Anda di halaman 1dari 71

PERAN DAN KONSEP DASAR

AKUNTANSI MANAJEMEN
1
Tujuan Akuntansi Manajemen

 Costing sektor jasa, produk dan


tujuan lain untuk kepentingan
manajemen
 Perencanaan, controlling, evaluating,

& continuous improvement;


 Pengambilan keputusan
Kebutuhan Informasi Manajemen
Collecting, Special Reports,
Measuring, Product Costs,
Storing, Customer Costs,
Analyzing, Budgets, Performance
Reports, Personal
Reporting,
Economic Events Managing
Communication

INPUTS PROCESSES OUTPUTS

USERS
Akuntansi Manajemen vs Akuntansi Keuangan

Sumber: Hansen & Mowen (2009)


Tema Baru dalam Akt.Manajemen
5

 Need for innovation and relevant produces:


 Activity based management
 Customer orientation
 Cross functional perspective
 Need for innovation and relevant produces
 TQM emphasized continuous improvement
 Time becomes a competitive advantage for the firm who an compress the
value chain
 Improving efficiency for profit performance
 E-business for cost reduction
COST: Definition
6

“Cost is the cash or cash-


equivalent value sacrificed for
goods and services that is
expected to bring a current or
future benefit to the
organization.”1

1Hansen & Mowen, 2007, p. 35.


OPPORTUNITY COST: Definition
7

“Opportunity cost is the benefit


given up or sacrificed when one
alternative is chosen over
another.”2

2Hansen & Mowen, 2007, p. 35.


COST OBJECT: Definition
8

“A cost object is any item such


as product, customer, project,
activity & so on, to which costs
are measured and assigned.”3

3Hansen & Mowen, 2007, p. 35.


Metode, teknik pembebanan biaya
Merupakan hubungan kausal pada saat membebankan suatu biaya pada
suatu obyek biaya (cost object)
Biaya Produk dan Jasa

Tangible products are goods


produced by converting raw
materials.
Example: televisions, hamburgers

Services are intangible products.


Example: dental or medical care.
Biaya Produk dan Jasa

 Direct Material
 Direct Labor

 Overhead Cost

 Prime Cost

 Conversion Cost

 Selling & Administrative


KONSEP BIAYA DAN
KLASIFIKASI BIAYA
2
KONSEP
BIAYA:
Pengertian COST dan EXPENSE
COST:

adalah Pengorbanan sumber daya


ekonomis atau munculnya utang untuk
memperoleh sumber daya ekonomis
lainnya.
EXPENSE:

adalah Pengorbanan sumber daya ekonomis


atau munculnya utang, untuk memperoleh
penghasilan.
KLASIFIKASI BIAYA:

 Klasifikasi biaya berdasarkan tujuan :


 Laporan keuangan
 Merespon Perubahan aktivitas
 Departemen atau produk
 Pembuatan keputusan
 Penjaminan Mutu
Klasifikasi biaya berdasarkan pembuatan
laporan keuangan :

 Biaya produksi, adalah biaya yang dikeluarkan untuk


memperoleh bahan baku dan mengolah bahan tersebut
menjadi produk jadi (B.Bahan Baku, B.Upah Langsung,
B.Overhead Pabrik).
 Periodik (Biaya non produksi) :
Biaya penjualan, adalah biaya yang dikeluarkan untuk
memasarkan produk / barang jadi tersebut, contohnya: Biaya
angkut penjualan, biaya iklan, dll.
 Biaya administrasi dan Umum, adalah biaya yang dikleuarkan
untuk administrasi secara umum, contohnya: biaya gaji
karyawan bag. Kantor, biaya listrik, dll.
Klasifikasi biaya berdasarkan Merespon Aktivitas

 Biaya Tetap,
Biaya yang secara total selalu tetappada rentang
relevandan secara unit akan berubah secara terbalik dengan
perubahan aktivitas.
 Biaya Variabel
Biaya yang secara total akan selalu berubah secara
proporsional dengan perubahan aktivitas dan secara unit
relatif konstan pada rentang relevan
 Biaya semivariabel
biaya yang pada kondisi tertentu akan berpola sebagai
biaya tetap dan pada kondisi lain akan berpola sebagai
biaya variabel.
Klasifikasi biaya berdasarkan departemen atau produk (dapat
ditelusurinya) ke objek biaya (objek yg menjadi sasaran biaya,
seperti departemen, atau kegiatan atau produk):

 Biaya langsung, adalah biaya yg dapat ditelusuri langsung


atau diidentifikasi ke suatu objek biaya tertentu, karena hanya
dikeluarkan untuk manfaat objek biaya itu sendiri. Contoh:
Gaji karyawan bagian kantor, toko, biaya listrik pabrik, biaya
perlengkapan toko, dll.
 Biaya tidak langsung, adalah biaya yang dikeluarkan untuk
lebih dari satu objek biaya, dan tidak dapat ditelusuri
langsung ke objek biaya tertentu. Contoh: Biaya sewa gedung
yg digunakan oleh beberapa departemen, biaya iklan untuk
berbagai macam atau jenis produk, dll.
Klasifikasi biaya berdasarkan pembuatan keputusan:

 Biaya Diferensial, adalah biaya yg berbeda


diantara beberapa alternatif dan akan
diakitkan dengan pendapatan diferensial.
 Biaya Tertanam (Sunk Cost), adalah biaya yg
telah terjadi dan tidak dapat diubah oleh
keputusan apapun yang dibuat saat ini atau
nanti.
 Biaya Kesempatan (Oportunity Cost), adalah
biaya (manfaat) yang hilang pada saat
keputusan telah dibuat.
Klasifikasi biaya berdasarkan Penjaminan Mutu

 Biaya Kualitas, adalah biaya yg dikeluarkan oleh


perusahaan dalam rangka penjaminan mutu produk. Yaitu
 Biaya Pencegahan , adalah biaya yg dikeluarkan untuk
mencegah produk cacat
 Biaya Penilaian ,Yaitu biaya yang dikeluarkan untuk
mengidentifikasikan produk cacat sebelum produk tersebut
dikirim ke konsumen.
 Biaya Kegagalan Intern,yaitu dampak dari identifikasi
cacat selama proses penilaian.
 Biaya Kegagalan Ekstern, yaitu terjadi jika produk cacat
telah sampai ke konsume
Klasifikasi lain:
OPPORTUNITY COST, adalah manfaat ekonomis
yg hilang atau dikorbankan karena dipilihnya satu
alternatif keputusan tertentu. Manfaat potensial ini
dapat berupa pendapatan (revenue) atau
penghematan biaya (cost saving)

NB: Biaya kesempatan (opportunity cost) tidak dicatat


di BUKU BESAR perusahaan, hanya ada dalam pengertian ekonomi.
ANALISIS PERILAKU BIAYA
3
KLASIFIKASI BIAYA
1.Biaya dalam hubungan dengan produk
25
2. Biaya dalam hubungan dengan
26
volume produksi
 Biaya variabel
27  Biaya yang berubah sebanding dengan perubahan volume produksi
 Biaya tetap
 Biaya yang secara totalitas bersifat tetap
 Biaya semi
 Biaya semi variabel
 Biaya yang di dalamnya mengandung unsur tetap dan memperlihatkan
karakter tetap dan memperlihatkan karakter tetap dan variabel
 Biaya semi tetap
 Biaya yang berubah dan volume secara bertahap
3. Biaya dalam hubungan dengan
28
departemen produksi
4. Biaya dalam hubungan dengan
29
periode waktu
30

 Biaya pengeluaran modal


 Contoh: pembelian mesin dan peralatan
 Biaya pengeluaran pendapatan
 Mesin dipakai akan menimbulkan penyusutan. Penyusutan mesin
merupakan pengeluaran pendapatan, dilaporkan sebagai beban.
5. Biaya dalam hubungan dengan
31
pengambilan keputusan
Pola Perilaku Biaya
Pola Perilaku Biaya
 BIAYA VARIABEL/ Variable Cost
 Adalah biaya yang berubah sejalan dengan perubahan aktivitas atau
volume produksi.

 BIAYA TETAP/ Fixed Cost


 Adalah biaya yang tidak berubah walaupun ada penurunan atau
kenaikan aktivitas dalam relevant range.

 BIAYA CAMPURAN/ Mixed Cost/Semi variabel/semi tetap/bertahap


 Memiliki karakteristik fixed dan variable.

 relevant range: tingkat kegiatan di mana biaya tetap tertentu tidak akan diubah,
meskipun volume berubah
 Mengapa perlu menetapkan fixed dan varible cost? Untuk merencanakan,
mengontrol, mengukur atau mengevaluasi aktivitas pada berbagai tingkat biaya
harus dipisahkan antara biaya fixed dan variabel
Metode Pemisahan Biaya Tetap dan
34
Biaya Variabel
Metode Titik Tertinggi dan Terendah
35

 Suatu metode menghitung biaya tetap dan biaya variabel dengan


menggunakan dua titik yang berbeda, yaitu titik tertinggi dan titik
terendah.
 Titik yang dipilih adalah titik periode dan aktivitas tertinggi dan
terendah.
 Bila periode tertinggi dan terendah biaya tidak sama dengan aktivitas,
titik yang dipilih adalah berdasarkan aktivitas.
Berikut data biaya perawatan dan data jam tenaga kerja langsung
yang disajikan oleh PT DEWANTARA untuk 6 bulan pertama

36 PT DEWANTARA
Biaya Perawatan dan Data Jam Kerja Langsung

BULAN BIAYA PERAWATAN JAM TENAGA KERJA


LANGSUNG
Januari Rp 1.024.000 3.400
Februari Rp 992.000 3.800
Maret Rp 950.000 3.900
April Rp 1.120.000 5.600
Mei Rp 848.000 3.200
Juni Rp 800.000 2.400
37

Aktivitas Biaya
Tertinggi (April) 5.600 Rp 1.120.000
Terendah (Juni) 2.400 Rp 800.000
Selisih 3.200 Rp 320.000
38

Tertinggi Terendah
Total Biaya Rp 1.120.000 Rp 800.000
Biaya Variabel Rp 560.000 Rp 240.000
Biaya Tetap Rp 560.000 Rp 560.000
 Biaya Variabel = 100 x 5.600= 560.000
(tertinggi)
 Biaya Variabel = 100 x 2.400= 240.000
(terendah)
Metode Scattergraph
39

 Suatu plot dari biaya terhadap tingkatan kegiatan di masa lalu.


 Metode ini menunjukkan setiap perubahan yang berarti dalam
hubungan antara biaya dan kegiatan pada tingkatan kegiatan yang
berbeda.
 Variabel dependen yaitu biaya diplot pada sumbu horizontal (bisa
biaya tenaga kerja langsung, jam tenaga kerja langsung, jam mesin,
unit output, dan persentase kapasitas)
 Variabel independen yaitu aktivitas diplot pada sumbu vertikal
Berikut Biaya Reparasi dan Data Jam Mesin yang Disajikan oleh PT Laras Hati
Biaya Reparasi Mesin dan Jam Mesin

40
Bulan Jam Mesin Biaya Reparasi
Januari 7.000 Rp 13.000.000
Februari 5.600 Rp 11.960.000
Maret 6.800 Rp 12.820.000
April 8.400 Rp 13.560.000
Mei 7.400 Rp 14.000.000
Juni 6.000 Rp 12.260.000
Juli 5.000 Rp 11.560.000
Agustus 4.400 Rp 11.120.000
September 4.000 Rp 10.840.000
Oktober 7.400 Rp 14.200.000
November 9.000 Rp 14.400.000
Desember 8.200 Rp 13.000.000
Total 79.200 Rp 152.720.000
41

 Jika proses produksi tidak berubah secara signifikan, maka aturan


umum yang berlaku adalah menggunakan data tiga bulanan selama
tiga bulan.
 Sumbu x menunjukkan jumlah jam mesin
 Sumbu y menunjukkan biaya reparasi
 Komponen biaya tetap sebesar Rp 8.000 (ditentukan sebagai
tempat perpotongan garis kecenderungan dengan sumbu
vertikal)
42
Metode Analisis Regresi
43

 Metode ini memisah biaya menjadi tetap dan variabel dengan


menggunakan persamaan matematis.
 Disebut juga metode Least Square/ Kuadrat Terkecil atau Analisis
Regresi Sederhana
 Metode ini merupakan metode efektif , banyak digunakan karena
lebih akurat.
44

 PERSAMAAN ANALISIS REGRESI/Persamaan garis lurus:


 y = a + bx

 y= biaya
 a=biaya tetap
 b=biaya variabel
 x=volume
PT Riau
Biaya Perawatan dan Data Jam Mesin
45
BULAN BIAYA PERAWATAN JAM KERJA
LANGSUNG
Januari Rp 768.000 6.800
Februari Rp 744.000 6.000
Maret Rp 744.000 6.800
April Rp 708.000 7.800
Mei Rp 600.000 8.400
Juni Rp 636.000 6.400
Juli Rp 600.000 5.200
Agustus Rp 600.000 5.200
September Rp 636.000 6.200
Oktober Rp 660.000 7.000
November Rp 696.000 8.600
Desember Rp 816.000 9.600
Total Rp 8.208.000 84.000
1 2 3 4 5 6
Y Y1-Y X X1-X (X1-X)2 (X1-X) x (Y1-Y)
Bulan Biaya listrik Penyimpan Jam Penyimpa dikuadratka (4) X (2)
46 gan dari Tenaga ngan dari n
Rata-rata Kerja rata-rata
Biaya Langsung
684.000 7.000

Januari Rp 768.000 84.000 6.800 (200) 40.000 16.800.000


Februari 744.000
Maret 744.000
April 708.000
Mei 600.000
Juni 636.000
Juli 600.000
Agustus 600.000
September 636.000
Oktober 660.000
November 696.000
Desember 816.000
Total Rp 8.208.000 0 84.000 0 20.480.000 544.800.000
47

 Tarif variabel dapat dihitung dengan menggunakan


persamaan garis lurus sebagai berikut:
 (X1/X)=544.800.000/20.480
 =Rp 26.601,5625
 y= a + bx
 Rp 684.000=a + (26.602x7.000)
 =a + (Rp 186.214)
 =Rp 497.786
 Fungsi estimasi biaya = Rp 497.786 + 26.602 per jam
mesin (dibulatkan)
ANALISIS HUBUNGAN
BIAYA-VOLUME-LABA
4
TUJUAN ANALISIS B-V-L
 Digunakan oleh para manajer untuk
pengambilan keputusan dan perencanaan
laba
 Implementasi pengelompokan biaya untuk
keperluan perencanaan
PERILAKU BIAYA

 Biaya Variabel
 Biaya Tetap

 Biaya semivariabel
BIAYA VARIABEL
 Yaitu biaya-biaya yang jumlahnya berubah secara
proporsional mengikuti perubahan pemicu biaya.
Contoh Biaya Bahan baku
Bahan Baku
Jumlah Biaya

Units Produced
BIAYA TETAP
Yaitu biaya-biaya yang jumlahnya konstan pada
rentang waktu tertentu. Contoh Biaya sewa

$
Relevant Range

Units Prouced
BIAYA SEMIVARIABEL

Yaitu biaya-biaya yang memiliki unsur biaya tetap dan


biaya semivariabel sekaligus. Contoh Biaya telepon

Garis Biaya semivariabel

Cost
Fixed Costs
Variable Costs

Number of Units Produced


PERHITUNGAN TITIK IMPAS (BEP)

 Suatu keadaan yang menunjukkan jumlah penghasilan sama


dengan jumlah biaya
 Dalam keadaan impas, perusahaan belum mendapatkan
laba tetapi tidak menderita rugi, (laba = 0)

 = Laba
TR = Jumlah penghasilan
TC = Jumlah biaya
F = Biaya tetap
p = Harga jual per satuan
Q = Jumlah produk yang dijual/diproduksi
v = Biaya variabel per satuan
A. CARA MATEMATIS
Menghitung Titik Impas Satuan
 = TR – TC
= pQ – (vQ+F)
= pQ – vQ – F
F +  = pQ – vQ
= (p – v) x Q
Q =F+
(p – v)
Karena dalam keadaan impas laba = 0, maka :
Q = F dimana Q = volume titik impas
(p – v)
Titik Impas(Satuan) = Biaya Tetap ______________
(Harga Jual per satuan – Biaya variabel per satuan)
Menghitung Titik Impas Dalam Jumlah Rupiah :

Titik Impas (rupiah) = Biaya Tetap_________


1- Biaya variabel per satuan
Harga Jual per satuan

1- Biaya variabel per satuan disebut ratio margin kontribusi


Harga Jual per satuan

Maka,
Titik Impas(rupiah)= Biaya Tetap
Rasio margin kontribusi
Contoh :
Diketahui :
Harga jual per satuan Rp 30.000,00
Biaya variabel per satuan Rp 16.500,00
Jumlah biaya tetap Rp 148.500,00

Hitung Titik impas dalam unit maupun rupiah!


Q0 = F
(p – v)
= ___148.500____ = 11 unit
(30.000 – 16500)
Perusahaan mencapai titik impas pada penjualan 11 unit

Impas (Rp) = Biaya Tetap


Ratio Margin kontribusi
= __148.500__
1 – 16.500
30.000
= Rp. 330.000,00

Impas tercapai jika volume penjualan mencapai Rp. 330.000,00


Rumus perhitungan impas dalam satuan uang, dapat dinyatakan
dengan menggunakan rasio margin kontribusi sebagai berikut :

Impas = __Total biaya tetap___


Rasio Margin Kontribusi

Dengan menggunakan contoh diatas , maka :

Rasio Margin Kontribusi = 30.000-16.500


30.000
= 45 %

Impas (Rp) = 148.500


45%
= Rp. 330.000,00
Dalam akuntansi manajemen, (Harga Jual– Biaya variabel) disebut
margin kontribusi (MK/CM), yaitu kelebihan harga jual dari biaya
variabel yang digunakan untuk menutup biaya tetap. Maka :

Jika Keadaan Perusahaan


MK = Biaya Tetap Impas
MK > Biaya Tetap Laba
MK < Biaya Tetap Rugi

Rumus untuk menghitung laba/rugi :


 = (Q1 – Q0) x UCM
Dimana :
 = Laba/Rugi
Q0 = Volume titik impas
Q1 = Volume penjualan yang dicapai
UCM = Margin kontribusi per satuan (p-v)
Berapakah laba yang diperoleh jika volume penjualan yang
tercapai adalah 15 unit ?
 = (Q1 – Q0) x UCM
= (15 – 11) x (30.000-16.500)
= 4 x 13.500
= 54.000
Laba yang diperoleh Rp 54.000,00

Bagaimana jika volume yang tercapai hanya 8 unit ?


 = (Q1 – Q0) x UCM
= (8-11) x (30.000-16.500)
= -3 x 13.500
= - 40.500
Perusahaan menderita kerugian sebesar Rp. 40.500,00
B. CARA GRAFIS
Jumlah Penghasilan

Titik Impas
2000 Daerah Laba
Jumlah Penghasilan dan Biaya

1500 Biaya
Jumlah Biaya Variabel

1000

500
Biaya
Daerah Rugi Tetap

0
500 1000 1500 2000

Volume
Margin Of Safety (MS)
“Sejauhmana volume penjualan bisa diturunkan tanpa mengalami kerugian “

MS = Xe – Xb x 100 %
Xe

MS = Margin Of Safety
Xe = volume penjualan yang diharapkan
Xb = volume titik impas

Jika perusahaan menetapkan rencana penjualan satu tahun sebesar Rp.390000


MS = 390.000 – 330.000 x 100% = 18%
390.000

Artinya, jika volume penjualan turun sampai 18% dari volume yang diharapkan,
maka penjualan akan mencapai titik impas. Dengan kata lain penurunan penjualan
yang masih dapat ditolerir agar perusahaan tidak mendapatkan rugi setinggi-
tingginya sebesar 18%. Dengan demikian, maka Margin of safety merupakan jarak
antara titik impas dengan volume penjualan yang diharapkan.
Soal :
Harga jual per satuan Rp 3.000
Biaya variabel per satuan Rp 1.500
Jumlah biaya tetap Rp 1.500.000.000
Volume yang direncanakan 5.000.000 unit
Hitung :
a. Titik Impas dalam rupiah dan satuan menggunakan cara
matematis
b. Hitung laba yang diperoleh jika volume yang dapat
direalisasikan sebesar 2.500.000 unit, dan bagaimana bila
yang terjual hanya 800.000 unit
c. Hitung safety marginnya
ANALISIS HUBUNGAN
BIAYA-VOLUME-LABA
(Perubahan Komposisi
Produk, Laba, pajak
penghasilan & sistem ABC
dalam mengambil
keputusan)
PERUBAHAN KOMPOSISI PRODUK
Bagi perusahaan yang menjual produk lebih dari satu macam, adanya
perubahan komposisi produk yg dijual, juga merupakan faktor yg dpt
mempengaruhi biaya-volume-laba.

Contoh. Perusahaan menjual 3 macam produk yaitu K,L dan M dgn ttl biaya
tetap Rp.297.000 dan harga jual pe unit serta biaya variabel utk masing2
produk adl:

Produk K Produk L Produk M Total


Harga jual per unit Rp 60 Rp 80 Rp 25 Rp 165
Biaya variabel / unit Rp 33 Rp 56 Rp 20 Rp 109
Margin kontribusi Rp 27 Rp 24 Rp 5 Rp 56
Rasio margin
kontribusi 45% 30% 20% 34%

Misal komposisi yang terjual masing2: Produk K = 11.000 unit, produk L =


8750 dan produk M = 16000, maka laba impasnya adalah :
komposisi jual 11000 8750 16000

Produk K Produk L Produk M Total

Hasil penjualan Rp 660,000 Rp 700,000 Rp 400,000 Rp 1,760,000


Total biaya
Rp 363,000 Rp 490,000 Rp 320,000 Rp 1,173,000
variabel
Margin
kontribusi Rp 297,000 Rp 210,000 Rp 80,000 Rp 587,000
Total biaya tetap Rp 297,000
Laba Rp 290,000
Rasio margin
kontribusi Rp 587,000 33.35%
Rp
1,760,000

Impas Rp 297,000 Rp 890,494


33%
Jika terjadi peruahan thd komposisi produk yg terjual, misal produk K turun 50%,
produk L naik 30% dan produk M naik 20%, maka pengaruh perubahan thd
pehitungan laba dan titik impas adalah

komposisi jual 5500 11375 19200

Produk K Produk L Produk M Total

Hasil penjualan Rp 330,000 Rp 910,000 Rp 480,000 Rp 1,720,000


Total biaya variabel Rp 181,500 Rp 637,000 Rp 384,000 Rp 1,202,500
Margin kontribusi Rp 148,500 Rp 273,000 Rp 96,000 Rp 517,500
Total biaya tetap Rp 297,000
Laba Rp 220,500

Rasio margin kontribusi Rp 517,500 30.09%

Rp 1,720,000

Impas Rp 297,000 Rp 987,130


30%
Berdasarkan perhitungan tersebut,

 Laba perusahaan mengalami penurunan dari Rp.290000 menjadi Rp.220500.


 Sebaliknya impas dlm satuan penjualan naik dari Rp.890494 menjadi Rp.987130
 Rasio margin kontribusi turun dari 33.33% menjadi 30.09%
 Perubahan komposisi produk yg dijual akan berpengaruh thdrasio margin kontribusi rata-
rata.
 Jika margin kontribusi naik, maka laba perusahaan akan naik dan impas akan turun
 Perubahan jenis produk yg mempunyai rasio margin paling tinggi akan besar pengaruhnya
tehadap kenaikan atau penurunan rasio margin kontribusi rata

Produk K Produk L Produk M Rata-rata

Rasio margin kontribusi 45% 30% 20% 33.35%


Kenaikan ( penurunan)
(50%) 30% 20%
penjualan
Pengaruh terhadap rasio rata -22.5% 9% 4% -9.5%
PERENCANAAN LABA dan PAJAK PENGHASILAN
Perhitungan dicontoh sebelumnya didasarkana atas tingkat laba sebelum
pajak. Padahal pajak/pajak penghasilan merupakan salah satu faktor yg
harus diperhatikan.
Bila laba yg diinginkan adalah laba setelah pajak, maka harus disesuaikan
laba setalh dan laba sebelum pajak dgn cara membagi laba setelah pajak
dgn 1- tarif pajak (1-t).
Contoh :
Sebuah perusahaan menginginkan EAT sebesar Rp.20,000,000 margin
kontribusi per unit Rp.1,000, biaya tetap Rp.30,000,000 dan tarif pajak (PPh)
sebesar 25%, laba yg diinginkan Rp.15,000,000. Maka laba yg diinginkan
sebelum pajak dan jumlah unit yg harus dijual adalah:
EAT
= Jumlah unit yg harus dijual utk mencapai laba
1 - tarif pajak Rp.15,000,000 adalah :

Rp.30,000,000 + Rp. 20,000,000


15,000,000 1000
=
1 - 25%
= 50.000 unit
= 20,000,000
Perhitungannya adalah :

Margin kontribusi (50000 x Rp.1000) Rp 50,000,000

Biaya tetap 30,000,000

Laba sebelum pajak EBIT Rp 20,000,000

PPh (25% x Rp,20,000,000) Rp 5,000,000

Laba setah pajak EAT Rp 15,000,000


Analisis Biaya-Volume-Laba dan ABC, Perhitungan & Dampak
terhadap Keputusan Strategik

 Sistem ABC, biaya dibagi berdasarkan kategori unit dan non unit
 Sisitem ABC mengelompokkan biaya berpengaruh dengan unit yg diproduksi dan
beberapa biaya lainnya.
 Sistm ABC dapat menentukan perilaku biaya secara lebih akurat

Misal, diasumsikan biaya-biaya diperusahaan dikelompokkan menjadi 3 variabel:


• pemicu aktivitas tingkat unit => unit yg terjual
• Pemicu aktivitas tingakt batch => jumlah set up
• Pemicu aktivitas tingkat produk => Jam Enggenering maka persamaannya,

Total Biaya = biaya tetap + (biaya variabel unit x jml unit) + (biaya set up x jml setup) +
(biaya Engg x jml jam Engg)

Laba Operasi = Total pendapatan - biaya tetap + (biaya variabel unit x jml unit) + (biaya
set up x jml setup) + (biaya Engg x jml jam Engg)

Anda mungkin juga menyukai