Anda di halaman 1dari 71

EFEKTIVITAS KONSUMSI PERASAN AIR JERUK NIPIS HANGAT

DALAM MENGURANGI EMESIS GRAVIDARUM PADA IBU HAMIL


TRIMESTER 1 DI PMB UMI HIKMAWATI PADA TAHUN 2021

Disusun Oleh
ANINDYA KHAFIDHATUN NISA
P3.73.24.1.17.001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


PROGRAM SARJANA TERAPAN
JURUSAN KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA III
TAHUN 2021

Poltekkes Kemenkes Jakarta 3


ABSTRAK

Program Studi Pendidikan Profesi Bidan


Program Sarjana Terapan
Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Jakarta 3
Jakarta, 15 Juni 2021

Anindya Khafidhatun Nisa


Efektivitas Konsumsi Perasan Air Jeruk Nipis Hangat dalam Mengurangi Emesis
Gravidarum pada Ibu Hamil Trimester 1 di PMB Umi Hikmawati pada Tahun
2021
57 Halaman, 2 Gambar, 6 Tabel, 7 Lampiran
Latar Belakang: Emesis Gravidarum merupakan masalah yang biasa terjadi pada ibu
hamil trimester 1. Hal ini disebabkan karena terjadinya peningkatan kadar hormon
esterogen dan HCG di dalam tubuh. 27-30% ibu hamil trimester 1 hanya mengalami
mual, 28-52% ibu mengalami muntah, dan 0,8-3,2% ibu mengalami mual muntah yang
berlanjut menjadi Hyperemesis gravidarum. Jeruk nipis bisa dijadikan salah satu
pengobatan alternatif dalam mengurangi emesis gravidarum yang diderita oleh ibu
hamil trimester I karena memiliki kandungan flavonoid yang dapat membantu
mengurangi rasa mual yang dirasakan oleh ibu hamil trimester I. Tujuan Penelitian:
untuk mengetahui efektifitas konsumsi perasan air jeruk nipis hangat dalam
mengurangi emesis gravidarum. Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah
Penelitian kuantitatif dengan desain penelitian pre experimental, dengan rancangan one
group pre-test post-test. Data analisis dengan uji paired T test. Sampel penelitian ini
adalah ibu hamil trimester 1 dengan mual dan mutah di PMB Umi Hikmawati sebanyak
30 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik non probability sampling dengan
pendekatan consecutive sampling. Untuk mengetahui pengaruh pemberian perasan air
jeruk nipis peneliti menggunakan uji statistic paired T test. Hasil penelitian : Hasil
bivariat dengan uji Paired T Test didapatkan penurunan skor frekuensi mual muntah
sesudah diberikan intervensi perasan air jeruk nipis hangat dari 7,43 menjadi 4,47.
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna terhadap
penurunuan frekuensi mual muntah sebelum dan sesudah diberikan perasan air jeruk
nipis hangat dengan (p value 0,000). Hal ini menunjukan bahwa perasan air eruk nipis
hangat berpengaruh dalam mengurangi emesis gravidarum. Saran : Bidan diharapkan
mampu memberikan pengobatan alternatif pada ibu dengan emesis gravidarum
menggunakan perasan air jeruk nipis hangat untuk mengurangi frekuensi emesis
gravidarum.
Kata kunci : Emesis gravidarum, Jeruk nipis, Ibu hamil trimester I
ABSTRACT

Program Studi Pendidikan Profesi Bidan


Program Sarjana Terapan
Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Jakarta 3
Jakarta, 15 Juni 2021

Anindya Khafidhatun Nisa


The Effectiveness of Warm Lime Juice Consumption in Reducing Emesis
Gravidarum for Pregnant Women Trimester 1 at Midwife Clinic Umi Hikmawati
in 2021
57 pages, 2 Pictures, 6 tables, 7 attachments.

Background: Emesis Gravidarum is a common problem in the 1st trimester pregnant


women. This thing can be happened due to the increase in levels of estrogen hormones
and HCG in the body. 27-30% of 1st trimester pregnant women experience only
nausea, 28-52% of mothers experience vomiting, and 0.8-3.2% of mothers experience
vomiting nausea that continues to be Hyperemesis gravidarum. Lime can be used as an
alternative treatment in reducing emesis gravidarum suffered by pregnant women
trimester I because it has flavonoid content that can help reduce the nausea felt by
pregnant women trimester I. Research Objectives: To find out the effectiveness of
warm lime juice consumption in reducing emesis gravidarum. Research Method: This
is a quantitative research with pre experimental research design, with one group pre-
test and post-test design. Data analysis with paired T test. Results of the study:
Bivariate results with paired T test obtained a decrease in the frequency of vomiting
nausea score after intervention of warm lime juice from 7.43 to 4.47. The results of
statistical tests showed that there was a significant difference in the decrease in the
frequency of vomiting nausea before and after being given a squeeze of warm lime
juice with (p value 0.000). This indicates that the squeeze of warm lime juice has an
effect in reducing emesis gravidarum. Advice: Midwife is expected to be able to
provide alternative treatment to mothers with emesis gravidarum using a squeeze of
warm lime juice to reduce the frequency of emesis gravidarum.

Keywords : Emesis gravidarum, Lime, Pregnant women trimester I

Poltekkes Kemenkes Jakarta 3


LEMBAR PERSETUJUAN
SKRIPSI
Efektivitas Konsumsi Perasan Air Jeruk Nipis Hangat dalam Mengurangi Emesis
Gravidarum pada Ibu Hamil Trimester 1 di PMB Umi Hikmawati pada Tahun 2021
telah disetujui, diperiksa, dipertahankan dan siap diujikan dihadapan Tim Penguji
Sidang Seminar Skripsi
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
Program Sarjana Terapan
Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Jakarta 3
Tahun 2021
PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Shentya Fitriana, SST, M. Keb Willa Follona, SST, M.Keb


NIP. 197908262002122001 NIP. 198209142007012009
Mengetahui
Ketua
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
Program Sarjana Terapan
Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Jakarta 3

Shentya Fitriana, SST, M. Keb


NIP. 197908262002122001
iii

LEMBAR PERNGESAHAN
SKRIPSI
Dengan Judul Efektivitas Konsumsi Perasan Air Jeruk Nipis Hangat dalam
Mengurangi Emesis Gravidarum pada Ibu Hamil Trimester 1 di PMB Umi
Hikmawati pada Tahun 2021telah diuji dan dipertahankan pada tanggal 15 Juni 2021
Oleh tim penguji

Moderator
Shentya Firtriana, SST.,M.Keb
NIP. 197908262002122001 (.................................................)

Penguji 1
Erika Yulita Ichwan, SST.,M.Keb
NIP. 19770722005012001 (.................................................)

Penguji 2
Wa Ode Hajrah, SST, M.Kes
NIP. 196002251982032003 ( )

Poltekkes Kemenkes Jakarta 3


Surat Pernyataan Bebas Plagiat

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya

Nama : Anindya Khafidhatun Nisa

NIM : P3.73.24.1.17.001

Program Studi : Pendidikan Profesi Bidan Program Sarjana Terapan

Tahun Akademik : 2017

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan skripsi saya
yang berjudul
“Efektivitas Konsumsi Perasan Air Jeruk Nipis Hangat dalam Mengurangi Emesis
Gravidarum pada Ibu Hamil Trimester 1 di PMB Umi Hikmawati pada Tahun 2021”

Apabila suatu saat nanti saya melakukan plagiat maka saya akan menerima sanksi yang
telah ditetapkan.

Demikian surat ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Jakarta, 15 Juni 2021.

Anindya Khafidhatun Nisa


v

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Sripsi ini adalah karya saya sendiri

Dan sumber yang dikutip maupun yang di rujuk

Telah saya nyatakan benar

Nama : Anindya Khafidhatun Nisa

NIM : P3.73.24.1.17.001

Tanda tangan :

Anindya Khafidhatun Nisa

Tanggal : 15 Juni 2021

Poltekkes Kemenkes Jakarta 3


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripi ini. Skripsi ini diajukan guna
menyelesaikan tahap akademik pendidikan D4 Kebidanan.

Dalam meyelesaikan Skripsi ini penulis banyak sekali mendapatkan bantuan


bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :

1. Ibu Erika Yulita Ichwan, SST, M.Keb selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Jakarta III yang telah memberikan dukungan sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
2. Ibu Shentya Fitriana, SST, M.Keb selaku Ketua Prodi Pendidikan Profesi
Bidan program sarjana terapan dan dosen pembimbing pertama yang telah
memberikan dukungan dan bimbingannya sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
3. Ibu Willa Follona, SST, M.Keb selaku dosen pembimbing kedua yang telah
memberikan dukungan dan bimbingannya sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
4. Seluruh ibu hamil trimester 1 yang sudah bersedia menjadi responden.
5. Bapak Masruri dan Ibu Suwarti selaku orang tua dari penulis yang selalu
memberikan dukungan dan doa disetiap saat. Semoga Allah selalu
memberikan kesehatan dan kebahagiaan yang berlimpah.
6. Sahabat seperjuangan selama kuliah, Anisya Baby, Audrey Dias, Ayu
Apriliani, Mutiara Syifa, Rahmalia Deyananda, Thirza Ferlianti, Safira
Aisya, dan Yasmine Salsabila, terima kasih telah menjadi sahabat yang luar
biasa, selalu mendengarkan keluh kesah dan memberikan motivasi kepada
penulis. Semoga Allah senantiasa melindungi dimanapun kalian berada.
7. Khaerunnisa, Pesona Indah, dan Sinta Permaeswari sebagai teman
seperbimbingan yang sudah memberikan masukan dan motivasi dalam
mengerjakan skripsi ini.
8. Teman angkatan ASASI, saling melengkapi, saling menyempurnakan,
terimakasih telah bersama-sama selama 4 tahun ini, semoga kita bisa lulus
bersama.
9. Safira Chattri,Inez Cahyalin, dan Shofie Nur Fitri yang sudah menjai
support system selama penulisan skripi ini.
vii

Penulis sadar sepenuhnya bahwa masih banyak terdapat kesalahan dalam


penyusunan skripsi ini, oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan guna perbaikan dikemudian hari. Akhir kata semoga skripsi
ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan
khususnya dibidang kebidanan.

Jakarta, Juni 2021


Penulis

Poltekkes Kemenkes Jakarta 3


DAFTAR ISI

Abstrak .......................................................................................................................... ii
Lembar Persetujuan....................................................................................................... ii
Lembar Pengesahan ..................................................................................................... iii
Surat Pernyataan Bebas Plagiat .................................................................................... iv
Halaman Pernyataan Orisinalitas .................................................................................. v
Kata Pengantar ............................................................................................................. vi
Daftar Isi..................................................................................................................... viii
Daftar Tabel .................................................................................................................. x
Daftar Gambar.............................................................................................................. xi
Daftar Singkatan.......................................................................................................... xii
Daftar Lampiran ......................................................................................................... xiii
BAB I ............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 3
1.4 Manfaat penelitian......................................................................................... 4
BAB II ........................................................................................................................... 5
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................ 5
2.1 Kehamilan Trimester Pertama....................................................................... 5
2.2 Emesis Gravidarum ....................................................................................... 8
2.3 Jeruk Nipis .................................................................................................. 15
2.4 Cara pemberian jeruk nipis hangat bagi ibu hamil dengan emesis
gravidarum .............................................................................................................. 17
2.5 Penelitian Terkait ........................................................................................ 18
2.6 Kerangka Teori............................................................................................ 20
ix

BAB III........................................................................................................................ 21
METODOLOGI PENELITIAN .................................................................................. 21
3.1 Desain Penelitian......................................................................................... 21
3.2 Kerangka Konsep ........................................................................................ 22
3.3 Hipotesis Penelitian..................................................................................... 22
3.4 Kerangka Operasional ................................................................................. 23
3.5 Populasi dan Sampel ................................................................................... 24
3.6 Alat dan Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 26
3.7 Etika Penelitian ........................................................................................... 28
3.8 Pengolahan data .......................................................................................... 29
3.9 Analisis Data ............................................................................................... 30
BAB IV ....................................................................................................................... 32
PEMBAHASAN ......................................................................................................... 32
4.1 Gambaran Wilayah...................................................................................... 32
4.2 Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 32
4.3 Hasil Penelitian ........................................................................................... 32
4.4 Pembahasan ................................................................................................. 35
BAB V ......................................................................................................................... 40
SIMPULAN DAN SARAN ........................................................................................ 40
5.1 Simpulan ..................................................................................................... 40
5.2 Saran............................................................................................................ 40
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 42
LAMPIRAN ................................................................................................................ 46

Poltekkes Kemenkes Jakarta 3


DAFTAR TABEL

Tabel 2 1 Daftar Penelitian Terkait ............................................................................. 18


Tabel 3 1 Desain Penelitian One Group Pretest-Postest Design ................................. 21
Tabel 3 2 Definisi Operasional ................................................................................... 23
Tabel 4 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden berdasarkan Usia, Paritas,
dan Pekerjaan .............................................................................................................. 33
Tabel 4 2 Distribusi frekuensi skor intensitas mual muntah sebelum dan sesudah
diberikan intervensi perasan air jeruk nipis hangat ..................................................... 34
Tabel 4 3 Pengaruh pemberian perasan air jeruk nipis hangat dalam mengurangi
emesis gravidarum ...................................................................................................... 35
xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kerangka Teori ....................................................................................... 20

Gambar 3. 1 Kerangka konsep Efektivitas Konsumsi Perasan Air Jeruk Nipis Hangat
dalam Mengurangi Morning Sickness ................................................... 22

Poltekkes Kemenkes Jakarta 3


DAFTAR SINGKATAN

BBLR : Berat Bayi Lahir Rendah

HCG : Human chorionic gonadotropin

IUFD : Intrauterine Fetal Death

IUGR : Intrauterine Growth Restriction

LH : luteinizing hormone

PUQE : the Pregnancy-Unique Quantification of Emesis

WHO : World Health Organization


xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 .................................................................................................................. 46
Lampiran 2 .................................................................................................................. 48
Lampiran 3 .................................................................................................................. 49
Lampiran 4 .................................................................................................................. 50
Lampiran 5 .................................................................................................................. 51
Lampiran 6 .................................................................................................................. 52
Lampiran 7 .................................................................................................................. 53

Poltekkes Kemenkes Jakarta 3


1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Morning sickness atau emesis gravidarum merupakan masalah yang
biasa terjadi pada ibu hamil trimester 1. Hal ini disebabkan karena terjadinya
peningkatan kadar hormon esterogen dan HCG di dalam tubuh. Tanda dan
gejala yang biasa dialami ketika morning sickness yaitu mual dan muntah.
Berdasarkan hasil penelitian 50-90% wanita hamil mengalami mual pada
trimester pertama 1. Gejala mual dan muntah yang dirasakan wajar terjadi
selama masa kehamilan diusia 8-12 minggu dan berangsur membaik hingga
berhenti di usia kehamilan 16 minggu. Berdasarkan data yang dikeuarkan oleh
WHO (2012), kejadian morning sickness yang di derita oleh ibu mencakup
sebanyak 14% 2. Menurut Jennings dkk (2019), 27-30% ibu hamil trimester 1
hanya mengalami mual, 28-52% ibu mengalami muntah, dan 0,8-3,2% ibu
mengalami mual muntah yang berlanjut menjadi Hyperemesis gravidarum 3.
Mual muntah yang tidak segera ditangani akan membahayakan bagi ibu dan
janin.Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Aril (2012), kejadian
hyperemesis gravidarum terjadi di berbagai Negara seperti di Indonesia sebesar
1-3% dari keseluruhan jumlah kehamilan, 0,3% di Swedia, 0,5% di California,
0,8% di Canada, 10,8% di China, 0,9% di Norwegia, 2,2% di Pakistan, dan
1,9% di Turki.
Berdasarkan data dari Depkes RI (2013), hasil penelitian yang di
lakukan di Indonesia mengatakan bahwa ibu hamil yang mengalami morning
sickness mencapai 14,8% dari seluruh kehamilan. Sebanyak 60-80% keluhan
mual muntah dirasakan oleh ibu primigravida, 40-60% keluhan mual mutah
dirasakan oleh ibu multigravida, dan 1 dari 1000 kehamilan berlanjut menjadi

Poltekkes Kemenkes Jakarta 3


hyperemesis gravidarum. Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur, pada tahun 2017, kejadian
mual muntah atau tanpa muntah tertinggi pada data 3 tahun terakhir didapatkan
hasil bahwa pada tahun 2015 di bulan November sebanyak 30 orang dari 342
atau (8,77%) ibu hamil trimester I dan bulan Desember sebanyak 35 orang dari
342 atau (10,23%) ibu hamil. Pada tahun 2016 di bulan Januari sebanyak 28
orang atau (9,87%) dari 324 ibu hamil trimester I dan bulan Februari sebanyak
34 orang atau (10,47%) dari 324 ibu hamil. Pada tahun 2017 di bulan Juni,
sebanyak 31 orang atau (11,67%) dari 317 orang ibu hamil trimester I 4.
Secara farmakologi, mual dan muntah bisa ditangani dengan pemberian
obat-obatan untuk mengurangi gejala yang dirasakan seperti pemberian vitamin
B6, namun dalam pemberian obat bisa saja terjadi efek samping yang akan
dirasakan oleh ibu seperti sakit kepala, diare, dan mengantuk. Mual dan muntah
sering diberikan penanganan berupa pemberian obat kimia dimana pengobatan
secara herbal juga bisa membantu mengurangi intervensi berlebihan pada ibu
hamil. Panduan yang dikeluarkan oleh American Collage of Obstetric and
Gynecology (ACOG) mengatakan untuk mengatasi emesis gravidarum atau
morning sickness harus dimulai dengan terapi non farmakologi meliputi
pemberian jahe, penggunaan gelang akupresur, atau aroma terapi (jeruk, lemon,
peppermint)3. Selain itu, hasil penelitian yang dilakukan oleh Nugrahani (2017)
menyatakan bahwa jus buah jeruk bali bisa dijadikan alternatif untuk
meredakan mual muntah pada kehamilan trimester I meskipun hasilnya tidak
lebih baik jika dibandingkan dengan seduhan jahe. Berdasarkan penelitian lain
yang dilakukan oleh Rahmawati, dkk (2018), dalam menangani mual muntah
pada kehamilan trimester I, perempuan hamil bisa menggunakan air jeruk nipis
hangat untuk mengurangi intensitas mual muntah yang dialami. Hasil
menunjukkan bahwa pemberian jeruk nipis hangat pada 8 responden yang
mengalami mual dan muntah sedang mengalami penurunan tingkat gejala
3

menjadi mual muntah ringan yaitu 5 responden dan 3 responden lainnya tetap
mengalami mual muntah sedang.
Jeruk nipis memiliki manfaat untuk ibu hamil. Kandungan didalam nya
terdiri dari limonin esensial dan linalool serta flavonoid seperti poncirin,
hesperidin, rhoifolin, maringin dan synephrine serta N-methylamine. Jeruk
nipis mengandung unsur senyawa kimia yang memiliki manfaat seperti;
limonene, linalyl acetate, geranyl acetate, citral phellandrene, dan asam sitrat 5.
Kandungan Flavonoid dalam jeruk nipis dapat meningkatkan produksi empedu
sehingga akan menetralkan cairan pencernaan yang dapat mengurangi rasa
mual. Studi yang dilakukan oleh Rahmawati (2018) menunjukkan bahwa air
perasan jeruk nipis hangat dapat menurunkan emesis gravidarum sehingga
dapat digunakan sebagai pengobatan alternatif sebelum menggunakan obat.
Berdasarkan uraian diatas, mual muntah pada trimester I masih menjadi
pemasalahan yang sering terjadi sehingga penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai efektivitas konsumsi perasan air jeruk nipis hangat
terhadap emesis gravidarum.

1.2 Rumusan Masalah


Morning sickness atau gejala mual muntah banyak terjadi kepada 50-90%
wanita hamil di trimester I. Jeruk nipis merupakan salah satu alternatif dalam
meredakan gejala mual dan muntah dan mengandung flavonoid yang dapat
mengurangi mual muntah pada trimester I. Berdasarkan data tersebut peneliti
tertarik untuk meneliti tentang apakah perasan air jeruk nipis hangat efektif
untuk mengurangi gejala emesis gravidarum?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui efektivitas konsumsi perasan air jeruk nipis hangat untuk
mengurangi emesis gravidarum

Poltekkes Kemenkes Jakarta 3


1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi karakteristik ibu antara lain
umur, paritas, dan pekerjaan ibu hamil trimester I
2. Untuk mengetahui gejala emesis gravidarum sebelum dan sesudah
diberikan perasan air jeruk nipis hangat
3. Untuk mengetahui perbedaan gejala emesis gravidarum sebelum
dan sesudah diberikan perasan air jeruk nipis hangat

1.4 Manfaat penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan daoat membagikan manfaat bagi :
1. Ilmu pengetahuan
Penelitian ini diharapkan dapat menambah perkembangan ilmu
pengetahuan mengenai Efektivitas Konsumsi Perasan Air Jeruk Nipis
Hangat dalam Mengurangi Emesis Gravidarum
2. Bagi Penulis
Peneliti mampu menerapkan secara langsung ilmu yang diperoleh selama
pendidikan dan melaksanakan penelitian secara langsung mengenai
Efektivitas Konsumsi Perasan Air Jeruk Nipis Hangat dalam Mengurangi
Emesis Gravidarum
3. Bagi Institusi
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai referensi dan sumber bacaan
mengenai Efektivitas Konsumsi Perasan Air Jeruk Nipis Hangat dalam
Mengurangi Emesis Gravidarum
5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kehamilan Trimester Pertama


Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan
merupakan fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Masa kehamilan dimulai pada masa
konsepsi sampai lahirnya janin. Lama masa kehamilan normal yaitu 280 hari
atau 40 minggu atau 9 bulan 7 hari dihitung sejak hari pertama haid terakhir 6.
Manuba (2012) mengatakan bahwa kehamilan merupaka proses mata rantai
yang bersinambungan dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum,
konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan
plasenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm 7. Menurut
Mandriwati dkk (2016), kehamilan merupakan suatu proses alamiah dan
fisiologis dimana setiap wanita yang memiliki organ reproduksi sehat,
mengalami menstruasi dan melakukan hubungan seksual dengan laki-laki yang
organ reproduksi nya juga sehat maka akan terjadi kemungkinan untuk hamil 8.
Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester yaitu 1, 2, dan 3. Trimester 1
terjadi selama 12 minggu pertama kehamilan, trimester 2 terjadi pada minggu
ke 13 hingga minggu ke 27, dan trimester 3 terjadi pada minggu ke 28 hingga
minggu ke 40 9. Pada kehamilan trimester 1, ibu mengalami banyak gejala yang
menyebabkan rasa kurang nyaman. Gejala berupa mual dan muntah merupakan
gejala wajar dan sering terjadi pada ibu hamil. Gejala ini biasa disebut denga
morning sickness. Rasa mual yang diderita biasa terjadi pada pagi hari, tetapi
bisa juga terjadi sepanjang hari dan malam hari dan terjadi pada usia kehamilan
di 6 minggu hingga 10 minggu 10. Mual dan muntah yang terjadi pada trimester
1 terjadi karena adanya peningkatan kadar hormon esterogen dalam tubuh.

Poltekkes Kemenkes Jakarta 3


Selain itu, keadaan ketika tonus otot-otot traktus digestivus menurun
menyebabkan mortalitas seluruh taktus digestivus juga berkurang. Makanan
yang masuk ke tubuh akan lebih lama berada di dalam lambung dan yang telah
tercerna akan lebih lama berada di usus sehingga dapat menyebabkan ibu hamil
menderita obstipasi.
Selama kehamilan di trimester 1, banyak perubahan fisik yang akan
dialami oleh ibu. Pada periode ini juga terjadi pertumbuhan dan perkembangan
yang pesat dari seluruh organ dan sistem tubuh janin. Perubahan yang terjadi
yaitu pembesaran payudara, sering buang air kecil kosntipasi, mual muntah,
mudah lelah, sakit kepala, pusing, emosional, mood berubah secara mendadak,
dan nafsu makan berubah.

2.1.1 Perubahan Adaptasi Fisik dan Psikologis Ibu hamil Trimester 1


1. Perubahan Adaptasi Fisik
Proses kehamilan membawa perubahan fisik diantaranya pada
trimester pertama akan terjadi tidak adanya mensturasi, sembelit,
nyeri pada panggul, mual dan muntah (mual pada pagi hari), lelah
dan mengantuk, sering berkemih, tidak menyukai bau atau makanan
tertentu, cairan vagina meningkat penurunan berat badan atau
kenaikan sampai 2,5 kg, dan perubahan pada payudara: penuh, nyeri
tekan, gatal didaerah putting, aerola menjadi gelap. Pada trimester
kedua perubahan fisik yang terjadi adalah sudah merasa enak secara
fisik, merasakan gerakan janin, nafsu makan meningkat, mual
menghilang, sembelit, nyeri di lipat paha akibat kontraksi ligament
rotundum, kenaikan berat badan rata-rata 0,4-0,5 kg per minggu,
kejang kaki. Pada trimester ketiga perubahan fisik yang terjadi
adalah kontraksi Braxton Hicks yang lebih nyata, produksi
7

kolostrom meningkat, nyeri pinggang, pergelangan kaki bengkak,


insomnia, anemia, dan kenaikan berat badan sampai 12,5-17,5 kg 11.
a. Sistem reproduksi
Pada saat kehamilan, sistem reproduksi perempuan berupa
uterus, ovarium, vagina dan vulva akan mengalami perubahan
untuk menyesuaikan keadaan. Uterus akan membesar akibat
adanya hipertropi dan hiperplasi otot polos rahim, higroskopik
pada bagian serabut kolagen nya, dan desidua pada bagian
endometrium. Ovarium akan berhenti berovulasi namun bagian
korpus leteum graviditas akan tetap bekerja hingga terbentuknya
plasenta yang akan mengambil alih pengeluaran esterogen dan
progesterone. Karena adanya pengaruh yang disebabkan oleh
esterogen, vagina dan vulva mengalami hipervaskularisasi
sehingga terlihat lebih merah atau kebiruan yang disebut dengan
tanda chadwick.
b. Sistem kardiovaskuler
Selama kehamilan, jantung akan mengalami penambahan beban
kerja. Pada saat kondisi hamil 6-28 minggu, jantung harus
memompa darah 30-50% lebih banyak dibanding jumlah awal
setiap menit.
c. Sistem urinaria
Ketika masa kehamilan, ginjal bekerja lebih berat. Ginjal akan
menyaring darah yang volume nya meningkat 30-50% yang
akan mencapai puncak di usia kehamilan 16-24 minggu hingga
sebelum persalinan. Oleh karena itu, perempuan hamil akan
lebih sering merasakan ingin berkemih.
d. Sistem gastrointestinal
Perubahan yang disebabkan oleh rahim yang membesar yaitu
Rahim akan menekan bagian rectum dan usus bawah sehingga

Poltekkes Kemenkes Jakarta 3


akan mengakibatkan konstipasi atau sembelit. Selain itu, kadar
progesterone yang tinggi juga akan memperlambat gerak otot
usus.
e. Sistem endokrin
Progesteron dan esterogen yang dihasilkan pada awal kehamilan
akan menjadi lebih tinggi disbanding saat keadaan tidak hamil.
Progesterone dan esterogen akan merangsang poliferasi untuk
mempersiapkan implantasi pada dinding rahim jika terjadi
kehamilan. Plasenta yang sudah terbentuk secara sempurna dan
berfungsi 10 minggu setelah pembuahan terjadi, akan
mengambil alih tugas untuk memproduksi seterogen dan
progesterone.
f. Sistem pernapasan
Ruang abdomen yang membesar oleh karena meningkatnya
ruang rahim dan pembentukan hormon progesteron
menyebabkan paru-paru berfungsi sedikit berbeda dari
biasanya. Wanita hamil bernafas lebih cepat dan lebih dalam
karena memerlukan lebih banyak oksigen untuk janin dan untuk
dirinya. 12
2.2 Emesis Gravidarum
2.2.1 Pengertian
Mual (nausea) dan muntah (emesis) adalah gejala yang wajar
dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi
pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari
gejala-gejala ini kurang lebih 6 minggu setelah hari pertama haid
13
terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu . Mual
muntah selama kehamilan biasa terjadi pada 60-80% kehamilan
primigravida dan 40-60% pada mutigravida 14. Mual dan muntah terjadi
pada 260 wanita hamil yang dijelaskan dalam sebuah studi dimana
9

dilakukan pada 2000 wanita hamil. Satu diantara seribu kehamilan


gejala-gejala lain menjadi berat 15. Menurut Helper tahun 2008 bahwa
sebagian besar ibu hamil 70-80% mengalami morning sickness dan
sebanyak 1-2% dari semua ibu hamil mengalami morning sickness yang
ekstrim.
Kehamilan menimbulkan peningkatan hormon estrogen,
progesteron, dan dikeluarkannya human chorionic gonadothropine
(HCG) plasenta. Hormon inilah yang menyebabkan emesis gravidarum.
Rasa mual sering disertai dengan gejala vasomotor perangsangan
otonom seperti saliva yang meningkat, berkeringat, pingsan, vertigo,
takikardia. Muntah diartikan sebagai pengeluaran secara paksa isi
lambung dan usus melalui mulut. Sebelum muntah terjadi takipnea,
salivasi yang banyak, dilatasi pupil, berkeringat, pucat, dan denyut
jantung yang cepat sebagai tanda perangsangan otonom yang menyebar
luas.
2.2.2 Penyebab Emesis Gravidarum
Penyebab emesis gravidarum menurut beberapa pendapat yaitu :
1. Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan hormonal pada
wanita karena terdapat peningkatan hormone estrogen,
progesterone, dan pengeluaran HCG plasenta. Hormon-hormon
inilah yang diduga menyebabkan emesis gravidarum 16.
2. Peningkatan kadar HCG, hipoglikemi, peningkatan kebutuhan
metabolic, serta efek progesterone pada sistem pencernaan
dikaitkan menjadi alasan mual yang terjadi pada masa kehamilan
17
.
3. Mual dan muntah selama kehamilan disebabkan oleh adanya
perubahan pada sistem endokrin yang terjadi selama kehamilan,
terutama disebabkan oleh tingginya fluktuasi kadar HCG (human
chorionic gonadotrophin), khusunya pada periode mual atau

Poltekkes Kemenkes Jakarta 3


muntah gestasional yang paling umum adalah pada 12-16 minggu
pertama. Karena pada saat ini HCG mencapai kadar teringgi, sama
dengan LH (luteinizing hormone) dan di sekresikan oleh sel-sel
trofoblas blastosit. HCG melewati kontrol ovarium di hipofisis dan
menyebabkan korpus luteum terus memproduksi estrogen dan
progesteron, suatu fungsi yang nantinya diambil alih oleh lapisan
korionik plasenta. HCG dapat dideteksi dalam darah wanita dari
sekitar 3 minggu gestasi (yaitu satu minggu setelah fertilisasi), suatu
fakta yang dijadikan sebagai besar uji kehamilan 18
2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Emesis Gravidarum
1. Hormonal
Mual dan muntah selama kehamilan biasanya disebabkan oleh
perubahan pada sistem endokrin yang terjadi selama kehamilan,
terutama disebabkan oleh tingginya fluktuasi kadar HCG (human
chorionic gonadotrophin). HCG melewati kontrol ovarium di
hipofisis dan menyebabkan korpus luteum terus memproduksi
estrogen dan progesteron, suatu fungsi yang nantinya diambil alih
oleh lapisan korionik plasenta. HCG dapat dideteksi dalam darah
wanita dari sekitar 3 minggu gestasi (yaitu satu minggu setelah
fertilisasi), suatu fakta yang dijadikan sebagai besar uji kehamilan
18

2. Faktor Psikososial
Wanita hamil ketika mengetahui bahwa diri nya hamil bisa
menyebabkan konflik emosi sepeti kegembiraan dan penantian,
cemas terhadap kesehatan ibu dan bayi, khawatir mengenai
pekerjaan, keuangan, atau hubungan dengan suami, dan perasaan
sedih karena sebentar lagi tidak akan memiliki kebebasan ketika
bayi sudah lahir. Masalah psikologis dapat memprediksi beberapa
wanita untuk mengalami mual dan muntah dalam kehamilan, atau
11

memperburuk gejala yang sudah ada atau mengurangi kemampuan


untuk mengatasi gejala “normal”. Kehamilan yang tidak
direncanakan, tidak nyaman atau tidak diinginkan, atau karena
beban pekerjaan atau finansial akan menyebabkan penderitaan
batin, ambivalensi, dan konflik.
Kecemasan berdasarkan pengalaman melahirkan sebelumnya,
terutama kecemasan akan datangnya hyperemesis gravidarum atau
preeklamsia. Wanita yang mengalami kesulitan dalam membina
hubungan, rentan terhadap masalah dengan distres emosional
menambah ketidak nyamanan fisik. Syok dan adaptasi yang
dibutuhkan jika kehamilan ditemukan kembar, atau kehamilan
terjadi dalam waktu berdekatan, juga dapat menjadi faktor
emosional yang membuat mual dan muntah menjadi lebih berat 18.
3. Masalah Pekerjaan
Mual dan muntah bisa disebabkan karena tidak sarapan sebelum
berangkat kerja. Perjalanan ketempat kerja yang mungkin terburu-
buru di pagi hari tanpa waktu yang cukup untuk sarapan dapat
menyebabkan mual dan muntah. Kejadian mual muntah juga
bergantung pada hal yang dirasakan lebih sensitif ketika hamil
seperti aroma, zat kimia, atau lingkungan dapat menambah rasa
mual wanita dan menyebabkan mereka muntah. Merokok terbukti
memperburuk gejala mual dan muntah, tetapi tidak jelas apakah ini
disebabkan oleh efek olfaktorius (penciuman) atau efek nutrisi, atau
apakah dapat dibuat asumsi mengenai hubungan antara kebiasaan
praktik dan distres psikoemosional 18.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rudiyanti dan
Rosmadewi (2019), terdapat 31 orang ibu bekerja yang mengalami
mual dan muntah dan 15 orang ibu tidak bekerja yang mengalami
mual dan muntah. Terdapat perbedaan signifikan jika dilihat dari

Poltekkes Kemenkes Jakarta 3


hasil uji statistic. Maka dapat disimpulkan bahwa ibu hamil yang
bekerja memiliki peluang 4,928 lebih besar disbanding ibu yang
tidak bekerja untuk mengalami emesis gravidarum19.
4. Status Gravida
Status gravida biasanya mempengaruhi kejadian mual muntah pada
masa kehamilan. Sebagian besar primigravida belum mampu
beradaptasi dengan hormon estrogen dan koreonik gonadotropin
sehingga lebih sering terjadi emesis gravidarum. Sedangkan pada
multigravida dan grande multigravida sudah mampu beradaptasi
dengan hormon estrogen dan koreonik gonadotropin karena sudah
mempunyai pengalaman terhadap kehamilan dan melahirkan 9.
Kendala yang biasa dirasakan oleh primigravida seperti kurangnya
pengetahuan, informasi, dan komunikasi yang buruk antara wanita
dan petugas pemberi asuhan sehingga mempengaruhi persepsi
wanita tentang gejala mual dan muntah. Sedangkan pada
multigravida dan grande multigravida sudah mempunyai
pengalaman, informasi dan pengetahuan tentang gejala emesis
gravidarum sehingga mampu mengatasi gejalanya 18.
5. Usia
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rudiyanti dan
Rosmadewi (2019), emesis gravidarum yang terjadi pada usia <20
tahun dan >35 tahun sebanyak 70,4% dimana usia tersebut
merupakan usia beresiko sedangkan pada ibu hamil dengan usia 20-
35 tahun yang mengalami emesis gravidarum sebanak 42,9%. Hal
ini menunjukkan bahwa ibu hamil dengan usia beresiko memiliki
peluang 3,167 kali dibandingkan dengan ibu hamil usia tidak
beresiko untuk mengalami emesis gravidarum19.
13

2.2.4 Tanda dan Gejala Emesis Gravidarum


Tanda gejala emesis gravidarum diawali dengan rasa mual
namun bisa disertai dengan muntah. Muntah pada awalnya didahului
oleh rasa mual, yang bercirikan muka pucat, berkeringat, liur berlebih,
takikardi, pernapasan tidak teratur. Pada saat ini, lambung mengendur
dan di usus halus timbul aktifitas antiperistaltik yang menyalurkan isi
usus halus bagian atas lambung. Gejala-gejala tersebut kemudian
disusul oleh menutupnya bagian pangkal tenggorokan, nafas ditahan,
katup esophagus dan lambung merilaks. Akhirnya timbul kontraksi
ritmis dari diafragma serta otot-otot pernafasan disusul oleh lambung
memuntahkan isinya.
Mual dan muntah selama kehamilan biasa terjadi di pagi hari
ataupun kapan saja. Tanda biasa muncul segera setelah implantasi dan
bersamaan saat produksi HCG mencapai puncaknya, di duga bahwa
hormon plasenta inilah yang memicu mual dan muntah dengan bekerja
pada chemoreseptor trigger zone pada pusat muntah. Sebagian besar
wanita hamil mengalami mual dan muuntah pada berbagai tingkatan
yang berbeda dan dapat terjadi setiap saat, terutama pada pagi hari.
Keadaan ini biasanya akan berakhir setelah minggu ke 12 (bulan ke 3)
pada kehamilan, meskipun pada beberapa kasus keadaan ini dapat
berlangsung lebih lama. Sebagian besar wanita mengalami mual dan
muntah dalam derajat yang ringan. Mual dan muntah merupakan gejala
dan tanda yang sering menyertai gangguan gastrointestinal, demikian
juga dengan penyakit-penyakit lain.
2.2.5 Tanda Bahaya Emesis Gravidarum
Pada dasarnya keluhan atau gejala yang timbul adalah fisiologis.
Akan tetapi hal ini akan semakin menjadi parah jika tubuh tidak dapat
beradaptasi. Oleh karena itu, agar keluhan tersebut tidak berlanjut, perlu
diketahui gejala patologis yang timbul. Tanda bahaya yang perlu

Poltekkes Kemenkes Jakarta 3


diwaspadai antara lain penurunan berat badan, kekurangan gizi atau
perubahan status gizi, dehidrasi, ketidak seimbangan elektrolit, dan
ketosis. Selain itu mual muntah berlebihan dan terus menerus saat hamil
hingga dapat mengganggu keseimbangan gizi, cairan dan elektrolit
tubuh serta kehilangan lebih dari 5% berat badan sebelum hamil dapat
didefinisikan sebagai hyperemesis gravidarum. Hal tersebut dapat
berakibat buruk pada janin seperti abortus, IUFD, partus prematurus,
BBLR, IUGR, sindaktili dan polidaktili.
2.2.6 Pengukuran Mual dan Muntah
Instrument adalah alat-alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data. Dalam mengukur aspek dari mual ada banyak
instrument yang tersedia. Frekuensi, intensitas dan durasi mual adalah
karakteristik yang paling penting yang biasa diukur dalam percobaan
klinis. Instrumen dalam penelitian ini yaitu menggunakan lembar
kuesioner the Pregnancy-Unique Quantification of Emesis (PUQE)
Kuesioner diisi oleh responden sebelum dan sesudah diberi peraan air
jeruk nipis hangat, berdasarkan gejala mual muntah yang dialami oleh
responden.
Kuesioner PUQE ini merupakan instrumen yang menilai mual
dan muntah yang terdiri atas tiga pertanyaan dengan pilihan jawaban
yang mengkaji secara subjektif dan objektif, instrumen ini sederhana
tetapi validitas dan reliabilitasnya tinggi yaitu dengan cronbach alpha
nilainya 0,98, SF-12 PCS: p < 0,0001; SF-12 mcs: P = 0,0008.
Kuesioner PUQE ini berisi 3 pertanyaan dengan skala likert 1-5. Skor
di interpretasikan dengan 3-15 dengan 3 sebagai nilai terendah dan 15
sebagai nilai tertinggi. Kuesioner ini memiliki nilai reliabilitas yang
diuji dengan Alpha-Cronbach 0.9820.
15

2.3 Jeruk Nipis


Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) mengandung unsur-unsur senyawa kimia
yang bermanfaat seperti asam sitrat, asam amino (triptofan, lisin), minyak atsiri
(sitral, limonene, felandren, lemon kamfer, kadinen, geranin-lasetat, linalil
asetat, aktilaldehid, nonidehid), damar (resinae), glikosida, asam sitrun, lemak
21
(Saturated fat), kalsium, fosfor, besi, belerang, vitamin B1, dan vitamin C .
Selain itu, dalam 100 gr buah terdapat asam sitrat sebanyak 7-7,6%, damar,
lemak, mineral, vitamin B1, sitral limonene, fellandren, lemon kamfer, geranil
asetat, cadinen, dan linalisn asetat. Lalu dalam 100 gr buah jeruk nipis terdapat
vitamin C sebanyak 27 mg, Ca sebanyak 40 mg, dan fosfor sebanyak 22 mg 22.
Berdasarkan studi Razak, Djamal, dan Revilla (2013) dalam Lestari dkk (2018),
jeruk nipis terbukti mampu menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus
aureus secara in vitro dalam konsentrasi 25%, 50%, 75%, dan 100% 23.
Menurut Kharismayanti (2015) dalam Djoenaidi (2017), bagian-bagian
tanaman jeruk nipis seperti batang, bunga, buah, dan daun dapat dimanfaatkan
untuk mengobati berbagai penyakit. Getah batang jeruk nipis jika ditambah
sedikit garam dapat digunakan untuk obat sakit tenggorokan. Buah jeruk nipis
banyak digunakan sebagai pengobatam alternatif seperti untuk menurunkan
panas, batuk, peluruh dahak, menghilangkan ketombe, influenza, antiinfamasi,
aniseptik, dan obat jerawat24.

2.3.1 Klasifikasi Jeruk Nipis


Berdasarkan taksonomi, jeruk nipis termasuk dalam klasifikasi
sebagai berikut:
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Sub-divisi : Angiospermae (berbiji tertutup)
Kelas : Dicotyledonae (biji berkeping dua)
Ordo : Rutales

Poltekkes Kemenkes Jakarta 3


Famili : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus aurantifolia swingle

2.3.2 Morfologi Jeruk Nipis


Tinggi tanaman jeruk nipis berkisar antara 0,5-2,5 m. Batang
pohon berkayu ulet, berduri, dan keras. Permukaan kulit berwarna
kusam dan tua. Jeruk nipis memiliki diameter 0,2-0,5 mm dan
permukaannya memiliki kelenjar yang sangat banyak. Sari buah
jeruk memiliki asam sitrat berkadar 7-8% dari berat daging buah
sehingga menyebabkan rasa asam25.
Menurut Sarowono (2001), jeruk nipis tumbuh baik d iklim
tropis. Temperatur optimal untuk tanaman ini yaitu 25-30oC dan
kelembaban yang ideal yaitu 70-80% 26. Jeruk nipis membutuhkan
waktu 5-6 bulan untuk berkembang. Buah yang matang akan
berubah warna dari hijau menjadi kuningan dan akan jatuh ke tanah
bila sudah matang sepenuhnya.
2.3.3 Senyawa pada Tanaman Jeruk Nipis
Jeruk nipis mengandung senyawa kimia yang bermanfaat seperti
asam sitrat, asam amino, minyak atsiri, damar, glikosida, asam
sitrun, lemak, kalsium, fosfor, besi, belerang, vitamin B1, dan C 24.
Menurut Saputri (2015), jeruk nipis memiliki kandungan zat gizi
esensial lainnya seperti karbohidrat, potassium, folat, kalsium,
tiamin, niacin, vitamin B6, fosfor , magnesium, tembaga, riboflavin,
27
asam pantotenat, dan senyawa fitokimia . Vitamin B6 berperan
dalam metabolisme tubuh seperti fungsi normal sistem saraf,
regulasi hormon, memperbaiki jaringan dan pembentukan sel darah
merah, asam amino, dan asam nukleat. Jika kekurangan B6 maka
akan menyebabkan kadar serotonin rendah sehingga saraf panca
17

28
indera akan semakin sensitif . Selain itu, jeruk nipis memiiki
kandungan flavonoid.
Flavonoid merupakan derivat senyawa fenol. Flavonoid yang
terkandung didalam jeruk nipis mampu meningkatkan produksi
empedu, asam, dan cairan pencernaan. Ketika produksi empedu,
asam, dan caian pencernaan meningkat, flavonoid akan menetralkan
asam yang dapat menyebabkan rasa mual sehingga frekuensi mual
dan muntah dapat berkurang hingga menghilang 29.

2.4 Cara pemberian jeruk nipis hangat bagi ibu hamil dengan emesis
gravidarum
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2018), bahan
bahan yang diperlukan untuk membuat perasan air jeruk nipis hangat yaitu
jeruk nipis dengan diameter 1,5-2,5 cm, 1 sdm gula, dan 250 ml air hangat.
Bahan-bahan dicampurkan ke dalam gelas lalu di konsumsi sebanyak 2x sehari.
Intervensi ini diberikan selama 4 hari berturut-turut5.

Poltekkes Kemenkes Jakarta 3


2.5 Penelitian Terkait

Tabel 2 1 Daftar Penelitian Terkait


No Penulis dan Judul penelitian Tujuan umum Variable Metode Hasil
tahun penelitian penelitian
penelitian

1. Rahajeng Hot Ginger And Tujuan Variabel Desain Pengolaha


Siti Nur Hot Lime penelitian ini independen penelitian n data
Rahmawati, Drinks To adalah untuk adalah efek kuasi peneliti
Indah Decrease membuktikan minuman eksperimen menunjuka
Rahmaningty Emesis efek minuman jahe hangat one group n bahwa
as, Trinanda Gravidarum jahe hangat dan dan air jeruk pretest minuman
Qonitah5 air jeruk nipis nipis hangat. posttest. jahe hangat
hangat untuk ibu Variabel dan air
hamil trimester I dependen jeruk nipis
adalah ibu hangat
hamil efektif
trimester I. untuk
mengurang
i emesis
gravidaru
m sehingga
masyarakat
mendapatk
an
keuntungn
dari jahe
hangat dan
jeruk nipis
hangat
sebagai
pengobata
n
alternative
sebelum
konsumsi
obat
antiemetic.

2. Ursula Perbandingan Tujuan untuk Variabel Metode Hasil


Orcena Mau Efektivitas mengetahui independen penelitian penelitian
Soa, Rizky Pemberian perbandingan adalah kuasi menunjuka
Amelia, dan Rebusan Jahe efektivitas efektivitas eksperimen n terdapat
Dhita Aulia Merah Dan rebusan jahe pemberian dengan perbedaan
Octaviani4 Daun Mint merah dan daun rebusan jahe desain antara jahe
Dengan Jeruk mint dengan merah dan penelitian merah dan
Nipis Dan jeruk nipis dan daun mint two group daun mint
Madu Terhadap madu terhadap dengan jeruk pretest dengan
Mual Muntah mual muntah nipis dan posttest. jeruk nipis
19

Pada Ibu Hamil pada ibu hamil madu dan madu


Trimester I Di trimester I. terhadap dalam
Puskesmas mual muntah mengurang
Waepana, Variabel i mual dan
Ngada, NTT dependen muntah
adalah ibu pada ibu
hamil hamil
trimester I di trimester I
Puskesmas di
Waepana, Puskesmas
Ngada, dan Waepana,
NTT. Ngada, dan
NTT.

3. Rosi Rizqi Efektifitas Tujuan Variable Rancangan Hasil


Nugrahani 29 Pemberian penelitian ini independen penelitian penelitian
Seduhan Jahe untuk adalah yang menunjukk
Dengan Jus membandingkan pemberian digunakan an bahwa
Buah Jeruk Bali efektivitas jahe seduhan jahe adalah seduhan
Terhadap dan jeruk bali dengan jus quasy jahe lebih
Frekuensi Mual terhadap buah jeruk eksperiment efektif
Muntah Ibu frekuensi mual bali. Variable dengan dibandingk
Hamil dan muntah dependen pendekatan an dengan
Trimester I pada ibu hamil adalah mual non jus buah
trimester I. muntah ibu equivalent jeruk bali
hamil control untuk
trimester I. group mengatasi
design mual
muntah
pada ibu
hamil
trimester I.

Poltekkes Kemenkes Jakarta 3


2.6 Kerangka Teori

Ibu Hamil Trimester I

Perubahan fisiologis yaitu mual


muntah (morning sickness)

Cara mengurangi Emesis


Gravidarum

Farmakologi Non-farmakologi

pemberian jahe, jeruk nipis, jeruk


bali, penggunaan gelang
akupresur, atau aroma terapi
(jeruk, lemon, peppermint)

Pemberian perasan air jeruk nipis


hangat

Mual muntah berkurang

Gambar 2. 1 Kerangka Teori


21

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Desain penelitian yaitu Pre-Experimental Design dengan bentuk One Group
Pretest-Posttest. Dalam desain ini sebelum perlakuan diberikan, terlebih dahulu
sampel diberi pretest (tes awal) dan sesudah eksperimen sampel diberi postest
(tes akhir). Desain ini digunakan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai
yaitu ingin mengetahui efektivitas konsumsi air perasan jeruk nipis hangat
terhadap emesis pada ibu hamil trimester I. Pretest dan Postest dilakukan
dengan menggunakan kuesioner the pregnancy-unique quantification of emesis
(PUQE)
Berikut merupakan tabel desain penelitian One Group Pretest-Posttest Design.

Tabel 3 1 Desain Penelitian One Group Pretest-Postest Design

Pretest Treatment posttest

O1 X O2

Keterangan:
O1 : test awal (pretest) sebelum perlakuan diberikan
O2 : test akhir (posttest) setelah perlakuan diberikan
X : perlakuan terhadap kelompok eksperimen yaitu dengan memberikan
perasan air jeruk nipis hangat

Poltekkes Kemenkes Jakarta 3


3.2 Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau
kaitan satu terhadap konsep lainnya, atau antara variabel yang satu dengan
variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti.

Variable Independent Variabel Dependent

Frekuensi Emesis
Perasan Air Jeruk Nipis
Gravidarum pada ibu
Hangat hamil trimester 1

Variable confounding

1. Usia
2. Paritas
3. Status Pekerjaan

Gambar 3. 1 Kerangka konsep Efektivitas Konsumsi Perasan Air Jeruk Nipis


Hangat dalam Mengurangi Morning Sickness

3.3 Hipotesis Penelitian


Ada perbedaan frekuensi emesis gravidarum sebelum dan sesudah diberikan
perasan air jeruk nipis hangat.
23

3.4 Kerangka Operasional

Tabel 3 2 Definisi Operasional


Variabel Definisi Alat Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional Ukur Ukur

Variabel Dependen

Frekuensi Score indeks mual Diukur pre Angket Skala 0-15 Interval
Emesis muntah yang dan post
Gravidarum dialami ibu hamil pemberian
pada ibu trimester 1, selama perasan air
hamil periode 24 jam jeruk nipis
trimester 1 terakhir dalam hangat
sehari, antara dengan
sebelum dan menggunakan
sesudah Numeric
Rating Scale
(NRS)

Variabel Independent

Pemberian Pemberian air Kategori : Nominal


Perasan Air perasan jeruk nipis 1. Sebel
Jeruk Nipis hangat dengan um
Hangat komposisi 250 ml
air hangat dengan 2. Sesud
temperatur 60-70o ah
C, jeruk nipis 1
buah dengan
diameter 1,5-2,5
cm, dan 1 sdm
gula diberikan
sebanyak 2x1 hari
selama 4 hari.

Usia Ibu Lama waktu Kuesioner 0 = 20-35 Ordinal


Hidup atau tahun
Ada(sejak 1 = <20 tahun
dilahirkan) dan >35 tahun

Poltekkes Kemenkes Jakarta 3


Paritas Paritas adalah Kuesioner 0 = Primipara Ordinal
banyaknya 1 = Multipara
kelahiran hidup
yang dipunyai oleh
seorang wanita

Status Status Pekerjaan Kuesioner 0 = Tidak Ordinal


pekerjaan dilihat dari Tidak Bekerja
bekerja atau 1 = Bekerja
bekerja.

3.5 Populasi dan Sampel


3.5.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti. Maka Polulasi dalam penelitian ini ialah seluruh ibu hamil
trimester 1 di BPM Umi Hikmawati, Medan Satria, Bekasi.
3.5.2 Sampel
Sampel adalah sebagian unit penelitian yang ada dalam populasi.
Pengambilan sampel dilakukan dengan non probability sampling
dengan pendekatan consecutive sampling. Consecutive sampling yaitu
pengambilan sampel dengan cara mengambil ibu bersalin yang datang
secara berurutan ke BPM Umi Hikmawati dengan memilih sampel yang
memenuhi kriteria inklusi serta memperhatikan kriteria eksklusi sampai
kurun waktu tertentu, sehingga jumlah klien ynag diperlukan terpenuhi..
3.5.3 Besar Sampel Penelitian
Perhitungan besar sampel minimal berdasarkan perhitungan
menggunakan rumus sampel untuk uji hipotesis beda 2 mean. Jumlah
sampel tersebut dihitungkan dengan rumus sebagai berikut:
2
𝜎 2 (𝑍1−𝛼 + 𝑍1−𝛽 )
2
𝑛=
(𝜇1 −𝜇2)2
25

Keterangan :
- n = Banyaknya sampel
- 𝑍1−𝛼 = nilai Z pada derajat kemaknaan, derajat kemaknaan yang
2

digunakan adalah 95% = 1,96


- 𝑍1−𝛽 = nilai Z pada kekuatan uji power, kekuatan uji yang di
gunakan adalah 95% = 1.64
- 𝜎 2 = varians dari beda 2 mean pasangan = 11,829
- 𝜇1 = perkiraan rata-rata sebelum intervensi = 6,44
- 𝜇2 = perkiraan rata-rata sesudah intervensi = 4,06
- Hasil perhitungan
11,829[1,96 + 1,64]2
𝑛=
(6,44 − 4,06)2
153,302
𝑛=
5,664
𝑛 = 27

Berdasarkan perhitungan tersebut maka jumlah sampel minimal adalah


27 orang. Untuk menghindari terjadinya drop out maka jumlah sampel
ditambah 10% sehingga jumlah sampel menjadi 30 orang.

3.5.4 Teknik Pengambilan Sampel


Pengambilan sampel dalam penelitian ini mengacu pada kriteria
inklusi sebagai berikut :

a. Ibu hamil trimester I yang mengalami emesis gravidarum

b. Ibu yang bersedia menjadi responden

c. Ibu hamil yang tidak mengalami infeksi saluran nafas

d. Ibu hamil yang tidak mengalami influenza

Poltekkes Kemenkes Jakarta 3


e. Ibu hamil yang tidak mengkonsumsi B6

Kriteria Ekslusi:

a. Mengundurkan diri saat penelitian berlangsung.


b. Memiliki riwayat heartburn atau gastrointestinal
c. Ibu yang mengalami hyperemesis gravidarum
3.6 Alat dan Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah suatu cara atau metode yang digunakan untuk
mengumpulkan data (Notoatmodjo, 2012). Teknik pengumpulan data pada
penelitian ini adalah :
3.6.1 Data Primer
Jenis data yang di pakai dalam penelitian ini adalah data primer.
Data primer di peroleh langsung dari sample sebagai subjek penelitian
dengan menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Kuesioner berisi
beberapa rangkaian pernyataan untuk mengetahui skor sebelum dan
sesudah intervensi pemberian air perasan jeruk nipis hangat. Untuk
mengurangi terjadinya kesalahan pengisian kuesioner, peneliti
mendampingi responden pada saat pengisian kuesioner. Sebelum di
lakukan penelitian, responden akan dijelaskan mengenai tujuan,
manfaat dan informed consent penelitian untuk menghindari adanya
responden yang drop out saat penelitian berlangsung.
3.6.2 Tahap Pelaksanaan
Penelitian dilakukan selama 4 hari untuk setiap responden dengan
kegiatan sebagai berikut:
a. Hari pertama : Pretest + intervensi I + intervensi II
b. Hari kedua : Intervensi III + intervensi IV
c. Hari ketiga : Intervensi V + intervensi VI
d. Hari keempat : Intervensi VII + intervensi VIII + posttest
27

Prosedur pengumpulan data adalah sebagai berikut:

a. Melakukan pendekatan pada calon responden sesuai dengan kriteria


inklusi dan menjelaskan maksud dan tujuan penelitian

b. Setelah ibu setuju untuk berpartisipasi menjadi responden dalam


penelitian, peneliti memastikan legalitas persetujuan dengan
penandatanganan surat persetujuan (informed consent)

c. Menilai frekuensi emesis pada ibu hamil trimester I sebelum


pemberian air perasan jeruk nipis hangat menggunakan instrumen
PUQE dengan mengkaji intensitas mual/muntah 12 jam sebelum
diberikan air perasan jeruk nipis hangat.

d. Peneliti menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk


membuat air perasan jeruk nipis hangat yakni dengan
mencampurkan 250 ml air hangat dengan 1 buah jeruk nipis
diameter 1,5-2,5 dan 1 sdm gula lalu disajikan sebanyak 2x sehari
selama 4 hari.

e. Melakukan observasi selama ± 10 menit dan memastikan bahwa


tidak terjadi respon negative terhadap responden.

f. Menilai frekuensi emesis pada ibu hamil trimester I setelah


pemberian air perasan jeruk nipis hangat sebanyak 2x sehari selama
4 hari dengan instrumen PUQE saat di BPM

Poltekkes Kemenkes Jakarta 3


3.6.3 Instrumen penelitian

a. Untuk memperoleh data ibu hamil trimester I yang mengalami


emesis menggunakan pedoman wawancara.

b. Untuk menilai pengaruh pemberian perasan air jeruk nipis hangat


terhadap frekuensi emesis menggunakan instrument the Pregnancy-
Unique Quantification of Emesis (PUQE)

c. Air perasan jeruk nipis hangat

d. Stopwatch unuk mengukur berapa lama perlakuan


3.7 Etika Penelitian
Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan etik dari komisi etik
Poltekkes Kemenkes Bandung dengan No. 49/KEPK/EC/II/2021. Adapun
prinsip-prinsip etik penelitian ini menggunakan empat prinsip dasar dalam etika
penelitian, yaitu:
1. Menghormati responden
Prinsip pertama dalam etika penelitian adalah harus selalu
mempertimbangkan kemungkinan bahaya dan penyalahgunaan penelitian.
Responden diharapkan mendapat keterangan secara terinci dan jelas
mengenai :
a. Penelitian yang berjudul “Pengaruh Perasan Air Jeruk Nipis Hangat
dalam Mengurangi Emesis Gravidarum di BPM Umi Hikmawati pada
Tahun 2021”
b. Perlakuan yang akan diterapkan pada subyek
c. Manfaat ikut sebagai subyek penelitian
d. Bahaya yang akan timbul
e. Prosedur Penelitian
2. Memperhatikan manfaat
Kajian ini diharapkan dapat mewariskan suatu manfaat yang banyak dan
29

meminimalisir kerugian responden.


3. Tidak membahayakan responden
Point ini mengharuskan peneliti untuk memperhatikan kerugian atau
risiko bagi subjek penelitian untuk dapat meminimalisir risiko bagi responden.
Dalam penelitian ini tidak ada risiko baik fisik, mental, dan sosial.
4. Keadilan ( justice)
Peneliti tidak diperkenankan melakukan tindakan yang berbeda pada
setiap responden. Keadilan disini haarus memperhatikan Risiko yang dihadapi
mencakup: fisik, mental, dan sosial. Dalam penelitian ini, peneliti
mempertimbangkan perihal keadilan kepada kedua kelompok yaitu dengan
memberikan media yang memiliki konten yang sama di dalam sebuah aplikasi
dan power point.
3.8 Pengolahan data
3.8.1 Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data atau
formulir kuesioner yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat
dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.
Proses editing pada penelitian ini yaitu mengecek kembali lembar
kuesioner yang telah diisi, pengecekan yang dilakukan meliputi
kelengkapan, kejelasan, relevasi serta konsistensi jawaban responden.
Data yang belum lengkap akan dikembalikan kepada responden dan
untuk diisi kembali pada saat itu juga.
3.8.2 Coding
Coding merupakan kegitan pemberian kode numerik (angka) terhadap
data yang terdiri atas beberapa kategori.Pemberian kode ini sangat
penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan computer.
Biasanya dalam pemberian kode dibuat dan artinya dalam satu buku (code
book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari
suatu variabel.

Poltekkes Kemenkes Jakarta 3


3.8.3 Trasfering
Data yang telah diberi kode dimasukkan kedalam mastersheet yang telah
ada.
3.8.4 Tabulating
Setelah data terkumpul peneliti membuat tabel distribusi frekuensi
sebagai langkah awal pengolahan. Didapatkan data umum dan data
khusus, dari hasil tersebut maka dikelompokkan data umum yaitu usia,
paritas, dan pekerjaan. Kemudian di dalam pengelompokan data khusus.
3.9 Analisis Data
Menurut Sugiono (2008) analisis data adalah kegiatan pengelompokan data
berdasarakan variabel, jenis responden, melakukan tabulasi berdasarkan
variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab masalah, dan
melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.
Pengelompokan data dilakukan setelah data didapat dan dikumpulkan dari
responden.
3.9.1 Analisis Univariat
Analisis Univariat yaitu dengan menganalisis variable-variabel yang
ada secara deksriptif dengan menghitung distribusi frekuensi dan
proporsinya untuk mengetahui karakteristik atau distribusi setiap
variable (Sugiyono, 2010). Data disajikan dalam bentuk table distribusi
frekuensi sebagai bahan masukan. Analisa pada penelitian ini adalah
Usia Ibu, Paritas, dan Status Pekerjaan.
3.9.2 Analisis Bivariat
Penelitian ini menggunakan uji beda dua mean dependen (uji Paired
T Test) dengan tujuan melihat perbedaan-perbedaan rata-rata dan
pengaruh pemberian perasan air jeruk nipis hangat dalam mengurangi
morning sickness. Pada pengujian normalitas data, apabila data
dinyatakan tidak normal maka pengujian menggunakan statistic
Wilcoxon Signed Ranks Test. Perhitungan uji statistic menggunakan
31

perhitungan dengan system SPSS 22. Pada penelitian ini, data yang di
hasilkan terdistribusi normal sehingga uji statistik yang digunakan yaitu
uji paired T test.

Poltekkes Kemenkes Jakarta 3


BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Wilayah


Lokasi penelitian dilakukan di BPM Umi Hikmawati yang beralamat di jl.
Kaliabang Hilir no 214 Rt 04/07, Pejuang Medan Satria, Bekasi. Lokasi BPM
berada di belakang perumahan Harapan Indah yang terletak di Pejuang Medan
Satria, Bekasi.
4.2 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan yang peneliti alami dalam melakukan penelitian ini antara lain
banyak responden yang mengkhawatirkan rasa asam yang dihasilkan oleh jeruk
nipis dapat memberi dampak buruk terhadap tubuh responden, sehingga
peneliti harus menjelaskan dengan detail dan terperinci mengenai hal-hal yang
harus dihindari dan bagaimana tahapan yang harus dilakukan sehingga
mengurangi sifat asam yang dihasilkan oleh jeruk nipis tersebut.
4.3 Hasil Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian Pre-Experimental yang bertujuan untuk
mengetahui efektivitas konsumsi perasan air jeruk nipis hangat dalam
mengurangi emesis gravidarum.
33

4.3.1 Analisis Univariat

Tabel 4 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden berdasarkan


Usia, Paritas, dan Pekerjaan
Variabel N(40) %

Usia

20-35 tahun 27 90%

<20 atau >35 tahun 3 10%

Pekerjaan

Tidak Bekerja 19 63,3%

Bekerja 11 36,7%

Paritas

Primipara 13 43,3%

Multipara 17 56,7%

Hasil analisis diatas menunjukan bahwa dari 30 responden ibu hamil


trimester 1, responden yang berusia 20-35 tahun berjumlah 27 responden
(90%) dan responden yang berusia <20 tahun atau >30 tahun (10%),
dimana hal ini menunjukan rata-rata ibu hamil trimester 1 yang mengalami
emesis gravidarum di BPM Umi Hikmawati merupakan ibu berusi 20-35
tahun.
Pada kategori paritas, ibu hamil trimester 1 di BPM Umi Hikmawati
mayoritas multipara berumlah 17 responden (56,7%) dan ibu primipara
berjumlah 13 responden. Pada kategori pekerjaan, ibu yang bekerja
sebanyak 11 responden (36,7%) dan yang tidak bekerja sebanyak 19
responden (63,3%).
Pada kategori pekerjaan, ibu hamil trimester 1 di BPM Umi Hikmawati
yang bekerja sebanyak 11 responden (36,7%) dan yang tidak bekerja
sebanyak 19 responden (63,3%).

Poltekkes Kemenkes Jakarta 3


Tabel 4 2 Distribusi frekuensi skor intensitas mual muntah sebelum dan sesudah
diberikan intervensi perasan air jeruk nipis hangat
Skor Intensitas Mual Muntah N (40) %

Pre Test

Mual Muntah ringan 9 30%

Mual Muntah sedang 21 70%

Post Test

Mual Muntah ringan 27 90%

Mual Muntah sedang 3 10%

Berdasarkan data pada tabel diatas, dari 30 responden yang mengalami


mual muntah sebelum diberikan intervensi, mayoritas mengalami mual
muntah sedang sebanyak 21 responden (70%). Setelah diberikan intervensi
berupa perasan air jeruk nipis hangat, mayoritas ibu mengalam mual
muntah ringan yaitu sebanyak 27 responden (90%).
4.3.2 Analisis Bivariat
Analisis bivariate dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui
pengaruh pemberian perasan air jeruk npis hangat dalammengurangi emesis
gravidarum.
4.3.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas menggunakan Rasio Skewness yaitu membandingkan


hasil skewness dengan standar error, dengan hasil uji 1,382 pada pre-test dan
0,663 pada post test yang menunjukkan hasil ≤2 sehingga data berdistribusi
normal dan syarat uji Paired T Test terpenuhi dengan demikian peneliti
menggunakan uji Paired T Test.
35

a. Pengaruh pemberian perasan air jeruk nipis hangat dalam


mengurangi emesis gravidarum.

Tabel 4 3 Pengaruh pemberian perasan air jeruk nipis hangat dalam


mengurangi emesis gravidarum
Intensitas N Mean ± SD Perbedaan 95% CI p value
Mual Rerata ± SD
Muntah Lower -
Upper

Pre Test 30 7,43 ± 1,612 2,967 ± 1,691 2,335 – 3,598 0,000*

Post Test 30 4,47 ± 1,502

Keterangan: (*) Signifikan dengan uji Paired T Test

Berdasarkan hasil penelitian pada diatas didapatkan penurunan skor


intensitas mual muntah sesudah dilakukan intervensi dari 7,43 menjadi 4,47.
Hasil uji statistic menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna terhadap
penurunuan frekuensi mual muntah sebelum dan sesudah diberikan perasan air
jeruk nipis hangat dengan (p value 0,000). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh pemberian air jeruk nipis hangat dalam mengurangi emesis
gravidarum.

4.4 Pembahasan
4.4.1 Distribusi frekuensi krakeristik ibu hamil trimester 1
Ibu hamil rimester 1 di BPM Ummi Hikmawati yang berusia 20-
35 tahun sebanyak 27 orang (90%). Hal ini menunjukan mayoritas ibu
hamil trimester 1 yang mengalami emesis gravidarum di BPM Ummi
19
Hikmawati berusia 20-35 tahun. Dalam penelitian Rudiyanti, 2019
menyebutkan bahwa terdapat 70% dari total responden yang berusia 20-
35 tahun mengalami emesis gravidarum. Dalam penelitian yang
dilakukan oleh Suryaningrum, dkk (2019), hasil menunjukkan bahwa
47 dari 65 responden yang mengalami emesis gravidarum merupakan

Poltekkes Kemenkes Jakarta 3


ibu dengan usia 20-35 tahun dan 18 dari 65 responden merupakan ibu
dengan usia <20 tahun dan >35 tahun30.
Usia dibawah 20 tahun bukan masa yang baik untuk hamil
karena organ-organ reproduksi belum sempurna sehingga dapat
menimbulkan mual dan muntah. Mual dan muntah terjadi pada umur
dibawah 20 tahun disebabkan karena belum cukupnya kematangan
fisik, mental dan fungsi sosial dari calon ibu sehingga dapat
menimbulkan keraguan jasmani, cinta kasih, dan perawatan serta
asuhan bagi anak yang akan di lahirkannya. Sedangkan mual dan
muntah yang terjadi diatas umur 35 tahun disebabkan oleh faktor
psikologis, dimana ibu belum siap hamil atau bahkan tidak
menginginkan kehamilannya lagi sehingga akan merasa sedemikian
tertekan dan menimbulkan stres pada ibu31. Pada usia yang lebih tua
juga ibu cenderung menderita mual dan muntah dimana keparahan yang
di derita berkaitan dengan gaya hidup calon ibu, kurang makan, pola
makan yang buruk, kurang tidur atau istirahat, dan stes yang dapat
memperburuk rasa mual (Rose & Neil, 2006)32.
Pada kategori paritas, ibu hamil trimester I yang mengalami
emesis gravidarum mayoritas merupakan ibu dengan status multipara
berjumlah 17 responden (56,7%). Hal ini bereolak belakang dengan
penelitian yang dilakukan oleh Mariantari, dkk (2014) dimana hasil
penelitian teresebut menunjukkan bahwa mayoritas responden yang
mengalami emesis gavidarumm merupakan ibu primigravida yaitu
sebanyak 22 responden (57,9%).
Menurut Manuba (2010), sebagian kecil primigravida belum
mampu beradaptasi dengan hormon esterogen dan HCG sehingga
emesis gravidarum lebih sering terjadi pada ibu primigravida.
Berdasarkan penelitian diatas, bahwa semua ibu hamil memiliki resiko
37

mengalami emesis gravidarum. Hal ini menunjukkan bahwa ibu


multigravida juga memiliki resiko mengalami emesis gravidarum.
Pada kategori pekerjaan, ibu hamil trimester I yang mengalami
emesis gravidarum mayoritas tidak bekerja yaitu sebanyak 19
responden (63,3%). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Inthan Atika,
dkk (2016) menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan
dengan hyperemesis gravidarum dimana peluang ibu yang tidak bekerja
lebih besar dibandingkan yang bekerja 33. Hal ini sesuai dengan
pendapat Wawan dan Dewi (2010) bahwa bekerja merupakan kegiatan
yang menyita waktu dan dapat memberikan pengalaman maupun
pengetahuan baik secara langsung ataupun tidak langsung. Lingkungan
pekerjaan dapat membentuk suatu pengetahuan karena adanya saling
tukar informasi antar teman di lingkungan kerja.
4.4.2 Perbedaan frekuensi emesis gravidarum sebelum dan sesudah
diberikan perasan air jeruk nipis hangat
Pada penelitian ini didapatkan hasil dari 30 responden ibu hamil
trimester I yang mengalami emesis gravidarum, setelah diberikan
intervensi berupa pemberian peraasan air jeruk nipis hangat terdapat
hasil yang signifikan (p-value = 0,0000 < α = 0,05). Hasil ini
menunjukan nilai signifikan frekuensi emesis gravidarum 30 reponden
sebelum dan sesudah pemberian perasan air jeruk nipis hangat memiliki
perbedaan, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengruh pemberian
perasan jeruk nipis hangat dalam mengurangi emesis gravidarum.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati, dkk
(2018), hasil yang menunjukan bahwa terdapat intensitas penurunan
frekuensi mual dan muntah pada ibu hamil trimester I. Sebelum dan
sesudah intervensi tidak ada ibu yang mengalami mual muntah berat.
Selanjutnya intensitas mual dan muntah sedang pada ibu hamil trimester
I mengalami penurunan dari 8 responden menjadi 3 responden namun

Poltekkes Kemenkes Jakarta 3


yang mengalami mual muntah ringan mengalami peningkatan dari 8
menjadi 13 responden. Skor rata-rata yang didapatkan penelitian ini
sebelum diberikan jeruk nipis yaitu 6,44 dan skor rata-rata setelah
diberikan jeruk nipis menjadi 4,06 sehinga p-value yang didapat yaitu
0,000 dimana p-value 0,000 < α (0,05) yang berarti terdapat pengaruh
pemberian jeruk nipis pada mual dan muntah ibu hamil trimester I5.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Soa, dkk (2018) analisis
pemberian jeruk nipis dan madu terhadap mual muntah pada ibu hamil
trimester I sebelum dan sesudah pemberian didapatkan nilai frekuensi
mual dengan p-value = 0,002 dimana lebih kecil dari α=0,05. Maka
dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara
sebelum dan sesudah pemberian jeruk nipis dan madu terhadap rasa
mual pada ibu hamil trimester I4.
Berdasarkan penelitian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa
terdapat perbedaan hasil yang diperoleh sebelum dan sesudah diberikan
intervensi sehingga terdapat pengaruh dalam pemberian perasan jeruk
nipis hangat dalam mengurangi emesis gravidarum.
Jeruk nipis memiliki flavonoid yang meningkatkan produksi
empedu, asam, dan cairan pencernaan, dimana kandungan flavonoid
akan menetralkan cairan pencernaan asam, pengeluaran racun dalam
tubuh34. Flavonoid dalam jeruk nipis merupakan antagonis dari reseptor
serotonin yang dapat menyebabkan mual muntah sehingga dapat
mengurangi mual muntah pada kehamilan. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Kia, dkk (2014), jeruk nipis mampu menyembuhkan
penyakit yang diderita oleh tubuh seperti batuk, flu, demam, pusing, dan
lain-lain35. Salah satu zat bermanfaat yang terkandung di dalam jeruk
yaitu minyak esensial. Minyak esensial yaitu minyak sayur yang dapat
di koagulasi dalam suhu ruangan. Minyak ini berguna untuk
memproduksi aroma yang sangat khas dan biasanya digunakan sebagai
39

bahan natural dari minyak gosok untuk pengobatan. Berhubungan


dengan kesehatan, minyak esensial digunakan untuk stabilisasi sistem
saraf untuk membuat efek tenang bagi setiap orang yang
menghirupnya36. Hingga saat ini, belum ditemukan efek bahaya bagi
ibu hail dan janin dalam jeruk nipis, namun efek jeruk nipis dapat
mengurangi mual melalui aroma khas yang dapat menstimulasi rasa
nyaman yang dapat membuat rileks.

Poltekkes Kemenkes Jakarta 3


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa perasan air jeruk
nipis hangat dapat mengurangi frekuensi emesis gravidarum pada ibu hamil
trimester I. Hal ini ditunjukkan dengan:

1. Karakteristik responden sebagian besar berusia 20-35 tahun, responden tidak


bekerja, paritas multipara.
2. Sebanyak 21 responden mengalami mual muntah sedang sebelum
mengonsumsi perasan air jeruk nipis hangat dan 27 responden mengalami
mual muntah ringan setelah mengonsumsi perasan air jeruk nipis hangat
3. Konsumsi perasan air jeruk nipis hangat efektif dalam mengurangi emesis
gravidarum pada ibu hamil trimester 1 di BPM Umi Hikmawati
5.2 Saran

1. Bagi Institusi Pendidikan


Memberikan pembelajaran teori dan praktik mengenai pemberian perasan
air jeruk nipis hangat pada mahasiswa pada mata kuliah asuhan kebidanan
sehingga dapat diaplikasikan pada asuhan pelayanan kebidanan di lahan
praktik guna meminimalisir frekuensi mual muntah pada ibu hamil.
2. Bagi BPM Umi Hikmawati
Memberikan alternatif pengobatan dalam menangani mual dan muntah yang
dialami oleh ibu hamil trimester I dengan memberikan air jeruk nipis hangat.
3. Bagi Masyarakat
Bagi masyarakat terutama ibu hamil dapat meningkatkan pengetahuan
tentang cara alternatif dalam mengurangi rasa mual dan muntah pada
kehamilan trimester I selain menggunakan vitamin B6.
4. Bagi Peneliti Lain
41

Dapat melanjutkan penelitian ini dengan melakukan perbandingan terhadap


kelompok kontrol, secara multicenter, dengan variable lain yang berbeda
seperti hubungan karakteristik, faktor psikososial, dll.

Poltekkes Kemenkes Jakarta 3


DAFTAR PUSTAKA

1. Sebayang WB. Tehnik Mengatasi Mual Dan Muntah Pada Ibu Hamil Trimesrer
Satu ( Systematic Review ) Techniques To Overcome Quality and Vomiting in
Pregnant Mother Trimester One ( Systematic Review ). Public Heal J.
2019;6(1):2654–7171.
2. Anggasari Y. Aroma Therapy Influence to the Morning Sickness on the First
Trimester Pregnant Women in BPM Waru and Menanggal. J Glob Res Public
Heal. 2018;3(2):124.
3. Lindsey K. J, Diann M. K. Hyperemesis Gravidarum [Internet]. StatPearls
Publishing. 2020 [cited 2020 Oct 19]. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532917/#article-27636.s1
4. Soa UOM, Amelia R, Octaviani AD. Perbandingan Efektivitas Pemberian
Rebusan Jahe Merah Dan Daun Mint Dengan Jeruk Nipis Dan Madu Terhadap
Mual Muntah Pada Ibu Hamil Trimester I Di Puskesmas Waepana, Ngada, Ntt.
J Kebidanan [Internet]. 2018;8(2):157. Available from:
https://doi.org/10.31983/jkb.v8i2.3745
5. Rahmawati, Rahajeng Siti Nur Rahmaningtyas I, Qonitah T. Hot Ginger And
Hot Lime Drinks To Decrease Emesis Gravidarum. Int J Adv Res Publ
[Internet]. 2018;2(12):5–8. Available from:
https://pdfs.semanticscholar.org/ffe3/72c70571314618b7487429c5164ffe43cc
19.pdf%0Awww.ijarp.org
6. Yulistiana E. Hubungan Pengetahuan Ibu Dan Dukungan Suami Pada Ibu Hamil
Terhadap Keteraturan Kunjungan Antenatal Care (Anc) Di Puskesmas Wates
Lampung Tengah Tahun 2015. J Kebidanan. 2015;1 no 2:81–90.
7. Kumalasari I. Panduan praktik Laboratorium dan Klinik, Perawatan Antenatal,
Intranatal, Postnatal, Bayi Baru Lahir, dan Kontrasepsi. Jakarta: Salemba
Medika; 2015.
8. Mandriwati, G.A. dkk. Asuhan Kebidanan Kehamilan Berbasis Kompetensi.
Jakarta: EGC; 2016.
9. Prawihardjo S. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawihardjo; 2008.
10. Wardani DF. No TitleHubungan Tingkat Kebersihan Rongga Mulut dengan
Status Gingiva pada Ibu Hamil. Jember; 2012.
11. Penny, Janet W, Ann KS. No TitlePanduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan
43

Dan Bayi. Edisi Refi. Jakarta: Arcan; 2007. vol 67.


12. Sulistyawati A. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba
Medika; 2015.
13. Winkjosastro H. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; 2007. vol 67.
14. Manuaba LB. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC;
2010.
15. D M, P A, Sari D. Mual Muntah Pada Ibu Hamil Trimester Satu. J Kebidanan.
2017;(2(3)):115–20.
16. Mauaba, Chandranita IA. Gadar Obstetri & Ginekologi & Obstetri Ginekologi
Sosial Untuk Profesi Bidan. Jakarta: EGC; 2009.
17. Medforth janet dkk. Kebidanan Oxford. Jakarta: EGC; 2012.
18. D T. Mual Dan Muntah Kehamilan [Internet]. EGC; 2009. Available from:
doi:10.2174/138920312803582960
19. Rudiyanti N, Rosmadewi. Hubungan Usia, Paritas, Pekerjaan, dan Stress dengan
Emesis Gravidarum di Kota Bandar Lampung. J Ilm Keperawatan Sai Betik
[Internet]. 2019;15(1):7–18. Available from:
https://www.researchgate.net/publication/334747792_Hubungan_Usia_Paritas
_Pekerjaan_dan_Stres_dengan_Emesis_Gravidarum_di_Kota_Bandar_Lampu
ng
20. Lacasse A, Bérard A. Validation of the nausea and vomiting of pregnancy
specific health related quality of life questionnaire. Health Qual Life Outcomes
[Internet]. 2008;6:1–6. Available from:
https://hqlo.biomedcentral.com/articles/10.1186/1477-7525-6-32#citeas
21. Anna K. Khasiat dan Manfaat Jeruk Nipis. In: Ed-1. Surabaya; 2012.
22. Hariana A. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jakarta: Penebar Swadaya; 2006.
73–74 p.
23. Lestari RK, Amalia E, Yuwono Y. Efektivitas jeruk nipis (citrus aurantifolia
swingle) sebagai zat antiseptik pada cuci tangan. J Kedokt dan Kesehat Publ
Ilm Fak Kedokt Univ Sriwij. 2018;5(2):55–65.
24. Djoenaidi DK. AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN JERUK
NIPIS (Citrus aurantifolia, Swingle) TERHADAP Staphylococcus epidermidis
DAN Pseudomonas aeruginosa [Internet]. UNIVERSITAS ATMA JAYA
YOGYAKARTA; 2018. Available from: http://e-journal.uajy.ac.id/14221/

Poltekkes Kemenkes Jakarta 3


25. Sholihin HHGT, A P. Efektivitas Penggunaan Sari Buah Jeruk Nipis Terhadap
Ketahanan Nasi. J Sains dan Teknol Kim. 2010;1(1):44–58.
26. Nurrokhmah M. PENURUNAN KADAR LEMAK PADA BABAT SAPI
MENGGUNAKAN EKSTRAK KULIT BUAH JERUK NIPIS (Citrus
aurantifolia swingle) DENGAN VARIASI KONSENTRASI ETANOL DAN
WAKTU PERENDAMAN [Internet]. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SEMARANG; 2018. Available from: http://repository.unimus.ac.id/3175/
27. Sakka L. Identifikasi Senyawa Alkaloid, Flavonoid, Saponin, dan Tanin pada
Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) Di Kabupaten Bone Kecamatan Lamuru
menggunakan Metode Infusa. J Ilm Kesehat Diagnosis. 2018;12(6):670–4.
28. Munjiah I, Madjid TH, Herman H, Husin F, Akbar IB, Rizal A. Perbedaan
Pengaruh Akupunktur dan Vitamin B6 terhadap Penurunan Intensitas Mual
Muntah pada Emesis Gravidarum Berat. J Pendidik dan Pelayanan Kebidanan
Indones [Internet]. 2015;2(2):1–6. Available from:
http://ijemc.unpad.ac.id/ijemc/article/view/10
29. Nugrahani RR. Efektifitas Pemberian Seduhan Jahe Dengan Jus Buah Jeruk Bali
Terhadap Frekuensi Mual Muntah Ibu Hamil Trimester I. Pros Semin Nas
Kesehat [Internet]. 2017;(1):27–37. Available from:
http://prosiding.akbiduk.ac.id/assets/doc/170602084413-3.pdf
30. Suryaningrum KC, Titisari I, Mediawati M. Hubungan Antara Status Gravida
dan Usia Ibu Dengan Kejadian Emesis Gravidarum. J Ilmu Kesehat.
2018;7(2):12–20.
31. Mariantari Y, Lestari W, Arneliwati. Hubungan dukungan suami, usia ibu, dan
gravida terhadap kejadian emesis gravidarum Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Riau. JOM PSIK [Internet]. 2014;1 No 2:1–9. Available from:
https://media.neliti.com/media/publications/187737-ID-hubungan-dukungan-
suami-usia-ibu-dan-gra.pdf
32. S R. Hubungan Usia Dan Stres Dengan Kejadian Emesis Gravidarum Pada Ibu
Primigravida Di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar. 2013;2:1–6.
33. Inthan, HK P, SH T. Hubungan Hiperemesis Gravidarum dengan Usia Ibu, Usia
Gestasi, Paritas, dan Pekerjaan pada Pasien Rawat Inap di RSUP Dr. Moh.
Hoesin Pelembang. 2016;3(3):16–171.
34. Atsariani NPF, Burhan RV., Zetra Y. Minyak Atsiri dari Kulit Buah Citrus
Grandis, Citrus Aurantium (L) dan Citrus Aurantitolia (Rutaceac) sebagai
Senyawa Antibakteri dan Insektisida dan Insektisida. 2010.
35. Kia PY, Al. E. The Effect of Lemon Inhalation Aromatherapy on Nausea and
Vomiting of Pregnancy: A Double-Blinded, Randomized, Controlled Clinical
45

Trial. United States of America: US National Library of Medicine National


Institutes of Health; 2014.
36. Stea S. Essential Oils for Complementary Treatment of Surgical Patients: State
of the Art. United States of America: US National Library of Medicine National
Institutes of Health; 2014.

Poltekkes Kemenkes Jakarta 3


LAMPIRAN
Lampiran 1
PENJELASAN SEBELUM PENELITIAN (PSP)

Responden yang terhormat,


Saya Anindya Khafidhatun Nisa selaku mahasiswi Poltekkes Kemenkes Jakarta
III Jurusan Kebidanan Prodi Sarjana Terapan Program Pendidikan Profesi Bidan. Saat
ini saya sedang melakukan penelitian untuk skripsi yang berjudul Efektifitas Konsumsi
Perasan Air Jeruk Nipis Hangat dalam Mengurangi Emesis Gravidarum. Tujuan dari
penelitian ini adalah mengetahui efektivitas perasan jeruk nipis hangat dalam
mengurangi mual muntah ibu ham trimester I. Saya berharap bahwa penelitian ini dapat
bermanfaat bagi responden dan bisa dijadikan alternatif dalam penangan mual muntah
ibu hamil.
Pada kesempatan ini, saya mengundang Anda untuk berpartisipasi menjadi
responden dalam penelitian ini. Penelitian akan berlangsung selama 4 hari. Hari
pertama akan diberikan kuesioner pretest, intervensi I dan intervensi II. Hari kedua
akan diberikan intervensi III dan IV. Hari ketiga akan diberikan intervesi V dan VI.
Hari keempat akan diberikan intervensi VII, VIII, dan kuesioner posttest. Fungsi
kuesioner tersebut adalah untuk mendapatkan data dan informasi mengenai frekuensi
mual muntah yang dialami oleh responden. Kerahasiaan identitas dan jawaban akan
tetap terjaga dan hanya akan digunakkan dalam penelitian tanpa disebar untuk tujuan
lain. Selama proses penelitian, mungkin responden akan tersita waktu kegiatannya
dalam mengikuti partisipasi ini. Oleh karena itu, kompensasi akan diberikan sebagai
tanda terima kasih atas penggantian waktu tersebut berupa souvenir untuk seluruh
responden yang mengikuti dari awal pengisian pre-test dan post-test.
Apabila responden memerlukan penjelasan lebih lanjut mengenai penelitian ini,
Anda dapat menghubungi peneliti :
Anindya Khafidhatun Nisa
No Hp : 0812-1271-2048
Email : anindyaninda98@gmail.com
Melalui penjelasan ini, peneliti sangat mengharapkan partisipasi responden
untuk ikut secara aktif dalam penelitian ini. Atas kesediaan responden, peneliti
mengucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Anindya Khafidhatun Nisa
47

Poltekkes Kemenkes Jakarta 3


Lampiran 2

EFEKTIVITAS KONSUMSI PERASAN AIR JERUK NIPIS HANGAT


DALAM MENGURANGI EMESIS GRAVIDARUM

LEMBAR PERSETUJUAN INFORMED CONSENT

Persetujuan menjadi Responden

Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan oleh peneliti tentang


penelitian yang akan dilaksanakan, saya mengetahui bahwa tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui efektivitas konsumsi perasa air jeruk nipis hangat dalam
mengurangi emesis gravidarum. Saya memahami bahwa keikutsertaan saya dalam
penelitian ini dapat bermanfaat bagi penurunan mual dan muntah pada ibu hamil
trimester I. Saya memahami resiko yang terjadi dan berhak untuk menghentikan
keikutsertaan saya apabila semua tidak berjalan dengan yang sudah dijelaskan
sebelumnya.

Saya mengerti bahwa catatan penelitian ini akan dijamin kerahasiaanya.


Semua berkas yang dicantumkan baik identitas subjek penelitian hanya akan
digunakkan untuk keperluan pengolahan data dan ketika sudah tidak digunakkan akan
dimusnahkan.

Selanjutnya secara sukarela, dengan ini saya menyatakan bersedia untuk


berpartisipasi dalam penelitian ini.

Bekasi,.................... 2021

Responden Peneliti

(………………..……) (Anindya Khafidhatun Nisa)


49

Lampiran 3

Kuesioner Emesis Gravidarum (mual muntah) Pada Ibu


Hamil Trimester 1 Tanggal / jam :

Petunjuk :
Lingkarilah pada pilihan jawaban yang menggambarkan kondisi
dan perasaan anda tentang mual muntah yang dialami.

No Pertanyaan Nilai Petunjuk Penilaian


1 Dalam 24 jam terakhir, berapa lama 1 Tidak sama sekali
anda merasa mual atau sakit pada
bagian perut? 2 1 jam atau kurang
3 2-3 jam
4 4-6 jam
5 Lebih dari 6 jam

2 Dalam 24 jam terakhir, 1 Tidak sama sekali


Berapa kali anda muntah?
2 1-2 kali
3 3-4 kali

4 5-6 kali
5 7 kali atau lebih
3 Dalam 24 jam terakhir, berapa kali 1 Tidak sama sekali
anda muntah kering tanpa
mengeluarkan apapun? 2 1-2 kali
3 3-4 kali
4 5-6 kali
5 7 kali atau lebih
Lampiran 4
BIODATA PENELITI
A. Identitas Diri Peneliti

Nama Lengkap : Anindya Khafidhatun Nisa

Jenis Kelamin : Perempuan

NIM : P3.73.24.1.17.001

Tempat dan Tanggal Lahir : Karang Anyar, 26 Juli1998

E-mail : anindyaninda98@gmail.com

No. Telepon/Hp : 08212712048

Alamat Rumah : jl. Mandor ijo gg.mushola no 21 r 04/01 kec.rawalumbu,


Bekasi

B. Riwayat Pendidikan
- 2002 – 2004 : TK Raudhatul Athfal Ruhama Jakarta Timur
- 2004 – 2010 : SDN 07 Pondok Kopi Jakarta Timur
- 2010 – 2013 : Mts Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta Selatan
- 2013 – 2015 : Insan Cendekia Magnet School
- 2015 – 2017 : MAN 1 Kota Bekasi
- 2017 – 2021 : Diploma IV + Profesi Kebidanan Poltekkes Jakarta III
51

Lampiran 5
Lampiran 6
Dokumentasi
53

Lampiran 7
1. Data Uji normalitas

Statistics

Umur Paritas Pekerjaan Pre Test Post Test

N Valid 30 30 30 30 30

Missing 0 0 0 0 0
Mean .10 .57 .37 1.70 1.10
Std. Error of Mean .056 .092 .089 .085 .056
Median .00 1.00 .00 2.00 1.00
Mode 0 1 0 2 1
Std. Deviation .305 .504 .490 .466 .305
Variance .093 .254 .240 .217 .093
Skewness 2.809 -.283 .583 -.920 2.809
Std. Error of Skewness .427 .427 .427 .427 .427
Kurtosis 6.308 -2.062 -1.784 -1.242 6.308
Std. Error of Kurtosis .833 .833 .833 .833 .833
Range 1 1 1 1 1
Minimum 0 0 0 1 1
Maximum 1 1 1 2 2
Sum 3 17 11 51 33
Percentiles 25 .00 .00 .00 1.00 1.00

50 .00 1.00 .00 2.00 1.00

75 .00 1.00 1.00 2.00 1.00

2. Analisis univariat
3.
4. Umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 20-35 27 90.0 90.0 90.0

<20->35 3 10.0 10.0 100.0

Total 30 100.0 100.0


Paritas

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Primipara 13 43.3 43.3 43.3

Multipara 17 56.7 56.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

Pekerjaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Bekerja 19 63.3 63.3 63.3

Bekerja 11 36.7 36.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

Pre Test

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Mual Ringan 9 30.0 30.0 30.0

Mual Muntah Sedang 21 70.0 70.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

Post Test

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Mual Ringan 27 90.0 90.0 90.0

Mual Muntah Sedang 3 10.0 10.0 100.0

Total 30 100.0 100.0


55

4. Analisis bivariate
PreTest 2)
PostTest

N Valid 30 30

Missing 0 0
Mean 7.43 4.47
Std. Error of Mean .294 .274
Median 8.00 4.50
Mode 8 4
Std. Deviation 1.612 1.502
Variance 2.599 2.257
Skewness -.401 -.879
Std. Error of Skewness .427 .427
Kurtosis -.236 2.387
Std. Error of Kurtosis .833 .833
Range 6 7
Minimum 4 0
Maximum 10 7
Sum 223 134
Percentiles 25 6.00 4.00

50 8.00 4.50

75 8.25 5.00

T-Test

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 PreTest 7.43 30 1.612 .294

PostTest 4.47 30 1.502 .274

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 PreTest & PostTest 30 .412 .024

Anda mungkin juga menyukai