PROPOSAL
OLEH:
Proposal Ini Telah Disetujui Untuk Diseminarkan Dihadapan Peserta Seminar dan
Komisi Penguji Pada Program Studi Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut
Kesehatan Medistra Lubuk Pakam.
Pembimbing
Oleh :
Proposal ini Telah Diseminarkan dan Diterima sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Melanjutkan ke Tahap Penelitian
1. Xxxxx
NPP.xxx
2. Xxxxxx
NPP.xxx
3. Xxxxx
NPP.xxx
Disahkan Oleh:
Dr. Karnirius Harefa, S.Kep., S.Pd., M.Biomed Raini Panjaitan, S.TP., M.Si
NPP.01.21.03.07.1974 NPP.03.19.17.10.1990
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
kekurangan baik isi maupun bahasanya. Untuk itu peneliti mengharapkan saran
dan kritik yang bersifat membangun. Maka pada kesempatan ini dengan
kesungguhan hati dan rasa tulus dan ikhlas peneliti ingin menyampaikan ucapan
PENDAHULUAN
paling banyak dialami oleh setiap orang dan merupakan penyakit yang sering
pembengkakan pada mukosa lambung yang ditandai dengan rasa tidak nyaman di
perut bagian atas, rasa mual, muntah, nafsu makan berkurang, atau sakit kepala
(Hernanto, 2018).
Gastritis atau Dyspepsia atau istilah yang sering dikenal oleh masyarakat
sebagai maag atau penyakit lambung adalah kumpulan gejala yang dirasakan
sebagai nyeri ulu hati, orang yang terserang penyakit ini biasanya sering mual,
muntah, rasa penuh, dan rasa tidak nyaman (Misnadiarly, 2009). Gastritis dapat
terjadi tiba tiba (gastritis akut) atau secara bertahap (gastritis kronis). Kebanyakan
kasus gastritis tidak secara permanen merusak lambung tetapi seseorang yang
menderita gastritis sering mengalami serangan kekambuhan yang mengakibatkan
nyeri ulu hati (Ehrlich, 2011). Gastritis akut merupakan suatu peradangan
permukaan mukosa lambung dengan kerusakan pada superfisial sedangkan
gastritis kronis merupakan peradangan permukaan mukosa lambung yang bersifat
menahun, resiko terjadinya kanker gastrik yang berkembang dikatakan meningkat
setelah 10 tahun gaatritis kronik. Perdarahan mungkin terjadi setelah satu episode
gastritis akut atau dengan luka yang disebabkan oleh gastritis kronis (Deden,
2010). Gastritis merupakan penyakit yang cenderung mengalami kekambuhan
sehingga menyebabkan pasien harus berulang kali untuk berobat. Salah satu
penyebab kekambuhan gastritis adalah karena minimnya pengetahuan pasien
dalam mencegah kekambuhan gastritis.
Berdasarkan penelitian World Health Organization (WHO 2017), insiden
gastritis di dunia 1,8-2,1 juta jumlah penduduk setiap tahunnya, di Inggris (22%),
China (31%), Jepang (14,5%), Kanada (35%), dan Perancis (29,5%). Di Asia
Tenggara sekitar 586.635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya. Persentase dari
angka kejadian gastritis di beberapa daerah di Indonesia adalah 40,8%, dan angka
kejadian gastritis di beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevelensi
274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk. Angka kejadian gastritis di
beberapa kota di Indonesia mencapai 91,6% yaitu di kota Medan, lalu di beberapa
kota lainnya seperti Jakarta 50%, Denpasar 46%, Palembang 35,5%, Bandung
32,5%, Aceh 31,7%, Surabaya 31,2%, dan Pontianak 31,1% (Jayanti 2017).
Tingginya angka kejadian gastritis dipengaruhi oleh beberapa faktor secara
garis besar penyebab gastritis dibedakan atas zat internal yaitu adanya kondisi
yang memicu pengeluaran asam lambung yang berlebihan, dan zat eksternal yang
menyebabkan iritasi dan infeksi. Gastritis biasanya terjadi ketika mekanisme
perlindungan dalam lambung mulai berkurang sehingga menimbulkan peradangan
(inflamasi). Kerusakan ini ini bisa disebabkan oleh gangguan kerja fungsi
lambung, gangguan struktur anatomi yang bisa berupa luka atau tumor, jadwal
makan yang tidak teratur, konsumsi alkohol atau kopi yang berlebih, gangguan
stres, merokok, pemakaian obat penghilang nyeri dalam jangka panjang dan
secara terus menerus, stres fisik, infeksi bakteri Helicobacter pylori (Sarasvati
dkk, 2010).
Faktor resiko gastritis adalah pola makan yang tidak teratur, menggunakan
obat aspirin atau anti-radang nonsteroid, infeksi kuman helicobacter pylori,
memiliki kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol, memiliki kebiasaan
merokok, dan sering mengalami stres. Faktor yang secara garis besar menjadi
penyebab gastritis dibedakan atas zat internal yaitu adanya kondisi yang memicu
pengeluaran asam lambung berlebihan, dan zat eksternal yang menyebabkan
kematian. Dampak dari gastritis bisa mengalami komplikasi seperti perdarahan
saluran cerna bagian atas, hematemesis dan melena (anemia), ulkus
peptikum,perforasi (Hermanto, 2018).
Pengetahuan gizi memberikan bekal pada remaja bagaimana memilih
makanan yang sehat dan mengerti bahwa makan berhubungan erat dengan gizi
dan kesehatan. Beberapa masalah gizi dan kesehatan pada saat dewasa sebenarnya
bisa diperbaiki pada saat remaja melalui pemberian pengetahuan dan kesadaran
tentang kebiasaan makan dan gaya hidup sehat. Permasalahan gizi yang sering
dihadapi oleh remaja adalah masalah gizi ganda (double burden), yaitu gizi
kurang dan gizi lebih (Jayanti Yunda and Novananda, 2017).
dalam penelitian ini adalah adakah hubungan tingkat ketepatan makan dan
pengetahuan gizi dengan tingkat kepatuhan diet lambung pada pasien gastritis
Lubuk Pakam.
pakam
grandmed.
2.1 Gastritis
1. Jenis Makanan
Jenis makanan yang dapat beresiko terhadap gastritis adalah
makanan yang dapat meningkatkan produksi asam lambung. Jenis
makanan itu seperti makanan yang tinggi lemak jenuh seperti santan,
makanan pedas, makanan asam, makanan olahan atau makanan
instan, makanan atau minuman yang bergas atau bersoda ( Khafid et al.,
2019).
2. Frekuensi Makanan
Makan Berdasarkan telaah literature review 3 artikel (8, 11 dan 14)
yang menyatakan frekuensi makan tidak berhubungan dengan gastritis
dan 6 artikel (2, 3, 4, 6, 10 dan 15) yang menyatakan bahwa terdapat
hubungan antara frekuensi makan dengan kejadian gastritis.
Berdasarkan hasil penelitian (Meity et al., 2017) (Mappagerang &
Hasnah, 2017) dan (Tina, 2019) bahwa jadwal makan sering
tidak teratur seperti jarang sarapan, terlambat makan atau menunda waktu
makan bahkan tidak makan sehingga membuat perut mengalami
kekosongan dalam jangka waktu yang lama.
3. Porsi Makan
Berdasarkan telaah literature review terdapat 3 artikel (3, 4 dan 10) yang
menyatakan bahwa ada hubungan porsi makan dengan timbulnya
gastritis dan 2 artikel (6 dan 14) menyatakan bahwa tidak ada
hubungan bermakna antara porsi makan terhadap risiko kejadian pola
makan dengan timbulnya gastritis di UMM Medical Center.
4. Stress
Berdasarkan telaah literature review terdapat 8 artikel ( 1, 3, 4, 6, 9,
12, 15, dan 16) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara stres dengan kejadian gastritis. Stress yang
berkepanjangan mengakibatkakan peningkatan produksi asam lambung.
Produksi asam lambung akan meningkat pada keadaan stress, seperti
beban kerja yang berlebihan, cemas, takut, atau diburu-buru. Kadar
asam lambung yang meningkat akan menimbulkan ketidak nyamanan
pada lambung. Menurut (Potter & Perry 2009),
5. Konsumsi Kopi
Berdasarkan telaah literature review terdapat 1 artikel (13) yang
menyatakan bahwa kopi berpengaruh pada kejadian gastritis, dan 1 artikel
(3) menyatakan kopi tidak berpengaruh pada gastritis. Kandungan kafein
yang terkandung dalam kopi menjadi faktor penyebab penyakit gastritis.
(Irmayani et al., 2019).
6. Kebiasaan Merokok
Berdasarkan telaah literature review terdapat 3 artikel (3,13, dan 16) yang
menyatakan bahwa merokok dapat menyebabkan terjadinya gastritis.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Irmayani et al., 2019).
7. Jenis Kelamin
Berdasarkan telaah literature review terdapat 3 artikel (5,8 dan 10) yang
menyatakan bahwa jenis kelamin berpengaruh terhadap kejadian gastritis,
terutama jenis kelamin perempuan. (arikah. 2015).
8. Usia
Berdasarkan telaah literature review terdapat 4 artikel (5,7,8 dan 10) yang
menyatakan bahwa usia merupakan salah satu faktor yang dapat
berpengaruh terhadap timbulnya keluhan gastritis. (Scobach et al., 2019).
2.1.4 Patofisiologi
Patofisiologi terjadinya gastritis adalah ketika terjadinya
ketidakseimbangan faktor penyerang (ofensif) dan faktor pertahanan
(defensif) pada mukosa gastroduodenal, yakni peningkatan faktor ofensif
dan atau penurunan kapasitas defensive mukosa. Faktor ofensif meliputi
asam lambung, pepsin, asam empedu, enzim pankreas, infeksi Helicobacter
pylori yang bersifat gram-negatif, OAINS, alkohol dan radikal bebas.
Elemen preepitelial (lapis pertahanan pertama) adalah berupa lapisan mucus
bicarbonate yang merupakan penghalang fisikokimiawi dari berbagai bahan
kimia (Kumar, 2010). Lapis pertahanan kedua yaitu lapisan sel epitel,
Aktifitas yang terjadi pada lapisan sel ini meliputi produksi mukus,
bikarbonat, transportasi ion untuk mempertahankan pH, dan membuat
ikatan antar sel (Kumar,2010). Lapisan pertahanan ketiga adalah aliran
darah dan lekosit. Komponen terpenting lapis pertahanan ini ialah
mikrosirkulasi subepitelial yang adekuat (Pangestu, 2010).
2.1.5 Etiologi
1. Gastritis akut Faktor yang sering menyebabkan gastritis akut, yaitu
merokok, obat- obat, minuman berakohol, bakteri, virus, jamur, stres,
alergi atau intoksitasi dari jenis makanan dan minuman, garam empedu,
iskemia dan 21 trauma langsung (Muttaqin, 2011). Hal ini dapat terjadi
obat-obatan yang dapat disebabkan gastritis seperti OAINS (Indomestasin,
Ibuprofen, dan Asam Salisilat), Sulfonamide, Steroid, Kokain, agen
kemoterapi (Mitomisin, 5-fluoro-2-deoxyuridine), Salisilatdan digitalis
bersifat mengiritasi mukosa lambung. Hal tersebut bisa menjadi
peradangan pada lambung bisa mengakibatkan prostaglandin yang
bertugas melindungi dinding lambung. Karna bila terjadinya
pemakaiannya dilakukan secara terus menerus sangat berlebihan sehingga
dapat terjadi gastritis dan peptic ulcer (Jackson, 2013). Penyebab lain
gastritis dengan minuman beralkohol,seperti whisky, vodkadan gin.
Alkohol dan kokain dapat mengiritasi bisa mengikis mukosa pada dinding
lambung dan bisa terjadi lebih rentan terhadap asam lambung dengan
kondisi normal sehingga menyebabkan perdarahan (Wibowo, 2011).
Paling sering terjadi infeksi oleh bakteri H. Pylori, bsa terjadi
mengakibatkan oleh bakteri lain. Gastritis ini juga dapat menyebabkan
oleh infeksi virus seperti Sitomegalovirus. Infeksi jamur seperti
Candidiasis, Histoplasmosisdan Phycomycosisjuga termasuk penyebab
dari gastritis (Feldman,2011). Mekanisme terjadinya ulcer atau luka pada
lambung bisa berakibat stres dengan melalui penurunan produksi mukus di
dinding lambung. Mukus adalah factor yang bisa merusak lapisan
pelindung dinding lambung antara lain asam lambung, pepsin, asam
empedu, enzim 22 pankreas, infeksi Helicobacter pylori, OAINS, alkohol
dan radikal bebas (Greenberg, 2011).
2. Gastritis kronik Penyebab pasti dari penyakit gastritis kronik belum
diketahui, tetapi ada dua predisposisi penting yang biasa menyebabkan
terjadinya gastritis kronik, yaitu infeksi dan non infeksi (Muttaqin, 2011).
A). Gastritis infeksi Bakteri Helicobacter pylori merupakan penyebab
utama dari gastritis kronik (Anderson, 2010). Infeksi Helicobacter pylori
sering terjadi pada anak dan bertahan seumur hidup apabila tidak
dilakukan perawatan (Wibowo, 2011; Price dan Wilson, 2010). selain itu
penyebab gastritis kronis yaitu Helycobacter heilmannii, Mycobacteriosis,
Syphilis,infeksi parasit dan infeksi virus(Wehbi, 2010).
B). Gastritis non-infeksi
1) Autoimmune atrophic gastritis terjadi saat sistem kekebalan tubuh
menyerang sel-sel baik dalam dinding lambung. Hal ini mengakibatkan
peradangan secara bertahap yang dapat penipisan dinding lambung, bisa
menghancurkan kelenjar penghasil asam lambung dan mengganggu
produksi faktor intrinsik yang zatnya akan membantu tubuh mengabsorbsi
vitamin B-12. Kekurangan vitamin B-12 mengakibatkan pernicious
anemia, suatu kondisi yang apabila tidak dirawat bisa 23 mempengaruhi
seluruh sistem dalam tubuh. Autoimmue atrophic gastritis umumnya
terjadi pada orang tua (Jackson, 2010). 2) Gastropati akibat kimia,
biasanya berhubungan dengan kondisi refluk garam empedu kronis dan
kontak dengan OAINS atau Aspirin (Mukherjee, 2010).
3) Gastropati uremik, terjadi pada penderita gagal ginjal kronis hal ini
disebabkan oleh jumlah ureum yang terlalu banyak pada mukosa lambung
dan gastritis sekunder akibat terapi obatobatan (Wehbi, 2010).
4) Gastritis granuloma non-infeksi kronis bisa menyebabkan penyakit,
meliputi penyakit Crohn, Sarkoidosis, Wegener granulomatus, penggunaan
kokain, Isolated granulomatous gastritis, penyakit granulomatus kronik
saat masa anak-anak, Eosinophilic granuloma, Allergic granulomatosis
dan vasculitis, Plasma cell granulomas, Rheumatoid nodules, Tumor
amyloidosis, dan granulomas yang akan berhubungan dengan kanker
lambung (Wibowo,2011).
5) Gastritis limfositik, sering disebut dengan collagenous gastritis dan
injuri radiasi pada lambung (Sepulveda, 2010).
2.2 Gastritis
2.2.1 Definisi Gastritis
Gastritis atau Dyspepsia atau istilah yang sering dikenal oleh masyarakat
sebagai maag atau penyakit lambung adalah kumpulan gejala yang dirasakan
sebagai nyeri ulu hati, orang yang terserang penyakit ini biasanya sering mual,
muntah, rasa penuh, dan rasa tidak nyaman (Misnadiarly, 2009). Gastritis dapat
terjadi tiba tiba (gastritis akut) atau secara bertahap (gastritis kronis). Kebanyakan
kasus gastritis tidak secara permanen merusak lambung tetapi seseorang yang
menderita gastritis sering mengalami serangan kekambuhan yang mengakibatkan
nyeri ulu hati (Ehrlich, 2011). Gastritis akut merupakan suatu peradangan
permukaan mukosa lambung dengan kerusakan pada superfisial sedangkan
gastritis kronis merupakan peradangan permukaan mukosa lambung yang bersifat
menahun, resiko terjadinya kanker gastrik yang berkembang dikatakan meningkat
setelah 10 tahun gaatritis kronik. Perdarahan mungkin terjadi setelah satu episode
2010). Gastritis merupakan penyakit yang cenderung mengalami kekambuhan
sehingga menyebabkan pasien harus berulang kali untuk berobat. Salah satu
penyebab kekambuhan gastritis adalah karena minimnya pengetahuan pasien
dalam mencegah kekambuhan gastritis.
2.7 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pernyataan. Adapun hipotesis dari permasalahan ini yaitu:
(H1) : Adanya hubungan antara pengetahuan gizi dengan kepatuhan diet lambung
di Rs Grandmed Lubuk Pakam.
(Ho) : Tidak adanya hubungan antara pengetahuan gizi dengan kepatuhan die
lambung di Rs Grandmed Lubuk Pakam.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis metode penelitian yang digunakan yaitu observasional analitik dengan
cross sectional, dilakukan untuk melihat hubugan antara variabel satu dengan
variabel lain yang bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat ketepatan
makan dan pengetahuan gizi dengan tingkat kepatuhan diet lambung pada pasien
gastritis di Rumah Sakit Grandmed Lubuk Pakam pada waktu dan tempat yang
bersamaan.
3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Grandmed Lubuk Pakam,
pada pasien gastritis. Waktu penelitian dilaksanakan pada periode Desember-Juni
2024.
3.2.2 Waktu Penelitian
Tahun2023 Tahun2024
No. Keterangan Desember Januari Februari Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
1 Pengajuanjudul
Bimbingan
2
Proposal
3 SeminarProposal
4 Perbaikan Proposal
5 Pengumpulandata
6 Analisadata
Penyusunan
7
Laporan
8 Bab IV,V,VI
9 Sidang Skripsi
α
Z ² 1− . p(1−p) N
2
n=
α
d ² (N−1)+Z ² 1− . P (1−P)
2
( 1 , 96 )2 ( 0 ,5 )( 1−0 ,5 ) 78
¿ 2 2
( 0 ,1 ) ( 78−1 )+ (1 , 96 ) .0 , 5 ( 1−0 , 5 )
74 , 8
¿
1 ,73
= 43,23
= 44
Keterangan :
n = Besar sampel minimal yang harus diambil
N = Besar populasi (78)
α
Z ² 1− = Nilai sebaran baku yang besarnya tergantung a (1,96)
2
P = Proporsi kejadian (0,5)
d = Besar penyimpangan (absolut) yang bisa diterima (0,1)
b. Kriteria eksklusi
Sampel yang tidak memenuhi kriteria eksklusi dianggap tidak layak
sebagai sampel penelitian. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :
1. Pasien gastritis yang tidak sadar
2. Pasien yang tidak bersedia menjadi responden
3. Pasien meninggal dunia sebelum pengambilan data selesai.
2. Data Sekunder :
Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung, meliputi :
1. Gambaran umum lokasi penelitian
2. Jumlah pasien gastritis di Rumah Sakit Grandmed Lubuk Pakam
Analisis data
1 Independen: Ordinal
Tingkat
ketepatan
makan
2 Independen: Ordinal
Pengetahuan
gizi
3 Dependen: Perilaku Form food - Tidak patuh, Ordinal
Tingkat responden recall 24 jam jika hasil
kepatuhan dalam Wawancara analisa food
diet mengkonsumsi menggunakan recall tidak
diet sesuai metode food sesuai
dengan recall 2x24 rekomendasi
rekomendasi jam diet dari ahli
ahli gizi yang gizi
sudah dihitung berdasarkan
perhitungan
sesuai
kebutuhan
kebutuhsn gizi
pasien dari
nya. aspek jenis
dan jumlah
makanannya.
- Patuh, jika
hasil analisa
food recall
sesuai
rekomendasi
diet dari ahli
gizi
berdasarkan
perhitungan
kebutuhan
pasien dari
aspek jenis
dan jumlah
makanannya.
3.8 Metode Analisis Data
a. Analisi Univariat
Data yang dianalisis secara univariat pada penelitian ini adalah karakteristik
responden meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, lama
menderita sakit lambung.
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang
di duga berhubungan atau berkolerasi (Notoatmodjo, 2018). Dalam penelitian ini
akan menggunakan uji SPSS dengan uji Spearman.
Lampiran 1
Kepada
Yth. Calon Responden Penelitian
Ditempat
Nim : 2071009
Peneliti
Setelah memahami isi penjelasan lembar pertama, saya bersedia dengan suka
rela menjadi responden penelitian saudara, Mahasiswa Institut Kesehatan
Medistra Lubuk Pakam yang bernama Dewi Kurnia Ningsih dengan judul
“Hubungan Tingkat Ketepatan Makan dan Pengetahuan Gizi dengan Kepatuhan
Diet Lambung Pada Pasien Gastritis di Rumah Sakit Grandmed Lubuk Pakam”.
Saya memahami bahwa penelitian ini tidak akan berakibat negatif pada diri saya
dan saya berharap data yang didapatkan dari saya akan dijaga kerahasiannya dan
bermanfaat bagi kepentingan bersama.
Surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa paksaan dari
pihak manapun.
Responden
( )
Lampiran 3
Isilahdatainidenganbenar
Petunjuk:Berilahtanda(√)padakotakyangtelahdisediakansesuaijawabananda
A. IdentitasPasien
1. Nama :
2. Umur :
3. JenisKelamin :
4. Alamat :
5. NoRM/Diagnosa :
6. Pendidikanterakhir
a. Tidaksekolah ( )
b. SD ( )
c. SMP ( )
d. SMA ( )
e. Sarjana(S1) ( )
f. Lain-lain……………………………
7. Pekerjaan
a. IbuRumahTangga ( )
b. Wiraswata ( )
c. PNS ( )
d. Petani ( )
e. Lain-lain……………………………
Petunjang pengisian : berilah tanda ceklis () pada setiap pertanyaan dengan
Pilihan Jawaban :
Ya : jikapernyataantersebutselaluandalakukan.
Tidak : jikapernyataantersebuttidakandalakukan.
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Setiap kali sayamakan,
sayamengaturjumlahatauporsimakansesuaidengananjurantenagamedis
di rumahsakit
2 Saya sudahmakansumberkarbohidratseperti nasi, roti ataububur 3 kali
sehariuntumemenuhikebutuhannutrisisaya
3 Saya makan setiap 6 jam sekali.
Seperticontoh :
“jikasaya makanpagipukul07.00 wib,
makasayaakanmakansiangpukul 13.00 wib dan akanmakanmalam
jam 19.00 wib
4 Saya makan-makananselingansepertibuahatau snack 2 kali sehari
5 Saya selalumengkonsumsilaukhewani dan nabatiseperti ikan, udang,
daging, tempe, tahu dan lainnya
6 Saya membatasimakanan yang tinggikandungangaramnyaseperti ikan
asin, telurasin
7 Saya selalumenghabiskanjumlahporsimakanan yang diberikan oleh
rumahsakitataukeluarga
8 Saya sukamengkonsumsimakanan yang cepatsajiatauinstan
9 Saya sukamengkonsumsisayuran
10 Jika menu darirumahsakitkurangmenarik,
sayaseringmembelimakanandariluaruntukdikonsumsi
Lampiran 4
SELINGAN
SIANG
SELINGAN
MALAM
Sumber:chelsea,(2017)
Keterangan
URT :Ukuran Rumah Tangga
Berat(gr) :Tidak perlu diisi oleh responden
LAMPIRAN 5
LAMPIRAN 6