SKRIPSI
Oleh :
EKA BINTARI CHENDRIANY
195401426596
UNIVERSITAS NASIONAL
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KEBIDANAN
PROGRAM SARJANA TERAPAN
JAKARTA
2021
PENGARUH PEMBERIAN JUS BUAH NAGA
TERHADAP KADAR HB PADA IBU HAMIL
TRIMESTER III DENGAN ANEMIA
DI UPTD PUSKESMAS TAKTAKAN
SERANG - BANTEN TAHUN 2020
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi persayaratan memperoleh gelar Sarjana Terapan Kebidanan
Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan
Fakultas Ilmu kesehatan
Universitas Nasional
Jakarta
Oleh :
EKA BINTARI CHENDRIANY
195401426596
UNIVERSITAS NASIONAL
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KEBIDANAN
PROGRAM SARJANA TERAPAN
JAKARTA
2021
i
SKRIPSI
Oleh :
EKA BINTARI CHENDRIANY
195401426596
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Dr. Rini Kundaryanti, SKM. M. Kes Dr. Nurul Husnul Lail, S.SiT, M. Kes
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
NPM : 195401426596
Menyetujui,
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Dr. Rini Kundaryanti, SKM. M. Kes Dr. Nurul Husnul Lail, S.SiT, M. Kes
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Menyetujui,
iv
PERNYATAAN
Menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan yang lain atau di perguruan tinggi
lain. Sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah di tulis atau di terbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
v
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan
semua umat, Tuhan seluruh alam dan Tuhan dari segala hal yang telah memberi
dengan judul “Pengaruh Pemberian Jus Buah Naga Terhadap Kadar Hb Pada Ibu
Hamil Trimester III Dengan Anemia Di UPTD Puskesmas Taktakan Tahun 2020”
Saya menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa
adanya Ridho illahi, Dukungan Keluarga bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, untuk itu pada kesempatan dengan rendah hati dan rasa hormat yang besar
besarnya kepada :
Widowati, M.Si.
3. Ibu Dr. Rini Kundaryanti, SKM. M. Kes, selaku pembimbing 1 yang telah
4. Dr. Nurul Husnul Lail, S.SiT, M. Kes, selaku pembimbing 2 yang telah
Kampus
vi
6. Puskesmas Taktakan yang telah memberikan kesempatan untuk peneliti
melakukan penelitian
apabila ada kesalahan baik secara teknik, format ataupun isi dari skripsi saya.
Harapan saya semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.
vii
ABSTRAK
Latar Belakang : Badan pusat statistik Indonesia, didapatkan data anemia pada
ibu hamil di Indonesia hampir setengahnya, dimana didapatkan sebanyak 48,9%
ibu hamil dengan anemia pada tahun 2018, hal ini mengalami peningkatan
dibanding dengan data lima tahunan yaitu pada tahun 2013 sebanyak 37,1%, zat
besi dan vitamin C yang berperan penting dalam manfaat untuk ibu hamil. Dengan
mengonsumsi buah naga secara teratur, kadar hemoglobin dapat meningkat sehingga ibu
hamil takkan mengalami kekurangan darah atau anemia.
Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian jus buah naga terhadap kadar hb pada
ibu hamil trimester III Dengan Anemia Di UPTD Puskesmas Taktakan Tahun
2020
Metodologi : Penelitian ini menggunakan desain Quasi – eksperimental dengan
pre-test and post-test with control group. Sampel dalam penelitian ini 30 orang
ibu hamil, yang terdiri dari 15 ibu hamil kelompok Kontrol dan 15 ibu hamil
kelompok Intervensi. Teknik pengambilan sampel menggunakan Non Probability
Sampling dengan purposive sampling technique. Data univariat dalam penelitian
dianalisis menggunakan descriptive statistics dan menggunakan uji statistic untuk
mengetahui frekuensi dan presentase dari masing variabel, karena uji normalitas
dengan Kolmogorov-Smirnov maupun uji Shapiro-Wilk > 0,05 sehingga data uji
bivariat menggunakan uji t test untuk mengetahui pengaruh antara pemberian jus
buah naga terhadap peningkatan kadar HB
Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang
signifikan sebelum dan setelah diberikan jus buah naga pengujian menggunakan
uji t test dimana didapatkan data Rata-rata Kadar Hb pada kelompok Intervensi
11.107 dengan standar deviasi 1.1392, sedangkan pada kelompok Kontrol
didapatkan nilai rata-rata 9.120 dengan standar deviasi 1.4473, hal tersebut
menandakan bahwa pemberian jus buah naga efektif untuk meningkatkan kadar
Hb pada ibu hamil.
Simpulan : Hasil penelitian menunjukkan bahawa ada peningkatan kadar Hb
pada ibu hamil setelah pemberian jus buah naga
Saran : Diharapkan pihak Puskesmas dapat menerapkan pemberian jus buah naga
sebagai alternative pendamping agar dapat meningkatkan Kadar HB pada ibu
hamil trimester III dengan anemia, dan diharapkan agar perawat juga dapat
diberikan pengetahuan cara pemberian jus buah naga pada ibu hamil.
viii
ABSTRACT
Background: The Indonesian Central Bureau of Statistics showed almost half of the data on anemia in
pregnant women in Indonesia were obtained, where there were 48.9% of pregnant women with anemia in
2018, this has increased compared to the five-year data; in 2013 was 37, 1%, iron and vitamin C which
play an important role in benefits for pregnant women. By consuming dragon fruit regularly, hemoglobin
levels can increase so that pregnant women will not experience lack of blood or anemia.
Objective: To determine the effect of dragon fruit juice on hb levels among third trimester pregnant
women with anemia at Taktakan Health Centre in 2020
Methodology: This study used a Quasi-experimental design with pre-test and post-test with control
group. The sampling technique used the Slovin formula where the sample data obtained were 30 pregnant
women. Univariate data in the study were analyzed using descriptive statistics and using statistical tests to
determine the frequency and percentage of each variable and the bivariate test data used the t test to
determine the effect between giving dragon fruit juice on increasing HB levels.
Results: The results showed that there was a significant difference before and after being given dragon
fruit juice. The test used the t test, where the average Hb content in the intervention group was obtained
11.107 with a standard deviation of 1.1392, while the control group obtained an average value of 9.120
with a standard deviation of 1.4473, this indicates that the provision of dragon fruit juice is effective for
increasing Hb levels in pregnant women.
Conclusion: The results showed that there was an increase in Hb levels in pregnant women after giving
dragon fruit juice
Suggestion: It is hoped that the Health Centre can apply dragon fruit juice as an alternative companion in
order to increase HB levels in pregnant women in the third trimester with anemia, and it is hoped that
nurses can also be given knowledge on how to give dragon fruit juice to pregnant women.
x
2.1.3 Diagnosa Kehamilan...................................................... 12
2.1.4 Pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi ........... 12
2.1.5 Tanda dan gejala kehamilan .......................................... 17
2.1.6 Tanda dan gejala kemungkinan hamil ........................... 18
2.1.7 Perubahan anatomi fisiologis pada kehamilan ..............
20
2.1.8 Keluhan-keluhan pada wanita hamil ............................. 24
2.1.9 Kebutuhan pada ibu hamil............................................. 28
2.2 Anemia .................................................................................... 32
2.2.1 Definisi .......................................................................... 32
2.2.2 Etiologi .......................................................................... 33
2.2.3 Patofisiologi................................................................... 34
2.2.4 Mekanisme Pembentukan sel darah merah ................... 35
2.2.5 Kebutuhan zat besi pada ibu hamil................................ 35
2.2.6 Sumber zat besi.............................................................. 37
2.2.7 Akibat defisiensi besi..................................................... 37
2.2.8 Penentuan status zat besi ............................................... 38
2.2.9 Buah Naga Merah.......................................................... 41
2.3 Kerangka Teori ....................................................................... 44
2.4 Kerangka Konsep ................................................................... 45
2.5 Hipotesis ................................................................................. 45
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .............................................. 47
3.1 Desain Penelitian .................................................................... 47
3.2 Populasi dan Sampel ............................................................... 48
3.2.1 Populasi ......................................................................... 48
3.2.2 Sampel ........................................................................... 48
3.3 Lokasi dan waktu penelitian .................................................... 50
3.4 Variabel Penelitian .................................................................. 50
3.4.1 Variabel bebas atau independent variabels ................... 50
3.4.2 Variabel terikat atau dependent variabels ..................... 51
3.4.3 Variabel moderator atau varable intervening ................ 51
3.5 Definisi Operasional ............................................................... 51
xi
3.6 Instrumen Penelitian ............................................................... 51
3.7 Prosedur pengumpulan data..................................................... 52
3.7.1 Sumber data ................................................................... 52
3.7.2 Alat pengumpulan data.................................................. 52
3.8 Pengolahan Data ...................................................................... 54
3.8.1 Editing ........................................................................... 54
3.8.2 Coding ........................................................................... 54
3.8.3 Entry .............................................................................. 55
3.8.4 Cleaning......................................................................... 55
3.9 Analisa data ............................................................................. 55
3.9.1 Uji Normalitas data........................................................ 55
3.9.2 Analisis Univariat .......................................................... 55
3.9.3 Analisis Bivariat ............................................................ 56
3.10 Etika Penelitian ..................................................................... 57
3.10.1 Informend Consent ...................................................... 57
3.10.2 Anonimity..................................................................... 57
3.10.3 Confidentiality ............................................................. 58
3.10.4 Justice .......................................................................... 58
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................. 59
4.1 Hasil penelitian ....................................................................... 59
4.1.1 Analisis Univariat .......................................................... 59
4.1.2 Analisis Bivariat ............................................................ 62
4.2 Pembahasan ............................................................................ 63
4.2.1 Analisis Univariat .......................................................... 63
4.2.2 Analisis Bivariat ............................................................ 65
4.3 Keterbatasan Penelitian .......................................................... 68
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN................................................. 69
5.1 Kesimpulan ............................................................................. 69
5.2 Saran ........................................................................................ 69
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 71
LAMPIRAN............................................................................................ 74
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Banten ...................................................................................... 60
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan data WHO 2015, anemia merupakan salah satu faktor penyebab
tidak langsung kematian ibu hamil. Berdasarkan WHO prevalensi anemia ibu hamil
berkembang mengalami anemia. Angka ini lebih besar di bandingkan dengan angka
anemia pada wanita hamil di negara-negara industri yang hanya sebesar 20%.
Negara dengan prevalensi anemia pada wanita hamil tertinggi adalah india ( 88 %
), di ikuti oleh afrika (50%), dan karibia (30%). Berdasarkan WHO tahun 2008
national indonesia berada di peringkat ke-58 dengan prevalensi anemia pada ibu
Berdasarkan hasil data dari badan pusat statistic Indonesia, didapatkan data
sebanyak 48,9% ibu hamil dengan anemia pada tahun 2018, hal ini mengalami
peningkatan dibanding dengan data lima tahunan yaitu pada tahun 2013 sebanyak
37,1%, sedangkan data anemia berdasarkan usia 15-24 tahun sebanyak (84,6%),
25-34 tahun sebanyak (33,7%), 35-44 tahun sebanyak (33,6%) dan umur 45-55
tahun sebanyak (24%). Sedangkan ibu hamil yang mendapat tablet tambah darah
1
sebesar (73,2 %) dan yang tidak mendapatkan tablet tambah darah sebesar (26,8%)
(Riskesdas, 2018).
bahwa Cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet Fe di Provinsi Banten pada tahun
2018 sebesar 93,73 persen, meningkat bila dibandingkan dengan cakupan tahun
Fe tertinggi Tahun 2018 adalah Kabupaten Serang yaitu 102,98 persen, diikuti Kota
terrendah adalah Kabupaten Lebak yaitu 78,12 persen (Dinkes Prov. Banten, 2019).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Soleha, 2020 dengan judul Pemberian
Jus Buah Naga Mempengaruhi Kadar Hemoglobin Pada ibu hamil, dengan
group pretest – posttest design, didapatkan data hasil penelitian Nilai rata-rata
kadar hemoglobin sebelum pemberian Jus buah naga 9.761 dan standar deviasi
0.5304. Nilai rata-rata kadar hemoglobin pada hari ke 15 pemberian Jus buah naga
bagian tubuh untuk konsumsi dan membawa kembali karbon dioksida kembali ke
paru menghembuskan nafas keluar dari tubuh. Jika kadar hemoglobin terlalu
rendah. Proses tingkat oksigen yang rendah (hipoksia). Anemia umumnya memiliki
prognosis yang sangat baik dan mungkin dapat disembuhkan dalam banyak hal.
2
kadar oksigen pada organ-organ vital seperti jantung, dan dapat menyebabkan
Anemia adalah suatu kondisi dimana jumlah sel darah merah atau
dibutuhkan untuk membawa oksigen dan jika Anda memiliki terlalu sedikit atau sel
darah merah yang abnormal, atau tidak cukup hemoglobin, akan ada penurunan
kapasitas darah untuk membawa oksigen ke jaringan tubuh. Hal ini menyebabkan
gejala seperti kelelahan, lemah, pusing, dan sesak napas. Kadar hemoglobin optimal
jenis kelamin, tempat tinggal, kebiasaan merokok dan status kehamilan. Penyebab
paling umum dari anemia termasuk kekurangan nutrisi, terutama kekurangan zat
besi, meskipun kekurangan folat, vitamin B12 dan A. Anemia adalah masalah
kesehatan masyarakat global yang serius yang terutama menyerang anak-anak dan
wanita hamil. WHO memperkirakan bahwa 42% anak di bawah usia 5 tahun dan
Sekitar 95% kasus anemia selama kehamilan adalah karena kekurangan zat
kehilangan normal secara berulang zat besi dalam darah haid (yang mendekati
jumlah tertentu, biasanya berlangsung setiap bulan dan dengan demikian mencegah
beratnya anemia. Jika anemia ringan dan berhubungan dengan tanpa gejala atau
3
gejala minimal, penyelidikan menyeluruh oleh dokter akan dilakukan di luar pasien.
Jika penyebab telah ditemukan, maka perawatan yang tepat akan dimulai
(Proverawati, 2018).
didapatkan data sasaran ibu hamil pada tahun 2019 ada sebanyak 1447 ibu hamil,
dengan prevalensi anemia sebanyak 128 orang ibu, sedangkan data sasaran ibu pada
tahun 2020 sebanyak 1447 ibu hamil dengan prevalensi anemia sebanyak 156
orang ibu, data yang diambil pada November Tahun 2020 dari hasil observasi di
Puskesmas Taktakan pada buku ANC diketahui 147 ibu hamil sedangkan
prevalensi anemia pada ibu trimester III diketahui sebanyak 18 orang ibu. Alasan
peneliti mengambil penelitian pada ibu trimester III karna pada ibu hamil trimester
3 mengalami pengenceran dalam darah (hemodilusi) pada ibu hamil sering terjadi
dengan peningkatan volume plasma 30%-40%, peningkatan sel darah merah 18%-
puncaknya pada kehamilan 32-34 minggu, peningkatan volume plasma dan eritrosit
(sel darah merah) yang berada dalam tubuh tetapi peningkatan ini tidak seimbang
yaitu volume plasma peningkatannya jauh lebih besar sehingga memberi efek yaitu
naga secara teratur, kadar hemoglobin dapat meningkat sehingga ibu hamil takkan
mengalami kekurangan darah atau anemia. Zat besi sebagai bahan baku sel darah
besi melalui saluran cerna. karena ibu hamil disana belum banyak mengetahui
4
manfaat jus buah naga serta belum pernah dilakukan observasi penyuluhan untuk
meningkatkan kadar hb pada ibu hamil, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Pengaruh Pemberian Jus Buah Naga Terhadap Kadar Hb Pada
Ibu Hamil Trimester III Dengan Anemia Di UPTD Puskesmas Taktakan Tahun
2020”.
di provinsi banten sampai dengan dengan Desember 2019 didapatkan data sebanyak
93,73 persen, meningkat bila dibandingkan dengan cakupan tahun 2017 yaitu 78,77
persen. Oleh karena itu maka rumusan masalah yang diangkat penulis adalah
adakah Pengaruh Pemberian Jus Buah Naga Terhadap Kadar Hb Pada Ibu Hamil
Ibu Hamil Trimester III Dengan Anemia Di UPTD Puskesmas Taktakan Tahun
2020.
3.1.2.1 Mengetahui kadar Hb sebelum dan sesudah diberikan Jus Buah Naga dan
5
3.1.2.2 Mengetahui kadar Hb sebelum dan sesudah diberikan Tablet Fe pada
2020.
jus buah naga untuk peningkatan kadar Hb pada ibu hamil trimester III.
terutama tentang pemberian jus buah naga untuk peningkatan kadar Hb pada ibu
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kehamilan
2.1.1 Definisi
pada setiap wanita. Kehamilan terjadi setelah bertemunya sperma dan ovum,
tumbuh dan berkembang di dalam uterus selama 259 hari atau 37 minggu atau
Yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan dan kemudian akan diakhiri
tetapi kondisi normal dapat menjadi patologi. Menyadari hal tersebut dalam
terjadi pada wanita selama kehamilan normal adalah bersifat fisiologis bukan
dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat
fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu
7
40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional.
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari pertama
Kehamilan dibagi dalam tiga triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari
konsepsi sampai 3 bulan,triwulan kedua dari bulan keempat sampai keenam dan
triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai kesembilan. Faktor resiko pada ibu hamil
seperti umur terlalu muda atau tua, banyak anak dan beberapa faktor biologis
lainnya adalah keadaan yang secara tidak langsung menambah resiko kesakitan dan
kematian pada ibu hamil. Resiko tinggi adalah keadaan yang berbahaya dan
jalan lahir, eklamsia dan infeksi. Beberapa faktor resiko yang sekaligus terdapat
8
2.1.2 Proses Terjadinya Kehamilan
Setiap bulan melepaskan satu atau dua telur (ovum) dari indung telur, telur
persetubuhan, cairan semen tumpah kedalam vagina dan bejuta-juta sel mani
bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk kesaluran telur. Disekitar sel telur
banyak terkumpul sperma yang mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang
melidungi ovum. Kemudian pada tempat mudah dimasuki, masuklah sel mani dan
kemudian bersatu dengan sel telur, peristiwa ini disebut konsepsi (Mochtar, 2018).
Ovum yang telah dibuahi, segera membelah diri sambil bergerak (oleh rambut
getar tuba) menuju ruang rahim, kemudian melekat pada mukosa rahim untuk
Peristiwa ini disebut nidasi. Sementara itu, untuk menyuplai darah dan zat-zat
makanan bagi mudigah dan janin dipersiapkan plasenta. Jadi, dapat dikatakan untuk
setiap kehamilan harus ada ovum, spermatozoa, konsepsi, nidasi dan plasentasi
(Mochtar, 2018).
2.1.2.1 Fertilisasi
Proses kehamilan dimulai dari fertilisasi yaitu bertemunya sel telur dan sel
sperma. Saat terjadinya ejakulasi, kurang lebih 3 cc sperma dikeluarkan dari organ
reproduksi pria yang kurang lebih berisi 300 juta sperma. Setelah masuk ke organ
genitalia interna wanita, sperma akan menghadapi beberapa rintangan antara lain:
lendir vagina yang bersifat asam, lendir serviks yang kental, paanjangnya uterus,
serta cilia yang ada di tuba fallopi. Untuk bisa mengahadapi rintangan tersebut,
9
Sedangkan, ovum akan dikeluarkan dari ovarium sebanyak satu setiap bulan,
ditangkap oleh fimbriae dan berjalan menuju tuba fallopi. Tempat bertemu ovum
dan sperma paling sering adalah didaerah ampula tuba.Sebelum keduanya bertemu,
Dari 200-300 juta hanya 300-500 yang sampai di tuba fallopi yang bisa
akrosom. Spermatozoa lain ternyata bisa menempel di zona pellusida , tetapi hanya
diploid (44 autosom dan 2 gonosom) dan terbentuk jenis kelamin baru (XX untuk
2.1.2.5 Pembelahan
Setelah itu zigot akan membelah menjadi tingkat 2 sel (30 jam), 4 sel, 8 sel
bersusun longgar. Setelah 3 hari sel-sel tersebut akan membelah membentuk buah
arbei dari 16 sel disebut Morula (4 hari). Saat morula memasuki rongga lahir, cairan
mulai menembus zona pellusida masuk kedalam ruang antar sel yang ada di massa
sel dalam. Berangsur-angsur ruang antar sel menyatu dan akhirnya terbentuklah
10
sebuah rongga atau blastokel sehingga disebut Blastokista (4 1/2-5 hari).Sel yang
bagian dalam tersebut embrioblas dan sel diluar dsebut trofoblast.Zona pellusida
tingkat lanjut.
2.1.2.6 Nidasi/Implantasi
Nidasi atau implantasi adalah penanaman sel telur yang sudah dibuahi(pada
stadium blastokista) ke dalam dinding uterus pada awal kehamilan. Biasanya terjadi
pada pars superior korpus uterus bagian anterior atau posterior. Pada saat
implantasi, selaput lendir rahim sedang berada pada fase sekretorik (2-3 hari setalah
ovulasi). Pada saat ini, kelenjar rahim dan pembuluh nadi menjadi berkelok-
besar yang banyak mengandung glikogen, serta mudah dihancurkan oleh trofoblast.
Blastula dengan bagian yang berisi massa sel dalam (inner-cell mass) akan mudah
masuk ke dalam desidua. Itulah sebabnya, terkadang saat nidasi terjadi sedikit
perdarahan akibat luka desidua (Tanda Hartman). Umumnya nidasi terjadi pada
dinding depan atau belakang rahim (korpus) dekat fundus uteri (Hani,dkk, 2016).
11
2.1.3 Diagnosa Kehamilan
sampai 300 hari dengan perhitungan sebagai berikut: usia aterm adalah sekitar 280
sampai 300 hari dengan perhitungan sebagai berikut: usia kehamilan sampai 28
minggu dengan berat janin 1000 gr bila berakhir disebut dengan keguguran. Usia
minggu disebut kehamilan lewat waktu atau posterm (serotinus) (Hani, dkk, 2011).
Setelah bernidasi erat kurang lebih 10 hari setelah fertilisasi, maka akan
dimulai proses pertumbuhan dan perkembangan janin. Janin akan berkembang dari
inner cell mass. Terdapat 3 masa dalam pertumbuhan janin yaitu sebagai berikut.
1) Masa pre-embrionik
merupakan lapisan sel tunggal yang bertanggung jawab atas pertumbuhan kulit,
rambut, kuku, jaringan saraf, alat indera, kelenjar ludah, cavitas nasi, bagian bawah
canalis analis, traktus genitalis, dan glandula mamae; Endoderm, melapisi saccus
trakea, paru, vesika urinaria dan uretra; serta Mesoderm, lapisan jaringan selain
ektoderm dan endoderm yang berasal dari inner-cell mass, terletak di sekitar
12
cakram embrio, menghasilkan sistem sirkulasi dan limfatik, tulang, otot, ginjal,
2) Masa embrionik
Berlangsung sejak 2-8 minggu.Sistem utama di dalam tubuh telah ada dalam
dari tubuh dan mulai berdenyut.Sering kali disebut masa organogenesis atau masa
(1) Lapisan mudigah ektoderm berfungsi membentuk organ dan struktur tubuh
yang memelihara hubungan dengan dunia luar yaitu susunan saraf pusat,
sistem saraf tepi, epitel sensorik telinga, hidung dan mata, kulit, termasuk
rambut dan kuku, kelenjar hipopisis, kelenjar mamae, kelenjar keringat, dan
email gigi.
(2) Lapisan mesoderm, terutama mesoderm para aksial yang membentuk somity
pembuluh balik, pembuluh getah bening, sertasemua sel darah dan sel getah
13
paratiroid, hati dan kelenjar pancreas, serta kavum timpani dan tuba
eustachius.
3) Masa fetal
Minggu ke-12 : Panjang tubuh kira-kira 9 cm, berat 14 gram, sirkulasi fetal
menghisap dan menelan, genitalia eksterna telah tampak dan dapat ditetapkan jenis
kelaminnya.
Minggu ke-16 : Panjang badan kira-kira 16 cm, berat 100 gram, kulit sangat
terjadi, rambut mulai tumbuh pada kepal dan lanugo mulai tumbuh pada tubuh.
badan, gambaran wajah telah nyata dengan telinga yang terletak pada tempatnya
yang normal, kelopak mata (palpebra), alis mata,dan kuku telah tumbuh
dan verniks kaseosa akan melapisi tubuh fetus, gerakan janin dapat dirasakan oleh
ibu setelah kehamilan minggu ke-18, traktus renalis mulai berfungsi dan sebanyak
subkutan, lanugo menjadi lebih gelap dan verniks kaseosa meningkat. Dari minggu
14
(stimulus), misalnya bising yang keras dari luar. Bayi tampak tenang apabila ibu
Minggu ke-28 : Mata terbuka, alis mata. Dan bulu mata telah berkembang
dengan baik; rambut menutupi kepala, lebih banyak deposit lemak subkutan yang
ke skrotum pada minggu ke-28.Fetus yang lahir pada akhir masa ini masih
(pernafasan).
Minggu ke-32 : Lanugo mulai berkuran, tubuh mulai lebih membulat karena
Minggu ke-36 : Lanugo sebagian besar telah terkelupas, tetapi kulit masih
tertutup verniks kaseosa, testis fetus laki-laki terdapat di dalam skrotum pada
minggu ke-36, ovarium perempuan masih berada di sekitar kavitas pelvis, kuku jari
tangan dan kaki mencapai ujung jari, umbilikus sekarang terletak lebih di pusat
abdomen.
fetus melalui jalan lahir, sekarang terdapat cukup jaringan lemak subcutan dan fetus
Saat lahir : Kebanyakan sistem pada bayi baru masih imatur, tetapi :
15
(4) Dalam gerakannya pada saat lahir, fetus mengelurkan urine dan meconium,
fetus yang berkembang, dan sebagainya oleh adanya cairan yang timbul mulai
amnion, yaitu ektoderm. Urine fetus ditemukan dalam cairan amnion sejak minggu
ke 4, dan urine ini terutama terdiri atas air karena produk limbah dieksresikan lewat
sistem sirkulasi fetal-maternal. Setelah 20 minggu, cairan dari paru-paru fetus juga
masuk ke dalam cairan amnion. Terkadang cairan ini disebut liquor amnii, yaitu
cairan jernih berwarna seperti jerami dengan reaksi alkalis sehingga dapat
dibedakan dari urine ibu setelah pecahnya membran.Jumlah cairan yang dihasilkan
ini meningkat selama kehamilan sehingga pada minggu ke-38 terdapat kira-kira 1
liter cairan yang mengisi cavitas amniotica. Setelah 28 minggu, jumlah volume ini
akan menurun. Fetus menelan cairan amnion kira-kira 400 ml setiap hari dan terjadi
Komposisi: 99% air dan 1% zat-zat padat, yang meliputi : protein, lemak,
pigmen empedu, verniks kaseosa, lanugo, dan sel-sel fetus yang mengelupas.
16
2.1.5 Tanda dan gejala kehamilan
dirasakan oleh ibu (subjektif) yang timbul selama kehamilan. Yang termasuk tanda
presumtif/ tanda tidak pasti adalah : 1. Amenorhoe (tidak dapat haid) Pada wanita
Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi.
Kadang - kadang amenorhoe disebabkan oleh hal - hal lain diantaranya akibat
sampai akhir triwulan pertama dan kadang - kadang disertai oleh muntah. Nausea
sering terjadi pada pagi hari, tetapi tidak selalu. Keadaan ini lazim disebut morning
sickness. Dalam batas tertentu, keadaan ini masih fisiologis, namun bila terlampau
gravidarum.
Sering terjadi pada bulan - bulan pertama dan menghilang dengan makin
17
2.1.5.5 Anoreksia (tidak ada nafsu makan)
Keadaan ini terjadi pada bulan - bulan pertama tetapi setelah itu nafsu
Keadaan ini terjadi karena kandung kencing pada bulan - bulan pertama
kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada triwulan kedua,
umumnya keluhan ini hilang oleh karena uterus yang membesar keluar dari rongga
panggul. Pada akhir triwulan, gejala ini bisa timbul kembali karena janin mulai
2.1.5.7 Obstipasi
Keadaan ini terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh
tampak deposit pigmen yang berlebihan pada pipi, hidung dan dahi yang dikenal
dengan kloasma gravidarum (topeng kehamilan). Areola mame juga menjadi lebih
hitam karena didapatkan deposit pigmen yang berlebihan. Daerah leher menjadi
oleh pemeriksa (bersifat objektif), namun berupa dugaan kehamilan saja. Semakin
18
2.1.6.1 Uterus membesar
Pada keadaan ini, terjadi perubahan bentuk, besar dan konsistensi rahim.
Pada pemeriksaan dalam, dapat diraba bahwa uterus membesar dan semakin lama
daerah ismus. Pada minggu – minggu pertama, ismus uteri mengalami hipertrofi
seperti korpus uteri. Hipertrofi ismus pada triwulan pertama mengakibatkan ismus
menjadi panjang dan lebih lunak sehingga kalau diletakkan dua jari dalam fornix
posterior dan tangan satunya pada dinding perut di atas simpisis maka ismus ini
tidak teraba seolah – olah korpus uteri sama sekali terpisah dari uterus.
dan agak kebiru – biruan (livide). Warna porsiopun tampak livide. Hal ini
tetapi di daerah telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya. Hal ini menyebabkan uterus
pemeriksaan dalam uterus yang awalnya lunak akan menjadi keras karena
19
2.1.6.6 Goodell sign
ujung hidung, dalam kehamilan serviks menjadi lunak pada perabaan selunak vivir
gonadotropin pada kehamilan muda adalah air seni pertama pada pagi hari. Dengan
2.1.7.1 Uterus
kehamilan (janin). Bagian ini berada di dalam rongga panggul dengan letak
Dalam keadaan tidak hamil uterus memiliki panjang 7-7,5 cm, lebar 5,25 cm, dan
tebal 2,5 cm. Bagian uterus terdiri atas fundus disebelah proksimal, korpus sebagai
menyempit, dan serviks atau porsio yang biasa disebut sebagai mulut rahim. Mulut
rahim merupakan bagian terbawah uterus sebagai jalan lahir yang mengalami
kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar dengan cepat selama kehamilan
dan pulih kembali seperti keadaan semula dalam beberapa minggu setelah
20
persalinan. Pada perempuan tidak hamil uterus mempunyai berat 70 gr dan
kapasitas 10 ml atau kurang. Selama kehamilan, uterus akan berubah menjadi suatu
organ yang mampu menampung janin, plasenta, dan cairan amnion rata-rata pada
2.1.7.2 Serviks
Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lebih lunak dan kebiruan.
Perubahan ini terjadi akibat penambahan vaskularisasi dan terjadinya edema pada
10-15% otot polos. Jaringan ikat ekstraseluler serviks terutama kolagen tipe 1 dan
2.1.7.3 Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru
juga ditunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium. Folikel
ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan dan setelah itu
akan berperan sebagai penghasil progesteron dalam jumlah yang relatif minimal
(Prawirohardjo, 2018).
21
2.1.7.4 Vulva dan Vagina
pada kulit dan otot-otot di perineum dan vulva, sehingga pada vagina akan terlihat
berwarna keunguan yang dikenal dengan tanda chadwick. Perubahan ini meliputi
penipisan mukosa dan hilangnya sejumlah jaringan ikat dan hipertrofi dari sel-sel
otot polos.
ketebalan mukosa, mengendornya jaringan ikat, dan hipertrofi sel otot polos
(Prawirohardjo, 2018).
2.1.7.5 Kulit
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna manjadi kemerahan,
kusam, dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah payudara dan paha.
Perubahan ini dikenal dengan nama striae gravidarum. Pada multipara selain striae
kemerahan itu seringkali ditemukan garis berwarna perak berkilau yang merupakan
berubah menjadi hitam kecoklatan yang disebut dengan linea nigra. Kadang-
kadang akan muncul dalam ukuran yang bervariasi pada wajah dan leher yang
disebut dengan chloasma atau melasma gravidarum. Selain itu, pada aerola dan
daerah genital juga akan terlihat pigmentasi yang berlebihan. Adanya peningkatan
kadar serum melanocyte stimulating hormone pada akhir bulan kedua sangat
22
peran dalam melanogenesis dan diduga bisa menjadi faktor pendorongnya
(Prawirohardjo, 2018).
2.1.7.6 Payudara
lebih lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya dan vena-
vena dibawah kulit akan lebih terlihat. Puting payudara akan lebih besar,
kehitaman, dan tegak. Setelah bulan pertama suatu cairan berwarna kekuningan
disebut kolostrum dapat keluar. Meskipun dapat dikeluarkan, air susu belum dapat
montgomery, yaitu kelenjar sebasea dari aerola, akan membesar dan cenderung
uterus dan isinya. Kemudian payudara, volume darah, dan cairan ekstraseluler.
Diperkirakan selama kehamilan berat badan akan bertambah 12,5 kg. Pada
berat badan perminggu sebesar 0,4 kg, sementara pada perempuan dengan gizi
kurang atau berlebih dianjurkan menambah berat badan per minggu masing-masing
lebih dari 1 kg/bulan. Peningkatan berat badan yang dianjurkan 4 kg pada trimester
(Sulistyawati, 2018).
23
2.1.7.8 Traktus Urinarius
uterus yang mulai membesar sehingga menimbulkan sering berkemih. Keadaan ini
akan menghilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus keluar dari rongga
panggul. Pada akhir kehamilan, jika kepala janin sudah mulai turun ke pintu atas
Lordosis yang progtesif akan menjadi bentuk yang umum pada kehamilan.
pusat daya berat kebelakang ke arah dua tungkai. Mobilitas tersebut dapat
enak pada bagian bawah punggung terutama pada akhir kehamilan (Prawirohardjo,
2018).
2.1.8.1 Trimester I
adalah penaikan estrogen, emosional, cemas. Cara mengatasinya antara lain makan
roti kering/cruckers sebelum bangun dari tempat tidur ± ½ jam, hindari makanan
yang berbumbu banyak, makan sedikit-sedikit tapi sering, cegah bau yang
gerakan tiba-tiba, lambung tidak kosong (makanan ringan), hindari makanan yang
24
2) Sering buang air kecil
Efek tekanan dari pembesaran uterus pada 2 sampai 3 bulan kehamilan pada
vesika urinaria. Cara mengatasinya adalah kurangi minum pada malam hari,
perbanyak minum pada siang hari, kurangi minum teh dan kopi, jangan menahan
5) Ptyalismus
Seringnya meludah dan efek spesifik dari ptyalimus belum jelas, tapi
6) Hidung tersumbat
Akibat dari penaikan estrogen dan udara dingin. Cara mengatasinya adalah
menghirup uap panas, personal hygiene terutama bagian hidung, tetesi hidung
25
2.1.8.2 Trimester II dan III
Bisa terjadi selama kehamilan akibat dari menaiknya motilias gaster dari
lambung masuk ke esophagus dan akhirnya mukosa esophagus lecet dan terasa
perih, lokasi dirasakan dibelakang bawah sternum. Posisi lambung berpindah akibat
bersendawa dan mual. Cara mengatasinya adalah hindari makanan yang berminyak
dan pedas, makan makanan ringan, hindari kopi dan rokok, pakaian longgar, jangan
2) Konstipasi
Diet yang jelek seperti kurang sayur dan buah serta kurang olah raga. Cara
mengatasinya adalah minum cukup, makan tinggi serat, latihan (olahraga), BAB
teratur.
3) Haemorhoid
Cara mengatasinya adalah cegah konstipasi dan mengedan kuat saat BAB, BAB
teratur setiap hari, jangan duduk terlalu lama terutama pada toilet.
4) Kram kaki
Rasa sakit dan adanya kontraksi dari otot kaki biasa terdapat pada hamil tua
lainnya seperti lelah, tegang dan penurunan kalsium. Cara mengatasinya adalah diet
26
cukup kalsium (susu, sayuran, ikan), duduk pijat otot yang kram, rendam kaki yang
5) Dyspnea
Susah bernapas dan napas pendek akibat dari tekanan dari diafragma dan
uterus yang membesar, tidur pada posisi tertentu dan perasaan tersebut akan hilang
bila janin masuk PAP dan kepala janin turun. Cara mengatasinya adalah tidur
6) Edema
Bengkak pada ekstremitas bawah, kadang- kadang sangat tidak enak. Bisa
dikurangi atau dihilangkan dengan cara mensupport pada abdominal dengan cara
istirahat dan posisi kaki ditinggikan. Cara mengatasinya adalah kurangi makan
makanan yang mengandung garam , makan makanan tinggi protein, jangan berdiri
7) Varises
terlalu lama, pakai sepatu/hak rendah, tiduran dengan kaki diangkat beberapa
8) Nyeri pinggang
pembesaran uterus dan dipengaruhi oleh sikap tubuh yang buruk. Cara
mengatasinya adalah istirahat cukup, pijatan, memakai panas pada lokasi belakang
27
9) Sulit tidur
Cara mengatasinya adalah mandi air hangat sebelum tidur, minum susu
keributan dan cahaya terang, suhu kamar yang sejuk dan letakan bantal dibawah
lutut).
kelebihan makanan karena beranggapan pemenuhan makanan untuk dua orang akan
berakibatkan kegemukan, pre-eklamsi, janin terlalu besar dan lain-lain. Status gizi
ibu yang kurang baik sebelum dan selama kehamilan merupakan penyebab utama
dari berbagai persoalan kesehatan yang serius pada ibu dan bayi, yang berakibat
terjadinya bayi lahir dengan berat badan rendah, kelahiran prematur, serta kematian
neonatal dan prenatal. Berat badan sebelum hamil, penambahan berat badan hamil
dianjurkan adalah 12,5 kg, dan indeks masa tubuh masih merupakan indikator yang
Widya karya pangan dan gizi nasional menganjurkan pada ibu hamil untuk
meningkatkan asupan energinya sebesar 285 kkal per hari. Tambahan energi ini
28
pembentukan organ - organ penting janin, dan jumlah tambahan energi ini terus
meningkat pada trimester II dan III untuk pertumbuhan janin (Sulistyawati, 2018).
2.1.9.3 Protein
karya pangan dan gizi nasional menganjurkan untuk menambah asupan protein
menjadi 12% per hari atau 75-100%. Sumber proteinnya seperti daging tak
Anemia sebagian besar disebabkan oleh defisiensi zat besi, oleh karena itu
perlu ditekankan kepada ibu hamil untuk mengkonsumsi zat besi selama hamil dan
setelah melahirkan. Kebutuhan zat besi selama hamil meningkat sebesar 300%
(1.040 mg selama hamil) dan peningkatan ini tidak dapat tercukupi hanya dari
asupan makanan ibu selama hamil melainkan perlu ditunjang dengan suplemen zat
besi. Pemberian suplemen zat besi dapat diberikan sejak minggu ke-12 kehamilan
sebesar 30-60 gram setiap hari selama kehamilan dan enam minggu setelah
kelahiran untuk mencegah anemia post partum. Vit C dan protein hewani
(Sulistyawati, 2018).
dua kali lipat selama hamil. Asam folat sangat berperan dalam metabolisme normal
makanan menjadi energi, pematangan sel darah merah, sintesis DNA, pertumbuhan
sel, dan pembentukan heme. Jika kekurangan asam folat maka ibu dapat menderita
29
anemia megaloblastik dengan gejala diare, depresi, lelah berat, dan selalu
mengantuk. Jenis makanan yang banyak mengandung asam folat adalah ragi, hati,
daging, buah jeruk, dan telor. Oleh karena ada kekhawatiran asam folat tidak dapat
terpenuhi hanya dari asupan makanan, maka Widya karya pangan dan gizi nasional
menganjurkan untuk pemberian suplemen asam folat dengan besaran 280.660, dan
470 mikrogram untuk trimester I, II, dan III. Asam folat sebaiknya diberika 28 hari
setelah ovulasi atau 28 hari pertama kehamilan karena sumsum tulang belakang dan
2.1.9.6 Kalsium
berarti. Kadar kalsium dalam darah ibu hamil turun drastis sebanyak 5%. Oleh
karena itu, asupan optimal perlu dipertimbangkan. Sumber utama kalsium adalah
susu dan hasi olahannya, udang, sarang burung, sarden dalam kaleng, dan beberapa
bahan makanan nabati seperti sayuran berwarna hijau tua dan lain-lain.
2.1.9.7 Obat-obatan
Sebenarnya jika kondisi ibu hamil tidak dalam keadaan yang benar-benar
Salah satu pendukung untuk kelangsungan kehamilan yang sehat dan aman
30
Lingkungan bersih adalah bebas dari polusi udara seperti asap rokok. Selain udara,
perilaku hidup bersih dan sehat juga perlu dilaksanakan, seperti menjaga kebersihan
diri, makanan yang dimakan, buang air besar dijamban, dan mandi menggunakan
Senam ibu hamil ditunjukan bagi ibu hamil tanpa kelainan atau tidak
ginjal, penyulit kehamilan (hamil dengan perdarahan, hamil dengan kelainan letak)
dan kehamilan disertai anemia. Senam ibu hamil dimulai pada usia kehamilan
otot-otot dinding perut dasar panggul dan lain-lain yang berhubungan dengan
proses persalinan, membentuk sikap tubuh, dengan sikap tubuh yang baik dapat
mengatasi keluhan seperti sakit pinggang juga dapat mengurangi sesak nafas akibat
31
2.2 Anamia
2.2.1 Definisi
membatasi pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara darah dan sel jaringan
(Stropler, 2017). Menurut Sari, anemia merupakan penurunan jumlah sel darah
merah sehingga tidak dapat memenuhi fungsi untuk membawa oksigen dalam
jumlah yang cukup ke jaringan perifer, yang ditandai oleh menurunnya kadar
hemoglobin, hematokrit, dan jumlah sel darah merah di bawah normal (Sari, 2015).
tetapi pada keadaan tertentu dimana ketiga parameter tersebut tidak sejalan dengan
masa elitrosit, seperti dehidrasi, perdarahan akut, dan kehamilan. Oleh karena itu
dalam diagnosis anemia hanya tidak cukup hanya sampai label anemia tetapi harus
2016).
Anemia dalam kehamilan yang paling sering di jumpai adalah anemia gizi
besi. Anemia gizi merupakan salah satu masalah gizi di Indonesia. Anemia pada
32
ibu hamil sering terjadi anemia gizi besi yang dikarenakan kurangnya asupan besi
Kriteria Anemia menurut WHO adalah : laki-laki dewasa Hb < 13 gr, wanita
dewasa tidak hamil Hb < 12 gr, wanita hamil < 11 gr. Derajat anemia berdasarkan
8 gr- 9,9 gr, Sedang Hb 6gr- 7,9gr, Berat Hb <6gr. Menurut Departemen Kesehatan
derajat Ringan sekali Hb 11 gr, ringan Hb 8 gr-<11 gr, Sedang Hb 5gr-8gr, Berat
2.2.2 Etiologi
makanan dan infeksi penyakit, sedangkan penyebab tidak langsung antara lain
perhatian terhadap wanita yang masih rendah di keluarga. Kurangnya zat besi di
dalam tubuh dapat disebabkan oleh kurang makan sumber makanan yang
besinya rendah sehingga jumlah zat besi yang diserap kurang, dan makanan yang
umumnya adalah cacing. Perhatian terhadap wanita yang masih rendah di keluarga
oleh sebab itu wanita di dalam keluarga masih kurang diperhatikan dibandingkan
laki-laki. Anemia gizi lebih sering terjadi pada kelompok usia dengan kriteria
33
pendidikan yang rendah, kurang memahami kaitan anemia dengan faktor lainnya,
kurang dapat memilih bahan makanan yang bergizi, khususnya yang mengandung
zat besi relatif tinggi, kurang dapat menggunakan pelayanan kesehatan yang
tersedia, ekonomi yang rendah; karena: kurang mampu membeli makanan sumber
zat besi karena harganya relatif mahal, kurang mempunyai akses terhadap
pelayanan kesehatan yang tersedia,. Status sosial wanita yang masih rendah di
gizi,
2.2.3 Patofisiologi
Tanda dan gejala anemia biasanya tidak khas dan sering tidak jelas, seperti
pucat, mudah lelah, berdebar dan sesak napas. Kepucatan bisa diperiksa pada
telapak tangan, kuku dan konjungtiva palbera. Tanda yang khas meliputi anemia,
Gejala awal anemia zat besi berupa badan lemah, lelah, kurang energi,
kurang nafsu makan, daya konsentrasi menurun, sakit kepala, mudah terinfeksi
penyakit, stamina tubuh menurun, dan pandangan berkunang- kunang terutama bila
bangkit dari tempat duduk. Wajah, selaput lendir kelopak mata, bibir, dan kuku
penderita tampak pucat. Anemia berat dapat berakibat penderita sesak napas bahkan
34
2.2.4 Mekanisme Pembentukan sel darah merah
eritropoesis dimulai dari sel induk multipotensial. Dari beberapa sel induk
membentuk satu jenis sel misalnya elitrosit. Proses pembentukan eritrosit ini
disebut dengan eritrooesis. Sel induk unipotensial akan mulai bermitosis sambal
polikromatofil. Sel eritroit termuda yang tidak memiliki inti disebut retikulosit yang
kemudian berubah menjadi eritrosit. Dalam proses pembentukan sel darah merah.
Rangsangan oleh eritropotein dalam jumlah yang amat kecil saja akan merangsang
sel unipotensial yang commited untuk segera membelah diri dan berdiferensiasi
memerlukan banyak darah zat besi, pertumbuhan plasenta dan peningkatan volume
Kebutuhan zat besi akan meningkat pada trimester dua dan tiga yaitu sekitar
6,3 mg perhari. Pemenuhan kebutuhan zat besi ini dapat di ambil dari cadangan zat
besi dan peningkatan adaptif penyerapan zat besi melalui saluran cerna. Apabila
cadangan zat besi sangat sedikit atau tidak ada sama sekali sedangkan kandungan
35
dan serapan zat besi dari makanan sedikit, maka pemberian suplemen sangat di
perlukan untuk memenuhi kebutuhan zat besi ibu hamil (Arisman, 2017).
2.2.5.1 Trimester I : Kebutuhan zat besi ± 1 mg/hari, (kehilangan basal 0,8 mg/hari)
mg/hari) ditambah kebutuhan sel darah merah 300 mg dan conceptus 115
mg
2.2.5.3 Trimester III : Kebutuhan zat besi ± 5 mg/hari, (kehilangan basal 0,8
223mg.
dalam waktu bersamaan. Hal yang penting untuk diingat, tambahan besi sebaiknya
Pada setiap kehamilan kebutuhan zat besi yang di perlukan sebanyak 900
mg Fe yaitu meningkatnya sel darah ibu 500 mg Fe, terdapat dalam plasenta 300
mg Fe dan untuk darah janin sebesar 100 mg Fe. Jika persediaan cadangan Fe
minimal, maka setiap kehamilan menguras persediaan Fe tubuh dan akhirnya akan
36
2.2.6 Sumber Zat Besi
Ada dua jenis zat besi dalam makanan, yaitu zat besi yang berasal dari hem
dan bukan hem. Walaupun kandungan zat besi hem dalam makanan hanya antara 5
– 10% tetapi penyerapannya hanya 5%. Makanan hewani seperti daging, ikan dan
ayam merupakan sumber utama zat besi hem. Zat besi yang berasal dari hem
merupakan Hb. Zat besi non hem terdapat dalam pangan nabati, seperti sayur-
Asupan zat besi selain dari makanan adalah melalui suplemen tablet zat besi.
Suplemen ini biasanya diberikan pada golongan rawan kurang zat besi yaitu balita,
anak sekolah, wanita usia subur dan ibu hamil. Pemberian suplemen tablet zat besi
pada golongan tersebut di lakukan karena kebutuhan akan zat besi yangsangat
besar, sedangkan asupan dari makan saja tidak dapat mencukupi kebutuhan
tersebut. Makanan yang banyak mengandung zat besi antara lain daging, terutama
hati dan jeroan, apricot, prem kering, telur, polong kering, kacang tanah dan sayuran
Kurangnya zat besi dan asam folat dapat menyebabkan anemia. Proses
kekurangan zat besi sampai menjadi anemia melalui beberapa tahap. Awalnya
terjadi penurunan simpanan cadangan zat besi, bila tidak dipenuhi masukan zat besi
lama kelamaan timbul gejala anemia di sertai penurunan kadar Hb. Kadar normal
haemoglobin dalam darah yaitu pada anak balita 11 gr%, anak usia sekolah 12 gr%,
wanita dewasa 12 gr%, ibu hamil 11 gr%, laki-laki 13 gr%, ibu menyusui 12 gr%
(Cuningham, 2017).
37
Ciri-ciri gejala anemia tidak khas dan sulit di temukan tetapi dapat terlihat
dari kulit dan konjungtiva yang pucat, pusing, letih, tubuh lemah, nafas pendek dan
luka. Penentuan anemia klinis di pengaruhi oleh banyak variabel seperti ketebalan
kulit dan pigmantasi yang tidak dapat di andalkan kecuali pada anemia berat.
mengandung besi dalam sel merah dalam darah mamalia dan hewan lainnya.
Molekul Hb terdiri dari globin, apoprotein dan empat gugus heme, suatu molekul
organik dengan satu atom besi. Hb adalah protein yang kaya akan zat besi. Memiliki
afinitas (daya gabung) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk
oxihemoglobin di dalam sel darah merah. Melalui fungsi ini maka oksigen dibawa
diukur secara kimia dan jumlah Hb/100ml darah dapat di gunakan sebagai indeks
mengandung zat besi. Kompleks tersebut berwarna merah dan terdapat didalam
eritrosit. Sebuah molekul Hb memiliki empat gugus haeme yang mengandung besi
38
2.2.8.2 Struktur Hemoglobin (Hb)
besi dalam sel merah dalam darah mamalia dan hewan lainnya. Hemoglobin adalah
suatu protein dalam sel darah merah yang mengantarkan oksigen dari paru-paru ke
Molekul hemoglobin terdiri dari globin, apoprotein , dan empat gugus heme,
suatu molekul organik dengan satu atom besi. Mutasi pada gen protein hemoglobin
di antaranya yang paling sering di temui adalah anemia sel sabit dan talasemia.
Hemoglobin tersusun dari empat molekul protein (globulin chain) yang terhubung
satu sama lain. Hemoglobin normal orang dewasa (HbA) terdiri dari 2 alpha-
globulin chains dan 2 beta-globulin chains, sedangkan pada bayi yang masih dalam
kandungan atau yang sudah lahir terdiri dari beberapa rantai beta dan molekul
hemoglobinnya terbentuk dari 2 rantai alfa dan 2 rantai gama yang dinamakan
sebagai HbF.
yang terdiri dari dari masing-masing dua sub unit alfa dan beta yang terikat secara
non kovalen. Sub unitnya mirip secara struktural dan berukuran hampir sama. sub
unit memiliki berat molekul kurang lebih 16.000 Dalton, sehingga berat molekul
yang menahan satu atom besi; atom besi ini merupakan situs/loka ikatan oksigen.
39
Porfirin yang mengandung besi di sebut heme Tiap subunit hemoglobin
kapasitas empat molekul oksigen. Pada molekul heme inilah zat besi melekat dan
untuk mengikat oksigen bergantung pada keberadaan gugus prastitik yang disebut
heme. Gugus heme yang menyebabkan darah berwarna merah. Gugus heme terdiri
dari komponen anorganik dan pusat atom besi. Komponen organik yang di sebut
protoporfirin terbentuk dari empat cincin pirol yang di hubungkan oleh jembatan
meterna membentuk cincin tetra pirol. Empat gugus mitral dan gugus vinil dan dua
yang bikonkaf, jika terjadi gangguan pada bentuk sel darah ini, maka keluwesan sel
darah merah dalam melewati kapiler jadi kurang maksimal. Hal inilah yang menjadi
alasan mengapa kekurangan zat besi bisa mengakibatkan anemia. Jika nilainya
kurang dari nilai diatas bisa dikatakan anemia, dan apabila nilainya kelebihan akan
jaringan tubuh dan membawa kembali karbondioksida dari seluruh sel paru-paru
menerima, menyimpan dan melepas oksigen di dalam sel- sel otot. Sebanyak
kurang lebih 80% besi tubuh berada di dalam hemoglobin (Almatsier, 2018).
40
Adapun manfaat hemoglobin antara lain :
jaringan tubuh.
dan melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan
Buah naga merah merupakan buah yang harus dipanen setelah matang,
karena jika dipanen mentah maka buah tidak akan matang. Buah ini sudah dapat
41
Hylocereus polyrhizus yang lebih banyak dikembangkan di Cina dan
Australia ini memiliki buah dengan kulit berwarna merah dan daging berwarna
merah keunguan. Rasa buah lebih manis dibanding Hylocereus undatus, dengan
keberhasilan bunga menjadi buah sangat kecil, hanya mencapai 50% sehingga
produktivitas buahnya tergolong rendah dan rata-rata berat buahnya hanya sekitar
flavonoid, yang dapat digunakan sebagai bahan dasar pembatan kosmetik untuk
merupakan salah satu bagian penting dalam kelompok pigmen setelah klorofil.
Antosianin larut dalam air, menghasilkan warna dari merah sampai biru dan
tersebar luas dalam buah, bunga, dan daun. Antosianin pada buah naga ditemukan
42
Tabel 2.2
Kandungan Nutrisi pada Daging dan Kulit Buah Naga
Komponen Kadar
Nutrisi Daging Buah
Karbohidrat 11,5 g
Serat 0,71 g
Kalsium 8,6 mg
Fosfor 9,4 mg
Magnesium 60,4 mg
Betakaroten 0,005 mg
Vitamin B1 0,28 mg
Vitamin B2 0,043 mg
Vitamin C 9,4 mg
Niasin 1,297 - 1,300
Fenol 561,76 mg/100 g
Nutrisi Kulit Buah
Fenol 1.049,18 mg/100 g
Flavonoid 1.310,10 mg/100 g
Antosianin 186,90 mg/100g
Sumber : Kristanto, 2018
43
2.3 Kerangka Teori
KERANGKA TEORI
Aktivitas Enzim
hialuronidase
Flavonioid
Buah Naga
44
2.4 Kerangka Konsep
antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan
menggambarkan bahwa yang akan diteliti adalah Pengaruh Pemberian Jus Buah
Naga Terhadap Kadar HB Pada Ibu Hamil Trimester III dengan Anemia di UPTD
2.5 Hipotesis
45
Ho : Tidak ada pengaruh Pemberian Jus Buah Naga Terhadap Kadar HB Pada Ibu
Pada Ibu Hamil Trimester III dengan Anemia di UPTD Puskesmas Taktakan
46
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
and post-test with control group. Kelompok intervensi merupakan kelompok yang
kelompok (control group) yang tidak mendapatkan intervensi dari peneliti dan
Naga Terhadap Kadar HB Pada Ibu Hamil Trimester III dengan Anemia di UPTD
Keterangan :
R1 : Kelompok Intervensi
R2 : Kelompok Kontrol
47
X1 : Intervensi pada kelompok perlakuan sesuai protokol
3.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau obyek
penelitian yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Ibu Hamil Trimester III dengan
Anemia yang datang ke puskesmas Taktakan Serang - Banten Tahun 2020 sebanyak
120 orang.
3.2.2 Sample
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti
n = 2(Z1-α/2 + Z1-β)2ꝺ2
(μ1- μ2)
48
Keterangan :
Jadi :
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁 ( 𝑑 )2
120
𝑛=
1 + 120(0.05)2
120
𝑛=
1 + 120(0.025)
120
𝑛 =
1 +3
120
𝑛=
4
𝑛 =30
meliputi:
49
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah:
Kriteria ekslusi yaitu kriteria diluar kriteria inklusi. Kriteria eksklusi adalah
kriteria yang apabila dijumpai menyebabkan objek tidak dapat digunakan dalam
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Desember 2020, tempat penelitian
Variabel dalam suatu penelitian jumlahnya bisa lebih dari satu. Variabel-
variabel tersebut saling berhubungan dan jika ditinjau dari konteks ini variable
dibedakan menjadi :
50
3.4.2 Variabel terikat atau dependent variabel
vaiabel lainnya.
dalam definisi konsep) tersebut, secara operasional, secara praktik, secara nyata
Variabel Definisi operasional Cara ukur / Alat Hasil ukur / Kategori Skala
Penelitian ukur
Ukur
Pemberian Jus Pemberian Jus buah Protap 1. Diberikan Jus Buah naga + Ordinal
Buah Naga naga dengan pemberian jus Tablet Fe
buah naga 2. Diberikan Tablet FE
tentu dapat menghasilkan data yang valid dan reabel, apabila intrumen tersebut
51
tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan datanya, instrument penelitian
Sumber data dalam penelitian adalah dari mana data-data diperoleh. Data
yang digunakan dalam peneltiian ini adalah data primer yang diambil langsung dari
responden.
3.7.2.1 Lembar observasi : dikumpulkan dari daftar register ibu hamil dengan
anemia
3.7.2.2 Lembar Observasi dikumpulkand dari hasil observasi terapi pemberian jus
penelitian
2) Memperkenalkan diri
52
3) Peneliti memberikan salam kepada responden dan menjelaskan tujuan
penelitian.
responden.
pemberian terapi Jus buah Naga dan tablet Fe dengan ibu yang diberikan
tablet Fe saja.
pemberian Jus Buah Naga sebanyak 200 gram atau 1 gelas sehari.
53
4) Setelah dilakukan tindakan baik pada kelompok intervensi maupun
kedalam lembar observasi, kemudian data akan ditabulasi dan diolah sesuai
Ambil buah naga merah berukuran besar (sekitar 200 gram daging buah),
blender, gelas ukur dan air, potong kecil buah naga, masukan kebelender,
campurkan air secukupnya, lalu tuangkan ke gelas ukur, dan sajikan kepada ibu.
3.8.1 Editing
Sebelum data diolah, data tersebut perlu diedit terlebih dahulu, sehingga terdapat
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengedit data yaitu kelengkapan,
kejelasan dan kesempurnaan data, dalam pengertian bahwa semua pertanyaan atau
3.8.2 Coding
dalam kategori yang sama. Data yang dikumpulkan dapat berupa angka atau
54
3.8.3 Entery
Data yang sudah melewati tahap proses pengkodean dan sudah terisi secara
kesalahan.
3.8.4 Cleaning
Pada tahap ini melakukan pemeriksaan kembali data yang sudah di entry
untuk melihat ada tidaknya kesalahan pemasukan data, dan selanjutnya dilakukan
sehingga data siap dilakukan analisis baik secara univariat maupun bivariat.
diperoleh berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji
penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menggunakan distribusi dan
55
P =∑ F X 100%
N
Keterangan : P = Persentase
N = Jumlah sampel
atau berkolerasi (Notoatmodjo, 2018). Adapun dalam analisa ini digunakan tabulasi
silang atau uji statistik chi square (X2) sehingga diketahui ada atau tidaknya
hubungan yang bermakna secara statistik dihasilkan Odds Ratio yang digunakan
untuk melihat hubungan variabel independen dengan variabel dependen. Odd Ratio
hasil perhitungan statistik bermakna atau Ho ditolak, dan apabila P > α maka
perhitungan statistik tidak bermakna atau Ho gagal ditolak dengan rumus (Hastono,
2017) yaitu:
(0− )2
2 =
Keterangan :
56
Untuk mengetahui nilai X2 tergantung pada derajat bebas dengan rumus
DF (b-1) (K-1)
Keterangan :
b = Jumlah baris
k = Jumlah kolom
manusia. Penelitian ini menekankan pada masalah etika yang meliputi informed
3.10.2 Anonimity
tidak mencantumkan nama pada informed consent dan kuesioner, cukup dengan
inisial dan memberi nomor atau kode pada masing-masing lembar tersebut.
57
3.10.3 Confidentiality
didapat dari subjek penelitian. Beberapa kelompok data yang diperlukan akan
dilaporkan dalam hasil penelitian. Data yang dilaporkan berupa data yang
menunjang hasil penelitian. Selain itu, semua data dan informasi yang telah
3.10.4 Justice
dengan baik dan adil, semua responden akan mendapatkan perlakuan yang sama
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.1.1 Gambaran Kadar HB Pada Kelompok Intervensi setelah diberikan jus buah
2020
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa pada ibu yang diberikan Jus
Buah Naga dan Tablet Fe sebagian besar responden yaitu Kadar HB < 9,5 gr/dl
Tahun 2020
59
4.1.1.2 Gambaran Kadar HB Pada Kelompok Kontrol setelah diberikan Tablet Fe
sebagian besar responden yaitu Kadar Hb < 9,5 gr/dl sebanyak 9 responden (60%),
dan sisanya sebanyak 6 responden (40%) ibu dengan kadar HB ≥ 9,5 gr/dl di UPTD
4.1.1.3 Rata-rata Kadar Hb pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi Ibu
Dari Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa rata-rata Kadar Hb pada kelompok
Intervensi adalah 11,107 gr%, dengan nilai standar deviasi 1,1392 gr%, sedangkan
pada kelompok Kontrol didapatkan nilai rata – rata adalah 9,120 gr%, dengan
60
4.1.1.4 Uji Homogenitas
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa hasil uji homogenitas data
pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol didapatkan p value : 0,293 (p value
> 0,05), Menurut Hastono, 2017 varian kelompok intervensi dan kelompok kontrol
yang dibandingkan tersebut didapatkan p value : 0,293 (p value > 0,05) maka dapat
homogenitas dalam uji one way anova terpenuhi memiliki varians data yang sama
atau homogen.
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Pengaruh Jus Buah Naga Terhadap Kadar
Hb Pada Ibu Hamil Trimester III di UPTD Puskesmas Taktakan Serang-
Banten Tahun 2020
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statisti
Kelompok Statistic df Sig. c df Sig.
bahwa nilai signifikansi (Sig.) kelompok Pre-Test (Intervensi) 0,064 dan nilai
61
signifikansi (Sig.) kelompok Pos-Test (Intervensi) 0,200 nilai signifikansi
0,200 dan pada uji Shapiro-Wilk dapat diketahui bahwa nilai signifikansi (Sig.)
signifikansi kelompok Pos-Test (Kontrol) 0,682 keseluruhan data diatas baik pada
uji Kolmogorov-Smirnov maupun uji Shapiro-Wilk > 0,05 Maka sesuai dasar
distribusi Normal. Berdasarkan hasil data tersebut, maka dapat menggunakan uji
Tabel 4.6
Perbedaan peningkatan Kadar Hb antara kelompok kontrol dan kelompok
intervensi di UPTD Puskesmas Taktakan Serang-Banten Tahun 2020
Intervensi 8,993 dengan standar deviasi 1,1291, sedangkan pada kelompok Kontrol
62
4.1.2.2 Uji Independent T Test setelah dilakukan intervensi
Tabel 4.7
Perbedaan peningkatan Kadar Hb antara kelompok kontrol dan kelompok
intervensi di UPTD Puskesmas Taktakan Serang-Banten Tahun 2020
4.2 Pembahasan
4.2.1.1 Kadar Hb pada kelompok Intervensi Ibu Hamil Trimester III dengan
diketahui bahwa pada ibu yang diberikan Jus Buah Naga dan Tablet Fe sebagian
besar responden yaitu Kadar HB < 9,5 gr/dl sebanyak 2 responden (13,3%), dan
flavonoid, yang dapat digunakan sebagai bahan dasar pembatan kosmetik untuk
63
merupakan salah satu bagian penting dalam kelompok pigmen setelah klorofil.
Antosianin larut dalam air, menghasilkan warna dari merah sampai biru dan
tersebar luas dalam buah, bunga, dan daun. Antosianin pada buah naga ditemukan
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Nanci, 2020 dengan judul
Pengaruh Agar-agar dan Jus buah Naga terhadap Kadar Hemoglobin pada Ibu
Hamil, didapatkan hasil univarat penelitian ini adalah Kadar hemoglobin sebelum
mengalami kenai-kan sebesar 0,83 gr/dl setelah mengonsumsi agar-agar buah naga.
4.2.1.2 Kadar Hb pada kelompok Kontrol Ibu Hamil Trimester III dengan Anemia
diketahui bahwa setelah diberikan Tablet Fe sebagian besar responden yaitu Kadar
Hb < 9,5 gr/dl sebanyak 9 responden (60%), dan sisanya sebanyak 6 responden
(40%) ibu dengan kadar HB ≥ 9,5 gr/dl di UPTD Puskesmas Taktakan Serang-
Tablet besi (Fe) atau tablet tambah darah (TTD) merupakan suplemen yang
mengandung zat besi dan folat yang diberikan kepada ibu hamil untuk mencegah
anemia gizi besi selama masa kehamilan yang berfungsi sebagai pembentuk
Tablet besi (Fe) merupakan tablet jenis salut gula yang mengandung zat besi
yang setara dengan 60 mg besi elemental (sediaan Ferro Sulfat, Ferro Fumarat,
64
atau Ferro Gluconat) dan asam folat sebanyak 0,400 mg. Tablet besi (Fe) biasanya
ditambahkan penambah rasa vanilla untuk menutupi bau yang tidak enak dari tablet
produk farmasi dan diproses sesuai standar GMP (Good Manufacturing Practices)
yang telah teregistrasi di BPOM dengan 10 tablet berwarna merah tiap stripnya
diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signfikan antara pemberian jus buah naga
+ tablet Fe dengan pemberian tablet Fe saja pada ibu. Dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan kadar HB ibu dengan pemberian jus buah naga + tablet fe.
dengan standar deviasi 1,1392, sedangkan pada kelompok Kontrol didapatkan nilai
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Thamrin, 2018
pemberian Jus buah naga 9,761 dan standar deviasi 0,5304. Nilai rata-rata kadar
hemoglobin pada hari ke 15 pemberian Jus buah naga 11,583 dan standar deviasi
0,6888.
65
Menurut penelitian yang dilakukan widyaningsih, 2017 ini mengungkapkan
hal itu ada pengaruh yang signifikan secara statistik jus buah naga merah tingkat
Hb pada Intervensi hari ke 7 dengan p-value 0,037 (<0,05), tetapi tidak ada efek
value 0,140 (> 0,05). Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa ada pengaruh
signifikan secara statistik merah jus buah naga pada wanita hamil tingkat eritrosit
pada hari ke 7 dengan p nilai 0,025 (<0,05), tetapi tidak ada efek signifikan pada
tingkat eritrosit pada hari ke 14 intervensi dengan p-nilai 0,094 (> 0,05).
Pada saat hamil ibu harus makan makanan yang mengandung nilai gizi
bermutu tinggi meskipun tidak berarti makanan yang mahal harganya. Gizi pada
waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori perhari, ibu hamil seharusnya
mengkonsumsi makanan yang mengandung protein, zat besi, dan minum cukup
keselamatan bayi. Kebutuhan ibu selama kehamilan ialah 800 mg besi, diantaranya
300 mg untuk janin plasenta dan 500 mg untuk pertambahan eritrosit ibu. Dengan
demikian ibu membutuhkan tambahan sekitar 2-3 mg besi/ hari. Ibu Hamil
zat-zat besi dibanding wanita biasa. Apabila ibu hamil sampai kekurangan gizi
terutama zat besi dan asam folat maka dapat terjadi anemia defisiensi besi karena
dalam kehamilan keperluan zat-zat makanan bertambah dan terjadi pula perubahan-
perubahan dalam darah dan sum-sum tulang. Selain itu kebutuhan zat gizi selama
66
hamil diperlukan untuk pertumbuhan janin, plasenta dan jaringan lainnya (Muhilal,
2014).
atau 2,5-4 gram Fe, 30 - 40%nya dalam bentuk cadangan besi. Distribusi Fe 70%
(2 - 2,5 g) terdapat dalam Hb. 26% sebagai cadangan besi dalam liver, limpa dan
tulang. Dalam makanan, besi sebagai ikatan organik yaitu garam Fe (Ferro dan Ferri
sulfat). Bentuk ferro lebih mudah diserap. Di dalam tubuh Fe berikatan dengan
protein (bentuk ferro maupun ferri). Bentuk aktif umumnya berupa bentuk ferro.
Terdapat 2 bentuk besi yaitu Besi Heme dan non heme, pada daging merah terdapat
40 % besi heme dan 60% besi non heme. Banyak berasal dari hemoglobin dan
myoglobin dalam daging, unggas dan ikan. Hanya terdapat 5-10% dari makanan
yang dikonsumsi. Penyerapan 2-3x lebih mudah, relative tidak banyak dipengaruhi
oleh factor lain dalam makanan. Kebanyakan besi yang ada di makanan adalah besi
non heme. Besi non heme ini biasanya didapati pada sayuran dan buah-buahan.
Sekitar 25-35% besi heme yang diabsorbsi, sedangkan pada besi non heme
yang diabsorbsi ini sangat penting. Besi heme hanya ada pada daging hewan.
Sehingga bagi vegetarian harus waspada akan jumlah besi non heme yang hanya
sedikit diabsorbsi.
67
4.3 Keterbatasan Penelitian
waktu penelitian yang singkat dan juga terkendala pandemi Covid 19, pelayanan
kehamilan trimester III harus dilakukan 1 bulan sebelum taksiran persalinan, dan
juga puskesmas taktakan sebagai tempat penelitian termasuk wilayah zona merah
dalam resiko tinggi covid 19 dimana pelaksanaan komuniaksi secara virtual, baik
komunikasi via media daring. Sehingga pengambilan sampel tidak maksimal, dan
tidak terkendala PSBB dan protokol kesehatan dalam penelitian, seharusnya sampel
penelitian dapat lebih banyak, sehingga didapatkan data yang lebih efektif.
68
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dijelaskan pada
5.1.1 Kadar HB pada kelompok intervensi atau pada ibu yang diberikan Jus Buah
Naga dan Tablet Fe sebagian besar responden yaitu Kadar HB < 9,5 gr/dl
5.1.2 Kadar HB pada kelompok Kontrol pada ibu yang diberikan Tablet Fe
sebagian besar responden yaitu Kadar Hb < 9,5 gr/dl sebanyak 9 responden
(60%), dan sisanya sebanyak 6 responden (40%) ibu dengan kadar HB ≥ 9,5
5.2 Saran
sebagai alternative pendamping agar dapat meningkatkan Kadar HB pada ibu hamil
69
trimester III dengan anemia, dan diharapkan agar perawat juga dapat diberikan
mahasiswa.
buah naga, diharapkan dapat meneliti dengan lebih banyak responden, sehingga
penelitian yang dilakukan akan lebih akurat dan efektif mengenai pengaruh
pemberian jus buah naga terhadap Kadar HB pada ibu hamil trimester III
70
DAFTAR PUSTAKA
Arisman, M.B., (2017), Buku Ajar Ilmu Gizi Dalam Daur Kehidupan, Edisi-2,
EGC, Jakarta
Basuni, R., (2018), Gambaran sel darah merah, kadar haemoglobin, nilai
hematokrit, dan indkes eritrosit pada kerbau lumpur (bubalus
bublais) betina. Skripsi, Institut Pertanian Bogor
Dinkes Prov. Banten., (2019), Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2019, Dinas
kesehatan Provinsi Banten
Evelyn, C.P., (2017), Anatomi dan Fisiologis Untuk Para Medis, Cetakan kedua,
Gramedia, Jakarta
Hani, U., (2016), Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis, Salemba Medika,
Jakarta
Istiyati, S., Satriyandari, Y., (2019), Hubungan Anemia Pada Ibu Hammil Dengan
Kejadian BBLR Di RS PKU Muhammadiyah. Skripsi, Universitas
‘Aisyiyah, Yogyakarta
71
Kristanto, D., (2018)., Buah Naga Pembudidayaan di Pot dan di Kebun, Penebar
Swadaya, Jakarta
Manjoer, A., (2016), Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga, Media Aesculapius,
Jakarta
Proverawati, A., Asfuah, A., (2018), Anemia dan Anemia kehamilan. Nuha
Medika, Yogyakarta
Sari, W.A., (2015), Anemia Defisiensi Besi Pada Balita. Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat/ Ilmu Kedokteran Pencegahan/ Ilmu Kedokteran
Komunitas. Medan. Skripsi. Fakultas Kedokteran, Universitas
Sumatra Utara.
Stropler, T., Weiner, S., (2017), Krause’s Food & Nutrition Care Process 14th
edition, Elsivier, Canada
72
Umar, H., (2018), Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Edisi 11, PT.
Raja Grafindo Persada, Jakarta
73
Jl. Harsono RM No. 1 Ragunan, Jakarta Selatan 12550, Telp. 27870882
Website: www.unas.ac.id; Email: fikes@civitas.unas.ac.id
Nomor : 062/D/SP/FIKES/I/2021
Lampiran :-
Perihal : Izin Penelitian dan Pengambilan Data
Pimpinan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional Jakarta dengan ini menerangkan
bahwa :
Mahasiswa tersebut bermaksud melakukan penelitian dan pengambilan data yang diperlukan
dalam rangka penulisan Skripsi dengan judul: Pengaruh Pemberian Jus Buah Naga
Terhadap Kadar Hb pada Ibu Hamil Trimester III dengan Anemia di UPTD Puskesmas
Taktakan Serang-Banten Tahun 2020. Sehubungan dengan hal tersebut mohon kiranya
Bapak/Ibu dapat memberikan bantuan.
Demikian surat ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan
terimakasih.
Dekan,
No Inisial Usia
Diberikan Tablet Fe
Pretest Postest
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
LEMBAR OBSERVASI
Pretest Postest
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
LEMBAR OBSERVASI
PENGARUH PEMBERIAN JUS BUAH NAGA TERHADAP KADAR HB PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN ANEMIA
DI UPTD PUSKESMAS TAKTAKAN
TAHUN 2020
Kelompok
Kelompok Kontrol
Intervensi
No Inisial Usia Diberikan Jus No Inisial Usia Diberikan
Buah Naga Tablet Fe
Postest Postest
1 Ny. H 29 1 1 Ny. A 25 1
2 Ny. A 27 1 2 Ny. C 30 1
3 Ny. I 31 1 3 Ny. T 31 0
4 Ny. E 28 1 4 Ny. F 23 0
5 Ny. A 23 1 5 Ny. K 29 0
6 Ny. D 29 1 6 Ny. H 30 0
7 Ny. T 30 1 7 Ny. S 31 1
8 Ny. P 31 1 8 Ny. W 27 0
9 Ny. G 27 0 9 Ny. P 22 1
10 Ny. A 22 1 10 Ny. R 33 1
11 Ny. L 33 1 11 Ny. V 25 0
12 Ny. K 25 1 12 Ny. S 31 1
13 Ny. S 28 0 13 Ny. B 27 0
14 Ny. U 20 1 14 Ny. D 22 0
15 Ny. M 26 1 15 Ny. D 27 0
GET
FILE='D:\SKRIPSI 2021\D4 Universitas Nasional\EKA\SPSS.sav'.
DATASET NAME DataSet1 WINDOW=FRONT.
DATASET ACTIVATE DataSet1.
Frequencies
Notes
Statistics
INTERVENSI KONTROL
N Valid 15 15
Missing 0 0
Frequency Table
INTERVENSI
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 9.5 gr/dl 2 13.3 13.3 13.3
KONTROL
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 9.5 gr/dl 9 60.0 60.0 60.0
T-Test
Notes
Group Statistics
KELOMPOK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Sig. Mean
F Sig. t df (2-tailed) Difference
Oneway
Notes
1.146 1 28 .293
ANOVA
PENURUNAN KADAR HB
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
T-Test
Notes
Group Statistics
KELOMPOK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Explore
Notes
Descriptives
KELOMPOK Statistic Std. Error
Median 8.900
Variance 1.275
Maximum 10.4
Range 3.7
Interquartile Range 1.6
Median 11.400
Variance 1.298
Minimum 8.9
Maximum 13.1
Range 4.2
Interquartile Range .9
Skewness -.449 .580
Median 8.100
Variance 1.570
Std. Deviation 1.2529
Minimum 6.0
Maximum 10.0
Range 4.0
Variance 2.095
Std. Deviation 1.4473
Minimum 6.8
Maximum 11.5
Range 4.7
Stem-and-Leaf Plots
PENURUNAN KADAR HB Undefined error #60536 - Cannot open text file "C:\PROGRA~1\IBM\SPSS\STATIS~1\23\lang\en\spss.err":
No such file or directory
KELOMPOK= Pre-Test (intervensi)
Frequency Stem & Undefined error #60544 - Cannot open text file "C:\PROGRA~1\IBM\SPSS\STATIS~1\23\lang\en\spss.err":
No such f
1,00 6 . 7
1,00 7 . 0
6,00 8 . 047799
1,00 9 . 2
6,00 10 . 000004
Undefined error #60541 - Cannot open text file "C:\PROGRA~1\IBM\SPSS\STATIS~1\23\lang\en\spss.err": No such file or
directory
Undefined error #60542 - Cannot open text file "C:\PROGRA~1\IBM\SPSS\STATIS~1\23\lang\en\spss.err": No such file or
directory
ctory
PENURUNAN KADAR HB Undefined error #60536 - Cannot open text file "C:\PROGRA~1\IBM\SPSS\STATIS~1\23\lang\en\spss.err":
No such file or directory
KELOMPOK= Pos-Test (Intervensi)
Frequency Stem & Undefined error #60544 - Cannot open text file "C:\PROGRA~1\IBM\SPSS\STATIS~1\23\lang\en\spss.err":
No such f
2,00 Extremes (=<9,1)
1,00 10 . 1
3,00 10 . 678
3,00 11 . 344
3,00 11 . 555
2,00 12 . 34
1,00 Extremes (>=13,1)
Undefined error #60541 - Cannot open text file "C:\PROGRA~1\IBM\SPSS\STATIS~1\23\lang\en\spss.err": No such file or
directory
Undefined error #60542 - Cannot open text file "C:\PROGRA~1\IBM\SPSS\STATIS~1\23\lang\en\spss.err": No such file or
directory
ctory
PENURUNAN KADAR HB Undefined error #60536 - Cannot open text file "C:\PROGRA~1\IBM\SPSS\STATIS~1\23\lang\en\spss.err":
No such file or directory
KELOMPOK= Pre-Test (Kontrol)
Frequency Stem & Undefined error #60544 - Cannot open text file "C:\PROGRA~1\IBM\SPSS\STATIS~1\23\lang\en\spss.err":
No such f
4,00 6 . 0789
1,00 7 . 2
7,00 8 . 0012477
,00 9 .
3,00 10 . 000
Undefined error #60541 - Cannot open text file "C:\PROGRA~1\IBM\SPSS\STATIS~1\23\lang\en\spss.err": No such file or
directory
Undefined error #60542 - Cannot open text file "C:\PROGRA~1\IBM\SPSS\STATIS~1\23\lang\en\spss.err": No such file or
directory
ctory
PENURUNAN KADAR HB Undefined error #60536 - Cannot open text file "C:\PROGRA~1\IBM\SPSS\STATIS~1\23\lang\en\spss.err":
No such file or directory
KELOMPOK= Pos-Test (Kontrol)
Frequency Stem & Undefined error #60544 - Cannot open text file "C:\PROGRA~1\IBM\SPSS\STATIS~1\23\lang\en\spss.err":
No such f
2,00 6 . 88
1,00 7 . 5
5,00 8 . 36779
2,00 9 . 17
3,00 10 . 156
2,00 11 . 05
Undefined error #60541 - Cannot open text file "C:\PROGRA~1\IBM\SPSS\STATIS~1\23\lang\en\spss.err": No such file or
directory
Undefined error #60542 - Cannot open text file "C:\PROGRA~1\IBM\SPSS\STATIS~1\23\lang\en\spss.err": No such file or
directory
ctory
Normal Q-Q Plots
Detrended Normal Q-Q Plots
FOTO-FOTO DOKUMENTASI
FOTO-FOTO DOKUMENTASI
FOTO-FOTO DOKUMENTASI
LEMBAR KONSULTASI/BIMBINGAN SKRIPSI
Kegiatan Konsultasi
Tanda tangan
No Hari/Tanggal Materi Konsultasi
Pembimbing
1 29 Oktober 2020 - Konsul judul skripsi
- ACC Judul
- Lanjut membuat proposal dan matrix
jurnal di BAB I
2 27 Desember 2020 - Reverensi 5 tahun kebelakang
- Ikutin pedoman penulisan fikes
3 31 Desember 2020 - Konsultasi proposal penelitian BAB I –
III
- Revisi daftar pustaka
4 02 Februari 2020 - Konsul Skripsi
- Revisi kriteria inkulis dan eksklusi peru
ditambahkan
5 04 Februari 2020 - ACC Sidang
BIODATA PENULIS
A. IDENTITAS DIRI
1. Nama : Eka Bintari Chendriany
2. Tempat / Tanggal lahir : Lebak, 05 Desember 1988
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku / Bangsa : Sunda / Indonesia
6. Email : ekabintarich88@gmail.com
7. Alamat : Asrama Brimob, Jln. Kh Amin Jasoeta No 1
Serang Banten
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SDN 07 Pagi Jakarta 2001
2. SLTP Negeri 3 Rangkasbitung 2004
3. SLTA Negeri 1 Rangkasbitung 2007
4. DIII Kebidanan STIKes Faletehan 2010
5. Terdaftar sebagai Mahasiswa Kebidanan DIV Di Universitas Nasional
Tahun 2019
C. RIWAYAT PEKERJAAN
1. 2010 BPS
2. 2011 Bidan PTT Kementrian Kesehatan RI di UPT Puskesmas Gunung
Kencana Kabupaten Lebak
3. 2014 Bidan PTT Kementrian Kesehatan RI di UPT Puskesmas Taktakan
Kota Serang
4. 2017-Sekarang PNS Bidan Pelaksana di UPTD Puskesmas Taktakan Kota
Serang