Bulimia Nervosa
Oleh :
Aqbar Saputra Pratama Pontoh
19014101026
Masa KKM : 26 Agustus 2019 – 22 September 2019
Pembimbing :
dr. Anita E. Dundu, Sp.KJ
“Bulimia Nervosa”
Oleh:
Pembimbing :
DAFTAR ISI....................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
B. Tipe Bulimia............................................................................................ 6
C. Epidemiologi........................................................................................... 8
D. Etiologi.................................................................................................... 9
E. Patofisiologi.......................................................................................... 12
G. Terapi...................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 25
i
BAB I
PENDAHULUAN
remaja dan wanita dewasa muda. Gangguan tersebut adalah karakeristik makan
apa yang dimakan dan dapat menyebabkan komplikasi medis. Dengan demikian,
mempengaruhi 5 sampai 10 juta orang, terutama wanita muda antara usia 14 dan
40 tahun. Namun, bulimia nervosa adalah gangguan umum yang lebih sulit untuk
karena lebih banyak penelitian telah dilakukan dan lebih pasien yang menderita
bulimia nervosa telah diidentifikasi, bulimia nervosa dan anorexia nervosa yang
Statistik Manual untuk Gangguan Mental, Edisi Kelima (DSM V), bulimia
nervosa ditandai dengan episode berulang dari pesta makan diikuti dengan 1 atau
puasa, dll) yang terjadi rata-rata minimal dua kali seminggu selama 3 bulan atau
lebih. pasien yang tidak memenuhi kriteria frekuensi atau panjang dapat
spesifik.1,2
1
pembersihan dan tidak dibersihkan. Dengan subtipe membersihkan, pasien
mereka. Hal ini yang paling sering dilakukan dengan menginduksi diri agar
Terlepas dari subtipe, pasien penderita bulimia memiliki evaluasi negative sel,
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bulimia merupakan bahasa latin dari sebuah kata Yunani boulimia, yang
artinya “extreme hunger” alias lapar yang amat sangat. Ini sesuai dengan
gambaran para bulimics -orang yang bulimia-, mereka cenderung makan dalam
jumlah banyak dalam waktu yang singkat, seperti orang yang kelaparan. Dan
melakukan berbagai cara yang intinya supaya berat badan mereka tidak bertambah
makan terlalu banyak dan diikuti dengan muntah yang dirangsang sendiri. 1,2
kasusnya jarang, orang sering mengabaikan penyakit ini. Padahal, kalau tidak
segera di atasi, bulimia bisa mengganggu jiwa dan raga penderitanya. Bulimia
Nervosa adalah penyakit gangguan pencernaan yang lebih sering menimpa wanita
remaja dan pertengahan usia (sering diidap oleh wanita pada usia SLTA atau saat
mahasiswa) namun mempunyai rentang umur yang lebar yaitu antara 13-58 tahun.
Penolakan makan ini juga terjadi pada lebih dari 20% anak prasekolah. Sekitar
masyarakat. 1,2
3
Awalnya gangguan makan tersebut hanya dilaporkan pada golongan sosial
ekonomi menengah dan atas, tetapi pada saat ini dilaporkan juga pada golongan
sosial ekonomi rendah. Kelainan ini juga ditemukan pada berbagai kelompok
etnik dan ras. Dilaporkan 19% dari pelajar wanita usia remaja lanjut di Belanda
menunjukkan gejala bulimia. Prevalensi bulimia 1500 kasus dari 100.000 wanita
muda. rata-rata bulimia pada umur 18-19 tahun, kelainan tersebut relatif lebih
makan. Eating disorders (gangguan makan) adalah suatu sindrom psikiatrik yang
psikologik yang berhubungan dengan makan, bentuk tubuh, dan berat badan.
Gangguan pola makan terjadi akibat beberapa sebab dalam perilaku makan,
seperti konsumsi makanan yang kurang sehat atau makan yang terlalu banyak.
Pola ini bisa disebabkan perasaan distress atau berkenaan dengan bentuk badan
badan normal. Gangguan pola makan secara bertahap muncul pada masa dewasa
atau dewasa awal. Kebanyakan orang dewasa bisa menyembunyikan perilaku ini
perilaku, akan tetapi nyata, penyakit medis yang muncul dari beberapa pola
makan yang menyimpang dalam hidup seseorang. Salah satu tipe gangguan pola
makan adalah bulimia nervosa. Bulimia nervosa adalah pesta makanan yang
diikuti dengan mencuci perut atau sampai muntah. Rata-rata 1.1 sampai 4.2 % dari
4
wanita pernah mengalami bulimia nervosa semasa hidupnya. Penyakit ini baru
seperti depresi, menjadi bagian dari sebuah kekerasan, dan gangguan kecemasan.
Dalam hal ini, orang yang menderita gangguan pola makan bisa mengalami
komplikasi kesehatan fisik yang lebih jauh lagi, termasuk masalah kondisi kerja
hati dan gagal ginjal, yang mana dapat menyebabkan kematian. Mengenali
kembali gangguan pola makan sebagai gejala yang serius dan mengancam,
banyak diderita oleh laki-laki. Penderita bulimia nervosa makan dalam jumlah
mengonsumsi 3.400 kalori setiap satu seperempat jam, padahal kebutuhan normal
menderita penyakit ini, karena berat badannya normal dan tidak terlalu kurus.
Karena tidak ketahuan sehingga tidak ditangani dokter, penyakit yang sering
berawal ketika seseorang masih berusia remaja ini dapat berlangsung terus sampai
memiliki berat badan yang normal dan kelihatannya tidak ada masalah yang
berarti dalam hidupnya. Biasa mereka orang-orang yang kelihatan sehat, sukses di
bidangnya, dan cenderung ferfeksionis. Namun, di balik itu, mereka memiliki rasa
5
Mereka juga menunjukkan tingkah laku yang kompulsif, misalnya, mengutil
Masalah kesehatan yang paling sering muncul adalah gigi busuk dan
Selain itu, juga dapat terjadi kerusakan usus dan dehidrasi yang bisa berakibat
fatal. Penderita bulimia menyadari dirinya memiliki perilaku makan yang tidak
B. Tipe Bulimia
lain. Tujuannya agar makanan tidak sempat dicerna oleh tubuh sehingga tidak
mengontrol berat badan, namun tidak muncul purging behaviors. Tujuannya agar
energi yang dihasilkan dari makanan dapat langsung dibakar dan habis. 5,6
impuls syaraf, pada orang yang bulimia kadarnya tidak normal sehingga para
6
peneliti ini beranggapan ada kelainan pada sistem syaraf pusat yang dapat
anak atau orang tua yang mengikutsertakan anaknya dalam kegiatan yang
mengharuskan pengontrolan berat badan yang ketat seperti balet, senam, modeling
yang abnormal. Faktor sosiokultural merupakan salah satu faktor yang cukup
besar pengaruhnya terhadap timbulnya kelainan ini. Kita tahu bahwa makanan
yang banyak beredar serta disukai oleh banyak orang pada masa ini adalah
makanan seperti roti-roti, fast food, es krim, pizza yang merupakan karbohidrat
olahan. Setelah diteliti, mereka yang mengkonsumsi makanan ini, kadar serotonin
dalam darah mereka meningkat sementara hingga 450 %. Coba lihat juga
makanan yang ditawarkan oleh berbagai gerai makanan yang ada di pusat
satu alasan kenapa di negara-negara maju angka kejadian bulimia pada gadis
buah- yang efeknya jauh lebih rendah dalam meningkatkan serotonin dalam darah.
Tapi kalau di negara berkembang yang mall-mall nya juga berkembang pesat,
berarti perlu diteliti lebih lanjut tentang kejadian bulimia nervosanya. Tidak
7
mengherankan data epidemiologi mengatakan bahwa wanita mengalami gangguan
ini 20 kali lebih banyak dari pada pria. Selain itu kebanyakan awal gangguan ini
adalah pada saat usia remaja yaitu antara rentang umur 14 sampai 18 tahun.7,8
C. Epidemiologi
Nervosa.
2. Umumnya diderita oleh wanita dewasa muda dan gadis remaja (1-4% berusia
18-30 tahun).
Anorexia Nervosa.
laki-laki, tetapi onsetnya lebih sering pada masa remaja dibandingkan pada masa
dewasa awal. Diperkirakan bulimia nervosa terentang dari 1-3 persen wanita
muda. Banyak penderita bulimia nervosa memiliki berat badan yang normal dan
kelihatannya tidak ada masalah yang berarti dalam hidupnya. Biasanya mereka
perfeksionis. Namun, dibalik itu, mereka memiliki rasa percaya diri yang rendah
dan sering mengalami depresi. Mereka juga menunjukkan tingkah laku kompulsif,
8
Bulimia nervosa sering terjadi pada orang dengan angka gangguan mood
dan gangguan pengendalian impuls yang tinggi. Juga telah dilaporkan terjadi pada
orang yang memiliki resiko gangguan berhubungan dengan zat dan gangguan
makan tersebut hanya dilaporkan pada golongan sosial ekonomi menengah dan
atas, tetapi pada saat ini dilaporkan juga pada golongan sosial ekonomi rendah.
Kelainan ini juga ditemukan pada berbagai kelompok etnik dan ras. 7,8
kelainan tersebut relatif lebih jarang pada masa remaja awal. Dari suatu penelitian
terapi intensif dapat mempertahankan hasil terapi lebih dari 6 tahun. 7,8
D. Etiologi
model yaitu:9,10
1. Model adikasi
Bulimia Nervosa diyakini sebagai adiksi terhadap makanan dan tingkah laku. Hal
ini berhubungan dengan pengobatan Bulimia Nervosa yang menekan kan pada
9
mirip dengan pengobatan adiksi terhadap alcohol maupun obat-obatan.9,10
2. Model keluarga
keluarga. Oleh karena itu fokus pengobatan penderita bulimia nervosa adalah
Publikasi media tentang hubungan antara tubuh yang langsing dengan karier yang
sukses telah merangsang para remaja untuk melakukan diet supaya tubuhnya
menjadi langsing. Banyak remaja yang gagal mencapai keaadaan ini dan akhirnya
bentuk tubuh, berat badan, diet dan kepercayaan diri. Fokus pengobatan adalah
rasional. Penderita diberikan jadwal makan yang jelas dan teratur. 9,10
5. Model psikodinamik
10
- Faktor psikososial
- Faktor genetik
Adanya bukti bahwa bulimia banyak didapat pada penderita dengan riwayat
keluarga gangguan depresi dan kecemasan, serta lebih banyak pada kembar
- Faktor biologik
genetik, hormon dan bahan kimia yang terdapat di otak berpengaruh terhadap efek
- Faktor budaya
Kebanyakan orang menilai bahwa cantik identik dengan kurus dan terkadang
kondisi tersebut menjadi suatu tuntutan kerja. Anggapan ini pun menjadi budaya
- Perasaan pribadi
Penderita bulimia senantiasa berputus asa terhadap dirinya sendiri, tidak percaya
diri sehingga mereka diet dengan cara menggunakan pil diet bahkan
11
media dan masyarakat serta krisis identitas. Bulimia juga sering dihubungkan
dengan depresi. Kebanyakan, penderita bulimia berasal dari keluarga yang tidak
bahagia, umumnya mereka memiliki orang tua yang gemuk, atau mereka sendiri
kegemukan pada masa kanak-kanak. Namun hingga kini masih belum jelas
apakah gangguan emosional ini sebagai sebab atau akibat dari bulimia. 9,10
E. Patofisiologi
sangat concern atas pertambahan berat badan mereka. Terjadi perubahan fisiologis
tubuh yang kadangkala mengganggu. Biasanya, hal ini lebih sering dialami oleh
remaja putri daripada remaja pria. Bagi remaja putri, mereka mengalami
pertambahan jumlah jaringan lemak sehingga mereka akan mudah untuk gemuk
apabila mengkonsumsi makanan yang berkalori tinggi. Kalau dulu makan apapun
tidak berefek bagi berat badan, tapi setelah masa pubertas (biasanya ditandai
dengan menstruasi), baru makan coklat dua potong, kok beratnya sudah tambah 1
kg. Pada kenyataannya kebanyakan wanita ingin terlihat langsing dan kurus
karena mereka beranggapan bahwa menjadi kurus akan membuat mereka bahagia,
lebih tepat dikatakan kurus-ceking- tiada berisi) sehingga kalau pakai baju model
apapun terlihat pas dan pantas dipakai. Sementara kalau tubuh kita gendut, pakai
baju apapun rasanya seperti sedang memakai karung terigu. Akhirnya, lingkungan
sekitar juga ikut mempengaruhi. Semakin sering diledek ‘gendut’ maka dietnya
12
semakin gencar. Maka tidak mengherankan bila ketidakpuasan seseorang dengan
body imagenya. Artinya, mereka sudah memiliki suatu mind set (pemikiran yang
sudah terpatri di otak) bahwa tubuh mereka tidak ideal. Mereka mempersepsikan
tubuhnya gemuk, banyak lemak di sana sini, tidak seksi dan lain-lain yang intinya
tidak sedap untuk dipandang dan tidak semenarik tubuh orang lain. Akibat
pemikiran yang sudah terpatri ini, seorang remaja akan selalu melihat tubuh
mereka terkesan gemuk padahal kenyataannya justru berat badan mereka semakin
turun hingga akhirnya mereka menjadi sangat kurus. Mereka akan dihantui
perasaan bersalah manakala mereka makan banyak karena hal itu akan
remaja menjadi tidak percaya diri dan sulit untuk menerima kondisi dirinya.
Mereka beranggapan bahwa kepercayaan diri akan tumbuh kalau mereka juga
c. Sakit kepala
e. Mual-mual
13
g. Kram otot
i. Rambut rontok
Bulimia nervosa disebabkan oleh beberapa faktor antara lain akibat adanya
obsesi seseorang untuk memiliki tubuh yang langsing, atau karena pengaruh stress
emosional terhadap masalah yang dialami, atau karena faktor keturunan. Penyakit
gastrointestinal dan juga rongga mulut. Bila hal ini dibiarkan maka potensi
terjadinya perubahan lebih lanjut akan bersifat permanen. Ada tiga macam
tindakan yang dilakukan oleh penderita untuk mengeluarkan zat makanan dalam
tubuhnya yaitu muntah yang dirangsang oleh dirinya sendiri, mengkonsumsi obat
pencahar dan diuretik (obat yang dapat merangksang sekresi urine). Umumnya
pasien bulimia nervosa dapat muntah tanpa adanya stimulasi mekanik, tetapi
makan berkurang, sulit mengontrol emosi, mudah terjangkit penyakit, berat badan
ringan dan kekurangan nutrisi. Secara umum gejala fisik yang akan dialami
penderita bulimia yaitu : Abnormalitas fungsi usus, kerusakan gigi dan gusi akibat
sifat asam muntah, pembengkakan kelenjar saliva di dagu akibat tekanan pada
14
sering diare tanpa sebab, kelelahan, kulit kering, detak jantung tidak teratur akibat
penderita bulimia merasa rendah diri, tertekan, dan kadang berperilaku kompulsif.
pengaturan makan, merasa tidak dapat mengontrol kebiasaan makan, akan hingga
merasa sakit atau tidak nyaman, memakan dalam porsi yang jauh lebih banyak
pencahar, terus menerus mempermasalahkan berat dan bentuk tubuh, body image
negatif, pergi ke kamar mandi selama atau setelah makan, menimbun makanan,
riset, rata-rata penderita bulimia nervosa mengonksumsi 3.400 kalori setiap satu
seperempat jam, padahal kebutuhan normal hanya 2.000-3000 kalori per hari).
Di antara kegiatan makan yang berlebihan itu biasanya mereka berolahraga secara
berlebihan. 13,14
15
Menguruskan badan dengan diet berlebihan, puasa, latihan berlebihan atau
memuntahkan kembali
Jari-jari memerah
Pipi lembam
Mulas-mulas.
jari untuk membuat muntah meliputi hiperpigmentasi, kalus atau luka parut.
c. Erosi email gigi (perimolisis), biasanya pada permukaan gigi bagian lingual,
d. Berulang-ulang makan dalam jumlah sangat banyak (rata-rata dua kali dalam
seperti obat perangsang muntah, obat pencahar, berpuasa atau berdiet ketat, atau
16
Di samping semua ini, orang-orang dengan bulimia mungkin mengeluh
mereka mungkin juga mengeluhkan muntah atau diare tanpa memberitahu bahwa
itu adalah disebabkan diri. Pada saat makanan yang dimakan dikeluarkan, zodium
dan potasium juga ikut keluar. "Kalau hal itu sampai terjadi, penderita akan
menjadi lemas dan jantung berdebar-debar”. Selain itu, penderita juga dapat
terkena osteoporosis jika kalsiumnya ikut keluar. Muntah secara berulang dapat
wajar. 15,16
Asam lambung yang keluar bersama muntah, akan membuat gusi menyusut
dan email gigi mengikis. "Jika kita salah mencolok di dalam tenggorokan itu akan
faktor psikologis. Jika faktor ini tak segera ditangani, si penderita bulimia akan
merasa takut melihat makanan. "Dengan makan satu suap saja, dia akan merasa
berat badannya bertambah”. Penyakit ini bisa membaik atau pun memburuk. Bisa
semakin lama semakin buruk tanpa ada tanda-tanda perbaikan sama sekali. Tubuh
proses, seperti tekanan darah menurun, napas melemah, menstruasi terhenti, dan
G. Terapi
seperti kelainan genetik, tekanan sosial untuk menjadi langsing, tekanan dari
17
teman sebaya, dan lain-lain. Penerimaan dari lingkungan merupakan langkah awal
dibutuhkan dalam situasi tertentu. Terapi gizi juga penting sebagai asupan vitamin
dan mineral bagi penderita. Namun jika langkah-langkah tersebut tidak membawa
hasil, satu-satunya cara yaitu dengan membawa penderita ke rumah sakit untuk
Itu dilakukan jika berat badan penderita menurun hingga 25% dari berat
normal atau jika organ-organ vital dalam tubuh mengalami cedera. Ingatlah bahwa
pola makan sehat adalah cara hidup yang terbaik. Jangan biarkan diri kita di
bawah tekanan sosial atau teman sebaya. Satu lagi yang terpenting, tetaplah
percaya diri sebab nilai personaliti kita tidak ditentukan oleh seberapa kurus atau
1. Psikotherapi
Umumnya dokter melakukan terapi kognitif, yang bertujuan merubah persepsi dan
cara berpikir pasien mengenai tubuhnya. Dokter mendorong pasien untuk berpikir
secara benar terhadap dirinya sehingga menjadi lebih obyektif melihat suatu
masalah, dan menghilangkan sikap serta reaksi yang salah terhadap makanan. 17,18
18
1) Memberi kepercayaan kepada pasien sehingga pasien mau bekerjasama dalam
pengobatan.
2) Menghentikan kebiasaan makan yang salah dan episode muntah serta diare.
Hal ini dapat dilakukan dengan membatasi jumlah dan jenis makanan pasien
bulimia nervosa. Namun sedikit sulit bila pasien tinggal dirumah tanpa
pengawasan. 19,20
membaik: 19,20
makan lagi, maka kita jangan menentangnya, tapi kita anggap bahwa hal itu
b) Agar pasien mau makan, maka kita katakankepadanya bahwa rasa lapar yang
terhadap kebiasaan jeleknya dan gejala depresinya akan teratasi, ini dapat
berlangsung untuk beberapa bulan. Oleh karena kebiasaan makan yang jelek pada
bulimua nervosa ini mudah berulang kembali, maka pengobatan yang paling
efektif adalah dengan memberikan rasa paercaya diri kepada pasien terhadap
19
2. Farmakoterapi
bersama dengan pengobatan psikoterapi. Obat yang diberikan umumnya dari jenis
Semua obat itu digunakan sebagai bagian dari suatu program therapi yan g
menyeluruh dengan psikotherapi. Khusus bagi pasien dengan cemas dan agitasi
dapat diberikan lorazepam (Ativan) 1-2 mg per oral atau IM.diet chitosin lemak
kolesterol sehat bulimia pola makan gangguan lebah madu Berat badan kerap
menjadi masalah bagi kebanyakan orang dan ini memicu kemunculan berbagai
cara untuk mengurangi atau mempertahankan berat badan. Tetapi, karena ingin
singkat: memuntahkan makanan yang baru saja dikonsumsi. Ini adalah salah satu
atau berolahraga berlebihan segera setelah makan kenyang. Bulimia sangat buruk
seperti : 19,20
20
Wajah menjadi tirus
Perut kembung
Dehidrasi
Rasa lelah
Kulit kering
Menimbun makanan
Mengalami depresi
Merasa cemas
21
3. Terapi psikis
Terapi bulimia biasanya meliputi konseling dan terapi tingkah laku. Sebagian
tetapi pada kepercayaan diri dan persepsi diri. Terapi akan efektif jika ditujukan
membantu. Terapi kelompok adalah terapi dimana penderita penyakit yang sama
yang depresi, terganggu secara emosional, atau adanya faktor sosial sehingga
penderita menghadapi perubahan hidup dan memperkuat rasa percaya diri. 15,16
Untuk mencegah erosi dan karies pada gigi, pasien dianjurkan tidak
menyikat gigi lagi setelah muntah, namun berkumur dengan sodium fluorida
22
Gunakan pasta gigi, obat kumur, atau gel yang mengandung fluorida untuk
mengurangi rasa sensitif pada gigi dan sebagai pertahanan terhadap karies
Menyikat gigi tiga kali sehari dan melakukan flossing untuk mengurangi
5. Terapi nutrisi
Ahli gizi dapat mengatur jadwal makan, memberikan penjelasan mengenai tujuan
terapi nutrisi, pentingnya diet sehat dan akibat buruk dari pola makan yang salah
dengan penyakit penyerta. Kebutuhan energi disesuaikan dengan umur dan jenis
kelamin, dihitung berdasarkan berat badan ideal, bukan berat badan yang
diperlukan juga olahraga secara tepat dan teratur. Olahraga yang teratur dapat
23
BAB III
PENUTUP
Bulimia nervosa adalah penyakit yang akan sering kita jumpai dalam dunia
klinis dan merupakan penyakit yang bisa disembuhkan dengan baik. Bulimia
biasanya ditandai dengan memakan makanan yang jauh lebih banyak dadri porsi
biasanya. Pasien dengan kondisi seperti ini biasanya memiliki berat badan yang
pada keseimbangan cairan dan asam basa tubuhnya. Bulimia biasanya dikatkan
ketika bisa didiagnosa dengan dini maka dapat diobati dan disembuhkan dengan
baik. Rata-rata secara umum pasien bulimia bisa diobati dnegan fluoxetine dan
CBT, namun demikian pengobatan yang baik yaitu dengan deteksi sedini
mungkin penyakit ini dan pencegahan melakukan kebiasaan dalam makan yang
biasa dilakukan pada pasien bulimia. Hal penting lainnya adalah penanganan
fisiologi yang penting dilakukan pada pasien yang memiliki gangguan makan dan
memiliki gangguan berat badan, pada pasien seperti ini pengobatan awal dan
24
DAFTAR PUSTAKA
Neurosci. 2018;43(3):151-160.
2017;42(6):414-423.
2016;41(5):69-78.
25
9. Maslim R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas PPDGJ-
III. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya. 2001.
13.
11. Bohon C, Stice E. Negative Affect and Neural Response to Palatable Food
12. Pradipta E, et al. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ke-4. Jakarta: Media
Aesculapius. 2014.
Interventions. 2019;15:67–75.
16. Sysko R, Ojserkis R, Schebendach J, et al. Impulsivity and test meal intake
26
18. Maslim R. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik
19. Schebendach J, Broft A, Foltin R, et al. Can the reinforcing value of food be
20. Grilo C, Pagano M, Skodol A, et al. Natural Course of Bulimia Nervosa and
27