Anda di halaman 1dari 8

UTS

Mata Kuliah : Akuntansi Biaya

Nama : Elvira Indah NPM : 21620026


Fakultas : Ekonomi Manajemen Angkatan : 2021
Jenjang : S1 TA : 2021/ 2022

MID TEST AKUNTANSI BIAYA


Teori

1. Jelaskan perbedaan akuntansi keuangan dan akuntansi biaya


2. Beri penjelasan tentang biaya produki dan biaya non produksi
3. Sebutkan beberapa pengertian di bawah ini :
a. Biaya konversi
b. Biaya variable
c. Biaya semi variable
d. Biaya relevan
e. Biaya tidak relevan
4. Jelaskan perbedaan biaya dalam arti cost dan expenses dan beri contohnya
5. Untuk menentukan harga pokok produksi dapat melalui full costing dan variable costing,
jelaskan perbedaanya
6. Sebutkan perbedaan perhitungan biaya, dalam arti job order costing dengan proses costing,
mana lebih menguntungkan
7. Dalam proses produksi sering kali terjadi produk cacat dan produk rusak, beri alasan serta
factor – factor menyebabkan produk cacat dan rusak tersebut

Soal

PT. Mayora merencanakan untuk beroperasi pada tingkat produksi dan penjualan sebesar 6000
unit. Perkiraan biaya per unit sebagai berikut :

Bahan baku langsung Rp. 16.000


Tenaga kerja langsung Rp. 5.000
BOP variable Rp. 7.500
BOP tetap Rp. 3.000
Beban pemasaran variable Rp. 1.500
Beban pemasaran tetap Rp. 2.500
Berdasarkan data terseut hitunglah :

a. Biaya produk per unit


b. Biaya utama per unit
c. Total variable per unit
d. Hitunglah total biaya yang dikeluarkan selama satu tahun dengan tingkat produksi 6000
unit & tingkat penjualan 4000 unit

AKUNTANSI BIAYA Disusun Oleh :


UNIVERSITAS BOROBUDUR Elvira Indah
Jawaban :
I. Teori
A. Akuntansi keuangan adalah bagian dari akuntansi yang mengkhususkan dalam proses
pencatatan transaksi hingga penyajiannya dalam bentuk laporan keuangan. Akuntansi
keuangan bermanfaat bagi pihak eksternal perusahaan, misalnya bank, pemerintah,
pemegang saham, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya sedangkan Akuntansi biaya
berhubungan dengan perencanaan, penetapan, dan pengendalian biaya produksi. Karena
objeknya adalah biaya produksi, akuntansi biaya lazim digunakan oleh perusahaan yang
kegiatan utamanya mengubah bahan mentah menjadi barang jadi (manufaktur).
2. Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pengolahan bahan
baku menjadi produk, sedangkan biaya non produksi merupakan biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk kegiatan non produksi, seperti kegiatan pemasaran dan kegiatan
administrasi dan umum.
3. a. Biaya Relevan (Relevant Cost)
Biaya relevan adalah suatu biaya yang terjadi hanya saat suatu alternatif tindakan
tertentu, namun tidak terjadi pada alternatif tindakan lainnya. Biaya relevan akan
mempengaruhi suatu pengambilan keputusan, karenanya biaya relevan harus
dipertimbangkan dalam pembuatan suatu keputusan.
b. Biaya Tidak Relevan (Irrelevant Cost)
Sedangkan biaya tidak relevan merupakan suatu biaya yang tidak berbeda diantara
alternatif tindakan yang ada. Biaya tidak relevan itu tidak akan mempengaruhi
pengambilan suatu keputusan dan akan tetap sama jumlahnya walaupun tanpa
memperhatikan alternatif lainnya yang dipilih. Karenanya, biaya tidak relevan
tersebut tidak harus dipertimbangkan dalam suatu pengambilan keputusan.
c. Biaya Variabel (Variable Cost)
Biaya variabel merupakan biaya yang jumlah totalnya dapat berubah secara
sebanding dengan perubahan volume kegiatan atau aktivitasnya. Semakin tinggi
volume kegiatan atau aktivitasnya, maka secara sebanding akan semakin tinggi juga
biaya variabelnya. Sebaliknya, apabila semakin rendah volume atau kegiatannya,
maka secara sebanding akan semakin rendah juga biaya variabelnya.
d. Biaya Semi Variabel (Semi Variable cost atau  Mixed Cost)
Biaya Semi Variabel yang merupakan suatu biaya yang memiliki elemen biaya tetap,
namun memiliki biaya variabel di dalamnya. Elemen biaya tetap ini merupakan
jumlah biaya minimum untuk dapat menyediakan jasa sedangkan pada elemen biaya

AKUNTANSI BIAYA Disusun Oleh :


UNIVERSITAS BOROBUDUR Elvira Indah
variabel adalah suatu bagian dari biaya semi variabel yang dipengaruhi oleh volume
kegiatan.
Biaya semi variabel jumlah totalnya berubah sesuai dengan perubahan pada volume
kegiatan, namun tingkat perubahannya tidak sebanding. Semakin tinggi volume
kegiatannya, maka akan semakin tinggi jumlah biaya variabelnya dan sebaliknya.
e. Biaya konversi atau conversion cost
Biaya konversi atau conversion cost merupakan jumlah biaya overhead perusahaan
dan tenaga kerja untuk menghasilkan produk jadi dari bahan mentah.
4. A. Pengertian Biaya (Cost) dan Beban (Expense)
 Biaya (Cost)
Biaya merupakan pengeluaran yang dilakukan untuk memproduksi barang
maupun jasa agar mendapatkan keuntungan atau mendapatkan manfaat yang
memiliki nilai ekonomis di masa depan. Seperti contohnya adalah pembelian
aktiva yang dilakukan sesuai dengan prinsip akuntansi yang disebut biaya
pembelian. Pembelian aktiva ini tentu dapat mengeluarkan biaya sehingga jumlah
kas yang dimiliki akan berkurang. Namun, di masa depan kamu akan
mendapatkan manfaat secara ekonomis.
Cost ini dianggap sebagai harta sehingga memungkinkan terjadi pengeluaran
ketika dihabiskan pada masa yang akan datang. Karena biaya perolehan
merupakan jumlah kas yang dibayarkan atau nilai wajar dari imbalan yang dapat
diserahkan untuk mendapatkan aset pada saat perolehan.
Contoh :
- Persediaan bahan baku
- Persediaan produk dalam proses
- Persediaan produk selesai
- Supplies atau aktiva yang belum digunakan
 Beban (Expense)
Sedangkan beban (expense) merupakan suatu penurunan pada nilai ekonomi
sebagai kas keluar atau aktiva yang berkurang. Expense ini dianggap sebagai
kewajiban karena dapat menyebabkan nilai ekuitas menurun. Biasanya juga,
dianggap sebagai sebuah pengorbanan yang sudah terjadi.
Expense ini dicatat dalam laporan laba rugi dengan nama akun antara lain beban
sewa, penyusutan, listrik, gaji dan sebagainya.
Contoh :

AKUNTANSI BIAYA Disusun Oleh :


UNIVERSITAS BOROBUDUR Elvira Indah
- Beban penyusutan
- Beban pemasaran
- Beban yang tergolong sebagai biaya operasi
B. Perbedaan Biaya (Cost) dan Beban (Expense)
 Posisi Pada Laporan Keuangan
Perbedaan yang paling terlihat adalah saat akan menyusun laporan keuangan.
Biaya pada laporan keuangan biasanya terdapat pada saat melakukan
penyusunan neraca biasanya juga memiliki wujud yang belum dapat digunakan
atau juga tidak dapat diprediksi. Hal tersebut dapat memberikan manfaat
sehingga pada biaya ini dianggap sebagai aktiva.
Sedangkan beban akan muncul pada laporan keuangan yang terletak pada
penyusunan laporan laba rugi. Beban akan muncul berupa pengeluaran yang
digunakan dan tidak akan memberikan manfaat di masa mendatang yang
memiliki periode tidak lebih dari setahun.
 Periode Akuntansi
Perbedaan lainnya juga dapat dilihat pada periode dalam akuntansi. Biaya
memiliki periode yang lebih lama atau lebih dari satu tahun dan dianggap
sebagai bagian dari pengeluaran modal. Pengeluaran modal yang dikeluarkan ini
memiliki tujuan untuk mendapatkan aktiva tetap. Hal tersebut demi
meningkatkan efisiensi atas jalannya operasional bisnis perusahaan namun
kapasitas produktif aktiva tetap. Jumlah biaya yang dikeluarkannya dalam
satuan rupiah lebih besar apabila dibandingkan dengan jumlah total beban.
Untuk beban memiliki periode yang tidak lebih dari satu tahun dan biasanya
dianggap sebagai pengeluaran pendapatan yang dapat memberikan manfaat
dalam periode berjalan. Itulah alasan mengapa biaya yang keluarkan tidak
dikapitalisasikan sehingga akan langsung ditetapkan sebagai aktiva di neraca
dan langsung dibebankan dalam laporan laba rugi.
C. Kesimpulan
Akuntan menggunakan istilah biaya atau cost untuk merujuk kepada aset berwujud
dan secara lebih khusus untuk aset yang disusutkan. Biaya suatu aset termasuk di
dalamnya pembelian, perolehan, pengaturan aset, dan biaya melatih karyawan dalam
menggunakannya.
Untuk manfaat yang didapatkan dari biaya adalah pendapatan, sementara manfaat
dari beban adalah penggunaan sumber daya

AKUNTANSI BIAYA Disusun Oleh :


UNIVERSITAS BOROBUDUR Elvira Indah
5. A. Definisi
 Full Costing
Full costing merupakan suatu metode dalam dunia akuntansi yang menjelaskan
bahwa semua biaya yang timbul pada proses produksi, seperti biaya variabel,
biaya tetap, biaya langsung, biaya investasi, dan semua biaya yang digunakan
dalam proses produksi digunakan sebagai indikator penting untuk menghitung
total keseluruhan dari biaya utama.
 Variable Costing
Variable costing adalah suatu metode penghitungan biaya secara keseluruhan
yang dipakai untuk membuat sebuah produk, di mana biaya tersebut memiliki
peluang untuk terus berubah mengikuti volume kegiatan usaha. Maksud dari
perubahan tersebut adalah keberadaan biaya juga mengalami fluktuasi sebanding
dengan kuantitas output serta volume produksi.
B. Perbedaan full costing dan variable costing, diantaranya sebagai berikut:
1. Laporan Keuangan atas Laporan Laba Rugi
Jika menggunakan metode full costing maka biaya overhead akan dilaporkan dalam
laporan keuangan saat produk sudah terjual, sedangkan untuk metode variable
costing biaya overhead akan tetap dilaporkan dalam laporan keuangan.
2. Perhitungan Harga Pokok Produksi yang Berbeda
Untuk menghitung harga pokok produksi di sebuah perusahaan, perbedaan yang
paling mencolok antara keduanya adalah bahwa metode full costing menggunakan
lebih banyak biaya overhead pabrik tetap dan variabel, sedangkan pada metode
variable costing hanya menghitung biaya overhead variabel.
3. Biaya Per Periode
Di dalam metode full costing, biaya yang terdapat pada per periode akan dinilai
sebagai biaya yang tidak berkaitan dengan biaya produksi tapi tetap akan
mengurangi laba perusahaan. Biaya periode yang ada variable costing ini akan ikut
dibebankan di dalam produksi.
6. A. Definisi
 Job Order Costing
Job order costing merupakan metode menghitung ongkos produksi untuk suatu
unit secara spesifik. Satu contoh mudah, proyek konstruksi untuk membuat satu

AKUNTANSI BIAYA Disusun Oleh :


UNIVERSITAS BOROBUDUR Elvira Indah
rumah dari awal sampai akhir merupakan job order. Dalam hal ini, produk yang
dihadirkan merupakan event yang hanya berjalan satu kali.
Metode penghitungan dengan job costing melibatkan akumulasi semua biaya
produksi untuk membuat suatu unit. Dalam contoh konstruksi rumah, ongkos buruh
yang bekerja untuk membuat satu unit rumah akan dimasukkan dalam catatan
pengeluaran sebelum ditambah dengan biaya lain.
 Process Costing
Process costing merupakan metode untuk menghitung biaya produksi massal dari
suatu barang atau jasa. Satu contoh, bank menyediakan jumlah deposit yang sama
untuk tiap konsumen. Dalam hal ini, bank menyediakan banyak produk dan
menjualnya secara seimbang pada semua konsumen.
Perhitungan process costing melibatkan akumulasi biaya dari proses produksi
panjang yang berkaitan dengan produk secara langsung. Dari contoh bank
sebelumnya, dalam tiap menerima deposit bank pasti butuh uang sebagai ongkos
untuk menjalankan proses, juga untuk menggaji karyawan.
Semua ongkos produksi yang sudah dikeluarkan kemudian dijumlah lalu dibagi
dengan total unit produk yang sudah dibuat untuk menentukan biaya per unit.
Biaya kemudian diakumulasi oleh setiap tingkatan departemen, sebelum akhirnya
dijadikan salah satu materi laporan keuangan tahunan.
B. perbedaan perhitungan biaya job order costing dengan proses costing
dari segi makna, job order costing merujuk pada perhitungan biaya dari suatu
kontrak atau pekerjaan yang dilakukan atas permintaan klien. Sedang process
costing merupakan biaya yang dikenakan untuk setiap proses yang dilakukan
dalam menghasilkan suatu produk.
Dari cara menghitungnya, job order costing menghitung semua biaya yang
dikeluarkan, sedang process costing hanya menghitung biaya tiap proses yang
dijalani kemudian dibagi dengan banyaknya produk yang dihasilkan untuk
mengetahui biaya tiap unit.
Dapat dikatakan dalam hal perbedaan cakupan biaya, bahwa job order costing
menghitung pekerjaan dan process costing menghitung proses. Tak ada
perpindahan uang dalam job order costing, tapi dalam process costing uang kerap
berpindah tangan sesuai proses yang ditangani tiap departemen.

AKUNTANSI BIAYA Disusun Oleh :


UNIVERSITAS BOROBUDUR Elvira Indah
Perhitungan biaya job order costing umumnya dilakukan setelah pengerjaan
selesai, sementara untuk process costing perhitungan dilakukan setelah semua
proses selesai.

C. Kesimpulan Keunggulan dan Kelemahan antara Job Order Costing dan


Process Costing

Satu keunggulan dari job order costing yaitu memungkinkan manajemen


menghitung profit dari tiap pekerjaan yang sudah dilakukan, kemudian membantu
menilai jenis pekerjaan tertentu yang akan dicari untuk masa mendatang. Untuk
satu ini, bidang paling memiliki prospek yaitu kontraktor dan konsultan.
Process costing juga mempunyai nilai plus, yaitu memungkinkan manajemen
memperoleh informasi detail tentang statistik produksi dari tiap departemen dalam
satu lingkungan kerja. Karena sifatnya yang demikian, process costing tepat
diterapkan perusahaan membuat produk yang berkelanjutan.
Meski demikian, dua jenis perhitungan biaya ini juga punya sisi lemah masing-
masing. Kelemahan job order costing yaitu bahwa manajemen diharuskan
mengetahui semua material dan upah pekerja yang dikeluarkan selama pengerjaan
berlangsung. Sementara kelemahan process costing yaitu terlalu bergantung
catatan statistik alih-alih data lapangan.

7. produk cacat adalah kesalahan minor dalam produksi. Sebagai contoh di perusahaan
sepatu, defective goods yang terjadi adalah jahitan yang tidak rapih, warna yang kurang
cocok, tali sepatu panjang sebelah dll.
Sebaliknya, produk rusak merupakan kesalahan besar dalam produksi. Hal ini terjadi
atas dua hal, bisa jadi karena kesalahan penggunaan bahan baku atau mesin produksi
yang sedang tidak beroperasi secara tidak maksimal. Jika melihat dari segi produksi,
defective goods tentu sedikit lebih baik dibandingkan dengan spoiled goods. Sebab,
produk cacat masih bisa diperbaiki ulang dan dijual dengan harga yang sama. Hal itu
tentunya tidak akan membuat sebuah perusahan merugi.
Bagaimana dengan produk rusak? Produk rusak adalah stok gagal yang biasanya tidak
sengaja terbuat. Produk itu sudah tidak bisa diperbaiki lagi sehingga tidak dapat dijual
kepada pelanggan. Dengan kata lain, hal itu merugikan perusahaan karena membuat
stok jual berkurang yang berakibat pada penurunan omset

AKUNTANSI BIAYA Disusun Oleh :


UNIVERSITAS BOROBUDUR Elvira Indah
II. Teori
1. Biaya konversi per unit
Biaya konversi = TKL + BOP variabel + BOP tetap
= 5.000 + 7.500 + 3.000
= Rp. 15.500
2. Biaya utama per unit
Biaya unit = BBL + TKL
= 16.000 + 5.000
= Rp. 21.000
3. Biaya variabel per unit
Biaya variabel = BBL + TKL + BOP variabel + beban penasaran variabel
= 16.000 + 5.000 + 7.500 + 1.500
4. Total biaya yang dikeluarkan pada tingkat aktivitas produksi 6.000 unit dan aktivitas
penjualan 4.000 unit
Total biaya = 6.000 x (16.000 + 5.000 + 7.500 + 3.000 + 2.500) +
(4.000 x 1.500)
= (6.000 x 34.000) + (4.000 x 1.500)
= Rp.204.000.000 + Rp. 6.000.000
= Rp. 210.000.000

AKUNTANSI BIAYA Disusun Oleh :


UNIVERSITAS BOROBUDUR Elvira Indah

Anda mungkin juga menyukai