Anda di halaman 1dari 6

Peluang dan Tantangan

perusahaan Ekspor Impor Era


Revolusi Industri 4.0
REVOLUSI INDUSTRI
menurut Prof. Krugman mencatat beberapa hal tentang perkembangan revolusi
industri yang terjadi pada abad-17 :

Revolusi pertama pada (1750-1830) di tandai dengan penemuan mesin uap


dan ereta api. Mesin uap ini bermaksud untuk menggantikan tenaga
manusia dan hewan dalam produksi. Sedangkan kereta api bermaksud untuk
melaksanakan mekanisasi sistem produksi.

Revolusi kedua pada (1870-1900) di tandai dengan penemuan listrik,


bahan-bahan kimia, minyak dan alat komunikasi. Revolusi ini di gunakan
untuk membantu dalam proses produksi massal.

Revolusi ketiga pada (1960 sampai sekarang) di tandai dengan penemuan


komputer, internet, dan telepon genggam. Revolusi ini dapat di gunakan
untuk otomatisasi proses produksi dalam kegiatan industri.
Peluang dan Tantangan RI Hadapi Revolusi Industri 4.0

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah merancang Making Indonesia 4.0 sebagai


roadmap (peta jalan) yang terintegrasi. Ini guna menerapkan sejumlah strategi Indonesia
dalam hadapi Industri 4.0.

Seperti diketahui, dunia saat ini memasuki era revolusi industri 4.0. Revolusi industri
dunia keempat ini ditandai masifnya perkembangan teknologi informasi. Aspek digital
telah menjadi basis dalam kehidupan manusia. Ini dilihat dari proses bisnis pun kini
dipercepat dengan ada sistem online.

Hal yang paling dikhawatirkan orang yaitu revolusi industri 4.0 akan kurangi tenaga kerja,
dan menggantikannya dengan sistem robotic. Padahal tidak demikian.

Revolusi industri 4.0 justru akan membuka kesempatan kerja yang lebih luas serta
membangun pekerjaan manusia menjadi lebih cepat dan mudah.
turut memberikan peluang dan tantangan baru bagi setiap negara agar bisa bertahan
dalam persaingan global yang kompetitif. Indonesia termasuk menjadi negara yang
siap hadapi revolusi industri 4.0.

Pemerintah telah membentuk Komite Industri Nasional. Menteri Perindustrian


Airlangga Hartarto menuturkan, komite ini akan memperkuat kerja sama dan
memfasilitasi penyelarasan di antara kementerian dan lembaga terkait dengan para
pelaku industri dalam negeri agar Indonesia mampu kompetitif memasuki era digital
tersebut.

Kementerian Perindustrian telah merancang Making Indonesia 4.0 sebagai sebuah


roadmap (peta jalan) yang terintegrasi. Ini guna menerapkan sejumlah strategi
Indonesia dalam menghadapi industri 4.0. Rencananya peta jalan itu diluncurkan pada
4 April 2018.

Airlangga juga tengah menyiapkan lima sektor prioritas yang akan dikembangkan
dalam menghadapi implementasi revolusi industri 4.0.
Kelima sektor industri tersebut adalah makanan dan minuman, elektronik, tekstil,
otomotif dan kimia.

Dengan menerapkan industri 4.0, dia optimistis target besar nasional dapat tercapai.
Target itu antara lain membawa Indonesia menjadi 10 besar ekonomi dunia pada
2030.

Serta mengembalikan angka ekspor netto industri sebesar 10 persen. Selain itu
meningkatkan produktivitas tenaga kerja hingga dua kali lipat dibandingkan
peningkatan biaya tenaga kerja.

Anda mungkin juga menyukai