Anda di halaman 1dari 106

TEORI SOSIAL DALAM PEMBANGUNAN

DAN KEMISKINAN

Prof.Dr. Rudy Handoko,MS


Pengertian Pembangunan
• Pembangunan bersifat “multi-intepretable”.
• Pembangunan dilihat dari dimensi proses
diartikan sebagai “planned societal change”
(Pembangunan merupakan suatu perubahan
sosial yang direncanakan).
• Perubahan yang dikehendaki adalah dari
kondisi nasional satu ke kondisi nasional lain
yang dipandang lebih baik.

KAJIAN PEMBANGUNAN 2
Pembangunan dan
Pertumbuhan
Pembangunan
• Pembangunan merupakan transformasi
kualitatif, yang seringkali terkait dengan
perubahan struktur atau perubahan sistem
yang ada.
Pertumbuhan
• Pertumbuhan merupakan transformasi
kuantitatif dalam kerangka sistem atau
struktur yang ada.
Pengertian Pembangunan
(Saul M. Katz dalam Tjokrowinoto, 1994:8-9)

• ”Development is a major societal change from


one state of national being to another, more
valued, state. It involves a complex of mutually
related economics, social and political change”
• Pembangunan adalah pergeseran dari suatu kondisi
nasional yang satu (one state of national being)
menuju ke kondisi nasional yang lain, yang dipandang
lebih baik (more valued), tetapi apa yang disebut
more valued (lebih baik / lebih berharga) berbeda dari
suatu Negara ke Negara lain (culture specific) atau
dari satu periode ke periode lain (time specific).
MAS WIED KAJIAN PEMBANGUNAN 4
Pengertian Pembangunan
• Pembangunan adalah suatu konsep yang “sarat nilai”
atau “value loaded”, artinya pembangunan terkait
dengan apa yang dianggap baik dan buruk menurut
pengalaman sejarah suatu bangsa.
• Karenanya, pembangunan bersifat “culture specific”.
Artinya pembangunan dapat didefinisikan secara
berbeda oleh suatu Negara, sangat tergantung pada
lingkungan budayanya.
• Selain itu, pembangunan juga bersifat “time specific”,
artinya dalam suatu Negara dimanapun, pembangunan
dapat didefinisikan secara berbeda dalam kurun waktu
yang berbeda.

MAS WIED KAJIAN PEMBANGUNAN 5


Bagaimana Bentuk Perubahan
• Proses Dekolonisasi
• Proses Evolusioner
• Proses yang Terencana
Pembangunan Berbasis Rakyat Sebagai
Kewargaan

Pembangunan :
proses perubahan sistem
direncanakan

modernita kemajuan sosial


nation building ekonomi
s
Semangat Perubahan
• Demonstrtion Effect : keinginan untuk meniru
standart konsumsi masyarakat maju
• Fussion Effect : keinginan untuk mencoba
menggabungkan beberapa model
pembangunan masyarakat menjadi satu moodel
yg dirasa tepat utk masyarakatnya
• Compression Effect : Negara yg sedang
berkembang berusaha mewujudkan model
masyarakat (mencapai hasil pembangunan ) yg
jauh lebih cepat dari model pembangunan di
negara maju.
Model Pembangunan Menurut Nasir Islam
Dan George M.Henault.
• Model I : “Pertumbuhan GNP yg berkembang
tahun 1950-1960
• Model II : “Pemerataan dan Pemenuhan
Kebutuhan pokok tahun 1970-an
• Model III : Pembangunan Kualitas Manusia
tahun 1980-an Menurut Corten disebut “People
center Devolopment).
• Model IV : Peningkatan Daya saing 90-an.
• Model V : Pembangunan yg Bersinergi ( Net
Working) 2000 an ( Paradigma MDGs)
Model Pembanguan I
• Berorientasi pada GNP dengan Big Push
Investasi untuk industrialisasi.
• Pertumbuhan Berhubungan dengan
masalah masalah Investasi (Harrod
Domar, Rostow).
• Pemerataan akan terjadi akibat effek
“Trickle Down)
Model Pembangunan II
• Model pemb yg memperhatikan aspek
sosial, lingkungan dan kelembagaan yg
sebelum kurang mendapat perhatian
• Aspek pemerataan pembangunan harus
“ekplisit” nampak
• Reorientasi dalam adm pembangunan yg
ber pusat pada “Delivery Services System”
yg lang dapat diakses oleh publik
Model pembangunan III
• Lokusnya : manusia dan masyarakat yg
ditempatkan sebagai pusat pembangunan
• Fokusnya pada peningkatan kualitas ,
kesejahteraan dan martabat manusia
• Model Administrasi pembangunan lebih
kepada “Community Based Resources
management” David Korten.
Ciri Ciri Model III
• Secara bertahap prakarsa dan proses
pengambilan keputusan untuk memenuhi
kebutuhan diletakkan pada masyarakat sendiri
(otonomi)
• Kemampuan masy utk mengelola dan
memobilisasi sumber sumber yg ada
• Memperhatikan kondisi lokal (kearifan lokal)
• Menekankan “Social learning”
• Mengembangkan jaringan antara birokrasi dan
masyarakat
• Adanya “empowerment”
Syarat Model III
• Menurut Osey Mehmet (Pembangunan yg
“egaliterian”): |
• produksi, konsumsi harus memenuhi kriteria
efisiensi, keadilan dan pemerataan
• Adanya perencanan dan kebijakan
pemberatansan kemiskinan yg berisi langkah
langkah konkrit mengatasi disparitas
• Pembaruan politik yg membuka ruang
partisipasi dalam pengambilan keputusan.
Globalisasi ( IV)
Globalisasi dapat menimbulkan peluang sekaligus
tantangan bagi suatu organisasi maupun negara.
Globalisasi mengharuskan organisasi-organisasi mampu
bersaing dan beroperasi secara efisien, efektif, dan
ekonomis dalam pasar global.

Globalisasi (dunia tanpa batas) ditandai oleh:


• Customer.. Market base competitiveness
• Company.. Company yang sehat dan berdaya saing
tinggi: concept, competence, connection atau
networking.
• Competition
• Currency (perubahan nilai tukar)
• Country .. Sejauh mana negara dapat menyiapkan
instrumen untuk memungkinkan organisasi
global beroperasi (Kenichi Ohmae, 1991).
Keterlibatan global suatu organisasi dapat
bervariasi:
1. Keterlibatan periferal
2. Bersaing dengan organisasi luar negeri
3. Mengoperasikan pabrik di luar negeri
4. Menjual di pasar internasional
5. Mengoperasikan pabrik luar negeri di Indonesia.

• Perbedaan manajemen bisnis di suatu negara dengan


negara lain meliputi: budaya, intervensi negara, ukuran
relatif wilayah negara.
• Kegagalan untuk memahami perbedaan akan
mengakibatkan gagal dalam meyelesaikan isu-isu
global.
• Agar dapat bertahan para manajer harus
berpandangan bahwa dunia adalah “kampung global”
dalam arti memandang organisasi sebagai suatu
organisasi multinasional dan mengelola dengan sikap
multinasional.
Paradigma V
• Salah satu sasaran MDGs (2000 -2015)
adalah Mengembangkan Kemitraan
Global Untuk Pembangunan dengan
target :
• Mengembangkan perdagangan terbuka
dengan aturan yang tidak diskriminatif dan
komitmen terhadap Good Governance,
Pembangunan dan pengurangan
kemiskinan global.
Sasaran MDGs (2015)
Diikuti 189 Negara
• Memberantas kemiskinan dan Kelaparan
• Mencapai Pendidikan Untuk Semua
• Mendorong kesetaraan Jender dan
Pemberdayaan Perempuan
• Menurunkan angka kematian Anak
• Meningkatkan Kesehatan Ibu
• Memerangi HIV /AIDS, Malaria dan Penyakit
Menular lainnya
• Memastikan kelestarian Lingkungan Hidup
• Mengembangkan Kemitraan Global Untuk
Pembangunan
Suistanable Development Goals
(SDGs)
• Pasca 2015
• Lebih menekankan pada aspek lingkungan
sebagai hasil konferensi Pembangunan
Berkelanjutan Rio+20 di Rio de Janeiro, Brasil
2012
• Konsekuensi pada Indonesia : Perencanaan
Pembangunan Berkelanjutan akan mengarah
tidak saja MP3EI, tetapi juga MP3LI dan MP3KI
(Masterplan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Kemiskinan Indonesia)
Masterplan Percepaatan Dan Perluasan
PembangunanEkonomi Indonesia (MP3EI)

• Peningkatan Potensi Ekonomi Wilayah


Melalui Koridor Ekonomi : ada 6 koridor
melalui Integrasi pendekatan ekonomi
regional dan wilayah dengan tujuan
menciptakan pusat pusat pertumbuhan
• Peningkatan Konektivitas Nasional,
Regional dan Internasional
• Penguatan SDM dan IPTEK Nasional
6 Koridor Ekonomi Indonesia
• Koridor Ekonomi Sumatra : Sentra Produksi dan
Pengolahan Hasil Bumi dan Lumbung Energi Nasional
• Koridor Ekonomi Jawa : Pendorong Industri dan Jasa
Nasional
• Koridor Ekonomi Kalimantan : Pusat Produksi dan
pengolahan hasil tambang & Lumbung energi Nasional
• Koridor Ekonomi Sulawesi : Pusat Produksi dan
pengolahan hasil pertanian , perkebunan ,
perikanan,migas dan pertambangan Nasional
• Koridor Bali dan Nusa Tenggara : Pintu gerbang
Pariwisata dan pendukung pangan Nasional
• Koridor Papua dan Maluku : Pusat Pengembangan
pangan, perikanan, energi dan pertambangan Nasional
Recomendasi APEC 2013 di
Bali
• Supporting the multilateral trading system
• Promoting connectivity
• Sustainable Growth with Equity
• Looking forward
VISI & MISI PEMERINTAHAN JOKOWI - JK
Visi:
“Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan
Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”

Misi:
1. Mewujudkan keamanan nasional yg mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang
kemandirian ekonomi dgn mengamankan sumberdaya maritim & mencerminkan
kepribadian Indonesia sbg negara kepulauan.
2. Mewujudkan masy maju, berkeseimbangan & demokratis berlandaskan negara
hukum.
3. Mewujudkan politik LN bebas-aktif & memperkuat jatidiri sbg negara maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yg tinggi, maju, & sejahtera.
5. Mewujudkan Bangsa yang berdaya saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yg mandiri, maju, kuat, dan
berbasiskan kepentingan nasional.
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

1
A.9 AGENDA PRIORITAS (NAWA CITA)
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman pada seluruh warga negara
2. Membuat Pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola
Pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah –
daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan
penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
Internasional
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor sektor
strategis ekonomi domestik
8. Melakukan revolusi karakter bangsa
9. Memperteguh ke-bhineka-an & memperkuat restorasi sosial Indonesia.
2
Pengertian Paradigma
(Kuhn, 1970 dalam Saleh Ali (2003: 3)
• Paradigma adalah kerangka referensi atau cara
pandang terhadap suatu realita tertentu yang
menjadi dasar keyakinan atau pijakan suatu teori.
• Paradigma adalah “a world view, a general
perspective, a way of breaking down the
complexity of the real world (Patton, 1975).
• Paradigm is a set of rules and regulations (written
or un-written) does two things:
– it establishes or defines boundaries and
– it tells you how to behave inside the boundaries in order
to be successful (Barker, J.A. 1992).
MAS WIED KAJIAN PEMBANGUNAN 25
Paradigma pembangunan
dari perspektif diachronis:
• Paradigma pembangunan dibahas
berdasarkan urut-urutan terbentuknya.
• Paradigma ini mengkaji dari perspektif
historis.
• Mulai dari paradigma pertumbuhan
(Growth), kesejahteraan (welfare), Neo-
Ekonomi, Strukturalis, dan Humanizaing.

KAJIAN PEMBANGUNAN 26
Pendekatan Pembangunan
Perspektif Diakronis

• Paradigma Pertumbuhan
• Paradigma Kesejahteraan
• Paradigma Redistribusi dengan
Pertumbuhan
• Paradigma Neo-Ekonomi
• Paradigma Dependensi
• Paradigma Humanizing Development
• Paradigma Environtalism
Paradigma pembangunan dari
perspektif taxonomis:
• Sementara paradigma pembangunan dilihat dari
perspektif taxonomis, dikaji berdasarkan kategori
dengan menggunakan tolok ukur tertentu.
• Kategori yang dibuat bisa bervariasi. Dalam hal ini
kategori paradigma pembangunan didasarkan
dikotomi “equilibrium” dan “konflik”.
• Paradigma equilibrium terdiri dari paradigma Psiko-
Dinamika, Behavioralisme, Diffusiionisme,
Dualisme, Fungsionalisme Struktural.
• Sedangkan paradigma konflik, terdiri dari paradigma
Strukturalis Marxist, dan Strukturalis Non-Marxist.
KAJIAN PEMBANGUNAN 28
Pendekatan Pembangunan
Perspektif Taxonomis
Paradigma Equilibirium
• Paradigma Psikodinamika
• Paradigma Behavioralism
• Paradigma Diffusionism
• Paradigma Dualism
• Paradigma Fungsionalism Struktural
Paradigma Dialektik Fungsionalism
Paradigma Konflik
• Paradigma Konflik Strukturalis Marxis
• Paradigma Konflik Strukturalis Non Marxis
Paradigma Pertumbuhan
• Pembangunan identik dengan pembangunan
ekonomi
• Tolok ukur pembangunan adalah pertumbuhan
ekonomi
• Pertumbuhan ekonomi adalah fungsi saving,
strategi investasi dan capital output ratio
• Peranan pemerintah adalah memperbesar
saving
• Ketimpangan merupakan social necessity
• Solusi ketimpangan dengan trickle down effect
Paradigma Pertumbuhan Per Tahapan
(Linear Theory)
• Rostow: Traditional Society, Precondition
for take-off, Take-off, Self Sustaining
Growth, Drive to Maturity, High Mass
Consumption.
• Karl Marx: Primitive Communism, The
Slave Owning Society, Feudal Society,
Capitalist Society, Socialist Society,
Modern Communism.
• Alvin Toffler: The First Wave, The
Second Wave, The Third Wave, The Forth
Don Tapscott (1998) “Digital Economy:
Promise and Peril in the Age of Networked
Intelligence”
• Knowledge based economy
• Virtualization economy
• Innovation economy
• Ekonomi yang melibatkan konsumen
dalam perancangan produk dan jasa
• Ekonomi yang saling tergantung –
integration atau internetworking
• Ekonomi yang penuh konflik
Paradigma Pertumbuhan Berimbang
(Balanced Growth)
• Menentang pembangunan yang bersifat
gradualism dan incrementalism
• Big push theory
• Rosenstein Rodan (Critical Minimum Effort,
yaitu upaya minimum kritis untuk dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi melalui
investasi secara simultan)
• Ragnar Nurkse (Kegagalan pembangunan
disebabkan oleh vicious circle of
underdevelopment, oleh sebab itu diperlukan
frontal attack)
Paradigma Pertumbuhan Tidak
Berimbang
(Unbalanced Growth)

• Menentang pertumbuhan berimbang


• Big Push Theory dilakukan pada sektor
yang strategis
• Hircshman (Pembangunan dilakukan
melalui proses difusi, leading sector ke
lagging sector, backward linkage dan
forward linkage)
Paradigma Kesejahteraan
(Welfare Paradigm)
• Wawasan Indikator Sosial
• Pendekatan Kebutuhan Pokok
• Wawasan Redistribusi dengan Pertumbuhan

Wawasan Indikator Sosial


PQLI (Physical Quality of Life Index)
• Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate)
• Harapan Hidup Bayi Usia Satu Tahun (Life
Expectancy at Age One)
• Tingkat Kemampuan Membaca dan Menulis
(Basic Literacy)
Pendekatan Kebutuhan Pokok
• Absolute Necessity
• Private Consumption dan Public Services
• Country Specific
• Dinamis
• Tidak Subsistensi
• Partisipasi
• Pertumbuhan Ekonomi
Konsep Kebutuhan Pokok Menurut
ILO:
• Persyaratan minimum bagi keluarga untuk
dikonsumsi sendiri, meliputi: pangan yang
cukup, perlengkapan yang cukup,
perabotan rumah tangga yang cukup.
• Pelayanan esensial yang disediakan oleh
dan untuk masyarakat, meliputi: air
minum, sanitasi, kendaraan umum,
fasilitas kesehatan dan pendidikan.
Wawasan Redistribusi dengan
Pertumbuhan

• Consumption Redistribution,
pentransferan 2% dari PDB negara kaya
ke negara miskin
• Investment Redistribution, Menyangkut
Productivity Trade-off dalam
memanfaatkan capital
• Wage Restraint, menekan upah riil untuk
meningkatkan profit, pertumbuhan dan
pendapatan kaum miskin
Welfare State

“… is a state which provides all individuals


a fair distribution of the basic resources
necessary to maintain a good standard of
the living.”

Richard Quinney
(The Prophetic Meaning of Modern Welfare
State, 1999)
Tujuan Negara Kesejahteraan
• Mengontrol dan mendayagunakan sumber
daya sosial ekonomi untuk kepentingan
publik
• Menjamin distribusi kekayaan negara secara
adil dan merata
• Mengurangi kemiskinan
• Menyediakan asuransi sosial (pendidikan,
kesehatan) bagi masyarakat miskin
• Menyediakan subsidi untuk layanan sosial
dasar bagi disadvantage people
• Memberi proteksi sosial bagi setiap warga
Social Welfare

• Menciptakan lapangan kerja


• Mengembangkan modal manusia
• Memobilisasi modal sosial
• Mengakumulasi aset produktif
• Merintis serta mengembangkan usaha
kecil dan menengah
Paradigma Neo Ekonomi
• Muncul sebagai reaksi dari paradigma
pertumbuhan yang dipandang tidak mampu
mengatasi persoalan: who gets, how much,
of what.
• Paradigma pertumbuhan telah mengalami:
demonstration effect, mixed economy (fusion
effect), compression effect, trickle down
effect.
• Neo ekonomi lebih menekankan pada
indikator baru yaitu indikator ekonomi yang
di-aggregated (dirinci), daripada indikator
pertumbuhan ekonomi.
Mahbub Ul Hag
• Mengusulkan negara berkembang
menerapkan style of development yang lain,
yang tidak semata-mata mengejar
pertumbuhan yang setinggi-tingginya yang
berorientasi inward looking, tidak outward
looking, yaitu:
– Sasaran utama 40 – 50 % penduduk miskin
– Perluasan kesempatan kerja
– Ketergantungan dengan pihak asing harus
dikurangi
– Pemerataan Pendapatan
Denis Goulet, The Cruel Choice, A New
Concept in the Theory of Development

Three Views of Development:


• Development is synonymous with economic
growth, GNP US$ 500 – 1000, pertumbuhan rata-
rata 5% - 10%
• Development = Economic Growth + Social
Change
• Ethical Value, “Liberation” (Economic Freedom,
Psychological Freedom, Political Freedom).

Kualitas kebebasan akan menyangkut perluasan


kesempatan bagi masyarakat dan anggotanya
untuk menentukan pilihan mereka.
Persoalan Ketenagakerjaan di Indonesia Versi
ADB
• Rendahnya kualitas tenaga kerja
• Tingginya pengangguran terbuka
• Karakteristik pengangguran yang tidak menjadi pilihan
penguasa
• Meluasnya tenaga kerja yang bekerja dibawah
kemampuan
• Ekspansi sektor informal
• Pertumbuhan angkatan kerja di perkotaan yang
sangat cepat
• Miskinnya kondisi bekerja secara keseluruhan
• Pertambahan upah di sektor formal di luar
pertumbuhan produktivitas
• Tinggi dan semakin besarnya disparitas upah antara
sektor formal dan informal, untuk gender, serta antar
wilayah
• Persoalan struktural tenaga kerja
Paradigma Strukturalis

• Developed-Underdeveloped
• Two side of the same social process
• Proses Pengintegrasian
• Import Raw Materials
• Surplus Value
• Export Surplus Value
Paul Baran
• Underdevelopment disebabkan oleh proses
eksploitasi yang dilakukan oleh pihak asing yang
tidak seimbang
• Dependencia diakibatkan oleh sistem ekonomi
kapitalis yang eksploitatif, dimana proses
eksploitasi diikuti oleh proses korupsi,
ketidakadilan dalam setiap tingkat struktur
pemerintahan yang mengabdi kepada pemilik
modal dan sistem kapitalis internasional
• Dependencia diakibatkan oleh adanya struktur
metropolis yang berkembang pesat, dimana pada
tahapan berikutnya terjadi hubungan metropolis
dan satelit yang selalu mengikutinya.
Sritua Arif dan Adi Sasono,
Ketergantungan dan Keterbelakangan
• Dependencia yang terjadi di Indonesia diakibatkan
oleh sejarah yang sangat panjang, dimana culture
stelsel memiliki sistem yang eksploitatif dan
pengawasannya langsung dari pemerintah
kolonial, yaitu aliansi pemerintah kolonial Belanda
dengan penguasa feodal Indonesia
• Culture Stelsel sebagai pangkal tolak untuk
melihat struktur yang diwarisi di Indonesia
• Culture Stelsel membina sektor enclave di
Indonesia yang berorientasi ke luar negeri, seperti;
investasi asling, pinjaman luar negeri untuk biaya
pembangunan di Indonesia.
Harry M. Cleaver, Jr.
The Contradiction of the Green Revolution
Green Revolution:
• New agricultural strategy, dengan target
radical research
• Pembiayaan dari: Ford Foundation,
Rockefeler Foundation, World Bank, dll.
• A new package of tropical agricultural
• US policy (US multinational business and
elite) menciptakan new investment dan
sales markets.
Green Revolution and
Imperialism:
• The Growth and a Strategy
Mexico 1943 ( J. George Harrar)
Mexico 1960 (Self Sufficiency)
Phillipines 1962 (IRRI)
Big Push Policy (1965)

• Spreading Capitalism
The integration of the agricultural sector into the capitalist market is
achieved through the adoption of the technological package
which itself makes the peasant producer dependent on the
market

• Profit from Progress


Multinational corporation as an amazingly efficient way of
institutionalizing the transfer of technical knowledge in
agriculture
The Effects of the Green Revolution on the
Contradiction of Capitalist Development:

• Contradiction between regions


• New grain varieties that give maximum
results only on carefully irrigated land
• Most of the people live, has remained
virtually untouched by the new varieties
• Contradiction in price and trade relation
• Ecological contradiction (Turkey 1968-
1969, Phillipines 1971)
Paradigma Humanizing Development

• Membangun harus berorientasi pada to be more,


bukan to have more
• Empowerement
• Desentralisasi – Otonomi Daerah
• Self Esteem
• Personal Freedom
• Security and Trust
• Self Actualization
• Life Sustehance
• Authencity, Identity, Dignity, Respect, and
Recognition
David Korten
People Centered Development
• Individu sebagai actor menetapkan tujuan, mengendalikan
sumber daya, mempertimbangkan idea, dan perbedaan
• Faktor produksi sangat penting untuk mencapai suatu tujuan
yang diinginkan
• Partisipasi masyarakat, organisasi swadaya masyarakat
sangat penting dalam mengambil keputusan
• Fokus utama adalah meningkatkan kemampuan masyarakat
untuk pemenuhan kebutuhan mereka
• Mentolerir variasi lokal yang sifatnya fleksibel dan
menyesuaikan kondisi lokal
• Menekankan proses social learning, interaksi kolaboratif
antara birokrasi dan komunitas, mulai perencanaan sampai
proyek
• Networking, birokrat dan lembaga swadaya masyarakat,
satuan organisasi tradisional yang mandiri. Proses networking
akan menjadi simbiosis antara struktur pembangunan di
tingkat lokal
Tantangan People Centered
Development

Mengubah orientasi birokrasi


pembangunan dari pemerintah agar
menjadi organisasi yang menghargai
dan memperkuat kerakyatan anggota
mereka maupun para warganegara
yang harus dilayani
Ivan Illich,

• Dehumanisasi terjadi karena teknologi (two


watersheds, biological degradation, radical
monopoly, over programming, polarization,
obsolence, frustation)
• Pembangunan akan menghantarkan pada
masyarakat industri dan teknokratik, tetapi dapat
menciptakan teknologi dan alat yang
membelenggu kebebasan individu.
• Ia menolak perbudakan atas manusia oleh
teknologi, dan mengusulkan rekonstruksi konvival.
Manusia mampu melindungi hak dan kekuasaan
pada individu, serta masyarakat dapat memilih
gaya hidupnya melalui perubahan berskala kecil
dan efektif.
Solusi Ival Illich

• Tool for Conviviality


• Demythologization of Science
• Rediscovery of Language
• Recovery of Legal Procedure
Paulo Freire
Education for Critical Consciousness

• Dehumanisasi terjadi karena sistem politik


di Brasil yang represif
• Bentuk dehumanisasi karena sistem politik
adalah: secretarianism, emosional,
uncritical, assistensialism, mutism,
massification, cultural alienation,
powerlessness, culture shock, the
permanent to day (pergeseran status
manusia)
Solusi Paulo Freire
• Pembangunan dan modernisasi
• Education as the practice of freedom, education
as the praxis of liberation
• Manusia harus dibebaskan dari dehumanisasi
dengan menumbuhkan critical consciousness.
• Critical consciousness menekankan pada:
rasionalitas, memiliki kedalaman interpretasi
problem, keterbukaan sikap dan kesediaan
merubah pikiran
• Critical consciousness menentang pemikiran yang
pasif, dan menekankan pada: penetuan empirik,
argumentasi yang sehat, dialog dan menerima
hal-hal yang baru maupun yang lama.
Mc Chona
Toward a Humanist Strategy of
Development
Faktor yang menentukan penbangunan:
• Availability of natural resources
• Mobilisasi kapital, khususnya saving local
• Mobilisasi human capital thought
improvement of skills
• Development of appropriate high level of
technology for self sustaining economy
• Development of internal and external markets
for products that emphasis on the internal
market
• Peace and stability for national building
Paradigma Environmentalism

Terjadinya Deteriorasi Ekologis Poverty:

• Deforestasi
• Desertifikasi
• Floading
• Soil Depletion
Paradigma Environmentalism
Terjadinya Deteriorasi Ekologis Affluent Society:

• Pollution
• Acid Rain
• Deforestasi
• Desertifikasi
• Floading
• Soil Depletion
• Bocornya Lapisan Ozon
• Green House Effect
• Global Warming
Kerusakan Hutan di Indonesia
• Luas Lahan:
120,34 Juta Ha

• Total Kerusakan:
101,73 Juta Ha

• Laju Kerusakan Per Tahun:


3,8 Juta Ha

• Laju Kerusakan Per Menit:


Seluas 6 (enam) lapangan sepakbola
Pandangan Environmentalism

Pandangan Pesimistis:
• Dipelopori oleh ilmuwan MIT-USA dan
Club of Rome
• Menulis suatu buku “World Dynamic
Model”
• Mencegah Threshold supaya tidak break
down
• Mengusulkan Limits to Growth
Pandangan Environmentalism

Pandangan Optimistis:
• Dipelopori oleh ilmuwan dari Sussex
University Inggris
• Menulis suatu buku “Model of Doom”
• Pandangan pesimistis tidak melihat
variabel manusia
• Break down tidak akan terjadi
Pandangan Environmentalism

Pandangan Realis:
• Menekankan Growth Imperative
• Menekankan pada Growth of Limits
• Menolak Limits to Growth
Earth Summit di Rio de Janeiro Juni
1992:

• Isu-isu Polusi
• Isu-isu Sumber daya Alam
• Isu-isu Perkotaan
• Isu-isu Manajemen
Strategic Imperative untuk
Sustainable Development:

• Pertumbuhan yang cukup


• Peningkatan pemerataan
• Penurunan angka kelahiran
• Peningkatan resource base
• Perubahan kelembagaan
Jared Diamond (2005)
“Collapse”
Penyebab ambruknya peradaban:
• Kerusakan lingkungan yang ditimbulkan
manusia
• Perubahan cuaca akibat pemanasan
global sebagai efek rumah kaca (badai
Katrina)
• Invasi suatu negara terhadap negara yang
lemah
• Dukungan rakyat yang lemah
Schumacher
Small is Beautiful

Pembangunan menekankan:
• Kesehatan
• Keindahan
• Kelestarian
Paradigma Taxonomis:
Paradigma Equilibrium
• Paradigma Psikodinamika
• Paradigma Behavioralism
• Paradigma Diffusionism
• Paradigma Dualism
• Paradigma Fungsionalism Struktural
Paradigma Dialektika Fungsionalism

• Dialektika
• Fungsionalism
Paradigma Konflik

• Paradigma Konflik Strukturalis Marxis


• Paradigma Konflik Strukturalis Non-Marxis
Paradigma Psikodinamika
• Faktor mikro individual atau jati diri
manusia sebagai penyebab dan
kegagalan dan keberhasilan
pembangunan

• Jati diri manusia terbentuk sejak usia dini


dan relatif konstan yang cenderung tidak
berubah kembali
Paradigma Behavioralism
• Faktor mikro individual atau jati diri
manusia sebagai penyebab dan
kegagalan dan keberhasilan
pembangunan

• Jati diri manusia terbentuk sejak usia dini


dan mengalami perubahan melalui
learning process
Paradigma Diffusionism
• Penebaran pembangunan berlangsung melalui
penyebaran muatan pembangunan (produktivitas,
teknologi, budaya, politik, informasi, dan lain-lain)
• Penebaran pembangunan dari developed ke
underdeveloped
• Penebaran pembangunan dari leading sector ke
lagging sector
• Penebaran pembangunan dari primary growth sectors
ke sektor ekonomi yang lain
• Penebaran pembangunan dari modern enterpreneurial
attitude ke sektor yang tradisional
• Penebaran pembangunan dari peningkatan
aksesibilitas ke modernitas
Paradigma Dualism Sosiologis
• Karena kegagalan dari Etische Politiek
• Dualisme terjadi karena sistem sosial pra
kapitalis berhasil mempertahankan
kelangsungannya atau dengan kata lain
bahwa tidak berhasil menerima prinsip-
prinsip kapitalis barat
• Dualisme terjadi sebagai hasil perbenturan
antara sistem sosial impor dan sistem
sosial asli, kedua sistem sosial tadi
merupakan lasting social formation
Paradigma Fungsionalism Struktural

• Istilah struktural dan fungsional tidak


selalu digabungkan
• Struktur masyarakat dapat dipelajari tanpa
memperhatikan fungsinya
• Fungsi proses sosial dapat dipelajari,
walaupun tidak memiliki struktur
• Penekanannya pada struktur sosial,
institusi masyarakat, antar hubungan dan
pengaruhnya terhadap aktor
Paradigma Dialektik
Fungsionalism
Paradigma Dialektik Fungsionalism,
bahwa perubahan yang terjadi di
masyarakat bergerak secara dialektika
(thesis-anti thesis) yang melahirkan
sintesis baru sesuai dengan fungsi
masing-masing
Paradigma Konflik
• Paradigma konflik ini berkembang sebagai
reaksi terhadap fungsionalisme struktural
• Sumber teori konflik berasal dari teori
Marxian dan pemikiran konflik sosial dari
Simmel
• Persoalan mendasar dalam teori konflik
bahwa teori ini tidak pernah berhasil
memisahkan diri dari akar struktural
fungsionalnya
Paradigma Konfik Strukturalis Marxis

• Dialectical Materialism
• Class Struggle
• The Dimension of Change
• Theory of State
• Super Structure-Sub Structure
Paradigma Konflik Strukturalis Non-
Marxis
• Melihat perubahan daripada keseimbangan
• Melihat perubahan daripada stabilitas
• Melihat konflik daripada ketertiban
• Melihat penggunaan kekerasan daripada paksaan
normatif
• Teori konflik berskala luas yang pararel dengan
teori ketertiban berskala luas dari fungsionalis
struktural
• Penekanannya pada otoritas, posisi, asosiasi yang
dikoordinir secara imperatif, kepentingan,
kelompok semu, kelompok kepentingan, dan
kelompok konflik
Problem Kemiskinan
• Welfare (kesejahteraan)
• Vulnerability (kerentanan)
• Powerlessness (ketidakberdayaan)
• Tertutupnya akses terhadap peluang kerja
• Konsumsi yang besar
• Tingginya dependency ratio
• Culture of Poverty
Penduduk Miskin di Indonesia
• Tahun 1990: 27,20 Juta
• Tahun 1996: 34,50 Juta
• Tahun 1998: 49,50 Juta
• Tahun 1999: 37,90 Juta
• Tahun 2002: 38,40 Juta
• Tahun 2004: 36,15 Juta
• Tahun 2005: 35,10 Juta
• Tahun 2013: 28,05 Juta
Strategi Pengentasan
Kemiskinan:
• Strategi de-linking menjadi self
sufficiency
• Strategi desentralisasi
• Strategi integrasi spatial
• Strategi cultural development
Pengembangan Sumberdaya Manusia
• Kualitas sumberdaya manusia yang tinggi
merupakan condition-sine-qua non production
centered development
• Problem sumberdaya manusia:
– Human centered development
– Pendidikan sebagai transmitter of objective
knowledge
– Peningkatan ketrampilan
– Kesehatan
– Mortalitas dan morbiditas
– Link and match
– Mismatch
– Social absorption capacity
– Empowerement
Daerah Tertinggal
• Daerah tertinggal
– Daerah kabupaten yang masyarakat serta
wilayahnya relatif kuranv berkembang
dibandingkan daerah lain dalam skala nasional
• Kriteria daerah tertinggal:
– Perekonomian masyarakat
– Sumberdaya manusia
– Infrastruktur
– Kelembagaan keuangan daerah
– Aksesibilitas
– Karakteristik daerah
Faktor Penyebab Daerah Tertinggal:

• Kondisi geografis
• Tidak memiliki potensi SDA atau SDA
yang tidak dapat dimanfaatkan
• Kualitas sumber daya manusia yang
rendah
• Prasarana dan sarana yang terbatas
• Daerah rawan bencana dan konflik sosial
• Efek kebijakan pembangunan yang tidak
tepat
Strategi Pengembangan Daerah
Tertinggal:
• Pengembangan ekonomi lokal
• Pemberdayaan masyarakat
• Perluasan kesempatan untuk membuka
keterisolasian
• Peningkatan kapasitas kelembagaan dan
sumberdaya manusia pemerintah dan
masyarakat di daerah tertinggal
• Peningkatan mitigasi dan rehabilitasi
Persoalan Mendesak yang Harus
Diatasi:
• Pengangguran : 22,3%
• Kemiskinan : 20,4%
• Korupsi : 12,2%
• Pendidikan : 11,2%
• Pembangunan Ekonomi : 11,1%
• Harga Kebutuhan Pokok : 7,4%
• Persoalan Lainnya : 15,4%
Kompetensi Birokrasi dan
Keberlanjutan Proyek Pembangunan
• Kompetensi birokrasi yang merefleksikan
kesesuaian antara task requirement dan
bureaucratic competence
• Perlunya ada kesesuaian antara tuntutan
kelompok sasaran dengan mekanisme
pengambilan keputusan dalam organisasi
• Kesesuaian antara kompetensi birokrasi dan
tuntutan program
• Kesesuaian antara output program dengan
kebutuhan kelompok sasaran
Kompetensi Birokrasi yang Diperlukan
Dalam Menanggulangi Proyek Kemiskinan:

• Pemahaman terhadap profil kemiskinan


• Pemahaman terhadap suatu sistem
• Kesadaran akan relevansi skala ekonomi
• Kesadaran akan resource input yang
harus diberikan petani
• Kesadaran birokrat akan dimensi temporal
Birokrasi dan Transformasi Struktural

• Policy Adjusment:
Manajemen devisa mengambang untuk menjaga fleksibilitas
nilai tukar yang dilakukan secara aktif
• Devaluasi
• Reformasi perpajakan
• Reformasi perdagangan
• Simplifikasi perijinan
• Deregulasi dan deberikrotasisasi
• Menggalang ekspor-impor non migas terutama manufaktur
• Debt management yang sehat
• Reschedulling proyek besar yang menyerap devisa
Pemilihan Kepala Daerah
UU No. 5 Tahun 1974, Pokok-pokok Pemerintahan di
Daerah:
• Rekrutmen Tertutup (struktur kekuasaan, budaya
birokrasi, dominasi pemerintah)
• Mekanisme Rekrutmen melalui jalur A,B dan G
UU. No 22 Tahun 1999, Pemerintahan Daerah :
• Rekrutmen Secara Terbuka dan kompetitif
• Rekrutmen melalui DPRD
UU. No. 23 Tahun 2014, Pemerintahan Daerah :
• Pemilihan Secara Langsung
• Penyelenggara KPUD
• Kepala dan Wakil Kepala Daerah dipilih dalam satu
paket dan satu putaran
Pertumbuhan Demokrasi
The Democratic Route:
• Revolusi Borjuis Kapitalis-Demokrasi Parlementer
• Kapitalis Reaksioner-Fasisime
• Komunis
Pertumbuhan Demokrasi di Indonesia
• Demokrasi Liberal (1950 – 1957)
• Trantition to Guide Democracy (1957 – 1959)
• Demokrasi Terpimpin (1959 – 1965)
• Demokrasi Pancasila (1966 – 1998)
• Demokrasi Transisi (1999 – Sekarang)
Pembangunan Indonesia Bagian Timur

• Faktor penentu keterbelakangan:


– Sectoral bias
– Regional bias
– Resource bias yang tidak homogen
– Sosio culture yang bervariasi

• Strategi pembangunan Indonesia Bagian


Timur:
– Growth cum debt paradigm
– Growth generating sectors and growth generating
regions
– Self sustained development
Jokowi – Kalla “Triple Track
Strategy”
• Peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan
ekspor daninvestasi. Target per tahun 6,6 selama 2014-
2019.
• Menghidupkan sektor riil untuk menciptakan lapangan
kerja. Target penurunan angka pengangguran tahun
2013, dari 9,5% menjadi 5,1% tahun 2019
• Revitalisasi sektor pertanian untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi pedesaan dan mengatasi
kemiskinan.
• Target penurunan angka kemiskinan tahun 2013, dari
11,6% menjadi 8,2% tahun 2019
Isu Lintas Negara WTO
• GATT (General Agreement on Tariff and Trade) dibentuk 1947, saat
ini diikuti oleh 146 negara, dan Indonesia masuk sejak tanggal 24
Februari 1950.
• GATT, perjanjian multilateral, tujuan menciptakan perdagangan
bebas, adil, menstabilkan perdagangan internasional, penurunan
tarif bea masuk, meniadakan hambatan perdagangan lainnya,
pertumbuhan ekonomi, pembangunan, dan mewujudkan
kesejahteraan.
• Putaran Uruguay, 1986 – 15 Des 1993: pembentukan organisasi
perdagangan dunia sebagai pengganti GATT, penurunan tarif,
akses pasar, HAKI, ketentuan investasi barang dan jasa.
• WTO (World Trade Organization) dibentuk 15 April 1994, dan
Indonesia turut meratifikasi melalui UU No. 7 th. 1994. Tujuan WTO
untuk mengembangkan perdagangan barang dan jasa.
• Putaran Doha, Nov ‘01, perdagangan jasa, aspek dagan dari HAKI,
kebijakan investasi, kesepakatan “request” dan “offer”. Request
dibuka pada 30 Jun ‘02 dan offer 31 Mar ‘031 s/d Des ‘04.
• Indonesia menerima request 6 negara: AS, Selandia Baru, Australia,
Korea, Jepang, Cina. Intinya supaya membuka jasa pendidikan bagi
penyedia jasa pendidikan asing atau Indonesia membuat komitmen
jasa pendidikannya.
Ketentuan WTO
• Prinsip Liberalisasi Bidang Jasa
Menghapuskan atau mengurangi hambatan perdagangan
bidang jasa
• Komitmen Liberalisasi
Full commitments, partial commitments, no commitments, atau
unbound
• Market Access
• Model dalam WTO
Cross Border Supply, Consumption Abroad, Commercial
Presence, Movement of Natural Persons
• Isu dalam WTO
Isu Horisontal dan Sektoral
• Domestic Regulation
Harus transparan: tidak menciptakan hambatan yang berlebihan
dan tidak berkaitan dengan kualifikasi, standar teknis dan
perijinan, yang didasarkan pada kriteria objektif dan
transparan; dilaksanakan secara reasonable, objective, tidak
diskriminatif khusus sektor yang dikomitmenkan.
Kerangka Waktu
• Tanggal 29 Maret 2001, disepakati Negotiating
Guidelines and Procedures.
• Tanggal 1 Januari 2000 s/d 1 Januari 2005,
perundingan lanjutan liberalisasi perdagangan
jasa.
• November 2001, Putaran Doha yang
menghasilkan request and offer.
• Tanggal 30 Juni 2002, dimulainya initial request.
• Tanggal 31 Maret 2003, dimulainya negara-
negara untuk mengajukan offer, baik untuk
menjawab request maupun tanpa request dari
negara lain.
• Tanggal 31 Desember 2004, berakhirnya
mekanisme request and offer.
Sektor Jasa dalam WTO
• Business services
• Communication services
• Construction and related engineering service
• Distribution service
• Education service
• Environmental service
• Financial service
• Health related and social services
• Tourism and travel related services
• Recreational, cultural, and sporting services
• Transportation services
• Other services not included elsewhere
Komitmen Sektor Jasa Indonesia di
WTO

• Telecomunication Services
• Industrial Services
• Tourism Services
• Financial Services
Isu Lintas Negara
Ekonomi Jepang

• High Economic Development (1955 –


1973)
• In the 1960’s Japanese Economy grew at
a rapid pace exceeding 10 percent per
annum
• From the late 1960’s to the early 1970’s,
new social problem emerged in the wake
of economic development, environmental
pollution, urban congestion and elderly
Fast Economic Growth Was Supported
by:
• Rapid expansion of capital investment in the
private sector, backed by a high rate of
personal saving.
• Abundant supply of a high quality labor
resulting from a large transfer of the working
population from primary industry to
secondary industri along with high population
growth.
• Growth in productivity realized by adopting
foreign technology and improving them.
In the Late 1980’s
• Japan’s economy enjoyed favorable condition,
with low inflation and a low unemployment rate.
Corporate profits were the highest ever, corporate
failures were at the lowest in the past several
years.
• Stock and real estate prices continued to rise
rapidly, and large scale urban development and
resort facility development in rural areas
progressed at a very fast pace.
• Faced yet another challenge, with excess money
flowing into the stock and real estate markets,
inflating capital asset values in the form of
speculatice bubbles.
Decade Long Economic Stagnation
• At the beginning of 1990’s, stock prices started to
plummet, followed by real estate prices. That marked the
start of a decade long economic stagnation and the
collapse of the bubble economy.
• Due to a sharp fall in the land prices, and
internationalization of the financial and capital markets.
• The Japanese banks, faced difficulties in management.
• The government took measures to prevent the disorder
of the financial system by providing credit.
• The Japanese economy has been in deflation since the
late 1990’s.
• The Consumer Price Index has declined year-on-year for
four consecutive years since the autumn of 1999 until
2003.
• It is the first time that the Japanese economy has
experienced such a long lasting decline in prices since
the end of World War II.
Economic Recovery

• In January 2004, the economy itself began to


recover backed by investments in plant and
equipment and exports.
• June 2004, economic improvement in the
corporate sector has spread to the household
sector, and personal consumption is rising
slowly.
• The unemployment rate in May decreased to
4,6 percent, and improvement is underway,
altough severity remains in the employment
situation.

Anda mungkin juga menyukai