LEPTOSPIROSIS
Disusun oleh :
19710064
Dokter Pembimbing :
1
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : Leptospirosis
Jenis : Referat
NPM : 19710064
Pembimbing
2
dr. Irma Wesprimawati, Sp. PD
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan dengan rasa
lega, pada akhirnya tugas referat ini dapat selesai pada waktunya sebagai salah satu
syarat yang harus dipenuhi dalam mengikuti kegiatan Kepaniteraan Klinik Dokter
Muda di SMF Ilmu Penyakit Dalam di Rumah Sakit Umum Daerah Ibnu Sina Gresik.
Gresik, 14 November
2020
3
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul................................................................................................ i
Lembar Pengesahan........................................................................................ ii
Kata Pengantar............................................................................................... iii
Daftar Isi......................................................................................................... iv
Daftar Pustaka................................................................................................ 32
4
BAB I
PENDAHULUAN
dunia. Di daerah tropis dan subtropis yang lembab, di mana dapat ditemukan
selain diperoleh secara lokal, penyakit ini juga dapat diperoleh dari wisatawan
luar negeri, dan terutama oleh mereka yang mengunjungi daerah tropis.
Riau, Sumatera Batat, Sumatera Utara, Bali, NTB, Sulawesi Selatan, Sulawesi
Utara, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat. Pada kejadian banjir besar di
5
Jakarta tahun 2002, dilaporkan lebih dari seratus kasus leptospirosis dengan
leptospira pada daerah atau urine atau ditemukannya hasil serologi positif.
serta tergantung pada suhu yang lembab, hangat serta pH air tanah yang
Gejala penyakit ini sangat bervariasi mulai dari gejala infeksi ringan
sampai dengan gejala infeksi berat dan fatal. Dalam bentuk ringan,
diatesis hemoragika.
penyakit ini tidak spesifik dan sulit dilakukan konfirmasi diagnosis tanpa uji
di beberapa negara, seperti Asia, Amerika Selatan dan Tengah, serta Amerika
diseases.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
patogen yang disebut Leptospira, yang ditularkan baik secara langsung atau
tidak langsung dari hewan ke manusia. Oleh karena itu penyakit ini
manusia sangat jarang terjadi. Penyakit ini dikenal dengan berbagai nama
seperti Mud fever, Slime fever (Shlamnfieber), Swam fever, Autumnal fever,
icterohaemorrha-giae yang hidup pada ginjal dan urine tikus. Penyakit ini
pertama kali dilaporkan pada tahun 1886 oleh Adolf Weil dengan gejala panas
tinggi disertai beberapa gejala saraf serta pembesaran hati dan limpa. Penyakit
dengan gejala tersebut di atas oleh Goldsmith (1887) disebut sebagai "Weil's
Disease". Pada tahun 1915 Inada dan Ido berhasil membuktikan bahwa
Antartika tetapi lebih sering di daerah tropis dan subtropis dengan curah hujan
yang tinggi. Penyakit ini ditemukan terutama di tempat manusia sering kontak
7
dengan urin hewan yang terinfeksi atau lingkungan yang tercemar urin hewan
yang terinfeksi.
tubuh hewan peliharaan tersebut, Leptospira hidup di ginjal dan air kemih.
pasti. Menurut laporan yang tersedia saat ini, insiden berkisar kurang lebih
0,1-1 per 100.000 orang setiap tahun di tempat beriklim (temperate climates)
dan 10-100 per 100.000 di daerah tropis lembab. Selama wabah dan dalam
kelompok risiko tinggi paparan, insiden penyakit dapat mencapai lebih dari
Utara, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat. Pada kejadian banjir besar di
Jakarta tahun 2002, dilaporkan lebih dari seratus kasus leptospirosis dengan
20 kematian.
8
2.3. Etiologi Leptospirosis
potensi untuk menyebabkan penyakit pada hewan dan manusia) atau saprofit
saprofit ditemukan di banyak jenis lingkungan basah atau lembab mulai dari
spirochaeta lain oleh karena kehadiran kait. Ciri khas organisme ini yakni
9
Salah satu ujung organisme sering membengkak, membentuk suatu
kait. Terdapat gerak rotasi aktif tetapi tidak ditemukan adanya flagella.
hanya dapat terlihat sebagai rantai kokus kecil-kecil. Semua leptospira mirip
kultur yang positif. Dengan medium Fletcher's dapat tumbuh dengan baik
Saat ini telah ditemukan lebih dari 250 serovar yang tergabung dalam
bergerak cepat dengan kait di ujungnya dan 2 flagella periplasmik yang dapat
menembus ke jaringan. Panjangnya 6-20 µm dan lebar 0,1 µm. Kuman ini
10
sangat halus tapi dapat dilihat dengan mikroskop lapangan gelap dan
pewarnaan perak.
bulan. Tetapi dalam air laut, selokan dan air kemih yang tidak diencerkan
akan cepat mati. Kuman leptospira hidup dan berkembang biak di tubuh
hewan. Semua hewan bisa terjangkiti. Paling banyak tikus dan hewan
pengerat lainnya, selain hewan ternak. Hewan piaraan, dan hewan liar pun
dapat terjangkit.
maupun humoral sehingga infeksi ini dapat ditekan dan terbentuk antibodi
spesifik.
kontak dengan air, tanah, atau lumpur yang telah terkontaminasi oleh urin
hewan yang telah terfinkesi leptospira. Infeksi tersebut terjadi jika terjadi
luka/erosi pada kulit ataupun selaput lendir. Air tergenang atau mengalir
11
penyakit ini. Bahkan terkadang penyakit ini terjadi akibat gigitan binatang
terhadap kulit yang utuh, juga dapat menularkan leprospira. Orang-orang yang
dokter hewan.
12
Dalam perjalanan pada fase leptospiremia, leptospira melepaskan
toksin yang bertanggung jawab atas terjadinya keadaan patologi bagi beberapa
organ. Lesi yang muncul terjadi karena kerusakan pada lapisan endotel
yang ringan ditemukan pada ginjal dan hati pasien dengan kelainan fungsional
yang nyata dari organ tersebut. Perbedaan ini menunjukan bahwa kerusakan
bukan berasal dari struktur organ. Lesi inflamasi menunjukan edema dan
yang luas dan disfungsi hepatoseluler dengan retensi bilier. Selain di ginjal,
leptospira juga dapat bertahan pada otak dan mata. Leptospira dapat masuk ke
Ginjal
13
nekrosis tubular akut. Adanya peranan nefrotoksisn, reaksi
kerusakan ginjal.
Hati
Jantung
endikarditis.
Otot
14
yang terjadi pada leptospira disebabkan invasi langsung
Pembuluh darah
kulit.
15
Gangguan pada ginjal merupakan komplikasi yang sering
16
Invasi ini menyebabkan kerusakan tubulus dan
akibat adanya:
17
- Pelepasan kinin, histamine, serotonin, prostaglandin
meningkat.
18
atau disebut Weil’s Syndrome yang ditandai dengan ikterus,
Masa inkubasi leptospirosis antara 2-26 hari, biasanya 7-13 hari dan
fase leptospiremia dan fase imun. Gambaran klinis leptospirosis dibagi atas 3
a. Fase Leptospiremia
gejala awal sakit kepala biasanya di frontal, rasa sakit pada otot yang
hebat terutama pada paha, betis dan pinggang disertai nyeri tekan.
19
kadang dijumpai splenomegali, hepatomegali, serta limfadenopati.
Fase ini berlangsung 4-7 hari. Jika cepat ditangani pasien akan
terlibat dan fungsinya kembali normal 3-6 minggu setelah onset. Pada
keadaan sakit yang lebih berat demam turun setelah 7 hari diikuti oleh
bebas demam selama 1-3 hari, setelah itu terjadi demam kembali.
b. Fase Imun
1-2 hari. Pada fase ini leptospira dapat dijumpai dalam urin.
20
Jika tubuh dapat melawan infeksi leptospira, fase
berupa demam dengan atau tanpa muntah, nyeri otot, ikterik, sakit
splenomegali.
meningitis / meningoencephalitis;
ikterik.
1) Leptospirosis anikterik
ringan atau tinggi yang umumnya bersifat remiten, nyeri kepala dan
21
menggigil serta mialgia. Nyeri kepala bisa berat, mirip yang terjadi
otot terutama di daerah betis, punggung dan paha. Nyeri ini diduga
22
gambaran kliniknya mirip penyakit-penyakit demam akut lain, maka
daerah endemik.
2) Leptospirosis ikterik
23
Keterlibatan ginjal pada komplikasi leptospirosis sangat
bilirubinuria, urobilinuria.
24
prognosis yang kurang baik. Faktor-faktor yang meramalkan
urinary excretion” (Fe) kalium yang diikuti FeNa. Hal ini oleh
25
c. CD3, CD4 menurun, Limfosit B meningkat, bersifat reversible.
tidak spesifik. Pada umumnya diagnosis awal leptosirosis sulit, karena pasien
sindroma syok toksik, demam yang tidak diketahui asalnya dan diatetesis
yang muncul mendadak, sakit kepala terutama di bagian frontal, nyeri otot,
neutrofilia dan laju endap darah yang meninggi. Pada urin dijumpai
proteinuria, leukosituria dan torak (cast). Bila organ hati terlibat, bilirubin
26
direk meningkat tanpa peningkatan transaminase. Ureum dan kreatinin juga
pada 50% kasus. Diagnosa pasti dengan isolasi leptospira dari cairan tubuh
dan serologi.
segera pada awal gejala. Dianjurkan untuk melakukan kultur ganda dan
Kultur urine diambil setelah 2-4 minggu onset penyakit. Pada spesimen yang
27
Tabel 1. Kriteria WHO oleh Feine untuk Diagnosis Leptospirosis
28
2.8. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah
menurun.
29
- Trombositopenia ringan.
- LED meninggi.
Pemeriksaan urine
30
Leptospirosis anikterik dapat di diagnosis banding dengan influenza,
haemorrhagic fevers with renal failure, demam berdarah virus lain dengan
komplikasi.
31
pemberian penisilin, dapat muncul reaksi Jarisch - Herxherimer 4 sampai 6
jam setelah pemberian intra vena, yang menunjukkan adanya aktivitas anti
komplikasi yang timbul. Keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa diatur
suportif diantaranya:
jam;
Stimulasi generasi sel (asam amino termasuk glisin dan growth factor)
32
Pemberian antibiotika dengan tujuan eradikasi leptospira disesuaikan
untuk melakukan dialisis pada kasus leptspira dengan gagal ginjal akut
adalah:
Perdarahan
insufisiensi ginjal ringan sampai gagal ginjal akut (GGA) yang fatal.
urobilinuria.
33
Perdarahan Paru
Liver Failure
Terjadinya ikterik pada hari ke 4-6, dapat juga terjadi pada hari
34
Perdarahan gastrointestinal
Shock
Miokarditis
sangat bervariasi dari tanpa keluhan sampai bentuk yang berat berupa
penderita.
35
Enchepalophaty
ikterus, angka kematian 5% pada umur di bawah 30 tahun, dan pada usia
36
BAB III
KESIMPULAN
icterohaemorrhagiae yang hidup pada ginjal dan urine tikus. Selain itu manusia juga
dapat terinfeksi melalui kontak dengan air, atau tanah, lumpur yang telah
terkontaminasi oleh urin hewan yang telah terfinkesi leptospira. Infeksi tersebut
ditunjukkan dalam empat kategori klinis yang luas yaitu penyakit seperti influenza
dengan gagal napas. sehingga diagnosis klinis sulit karena presentasi yang bervariasi
yang timbul. Keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa diatur sebagaimana pada
dengan memotong jalur sumber infeksi, memotong jalur penularan, dan jalur pejamu
manusia.
37
DAFTAR PUSTAKA
38