Anda di halaman 1dari 91

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEKAMBUHAN GASTRISTIS

PADA REMAJA DI PUSKESMAS KECAMATAN TAJURHALANG


KABUPATEN BOGOR

SKRIPSI

Oleh :
NURHAYATI
183112420150010

UNIVERSITAS NASIONAL FAKULTAS ILMU


KESEHATAN PROGRAM STUDI
KEPERAWATAN
JAKARTA
2022
HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEKAMBUHAN GASTRISTIS
PADA REMAJA DI PUSKESMAS KECAMATAN TAJURHALANG
KABUPATEN BOGOR

SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Keperawatan
pada Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas ilmu kesehatan
Universitas Nasional
Jakarta

Oleh :
NURHAYATI
183112420150010

UNIVERSITAS NASIONAL FAKULTAS ILMU


KESEHATAN PROGRAM STUDI
KEPERAWATAN
JAKARTA
2022
SKRIPSI

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEKAMBUHAN GASTRISTIS PADA


REMAJA DI PUSKESMAS KECAMATAN TAJURHALANG KABUPATEN
BOGOR

OLEH :
NURHAYATI
183112420150010

Telah dipertahankan di hadapan penguji Skripsi


Program Studi Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Nasional

Pembimbing 1 Pembimbing 2

(Ns. Dayan Hisni, S.Kep., M.N.S) (Dr. Drh. Rosmawaty Lubis, M.Kes.)

Mengesahkan
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

(Dr. Retno Widowati, M.Si.)

i
Halaman Persetujuan Sebelum Maju Sidang

Judul Skripsi : Hubungan Pola Makan Dengan Kekambuhan Gastritis

Pada Remaja Dipuskesmas Kecamatan Tajurhalang

Kabupaten Bogor

Nama Mahasiswa : Nurhayati

NPM : 183112420150010

Menyetujui

Pembimbing 1 Pembimbing 2

(Ns. Dayan Hisni, S.Kep., M.N.S) (Dr. Drh. Rosmawaty Lubis, M.Kes.)

ii
Halaman Persetujuan Setelah Maju Sidang

Judul Skripsi : Hubungan Pola Makan Dengan Kekambuhan Gastritis

Pada Remaja Dipuskesmas Kecamatan Tajurhalang

Kabupaten Bogor

Nama Mahasiswa : Nurhayati

NPM : 183112420150010

Menyetujui,

Penguji 1 : (……….……………)

Penguji 2 : (……….……………)

Penguji 3 : (……….……………)

iii
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini saya :

Judul Skripsi : Hubungan Pola Makan Dengan Kekambuhan Gastritis

Pada Remaja Dipuskesmas Kecamatan Tajurhalang

Kabupaten Bogor

Nama Mahasiswa : Nurhayati

NPM : 183112420150010

Menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan

untuk memperoleh gelar keserjanaan yang lain atau di peguruan tinggi lain. Sepanjang

pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan

disebut dalam daftar Pustaka.

Jakarta, 11 Januari 2022

(Nurhayati)

iv
KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirohim, Segala puji bagi Allah SWT tuhan semesta alam atas

segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya Sehingga saya dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Shalawat dan salam semoga senantiasa

tercurahkan kepada junjungan alam Rasulullah Muhammad shollallahu ‘alaihi

wasallam, keluarga, sahabat dan pengikutnya, yang senantiasa istiqomah di jalanNya

hingga yaumul akhir skripsi ini membahas tentang “HUBUNGAN POLA MAKAN

DENGAN KEKAMBUHAN GASTRITIS PADA REMAJA DI PUSKESMAS

KECAMATAN TAJURHALANG KABUPATEN BOGOR”.

Penulis menyadari bahwa proposal ini tidak dapat selesai tanpa arahan, sehingga

dengan segenap ketulusan dan kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih yang

tak terhingga terhadap dukungan, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu

pada kesempatan ini saya berterimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional Ibu Dr. RetnoWidiowati,M.Si.

2. Wakil Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional Ibu Dr. Rukmaini,M.Keb

3. Ketua Program Studi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasinal Bapak Ns. Dayan

Hisni, S.Kep., M.N.S.

4. Bapak Ns. Dayan Hisni, S.Kep., M.N.S., yang juga selaku dosen pembimbing 1 dan

Ibu Dr. Drh. Rosmawaty Lubis, M.Kes. selaku dosen pembimbing 2 yang telah

memberi dorongan, saran dan ilmu dalam proses pembuatan skripsi.

5. Seluruh dosen dan staf karyawan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional yang

telah mendidik dan memfasilitasi proses pembelajaran di Kampus FIKES UNAS.

v
6. Terimakasi kepada kedua orang tua saya yang telah mendidik saya hingga seperti ini,

dan tak pernah lelah memberikan dorongan masukan serta pengarahan kepada saya

sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini dan tidak lupa semua ini juga atas doa

yang tiada henti dipanjatkan kedua orang tua saya, sehingga saya bisa sampai pada titik

keberhasilan ini.

7. Terimakasih untuk adik saya yang tercinta serta teman-teman dekat saya yang telah

memberi motivasi semngat untuk mengerjakan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan

dengan baik.

Penulis berharap kritik dan sarannya untuk skripsi ini karena penulis sadar

dalam penyusunan skrisp ini masih banyak kekurangannya sehingga dengan kritik

yang membangun serta saran yang mengarahkan kepada penyempurnaan skripsi ini

sehingga bisa lebih baik lagi.

Sekian rasa terimakasih saya atas semuanya yang telah memberi dukungan

dan memberikan arahan untuk skripsi ini hingga akhir.

Jakarta, 11 Januari 2022


Peneliti

Nurhayati
NIM.
183112420150010

vi
Abstrak

Latar belakang : Gastritis merupakan peradangan lambung yang biasanya


disebabkan oleh adanya peningkatan asam lambung cukup tinggi, gastritis sering
dikenal dengan penyakit maag. Remaja sering kali tidak memerhatikan pola makannya
seperti makan tidak teratur, hobi mengkonsumsi makanan pedas sehingga bisa
mengalami kekambuhan gastritis. Tujuan : untuk mengetahui hubungan pola makan
dengan kekambuhan gastritis pada remaja dipuskesmas kecamatan tajurhalang
kabupaten bogor. Metodologi : Desain penelitian ini menggunakan deskriftif korelasi
dengan pendekatan Cross Sectional pada 67 remaja menggunakan tekhnik total
sampling dan uji chi-square (α = 0,05) Hasil penelitian : Sebanyak (74,6%) remaja
memiliki pola makan baik dan yang mengalami kekambuhan gastritis ada (77,6 %)
responden. Dengan nilai nilai P value = 0,284 ˃ α = 0,05. Kesimpulan : Dapat
disimpulkan H0 diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak ada hubungan antara pola
makan dengan kekambuhan gastritis di Puskesmas kecamatan tajurhalang.

Kata kunci : Gastritis, Pola makan, Remaja

vii
Abstrak

Background : Gastritis is an inflammation of the stomach which is usually


caused by an increase in stomach acid which is quite high, gastritis is
often known as ulcer disease.Adolscents often do not pay attention to
their eating patterns such as eating irregular, the hobby of consuming
spicy food so that it can experience a relapse gastritis. Purpose : to
determine the relationship between diet and gastritis recurrence in
adolescents at the Tajurhalang District Health Center, Bogor Regency.
Methods :The design of this study uses a descriptive correlation with the
approach Cross Sectional on 67 adolescents used the total sampling
technique and chi-square test ( α = 0.05) Results : A total of (74.6%)
adolescents have a good diet and who experience low there was a
recurrence of gastritis (77.6%) of respondents. With the value of P value
= 0.284 = 0.05. Conclusion:It can be concluded that H0 accepted and Ha
rejected which means nothing The relationship between diet and
gastritis recurrence at the Tajurhalang District Health Center.

Keywords : Gastritis, Diet, Adolscents

viii
viii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR SAMPUL
LEMBAR JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. i


LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ ii
LEMBAR PERNYATAAN............................................................................. iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
ABSTRAK (BAHASA INDONESIA) ........................................................... vii
ABSTRAK (BAHASA INGGRIS) ................................................................. viii
DAFTAR ISI.................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 6
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 6
1.4 Manfaat ..................................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gastritis
2.1.1 Definisi gastritis ..................................................................................... 8
2.1.2 Etiologi ................................................................................................... 9
2.1.3 Klasifikasi .............................................................................................. 9
2.1.4 Manifestasi ............................................................................................. 10
2.1.5 Faktor resiko gastritis ............................................................................. 11
2.1.6 Komplikasi ............................................................................................. 14
2.2 Pola Makan
2.2.1 Definisi pola makan ................................................................................ 14
2.2.2 Tujuan makan ......................................................................................... 16
2.2.3 Fungsi makan ......................................................................................... 16
2.2.4 Perilaku makan sehat pada remaja ......................................................... 17
ix
2.3 Remaja
2.3.1 Definisi remaja........................................................................................ 18
2.3.2 Tugas perkembangan remaja ................................................................. 19
2.3.3 Tujuan perkembangan remaja ................................................................ 20
2.4 Kerangka Teori ......................................................................................... 21
2.5 Kerangka Konsep ...................................................................................... 21
2.6 Hipotesa ..................................................................................................... 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian ............................................................................. 23
3.2 Populasi dan sampel
3.2.1 Populasi ......... ...................... . ............................ . 2 3
3.2.2 Sampel ......................................................................... 23
3.3 Lokasi penelitian ....................................................................................... 24
3.4 Waktu penelitian .............................................................................................................. 24
3.5 Definisi operasional .........................................................................................25
3.6 Variabel penelitian ................................................................................................................................26
3.7 Instrumen penelitian .................................................................................. 26
3.8 Validitas dan reliabilitas .................................................................... 27
3.9 Prosedur pengumpulan data....................................................................... 2 7
3.10 Pengolahan data .................................................................................... 28
3.11 Analisa penelitian ................................................................................... 29
3.12 Etika penelitian ........................................................................................ 31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHAN
4.1 Hasil Penelitian .......................................................................... 32

4.1.1 Analisis univariat ........................................................... 32


4.1.2 Analisis bivariat ......................................................................35

4.2 Pembahasan

4.2.1 Hasil uji univariat ....................................................................36

4.2.2 Hasil uji bivariat ......................................................................38

4.2.3 Keterbatasan penelitian ..........................................................42

x
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ................................................................................ 43
5.2 Saran ............................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 45
LAMPIRAN..................................................................................................... 49

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.5 Definisi Oprasional ................................................................................ 25

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di


Puskesmas Kecamatan Tajurhalang Kabupaten Bogor
Tahun 2021-2022.................................................................................. 32

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia di Puskesmas


Kecamatan Tajurhalang Kabupaten Bogor Tahun 2021-2022............. 34

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pola Makan Remaja di


Puskesmas Kecamatan Tajurhalang Kabupaten Bogor………………. 34

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Gastritis di di Puskesmas


Kecamatan Tajurhalang Kabupaten Bogor…………..…………….… 34

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Silang Hubungan Pola Makan dengan


Kekambuhan Gastritis Di Puskesmas kecamatan tajurhalang
kabupaten Bogor.................................................................................. 35

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.5 Kerangka Teori ......................................................................... 21

Gambar 2.6 Kerangka Konsep ..................................................................... 21

xiii
xiii
DAFTAR SINGKATAN

Alpha Cronbach : Koefisiensi Reliabel Alpha

Cleaning : Pembersih

Coding : Pengkodean

Cross Sectionality : Penelitian yang Dilakukan Pada Satu Waktu Dan Satu

Kali

Editing : Pengeditan

Helicobacter Pylori : Bakteri Yang Menyebabkan Peradangan Lapisan

Lambung

Infrom Consent : Surat Persetujuan

Scoring : Memberi Skor

Simple Random Sampling : Tehnik penentuan sampel dengan cara mengambil

sebagian jumlah sampel yang diinginkan secara acak

Tabulating : Tabulasi

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 2 Surat Keterangan Selesai Penelitian

Lampiran 3 Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 4 Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 5 Lembar Kuisioner

Lampiran 6 Hasil Uji Validitas dan reabilitas

Lampiran 7 Tabel Master data mentahan penelitian

Lampiran 8 Hasil Uji Spss Penelitian

Lampiran 9 Dokumentasi

Lampiran 10 Biodata Penulis

Lampiran 11 Lembar Konsultasi Bimbingan

xv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gastritis didalam masyarakat dikenal dengan istilah maag dan tidak

menganggapnya sebagai masalah yang serius. Tingkat pendidikan akan

mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang mengenai gastritis. Semakin baik

pengetahuan seseorang mengenai gastritis, maka akan timbul respon positif dalam

menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan gastritis (Astuti, 2020).

Faktor etiologi Gastritis adalah asupan alkohol berlebihan (20%), merokok

5%), makanan pedas (15%), 4.444 obat (18%) dan radioterapi (2%). Gastritis

biasanya dianggap sebagai penyakit ringan, tetapi dapat menyebabkan kambuhnya

gastritis dan bahkan kematian.Beberapa faktor predisposisi dalam munculnya

kekambuhan gastritis adalah karakteristik responden, stress psikologis, perilaku

konsumsi dan pola makan. Kebiasaan makan terdapat hubungan yang bermakna

terhadap kekambuhan penyakit gastritis (Shalahuddi, 2018).

Pada kasus penyakit gastritis di berbagai negara memiliki angka yang cukup

tinggi. Berdasarkan tinjauan yang dilakukan oleh World Health Organization

(WHO) Tahun 2019 penyakit gastritis di beberapa negara dunia dengan persentase

yaitu, 69% di Afrika, 78% di Amerika Selatan, dan 51% di Asia. Di dunia, Kejadian

penyakit gastritis sekitar 1,8-2,1 juta penduduk setiap tahunnya, Kejadian penyakit

gastritis di Asia Tenggara sekitar 583.635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya

(Azher,2020).

1
Ditemukannya infeksi Helicobacter pylori dapat berdampak pada tingginya

angka kejadian gastritis . Di beberapa daerah di Indonesia menunjukkan angka

kejadian gastritis cukup tinggi. Persentase dari angka kejadian gastritis di Indonesia

menurut WHO adalah 40.8%, dan angka kejadian gastritis di beberapa daerah di

Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa

penduduk dalam penelitian. Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2011,

gastritis merupakan salah satu penyakit dari 10 penyakit terbanyak pada pasien inap

di rumah sakit di Indonesia dengan jumlah 30.154 kasus (4.9%)..Angka kejadian


gastritis pada beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi

274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk. (Shalahuddin, 2018)

Berdasarkan profil kesehatan di Indonesia tahun 2012, Gastritis merupakan

salah satu dari 4.444 penyakit di antara 10 penyakit dari 4.444 pasien rawat inap di

Indonesia, dengan total kasus 30.154 kasus (4,9%) Berdasarkan Departemen

Kesehatan RI persebaran angka kejadian gastritis tersebut meliputi Surabaya

31,2%, Denpasar 46%, Jakarta 50%, Bandung 32,5%, Palembang 35,5%, Aceh

31,7%, Pontianak 31,1% serta Medan dengan angka kejadian paling tinggi sebesar

91,6% (Novitsary, 2017).

Faktor penyebab gastritis yang sering terjadi biasanya diawali dengan pola

makan yang tidak teratur sehingga lambung menjadi sensitif bila asam lambung

meningkat. Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran

macam dan model bahan makanan yang dikonsumsi setiap hari, pola makan terdiri

dari frekuensi makan, jenis makanan dan porsi makan. Dengan menu seimbang

perlu dimulai dan dikenal dengan baik sehingga akan terbentuk

kebiasaan makan-makanan seimbang dikemudian hari.

2
Pola makan yang baik dan teratur merupakan salah satu dari

penatalaksanaan gastritis dan juga merupakan tindakan preventif dalam mencegah

kekambuhan gastritis. Penyembuhan gastritis memerlukan pengaturan makanan

sebagai upaya untuk memperbaiki kondisi pencernaan. (Dipiro, 2009).

Pola makanan adalah metode penggunaan makanan yang tersedia untuk

individu atau kelompok orang dalam menanggapi tekanan ekonomi dan sosial

budaya yang mereka hadapi dalam kaitannya dengan diet mereka (Almatsier,

2010).

Pola makan remaja yang baik adalah makan dengan benar, makan makanan

yang seimbang, konsumsi buah dan sayur, pilih makanan yang dimasak daripada

gorengan, dan hindari makanan cepat saji, makanan instan dan minuman

ringan.Remaja seringkali memiliki pola makan yang buruk dan dapat memicu

kekambuhan gastritis, serta gangguan makan.

Remaja sering kali terjebak dalam pola makan yang tidak sehat dan tidak

teratur, bahkan sampai mengalami gangguan pola makan. Hal ini dikarenakan

aktivitas kehidupan sehari-hari mereka disibukkan dengan penugasan sekolah

pembelajaran online dan beban hidup lainnya, sehingga mereka cenderung

kurang memperhatikan makanan yang dikonsumsi, baik waktu dan jenis

makanannya yang membuat mereka cenderung mengalami masalah lambung

yaitu maag atau gastritis. Gastritis merupakan suatu proses inflamasi atau juga

gangguan kesehatan yang disebabkan oleh salah satu faktor iritasi dan infeksi

pada mukosa dan submukosa lambung (Tussakinah,2018)

3
Berdasarkan penelitian Syamsu (2017) tentang kejadian gastritis yang

disebabkan oleh pola makan di dapatkan hasil bahwa dari 95 responden yang

diteliti, jumlah responden yang memiliki pola makan baik sebanyak 43 santri

(45,3%) dan responden yang memiliki pola makan kurang baik sebanyak 52 santri

(54,7%), yang terdiri dari 21 responden (22,1%) memiliki frekuensi makan < 2

kali sehari, 48 responden (50,5%) menyukai jenis makanan yang beresiko dapat

menimbulkan gastritis dan 72 responden (75,8%) mempunyai porsi makan yang

tidak sesuai dengan anjuran makan bagi remaja. Dengan demikian dijelaskan

bahwa gastritis banyak disebabkan karena pola makan yang tidak teratur seperti

kebanyakan santri hanya makan 1-2 kali sehari bahkan ada juga santri yang

makan hanya 1 kali sehari dengan porsi makan yang banyak. Disamping itu

jumlah kandungan karbohidrat, protein, vitamin dan mineral dalam makanan yang

dikonsumsi tidak seimbang.

Menurut penelitian Bagas (2016) dilihat dari hasil distribusi frekuensi

responden, diketahui bahwa responden dengan pola makan yang buruk sebanyak

20 responden (66,7%), dan responden dengan pola makan yang baik sebanyak 10

responden (33,3%). Bisa diartikan bahwa responden dengan pola makan yang

buruk 2 kali lipat dengan responden dengan pola makan yang baik.

Berdasarkan temuan Iwan Salahuddin di SMKYBKP3 Garut, jumlah sampel

seluruh siswa Kelas X Semester I adalah 140. Pengambilan sampel menggunakan

proportional sampling (atau balanced sampling). Analisis data menggunakan uji

Chi square dan korelasi Spearma. Akibatnya pola makan siswa kelas X awal SMK

YBKP3 Garut sebagian besar pola makannya buruk, yaitu 99 responden (70,7%),

gastritis responden, dan sebanyak 92 responden (sampai 92 responden). Itu

4
65,7%). ). Dan ada hubungan yang signifikan antara pola makan mahasiswa

penderita gastritis dengan Pvaule = 0,004. (Shalahuddin, 2018).

Berdasarkan penelitian Hendro (2015) hasil penelitian terhadap 58 responden

di SMA Negeri 1 Likupang, diperoleh hasil dari 19 responden yang memiliki

kebiasaan makan baik terdapat responden yang melakukan pencegahan gastritis

sebanyak 17 orang (89,5%) dan responden yang tidak melakukan pencegahan

gastritis berjumlah 2 orang (10,5%). Dengan demikian dapat dijelaskan siswa

seringkali mengabaikan kebiasaan makan yang baik dan tidak melakukan

pencegahan gastritis sebagai upaya menghindari terjadinya penyakit gastritis.

Pada tahun 2013 dari data dinas Kesehatan kabupaten bogor, jumlah

penderita gastritis yang berobat ke Puskesmen Kabupaten Bogor dari bulan Juni

2011 sampai dengan tahun 2017 sebanyak 7.163. Misalnya, program

penanggulangan penyakit tidak menular (PTM) pemerintah untuk mendeteksi dan

melakukan penanggulangan dengan memberdayakan warga-warga, alternatif yang

tersedia di fasilitas tingkat pertama (FKTP) dan tingkat selanjutnya. Hal ini dapat

dilakukan di kedua fasilitas medis. Fasilitas kesehatan. (FKRTL). Berdasarkan

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 45 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan

Pemantauan Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Departemen Kesehatan Negara,

Komisi Kesehatan Kabupaten/Kota, dan lembaga kesehatan dan medis negara

lainnya melakukan pemantauan kesehatan sesuai dengan: Wajib Kewenangan

mereka untuk memantau faktor risiko penyakit tidak menular. PTM). Surveilans

PTM (Penyakit Tidak Menular) merupakan bagian penting dari upaya manajemen

PTM Indonesia untuk menyediakan data dan informasi yang berguna untuk

perencanaan, pemantauan dan evaluasi program (Dirjen PP & PL,

2015).
5
Berdasarakan Studi pendahuluan yang diambil peneliti di Puskesmas

Kecamatan Tajurhalang Kabupaten Bogor pada tanggal 30 Desember 2021

terhadap 10 remaja didapatkan hasil 6 (60%) Remaja mempunyai riwayat

penyakit gastritis, dengan karakreristik pola makan remaja kadang-kadang dan

cenderung mengkonsumsi makanan pedas dan asam. Dari 4 (40%) tidak memiliki

riwayat gastritis, dan cenderung memiliki pola makan baik. Dari kebiasaan makan

yang kurang baik yang dilakukan oleh remaja maka dari fakta yang ada peneliti

memilih remaja sebagai objek penelitiannya.

Berdasarakan gejala yang ditimbulkan dan prevalensi dari gastritis yang

ada peneliti ingin mengetahui “HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN

KEKAMBUHAN GASTRITIS PADA REMAJA DI PUSKESMAS

KECAMATAN TAJURHALANG KABUPATEN BOGOR ”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas , maka peneliti dapat merumuskan masalah

sebagai

berikut :

Apakah ada hubungan antara pola makan dengan kekambuhan gastritis pada remaja

di puskesmas kecamatan tajurhalang kabupaten bogor

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui Hubungan pola makan dengan kekambuhan gastritis pada remaja di

puskesmas kecamatan tajurhalang kabupaten bogor

6
1.3.2 Tujuan khusus

1.3.2.1. Untuk mengetahui karakteristik responden ( usia, jenis kelamin ) pada

remaja di Puskesmas kecamatan tajurhalang

1.3.2.2. Untuk mengetahui karakteristik pola makan dan kekambuhan gastritis

pada remaja di Puskesmas kecamatan tajurhalang

1.3.2.3. Untuk mengetahui hubungan pola makan dengan kekambuhan gastritis

pada remaja di puskesmas kecamatan tajurhalang

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi penderita Gastritis

Mendapatkan informasi tentang penyakit gastritis dan Pola makanan yang

seperti apa yang baik dan tidak baik bagi penderita gastritis.

1.4.2 Bagi Instusi Pendidikan

Diharapkan hasil penelitian ini memberikan pengetahuan yang baru

bagi mahasiswa tentang hubungan pola makan dengan kekambuhan

gastritis.

1.4.3 Bagi penelitian selanjutnya

Diharapkan penelitian bisa dijadikan sebagai sumber data penelitian

selanjutnya. dan dapat memberikan pengetahuan baru dan pengalaman untuk

peneliti-peneliti selanjutnya khusunya pada penelitian tentang hubungan

pola makan dengan kekambuhan gastritis

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gastritis

2.1.1 Definisi Gastritis

Gastritis dikenal dengan peradangan akut, lokal pada lapisan lambung. luka ini

ditandai dengan hilangnya rasa ingin makan, kembung, mual dan muntah dan nyeri

di perut bagaian atas. Peradangan lokal pada lapisan lambung ini terjadi ketika

mekanisme pelindung lapisan tersebut diisi oleh bakteri. (Mardalena, 2017). Lebih

dikenal dengan maag adalah penyakit yang mengenai organ lambung akibat dari

orang yang suka telat makan dan mengonsumsi makanan pedas atau asam yang dapat

meningkatkan produksi asam lambung. Selain dada terasa panas, gejala yang

dirasakan seperti mual,muntah,kembung,lemas kehilangan nafsu makan, pucat, suhu

tubuh meningkat, keringat dingin, pusing, dan sendawa terus menerus, dan pada

kasus yang lebih parah, bisa muntah darah (Mardalena, 2017).

Gastritis merupakan penyakit saluran cerna bagian atas yang sering dikeluhkan

penduduk, dan merupakan penyakit tersering di bidang gastroenterologi.

Diperkirakan hampir semua penderita gastritis akan mengalami kekambuhan.

Gastritis umumnya menyerang lambung akibat dari pola makan yang tidak

teratur maka asam lambung dapat meningkat. Dengan menerapkan pola makan yang

teratur merupakan sebuah upaya preventif dalam mencegah penyakit ini. Dalam

memperbaiki kondisi pencernaan dapat dengan menerapkan pola makan yang baik.

Dengan pola makan yang baik dapat mencegah terjadinya kekambuhan gastritis

dan sebaliknya jika tidak melakukan penerapan pola makan yang baik akan

8
menyebabkan menurunnya kekuatan dinding lambung, sehingga menyebabkan

terjadinya penyakit maag (Uripi, 2008).

Gastritis adalah proses peradangan di submucosa dan mukosa lambung. Penyakit

ini sering kali terdapat di klinik karena berdasarkan gejala klinis pasien didiagnosa

gastritis dan seringkali tidak berdasarkan pemeriksaan histopatologi (Hirlan, 2014).

2.1.2 Etiologi

Ada beberapa penyebab penyakit maag, diantaranya mengonsumsi obat seperti

aspirin, asetaminofen, kortikosteroid (Ida, 2017). Dari obat tersebut dapat

mengiritasi lapisan lambung, tetapi NSAID dan ada obat yang dapat menghambat

sintesis prostaglandin yaitu kortikosteroid, dapat terjadi peningkatan sekresi HCL

dan sangat asam. Kondisi asam ini menyebabkan peradangan pada dinding bagian

dalam lambung.

2.1.3 Klasifikasi

Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung.Hal ini bisa dideteksi

dengan infiltrasi sel-sel secara histopatologi. Secara umum penyakit gastritis dapt

dibedakan menjadi dua jenis:

1. Gastritis Akut

Gastritis adalah peradangan mukosa lambung dengan defek erosif (Ida,

2017).Kondisi ini paling sering dikaitkan pada dosis tinggi obat antiinflamasi

nonsteroid (terutama aspirin), asupan alkohol yang berlebihan, juga merokok. Selain

itu, gastritis akut bisa disebabkan oleh pembedahan, luka bakar, iskemik, syok dan

stress berat.

9
2. Gastritis Kronis

Gastritis kronis meupakan radang lambung jangka panjang salah satu penyebabnya

bisa dengan tukang lambung atau bakteri Ida (2017). Gastritis kronis adalah suatu

kondisi perubahan inflamasi kronis pada lapisan lambung yang menyebabkan atrofi

mukosa dan metaplasia epitel. Keadaan inilah yang melatarbelakangi

berkembangnya displasia dan karsinoma.

2.1.4 Manifestasi

Menurut Smeltzer (2012), tanda dan gejala gastritis adalah:

a. Perut terasa terbakar, saat makan kondisi bisa lebih buruk

b. Rasa nyeri pada ulu hati

c. Pusing dan rentan darah rendah, pucat

d. Muntah dan mual

e. keringat dingin

f. Denyut nadi teraba cepat

g. Terkadang turun berat badannya

h. Kehilangan nafsu makan yang signifikan, suhu tubuh

meningkat

I. Sakit perut, nyeri tekan di bagian atas perut (gas dan tegang) (mulas)

J. Sangat kenyang setelah makan

K Sering bersendawa saat perut kosong

L. Insomnia karena sakit perut

10
2.1.5 Faktor risiko gastritis

Faktor penyebab kerusakan mukosa lambung ,artinya gastritis

akut,terganggunya perfusi mukosa lambung akibat rusaknya sawar mukosa

meningkatkan ion H+, dan jumlah asam lambung. stres fisik dapat menyebabkan

gangguan perfusi mukosa lambung dan dengan demikian ke daerah infark kecil

sebagai akibat dari faktor penyebab dan bisa merangsang sekresi asam lambung.

Faktor-faktor penyebab gastritis menurut Kiswantoro tahun 2012 adalah:


1. Usia

Orang lanjut usia berisiko tinggi terkena dari pada anak anak. Hal ini

menunjukkan bahwa seiring bertambahnya usia, dinding bagian dalam

lambung menjadi lebih tipis dan lebih rentan terhadap infeksi H. pylori dan

gangguan autoimun dibandingkan orang muda. Kaum muda cenderung

lebih banyak dikaitkan dengan pola hidup sehat.

2. Pola makan

Orang yang rentan terkena penyakit ini yaitu yang makannya tidak teratur.

Kesalahan utama bukanlah mayoritas. Penting untuk diperhatikan seberapa

sering orang makan makanan agar tidak mengosongkan perutnya. Lambung

jika tidak terisi makanan dalam waktu lama membentuk cairan yang asam

dapat menumpuk sehingga mengiritasi dan meradang dinding lambung.

3. Helicobakteri pylory

Bakteri ini dapat menyebabkan peradangan kronis di dinding bagian dalam

perut penderitanya.merupakan kuman negative yang hasilnya berbentuk

kurva batang, tukak lambung yang menyebabkan gastritis umumnya

Disebabkan oleh infeksi dari bakteri ini.

11
4. Makan pedas

Konsumsi hidangan pedas berlebih dapat menyebabkan sistem pencernaan

berkontraksi seperti : usus dan lambung. menyebabkan perut nyeri dan panas

dan terasa mual dan ingin muntah. gejala ini mengurangi nafsu makan orang

yang terkena. Dalam 2 kali seminggu selama 6 bulan mengkonsusmsi

makannan pedas, bisa terjadi peradangan yang dikenal dengan gastritis.

5. Rokok

Efek negatif dari merokok sebenarnya terasa ketika orang baru mulai

merokok. asap rokok yang membara jika dihirup mengandung sekitar 3000

bahan kimia seperti laklorin, tembakau, tar, gas CO dan nikotin yang bisa

menghalangi rasa lapar. akibatnya,perokok tidak merasa lapar dan

meningkatnya kolesterol darah akibat dari hormone adrenaline meningkat

yang menyebabkan darah tinggi,jantung berdebar-debar.

6. Kopi

Kopi yang berkafein dapat merangsang beberapa system , system

pernapasan, system saraf pusat , pembuluh darah dan sistem jantung "otak".

Oleh karena itu, saat kita minum kopi (1-3 cangkir), tubuh menjadi segar

dan bersemangat, berpikir cekatan, serta mengurangi kelelahan dan tidur.

meningkatkan aktivitas lambung dan sekresi hormon gastrin dan pepsin di

lambung akibat dari efek kafein yang sifatnya merangsang. Lambung

mensekresi cairan yang dilepaskan hormone gastrin dan memiliki sifat sangat

asam dari fundus dan menyebabkan peradangan pada dinding bagian

Dalam lambung, yang dapat menyebabkan gastritis.

12
7. Alkohol

Bahkan dalam kondisi normal, alkohol mengiritasi dan mengikis dinding

dinding dalam lambung, sehingga lebih mudah asam lambung. Studi

menunjukkan bahwa minum 75 gram alkohol selama 6 bulan (4 sendok

makan/minggu) dapat menyebabkan gastritis.

8. Stress psiskis

Dalam situasi stress bisa menimbulkan produksi asam lambung

naik,contohnya beban pekerjaan, panik, terburu-buru, produksi asam

lambung meningkat. Jika dibiarkan untuk waktu yang lama kadar asam

lambung bisa mengiritasi lapisan lambung dan menyebabkan gatritsi.

9. Stress fisik

Gastritis bisa disebabkan oleh stress fisik akibat dari operasi besar ataupun

trauma, terapi radiasi akibat dari kemotrapi kanker bia menyebabkan tukak

lambung dan gastritis karena terjadinya perdangan pada dinding lambung.

10. NSAID (Nonsteroidal Anti -Inflammatory Drug)

NSAID termasuk dalam kelas besar obat kimiawi heterogen dalam

mengurangi sintsis prostaglandine dan memperlambat aktifitas

sikloosigenase dan prekursor tromboksan dari asam arakidonat. Contohnya,

naproxen,aspirin, ibuprofen, dan radang lambung bisa mengurangi

prostaglandine yang menjaga dinding lambung. Penggunaaan yangdilakukan

secara berlebihan dapat memicu gastritis dan tukang lambung.

13
2.1.6 Komplikasi

1. Macam-macam komplikasi yang ditimbulkan yaitu :

a. Gastritis akut

Dapat menyebabkan SCBA yaitu pendarahan bagianan atas saluran cerna

berupa melena yang berakhir dengan hematemesis hingga syok hemoragic, bila

prosesnya parah bisa terjadi ulkus dan jarang terjadi perforasi.

b. Gastritis kronis

Penyerapan vitamin B12 terganggu karena jika kekurangan vitamin tersebut

dapat terjadi anemia irritable, gangguan penyerapan zat besi, serta stenosis

pilorous (Smeltzer, 2012).

2.2 Pola Makan

2.2.1 Definisi Pola Makan


Pola makan adalah jenis atau perilaku yang dianut oleh seseorang atau

sekelompok orang dalam pemilihan dan penggunaan bahan dalam konsumsi

makanan setiap hari, seperti frekuensi makan, porsi, jenis makanan berdasarkan

faktor sosial, dan budaya Mereka hidup (Bagas, 2016).

Pola makan adalah upaya individu ataupun kelompok orang untuk mengatur

jenis makanan dalam mengatur jumlah porsi makan dengan gambaran terhadap

mempertahankan ekonomi dan sosial budaya yang mereka hadapi sehubungan

dengan pola makan mereka (Almatsier, 2010).

Pola makan merupakan sikap pemilihan dan penggunaan komponen

makanan makanan sehari-hari, yaitu frekuensi,jenis makanan yang dikonsumsi, dan

pemberian makanan.Jika asam lambung berlebih akibat dari pola makan yang tidak

14
teratur mengakibatkan terjadinya tukak lambung dan gastritis. Hal ini dapat

menimbulkan gejala mual dan dapat menyebar kekrongkongan yang memberikan

rasa panas terbakar (Hendro, 2015).

Penderita gastritis perlu mengatur makanan yang ditawarkan, terutama

mengingat penyakit tersebut berkaitan dengan sistem pencernaan. Mengurangi

konsumsi makanan yang mengiritasi lambung (terlalu asam dan pedas) dan

menghindari makanan yang dapat menghasilkan gas, untuk mencapai dan

mempertahankan nutrisi dan kesehatan yang optimal dengan diet harian yang

seimbang dan aman, terutama untuk menghindari perkembangan gastritis, konsumsi

makanan yang cukup sesuai kebutuhan bisa menjadi sumber energi,pengatur dan

bahan pembangun supaya terpenuhinya zat gizi untuk pertumbuhan, perkembangan

otak, serta pemeliharaan dan produktivitas tubuh dengan menjaga pola makan yang

baik.(Hirlan, 2013).

Pola makan dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Frekuensi makan

Frekuensi makan adalah tolak ukur berapa kali makan dalam sehari, baik sebagai

hidangan pembuka maupun sebagai camilan. Jika frekuensi makan adalah 3

makanan pokok sehari atau 2 makanan pokok dengan 1 makanan ringan di

antaranya, frekuensi makan dianggap baik. Secara umum, makan pagi, siang,dan

malam. Pola abnormal dapat dibagi menjadi dua. Dengan kata lain, mereka yang

makan banyak, mereka yang makan banyak, dan mereka yang makan malam.

2. Jenis makanan

Makanan ini dibedakan dalam dua jenis ada makanan utama dan makanan

ringan.Makanan yang dapat dimakan dalam bentuk sarapan adalah makan utama,

15
sayur-sayuran,makanan pokok buah -buahan dan minuman merupakan makanan

yang disjikan siang dan malam.

3. Porsi Makan

Ukuran makan pada remaja biasanya menyantap makanan berat 4-5 kali. Remaja

putri lebih sedikit membutuhkan kalori dibandingkan dengan remaja laki-laki,

dikarekan perempuan tidak terbentuknya otot sedangkan remaja laki laki

membutuhkan kalori pada ssat pubertas untuk penambah tinggi badan dan otot.

2.2.2 Tujuan Makan

a) Untuk kelangsungan hidup

b) Menjaga keseimbangan asam basa darah

c) Memberi asupan nutrisi yang lengkap dengan gizi yang seimbang

d) Menghasilkan energi untuk segala kegiatan hidup

e) Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit.

2.2.3 Fungsi makanan

Menurut Jokohadikusumo (2010) : Hal yang dimaksudkan dengan “makanan”

dalam ilmu kesehatan adalah substrat yang dapat dipergunakan untuk proses di

dalam tubuh. Terutama untuk membangun dan memperoleh tenaga bagi kesehatan

sel. Agar dapat digunakan dalam reaksi biologis, makanan harus masuk ke dalam

sel. Zat makanan diperlukan tubuh untuk :

a) Membina dan mengatur fungsi tubuh

b) Mengganti sel-sel tubuh yang rusak

c) Melindungi tubuh dari serangan penyakit.

d) Menghasilkan energi dan kalor

16
e) Membangun protoplasma

Dilihat dari pentingnya fungsi makanan dalam kelangsungan hidup manusia, perlu

ditegaskan bahwa kita harus dapat memilih dan mengosumsi makanan yang baik

untuk kesehatan tubuh, serta mengurangi konsumsi makanan yang berdampak

buruk bagi kesehatan.

2.2.4 Perilaku makan sehat pada remaja

Untuk mengembangkan perilaku makan remaja yang tepat bisa dengan

sebagai berikut:

1. Ajak remaja untuk mencoba makan-makanan baru dan nikmati rasanya,

sedikit makan di pagi hari, memilih makanan yang bergizi.

2. Tetapkan makan setiap sore menjadikan waktu makan sebagai waktu yang

menyenangkan untuk melaporkan persentase di antara anggota keluarga sendiri.

3. Mengetahui agenda olahraga remaja agar acara makan-makan yang

dilakukan sekarang tidak lagi berbenturan dengan olah raga lain dari kalangan

kerabat sendiri.

4. Siapkan catatan utama tentang makanan dan vitamin agar remaja dapat

menentukan bentuk makanan apa yang harus dimakan terutama berdasarkan

statistik yang diperoleh.

5. Tekankan berkah dari makanan yang tepat yang mencakup energi

melangkah maju dan peningkatan pertahanan tubuh

17
2.3 Remaja

2.3.3 Definisi remaja

Remaja adalah suatu tahap antara masa kanak- kanak dengan masa dewasa.

Masa ini biasanya diawali pada usia 14 tahun pada laki- laki dan 10 tahun pada

perempuan. Pada masa ini remaja mengalami banyak perubahan antaranya

perubanahan fisik, menyangkut pertumbuhan dan kematanagan organ produksi,

perubahan intelektual, perubahan saat bersosialisasi, dan perubahan kematanagan

kepribadian termasuk emos (Ayu, 2016).

Remaja secara etiomologi"tumbuh menjadi dewasa". Organisasi Kesehatan Dunia

(WHO) mendefinisikan pemuda (adolescence) sebagai 10-19 tahun ,dan

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendefinisikan pemuda sebagai 15-24 tahun.

PBB menetapkan remaja antara usia 15 sampai 24 tahun.Di sisilain berdasarakan

pedoman The Health Resources and Services Administrations Guidelines Amerika

Serikat,11-21 tahun rentan usia remaja kemudian dibagi jadi remaja awal 11-14

tahun, remaja pertengahan 15-17 tahun dan remaja akhir

18-21 tahun. Terminologi kaum muda mencangkup usia 10-24 tahun.

Pengertian remaja dapat dilihat dari 3 sudut pandang :

a. Remaja adalah usia dari 11-12 hingga 20-21 tahun dalam sudut kronologis.

b. Dilihat secara fisik,perubahan fisiologi dan perubahan penampilan sebagai

tanda yang berkaitan dengan gonad.

c. Masa remaja adalah tahap dimana terjadi perubahan kongnitif,emosional,

sosial, dan moral antara masa kanak-kanak dan dewasa.salah satu faktor

usia yang utama mempengaruhi gastritis pada anak.

18
Pubertas adalah waktu untuk beralih dari sangat bergantung pada orang tua

menjadi bertanggung jawab dan perlu mandiri. Kebiasaan tidak makan pagi

menjadi kebiasaan buruk remaja, dan sering kali remaja putri makan-makanan

yang tidak sehat dan ingin cepat gemuk sehingga mengganggu pola makannya.

Bahkan ada hal-hal dalam Bagas (2016) usia juga merupakan salah satu

penyebab gastritis. Masa remaja, khususnya, adalah masa transisi dari sangat

bergantung pada orang tua menjadi penuh tanggung jawab dan kebutuhan akan

kemandirian

Menurut Bagas (2016), masa remaja adalah masa pencari identitas diri,

keinginan untuk diterima dan tertarik pada lawan jenis yang diinduksi teman

sebaya,seperti pemilihan jenis makanan. Remaja takut untuk menambah berat

badan, jadi sering makan hanya satu kali di pagi atau siang hari.

2.3.1 Tugas Perkembangan Remaja

Menurut Eny (2013), hal yang perlu dilakukan dengan benar selama semua

periode pengembangan. Tantangan pembangunan adalah apa yang harus dicapai

oleh kaum muda yang diiringi oleh harapan sosial. tugas perkembangan

dideskripsikan mencakup keinginan untuk menempatkan tuntutan perilaku

pada orang muda. Tugas perkembangan remaja adalah:

1. Terima situasi dan penampilan diri sendiri, dan memanfaatkan tubuh

secara baik.

2. Memainkan peran sesuai gender (laki-laki atau perempuan).

3. Membentuk hubungan baru yang dewasa dengan teman sepantaran,

baik sesama jenis maupun sebaliknya.

4. Mencapai perilaku yang bertanggung jawab secara sosial.

19
5. Menggapai kemandirian emosional dengan orang tua dan orang

dewasa lainnya.

6. Menyiapkan karir dan finansial.

7. Persiapkan secara fisik dan psikis untuk pernikahan dini dan

kehidupan keluarga.

8. Mengembangkan kemampuan intelektual dan keterampilan hidup

di masyarakat dan untuk masa depan dalam pendidikan dan pekerjaan

9. Pencapaian tingkat kedewasaan.

2.3.2 Tujuan Perkembangan Remaja

2.3.2.1 Perkembangan Pribadi

a. Keterampilan kognitif dan non-kognitif perlu dalam bidang pekerjaan secara

dinansial dan mandiri.

b. Kemampuan untuk mengelola masalah dirisendiri secara efektif.

c. Kekayaan dan keterampilan budaya bangsa sebagai pengguna peradaban.

2.3.2.2 Perkembangan Sosial

a. Pengalaman dengan orang-orang yang menemaninya baik usia lanjut,subcultural

maupun kelas social.

b. Tindakan pengalaman yang dapat mempengaruhi orang lain.

c. Bergantung jawab dalam kegiatan ditujukan untuk tujuan umum.

20
2.4 Kerangka Teori

Berdasarkan teori dari Kurnia (2009), Baliwati (2010) dan Syukron (2009).

Pola makan:
1. Jenis makanan
2. Jumlah makanan
3. Waktu makan
Kekambuhan
Gastritis
Karakteristik
Responden :
1. Umur
2. Pekerjaan
3. Pendidikan

Gambar 2.4 Kerangka Teori

2.5 Kerangka Konsep

Variabel independent Variabel dependent

Karakteristik responden
- Umur
- Jenis kelamin

Kekambuhan Gastritsi

Pola makan
- Frekuensi makan

- Jenis makanan

Gambar 2.5 Kerangka Konseptual Tentang Pola Makan


dengan kekambuhan gastritsis

21
2.6 Hipotesa

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H0 : Tidak ada Hubungan pola makan dengan kekambuhan gastritis pada

remaja di puskesmas kemacamatan tajurhalang kabupaten bogor.

Ha : Ada Hubungan pola makan dengan kekambuhan gastritis pada remaja di

puskesmas kemacamatan tajurhalang kabupaten bogor.

22
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan desain

deskriftif korelasi menggunakan pendekatan Cross sectional. Semua variabel yang

diambil diukur pada saat penelitian berjalan.

Cross sectional adalah kegiatan pengumpulan data survei yang dilakukan secara

serentak pada titik waktu tertentu, dan setiap peneliti hanya melakukan satu

pengumpulan data untuk semua variabel yang akan disurvei. melakukan Studi

(Machfoedz, 2018).

Penelitian dilakukan dengan menyebar kuesioner di Puskesmas Kecamatan

Tajurhalang Kabupaten Bogor.

3.2 Populasi dan Sample

3.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau tema dengan

sifat dan sifat tertentu yang ditentukan oleh studi untuk mempelajari objek dan

objek alam lainnya serta manusia dan menarik kesimpulan (Sugiyono, 2010).

Populasi yang diambil ada 67 Remaja yang menderita gastritis , di

Puskesmas kecamatan tajurhalang kabupaten bogor dijadikan sebagai populasi

penelitian.

3.2.2 Sampel

Sampel penelitian merupakan bagian dari keseluruhan objek yang diamati dan

dapat dijadikan reponden (Setiadi, 2013).

23
Sampel yang diambil dalam penelitian ini remaja yang menderita gastritis di

puskesmas kecamatan tajurhalang sebanyak 67 responden dengan metode yang

digunakan adalah teknik total sampling yaitu data didapatkan dari keadaan populasi

sampel yang ada pada lokasi penelitian.

3.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas kecamatan tajurhalang kabupaten bogor

3.4 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada 1 9 Desember - 31 Januari

24
3.5 Definisi Oprasional

Tabel 3.5 Definisi operasional variabel

No Variabel Pengertian Cara ukur Alat ukur Skala Hasil Ukur

Ukur

Pola makan Kebiasaan Wawancara Kuisioner Ordinal Pola makan baik


1
makan yang jika score total =
Pola makan
dilakukan 26-39
Pola makan
buruk jika
score total =
1-25
Kekambuhan Faktor Kuisioner Kuisioner Ordinal Kekambuhan
2
gastritis penyebab menggunakan Kekambuhan gastritis tinggi

tejadinya skala gutman, gastritis jika score total =


6-10
gastritis jika jawaban
Kekambuhan
Iya = 2 dan
gastritis rendah =
Tidak = 1
1-5
penilaian
setiap
pertanyaan
mengenai
angka
kekambuhan

25
3.6 Variabel Penelitian

Ada dua variabel dalam penelitian ini: variabel bebas (bebas) dan variabel

terikat (terikat).

1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pola makan.

2. Variabel dalam penelitian ini adalah kekambuhan gastritis.

3.7 Instrumen Penelitian

Pengumpulan data pada penelitian ini diambil dari kuisioner.


Kuesioner ini merupakan kuesioner tertutup, dan ada dua kuesioner yang diambil
dari penelitian sebelumnya yaitu dari Rika Ariya 2014.
1. Kuisioner Pola Makan

Pola makan ini cara seseorang untuk menggunakan makanan yang ada dalam

menanggapi keadaan ekonomi serta sosial budaya. (Almatsier, 2010).

Kuisioner ini terdapat 13 item pertanyaan skala ukurnya skla likert,dan memiliki

Skor nilai :

Frekunsi makan

TD ( Tidak Pernah ) : 1 , KK ( Kadang-kangang ) : 2 , S ( Sering ) : 3

Jenis makan

TD ( Tidak Pernah ) : 3 , KK ( Kadang-kangang ) : 2 , S ( Sering ) : 1

Dengan Skor akhir dikatakan pola makan baik mempunyai skor 26 -39 dan Pola

makan buruk mempunyai skor 1-25.

2. Kuisioner Kekambuhan Gastritis

Kuisoner ini terdapat 5 item pertanyaan dengan skala ukur gudmant yang digunakan.

Dan diinterprestasikan dengan nilai jika jawaban ya = 2 dan tidak = 1 maka nilai

kuisioner kekambuhan gastritis bila skor 1-5 adalah kekambuhan gastritis rendah

dan 6-10 adalah kekambuhan gastritis tinggi.

26
3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas adalah prinsip reliabilitas instrumen di pengukuran dan

pengamatan, atau perolehan data (Nursalam, 2013). Korelasi dilakukan antara nilai

setiap variabel dan jumlah poin untuk menentukan validitas perangkat (kuesioner).

Suatu variabel memiliki skor variabel berkorelasi signifikan dengan skor total bisa

dikatakan variabel tersebut valid.(Hastono, 2011). Dari hasil uji validitas

menggunakan statistic (SPSS) pada instrument pola makan dan kekambuhan gastritis

dengan 13 pertanyaan dan 5 pertanyaan tentang kekambuhan gastritis didapatkan

nilai ≥ 0,413 secara statistic instrument ini valid.

Reliabilitas adalah ukuran hasil yang konsisten bila diukur lebih dari satu

kali dengan instrumen yang sama untuk tanda yang sama (Hastono, 2011). Kuisioner

dikatakan realiabel apabila hasil jawaban responden dapat dipertahankan terus

menerus.

Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan persamaan Crombach alpha

0.6 (Sugiyono, 2011). Hasil uji yang dilakukan mendapatkan hasil frekuensi makan

0,793 , Jenis makan 0,722 dan kekambuhan gastritis 0,982 sehingga kuisioner ini

layak dan baik untuk digunakan dalam penelitian.

3.9 Prosedur Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data menggambarkan langkah-langkah yang terlibat dalam

melakukan survei, mulai dari persiapan hingga pengumpulan data dan analisis data.

Peneliti menggambarkan proses penelitian, meliputi:

1) Menyiapkan kerangka teori dan bahan pendukung

2) Studi pendahuluan untuk mendapatkan data

3) Melakukan bimbingan dan konsultasi

27
4) Menyiapkan surat perizinan untuk mengambil data dengan meminta surat

pengantar dari Fakultas Ilmu Kesehatan untuk instansi yang dituju, serta

mendapat balasan dari instansi dimaksud

5) Melakukan uji validitas dan reliabilitas

6) Melakukan pengumpulan data dari sampel responden

7) Pengolahan data penelitian dengan mengedit dan coding

3.10 Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan bantuan perangkat elektronik atau perangkat

laptop yang menggunakan program pengolah data. Berikut adalah langkah-langkah

yang harus diikuti saat memproses data:

a. Editing

Editing dilakukan untuk memverifikasi keakuratan dan kelengkapan jawaban

atas pertanyaan. Jika ada jawaban yang salah atau salah, Anda perlu

mewawancarai responden lagi untuk melengkapi data.Editing.

b. Coding

Setelah data diproses, lalu dilakukan pengkodingan. Artinya, data dalam

format kalimat atau karakter diubah menjadi data numerik.

c. Processing

Pengolahan data dilakukan dengan menginput data dari lembar observasi ke

dalam paket program komputer SPSS (Statistical Product Service Solution).

d. Cleaning

Untuk pencetakan yang dimasukkan dengan data yang hilang, perbedaan data,
dan konsistensi data.

28
3.11 Analisa Data

Analisa data dilakukan dengan menggunakan program pengalihan data melalui 2

tahap yaitu univariat dan bivariate.

3.11.1 Analisa Univariat

Analisa ini digunakan untuk mendapatkan gambaran dengan

menjelaskan masing-masing variabel yang digunakan untuk mencirikan

kebiasaan makan responden.

3.11.2 Analisa Bivariate

Analisa bivariate digunakan untuk mencari tahu hubungan atau

korelasi antar variabel bebas dan variabel terikat (Notoatmojo,2002). Di

penelitian ini ,pola makan sebagai variable bebas sedangkan gastritis sebagai

variabel terikat. Analisa ini dilakukan dengan dengan metode chi square

dengan data yang diketahui tidak normal dengan menggunakan skala ordinal.

Uji chi-square digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel

dan data kategorik. Data kategori atau variabel biasanya meliputi variabel

skala nominal dan ordinal (Notoatmodjo, 2012). Semua hipotesis skala

ordinal yang tidak berpasangan dengan skala nominal suatu kategori

menggunakan analisis data uji chi-kuadrat jika memenuhi persyaratan uji

chi-kuadrat. Tingkat signifikansi adalah (0,05) untuk mengetahui hubungan

antar variabel.

29
Jika p 0.05 = H0 ditolak berarti Ha diterima dan ada hubungan antara pola

makan dengan kekambuhan gastritis. Dalam hal ini p >0,05 = H0 diterima

dan Ha ditolak. Ini berarti tidak ada hubungan antara pola makan dan

kekambuhan gastritis.

Syarat uji chi square yang berlaku adalah :

1.Tidak ada sel yang mempunyai nilai expected kurang dari 5, maksimal 20%

dari jumlah sel.

2.Jika syarat uji chi square tidak terpenuhi, maka dipakai uji alternatifnya:

a. Bila tabel 2 x 2 da nada nilai E < 5 namun tidak lebih dari 20% jumlah

sel, maka uji yang dipakai adalah “fisher’s exact test”.

b. Bila tabelnya lebih dari 2 x 2, maka mengunakan uji “pearson chi

square” atau menggunakan sel yang baru.

Adapun pedoman signifikasi memakai panduan sebagai berikut :

Bila p-value < (0.05), maka signifikan atau ada hubungan menurut Sugiyono

(2011) pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai

berikut:

Sangat rendah = 0,00 - 0,199

Rendah = 0,20 - 0,399

Sedang = 0,40 - 0,599

Kuat = 0,60 - 0,799

Sangat kuat = 0,80 - 1,000

30
3.12 Etika Penelitian

Etika penelitian sangat penting ketika melakukan penelitian, terutama

dalam penelitian keperawatan yang mengacu langsung pada orang. Etika penelitian

juga harus diperhatikan, karena manusia adalah subjek dan memiliki hak asasi

manusia yang harus dihormati dalam penelitian ini. Ada tiga prinsip kekuatan moral

yang disepakati dan diterima secara umum agar penelitian dapat dibenarkan secara

etis dan hukum

3.12.1 Prinsip Menghargai Hak Orang (respect for person)

Prinsip yang dijunjung tinggi atas dasar penghargaan terhadap harkat

dan martabat manusia memang terlahir dalam kebebasan, bentuk penjaminan

ini khususnya bagi manusia karena dianggap mampu bertanggung jawab

secara pribadi dalam setiap pengambilan keputusan yang dilakukan (self-

determination), dan melindungi mereka yang memiliki otonomi terbatas atau

tidak sama sekali, mempersyaratkan bahwa tanggungan atau orang-orang

yang rentan dilindungi dari bahaya atau penyalahgunaan, bahkan lahir bebas

dengan keterbatasan atau tidak mandiri.

3.12.2 Prinsip Berbuat Baik(beneficience)

Baik diwujudkan dalam bentuk kepentingan untuk menolong orang

lain, mengejar keuntungan, dan meminimalkan kerugian. Orang-orang yang

terlibat dalam penelitian medis berusaha membantu mencapai tujuan

penelitian medis yang cocok untuk digunakan manusia.

31
3.12.3 Prinsip Keadilan (justice)

Prinsip etika keadilan mengacu pada hal yang etis untuk menghargai

setiap orang secara setara (orang yang mandiri) dalam memperoleh dan

memperlakukan hak yang sesuai dengan moral.

32
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penulis pada bab ini memaparkan tentang hasil dan pembahasan mengenai

hubungan pola makan dengan kekambuhan gastritis di Puskesmas Kecamatan Tajur

Halang Kabupaten Bogor. Sesuai tujuan umum dan khusus maka hasil penelitian ini

dideskripsikan secara deskriftif. Data diambil dari bulan desember-januari sebanyak

67 responden. Karakteristik responden berdasarkan usia dan jenis kelamin sebagai

data umum. Dan pola makan, kekambuhan gastritis dan hubungan antara keduanya

termasuk kedalam data spesifik.

4.1 Hasil penelitian

4.1.1 Analisis Univariat

Analisi Univariat bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik

responden dari jenis kelamin, usia, pola makan dan tingkat kekambuhan gastritis

4.1.1.1 Jenis Kelamin

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di

Puskesmas Kecamatan Tajurhalang Kabupaten Bogor Tahun 2021-2022

Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)


Laki-laki 16 23,9
Perempuan 51 76,1
Total 67 100,0

Berdasarkan tabel 4.1 Hasil penelitian menunjukkan bahwa 51 (76,1%)


berdasarkan karakteristik jenis kelamin responden sebagian besar remaja
perempuan.

33
4.1.1.2 Usia
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia di Puskesmas
Kecamatan Tajurhalang Kabupaten Bogor Tahun 2021-2022

Variabel Minimun Maximum Mean Standar Devisiasi


Usia 13 19 16.8 1,927

Berdasarkan tabel 4.2 Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik

responden berdasarkan usia dapat dilihat bahwa rata-rata usia responden 16,8

Dengan usia maksimal 19 tahun dan usia minimum responden 13 tahun.

4.1.1.3 Pola makan

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pola Makan Remaja di

Puskesmas Kecamatan Tajurhalang Kabupaten Bogor

Pola Makan Jumlah (f) Persentase (%)


Buruk 17 25,4
Baik 50 74,6
Total 67 100

Berdasarkan tabel 4.3 Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik pola

makan remaja diatas responden dengan pola makan baik sebanyak 50 remaja

(74,6%).

4.1.1.4 Kekambuhan gastritis

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Gastritis di di


Puskesmas Kecamatan Tajurhalang Kabupaten Bogor

Gastritis Jumlah (f) Persentase (%)


Gastritis 53 79,1
Tidak gastritis 14 20,9
Jumlah 67 100

Berdasarkan tabel 4.4 Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik


responden yang mengalami kekambuhan gastritis tinggi sebanyak 53 (79,1%).

34
4.1.2 Analilis bivariat

4.1.2.1 Hubungan pola makan dengan kekambuhan gastritis pada remaja

diPuskesmas kecamatan tajurhalang kabupaten bogor

Kejadian gastritis
Total P Value OR
O

Pola Tidak gastritis Gastritis

Makan %
f f % f %

Baik 12 17,9 38 56,7 50 74,6 0,284 0,422

Buruk 2 3,0 15 22,4 17 25,4

Total 14 20,9 53 79,1 67 100

Berdasarkan tabel 4.5 Hasil penelitian menunjukan bahwa 67 responden ada

17 responden dengan pola makan buruk gastritis (25,4%), 50 responden

gastritis dengan pola makan baik (74,6%). responden tidak gastritis dengan

makan buruk ada 14 (20,9%) responden,12 responden pola makan baik

gastritis ada (17,9%) . Agar dapat tau hubungan pola makan dengan

kekambuhan gastritis di Puskesmas kecamatan tajurhalang dengan

menggunkan uji chi square yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya

hubungan kedua variabel tersebut.

Didapatkan hasil nilai p = 0,284 ˃α = 0,05 dimana H0 diterima dan Ha di

tolak yang berarti tidak ada hubungan antara pola makan dengan kekambuhan

gastritis di Puskesmas kecamatan tajurhalang.Remaja yang memiliki pola

makan baik akan beresiko mengalami kekambuhan gastritis sebesar 0,422 kali

dibandingkan remaja yang memiliki pola makan buruk

35
4.2 Pembahasaan

4.2.1 Hasil Uji Univariat

4.2.1.1 Jenis kelamin

Berdasarkan tabel 4.1 Hasil penelitian menunjukkan bahwa 51 (76,1%)

berdasarkan karakteristik jenis kelamin responden sebagian besar remaja

perempuan. Hal tersebut dikarenakan perempuan lebih mudah di temui dan mau

meluangkan waktu untuk mendengarkan edukasi yang diberikan dan remaja

perempuan cenderung lebih suka makan-makanan pedas dibandingkan laki-laki.

4.2.1.2 Usia
Berdasarkan tabel 4.2 Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik

responden berdasarkan usia dapat dilihat bahwa rata-rata usia responden 16,8

Dengan usia maksimal 19 tahun dan usia minimum responden 13 tahun. usia

merupakan individu yang dapat terhitung. Semakin bertambahnya usia akan

berpengaruh pada tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang

dalam berfikir dan bersikap pada suatu masalah yang ada (Wawan, 2010).

4.2.1.3 Pola makan

Berdasarkan tabel 4.3 Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik pola

makan remaja diatas responden dengan pola makan baik sebanyak 50 remaja

(74,6%). Pola makanan atau pola makanan adalah cara seseorang atau sekelompok

orang menggunakan makanan yang tersedia sebagai respons terhadap tekanan

ekonomi dan sosial.-budaya yang dialaminya berkaitan dengan pola makan

(Almatsier, 2010). Hasil pengamatan menunjukan banyak responden yang makan 1

hari 3 kali dalam porsi sediki dan cenderung memilih makanan pedas,asam yang

menimbulkan kekambuhan gastritis, bisa dilihat dari hasil data yang ada pada

jawaban responden didalam kuisioner yang menunjukan Sebagian responden dengan

36
pola makan baik dengan porsi makan sedikit dan makan

kadang-kadang akan tetapi pemilihan bahan makanannya masih sering kali

menyebabkan kekambuhan gastritis dan walau memiliki pola makan baik Sebagian

remaja ada yang suka makan tidak teratur sehingga dapat menimbulkan gejala

gastritis. Ada sekitar 50 responden (74,6%) remaja memiliki pola mkan yang baik

dengan karakteristik yang ditujukan dari jawaban kuisioner dimana responden makan

teratur sebanyak 3 kali sehari dan makan dalam porsi sedikit tapi sering.

Dari pemaparan diatas peneliti berharap para remaja bisa menerapkan

hidup sehat dengan mengatur waktu makan dan memilih jenis makanan yang baik

agar tidak terjadinya kekambuhan gastritis.

4.2.1.4 Kekambuhan gastritis

Berdasarkan tabel 4.4 Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik

responden yang mengalami kekambuhan gastritis tinggi sebanyak 53 (79,1%). Hasil

didapat dari kuisioner dimana berisikan tanda gejala gastritis yang dirasakan oleh

remaja seperti nyeri ulu hati, mual , muntah kembung dan sering bersendawa

responden memilih pilihan yang menunjukan gejala tersebut dari jawaban yang diisi

oleh responden menunjukan terjadinya kekambuhan gastritis cukup tinggi. Gejala lain

yang jarang dirasakan , tetapi cukup berat semacam nyeri di ulu hati disertai mual,

pusing dan lesu sebagai tanda gejala anemia, keseimbangan tubuh berkurang, seolah-

olah mau pingsan, muntah. Dari hasil diatas bisa dikatakan bahwa responden

mengalami gastritis dan bisa dilihat dari gejala yang dialami dan dirasakan responden.

Banyak remaja yang seringkali lalai dalam mengatur waktu makan dan sering kali

makan makanan yang memicu terjadinya kekambuhan gastritis sehingga peneliti

37
menyimpulkan gejala yang dirasakan responden timbul akibat responden cenderung

makan makanan yang menyebabkan gastritis.

4.2.2 Hasil Uji bivariat

Berdasarkan tabel 4.5 Hasil penelitian menunjukan bahwa 67 responden ada

17 responden dengan pola makan buruk gastritis (25,4%), 50 responden gastritis

dengan pola makan baik (74,6%). responden tidak gastritis dengan makan buruk ada

14 (20,9%) responden,12 responden pola makan baik gastritis ada (17,9%) . Agar

dapat tau hubungan pola makan dengan kekambuhan gastritis di Puskesmas

kecamatan tajurhalang dengan menggunkan uji chi square yang digunakan untuk

mengetahui ada tidaknya hubungan kedua variabel tersebut.

Remaja yang memiliki pola makan baik akan beresiko mengalami kekambuhan

gastritis 0,422 kali dibandingkan remaja yang memiliki pola makan buruk.

Didapatkan hasil nilai p = 0,284 ˃α = 0,05 dimana H0 diterima dan Ha ditolak yang

berarti tidak ada hubungan antara pola makan dengan kekambuhan gastritis di

Puskesmas kecamatan tajurhalang.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dikemukakan oleh

(Hamida, 2018) , Dari hasil penelitian didapatkan jumlah penderita Gastritis antara

pria dan wanita, ternyata Gastritis lebih banyak pada wanita dan dapat menyerang sejak

usia dewasa muda hingga lanjut usia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

apakah ada hubungan pola makan dengan kekambuhan gastritis mahasiswa. Metode

yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional dengan jumlah populasi

sebanyak 49 mahasiswa.

Variabel independent adalah pola makan dan variable dependent adalah kekambuhan

gastritis. Tehnik sampling yang digunakan adalah Simple Random Sampling.

38
Data diperoleh dari observasi kemudian data tersebut dianalisa dengan menggunakan

rumus Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa yaitu 25 (56,8%) mempunyai

kebiasaan pola makan yang tidak sehat dan 19 (43,2%) melakukan kebiasaan pola

makan yang sehat.

Sedangkan dari 44 mahasiwa yang pernah mempunyai penyakit Gastritis yang 27

(61,4%) kambuh dan 17 (38,6%) tidak kambuh. Dengan menggunakan uji korelasi

Chi Square didapatkan ρ = 0.300 dan tingkat kesalahan ᾱ = 0,05, dapat disimpulkan

ρ hitung > ᾱ berarti tidak ada hubungan pola makan dengan kekambuhan gastritis

pada mahasiswa.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya dengan hasil penelitian

yang dikemukan tamam dan telah dilakukan penelitian faktor dominan berhubungan

dengan kejadian gastritis pada siswa kelas XII SMA Negeri 3 Pamekasan

menggunakan desain penelitian Cross Sectional. Populasi penelitian ini adalah siswa-

siswi kelas XII SMA Negeri 3 Pamekasan. Teknik sampel yang diambil berjumlah

81 responden, dengan menggunakan teknik random sampling. Variabel independen

pola makan dan tekanan psikologis (stres) yaitu kejadian gastritis. Pengumpulan data

menggunakan kuesioner. Hasil analisis menunjukkan bahwa yang mengalami pola

makan tergolong cukup sebanyak (80%), serta dari 81 responden yang mengalami

stress sedang sebanyak (47%). Tidak ada hubungan antara pola makan dengan

kejadian gastritis (p = 0,928 dimana p > 0,05) dan ada hubungan antara tekanan

psikologis (stres) dengan kejadian gastritis (p = 0.000 dimana p < α 0,05)

Dengan adanya penelitian diharapakan agar siswa-siswi lebih meningkatkan

kesadaran diri dalam menjaga kesehatan dengan cara menghindari faktor-faktor pola

39
makan dan tekanan psikologis, sehingga dapat menurunkan angka kejadian gastritis

dan menghidari kekambuhan (Tamam, 2016)

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Indah (2021), didapatkan hasil

penelitian dengan menggunakan desain cross sectional. Menggunakan data sekunder

yang didapatkan dari Puskesmas Pemulutan dan data primer yang diperoleh dari

wawancara langsung serta pengisian kuesioner. metode sample random sampling.

Populasi penelitian ini semua pasien gastritis. Sampel penelitian adalah pasien

gastritis yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 123 responden.

Analisis data dilakukan analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil uji

statistic menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jenis

makanan (P=1,000), dan jeda waktu makan (P=0,781) dengan kejadian kekambuhan

gastritis.

Penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang

dikemukan oleh Iwan digarut yaitu di SMK YBKP3, dimana sampel diambil dari

140 siswa kelas 10 semester 1. Dengan pengambilan sampel menggunakan metode

propotional sampling. Dan menggunakan chi square dan korelasi spearma untuk

analisa data. Hasil penelitian ini menunjukan 99 responden (70,7%) memiliki pola

makan buruk pada siswa kelas 10 semester 1 dan sebanyak 92 responden (65,7%)

dalam keadaan gastritis. Hasil uji SPSS didapatkan nilai p–vaule= 0,004

disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna anatara pola makan dengan

gastritis (Shalahuddin, 2018).

Penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya berdasarkan

hasil penelitian ini membuktikan bahwa ada hubungan antara pola makan dengan

gastritis pada remaja di masa new normal, oleh Diliyana (2020). Hasil penelitiannya

40
menunjukan bahwa hasil Analisa hubungan menggunakan uji statistik chi- square

di dapatkan hasil p value sebesar 0,048<0,05. Hasil ini menunjukan Ho ditolak

dan Ha diterima sehingga hipotesis menunjukan ada hubungan antara pola makan

dengan kejadian gatritis pada remaja.

Porsi atau jumlah merupakan suatu ukuran maupun takaran makanan yang

dikonsumsi pada tiap kali makan. Setiap orang harus makan makanan dalam jumlah

benar sebagai bahan bakar untuk semua kebutuhan tubuh. Jika konsumsi makanan

berlebihan, kelebihannya akan disimpan di dalam tubuh dan menyebabkan obesitas /

kegemukan. Selain itu, makanan dalam porsi besar dapat menyebabkan refluks isi

lambung, yang pada akhirnya membuat kekuatan dinding lambung menurun. Kondisi

seperti ini dapat menimbulkan peradangan atau luka pada lambung (Baliwati, 2010).

Keteraturan makan berkaitan erat dengan waktu makan setiap hari. Pola

makan yang tidak teratur membuat lambung sulit beradaptasi. Jika ini berlangsung

lama, produksi asam lambung akan berlebihan sehingga mengiritasi mukosa pada

lambung. Hal inilah yang menyebabkan rasa perih dan mual. Gejala ini bisa naik

kekerongkongan yang menimbulkan rasa panas terbakar (Syukron, 2009).

Dapat dijelaskan bahwa hasil penelitian ini menunjukan bahwa mayoritas

remaja memiliki pola makan yang cukup baik akan tetapi tingkat kekambuhan gastritis

masih sering dirasakan akibat responden memilih makanan yang cenderung pedas dan

asam bahkan memakan makanan yang cepat saji sehingga bisa memicu gejala gastritis

yang dirasakan sering kali timbul walau pola makan dikategorikan baik.pola makan

yang tidak teratur juga bisa membuat lambung sulit beradaptasi. Jika dibiarkan secara

terus menerus, produksi asam lambung akan berlebihan sehingga mengiritasi mukosa

pada lambung.

41
4.2 Keterbatasan Peneliti

Dalam melakuan penelitian ini, saya sebagai peneliti sadar masih banyak

kesalahan dan kekurangan, sehingga hasil yang diberikan masih kurang optimal,dan

saya sadar atas apa yang saya sajikan masih banyak lagi yang seharusnya bisa

diperbaiki agar lebih baik lagi kedepanya karena keterbatasan- keterbatasan sebagai

berikut :

1. Sampel yang bersifat subjek cenderung menentukan hasil penelitian karena

kejujuran dari jawaban responden melalui pengisian kuisioner sehingga data

dapat diolah

2. Pengumpulan data yang cukup memakan waktu yang lama karena

keterbatasan peneliti dalam mendapatkan responden dalam 1 hari, karena

sampel remaja yang datang kepuskesmas setiap hari nya hanya 5-10 orang

perhari.

42
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil data diatas yang sudah dipaparkan dan disimpulkan

peneliti dapat menyimpulkan bahwa:

1. Berdasarkan karakteristik jenis kelamin responden sebagian besar remaja

perempuan sebanyak 51 (76,1%) dan usia responden dengan nilai mean

16,8 Dengan usia maksimal 19 tahun dan usia minimum responden 13

tahun.

2. Remaja yang memiliki pola makan baik dipuskesmas kecamatan

tajurhalang sebanyak (74,6%) dan remaja yang gastritis pada remaja di

Puskesmas Kecamtan Tajurhalang Kabupaten Bogor adalah positif yaitu

Sebagian (77,6 %)

3. Hasil dari pengolahan data menggunakan spss didapatkan nilai p- value

= 0,284 ˃ α = 0,05 yang artinya tidak ada hubungan pola makan dengan

kekambuhan gastritis pada remaja dipuskesmas kecamatan tajurhalang

kabupaten bogor.

5.2 Saran

Saran peneliti dari hasil penelitian ini tentang pola makan dan kekambuhan

gastritis pada remaja di puskesmas kecamatan tajurhalang kabupaten bogor :

1. Saran Bagi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional

Semoga hasil penelitian ini dapat menambah wawasan mahasiswa

dikampus,dan bisa digunakan sebagai referensi atau bahan kepusktakaan

43
untuk penelitian-penelitian yang akan datang mengenai hubungan pola makan

dengan kekambuhan gastritis.

2. Saran Bagi Responden

Semoga dari hasil penelitian ini responden dapat lebih baik lagi dalam meilih

jenis makanan dan dapat mengatur pola makannya dengan baik serta tidak

mengabaikan hal kecil yang berkaitan dengan pola makan dan gejala-gejala

gastritis yang dirasakan.

3. Saran Bagi Puskesmas Kecamatan tajurhalang

Diharapkan Petugas kesehatan bisa selalu tmembimbing dan mengarahkan

pada pasien remaja maupun pasien penderita gastritis mengenai pola makan

yang baik dan pemilihan jenis makan dan waktu makan yang baik agar tidak

timbulnya gejala gastritis dan petugas kesehtan daoat berperan lebih aktif lagi

dalam penanggulangan penyebab terjadinya gastritis.

44
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Sun.

Ariani, Putri, Ayu. 2016. Ilmu Gizi. Muara Bungo :Numed.

Astuti dan Wulandari. 2020. Stres Dan Perilaku Merokok Berhubungan Dengan

Kejadian Gastritis. Jurnal Ilmiah Perma:. Jurnal Ilmiah Stikes Kendal,10(2):

213 – 222.

Azher et al, (2020). Gastritis. National Center for Biotechnology Information,


U.S. National Library of Medicine.
Bagas.2016. Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Gastritis Pada Remaja Di
Pondok AL - HIKMAH Trayon Karanggede Boyolali. (online)
http://eprints.ums.ac.id/47262/ (diakses pada tanggal 16 desember 2018).

Baliwati, Khomsan. 2010. Pengantar Pangan dan Gizi. Penebar Swadaya. Jakarta.

Diliyana, Yudha Fika, and Yeni Utami. (2020). “Hubungan Pola Makan Dengan
Kejadian Gastritis Pada Remaja Di Wilayah Kerja Puskesmas Balowerti Kota
Kediri.” Journal of Nursing Care & Biomolecular 5(1):19–24.
http://www.stikesmaharani.ac.id/ojs- 2.4.3/index.php/JNC/article/view/148/162.
Dipiro, T, J., Talbert, R, L., Yee, C, G., Matzke, R, G., Wells, G, B., Posey, L, M.,

2009,PHARMACOTHERAPY A Pathophysiologic Approach, 7 th edition,

McGRAW-HILL : Medical Publishing Division, New York.

Dirjen PP&PL, 2015. Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan,


Jakarta
Hamidah,T. 2018 Media Publikasi Penelitian; 2018; Volume 5; No 1.
Website: http://jurnal.akperngawi.ac.id
Hastono. SP. (2011), Statistik Kesehatan. Jakarta : Rajawali Pers.

45
Hendro, Adeleida. Bryan. 2015. Hubungan Kebiasaan Makan Deangan
Pencegahan Gastritis Pada Siswa Kelas X Di SMA Likupang (online)
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/5215 (diakes pada
tanggal 16 desember 2018)

Hirlan, A. 2014. Kesalahan-Kesalahan Pola Makan Pemicu Seabrek Penyakit

Mematikan. Jogjakarta: Buku Biru.


Indah Sari and Utama, Feranita (2021) Hubungan Antara Pola Makan Dengan Kejadian
Kekambuhan Gastritis Di Wilayah Kerja Puskesmas Pemulutan Kabupaten
Ogan Ilir. Undergraduate thesis, Sriwijaya University.

Jokohadikusumo, P. 2010. Pembangunan Gizi untuk Kualitas Sumber Daya


Manusia.
Puri Delco. Bandung.

Kusmiran, Eny. 2013. Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Wanita. Jakarta selatan:
Salemba Medika.
Mardalena. Ida. 2017. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem
Pencernaan. Yogyakarta : PT Pustaka Baru.
Notoadmojo, Soekidjo. 2012. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta :Rineka
Cipta.
Notoadmojo,S.2002, Metodelogi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.
Novitasary dan Sabilu, dan Ismail. 2017. Faktor Determinan Gastritis Klinis
pada

Mahasiswa di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo Tahun

2016. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat (JIMKESMAS),

2(6):1-11.

Nursalam. 2013. Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis.


Edisi III. Jakarta Selatan : Salemba Medika.

Machfoedz, I. 2018. Statistika Deskriftif : Bidang Kesehatan, Keperawatan dan

Kebidanan ( Bio Statistik ). Yogyakarta : Fitramaya.

46
Rista, Rumpiati, Syamsu. 2017. Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Gastritis

pada Remaja (online) http://jurnal.csdforum.com/index.php/GHS/article/

view/100 (diakes pada tanggal 16 desember 2018).

Santoso,S.(2010). Kesehatan dan gizi. Jakarta: Rineka Cipta.

Setiadi. (2013). Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Shalahuddin, I. (2018). Hubungan Pola Makan Dengan Gastritis Pada Remaja Di

Sekolah Menengah Kejuruan Ybkp3 Garut. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas

Husada: Jurnal Ilmu-Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan Dan Farmasi,

18(1),33. https://doi.org/10.36465/jkbth.v18i1.303

Smaltzer dan bare, (2012) buku ajar keperawatan medical bedah brunner dan suddart.

V.2. Jakarta EGC

Sugiyono. 2010. Statistik Untuk Penelitian. Jakarta : Alfabeta CV.


Syukron, El- Kaysi. 2009. Rahasia Sehat Berkah Shalawat : Terapi Ampuh
Menyembuhkan Penyakit. Best Publisher. Yogyakarta.

Tamam, Badrut and Gita Marini, , S.Kep.Ns.,M.Kes and Fathiya Luthfil Yumni,
,S.Kep.,Ns.,M.Kep (2016) Faktor Dominan Berhubungan Dengan Kejadian
Gastritis Pada Siswa Kelas Xii Sma Negeri 3 Pamekasan. Other thesis,
Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Tussakinah, Widiya, Masrul, and Ida Rahmah Burhan (2018). “Hubungan Pola Makan
Dan Tingkat Stres Terhadap Kekambuhan Gastritis Di Wilayah Kerja Puskesmas
Tarok Kota Payakumbuh Tahun 2017.” Jurnal Kesehatan Andalas
7(2): 217–25..

Uripi. (2008). Menu Untuk Penderita Hepatitis dan saluran Pencernaan. Jakarta: Puspa

Swara.

47
Wawan, A dan Dewi. M 2010.Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, Dan
Perilaku Manusia.Yogyakarta: Nuha Medika
Widjadja R. 2009. Penyakit Kronis. Jakarta : Bee Media Indonesia.

World Health Organization(WHO).(2010).World Health Statistics. Diakses dari

http://www.who.int/entily/whosis/whostat/ENWH10Full.pdf?ua=

48
LAMPIRAN

49
Lampiran 1
Surat Izin Penelitian
Lampiran 2
Surat Selesai Penelitian
Lampiran 3

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada
Yth. Calon Responden
Di Tempat

Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa Progam Studi Ilmu
Kesehatan Universitas Nasional,
Nama : Nurhayati
NIM : 183112420150010
Bermaksud melakukan penelitian tentang berjudul “Hubungan Pola Makan
Dengan Kekambuhan Gastritis Pada Remaja Di Puskesmas Kecamatan Tajurhalang
Kabupaten Bogor”. Sehubungan dengan ini, saya mohon kesediaan saudara untuk
bersedia menjadi responden dalam penelitian yang akan saya lakukan. Kerahasiaan
data pribadi saudara akan sangat kami jaga dan informasi yang akan saya gunakan
untuk kepentingan penelitian. Demikian permohonan saya, atas perhatian dan
kesediaan saudara saya ucapkan terima kasih.
Bogor , 11 Juni 2021
Peneliti

Nurhayati
NIM.
183112420150010
Lampiran 4

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN


(Informed Consent)

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama :
Umur :
Alamat :
Setelah saya mendapatkan penjelasan mengenai tujuan, manfaat, jaminan
kerahasiaan dan tidak adanya resiko dalam penelitian yang akan dilakukan oleh
mahasiswa Program Studi Keperawatan Universitas Nasional yang bernama
Nurhayati mengenai “Hubungan Pola Makan Dengan Kekambuhan Gastritis Pada
Remaja di Puskesmas Kecamatan Tajurhalang Kabupaten Bogor”. Saya mengetahui
bahwa informasi yang akan saya berikan ini sangat bermanfaat bagi pengetahuan
keperawatan di Indonesia. Untuk itu saya akan memberikan data yang diperlukan
dengan sebenar-benarnya. Demikian penyataan ini saya buat untuk dipergunakan
sesuai keperluan.

Bogor, Desember 2021

Responden
Lampiran 5

LEMBAR KUESIONER

Judul Penelitian : Hubungan Pola Makan Dengan Kekambuhan Gastritis


Pada Remaja dipuskesmas kecamatan tajurhalang
kabupaten bogor
Penelitian : Nurhayati

Petunjuk Penelitian
a. Bacalah pertanyaan dengan hati-hati sehingga anda dapat mengerti
b. Pilihlah salahsatu jawaban anda dengan cara memberi tanda checklist (√) pada
tempat ([ ]) yang tersedia sesuai dengan satu jawaban yang saudara pilih.
c. Setiap nomer hanya boleh diisi dengan satu jawaban.
d. Setiap jawaban dimohon untuk memberikan jawaban yang jujur.
e. Harap mengisi seluruh jawaban yang ada dalam kuesioner ini (dan pastikan
tidak ada yang terlewati).

A. Data Demografi
1. Tanggal Pengisian :
2. Nama :
3. Usia :
4. Jeniskelamin : [ ] Laki-laki [ ] Perempuan
Kuisioner Pola Makan

Keterangan :

TP : Tidak Pernah ( 0 Kali/ Minggu )


KK : Kadang – kadang ( 1-3 Kali/ Minggu )
S : Sering ( 4-6 Kali/ Minggu )
1. Frekuensi Makanan

No Pertanyaan TP KK S
(1) (2) (3)
1 Apakah anda makan 3 kali sehari ?
2 Apakah anda sarapan pagi setiap hari
3 Apakah anda sarapan pagi sekitar jam
06.30-07.00WIB
4 Apakah anda makan siang setiap hari
5 Apakah anda makan siang sekitar jam
13.00-14.00 WIB
6 Apakah anda makan malam setiap hari
7 Apakah jeda waktu antara makan anda
biasanya 4-5 jam
8 Apakah anda mengkonsumsi cemilan
sebagai tambahan
2. Jenis Porsi Makan
9 Apakah anda setiap makan
mengkonsumsi makanan pedas ( cabe )
10 Apakah anda mengkonsumsi makanan
atau minuman asam
11 Apakah anda mengkonsumsi teh/Kopi
12 Apakah anda meminum-minuman
bersoda
13 Apakah anda makan lebih dari satu porsi
piring
Total
Kuisioiner Kekambuhan Gastritis
Berikan tanda Centang [√] pada kolom yang sesuai dibawah ini :

No Pertanyaan Ya Tidak
(2) (1)
1 Apakah Anda sering nyeri ulu hati?
2 Apakah perut Anda sering kembung?
3 Apakah Anda sering bersendawa?
4 Apakah anda sering mual minggu ini
?
5 Apakah anda sering merasa kenyang
sebelum menghabiskan makan
Total
Lampiran 6
Hasil Uji Validitas dan Reabilitas

JUDUL SKRIPSI
HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEKAMBUHAN GASTRITIS
PADA REMAJA DI PUSKESMAS KECAMATAN
TAJURHALANG KABUPATEN BOGOR

Tempat Uji Validitas dan Reabilitas : Wilayah Puskesmas Kemuning


Jumlah Responden : 25

1. Validitas Kusioner Pola Makan ( Frekuensi makan )


Item-Total Statistics
Corrected Item- Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Total Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted
pertanyaa1 20.20 12.083 .539 .766
pertanyaan2 19.88 11.110 .724 .741
pertanyaan3 19.96 12.040 .529 .767
pertanyaan4 19.64 12.407 .528 .768
pertanyaan5 20.00 12.417 .533 .768
pertanyaan6 19.92 12.243 .535 .767
pertanyaan7 20.44 13.840 .162 .807
pertanyaan8 20.00 10.750 .715 .739
pertanyaan9 19.84 12.140 .469 .774
pertanyaan10 19.92 14.577 -.023 .831

Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 25 100.0
Excludeda 0 .0
Total 25 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.793 10

2. Validitas Kuisioner Pola Makan ( jenis porsi makan )

Item-Total Statistics
Corrected Item- Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Total Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted
pertanyaan11 10.88 6.360 .128 .761
pertanyaan12 11.28 5.627 .450 .686
pertanyaan13 11.12 5.193 .604 .649
pertanyaan14 10.84 6.140 .141 .769
pertanyaan 15 11.00 5.000 .588 .648
pertanyaan 16 11.00 5.500 .574 .662
pertanyaan 17 11.16 4.890 .710 .619

Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 25 100.0
Excludeda 0 .0
Total 25 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.722 7
3. Validitas Kuisioner kekambuhan Gastritis

Item-Total Statistics
Corrected Item- Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Total Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted
pertanyaan1 6.50 3.421 .555 .954
pertanyaan 2 6.65 2.766 .876 .898
pertanyaan 3 6.75 2.724 .859 .902
pertanyaan 4 6.70 2.642 .941 .884
pertanyaan 5 6.60 2.884 .831 .908

Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 20 100.0
Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.928 5
Lampiran 7
Tabel Master data mentah penelitian Hubungan Pola Makan dengan
Kekambuhan Gastritis pada Remaja di Puskesmas Kecamatan Tajurhalang
Kabupater Bogor

Nama Usia Jenis Kelamin


Asep 19 2
Hafidz 13 2
Ika 17 1
Putri 13 1
Astrid 18 2
Firman 16 2
Agus 17 2
Zaky 16 2
Dhea 18 1
Shella 17 1
M.Akbar 17 2
Rizky.R 14 2
Sri lestari 19 1
Gina 17 1
Hana 19 1
Zahra 13 1
Riska 18 1
Arfah 19 1
Lastri 19 1
Hendi 17 2
Dina nur 18 1
maymun 19 1
Felicia 12 1
Putri. L 19 1
Mia 16 1
Dina A 14 1
Risma 17 1
Fitri 18 1
Egi 18 1
Heru 15 2
Ariansyah 19 2
M.Zopan 19 2
Raina 15 1
Indah 18 1
Dahlia 19 1
Sahroni 19 2
Salsabila 18 1
Shavira 19 1
Aryani 19 1
Nuri 17 1
Alya 16 1
Fahrul 17 2
Nova 18 1
Jihan 16 1
Desmita 16 1
Rizka . R 13 1
Alpian 19 2
Davin 13 2
Rifka 18 1
Rina 19 1
Fitriah 17 1
Zahro 17 1
Nana 14 2
Santi 15 1
Zainal 16 2
Intan 17 1
Yulia 17 1
Dwi 16 1
Angga 15 2
Ana. S 19 1
Andini 18 1
Fatma 16 1
Irma 18 1
Nur S 17 1
Tiara 18 1
Tania 14 1

Keterangan :
1. Kode 1 = Perempuan
2. Kode 2 = Laki-laki
Tabel Master data mentah penelitian

Score Score
Nama P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 Total K1 K2 K3 K4 K5 Total
Asep 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Hafidz 3 3 2 3 2 3 2 3 1 1 2 3 2 2 1 2 1 1 2 2
Ika 3 2 2 3 2 3 2 3 1 3 2 3 2 2 2 1 1 1 2 2
Putri 2 1 2 3 3 3 1 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2
Astrid 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Firman 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 1 2 2 1 2
Agus 2 2 1 2 2 3 2 3 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2
Zaky 2 2 1 2 3 2 3 3 1 1 1 3 3 1 2 2 2 2 2 2
Dhea 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2
Shella 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 3 2 2 2 2 1 2 2
M.Akbar 2 1 2 2 2 3 2 2 2 3 2 1 2 2 1 1 2 1 1 1
Rizky.R 2 1 1 2 2 2 1 3 3 3 2 3 2 2 2 2 1 1 2 2
Sri lestari 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 1 1 1 1 1 1
Gina 2 3 3 3 3 3 3 3 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2
Hana 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Zahra 2 1 1 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2
Riska 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2
Arfah 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Lastri 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 1 1 1 1 1 1
Hendi 2 2 2 3 3 3 1 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2
Dina nur 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 3 1 2 2 1 1 2 2
maymun 3 3 2 3 3 3 2 3 1 1 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2
Felicia 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2
Putri. L 2 2 2 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2
Mia 2 2 2 3 3 2 1 2 1 2 2 3 3 2 2 2 1 1 2 2
Dina A 2 2 1 2 2 3 3 1 1 1 3 2 3 2 2 1 2 2 2 2
Risma 2 1 1 1 2 2 2 3 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2
Fitri 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2
Egi 2 2 2 3 2 3 2 3 1 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2
Heru 2 2 1 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2
Ariansyah 2 2 2 3 3 2 3 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 1 2
M.Zopan 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2
Raina 2 2 1 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2
Indah 2 2 2 3 3 3 2 3 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2
Dahlia 2 1 1 2 2 2 2 3 1 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2
Sahroni 2 1 1 2 3 2 1 1 1 2 2 3 2 1 2 2 1 2 2 2
Salsabila 2 3 1 2 3 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2
Shavira 3 3 3 2 3 2 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2
Aryani 3 2 2 3 2 3 2 3 1 1 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2
Nuri 1 1 1 3 3 2 1 1 1 1 3 2 3 1 2 1 2 1 2 2
Alya 2 2 2 1 2 1 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2
Fahrul 2 2 2 2 3 2 3 3 1 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2
Nova 2 2 2 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Jihan 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2
Desmita 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1
Rizka . R 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1
Alpian 2 1 1 2 2 2 2 3 1 3 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2
Davin 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2
Rifka 2 3 3 3 3 2 3 3 2 1 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2
Rina 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 2 2
Fitriah 2 2 3 2 2 2 2 3 1 2 3 1 2 1 2 1 1 1 2 2
Zahro 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2
Nana 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 1 1 1 2 1 1
Santi 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1
Zainal 2 2 2 3 2 3 2 3 1 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2
Intan 3 2 2 3 2 2 2 3 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2
Yulia 2 3 3 2 2 3 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2
Dwi 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Angga 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Ana. S 2 2 2 2 2 2 3 3 1 1 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2
Andini 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1
Fatma 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 1 1 1 1 1
Irma 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 1 1 1 1 1
Nur S 2 3 3 3 3 3 3 2 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1
Tiara 3 3 3 3 2 2 3 3 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1
Tania 2 3 3 3 3 3 3 2 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1
Lampiran 8

HASIL UJI SPSS


Hasil Pengolahan Data Berdasarkan Usia Dan Jenis Kelamin Di
Puskesmas Kecamatan Tajurhalang Kabupaten Bogor

Statistics
Usia responden
N Valid 67
Missing 0
Mean 16.88
Median 17.00
Std. Deviation 1.927
Minimum 13
Maximum 19
Percentiles 25 16.00
50 17.00
75 19.00

Usia responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 13 7 10.4 10.4 10.4
14 3 4.5 4.5 14.9
15 4 6.0 6.0 20.9
16 10 14.9 14.9 35.8
17 13 19.4 19.4 55.2
18 13 19.4 19.4 74.6
19 17 25.4 25.4 100.0
Total 67 100.0 100.0

Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Perempuan 51 76.1 76.1 76.1
Laki-laki 16 23.9 23.9 100.0
Total 67 100.0 100.0
Persentase Pola Makan Dan Kekambuhan Gastritis di Puskesmas Kecamatan Tajurhalang
kabupaten Bogor

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pola makan * Kekambuhan 67 100.0% 0 0.0% 67 100.0%
gastritis

Pola makan * Kekambuhan gastritis Crosstabulation


Kekambuhan gastritis
Tingkat Tingkat
kekambuhan kekambuhan
rendah tinggi Total
Pola makan BURUK Count 2 15 17
Expected Count 3.6 13.4 17.0
% of Total 3.0% 22.4% 25.4%
BAIK Count 12 38 50
Expected Count 10.4 39.6 50.0
% of Total 17.9% 56.7% 74.6%
Total Count 14 53 67
Expected Count 14.0 53.0 67.0
% of Total 20.9% 79.1% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 1.149a 1 .284
Continuity Correctionb .528 1 .467
Likelihood Ratio 1.261 1 .261
Fisher's Exact Test .491 .240
Linear-by-Linear Association 1.132 1 .287
N of Valid Cases 67
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.55.
b. Computed only for a 2x2 table
Directional Measures
Asymptotic
Standard Approximate
Value Errora Approximate Tb Significance
Ordinal by Ordinal Somers' d Symmetric -.131 .104 -1.221 .222
Pola makan Dependent -.140 .112 -1.221 .222
Kekambuhan gastritis -.122 .099 -1.221 .222
Dependent
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

Symmetric Measures
Asymptotic Approximate
Value Standard Errora Approximate Tb Significance
Ordinal by Ordinal Kendall's tau-b -.131 .104 -1.221 .222
Kendall's tau-c -.093 .076 -1.221 .222
Gamma -.406 .343 -1.221 .222
N of Valid Cases 67
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Pola makan .422 .084 2.116
(BURUK / BAIK)
For cohort Kekambuhan .490 .122 1.972
gastritis = Tingkat
kekambuhan rendah
For cohort Kekambuhan 1.161 .919 1.466
gastritis = Tingkat
kekambuhan tinggi
N of Valid Cases 67
Lampiran 9

Dokumentasi

Gambar 1 Responden mengisi Kuisioner


Gambar 2 Foto Bersama Responden
Gambar 3 Tempat Penelitian
Lampiran 10
Biodata Penulis

Nama : Nurhayati
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Dan Tanggal Lahir : Bogor, 08 Oktober 2000
Agama : Islam
Alamat : Kp.Nanggela RT03/01 Sukmajaya,Tajurhalang,
Kab.Bogor
Nama Orang Tua

Nama Ayah : Karta

Nama Ibu : Siti Rahayu

Email : nurhayati15032020@gmail.com
Riwayat Pendidikan :
1. Lulus dari MI Hidayatuttholibin Tahun 2013
2. Lulus dari SMP Tonjong Tahun 2015
3. Lulus dari SMAN 1 Bojonggede Tahun 2018
4. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional 2018-
sekarang
Riwayat Pekerjaan :-
Lampiran 11

Lembar Konsultasi Bimbingan


Lembar Konsultasi/Bimbingan Skripsi

Nama : NURHAYATI
NPM :183112420150010
Program Studi : Keperawatan
Judul Skripsi : Hubungan Pola Makan dengan Kekambuhan Gastritis
PadaRemaja di Puskesmas Kecamatan Tajurhalang Kabupaten Bogor

Dosen Pembimbing I : Ns. Dayan Hisni, S.Kep., M.N.S.


Dosen Pembimbing II : Dr. Drh. Rosmawaty Lubis,M.Kes.
Kegiatan Konsultasi

No. Hari/ Materi Konsultasi Saran Pembimbing Tanda tangan


Tanggal Pembimbing

1. Rabu Pengajuan judul ACC judul dan Perbaiki


13-10-21 dan Bab I-II Bab I dan II

2. Senin Bab III Perbaiki Bab III


8-11-21
3. Jum’at Bab III dan Hasil
19-11-21 Uji viar Perbaikan Hasil Uji Viar
4. Rabu
29-12-21 Hasil Uji viar ACC lanjut penelitian

5. Rabu
10-01-22 Bab IV dan Bab V Perbaiki Bab IV dan V

6. Selasa
18-01-22 Bab IV Perbaiki Bab IV dan Hasil
Spss

7. Senin ACC Sidang ACC Sidang


31-01-22

Anda mungkin juga menyukai