3 ≥25 Kegemukan
4 25,0 –29,9 Pre obesitas
5 30,0-34,9 Obesitas I
6 35,0-39,9 Obesitas II
7 ≥40,0 Obesitas III
Sumber: Gibson 2005.42
b. Klasifikasi IMT orang Asia (WHO 2000)
Tabel 2.2
Klasifikasi IMT untuk Orang ASIA
No Hasil Indeks Massa Tubuh Kategori
1 < 18.5 BB Kurang
2 18.5 – 22.9 BB Normal
3 23.0 – 24.9 BB Berlebih
4 25,0 – 29,9 Obesitas 1
5 ≥ 30 Obesitas II
Sumber: Perkeni 2019.2
Hasil indeks massa tubuh yang masuk kategori berat badan berlebih perlu
di waspadai. Berat badan berlebih merupakan faktor risiko yang berperan
penting terhadap penyakit DM. Sel beta kelenjar pankreas akan mengalami
kelebihan dan tidak mampu untuk memproduksi insulin yang cukup untuk
mengimbangi kelebihan masukan kalori, akibatnya kadar glukosa darah
akan tinggi yang akhirnya akan menjadi DM.9
B. Diabetes Melitus
1. Definisi Diabetes Melitus (DM)
DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin
atau keduanya.2
7
c. DM gestasional
DM yang didiagnosis pada trimester kedua atau ketiga kehamilan
dimana sebelum kehamilan tidak didapatkan diabetes.
d. Tipe spesifik yang berkaitan dengan penyebab lain
Sindroma diabetes monogenik (diabetes neonatal, maturity – onset
diabetes of the young (MODY). Penyakit eksokrin pankreas (fibrosis
kistik, pankreatitis). Disebabkan oleh obat atau zat kimia (misalnya
penggunaan glukokortikoid pada terapi Human Immunodeficiency
Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) atau setelah
transplantasi organ).2
3. Etiologi DM
Etiologi DM tipe 1 meliputi genetik, immunologi, dan lingkungan.
Sedangkan etiologi DM tipe 2 meliputi obesitas, umur, jenis kelamin,
kebiasaan merokok, riwayat keluarga, pola makan, dan gaya hidup.18
4. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kejadian DM
a. Gaya hidup
Diet dan olahraga yang tidak baik berperan besar terhadap timbulnya
DM yang dihubungkan dengan minimnya aktivitas sehingga
meningkatkan jumlah kalori dalam tubuh.19
b. Umur
Peningkatan umur adalah salah satu faktor risiko yang penting. Pada
umur ≥ 60 tahun lebih rentan terkena diabetes melitus dibanding dengan
umur muda ≤ 50 tahun, karena pada umur tua fungsi tubuh secara
fisiologis menurun diakibatkan terjadinya penurunan sekresi atau
resistensi insulin sehingga kemampuan untuk mengontrol kadar gula
darah kurang optimal.20
c. Jenis kelamin
Penyakit diabetes lebih sering dijumpai pada perempuan dibanding laki
– laki karena pada perempuan memiliki kadar low density lipoprotein
(LDL) dan kolesterol yang tinggi dibanding laki – laki, selain itu
9
aktifitas wanita juga lebih sedikit dibanding laki – laki seingga memicu
terserang berbagai penyakit khususnya DM.20
d. Obesitas ( kegemukan )
Ketidakseimbangan konsumsi kalori dengan kebutuhan energi yang
disimpan dalam bentuk lemak. Obesitas merupakan faktor risiko utama
pada penderita diabetes.
e. Ras dan suku bangsa
Suku bangsa Amerika Afrika, Amerika Meksiko, Indian Amerika,
Hawai dan Amerika Asia memiliki risiko diabetes dan penyakit jantung
lebih tinggi karena tingginya angka tekanan darah tinggi, obesitas, dan
diabetes pada populasi tersebut.
f. Riwayat keluarga
Jika terdapat salah seorang anggota keluarga yang mempunyai diabetes
maka keturunannya mempunyai kesempatan menyandang diabetes.
5. Manifestsi klinis DM
Penderita DM ditandai dengan adanya: polidipsi (banyak minum), poliuri
(banyak berkemih), polifagi (banyak makan). lemas, berat badan menurun,
kesemutan, mata kabur, impotensi pada pria, keputihan pada wanita, dan
luka lama sembuh.21
6. Patofisiologi Kejadian DM
Resistensi insulin pada sel otot dan hati, serta kegagalan sel beta
pankreas telah dikenal sebagai patofisiologi kerusakan sentral dari DM
tipe 2. Hasil penelitian terbaru telah diketahui bahwa kegagalan sel beta
terjadi lebih dini dan lebih berat dari yang diperkirakan sebelumnya.
Organ lain yang juga terlibat pada DM tipe 2 adalah jaringan lemak
(meningkatnya lipolisis), gastrointestinal (defisiensi inkretin), sel alfa
pankreas (hiperglukagonemia), ginjal (peningkatan absorpsi glukosa), dan
otak (resistensi insulin) yang ikut berperan menyebabkan gangguan
toleransi glukosa.2
7. Kriteria diagnosis DM
10
Konsentrasi Glukosa Darah Sewaktu Dan Puasa Sebagai Patokan Penyaring Dan
Diagnostik Diabetes Melitus (mg/dl)
8. Penanganan DM
Penatalaksaan pada pasien diabetes menurut Perkeni (2019) dibedakan
menjadi dua yaitu terapi farmakologis dan non farmakologi :
a. Terapi Farmakologi
11
a. Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah keadaan dimana glukosa dalam darah mengalami
penurunan dibawah 50 sampai 60 mg/dL disertai dengan gejala pusing,
13
E. Kerangka Teori
Hiperinsulinemia
Komplikasi :
DM tipe II
1. Hipoglikemia