Anda di halaman 1dari 3

1).

Berikan masker medis dan arahkan pasien yang dicuriga COVID-19 ke lokasi/area
terpisah atau ruang isolasi, ruang isolasi diberikan jarang kurang lebih 1 meter antar
pasien-pasien dicuriga COVID-19. Instruksikan bila bersin atau batuk menutup
hidung dan mulut menggunakan tissue atau siku bagian dalam, dan untuk mencuci
tangan setelah kontak dengan sekret dari saluran napas. Gunakan Alat pelindung diri
APD :masker medis, pelindung mata, sarung tangan dan gown untuk dokter dan
perawat yang akan kontak langsung dengan pasien-pasien tersebut.

2) A. Semua pasien yang datang ke IGD harus dilakukan screening terhadapa


Covid-19 terutama jika terdapat gejala demam, sesak, batuk sebelum dilakukan
pelayanan kesehatan. Semua kasus di atas haru diperhatikan berdasarkan
Airway, Breathing dan Circulation dan dapat dibagi yang menjadi triase merah,
kuning atau hijau

B.
 Pasien Pertama dapat dilakukan anamnesis dan screening covid 19 sambil
diberikan oksigen nasal canul. Anamnesis: Batuk, pilek, sesak, demam, mengigil,
nyeri kepala pusing, mual, muntah, BAB cair, edem pada tungkai? Alergi obat?
Pernah terkonfirmasi COVID-19? Kontak dengan pasien COVID-19
terkonfirmasi? PF: Keadaan umum, tanda-tanda vital, pemeriksaan paru,
jantung, abdomen, ekstremitas.
 Pasien Kedua datang dengan lemas pasca diare juga tetap dilakukan screening
covid 19 dan melihat apakah ada tanda-tanda dehidrasi dan bagiamana tanda-
tanda vital. Anamnesis: Batuk, pilek, sesak, demam, mengigil, nyeri kepala
pusing, mual, muntah, BAB cair, edem pada tungkai? Alergi obat? Pernah
terkonfirmasi COVID-19? Kontak dengan pasien COVID-19 terkonfirmasi? PF:
Keadaan umum, tanda-tanda vital, pemeriksaan paru, jantung, abdomen, kulit,
ekstremitas.
 Pasien Ketiga datang dengan keluhan jatuh dan tampak deformitas, tetap
dilakukan screening covid 19, sambil diberikan penanganan balut bidai. Dan
pemantauan tanda-tanda vital. Anamnesis: Kronologi pasien terjatuh dari
genting, posisi jatuh bagaimana, apa tidak sadarkan diri? Alergi obat? PF:
Keadaan umum, tanda-tanda vital, pemeriksaan pada deformitas ekstremitas,
terdapat memar pada tubuh.
 Pasien keempat juga tetap dilakukan screening covid 19. Anamnesis: Sejak
kapan memiliki penyakit otoimun, batuk, pilek, sesak, demam, mengigil, nyeri
kepala pusing, mual, muntah, BAB cair, edem pada tungkai? Alergi obat? Pernah
terkonfirmasi COVID-19? Kontak dengan pasien COVID-19 terkonfirmasi? PF:
Keadaan umum, tanda-tanda vital, pemeriksaan paru, jantung, abdomen,
ekstremitas.
 Pasien Kelima karena datang dengan penurunan kesadaran bisa diberi
penanganan awal sambil tetap di screening covid 19. Alloanamnesis: Sejak
kapan penurunan kesadaran? Sebelum terjadi penurunan kesadaran apa ada
keluhan batuk, pilek, sesak, demam, mengigil, nyeri kepala pusing, mual, muntah
menyemprot, BAB cair, edem pada tungkai? Alergi obat? Pernah terkonfirmasi
COVID-19? Kontak dengan pasien COVID-19 terkonfirmasi? Kemudian dilakukan
PF dan PP.

C) Pemeriksaan Penunjang

 Pasien Pertama: darah perifer lengkap, analisis gas darah terutama bila
sesak, Swab Nasofaring PCR SARS-COV-2 jika tidak ada bisa dilakukan swab
antigen, gula darah sewaktu, pemeriksaan rontgen thorax.
 Pasien Kedua: darah perifer lengkap, hitung jenis, pemeriksaan elektrolit,
Swab Nasofaring PCR SARS-COV-2.
 Pasien Ketiga: darah perifer lengkap, Gula darah sewaktu, pemeriksa rontgen
pada deformitas ekstremitas
 Pasien Keempat: darah perifer lengkap, hitung jenis, fungsi ginjal, Swab
Nasofaring PCR SARS-COV-2, gula darah sewaktu, pemeriksaan rontgen thorax.
 Pasien Kelima: darah perifer lengkap, hitung jenis, fungsi ginjal, analisis gas
darah terutama bila sesak, Swab Nasofaring PCR SARS-COV-2, gula darah
sewaktu, pemeriksaan elektrolit.

D). Urutan Prioritas Kelima pasien tersebut: Pasien Kelima, Pertama, Kedua,
Keempat dan Ketiga

3. Untuk tatalaksana pasien DoA, harus dilakukan seperti tatalaksana jenazah


COVID-19. Dikarenkan belum tau penyebab DoA tersebut. Sebelumnnya di
lakukan pemeriksaan Swab nasofaring untuk mengetahui apakah pasien terkena
COVID-19 atau tidak. Setelah itu disinfeksi pada jenazah dan melakukan
penutupan pada lubang2 tubuh. Masukan jenazah kedalam kantong jenazah yang
tidak tembus air. Pastikan tidak ada kebocoran cairan tubuh yang dapat
mencemari bagian luar kantong jenazah. Disegel dengan lem silikon dan tidak
boleh dibuka lagi. Lalu disinfeksi bagian luar kantong jenazah dan ruangan,
jenazah dimasukan ke dalam peti kayu yang telah disiapkan, tutup peti dan lem
silikon. Peti jenazah dibungukus dengan plastik lalu disinfeksi lagi. Petugas yang
menangani harus menggunakan APD berupa: masker surgikal, goggle/kaca mata
pelindung, apron plastik, dan sarung tangan/hand schoen non-steril.

Anda mungkin juga menyukai