LAPORAN KASUS
Nama : Tn. M
Umur : 56 tahun
Pekerjaan : Pedagang
Status : Kawin
Agama : Islam
Nomor RM : 763972
1.2. Anamnesa
dengan kondisi tidak sadarkan diri sejak pukul 14.00 wib SMRS
1
sempat kejang sekali dengan durasi ± 5 menit. Selain itu, pasien juga
mengatakan saat ini tubuh pasien masih terasa lemas (+), mual (+) dan
muntah (-). Rasa lemas yang dirasakan sudah lebih baik dibandingkan
saat pertama kali dirasakan. Riwayat BAB dan BAK (+) baik, demam
E. Riwayat pengobatan
tahun terakhir.
terakhir.
F. Riwayat Sosial
2
1.3. Pemeriksaan Fisik
A. Status Present
Kesadaran : Koma
GCS : E1V1M1
- Suhu Aksila : 36 oC
Kepala / leher
anisokor 5mm/1mm
3
hiperemis (-), T1/T1
Thorax
Pulmo
wheezing (-/-)
Jantung
midclavicula sinistra
gallop (-)
Abdomen
4
- Auskultasi : Bising Usus (+) normal
splenomegali (-)
Ekstremitas
5
Pemeriksaan Fungsi Hati (05/11/2020)
1.5. Resume
Pasien datang ke IGD pada tanggal 5-11-2020 pukul 15.50 wib dengan
kondisi tidak sadarkan diri sejak pukul 14.00 wib SMRS diserta keringat
6
dingin pada tubuh pasien. Sebelum pasien dalam kondisi tidak sadarkan diri,
keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sempat kejang sekali dengan durasi
± 5 menit. Selain itu, pasien juga sempat mengeluhkan rasa lemas di seluruh
sudah dalam kondisi sadar dan bisa diajak berbicara. Pasien mengatakan saat
ini tubuh pasien masih terasa lemas (+), mual (+) dan muntah (-). Rasa lemas
yang dirasakan sudah lebih baik dibandingkan saat pertama kali dirasakan.
Riwayat BAB dan BAK (+) baik, demam (-), Batuk (-) Sesak (-) nyeri perut
(-). Pasien memiliki riwayat diabetes militus sejak 10 tahun yang lalu dengan
riwayat mengkonsumsi obat herbal (+) dan obat pegal linu (+) sejak ± 2 tahun
Rate 20 x/menit. Dari hasil pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan yang
GDA 27 mg/dl dan pemeriksaan fungsi hati didapatkan hasil SGOT 1139.0
U/L, SGPT 813.4, Bilirubin direk 1.35 mg/dl, Bilirubin total 2.77 mg/dl.
7
1.6. Diagnosis dan Tatalaksana
8
Tn. M 54 tahun Koma koma Planning Diagnosa:
Anamnesa: Neuroglikopeni Hipoglikemia + Pemeriksaan Darah
Pasien tidak Riwayat DM + Hepatitis A Lengkap, Gula Darah,
sadar Dehidrasi Fungsi Hati, Fungsi
Kejang Hepatitis A/B Ginjal Elektrolit dan
Berkeringat Serosis hepatis Imunologi
dingin Planning Terapi:
Pemeriksaan fisik: Inf. D10 10 tpm
Keadaan umum Inj. D40 25 cc
lemah (dikoreksi per 30
Mukosa bibir menit)
kering Inj. Pantoprazole 2x1
Hasil Pemeriksaan Sucrafat syr 3x15ml
laboratorium: Planning Monitoring:
GDA (27) TTV, DL, Keluhan
SGPT (1.139) GDA Pagi
SGOT (813)
Bilirubin direk
(1.35)
Bilirubin total
(2,77)
1.7. Follow Up
9
Tgl Subjective Objective Assesment Planing
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
HIPOGLIKEMIA
2.1. Definisi
di bawah normal. Pada umumnya kadar glukosa darah puasa pada orang
normal jarang melampaui 126 mg/dl, jika diatas itu tergolong tidak normal.
Biasanya pada penderita hipoglikemia terjadi kadar glukosa yang rendah yaitu
kurang dari 50 mg/dl (2,8 mmol/L) atau bahkan kurang dari 40 mg/dl (2,2
mmol/L). Kadar glukosa darah keseluruhan (whole blood) lebih rendah 10%
mekanisme dalam tubuh yang tidak sempurna dimana kadar insulin pada
Hipoglikemia ringan, sedang dan berat telah dilaporkan sebagai efek samping
11
yang paling umum yang terkait dengan terapi insulin intensif dan telah
2.2. Epidemiologi
pada 60 pasien per tahun pada kelompok yang mendapat terapi insulin intensif
dibanding dengan 20 pasien per tahun pada pasien yang mendapat terapi
Sekitar 90% dari semua pasien yang menerima insulin mengalami episode
hipoglikemia simtomatik per minggu dan per tahun. Diperkirakan 2-4% dari
pasien dengan diabetes mellitus tipe 2 risiko hipoglikemia berat rendah dalam
12
beberapa tahun pertama (7%) dan meningkat menjadi 25% dalam perjalanan
diabetes. Namun prevalensi diabetes mellitus tipe 2 adalah sekitar dua puluh
kali lipat lebih tinggi dari diabetes mellitus tipe 1 dan banyak pasien dengan
mellitus tipe 2.
sebesar 1,5% pada tahun 1982 dan meningkat menjadi 5,7% pada tahun 1995.
2,3%.
2.3. Etiologi
sedangkan pada hipoglikemia pasien rawat inap paling lazim disebabkan oleh
penggunaan obat.
13
Hipoglikemia pasca-makan dapat disebabkan oleh hiperinsulinisme
muncul setelah makan dan disertai dengan glukosa plasma rendah pada saat
sampai 5 jam setelah makan, tetapi tidak memiliki konsentrasi glukosa plasma
14
glukosa adalah defek enzim Glucose-6-fosfatase, fosforilase hati, piruvat
pada bayi, malnutrisi berat, penyusutan otot, dan kehamilan lanjut. Penyakit
produksi glukosa dapat berupa kongesti hati, hepatitis berat, sirosis, uremia,
dan hipotermia.
disebabkan oleh syok endotoksik. Pada kasus kadar insulin memadai tetapi
15
Pada pasien rawat inap yang mengalami hipoglikemia biasanya terjadi
yang paling sering menyebabkan hipoglikemia pada pasien rawat inap adalah
insulin, sulfonylurea, dan alkohol. Diperkirakan 60% kasus ketiga obat ini
2.4. Patogenesis
Pasca
Makan Obat-obatan Puasa
Turunnya produksi
Hiperinsulin Contohnya insulin, glukosa dan
mia alkohol, dan penggunaan
sulfonylurea glukosa yang
Pengososngan berlebih
lambung yang
cepat
Produksi glukosa
Pengeluaran insulin yang tidak seimbang
berlebihan dan dengan kebutuhan
penyerapan glukosa yang
kurang
16
2.5. Patofisiologi
pankreas.
ada di dalam darah. Glukagon akan membuat glukosa tersedia bagi tubuh dan
17
Gambar 1. Mekanisme regulasi glukosa pada tubuh manusia
dari sel otot dan sel lemak untuk produksi glukosa tambahan. Tubuh
maka mungkin juga dapat terjadi kebingungan, kejang, dan hilang kesadaran.
dapat di tangani oleh mekanisme homeostasis tubuh. Pada kondisi ini orang
18
yang terkena hipoglikemia berat dapat kehilangan kesadaran atau merasa
diberikan dengan orang terdekat yang dilatih atau tenaga medis terlatih.
luminal dengan kadar gula darah 60-50 mg/dl gejala rasa lapar tiba-tiba.
Fase kedua adalah aktivasi dengan kadar gula darah 50-20 mg/dl yang
ketakutan, mual, muntah. Fase ketiga yaitu neurologi dengan kadar gula
darah <20 mg/dl dengan adanya gangguan fungsi otak serta muncul gejala
motorik halus.
19
hipoglikemia dapat ditegakan bila kadar glukosa <50mg/dl (2,8 mmol/L) atau
menunjukan bahwa gangguan fungsi otak sudah dapat terjadi pada kadar
Ringan
Sedang
20
Berat
yaitu perasaan kacau progresif, tingkah laku tidak wajar, rasa lelah,
dan mengantuk. Dapat timbul kejang atau koma bila pasien tidak
makan.
21
Keluhan dan gejala hipoglikemia akut yang sering dijumpai
pada pasien diabetes
Otonomik Neuroglikopenik Malaise
Berkeringat Bingung Mual
Jantung berdebar Mengantuk Sakit kepala
Tremor Sulit berbicara
Lapar Inkoordinasi
Perilaku yang
berbeda
Gangguan visual
Parestesi
dekstrosa.
22
cara mengobatinya. Orang yang mengalami hipoglikemia beberapa
obat atau pemberian obat yang berbeda, jadwal baru untuk insulin atau
darah adalah:
karbohidrat.
23
Menurut Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (2006)
Hipoglikemia ringan
Hipoglikemia berat
aspirasi.
B. Medikamentosa
24
Adapun terapi medika mentosa hipoglikemia yang dapat
diberikan adalah:
Glukosa Oral.
Glukosa Intravena.
Glukagon (SC/IM).
Monitoring
Kemudian diberikan infus glukosa maintance 10% per 6 jam atau 1-2
diperiksa setiap 4-6 jam dan pengobatan secara bertahap dikurangi dan
kisaran normal.
25
Injeksi glukosa 40% Intra vena 25 ml (encerkan 2x dengan
aqua injeksi) juga infus glukosa 10% atau Dekstrose 10%. Bila belum
Sewaktu 30 menit setelah Intra vena terakhir. Jika GDS lebih dari 200
0,9%.
Bila pasien belum sadar dengan nilai GDS lebih dari 200
1,5-2 g/kgBB IV setiap 6-8 jam. Selanjutnya dicari penyebab lain dari
26
2.10. Komplikasi
ketahui otak memerlukan glukosa paling tidak 6 gram setiap jamnya, oleh
2.11. Prognosis
yang relevan dapat bersifat baik maupun buruk untuk jangka panjang. Apabila
27
BAB III
KESIMPULAN
sadarkan diri sejak ± 2 jam SMRS disertai keringat dingin pada tubuh pasien.
Meilitus sejak 10 tahun yang lalu dan rutin mengkonsumsi obat. Dari anamnesis,
adalah keadaan yang menunjukkan kadar glukosa darah berada di bawah nilai
normal. Keadaan ini dapat terjadi akibat glukagon yang tidak dapat
ditegakan bila kadar glukosa <50mg/dl (2,8 mmol/L) atau bahkan <40mg/dl (2,2
28
DAFTAR PUSTAKA
29