SKRIPSI
Oleh :
195401426468
UNIVERSITAS NASIONAL
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KEBIDANAN
JAKARTA
2021
PENGARUH KONSUMSI DAUN BAYAM HIJAU TERHADAP
PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL
DENGAN ANEMIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
CISEMPUR KECAMATAN JATINANGOR
KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2021
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Diploma IV Kebidanan
pada Program Studi DIV Kebidanan
Univrsitas Nasional
Jakarta
Oleh :
WINA NUR FATIMAH
195401426468
UNIVERSITAS NASIONAL
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KEBIDANAN
JAKARTA
2021
i
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
Oleh:
Pembimbing 1, Pembimbing 2,
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
NPM : 195401426468
Menyetujui,
Penguji 1 :
Penguji 2 :
Penguji 3 :
iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
NPM : 195401426468
Universitas Nasional.
Menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan yang lain atau di perguruan tinggi
lain. Sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
iv
KATA PENGANTAR
memberikan segala nikmat dan karunia-Nya. Shalawat dan salam semoga tetap
terlimpah dan tercurah kepada Rasulullah SAW beserta para keluarga serta
1. Dr. Retno Widowati, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan dan
2. Dr. Vivi Silawati, SST, SKM, MKM selaku ketua program studi
Skripsi.
4. Kepada keluarga kecil saya, Bapak Tontowi Jauhari dan Ibu saya Aliarena.
sayang, cinta dan nasihatnya yang tak pernah saya lupakan sampai akhir
hayat.
v
5. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam pembuatan Skripsi
banyak terimakasih.
Semoga amal baik yang diberikan mendapat balasan di dunia dan menjadi
pahala di akhirat nanti. Penulis menyadarai, dalam penyusunan Skripsi ini masih
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan dimasa
Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis
vi
ABSTRAK
PENGARUH KONSUMSI DAUN BAYAM HIJAU TERHADAP
PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL
DENGAN ANEMIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
CISEMPUR KECAMATAN JATINANGOR
KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2021
Wina Nur Fatimah, Dr. Retno Widowati, M. Si, Jenny Anna Siauta, S.ST.,
M.Keb
Latar Belakang: Prevalensi anemia pada ibu hamil di dunia sebesar 38,2% dan ini
merupakan salah satu masalah kesehatan yang ekstrem di seluruh dunia dengan
prevalensi tertinggi di Afrika sebesar 44,6% diikuti oleh Asia dengan prevalensi sebesar
39,3%. Di Indonesia diperkirakan setiap harinya terjadi 41 kasus anemia, dan 20
perempuan meninggal dunia karena kondisi tersebut.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsumsi daun bayam hijau
terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada ibu hamil dengan anemia di wilayah kerja
Puskesmas Cisempur Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang tahun 2021.
Metodologi: Penelitian quasi eksperimental ini menggunakan rancangan one group pre
test post test. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 20 ibu hamil yang mengalami
anemia. Teknik pengambilan sampel menggunakan quote sampling. Instrumen penelitian,
terdiri dari lembar observasi tentang pemberian daun bayam dan pengukuran anemia
menggunakan alat HB digital. Data dianalisis menggunakan univariat dan biariat
menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test.
Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan, bahwa ada pengaruh konsumsi daun
bayam hijau terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada ibu hamil dengan anemia (p =
0,000).
Kesimpulan dan Saran: Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, serta kesadaran
mengenai pengaruh pemberian daun bayam hijau terhadap peningkatan kadar hemoglobin
pada ibu hamil dengan anemia. Ibu hamil disarankan mengkonsumsi makanan yang
seimbang yang mengandung zat gizi makro (karbohidrat, protein dan lemak) serta gizi
mikro (vitamin dan mineral ) agar dapat mencukupi kebutuhan selama masa kehamilan.
vii
ABSTRACT
THE EFFECT OF GREEN SPINACH LEAVES CONSUMPTION ON THE
IMPROVEMENT OF HEMOGLOBIN LEVELS IN PREGNANT WOMEN
WITH ANEMIA IN THE WORKING AREA OF PUSKESMAS CISEMPUR
JATINANGOR SUMEDANG DISTRICT IN 2021
Wina Nur Fatimah, Dr. Retno Widowati, M. Si, Jenny Anna Siauta, S.ST.,
M.Keb
Background: Painful dysmenorrhea is one of the most common problems in women of all
ages. The incidence of dysmenorrhea in Indonesia is 64,25%, consisting of 54,89%
primary type dysmenorrhea and 9,36% secondary dysmenorrhea.
Objectives: This study aims to determine the effect of givin green spinach leaves
consumption on the improvement of hemoglobin levels in pregnant women with anemia in
the working area of Puskesmas Cisempur, Jatinangor, Sumedang Regency in 2021.
Methodology: This quasi experimental study used a one group pre test post test design.
design. The sample in this study consisted of 20 pregnant women who experienced
anemia. The sampling technique used quote sampling. The research instrument consisted
of a questionnaire about green spinach leaves consumption, an observation sheet for
measuring hemoglobin. Data were analyzed using univariate and biariat using the
Wilcoxon Signed Rank Test.
Result: The results showed that there was a significant effect between the effect of givin
green spinach leaves consumption on the improvement of hemoglobin levels in pregnant
women with anemia (p = 0.000).
Conclusions and Suggestions: For pregnant women, it can increase knowledge and
awareness about the effect of giving green spinach leaves on increasing hemoglobin
levels in pregnant women with anemia. Pregnant women are advised to consume a
balanced diet that contains macro nutrients (carbohydrates, proteins and fats) and micro
nutrients (vitamins and minerals) so that they can meet their needs during pregnancy.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
HALAMAN PERSETUJUAN iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS iv
KATA PENGANTAR v
ABSTRAK vii
ABSTRACT viii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR SINGKATAN xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Perumusan Masalah 4
1.3 Tujuan 4
1.4 Manfaat 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7
2.1 Kajian Teori 7
2.1.1 Kehamilan 7
2.1.1.1 Pengertian Kehamilan 7
2.1.1.1 Klasifikasi Masa Kehamilan 8
2.1.2 Anemia Kehamilan 8
2.1.2.1 Pengertian Anemia 10
2.1.2.2 Patofisiologi Anemia 9
2.1.2.3 Klasifikasi Anemia Selama Kehamilan 11
2.1.2.4 Kriteria Anemia Selama Kehamilan 12
ix
2.1.2.5 Penyebab Anemia 12
2.1.2.6 Etiologi Anemia dalam Kehamilan 14
2.1.2.7 Patofisiologi Anemia dalam Kehamilan 16
2.1.2.8 Tanda dan Gejala Anemia 17
2.1.2.9 Faktor Resiko Anemia dalam Kehamilan 20
2.1.2.10Dampak Anemia 20
2.1.2.11Faktor-faktor yang Mempengaruhi Anemia 20
2.1.2.12Cara Mencegah Anemia 24
2.1.3 Bayam 26
2.1.3.1 Pengertian Bayam 26
2.1.3.2 Morfologi Bayam 28
2.1.3.3 Jenis-jenis Bayam 31
2.1.3.4 Kandungan Bayam 33
2.1.3.5 Manfaat Bayam 34
2.1.3.6 Keberadaan Besi pada Bayam 40
2.1.3.7 Cara Mengkonsumsi Bayam 40
2.2 Kerangka Teori 45
2.3 Kerangka Konsep 46
2.4 Hipotesis Penelitian 46
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 48
3.1 Desain Penelitian 48
3.2 Populasi dan Sampel 48
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian 50
3.4 Variabel Penelitian 50
3.5 Definisi Operasional 50
3.6 Instrumen Penelitian 51
3.7 Prosedur Pengumpulan Data 52
3.8 Analisa Data 53
3.10 Etika Penelitian 56
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 58
4.1 Hasil Penelitian 58
4.2 Pembahasan 59
x
4.3 Keterbatasan Penelitian 63
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 65
5.1 Simpulan 65
5.2 Saran 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
xi
2.1 Zat Gizi Bayam Hijau 34
3.1 Definisi Operasional 51
4.1 Karakteristik Usia Ibu Hamil dengan Anemia 58
4.2 Karakteristik Kadar Hemoglobin Sebelum dan Sesudah
Pemberian Daun Bayam Hijau 59
4.3 Pengaruh Pemberian Daun Bayam Hijau Terhadap Peningkatan
Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil dengan Anemia 60
DAFTAR GAMBAR
xii
2.1 Patofisiologi Anemia 10
2.2 Akar Bayam 28
2.3 Batang Bayam 28
2.4 Daun Bayam 29
2.5 Bunga Bayam 29
2.6 Biji Bayam 30
2.7 Kerangka Teori 45
2.8 Kerangka Konsep 46
3.1 Rancangan One Group Pre Test Post Test 48
DAFTAR SINGKATAN
xiii
WHO : World Health Organisation
gr : Gram
dl : Desi Liter
AKI : Angka Kematian Ibu
MMR : Maternal Mortality Rate
HDK : Hipertensi Dalam Kehamilan
Hb : Hemoglobin
KH : Kelahiran Hidup
GEDP : Defisiensi Glukosa -6 Fosfat Dehidrogenase
KPD : Ketuban Pecah Dini
BBLR : Berat Bayi Lahir Rendah
ANC : Antenatal Care
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
Lampiran 1 : Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 10 : Dokumentasi
xv
BAB I
PENDAHULUAN
penurunan jumlah sel darah merah yang dibutuhkan untuk mensuplai oksigen bagi
kebutuhan ibu dan janin. Nilai ambang batas yang digunakan untuk menentukan
status anemia ibu hamil, didasarkan pada kriteria WHO ditetapkan dalam 3
kategori, yaitu normal (> 11 gr/dl), anemia ringan (8-11 gr/dl), dan anemia berat
Prevalensi anemia pada ibu hamil di dunia sebesar 38,2% dan ini
merupakan salah satu masalah kesehatan yang ekstrem di seluruh dunia dengan
prevalensi tertinggi di Afrika sebesar 44,6% diikuti oleh Asia dengan prevalensi
sebesar 39,3%. Prevalensi anemia gizi besi pada ibu hamil di Indonesia
berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 sebesar
37,1% meningkat pada tahun 2018 menjadi sebesar 48,9% (Kemenkes RI, 2019).
dalam kehamilan dan cenderung muncul pada kehamilan trimester I dan III
(Yuliatin, 2018).
Pada Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat tercatat angka kematian ibu
kematian ibu pada fase kehamilan, persalinan dan nifas di antara 100.000
kelahiran hidup dalam satu wilayah kurun waktu tertentu. Jumlah kematian ibu
1
tahun 2019 berdasarkan Pelaporan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota sebanyak
684 kasus atau 74,19 per 100.000 KH, menurun 16 kasus dibandingkan tahun
terdapat angka kematian ibu (AKI) pada tahun 2019 yaitu sebanyak 13 kasus.
kebidanan yang meyebabkan terjadinya perdarahan dan salah satu penyebab dari
asam folat, dan vitamin B12. Kebutuhan harian zat besi dan asam folat saat hamil
meningkat secara drastis (dua kali lipat) dari sebelum hamil. Anemia defesiensi
besi pada ibu hamil disebabkan oleh bertambahnya volume plasma darah ibu
Indonesia nomor 88 tahun 2014 tentang standar tablet tambah darah bagi wanita
usia subur dan ibu hamil mengatakan bahwa tablet Fe pada ibu hamil diberikan
setiap hari selama masa kehamilannya atau minimal 90 (sembilan puluh) tablet
efek samping seperti mual, muntah, konstipasi dan nyeri ulu hati.
2
Berdasarkan hasil penelitian di Puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember
ditemukan dari 90 orang ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe, 58 orang ibu
hamil tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet Fe. Hal ini dikarenakan oleh
efek samping yang dirasakan ibu hamil ketika mengkonsumsi tablet Fe.
berwarna hijau salah satunya bayam. Zat besi yang terkandung di dalam
dikenal sebagai sayuran sumber ber zat besi. Mengonsumsi daun bayam dapat
meningkatkan kadar hemoglobin pada ibu hamil yang dikonsumsi teratur. Ibu
hamil dengan anemia dapat juga ditangani dengan mengonsumsi sayuran daun
besi, antara lain bayam (Amaranthus tricolor). Mengonsumsi bayam hijau selama
7 hari dapat meningkatkan kadar hemoglobin pada ibu hamil dengan rata-rata
peningkatan sebesar 0,541 gr/dl. Bayam yang telah dimasak mengandung zat besi
sebanyak 8,3 mg/100 gram menambahkan kandungan zat besi pada bayam
hemoglobin seperti zat besi dan vitamin B komplek. Bayam kaya akan garam
mineral, seperti kalsium, fosfor, dan besi. Bayam juga mengandung beberapa
3
Berdasarkan hasil penelitian Misrawati dan Wasisto (2014), menunjukan
bahwa pada ibu hamil pada kelompok kontrol yang tidak megonsumsi jus bayam
ibu hamil dengan anemia di wilayah kerja Puskesmas Cisempur. Hasil survey
awal pada penapisan ibu hamil di Desa Cintamulya wilayah kerja Puskesmas
Cisempur pada bulan September 2020, didapatkan hasil pemeriksaan pada ibu
hamil dengan anemia sebanyak 5 orang dari 20 orang (25%). Berdasarkan dari
hasil wawancara dengan ibu hamil yang anemia, didapatkan hasil dari beberapa
alternatif pengganti Fe (zat besi). Sehubungan dengan hal tersebut penulis tertarik
untuk meneliti pengaruh konsumsi daun bayam hijau terhadap peningkatan kadar
hemoglobin pada ibu hamil dengan anemia di wilayah kerja Puskesmas Cisempur
penurunan jumlah sel darah merah yang dibutuhkan untuk mensuplai oksigen bagi
kebutuhan ibu dan janin. Pemerintah telah mencanangkan konsumsi tablet tambah
4
darah bagi ibu hamil diberikan setiap hari selama masa kehamilannya atau
minimal 90, namun sebagian ibu hamil tidak mematuhinya. Diketahui bahwa ada
ibu hamil dengan anemia di wilayah kerja Puskesmas Cisempur dan bellum
konsumsi daun bayam hijau terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada ibu
peningkatan kadar hemoglobin (Hb) pada ibu hamil dengan anemia di wilayah
2020.
1.3.2.1 Mengetahui rata-rata kadar hemoglobin pada ibu hamil anemia sebelum
5
1.4 Manfaat
bayam hijau terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada ibu hamil dengan
Penelitian ini dilakukan tidak menghasilkan teori baru, akan tetapi untuk
daun bayam hijau terhadap peningkatan kadar hemoglobin (Hb) pada ibu
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Kehamilan
280 hari (40 minggu), dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu).
konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari
(40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.
kehamilan itu dimulai. Penting untuk dicatat tanggal hari pertama haid
kelahiran.
7
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi dan implantasi. Pada
perubahan anatomi dan fisiologis. Pada pertama kalinya ibu tidak akan
sampai terjadinya persalinan adalah kira-kira 280 hari (40 minggu), dan
tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Ditinjau dari tuanya kehamilan,
trimester, yaitu:
8
mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen ke seluruh
Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah merah
adalah sebagai sesuatu keadaan ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah
keadaan kadar hemoglobin (Hb) di dalam darah lebih rendah daripada nilai
normal untuk kelompok orang menurut umur dan jenis kelamin. Anemia
gizi adalah suatu keadaan dengan kadar hemoglobin darah yang lebih
kadar hemoglobin pada tingkat normal. Anemia gizi besi adalah anemia
dalam darah <11g% pada trimester 1 dan 3 atau kadar Hb <10,5 g% pada
wanita hamil mengalami peningkatan plasma darah hingga 30%, sel darah
9
dibawah 10,5 gr% pada trimester II. Anemia defisiensi besi pada wanita
Eritlopolesis
kehilangan darah
destruksi
Kemampuan membawa
oksigen (hipoksemia)
Hipoksia jaringan
Mekanisme
kompensasi
Ginjal
Kebutuhan oksigen Kardiovaskuler
Respon renin
untuk kerja jantung Hearthrate, dilatasi
Aldosterone
kapiler
Retensi garam dan air
Stroke volum
Gerakan ekstraseluler
Eritropolitin
hiperdinamik
Sirkulasi hiperdinamik
Cairan ekstraseluler
Stimulasi sumsum
tulang
10
2.1.2.3 Klasifikasi Anemia Selama Kehamilan
meliputi:
Anemia dalam kehamilan yang paling sering dijumpai ialah anemia akibat
2) Anemia megaloblastik
asam folik, jarang sekali karena defisiensi vitamin B12. Berbeda di Eropa
cukup tinggi di Asia, seperti di India, Malaysia, dan di Indonesia. Hal itu
3) Anemia hipoplastik
Anemia pada wanita hamil yang disebabkan karena sumsum tulang kurang
kehamilan.
4) Anemia hemolitik
11
2.1.2.4 Kriteria anemia dalam kehamilan
Berikut ini beberapa kriteria anemia pada ibu hamil menurut WHO
darah minimal dilakukan dua kali selama kehamilan, yaitu pada Trimester I
dan III dengan pertimbangan, bahwa sebagian besar ibu hamil mengalami
kehamilan adalah:
1) Kurang gizi
Kebutuhan zat besi pada trimester II dan III tidak dapat dipenuhi dari
memiliki kualitas yang baik ketersediaan zat besi yang tinggi. Peningkatan
besi dapat dipenuhi oleh simpanan zat besi dan presentase zat besi yang
diserap, namun apabila simpanan zat besi rendah atau zat besi yang
diserap sedikit maka diperlukan suplemen preparat zat besi agar ibu hamil
12
tidak mengalami anemia.
Ibu yang memiliki penyakit kronik mengalami inflamasi yang lama dan
dapat mempengaruhi produksi sel darah merah yang sehat. Ibu hamil
yang abnyak, tubuh segera menarik cairan dari jaringan diluar pembuluh
darah agar darah dalam pembuluh darah tetap tersedia. Banyak kehilangan
4) Jarak kehamilan
Pada ibu hamil dengan jarak yang terlalu dekat dapat menyebabkan resiko
kondisi fisiologis ibu adalah dua tahun. Karena cadangan zat besi ibu
dikandungnya.
5) Paritas
Paritas merupakan salah satu faktor penting dalam kejadian anemia pada
ibu hamil. Ibu hamil dengan paritas tinggi mempunyai resiko lebih besar
13
6) Ibu dengan hamil gemeli dan hidramnion
juga lebih besar pada kehamilan ini. Rata-rata kehilangan darah melalui
pada orang tua dan pria pendarahan biasanya dari penyakit usus seperti
2) Kurangnya asupan makanan dan zat besi terjadi karena tidak atau
untuk perempuan.
anemia.
yaitu kurang gizi atau tidak adekuatnya intake besi (malnutrisi) yang
14
berhubungan dengan peningkatan kebutuhan kadar besi saat kehamilan,
karena:
e) Hemoglobinuaria
paru
c. Anemiama krositik
c) Defisiensi asamfolat
15
d) Gangguan metabolisme asam folat
baik diketahui/tidak.
e. Anemia hemolitik
a) Intrinsik
dehidrogenase (GEDP)
b) Ektrinsik
(2) Infeksi
c) Anemiaa plastic
hepatisis.
16
terutama pada akhir trimester kedua dimana terjadi proses hemodelusi
meningkat pula jumlah zat besi yang dibutuhkan untuk memproduksi sel-
sel darah merah. Selama hamil, dibutuhkan zat besi sebanyak 800 mg,
dimana 500 mg digunakan untuk pertambahan sel darah merah ibu, 300
tanda-tanda anemia akan jelas apabila kadar hemoglobin (Hb) < 7 gr/dl.
limpa.
yaitu:
1) Anemia ringan
17
Biasanya anemia ringan tidak menimbulkan tanda dan gejala apapun,
2) Anemia sedang
pucat.
3) Anemia berat
pucat atau kulit dingin, pusing, sakit kepala, dan nyeri dada. Gejalanya
akibat defisiensi besi, dan gejala penyakit dasar. Gejala umum anemia
berupa badan lemah, lesu, cepat lelah, mata berkunang- kunang, serta
jaringan di bawah kuku. Gejala khas defisiensi zat besi, yaitu gejala
yang dijumpai pada anemia defisiensi zat besi dan tidak dijumpai pada
18
anemia jenis lain yaitu koilonychia, atropi papil lidah, stomatitis
akhloridia, pica.
kondisi lemah, letih, lesu dan lelah akibat kurangnya kandungan zat
besi untuk wanita tidak hamil 12 mg/hari, wanita hamil dan wanita
yaitu:
kecacingan).
19
pembuatannya.
g. Menjalankan diet miskin zat besi atau pola makan yang kurang
terjadinya cacat bawaan pada bayi, bayi mudah mengalami infeksi sampai
1) Faktor dasar
20
a. Sosial dan ekonomi
daerah dan menentukan pola konsumsi pangan dan gizi yang dilakukan
b. Pengetahuan
defisiensi zat besi akan berpengaruh pada ibu hamil dalam perilaku
c. Pendidikan
d. Budaya
21
kepada kebudayaan dan daerah yang berlainan di dunia, misalnya pada
ibu hamil, ada sebagian masyarakatyang masih percaya ibu hamil tidak
kehamilan sehingga kesehatan ibu dan bayi yang dikandung akan sehat
kunjungan ibu hamil paling sedikit 4 kali dengan distribusi 1 kali pada
triwulan pertama (K1), 1 kali pada triwulan kedua dan 2 kali pada
hamil dan ibu diberi tablet tambah darah secara gratis serta diberikan
b. Paritas
22
2018).
c. Umur ibu
Umur ibu yang ideal dalam kehamilan yaitu pada kelompok umur 20-
kehamilan serta memiliki reproduksi yang sehat. Hal ini terkait dengan
tahun juga akan rentan anemia. Hal ini menyebabkan daya tahun tubuh
d. Dukungan suami
kepedulian dan empati yang diberikan oleh orang lain atau suami yang
2016).
23
3) Faktor langsung
a. Pola konsumsi
b. Infeksi
c. Pendarahan
24
makanan yang bergizi seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk
mengonsumsi daging (terutama daging merah) seperti daging sapi. Zat besi
juga dapat ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap, seperti bayam dan
1) Memberikan tablet atau suntikan zat besi, atau meningkatkan konsumsi zat
3) Makan makanan yang bergizi dan banyak mengandung Fe, misalnya daun
selama hamil untuk mendapatkan Tablet Besi dan vitamin yang lainnya
pada petugas kesehatan, serta makan makanan yang bergizi 3x1 hari
25
2.1.3 Bayam (Amaranthus)
tropik namun sekarang sudah tersebar keseluruh dunia ini relatif tahan
proses fotosintesis C4, yang mampu mengikat gas CO2 secara efesien.
Tumbuhan ini dikenal sebagai sayuran sumber ber zat besi. Amaranthus
tricolor, yaitu jenis bayam yang dapat ditanam sebagai bayam cabut dan
juga bayam petik. Jenis bayam ini tumbuh tegak, berdaun besar, berwarna
hijau keabu-abuan dan dapat dipanen secara cabutan pada umur 3 minggu
(Qolik, 2014).
satu sayuran yang paling begizi. Kandungan yang ada di dalam sayuran
bayam berwarna hijau ini begitu banyak, kandungan yang banyak inilah
kesehatan. Bayam adalah salah satu sayuran yang paling bergizi. Bayam
Kingdom : Plantae
26
Sub kingdom : Tracheobionta
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliophyta
Famili : Amaranthacea
Genus : Amaranthus
pada ketinggian antara 5-2000 meter dari atas permukaan laut. Kebutuhan
mm, dan kelembaban di atas 60 %. Oleh karena itu, bayam tumbuh baik
bila ditanam di lahan terbuka dengan sinar matahari penuh atau berawan
ekosistem. Bayam memiliki siklus hidup yang relatif singkat, umur panen
27
2.1.3.2 Morfologi bayam
1) Akar
2) Batang
3) Daun
28
Daun berbentuk bulat telur dengan ujung agak meruncing dan urat-urat
daun yang jelas. Warna daun bervariasi, mulai dari hijau muda, hijau
4) Bunga
bunga 4-5 buah, benang sari 1-5, dan bakal buah 2-3 buah. Bunga
5) Biji
29
Biji berukuran sangat kecil dan halus, berbentuk bulat, dan berwarna
beberapa jenis bayam yang mempunyai warna biji putih sampai merah,
misalnya bayam maksi yang bijinya merah. Secara umum bayam dapat
tetapi, untuk pertumbuhan yang baik memerlukan tanah yang subur dan
keasaman tanah (pH) yang baik untuk tumbuhnya adalah antara 6-7.
30
Bayam dapat tumbuh di dataran tinggi dan dataran rendah. Ketinggian
tempat yang optimum untuk pertumbuhan bayam yaitu kurang dari 1400
curah hujan yang mencapai lebih dari 1500 mm/tahun, cahaya matahari
(Lestari, 2019).
1) Bayam cabut
Batang bayam cabut atau biasa disebut bayam sekul ada yang berwarna
Jenis bayam ini biasa dijual dengan akaranya dengan bentuk ikatan sebesar
lingkaran dua jari. Adapun jenis bayam cabut yang dianjurkan ditanam
2) Bayam tahun
Bayam tahun yang biasa disebut dengan bayam sekop atau bayam kakap
ini berdaun lebar. bayam ini memiliki dia varietas, yaitu varietas caudatus
tetapi lebih teratur daripada varietas caudatus, bayam tahun ada yang
31
berbiji putih, dikenal dengan nama bayam maksi. Biji bayam maksi enak
dimakan sebagai bubur atau campuran roti. Sewaktu masih kecil, batang
3) Bayam merah
Bayam merah habitat asalnya dari Amerika tropis, dan menyebar tumbuh
dengan baik dinegara negara beriklim tropis dan subtropis. Bayam merah
ketinggian hingga 2000 Mdpl. Bayam merah sendiri merupakan salah satu
duri, bayam tanah dsb. Bayam merah sendiri ada 2 jenis, yaitu bayam
sumber gizi yang baik, dan banyak juga pakar herbal yang menyarankan
1) Bayam hijau
Bentuk daunnya yang kecil dan lembut sangat digemari oleh masyarakat,
bayam ini juga disebut bayam cabut (Amaranthus tricolor). Juga ada
bayam berdaun lebar, tebal dan agak liat yang disebut bayam tahunan
(Amaranthus Hybridus.L).
2) Bayam merah
32
Bayam jenis ini sangat berbeda dengan bayam yang lain karena bayam ini
sekitar 0.4-1 mtr dan bercabang, batang lemah dan berair, daun bertangkai,
berbentuk bulat telur serta pangkal runcing berwarna merah. Jenis bayam
sayuran berkuah hingga salad. Bayam ini juga memiliki sejumlah manfaat
yang baik untuk kesehatan tubuh. Selain mengkonsumsi bayam hijau dan
merah. Selain itu bayam jenis ini juga bisa dicampurkan sebagai pewarna
makanan alami.
3) Bayam putih
putihan, daunnya bulat, berdaging tebal dan lunak. bayam ini juga sering
terdapat cukup banyak kandungan protein, mineral, kalsium, zat besi dan
vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Berikut ini komposisi gizi yang
terkandung tiap 100 gram pada daun tanaman bayam terdapat pada tabel 2.1.
berikut ini.
33
2. Karbohidrat 6,5 gram
3. Lemak 0,5 gram
4. Protein 3,5 gram
5. Kalsium 267 mg
6. Posfor 6,7 mg
7. Besi 3,9 mg
8. Vitamin A 6090 SI
9. Vitamin B1 0,08 mg
10. Vitamin C 80 mg
11. Air 86,9 gram
Sumber: Qolik (2014)
Tabel 2.1. Zat Gizi Bayam Hijau
Kandungan gizi yang kaya akan nutrisi pada bayam juga dapat
kaya akan nutrisi pada bayam dapat menurunkan kolesterol, gula darah,
methionine. Asam amino yang terdapat pada protein tersusun atas unsur-
pada asam amino tersebut berstruktur lebih sederhana, sehingga akan lebih
34
1) Kesehatan tulang
jumlah kalsium yang keluar dari tubuh. Hal ini membuat vitamin K
Zat besi merupakan mineral yang penting dalam pembentuka nsel darah
merah. Tanpa zat besi yang cukup, darah tidak dapat menghasilkan cukup
seluruh tubuh. Salah satu mineral yang terkandung dalam bayam adalah zat
besi. Konsumsi satu cangkir bayam memenuhi 36% kebutuhan zat besi
bayam juga kaya akan vitamin C. Jenis vitamin ini juga sangat baik untuk
kesehatan kulit dan rambut. Vitamin C dapat membantu menjaga kulit tetap
4) Mencegah kanker
35
dalam Bioactive Foods in Promoting Health dan Current Medical Chemistry
5) Mencegah asma
asma.
dan tekanan darah. Asupan kalium yang tinggi dikaitkan dengan penurunan
risiko stroke, tekanan darah rendah, dan risiko kematian akibat penyakit
jantung. Selain itu, efek penurunan tekanan darah dalam bayam juga
8) Kesehatan mata
36
Bayam adalah sumber karotenoid lutein dan zeaxanthin yang baik. Kedua
dan katarak yang berkaitan dengan usia. Menurut The Scripps Research
degenerasi makula.
Kandungan serat dan air pada bayam diketahui memiliki manfaat pada
diantaranya yaitu:
Bayam sangat bagus untuk dikonsumsi, terutama bagi anak- anak, karena
remaja atau balita. Zat besi dan mineral yang terkandung dalam bayam
sangat baik untuk pertumbuhan anak anak dan remaja. Bayam juga baik
bayam mengandung lebih banyak kalori seperti rendah lemak dan bebas
kolesterol.
2) Menjaga pencernaan
Bayam mengandung vitamin C dan beta karote yang sangat bagus untuk
menjaga sel-sel tubuh dari efek buruk radikal bebas. Selain itu, bayam juga
37
organ pada pencemaran dalam tubuh.
Kandungan vitamin A dalam bayam akan memainkan peran ini. Hal ini
Pada satu cangkir bayam mengandung 100% AKG vitamin K yang berguna
6) Menyehatkan mata
sangat bagus dalam melindungi mata dari efek buruk sinar untraviolet.
Selain itu, bayam juga mengadung luten dan karotenoid yang dipercaya
38
sebagai penawar dari masalah katarak yang terjadi gara-gara usia
bertambah.
menurunkan tekanan darah tinggi. Dan juga meiliki mineral yang tinggi dan
bermanfaat bagi penderita hipertensi atau tekanan darah tinggi. Folat yang
Bagi yang sedang menjalankan program diet, bayam juga baik untuk diet.
Bayam bisa sangat bagus bagi pencernaan. Satu gelas bayam mengandung
rendah.
Vitamin A dan C, serat, asam folat, serta 13 flavonoid yang terdapat dalam
kanker rahim, kanker payudara, kanker kulit, kanker prostat agresif, dan
kanker perut. Kelimpahan flavonoid yang ada dalam bayam mejadi sebuah
phytonutrisi yang dapat melambatkan pembelahan sel pada perut dan sel
kanker.
39
10) Mencegah anemia
Bayam merupakan sumber zat besi yang baik. Zat besi diperlukan untuk
mencegah anemia atau kekurangan sel darah merah. Zat besi bermanfaat
tubuh. Adapun manfaat zat besi ini adalah sebagai penyusun sitrokom, dan
penyakit.
zat besi dalam bayam bisa menyebabkan terjadinya racun. Bagi yang
memiliki kadar asam urat dalam darah yang cukup tinggi tidak dianjurkan
cukup tinggi dalam bayam dapat menyebabkan rasa nyeri yang berlebihan.
dahulu airnya setelah itu masukan bayam, dapat ditambah dengan bahan
40
makanan lainnya seperti garam. Merebus sayuran adalah cara aman untuk
menggunakan sedikit air karena sayuran ini cepat sekali masak yaitu hanya
4-6 menit. Kandungan dalam bayam tidak tahan panas artinya dapat
sekali makan sebab masakan bayam tak layak dikonsumsi setelah lebih
dari 5 jam dan tidak dianjurkan untuk dimasak ulang atau dipanaskan.
simpan 1 jam, 3 jam dan 5 jam diperoleh hasil yang hampir mendekati
yaitu 29, 54 mg/kg - 29,46 mg/kg. Hal ini disebabkan karena besi
penyimpanan yang lama. Namun sayur bayam hijau yang disimpan terlalu
lama atau dipanaskan tidak layak dikonsumsi karena zat besi berupa ferro
(Fe2+) akan teroksidasi menjasi ferri (Fe3+) dimana ferri (Fe3+) bersifat
diantaranya yaitu:
1) Cara mengolah dan memilih sayuran bayam yang baik dan benar dengan
mengurangi zat gizi terutama vitamin yang larut dalam air (vitamin C dan
vitamin B).
4) Hindari memasak terlalu lama baik direbus maupun ditumis karena zat
41
bermanfaat yang dikandungnya akan hilang karena panas. Dan ada
baiknya tidak menggunakan suhu api yang terlalu besar sehingga merusak
karena jika dikonsumsi dalam keadaan yang sudah didiamkan lebih dari
beberapa jam dapat menyebabkan keracunan pada tubuh. Selain itu bayam
yang sudah dimasak tidak boleh dipanaskan dalam hal ini dihangatkan
kembali untuk dikonsumsi, karena bayam hanya bisa untuk satu kali
konsumsi.
1) Sebelum diolah dan diopotong pastikan untuk mencuci bersih sayur bayam
di bawah air mengalir. Bila perlu, rendam sayur bayam di dalam wadah
2) Masak sayur bayam dengan cara direbus, dikukus atau ditumis. Memasak
sayur bayam ini bisa membuat kandungan vitamin A dalam sayur bayam
mendidih. Sayur yang direbus di dalam air mendidih akan lebih cepat layu
4) Sayur bayam yang dimasak dengan cara ditumis sebaiknya tidak ditumis
42
dalam waktu lebih dari 2 menit. Gunakan api besar agar tumis sayur
memetik daun bayam dari batangnya. Setelah dicuci, biarkan agar cukup
mengering atau airnya asat. Ini agar keripik bayam cepat kering dan tidak
berubah warna.
sebagai sayuran hijau. Tumbuhan yang berasal dari amerika tropik namun
sekarang sudah tersebar ke seluruh dunia ini relatif tahan terhadap pencayaan
langsung karena merupakan tumbuhan yang memiliki proses fotosintesis C4, yang
mampu mengikat gas CO2 secara efesien. Tumbuhan ini dikenal sebagai sayuran
sumber ber zat besi. Indonesia merupakan salah satu tropis yang tanahnya lembap
dan mudah untuk menanam sayur bayam. Sayur bayam juga mudah diperoleh di
Bayam merupakan sumber zat besi yang baik. Zat besi diperlukan untuk
mencegah anemia atau kekurangan sel darah merah. Zat besi bermanfaat untuk
43
anemia sedang dengan jumlah 20 responden (56%). Hal ini dikarenakan pada
pada kehamilan 32 sampai 34 minggu. Jumlah peningkatan sel darah 18% sampai
30% dan haemoglobin sekitar 19%. Bayam merupakan jenis sayuran hijau yang
banyak manfaatnya bagi kesehatan dan pertumbuhan badan, terutama bagi anak-
anak dan para ibu yang sedang hamil. Zat gizi yang terkandung dalam bayam
adalah vitamin dan mineral. Bayam merupakan sumber zat besi yang baik,
sehingga diperlukan oleh wanita, terutama pada saat menstruasi untuk mengganti
darah yang hilang. Zat besi merupakan komponen penting dalam hemoglobin,
bagi anak-anak di masa pertumbuhan bayam yang sangat baik, apalagi yang
menerita anemia.
satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan zat besi dapat dilakukan dengan
mengkonsumsi sayuran yang berwarna hijau salah satunya bayam. Kandungan zat
besi pada bayam relatif lebih tinggi dari pada sayuran daun lain (zat besi merupakan
kandungan klorofil yang tinggi, sehingga laju fotosintesisnya juga tinggi. Selain
mengandung serat, bayam juga kaya betakaroten. Bayam mengandung asam folat, zat
besi, dan seng sehingga berguna bagi penderita anemia. Bayam juga mengandung
betakaroten (vitamin A), dan vitamin C membuat bayam bersifat antioksidan yang
baik. Pemberian jus bayam hijau dapat meningkatkan kadar hemoglobin ibu hamil.
Kandungan didalam jus bayam hijau mengandung energi 36 kcal, protein 3,5 g,
lemak 0,5 g, karbohidrat 6,5 g, Kalsium 267 mg, Fosfor 67 mg, zat besi 3,9 mg,
vitamin A 6,090 mg, vitamin B1 0,08 mg, vitamin C 80 mg, air 86,9 mg. Bayam hijau
44
memiliki kandungan zat besi yang tinggi yang memiliki manfaat untuk mencegah
anemia.
Jenis-jenis anemia:
Anemia
defisiensi besi
Anemia
megaloblastik
Mengatasi
Anemia
anemia
hipoplastik
defisiensi besi:
Anemia hemolitik
Tablet Fe
Peningkatan
Makanan Konsumsi
kadar Hb pada
tinggi zat bayam hijau
Dampak anemia: ibu hamil
besi,
Abortus contohnya
Persalinan sayuran hijau
prematuritas
IUGR
Perdarahan
KPD
BBLR
IUFD
Proverawati (2013), anemia dalam kehamilan adalah suatu kondisi medis dimana
45
jumlah sel darah merah atau hemoglobin kurang dari normal. Kadar hemoglobin
mengandung asam folat, zat besi, dan seng sehingga berguna bagi penderita anemia.
Bayam juga mengandung betakaroten (vitamin A), dan vitamin C membuat bayam
2.4 Hipotesis
daun bayam hijau terhadap peningkatan hemoglobin pada ibu dengan anemia
BAB III
46
METODOLOGI PENELITIAN
dengan rancangan one group pre test post test, dimana penelitian yang tidak ada
kelompok control, tetapi sudah dilakukan observasi pertama (pre test) yang
konsumsi sayur daun bayam hijau terhadap peningkatan hemoglobin pada ibu
Kabupaten Sumedang tahun 2021. Berikut ini rancangan one group pre test post
E1 X E2
3.2.1 Populasi
peneliti untuk dipelajari (Sugiyono, 2018). Populasi pada penelitian ini yaitu
47
seluruh ibu hamil dengan anemia yang tercatat pada buku register periode
3.2.2 Sampel
sampel dari populasi yang memiliki ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang
penelitian ini yaitu ibu hamil dengan anemia di wilayah kerja Puskesmas
orang.
2) Seluruh ibu hamil yang anemia dan tetap mengkonsumsi tablet Fe.
48
2) Ibu hamil yang memiliki riwayat penyakit, seperti hipertensi dan kanker,
dan sebagainya.
Variabel dapat diartikan sebagai ukuran atau ciri yang dimiliki oleh
atau sebab yang dapat mempengaruhi variabel terikat. Variabel terikat (dependent
variable) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas (Notoatmodjo, 2012). Pada penelitian ini variabel bebasnya
49
Tabel 3.1. Definisi Operasional
Definisi
Variabel Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional
Independen Konsumsi sayur Wawancara Checklist 1. Sebelum Ordinal
bayam hijau pada dan konsumsi daun
Pemberian ibu hamil dengan obeservasi bayam hijau ±
daun bayam anemia sebanyak 200 gram
hijau 2. Sesudah
± 200 gram yang konsumsi daun
diberikan 2 kali bayam hijau ±
sehari setiap hari 200 gram
selama 2 minggu.
sebagainya. Instrument dalam penelitian ini berupa lembar checklist tentang kadar
hemoglobin pada ibu hamil dengan anemia, lembar observasi tentang konsumsi
daun bayam hijau, lembar informed concent, petunjuk teknis tentang cara
50
pembuatan sayur bayam hijau, dan petunjuk teknis cara pemeriksaan kadar
hemoglobin pada ibu hamil dengan anemia menggunakan alat Hb digital dan
a. Mengurus surat ijin penelitian dengan membawa surat dari Fakultas Ilmu
Sumedang.
Untuk memilih responden sesuai kriteria inklusi dan eksklusi dengan cara
penelitian.
anemia.
e. Peneliti hanya memberikan sayur bayam hijau yang sudah di olah oleh peneliti
dan akan ada 2 sesi dalam pemberian tersebut yaitu, minggu pertama, dan
51
g. Kemudian setelah data terkumpul, peneliti meminta responden untuk
mengkonsumsi sayur bayam hijau sebanyak ± 200 gram yang diberikan 2 kali
k. Peneliti melakukan pengolahan data dan analisa data dari awal dan akhir dari
responden.
diantaranya:
a. Editing
Hasil yang diperoleh melalui kuesioner harus disunting (edit) terlebih dahulu.
data yang didapat, sehingga bisa menghasilkan data yang lebih akurat untuk
b. Coding
52
Setelah semua kuesioner di sunting, selanjutnya peneliti melakukan
2) Kategori anemia
c. Processing
d. Tabulasi
Yakni membuat tabel data, sama dengan tujuan yang diinginkan oleh peneliti
1) Analisis univariat
53
Analisis univariat yaitu menganalisis terhadap masing-masing variabel dari
d 1+d 2+ dn
d=
n
d : mean
d1 : selisih pre-post
n : jumlah sampel
2) Analisis bivariat
Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang
54
menunjukan tidak ada pengaruh yang bermakna antara variabel independen
a. Prinsip Manfaat
55
keputusan pada penderita asam urat bersedia atau tidak menjadi responden.
Selain itu, penulis meminta ijin kepada penderita tersebut untuk menjadi
responden. Jika penderita tersebut tidak memberikan ijin dan tidak bersedia
to full disclosure)
3) Informed consent
Subjek harus diperlakukan secara adil baik sebelum, selama dan sesudah
Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan harus
(confidentiality).
56
BAB IV
pengaruh konsumsi daun bayam hijau terhadap peningkatan hemoglobin pada ibu
tahun 2021.
4.1.1 Univariat
Sumedang
Maximal
responden sebelum pemberiaun daun bayam hijau adalah 9,10 gr/dl. Skor
57
minimal kadar hemoglobin terendah adalah 8,0 gr/dl dan yang tertinggi
pemberian daun bayam hijau adalah 12,32 gr/dl. Skor minimal kadar
hemoglobin terendah adalah 11,5 dan yang tertinggi adalah 13,0 gr/dl.
4.1.2 Bivariat
Tabel 4.3. Pengaruh Pemberian Daun Bayam Hijau Terhadap Peningkatan Kadar
Hemoglobin pada Ibu Hamil dengan Anemia di Wilayah Kerja Puskesmas
Cisempur Kabupaten Sumbedang Tahun 2021
Wilcoxon
Pemberian Daun
N M Me Mo SD Min-Max Sign Rank
Bayam Hijau
Test
Sebelum 20 9,10 8,85 8,5 6,17 8,0-10,0 0,000
Sesudah 20 12,3 12,35 12,0 4,76 11,5-13,0
2
Keterangan: N = Jumlah; M = Mean; Me = Median; Mo = Modus; SD = Standar Deviasi;
Min-Max = Minimal-Maximal
bayam hijau adalah 12,32 gr/dl. Berdasarkan hasil uji statistic Wilcoxon
Sign Rank Test menunjukkan nilai p value sebesar 0,000, hal ini berarti
58
adanya pengaruh yang signifikan pengaruh pemberian daun bayam hijau
4.2 Pembahasan
4.2.1 Rata-rata Kadar Hmoglobin pada Ibu Hamil dengan Anemia Sebelum
sebelum pemberiaun daun bayam hijau adalah 9,10 gr/dl. Skor minimal
kadar hemoglobin terendah adalah 8,0 gr/dl dan yang tertinggi adalah 10,0
Menurut Selby (2010), bayam adalah salah satu sayuran yang paling
(ekstrak bayam hijau) dan kelompok II (tablet Fe) selama 7 hari. Selama
kelompok I sebesar 0,541 gr/dl dan pada kelompok II sebesar 0,22 gr/dl.
mengandung 60 mg zat besi setiap harinya, disamping itu bayam hijau juga
mengandung zat besi besi sebesar 3,9 mg/100 gr bayam. Oleh karena itu,
59
untuk menyetarakan kandungan zat besi yang ada pada tablet fe sebanyak
60 mg/hari, ibu hamil dapat mengonsumsi sekitar 1,5 kg bayam dengan jus
bayam setiap hari dalam jangka waktu selama 7 hari secara rutin.
sebagai pengobatan anemia, sehingga anemia yang dialami ibu hamil dapat
daun bayam hijau adalah 12,32 gr/dl. Berdasarkan hasil uji statistic
Wilcoxon Sign Rank Test menunjukkan nilai p value sebesar 0,000, hal ini
60
anemia di wilayah kerja Puskesmas Cisempur Kabupaten Sumedang tahun
2021.
konsumsi sayuran yang mengandung zat besi dalam menu makanan. Zat
Sayuran berhijau daun seperti bayam adalah sumber besi nonheme. Bayam
yang telah dimasak mengandung zat besi sebanyak 8,3 mg/100 gram.
pembentukan haemoglobin.
sumber kalsium, kandungan vitamin pada bayam adalah vitamin A, B2, B6,
serat, dan juga betakaroten. Selain itu, bayam juga memiliki kandungan zat
makanan atau ekstrak herbal yang lebih variatif dibanding dengan bahan
61
sebelum perlakuan. Bayam memiliki kandungan zat besi yang tinggi untuk
oleh Istianah, et al. (2019), yang menunjukkan bahwa analisis Uji Wilcoxon
Sign Rank Test yang diperoleh nilai Asymp. Sig . (2-tailed) 0,000.Hasil ini
Pengaruh sayur bayam terhadap anemia sering terjadi akibat defisiensi zat
besi, karena pada ibu hamil terjadi peningkatan kebutuhan zat besi dua kali
mengandung zat besi dalam makanan. Bayam hijau merupakan salah satu
bayam perhari dalam satu minggu secara sangat bermanfaat bagi ibu hamil,
minum jus bayam hijau selama hamil dapat dijadikan sebagai salah satu
62
alternatif pengobatan secara nonfarmakologi untuk meningkatkan kadar
sebagai pengobatan anemia, sehingga anemia yang dialami ibu hamil dapat
BAB V
5.1 Simpulan
berikut:
63
5.1.1 Distribusi rata-rata kadar hemoglobin pada ibu hamil anemia sebelum
pemberiaun daun bayam hijau adalah 9,10 gr/dl dan setelah pemberian
5.2 Saran
(karbohidrat, protein dan lemak) serta gizi mikro (vitamin dan mineral )
64
dapat menghambat absorbsi Fe, seperti teh, kopi dan susu. Sebaiknya
khususnya ibu hamil terkait tentang pengaruh pemberian daun bayam hijau
sesuai dengan protap yang telah ditentukan dalam upaya promotif dan
preventif.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Q, 2014, Buku Pintar Bertanam Bayam dan Sawi, Indoliterasi, Yogyakarta
Ani, L.S, 2016, Buku Saku Anemia Defisiensi Besi, EGC, Jakarta
Ariyani, R., 2016, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Anemia pada Ibu
Hamil Trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Mojolaban Kabupaten
Sukoharjo, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta
Baharini, I. A., et al., 2017, Hubungan Efek Samping Suplemen Zat Besi (Fe)
dengan Kepatuhan Ibu Hamil di Puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember,
Pustaka Kesehatan, Jawa Timur
65
Betty, Y., et al., 2019. Buku Pegangan Petugas KUA Sebagai Konselor 1000 HPK
dalam Mengedukasi Calon Pengantin Menuju Bengkulu Bebas Stunting, CV
Budi Utama, Yogyakarta
Bulkis, A. ST., 2013, Hubungan Pola Konsumsi dengan Status Hemoglobin Pada
Ibu Hamil di Kabupaten Gowa Tahun 2013, Universitas Hasanuddin,
Makassar
Devi N., 2010, Nutrition and Food Gizi, Gizi untuk Keluarga, Kompas, Jakarta
Dheny dan Tresia, 2017, Efektifitas Pemberian Ekstrak Bayam Terhadap
Peningkatan Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil dengan Anemia Ringan,
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada, Surakarta
Dinkes Provinsi Jawa Barat, 2019, Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat,
Bandung
Esther, et al., 2014, Uji Efek Daun Bayam Hijau (Amaranthus Trocolor)
Terhadap Kadar Hemoglobin Pada Tikus Wistar (Rattus Norvegicus),
Manado, Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Fatkhiyah, N., 2018, Faktor Risiko Kejadian Anemia pada Ibu Hamil (Studi di
Wilayah Kerja Puskesmas Slawi Kabupaten Tegal, Indonesia Jurnal
Kebidanan. 2 (2), 86-91
Husin, F., 2014, Asuhan Kehamilan, Berbasis Bukti Paradigma Baru dalam
Asuhan Kebidanan, Seto, Jakarta
66
Istianah, et al., 2019, Pengaruh Sayur Bayam Terhadap Kejadian Anemia Pada
Ibu Hamil di Klinik Fatimah Medika Terang Kulon Sidoarjo. Seminar
Nasional INAHCO
Kemenkes R.I, 2019, Hasil Utama Riskes 2018 Kementrian Kesehatan Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kemenkes RI, Jakarta
Lina, E., 2013, Hubungan Konsumsi Sayuran Hijau dengan Anemia pada Ibu
Hamil di Puskesmas Rembang Kabupaten Purbalingga, Akademi
Kebidanan YLP Purwokerto, Jawa Tengah
Manuaba, 2010, Ilmu kebidanan Penyakit Kandungan dan KB, EGC, Jakarta
Mengkuji, B., et al., 2012, Asuhan Kebidanan 7 Langah SOAP, EGC, Jakarta
Miftahul, K., et al., 2019, Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan, CV Jakad
Publishing, Surabaya
Mochtar R., 2013, Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi Obstetri Patologi Edisi
III, EGC, Jakarta
Nasution, S. B., 2016, Analisa Kadar Besi (Fe) pada Bayam Hijau Sesudah
Perebusan Dengan Masa Simpan 1 Jam 3 Jam dan 5 Jam, Jurnal Ilmiah
PANMED, 11 (1)
Noviawati E., 2012, Hubungan Antara Asupan Zat Besi dan Kejadian Anemia
pada Mahasiswi IPB PSPD Angkatan 2009 – 2011, UIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta
Nurhidayati, D. R.., 2013, Analisis Faktor Penyebab Terjadinya Anemia pada Ibu
Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Tawangsari Kabupaten Sukoharjo.
Universitas Muhammadiyah Sukoharjo.
67
Permenkes R.I No. 88 tahun 2014, 2014, Standar Tablet Tambah Darah Bagi
Wanita Usia Subur dan Ibu Hamil, Jakarta
Putri Y. R. dan Hastina E., 2019, Asuhan Keperawatan Maternitas pada Kasus
Komplikasi Kehamilan, Peralinan, dan Nifas, CV. Pena Persada,
Bukittinggi
Reni, Y. A. dan Dwi, E., 2018, Anemia dalam Kehamilann, CV Pustaka Abadi,
Jember
Rohmitriasih M., Cara Memasak Sayur Bayam Agar Nutrisiya Tetap Terjaga, 08
April 2019
Susiloningtyas, I., 2012, Pemberian Zat Besi (Fe) Dalam Kehamilan. Jurnal
Kesehatan, Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Tintondp, 2018, Hidroponik Wick System. PT Agromedika Pustaka, Jakarta
Wati E.K., 2016, Gizi untuk Kebidanan, Nuha Medika, Yogyakarta
Wiknjosastro, H., 2017, Ilmu Bedah Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta
Yuliatin, 2018, Buku Kedokteran Kehamilan Jilid I, EGC, Jakarta
68