Anda di halaman 1dari 131

PENGARUH PEMBERIAN JUS BUAH NAGA

TERHADAP KADAR HB PADA IBU HAMIL


TRIMESTER III DENGAN ANEMIA
DI UPTD PUSKESMAS TAKTAKAN
SERANG - BANTEN TAHUN 2020

SKRIPSI

Oleh :
EKA BINTARI CHENDRIANY
195401426596

UNIVERSITAS NASIONAL
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KEBIDANAN
PROGRAM SARJANA TERAPAN
JAKARTA
2021
PENGARUH PEMBERIAN JUS BUAH NAGA
TERHADAP KADAR HB PADA IBU HAMIL
TRIMESTER III DENGAN ANEMIA
DI UPTD PUSKESMAS TAKTAKAN
SERANG - BANTEN TAHUN 2020

SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi persayaratan memperoleh gelar Sarjana Terapan Kebidanan
Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan
Fakultas Ilmu kesehatan
Universitas Nasional
Jakarta

Oleh :
EKA BINTARI CHENDRIANY
195401426596

UNIVERSITAS NASIONAL
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KEBIDANAN
PROGRAM SARJANA TERAPAN
JAKARTA
2021

i
SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN JUS BUAH NAGA


TERHADAP KADAR HB PADA IBU HAMIL
TRIMESTER III DENGAN ANEMIA
DI UPTD PUSKESMAS TAKTAKAN
SERANG - BANTEN TAHUN 2020

Oleh :
EKA BINTARI CHENDRIANY
195401426596

Telah dipertahankan di hadapan Penguji Skripsi


Program Sarjana Terapan
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Nasional
Pada Tanggal 08 Februari 2021

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Dr. Rini Kundaryanti, SKM. M. Kes Dr. Nurul Husnul Lail, S.SiT, M. Kes

Mengesahkan,
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Dr. Retno Widowati, M.Si

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Pengaruh Pemberian Jus Buah Naga Terhadap Kadar Hb

Pada Ibu Hamil Trimester III Dengan Anemia Di UPTD

Puskesmas Taktakan Tahun 2020

Nama Mahasiswa : Eka Bintari Chendriany

NPM : 195401426596

Menyetujui,

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Dr. Rini Kundaryanti, SKM. M. Kes Dr. Nurul Husnul Lail, S.SiT, M. Kes

iii
HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Pengaruh Pemberian Jus Buah Naga Terhadap Kadar Hb


Pada Ibu Hamil Trimester III Dengan Anemia Di UPTD
Puskesmas Taktakan Tahun 2020
Nama Mahasiswa : Eka Bintari Chendriany
NPM : 195401426596

Menyetujui,

Penguji 1 : Dr. Retno Widowati, M.Si

Penguji 2 : Dr. Rini Kundaryanti, SKM. M. Kes

Penguji 3 : Dr. Nurul Husnul Lail, S.SiT, M. Kes

iv
PERNYATAAN

Yang Bertanda Tangan di bawah ini saya :

Nama : Eka Bintari Chendriany


NPM : 195401426596
Judul Penelitian : Pengaruh Pemberian Jus Buah Naga Terhadap Kadar Hb
Pada Ibu Hamil Trimester III Dengan Anemia Di UPTD
Puskesmas Taktakan Tahun 2020

Menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan yang lain atau di perguruan tinggi
lain. Sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah di tulis atau di terbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Jakarta, 08 Februari 2021

Eka Bintari Chendriany)

v
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan

semua umat, Tuhan seluruh alam dan Tuhan dari segala hal yang telah memberi

rahmat dan karunianya shingga saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi

dengan judul “Pengaruh Pemberian Jus Buah Naga Terhadap Kadar Hb Pada Ibu

Hamil Trimester III Dengan Anemia Di UPTD Puskesmas Taktakan Tahun 2020”

Saya menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa

adanya Ridho illahi, Dukungan Keluarga bantuan dan bimbingan dari berbagai

pihak, untuk itu pada kesempatan dengan rendah hati dan rasa hormat yang besar

saya mengucapkan “alhamdulilahirobilalamin” beserta terimakasih yang sebesar

besarnya kepada :

1. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional Ibu Dr. Retno

Widowati, M.Si.

2. Ketua Program Studi Ilmu Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Nasional Ibu Dr. Vivi Silawati, SST, SKM, MKM.

3. Ibu Dr. Rini Kundaryanti, SKM. M. Kes, selaku pembimbing 1 yang telah

memberi dorongan, saran dan ilmu dalam proses pembuatan skripsi.

4. Dr. Nurul Husnul Lail, S.SiT, M. Kes, selaku pembimbing 2 yang telah

bersabar dan memberikan dukungan penuh dalam pembuatan skripsi saya.

5. Seluruh dosen dan staf karyawan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Nasional yang telah mendidik dan memfasilitasi proses pembelajaran di

Kampus

vi
6. Puskesmas Taktakan yang telah memberikan kesempatan untuk peneliti

melakukan penelitian

7. Mamah, Bapak, Suami dan anak-anak tercinta yang selalu memberikan


do’a dan dukungan baik moril maupun material serta mendidik dengan
kesabaran dan kasih sayang.
8. Teman-teman yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, terima kasih atas do’a
dan dukungannya.
Akhirnya saya sebagai mahluk yang tadak sempurna memohon maaf

apabila ada kesalahan baik secara teknik, format ataupun isi dari skripsi saya.

Harapan saya semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.

Jakarta, 09 Februari 2021

( Eka Bintari Chendriany )

vii
ABSTRAK

PENGARUH PEMBERIAN JUS BUAH NAGA TERHADAP KADAR HB


PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN ANEMIA DI UPTD
PUSKESMAS TAKTAKAN SERANG - BANTEN
TAHUN 2020

Eka Bintari Chendriany, Rini Kundaryanti, Nurul Husnul Lail

Latar Belakang : Badan pusat statistik Indonesia, didapatkan data anemia pada
ibu hamil di Indonesia hampir setengahnya, dimana didapatkan sebanyak 48,9%
ibu hamil dengan anemia pada tahun 2018, hal ini mengalami peningkatan
dibanding dengan data lima tahunan yaitu pada tahun 2013 sebanyak 37,1%, zat
besi dan vitamin C yang berperan penting dalam manfaat untuk ibu hamil. Dengan
mengonsumsi buah naga secara teratur, kadar hemoglobin dapat meningkat sehingga ibu
hamil takkan mengalami kekurangan darah atau anemia.
Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian jus buah naga terhadap kadar hb pada
ibu hamil trimester III Dengan Anemia Di UPTD Puskesmas Taktakan Tahun
2020
Metodologi : Penelitian ini menggunakan desain Quasi – eksperimental dengan
pre-test and post-test with control group. Sampel dalam penelitian ini 30 orang
ibu hamil, yang terdiri dari 15 ibu hamil kelompok Kontrol dan 15 ibu hamil
kelompok Intervensi. Teknik pengambilan sampel menggunakan Non Probability
Sampling dengan purposive sampling technique. Data univariat dalam penelitian
dianalisis menggunakan descriptive statistics dan menggunakan uji statistic untuk
mengetahui frekuensi dan presentase dari masing variabel, karena uji normalitas
dengan Kolmogorov-Smirnov maupun uji Shapiro-Wilk > 0,05 sehingga data uji
bivariat menggunakan uji t test untuk mengetahui pengaruh antara pemberian jus
buah naga terhadap peningkatan kadar HB
Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang
signifikan sebelum dan setelah diberikan jus buah naga pengujian menggunakan
uji t test dimana didapatkan data Rata-rata Kadar Hb pada kelompok Intervensi
11.107 dengan standar deviasi 1.1392, sedangkan pada kelompok Kontrol
didapatkan nilai rata-rata 9.120 dengan standar deviasi 1.4473, hal tersebut
menandakan bahwa pemberian jus buah naga efektif untuk meningkatkan kadar
Hb pada ibu hamil.
Simpulan : Hasil penelitian menunjukkan bahawa ada peningkatan kadar Hb
pada ibu hamil setelah pemberian jus buah naga
Saran : Diharapkan pihak Puskesmas dapat menerapkan pemberian jus buah naga
sebagai alternative pendamping agar dapat meningkatkan Kadar HB pada ibu
hamil trimester III dengan anemia, dan diharapkan agar perawat juga dapat
diberikan pengetahuan cara pemberian jus buah naga pada ibu hamil.

Kata Kunci : Jus Buah Naga, Kadar Hb, Anemia


Kepustakaan : 25 Pustaka (2016 - 2020)

viii
ABSTRACT

THE EFFECT OF GIVING DRAGON FRUIT ON HB LEVELS AMONG TRIMESTER III


PREGNANT WOMEN WITH ANEMIA AT TAKTAKAN HEALTH CENTRE SERANG -
BANTEN IN 2020

Eka Bintari Chendriany, Rini Kundaryanti, Nurul Husnul Lail

Background: The Indonesian Central Bureau of Statistics showed almost half of the data on anemia in
pregnant women in Indonesia were obtained, where there were 48.9% of pregnant women with anemia in
2018, this has increased compared to the five-year data; in 2013 was 37, 1%, iron and vitamin C which
play an important role in benefits for pregnant women. By consuming dragon fruit regularly, hemoglobin
levels can increase so that pregnant women will not experience lack of blood or anemia.
Objective: To determine the effect of dragon fruit juice on hb levels among third trimester pregnant
women with anemia at Taktakan Health Centre in 2020
Methodology: This study used a Quasi-experimental design with pre-test and post-test with control
group. The sampling technique used the Slovin formula where the sample data obtained were 30 pregnant
women. Univariate data in the study were analyzed using descriptive statistics and using statistical tests to
determine the frequency and percentage of each variable and the bivariate test data used the t test to
determine the effect between giving dragon fruit juice on increasing HB levels.
Results: The results showed that there was a significant difference before and after being given dragon
fruit juice. The test used the t test, where the average Hb content in the intervention group was obtained
11.107 with a standard deviation of 1.1392, while the control group obtained an average value of 9.120
with a standard deviation of 1.4473, this indicates that the provision of dragon fruit juice is effective for
increasing Hb levels in pregnant women.
Conclusion: The results showed that there was an increase in Hb levels in pregnant women after giving
dragon fruit juice
Suggestion: It is hoped that the Health Centre can apply dragon fruit juice as an alternative companion in
order to increase HB levels in pregnant women in the third trimester with anemia, and it is hoped that
nurses can also be given knowledge on how to give dragon fruit juice to pregnant women.

Keywords: Dragon Fruit Juice, Hb Levels, Anemia.


References: 25 (2016 - 2020).
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL Halaman


HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................. viii
ABSTRACT ............................................................................................. vix
DAFTAR ISI .......................................................................................... x
DAFTAR TABEL .................................................................................. xii
DAFTAR BAGAN.................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xv
BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 5
1.3 Tujuan ..................................................................................... 5
1.3.1 Tujuan umum................................................................. 5
1.3.2 Tujuan Khusus............................................................... 5
1.4 Manfaat ................................................................................... 6
1.4.1 Bagi puskesmas Taktakan Serang – Banten ................. 6
1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan Universitas Nasional ............ 6
1.4.3 Bagi Peneliti .................................................................. 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 7
2.1 Kehamilan................................................................................ 7
2.1.1 Definisi .......................................................................... 7
2.1.2 Proses Terjadinya Kehamilan........................................ 9

x
2.1.3 Diagnosa Kehamilan...................................................... 12
2.1.4 Pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi ........... 12
2.1.5 Tanda dan gejala kehamilan .......................................... 17
2.1.6 Tanda dan gejala kemungkinan hamil ........................... 18
2.1.7 Perubahan anatomi fisiologis pada kehamilan ..............
20
2.1.8 Keluhan-keluhan pada wanita hamil ............................. 24
2.1.9 Kebutuhan pada ibu hamil............................................. 28
2.2 Anemia .................................................................................... 32
2.2.1 Definisi .......................................................................... 32
2.2.2 Etiologi .......................................................................... 33
2.2.3 Patofisiologi................................................................... 34
2.2.4 Mekanisme Pembentukan sel darah merah ................... 35
2.2.5 Kebutuhan zat besi pada ibu hamil................................ 35
2.2.6 Sumber zat besi.............................................................. 37
2.2.7 Akibat defisiensi besi..................................................... 37
2.2.8 Penentuan status zat besi ............................................... 38
2.2.9 Buah Naga Merah.......................................................... 41
2.3 Kerangka Teori ....................................................................... 44
2.4 Kerangka Konsep ................................................................... 45
2.5 Hipotesis ................................................................................. 45
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .............................................. 47
3.1 Desain Penelitian .................................................................... 47
3.2 Populasi dan Sampel ............................................................... 48
3.2.1 Populasi ......................................................................... 48
3.2.2 Sampel ........................................................................... 48
3.3 Lokasi dan waktu penelitian .................................................... 50
3.4 Variabel Penelitian .................................................................. 50
3.4.1 Variabel bebas atau independent variabels ................... 50
3.4.2 Variabel terikat atau dependent variabels ..................... 51
3.4.3 Variabel moderator atau varable intervening ................ 51
3.5 Definisi Operasional ............................................................... 51

xi
3.6 Instrumen Penelitian ............................................................... 51
3.7 Prosedur pengumpulan data..................................................... 52
3.7.1 Sumber data ................................................................... 52
3.7.2 Alat pengumpulan data.................................................. 52
3.8 Pengolahan Data ...................................................................... 54
3.8.1 Editing ........................................................................... 54
3.8.2 Coding ........................................................................... 54
3.8.3 Entry .............................................................................. 55
3.8.4 Cleaning......................................................................... 55
3.9 Analisa data ............................................................................. 55
3.9.1 Uji Normalitas data........................................................ 55
3.9.2 Analisis Univariat .......................................................... 55
3.9.3 Analisis Bivariat ............................................................ 56
3.10 Etika Penelitian ..................................................................... 57
3.10.1 Informend Consent ...................................................... 57
3.10.2 Anonimity..................................................................... 57
3.10.3 Confidentiality ............................................................. 58
3.10.4 Justice .......................................................................... 58
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................. 59
4.1 Hasil penelitian ....................................................................... 59
4.1.1 Analisis Univariat .......................................................... 59
4.1.2 Analisis Bivariat ............................................................ 62
4.2 Pembahasan ............................................................................ 63
4.2.1 Analisis Univariat .......................................................... 63
4.2.2 Analisis Bivariat ............................................................ 65
4.3 Keterbatasan Penelitian .......................................................... 68
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN................................................. 69
5.1 Kesimpulan ............................................................................. 69
5.2 Saran ........................................................................................ 69
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 71
LAMPIRAN............................................................................................ 74

xii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Kadar Hb Normal...................................................................... 41

2.2 Kandungan Nutrisi pada Daging dan Kulit Buah Naga............ 43

3.1 Definisi Operasional ................................................................. 51

4.1 Distribusi Frekuensi Kadar HB Ibu pada kelompok Intervensi

di UPTD Puskesmas Taktakan Serang-Banten Tahun 2020..... 59

4.2 Distribusi Frekuensi Kadar HB Ibu pada kelompok Kontrol

di UPTD Puskesmas Taktakan Serang-Banten Tahun 2020..... 60

4.3 Rata-rata Kadar Hb ibu pada Kelompok Kontrol dan

Kelompok Intervensi di UPTD Puskesmas Taktakan Serang-

Banten ...................................................................................... 60

4.4 Hasil Uji Homogenitas.............................................................. 61

4.5 Hasil Uji Normalitas Pengaruh Jus Buah Naga Terhadap

Kadar Hb Pada Ibu Hamil trimester III di UPTD Puskesmas

Taktakan Serang-Banten Tahun 2020....................................... 61

4.6 Perbedaan peningkatan Kadar Hb antara kelompok kontrol

dan kelompok intervensi di UPTD Puskesmas Taktakan

Serang-Banten Tahun 2020....................................................... 62

4.7 Perbedaan peningkatan Kadar Hb antara kelompok kontrol

dan kelompok intervensi di UPTD Puskesmas Taktakan

Serang-Banten Tahun 2020....................................................... 63

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Buah Naga Merah ..................................................................... 42

2.2 Kerangka Teori ......................................................................... 44

4.1 Gambar Desain Penelitian......................................................... 47

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian dari Universitas Nasional

Lampiran 2 Surat Balasan Izin Penelitian dari Puskesmas Taktakan

Lampiran 3 Lembar Observasi

Lampiran 4 Master Data

Lampiran 5 Hasil Output SPSS

Lampiran 6 Foto-foto Dokumentasi

Lampiran 7 Lembar Konsultasi

Lampiran 8 Biodata Penulis

xv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan data WHO 2015, anemia merupakan salah satu faktor penyebab

tidak langsung kematian ibu hamil. Berdasarkan WHO prevalensi anemia ibu hamil

di dunia berkisar rata-rata 14 % , dinegara industri 56% dan di negara berkembang

antara 35%-75% . Secara global, sebesar 52% wanita hamil di negara-negara

berkembang mengalami anemia. Angka ini lebih besar di bandingkan dengan angka

anemia pada wanita hamil di negara-negara industri yang hanya sebesar 20%.

Negara dengan prevalensi anemia pada wanita hamil tertinggi adalah india ( 88 %

), di ikuti oleh afrika (50%), dan karibia (30%). Berdasarkan WHO tahun 2008

prevalensi anemia ibu hamil di asia tenggara 48,2%. Menurut encyclopedis of

national indonesia berada di peringkat ke-58 dengan prevalensi anemia pada ibu

hamil sebanyak (44,3%) (Istiyati, 2019).

Berdasarkan hasil data dari badan pusat statistic Indonesia, didapatkan data

anemia pada ibu hamil di Indonesia hampir setengahnya, dimana didapatkan

sebanyak 48,9% ibu hamil dengan anemia pada tahun 2018, hal ini mengalami

peningkatan dibanding dengan data lima tahunan yaitu pada tahun 2013 sebanyak

37,1%, sedangkan data anemia berdasarkan usia 15-24 tahun sebanyak (84,6%),

25-34 tahun sebanyak (33,7%), 35-44 tahun sebanyak (33,6%) dan umur 45-55

tahun sebanyak (24%). Sedangkan ibu hamil yang mendapat tablet tambah darah

1
sebesar (73,2 %) dan yang tidak mendapatkan tablet tambah darah sebesar (26,8%)

(Riskesdas, 2018).

Menurut profil kesehatan provinsi Banten tahun 2018 didapatkan data

bahwa Cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet Fe di Provinsi Banten pada tahun

2018 sebesar 93,73 persen, meningkat bila dibandingkan dengan cakupan tahun

2017 yaitu 78,77 persen. Diketahui kabupaten/kota dengan persentase pemberian

Fe tertinggi Tahun 2018 adalah Kabupaten Serang yaitu 102,98 persen, diikuti Kota

Tangerang 99,97 persen. Kabupaten/kota dengan persentase pemberian Fe3

terrendah adalah Kabupaten Lebak yaitu 78,12 persen (Dinkes Prov. Banten, 2019).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Soleha, 2020 dengan judul Pemberian

Jus Buah Naga Mempengaruhi Kadar Hemoglobin Pada ibu hamil, dengan

menggunakan metode penelitian tindakan pra eksperimen dengan rancangan One

group pretest – posttest design, didapatkan data hasil penelitian Nilai rata-rata

kadar hemoglobin sebelum pemberian Jus buah naga 9.761 dan standar deviasi

0.5304. Nilai rata-rata kadar hemoglobin pada hari ke 15 pemberian Jus buah naga

11.583 dan standar deviasi 0.6888.

Hemoglobin memiliki peran penting dalam mengantar oksigen keseluruh

bagian tubuh untuk konsumsi dan membawa kembali karbon dioksida kembali ke

paru menghembuskan nafas keluar dari tubuh. Jika kadar hemoglobin terlalu

rendah. Proses tingkat oksigen yang rendah (hipoksia). Anemia umumnya memiliki

prognosis yang sangat baik dan mungkin dapat disembuhkan dalam banyak hal.

Prognosis keseluruhan tergantung pada penyebab anemia, tingkat keparahan, dan

kesehatan keseluruhan pasien. Anemia yang parah dapat menyebabkan rendahnya

2
kadar oksigen pada organ-organ vital seperti jantung, dan dapat menyebabkan

serangan jantung (Proverawati, 2018).

Anemia adalah suatu kondisi dimana jumlah sel darah merah atau

konsentrasi hemoglobin di dalamnya lebih rendah dari biasanya. Hemoglobin

dibutuhkan untuk membawa oksigen dan jika Anda memiliki terlalu sedikit atau sel

darah merah yang abnormal, atau tidak cukup hemoglobin, akan ada penurunan

kapasitas darah untuk membawa oksigen ke jaringan tubuh. Hal ini menyebabkan

gejala seperti kelelahan, lemah, pusing, dan sesak napas. Kadar hemoglobin optimal

yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis bervariasi menurut usia,

jenis kelamin, tempat tinggal, kebiasaan merokok dan status kehamilan. Penyebab

paling umum dari anemia termasuk kekurangan nutrisi, terutama kekurangan zat

besi, meskipun kekurangan folat, vitamin B12 dan A. Anemia adalah masalah

kesehatan masyarakat global yang serius yang terutama menyerang anak-anak dan

wanita hamil. WHO memperkirakan bahwa 42% anak di bawah usia 5 tahun dan

40% wanita hamil di seluruh dunia menderita anemia (WHO, 2020).

Sekitar 95% kasus anemia selama kehamilan adalah karena kekurangan zat

besi (anemia defisiensi besi). Penyebabnya biasanya asupan makanan tidak

memadai (terautama pada anak perempuan remaja), kehamilan sebelumnya, atau

kehilangan normal secara berulang zat besi dalam darah haid (yang mendekati

jumlah tertentu, biasanya berlangsung setiap bulan dan dengan demikian mencegah

penyimpanan zat besi) (Proverawati, 2018).

Perawatan anemia sangat bervariasi dan tergantung pada penyebab dan

beratnya anemia. Jika anemia ringan dan berhubungan dengan tanpa gejala atau

3
gejala minimal, penyelidikan menyeluruh oleh dokter akan dilakukan di luar pasien.

Jika penyebab telah ditemukan, maka perawatan yang tepat akan dimulai

(Proverawati, 2018).

Survey pendahuluan yang peneliti lakukan di Puskesmas Taktakan

didapatkan data sasaran ibu hamil pada tahun 2019 ada sebanyak 1447 ibu hamil,

dengan prevalensi anemia sebanyak 128 orang ibu, sedangkan data sasaran ibu pada

tahun 2020 sebanyak 1447 ibu hamil dengan prevalensi anemia sebanyak 156

orang ibu, data yang diambil pada November Tahun 2020 dari hasil observasi di

Puskesmas Taktakan pada buku ANC diketahui 147 ibu hamil sedangkan

prevalensi anemia pada ibu trimester III diketahui sebanyak 18 orang ibu. Alasan

peneliti mengambil penelitian pada ibu trimester III karna pada ibu hamil trimester

3 mengalami pengenceran dalam darah (hemodilusi) pada ibu hamil sering terjadi

dengan peningkatan volume plasma 30%-40%, peningkatan sel darah merah 18%-

30% dan hemoglobin 19%, secara fisiologi hemodilusi membantu meringankan

kerja jantung. Hemodilusi terjadi sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai

puncaknya pada kehamilan 32-34 minggu, peningkatan volume plasma dan eritrosit

(sel darah merah) yang berada dalam tubuh tetapi peningkatan ini tidak seimbang

yaitu volume plasma peningkatannya jauh lebih besar sehingga memberi efek yaitu

konsentrasi hemoglobin berkurang dari 12 gr/100 ml. Dengan mengonsumsi buah

naga secara teratur, kadar hemoglobin dapat meningkat sehingga ibu hamil takkan

mengalami kekurangan darah atau anemia. Zat besi sebagai bahan baku sel darah

merah, sedangkan vitamin C sebagai membantu mengoptimalkan penyerapan zat

besi melalui saluran cerna. karena ibu hamil disana belum banyak mengetahui

4
manfaat jus buah naga serta belum pernah dilakukan observasi penyuluhan untuk

meningkatkan kadar hb pada ibu hamil, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Pengaruh Pemberian Jus Buah Naga Terhadap Kadar Hb Pada

Ibu Hamil Trimester III Dengan Anemia Di UPTD Puskesmas Taktakan Tahun

2020”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diperoleh pengidap anemia

di provinsi banten sampai dengan dengan Desember 2019 didapatkan data sebanyak

93,73 persen, meningkat bila dibandingkan dengan cakupan tahun 2017 yaitu 78,77

persen. Oleh karena itu maka rumusan masalah yang diangkat penulis adalah

adakah Pengaruh Pemberian Jus Buah Naga Terhadap Kadar Hb Pada Ibu Hamil

Trimester III Dengan Anemia Di UPTD Puskesmas Taktakan Tahun 2020.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui Pengaruh Pemberian Jus Buah Naga Terhadap Kadar Hb Pada

Ibu Hamil Trimester III Dengan Anemia Di UPTD Puskesmas Taktakan Tahun

2020.

1.3.2 Tujuan Khusus

3.1.2.1 Mengetahui kadar Hb sebelum dan sesudah diberikan Jus Buah Naga dan

Tablet Fe pada kelompok Intervensi di UPTD Puskesmas Taktakan Serang

– Banten Tahun 2020.

5
3.1.2.2 Mengetahui kadar Hb sebelum dan sesudah diberikan Tablet Fe pada

kelompok kontrol di UPTD Puskesmas Taktakan Serang – Banten Tahun

2020.

3.1.2.3 Mengetahui perbedaan kadar Hb sebelum dan sesudah pemberian terapi

pada kelompok Intervensi dan Kontrol intervensi di UPTD Puskesmas

Taktakan Serang – Banten Tahun 2020.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Puskesmas Taktakan Serang - Banten

Diharapkan penelitian ini dapat membantu memberikan informasi

khususnya pada Puskesmas Taktakan Serang - Banten Terhadap upaya pemberian

jus buah naga untuk peningkatan kadar Hb pada ibu hamil trimester III.

1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan Universitas Nasional

Diharapkan sebagai bahan masukan dalam pengembangan ilmu kesehatan

terutama tentang pemberian jus buah naga untuk peningkatan kadar Hb pada ibu

hamil trimester III.

1.4.3 Bagi Peneliti

Diharapkan menambah pengetahuan dan wawasan peneliti tentang manfaat

jus buah naga untuk peningkatan kadar HB.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kehamilan

2.1.1 Definisi

Kehamilan merupakan suatu proses fisiologik yang hampir selalu terjadi

pada setiap wanita. Kehamilan terjadi setelah bertemunya sperma dan ovum,

tumbuh dan berkembang di dalam uterus selama 259 hari atau 37 minggu atau

sampai 42 minggu (Nugroho, 2016).

Kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin dikandung didalam tubuh.

Yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan dan kemudian akan diakhiri

dengan proses persalinan.

Kehamilan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan proses patologis,

tetapi kondisi normal dapat menjadi patologi. Menyadari hal tersebut dalam

melakukan asuhan tidak perlu melakukan intervensi-intervensi yang tidak perlu

kecuali ada indikasi (Sulistyawati, 2018).

Kehamilan merupakan proses yang alamiah. Perubahan-perubahan yang

terjadi pada wanita selama kehamilan normal adalah bersifat fisiologis bukan

patologis. Oleh karenyanya asuhan yang diberikanpun adalah asuhan yang

meminimalkan intervensi (Dewi dkk, 2018).

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa

dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat

fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu

7
40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional.

Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester ke satu berlangsung dalam

12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke 13 hingga ke 17), dan trimester

ke tiga 13 minggu (minggu ke 28 hingga ke 40) (Prawirohardjo, 2018).

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari pertama

haid terakhir ( Wikenjosastro, 2016). Kehamilan 40 minggu ini disebut kehamilan

matur (cukup bulan).

Kehamilan dibagi dalam tiga triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari

konsepsi sampai 3 bulan,triwulan kedua dari bulan keempat sampai keenam dan

triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai kesembilan. Faktor resiko pada ibu hamil

seperti umur terlalu muda atau tua, banyak anak dan beberapa faktor biologis

lainnya adalah keadaan yang secara tidak langsung menambah resiko kesakitan dan

kematian pada ibu hamil. Resiko tinggi adalah keadaan yang berbahaya dan

mungkin terjadi penyebab langsung kematian ibu misalnya pendarahan melalui

jalan lahir, eklamsia dan infeksi. Beberapa faktor resiko yang sekaligus terdapat

pada seorang ibu dapat menjadikan kehamilan beresiko tinggi.

Bila kehamilan lebih dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur,

sedangkan kehamilan diantara 28-36 minggu disebut kehamilan premature

(wikenjasastro, 2016). Menurut (Manjoer, 2016), usia kehamilan dibagi menjadi :

2.1.1.1 Kehamilan trimester pertama 0-14 minggu

2.1.1.2 Kehamilan trimester kedua 14-28 minggu

2.1.1.3 Kehamilan trimester ketiga 28-42 minggu

8
2.1.2 Proses Terjadinya Kehamilan

Setiap bulan melepaskan satu atau dua telur (ovum) dari indung telur, telur

ditangkap oleh rumbai-rumbai dan masuk kedalam saluran telur. Waktu

persetubuhan, cairan semen tumpah kedalam vagina dan bejuta-juta sel mani

bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk kesaluran telur. Disekitar sel telur

banyak terkumpul sperma yang mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang

melidungi ovum. Kemudian pada tempat mudah dimasuki, masuklah sel mani dan

kemudian bersatu dengan sel telur, peristiwa ini disebut konsepsi (Mochtar, 2018).

Ovum yang telah dibuahi, segera membelah diri sambil bergerak (oleh rambut

getar tuba) menuju ruang rahim, kemudian melekat pada mukosa rahim untuk

selanjutnya bersarang diruang rahim diperlukan waktu kira-kira 6 sampai 7 hari.

Peristiwa ini disebut nidasi. Sementara itu, untuk menyuplai darah dan zat-zat

makanan bagi mudigah dan janin dipersiapkan plasenta. Jadi, dapat dikatakan untuk

setiap kehamilan harus ada ovum, spermatozoa, konsepsi, nidasi dan plasentasi

(Mochtar, 2018).

2.1.2.1 Fertilisasi

Proses kehamilan dimulai dari fertilisasi yaitu bertemunya sel telur dan sel

sperma. Saat terjadinya ejakulasi, kurang lebih 3 cc sperma dikeluarkan dari organ

reproduksi pria yang kurang lebih berisi 300 juta sperma. Setelah masuk ke organ

genitalia interna wanita, sperma akan menghadapi beberapa rintangan antara lain:

lendir vagina yang bersifat asam, lendir serviks yang kental, paanjangnya uterus,

serta cilia yang ada di tuba fallopi. Untuk bisa mengahadapi rintangan tersebut,

maka sperma harus mempunyai akrosom dan melewati proses kapasitasi.

9
Sedangkan, ovum akan dikeluarkan dari ovarium sebanyak satu setiap bulan,

ditangkap oleh fimbriae dan berjalan menuju tuba fallopi. Tempat bertemu ovum

dan sperma paling sering adalah didaerah ampula tuba.Sebelum keduanya bertemu,

maka terjadi yaitu sebagai berikut.

2.1.2.2 Tahap penembusan korona radiata

Dari 200-300 juta hanya 300-500 yang sampai di tuba fallopi yang bisa

menembus korona radiata karena sudah mengalami proses kapasitas.

2.1.2.3 Penembusan zona pellusida

Zona pellusida adalah sebuah perisa glikoprotein di sekelilingi ovum yang

mempermudah dan mempertahankan pengikatan sperma dan menginduksi reaksi

akrosom. Spermatozoa lain ternyata bisa menempel di zona pellusida , tetapi hanya

satu yang terlihat mampu menembus oosit.

2.1.2.4 Tahap penyatuan oosit dan membrane sel sperma

Setelah menyatu maka akan dihasil zigot yang mempunyai kromosom

diploid (44 autosom dan 2 gonosom) dan terbentuk jenis kelamin baru (XX untuk

wanita dan XY untuk laki-laki).

2.1.2.5 Pembelahan

Setelah itu zigot akan membelah menjadi tingkat 2 sel (30 jam), 4 sel, 8 sel

sampai dengan 16 sel disebut Blastomer (3 hari)dan membentuk sebuah gumpalan

bersusun longgar. Setelah 3 hari sel-sel tersebut akan membelah membentuk buah

arbei dari 16 sel disebut Morula (4 hari). Saat morula memasuki rongga lahir, cairan

mulai menembus zona pellusida masuk kedalam ruang antar sel yang ada di massa

sel dalam. Berangsur-angsur ruang antar sel menyatu dan akhirnya terbentuklah

10
sebuah rongga atau blastokel sehingga disebut Blastokista (4 1/2-5 hari).Sel yang

bagian dalam tersebut embrioblas dan sel diluar dsebut trofoblast.Zona pellusida

akhirnya menghilang sehingga trofoblast bisa memasuki dinding rahim

(endometrium) dan siap berimplantasi (5 1/2-6 hari) dalam bentuk blastokista

tingkat lanjut.

2.1.2.6 Nidasi/Implantasi

Nidasi atau implantasi adalah penanaman sel telur yang sudah dibuahi(pada

stadium blastokista) ke dalam dinding uterus pada awal kehamilan. Biasanya terjadi

pada pars superior korpus uterus bagian anterior atau posterior. Pada saat

implantasi, selaput lendir rahim sedang berada pada fase sekretorik (2-3 hari setalah

ovulasi). Pada saat ini, kelenjar rahim dan pembuluh nadi menjadi berkelok-

kelok.Jaringan ini mengandung banyak cairan.

Proses nidasi : blastokista tingkat lanjut diselubungi oleh suatu simpai

disebut trofoblastyang mampu menghancurkan dan mencairkan jaringan. Ketika

blastokista mencapai rongga rahim, jaringan endometrium berada dalam

sekresi.Jaringan endometrium ini banyak mengandung sel-sel desidua yaitu sel-sel

besar yang banyak mengandung glikogen, serta mudah dihancurkan oleh trofoblast.

Blastula dengan bagian yang berisi massa sel dalam (inner-cell mass) akan mudah

masuk ke dalam desidua. Itulah sebabnya, terkadang saat nidasi terjadi sedikit

perdarahan akibat luka desidua (Tanda Hartman). Umumnya nidasi terjadi pada

dinding depan atau belakang rahim (korpus) dekat fundus uteri (Hani,dkk, 2016).

11
2.1.3 Diagnosa Kehamilan

Lama kehamilan sampai berlangsung persalinan aterm adalah sekitar 280

sampai 300 hari dengan perhitungan sebagai berikut: usia aterm adalah sekitar 280

sampai 300 hari dengan perhitungan sebagai berikut: usia kehamilan sampai 28

minggu dengan berat janin 1000 gr bila berakhir disebut dengan keguguran. Usia

kehamilan 29 sampai 36 minggu bila terjadi persalinan disebut prematuritas. Usia

kehamilan 37 sampai 42 minggu disebut aterm. Usia kehamilan melebihi 42

minggu disebut kehamilan lewat waktu atau posterm (serotinus) (Hani, dkk, 2011).

2.1.4 Pertumbuhan dan Perkembangan Hasil Konsepsi

2.1.4.1 Pertumbuhan dan perkembangan embrio

Setelah bernidasi erat kurang lebih 10 hari setelah fertilisasi, maka akan

dimulai proses pertumbuhan dan perkembangan janin. Janin akan berkembang dari

inner cell mass. Terdapat 3 masa dalam pertumbuhan janin yaitu sebagai berikut.

1) Masa pre-embrionik

Berlangsung selama 2 minggu setelah terjadinya fertilisasi. Terjadinya

proses pembelahan sampai nidasi. Kemudian bagian inner-cell mass akan

membentuk 3 lapisan utama yaitu Ektoderm, melapisi cavitas amniotica,

merupakan lapisan sel tunggal yang bertanggung jawab atas pertumbuhan kulit,

rambut, kuku, jaringan saraf, alat indera, kelenjar ludah, cavitas nasi, bagian bawah

canalis analis, traktus genitalis, dan glandula mamae; Endoderm, melapisi saccus

vitellius dan berkembang membentuk traktus digestivus, hepar, pancreas, laring,

trakea, paru, vesika urinaria dan uretra; serta Mesoderm, lapisan jaringan selain

ektoderm dan endoderm yang berasal dari inner-cell mass, terletak di sekitar

12
cakram embrio, menghasilkan sistem sirkulasi dan limfatik, tulang, otot, ginjal,

organ genitalia,dan jaringan subkutan.

2) Masa embrionik

Berlangsung sejak 2-8 minggu.Sistem utama di dalam tubuh telah ada dalam

bentuk rudimeter (mengecil, menciut, dan akhirnya menghilang).Jantung menonjol

dari tubuh dan mulai berdenyut.Sering kali disebut masa organogenesis atau masa

pembentukan organ.Sebagai akibat pembentukanorgan, maka ciri-ciri utama

bentuk tubuh mulai jelas.

(1) Lapisan mudigah ektoderm berfungsi membentuk organ dan struktur tubuh

yang memelihara hubungan dengan dunia luar yaitu susunan saraf pusat,

sistem saraf tepi, epitel sensorik telinga, hidung dan mata, kulit, termasuk

rambut dan kuku, kelenjar hipopisis, kelenjar mamae, kelenjar keringat, dan

email gigi.

(2) Lapisan mesoderm, terutama mesoderm para aksial yang membentuk somity

di mana somit tersebut membentuk miotom (jaringan otot), sklerotom

(tulang rawan dan hidung), dan dermatotom (jaringan subcutan kulit).

Mesoderm juga membentuk sistem pembuluh yaitu jantung, pembuluh nadi,

pembuluh balik, pembuluh getah bening, sertasemua sel darah dan sel getah

bening. Selain itu, juga membentuk sistem kemih-kelamin: ginjal, gonad

dan saluran-salurannya (tetapi tidak termasuk kandung kemih), juga

membentuk limpa dan korteks adrenal.

(3) Lapisan endoderm menghasilkan lapisan epitel saluran pencernaan, saluran

pernafasan, kandung kemih, membentuk parenkim tiroid, kelenjar

13
paratiroid, hati dan kelenjar pancreas, serta kavum timpani dan tuba

eustachius.

3) Masa fetal

Berlangsung setelah minggu ke-8 sampai dengan bayi lahir. Berikut

perkembangan yang terjadi tiap bulan.

Minggu ke-12 : Panjang tubuh kira-kira 9 cm, berat 14 gram, sirkulasi fetal

telah berfungsi secara penuh,traktus renalis mulai berfungsi, terdapat refleks

menghisap dan menelan, genitalia eksterna telah tampak dan dapat ditetapkan jenis

kelaminnya.

Minggu ke-16 : Panjang badan kira-kira 16 cm, berat 100 gram, kulit sangat

tembus pandang/transparan sehingga vasa darah terlihat, deposit lemak subkutan

terjadi, rambut mulai tumbuh pada kepal dan lanugo mulai tumbuh pada tubuh.

Minggu ke-20 : Kepala sekarang tegak dan merupakan separuh panjang

badan, gambaran wajah telah nyata dengan telinga yang terletak pada tempatnya

yang normal, kelopak mata (palpebra), alis mata,dan kuku telah tumbuh

sempurna,skeleton terlihat pada pemeriksaan sinar-X, kelenjar minyak telah aktif

dan verniks kaseosa akan melapisi tubuh fetus, gerakan janin dapat dirasakan oleh

ibu setelah kehamilan minggu ke-18, traktus renalis mulai berfungsi dan sebanyak

7-17 ml urine dikelurkan setiap 24 jam.

Minggu ke-24 : Kulit sangat berkeriput karena terlalu sedikit lemak

subkutan, lanugo menjadi lebih gelap dan verniks kaseosa meningkat. Dari minggu

ke-24 dan seterusnya, fetus akan menyepak dalam merespons rangsangan

14
(stimulus), misalnya bising yang keras dari luar. Bayi tampak tenang apabila ibu

mendengarkan musik yang tenang dan merdu.

Minggu ke-28 : Mata terbuka, alis mata. Dan bulu mata telah berkembang

dengan baik; rambut menutupi kepala, lebih banyak deposit lemak subkutan yang

menyebabkan kerutan kulit berkurang, testis megalami penurunan, dari abdomen

ke skrotum pada minggu ke-28.Fetus yang lahir pada akhir masa ini masih

mempunyai angka kematian (mortalitas) yang tinggi karena gangguan respirasi

(pernafasan).

Minggu ke-32 : Lanugo mulai berkuran, tubuh mulai lebih membulat karena

lemak disimpan disana, testis terus turun.

Minggu ke-36 : Lanugo sebagian besar telah terkelupas, tetapi kulit masih

tertutup verniks kaseosa, testis fetus laki-laki terdapat di dalam skrotum pada

minggu ke-36, ovarium perempuan masih berada di sekitar kavitas pelvis, kuku jari

tangan dan kaki mencapai ujung jari, umbilikus sekarang terletak lebih di pusat

abdomen.

Minggu ke-40 : Penulangann (osifikasi) tulang tengkorak masih belum

sempurna, tetapi keadaan in merupakan keuntungan dan memudahkan lewatnya

fetus melalui jalan lahir, sekarang terdapat cukup jaringan lemak subcutan dan fetus

mendaptkan tambahan berat badan hampir 1 kg pada minggu tersebut.

Saat lahir : Kebanyakan sistem pada bayi baru masih imatur, tetapi :

(1) Fetus mampu bergerak,

(2) Fetus dapat bernafas dan menangis kuat,

(3) Fetus ingin minum ASI,

15
(4) Dalam gerakannya pada saat lahir, fetus mengelurkan urine dan meconium,

(5) Fetus memperlihatkan respon terhadap rangsangan (stimulus) cahaya,

suara,dan rabaan (Hani, dkk, 2016).

4) Struktur dan fungsi amnion

Ukuran cavitas amnioticayang makin meningkat, sebagian disebabkan oleh

fetus yang berkembang, dan sebagainya oleh adanya cairan yang timbul mulai

kehamilan 4 minggu.Cairan amnion ini terutama berasal dari sel-sel membrane

amnion, yaitu ektoderm. Urine fetus ditemukan dalam cairan amnion sejak minggu

ke 4, dan urine ini terutama terdiri atas air karena produk limbah dieksresikan lewat

sistem sirkulasi fetal-maternal. Setelah 20 minggu, cairan dari paru-paru fetus juga

masuk ke dalam cairan amnion. Terkadang cairan ini disebut liquor amnii, yaitu

cairan jernih berwarna seperti jerami dengan reaksi alkalis sehingga dapat

dibedakan dari urine ibu setelah pecahnya membran.Jumlah cairan yang dihasilkan

ini meningkat selama kehamilan sehingga pada minggu ke-38 terdapat kira-kira 1

liter cairan yang mengisi cavitas amniotica. Setelah 28 minggu, jumlah volume ini

akan menurun. Fetus menelan cairan amnion kira-kira 400 ml setiap hari dan terjadi

perubahan bertahap pada cairan amnion setiap kira-kira 3 jam.

Komposisi: 99% air dan 1% zat-zat padat, yang meliputi : protein, lemak,

urea, asam urat, karbohidrat, garam mineral, enzim-enzim, hormon plasenta,

pigmen empedu, verniks kaseosa, lanugo, dan sel-sel fetus yang mengelupas.

16
2.1.5 Tanda dan gejala kehamilan

2.1.5.1 Tanda Presumtif / Tanda Tidak Pasti

Tanda presumtif / tanda tidak pasti adalah perubahan - perubahan yang

dirasakan oleh ibu (subjektif) yang timbul selama kehamilan. Yang termasuk tanda

presumtif/ tanda tidak pasti adalah : 1. Amenorhoe (tidak dapat haid) Pada wanita

sehat dengan haid yang teratur, amenorhoe menandakan kemungkinan kehamilan.

Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi.

Kadang - kadang amenorhoe disebabkan oleh hal - hal lain diantaranya akibat

menderita penyakit TBC, typhus, anemia atau karena pengaruh psikis.

2.1.5.2 Nausea (enek) dan emesis (muntah)

Pada umumnya, nausea terjadi pada bulan - bulan pertama kehamilan

sampai akhir triwulan pertama dan kadang - kadang disertai oleh muntah. Nausea

sering terjadi pada pagi hari, tetapi tidak selalu. Keadaan ini lazim disebut morning

sickness. Dalam batas tertentu, keadaan ini masih fisiologis, namun bila terlampau

sering dapat mengakibatkan gangguan kesehatan dan disebut dengan hiperemesis

gravidarum.

2.1.5.3 Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu)

Sering terjadi pada bulan - bulan pertama dan menghilang dengan makin

tuanya usia kehamilan.

2.1.5.4 Mamae menjadi tegang dan membesar

Keadaan ini disebabkan oleh pengaruh esterogen dan progesteron yang

merangsang duktus dan alveoli pada mamae sehingga glandula montglomery

tampak lebih jelas.

17
2.1.5.5 Anoreksia (tidak ada nafsu makan)

Keadaan ini terjadi pada bulan - bulan pertama tetapi setelah itu nafsu

makan akan timbul kembali.

2.1.5.6 Sering buang air kecil

Keadaan ini terjadi karena kandung kencing pada bulan - bulan pertama

kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada triwulan kedua,

umumnya keluhan ini hilang oleh karena uterus yang membesar keluar dari rongga

panggul. Pada akhir triwulan, gejala ini bisa timbul kembali karena janin mulai

masuk ke rongga panggul dan menekan kembali kandung kencing.

2.1.5.7 Obstipasi

Keadaan ini terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh

pengaruh hormon steroid.

2.1.5.8 Pigmentasi kulit

Keadaan ini terjadi pada kehamilan 12 minggu ke atas. Kadang – kadang

tampak deposit pigmen yang berlebihan pada pipi, hidung dan dahi yang dikenal

dengan kloasma gravidarum (topeng kehamilan). Areola mame juga menjadi lebih

hitam karena didapatkan deposit pigmen yang berlebihan. Daerah leher menjadi

lebih hitam dan linea alba.

2.1.6 Tanda Kemungkinan Hamil

Tanda kemungkinan hamil adalah perubahan – perubahan yang diobservasi

oleh pemeriksa (bersifat objektif), namun berupa dugaan kehamilan saja. Semakin

banyak tanda – tanda yang didapatkan, semakin besar pula kemungkinan

kehamilan. Yang termasuk tanda kemungkinan hamil adalah :

18
2.1.6.1 Uterus membesar

Pada keadaan ini, terjadi perubahan bentuk, besar dan konsistensi rahim.

Pada pemeriksaan dalam, dapat diraba bahwa uterus membesar dan semakin lama

semakin bundar bentuknya.

2.1.6.2 Tanda hegar

Konsistensi rahim dalam kehamilan berubah menajdi lunak, terutama

daerah ismus. Pada minggu – minggu pertama, ismus uteri mengalami hipertrofi

seperti korpus uteri. Hipertrofi ismus pada triwulan pertama mengakibatkan ismus

menjadi panjang dan lebih lunak sehingga kalau diletakkan dua jari dalam fornix

posterior dan tangan satunya pada dinding perut di atas simpisis maka ismus ini

tidak teraba seolah – olah korpus uteri sama sekali terpisah dari uterus.

2.1.6.3 Tanda chadwick

Hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah

dan agak kebiru – biruan (livide). Warna porsiopun tampak livide. Hal ini

disebabkan oleh pengaruh hormone esterogen.

2.1.6.4 Tanda piscaseck

Uterus mengalami pembesaran, kadang – kadang pembesaran tidak rata

tetapi di daerah telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya. Hal ini menyebabkan uterus

membesar ke salah satu jurusan pembesaran tersebut.

2.1.6.5 Tanda braxton hicks

Bila uterus dirangsang, akan mudah berkontraksi. Waktu palpasi atau

pemeriksaan dalam uterus yang awalnya lunak akan menjadi keras karena

berkontraksi. Tanda ini khas untuk uterus dalam masa kehamilan.

19
2.1.6.6 Goodell sign

Di luar kehamilan konsistensi serviks keras, kerasnya seperti merasakan

ujung hidung, dalam kehamilan serviks menjadi lunak pada perabaan selunak vivir

atau ujung bawah daun telinga.

2.1.6.7 Reaksi kehamilan positif

Cara khas yang dipakai dengan menentukan adanya human chorionic

gonadotropin pada kehamilan muda adalah air seni pertama pada pagi hari. Dengan

tes ini, dapat membantu menentukan diagnosa kehamilan sedini mungkin.

2.1.7 Perubahan Anatomi dan Fisiologis Pada Kehamilan

2.1.7.1 Uterus

Uterus merupakan tempat untuk tumbuh dan berkembangnya buah

kehamilan (janin). Bagian ini berada di dalam rongga panggul dengan letak

antefleksi jika melengkung kebelakang dan anteversi jika melengkung kedepan.

Dalam keadaan tidak hamil uterus memiliki panjang 7-7,5 cm, lebar 5,25 cm, dan

tebal 2,5 cm. Bagian uterus terdiri atas fundus disebelah proksimal, korpus sebagai

bagian terbesar yang berkontraksi, isthmus merupakan daerah kecil yang

menyempit, dan serviks atau porsio yang biasa disebut sebagai mulut rahim. Mulut

rahim merupakan bagian terbawah uterus sebagai jalan lahir yang mengalami

pembukaan saat proses persalinan (Sulistyawati, 2018).

Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan melindungi

hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai persalinan. Uterus mempunyai

kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar dengan cepat selama kehamilan

dan pulih kembali seperti keadaan semula dalam beberapa minggu setelah

20
persalinan. Pada perempuan tidak hamil uterus mempunyai berat 70 gr dan

kapasitas 10 ml atau kurang. Selama kehamilan, uterus akan berubah menjadi suatu

organ yang mampu menampung janin, plasenta, dan cairan amnion rata-rata pada

akhir kehamilan volume totalnya mencapai 5 l bahkan dapat mencapai 20 l atau

lebih dengan berat rata-rata 1100 gr (Prawirohardjo, 2018).

2.1.7.2 Serviks

Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lebih lunak dan kebiruan.

Perubahan ini terjadi akibat penambahan vaskularisasi dan terjadinya edema pada

seluruh serviks, bersamaan dengan terjadinya hipertrofi dan hiperplasia pada

kelenjar-kelenjar serviks. Berbeda kontras dengan korpus, serviks hanya memiliki

10-15% otot polos. Jaringan ikat ekstraseluler serviks terutama kolagen tipe 1 dan

3 dan sedikit tipe 4 membrana basalis (Prawirohardjo, 2018).

2.1.7.3 Ovarium

Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus

luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang

sempurna pada umur 16 minggu.

Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru

juga ditunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium. Folikel

ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan dan setelah itu

akan berperan sebagai penghasil progesteron dalam jumlah yang relatif minimal

(Prawirohardjo, 2018).

21
2.1.7.4 Vulva dan Vagina

Selama kehamilan peningkatan vaskulasisasi dan hiperemia terlihat jelas

pada kulit dan otot-otot di perineum dan vulva, sehingga pada vagina akan terlihat

berwarna keunguan yang dikenal dengan tanda chadwick. Perubahan ini meliputi

penipisan mukosa dan hilangnya sejumlah jaringan ikat dan hipertrofi dari sel-sel

otot polos.

Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang merupakan persiapan

untuk mengalami peregangan pada waktu persalinan dengan mengikatnya

ketebalan mukosa, mengendornya jaringan ikat, dan hipertrofi sel otot polos

(Prawirohardjo, 2018).

2.1.7.5 Kulit

Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna manjadi kemerahan,

kusam, dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah payudara dan paha.

Perubahan ini dikenal dengan nama striae gravidarum. Pada multipara selain striae

kemerahan itu seringkali ditemukan garis berwarna perak berkilau yang merupakan

sikatrik dari striae sebelumnya.

Pada perempuan kulit digaris pertengahan perutnya (linea alba) akan

berubah menjadi hitam kecoklatan yang disebut dengan linea nigra. Kadang-

kadang akan muncul dalam ukuran yang bervariasi pada wajah dan leher yang

disebut dengan chloasma atau melasma gravidarum. Selain itu, pada aerola dan

daerah genital juga akan terlihat pigmentasi yang berlebihan. Adanya peningkatan

kadar serum melanocyte stimulating hormone pada akhir bulan kedua sangat

diragukan sebagai penyebabnya. Esterogen dan progesteron diketahui mempunyai

22
peran dalam melanogenesis dan diduga bisa menjadi faktor pendorongnya

(Prawirohardjo, 2018).

2.1.7.6 Payudara

Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya menjadi

lebih lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya dan vena-

vena dibawah kulit akan lebih terlihat. Puting payudara akan lebih besar,

kehitaman, dan tegak. Setelah bulan pertama suatu cairan berwarna kekuningan

disebut kolostrum dapat keluar. Meskipun dapat dikeluarkan, air susu belum dapat

diproduksi karena hormon prolaktin ditekan oleh prolacting inhibitting

montgomery, yaitu kelenjar sebasea dari aerola, akan membesar dan cenderung

akan menonjol keluar (Prawirohardjo, 2018).

2.1.7.7 Perubahan Metabolik

Sebagian besar penambahan berat badan selama kehamilan berasal dari

uterus dan isinya. Kemudian payudara, volume darah, dan cairan ekstraseluler.

Diperkirakan selama kehamilan berat badan akan bertambah 12,5 kg. Pada

trimester ke 2 dan ke 3 pada perempuan dengan gigi baik dianjurkan menambah

berat badan perminggu sebesar 0,4 kg, sementara pada perempuan dengan gizi

kurang atau berlebih dianjurkan menambah berat badan per minggu masing-masing

sebesar 0,5 kg dan 0,3 kg (Prawirohardjo, 2018).

Disarankan pada ibu primigravida untuk tidak menaikan berat badannya

lebih dari 1 kg/bulan. Peningkatan berat badan yang dianjurkan 4 kg pada trimester

I, 0,5 kg/minggu pada trimester II sampai III, totalnya sekitar 15-16 kg

(Sulistyawati, 2018).

23
2.1.7.8 Traktus Urinarius

Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih akan tertekan oleh

uterus yang mulai membesar sehingga menimbulkan sering berkemih. Keadaan ini

akan menghilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus keluar dari rongga

panggul. Pada akhir kehamilan, jika kepala janin sudah mulai turun ke pintu atas

panggul, keluhan itu akan timbul kembali (Prawirohardjo, 2018).

2.1.7.9 Sistem Muskuloskeletal

Lordosis yang progtesif akan menjadi bentuk yang umum pada kehamilan.

Akibat kmpensasi dari pembesaran uterus ke posisi anterior, lordosis menggeser

pusat daya berat kebelakang ke arah dua tungkai. Mobilitas tersebut dapat

mengakibatkan perubahan sikap ibu pada akhirnya menyebabkan perasaan tidak

enak pada bagian bawah punggung terutama pada akhir kehamilan (Prawirohardjo,

2018).

2.1.8 Keluhan-keluhan Pada Wanita Hamil

2.1.8.1 Trimester I

1) Mual dan muntah

Gejala timbul mulai 4 atau 6 minggu dan berakhir 12 minggu. Penyebabnya

adalah penaikan estrogen, emosional, cemas. Cara mengatasinya antara lain makan

roti kering/cruckers sebelum bangun dari tempat tidur ± ½ jam, hindari makanan

yang berbumbu banyak, makan sedikit-sedikit tapi sering, cegah bau yang

merangsang, minum sedikit-sedikit air soda, bangun tidur pelan-pelan, hindari

gerakan tiba-tiba, lambung tidak kosong (makanan ringan), hindari makanan yang

digoreng, makanan tinggi protein, buah- buahan.

24
2) Sering buang air kecil

Efek tekanan dari pembesaran uterus pada 2 sampai 3 bulan kehamilan pada

vesika urinaria. Cara mengatasinya adalah kurangi minum pada malam hari,

perbanyak minum pada siang hari, kurangi minum teh dan kopi, jangan menahan

buang air kecil.

3) Mammae terasa tegang

Efek dari penaikan estrogen dan progesterone. Cara mengatasinya adalah

memakai BH yang dapat menyangga mammae, elastis.

4) Penaikan pengeluaran cairan vagina

Efek dari hyperplasia mukosa vagina sehingga menaikan produksi sekret

dari kelenjar endoservikal. Cara mengatasinya adalah vulva hygiene, gunakan

pakaian dalam dari katun, supaya tetap kering beri talk.

5) Ptyalismus

Seringnya meludah dan efek spesifik dari ptyalimus belum jelas, tapi

diperkirakan akibat dari hypersalivasi. Cara mengatasinya adalah cuci mulut

dengan bahan pengering, mengisap permen.

6) Hidung tersumbat

Akibat dari penaikan estrogen dan udara dingin. Cara mengatasinya adalah

menghirup uap panas, personal hygiene terutama bagian hidung, tetesi hidung

dengan air garam (pengenceran ¼ sdt + 1 gelas air) (Linda, 2019).

25
2.1.8.2 Trimester II dan III

1) Perih daerah epigastrium

Bisa terjadi selama kehamilan akibat dari menaiknya motilias gaster dari

keadaan normal (penaikan progestron). Penaikan relaksasi mempengaruhi cardiac

spingter mengakibatkan kemunduran gelombang peristaltik menyebabkan isi

lambung masuk ke esophagus dan akhirnya mukosa esophagus lecet dan terasa

perih, lokasi dirasakan dibelakang bawah sternum. Posisi lambung berpindah akibat

bersendawa dan mual. Cara mengatasinya adalah hindari makanan yang berminyak

dan pedas, makan makanan ringan, hindari kopi dan rokok, pakaian longgar, jangan

tiduran stelah makan.

2) Konstipasi

Diet yang jelek seperti kurang sayur dan buah serta kurang olah raga. Cara

mengatasinya adalah minum cukup, makan tinggi serat, latihan (olahraga), BAB

teratur.

3) Haemorhoid

Efek dari konstipasi dan penekanan meningkat pada vena haemorhoidalis.

Cara mengatasinya adalah cegah konstipasi dan mengedan kuat saat BAB, BAB

teratur setiap hari, jangan duduk terlalu lama terutama pada toilet.

4) Kram kaki

Rasa sakit dan adanya kontraksi dari otot kaki biasa terdapat pada hamil tua

karena pembesaran uterus sehingga menekan persyarafan ekstremitas bawah. Efek

lainnya seperti lelah, tegang dan penurunan kalsium. Cara mengatasinya adalah diet

26
cukup kalsium (susu, sayuran, ikan), duduk pijat otot yang kram, rendam kaki yang

kram dengan air hangat, berjalan bila memungkinkan.

5) Dyspnea

Susah bernapas dan napas pendek akibat dari tekanan dari diafragma dan

uterus yang membesar, tidur pada posisi tertentu dan perasaan tersebut akan hilang

bila janin masuk PAP dan kepala janin turun. Cara mengatasinya adalah tidur

dengan bantal yang tinggi, postur yang baik yaitu duduk.

6) Edema

Bengkak pada ekstremitas bawah, kadang- kadang sangat tidak enak. Bisa

dikurangi atau dihilangkan dengan cara mensupport pada abdominal dengan cara

istirahat dan posisi kaki ditinggikan. Cara mengatasinya adalah kurangi makan

makanan yang mengandung garam , makan makanan tinggi protein, jangan berdiri

terlalu lama, bila duduk lebih baik kaki di tinggikan.

7) Varises

Cara mengatasinya adalah senam/latihan teratur, jangan berdiri/duduk

terlalu lama, pakai sepatu/hak rendah, tiduran dengan kaki diangkat beberapa

kali/hari, cegah duduk dengan kaki ditopang/disilangkan.

8) Nyeri pinggang

Efek dari penaikan lekukan vertebral lumbo sakaralis akibat dari

pembesaran uterus dan dipengaruhi oleh sikap tubuh yang buruk. Cara

mengatasinya adalah istirahat cukup, pijatan, memakai panas pada lokasi belakang

bagian bawah, dan senam hamil.

27
9) Sulit tidur

Cara mengatasinya adalah mandi air hangat sebelum tidur, minum susu

hangat sebelum tidur, relaksasi, hindari kopi, pelihara kenyamanan (kurangi

keributan dan cahaya terang, suhu kamar yang sejuk dan letakan bantal dibawah

lutut).

2.1.9 Kebutuhan Pada Ibu Hamil

2.1.9.1 Diet makanan

Kebutuhan makanan pada ibu hamil harus dipengaruhi. Kekurangan dapat

menyebabkan anemia, abortus, Intrauterin Growth Restriction atau pertumbuhan

janin terhambat (IUGR), perdarahan pasca persalinan dan lain-lain. Sedangkan

kelebihan makanan karena beranggapan pemenuhan makanan untuk dua orang akan

berakibatkan kegemukan, pre-eklamsi, janin terlalu besar dan lain-lain. Status gizi

ibu yang kurang baik sebelum dan selama kehamilan merupakan penyebab utama

dari berbagai persoalan kesehatan yang serius pada ibu dan bayi, yang berakibat

terjadinya bayi lahir dengan berat badan rendah, kelahiran prematur, serta kematian

neonatal dan prenatal. Berat badan sebelum hamil, penambahan berat badan hamil

dianjurkan adalah 12,5 kg, dan indeks masa tubuh masih merupakan indikator yang

banyak dipakai untuk menentukan status gizi ibu (Sulistyawati, 2018).

2.1.9.2 Kebutuhan Energi

Widya karya pangan dan gizi nasional menganjurkan pada ibu hamil untuk

meningkatkan asupan energinya sebesar 285 kkal per hari. Tambahan energi ini

bertujuan untuk memasok kebutuhan ibu dalam mempengaruhi kebutuhan janin.

Pada trimester I kebutuhan energi meningkat untuk organogenesis atau

28
pembentukan organ - organ penting janin, dan jumlah tambahan energi ini terus

meningkat pada trimester II dan III untuk pertumbuhan janin (Sulistyawati, 2018).

2.1.9.3 Protein

Ibu hamil mengalami peningkatan kebutuhan protein sebanyak 68%. Widya

karya pangan dan gizi nasional menganjurkan untuk menambah asupan protein

menjadi 12% per hari atau 75-100%. Sumber proteinnya seperti daging tak

berlemak, ikan, telor, susu dan hasil olahannya (Sulistyawati, 2018).

2.1.9.4 Zat besi

Anemia sebagian besar disebabkan oleh defisiensi zat besi, oleh karena itu

perlu ditekankan kepada ibu hamil untuk mengkonsumsi zat besi selama hamil dan

setelah melahirkan. Kebutuhan zat besi selama hamil meningkat sebesar 300%

(1.040 mg selama hamil) dan peningkatan ini tidak dapat tercukupi hanya dari

asupan makanan ibu selama hamil melainkan perlu ditunjang dengan suplemen zat

besi. Pemberian suplemen zat besi dapat diberikan sejak minggu ke-12 kehamilan

sebesar 30-60 gram setiap hari selama kehamilan dan enam minggu setelah

kelahiran untuk mencegah anemia post partum. Vit C dan protein hewani

merupakan elemen yang sangat membantu dalam penyerapan zat besi

(Sulistyawati, 2018).

2.1.9.5 Asam folat

Asam folat merupakan satu-satunya vitamin yang kebutuhannya meningkat

dua kali lipat selama hamil. Asam folat sangat berperan dalam metabolisme normal

makanan menjadi energi, pematangan sel darah merah, sintesis DNA, pertumbuhan

sel, dan pembentukan heme. Jika kekurangan asam folat maka ibu dapat menderita

29
anemia megaloblastik dengan gejala diare, depresi, lelah berat, dan selalu

mengantuk. Jenis makanan yang banyak mengandung asam folat adalah ragi, hati,

brokoli, sayur berdaun hijau (bayam, asparangus), dan kacang-kacangan, ikan,

daging, buah jeruk, dan telor. Oleh karena ada kekhawatiran asam folat tidak dapat

terpenuhi hanya dari asupan makanan, maka Widya karya pangan dan gizi nasional

menganjurkan untuk pemberian suplemen asam folat dengan besaran 280.660, dan

470 mikrogram untuk trimester I, II, dan III. Asam folat sebaiknya diberika 28 hari

setelah ovulasi atau 28 hari pertama kehamilan karena sumsum tulang belakang dan

otak dibentuk pada minggu pertama kehamilan (Sulistyawati, 2018).

2.1.9.6 Kalsium

Metabolisme kalsium selama hamil mengalami perubahan yang sangat

berarti. Kadar kalsium dalam darah ibu hamil turun drastis sebanyak 5%. Oleh

karena itu, asupan optimal perlu dipertimbangkan. Sumber utama kalsium adalah

susu dan hasi olahannya, udang, sarang burung, sarden dalam kaleng, dan beberapa

bahan makanan nabati seperti sayuran berwarna hijau tua dan lain-lain.

2.1.9.7 Obat-obatan

Sebenarnya jika kondisi ibu hamil tidak dalam keadaan yang benar-benar

berindikasi untuk diberikan obat-obatan, sebaiknya pemberian obat dihindari.

Penatalaksanaan keluhan dan ketidaknyamanan yang dialami lebih dianjurkan

kepada pencegahan dan perawatan saja (Sulistyawati, 2018).

2.1.9.8 Lingkungan yang bersih

Salah satu pendukung untuk kelangsungan kehamilan yang sehat dan aman

adalah adanya lingkungan yang bersih karena kemungkinan terpapar kuman.

30
Lingkungan bersih adalah bebas dari polusi udara seperti asap rokok. Selain udara,

perilaku hidup bersih dan sehat juga perlu dilaksanakan, seperti menjaga kebersihan

diri, makanan yang dimakan, buang air besar dijamban, dan mandi menggunakan

air yang bersih (Sulistyawati, 2018).

2.1.9.9 Senam hamil

Senam ibu hamil ditunjukan bagi ibu hamil tanpa kelainan atau tidak

terdapat penyakit yang menyertai kehamilan, yaitu penyakit jantung, penyakit

ginjal, penyulit kehamilan (hamil dengan perdarahan, hamil dengan kelainan letak)

dan kehamilan disertai anemia. Senam ibu hamil dimulai pada usia kehamilan

sekitar 24-28 minggu. Keuntungan senam hamil adalah meningkatnya kepercayaan

pengetahuan tentang kekuatan persalinan sehingga waktu persalinan rasa sakit

berkurang.Tujuan dan manfaat senam hamil adalah mempertahankan elastisitas

otot-otot dinding perut dasar panggul dan lain-lain yang berhubungan dengan

proses persalinan, membentuk sikap tubuh, dengan sikap tubuh yang baik dapat

mengatasi keluhan seperti sakit pinggang juga dapat mengurangi sesak nafas akibat

bertambah besarnya perut (Sulistyawati, 2018).

2.1.9.10 Perawatan payudara selama kehamilan

Perawatan payudara selam kehamilan adalah bagian salah satu terpenting

yang harus diperhatikan sebagai persiapan menyusui. Tujuan perawatan payudara

adalah menjaga kebersihan payudara terutama kebersihan puting susu, merangsang

kelenjar-kelenjarair susu sehingga produksi ASI banyak dan lancar dan

mempersiapkan mental ibu untuk menyusui (Sulistyawati, 2018).

31
2.2 Anamia

2.2.1 Definisi

Anemia adalah defisiensi jumlah sel darah merah atau jumlahhemoglobin

(protein pembawa Oksigen) yang dikandungnya. Kekurangan sel darah merah

membatasi pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara darah dan sel jaringan

(Stropler, 2017). Menurut Sari, anemia merupakan penurunan jumlah sel darah

merah sehingga tidak dapat memenuhi fungsi untuk membawa oksigen dalam

jumlah yang cukup ke jaringan perifer, yang ditandai oleh menurunnya kadar

hemoglobin, hematokrit, dan jumlah sel darah merah di bawah normal (Sari, 2015).

Klasifikasi anemia berdasarkan pada ukuran dan kandungan hemoglobin

dalam sel dibedakan menjadi anemia sel-makrositik (besar), normositik (normal),

dan mikrositik (kecil) dan kandungan hemoglobinhipokromik (warna pucat) dan

normokromik (warna normal) (Krause’s, 2016).

Anemia adalah penurunan kadar haemoglobin (Hb), hematokrit hitung

eritrosit berakibat pada penurunan kapasitas pengangkutan oksigen oleh darah.

tetapi pada keadaan tertentu dimana ketiga parameter tersebut tidak sejalan dengan

masa elitrosit, seperti dehidrasi, perdarahan akut, dan kehamilan. Oleh karena itu

dalam diagnosis anemia hanya tidak cukup hanya sampai label anemia tetapi harus

dapat ditetapkan penyakit dasar yang menyebabkan anemia tersebut (Nurarif,

2016).

Anemia dalam kehamilan yang paling sering di jumpai adalah anemia gizi

besi. Anemia gizi merupakan salah satu masalah gizi di Indonesia. Anemia pada

32
ibu hamil sering terjadi anemia gizi besi yang dikarenakan kurangnya asupan besi

dalam darah.Sehingga berpengaruh buruk terhadap janin (Prawirodharjo, 2019).

Kriteria Anemia menurut WHO adalah : laki-laki dewasa Hb < 13 gr, wanita

dewasa tidak hamil Hb < 12 gr, wanita hamil < 11 gr. Derajat anemia berdasarkan

kadar hemoglobin menurut WHO, Ringan sekali Hb 10 gr batas normal, Ringan Hb

8 gr- 9,9 gr, Sedang Hb 6gr- 7,9gr, Berat Hb <6gr. Menurut Departemen Kesehatan

derajat Ringan sekali Hb 11 gr, ringan Hb 8 gr-<11 gr, Sedang Hb 5gr-8gr, Berat

Hb <5gr (Tarwoto, 2015).

2.2.2 Etiologi

Anemia bukanlah suatu kesatuan penyakit tersendiri, tetapi merupakan

gejala berbagai macam penyakit dasar (underlying disease).

Beberapa faktor yang menyebabkan anemia, dikelompokkan menjadi

penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung meliputi kecukupan

makanan dan infeksi penyakit, sedangkan penyebab tidak langsung antara lain

perhatian terhadap wanita yang masih rendah di keluarga. Kurangnya zat besi di

dalam tubuh dapat disebabkan oleh kurang makan sumber makanan yang

mengandung zat besi, makanan cukup namun yang dimakan bioavailabilitas

besinya rendah sehingga jumlah zat besi yang diserap kurang, dan makanan yang

dimakan mengandung zat penghambat absorbsi besi (Roosleyn, 2015).

Beberapa infeksi penyakit memperbesar risiko menderita anemia pada

umumnya adalah cacing. Perhatian terhadap wanita yang masih rendah di keluarga

oleh sebab itu wanita di dalam keluarga masih kurang diperhatikan dibandingkan

laki-laki. Anemia gizi lebih sering terjadi pada kelompok usia dengan kriteria

33
pendidikan yang rendah, kurang memahami kaitan anemia dengan faktor lainnya,

kurang mempunyai akses mengenai informasi anemia dan penanggulangannya,

kurang dapat memilih bahan makanan yang bergizi, khususnya yang mengandung

zat besi relatif tinggi, kurang dapat menggunakan pelayanan kesehatan yang

tersedia, ekonomi yang rendah; karena: kurang mampu membeli makanan sumber

zat besi karena harganya relatif mahal, kurang mempunyai akses terhadap

pelayanan kesehatan yang tersedia,. Status sosial wanita yang masih rendah di

masyarakat; mempunyai beberapa akibat yang mempermudah timbulnya anemia

gizi,

2.2.3 Patofisiologi

Tanda dan gejala anemia biasanya tidak khas dan sering tidak jelas, seperti

pucat, mudah lelah, berdebar dan sesak napas. Kepucatan bisa diperiksa pada

telapak tangan, kuku dan konjungtiva palbera. Tanda yang khas meliputi anemia,

angular stomatitis, glositis, disfagia, hipokloridia, koilonikia dan patofagia. Tanda

yang kurang khas berupa kelelahan, anoreksia, kepekaan terhadap infeksi

meningkat, kelainan perilaku tertentu, kinerja intelektual serta kemampuan kerja

menurun (Arisman, 2017).

Gejala awal anemia zat besi berupa badan lemah, lelah, kurang energi,

kurang nafsu makan, daya konsentrasi menurun, sakit kepala, mudah terinfeksi

penyakit, stamina tubuh menurun, dan pandangan berkunang- kunang terutama bila

bangkit dari tempat duduk. Wajah, selaput lendir kelopak mata, bibir, dan kuku

penderita tampak pucat. Anemia berat dapat berakibat penderita sesak napas bahkan

lemah jantung (Zarianis,2016).

34
2.2.4 Mekanisme Pembentukan sel darah merah

Sel darah merah manusia dibuah didalam sumsum tulang. Proeses

eritropoesis dimulai dari sel induk multipotensial. Dari beberapa sel induk

multipotensial terbentuk sel-sel induk unipotensial yang masing-masing hanya

membentuk satu jenis sel misalnya elitrosit. Proses pembentukan eritrosit ini

disebut dengan eritrooesis. Sel induk unipotensial akan mulai bermitosis sambal

berdiferensiasi menjadi sel eritrosit bila mendapat rangsangan eritropoetin. Selain

merangsang proliferasi sel induk unipotensial, eritropoetin juga merangsang

mitosis lebih lanjut sel promenoblas, normoblast basofilik dan normoblast

polikromatofil. Sel eritroit termuda yang tidak memiliki inti disebut retikulosit yang

kemudian berubah menjadi eritrosit. Dalam proses pembentukan sel darah merah.

Rangsangan oleh eritropotein dalam jumlah yang amat kecil saja akan merangsang

sel unipotensial yang commited untuk segera membelah diri dan berdiferensiasi

menjadi proeritroblas (Basuni, 2018).

2.2.5 Kebutuhan Zat Besi Pada Ibu Hamil

Kebutuhan akan zat-zat selama kehamilan meningkat, peningkatan ini di

tingkatkan untuk memenuhi kebutuhan janin untuk bertumbuh (pertumbuhan janin

memerlukan banyak darah zat besi, pertumbuhan plasenta dan peningkatan volume

darah ibu, jumlahnya enzim 1000mg selama hamil (Arisman, 2017).

Kebutuhan zat besi akan meningkat pada trimester dua dan tiga yaitu sekitar

6,3 mg perhari. Pemenuhan kebutuhan zat besi ini dapat di ambil dari cadangan zat

besi dan peningkatan adaptif penyerapan zat besi melalui saluran cerna. Apabila

cadangan zat besi sangat sedikit atau tidak ada sama sekali sedangkan kandungan

35
dan serapan zat besi dari makanan sedikit, maka pemberian suplemen sangat di

perlukan untuk memenuhi kebutuhan zat besi ibu hamil (Arisman, 2017).

Kebutuhan zat besi menurut Waryana,(2015) adalah sebagai berikut:

2.2.5.1 Trimester I : Kebutuhan zat besi ± 1 mg/hari, (kehilangan basal 0,8 mg/hari)

ditambah 30-40 mg untuk kebutuhan janin dan sel darah merah

2.2.5.2 Trimester II : Kebutuhan zat besi ± 5 mg/hari, (kehilangan basal 0,8

mg/hari) ditambah kebutuhan sel darah merah 300 mg dan conceptus 115

mg

2.2.5.3 Trimester III : Kebutuhan zat besi ± 5 mg/hari, (kehilangan basal 0,8

mg/hari) ditambah kebutuhan sel darah merah 150 mg dan conceptus

223mg.

Penyerapan besi di pengaruhi oleh banyak faktor. Protein hewani dan

vitamin C meningkatkan penyerapan. Kopi, teh, garam kalsium, magnesium dapat

mengikat Fe sehingga mengurangi jumlah serapan. Tablet Fe sebaiknya di

konsumsi bersamaan dengan makanan yang dapat memperbanyak jumlah serapan,

sementara makanan yang mengikat Fe sebaiknya di hindarkan, atau tidak di makan

dalam waktu bersamaan. Hal yang penting untuk diingat, tambahan besi sebaiknya

diperoleh dari makanan.

Pada setiap kehamilan kebutuhan zat besi yang di perlukan sebanyak 900

mg Fe yaitu meningkatnya sel darah ibu 500 mg Fe, terdapat dalam plasenta 300

mg Fe dan untuk darah janin sebesar 100 mg Fe. Jika persediaan cadangan Fe

minimal, maka setiap kehamilan menguras persediaan Fe tubuh dan akhirnya akan

menimbulkan anemia pada kehamilan (Manuaba, 2016).

36
2.2.6 Sumber Zat Besi

Ada dua jenis zat besi dalam makanan, yaitu zat besi yang berasal dari hem

dan bukan hem. Walaupun kandungan zat besi hem dalam makanan hanya antara 5

– 10% tetapi penyerapannya hanya 5%. Makanan hewani seperti daging, ikan dan

ayam merupakan sumber utama zat besi hem. Zat besi yang berasal dari hem

merupakan Hb. Zat besi non hem terdapat dalam pangan nabati, seperti sayur-

sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan dan buah-buahan.

Asupan zat besi selain dari makanan adalah melalui suplemen tablet zat besi.

Suplemen ini biasanya diberikan pada golongan rawan kurang zat besi yaitu balita,

anak sekolah, wanita usia subur dan ibu hamil. Pemberian suplemen tablet zat besi

pada golongan tersebut di lakukan karena kebutuhan akan zat besi yangsangat

besar, sedangkan asupan dari makan saja tidak dapat mencukupi kebutuhan

tersebut. Makanan yang banyak mengandung zat besi antara lain daging, terutama

hati dan jeroan, apricot, prem kering, telur, polong kering, kacang tanah dan sayuran

berdaun hijau (Almatsier, 2016).

2.2.7 Akibat Defisiensi Zat Besi

Kurangnya zat besi dan asam folat dapat menyebabkan anemia. Proses

kekurangan zat besi sampai menjadi anemia melalui beberapa tahap. Awalnya

terjadi penurunan simpanan cadangan zat besi, bila tidak dipenuhi masukan zat besi

lama kelamaan timbul gejala anemia di sertai penurunan kadar Hb. Kadar normal

haemoglobin dalam darah yaitu pada anak balita 11 gr%, anak usia sekolah 12 gr%,

wanita dewasa 12 gr%, ibu hamil 11 gr%, laki-laki 13 gr%, ibu menyusui 12 gr%

(Cuningham, 2017).

37
Ciri-ciri gejala anemia tidak khas dan sulit di temukan tetapi dapat terlihat

dari kulit dan konjungtiva yang pucat, pusing, letih, tubuh lemah, nafas pendek dan

nafsu makan hilang, menurunnya kekebalan tubuh dan gangguan penyembuhan

luka. Penentuan anemia klinis di pengaruhi oleh banyak variabel seperti ketebalan

kulit dan pigmantasi yang tidak dapat di andalkan kecuali pada anemia berat.

Pemeriksaan laboratorium sebaiknya di gunakan untuk mendiagnosis dan

menentukan beratnya anemia (De Maeyer, 2016).

2.2.8 Penentuan Status Zat Besi

2.2.8.1 Definisi Hemoglobin

Hemoglobin (Hb) adalah metal protein pengangkut oksigen yang

mengandung besi dalam sel merah dalam darah mamalia dan hewan lainnya.

Molekul Hb terdiri dari globin, apoprotein dan empat gugus heme, suatu molekul

organik dengan satu atom besi. Hb adalah protein yang kaya akan zat besi. Memiliki

afinitas (daya gabung) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk

oxihemoglobin di dalam sel darah merah. Melalui fungsi ini maka oksigen dibawa

dari paru- paru ke jaringan-jaringan (Evelyn, 2017).

Hb merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel darah merah. Hb dapat

diukur secara kimia dan jumlah Hb/100ml darah dapat di gunakan sebagai indeks

kapasitas pembawa oksigen pada darah. Hb adalah kompleks protein-pigmen yang

mengandung zat besi. Kompleks tersebut berwarna merah dan terdapat didalam

eritrosit. Sebuah molekul Hb memiliki empat gugus haeme yang mengandung besi

dan empat rantai globin (Brooker, 2016).

38
2.2.8.2 Struktur Hemoglobin (Hb)

Hemoglobin adalah metaloprotein pengangkut oksigen yang mengandung

besi dalam sel merah dalam darah mamalia dan hewan lainnya. Hemoglobin adalah

suatu protein dalam sel darah merah yang mengantarkan oksigen dari paru-paru ke

jaringan di seluruh tubuh dan mengambil karbondioksida dari jaringan tersebut

dibawa ke paru untuk dibuang ke udara bebas (Evelyn, 2017).

Molekul hemoglobin terdiri dari globin, apoprotein , dan empat gugus heme,

suatu molekul organik dengan satu atom besi. Mutasi pada gen protein hemoglobin

mengakibatkan suatu golongan penyakit menurun yang di sebut hemoglobinopati,

di antaranya yang paling sering di temui adalah anemia sel sabit dan talasemia.

Hemoglobin tersusun dari empat molekul protein (globulin chain) yang terhubung

satu sama lain. Hemoglobin normal orang dewasa (HbA) terdiri dari 2 alpha-

globulin chains dan 2 beta-globulin chains, sedangkan pada bayi yang masih dalam

kandungan atau yang sudah lahir terdiri dari beberapa rantai beta dan molekul

hemoglobinnya terbentuk dari 2 rantai alfa dan 2 rantai gama yang dinamakan

sebagai HbF.

Pada manusia dewasa, Hb berupa tetramer (mengandung 4 submit protein),

yang terdiri dari dari masing-masing dua sub unit alfa dan beta yang terikat secara

non kovalen. Sub unitnya mirip secara struktural dan berukuran hampir sama. sub

unit memiliki berat molekul kurang lebih 16.000 Dalton, sehingga berat molekul

total tetramernya menjadi 64.000 Dalton.

Pusat molekul terdapat cincin heterosiklik yang dikenal dengan porfirin

yang menahan satu atom besi; atom besi ini merupakan situs/loka ikatan oksigen.

39
Porfirin yang mengandung besi di sebut heme Tiap subunit hemoglobin

mengandung satu heme, sehingga secara keseluruhan hemoglobin memiliki

kapasitas empat molekul oksigen. Pada molekul heme inilah zat besi melekat dan

menghantarkan oksigen serta karbondioksida melalui darah. Kapasitas hemoglobin

untuk mengikat oksigen bergantung pada keberadaan gugus prastitik yang disebut

heme. Gugus heme yang menyebabkan darah berwarna merah. Gugus heme terdiri

dari komponen anorganik dan pusat atom besi. Komponen organik yang di sebut

protoporfirin terbentuk dari empat cincin pirol yang di hubungkan oleh jembatan

meterna membentuk cincin tetra pirol. Empat gugus mitral dan gugus vinil dan dua

sisi rantai propionol terpasang pada cincin ini.

Hemoglobin juga berperan penting dalam mempertahankan bentuk sel darah

yang bikonkaf, jika terjadi gangguan pada bentuk sel darah ini, maka keluwesan sel

darah merah dalam melewati kapiler jadi kurang maksimal. Hal inilah yang menjadi

alasan mengapa kekurangan zat besi bisa mengakibatkan anemia. Jika nilainya

kurang dari nilai diatas bisa dikatakan anemia, dan apabila nilainya kelebihan akan

mengakibatkan polinemis (Evelyn, 2017).

2.2.8.3 Fungsi Hemoglobin (Hb)

Hemoglobin di dalam darah membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh

jaringan tubuh dan membawa kembali karbondioksida dari seluruh sel paru-paru

untuk di keluarkan dari tubuh. Mioglobin berperan sebagai reservoir oksigen :

menerima, menyimpan dan melepas oksigen di dalam sel- sel otot. Sebanyak

kurang lebih 80% besi tubuh berada di dalam hemoglobin (Almatsier, 2018).

40
Adapun manfaat hemoglobin antara lain :

1) Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam jaringan-

jaringan tubuh.

2) Mengambil oksigen dari paru kemudian dibawa ke seluruh jaringan-

jaringan tubuh untuk di pakai sebagai bahan bakar.

3) Membawa karbondioksida dari jaringan-jaringan tubuh sebagai hasil

metabolisme ke paru-paru untuk di buang. Untuk mengetahui apakah

seseorang itu kekurangan darah atau tidak, dapat di ketahui dengan

pengukuran kadar Hb. Penurunan kadar Hb dari normal berarti kekurangan

darah yang di sebut anemia (Widayanti, 2015).

Tabel 2.1 Kadar Hb Normal

Kelompok Umur Batasan Nilai HB


(gr/dl)
Anak Usia 6 bulan – 6 tahun 11,0
Anak Usia 6 bulan – 14 tahun 12,0
Pria Dewasa 13,0
Ibu Hamil 11,0
Wanita Dewasa 12,0
Sumber : Widayanti, 2015

2.2.9 Buah Naga Merah (Hylocereus Polyrhizus)

Buah (Fructus) adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan

perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus

dan melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan

fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan.

Buah naga merah merupakan buah yang harus dipanen setelah matang,

karena jika dipanen mentah maka buah tidak akan matang. Buah ini sudah dapat

dipanen 30 hari setelah berbunga (Himagropertanian, 2015).

41
Hylocereus polyrhizus yang lebih banyak dikembangkan di Cina dan

Australia ini memiliki buah dengan kulit berwarna merah dan daging berwarna

merah keunguan. Rasa buah lebih manis dibanding Hylocereus undatus, dengan

kadar kemanisan mencapai 13-15 % Briks. Hylocereus polyrhizus tergolong jenis

tanaman yang cenderung berbunga sepanjang tahun. Sayangnya tingkat

keberhasilan bunga menjadi buah sangat kecil, hanya mencapai 50% sehingga

produktivitas buahnya tergolong rendah dan rata-rata berat buahnya hanya sekitar

400 gram (Kristanto, 2018).

Gambar 2.1 Buah Naga Merah (Hylocereus Polyrhizeus)


(Sumber : Kristanto, 2018)
Hylocereus polyrhizus juga kaya akan antioksidan seperti vitamin C dan

flavonoid, yang dapat digunakan sebagai bahan dasar pembatan kosmetik untuk

mencegah kehilangan kelembapan pada kulit (Sinaga, 2015). Antosianin

merupakan salah satu bagian penting dalam kelompok pigmen setelah klorofil.

Antosianin larut dalam air, menghasilkan warna dari merah sampai biru dan

tersebar luas dalam buah, bunga, dan daun. Antosianin pada buah naga ditemukan

pada buah dan kulitnya.

42
Tabel 2.2
Kandungan Nutrisi pada Daging dan Kulit Buah Naga
Komponen Kadar
Nutrisi Daging Buah
Karbohidrat 11,5 g
Serat 0,71 g
Kalsium 8,6 mg
Fosfor 9,4 mg
Magnesium 60,4 mg
Betakaroten 0,005 mg
Vitamin B1 0,28 mg
Vitamin B2 0,043 mg
Vitamin C 9,4 mg
Niasin 1,297 - 1,300
Fenol 561,76 mg/100 g
Nutrisi Kulit Buah
Fenol 1.049,18 mg/100 g
Flavonoid 1.310,10 mg/100 g
Antosianin 186,90 mg/100g
Sumber : Kristanto, 2018

43
2.3 Kerangka Teori

KERANGKA TEORI

Ibu Hamil Trimester III Kehilangan Sel darah merah


dengan Anemia: kemudian menurunya
jumlah eritrosit
1. Konsumsi Zat Gizi Kadar HB
2. Lingkungan
3. Penyakit
4. Perubahan volume
darah Eritrosit
5. Kebutuhan mineral
lainya
Trombosit

Proliferasi progenitor Maturasi megakariosit


hematopoesis

Menstimulasi pelepasan IL-6

Asam hialuronat tidak


Asam hialuronat berikaitan
mengalami perubaha
dengan reseptor CD4
struktur (depolimerisasi)

Aktivitas Enzim
hialuronidase

Flavonioid

Buah Naga

Gambar 2.2 Kerangka Teori


(Sumber : Winarsi, 2015, Kupussamy, 2007, Syihabi, 2016)

44
2.4 Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan

antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan

dilakukan (Notoatmodjo, 2017). Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah

penjelasan tentang konsep-konsep yang terkandung didalam asumsi teoritis yang

digunakan untuk mengabstraksikan unsur-unsur yang terkandung dalam fenomena

yang akan diteliti dan menggambarkan bagaimana hubungan diantara konsep-

konsep tersebut (Dharma, 2016). Kerangka konsep pada penelitian ini

menggambarkan bahwa yang akan diteliti adalah Pengaruh Pemberian Jus Buah

Naga Terhadap Kadar HB Pada Ibu Hamil Trimester III dengan Anemia di UPTD

Puskesmas Taktakan Serang - Banten Tahun 2020

Variabel Independen Variabel Dependen

Juas buah Naga Kadar HB Pada Ibu hamil

2.5 Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan pernyataan sementara yang diungkapkan secara

deklaratif yang menjadi jawaban dari sebuah permasalahan. Hipotesis adalah

jawaban sementara dari suatu penelitian yang kebenarannya akan dibuktikan

setelah dilakukan penelitian (Notoatmodjo, 2017).

45
Ho : Tidak ada pengaruh Pemberian Jus Buah Naga Terhadap Kadar HB Pada Ibu

Hamil Trimester III dengan Anemia di UPTD Puskesmas Taktakan Serang -

Banten Tahun 2020

Ha : Ada pengaruh pemberian Pemberian Jus Buah Naga Terhadap Kadar HB

Pada Ibu Hamil Trimester III dengan Anemia di UPTD Puskesmas Taktakan

Serang - Banten Tahun 2020

46
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain Quasi – eksperimental dengan pre-test

and post-test with control group. Kelompok intervensi merupakan kelompok yang

mendapatkan intervensi (treatment), sedangkan kelompok kontrol merupakan

kelompok (control group) yang tidak mendapatkan intervensi dari peneliti dan

pengambilan data dilakukan pada kedua kelompok (Saryono,2016). Penelitian ini

dilakukan untuk mengidentifikasi adanya pengaruh pemberian Pemberian Jus Buah

Naga Terhadap Kadar HB Pada Ibu Hamil Trimester III dengan Anemia di UPTD

Puskesmas Taktakan Serang - Banten Tahun 2020.

Pretest Perlakuan Postest


R1 01 X1 02
R2 03 X2 04

Gambar 4.1 Desain penelitian

(Sumber : Dharma, 2016)

Keterangan :

R1 : Kelompok Intervensi

R2 : Kelompok Kontrol

01 : Pretest sebelum perlakuan kelompok intervensi

03 : Pengukuran pertama pada kelompok kontrol

47
X1 : Intervensi pada kelompok perlakuan sesuai protokol

X2 : Intervensi pada kelompok kontrol

02 : Postest setelah perlakuan

04 : pengukuran kedua pada kelompok kontrol

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau obyek

penelitian yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Dahlan, 2016).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Ibu Hamil Trimester III dengan

Anemia yang datang ke puskesmas Taktakan Serang - Banten Tahun 2020 sebanyak

120 orang.

3.2.2 Sample

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti

dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2017). Perhitungan besar

sampel dalam penelitian ditetapkan berdasarkan tujuan analisis data penelitian.

Perhitungan besar sampel menggunakan estimasi besar sampel untuk penelitian

yang bertujuan menguji hipotesis beda 2 mean kelompok tidak berpasangan.

n = 2(Z1-α/2 + Z1-β)2ꝺ2

(μ1- μ2)

48
Keterangan :

n : Besar sampel minimal

Z1-α/2 : Standar normal deviasi untuk α (untuk α : 0.05 adalah 1.96)

Z1-β : Standar normal deviasi untuk β (untuk β : 0.10 adalah 1,28)

μ1- μ2 : Selisih minimal rerata yang dianggap bermakna secara klinik

antara kedua kelompok

ꝺ : Standar deviasi kesudahan (outcome)

Jadi :

𝑁
𝑛=
1 + 𝑁 ( 𝑑 )2

120
𝑛=
1 + 120(0.05)2

120
𝑛=
1 + 120(0.025)

120
𝑛 =
1 +3

120
𝑛=
4

𝑛 =30

Jadi, total Sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 ibu

Karakteristik sampel dimasukan dalam kriteria inkulsi pada penelitian

meliputi:

3.2.2.1 Kriteria Inkulsi :

Kriteria inkulsi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari populasi

target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2016).

49
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah:

1) Ibu yang datang ke puskesmas Taktakan

2) Ibu hamil dengan anemia

3) Ibu yang suka dengan buah naga

4) Bersedia menjadi responden penelitian

3.2.2.2 Kriteria Ekskulsi :

Kriteria ekslusi yaitu kriteria diluar kriteria inklusi. Kriteria eksklusi adalah

kriteria yang apabila dijumpai menyebabkan objek tidak dapat digunakan dalam

penelitian. Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah:

1) Responden tidak bersedia

2) Responden tidak anemia

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Desember 2020, tempat penelitian

ini dilakukan Di Puskesmas Taktakan Serang – Banten.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel dalam suatu penelitian jumlahnya bisa lebih dari satu. Variabel-

variabel tersebut saling berhubungan dan jika ditinjau dari konteks ini variable

dibedakan menjadi :

3.4.1 Variabel bebas atau independent variables

Variabel bebas adalah variabel yang nilainya mempengaruhi variabel

lainnya, yaitu variable terikat

50
3.4.2 Variabel terikat atau dependent variabel

Variabel terikat merupakan variabel yang nilainya tergantung dari nilai

vaiabel lainnya.

3.4.3 Variabel moderator atau variable intervening

Variabel moderator merupakan variable yang juga mempengaruhi variabel

terikat, namun dalam penelitian penga-ruhnya tidak diutamakan.

3.5 Definisi Operasional

Definisi operasional variabel adalah pengertian variabel (yang diungkap

dalam definisi konsep) tersebut, secara operasional, secara praktik, secara nyata

dalam lingkup obyek penelitian/obyek yang diteliti. Variabel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat.

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi operasional Cara ukur / Alat Hasil ukur / Kategori Skala
Penelitian ukur
Ukur
Pemberian Jus Pemberian Jus buah Protap 1. Diberikan Jus Buah naga + Ordinal
Buah Naga naga dengan pemberian jus Tablet Fe
buah naga 2. Diberikan Tablet FE

Kadar HB Perubahan kadar lembar Dinyatakan dengan angka Interval


HB melalui observasi hasil pengukuran kadar HB
pengukuran Kadar
HB sebelum dan 0. < 9.5 gr/dl
setelah Intervensi 1. ≥ 9.5 gr/dl

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya, belum

tentu dapat menghasilkan data yang valid dan reabel, apabila intrumen tersebut

51
tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan datanya, instrument penelitian

bisa berupa tes, wawancara, observasi atau kuesioner.

3.7 Prosedur Pengumpulan Data

3.7.1 Sumber data

Sumber data dalam penelitian adalah dari mana data-data diperoleh. Data

yang digunakan dalam peneltiian ini adalah data primer yang diambil langsung dari

responden.

3.7.2 Alat pengumpulan data

3.7.2.1 Lembar observasi : dikumpulkan dari daftar register ibu hamil dengan

anemia

3.7.2.2 Lembar Observasi dikumpulkand dari hasil observasi terapi pemberian jus

buah naga dan tablet Fe

3.7.2.3 Tahap Persiapan

1) Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu peneliti mendapatkan

persetujuan dari pembimbing penelitian untuk mengajukan uji proposal

penelitian

2) Setelah mendapat persetujuan dari pembimbing melalui uji proposal

tersebut kemudian peneliti melakukan koordinasi dengan pihak yang terkait

dalam pelaksanaan penelitian ini.

3.7.2.4 Tahap Pelaksanaan

1) Peneliti menyerahkan surat izin penelitian ketempat yang akan diteliti

2) Memperkenalkan diri

52
3) Peneliti memberikan salam kepada responden dan menjelaskan tujuan

penelitian.

4) Meminta persetujuan responden dan memberikan inform consent pada

responden.

5) Apabila responden menyetujui inform consent tersebut, maka dilakukan

kontrak waktu untuk penelitian.

6) Setelah sesuai jumlah responden yang dibutuhkan, maka selanjutnya

dilakukan pengimputan data.

7) Pengolahan data dilakukan setelah semua data diinput.

3.7.2.5 Langkah penelitian

1) Peneliti membagi responden menjadi dua kelompok, yaitu ibu dengan

pemberian terapi Jus buah Naga dan tablet Fe dengan ibu yang diberikan

tablet Fe saja.

2) Pertama kali dilakukan pengukuran Hb awal baik kelompok kontrol maupun

intervensi, kemudian pada kelompok kontrol maupun intervensi diberikan

pengobatan tablet Fe sesuai dengan jadwal pemberian obat, pada kelompok

Intervensi setelah diberikan obat pasien kemudian dilakukan tindakan

pemberian Jus Buah Naga sebanyak 200 gram atau 1 gelas sehari.

3) Menurut Penelitian Thamrin, 2018 kadar Hb setelah diberikan buah naga

dalam 2 minggu adalah 13.60 gr/dl, berdasarkan hal tersebut peneliti

mengambil 2 Minggu setelah pemberian Jus buah Naga dan tablet Fe

maupun pemberian tablet fe saja, peneliti melakukan pengukuran Hb baik

pada kelompok intervensi maupun kelompok kontrol.

53
4) Setelah dilakukan tindakan baik pada kelompok intervensi maupun

kelompok kontrol, hasil pengukuran Hb pertama dan kedua dimasukan

kedalam lembar observasi, kemudian data akan ditabulasi dan diolah sesuai

dengan uji statistik yang digunakan.

3.7.2.6 Cara penggunaan

Ambil buah naga merah berukuran besar (sekitar 200 gram daging buah),

blender, gelas ukur dan air, potong kecil buah naga, masukan kebelender,

campurkan air secukupnya, lalu tuangkan ke gelas ukur, dan sajikan kepada ibu.

3.8 Pengolahan Data

Pengolahan data dalam penelitian dilakukan melalui serangkaian tahapan

yaitu sebagai berikut :

3.8.1 Editing

Editing adalah pengecekan atau pengoreksian data yang telah terkumpul.

Sebelum data diolah, data tersebut perlu diedit terlebih dahulu, sehingga terdapat

beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengedit data yaitu kelengkapan,

kejelasan dan kesempurnaan data, dalam pengertian bahwa semua pertanyaan atau

pernyataan harus terjawab atau terisi dan jelas.

3.8.2 Coding

Coding adalah pemberian kode-kode pada tiap-tiap data yang termasuk

dalam kategori yang sama. Data yang dikumpulkan dapat berupa angka atau

kalimat, untuk memudahkan pengolahan jawaban tersebut perlu diberi kode.

54
3.8.3 Entery

Data yang sudah melewati tahap proses pengkodean dan sudah terisi secara

lengkap, kemudian dilakukan pemrosesan data dengan memasukan data ke program

komputer sesuai dengan variabel masing-masing secara teliti untuk meminimalkan

kesalahan.

3.8.4 Cleaning

Pada tahap ini melakukan pemeriksaan kembali data yang sudah di entry

untuk melihat ada tidaknya kesalahan pemasukan data, dan selanjutnya dilakukan

tabulasi data yaitu mengelompokan data kedalam table menurut kategorinya,

sehingga data siap dilakukan analisis baik secara univariat maupun bivariat.

3.9 Analisa Data

3.9.1 Uji Normalitas Data

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data yang

diperoleh berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji

statistic (Sugiyono, 2016).

3.9.2 Analisis Univariat

Analisa univariat yang dilakukan terhadap setiap variabel dari hasil

penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menggunakan distribusi dan

presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2016).

Analisis univariat dimaksudkan untuk mendeskripsikan karakteristik dari

masing-masing variabel bebas.

55
P =∑ F X 100%
N

Keterangan : P = Persentase

F = Frekuensi tiap kategori

N = Jumlah sampel

3.9.3 Analisis Bivariat

Analisa bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan

atau berkolerasi (Notoatmodjo, 2018). Adapun dalam analisa ini digunakan tabulasi

silang atau uji statistik chi square (X2) sehingga diketahui ada atau tidaknya

hubungan yang bermakna secara statistik dihasilkan Odds Ratio yang digunakan

untuk melihat hubungan variabel independen dengan variabel dependen. Odd Ratio

disajikan dengan interval estimasi pada tingkat kepercayaan 95% yang

diinterpretasikan Co Efisien hubungan antara dua variabel. Apabila nilai P ≤ α maka

hasil perhitungan statistik bermakna atau Ho ditolak, dan apabila P > α maka

perhitungan statistik tidak bermakna atau Ho gagal ditolak dengan rumus (Hastono,

2017) yaitu:

(0− )2
2 =

Keterangan :

X2 = Nilai chi squre

0 = Frekuensi yang diamati

𝜖 = Frekuensi yang diharapkan

56
Untuk mengetahui nilai X2 tergantung pada derajat bebas dengan rumus

(Hastono, 2017) yaitu :

DF (b-1) (K-1)

Keterangan :

b = Jumlah baris

k = Jumlah kolom

3.10 Etika Penelitian

Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat

penting, mengingat penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan

manusia. Penelitian ini menekankan pada masalah etika yang meliputi informed

consent, anonymity, confidentiality, dan justice (Hidayat, 2017).

3.10.1 Informed Consent

Informed Consent adalah lembar persetujuan yang diberikan kepada subjek

penelitian. Peneliti menjelaskan manfaat, tujuan, prosedur, dan dampak dari

penelitian yang akan dilakukan. Setelah dijelaskan, lembar informed consent

diberikan ke subjek penelitian, jika setuju maka informed concent harus

ditandatangani oleh subjek penelitian (Hidayat, 2017).

3.10.2 Anonimity

Anonimity adalah tindakan menjaga kerahasiaan subjek penelitian dengan

tidak mencantumkan nama pada informed consent dan kuesioner, cukup dengan

inisial dan memberi nomor atau kode pada masing-masing lembar tersebut.

57
3.10.3 Confidentiality

Confidentiality adalah menjaga semua kerahasiaan semua informasi yang

didapat dari subjek penelitian. Beberapa kelompok data yang diperlukan akan

dilaporkan dalam hasil penelitian. Data yang dilaporkan berupa data yang

menunjang hasil penelitian. Selain itu, semua data dan informasi yang telah

terkumpul dijamin kerahasiaanya oleh peneliti

3.10.4 Justice

Justice adalah keadilan, peneliti akan memperlakukan semua responden

dengan baik dan adil, semua responden akan mendapatkan perlakuan yang sama

dari penelitian yang dilakukan peneliti (Hidayat, 2017).

58
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Analisis Univariat

Analisis univariat (analisis deskriptif) dilakukan dengan menggunakan uji

statistik untuk menjelaskan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti.

Analisis ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang frekuensi dan

presentase dari masing-masing variabel. Hasil analisis univariat dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

4.1.1.1 Gambaran Kadar HB Pada Kelompok Intervensi setelah diberikan jus buah

naga dan tablet Fe di UPTD Puskesmas Taktakan Serang-Banten Tahun

2020

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kadar HB Ibu pada kelompok


Intervensi di UPTD Puskesmas Taktakan Serang-Banten Tahun 2020

Frekuensi Persen Komulatif


Persen
Valid < 9,5 gr/dl 2 13,3 13,3
≥ 9,5 gr/dl 13 86,7 100,0
Total 15 100,0

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa pada ibu yang diberikan Jus

Buah Naga dan Tablet Fe sebagian besar responden yaitu Kadar HB < 9,5 gr/dl

sebanyak 2 responden (13,3%), dan sisanya sebanyak 13 responden (86,7%) ibu

dengan kadar HB ≥ 9,5 gr/dl cc di UPTD Puskesmas Taktakan Serang-Banten

Tahun 2020

59
4.1.1.2 Gambaran Kadar HB Pada Kelompok Kontrol setelah diberikan Tablet Fe

di UPTD Puskesmas Taktakan Serang-Banten Tahun 2020

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kadar HB Ibu pada kelompok


Kontrol di UPTD Puskesmas Taktakan Serang-Banten Tahun 2020

Frekuensi Persen Komulatif


Persen
Valid < 9,5 gr/dl 9 60,0 60,0
≥ 9,5 gr/dl 6 40,0 100,0
Total 15 100,0

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa setelah diberikan Tablet Fe

sebagian besar responden yaitu Kadar Hb < 9,5 gr/dl sebanyak 9 responden (60%),

dan sisanya sebanyak 6 responden (40%) ibu dengan kadar HB ≥ 9,5 gr/dl di UPTD

Puskesmas Taktakan Serang-Banten Tahun 2020

4.1.1.3 Rata-rata Kadar Hb pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi Ibu

Hamil Trimester III dengan Anemia di UPTD Puskesmas Taktakan Serang-

Banten Tahun 2020.

Tabel 4.3 Rata-rata Kadar Hb ibu pada Kelompok Kontrol dan


Kelompok Intervensi di UPTD Puskesmas Taktakan Serang-Banten
Tahun 2020

Mean N Std. Deviation

Intervensi 11,107 15 1,1392


Kontrol 9,120 15 1,4473

Dari Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa rata-rata Kadar Hb pada kelompok

Intervensi adalah 11,107 gr%, dengan nilai standar deviasi 1,1392 gr%, sedangkan

pada kelompok Kontrol didapatkan nilai rata – rata adalah 9,120 gr%, dengan

standar deviasi 1,4473 gr%,.

60
4.1.1.4 Uji Homogenitas

Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas

Levene Statistic Sig.


(P Value)
1,146 0,293

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa hasil uji homogenitas data

pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol didapatkan p value : 0,293 (p value

> 0,05), Menurut Hastono, 2017 varian kelompok intervensi dan kelompok kontrol

yang dibandingkan tersebut didapatkan p value : 0,293 (p value > 0,05) maka dapat

disimpulkan data tersebut adalah sama atau homogen, sehingga asumsi

homogenitas dalam uji one way anova terpenuhi memiliki varians data yang sama

atau homogen.

4.1.1.5 Uji Normalitas

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Pengaruh Jus Buah Naga Terhadap Kadar
Hb Pada Ibu Hamil Trimester III di UPTD Puskesmas Taktakan Serang-
Banten Tahun 2020

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statisti
Kelompok Statistic df Sig. c df Sig.

Penurunan Pre-Test (intervensi) 0,214 15 0,064 0,897 15 0,084


Kadar Hb
Pos-Test (Intervensi) 0,167 15 0,200* 0,946 15 0,466

Pre-Test (Kontrol) 0,134 15 0,200* 0,935 15 0,328

Pos-Test (Kontrol) 0,106 15 0,200* 0,959 15 0,682

Berdasarkan Tabel 4.5 di atas pada uji Kolmogorov-Smirnov dapat diketahui

bahwa nilai signifikansi (Sig.) kelompok Pre-Test (Intervensi) 0,064 dan nilai

61
signifikansi (Sig.) kelompok Pos-Test (Intervensi) 0,200 nilai signifikansi

kelompok Pre-Test (Kontrol) 0,200 signifikansi kelompok Pos-Test (Kontrol)

0,200 dan pada uji Shapiro-Wilk dapat diketahui bahwa nilai signifikansi (Sig.)

kelompok Pre-Test (Intervensi) 0,084 dan nilai signifikansi(Sig.) kelompok Pos-

Test (Intervensi) 0,466 nilai signifikansi kelompok Pre-Test (Kontrol) 0,328

signifikansi kelompok Pos-Test (Kontrol) 0,682 keseluruhan data diatas baik pada

uji Kolmogorov-Smirnov maupun uji Shapiro-Wilk > 0,05 Maka sesuai dasar

pengambilan keputusan dapat disimpulkan bahwa kedua data tersebut memiliki

distribusi Normal. Berdasarkan hasil data tersebut, maka dapat menggunakan uji

statistic Independetn Sample T Test dalam melakukan analisis data penelitian.

4.1.2 Analisis Bivariat

4.1.2.1 Uji Independent T Test sebelum dilakukan intervensi

Tabel 4.6
Perbedaan peningkatan Kadar Hb antara kelompok kontrol dan kelompok
intervensi di UPTD Puskesmas Taktakan Serang-Banten Tahun 2020

Kelompok Mean Std. Std. Error t


Deviation Mean
Intervensi 8,993 1,1291 0,2915 2,021
Kontrol 8,113 1,2529 0,3235 2,021

Berdasarkan table 4.6 didapatkan nilai rata-rata Kadar Hb pada kelompok

Intervensi 8,993 dengan standar deviasi 1,1291, sedangkan pada kelompok Kontrol

didapatkan nilai rata-rata 8,113 dengan standar deviasi 1,2529

62
4.1.2.2 Uji Independent T Test setelah dilakukan intervensi

Tabel 4.7
Perbedaan peningkatan Kadar Hb antara kelompok kontrol dan kelompok
intervensi di UPTD Puskesmas Taktakan Serang-Banten Tahun 2020

Kelompok Mean Std. Std. Error t p


Deviation Mean
Intervensi 11,107 1,1392 0,2941 4,178
Kontrol 9,120 1,4473 0,3737 4,178 0,000

Berdasarkan table 4.7 didapatkan nilai rata-rata Kadar Hb pada kelompok

Intervensi 11,107 dengan standar deviasi 1,1392, sedangkan pada kelompok

Kontrol didapatkan nilai rata-rata 9,120 dengan standar deviasi 1,4473.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Analisis Univariat

4.2.1.1 Kadar Hb pada kelompok Intervensi Ibu Hamil Trimester III dengan

Anemia di UPTD Puskesmas Taktakan Serang-Banten Tahun 2020

Berdasarkan hasil analisis univariat yang telah dijelaskan sebelumnya

diketahui bahwa pada ibu yang diberikan Jus Buah Naga dan Tablet Fe sebagian

besar responden yaitu Kadar HB < 9,5 gr/dl sebanyak 2 responden (13,3%), dan

sisanya sebanyak 13 responden (86,7%) ibu dengan kadar HB ≥ 9,5 gr/dl cc di

UPTD Puskesmas Taktakan Serang-Banten Tahun 2020.

Hylocereus polyrhizus juga kaya akan antioksidan seperti vitamin C dan

flavonoid, yang dapat digunakan sebagai bahan dasar pembatan kosmetik untuk

mencegah kehilangan kelembapan pada kulit (Sinaga, 2015). Antosianin

63
merupakan salah satu bagian penting dalam kelompok pigmen setelah klorofil.

Antosianin larut dalam air, menghasilkan warna dari merah sampai biru dan

tersebar luas dalam buah, bunga, dan daun. Antosianin pada buah naga ditemukan

pada buah dan kulitnya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Nanci, 2020 dengan judul

Pengaruh Agar-agar dan Jus buah Naga terhadap Kadar Hemoglobin pada Ibu

Hamil, didapatkan hasil univarat penelitian ini adalah Kadar hemoglobin sebelum

dan sesudah intervensi pemberian agar-agar buah naga menunjukkan adanya

kenaikan kadar hemoglobin pada responden Kadar hemoglobin ibu hamil

mengalami kenai-kan sebesar 0,83 gr/dl setelah mengonsumsi agar-agar buah naga.

4.2.1.2 Kadar Hb pada kelompok Kontrol Ibu Hamil Trimester III dengan Anemia

di UPTD Puskesmas Taktakan Serang-Banten Tahun 2020

Berdasarkan hasil analisis univariat yang telah dijelaskan sebelumnya

diketahui bahwa setelah diberikan Tablet Fe sebagian besar responden yaitu Kadar

Hb < 9,5 gr/dl sebanyak 9 responden (60%), dan sisanya sebanyak 6 responden

(40%) ibu dengan kadar HB ≥ 9,5 gr/dl di UPTD Puskesmas Taktakan Serang-

Banten Tahun 2020.

Tablet besi (Fe) atau tablet tambah darah (TTD) merupakan suplemen yang

mengandung zat besi dan folat yang diberikan kepada ibu hamil untuk mencegah

anemia gizi besi selama masa kehamilan yang berfungsi sebagai pembentuk

hemoglobin (Hb) dalam darah (Kemeterian Kesehatan, 2013).

Tablet besi (Fe) merupakan tablet jenis salut gula yang mengandung zat besi

yang setara dengan 60 mg besi elemental (sediaan Ferro Sulfat, Ferro Fumarat,

64
atau Ferro Gluconat) dan asam folat sebanyak 0,400 mg. Tablet besi (Fe) biasanya

ditambahkan penambah rasa vanilla untuk menutupi bau yang tidak enak dari tablet

Fe. Kandungan tablet Fe menurut Kementerian Kesehatan (2015) merupakan

produk farmasi dan diproses sesuai standar GMP (Good Manufacturing Practices)

yang telah teregistrasi di BPOM dengan 10 tablet berwarna merah tiap stripnya

yang dalam kemasan aluminium.

4.2.2 Analisis Bivariat


(Pemberian Jus Buah Naga Terhadap Kadar Hb Pada Ibu Hamil
Trimester Iii Dengan Anemia Di UPTD Puskesmas Taktakan Tahun
2020 )
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada subbab sebelumnya

diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signfikan antara pemberian jus buah naga

+ tablet Fe dengan pemberian tablet Fe saja pada ibu. Dapat disimpulkan bahwa

terdapat perbedaan kadar HB ibu dengan pemberian jus buah naga + tablet fe.

Dengan didapatkan nilai rata-rata Kadar Hb pada kelompok Intervensi 11,107

dengan standar deviasi 1,1392, sedangkan pada kelompok Kontrol didapatkan nilai

rata-rata 9,120 dengan standar deviasi 1,4473.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Thamrin, 2018

dimana didapatkan hasil penelitian nilai rata-rata kadar hemoglobin sebelum

pemberian Jus buah naga 9,761 dan standar deviasi 0,5304. Nilai rata-rata kadar

hemoglobin pada hari ke 15 pemberian Jus buah naga 11,583 dan standar deviasi

0,6888.

65
Menurut penelitian yang dilakukan widyaningsih, 2017 ini mengungkapkan

hal itu ada pengaruh yang signifikan secara statistik jus buah naga merah tingkat

Hb pada Intervensi hari ke 7 dengan p-value 0,037 (<0,05), tetapi tidak ada efek

yang signifikan pada tingkat hemoglobin pada hari ke – 14 intervensi dengan p-

value 0,140 (> 0,05). Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa ada pengaruh

signifikan secara statistik merah jus buah naga pada wanita hamil tingkat eritrosit

pada hari ke 7 dengan p nilai 0,025 (<0,05), tetapi tidak ada efek signifikan pada

tingkat eritrosit pada hari ke 14 intervensi dengan p-nilai 0,094 (> 0,05).

Pada saat hamil ibu harus makan makanan yang mengandung nilai gizi

bermutu tinggi meskipun tidak berarti makanan yang mahal harganya. Gizi pada

waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori perhari, ibu hamil seharusnya

mengkonsumsi makanan yang mengandung protein, zat besi, dan minum cukup

cairan (menu seimbang).

Gizi sangat diperlukan untuk kesehatan ibu, kualitas kehamilan dan

keselamatan bayi. Kebutuhan ibu selama kehamilan ialah 800 mg besi, diantaranya

300 mg untuk janin plasenta dan 500 mg untuk pertambahan eritrosit ibu. Dengan

demikian ibu membutuhkan tambahan sekitar 2-3 mg besi/ hari. Ibu Hamil

memerlukan banyak makanan tambahan diantaranya yaitu protein, vitamin C dan

zat-zat besi dibanding wanita biasa. Apabila ibu hamil sampai kekurangan gizi

terutama zat besi dan asam folat maka dapat terjadi anemia defisiensi besi karena

dalam kehamilan keperluan zat-zat makanan bertambah dan terjadi pula perubahan-

perubahan dalam darah dan sum-sum tulang. Selain itu kebutuhan zat gizi selama

66
hamil diperlukan untuk pertumbuhan janin, plasenta dan jaringan lainnya (Muhilal,

2014).

Proses pembentukan eritrosit disebut eritropoisis, dalam tubuh terdapat 3-5

atau 2,5-4 gram Fe, 30 - 40%nya dalam bentuk cadangan besi. Distribusi Fe 70%

(2 - 2,5 g) terdapat dalam Hb. 26% sebagai cadangan besi dalam liver, limpa dan

tulang. Dalam makanan, besi sebagai ikatan organik yaitu garam Fe (Ferro dan Ferri

sulfat). Bentuk ferro lebih mudah diserap. Di dalam tubuh Fe berikatan dengan

protein (bentuk ferro maupun ferri). Bentuk aktif umumnya berupa bentuk ferro.

Terdapat 2 bentuk besi yaitu Besi Heme dan non heme, pada daging merah terdapat

40 % besi heme dan 60% besi non heme. Banyak berasal dari hemoglobin dan

myoglobin dalam daging, unggas dan ikan. Hanya terdapat 5-10% dari makanan

yang dikonsumsi. Penyerapan 2-3x lebih mudah, relative tidak banyak dipengaruhi

oleh factor lain dalam makanan. Kebanyakan besi yang ada di makanan adalah besi

non heme. Besi non heme ini biasanya didapati pada sayuran dan buah-buahan.

Sekitar 25-35% besi heme yang diabsorbsi, sedangkan pada besi non heme

mengalami penurunan 3 % dari besi heme untuk penyerapannya. Perbedaan jumlah

yang diabsorbsi ini sangat penting. Besi heme hanya ada pada daging hewan.

Sehingga bagi vegetarian harus waspada akan jumlah besi non heme yang hanya

sedikit diabsorbsi.

67
4.3 Keterbatasan Penelitian

Peneliti sangat menyadari bahwa penelitian ini masih memiliki banyak

keterbatasan dan beberapa kendala pada saat melakukan penelitian diantaranya

waktu penelitian yang singkat dan juga terkendala pandemi Covid 19, pelayanan

pemeriksaan kehamilan menurut peraturan kemenkes tahun 2020, pemeriksaan

kehamilan trimester III harus dilakukan 1 bulan sebelum taksiran persalinan, dan

juga puskesmas taktakan sebagai tempat penelitian termasuk wilayah zona merah

dalam resiko tinggi covid 19 dimana pelaksanaan komuniaksi secara virtual, baik

komunikasi via media daring. Sehingga pengambilan sampel tidak maksimal, dan

hanya dilakukan terhadap 15 responden intervensi dan 15 responden kontrol. Jika

tidak terkendala PSBB dan protokol kesehatan dalam penelitian, seharusnya sampel

penelitian dapat lebih banyak, sehingga didapatkan data yang lebih efektif.

68
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dijelaskan pada

bab sebelumnya, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

5.1.1 Kadar HB pada kelompok intervensi atau pada ibu yang diberikan Jus Buah

Naga dan Tablet Fe sebagian besar responden yaitu Kadar HB < 9,5 gr/dl

sebanyak 2 responden (13,3%), dan sisanya sebanyak 13 responden (86,7%)

ibu dengan kadar HB ≥ 9,5 gr/dl cc di UPTD Puskesmas Taktakan Serang-

Banten Tahun 2020

5.1.2 Kadar HB pada kelompok Kontrol pada ibu yang diberikan Tablet Fe

sebagian besar responden yaitu Kadar Hb < 9,5 gr/dl sebanyak 9 responden

(60%), dan sisanya sebanyak 6 responden (40%) ibu dengan kadar HB ≥ 9,5

gr/dl di UPTD Puskesmas Taktakan Serang-Banten Tahun 2020

5.1.3 Rata-rata Kadar Hb pada kelompok Intervensi 11,107 dengan standar

deviasi 1,1392, sedangkan pada kelompok Kontrol didapatkan nilai rata-rata

9,120 dengan standar deviasi 1,4473.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Tempat Penelitian

Diharapakan pihak Puskesmas dapat menerapkan pemberian jus buah naga

sebagai alternative pendamping agar dapat meningkatkan Kadar HB pada ibu hamil

69
trimester III dengan anemia, dan diharapkan agar perawat juga dapat diberikan

pengetahuan cara pemberian jus buah naga pada ibu hamil.

5.2.2 Bagi Universitas Nasional

Disarankan agar Universitas Nasional sebagai salah satu institusi kesehatan

mampu membantu dalam upaya penyediaan informasi dan memberdayakan atau

melibatkan mahasiswa/i dalam upaya tersebut sebagai bagian proses belajar

mahasiswa.

5.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

Disarankan agar mahasiswa yang akan melakukan penelitian mengenai jus

buah naga, diharapkan dapat meneliti dengan lebih banyak responden, sehingga

penelitian yang dilakukan akan lebih akurat dan efektif mengenai pengaruh

pemberian jus buah naga terhadap Kadar HB pada ibu hamil trimester III

70
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S., (2016), Dasar Ilmu Gizi, PT Gramedia Pustaka, Jakarta

Arisman, M.B., (2017), Buku Ajar Ilmu Gizi Dalam Daur Kehidupan, Edisi-2,
EGC, Jakarta

Arisman, M.B., (2017), Gizi dalam Daur Kehidupan, EGC, Jakarta

Basuni, R., (2018), Gambaran sel darah merah, kadar haemoglobin, nilai
hematokrit, dan indkes eritrosit pada kerbau lumpur (bubalus
bublais) betina. Skripsi, Institut Pertanian Bogor

Brooker, C., (2016), Ensiklopedia Keperawatan Edisi Bahasa Indonesia, EGC,


Jakarta

Cunningham, F.G., (2017), Obstetri Williams, Edisi 23, EGC, Jakarta

Demaeyer. E.M., (2016), Pencegahan dan Pengawasan Anemia Defisiensi Besi.


Alih Bahasa, Arisman, M.B., Widya Medika, Jakarta

Dewi, V.N.L., (2018), Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan, Salema Medika,


Jakarta

Dinkes Prov. Banten., (2019), Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2019, Dinas
kesehatan Provinsi Banten

Evelyn, C.P., (2017), Anatomi dan Fisiologis Untuk Para Medis, Cetakan kedua,
Gramedia, Jakarta

Hani, U., (2016), Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis, Salemba Medika,
Jakarta

Hidayat, A., (2017), Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitatif, Health


Books, Jakarta

Himagropertanian., (2015). Himagro Faperta UNPAD, dari Http://Himagro.


Faperta .Unpad.Ac.Id /Agrocamp-2018/ diakses tanggal 19
Desember 2020

Istiyati, S., Satriyandari, Y., (2019), Hubungan Anemia Pada Ibu Hammil Dengan
Kejadian BBLR Di RS PKU Muhammadiyah. Skripsi, Universitas
‘Aisyiyah, Yogyakarta

71
Kristanto, D., (2018)., Buah Naga Pembudidayaan di Pot dan di Kebun, Penebar
Swadaya, Jakarta

Linda., (2019), Kematian Maternal. Dari http://himapid.blogspot.com/ 2009/03/


kematian-maternal.html diakses tanggal : 21 Desember 2020

Manjoer, A., (2016), Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga, Media Aesculapius,
Jakarta

Mochtar, A., (2018), Sinopsis Obstetri Jilid 1, EGC, Jakarta

Manuaba, I.B.G., (2016), Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB untuk


Pendidikan Bidan Edisi 10, EGC, Jakarta

Notoatmodjo, S., (2016), Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta


Nurarif. A.H., Kusuma, H., (2016), Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC, MediaAction, Jogjakarta

Nugroho, U., (2016), Masalah Kesehatan Reproduksi Wanita, Nuha Medika,


Yogyakarta

Prawirodharjo, S., (2018), Ilmu Kebidanan. PT. Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo, Jakarta

Proverawati, A., Asfuah, A., (2018), Anemia dan Anemia kehamilan. Nuha
Medika, Yogyakarta

Riskesdas., (2018), Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian


RI tahun 2018, dari http://www.depkes.go.id /resources/download
/infoterkini/materi_rakorpop_2018/Hasil%20Riskesdas%202018.p
df diakses tanggal 15 Desember 2020

Sari, W.A., (2015), Anemia Defisiensi Besi Pada Balita. Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat/ Ilmu Kedokteran Pencegahan/ Ilmu Kedokteran
Komunitas. Medan. Skripsi. Fakultas Kedokteran, Universitas
Sumatra Utara.

Stropler, T., Weiner, S., (2017), Krause’s Food & Nutrition Care Process 14th
edition, Elsivier, Canada

Sulistyawati., (2018), Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Salemba Medika,


Yogyakarta

Sugiyono., (2016), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabet,


Bandung

72
Umar, H., (2018), Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Edisi 11, PT.
Raja Grafindo Persada, Jakarta

WHO., (2020). Prevalence of anemia in women. The global health observatory


explore a world of health data. World Helath Organization. Dari
https://www.who.int/data /gho /data/indicators /indicator-
details/GHO/prevalence-of-anaemia-in-women-of-reproductive-
age-(-) diakses tanggal 25 Desember 2020

Zarianis., (2016), Efek Suplementasi Besi-Vitamin C dan Vitamin Cterhadap Kadar


Hemoglobin Anak Sekolah Dasar yang Anemia di Kecamatan
Sayung Kabupaten Demak. Semarang : Thesis, Program
Pascasarjana Fakultas kedokteran Universitas Diponegoro

Wikenjosastro, H., (2016), Ilmu Kebidanan,Edisi ketiga, Cetakan Kesembilan, :


Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta

73
Jl. Harsono RM No. 1 Ragunan, Jakarta Selatan 12550, Telp. 27870882
Website: www.unas.ac.id; Email: fikes@civitas.unas.ac.id

Jakarta, 8 Januari 2021

Nomor : 062/D/SP/FIKES/I/2021
Lampiran :-
Perihal : Izin Penelitian dan Pengambilan Data

Kepada Yth : Kepala UPTD Puskesmas Taktakan


Jln. Raya Takari Km. 5 Taktakan

Pimpinan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional Jakarta dengan ini menerangkan
bahwa :

Nama : Eka Bintari Chendriany


NPM 195401426596
Program Studi : Kebidanan Program Sarjana Terapan
No. Telepon/HP 087772244226

Mahasiswa tersebut bermaksud melakukan penelitian dan pengambilan data yang diperlukan
dalam rangka penulisan Skripsi dengan judul: Pengaruh Pemberian Jus Buah Naga
Terhadap Kadar Hb pada Ibu Hamil Trimester III dengan Anemia di UPTD Puskesmas
Taktakan Serang-Banten Tahun 2020. Sehubungan dengan hal tersebut mohon kiranya
Bapak/Ibu dapat memberikan bantuan.

Demikian surat ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan
terimakasih.

Dekan,

Dr. Retno Widowati, M.Si.


LEMBAR OBSERVASI

PENGARUH PEMBERIAN JUS BUAH NAGA TERHADAP KADAR HB PADA IBU


HAMIL TRIMESTER III DENGAN ANEMIA DI UPTD PUSKESMAS TAKTAKAN
TAHUN 2020
Kelompok Kontrol

No Inisial Usia
Diberikan Tablet Fe

Pretest Postest
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
LEMBAR OBSERVASI

PENGARUH PEMBERIAN JUS BUAH NAGA TERHADAP KADAR HB PADA IBU


HAMIL TRIMESTER III DENGAN ANEMIA DI UPTD PUSKESMAS TAKTAKAN
TAHUN 2020
Kelompok Intervensi

No Inisial Usia Diberikan Jus Buah


Naga + Tablet Fe

Pretest Postest
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
LEMBAR OBSERVASI
PENGARUH PEMBERIAN JUS BUAH NAGA TERHADAP KADAR HB PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN ANEMIA
DI UPTD PUSKESMAS TAKTAKAN
TAHUN 2020

Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol


No Inisial Usia Diberikan Jus Buah Naga No Inisial Usia Diberikan
+ Tablet Fe Tablet Fe
Pretest Postest Pretest Postest
1 Ny. H 29 8.9 11.5 1 Ny. A 25 8.0 10.5
2 Ny. A 27 8.0 11.3 2 Ny. C 30 8.0 11.0
3 Ny. I 31 6.7 11.4 3 Ny. T 31 6.9 7.5
4 Ny. E 28 10.0 12.4 4 Ny. F 23 8.7 8.6
5 Ny. A 23 8.7 12.3 5 Ny. K 29 10.0 6.8
6 Ny. D 29 10.0 13.1 6 Ny. H 30 8.2 8.7
7 Ny. T 30 8.4 10.1 7 Ny. S 31 10.0 10.1
8 Ny. P 31 10.0 9.1 8 Ny. W 27 6.0 9.1
9 Ny. G 27 10.0 10.6 9 Ny. P 22 7.2 10.6
10 Ny. A 22 8.9 11.5 10 Ny. R 33 10.0 11.5
11 Ny. L 33 9.2 11.5 11 Ny. V 25 6.7 6.8
12 Ny. K 25 10.4 11.4 12 Ny. S 31 8.4 9.7
13 Ny. S 28 7.0 8.9 13 Ny. B 27 6.8 8.9
14 Ny. U 20 10.0 10.8 14 Ny. D 22 8.7 8.7
15 Ny. M 26 8.7 10.7 15 Ny. D 27 8.1 8.3
JAWABAN OBSERVASI
PENGARUH PEMBERIAN JUS BUAH NAGA TERHADAP KADAR HB PADA IBU HAMIL
TRIMESTER III DENGAN ANEMIA DI UPTD PUSKESMAS TAKTAKAN
TAHUN 2020

Kelompok
Kelompok Kontrol
Intervensi
No Inisial Usia Diberikan Jus No Inisial Usia Diberikan
Buah Naga Tablet Fe
Postest Postest
1 Ny. H 29 1 1 Ny. A 25 1
2 Ny. A 27 1 2 Ny. C 30 1
3 Ny. I 31 1 3 Ny. T 31 0
4 Ny. E 28 1 4 Ny. F 23 0
5 Ny. A 23 1 5 Ny. K 29 0
6 Ny. D 29 1 6 Ny. H 30 0
7 Ny. T 30 1 7 Ny. S 31 1
8 Ny. P 31 1 8 Ny. W 27 0
9 Ny. G 27 0 9 Ny. P 22 1
10 Ny. A 22 1 10 Ny. R 33 1
11 Ny. L 33 1 11 Ny. V 25 0
12 Ny. K 25 1 12 Ny. S 31 1
13 Ny. S 28 0 13 Ny. B 27 0
14 Ny. U 20 1 14 Ny. D 22 0
15 Ny. M 26 1 15 Ny. D 27 0
GET
FILE='D:\SKRIPSI 2021\D4 Universitas Nasional\EKA\SPSS.sav'.
DATASET NAME DataSet1 WINDOW=FRONT.
DATASET ACTIVATE DataSet1.

SAVE OUTFILE='D:\SKRIPSI 2021\D4 Universitas Nasional\EKA\SPSS.sav'


/COMPRESSED.
DATASET ACTIVATE DataSet1.

SAVE OUTFILE='D:\SKRIPSI 2021\D4 Universitas Nasional\EKA\SPSS.sav'


/COMPRESSED.
FREQUENCIES VARIABLES=INTERVENSIPOST KONTROLPOST
/ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

Notes

Output Created 25-JAN-2021 22:32:04


Comments
Input Data D:\SKRIPSI 2021\D4 Universitas
Nasional\EKA\SPSS.sav
Active Dataset DataSet1
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 15
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.
Cases Used Statistics are based on all cases with valid
data.
Syntax FREQUENCIES
VARIABLES=INTERVENSIPOST
KONTROLPOST
/ORDER=ANALYSIS.
Resources Processor Time 00:00:00,00
Elapsed Time 00:00:00,00

[DataSet1] D:\SKRIPSI 2021\D4 Universitas Nasional\EKA\SPSS.sav

Statistics
INTERVENSI KONTROL

N Valid 15 15
Missing 0 0

Frequency Table
INTERVENSI

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 9.5 gr/dl 2 13.3 13.3 13.3

> = 9.5 gr/dl 13 86.7 86.7 100.0


Total 15 100.0 100.0

KONTROL

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 9.5 gr/dl 9 60.0 60.0 60.0

> = 9.5 gr/dl 6 40.0 40.0 100.0


Total 15 100.0 100.0
T-TEST GROUPS=KELOMPOKPRE(1 2)
/MISSING=ANALYSIS
/VARIABLES=HASILPRETEST
/CRITERIA=CI(.95).

T-Test

Notes

Output Created 03-FEB-2021 05:35:11


Comments
Input Data D:\SKRIPSI 2021\D4 Universitas
Nasional\EKA\UJI HOMOGEN, T-TES
INDEPENDEN.sav
Active Dataset DataSet1
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 30
Missing Value Handling Definition of Missing User defined missing values are treated as
missing.
Cases Used Statistics for each analysis are based on
the cases with no missing or out-of-range
data for any variable in the analysis.
Syntax T-TEST GROUPS=KELOMPOKPRE(1 2)
/MISSING=ANALYSIS
/VARIABLES=HASILPRETEST
/CRITERIA=CI(.95).
Resources Processor Time 00:00:00,00
Elapsed Time 00:00:00,01

Group Statistics
KELOMPOK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

PENURUNAN KADAR HB Kontrol 15 8.993 1.1291 .2915


Intervensi 15 8.113 1.2529 .3235
Independent Samples Test

Levene's Test for Equality


of Variances t-test for Equality of Means

Sig. Mean
F Sig. t df (2-tailed) Difference

PENURUNAN KADAR Equal variances


.082 .776 2.021 28 .053 .8800
HB assumed

Equal variances not


2.021 27.702 .053 .8800
assumed

Independent Samples Test


t-test for Equality of Means
95% Confidence Interval of the Difference

Std. Error Difference Lower Upper

PENURUNAN KADAR HB Equal variances assumed .4355 -.0121 1.7721


Equal variances not assumed .4355 -.0125 1.7725
ONEWAY HASIL BY KELOMPOK
/STATISTICS HOMOGENEITY
/MISSING ANALYSIS.

Oneway

Notes

Output Created 24-JAN-2021 14:34:56


Comments
Input Data D:\SKRIPSI 2021\D4 Universitas
Nasional\EKA\UJI HOMOGEN,
INDEPENDEN & UJI MANWITNEY.sav
Active Dataset DataSet1
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 30
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.
Cases Used Statistics for each analysis are based on
cases with no missing data for any variable
in the analysis.
Syntax ONEWAY HASIL BY KELOMPOK
/STATISTICS HOMOGENEITY
/MISSING ANALYSIS.
Resources Processor Time 00:00:00,00
Elapsed Time 00:00:00,01

Test of Homogeneity of Variances


PENURUNAN KADAR HB
Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.146 1 28 .293

ANOVA
PENURUNAN KADAR HB
Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 29.601 1 29.601 17.452 .000


Within Groups 47.493 28 1.696
Total 77.095 29
T-TEST GROUPS=KELOMPOK(1 2)
/MISSING=ANALYSIS
/VARIABLES=HASIL
/CRITERIA=CI(.95).

T-Test

Notes

Output Created 24-JAN-2021 14:39:51


Comments
Input Data D:\SKRIPSI 2021\D4 Universitas
Nasional\EKA\UJI HOMOGEN,
INDEPENDEN & UJI MANWITNEY.sav
Active Dataset DataSet1
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 30
Missing Value Handling Definition of Missing User defined missing values are treated as
missing.
Cases Used Statistics for each analysis are based on
the cases with no missing or out-of-range
data for any variable in the analysis.
Syntax T-TEST GROUPS=KELOMPOK(1 2)
/MISSING=ANALYSIS
/VARIABLES=HASIL
/CRITERIA=CI(.95).
Resources Processor Time 00:00:00,00
Elapsed Time 00:00:00,01

Group Statistics
KELOMPOK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

PENURUNAN KADAR HB Intervensi 15 11.107 1.1392 .2941


Kontrol 15 9.120 1.4473 .3737
Independent Samples Test

Levene's Test for


Equality of
Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the

Sig. Mean Std. Error Difference

F Sig. t df (2-tailed) Difference Difference Lower Upper

PENURUNAN Equal variances


1.146 .293 4.178 28 .000 1.9867 .4756 1.0125 2.9608
KADAR HB assumed
Equal variances
4.178 26.536 .000 1.9867 .4756 1.0101 2.9632
not assumed
EXAMINE VARIABLES=HASIL BY KELOMPOK
/PLOT BOXPLOT STEMLEAF NPPLOT
/COMPARE GROUPS
/STATISTICS DESCRIPTIVES
/CINTERVAL 95
/MISSING LISTWISE
/NOTOTAL.

Explore

Notes

Output Created 24-JAN-2021 14:56:13


Comments
Input Data D:\SKRIPSI 2021\D4 Universitas
Nasional\EKA\UJI NORMALITAS.sav
Active Dataset DataSet1
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 60
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values for dependent
variables are treated as missing.
Cases Used Statistics are based on cases with no
missing values for any dependent variable
or factor used.
Syntax EXAMINE VARIABLES=HASIL BY
KELOMPOK
/PLOT BOXPLOT STEMLEAF NPPLOT
/COMPARE GROUPS
/STATISTICS DESCRIPTIVES
/CINTERVAL 95
/MISSING LISTWISE
/NOTOTAL.
Resources Processor Time 00:00:02,39

Elapsed Time 00:00:01,00


KELOMPOK

Case Processing Summary


Cases

Valid Missing Total

KELOMPOK N Percent N Percent N Percent

PENURUNAN KADAR HB Pre-Test (intervensi) 15 100.0% 0 0.0% 15 100.0%

Pos-Test (Intervensi) 15 100.0% 0 0.0% 15 100.0%

Pre-Test (Kontrol) 15 100.0% 0 0.0% 15 100.0%


Pos-Test (Kontrol) 15 100.0% 0 0.0% 15 100.0%

Descriptives
KELOMPOK Statistic Std. Error

PENURUNAN KADAR HB Pre-Test (intervensi) Mean 8.993 .2915

95% Confidence Interval for Lower Bound 8.368


Mean Upper Bound 9.619
5% Trimmed Mean 9.043

Median 8.900

Variance 1.275

Std. Deviation 1.1291


Minimum 6.7

Maximum 10.4

Range 3.7
Interquartile Range 1.6

Skewness -.763 .580


Kurtosis -.145 1.121

Pos-Test (Intervensi) Mean 11.107 .2941

95% Confidence Interval for Lower Bound 10.476


Mean Upper Bound 11.738

5% Trimmed Mean 11.119

Median 11.400

Variance 1.298

Std. Deviation 1.1392

Minimum 8.9

Maximum 13.1

Range 4.2

Interquartile Range .9
Skewness -.449 .580

Kurtosis .260 1.121

Pre-Test (Kontrol) Mean 8.113 .3235

95% Confidence Interval for Lower Bound 7.419


Mean Upper Bound 8.807
5% Trimmed Mean 8.126

Median 8.100

Variance 1.570
Std. Deviation 1.2529

Minimum 6.0

Maximum 10.0
Range 4.0

Interquartile Range 1.8


Skewness .147 .580

Kurtosis -.736 1.121

Pos-Test (Kontrol) Mean 9.120 .3737

95% Confidence Interval for Lower Bound 8.319


Mean Upper Bound 9.921

5% Trimmed Mean 9.117


Median 8.900

Variance 2.095
Std. Deviation 1.4473

Minimum 6.8

Maximum 11.5

Range 4.7

Interquartile Range 2.2


Skewness -.080 .580

Kurtosis -.777 1.121


Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

KELOMPOK Statistic df Sig. Statistic df Sig.

PENURUNAN KADAR HB Pre-Test (intervensi) .214 15 .064 .897 15 .084

Pos-Test (Intervensi) .167 15 .200* .946 15 .466

Pre-Test (Kontrol) .134 15 .200* .935 15 .328


Pos-Test (Kontrol) .106 15 .200* .959 15 .682

*. This is a lower bound of the true significance.


a. Lilliefors Significance Correction
PENURUNAN KADAR HB

Stem-and-Leaf Plots

PENURUNAN KADAR HB Undefined error #60536 - Cannot open text file "C:\PROGRA~1\IBM\SPSS\STATIS~1\23\lang\en\spss.err":
No such file or directory
KELOMPOK= Pre-Test (intervensi)

Frequency Stem & Undefined error #60544 - Cannot open text file "C:\PROGRA~1\IBM\SPSS\STATIS~1\23\lang\en\spss.err":
No such f

1,00 6 . 7
1,00 7 . 0
6,00 8 . 047799
1,00 9 . 2
6,00 10 . 000004

Undefined error #60541 - Cannot open text file "C:\PROGRA~1\IBM\SPSS\STATIS~1\23\lang\en\spss.err": No such file or
directory
Undefined error #60542 - Cannot open text file "C:\PROGRA~1\IBM\SPSS\STATIS~1\23\lang\en\spss.err": No such file or
directory
ctory

PENURUNAN KADAR HB Undefined error #60536 - Cannot open text file "C:\PROGRA~1\IBM\SPSS\STATIS~1\23\lang\en\spss.err":
No such file or directory
KELOMPOK= Pos-Test (Intervensi)

Frequency Stem & Undefined error #60544 - Cannot open text file "C:\PROGRA~1\IBM\SPSS\STATIS~1\23\lang\en\spss.err":
No such f
2,00 Extremes (=<9,1)
1,00 10 . 1
3,00 10 . 678
3,00 11 . 344
3,00 11 . 555
2,00 12 . 34
1,00 Extremes (>=13,1)

Undefined error #60541 - Cannot open text file "C:\PROGRA~1\IBM\SPSS\STATIS~1\23\lang\en\spss.err": No such file or
directory
Undefined error #60542 - Cannot open text file "C:\PROGRA~1\IBM\SPSS\STATIS~1\23\lang\en\spss.err": No such file or
directory
ctory

PENURUNAN KADAR HB Undefined error #60536 - Cannot open text file "C:\PROGRA~1\IBM\SPSS\STATIS~1\23\lang\en\spss.err":
No such file or directory
KELOMPOK= Pre-Test (Kontrol)

Frequency Stem & Undefined error #60544 - Cannot open text file "C:\PROGRA~1\IBM\SPSS\STATIS~1\23\lang\en\spss.err":
No such f

4,00 6 . 0789
1,00 7 . 2
7,00 8 . 0012477
,00 9 .
3,00 10 . 000

Undefined error #60541 - Cannot open text file "C:\PROGRA~1\IBM\SPSS\STATIS~1\23\lang\en\spss.err": No such file or
directory
Undefined error #60542 - Cannot open text file "C:\PROGRA~1\IBM\SPSS\STATIS~1\23\lang\en\spss.err": No such file or
directory
ctory
PENURUNAN KADAR HB Undefined error #60536 - Cannot open text file "C:\PROGRA~1\IBM\SPSS\STATIS~1\23\lang\en\spss.err":
No such file or directory
KELOMPOK= Pos-Test (Kontrol)

Frequency Stem & Undefined error #60544 - Cannot open text file "C:\PROGRA~1\IBM\SPSS\STATIS~1\23\lang\en\spss.err":
No such f

2,00 6 . 88
1,00 7 . 5
5,00 8 . 36779
2,00 9 . 17
3,00 10 . 156
2,00 11 . 05

Undefined error #60541 - Cannot open text file "C:\PROGRA~1\IBM\SPSS\STATIS~1\23\lang\en\spss.err": No such file or
directory
Undefined error #60542 - Cannot open text file "C:\PROGRA~1\IBM\SPSS\STATIS~1\23\lang\en\spss.err": No such file or
directory
ctory
Normal Q-Q Plots
Detrended Normal Q-Q Plots
FOTO-FOTO DOKUMENTASI
FOTO-FOTO DOKUMENTASI
FOTO-FOTO DOKUMENTASI
LEMBAR KONSULTASI/BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : Eka Bintari Chendriany


NPM 195401426596
Program Studi : Kebidanan Serjana Terapan
Judul skripsi : Pengaruh Pemberian Jus Buah Naga Terhadap
Kadar Hb Pada Ibu Hamil Trimester III Dengan
Anemia Di UPTD Puskesmas Taktakan Serang -
Banten Tahun 2020
Dosen Pembimbing I : Dr. Rini Kundaryanti, SKM. M. Kes
Dosen Pembimbing II : Dr. Nurul Husnul Lail, S.SiT, M. Kes

Kegiatan Konsultasi

Tanda tangan
No Hari/Tanggal Materi Konsultasi
Pembimbing
1 29 Oktober 2020 - Konsul judul skripsi
- ACC Judul
- Lanjut membuat proposal dan matrix
jurnal di BAB I
2 27 Desember 2020 - Reverensi 5 tahun kebelakang
- Ikutin pedoman penulisan fikes
3 31 Desember 2020 - Konsultasi proposal penelitian BAB I –
III
- Revisi daftar pustaka
4 02 Februari 2020 - Konsul Skripsi
- Revisi kriteria inkulis dan eksklusi peru
ditambahkan
5 04 Februari 2020 - ACC Sidang
BIODATA PENULIS

A. IDENTITAS DIRI
1. Nama : Eka Bintari Chendriany
2. Tempat / Tanggal lahir : Lebak, 05 Desember 1988
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku / Bangsa : Sunda / Indonesia
6. Email : ekabintarich88@gmail.com
7. Alamat : Asrama Brimob, Jln. Kh Amin Jasoeta No 1
Serang Banten
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SDN 07 Pagi Jakarta 2001
2. SLTP Negeri 3 Rangkasbitung 2004
3. SLTA Negeri 1 Rangkasbitung 2007
4. DIII Kebidanan STIKes Faletehan 2010
5. Terdaftar sebagai Mahasiswa Kebidanan DIV Di Universitas Nasional
Tahun 2019
C. RIWAYAT PEKERJAAN
1. 2010 BPS
2. 2011 Bidan PTT Kementrian Kesehatan RI di UPT Puskesmas Gunung
Kencana Kabupaten Lebak
3. 2014 Bidan PTT Kementrian Kesehatan RI di UPT Puskesmas Taktakan
Kota Serang
4. 2017-Sekarang PNS Bidan Pelaksana di UPTD Puskesmas Taktakan Kota
Serang

Anda mungkin juga menyukai