CHANDRA PARDEDE
09401711002
KEPANITERAAN KLINIK
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK
PROGRAM PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KHAIRUN
RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
5 NOVEMBER 2021
FAKULTAS
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
I PENDAHULUAN
01
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
PENDAHULUAN
Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK UNHAS/ SMF Anak RS DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar. 2013
Pusponegoro HD, Widodo DP IS. 2006.. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. Jakarta: UKK Neurologi PP IDAI
02
FAKULTAS
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
II LAPORAN KASUS
03
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
IDENTITAS PASIEN
• Nama : An. A. H
• Umur : 3 tahun 10 bulanahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Agama : Islam
• Alamat : Tubo
• Masuk RS tanggal : 1 Oktober 2021
04
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
ANAMNESIS
• Keluhan Utama : Kejang
05
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu : disangkal
Riwayat kelahiran : Pasien dilahirkan dari ibu G1P0A0, hamil cukup bulan. Bayi lahir
secara normal pervaginam di Rumah Sakit dan ditolong oleh dokter, lahir langsung
menangis dengan BB lahir 2900 gram.
Tanda-tanda Vital:
Tekanan Darah 90/60 mmHg
SpO2 98%
Nadi 116x/menit
Pernapasan 26x/menit
Suhu Badan 38,7˚C
Status Antropometri:
Berat Badan 16 Kg
Tinggi Badan/Panjang Badan 105 cm Lingkar Lengan Atas 16 cm
Lingkar Kepala 48 cm
Lingkar Dada 45 cm
Lingkar Perut 46 cm 07
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik Umum
08
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik Khusus
10
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik Khusus
Thorax : Normochest
Payudara : Normal
Cor:
Inspeksi: Tidak terlihat pulsasi ictus cordis
Palpasi: Pulsasi ictus teraba di ICS IV linea midclavicularis sinistra
Perkusi: Redup
Batas atas: ICS II linea parasternalis sinistra
Batas pinggang: ICS III linea parasternal sinistra
Batas kanan bawah: ICS V linea sternalis dextra
Batas kiri bawah: ICS V 2 cm medial linea mid clavicula sinistra
Auskultasi: Bunyi jantung I-II murni reguler, murmur (-)
11
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik Khusus
Pulmo :
Inspeksi: pergerakan dinding dada simetris
Palpasi : Massa (-), nyeri tekan (-)
Perkusi : Sonor (+/+)
Auskultasi: Vesikuler(+/+), Rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen
Inspeksi: Tampak supel mengikuti gerak napas
Auskultasi: Bising usus (+) normal
Perkusi: Timpani (+)
Palpasi:
Massa : Tidak ada
Hepar : Tidak teraba
Lien : Tidak teraba
12
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik Khusus
13
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Complete Blood Count
Leukosit 9.290/μL
Eritrosit 5,71 x106/μL
HB 13,3 g/dL
Hematokrit 39,9%
MCV 69,9 fL
MCH 23,3 pg RDWCV 14,1%
MCHC 33,3 g/dL RDWSD 34,7 fL
Trombosit 240.000/μL PCT 0,33%
Limfosit 56,8% atau 5.280/μL MPV 9,8 fL
Monosit 6,8% atau 630/μL PDW 9,6%
GDS: 78 mg/dL
14
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
RESUME MEDIK
Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan kejang 5 kali di rumah, di IGD 1x.
Orang tua mengatakan saat kejang pasien sadar, mata melekik ke atas, tonik
klonik, dengan durasi kurang dari 1 menit tiap kejang. Setelah kejang pasien
langsung menangis. Pasien juga mengalami Demam sebelumnya pada masuk
rumah sakit sejak hari selasa jam 5 pagi, sudah diberikan obat penurun panas
namun demam intermiten, menggigil (-), chepalgia (-), common cold (-), dispnue
(-), vomitus (-), nyeri abdomen (-), BAB dan BAK dalam batas normal. Pada
pemeriksaan fisik, didapatkan keadaan umum pasien tampak sakit sedang, GCS
15, Kesadaran Compos Mentis, status gizi baik. Untuk tanda-tanda Vital
didapatkan Tekanan Darah 90/60 mmHg, SpO2 98%, Nadi 116x/m, Pernapasan
26x/m, Suhu Badan 36,50C. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil
limfosit meningkat sebanyak 5.280 μL dengan persentase 56,8%, leukosit 9.290/
μL, eritrosit 5, 71x106/ μL, HB 13,3g/dL, Hematokrit 39,9%, MCV 69,9 fL, MCH
23,3 pg, MCHC 33,3 g/dL, Trombosit 240.000/ μL, serta GDS 78 mg/dL.
15
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
DIAGNOSA KERJA
DIAGNOSA BANDING
KEJANG DEMAM KOMPLEKS
ANJURAN
Pemeriksan Completed Blood Count, pemeriksaan
elektrolit, serta EEG
16
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
TATA LAKSANA
O2 3 liter/m
IVFD Asering 54 cc/jam
(Formula Holliday Segar: (100x10)+(50x6) = 1.300/24 = 54)
Inj. Paracetamol 160 mg/8 jam/iv
(10mg/kgBB = 10x16 =160mg)
Inj. Cefotaxim 1g/8 jam/iv
Inj. Diazepam rektal 10 mg (dapat diulang 2x pemberian dengan
interval waktu 5 menit jika masih kejang), jika kejang tidak berhenti
berikan diazepan 8 mg/iv dengan kecepatan 2 mg/menit habis
dalam waktu 4 menit
Jika kejang berulang berikan Sibital 50 mg/1 jam/iv dalam Nacl
0,9 % 20 ml habis dalam 1 jam
17
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
FOLLOW UP
Tanggal 1/10/2021 (Hari pertama masuk)
S Demam (+), Kejang (+), Pusing (-), Batuk dan sesak (-), Muntah (-), Nyeri
perut (-), BAB & BAK dbn, nafsu makan menurun dan minum baik.
O
KU : sakit sedang
GCS 15 Compos Mentis
Status gizi: baik
TTV:
TD : 90/60 mmHg, Nadi : 121 x/menit, Suhu : 38.7 C, RR : 28 x/menit, SpO2 : 98%
Pemeriksaan fisik
Kepala : Normocephali, Ubun-ubun tertutup dan tidak menonjol
Leher: pembesaran KGB (-), Kaku kuduk (-)
Mata : CA (-), SI (-)
Hidung : Rhinore -/-
Mulut: bobir kering, faring hiperemis (-), Tonsil T1/T1
Paru: Vesikuler +/+, Rh -/-, Wh -/-
Jantung: BJ I/II reguler, Bising (-)
Abdomen: datar, mengikuti gerak pernapasan
Ektremitas : petekie (-), edeme (-), sianosis (-), CRT < 3 detik dan akral hangat
18
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
FOLLOW UP
Tanggal 1/10/2021
Assesment Kejang demam sederhana
Plan O2 3 liter/m
IVFD Asering 54 cc/jam
Inj. Paracetamol 160 mg/8 jam/iv
Inj. Cefotaxim 1g/iv/hari
Inj. Diazepam rektal 10 mg (dapat diulang 2x pemberian dengan interval
waktu 5 menit jika masih kejang), jika kejang tidak berhenti berikan diazepan
8 mg/iv dengan kecepatan 2 mg/menit habis dalam waktu 4 menit
Jika kejang berulang berikan Sibital 50 mg/1 jam/iv dalam Nacl 0,9 % 20 ml
habis dalam 1 jam
19
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
FOLLOW UP
Tanggal 2/10/2021
Demam (+) , Kejang (-), Pusing (-), Batuk dan sesak (-), Muntah (-), Nyeri perut (-), BAB & BAK dbn, nafsu makan
S membaik dan minum baik.
O KU : sakit sedang
GCS 15 Compos Mentis
Status gizi: baik
TTV:
TD : 90/60 mmHg, Nadi : 121 x/menit, Suhu : 37,9 C, RR : 28 x/menit, SpO2 : 98%
Pemeriksaan fisik
Kepala : Normocephali, Ubun-ubun tertutup dan tidak menonjol
Leher: pembesaran KGB (-), Kaku kuduk (-)
Mata : CA (-), SI (-)
Hidung : Rhinore -/-
Mulut: bibir kering, faring hiperemis (-), Tonsil T1/T1
Paru: Vesikuler +/+, Rh -/-, Wh -/-
Jantung: BJ I/II reguler, Bising (-)
Abdomen: datar, mengikuti gerak pernapasan
Ektremitas : petekie (-), edeme (-), sianosis (-), CRT < 3 detik dan akral
hangat
20
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
FOLLOW UP
Tanggal 2/10/2021
Assesment Kejang demam sederhana
Plan • IVFD Asering 54 cc/jam
• Inj. Paracetamol 160 mg/8 jam/iv
• Inj. Cefotaxim 1 g/iv/hari
21
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
FOLLOW UP
Tanggal 3/10/2021
Demam (-) , Kejang (-), Pusing (-), Batuk dan sesak (-), Muntah (-), Nyeri perut (-), BAB & BAK dbn, nafsu makan
S membaik dan minum baik.
O KU : sakit sedang
GCS 15 Compos Mentis
Status gizi: baik
TTV:
TD : 90/60 mmHg, Nadi : 118 x/menit, Suhu : 36,5 C, RR : 28 x/menit, SpO2 : 98%
Pemeriksaan fisik
Kepala : Normocephali, Ubun-ubun tertutup dan tidak menonjol
Leher: pembesaran KGB (-), Kaku kuduk (-)
Mata : CA (-), SI (-)
Hidung : Rhinore -/-
Mulut: bibir kering (-), faring hiperemis (-), Tonsil T1/T1
Paru: Vesikuler +/+, Rh -/-, Wh -/-
Jantung: BJ I/II reguler, Bising (-)
Abdomen: datar, mengikuti gerak pernapasan
Ektremitas : petekie (-), edeme (-), sianosis (-), CRT < 3 detik dan akral
hangat
22
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
FOLLOW UP
Tanggal 3/10/2021
Assesment Kejang demam sederhana (pemulihan)
Plan • IVFD Asering 54 cc/jam
• Inj. Paracetamol 160 mg/8 jam/iv
• Inj. Cefotaxim 1 g/iv/hari
23
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
FOLLOW UP
Tanggal 4/10/2021
Demam (-) , Kejang (-), Pusing (-), Batuk dan sesak (-), Muntah (-), Nyeri perut (-), BAB & BAK dbn, nafsu makan
S baik dan minum baik.
O KU : sakit sedang
GCS 15 Compos Mentis
Status gizi: baik
TTV:
TD : 90/60 mmHg, Nadi : 118 x/menit, Suhu : 36,8 C, RR : 28 x/menit, SpO2 : 98%
Pemeriksaan fisik
Kepala : Normocephali, Ubun-ubun tertutup dan tidak menonjol
Leher: pembesaran KGB (-), Kaku kuduk (-)
Mata : CA (-), SI (-)
Hidung : Rhinore -/-
Mulut: bibir kering (-), faring hiperemis (-), Tonsil T1/T1
Paru: Vesikuler +/+, Rh -/-, Wh -/-
Jantung: BJ I/II reguler, Bising (-)
Abdomen: datar, mengikuti gerak pernapasan
Ektremitas : petekie (-), edeme (-), sianosis (-), CRT < 3 detik dan akral
hangat
24
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
FOLLOW UP
Pemeriksaan Laboratorium: Limfosit: 3.800/ μL (25,6%) , Trombosit: 283.000/ μL, HB:13,5 g/dL, Hematokrit: 39,8%
Elektrolit: Natrium 137,2 mmol/L (129-147 mmol/L, Kalium 4,04 mmol/L (3,1-6,1 mmol/L, Klorida 101,5 (93-116
mmol/L)
GDS: 92 mg/dL
Assesment Kejang demam sederhana (pemulihan)
Plan • Infus Aff dan pasien diperbolehkan pulang (bebas demam 48 jam)
• Edukasi keluarga untuk rawat jalan
25
FAKULTAS
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
26
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK UNHAS/ SMF Anak RS DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar. 2013
Pusponegoro HD, Widodo DP IS. 2006.. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. Jakarta: UKK Neurologi PP IDAI
27
FAKULTAS
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
Pusponegoro HD, Widodo DP IS. 2006.. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. Jakarta: UKK Neurologi PP IDAI
Behrman, Kliegman, Arvin, 1996. Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 15, Vol. 3, W.B. Saunders Company, Philadelphia, Pennysylvania. Hal 2059-2060 28
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
Beberapa teori dikemukan mengenai penyebab terjadinya kejang demam. Demam yang
memicu kejang berasal dari proses ekstrakranial. Sekitar 90% akibat dari infesksi virus
seperti Rotavirus dan Parainfluenza. Kejang demam juga disebabkan karena infeksi
saluran pernapasan atas akut, otitis media akut, roseola, infeksi saluran kemih, dan infeksi
saluran cerna. Kejang demam juga diturunkan secara genetik sehingga eksitasi neuron
terjadi lebih mudah. Pola penurunan genetic masih belum jelas, namun beberapa studi
menunjukan keterkaitan dengan kromosom ternetu seperti 19p dan 8q13-2, sementara
studi lain menunjukan pola autosomal dominan.
Vestergaard et al., 2008. Death in children with febrile seizures: a populationbased cohort study. Lancet Aug 9 2008372(9637): 457–63
Chris Tanto et al., 2014. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi ke-4. Jakarta : Media Aesculapius. Hal 102-105. 29
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
Pada keadaan demam dengan kenaikan suuhu 1 derajat Celcius akan mengakibatkan
kenaikan metabolisme basal sekitar 10% -15% dan kebutuhan oksigen akan meningkat
20%. Pada anak berumur 3 tahun sirkulasi otak mencapai 65% dari seluruh tubuh dan
orang dewasa hanya 15%. Kenaikan suhu tubuh tertentu dapat terjadi perubahan
keseimbangan dari membran sel neuron dan terjadi difusi ion Natrium melalui membran
akibat terjadinya lepas muatan listrik. Lepas muatan listrik ini dapat meluas ke seluruh sel
dengan bantuan neurotransmitter dan terjadilah kejang.
Unit Kerja Koordinasi Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2009. Pedoman Pelayanan Medis. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia.
30
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
ANAMNESIS
Suhu sebelum atau saat kejang, frekuensi dalam 24 jam, interval, keadaan anak
pasca kejang, penyebab demam di luar infeksi SSP (ISPA, ISK & OMA).
Unit Kerja Koordinasi Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2009. Pedoman Pelayanan Medis. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia.
31
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
PEMERIKSAAN FISIK
Unit Kerja Koordinasi Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2009. Pedoman Pelayanan Medis. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia.
32
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pemeriksaan penunjaang di lakukan sesuai indikasi untuk mencari penyeba dema
atau kejang. Pemeriksaan dapat meliputi ; darah perifer lengkap, gula darah,
elektrolit, kalsium serum, urinalisis, biakan darah urin atau feses.
Unit Kerja Koordinasi Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2009. Pedoman Pelayanan Medis. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia.
33
TATA LAKSANA
Algoritma
TATALAKSANA
KEJANG DEMAM
Unit Kerja Koordinasi Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2009. Pedoman Pelayanan Medis. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia.
33
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
Unit Kerja Koordinasi Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2009. Pedoman Pelayanan Medis. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia.
34
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
Epilepsi
PROGNOSIS
Ad Vitam : Dubia Ad Bonam
Ad Fungtionam : Dubia Ad Bonam
Ad Sanationam : Dubia Ad Bonam
Unit Kerja Koordinasi Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2009. Pedoman Pelayanan Medis. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia.
35
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
Unit Kerja Koordinasi Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2009. Pedoman Pelayanan Medis. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia.
36
FAKULTAS
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
IV PEMBAHASAN
37
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
PEMBAHASAN SNPPDI : Kompetensi 4
-Pada kasus pasien ini berdasarkan perlangsungan kejang yang singkat, bentuk kejang
umum (tonik dan/ atau klonik ), serta tidak berulang dalam waktu 24 jam mendukung
penegakan diagnosis kejang demam sederhana.
-Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nindela dkk, di mana didapatkan
bahwa kejang umum merupakan jenis kejang yang lebih banyak ditemukan pada pasien
kejang demam (97,6%) atau tonik-klonik.
-Secara teori, kejang umum lebih banyak terjadi dibandingkan dengan kejang fokal.
-Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa durasi kejang pada pasien kejang demam
terbanyak kurang dari 15 menit yaitu sebesar 95,1%.
-Temuan ini sejalan dengan Biswas dan Aliabad bahwa sekitar 80% pasien kejang demam
memiliki durasi kejang kurang dari 15 menit. Bahkan, durasi kejang pada pasien kejang
demam sebagaian besar mencapai waktu kurang dari 5 menit dengan waktu rata-ratanya
yaitu 4,9 menit.
.
38
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
-Pada kasus ini, pasien berusia 3 tahun 10 bulan, maka hal ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Kakalang, et al, menunjukkan bahwa kejang demam paling sering
ditemukan pada usia 1 tahun - < 5 tahun dan hal ini juga didukung dengan penelitian yang
dilakukan Fuadi, et al usia pertama kali kejang sebagian besar adalah <5 tahun. Hal ini
disebabkan karena imaturitas otak dan termoregulator. Pada keadaan imaturitas otak
tersebut, reseptor untuk asam glutamat memiliki sifat eksitatorik yang aktif, sebaliknya
reseptor GABA memiliki sifat sebagai inhibitorik yang kurang aktif. Hal ini mengakibatkan
sifat eksitasi yang lebih dominan dibandingkan dengan inhibisi.
39
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
Fuadi et al., 2010. Faktor Risiko Bangkitan Kejang Demam pada Anak. Sari Pediatri,Vol.12, No.3: 142
Unit Kerja Koordinasi Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2009. Pedoman Pelayanan Medis. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia. 40
FAKULTAS
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
V KESIMPULAN
41
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
KESIMPULAN SNPPDI : Kompetensi 4
Kejang demam merupakan suatu kondisi yang patut diperhatikan, dan tatalaksana yang
tepat dapat mengatasi kondisi kejang dan mengatasi kausanya. Sebagian besar kejang
demam tidak menyebabkan epilepsi ataupun kematian. Kejang demam dapat berulang
yang kadang menimbulkan ketakutan dan kecemasan pada keluarga. Diperlukan
pemeriksaan sesuai indikasi dan tatalaksana menyeluruh. Edukasi orang tua penting
karena merupakan pilar pertama penanganan kejang demam sebelum dirujuk ke rumah
sakit.
Pada pasien An. A.H. ini, berdasarkan perlangsungan kejang yang singkat, bentuk kejang
umum (tonik dan/ atau klonik ), serta tidak berulang dalam waktu 24 jam mendukung
penegakan diagnosis kejang demam sederhana.
42
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
TERIMA KASIH