Kawan-kawan banyak yang protes ketika saya menulis, bahwa kebanyakan pengobatan
gangguan lambung didasarkan pada mitos. Maksud saya, pikiran bahwa asam lambung tinggi itu
merusak sehingga harus diturunkan, hanyalah asumsi yang tidak didasari fakta. Mereka juga protes
kalau cuka apel dijadikan sebagai minuman terapi untuk asam lambung. Malah ada kawan yang
ketakutan, membayangkan asam lambungnya semakin tinggi keasamannya dan mustahil sembuh.
Saya ulangi tulisan saya: Normalnya asam lambung harus tinggi keasamannya, yaitu pH 1 - 3.
Jika ini diturunkan menjadi lebih alkali, maka kerja lambung bermasalah. Asam lambung yang kurang
adalah pangkal masalah timbulnya penyakit GERD atau maag.
Beberapa hari lalu saya diajak kawan masuk FBG (Facebook group) GERD-anxiety. Dari
membaca tulisan-tulisan di grup tersebut, saya menemukan keluhan yang mirip pernah dialami istriku
beberapa tahun lalu: sakit kepala, lelah tidak bertenaga, gangguan penglihatan, gangguan
pendengaran, gangguan otak, gelisah, sulit tidur, cemas tidak terkendali, halusinasi dan ketakutan
yang tidak rasional. Sebagian dari gejala tersebut oleh istriku dihilangkan sementara dengan obat
resep dokter, yakni: Gabapentin. Ini adalah suplemen GABA (Gama Aminobutyric Acid),
neurotransmitter dan hormon otak yang berfungsi menghambat respon saraf yang tidak
menyenangkan sehingga tekanan mental berkurang, dan bisa merasa tenang.
Suatu malam, istriku lupa minum Gabapentin. Saat pulas tidur, saya dibangunkan teriakan
kerasnya: "Malaikat maut dating!" Saya bertanya: "Di mana malaikat mautnya?", istri menjawab: "Di
atas atap! Itu bersuara!" Saya dengarkan baik-baik, ternyata hanya suara burung hantu. Subuh hari,
istriku harus opname. Hal yang berbeda dari kebanyakan keluhan di grup GERD dengan istriku, karena
mereka kebanyakan menderita hipoglikemia (gula darah rendah), sedang istriku waktu itu
hiperglikemia (gula darah tinggi). Walaupun demikian, perbedaan itu hanya perbedaan gejala
penyakit, sedangkan masalah penyakitnya sama saja: insulin tinggi (resistensi insulin). Keadaan ini
menyebabkan glukosa (gula) terhalang untuk memasuki sel. Akibatnya sel kekurangan bahan bakar
untuk menghasilkan energi. Efeknya, penderita lemas kehabisan tenaga. Efek lainnya, pembentukan
GABA terhambat.
Pembentukan GABA dimulai dari transaminasi asam alpa ketoglutarat pada siklus asam sitrat
(siklus krebs) menjadi asam glutamat. Senyawa yang dibutuhkan untuk terjadinya siklus krebs adalah
asam piruvat (Asetil koA), yang berasal dari pemecahan glukosa, asam lemak, dan asam amino.
Terhambatnya pemasukan glukosa ke dalam sel, akan menghambat proses siklus krebs hingga
menghambat pembentukan GABA. Turunnya produksi GABA selanjutnya memicu produksi hormon
CRH. Hormon CRH kemudian merangsang kelenjar di ginjal untuk menghasilkan hormon kortisol.
Hormon ini adalah hormon stres, pemicu perasaan tertekan, takut dan cemas.
Yang menyedihkan adalah Kebanyakan orang, termasuk dokter, memakai kerangka berpikir
salah: Gejala = Masalah. Karena gejala hipoglikemia adalah gula darah rendah, sekaligus dianggap
sebagai pangkal masalah yang harus dihilangkan, maka pasien disarankan perbanyak makan
karbohidrat (nasi, kue, gula). Akibat konsumsi karbohidrat yang banyak ini, kemudian memicu naiknya
insulin yang lebih tinggi. Kadar insulin tinggi selanjutnya dengan cepat menurunkan gula darah.
Masalah hipoglikemia kembali lagi.
Harusnya kerangka berpikir yang digunakan: Gejala ≠ Penyakit. Kadar gula darah rendah
bukanlah akibat dari kurang makan gula, tapi justru sebaliknya. Banyak makan karbohidrat akan
menaikkan insulin, hingga terjadi resitensi insulin. Jadi akar masalahnya: resistensi insulin. Solusinya:
batasi (atau tak usah tanggung-tanggung: Jangan lagi makan) karbohidrat. Gantinya: makan banyak
lemak dan protein (semua sumber hewani); untuk suplemen, boleh konsumsi Minyak Kelapa Murni
(Virgin Coconut Oil) untuk menambah asupan lemak sehat.
Sepintas bagi penganut ajaran palsu dari Ancel Keys, pencetus teori lemak tahun 50’an yang
banyak pengikutnya, saya dianggapnya tidak rasional karena berbeda dengan pandangan umum.
Itulah yang saya alami di grup Facebook GERD-Anxiety. Mereka menyebut saya: ngawur, nyeleneh,
tidak rasional, goblok; dan akhirnya mengusir saya keluar dari grup. Walau sempat mengalami
kenaikan kortisol, saya cukup maklum bahwa pengetahuan mereka tidak sampai. Bukan hanya mereka
yang terlalu fanatik dengan teori lemak yang menyesatkan dari Ancel Keys, juga para dokter banyak
yang fanatik ajaran sesat tersebut. Kata mereka: "Jangan makan lemak! Lemak memicu naiknya asam
lambung!"
Akhirnya cerita, saya ingin menyampaikan kepada penderita GERD-Anxiety, bahwa dengan
menjalani diet rendah-karbohidrat, maka gangguan anxiety-GERD akan terpulihkan. Ini bukan dalam
pengertian pulih total. Saya katakan ini dengan banyak bukti: istri, adik, saya sendiri, dan kawan-
kawan, adalah bukti hidupnya. Istri dan adik saya pulih hanya dalam waktu tiga hari. Waktu sepekan
(seminggu) adalah masa di mana hati hati sudah memproduksi keton yang banyak, menggantikan
bahan bakar glukosa yang bermasalah. Kekurangan energi, kelelahan di otot dan otak, akan pulih.
Sakit kepala akibat kurang energi, akan hilang. Pembentukan GABA akan naik, dipicu oleh keton. Ini
akan memperbaiki fungsi otak, sehingga perasaan cemas dan takut yang tidak rasional, akan hilang.
Selanjutnya, keton akan memperbaiki inflamasi (peradangan) di lambung dan usus, sehingga proses
pencernaan menjadi baik. Inflamasi di otak juga akan dipulihkan oleh keton.
Jangan Percaya Mitos As-Lam (Asam Lambung)
Penderita gerd umumnya percaya mitos yang menyesatkan, bahwa tingkat keasaman lambung yang
tinggi adalah penyebab:
• Gelisah, tidak rileks, tegang ketakutan, tidak bisa bahagia
• Jantung berdebar-debar, telinga berdengung
• Lelah, kehabisan tenaga
• Gangguan ingatan, pelupa
• Gangguan penglihatan
• Bulimia, gangguan selera makan, perut kembung, muntah
• Gangguan hawa dingin
• Kurus, rambut gugur
Dasar argumennya: asam lambung naik ke kerongkongan karena terlalu asam. Ini anggapan
keliru! Akibatnya, pengobatan yang dilakukan juga keliru, yaitu diberi obat untuk menurunkan
keasaman lambung, sehingga penyakit semakin parah. Faktanya, asam lambung naik ke
kerongkongan karena klep kerongkongan – lambung terbuka akibat tingkat keasaman lambung
rendah, yaitu pH 5 atau 6. Jika tingkat keasaman lambung berkurang, selain klep kerongkongan –
lambung terbuka, juga proses pencernaan serta penyerapan (mineral) juga terganggu.
Fungsi utama asam lambung ialah untuk mencerna protein, termasuk mengaktifkan pepsinogen
menjadi pepsin pencerna protein. Jika keasaman lambung berkurang, protein tidak tercerna, maka
asam amino untuk membangun bagian tubuh akan terganggu. Misal, hormon seretonin untuk
bahagia, ini disusun dari asam amino. Jika suplai asam amino tidak tersedia, hormon bahagia tidak
terbentuk, maka perasaan bahagia sulit terangsang. Zat-zat yang dibutuhkan sebagai penghantar
sinyal saraf, neurotransmitter juga akan terganggu pembentukannya. Fungsi saraf jadi terganggu.
Fungsi lain dari asam lambung adalah memicu kelenjar pankreas dan kantong empedu
mengeluarkan enzim untuk karbohidrat dan empedu untuk lemak. Tanpa enzim dan tanpa empedu,
maka karbohidrat dan lemak tidak tercerna. Sisa makanan yang tidak tercerna akan difermentasi oleh
bakteri menghasilkan gas, penyebab perut kembung. Kehadiran banyak bakteri di lambung, juga efek
dari kurangnya asam lambung. Jika pH lambung 1 sampai 3, maka bakteri akan mati. Sedang pada pH
kurang asam, bakteri dapat hidup. Absorpsi mineral yang terganggu akibat keasaman lambung yang
kurang, menyebabkan kekurangan mineral. Misalnya, kekurangan zat besi dan anemia.