahaan adalah sama dengan nilai

sumber-sumber produksi tersebut di dalam penggunaan alternatifnya yang terbaik.

Pembahasan tentang perilaku produksi inilah yang kemudian diangkat sebagai tema untuk

melihat sejauh mana sebuah perusahaan dalam memproduksi kebutuhan konsumen-konsumennya.

Untuk itu, dalam makalah ini akan dibahas tentang teori produksi dalam ilmu ekonomi mikro.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Biaya

Biaya adalah pengeluaran ekonomis yang diperlukan untuk perhitungan proses


produksi. Biaya ini didasarkan pada harga pasar yang berlaku dan pada saat proses ini sudah
terjadi maupun belum terjadi. Menurut ilmu ekonomi, biaya terbagi menjadi dua yaitu biaya
eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit adalah biaya-biaya yang terlihat secara fisik seperti
uang. Sedangkan biaya implisit adalah biaya-biaya yang tidak terlihat secara langsung yaitu
misalnya penyusutan barang modal.

B. Pengertian Biaya Produksi


Biaya produksi adalah akumulasi dari semua biaya-biaya yang dibutuhkan dalam proses
produksi dengan tujuan untuk menghasilkan suatu produk atau barang. Biaya-biaya ini meliputi
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya operasional barang / pabrik, dan lain sebagainya.
Biaya produksi ini harus diakumulasi secara cermat untuk kemudian dihitung dan dibandingkan
dengan laba kotor perusahaan. Selisih pendapatan dikurangi dengan biaya produksi akan
menjadi laba bersih perusahaan atau total keuntungan yang diperoleh. Biaya produksi ini
diperlukan untuk mendukung proses pengolahan bahan baku menjadi produk jadi yang siap
dipasarkan kepada konsumen. Biaya produksi adalah keseluruhan biaya produksi ekonomi yang
dibutuhkan dalam kegiatan produksi suatu barang. Biaya produksi ini memiliki definisi yang
berbeda dengan biaya operasional. Bedanya dengan biaya operasional adalah biaya
operasional merupakan biaya atau pengeluaran oleh suatu perusahaan untuk mendukung
sistem kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.

Yang termasuk kedalam biaya operasional adalah seperti biaya perlengkapan toko, biaya
asuransi, biaya tagihan telepon / listrik / air untuk perusahaan, biaya iklan, biaya pajak, biaya
pengiriman, biaya perlengkapan kantor, biaya perawatan alat-alat kantor / perusahaan atau
biaya perawatan mesin, dan lain sebagainya. Dalam memproduksi suatu barang tentunya
diperlukan sebuah proses produksi yang panjang dan terencana dengan baik demi untuk
menciptakan suatu produk yang benar-benar berkualitas.

C. Biaya Produksi dan Biaya non Produksi

Biaya produksi berbeda dengan biaya non produksi. Perbedaannya adalah biaya non
produksi merupakan biaya yang erat kaitannya dengan fungsi pengembangan, pemasaran /
distribusi, layanan pelanggan, desain maupun administrasi pada umumnya. Menurut ilmu
ekonomi, biaya non produksi dapat dibagi kedalam dua kategori yakni biaya penjualan yang
melingkupi tentang biaya pemasaran / distribusi, dan pelayanan kepada pelanggan. Serta yang
kedua adalah mengenai administrasi yang melingkupi biaya pengembangan, adminitrasi umum
dan pengembangan.

Setelah melakukan proses prototyping, maka kita dapat menganalisis biaya produksi
jasa konsultasi pajak yang telah diracang. Dalam kaitannya dengan aspek jasa perpajakan,
tetntu hal yang pertama kali kita lakukan adalah menentukan biaya produksi. Biaya produksi
bisa berimbas pada total keuntungan yang diinginkan.

Biaya produksi yang diperlukan tentu harus sebanding dengan pendapatan yang
diterima. Perbandingan tersebut dapat kita analisis dengan menggunakan analisis Break Event
Point. Dengan menggunakan analisis BEP, Anda dapat mengetahui pada waktu dan tingkat
harga berapa perkiraan pendapatan sehingga tidak menjadikan usaha tersebut rugi dan ampu
menetapkan tarif dengan harga yang bersaing tanpa mengabaikan pendapatan yang diinginkan.
Dalam menganalisis BEP, biaya produksi berpengaruh terhadap tarif dan begitu pula sebaliknya,
sehingga dengan penentu titik impas tersebut dapat diketahui dengan baik.

Break-Even atau BEP adalah sebuah kondisi dimana jumlah pengeluaran yang diperlukan
untuk biaya produksi sama dengan jumlah pendapatan yang diterima dari hasil penjualan.
Akibatnya, perusahaan tidak mengalami laba maupun rugi. Dalam istilah akuntansi, BEP disebut
dengan titik impas.

Salah satu manfaat utama dari menghitung BEP adalah anda jadi tahu berapa kira-kira
harga jual minimal yang harus anda tentukan agar tidak mengalami kerugian. Tanpa
menghitung BEP, bisa jadi harga jual yang anda pasang terlalu rendah sehingga anda pun akan
mengalami kerugian. Selain harga jual, anda pun dapat mengira-ngira berapa banyaknya
jumblah unit yang harus diproduksi agar total keuntungan yang anda dapat bisa menutup biaya
pengeluaran. Bagi mereka yang m,asih pemula dan belum tahu mengenai apa itu BEP, tentunya
akan dipertimbangkanoleh sebab itu, setelah anda menghitung besarnya harga pokok, hitung
juga BEP sebelum menentukan harga jual.

Dalam BEP, kita harus memperhatikan biaya tetap dan biaya variable. Biaya tetap adalah
biaya yang total akumulasinya tetap, sedangkan biaya variable merupakan biaya yang
dikeluarkan selalu berubah. Biaya tetap contohnya biaya tenaga kerja, biaya gaji, penyusutan
peralatan, dan sebagainya. Biaya tidak tetap contohnya biaya bahan baku.

Setelah ditentukan total biaya tetap dan biaya variable, langkah selanjutnya adalah
menghitung tarif layanan yang diberikan dan macam-macam layanan setiap jenis pelayanan
tentu berbeda satu sama lainnya. Taksiran harga pelayanan dihitung dari biaya penunjang
pelayanan, nama besar perusahaan (karena nama besar berhubungan erat dengan dengan
akuntabilitas perusahaan), dan tingkat kemampuan karyawan.
Biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur sebagai berikut:

a. Bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi

b. Bahan-bahan pembantu atau penolong

c. Upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur.

d. Penyusutan peralatan produksi

e. Uang modal, sewa

f. Biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya listrik, biaya

keamanan dan asuransi

g. Biaya pemasaran seperti biaya iklan

h. Pajak

Biaya produksi dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Biaya Eksplisit

Biaya Eksplisit ialah biaya yang nyata-nyata dikeluarkan dalam memperoleh faktor

produksi (nilai dan semua input yang dibeli untuk produksi). Pembayarannya berupa uang untuk

mendapatkan faktor-faktor produksi dan bahan mentah yang dibutuhkan perusahaan.

Contoh: biaya tenaga kerja, sewa gedung, dll.

2. Biaya Implisit

Biaya implisit disebut juga imputed cost (ongkos tersembunyi), ialah taksiran biaya atas faktor

produksi yang dimiliki sendiri oleh perusahaan dan ikut digunakan dalam proses produksi yang

dimiliki oleh perusahaan.

Contoh: Penggunaan gedung milik perusahaan sendiri.


D. Produksi, Produktivitas, dan Biaya

Keputusan tingkat produksi senantiasa berkaitan dengan tingkat produktivitas factor – factor

produksi yang digunakan. Produktivitas yang tinggi menyebabkan tingkat produksi yang sama

dapat dicapai dengan biaya yang lebih rendah. Dengan kata lain, produktivitas dan biaya

mempunyai hubungan terbalik. Jika produktivitas makin tinggi, biaya produksi akan semakin

rendah. Begitu juga sebaliknya.

Perilaku biaya juga berhubungan dengan periode produksi. Dalam jangka pendek ada factor

produksi tetap yang menimbulkan biaya tetap, yaitu biaya produksi yang besarnya tidak tergantung

pada tingkat produksi. Dalam jangka panjang, karena semua factor produksi adalah variable, biaya

juga variable. Artinga, besarnya biaya produksi dapat disesuaikan dengan tingkat produksi.

Dalam jangka panjang, perusahaan akan lebih mudah meningkatkan produktivitas disbanding

dalam jangka pendek. Itu sebabnya ada perusahaan yang mampu menekan biaya produksi,

sehingga setiap tahun biaya produksiper unit makin rendah. Pola pergerakan biaya rata-rata ini

berkaitan dengan karakter fungsi produksijangka panjang. Untuk perusahaan yang ber”skala hasil

menarik” (Increasing return to scale atau IRS), penambahan tingkat produksi justru menurunkan

biaya produksi. Sebaliknya dengan perusahaan yang ber”skala hasil menurun” (decreasing return

to scale atau DRS).

E. Biaya Produksi Jangka Pendek

Biaya produksi jangka pendek adalah jangka waktu dimana perusahaan telah dapat menambah

faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses prooduksi. Dalam biaya produksi jangka

pendek ditinjau dari hubungannnya dengan produksi, maka dapat dibagi menjadi 2 yaitu:

Dalam hubungannya dengan tujuan biaya:

a. Biaya Langsung (Direct Cost)


Biaya Langsung merupakan biaya-biaya yang dapat diidentifikasi secara langsung pada suatu

proses tertentu ataupun output tertentu. Sebagai contoh adalah biaya bahan baku langsung dan

tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan. Begitu juga dengan supervise, listrik, dan biaya

overhead lainnya yang dapat langsung ditelusuri pada departemen tertentu.

b. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)

Biaya Tidak Langsung mesrupakan biaya-biaya yang tidak dapat diidentifikasi secara langsung

pada suatu proses tertentu atau output tertentu, misalnya biaya lampu penerangan dan Air

Conditioning pada suatu fasilitas.

 Contoh

Sebagai contoh,usaha jasa membuat suatu prototype layanan jasa perpajakan. Setelah

dihitung biaya tetap dan variabelnya, didapat perolehan tariff layanan jasa konsulrasi pajak

dan laporan pajak sebagai berikut.

1. Biaya tetap sebesar Rp 10.000.000

2. Biaya variable ditentukan sebesrar Rp 200.000,00

3. Harga pelayanan jasa pajak misalnya sebesar Rp 400.000,00

Maka akan diambil rumus perhitungan sebagai berikut.

- Dari hal tersebut maka layanan jasa perpajakan yang harus dilakukan agar mencapai

BEP sebagai berikut.

Biaya tetap: (harga pelayanan-biaya variable)

= 10.000.000 : (400.000-200.000)

= 10.000.000 : 200.000

= 50 pelayanan pajak
- Sedangkan jumlah uang pelayanan yang harus diterima agar mencapai breakeven point

sebagai berikut.

(harga tetap : (harga layanan-harga variable)) x harga layanan:

= (10.000.000 : (400.000-200.000))400.000

= 50 x 400.000

= 20.000.000

Jadi, uang yang harus diterima oleh adalah Rp 20.000.000,00 rupiah.


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk
memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk
menciptakan barang-barang yang diproduksikan perusahaan tersebut. Untuk menghasilkan barang
atau jasa diperlukan faktor-faktor produksi seperti bahan baku, tenaga kerja, modal, dan keahlian
pengusaha. Semua faktor-faktor produksi yang dipakai adalah merupakan pengorbanan dari proses
produksi dan juga berfungsi sebagai ukuran untuk menentukan harga pokok barang.
Biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur seperti: Bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan
setengah jadi; Bahan-bahan pembantu atau penolong; Upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli
hingga direktur; Penyusutan peralatan produksi, uang modal / sewa; biaya penunjang seperti biaya
angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya listrik, biaya keamanan dan asuransi; Biaya
pemasaran seperti biaya iklan; dan Pajak.
Biaya produksi jangka pendek adalah jangka waktu dimana perusahaan telah dapat menambah
faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses prooduksi. Sedangkan dalam biaya produksi
jangka panjang semua biaya adalah variabel.

Anda mungkin juga menyukai