Anda di halaman 1dari 42

UNIVERSITAS KHAIRUN Program Studi

FAKULTAS KEDOKTERAN Profesi Dokter


Maju Bersama dengan Ilmu

LAPORAN KASUS PANJANG (LONG CASE)


RESPIRATORY DISTRESS OF NEWBORN

CHANDRA PARDEDE
09401711002
KEPANITERAAN KLINIK
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK
PROGRAM PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KHAIRUN
RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
6 NOVEMBER 2021
FAKULTAS
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN

I PENDAHULUAN

01
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN

PENDAHULUAN
Menurut United Nations Children’s Fund (2018), Angka Kematian
Neonatal (AKN) di dunia sebesar 18 per 1.000 Kelahiran Hidup
(KH).

Respiratory Distress in Newborn (RDN) atau gangguan pernafasan


pada bayi baru lahir biasanya menunjukkan gejala takipnea
dengan laju pernapasan lebih dari 60 pernapasan per menit
disertai dengan grunting, retraksi dada, nafas cuping hidung, dan
sianosis.
Bayi baru lahir dengan gejala kegawatan pernafasan memerlukan
perawatan khusus seperti pemberian alat bantu pernafasan.
Neonatal Intensive Care Unit (NICU) adalah ruang perawatan
intensif untuk bayi usia 0-28 hari yang membutuhkan pengobatan
dan perawatan khusus untuk mencegah dan mengobati terjadinya
kegagalan organ-organ vital.
02
FAKULTAS
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN

II LAPORAN KASUS

03
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN

IDENTITAS PASIEN

Pasien berinisial By. Ny. A. I. berjenis kelamin


perempuan, lahir pada tanggal 14 Oktober 2021 pada
pukul 21.35. Pasien masuk Ruang NICU (Neonatal
Intensive Care Unit) pada pukul 21.55. Usia pasien
saat dilakukan pemeriksaan adalah 0 hari.

04
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN

SUBJEKTIFITAS

Bayi masuk NICU dengan dispnea dan caput succedaneum.


Sebelumnya di ruang VK (Verlos Kamer) pada pukul 21.35 pasien
lahir tidak menangis dan sianosis dengan asesment Asfiksia
sedang dengan APGAR score 5/9.

Riwayat Kelahiran:
Pasien dilahirkan dari ibu G1P0A0. Bayi lahir secara normal
pervaginam di Rumah Sakit dan ditolong oleh dokter, lahir tidak
langsung menangis dengan BB lahir 2985 gram.

Riwayat Imunisasi:
Pasien sudah mendapatkan Hb0 dan suntikan vitamin K

05
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik Umum

Keadaan umum: bayi tampak aktif dan menangis merintih

Tanda-tanda Vital:
Tekanan Darah -
SpO2 80% (belum terpasang CPAP)
Nadi 159x/menit
Pernapasan 81x/menit
Suhu Badan 37,3˚C

Status Antropometri:
Berat Badan 2.985 g
Tinggi Badan/Panjang Badan 47 cm
Lingkar Kepala 34 cm
Lingkar Dada 32 cm
Lingkar Perut 31 cm 07
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik Umum

Status Gizi: Berdasarkan Grafik Berat Badan Menurut Panjang


Badan Bayi perempuan 0 -2 tahun (z-score), bayi termasuk dalam
status gizi baik (> presentil 0)

08
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
PEMERIKSAAN FISIK
Status Internus

Kulit: Tampak pucat (-), sianosis (-), ikterik (-).


Kepala: Normosefali, ubun-ubun kecil teraba datar tidak tegang, ubun-ubun
besar rata dan tidak menonjol
Rambut: Hitam, lebat, tampak terdistribusi merata, tidak mudah dicabut.
Mata: tidak ada kotoran dan sekret
Hidung : Bentuk normal, simetris, sekret (-/-), pernafasan cuping hidung
(+)
Telinga : Normotia, discharge (-/-), recoil (segera/segera)
Mulut : Bibir kering (-), bibir sianosis (-), stomatitis (-), mukosa hiperemis (-),
lidah normoglossia, langit-langit utuh dan tidak ada bagian yang terbelah.
Leher: Pendek, simetris, pergerakan lemah, tumor (-), tanda trauma (-)

09
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
PEMERIKSAAN FISIK
Status Internus

Toraks: Dinding toraks normotoraks dan simetris.


Paru:
-Inspeksi: Pergerakan dinding toraks kiri-kanan simetris, retraksi (+)
subkosta minimal, suprasternal.
-Palpasi: Simetris tidak ada hemithoraks yang tertinggal, areola mammae
penuh benjolan 5 mm.
-Perkusi: Tidak dilakukan pemeriksaan
-Auskultasi: Suara napas bronkovesikuler (+/+), ronki basah halus (-/-),
wheezing (-/-).
Jantung:
-Inspeksi: Iktus kordis tidak tampak.
-Palpasi: Iktus kordis teraba di ICS IV 1 cm midklavikula sinistra.
-Perkusi: Tidak dilakukan pemeriksaan Auskultasi: Bunyi jantung I dan II
reguler, murmur (-), gallop (-).

09
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
PEMERIKSAAN FISIK
Status Internus

Abdomen:
Inspeksi: Tampak cembung, tidak ada perdarahan,
pembengkakan, nanah, serta bau yang tidak enak pada
tali pusat serta tidak ada kemerahan.
Auskultasi: Bising usus (+) normal.
Palpasi: Supel, hepar dan lien tidak teraba.
Perkusi: Timpani.
Vertebrae : kulit punggung terlihat utuh, Spina bifida (-), meningokel (-)
Genitalia: Jenis kelamin perempuan, tidak ada edema vulva, tidak ada
cairan putih atau kemerahan
Anorektal : Anus (+).

09
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
PEMERIKSAAN FISIK
Status Internus

Ekstremitas:
Superior Inferior
Akral Dingin +/+ +/+
Akral -/- -/-
Sianosis
CRT <2 detik <2 detik
Edema -/- -/-
Tonus Otot Normotonus Normotonus
Trofi Otot Normotrofi Normotrofi
Refleks primitif:
Refleks Moro : (+)
Refleks Palmar Grasp : (↓)
Refleks Plantar Grasp : (↓)
09
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik Khusus

New Ballard Score:

Maturitas neuromuskuler Poin Maturitas fisik Poin

Score=
Sikap tubuh 3 Kulit 3
maturitas neuromuskular +
maturitas fisik= 19+20 Jendela siku-siku 3 Lanugo 3
= 39 poin
Rekoil lengan 4 Lipatan telapak kaki 3
= 38-40 minggu
Sudut popliteal 3 Payudara 4
Kesan : maturitas bayi aterm
Tanda Selempang 3 Bentuk telinga 3
38-40 minggu
Tumit ke kuping 3 Genitalia (perempuan) 4
Total 19 Total 20

10
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik Khusus

Kurva Lubchenco:
Berat badan lahir : 2.985 gram
Usia kehamilan : 39 minggu

Kesan: Bayi cukup bulan,


sesuai masa kehamilan (BCB-
SMK)

10
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik Khusus

Interpretasi Penilaian Lingkar Kepala: Berdasarkan acuan kurva


lingkar kepala dari Nellhaus, interpretasi penilaian lingkar kepala
pasien berada di atas -2 SD di mana termasuk dalam kategori
normochepale.

10
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik Khusus

Skor Downe

Hasil : 8 termasuk kategori


gangguan pernapasan berat

10
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN

RESUME MEDIK
Pasien berinisial By. Ny. A. I. berjenis kelamin perempuan, lahir pada tanggal
14 Oktober 2021 pada pukul 21.35. Pasien masuk Ruang NICU (Neonatal
Intensive Care Unit) pada pukul 21.55. Usia pasien saat dilakukan pemeriksaan
adalah 0 hari. Bayi masuk NICU dengan dispnea dan caput succedaneum.
Sebelumnya di ruang VK (Verlos Kamer) pada pukul 21.35 pasien lahir tidak
menangis dan sianosis dengan asesment Asfiksia sedang. Pasien dilahirkan dari
ibu G1P0A0. Bayi lahir secara normal pervaginam di Rumah Sakit dan ditolong
oleh dokter, lahir tidak langsung menangis dengan BB lahir 2985 gram. Pasien
sudah mendapatkan Hb0 dan suntikan vitamin K. Keadaan Umum Bayi tampak
aktif dan menangis merintih. Tanda-tanda vital SpO2:80% (belum terpasang
CPAP), DJ: 159 x/menit, Pernapasan: 81x/menit, Suhu: 37,30C, Status
Antropometri BB: 2.985 kg, PB: 47 cm, Lingkar kepala: 34 cm, Lingkar dada: 32
cm, Lingkar perut: 31 cm. Untuk status internus didapatkan pernapasan cuping
hidung dan retraksi (+) subcosta dan suprastrenal. Pada pemeriksaan khusus
didapatakan skor ballard 39 dengan usia gestasi 38-40 minggu, kurva lubchenco
BCB-SMK, dan skor downe 8 yakni kategori gangguan pernapasan berat.
15
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN

DIAGNOSA KERJA

Respiratory distress of Newborn

DIAGNOSA BANDING
Transient Tachypnea of the Newborn

ANJURAN
Rontgen toraks (dapat dilakukan setelah pemasangan ETT),
pemeriksaan darah untuk skrining sepsis, termasuk
pemeriksaan darah rutin, hitung jenis, apus darah tepi, C-
reactive protein, kultur darah, glukosa darah, dan elektrolit.
16
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN

TATA LAKSANA
 Non Medikamentosa:
1. Rawat intensif, monitor tanda vital.
2. Hangatkan bayi (rawat di Infant warmer)
3. Oksigenasi, pasang O2 CPAP
4. Pasang OGT Edukasi keluarga pasien mengenai penyakit,
terapi dan komplikasi yang mungkin.
 Medikamentosa:
1. IVFD D10% 13 tpm
2. Inj. Pycin (Ampicilin + sulbactam) 2 x 50mg
3. Inj. Aminophilin 2x6 mg

17
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
FOLLOW UP
Tanggal 15/10/2021 (Perawatan hari ke-1)
S Sesak (+)

O KU : Aktif, menangis merintih


TTV:
DJ: 155x/m, RR: 69x/m, SB: 36,5 C, SpO2: 97% (terpasang CPAP)
Pemeriksaan fisik
Kepala : caput succedaneum (+), cefal hematoma (-), UUB rata dan tidak menonjol
Kulit: sianosis (-), ikterik (-), berwarna merah muda pada daerah wajah, bibir dan dada
Paru: tarikan dinding dada simetris, retraksi subcosta dan suprasternal
Jantung: BJ I/II murni reguler, murmur (-)
Abdomen: perut bayi cembung mengikuti gerak napas, tali pusat normal,
Ekstremitas: akral hangat, edema (-), CRT <2detik, normotonus.
 
Pemeriksaan Penunjang: Leukosit 12.460, Eritrosit 5,66, HB 20,2, HCT 53,2%, MCV 34,0, MCH
35,7, Trombosit 279.000,
GDS: 53 mg/dL,
Elektrolit: Na 130,46 mmol/L, Kalium 7,45mmol/L (high), Klorida 96,04 mmol/L
Urea 17,4 mg/dL, Creatinine 0,70 mg/dL, SGPT 40U/L, SGOT 375,9 U/L, BIT 0,90,
Bilirubin direk 0,00 mg/dL

18
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
FOLLOW UP

Tanggal 15/10/2021
Assesment Respiratory Distress of Newborn
Plan Rawat intensif, monitor tanda vital.
Hangatkan bayi (rawat di Infant warmer)
Oksigenasi, pasang O2 CPAP
Pasang OGT
IVFD D10% 13 tpm
Inj. Pycin 2 x 50mg
Inj. Aminophilin 2x6 mg

19
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
FOLLOW UP
Tanggal 16/10/2021
Sesak sudah berkurang
S

O KU : Aktif, menangis merintih


TTV:
DJ: 149x/m, RR: 48x/m, SB: 36,5 C, SpO2: 98% (terpasang CPAP)
Pemeriksaan fisik
Kepala : caput succedaneum (+), cefal hematoma (-), UUB rata dan tidak menonjol
Kulit: sianosis (-), ikterik (-), berwarna merah muda pada daerah wajah, bibir dan dada
Paru: tarikan dinding dada simetris, retraksi subcosta dan suprasternal
Jantung: BJ I/II murni reguler, murmur (-)
Abdomen: perut bayi cembung mengikuti gerak napas, tali pusat normal,
Ekstremitas: akral hangat, edema (-), CRT <2detik, normotonus.

20
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
FOLLOW UP

Tanggal 16/10/2021
Assesment Respiratory Distress of Newborn
Plan Rawat intensif, monitor tanda vital.
Hangatkan bayi (rawat di Infant warmer)
Oksigenasi, pasang O2 CPAP
Pasang OGT
IVFD D10% 13 tpm
Inj. Pycin 2 x 50mg
Inj. Aminophilin 2x6 mg

21
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
FOLLOW UP
Tanggal 17/10/2021
Sesak sudah berkurang
S

O KU : Aktif, menangis tidak kuat tapi tidak merintih


TTV:
DJ: 145x/m, RR: 42x/m, SB: 36,5 C, SpO2: 98% (terpasang CPAP)
Dilakukan observasi tanpa CPAP SpO2: 92-98%
Pemeriksaan fisik
Kepala : caput succedaneum (+), cefal hematoma (-), UUB rata dan tidak menonjol
Kulit: sianosis (-), ikterik (-), berwarna merah muda pada daerah wajah, bibir dan dada
Paru: tarikan dinding dada simetris, retraksi subcosta dan suprasternal
Jantung: BJ I/II murni reguler, murmur (-)
Abdomen: perut bayi cembung mengikuti gerak napas, tali pusat normal,
Ekstremitas: akral hangat, edema (-), CRT <2detik, normotonus.

22
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
FOLLOW UP

Tanggal 17/10/2021
Assesment Respiratory Distress of Newborn
Plan Rawat intensif, monitor tanda vital.
Hangatkan bayi (rawat di Infant warmer)
Oksigenasi, pasang O2 CPAP
Pasang OGT (ASI 10x30 via oral/sonde)
IVFD D10% 8 tpm
Inj. Pycin 2 x 50mg
Inj. Aminophilin 2x6 mg

23
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
FOLLOW UP
Tanggal 18/10/2021
Sesak (-)
S
O KU : Aktif, menangis kuat
TTV:
DJ: 145x/m, RR: 42x/m, SB: 36,5 C, SpO2: 96%
BB: 2.945 gram
Dilakukan observasi tanpa CPAP SpO2: 92-98%
Pemeriksaan fisik
Kepala : caput succedaneum (+), cefal hematoma (-), UUB rata dan tidak menonjol
Kulit: sianosis (-), ikterik (-), berwarna merah muda pada daerah wajah, bibir dan dada
Paru: tarikan dinding dada simetris, retraksi subcosta dan suprasternal
Jantung: BJ I/II murni reguler, murmur (-)
Abdomen: perut bayi cembung mengikuti gerak napas, tali pusat normal,
Ekstremitas: akral hangat, edema (-), CRT <2detik, normotonus.

24
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
FOLLOW UP

Tanggal 18/10/2021
Assesment Respiratory Distress of Newborn
Plan Rawat intensif, monitor tanda vital.
Hangatkan bayi (rawat di Infant warmer)
Oksigenasi, pasang O2 CPAP
Pasang OGT (ASI 10x30 via oral/sonde)
IVFD D10% 8 tpm
Inj. Pycin 2 x 50mg
Inj. Aminophilin 2x6 mg

Pasien pulang Atas Permintaan Sendiri oleh keluarga (ditandatangani oleh


ayah pasien) dengan alasan kurang mampu. Pasien tidak memiliki asuransi
(pasien umum).

23
FAKULTAS
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN

III TINJAUAN PUSTAKA

26
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN

DEFINISI SNPPDI : Kompetensi 3B

Respiratory Distress of Newborn (RDN) atau gangguan pernafasan


pada bayi baru lahir adalah salah satu gangguan yang paling
umum ditemui dalam 48-72 jam pertama kehidupan

RDN merupakan sekumpulan gejala gangguan nafas pada bayi


baru lahir dengan tanda tanda takipnea (>60x/menit), grunting,
retraksi dada, nafas cuping hidung, dan sianosis yang biasanya
disebabkan oleh ketidakmaturan dari sel tipe II untuk menghasilkan
surfaktan yang memadai.

27
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN

ETIOLOGI & PATOFISIOLOGI SNPPDI : Kompetensi 3B

Bayi baru lahir akan melakukan usaha untuk menghirup udara kedalam paru-parunya yang
mengakibatkan cairan dalam paru-paru keluar dari alveoli ke jaringan interstitial di paru
sehingga oksigen dapat dihantarkan ke arteriol pulmonal dan menyebabkan arteriol
berelaksasi. Jika keadaan ini terganggu maka arteriol pulmonal akan tetap konstriksi,
alveoli tetap terisi cairan dan pembuluh darah sistemiktidak mendapat oksigen.

Sindrom gangguan pernapasan bayi terjadi karena kekurangan surfaktan yang merupakan
konsekuensi dari produksi yang tidak cukup oleh paru-paru yang belum matang atau
mutasi genetik pada salah satu protein surfaktan, SP-B. Surfaktan diperlukan untuk alveoli
paru-paru kecil untuk mengatasi ketegangan permukaan dan tetap terbuka

29
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN

MANIFESTASI KLINIS SNPPDI : Kompetensi 3B

- Peningkatan respirasi
- Peningkatan usaha nafas
- Periodic breathing
- Apnea
- Sianosis yang tidak berkurang dengan pemberian oksigen
- Turunnya tekanan darah disertai takikardi, pucat, kegagalan sirkulasi yang diikuti
bradikardi
- Penggunaan otot-otot pernafasan tambahan.

Derajat beratnya distress nafas dapat dinilai dengan menggunakan skor Silverman-
Anderson dan skor Downes.

30
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK SNPPDI : Kompetensi 3B


Diagnosa RDN dapat ditegakkan melalui pemeriksaan
1. foto thoraks,
2. AGD,
3. hitung darah lengkap, Glukosa darah,
4. perubahan elektrolit dan
5. biopsy paru

31
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK SNPPDI : Kompetensi 3B

31
TATA LAKSANA
Algoritma

 
TATALAKSANA
BAYI LAHIR DENGAN
DISTRES NAPAS

33
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN

TATA LAKSANA SNPPDI : Kompetensi 3B


Penatalaksanaan gagal nafas pada neonatus di ruang perawatan intensif neonatus
(NICU) saat ini telah mengalami perkembangan.
1. Penggunaan surfaktan,
2. high frequency ventilator,
3. inhaled nitric oxide (iNO),
telah banyak dilakukan dan berakibat pada berkurangnya penggunaan
extracorporeal membrane oxygenation yang memiliki banyak efek samping.

34
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN

PROGNOSIS SNPPDI : Kompetensi 3B


Prognosis tergantung dari penyebab, adanya disfungsi organ lain, usia
dan penyakit kronik penderita. RDN merupakan penyakit yang dapat
hilang sendiri. Setelah periode deteriorasi (sekitar 48 jam) dan bila tidak
ada komplikasi, bayi yang terkena mulai membaik pada 72 jam.

Bayi yang tidak mendapatkan penanganan segera atau memiliki penyakit


komplikasi lainnya yang akan memperburuk kondisi RDN dapat
menyebabkan kematian.

Bayi dengan RDN memiliki 2-4 kali risiko menyebabkan kematian


dibandingkan bayi tanpa gangguan pernafasan

35
FAKULTAS
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN

IV PEMBAHASAN

37
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
PEMBAHASAN SNPPDI : Kompetensi 3B

Gangguan pernafasan pada bayi baru lahir merupakan gejala kompleks yang timbul dari
proses penyakit yang menyebabkan kegagalan mempertahankan pertukaran gas. Respiratory
Distress of Newborn (RDN) atau gangguan pernafasan pada bayi baru lahir adalah salah satu
gangguan yang paling umum ditemui dalam 48-72 jam pertama kehidupan. Pada kasus ini,
pasien masuk Ruang NICU (Neonatal Intensive Care Unit) pada pukul 21.55. Usia pasien saat
dilakukan pemeriksaan adalah 0 hari. Bayi masuk NICU dengan dispnea dan caput
succedaneum. Sebelumnya di ruang VK (Verlos Kamer) pada pukul 21.35 pasien lahir tidak
menangis dan sianosis dengan asesment Asfiksia sedang. Keadaan Umum Bayi tampak aktif
dan menangis merintih. Tanda-tanda vital SpO 2:80% (belum terpasang CPAP), DJ: 159 x /
menit, Pernapasan: 81x / menit, Suhu: 37,30C, Status Antropometri BB : 2.985 kg, PB:47 cm,
Lingkar kepala: 34 cm, Lingkar dada: 32 cm, Lingkar perut: 31 cm. Untuk status internus
didapatkan pernapasan cuping hidung dan retraksi (+) subcosta dan suprastrenal. Pada
pemeriksaan khusus didapatakan skor ballard 39 dengan usia gestasi 38-40 minggu, kurva
lubchenco BCB-SMK, dan skor downe 8 yakni kategori gangguan pernapasan berat. Hal ini
sejalan dengan teori yang menjelaskan bahwa RDN merupakan sekumpulan gejala gangguan
nafas pada bayi baru lahir dengan tanda tanda takipnea (>60x/menit), grunting, retraksi dada,
nafas cuping hidung, dan sianosis yang biasanya disebabkan oleh ketidakmaturan dari sel tipe
II untuk menghasilkan surfaktan yang memadai.
38
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN

PEMBAHASAN SNPPDI : Kompetensi 3B


Jenis kelamin bayi ditemukan ketika kromosom seks menyatu. Jenis kelamin dapat
memperngaruhi karakteristik fisik dan sifat personal serta efek sosial. Perkembangan
beberapa penyakit juga dapat dikaitkan dengan jenis kelamin (Kyle & Carman, 2015).
Namun, hasil penelitian Adebami et al., (2017) menemukan bahwa tidak ada perbedaan
signifikan antara antara jenis kelamin terhadap kejadian RDN. Sedangkan, hasil penelitian
yang dilakukan Liu et al., (2014) menemukan bahwa Respiratoy Distress of Newborn (RDN)
kebanyakan terjadi pada bayi laki-laki dibandingkan perempuan, karena paru-paru janin
perempuan menghasilkan surfaktan lebih awal dalam kehamilan daripada paru-paru janin
laki-laki.

Menurut penelitian yang dilakukan Tochie et al. ( 2016), menemukan bahwa salah satu faktor
penyebab RDN yaitu APGAR Score <7 pada menit pertama. Penelitian lain juga menemukan
hasil yang sama yaitu skor APGAR < 7 sebanyak 50% dari bayi yang mengalami RDN,
penurunan skor dikaitkan dengan peningkatan RDN

39
FAKULTAS
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN

V KESIMPULAN

41
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
KESIMPULAN SNPPDI : Kompetensi 3B

Respiratory Distress of Newborn (RDN) atau gangguan pernafasan pada bayi baru lahir
adalah salah satu gangguan yang paling umum ditemui dalam 48-72 jam pertama
kehidupan. RDN merupakan sekumpulan gejala gangguan nafas pada bayi baru lahir
dengan tanda tanda takipnea (>60x/menit), grunting, retraksi dada, nafas cuping hidung,
dan sianosis yang biasanya disebabkan oleh ketidakmaturan dari sel tipe II untuk
menghasilkan surfaktan yang memadai.

Pasien By. Ny. A.I berdasarkan keluhan klinis yang ada mendukung penegakan diagnosis
pasien yakni RDN.

42
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai