Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEBIDANAN

PADA ANAK M USIA 7 BULAN DENGAN GASTROENTERITIS


DEHIDRASI RINGAN DI RUANG SAFIR
RSUD BOEJASIN PELAIHARI

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Praktik Klinik Kebidanan III

Dosen Pembimbing :
Hapisah,S.Si.T.,M.PH
Hj. Serilaila, SKM.,MPH

Oleh :
Zoraya Defada Nawiswari
P07124119103

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANJARMASIN

JURUSAN DIII KEBIDANAN

TAHUN 2022
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING PRAKTIK I

Telah disetujui untuk pengambilan kasus Asuhan Kebidanan dengan judul”


Asuhan Kebidanan Pada An. M usia 7 Bulan dengan Gastroenteritis Dehidrasi
Ringan Di Ruang Safir RSUD Boejasin Pelaihari” dengan :

Nama : An. M

Hari/tanggal : Senin, 21 Februari 2022

Alamat : RSUD H. Boejasin Rg. Anak

Demikian persetujuan ini dibuat untuk memenuhi tugas Pembuatan Asuhan


Kebidanan pada Praktik Klinik Kebidanan III (PKK III) oleh :

Nama : Zoraya Defada Nawiswari

NIM : P07124119103

Pelaihari, Februari 2022

Pembimbing Mahasiswi

Hapisah,S.Si.T.,MPH Zoraya Defada Nawiswari


NIP. 19700621991012001 NIM. P07124119103
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING PRAKTIK II

Telah disetujui untuk pengambilan kasus Asuhan Kebidanan dengan judul”


Asuhan Kebidanan Pada An. M usia 7 Bulan dengan Gastroenteritis Dehidrasi
Ringan Di Ruang Safir RSUD Boejasin Pelaihari” dengan :

Nama : An. M

Hari/tanggal : Senin, 21 Februari 2022

Alamat : RSUD H. Boejasin Rg. Anak

Demikian persetujuan ini dibuat untuk memenuhi tugas Pembuatan Asuhan


Kebidanan pada Praktik Klinik Kebidanan III (PKK III) oleh :

Nama : Zoraya Defada Nawiswari

NIM : P07124119103

Pelaihari, Februari 2022

Pembimbing Mahasiswi

Hj. Serilaila, SKM.MPH Zoraya Defada Nawiswari


NIP. 196802111987032001 NIM. P07124119103
LEMBAR PERSETUJUAN PENGAMBILAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN
PADA ANAK M USIA 7 BULAN DENGAN GASTROENTERITIS
DEHIDRASI RINGAN DI RUANG SAFIR
RSUD BOEJASIN PELAIHARI

Oleh :
Zoraya Defada Nawiswari
NIM : P07124119103

Telah dikonsultasikan dan disetujui oleh pembimbing Asuhan Kebidanan untuk


diajukan sebagai salah satu tugas Praktik Klinik Kebidanan III bagi mahasiswa
Politeknik Kesehatan Banjarmasin Jurusan Kebidanan Semester VI.

Banjarmasin, Februari 2022

Mengetahui,
Pembimbing Lahan Praktik Mahasiswa

Anita Kusuma Putri, S.Kep,Ns Zoraya Defada Nawisawari


NIP. 198612282010012012 NIM P07124119082
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan
rahmatnya sehingga dapat terselesaikannya Laporan yang berjudul “Asuhan
Kebidanan Pada An. M usia 7 Bulan dengan Gastroenteritis Dehidrasi Ringan Di
Ruang Safir RSUD Boejasin Pelaihari” yang di ajukan untuk memenuhi tugas
Praktik Klinik Kebidanan III (PKK III) yang dilaksanakan pada Tahap I (21
Februari – 03 Februari 2022.

Dalam hal ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,
karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada:

1. Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Banjarmasin, yang telah


diberikan kesempatan menyusun laporan ini.
2. Ketua Program Studi Diploma Tiga Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Banjarmasin yang telah memberikan kesempatan menyusun laporan ini.
3. Hapisah, S.Si.T,MPH selaku pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan sehingga laporan ini dapat terselesaikan.
4. Hj. Serilaila, M.PH selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan sehingga laporan ini dapat terselesaikan
5. Anita Kusuma Putri,S.Kep.Ns selaku Clinical Instructure yang telah
memberikan ijin untuk melakukan penyusunan Laporan Asuhan Kebidanan
pada An. M usia 7 Bulan dengan Gastroenteritis Dehidrasi Ringan Di Ruang
Safir RSUD Boejasin Pelaihari.
6. Tn.M dan An. M serta keluarga selaku responden atas kerjasamanya yang
baik.
7. Bapak, Ibu, dan Saudara saya atas, dukungan dan doa yang selalu diberikan
sehingga Laporan ini selesai pada waktunya.
8. Semua rekan mahasiswa seangkatan dan pihak-pihak yang terkait dan
banyak membantu dalam ini.
Karena kebaikan semua pihak yang telah penulis sebutkan tadi, maka penulis
bisa menyelesaikan laporan ini dengan sebaik-sebaiknya. Laporan ini memang
masih jauh dari kata kesempurnaan, tapi penulis sudah berusaha sebaik mungkin.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Laporan ini masih


jauh dari kesempurnaan, untuk itu pada kesempatan ini penulis mengharapkan
masukan dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan Laporan ini.

Pelaihari, Februari 2022

Zoraya Defada Nawiswari


BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
diare berasal dari bahasa Yunani yaitu rappoia, Diare terdiri dari 2
kata yaitu ota /dia (melalui). dan pol rheo (aliran). Secara harfiah berarti
mengalir melalui. Diare merupakan suatu kondisi dimana individu
mengalami buang air dengan frekuensi sebanyak 3 atau lebih per hari
dengan konsistensi tinja dalam bentuk cair. Ini biasanya merupakan gejala
infeksi saluran pencernaan. Penyakit ini dapat disebabkan oleh berbagai
bakteri, virus dan parasit. Infeksi menyebar melaluit makanan atau air
minum yang terkontaminasi. Selain itu, dapat terjadi dari orang ke orang
sebagai akibat buruknya kebersihan diri (personal hygiene) dan
lingkungan (sanitasi). Diare berat menyebabkan hilangnya cairan, dan
dapat menyebabkan kematian, terutama pada anak-anak dan orang-orang
yang kurang gizi atau memiliki gangguan imunitas.(WHO, 2013)
Data laporan profil kesehatan Indonesia pada tahun 2019 terjadi 18
kali KLB (Kejadian Luar Biasa) diare yang tersebar di 11 provinsi, 18
kabupaten/kota, dengan jumlah penderita 1.213 orang dan kematian 30
orang (CFR 2, 47%).
Diare disebabkan oleh faktor infeksi, faktor malabsorbsi, faktor
makanan (makanan basi, beracun, mentah (sayuran) dan kurang matang)
dan faktor prsikologis (rasa takut dan cemas, walaupun jarang jika terjadi
pada anak dapat menyebabkan diare kronis). Penyebab utama kematian
yang disebabkan oleh diare adalah karena dehidrasi sebagai akibat
kehilangan cairan dan elektrolit melalui feses. Penyebab kematian lain
adalah disentri, kurang gizi dan infeksi yang serius seperti pneumonia.
Dasar dari semua gangguan transportasi larutan usus akibat perpindahan
air melalui membrane usus berlangsung secara pasif dan hal ini ditentukan
oleh aliran larutan secara aktif maupun pasif, terutama natrium, klorida
dan glukosa, (Ngastiyah, 2012).
Data Kementrian Kesehatan RI tahun 2011, strategi pengendalian
penyakit diare yang dilaksanakan pemerintah adalah: melaksanakan
tatalaksana penderita diare yang standar di sarana kesehatan melalui lima
langkah tuntaskan diare (LINTAS diare), meningkatkan tatalaksana
penderita diare dirumah tangga yang tepat dan benar, meningkatkan
system kewaspadaan dini (SKD) dan penanggulangan kejadian luar biasa
(KLB diare), melaksanakan upaya kegiatan pencegahan yang efektif,
melaksanakan monitoring dan evaluasi.Pada dasarnya penyakit diare tidak
begitu membahayakan apabila ditangani dengan tepat. Namun, meskipun
demikian penyakit ini dapat menimbulkan rasa tidak nyaman bagi
penderita. Kebiasaanyang berhubungan dengan kebersihan perorangan
yang penting dalam penularan kuman diare adalah mencuci tangan.
Mencuci tangan dengan sabun, terutama sesudah buang air besar, sesudah
membuang tinja anak, sebelum menyiapkan makanan, sebelum menyuapi
makan anak dan sebelum makan, mempunyai dampak dalam kejadian
diare (menurunkan angka kejadian diare sebesar 47%), (Ngastiyah, 2012).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan kebidanan pada anak dengan diare
dehidrasi ringan

2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengumpulkan data subjektif melalui anamnesa
b. Mahasiswa mampu mengumpulkan data objektif melalui pemeriksaan
fisik
c. Mahasiswa mampu menganalisis data berdasarkan data subjektif dan
objektif
d. Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan sesuai dengan diagnosis,
keluhan dan kebutuhan pasien atau klien
e. melakukan pendokumentasian SOAP.

C. Metode Pengumpulan Data


1. Anamnesis
Anamnesis adalah suatu proses Tanya jawab atau komunikasi untuk
mengajak klien dan keluarga bertukar fikiran dan perasaan.
2. Observasi
Pengamatan berperilaku dan keadaan klien untuk memperoleh data
tentang masalah kesehatan
3. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang Anda lakukan dengan menggunakan
metode atau teknik P.E. (Physical Examination) yang terdiri dari :
a. Inspeksi, yaitu: teknik yang dapat Anda lakukan dengan
proses observasi yang dilaksanakan secara sistematik.
b. Palpasi, yaitu: suatu teknik yang dapat Anda lakukan
dengan menggunakan indera peraba. Langkah-langkah yg
Anda perlu diperhatikan adalah:
1) Ciptakan lingkungan yg kondusif, nyaman dan
santai
2) Tangan Anda harus dalam keadaan kering, hangat,
kuku pendek
3) Semua bagian nyeri dilakukan palpasi yg paling
akhir.
c. Perkusi, adalah: pemeriksaan yang dapat Anda lakukan
dengan mengetuk, dengan tujuan untuk membandingkan
kiri-kanan pada setiap daerah permukaan tubuh dengan
menghasilkan suara. Perkusi bertujuan untuk:
mengidentifikasi lokasi, ukuran, bentuk dan konsistensi
jaringan. Contoh suara-suara yang dihasilkan: Sonor,
Redup, Pekak, Hipersonor/timpani.
d. Auskultasi, Auskultasi, adalah merupakan pemeriksaan
yang dapat Anda lakukan dengan mendengarkan suara yg
dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Gastroenteritis
Menurut Hidayat AA (2006) dalam magdalena (2021)
Gastroenteritis merupakan proses peradangan yang terjadi pada daerah
lambung dan usus yang biasanya ditandai dengan gejala diare terus-
menerus.
Gastroenteritis adalah peradangan pada mukosa lambung dan usus
dengan gejala panas, demam, diare, dank ram pada perut (WHO, 2014).

B. Penyebab Diare / Etiologi


Etiologi diare dapat dibagi menjadi 4 faktor, yaitu:
1. Faktor Infeksi
a. Infeksi Enternal: Infeksi saluran pencemaan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak.Infeksi Enternal ini meliputi :
1) Infeksi Bakteri:E.coli, salmonella, shigella, vibria kolera,
aeromonas, dll.
2) Infeksi Virus: Enterovirus, adenovirus, rotavirus, astrovirus,
dll.
3) Infeksi Parasit: Cacing (ascaris), Protozoa (trichomonas
haminis), jamur (candida algicans).
b. Infeksi Parenteral: Infeksi dibagian tubuh lain di luar alat
pencernaan seperti:
1) Sebuah. Tonsilofaringitis (Radang Tonsil)
2) Radang Tenggorokan
Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur
dibawah 2 tahun, (Sudarti, 2010).
2. Faktor Malarbsorbsi
a. Malarbsorbsi Karbohidrat (Disakarida, Monosakarida)
Pada bayi kepekaan terhadap lactoglobulis dalam susu formula
menyebabkan diare. Gejalanya berupa diare berat, tinja berbau
sangat asam, sakit di daerah perut.
b. Lemak Malarbsorbsi
Dalam makanan terdapat lemak yang disebut trglyserida.
Dengan bantuan kelenjar lipase mengubah lemak menjadi
micelles yang siap di arbsorbsi usus. Jika tidak ada lipase dan
terjadi kerusakan mukosa usus, diare dapat terjadi. Gejalanya
adalah tinja mengandung lemak.
c. Protein Malarbsorbsi
Asam amino, Blaktoglobulin
3. Faktor Makanan Makanan yang mengakibatkan diare adalah
makanan yang tercemar, asam, mentah (sayuran) dan matang
(makanan yang kecampuran racun clostridium botolinum,
stafilokkus(bahan kimia)
4. Faktor Psikologis
dapat menyebabkan diare kronis, (Sudarti, 2010)

C. Jenis Diare/ Gastroesteritis


1. Diare Akut
Diare akut adalah diare yang terjadi sewaktu-waktu, tetapi
gejalanya dapat penyebabnya sebagai berikut:
a. Gangguan jasad renik / bakteri yang masuk kedalam usus halus
setelah melewati berbagai rintangan asam lambung
b. Jasad renik yang berkembang pesat didalam usus halus
c. Racun yang dikeluarkan oleh bakteri
d. Kelebihan cairan usus akibat racun
2. Diare Kronis / Menahun / Persisten
Pada diare kronis terjadinya lebih kompleks, berupa faktor yang
menimbulkannya terutama jika sering berulang pada anak. Diare
kronis / diare yang menetap akan berakhir 14 hari atau lebih lama,
karena :
a. Gangguan bakteri jamur dan parasite
b. Gejala-gejala sisa karena cidera usus oleh setiap enteropatogen
pasca infeksi akut.
3. Protracte diare diare yang berlangsung lebih dari 2 minggu dengan
tinja cair dan frekuensi 4 kali atau lebih perhari.

D. Tanda / Gejala
1. Cengeng
2. Gelisah
3. Suhu meningkat
4. Nafsu makan menurun
5. Tinja cair, lendir kadang-kadang ada darahnya. Lama-lama tinja
berwarna hijau dan asam.
6. Anus lecet
7. Dehidrasi, bila menjadi dehidrasi berat akan terjadi volume darah
berkurang nadi cepat dan kecil, denyut jantung cepat, tekanan darah
turun, kesadaran menurun dan diakhiri dengan syok.
8. Berat badan turun.
9. Turgor kulit menurun.
10. Mata dan ubun-ubun cekung
11. Selaput lender dan mulut serta kulit menjadi kering.
(Yongki dkk, 2012)

E. Komplikasi
1. Dehidrasi (Ringan, Sedang, Berat)
Dehidrasi adalah kehilangan air dari tubuh atau jaringan
atau keadaan yang merupakan akibat kehilangan air abnormal.
Terdapat banyak sebab kehilangan cairan tubuh dan kandungan
elektrolit diantaranya kehilangan melalui kulit seperti diaphoresis,
luka bakar. Kehilangan cairan tubuh meleui saluran perkemihan,
misalnya karena dieresis osmotic, diabetes insipidus.
Ada dua jenis dehidrasi yaitu:
a. Dehidrasi dimana kekurangan air lebih dominan
dibandingkan kekurangan elektrolik (dehidrasi isotonis).
Pada dehidrasi jenis ini terjadi pemekatan cairan
ekstraseluler, sehingga terjadi perpindahan air dari instrasel
ke ekstrasel yang menyebabkan terjadi dehidrasi intraseluler.
Bila cairan intrasel berkurang lebih dari 20%, maka sel akan
mati. Dehidrasi jenis ini terjadi bila seseorang minum air laut
pada saat kehausan berat.
b. Dehidrasi dimana kekurangan elektrolit lebih dominan
dibanding kekurangan air (dehidrasi hipertonik). Pada
dehidrasi jenis ini cairan intarseluler bersifat hipotonis,
sehingga terjadi perpisahan air dari ekstrasel ke intrasel yang
menyebabkan terjadi edema intrasel. Dehidrasi jenis ini
terjadi bila seseorang mengalami kekurangan cairan hanya
diatasi dengan minum air murni tanpa mengandung
elektrolit.Dehidrasi sangat bahaya terhadap keselamatan
hidup manusia. Tingkat keparahan yang ditimbulkan akibat
dehidrasi bergantung pada seberapa besar derajat dehidrasi
yang dialaminya. Perawat harus mampu untuk
mengindentifikasi tingkat dehidrasi yang terjadi pada klien.
(Musliha, 2010)
2. Tingkatan derajat tingkat dehidrasi
a. Dehidrasi berat
Terdapat dau atau lebih dari tanda-tanda berikut ini: latergi atau
tidak sadar, mata cekung, tidak bisa minum atau malas minum,
cubitan kulit perut kembalinya sangat lambat.
b. Dehidrasi ringan.
Terdapat dua atau lebih dari tanda-tanda berikut ini: gelisah,
mudah marah, mata cekung, haus, banyak minum, cubitan perut
kembalinya sangat lambat.
c. Tanpa dehidrasi
Tidak cukup tanda-tanda unutk mengklasifikasikan sebagai
dehidrasi berat atau ringan/sedang. (Sharif La Ode, 2012)

F. Klasifikasi Gastroenteritis
1. Untuk Dehidrasi

Gejala Klasifikasi Tindakan/ Pengobatan

Terdapat dua atau Diare Dehidrasi a. Jika tidak ada


tanda-tanda Berat
klasifikasih berat lain: Beri cairan
berikut:
untuk dehidrasi berat dan tablet zinc
a. Latergis atau
sesuai rencana terapi C.
tidak sadar
b. Mata Cekung
c. Tidak bisa b. Jika anak mempunyai klasifikasi
minum atau berat lain: - rujuk segera -jika masih
malas minum bisa minum, berikan ASI dan larutan
d. Cubitan kulit oralit selama perjalanan
perut kembali
sangat lambat c. Jika anak >2 tahun dan ada kolera di
daerah tersebut, beri antibiotic
untuk kolera.

Terdapat dua atau Diare Dehidrasi a. Beri cairan, tablet zinc dan makanan
tanda-tanda ringan/ Sedang sesuai rencana terapi B
berikut:
b. Jika terdapat klasifikasi berat lain:
a. Gelisah
b. Mata Cekung Rujuk segera ke rumah sakit.
c. Haus, Minum
c. Jika masih bisa minum, berikan ASI
dengan lahap
dan larutan oralit selama perjalanan.
d. Cubitan kulit
perut dengan
lambat

Tidak cukup Diare tanpa a. Beri cairan, tablet zinc dan makanan
tanda-tanda untuk dehidrasi sesuai rencana terapi A.
di klasifikasikan b. Nasihati kapan kembali segera.
sebagai diare c. Kunjungan ulang 3 hari jika tidak ada
dehidrasi berat perbaikan
atau
ringan/sedang

2. Jika Diare 14 hari atau lebih

Gejala Klasifikasi Tindakan/Pengobatan

Dengan Gejala Diare persisten a. Atasi dehidrasi sebelum dirujuk,


berat kecuali ada klasifikasi berat lain.
b. Rujuk

Tanpa Gejala Diare Persisten a. nasihati pemberian makan untuk


diare persisten.
b. Beri tablet zinc selama 10 hari
berturut-turut.
c. kunjungan ulang 3 hari.

3. Ada darah dalam tinja

Gejala Klasifikasi Tindakan /Pengobatan


ada darah dalam Disenteri a. beri antibiotik yang sesuai
tinja b. beri tablet zinc selama 10 hari
berturut-turut.
c. nasihati kapan kembali segera.
d. kunjungan ulang 3 hari.

Rencana Terapi A: Penanganan diare di rumah


Jelaskan pada ibu tentang aturan perawatan di rumah:
1. Beri cairan tambahan (sebanyak anak mau), jelaskan pada ibu:
a. Beri ASI lebih sering dan lebih lama pada setiap kali pemberian
b. Jika anak tidak memperoleh ASI ekslusif, berikan 1 atau lebih cairan
berikut: oralit, cairan makanan (kuah sayur, air tajin) atau air matang
Anak harus diberikan larutan oralit di rumah, jika:
1) Anak telah diobati dengan
2) Rencana Terapi B dan C dalam kunjungan ini
3) Anak tidak dapat kembali ke klinik jika diarenya bertambah
parah Ajari ibu cara mencampur dan memberikan oralit :
Beri ibu 6 bungkus oralit untuk diberikan di rumah
Tunjukan kepada ibu berapa banyak harus memberikan oralit/cairan lain yang
harus diberikan setiap kali anak buang air besar

Sampai umur 1 tahun 50-100 ml setiap kali buang air besar

Umur 1 sampai 5 tahun 100-200 ml setiap kali buang air besar

Katakan kepada ibu:

a. Agar meminum sedikit-sedikit tapi sering dari mangkuk/cangkir/gelas


b. Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian diberikan lebih lambat
c. Lanjutkan pemberian cairan tambahan sampai diare berhenti

2. Beri tablet zinc selama 10 hari


Pada anak umur 2 bulan ke atas, beri tablet zinc selama 10 hari dengan
dosis:
a. Umur kurang 6 bulan :1/2 tablet (10mg) per hari
b. Umur lebih 6 bulan : 1 tablet (20mg) per hari
3. Lanjutkan pemberian makan.
4. Kapan harus kembali
Rencana Terapi B Penanganan dehidrasi ringan/sedang dengan oralit:
Berikan oralit di klinik sesuai dianjurkan selama periode 3 jam.
Tentukan jumlah oralit untuk 3 jam pertama:
Jumlah oralit yang diperlukan = berat badan (dalam kg) x 75 ml.
Digunakan umur hanya bila berat badan anak tidak diketahui.

1. Jika anak menginginkan, boleh diberikan leboh banyak dari pedoman di


atas.
2. Untuk anak berumur kurang dari 6 bulan yang tidak menyusu, berikan juga
100-200 ml air matang selama periode ini.
Tunjukan cara memberikan larutan oralit:

1. Minumkan sedikit-sedikit tapi sering dari cangkir/mangkuk/gelas


2. Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian berikan lagi lebih
lambat. - Lanjutkan ASI selama anak mau.
3. Bila kelopak mata bengkak, hentikan pemberian oralit dan berikan
air masak atau ASI
Berikan tablet Zinc selama 10 hari Setelah 3 jam:

1. Ulangi penilaian dan klasifikasikan kembali derajat dehidrasinya


2. Pilih rencana terapi yang sesuai untuk melanjutkan pengobatan
3. Mulailah memberi anak makan
Jika ibu memaksa pulang sebelum pengobatan selesai:
1. Tunjukan cara menyiapkan cairan oralit di rumah.
2. Tunjukan berapa banyak oralit yang harus diberikan di rumah untuk
menyelesaikan 3 jam pengobatan
3. Beri oralit yang cukup untuk rehidrasi dengan menambahkan 6
bungkus lagi sesuai yang dianjurkan dalam rencana terapi A.

G. Pemeriksaan Diagnostik dan Penunjang


1. Anamneses
Diare >3x/hr, feses cair, ada lendir, ada darah, perut mules, demam,
badan terasa lemas, nafsu makan berkurang.
2. Pemeriksaan fisik
Pada pasien dengan diare biasanya di dapatkan keadaan umum
lemah, nyeri perut atau sampai kram abdomen, feses cair, terkadang
ada lendir dan darah, nadi cepat, suhu tubuh meningkat, mual,
muntah, akral hangat, mukosa kering. Bila terjadi syok hipovelemik
maka pasiens akan gelisah, nadi cepat >120 x/mnt, TD menurun,
mukosa pucat, akral dingin dan kadang sianosis, anuria.
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang adalah data yang diperoleh selain dari
pemeriksaan fisik (Matondang, 2013).
a. Pemeriksaan tinja (feses)
b. Darah (HB, leukosit, trombosit) (Manuaba, 2007)

H. Pencegahan Diare
Kegiatan pencegahan penyakit diare yang benar dan efektif yang dapat di
lakukan(Kementrian Kesehatan RI, 2011).
1. Perilaku Hidup Sehat
a. Cuci tangan sebelum menyiapkan makanan dan menyuapi
anak. Suapi anak dengan sendok yang bersih.
b. Masak makanan dengan benar, simpan sisanya pada tempat
yang dingin dan panaskan dengan benar sebelum di berikan
pada anak.
c. Mengunakan air bersih yang cukup Masyarakat dapat
mengurangi resiko terhadap serangan diare itu, dengan
mengunakan air yang bersih dan melindungi air tersebut
dari kontaminasi mulai dari sumbernya sampai
penyimpanan di rumah.
Yang harus di perhatikan oleh keluarga :
a. Ambil air dari sumber air yang bersih
b. Simpan air dalam tempat yang bersih dan tertutup serta
menggunakan gayung khusus untuk mengambil air.
c. Jaga sumber air oleh pencemaran dari binatang dan untuk
mandi anak-anak
d. Minum air yang sudah matang (dimasak sampai mendidih)
e. Cuci semua peralatan masak dan peralatan makan dengan
air yang bersih dan cukup.
f. Mencuci tangan Kebiasaan yang berhubungan dengan
kebersihan perorangan yang penting dalam penularan
kuman diare adalah mencuci tangan. Mencuci tangan
dengan sabun, terutama sesudah buang air besar, sesudah
menbuang tinja anak , sebelum menyiapkan makanan,
sebelum menyuapi makan anak, sebelum makan, menyuapi
dampak dalam kejadian diare (menurunkan angka kejadian
diare sebesar 47%).
g. Mengunakan jamban Harus di perhatikan oleh keluarga:
1) Keluarga harus mempunyai jamban yang berfungsi
baik dan dapat di pakai oleh seluruh anggota
keluarga
2) Bersihkan jamban secara teratur.
3) Gunakan alas kaki bila akan buang air besar.
h. Penyehatan Lingkungan
1) Penyediaan Air Bersih Mengingat bahwa ada
bebeapa penyakit yang dapat di tularkan melalui air
antara lain adalah diare, kolera disentri, hepatitis,
penyakit kulit, penyakit mata, dan berbagai penyakit
lainnya, maka penyediaan air bersih baik secara
kuantitas dan kualitas mutlak di perlukan dalam
memenuhi kebutuhan air sehari-hari termaksud
untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
Untuk mencegah terjadinya penyakit tersebut,
penyediaan air bersih yang cukup setiap rumah
tangga harus tersedia. Disamping itu perilaku hidup
bersih harus tetap dilaksanakan.
2) Pengelolaan Sampah Sampah merupakan sumber
penyakit dan tempat berkembang biaknya vaktor
penyakit seperti lalat, nyamuk, tikus, kecoa dsb.
Selain itu sampah dapat mencemari tanah dan
menimbulkan gangguan kenyamanan dan estetika
seperti bau yang tidak sedap dan pemandangan yang
tidak enak di lihat. Oleh karena itu pengelolaan
sampah sanggat penting, untuk mencegah penularan
penyakit tersebut. Tempat sampah harus di sediakan,
sampah harus di kumpulkan setiap hari dan di buang
ke tempat penampungan sementara, bila tidak
terjangkau oleh pelayanan pembuangan sampah ke
tempat pembuangan akhir dapat di lakukan
pemusnahan sampah dengan cara ditimbun atau di
bakar.
i. Sasaran Pembuangan Air Limbah
Air limbah baik limbah pabrik maupun limbah rumah
tangga harus di kelola sedemikian rupa agar tidak
menjadi sumber penularan penyakit. Sarana
peembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat
akan menimbulkan bau, menganggu estetika dan dapat
menjadi tempat perindukan nyamuk dan tempat
bersarangnya tikus. Kondisi ini dapat berpotensi
menularkan penyakit seperti leptospirosis, filariasis
untuk daerah yang endemis filaria. Nila ada seluran
pembuangan air limbahdi halaman, sehingga tidak
menimbulkan bau yang tidak sedapdan tidak menjadi
tempat perlindungan nyamuk.
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK M USIA 7 BULAN DENGAN


GASTROENTERITIS DEHIDRASI RINGAN DI RUANG SAFIR
RSUD BOEJASIN PELAIHARI

PENGKAJIAN
Hari/tanggal : Senin, 21 Februari 2022
Pukul : 08.00 WITA

Identitas Klien

Nama : An. M

Umur : 7 Bulan 25 Hari

Jenis Kelamin : Laki-laki

Kamar/ Ruangan : Ruang Anak ( Safir )

Identitas Penanggung Jawab

Nama : Tn. N

Hubungan dengan klien : Ayah dari klien

Agama : Islam

Pekerjaan : Swasta

Alamat : Jl. Lingkar Atu-atu RT 13

PROLOG

An. M datang ke IGD RSUD Boejasin Pelaihari pada tanggal 21


Februari 2022 pukul 03.45 Wita dengan keluhan muntah- muntah sejak
jam 8 malam kurang lebih 8 kali, susah minum dan BAB cair tiga kali
tanpa darah serta tidak ada demam.
DATA SUBJEKTIF

Muntah - muntah sejak jam 8 malam kurang lebih 8 kali, susah


minum dan BAB cair tiga kali tanpa darah serta tidak ada demam.

DATA OBJEKTIF

Keadaan umum lemah, kesadaran compas mentis, T: 36,7 C, N:


150x/ menit, R: 22x/ menit, Spo2: 100, BB : 7,2 kg, TB: 62 cm, mata :
cekung, turgor kulit : kembali lambat, GCS :15. Pemeriksaan penunjang
HB: 11,6 , Leukosit : 18,5.

ANALISA

An. M dengan Gastroentritis dehidrasi ringan

PENATALAKSANAAN

1. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada orang tua pasien yaitu:


keadaan umum: lemah, kesadaran: composmentis, suhu: 36,7°C,
nadi 150 x/menit. pernapasan: 22x/menit
2. Menjelaskan pada orang tua tentang tanda bahaya diare yaitu: mual
muntah yang berlebihan, anak tidak mau makan dan minum,
pusing dan lemah atau lemas, kejang.
3. Melakukan hidrasi pada oral maupun parentral yaitu: saset oralit di
larutkan dalam satu gelas air atau susu yang hangat diberikan
pada anak setelah BAB, L.Bio 1 kali dalam sehari, zink 1 x 250 mg
dalam sehari, ondansteron 1,5 ml , cefotexan 250 mg / 8jam
dalam sehari pemberian cairan infuse RL dengan 60 tetes permenit.
4. KIE pada ibu tentang pendidikan kesehatan yaitu: istirahat yang
cukup dan teratur : istirahat siang + 1-2 jam/hari, istirahat malam 7-
8 jam/hari, menjaga personal hygiene (kebersihan diri) anaknya:
lap badan dengan air hangat 2x/hari, gosok gigi 2 kali sehari,
mengganti pakaian dan pempers 2x/hari dan atau setelah BAK dan
BAB, mencuci tangan sebelum dan sesudah makan serta setelah
BAB dan BAK
5. KIE pada ibu tentang nutrisi dan beri oralit setiap kali anak
mencret, yaitu memberikan nutrisi yang mengandung cukup energi
dan protein serta tinggi serat, misalnya nasi, telur, sayur bayam,
buah, susu dan beri oralit pada anak sedikit demi sedikit.

Catatan Perkembangan

No. Hari/ Asuhan Kebidanan


Tanggal/
Jam
1. Senin, Data Subjektif
21 Februari Ibu mengatakan an. M muntah lebih dari 5 kali, BAB
2022 cair 3 kali dan masih susah minum
Pukul 16.00
WITA Data Objektif

KU baik, R: 26x/ menit. T : 37 °C, N: 128 x/menit,


tugor kembali lambat.

Analisa

An. M dengan Gastroentritis dehidrasi ringan

Penatalaksanaan
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada
orang tua pasien yaitu: keadaan umum: lemah,
kesadaran: composmentis, suhu: 37°C, nadi 128
x/menit. pernapasan: 26x/menit
2. Menjelaskan pada orang tua tentang tanda
bahaya diare yaitu: mual muntah yang
berlebihan, anak tidak mau makan dan minum,
pusing dan lemah atau lemas, kejang.
3. Melakukan hidrasi pada oral maupun parentral
yaitu: saset oralit di larutkan dalam satu gelas air
atau susu yang hangat diberikan pada anak
setelah BAB, ondansteron 1,5 ml , cefotexan
250 mg / 8jam dalam sehari pemberian cairan
infuse RL dengan 60 tetes permenit.
4. KIE pada ibu tentang pendidikan kesehatan
yaitu: istirahat yang cukup dan teratur : istirahat
siang + 1-2 jam/hari, istirahat malam 7-8
jam/hari, menjaga personal hygiene (kebersihan
diri) anaknya: lap badan dengan air hangat
2x/hari, gosok gigi 2 kali sehari, mengganti
pakaian dan pempers 2x/hari dan atau setelah
BAK dan BAB, mencuci tangan sebelum dan
sesudah makan serta setelah BAB dan BAK

No. Hari/ Asuhan Kebidanan


Tanggal/Jam

2. Senin, Data Subjektif


22 Februari Ibu mengatakan an. M muntah 3xkali , BAB cair 3 kali
2021
dan sudah mau minum
Pukul 00.00
WITA Data Objektif

KU baik, R: 25x/ menit. T : 36,9 °C, N: 134 x/menit,


tugor kembali lambat.

Analisa

An. M dengan Gastroentritis dehidrasi ringan


Penatalaksanaan
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada orang
tua pasien yaitu: keadaan umum: lemah, kesadaran:
composmentis, suhu: 36,5°C, nadi 129 x/menit.
pernapasan: 25x/menit.
2. Melakukan hidrasi pada oral maupun parentral
yaitu: saset oralit di larutkan dalam satu gelas air
atau susu yang hangat diberikan pada anak setelah
BAB, ondansteron 1,5 ml , cefotexan 250 mg /
8jam dalam sehari pemberian cairan infuse RL
dengan 60 tetes permenit.
3. Mengingatkan kembali kepada ibu untuk selalu
menyusui bayinya setiap 2-3 jam sekali dan
dianjurkan memberikan ASI ekslusif selama 6
bulan.
4. KIE pada ibu tentang pendidikan kesehatan yaitu:
istirahat yang cukup dan teratur : istirahat siang +
1-2 jam/hari, istirahat malam 7-8 jam/hari, menjaga
personal hygiene (kebersihan diri) anaknya: lap
badan dengan air hangat 2x/hari, gosok gigi 2 kali
sehari, mengganti pakaian dan pempers 2x/hari dan
atau setelah BAK dan BAB, mencuci tangan
sebelum dan sesudah makan serta setelah BAB dan
BAK

No Hari/ Asuhan Kebidanan


Tanggal/
Jam

3 Senin, Data Subjektif


22 Februari Ibu mengatakan an. Tidak muntah, BAB normal dan
2021
masih susah minum
Pukul 08.00
WITA Data Objektif

KU baik, R: 26x/ menit. T : 36,6 °C, N: 130 x/menit,


tugor kembali cepat.

Analisa

An. M dengan Gastroentritis dehidrasi ringan

Penatalaksanaan
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada orang
tua pasien yaitu: keadaan umum: lemah, kesadaran:
composmentis, suhu: 36,6°C, nadi 130 x/menit.
pernapasan: 26x/menit.
2. Melakukan hidrasi pada oral yaitu , L.Bio 1 kali
dan zink 1 x 250 mg.
3. Mengingatkan kembali kepada ibu untuk selalu
menyusui bayinya setiap 2-3 jam sekali dan
dianjurkan memberikan ASI ekslusif selama 6
bulan.
4. KIE pada ibu tentang pendidikan kesehatan yaitu:
istirahat yang cukup dan teratur : istirahat siang +
1-2 jam/hari, istirahat malam 7-8 jam/hari, menjaga
personal hygiene (kebersihan diri) anaknya: lap
badan dengan air hangat 2x/hari, gosok gigi 2 kali
sehari, mengganti pakaian dan pempers 2x/hari dan
atau setelah BAK dan BAB, mencuci tangan
sebelum dan sesudah makan serta setelah BAB dan
BAK

Pada jam 11.00 WITA pasien dinyatakan boleh pulang oleh Dokter.

Anda mungkin juga menyukai