Pasien datang ke igd meuraxa dengan keluhan demam (+) ± 2 hari SMRS
disertai kejang 1 kali, kejang terjadi selama 5 menit, dan kejang seluruh
tubuh. Pasien juga mengeluhkan batuk (+) berdahak dan pilek ± 1
minggu, mual (-), muntah (-), BAB dan BAK normal.
Riwayat kelahiran
Masa kehamilan : 9 bulan
Partus : spontan pervaginam
Tempat : Klinik
Ditolong oleh : Dokter
Riwayat imunisasi
Tidak lengkap sesuai usia
Riwayat tumbuh kembang
Motoric kasar :
- Duduk sendiri : 6 bulan
- Berdiri sendiri : 11 bulan
- Berjalan : 12 bulan
Bahasa :
- Bicara perkata dimulai usia 9 bulan
Motoric halus :
- Memegang benda : 4 bulan
Personal social
- Tersenyum : 1,5 bulan
Kesan : pertembuhan dan
perkembangan sesuai usia - Mulai makan : 6 bulan
Tidak ada keterlambatan tumbuh
kembang anak
• Asi ekslusif selama 6 bulan , dan dilanjutkan sampai usia
2 tahun
• MPASI usia > 6 bulan mulai diberikan MPASI (makanan
bayi, usia >13 bulan mulai diberikan makan dewasa
dengan tekstur lembut.
• Susu formula usia 1 tahun
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALISATA
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
STATUS GIZI
Kesadaran : Compos Mentis
Berat badan : 20 kg
Temperatur : 36,7ºC
Pernafasan : 23 x/menit Tinggi Badan : 122 cm
Nadi : 141 x/menit
Status Generalisata
KEPALA MATA
Normochephali Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
refleks pupil (+/+)
TELINGA Mulut
Normotia, sekret (-), sianosis (-), hiperemis (-),
pendengaran normal (+)
hiperemis (-/-),
THORAX
Paru (anterior/posterior)
HIDUNG Inspeksi : pergerakan dinding dada simetris
sekret (-), epistaksis (-), konka Palpasi : vokal fremitus normal
hiperemis (-) Deviasi septum Perkusi : sonor (+/+), nyeri ketok (-/-)
(-),pernafasan cuping hidung (-) Auskultasi : ves (+/+),Rh (-/-) WH(-/-)
COR
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : iktus kordis tidak teraba
LEHER Perkusi : Batas jantung normal
Dbn , pembesaran kelenjar getah Auskultasi : BJ I > BJ II, reg, bising (-)
bening (-), kaku kuduk (-)
ABDOMEN
Inspeksi : datar, jejas (-)
EXTREMITAS Auskultas i: Bising usus normal
Superior/inferior: edema (-\-), Palpasi : nyeri tekan
sianosis(-), Clubbing finger (-), akral Perkusi : timpani
hangat(+)
Darah rutin
Hemoglobin : 11,1 g/dl
Eosinofil : 2,1 %
Eritrosit : 4,22 x 106 /uL
Hematokrit : 32,3 % (L)
MCV : 76,5 fL
MCH : 26,3 PG
RDW : 33.3 (L)
Leukosit : 8,5 x 103/ uL
Limfosit : 13,1 % (L)
Monosit : 6.4 % (H)
Neutrofil : 78,3 (H)
Trombosit : 216 x 103/ uL
Neoplasma otak
Abses otak
DIAGNOSA KERJA
Meningitis
Penatalaksanaan
• Bedrest
• IVFD 2:1 20tpm makro
• Drip paracetamol 250 mg/8jam
• inj. ceftriaxone 1 gr/12jam
• inj. phenytoin 50 mg/12jam
• inj. dexametaxone 5 mg/12jam
• inj. ondansentron 2 mg/8jam
• inj. omz 20 mg/12jam
Follow up
30-08-2023
S O A P
Demam ↓, kejang KU: sakit sedang Meningitis IVFD 2:1 20tpm makro
(-), batuk ↓, Drip paracetamol 250 mg/8jam
HR: 82 x/menit
pilek(-), nafsu
inj. ceftriaxone 1 gr/12jam
makan baik RR: 20 x/menit
inj. phenytoin 50 mg/12jam
T : 36,8 C
o
inj. dexametaxone 5 mg/12jam
Spo2: 96 % inj. ondansentron 2 mg/8jam
inj. omz 20 mg/12jam
31-08 -2023
S O A P
Demam (-), KU: sakit sedang Meningitis IVFD 2:1 20tpm makro
kejang (-), batuk HR: 90 x/menit Drip paracetamol 250 mg/8jam
(kp)
(-), nafsu makan RR: 22 x/menit inj. ceftriaxone 1 gr/12jam
baik T : 36,8 oC inj. phenytoin 50 mg/12jam
Spo2: 99 % inj. dexametaxone 5 mg/12jam
inj. ondansentron 2 mg/8jam
inj. omz 20 mg/12jam
Dulcolax supp 5mg
-Qset
-Daftar EEG
01-09 -2023
S O A P
S O A P
-EEG senin
03-09 -2023
S O A P
S O A P
S O A P
World Health Organization (WHO) melaporkan pada tahun 2018 terdapat kasus
meningitis sebanyak 19.135 dengan jumlah kematian 1.398.
Di Indonesia sendiri, menurut Kementerian Kesehatan, jumlah kasus meningitis pada tahun
2010 sebanyak 19.381, terdiri dari 12.010 pasien laki-laki dan 7.371 pasien perempuan, serta
1.025 pasien meninggal dunia.
Etiologi
Bakteri
Faktor
predisposisi
Faktor
maternal
Faktor
imunologi
Kelainan
sistem
saraf
Patofisiologi
1. Aliran darah (hematogen) oleh karena infeksi di tempat lain seperti
faringitis, tonsilitis, endokarditis, pneumonia, infeksi gigi. Pada
keadaan ini sering didapartkan biakan kuman yang positif pada darah,
yang sesuai dengan kuman yang ada dalam cairan otak.
2. Masuknya organisme melalui sel darah merah pada blood brain
barrier. Penyebaran organisme bisa terjadi akibat prosedur pembeda-
han, pecahnya abses serebral atau kelainan sistem saraf pusat.
3. Mikroorganisme masuk ke susunan saraf pusat melalui ruang pada
subarachnoid sehingga menimbulkan respon peradangan seperti pada
arachnoid dan ventrikel.
4. Efek peradangan yang di sebabkan oleh mikroorganisme meningitis
yang mensekresi toksik dan terjadilah toksekmia, sehingga terjadi
peningkatan suhu oleh hipotalamus yang menyebabkan suhu tubuh
meningkat atau terjadinya hipertermi.
Manifestasi Klinis
• sakit kepala,
• lemah,
• menggigil,
• demam,
• mual,
• muntah,
• nyeri punggung,
• kaku kuduk,
• kejang,
• peka pada awal serangan, dan
• kesadaran menurun menjadi koma.
Diagnosis
• Ensefalitis
• Neoplasma otak
• Abses otak
• Kejang demam
Lanjutan
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik
• Pungsi lumbal
• CT Scan
• Pemeriksaan Darah
PENATALAKSANAAN
Pedoman Pelayanan Medis IDAI tahun 2010 :
Usia > 3 bulan ::
1. Umur pasien
2. Jenis mikroorganisme
3. Berat ringannya infeksi
4. Lamanya sakit sebelum mendapat pengobatan
5. Kepekaan bakteri terhadap antibiotic yang diberikan
THANK YOU