Anda di halaman 1dari 118

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN KURANG ENERGI KRONIS

(KEK) DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS


MUARA SATU KOTA LHOKSEUMAWE
TAHUN 2018

TESIS

Oleh

HELLIYANA
167032052

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN KURANG ENERGI KRONIS
(KEK) DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS
MUARA SATU KOTA LHOKSEUMAWE
TAHUN 2018

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan Masyarakat (M.K.M)
dalam Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Peminatan Kesehatan Reproduksi
pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Oleh

HELLIYANA
167032052/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Judul Tesis : Hubungan Pengetahuan Gizi dan Kurang Energi
Kronis (KEK) Dengan Anemia pada Ibu Hamil di
Puskesmas Muara Satu Kota Lhokseumawe Tahun
2018

Nama Mahasiswa : Helliyana


Nomor Induk Mahasiswa : 167032052
Program Studi : S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Peminatan : Kesehatan Reproduksi

Menyetujui
Komisi Pembimbing :

(Prof. Dr. Ir. Evawany Y Aritonang, M.Si) (Sri Rahayu Sanusi, S.K.M, M.Kes,Ph.D)
Ketua Anggota

Ketua Program Studi S2 Dekan

(Ir. Etti Sudaryati, M.K.M, Ph.D) (Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si)

Tanggal Lulus : 23 Oktober 2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Telah diuji
Pada tanggal : 23 Oktober 2018

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Ir. Evawany Y Aritonang, M.Si


Anggota : 1. Sri Rahayu Sanusi, S.K.M, M.Kes, Ph.D
2. Dr. Ir. Zulhaida Lubis, M.Kes
3. Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, M.K.M

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PERNYATAAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN KURANG ENERGI KRONIS


(KEK) DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS
MUARA SATU KOTA LHOKSEUMAWE
TAHUN 2018

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, 23 Oktober 2018


Penulis

Helliyana
167032052

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ABSTRAK

Anemia merupakan masalah kesehatan di dunia terutama bagi kelompok


wanita usia subur. WHO menyebutkan prevalensi anemia pada ibu hamil di seluruh
dunia sebesar 41,8%. Anemia pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko bayi dengan
berat lahir rendah, keguguran, kelahiran prematur, bahkan kematian pada ibu dan
bayi baru lahir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan gizi
dan kurang energi kronis (KEK) dengan anemia pada ibu hamil di Puskesmas Muara
Satu Kota Lhokseumawe Tahun 2018.
Jenis penelitian ini adalah cross-sectional dengan sampel berjumlah 90 orang
ibu hamil. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Muara Satu Kota Lhokseumawe
pada Bulan Desember 2017 – Juli 2018. Pengambilan sampel dilakukan dengan
simple random sampling. Variabel independen adalah pengetahuan gizi dan kurang
energi kronis (KEK). Variabel dependennya adalah anemia pada ibu hamil. Data
pengetahuan diperoleh dengan kuesioner dan data KEK dengan melakukan
pengukuran LILA menggunakan pita LILA. Data anemia diperoleh melalui
pengukuran kadar hemoglobin ibu hamil dengan menggunakan alat Easy Touch GHB
Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat. Analisis bivariat dilakukan
dengan menggunakan uji chi-square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 60% pengetahuan gizi kurang, 63,3%
mengalami KEK dan terdapat 54,4% anemia pada ibu hamil. Hasil analisis chi-square
menunjukkan ada hubungan pengetahuan (p=0,008; PR=3,538; 95% CI 1,461-8,571)
dan KEK (p=0,000; PR=13,821; 95% CI 4,738-40,320) dengan anemia pada ibu
hamil di Puskesmas Muara Satu Kota Lhokseumawe.
Diharapkan kepada pihak Puskesmas Muara Satu Kota Lhokseumawe untuk
lebih giat melakukan penyuluhan kesehatan mengenai pentingnya mengonsumsi
tablet tambah darah dan melakukan pengukuran kadar hemoglobin pada ibu hamil
selama masa kehamilan.

Kata kunci: Pengetahuan Gizi, Kurang Energi Kronis, Anemia, Ibu Hamil

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ABSTRACT

Anemia is one of the world’s health problem for productive aged-women in


particular. WHO states that the prevalence of anemia in pregnant women through out
the world is 41.8%. Anemia in pregnant women can increase the risk of underweight
babies, miscarriage, premature birth, and maternal and neonatal deaths. The
objective of the research was to discover the correlation of knowledge about nutrition
and KEK (Lack of Chronic Energy) with anemia in pregnant women in Muara I,
Health Centre Lhokseumawe, in 2018..
This research is a cross-sectional for 90 pregnant women as samples. The
research was done in Muara I Health Centre Lhokseumawe in December 2017.
Sample was taken by employing simple random sampling technique. Independent
variables were knowledge of nutrition and KEK, while dependent variable was
anemia in pregnant women. The data of knowledge was obtained through
questionnaires, and the data of KEK was obtained through LILA (Upper Arm
Circumference Measurement) using LILA tape. The data of anemia was obtained
from the measurement of hemoglobin in pregnant women by using Easy Touch GHB.
The data was analyzed by using univariate and bivariate analysis. Bivariate analysis
was done by using Chi-square test.
The results of the research demonstrated 60% of knowledge about nutrition
was not good, 63.3% of the respondents had KEK and 54.4% of the pregnant women
had anemia. The results of Chi-square analysis showed that there was a correlation
of knowledge (p = 0.008; PR = 3.538; 95% CI 1.461-8.571) and KEK (p = 0.000; PR
= 13.821; 95% CI 4.738-40.320) with anemia in pregnant women in Muara I Health
Centre, Lhokseumawe.
It is recommended that the management in a health center be more active in
conduct health counseling about the importance of consuming blood-booster tablets
and monitoring the rate of hemoglobin during pregnancy.
Keywords: knowledge, lack of chronic energy, anemia, pregnant women.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat dan ridho-Nya, yang telah menganugerahkan kemudahan dan kelancaran

sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian dan Penyusunan Tesis ini yang

berjudul “Hubungan Pengetahuan Gizi dan Kurang Energi Kronis (KEK)

dengan Anemia pada Ibu Hamil di Puskesmas Muara Satu Kota Lhokseumawe

Tahun 2018“. Tesis ini adalah salah satu persyaratan yang di tetapkan untuk

memperoleh gelar Magister Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada Prof.

Dr. Ir. Evawani Y Aritonang, M.Si selaku dosen pembimbing I dan Sri Rahayu

Sanusi, S.K.M., M.Kes, Ph.D selaku dosen pembimbing II yang telah banyak

memberikan pengarahan, bimbingan dan dengan sabar membantu pelaksanaan

penelitia ini serta selalu memberikan nasihat yang akan saya gunakan untuk

kehidupan saya. Selanjutnya penulis juga ingin mengucapkan terima kasih dan

penghargaan kepada :

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H, M.Hum, selaku Rektor Universitas Sumatera

Utara.

2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3. Ir. EttiSudaryati, M.K.M, Ph.D selaku Ketua Program Studi S2 Ilmu Kesehatan

Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

4. Destanul Aulia, S.K.M., M.BA, M.Ec, Ph.D selaku Sekretaris Program Studi S2

Ilmu Kesehatan Masyarakat FKM Universitas Sumatera Utara.

5. Dr. Ir. Zulhaida Lubis, M.Kes dan Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, M.K.M selaku

penguji yang telah membantu berkenan memberikan masukan-masukan berharga

demi kesempurnaan penyusunan tesis ini.

6. Seluruh dosen dan staf di lingkungan Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu yang sangat berarti

selama penulis mengikuti pendidikan.

7. Teristimewa kepada ayah saya alm. H. M.Kasem H.Mureh dan ibu alm. Hj.

Nurhayati H.Aziz, walaupun keduanya telah meninggal, jasanya perjuangannya

dalam membesarkan saya dan apa yang telah mereka wariskan pada diri saya

merupakan anugerah yang terus saya syukuri.

8. Suamiku Andi Afriadi dan Putriku Aprilia Sandy yang dengan senang hati,

mendukung saya untuk melanjutkan Program Studi S2 Ilmu Kesehatan

Masyarakat di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara,

mendampingi, penyemangat yang selalu sabar membantu pengerjaan tugas

penelitian agar berjalan lancar.

9. Seluruh keluarga tersayang, Litamarlina, Haslina, Fitriyana, Mardiyana, dan

Keponakan saya Novi Nadia Sari, Ayu Yusna yang senantiasa memberikan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


dukungan serta doa hingga peneliti tetap bersemangat dan pantang menyerah

dalam pelaksanaan dan penyelesaian penelitian ini.

10. Seluruh fasilitator yang terlibat sehingga kegiatan penelitian dapat berjalan

lancar.

11. Pihak Puskesmas Muara Satu Kota Lhokseumawe yang bersedia meluangkan

waktu dan tempat untuk membantu penelitian ini.

12. Pihak Puskesmas Mon Geudong Kota Lhokseumawe yang bersedia meluangkan

waktu untuk ikut berpartisipasi dalam penelitian ini dan memberikan kerjasama

yang baik selama proses penelitian.

13. Asrika Sari Harahap, Vani Olin Arysha, Jayanti Rida, Rani Soraya merupakan

teman penulis sejak rencana penelitian ini dimulai, saling memberikan masukan

dan kritik juga motivasi untuk menyempurnakan hasil penulisan ini.

14. Teman-teman peminatan Kesehatan Reproduksi yang tidak disebutkan satu

persatu yang telah memberikan semangat dan masukan kepada penulis dalam

menyempurnakan karya tulis ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini banyak

kekurangan, mengharapkan saran serta kritik demi kesempurnaan karya tulis ilmiah

ini. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak Amin.

Medan, 23 Oktober 2018


Penulis

Helliyana
167032052

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


RIWAYAT HIDUP

Helliyana di lahirkan di Aceh Utara pada tanggal 17 Agustus 1978. Anak ke

enam dari Sembilan bersaudara dari pasangan Alm. H. M. Kasim H.Mureh dan

Alm.Hj. Nurhayati H.Aziz.

Pendidikan formal penulis dimulai dari pendidikan SD Negeri 01 Sawang Aceh

Utara pada tahun 1984 – 1990, SMP Negeri 07 Cunda Kota Lhokseumawe pada

tahun 1990 – 1993, Program Pendidikan Bidan di Sekolah Perawat Kesehatan

Denkesyah 010401 Kota lhokseumawe tahun 1993 - 1996, pada tahun 2006 – 2009

Program Pendidikan Diploma III (Tiga) Kebidanan Akademi Kebidanan Pemerintah

Kabupaten Aceh Utara, Pada tahun 2012 – 2013 Proram studi Diploma IV Bidan

Pendidik di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Darussalam Kota

Lhokseumawe. dan pada tahun 2016 – 2018 melanjutkan pendidikan di Program

Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat minat studi

Kesehatan Reproduksi di Universitas Sumatera Utara.

Pengalaman bekerja penulis pernah menjadi Bidan Desa Pada tahun 1997 -2005

di Pemerintahan Kota Lhokseumawe dan pada tahun 2006 sampai saat ini staf

Aparatur Sipil Negara di Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK ............................................................................................................. i
ABSTRACT ............................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................. vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii

BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 5
1.3 TujuanPenelitian ................................................................................ 6
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 6
1.4.1 BagiPuskesmas Muara I Lhokseumawe ................................... 6
1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan ......................................................... 6
1.4.3 Bagi Peneliti ............................................................................. 6

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 7

2.1 Anemia .............................................................................................. 7


2.2 Anemia dalam Kehamilan ................................................................ 9
2.2.1 Fisiologis ................................................................................. 10
2.2.2 Patologis .................................................................................. 11
2.2.3 Tanda dan Gejala ..................................................................... 11
2.2.4 Klasifikasi Anemia pada Kehamilan ....................................... 12
2.2.5 Standar Pemeriksaan Kadar Hb ................................................ 13
2.2.6 Pengaruh Anemia pada Ibu Hamil, Bersalin, dan Nifas .......... 18
2.2.7 Pencegahan Anemia Pada Ibu Hamil ...................................... 18
2.2.8 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Anemia
Pada Ibu Hamil ........................................................................ 20
2.3 Kurang Energi Kronis (KEK) ........................................................... 27
2.3.1 Definisi .................................................................................... 27

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.3.2 Penyebab KEK ........................................................................ 28
2.3.3 KEK Pada Ibu Hamil ............................................................... 29
2.3.4 Akibat KEK Selama Kehamilan .............................................. 30
2.3.5 Lingkar Lengan Atas (LiLA) .................................................. 31
2.4 Pengetahuan ...................................................................................... 34
2.5 Gizi .................................................................................................. 35
2.6 Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Anemia .................................. 37
2.7 Landasan Teori ................................................................................. 38
2.8 Kerangka Teori ................................................................................. 39
2.9 Kerangka Konsep .............................................................................. 40
2.10Hipotesis Penelitian .......................................................................... 41

BAB 3. METODE PENELITIAN ....................................................................... 42

3.1 Jenis Penelitian ................................................................................. 42


3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................ 42
3.2.1 Lokasi Penelitian ..................................................................... 42
3.2.2 Waktu Penelitian ..................................................................... 42
3.3 Populasi dan Sampel ......................................................................... 42
3.3.1 Populasi ................................................................................... 42
3.3.2 Sampel ..................................................................................... 43
3.4 Metode Pengumpulan Data ............................................................... 44
3.4.1 Data Primer .............................................................................. 44
3.4.2 Data Sekunder ......................................................................... 44
3.4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas .................................................. 45
3.5 Variabel dan Definisi Operasional .................................................... 46
3.5.1 Variabel Dependen .................................................................. 46
3.5.2 Variabel Independen ................................................................ 46
3.6 Aspek Pengukuran ............................................................................ 46
3.6.1 Variabel Dependen .................................................................. 46
3.6.2 Variabel Independen ................................................................ 46
3.7 Metode Analisis Data ........................................................................ 47

BAB 4. HASIL PENELITIAN ............................................................................ 49

4.1 Gambaran Lokasi Penelitian .............................................................. 49

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.2 Analisis Univariat .............................................................................. 51
4.2.1 Karakteristik Responden .......................................................... 51
4.2.2 Pengetahuan Gizi ...................................................................... 52
4.2.3 Kurang Energi Kronis (KEK)................................................... 52
4.2.4 Anemia ..................................................................................... 53
4.3 Analisis Bivariat ................................................................................ 53
4.3.1 Pengetahuan Gizi ...................................................................... 53
4.3.2 KEK .......................................................................................... 54

BAB 5. PEMBAHASAN ....................................................................................... 56

5.1 Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Anemia pada Ibu hamil di


Puskesmas Muara I di Kota Lhokseumawe Tahun 2017 ................... 56
5.2 Hubungan KEK dengan Anemia pada Ibu hamil di Puskesmas
Muara I di Kota Lhokseumawe Tahun 2017 ..................................... 61
5.3 Implikasi Penelitian ........................................................................... 67
5.4 Keterbatasan Penelitian...................................................................... 67

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 68

6.1 Kesimpulan ........................................................................................ 68


6.2 Saran .................................................................................................. 68

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 40

LAMPIRAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

4.1 Distribusi Responden berdasarkan Karakteristik di Puskesmas Muara


I di Kota Lhokseumawe Tahun 2017 .................................................... 51

4.2 Distribusi Responden berdasarkan Pengetahuan Gizi di Puskesmas


Muara I di Kota Lhokseumawe Tahun ................................................ 52

4.3 Distribusi Responden berdasarkan KEK di Puskesmas Muara I di


Kota Lhokseumawe Tahun .................................................................. 52

4.4 Distribusi Responden berdasarkan Anemia di Puskesmas Muara I di


Kota Lhokseumawe Tahun 2017 .......................................................... 53

4.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Gizi dengan Anemia pada Ibu


hamil di Puskesmas Muara I di Kota Lhokseumawe Tahun 2017........ 53

4.6 Distribusi Frekuensi KEK dengan Anemia pada Ibu Hamil di


Puskesmas Muara I di Kota Lhokseumawe Tahun 2017 ...................... 54

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

2.1 Struktur Kimia Hb................................................................................. 13

2.2 Gambar Hb ............................................................................................ 13

2.3 Alat Sahli .............................................................................................. 15

2.4 Spektofotometer 4010 ........................................................................... 16

2.5 Easy Touch GHb ................................................................................... 17

2.6 Cara Pengukuran LILA ......................................................................... 33

2.7 Kerangka Teori ..................................................................................... 39

2.8 Kerangka Konsep Penelitian ................................................................. 40

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

1. Lembar Penjelasan Kepada Subjek Penelitian ...................................... 75

2. Inform Consent...................................................................................... 76

3. Kuesioner Penelitian ............................................................................. 77

4. Master Data ........................................................................................... 80

5. Hasil Analisis SPSS .............................................................................. 83

6. Surat Izin Permohonan Survei Pendahuluan......................................... 96

7. Surat Balasan Permohonan Survei Pendahuluan .................................. 97

8. Surat Izin Penelitian .............................................................................. 98

9. Surat Balasan dari Tempat Penelitian ................................................... 99

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) adalah jumlah kematian ibu setiap 100.000

kelahiran hidup selama masa kehamilan, persalinan dan nifas atau pengelolaannya

dan bukan karena sebab lain seperti kecelakaan atau terjatuh (Kemenkes, 2016).

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI, 2012) menunjukkan bahwa rasio

kematian maternal angka kematian ibu (AKI) sebesar 359 kematian maternal per

100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu di Provinsi Aceh mencapai 149 ibu per

100.000 lahir hidup pada tahun 2014, dan menurun hingga 135 ibu per 100.000 lahir

hidup pada tahun 2016 (Admin, 2016).Angka Kematian Ibu di Kota Lhokseumawe

Tahun 2016 diasumsikan sebesar 8/4.282x100.000 kelahiran hidup.

Rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil menjadi factor

penentu angka kematian meskipun ada faktor lain yang memengaruhinya, seperti

pendarahan, keracunan kehamilan yang diserta ikejang-kejang, aborsi, dan infeksi.

Pendarahan menempati persentase tertinggi penyebab kematian ibu yaitu sebesar 28%

sedangkan penyebab utama terjadinya pendarahan pada ibu hamil adalah anemia dan

kekurangan energi kronis (KEK) (Bappenas, 2015).

Anemia adalah suatu kondisi dimana jumlah sel darah merah atau kapasitas

pembawa oksigen tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan fisiologis yang

bervariasi menurut usia, jenis kelamin, ketinggian, kebiasaan merokok dan status

kehamilan sehingga mengganggu kapasitas darah untuk mengangkut oksigen di

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


dalam tubuh (WHO, 2018). Anemia merupakan indicator gizi dan kesehatan yang

buruk. Penyebab anemia yang paling umum di seluruh dunia adalah defisiensi besi,

akibat ketidakseimbangan zat besi yang berkepanjangan yang disebabkan oleh asupan

zat besi atau asupan makanan yang tidak adekuat. Kebutuhan zat besi meningkat

selama kehamilan atau periode pertumbuhan dan diperparah dengan periode

menstruasi serta kecacingan.

Anemia pada umumnya terjadi di seluruh dunia, terutama di negara

berkembang (developing countries) dan pada kelompok sosio ekonomi rendah. Pada

kelompok dewasa, anemia terjadi pada wanita usia reproduksi, terutama wanita hamil

dan wanita menyusui karena mereka yang banyak mengalami defisiensi Fe. Secara

keseluruhan, anemia terjadi pada 45% wanita di negara berkembang dan 13% di

negara maju (developed countries) (Riskesdas, 2013). Diperkirakan 50% anemia pada

wanita diseluruh dunia disebabkan oleh defisiensi zat besi (WHO, 2014). World

Health Organization (2011) menyatakan bahwa pada tahun 2011, prevalensi anemia

pada wanita hamil di dunia sebesar 38,2%.

Kelompok ibu hamil merupakan salah satu kelompok yang berisiko tinggi

mengalami anemia, meskipun anemia yang dialami umumnya merupakan anemia

relatif akibat perubahan fisiologis tubuh selama kehamilan. Anemia defisiensi besi

pada ibu hamil dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin atau bayi

saat kehamilan maupun setelahnya (Profil Kesehatan Indonesia, 2016). Ibu hamil

dianggap mengalami anemia bilakadar Hbnya di bawah <11,0 g/dl. Anemia tersebut

terjadi karena adanya peningkatan volume plasma yang berakibat pengenceran kadar

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Hb tanpa perubahan bentuk sel darah merah (Riskesdas, 2013).

Di Indonesia, proporsi anemia pada ibu hamil sebesar 37,1% dan

prevalensinya hampir sama antara bumil diperkotaan (36,4%) dan perdesaan (37,8%)

(Riskesdas, 2013). Profil Kesehatan Provinsi Aceh Tahun 2012, jumlah kasus anemia

yang mendapat perawatan di rawat inap Rumah Sakit Umum Tahun 2012 adalah

1.301 kasus. Hal ini menunjukkan angka tersebut mendekati masalah kesehatan

masyarakat berat (severe public health problem) dengan batas prevalensi anemia

lebih dari 40% (BPPK, 2014). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota

Lhokseumawe Tahun 2017, dari 4.734 ibu hamil, 184 ibu hamil mengalami KEK dan

1.001 ibu hamil mengalami anemia. Data Puskesmas Muara Satu Tahun 2017

menunjukkan bahwa dari 835 ibu hamil, sebanyak 48 orang mengalami KEK dan 47

orang mengalami anemia.

Kondisi bayi dalam kandungan seorang ibu sangat dipengaruhi keadaan gizi

ibu sebelum dan selama mengandung. Wanita hamil berisiko mengalami kekurangan

energi kronik (KEK) jika memiliki lingkar lengan atas (LiLA) kurang dari 23,5 cm.

Kurang energi kronis (KEK) adalah kondisi yang disebabkan oleh adanya

ketidakseimbangan asupan gizi antara energi dan protein, sehingga zat gizi yang

dibutuhkan tubuh tidak tercukupi. Ibu hamil diketahui menderita KEK dilihat dari

pengukuran LiLA (Lingkar Lengan Atas), adapun batas LiLA ibu hamil dengan

risiko KEK adalah kurang dari 23,5 cm (Saraswati dan Sumarno, 1998).

KEK pada ibu hamil dapat menyebabkan risiko dan komplikasi pada ibu

hamil seperti berat badan ibu tidak bertambah secara normal, anemia, pendarahan dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


terkena penyakit infeksi (Achadi, 2007). Hasil Riskesdas 2013, angka KEK secara

nasional sebesar 24,2%. Prevalensi risiko KEK terendah di Bali (10,1%) dan tertinggi

di Nusa Tenggara Timur (45,5%).

Hasil penelitian Fidyah (2014) yang berjudul „Pengaruh Kekurangan Energi

Kronis (KEK) dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil‟ menunjukkan bahwa ada

pengaruh KEK terhadap anemia pada ibu hamil di Puskesmas Kota Tanjung pinang

dengan nilai p value = 0,0002. Hasil penelitian Zulhaida (2017) di Medan

menunjukkan bahwa ada hubungan KEK dengan anemia pada wanita hamil dengan

OR 4,082 95% CI 1,604-10,387 yang berarti bahwa wanita hamil dengan KEK

memiliki risiko 4 kali lebih tinggi untuk mengalami anemia dibandingkan dengan

wanita hamil yang tidak mengalami KEK.

Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang dapat merangsang

terwujudnya sebuah perilaku kesehatan. Jika ibu hamil memiliki pengetahuan yang

baik tentang gizi maka akan dapat memengaruhi perilakunya dalam mencegah

anemia selama kehamilannya (Lindung, 2013). Hasil penelitian Lindung (2013)

menunjukkan bahwa ibu hamil yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik dan

kurang tentang anemia di Puskesmas Moyudan adalah 50%. Ibu hamil yang memiliki

pengetahuan kurang akan berperilaku negatif dan begitu pula sebaliknya. Ibu hamil

yang memiliki pengetahuan baik akan berperilaku positif. Hasil penelitian tersebut

didukung oleh penelitian yang dilakukan Nursilmi (2016) di Puskesmas Jetis Kota

Yogyakarta yang mengatakan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan

tentang anemia dengan kejadian anemia pada ibu hamil trimester III dengan p value =

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


0,006.

Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan pada 10 responden,

didapatkan data bahwa sebanyak 7 responden ternyata memiliki pengetahuan yang

kurang mengenai anemia dan 6 orang dengan status gizi yang kurang baik (LiLA

kurang dari 23,5 cm) pada saat kehamilan, dan 3 diantaranya ibu hamil dengan

anemia. Pengetahuan mengenai anemia pada saat kehamilan sangatlah penting bagi

yang sedang hamil, karena pengetahuan dapat mempengaruhi sikap dan perilaku

masyarakat dalam menjaga pola konsumsi makanan sehari-hari sehingga dapat

mencegah terjadinya anemia pada saat kehamilan. Sedangkan status gizi pada saat

kehamilan juga perlu diperhatikan, kebutuhan akan zat besi juga meningkat sejalan

dengan pertambahan umur kehamilan. Berdasarkan penelitian pendahuluan di atas

perlu dilakukan penelitian tentang “Hubungan Pengetahuan Gizi dan Kurang Energi

Kronis (KEK) dengan Anemia pada Ibu Hamil di Puskesmas Muara Satu Kota

Lhokseumawe Tahun 2018”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah “Bagaimana hubungan pengetahuan gizi dan Kurang Energi Kronis (KEK)

dengan anemia pada ibu hamil di Puskesmas Muara Satu Kota Lhokseumawe tahun

2018”.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan gizi dengan anemia pada ibu hamil di

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Puskesmas Muara Satu Kota Lhokseumawe tahun 2018.

2. Untuk mengetahui hubungan Kurang Energi Kronis (KEK) dengan anemia pada

ibu hamil di Puskesmas Muara Satu Kota Lhokseumawe tahun 2018.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meberikan informasi tentang hubungan

pengetahuan gizi dan kurang energi kronis (KEK) dengan anemia pada ibu hamil di

Puskesmas Muara Satu Kota Lhokseumawe dan diharapkan dapat meningkatkan

pengetahuan ibu hamil tentang masalah kurang energi kronis dan anemia pada ibu

hamil. Sehingga dapat menjadi pertimbangan dalam mendukung program pemerintah

atau swasta dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kurang energi kronis dan

anemia pada ibu hamil sedini mungkin.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anemia

Anemia didefinisikan sebagai suatu keadaan kadar hemoglobin (Hb) di dalam

darah lebih rendah daripada nilai normal untuk kelompok orang menurut umur dan

jenis kelamin. Anemia gizi adalah suatu keadaan dengan kadar hemoglobin darah

yang lebih rendah daripada normal sebagai akibat ketidakmampuan jaringan

pembentuk sel darah merah dalam produksinya guna mempertahankan kadar

hemoglobin pada tingkat normal (Andriani, 2013). Anemia merupakan suatu kondisi

tidak mencukupinya cadangan zat besi sehingga berkurangnya penyaluran zat besi ke

jaringan tubuh. Kadar hemoglobin bagi wanita hamil adalah 11 gr/dl (WHO, 1968

dalam Andriani, 2013).

National Institute of Health (NIH) Amerika (2011) menyatakan bahwa anemia

terjadi ketika tubuh tidak memiliki cukup jumlah sel darah merah. Hal ini disebabkan

karena tubuh membuat sel darah merah terlalu sedikit, menghancurkan sel darah

merah terlalu banyak, atau kehilangan sel darah merah yang berlebihan. Sel darah

merah mengandung hemoglobin yaitu protein yang membawa oksigen ke seluruh

jaringan tubuh. Ketika seseorang tidak memiliki cukup sel darah merah atau jumlah

hemoglobin dalam darah rendah maka tubuh tidak bisa mendapatkan oksigen sesuai

kebutuhannya sehingga orang tersebut akan merasa lelah atau menderita gejala

lainnya.

Anemia ditandai dengan rendahnya konsentrasi hemoglobin atau hematokrit

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


yang disebabkan rendahnya produksi sel darah merah dan hemoglobin, meningkatnya

kerusakan eritrosit atau hemolisis, atau kehilangan darah yang berlebihan. Defisiensi

Fe berperan besar dalam kejadian anemia (Fatmah, 2010). Hasil studi yang dilakukan

WHO menunjukkan bahwa defisiensi zat besi terdapat pada 40-99% responden

wanita hamil dan diyakini memiliki kontribusi terbesar terhadap anemia (Sandra,

2017).

Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan kurangnya zat besi

dalam tubuh. Kekurangan zat besi dapat disebabkan beberapa hal, seperti asupan

makanan yang rendah zat besi atau zat besi dalam makanan terdapat dalam bentuk

yang sulit diserap. Saat kehamilan, pacu tumbuh, atau saat kehilangan darah, tubuh

perlu memproduksi sel darah merah lebih banyak dari biasanya, sehingga kebutuhan

zat besi juga ikut meningkat. Saat simpanan zat besi dalam tubuh sudah habis dan

penyerapan zat besi pada makanan sedikit, tubuh akan mulai memproduksi sel darah

merah lebih sedikit dan mengandung hemoglobin yang lebih sedikit pula (Sandra,

2017).

Zat-zat gizi yang berperan dalam pembentukan sel darah merah adalah

protein, berbagai vitamin dan mineral. Vitamin tersebut antara lain asam folat,

vitamin C, sedangkan mineral ialah Fe. Yang paling menonjol dan berperan

menimbulkan hambatan pembentukan darah adalah asam folat, vitamin C, Fe dan

juga protein (Sediaoetama, 2000). Menurut Andriani (2013), ada tiga faktor

terpenting yang menyebabkan seseorang menjadi anemia, yaitu kehilangan darah

karena perdarahan akut/kronis, pengrusakan sel darah merah, dan produksi sel darah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


merah yang tidak cukup banyak.

2.2 Anemia dalam Kehamilan

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi dengan kadar hemoglobin di bawah

11gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar <10,5gr% pada trimester 2, nilai batas

tersebut dan perbedaannya dengan kondisi wanita tidak hamil, terjadi karena

hemodilusi, terutama pada trimester 2 (Saifuddin, 2006). Kebutuhan zat besi selama

hamil diperkirakan 1000mg yaitu 350 mg untuk janin dan plasenta, 250 mg keluar

saat melahirkan, tambahan 450 mg dibutuhkan untuk peningkatan sel darah ibu dan

240 mg kehilangan besi basal dari tubuh selama hamil (Aritonang, 2010).

Darah bertambah banyak dalam kehamilan yang tidak diimbangi dengan

jumlah plasma menyebabkan pengenceran darah. Plasma 30%, sel darah 18%, dan

hemoglobin 19%. Pengenceran darah dianggap sebagai penyesuaian diri secara

fisiologis dalam kehamilan dan bermanfaat bagi wanita. Pertama - tama pengenceran

itu meringankan beban jantung yang harus bekerja lebih berat dalam masa hamil,

karena sebagai akibat hidremia cardiac output meningkat (Saifuddin, 2006).

WHO menyatakan bahwa prevalensi (persentase) anemia secara global pada

ibu hamil adalah 51%, sedangkan anemia pada wanita secara keseluruhan adalah

35%. Tingginya prevalensi anemia yang terjadi pada ibu hamil berdasarkan

kebutuhan zat besi yang tinggi selama kehamilan. Faktor yang berhubungan dengan

risiko tinggi terhadap defisiensi besi antara lain adalah kehamilan (khususnya

trimester I dan III), menorrhagia (kehilangan darah lebih dari 80 ml per bulan),

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


kehamilan kembar, donor darah lebih dari 3 kali per tahun dan penggunaan aspirin

secara kronik (Aritonang, 2010).

2.2.1 Fisiologis

Anemia defisiensi Fe disebabkan oleh beberapa hal antara lain hipervolemia

yang terjadi saat kehamilan. Pada wanita hamil saat volume darah meningkat 1,5 liter.

Peningkatan volume tersebut terutama terjadi peningkatan plasma bukan peningkatan

jumlah sel eritrosit. Walaupun ada peningkatan jumlah eritrosit dalam sirkulasi yaitu

450 ml atau 33%, tetapi tidak seimbang dengan peningkatan volume plasma sehingga

terjadi hemodilusi. Pada awalnya, volume plasma meningkat pesat dari usia gestasi 6

minggu, kemudian laju peningkatan melambat. Sementara eritrosit mulai meningkat

pada trimester kedua dan lajunya memuncak pada trimester ketiga.

Hipervolemia yang diinduksi oleh kehamilan mempunyai beberapa fungsi

penting antara lain: mengisi ruang vaskular di uterus, jaringan pembuluh di payudara,

otot, ginjal dan kulit. Hipervolemia juga mengurangi efek pengeluaran hemogloblin

pada persalinan. Penurunan kekentalan darah memperkecil resistensi terhadap aliran

sehingga kerja jantung untuk mendorong darah menjadi lebih ringan. Faktor lain dari

penyebab defisiensi Fe adalah meningkatnya kebutuhan Fe ibu hamil. Kebutuhan ibu

hamil akan zat besi sebesar 900 mgr Fe, pada trimester dua (puncaknya usia

kehamilan 32 sampai 34 minggu) akan terjadi hemodilusi (pengenceran darah) pada

ibu hamil sehingga hemoglobin akan mengalami penurunan, mengakibatkan anemia

kehamilan fisiologis (Budiarti, 2009).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.2.2 Patologis

Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena

perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan

payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester II kehamilan,

dan maksimum terjadi pada trimester III dan meningkat sekitar 1000 ml, menurun

sedikit menjelang aterm serta kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang

meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasenta, yang menyebabkan

peningkatan sekresi aldesteron.

2.2.3 Tanda dan gejala

Gejala yang khas pada anemia jenis ini adalah kuku menjadi rapuh dan

menjadi cekung sehingga mirip seperti sendok, gejala seperti ini disebut koilorika.

Selain itu, anemia jenis ini juga mengakibatkan permukaan lidah menjadi licin,

dinama hal ini karena adanya peradangan pada sudut mulut dan nyeri pada saat

menelan. Gejala anemia pada ibu hamil yang paling sering dijumpai yaitu kelelahan,

kelemahan, pusing, dispnea ringan dengan tenaga, pucat, denyut jantung cepat, sesak

napas dan konsentrasi terganggu. Pada anemia berat akan menyebabkan takikardi

atau hipotensi. Anemia dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur dan infeksi ibu

postpartum (Proverawati, 2011).

Bila kadar Hb < 7gr% maka gejala dan tanda anemia akan jelas. Nilai ambang

batas yang digunakan untuk menentukan status anemia ibu hamil berdasarkan kriteria

WHO 2001 ditetapkan 3 kategori yaitu:

a. Normal : ≥11 gr/dl

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


b. Anemia ringan : 9-10 gr/dl

c. Anemia sedang : 7-8 gr/dl

d. Anemia berat : < 7 gr/dl

Gejala yang mungkin timbul pada anemia adalah keluhan lemah, pucat dan

mudah pingsan walaupun tekanan darah masih dalam batas normal. Anemia adalah

kondisi dimana berkurangnya sel darah merah dalam sirkulasi darah atau massa

hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen

keseluruh jaringan. Anemia adalah suatu keadaan adanya penurunan kadar

hemoglobin, hematokrit, dan atau jumlah eritrosit di bawah nilai normal (20-30%),

yang mengakibatkan kadar hemoglobin dan hematokrit lebih rendah daripada

keadaan tidak hamil (Tarwoto, 2007).

Menurut Proverawati (2011) banyak gejala anemia selama kehamilan,

meliputi: rasa lelah atau lemah, kulit pucat progresif, denyut jantung cepat, sesak

napas, dan konsentrasi terganggu. Keluhan anemia yang paling umum dijumpai pada

masyarakat adalah yang lebih dikenal dengan 5 L yaitu letih, lesu, lemah, lelah dan

lalai. Disamping itu penderita kekurangan zat besi akan menurunkan daya tahan

tubuh yang mengakibatkan mudah terkena infeksi.

2.2.4 Klasifikasi Anemia Pada Kehamilan

Klasifikasi dalam kehamilan menurut (Waryana, 2010):

1. Anemia defisiensi gizi besi

Anemia jenis ini biasanya berbentuk normositik dan hipokromik serta keadaan

tersebut merupakan keadaan yang paling banyak dijumpai.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2. Anemia megaloblastik

Anemia ini biasanya berbentuk makrosistik/perniosa. Penyebab anemia ini

adalah karena kekurangan asam folat, jarang terjadi.

3. Anemia hipoplastik

Anemia hipoplastik disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang dalam

membentuk sel-sel darah merah baru.

4. Anemia hipolitik

Anemia jenis ini disebabkan oleh penghancuran atau pemecahan sel darah merah

yang lebih cepat dari pembuatannya.

2.2.5 Standar Pemeriksaan Kadar Hb

Hemoglobin (Hb) adalah suatu molekul alosterik yang terdiri atas empat

subunit polipeptida dan bekerja untuk menghantarkan O2 dan CO2. Hb mempunyai

afinitas untuk meningkatkan O2 ketika setiap molekul diikat, akibatnya kurva

disosiasi berbelok yang memungkinkan Hb menjadi jenuh dengan O2 dalam paru dan

secara efektif melepaskan O2 ke dalam jaringan.

Gambar 2.1 Struktur Kimia Hb Gambar 2.2 Gambar Hb

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1. Metode Sahli

Tujuan dari pemeriksaan Hb Sahli adalah untuk mengetahui kadar Hb

seseorang dalam g/dl. Hemoglobin dalam darah akan diubah menjadi hematin asam,

kemudian warna yang terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada secara

visual dalam alat Sahli. Metode Hb Sahli dapat dilakukan oleh petugas laboratorium

maupun oleh petugas Puskesmas yang telah terlatih. Prinsip kerjanya adalah

Hemoglobin oleh HCL 0,1 N diubah menjadi hematin asam (Faatih, 2017).

Cara kerja dalam mengoperasikan metode Sahli sebagai berikut (Faatih,

2017):

1. Tabung hemometer diisi dengan larutan HCl 0,1 N sampai tanda 2.

2. Darah kapiler/vena dihisap dengan pipet Sahli sampai tepat pada tanda 20 𝜇l.

3. Kelebihan darah yang melekat pada ujung luar pipet dihapus dengan kertas tissue

secara hati-hati jangan sampai darah dari dalam pipet berkurang.

4. Darah sebanyak 20 𝜇l ini dimasukkan ke dalam tabung yang berisi larutan HCL

tanpa menimbulkan gelembung udara.

5. Pipet dibilas sebelum diangkat dengan jalan menghisap dan mengeluarkan HCl

dari dalam pipet secara berulang-ulang 3 kali.

6. Tunggu 5 menit untuk pembentukan asam hematin.

7. Asam hematin yang terjadi diencerkan dengan aquades setetes demi setetes

sambil diaduk dengan pengaduk dari gelas sampai diperoleh warna yang sama

dengan warna standar.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


8. Miniskus dari larutan dibaca. Miniskus dalam hal ini adalah permukaan terendah

dari larutan.

Gambar 2.3 Alat Sahli

2. Spektrofotometer (Drabkin's)

Darah ditambah larutan yang berisi potasium cyanide dan potasium

Ferricyanide (Drabkins). Ferricyanide akan mengubah ion Fe dari bentuk Ferro (++)

menjadi bentuk ferri (+++) membentuk methemoglobin, yang kemudian tergabung

dengan potassium cyanide membentuk pigmen yang stabil yaitu sianmethemoglobin.

Alat yang digunakan untuk pemeriksaan dengan metode DRABKIN'S adalah

Spektrofotometer. Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur

absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada

suatu obyek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet. Sebagian dari cahaya tersebut akan

diserap dan sisanya akan dilewatkan. Nilai absorbansi dari cahaya yang dilewatkan

akan sebanding dengan konsentrasi larutan di dalam kuvet.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Keunggulan penggunaan speterofotometer alat ini dapat distandarisasi.

Sehingga hasil yang dikeluarkan bisa dipertanggungjawabkan. Kegunaan

Spektrofotometer bisa juga untuk pemeriksaan-pemeriksaan kimia lainnya seperti,

Gula darah, Cholesterol, trigliserida, HDL, LDL, SGOT, SGPT, Ureum, Creatini,

GGT, dan sebagainya (Admin, 2014).

Gambar 2.4 Spektrofotometer 4010

3. Easy Touch GHb

Cara pakai Easy Touch GHb sebagai berikut (Admin, 2014):

1. Masukan baterai dan nyalakan mesin.

2. Atur jam,tanggal dan tahun pada mesin.

3. Ambil chip warna kuning masukan ke dalam mesin untuk cek mesin.

4. Jika layar muncul "OK" berarti mesin siap digunakan.

5. Setiap botol strip pada gula, kolesterol dan Hb terdapat chip test.

6. Untuk cek gula,masukan chip gula dan strip gula terlebih dahulu.

7. Pada layar akan muncul angka/kode sesuai pada botol strip.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


8. Setelah itu akan muncul gambar tetes darah dan kedip-kedip.

9. Masukan jarum pada lancing/alat tembak berbentuk pen dan atur kedalaman

jarum.

10. Gunakan tisu alkohol untuk membersihkan jari anda.

11. Tembakkan jarum pada jari dan tekan supaya darah keluar.

12. Darah di sentuh pada strip dan bukan di tetes diatas strip.

13. Sentuh pada bagian garis yang ada tanda panah.

14. Darah akan langsung meresap sampai ujung strip dan bunyi beep.

15. Tunggu sebentar, hasil akan keluar beberapa detik pada layar.

16. Cabut jarumnya dari lancing juga stripnya dan buang.

17. Chip gula di simpan ke botol lagi.

18. Gunakan chip kolesterol untuk tes kolesterol dan chip Hb untuk tes Hb.

19. Tutup rapat botol strip jika tidak digunakan lagi.

20. Perhatikan masa expired pada setiap strip .

Gambar 2.5 Easy Touch GHb

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.2.6 Pengaruh Anemia pada Ibu Hamil, Bersalin, dan Nifas

Mochtar (1998) mengemukakan pengaruh anemia pada ibu hamil, bersalin

dan nifas adalah :

1. Keguguran.

2. Partus prematurus.

3. Inersia uteri dan partus lama, ibu lemah.

4. Atonia uteri dan menyebabkan perdarahan.

5. Syok.

6. Afibrinogen dan hipofibrinogen.

7. Infeksi intrapartum dan dalam nifas.

8. Bila terjadi anemia gravis ( Hb dibawah 4 gr% ) terjadi payah jantung yang

bukan saja menyulitkan kehamilan dan persalinan tapi juga bisa fatal.

Anemia pada masa hamil berhubungan dengan kejadian BBLR dan

peningkatan risiko kematian ibu dan perinatal. Diperkirakan bahwa 90.000 kematian

ibu dan neonatal disebabkan oleh anemia gizi besi. Selain itu, anemia gizi besi pada

wanita hamil juga memiliki hubungan dengan meningkatnya komplikasi perinatal dan

kelahiran prematur (Sandra, 2017).

2.2.7 Pencegahan Anemia Pada Ibu Hamil

Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian suplemen Fe dosis

rendah 30 mg pada trimester III ibu hamil non anemik Hb ≥ 11 gr/dl, sedangkan

untuk hamil dengan anemia defisiensi besi dapat diberikan suplemen sulfat 325 mg 1-

2 kali sehari. Untuk yang disebabkan oleh defisiensi asam folat dapat diberikan asam

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


folat 1 mg/hari atau untuk dosis pencegahan dapat diberikan 0,4 mg/hari dan bisa

juga diberi vitamin B12 100-200 mcg/hari (Budiarti, 2009). Kemampuan dalam

mengatur pola makan dengan mengkombinasikan menu makanan serta

mengkonsumsi buah dan sayur yang mengandung vitamin C pada waktu makan bisa

membuat tubuh terhindar dari anemia. Mengindari makanan yang dapat menghambat

penyerapan zat besi yaitu kopi dan teh.

1. Mengkonsumsi pangan lebih banyak dan beragam, contoh sayuran warna hijau,

kacang-kacangan, protein hewani, terutama hati.

2. Mengkonsumsi makanan yang kaya akan vitamin C seperti jeruk, tomat, mangga

dan lain-lain yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi (Mei, 2009).

Penderita anemia ringan sebaiknya tidak menggunakan suplemen zat besi.

Lebih cepat bila mengupayakan perbaikan menu makanan. Misalnya dengan

konsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi seperti telur, susu, hati, ikan,

daging, kacang-kacangan (tahu, oncom, kedelai, kacang hijau, sayuran berwarna

hijau, sayuran berwarna hijau tua (kangkung, bayam) dan buah- buahan (jeruk, jambu

biji dan pisang). Selain itu dibiasakan pula menambahkan substansi yang

mendahulukan penyerapan zat besi sperti vitamin C, air jeruk, daging ayam dan ikan.

Sebaliknya substansi penghambat penyerapan zat besi seperti teh dan kopi patut

dihindari. Menurut FAO/WHO dalam Sandra (2017), kekurangan zat besi umumnya

dapat diperangi oleh satu atau lebih dari tiga strategi, yaitu :

1. Suplementasi zat besi (yaitu memberikan tablet besi untuk kelompok sasaran

tertentu seperti wanita hamil dan anak sekolah)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2. Fortifikasi zat besi pada makanan tertentu, seperti tepung

3. Pendidikan gizi dan makanan untuk meningkatkan jumlah zat besi yang diserap

dari makanan dengan meningkatkan asupan zat besi terutama dengan

meningkatkan bioavaibilitas zat besi.

2.2.8 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Anemia Pada Ibu Hamil

a. Faktor dasar

1. Sosial ekonomi

Status sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam

masyarakat, status sosial ekonomi adalah gambaran tentang keadaan

seseorang atau suatu masyarakat yang ditinjau dari segi sosial ekonomi,

gambaran itu seperti tingkat pendidikan, pendapatan dan sebagainya. Status

ekonomi kemungkinan besar merupakan pembentuk gaya hidup keluarga.

Pendapatan keluarga memadai akan menunjang tumbuh kembang anak.

Karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik primer

maupun sekunder (Soetjiningsih, 1997).

Perilaku seseorang dibidang kesehatan dipengaruhi oleh latar belakang

sosial ekonomi. Sekitar 2/3 wanita hamil di negara berkembang diperkirakan

menderita anemia dibanding negara maju. Kondisi anak yang terlahir dari

ibu yang kekurangan gizi dan hidup dalam lingkungan miskin akan

menghasilkan generasi yang kekurangan gizi dan mudah terinfeksi penyakit

(Manuaba, 1998). Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat

tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum atau selama hamil. Status gizi ibu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


hamil ditentukan dengan kesejahteraan keluarga yang dilihat melalui

pendapatan.

Pengertian pendapatan adalah hasil pencarian atau perolehan usaha

(Dapertemen Pendidikan Nasional, 2002). Menurut Mulyanto Sumardi dan

Hans Diater Evers (1982), pendapatan yaitu seluruh penerimaan baik berupa

uang maupun barang baik dari pihak lain maupun dari hasil sendiri. Jadi

yang dimaksud pendapatan dalam penelitian ini adalah suatu tingkat

penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan

dari orang tua dan anggota keluarga lainnya.

Menurut keterbatasan sarana dan sumber daya, rendahnya penghasilan,

adanya peraturan atau perundangan yang menjadi penghambat akan

membatasi keberdayaan orang perorang maupun masyarakat untuk merubah

perilakunya. Peraturan atau perundangan ini diwujudkan dalam bentuk Upah

Minimum Regional, yang telah ditetapkan setiap daerahnya.

Keadaan perekonomian ibu hamil yang rendah akan mempengaruhi

biaya daya beli dan tingkat konsumsi ibu akan makanan yang membantu

penyerapan zat besi, sehingga akan berpengaruh terhadap tingkat kecukupan

gizi ibu hamil (Pujiati, 2001).

2. Pengetahuan

Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pegalaman yang

berasal dari berbagai sumber misalnya media masa, media elektronik, buku

petunjuk kesehatan, media poster, kerabat dekat dan sebagainya (Istiarti,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2000). Kebutuhan ibu hamil akan zat besi (Fe) meningkat 0,8 mg pada

trimester I dan meningkat tajam pada trimester III yaitu 6,3 mg sehari.

Jumlah sebanyak itu tidak mungkin tercukupi hanya melalui makanan

apalagi didukung dengan pengetahuan ibu hamil yang kurang terhadap

peningkatan kebutuhan zat besi (Fe) selama hamil sehingga menyebabkan

anemia pada ibu hamil.

Ibu hamil dengan pengetahuan tentang zat besi (Fe) yang rendah akan

memengaruhi konsumsi tablet (Fe), dan juga pemilihan makanan dengan

sumber (Fe) yang rendah. Sebaliknya ibu dengan pengetahuan konsumsi

tablet (Fe) yang baik akan memiliki pola makan yang baik pula dalam

pemenuhan zat besi (Arisman, 2004).

3. Pendidikan

Pendidikan adalah proses perubahan perilaku menuju kedewasaan dan

penyempurnaan hidup. Biasanya seorang ibu khususnya ibu hamil yang

berpendidikan tinggi dapat menyeimbangkan pola makannya. Apabila pola

makannya tercukupi, maka ibu hamil dapat terhindar dari anemia

(Jamaludin, 2004). Hasil penelitian Permaesih (2005) dalam Sandra (2017)

menunjukkan bahwa, tingkat pendidikan memiliki hubungan dengan anemia,

dimana remaja yang tidak sekolah memiliki peluang 3,8 kali lebih besar,

sedangkan remaja yang bersekolah namun tidak sesuai dengan usianya

memiliki risiko 2,9 kali lebih besar menderita anemia dibandingkan dengan

remaja yang bersekolah sesuai dengan usianya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4. Budaya

Faktor sosial budaya juga sangat berpengaruh terhadap terjadinya

anemia. Kebiasaan berpantang makanan yang terjadi di kalangan ibu hamil

untuk tidak mengkonsumsi sejumlah makanan yang dapat menambah jumlah

anemi pada ibu hamil (Khomsan A, 2004).

b. Faktor tidak langsung

1. Kunjungan Antenatal Care

Antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama pada

pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Manuaba, 1998).

Menurut (Arisman, 2004) kasus anemia defisiensi gizi umumnya selalu

disertai dengan mal nutrisi infestasi parasit, semua ini berpangkal pada

keengganan ibu untuk menjalani pengawasan antenatal. Apabila dilakukan

ANC, kejadian anemia dapat terdeteksi secara dini, karena anemia pada

tahap awal tidak terlalu memberikan keluhan yang bermakna. Keluhan

biasanya terasa jika sudah masuk tahap lanjut.

2. Paritas

Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin yang

mampu hidup diluar rahim (Pusdiknakes, 2003). Paritas ≥3 merupakan

faktor terjadinya anemia yang berhubungan erat dengan jarak kehamilan

yang terlalu dekat < 2 tahun. Hal ini menurut (Arisman, 2004) disebabkan

karena terlalu sering hamil sehingga dapat menguras cadangan zat gizi

tubuh. Selain kunjungan ANC, kehamilan yang berulang dalam waktu yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


singkat akan menghabiskan cadangan besi ibu (Khomsan A, 2004).

3. Umur

Ibu hamil pada usia terlalu muda (< 20 tahun) tidak atau belum siap

untuk memperhatikan lingkungan yang diperlukan untuk pertumbuhan janin.

Sedangkan ibu hamil di atas 30 tahun lebih cenderung mengalami anemia

disebabkan cadangan zat besi yang mulai menurun (Rohadi, 1997).

4. Riwayat kesehatan

Riwayat kesehatan dan penggunaan obat membantu dokter dalam

penyiapan gizi khusus. Wanita berpenyakit kronis memerlukan bukan hanya

zat besi untuk mengatasi penyakitnya, tetapi juga untuk kehamilannya yang

sedang ia jalani (Arisman, 2004).

c. Faktor langsung

1. Pola konsumsi tablet Fe

Pada trimester ke 2 dan ke 3, faktor yang berpengaruh terhadap

terjadinya anemia kehamilan adalah konsumsi tablet besi (Fe) dan kadar

hemoglobin pada trimester sebelumnya. Konsumsi tablet besi (Fe) sangat

berpengaruh terhadap terjadinya anemia khususnya pada trimester II,

trimester III dan masa nifas. Hal ini disebabkan kebutuhan zat besi pada

masa ini lebih besar dibandingkan trimester I dan menunjukkan pentingnya

pemberian tablet besi (Fe) untuk mencegah terjadinya anemia pada

kehamilan dan nifas (Notobroto, 2003).

Defisiensi makanan atau kekurangan gizi dan perhatian yang kurang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


terhadap gizi ibu hamil merupakan predisposisi terjadinya anemia defisiensi

pada ibu hamil di Indonesia (Saifuddin, 2006). Penyebab anemia gizi besi

dikarenakan kurang masuknya unsur besi dalam makanan, karena gangguan

reabsorbsi, gangguan pencernaan atau terlampau banyaknya besi keluar

misalnya perdarahan. Sementara itu kebutuhan ibu hamil akan Fe meningkat

untuk pembentukan plasenta dan sel darah merah sebesar 200-300%.

Perkiraan jumlah zat besi yang diperlukan selama hamil 1040 mg. Sebanyak

300 mg Fe ditransfer ke janin dengan rincian 50-75 mg untuk pembentukan

plasenta, 450 mg untuk menambah jumlah sel darah merah, dan 200 mg

hilang ketika melahirkan. Kebutuhan Fe selama kehamilan trimester I relatif

sedikit yaitu 0,8 mg sehari yang kemudian meningkat tajam selama trimester

III yaitu 6,3 mg sehari. Jumlah sebanyak itu tidak mungkin tercukupi hanya

melalui makanan (Arisman, 2004).

2. Penyakit infeksi

Penyakit infeksi seperti TBC, cacing usus dan malaria juga penyebab

terjadinya anemia karena menyebabkan terjadinya peningkatan

penghancuran sel darah merah dan terganggunya eritrosit (Wiknjosastro,

2004).

3. Perdarahan

Penyebab anemia besi juga dikarenakan terlampau banyak besi keluar

dari badan misalnya perdarahan (Wiknjosastro, 2004).

4. Kurang gizi (Malnutrisi)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Menurut (Mochtar, 1998), malnutrisi dapat terjadi oleh karena

kekurangan gizi (undernutrisi), maupun karena kelebihan gizi (over nutrisi).

Keduanya di sebabkan ketidakseimbangan antara kebutuhan tubuh dan

asupan gizi esensial. Untuk melihat keadan gizi seseorang baik (under

nutrisi) atau (over nutisi) dapat di lihat melalui status gizi nya.

Status gizi adalah ekspresi dalam keadaan seimbang dalam bentuk

variabel tertentu, atau perwujudan dari nutrient dalam bentuk variabel

tertentu (Supariasa, 2000). Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat

mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila status gizi

ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan

melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal.

Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada

keadaan gizi sebelum dan selama hamil.

Bagi ibu hamil pada dasarnya semua zat gizi memerlukan tambahan,

namun yang seringkali menjadi kekurangan adalah energi protein dan

beberapa mineral seperti Zat Besi dan Kalium. Gizi kurang seperti Zat Besi

akan menimbulkan masalah, diantaranya anemia. Untuk mempertahankan

kondisi yang baik pada ibu hamil dapat diupayakan dengan pengaturan

konsumsi makanan, pemantauan berat badan, pemeriksaan kadar Hb, dan

pengukuran LILA sebelum atau saat hamil (Zulhaida, 2003).

Pengukuran LILA adalah suatu cara untuk mengetahui risiko

kekurangan energi kronis (KEK) pada wanita usia subur. Pengukuran LILA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan status gizi dalam jangka

pendek. Pengukuran LILA digunakan karena pengukurannya sangat mudah

dan dapat dilakukan oleh siapa saja. Pengukuran LILA bertujuan untuk

mengetahui risiko KEK pada ibu hamil untuk mencegah risiko melahirkan

bayi berat lahir rendah (BBLR).

2.3 Kurang Energi Kronis (KEK)

2.3.1 Definisi

Kurang energi kronis (KEK) adalah suatu keadaan dimana status gizi

seseorang buruk yang disebabkan kurangnya konsumsi pangan sumber energi yang

mengandung zat gizi makro. Kebutuhan wanita akan meningkat dari biasanya karena

pertukaran dari hampir semua bahan itu terjadi sangat aktif terutama pada trimester

III. Peningkatan jumlah konsumsi makan perlu ditambah terutama konsumsi pangan

sumber energi untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin, maka kurang

mengkonsumsi kalori akan menyebabkan malnutrisi (Fitriana, 2016).

Menurut Depkes RI (2002) dalam Lubis (2016) menyebutkan bahwa kurang

energi kronis (KEK) merupakan keadaan dimana ibu menderita kekurangan makanan

yang berlangsung pada wanita usia subur (WUS) dan pada ibu hamil. Kurang gizi

akut disebabkan oleh tidak mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup atau

makanan yang baik (dari segi kandungan gizi) untuk satu periode tertentu untuk

mendapatkan tambahan kalori dan protein (untuk melawan) muntah dan mencret

(muntaber) dan infeksi lainnya. Gizi kurang kronik disebabkan karena tidak

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup atau makanan yang baik dalam

periode/kurun waktu yang lama untuk mendapatkan kalori dan protein dalam jumlah

yang cukup, atau disebabkan menderita muntaber atau penyakit kronis lainnya.

Pengetahuan ibu terhadap gizi dan permasalahannya sangat berpengaruh

terhadap status gizi keluarga. Ibu hamil yang memiliki pengetahuan gizi yang baik

akan mampu memilih jenis makanan yang tepat untuk dirinya dan janinnya baik dari

segi kuantitas dan kualitas. Selain pengetahuan gizi, pengetahuan kesehatan

kehamilan juga perlu bagi ibu hamil. Dengan demikian, pengetahuan gizi dan

kesehatan merupakan salah satu faktor protektif dalam mempertahankan kualitas

kehamilan. Pengetahuan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kesehatan

(Fitriana, 2016).

2.3.2 Penyebab KEK

Menurut Supariasa (2002) dalam Fitriana (2016), faktor-faktor yang dapat

memengaruhi kejadian KEK pada ibu hamil adalah faktor langsung dan faktor tidak

langsung. Faktor langsung terdiri atas asupan makanan atau pola konsumsi dan

infeksi, sedangkan faktor tidak langsung terdiri atas sosial ekonomi yang meliputi

pendapatan keluarga, pekerjaan ibu, pendidikan ibu, pengetahuan ibu, faktor biologis

yang meliputi usia ibu hamil, jarak kehamilan dan faktor perilaku. Penyebab utama

KEK adalah kekurangan energi pada ibu hamil sejak belum hamil. Kebutuhan energi

yang meningkat saat hamil tidak dapat terpenuhi sehingga muncullah KEK pada ibu

hamil. Menurut Sediaoetama (2010), penyebab KEK terdiri atas penyebab langsung

dan tidak langsung. Yang termasuk dalam penyebab langsung adalah asupan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


makanan atau pola konsumsi dan infeksi yang diderita. Sedangkan yang termasuk

penyebab tidak langsung adalah penurunan nafsu makan dan konsumsi makan,

hambatan absorbsi akibat penyakit infeksi atau kecacingan, rendahnya ekonomi,

pendidikan rendah, produksi pangan yang tidak mencukupi, hygiene dan sanitasi

yang kurang baik, paritas/jumlah anak terlalu banyak, penghasilan rendah, dll. KEK

disebut sebagai penyakit multikausa faktor yang berarti bahwa banyak hal yang

menyebabkan timbulnya penyakit KEK.

2.3.3 KEK Pada Ibu Hamil

Ibu hamil dengan ukuran lingkar lengan atas (LiLA) kurang dari 23,5 cm

adalah ibu hamil yang berisiko mengalami kurang energi kronis (KEK). Selain itu

adanya masalah gizi yang timbul karena adanya perilaku gizi yang salah. Perilaku

gizi yang salah merupakan ketidakseimbangan antara konsumsi zat gizi dan

kecukupan gizi. Jika seseorang mengkonsumsi zat gizi kurang dari kebutuhan

gizinya, maka orang itu akan mengalami gizi kurang (Anwar dan Khomsan, 2008).

Di Indonesia, prevalensi wanita hamil berisiko tinggi terendah di Bali (12,1%)

dan tertinggi di Sumatera Barat (39,8%). Sembilan belas provinsi dengan prevalensi

di atas nasional, yaitu Sulawesi Tenggara, Sumatera Utara, Jambi, Bengkulu, Aceh,

Sulawesi Tengah. Gorontalo, Sulawesi Selatan, Papua Barat, Kalimantan Tengah,

Nusa Tenggara Timur, Jawa Barat, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Kalimantan Barat,

Kalimantan Selatan, Sulawesi Barat, Bangka Belitung dan Sumatera Barat.

Berdasarkan data hasil Riskesdas 2013 tersebut, diketahui bahwa Aceh termasuk

dalam wilayah yang memiliki prevalensi di atas nasional lebih dari 31,3% (batas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


nasional).

2.3.4 Akibat KEK Selama Kehamilan

Akibat KEK saat kehamilan dapat berakibat baik pada ibu maupun janinnya.

Adapun akibat tersebut adalah (Lubis, 2016) :

a. Akibat KEK pada ibu hamil :

1. Terus menerus merasa letih.

2. Kesemutan.

3. Muka tampak pucat.

4. Kesulitan sewaktu melahirkan.

5. Air susu yang keluar tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi, sehingga

bayi akan kekurangan air susu ibu pada saat menyusui.

b. Akibat KEK saat kehamilan terhadap janin :

1. Keguguran

2. Bayi berat lahir rendah (BBLR)

3. Perkembangan otak janin terhambat

4. Bayi lahir sebelum waktunya (premature)

5. Kematian bayi (Helena, 2013 dalam Lubis, 2016)

Beberapa bukti epidemiologi telah menyatakan bahwa anemia yang terjadi

selama hamil dapat membahayakan janin. Hasil studi pada 54.000 kehamilan

menyatakan bahwa pada ibu yang anemia dengan kadar hemoglobin <10,4 gr/dl

sebelum usia 24 minggu kehamilan dibanding ibu hamil dengan kadar hemoglobin

10,4-13,2 gr/dl mempunyai risiko tinggi terhadap berat bayi lahir rendah, lahir

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


prematur dan kematian perinatal (Aritonang, 2010).

2.3.5 Lingkar Lengan Atas (LiLA)

Jenis antropometri yang digunakan untuk mengukur resiko kurang energi

kronis (KEK) pada wanita usia subur (WUS) dan ibu hamil adalah lingkar lengan atas

(LiLA). Dalam pengukuran LiLA, dapat dilihat perubahan secara paralel dalam masa

otot sehingga bermanfaat untuk mendiagnosis kekurangan gizi. LiLA yang rendah

menggambarkan IMT yang rendah. Ibu hamil yang menderita KEK sebelum hamil

biasanya berada pada status gizi kurang sehingga pertambahan berat badan selama

ibu hamil harus lebih besar. Makin rendah IMT pra hamil maka makin rendah berat

lahir bayi maka akan semakin meningkat risiko berat bayi lahir rendah (BBLR).

Cara mengetahui resiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) dengan

menggunakan pengukuran LiLA adalah (Lubis, 2016) :

1. Pengukuran lingkar lengan atas (LiLA)

LiLA adalah suatu cara untuk mengetahui risiko Kurang Energi Kronis (KEK)

wanita usia subur termasuk ibu hamil. Pengukuran LiLA tidak dapat digunakan

untuk memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek.

2. Pengukuran dilakukan dengan pita LiLA dan ditandai dengan sentimeter, dengan

batas ambang 23,5 cm (batas antara merah dan putih). Apabila tidak tersedia pita

LiLA dapat digunakan pita sentimeter/metlin yang biasa dipakai penjahit

pakaian. Apabila ukuran LiLA kurang dari 23,5 cm atau dibagian merah pita

LiLA, artinya ibu hamil mempunyai risiko KEK.

Persiapan pengukuran LiLA (Depkes, 2007) :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1. Sediakan pita LiLA sepanjang 33 cm dengan ketelitian 0,1 cm atau meteran kain.

2. Pastikan pita LiLA tidak kusut, tidak terlipat-lipat dan tidak rusak/sobek.

3. Jika lengan responden > 33 cm, gunakan meteran kain.

4. Responden diminta berdiri dengan tegak (rileks), tidak memegang apapun dan

otot lengan tidak tegang dan kencang.

5. Baju pada lengan kiri disingsingkan keatas sampai pangkal bahu terlihat atau

lengan bagian atas tidak tertutup.

Cara melakukan pengukuran LiLA (Depkes, 2007) :

1. Tentukan posisi pangkal bahu.

2. Tentukan posisi ujung siku dengan cara siku dilipat dengan telapak tangan ke

arah perut.

3. Tentukan titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku dengan menggunakan

pita LiLA atau meteran (Lihat Gambar), dan beri tanda dengan pulpen/spidol

(sebelumnya dengan sopan minta izin kepada responden). Bila menggunakan pita

LiLA perhatikan titik nolnya.

4. Lingkarkan pita LiLA sesuai tanda pulpen di sekeliling lengan responden sesuai

tanda (di pertengahan antara pangkal bahu dan siku).

5. Masukkan ujung pita di lubang yang ada pada pita LiLA.

6. Pita ditarik dengan perlahan, jangan terlalu ketat atau longgar.

7. Baca angka yang ditunjukkan oleh tanda panah pada pita LiLA (kearah angka

yang lebih besar).

8. Tuliskan angka pembacaan pada kuesioner.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Gambar 2.6 Cara Pengukuran LiLA

Tujuan pengukuran LiLA (Fitriana, 2016) adalah :

1. Mengetahui risiko KEK wanita usia subur dan ibu hamil untuk menghindarkan

risiko melahirkan BBLR

2. Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat dalam mencegah dan

menanggulangi KEK

3. Mengembangkan gagasan baru dalam masyarakat dengan tujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak.

4. Meningkatkan peran petugas lintas sektoral dalam upaya perbaikan gizi WUS

yang menderita KEK.

5. Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok ibu hamil yang menderit

KEK.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.4 Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

pengindraan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2012). Pengetahuan yang

dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat, yaitu:

1. Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.

Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)

terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan

yang telah diterima.

2. Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar objek

yang diketahui dan mampu untuk menginterpretasikannya.

3. Aplikasi

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.

4. Analisis

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke

dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi

tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

6. Evaluasi

Evaluasi ini berkaiatan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


suatu materi atau objek.

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan gizi aspek - aspek yang ditanyakan

adalah :

1. Pangan dan gizi (pengertian, jenis, fungsi, sebab dan akibat kekurangan), anemia

(pengertian, sebab dan akibat, cara perbaikan).

2. Pangan / gizi ibu hamil.

2.5 Gizi

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi

secara normal melakui proses absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan

pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan,

pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. Makan

makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan. Makanan yang

beranekaragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang

diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantitasnya, dalam pelajaran ilmu gizi biasa

disebut triguna makanan yaitu, makanan yang mengandung zat tenaga, zat

pembangun dan zat pengatur. Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu

zat gizi tertentu pada satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari

makanan yang lain. Jadi makan makanan yang beraneka ragam akan menjamin

terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur (Koes

Irianto, 2014).

Gizi merupakan faktor utama yang mendukung terjadinya proses metabolisme

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


dalam tubuh. Setiap reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh membutuhkan zat gizi

tertentu untuk pelaksanaannya. Masalah gizi, baik kekurangan atau kelebihan dapat

memengaruhi keseimbangan endokrin, contohnya adalah kelebihan gizi dan konsumsi

karbohidrat, serta lemak yang terlalu banyak dapat mengakibatkan

ketidakseimbangan hormon insulin di dalam tubuh, sehingga dapat berdampak pada

peningkatan risiko penyakit. Kekurangan gizi dapat berdampak pada pertumbuhan

dan pematangan organ yang terlambat, serta ukuran tubuh jauh lebih pendek

(Fikawati, 2015).

Status gizi individu pada fase awal kehidupan, terutama pada 1.000 HPK (hari

pertama kehidupan) dapat memengaruhi tumbuh kembangnya saat usia dewasa dan

berdampak irreversible atau permanen. Status gizi yang dicapai oleh seseorang pada

masa pertumbuhan merupakan manifestasi dari faktor genetik dan lingkungan yang

memengaruhinya pada masa tumbuh kembang terutama fase awal kehidupan. Ukuran

tubuh atau antropometri yang diketahui melalui tinggi dan berat badan merupakan

representasi dari proses tumbuh kembang yang terjadi. Seseorang dikatakan mencapai

pertumbuhan optimal, apabila dapat mencapai standar pertumbuhan yang seharusnya

dicapai pada usia tersebut, salah satunya direpresentasikan oleh status gizi, yaitu

normal, gizi lebih, atau gizi kurang. Antropometri merupakan indikator yang umum

digunakan untuk pengukuran gizi. Status gizi yang diukur secara antropometri dapat

diketahui melalui beberapa indeks, diantaranya BB dan TB terhadap usia, serta BB

terhadap TB. WHO pada 2006 telah menetapkan standar petumbuhan anak yang saat

ini digunakan sebagai acuan untuk mengukur pertumbuhan anak (Fikawati, 2015).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.6 Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Anemia

Pengetahuan gizi diartikan sebagai segala apa yang diketahui berkenaan

dengan zat makanan. Menurut Suhardjo (2006), pengetahuan gizi membicarakan

mengenai makanan beserta unsur gizinya dalam hubungannya dengan kesehatan,

pertumbuhan, bekerjanya jaringan dan anggota tubuh secara normal, dan

produktivitas kerja. Menurut Kartasaputra (2003) pengetahuan gizi merupakan

pengetahuan tentang seseorang yang berhubungan dengan makanan dan kesehatan.

Pola makan seseorang dipengaruhi oleh lingkungan dan pengetahuan tentang

makanan tanpa memiliki atau memperhatikan pengetahuan akan bahan makanan yang

bergizi. Secara tidak sadar seseorang yang hanya mengutamakan produktivitas kerja

tanpa asupan gizi yang baik akan mengalami gangguan karena kurangnya zat gizi

yang diterima oleh tubuh .

Jadi pengetahuan gizi merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan

zat makanan yang berpengaruh terhadap kondisi tubuh dan aktivitas manusia. Aspek

yang harus diketahui dalam pengetahuan gizi adalah zat-zat makanan dan fungsinya

untuk kesehatan.

Pengetahuan gizi merupakan hasil dari pendidikan gizi. Dalam lingkungan

keluarga, sebenarnya seluruh anggota keluarga harus mengetahui atau memiliki

pengetahuan gizi yang baik. Ibu adalah sosok yang paling utama di dalam keluarga

untuk memiliki pengetahuan gizi karena didalam suatu keluarga biasanya ibu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


berperan merencanakan menu dan membuat makanan untuk keluarga. Dengan

memiliki pengetahuan gizi yang baik diharapkan akan menghasilkan status gizi yang

baik bagi ibu dan seluruh keluarga sehingga akan terhindar dari masalah gizi.

Salah satu dari masalah gizi utama masyarakat Indonesia adalah anemia.

Dengan pengetahuan gizi yang baik dari ibu, diharapkan ibu bisa meyusun menu

makanan yang kaya zat besi sehingga anggota keluarga dan ibu itu sendiri terutama

ibu hamil bisa terhindar dari anemia. Untuk dapat menyusun menu makanan yang

kaya zat besi berarti ibu harus mempelajari telebih dahulu pengetahuan bahan

makanan. Untuk itu pengetahuan bahan makanan termasuk bagian dari pengetahuan

gizi. Hal ini berarti dengan pengetahuan gizi yang baik akan membuat ibu tahu

bagaimana cara mengatasi atau menangani ketika ibu atau anggota keluarganya

dinyatakan terkena anemia (Indra, 2011).

2.7 Landasan Teori

Bagi ibu hamil pada dasarnya semua zat gizi memerlukan tambahan, namun

yang seringkali menjadi kekurangan adalah energi protein dan beberapa mineral

seperti zat besi dan kalium. Gizi kurang seperti zat besi akan menimbulkan masalah,

diantaranya anemia. Untuk mempertahankan kondisi yang baik pada ibu hamil dapat

diupayakan dengan pengaturan konsumsi makanan, pemantauan berat badan,

pemeriksaan kadar Hb, dan pengukuran LILA sebelum atau saat hamil (Zulhaida,

2003).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.8 Kerangka Teori

Penyebab tidak langsung Penyebab langsung

- Ketersediaan Fe
dalam makanan
- Praktek
pemberian
makanan kurang
gizi
- Sosial ekonomi
rendah Jumlah Fe
- Gaya makan - Faktor psikologis dalam makanan
khusus ibu tidak cukup
hamil
- Body image, Pola makan
diet, dan
gangguan
makan Kurangnya
- Praktek dan pengetahuan Absorbsi Fe
pola rendah
kebudayaan - Komposisi
makanan kurang
beragam
- Terdapat zat-zat
penghambat Anemia
absorbsi
- Pertumbuhan fisik

- Kehamilan dan
menyusui
- Pendarahan Kebutuhan
kronik naik
- Infeksi

- Parasit
- Pelayanan Kehilangan
kesehatan darah
rendah

Gambar 2.7 Kerangka Teori


Sumber : Modifikasi Husaini 1980, WHO 2005

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Anemia pada ibu hamil dipengaruhi oleh penyebab langsung maupun tidak

langsung. Yang termasuk dalam penyebab langsung adalah jumlah Fe dalam

makanan tidak cukup, absorbsi Fe rendah, kebutuhan naik dan kehilangan darah.

Sedangkan yang termasuk dalam penyebab tidak langsung adalah ketersediaan Fe

dalam makanan, praktek pemberian makanan kurang gizi, sosial ekonomi rendah,

faktor psikologis, pola makan, kurangnya pengetahuan, komposisi makanan kurang

beragam, terdapat zat-zat penghambat absorbsi, pertumbuhan fisik, kehamilan dan

menyusui, pendarahan kronik, infeksi, parasit, pelayanan kesehatan rendah. Faktor

yang memengaruhi pola makan gaya makan khusus ibu hamil, body image, diet dan

gangguan makan dan praktek dan pola kebudayaan (Husaini, 1980).

2.9 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Pengetahuan Gizi

Anemia pada Ibu


Hamil
Kurang Energi
Kronis (KEK)

Gambar 2.8 Kerangka Konsep Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan gizi dan

kurang energi kronis (KEK) dengan anemia pada ibu hamil di Puskesmas Muara Satu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Kota Lhokseumawe. Untuk mencapai tujuan tersebut maka disusun kerangka konsep

dalam penelitian ini menggunakan modifikasi Husaini 1980.

2.10 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian ini yaitu ada hubungan pengetahuan gizi dan Kurang

Energi Kronis (KEK) dengan anemia pada ibu hamil di Puskesmas Muara Satu Kota

Lhokseumawe tahun 2018.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan menggunakan

pendekatan cross sectional. Metode penelitian dengan pendekatan cross sectional

yaitu rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran atau pengamatan sekaligus

pada sekali waktu (Notoatmodjo, 2010).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Puskesmas Muara Satu Kota Lhokseumawe. Alasan

pengambilan lokasi adalah karena dari hasil survei awal yang dilakukan kepada 10

ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Muara Satu Kota Lhokseumawe, 6 ibu

hamil mengalami KEK, 3 ibu hamil mengalami anemia, dan 7 ibu hamil menjawab

salah saat peneliti bertanya tentang definisi anemia.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2017 - Juli 2018.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang berada dalam wilayah

penelitian (Arikunto, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil

yang tercatat pada laporan Puskesmas Muara Satu Kota Lhokseumawe.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan digunakan untuk penelitian.

Besar populasi kurang dari 10.000, penentuan besar sampelnya dapat dihitung dengan

menggunakan rumus (Notoatmodjo, 2002):

N
n
1  N d 
2

Keterangan:

n = besar sampel

N = besar populasi

d = tingkat kepercayaan/ketetapan yang diinginkan (0,1)

Dalam penelitian ini, besar populasi (N) adalah 835 ibu hamil.

835
n
1  8350,1
2

n = 89,3

n = 90

Berdasarkan perhitungan tersebut, maka sampel pada penelitian ini adalah 90

ibu hamil. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah teknik simple

random sampling yaitu setiap anggota atau unit dari populasi memunyai kesempatan

yang sama untuk diseleksi sebagai sampel. Apabila besarnya sampel yang di inginkan

itu berbeda-beda, maka besarnya kesempatan bagi setiap satuan elementer untuk

terpilih pun berbeda-beda pula. Teknik pengambilan sampel secara acak sederhana ini

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


di lakukan dengan cara mengundi anggota populasi (lottery technique) atau teknik

undian (Notoatmodjo, 2010).

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Data Primer

Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data

primer diperoleh melalui wawancara dengan alat kuesioner terkait hubungan

pengetahuan gizi dan kurang energi kronis (KEK) dengan anemia pada ibu hamil di

Puskesmas Muara Satu Kota Lhokseumawe Tahun 2018 dengan pengukuran LiLA

dan pengukuran kadar hemoglobin pada ibu hamil.

1. Data pengetahuan gizi diperoleh dengan mengisi kuesioner yang telah

disediakan.

2. Data KEK diperoleh dengan pengukuran LiLA dengan pita LiLA.

3. Data anemia diperoleh dengan mengukur kadar Hb menggunakan Easy Touch

GHb. Keakuratan alat ini dijadikan sebagai standar patokan dalam pengukuran

Hb karena mendekati hasil yang sebenarnya bila dibandingkan dengan alat yang

lain (Purwanti dan Maris, 2012).

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari dokumentasi dan data

laporan dari Puskesmas Muara Satu Kota Lhokseumawe.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana suatu ukuran atau nilai

yang menunjukkan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur dengan

membandingkan nilai r tabel dengan nilai r hitung. Untuk menentukan r tabel dilihat

dengan tabel r uji 2 sisi dengan taraf signifikansi 5%, sedangkan untuk menentukan

nilai r hitung dapat dilihat pada kolom corrected item total correlation dengan

ketentuan jika r hitung > r tabel, maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid atau

sebaliknya.

Kriteria validitas kuesioner dikatakan valid pada penelitian ini, jika:

1. Bila r hitung variabel ≥ r tabel dikatakan valid

2. Bila r hitung variabel < r tabel dikatakan tidak valid.

Uji reliabilitas bertujuan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur

dapat menunjukkan ketepatan dan dapat dipercaya dengan menggunakan metode

Cronbach Alpha, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran,

dengan ketentuan jika r alpha > r tabel maka dinyatakan reliabel, dan jika nilai uji

Cronbach Alpha yang diperoleh < r tabel maka dinyatakan tidak reliabel (Heriana,

2015). Uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan di Puskesmas Mon

Geudong Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe dengan jumlah responden 20

orang. Puskesmas ini dipilih karena karakteristik responden yang hampir sama

dengan responden di Puskesmas Muara Satu Kota Lhokseumawe.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.5 Variabel dan Definisi Operasional

3.5.1 Variabel Dependen

Anemia adalah kondisi atau keadaan yang digambarkan kadar haemoglobin di

dalam darah yang lebih rendah dari pada nilai normal menggunakan standar WHO

(World Health Organizatian) dengan cara pemeriksaan laboratorium yaitu bila kadar

Hb < 11 g/dl pada ibu hamil.

3.5.2 Variabel Independen

1. Pengetahuan gizi adalah pemahaman ibu hamil tentang makanan dan zat gizi.

2. KEK adalah suatu keadaan dimana status gizi seseorang yang digambarkan

kurangnya lemak di bawah kulit.

3.6 Aspek Pengukuran

3.6.1 Variabel Dependen

Variabel dependen yaitu anemia diukur dengan mengukur kadar Hb dengan

menggunakan pemeriksaan darah di laboratorium, dikategorikan menjadi:

0 = Normal, jika kadar Hb ≥ 11 g/dl

1 = Anemia, jika kadar Hb < 11 g/dl

3.6.2 Variabel Independen

1. Pengetahuan Gizi

Pengukuran tingkat pengetahuan gizi didasarkan pada skala interval

berdasarkan 14 item pertanyaan dengan kategori jawaban benar diberi skor 1, dan

salah diberi skor 0. Maka diperoleh skor terendah 0 dan skor tertinggi 14. Menurut

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Arikunto (2010), pengetahuan baik bila responden dapat menjawab 76-100% dengan

benar dari total jawaban pertanyaan. Pengetahuan cukup bila responden dapat

menjawab 56-75% dengan benar dari total jawaban pertanyaan. Pengetahuan kurang

bila responden dapat menjawab <56% dari total jawaban pertanyaan. Dalam

penelitian ini, peneliti mengkategorikan pengetahuan menjadi cukup dan kurang.

0 = Cukup, apabila jawaban benar 76-100% (11-14)

1 = Kurang, apabila jawaban benar ≤75% (≤10)

2. KEK

0 = Tidak KEK, apabila hasil pengukuran >23,5cm

1 = KEK, apabila hasil pengukuran <23,5cm

3.7 Metode Analisis Data

Analisa data dalam penelitian ini dilakukan pada semua variabel penelitian

dengan tahapan analisa data sebagai berikut:

1. Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan data yang dilakukan

pada tiap variabel dari hasil penelitian. Data yang telah tersedia diinput ke program

analisis, dalam penelitian ini menggunakan SPSS. Data terlebih dahulu dicoding

sesuai dengan kebutuhan penelitian kemudian. Data yang telah dianalisis disajikan

dalam bentuk tabel distribusi frekuensi masing-masing variabel dependen dan

variabel independen dan dilengkapi dengan narasi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk melihat sejauh mana hubungan variabel

independen (pengetahuan gizi dan KEK) dan variabel dependen (anemia pada ibu

hamil) dengan menggunakan uji chi square dengan nilai kemaknaan α = 0,05 dengan

tingkat kepercayaan (confidence interval) 95%. Pada uji bivariat, dalam penelitian ini

menggunakan uji chi square,bila pada hasil uji diperoleh nilai p < 0,05 berarti bahwa

variabel independen berhubungan dengan variabel dependennya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Lokasi Penelitian

Puskesmas Muara Satu sebelumnya merupakan puskesmas pembantu Blang

Pulo. Tahun 2009 puskesmas pembantu ini mulai terbentuk menjadi Puskesmas

Muara Satu. Puskesmas Muara Satu terletak Kota Lhokseumawe Provinsi Aceh

dengan luas 55,90 km2.

Kota Lhokseumawe adalah sebuah kota di Provinsi Aceh yang berada persis

di tengah-tengah jalur timur Sumatera di antara Banda Aceh dan Medan sehingga

kota ini merupakan jalur distribusi dan perdagangan yang sangat penting bagi

provinsi Aceh.

Secara geografis Kota Lhokseumawe berbatasan dengan:

1. Sebelah utara dengan Selat Malaka

2. Sebelah Barat dengan Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara

3. Sebelah Selatan dengan Kecamatan Kuta Makmur Kabupaten Aceh Utara

4. Sebelah timur dengan Kecamatan Syamtalira Bayu Kabupaten Aceh Utara

Kecamatan Muara Satu merupakan sebuah kecamatan Kota Lhokseumawe

yang berdekatan dengan Kabupaten Aceh Utara dengan batas-batas sebagai berikut:

1. Sebelah utara dengan Kecamatan Banda Sakti

2. Sebelah Barat dengan Kecamatan Dewantara

3. Sebelah Selatan dengan Kecamatan Nisam Antara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4. Sebelah timur dengan Muara Dua

Kecamatan Muara Satu memiliki 11 desa yaitu Desa Ujung Pacu, Blang

Naleung Mameh, Batuphat Barat, Batuphat Timur, Blang Pulo, Padang Sakti, Paloh

Punti, Cot Trieng, Meuria Paloh, Meunasah Dayah, dan Blang Panyang.

Jumlah penduduk di Kecamatan Muara Satu pada Tahun 2016 sebesar 36.175

jiwa. Jenis kelamin laki-laki berjumlah 18.011 jiwa dan perempuan sebesar 18.164

jiwa.

Adapun masalah kesehatan masyarakat yang ada di kecamatan Muara Satu

antara lain tingginya penyakit infeksi seperti malaria, TBC, diare, ISPA, pneumonia,

demam berdarah, infeksi kulit, dan lepra. Penyakit tidak menular juga tinggi seperti

penyakit jantung koroner, penyakit metabolic. Selain itu, juga terdapat masalah yang

berhubungan dengan kehamilan serta penyakit pada bayi baru lahir.

Puskesmas Muara Satu memiliki program-program yang mendukung

perbaikan gizi di masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan status gizi di

masyarakat sehingga bisa menurunkan angka Kurang Energi Protein (KEP), Anemia

Gizi Besi (AGB), Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A

(KVA), dan kekurangan zat mikro lainnya.

Puskesmas Muara Satu juga melakukan program pemberian tablet tambah

darah (fe) pada ibu hamil. Jumlah ibu hamil yang mendapatkan tablet fe1 (30 tablet)

sebanyak 769 orang (92,54%) dan yang memperoleh tablet fe3 (90 tablet) sebanyak

701 orang (84,36%).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.2 Analisis Univariat

Adapun variabel yang dianalisis secara univariat meliputi umur, paritas,

pekerjaan, pendidikan, pengetahuan gizi, KEK, dan anemia.

4.2.1 Karakteristik Responden

Karakteristik individu terdiri dari umur, paritas, pendidikan, pekerjaan.

Adapun hasil analisis univariat dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik di Puskesmas


Muara Satu Kota Lhokseumawe Tahun 2018

Karakteristik n %
Umur
< 20 tahun 14 15,6
20-35 tahun 66 73,3
>35 tahun 10 11,1
Paritas
≤2 79 87,8
>2 11 12,2
Pekerjaan
Ibu rumah tangga 46 51,1
PNS 13 14,4
Wiraswasta 21 23,3
Lain-lain 10 11,1
Pendidikan
SMP 13 14,4
SMA 55 61,1
Perguruan Tinggi 22 24,4

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa ibu hamil berumur 20-35 tahun sebanyak 66

orang (73,3%). Paritas ≤ 2 tahun sebanyak 79 orang (87,8%). Mayoritas ibu hamil

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


menjadi sebagai ibu rumah tangga sebanyak 46 orang (51,1%). Pendidikan ibu hamil

banyak yang tamatan SMA yaitu sebanyak 55 orang (61,1%).

4.2.2 Pengetahuan Gizi

Pengetahuan gizi diperoleh dengan melakukan wawancara pada rsponden.

Adapun hasil analisis univariat dari pengetahuan gizi dapat dilihat pada tabel berikut

ini:

Tabel 4.2 Distribusi Responden berdasarkan Pengetahuan Gizi di Puskesmas


Muara Satu Kota Lhokseumawe Tahun 2018

Pengetahuan Gizi n %
Cukup 36 40
Kurang 54 60
Jumlah 90 100

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa ibu hamil yang memiliki pengetahuan gizi

cukup sebesar 36 orang (40%) dan ibu hamil yang memiliki pengetahuan gizi kurang

sebanyak 54 orang (60%).

4.2.3 Kurang Energi Kronis (KEK)

KEK diperoleh dengan melakukan pengukuran pada lingkar lengan atas

menggunakan pita LILA. Adapun hasil analisis univariat dari KEK pada responden

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan KEK di Puskesmas Muara Satu


Kota Lhokseumawe Tahun 2018
KEK n %
Mengalami KEK 57 63,3
Tidak Mengalami KEK 33 36,7
Jumlah 90 100,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 4.3 menunjukkan bahwa ibu hamil yang menderita KEK sebanyak 57

orang (63,3%) dan yang tidak mengalami KEK sebanyak 33 orang (36,7%).

4.2.4 Anemia

Anemia pada ibu hamil ditentukan dengan mengukur kadar hemoglobin.

Adapun hasil pengukuran anemia pada responden dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Anemia di Puskesmas Muara satu


Kota Lhokseumawe Tahun 2018

Anemia n %
Anemia 49 54,4
Normal 41 45,6
Jumlah 90 100,0

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa ibu hamil yang mengalami anemia sebanyak

49 orang (54,4%) dan normal sebanyak 41 orang (45,6%) di Puskesmas Muara Satu

Kota Lhokseumawe .

4.3 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan uji chi-square untuk

mengetahui hubungan pengetahuan gizi dan KEK dengan anemia pada ibu hamil di

Puskesmas Muara Satu Kota Lhokseumawe Tahun 2018.

4.3.1 Pengetahuan Gizi

Hasil analisis tabulasi silang antara pengetahuan gizi dan anemia pada ibu

hamil dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Gizi dengan Anemia pada Ibu
Hamil di Puskesmas Muara Satu Kota Lhokseumawe Tahun 2018

Anemia Normal
Pengetahuan Gizi p PR 95% CI
n % n %
Kurang 36 66,7 18 33,3
0,008 3,538 1,461-8,571
Cukup 13 36,1 23 63,9

Tabel 4.5 menjelaskan bahwa sebagian besar ibu hamil yang memiliki

pengetahuan gizi kurang mengalami anemia sebanyak 36 orang (66,7%). Ibu hamil

yang berpengetahuan gizi cukup dan tidak mengalami anemia sebesar 23 orang

(63,9%).

Hasil tabulasi silang tersebut juga menunjukkan adanya hubungan

pengetahuan gizi dengan anemia pada ibu hamil di Puskesmas Muara Satu Kota

Lhokseumawe karena memiliki nilai p < 0,05. Nilai PR sebesar 3,538 dengan 95%

CI 1,461-8,571 membuktikan bahwa ibu hamil yang memiliki pengetahuan gizi

kurang kemungkinan 3,5 kali lebih besar akan mengalami anemia dibandingkan ibu

hamil yang memiliki pengetahuan gizi cukup.

4.3.2 KEK

Hasil analisis uji bivariat antara KEK dan anemia pada ibu hamil dapat

diketahui pada tabel berikut ini:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi KEK dengan Anemia pada Ibu Hamil di
Puskesmas Muara Satu Kota Lhokseumawe Tahun 2018

Anemia Normal
KEK P PR 95% CI
n % n %
KEK 43 75,4 14 24,6
0,000 13,821 4,738-40,320
Tidak KEK 6 18,2 27 81,8

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa ibu hamil dengan KEK mengalami anemia

yaitu sebanyak 43 orang (75,4%). Ibu hamil yang tidak mengalami KEK dan tidak

anemia sebanyak 27 orang (81,8%). Tabel ini juga menjelaskan adanya hubungan

KEK dengan anemia pada ibu hamil di Puskesmas Muara Satu Kota Lhokseumawe

Tahun 2018 karena memiliki nilai p < 0,05 yaitu 0,000. Nilai PR sebesar 13,821

dengan 95% CI 4,738-40,320 menerangkan bahwa ibu hamil yang mengalami KEK

akan memiliki kemungkinan 13,821 kali lebih besar untuk menderita anemia

dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak KEK.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 5

PEMBAHASAN

5.1 Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Anemia pada Ibu hamil di Puskesmas
Muara satu Kota Lhokseumawe Tahun 2018

Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional yang sudah menjadi

perhatian di dunia internasional.WHO (2017) mengatakan prevalensi anemia selama

kehamilan masih sangat tinggi. Anemia pada ibu hamil berpengaruh besar terhadap

kualitas sumber daya manusia di suatu negara.Anemia selama kehamilan dapat

menimbulkan dampak negatif pada ibu dan janin yang dikandungnya. Ibu yang

mengalami anemia akan cenderung memiliki daya tahan tubuh yang rendah sehingga

sangat rentan terhadap penyakit infeksi. Anemia selama kehamilan juga dapat

berdampak pada persalinan diantaranya lemahnya kontraksi rahim serta tenaga

mengejan yang lemah (Ningsih dan Rahmawati, 2016).

Masih banyak ibu hamil dengan status gizi kurang seperti kurus atau

menderita anemia di Indonesia. Hal ini disebabkan asupan makanan yang tidak cukup

bagi ibu dan janin. Beban kerja ibu hamil biasanya sama atau lebih berat

dibandingkan sebelum hamil, akibatnya bayi tidak mendapatkan zat gizi yang

dibutuhkan sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin

(Kementerian Kesehatan RI, 2014).

Anemia disebabkan tidak optimalnya nutrisi yang diperlukan bagi

pembentukan eritrosit. Selain itu, hal ini juga dapat disebabkan oleh faktor penguat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


dan penghambat dalam penyerapan besi. Hal ini diperparah karena selama kehamilan,

kebutuhan besi ibu semakin meningkat yang tidak cukup hanya dengan kebutuhan

dari makanan saja tetapi juga harus dipenuhi dengan suplementasi tablet tambah

darah. Namun, kepatuhan ibu dalam konsumsi tablet tambah darah tidak sebaik yang

diharapkan. (Riskesdas, 2013). Hal ini kemungkinan dapat terjadi karena kurangnya

pengetahuan gizi yang dimiliki oleh ibu hamil.

Prevalensi anemia cukup tinggi di Urganda. Obai et al. (2016) menyatakan

bahwa prevalensi anemia yaitu tertinggi (24,3%) selama trimester ketiga

dibandingkan dengan trimester pertama (14,6%) dan trimester kedua (20,7%).

Haemodilusi pada kehamilan meningkat ke puncak selama trimester kedua yang

dapat menjelaskan tingginya prevalensi anemia selama periode ini. Meningkatnya

kejadian anemia selama trimester ketiga juga dapat menunjukkan bahwa ibu hamil

melakukan perawatan antenatal dan nutrisi yang buruk.

Salah satu penyebab terjadinya anemia pada ibu hamil yaitu kurangnya

pengetahuan ibu hamil tentang makanan yang baik selama masa kehamilan serta

rendahnya asupan makanan yang mengandung zat besi. Anemia gizi besi juga dapat

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti status gizi, pola makan, fasilitas kesehatan,

pertumbuhan, daya tahan tubuh dan infeksi, serta kurangnya asupan zat besi seperti

tablet besi pada masa kehamilan. Riskesdas (2013) menunjukkan bahwa semakin

tinggi pendidikan terkait pengetahuan, maka semakin besar persentase cakupan

konsumsi zat besi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tercukupinya kebutuhan zat besi yang diperlukan ibu hamil tidak terlepas dari

perilaku dalam mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi. Hal ini berkaitan

dengan tinggi rendahnya pengetahuan seseorang tentang zat besi. Seorang individu

yang sering mengonsumsi sumber makanan yang mengandung zat besi akan

tercukupi kebutuhan zat besinya sehingga akan dapat mencegah terjadinya anemia.

Penelitian ini menunjukkan bahwa para ibu hamil mempunyai pengetahuan

gizi tidak baik sebanyak 54 orang (60%). Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah

dilakukan oleh Nivedita dan Shanthini (2016) yang menyebutkan bahwa ibu hamil

memiliki pengetahuan yang kurang baik tentang makanan yang mengandung zat besi.

Selain itu, hanya sebesar 39,87% responden yang mengetahui istilah anemia dan

58,3% mengalami anemia. Sonkar et al. (2017) menyatakan bahwa sebagian besar

responden memiliki tingkat pengetahuan yang sangat buruk tentang anemia. Hanya

40% dari total responden yang menyadari pentingnya mengonsumsi tablet besi.

37,2% responden mengaku tidak mengonsumsi tablet besi dikarenakan lupa

mengonsumsinya.

Sumitra dan Kumari (2017) menyebutkan bahwa anemia masih sering terjadi

pada ibu hamil di Kathmandu. Sebanyak 22,1% ibu hamil mengalami anemia di

Kathmandu. Asupan makanan yang tidak teratur kurang zat besi merupakan salah

satu faktor yang berperan untuk mengalami anemia. Hasil penelitian tersebut

menganjurkan agar ibu hamil dan anggota keluarga mereka perlu diberikan suatu

konseling gizi akan pentingnya asupan zat besi secara teratur selama masa kehamilan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan gizi

dengan anemia pada ibu hamil di Puskesmas Muara Satu Kota Lhokseumawe Tahun

2018. Penelitian ini didukung oleh Lestari dkk (2018) yang membuktikan adanya

hubungan pengetahuan gizi dengan anemia pada ibu hamil di Kabupaten Langkat.

Penelitian tersebut menyatakan bahwa kejadian anemia lebih sering terjadi di daerah

perkotaan daripada daerah pedesaan. Sebanyak 40,7% ibu hamil mengalami anemia.

Putri dkk (2017) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan

antara pengetahuan gizi dengan kejadian anemia. Penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Ahmady dkk (2016) yang menyatakan bahwa

pengetahuan yang baik berpengaruh terhadap status anemia. Pengetahuan pada

kelompok kasus memiliki rata-rata skor lebih tinggi sebesar 75,33 daripada kelompok

control yang hanya memiliki rata-rata skor 65. Pengetahuan tersebut bukan dari teori

ilmu saja melainkan dari cara memilih bahan makanan demi dapat meningkatkan

kadar hemoglobin agar terhindar dari status anemia. Silalahio dkk (2016)

menyebutkan pendidikan gizi yang diberikan mampu meningkatkan pengetahuan gizi

seseorang. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa skor pengetahuan gizi meningkat

dari 62,39±12,05 menjadi 72,31±17,01 sesudah dilakukan intervensi.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan anemia antara lain asupan makan,

ukuran keluarga, pendidikan gizi, pengetahuan, kelas sosial, dan paritas. Adznam et

al. (2018) menyatakan bahwa para ibu hamil pada umumnya memiliki pengetahuan

yang masih kurang tentang risiko terjadinya anemia selama kehamilan. Hal ini

diindikasikan menjadi faktor penyebab anemia. Peningkatan pengetahuan anemia

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


adalah langkah yang paling tepat untuk memastikan perilaku responden benar-benar

paham akan pentingnya tindakan pencegahan anemia. Hasil penelitian ini

mengungkapkan bahwa 55,7% subjek memiliki pengetahuan yang tinggi tentang

anemia selama kehamilan sementara 28,6% memiliki pengetahuan sedang diikuti

oleh 15,7% dengan skor pengetahuan rendah.

Masih banyaknya ibu hamil yang memiliki pengetahuan gizi rendah akan

semakin meningkatkan prevalensi anemia di Indonesia bahkan di dunia internasional.

Diperlukan suatu tindakan pencegahan yang tepat dalam mengatasinya. Salah satunya

dengan memastikan setiap ibu hamil mendapatkan suplementasi tablet besi dan

dikonsumsi sebanyak 90 tablet. Oleh karena itu, ibu hamil harus diberikan informasi

yang memadai dari petugas kesehatan setempat tentang suplementasi zat besi dan

asam folat. Mereka harus disadarkan akan manfaat dan pentingnya suplementasi

tablet besi.

Yanti et al. (2018) menyebutkan ibu hamil yang mendapatkan konseling gizi

secara teratur dapat meningkatkan kadar hemoglobin secara signifikan. berdasarkan

hasil penelitian didapatkan bahwa pengetahuan berkontribusi sebesar 75% terhadap

peningkatan kadar hemoglobin. Hal ini karena informasi tentang penatalaksanaan

anemia dapat diterima ibu dan terjadi proses belajar di dalamnya. Konseling gizi ini

tidak memberikan dampak langsung terhadap peningkatan kadar hemoglobin.

Konseling ini memfasilitasi dalam meningkatnya pengetahuan, sikap, dan kepatuhan

konsumsi tablet besi yang berkorelasi dengan kadar hemoglobin sehingga pada

akhirnya dapat mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Otto dan Adam (2016) menyatakan bahwa intervensi gizi sangat penting

untuk memastikan konsumsi makanan kaya zat besi. Terjadi peningkatan bermakna

dalam pengetahuan tentang anemia dan makanan kaya zat besi. Rata-rata skor

sebelum intervensi sebesar 8,3 dan sesudah intervensi sebesar 21,6. Makanan yang

banyak mengandung zat besi akan meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah ibu

hamil. Faktor pengetahuan gizi dan asupan makanan kaya zat besi ini bisa menjadi

strategi praktis dan efektif untuk meningkatkan status zat besi dan praktik pola makan

serta penambahan berat badan yang cukup selama kehamilan.

Vanamala et al. (2018) menyatakan anemia merupakan salah satu masalah

defisiensi zat gizi yang terjadi di dunia. Sebanyak 48,3% responden memiliki kadar

hemoglobin <10. Pengaturan asupan makanan tidak adekuat dalam melakukan

pencegahan anemia sehingga masalah anemia tetap tinggi di berbagai negara,

khususnya di negara-negara berkembang. Negara yang masyarakatnya rentan dengan

kemiskinan akan memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk mengalami anemia.

Mereka biasanya memiliki tingkat pengetahuan gizi yang kurang sehingga tidak

mengetahui makanan-makanan yang dapat meningkatkan kadar hemoglobin dalam

darah guna mencegah anemia. Hampir sepertiga ibu hamil menderita anemia. Anemia

selama kehamilan adalah salah satu penyebab yang sering terjadi dan berkontribusi

terhadapi kematian ibu yang terjadi di negara berkembang. Prevalensi anemia wanita

hamil di Ethiopia adalah 31,66%. Prevalensi anemia terendah terletak di wilayah

Amhara, 15,89% dan prevalensi tertinggi adalah di wilayah Somalia, 56,80% (Kassa,

et al., 2017).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5.2 Hubungan KEK dengan Anemia pada Ibu hamil di Puskesmas Muara Satu
Kota Lhokseumawe Tahun 2018

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator keberhasilan

pelayanan kesehatan di suatu negara.WHO (2017) menjelaskan bahwa penyebab

kematian ibu adalah perdarahan dan infeksi yang dapat disebabkan anemia dan

kekurangan energi kronis (KEK). Sekitar 40% kematian ibu di negara berkembang

berkaitan dengan anemia pada kehamilan dan kebanyakan anemia pada kehamilan

disebabkan oleh perdarahan akut dan status gizi yang buruk. Ibu yang hamil dengan

status gizi yang buruk dapat menyebabkan terjadinya kekurangan energi kronis

(KEK).

Salah satu cara untuk mengetahui status gizi Wanita Usia Subur (WUS) umur

15-49 tahun adalah dengan melakukan pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA).

Hasil pengukuran ini bisa digunakan sebagai salah satu cara dalam mengidentifikasi

seberapa besar seorang wanita mempunyai risiko untuk melahirkan bayi BBLR.

Indikator Kurang Energi Kronik (KEK) menggunakan standar LILA <23,5cm

(Arisman, 2010).

Kebutuhan wanita hamil akan meningkat dari biasanya dimana pertukaran

dari hampir semua bahan itu terjadi sangat aktif terutama pada trimester III. Karena

peningkatan jumlah konsumsi, makan perlu ditambah terutama konsumsi pangan

sumber energi untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin. Kekurangan asupan energi

pada ibu hamilakan menyebabkan kekurangan gizi (KEK). Kekurangan Energi

Kronis (KEK) merupakan suatu keadaan di mana status gizi seseorang buruk yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


disebabkan karena kurangnya konsumsi pangan sumber energi yang mengandung zat

gizi makronutrien yakni yang diperlukan banyak oleh tubuh dan mikronutrien yang

diperlukan sedikit oleh tubuh. Kontribusi dan terjadinya KEK pada ibu hamil akan

mempengaruhi tumbuh kembang janin antara lain dapat meningkatkan risiko

terjadinya berat bayi lahir rendah (BBLR). Ibu hamil dengan KEK memiliki risiko

kesakitan yang lebih besar terutama pada trimester III kehamilan sehingga dapat

mengakibatkan kelahiran BBLR (Arisman, 2010).

Kekurangan Energi Kronik pada ibu hamil dapat menyebabkan risiko dan

komplikasi pada ibu antara lain anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah

secara normal, dan terkena penyakit infeksi. Pengaruh KEK pada proses persalinan

dapat menyebabkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya

(premature), pendarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi

cenderung meningkat. KEK ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan

janin dan dapat mengakibatkan abortus, bayi lahir mati, asfiksia dan BBLR

(Muhamad dan Liputo, 2017).

Penelitian ini memperoleh hasil bahwa anemia masih tinggi (54,4%) di

wilayah kerja Puskesmas Muara Satu. Hal ini sesuai dengan penelitian Nivedita dan

Shanthini (2016) yang menemukan bahwa ibu yang mengalami anemia sebanyak

62,97% di India.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa ada hubungan KEK dengan anemia

pada ibu hamil di Puskesmas Muara Satu Kota Lhokseumawe. Penelitian yang

dilakukan oleh Lubis dkk (2016) menunjukkan adanya hubungan yang signifikan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


antara KEK dengan anemia pada ibu hamil di Kota Medan. Tanziha dkk (2016)

menyebutkan bahwa KEK menjadi faktor risiko utama dalam kejadian anemia pada

ibu hamil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 38,2% ibu hamil di Indonesia

mengalami anemia (Hb<11 g/dl). Prevalensi ibu hamil yang mengalami anemia di

perdesaan sebesar 37,9% dan di perkotaan sebesar 38,2%.

Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi. Hal ini

menyebabkan kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga meningkat selama

kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan

dan perkembangan janin, pertambahan besarnya organ kandungan, serta perubahan

komposisi dan metabolisme tubuh ibu sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang

diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tidak tumbuh sempurna. Masalah gizi

yang sering dihadapi ibu hamil yaitu KEK dan anemia gizi. Riskesdas (2013)

menyebutkan bahwa proporsi ibu hamil dengan KEK di Indonesia mengalami

peningkatan yaitu pada tahun 2010 sebesar 33,5% meningkat menjadi 38,5% pada

tahun 2013. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa kejadian KEK pada ibu

hamil masih tinggi yaitu sebanyak 63,3%. Abraham et al. (2015) juga menunjukkan

bahwa prevalensi ibu hamil di Etiopia yang mengalami kekurangan gizi berupa KEK

masih tinggi dan perlu penanganan serius. Prevalensi kekurangan energi kronis pada

ibu hamil adalah sebesar 47,9%.

Penelitian ini juga memberikan informasi bahwa banyak ibu hamil yang tidak

bekerja dan hanya menjadi ibu rumah tangga. Pekerjaannya hanya seputar memasak,

membereskan rumah, mengurus anak, dan memenuhi kewajiban sebagai istri saja.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Ibu-ibu hamil yang tidak bekerja memiliki peluang lebih besar untuk menderita KEK

dan anemia. Rizkah dan Mahmudiono (2017) menunjukkan bahwa ibu yang tidak

bekerja memiliki kemungkinan 0,824 kali untuk mengalami KEK dibandingkan

dengan ibu yang bekerja. Ibu yang tidak bekerja memiliki risiko mengalami Anemia

1,990 lebih besar dibandingkan dengan ibu hamil yang bekerja. Ibu hamil yang

mengalami anemia paling banyak (65 %) adalah usia 20-35 tahun. Obai et al. (2016)

juga menyebutkan bahwa ibu hamil dengan status pekerjaan tidak bekerja hanya

sebagai ibu rumah tangga merupakan faktor risiko terjadinya anemia karena sebagian

besar pendapatannya bergantung pada penghasilan suami untuk memenuhi

kebutuhannya, sebagian ibu rumah tangga tersebut merupakan pada tingkat sosial

ekonomi rendah. Prevalensi anemia sebesar 22,1%, lebih tinggi di Gulu (32,9%)

daripada di Hoima (12,1%).

Evawany dan Siagian (2017) menyatakan bahwa penyebab utama anemia

adalah kurangnya konsumsi makanan yang mengandung zat besi. 71,2% remaja tidak

memiliki asupan zat besi yang cukup. Kenyataannya, asupan gizi yang baik adalah

cara terbaik untuk mencegah terjadinya anemia dalam kehamilan. Makan makanan

yang tinggi kandungan zat besi dapat membantu menjaga kebutuhan zat besi yang

diperlukan tubuh agar berfungsi dengan baik. Pemberian vitamin agar tubuh memiliki

cukup zat besi, asam folat, dan konsumsi vitamin C untuk membantu penyerapan zat

besi didalam tubuh. Jika mengalami anemia selama kehamilan maka dapat diberikan

suplemen zat besi atau tablet fe untuk mencegah terjadinya anemia yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


berkelanjutan dan dapat dilakukan pemeriksaan hemoglobin pada kunjungan pertama

kehamilan untuk pemeriksaan anemia.

Muhamad dan Liputo (2017) menyimpulkan bahwa salah satu cara dalam

mengatasi masalah KEK dan anemia pada ibu hamil dengan melakukan program

1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dengan pemberian makanan tambahan (PMT),

susu dan tablet fe untuk mencegah anemia dan tetap melakukan edukasi gizi kepada

ibu hamil, keluarga dan masyarakat agar tetap menjaga asupan gizi yang baik,

menjaga pola hidup sehat serta meningkatkan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat.

Seribu hari pertama kehidupan yaitu 270 hari selama masa di dalam

kandungan dan 730 hari setelah persalinan merupakan masa pertumbuhan dan

perkembangan organ yang menyusun berbagai sistem didalam tubuh kita. Proses

pertumbuhan dan perkembangan memerlukan asupan zat gizi, baik yang dikonsumsi

ibu maupun yang berasal dari cadangan ibu. Asupan gizi yang kurang akan

menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan akan terganggu akibat jumlah sel

yang kurang. Bila asupan gizi yang tidak cukup maka akan menyebabkan gangguan

pertumbuhan dan perkembangan sel yang masih dapat diperbaiki. Namun, bila

kekurangan terjadi setelah 1000 hari maka kerusakan atau gangguan yang terjadi

bersifat menetap. Ibu hamil yang kekurangan gizi akan mengakibatkan masalah

jangka panjang yaitu bayi akan mempunyai risiko terjadinya penyakit tidak menular

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


dikemudian hari, hipertensi, diabetes tipe 2, penyakit jantung, hambatan pertumbuhan

kognitif, sehingga kurang cerdas dan kompetitif bila otak yang mengalami gangguan

pertumbuhan dan perkembangan, dan gangguan pertumbuhan fisik (Hasanuddin

FKU, 2014).

5.3 Implikasi Penelitian

Penelitian ini berimplikasi kepada:

1. Dinas Kesehatan

Penelitian ini memberikan implikasi kepada dinas kesehatan setempat dengan

membuat program promosi kesehatan tentang pentingnya mengonsumsi tablet

fe selama kehamilan.

2. Puskesmas

Penelitian ini berimplikasi kepada puskesmas dengan melakukan pemantauan

secara berkala kadar hemoglobin ibu hamil sehingga apabila anemia terjadi

maka dapat ditangani dengan segera.

3. Masyarakat

Penelitian ini memberikan informasi berupa pengetahuan kepada masyarakat,

khususnya ibu hamil tentang pentingnya mengonsumsi tablet fe selama

kehamilan. Seluruh elemen masyarakat, baik tokoh masyarakat maupun tokoh

agama berperan aktif dalam pencegahan anemia pada ibu hamil.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5.4 Keterbatasan Penelitian

Peneliti telah melakukan metode penelitian dengan sebaik-baiknya. Namun,

penelitian ini memiliki beberapa kelemahan yaitu metode analisis data tidak sampai

kepada analisis multivariat sehingga tidak dapat diketahui variabel mana yang paling

berpengaruh terhadap anemia.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Hasil penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas Muara Satu memperoleh

kesimpulan sebagai berikut:

1. Proporsi prevalensi anemia pada ibu hamil di Puskesmas Muara satu Kota

Lhokseumawe sebanyak 49 orang (54,4%).

2. Ada hubungan pengetahuan gizi dengan anemia pada ibu hamil di Puskesmas

Muara satu Kota Lhokseumawe Tahun 2018.

3. Ada hubungan KEK dengan anemia pada ibu hamil di Puskesmas Muara satu

Kota Lhokseumawe Tahun 2018.

4. Ibu hamil yang memiliki pengetahuan gizi tidak baik kemungkinan 3,5 kali

lebih besar akan mengalami anemia dibandingkan ibu hamil yang memiliki

pengetahuan gizi baik.

5. Ibu hamil yang mengalami KEK kemungkinan 13,8 kali lebih besar akan

menderita anemia dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak KEK.

6.2 Saran

1. Diperlukan adanya penyuluhan kesehatan yang dilakukan oleh dinas

kesehatan setempat kepada ibu hamil akan pentingnya mengonsumsi tablet fe.

Diharapkan kepada puskesmas di wilayah kerja Kecamatan Muara satu untuk

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


lebih mengamati kadar hemoglobin ibu hamil guna mencegah terjadinya

anemia.

2. Melakukan edukasi tentang pengetahuan gizi secara berkesinambungan yang

dilakukan oleh tenaga kesehatan melalui berbagai sektor.

3. Melakukan pengamatan terhadap status gizi ibu hamil yang dilakukan oleh

tenaga kesehatan sehingga dapat dihindari terjadinya kurang energi kronis

pada ibu hamil sedini mungkin.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR PUSTAKA

Abraham, Saba, Gebremeskel Miruts, Ashenafi Shumye. 2015. Magnitude of Chronic


Energy Deficiency and Its Associated Factors Among Women of
Reproductive Age in the Kunama Population, Tigray, Ethiopia, in 2014. BMC
Nutrition (2015) 1:12 .
Achadi, EL. 2007. Gizi dan kesehatan Masyarakat. Depok: Rajawali Pers.

Admin. 2014. Hb Meter | Alat Laboratorium Praktis. http://imadanalis.blogspot.com/


2014/02/hb-meter-alat-laboratorium-praktis.html

Admin. 2016. http://klikkabar.com/2016/09/08/aceh-angka-kematian-bayi-adalah-15-


1000-kelahiran-hidup/

Admin. 2017. http://www.beritasatu.com/kesra/441051-28-persen-kematian-ibu-


melahirkan-akibat-pendarahan.html

Adznam, Siti Nur Hidayah, Razalee Sedek, Zalifah Mohd Kasim. 2018. Assessment
of Knowledge Level on Anaemia among Pregnant Women in Putrajaya. AIP
Conference Proceedings.

Ahmady, dkk. 2016. Penyuluhan Gizi Dan Pemberian Tablet Besi Terhadap
Pengetahuan dan Kadar Hemoglobin Siswi Sekolah Menengah Atas Negeri Di
Mamuju. Jurnal Kesehatan Manarang, Vol.2, No.1: 15-21.

Andriani, M. 2013. Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta : Kharisma Putra Utama.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka


Cipta.

Arisman. 2010. Gizi dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta: EGC.

Aritonang, E. 2010. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil. Bogor : IPB Press.


Aritonang, Evawany dan Siagian, Albiner. 2017. Relation Between Food
Consumption and Anemia in Children in Primary School in a Final Disposal
Waste Area. Pakistan Journal of Nutrition, Vol. 16(4): 242-248.
Balitbangkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013.

Bappenas. 2015. https://www.bappenas.go.id/index.php/download_file/view/7450/


5666/

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Dinkes Aceh. 2007. Profil Kesehatan Provinsi Aceh Tahun 2007.

Dinkes Aceh. 2014. Profil Kesehatan Provinsi Aceh Tahun 2014.

Fatmah. 2010. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rajawali Pers.bagai Faktor
Resiko Kejadian Dislipidemia pada Dosen Universitas Gadjah Mada yang
Melakukan Medical Check Up di GMC Health Center Yogyakarta. Tesis.
Fakultas Kedokteran UGM.

Fikawati, S. 2015. Gizi Ibu dan Bayi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Fitriana, D . 2016. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Kek Pada Ibu Hamil
Di Puskesmas Baturraden II Kabupaten Banyumas
http://repository.ump.ac.id/875/
Hasanuddin FKU. 2014. 1000 Hari Awal Kehidupan. Jakarta: CV. Sagung Seto.
Heriana, Cecep. 2015. Manajemen Pengolahan Data Kesehatan. Bandung: Refika
Aditama.
https://www.bappenas.go.id/index.php/download_file/view/7450/5666/.

Indra, M. 2011. Hubungan Antara Pengetahuan Gizi dan Status Gizi dengan Anemia
Pada Ibu-Ibu Usia Produktif di Desa Mangli Kecamatan Kaliangkrik
Kabupaten Magelang. eprints.ums.ac.id/22218/.

Kartasapoetra, G. 2003. Ilmu Gizi Korelasi Gizi, Kesehatan dan Produktivitas Kerja.
Jakarta : PT Rineka Cipta

Kassa, Getachew Mullu Kassa, Achenef Asmamaw Muche, Abadi Kidanemariam


Berhe, Gedefaw Abeje Fekadu. 2017. Prevalence and determinants of anemia
among pregnant women in Ethiopia; a systematic review and meta-analysis.
BMC Hematology, Vol. 17(17): 1-9.

Kemenkes RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014.

Kemenkes RI. 2015. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015.

Kemenkes RI. 2016. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016.

Kementerian Kesehatan RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. In D. B. G. d. KIA (Ed.),


Nutritional Requirement (Vol. 2014). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Lestari, S Lestari, Fujiati, D Keumalasari, M Daulay, S J Martina, S Syarifah. 2018.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


The prevalence of anemia in pregnant women and its associated risk factors in North
Sumatera, Indonesia. Earth and Environmental Science 125: 1-6.

Lindung, P. 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia dengan Kejadian


Anemia Pada Ibu Hamil. Jurnal Gizi UMS, Vol 2 (1), April 2013.

Lubis, LA. 2016. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kekurangan


Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Langsa Lama Kota
Langsa Tahun 2015.

Lubis, Zulhaida. 2003. Status Gizi Ibu Hamil Serta Pengaruhnya Terhadap Bayi yang
Dilahirkan.

Lubis, Zulhaida, Jumirah, Maya Fitria. 2016. Chronic Energy Malnutrition and
Anemia in Pregnant Women in Medan. Advances in Health Sciences
Research, volume 1: 337-340.

Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetric, Sinopsis Fisiologi, Obstetric Patologi. Jakarta :


EGC.

Muhamad, Zuriati dan Liputo, Salahudin. 2017. He Role Of The Local Government
Policy In Eradication Of Chronic Energy In Gorontalo District. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, Volume 7(2): 113-122.

NIH. 2011. Your Guide to Anemia. US Department of Health and Human Services.

Ningsih, Mahdalena Prihatin Ningsih, Rahmawati, Lisa. 2016. Hubungan Tingkat


Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia Dengan Keteraturan Ibu Hamil
Dalam Mengkonsumsi Tablet Fe Di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Limau
Kabupaten Padang Pariaman. Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 7(2): 1-9.

Nivedita, K, Shanthini N, Fatima. 2016. Knowledge, Attitude And Practices Of


Pregnant Women Regarding Anemia, Iron Rich Diet And Iron Supplements
And Its Impact On Their Hemoglobin Levels. International Journal of
Reproduction, Contraception, Obstetrics and Gynecology, Vol. (2):425-431.

Notoatmodjo, S. 2002. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2012. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta :


Rineka Cipta.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Nursilmi, K. 2016. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia
dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Jetis
Kota Yogyakarta. Skripsi : Universitas „Aisyiyah Yogyakarta.

Obai, Ondogo, & Wanyama. 2016. Prevalence of Anemia And Associated Risk
Factors Among Pregnant Women Attending Antenatal Care In Gulu And
Hoima Regional Hospital In Uganda. Biomed Central Pregnancy And
Childbirth.
Otoo, Gloria, Adam Yakubu. 2016. Effect of Nutrition Education with an Emphasis
on Consumption of Iron-Rich Foods on Hemoglobin levels of Pregnant
Women in Ghana.
Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe. Profil Kesehatan Kota Lhokseumawe Tahun
2016.

Proverawati, A. 2011. Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta : Nuha Medika.

Purwanti, Sugi dan Maris, Inke Puspita. 2012. Perbandingan Hasil Pemeriksaan Hb
Ibu Hamil Menggunakan Hb Sahli dan Easy Touch GHb di BPS Sulis Desa
Grinting Kabupaten Brebes Tahun 2011. Jurnal Kesmasindo, Vol 5 No 1, hlm
65-74.

Riskesdas. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Kementerian RI.

Rizkah, Zahidatul Rizkah, Mahmudiono, Trias Mahmudiono. 2017. Relationship


Between Age, Gravida, and Working Status Against Chronic Energy
Deficiency and Anemia in Pregnant Women. Amerta Nutr (2017): 72-79.

Saifudin, AB. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal &
Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Sandra, F et al. 2017. Gizi Anak dan Remaja. Depok : PT Raja Grafindo Persada.

Saraswati, Edwi dan Sumarno, Iman. 1998. Risiko Ibu Hamil Kurang Energi Kronik
(KEK) dan Anemia untuk Melahirkan Bayi dengan Berat Badan Bayi Lahir
Rendah (BBLR). Penelitian Gizi dan Makanan Jilid 21, hlm: 41-49.

Sediaoetama, AD. 2010. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi. Jakarta : Dian
Rakyat.

Silalahio, Verarica, Evawany Aritonang, Taufik Ashar. 2016. Potensi Pendidikan


Gizi dalam Meningkatkan Asupan Gizi pada Remaja Putri yang Anemia di
Kota Medan. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 11(2): 96-102.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Sonkar, Venkatramana K, Nazia M. Khan, Vijay K. Domple, Ismail F. Inamdar.
2017. Knowledge And Practices Of Pregnant Women Regarding The Iron
Supplementation During Pregnancy. International Journal Of Community
Medicine And Public Health, Vol. 4(8):2891-2894.

Suhardjo. 2006. Pangan, Gizi dan Pertanian. Jakarta : UI – Press.

Sumitra, Mulepati Sumitra, Kumari, Chaudhary Tanuja. 2017. Determinants of


Anemia Among Pregnant Women Attending in a Tertiary Level Hospital,
Kathmandu. An Official Journal of NMC, Vol. 2(1): 24-33.

Tanziha, Ikeu, M. Rizal M. Damanik, Lalu Juntra Utama, Risti Rosmiati. 2016.
Faktor Risiko Anemia Ibu Hamil Di Indonesia (Anemia Risk Factors Among
Pregnant Women In Indonesia). J. Gizi Pangan, Vol. 11(2): 143-152.

Tarwoto, W. 2007. Buku Saku Anemia Pada Ibu Hamil, Konsep dan
Penatalaksanaan. Jakarta : Trans Info Media.

Vanamala, V. G., Aruna Rachel, Sushil Pakyanadhan, Somavathi. 2018. Incidence


And Outcome Of Anemia In Pregnant Women: A Study In A Tertiary Care
Centre. International Journal of Reproduction, Contraception, Obstetrics and
Gynecology, Vol. 7(2): 462-466.

Waryana. 2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Rihama.

WHO. 2011. The Global Prevalence of Anemia in 2011.


http://www.who.int/nutrition/publications/micronutrients/global_prevalence_a
naemia_2011/en/.

WHO. 2014. Maternal Mortality.

WHO. 2017. Global Anaemia Prevalence And Number Of Individuals Affected.

WHO. 2018. http://www.who.int/topics/anaemia/en/.

Wiknjosastro, H. 2004. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.

Yanti, Desi Ari Madi Yanti, Apri Sulistianingsih, Sumi Anggraeni. 2018.
Peningkatan Pengetahuan, Sikap dan Kepatuhan Melalui Konseling Nutrisi
pada Ibu Hamil Anemia di Kabupaten Pringsewu. Media Publikasi Penelitian,
Vol. 15(2).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


LAMPIRAN 1

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Assalamualaikum/ selamat pagi/ selamat siang ibu-ibu


Saya Helliyana mahasiswa FKM USU semester 3 dan saat ini sedang
menyelesaikan tesis yang berjudul Hubungan Pengetahuan Gizi Dan Kurang Energi
Kronis (KEK) Dengan Anemia Pada IbuHamil Di Puskesmas Muara Satu Kota
Lhokseumawe Tahun 2018.
Penelitian ini meliputi beberapa kegiatan yang harus diikuti dimulai dari
mengisi lembaran kuesioner, Pengukuran lingkar lengan atas ibu hamil dengan pita
lila, Pemeriksaan Hemoglobin dengan Easy Touch Ghb.
Lembaran berikutnya yang sedang ibu-ibu pegang ini merupakan kuesioner
yang berisikan beberapa pertanyaan mengenai identitas dan pengetahuan gizi ibu-ibu,
Saya sangat mengharapkan kejujuran ibu-ibu dalam mengisi kuesioner ini. Semua
jawaban dan identitas ibu-ibu akan dirahasiakan, informasi yang diberikan hanya
akan digunakan untuk penelitian ini. apabila ada hal lain yang tidak dimengerti dapat
ditanyakan langsung kepada saya.
Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan
ibu-ibu bersedia berpartisipasi dalam kegiatan diskusi dan menjawab pertanyaan yang
ada di dalam kuesioner. Saya ucapkan terima kasih atas partisipasi dan kerja sama
yang ibu-ibu berikan.

Lhokseumawe, 06 Agustus 2018

Peneliti,

Helliyana

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


LAMPIRAN 2

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

( INFORMED CONSENT )

Saya telah mendapat informasi yang jelas mengenai kegiatan yang akan dilakukan
dalam penelitian ini. Oleh karena itu dengan penuh kesadaran saya bersedia
berpartisipasi untuk mengisi kuesioner pengetahuan gizi, melakukan pengukuran
lingkar lengan atas dengan pita ukur dan pemeriksaan Hemoglobin dengan Easy
Touch Ghb. Demikian pernyataan ini saya tuliskan untuk digunakan seperlunya.

Nama :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :

Lhokseumawe, 06 Agustus 2018


Yang menyatakan persetujuan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KURANG ENERGI KRONIS (KEK)


DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS
MUARA I KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2017

Nomor Responden :
Nama Responden :

I. Umur : tahun
II. Paritas :
III. Pendidikan terakhir :
a. Tidak sekolah
b. SD
c. SMP
d. SMU
e. D I
f. D III
g. S1
IV. Pekerjaan
a. IRT
b. Pedagang
c. Wiraswasta
d. Petani
e. Buruh
f. Pegawai Swasta
g. PNS
h. dll (tuliskan : _____________)

Pertanyaan Pengetahuan
1. Kebutuhan energi pada ibu hamil :
a. Meningkat, dengan kebutuhan yang sama sepanjang kehamilan
b. Meningkat, kebutuhan energi hamil tua lebih banyak daripada hamil muda
c. Meningkat selama hamil muda, sama dengan wanita tidak hamil selama hamil
tua
d. Selama hamil muda tidak ada peningkatan kebutuhan energi

2. Makanan sehari-hari ibu hamil hendaknya terdiri dari


a. Makanan pokok (contoh nasi), lauk, dan sayuran beserta camilan antara jam
makan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


b. Makanan pokok (contoh nasi), lauk, sayuran, dan buah-buahan beserta
camilan antara jam makan.
c. Makanan pokok (contoh nasi), lauk, sayuran, buah-buahan dan ditambah
minum susu atau produk olahannya.
d. Makanan pokok (contoh nasi), lauk, sayuran, buah-buahan dan ditambah
minum susu atau produk olahannya beserta makanan kecil antara jam makan

3. Contoh makanan kecil/selingan diantara waktu makan ibu hamil seperti


a. Bubur kacang hijau, atau olahan buah seperti pisang rebus, bisa disertai
dengan minuman seperti air jeruk atau susu
b. Makanan siap saji bisa disertai dengan minuman seperti soft drink
c. Makan makanan pokok disertai lauk dan sayuran
d. Alkohol

4. Saat hamil muda, ibu hamil dapat mengalami kurang nafsu makan karena mual
dan muntah. Agar kebutuhan gizi ibu hamil tetap tercukupi maka:
a. Makan dalam jumlah banyak dan sering
b. Makan dalam jumlah banyak namun jarang
c. Makan dalam jumlah sedikit namun sering
d. Makan dalam jumlah sedikit dan jarang

5. Minuman beralkohol dapat mengakibatkan......... bagi ibu hamil


a. BBLR ( Berat badan lahir rendah )
b. Keguguran
c. Cacat bawaan
d. Kelainan letak uri

6. Menurut ibu, bagaimana yang dikatakan makanan bervariasi..


a. Makanan yang dimakan setiap hari (pagi,siang,malam) menunya bergantian
b. Makanan yang dimakan setiap hari bergantian
c. Susu dapat diganti dengan minuman jus
d. Satu kali memasak makanan dalam satu hari

7. Menurut ibu, sebaiknya selama kehamilan berapa kali minum susu dalam satu
hari..
a. 1x sehari
b. 2x sehari
c. Waktu ibu suka
d. Waktu ibu ingat

8. Menurut ibu, waktu makan yang baik selama kehamilan adalah...


a. 3x sehari (pagi,siang,malam)
b. 4x sehari (pagi,siang,sore,malam)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


c. 1x sehari dalam jumlah yang banyak
d. 3x sehari dan ibu dapat makan apabila ibu lapar

9. Menurut ibu manfaat dari mengkonsumsi sayuran setiap hari...


a. Agar ibu dan bayi dalam kandungan sehat
b. Memperlancar buang air besar
c. Agar ibu selalu dalam keadaan segar
d. Agar ASI ibu banyak

10. Jika makanan yang dikonsumsi dalam jumlah yang kurang dalam kehamilan
dapat menyebabkan..
a. Bayi dengan Berat Badat lahir Rendah bisa diikutin dengan pembentukkan
organ yang tidak sempurna.
b. Berat Badan Lahir lebih
c. Bayi dengan seluruh organ tubuh yang besar
d. Bayi lahir sehat

11. Sumber makan yang mengandung zat besi..........


a. Daun Singkong , Sayur bayam ,hati ,telur
b. Sayur kangkung , kol ,bunjis
c. Kacang Panjang , Sayur putih
d. Pisang , pepaya

12. Menurut ibu, jika ibu hamil kekurangan zat besi dampak yang ditimbulkan
adalah
a. Rabun Senja
b. Sering Buang Air besar
c. Sendi kaku
d. Anemia (Kurang darah )

13. Berapa lama sayur bayam dapat dikonsumsi...


a. 6 jam
b. 8 jam
c. 10 jam
d. 12 jam

14. Agar kualitas zat besi dalam sayuran dapat berfungsi dengan baik maka sayuran
sebaiknya dikonsumsi dengan cara..
a. Dibuat lalapan
b. Saat dimasak harus sampai lunak
c. Saat dimasak dalam keadaa hijau, tidak sampai berwarna kuning
d. Sebelum dimasak harus direndam selama 1 jam

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran Pengukuran Hb
Tanggal Pemeriksaan Hb di Laksanakan :
No. Responden :
Nama Responden :
Usia : tahun
Pendidikan :
Pekerjaan :
Tempat Pemeriksaan :
Hasil Pengukuran Hb : g%

Lampiran Pengukuran LILA


Tanggal Pemeriksaan LILA di Laksanakan :
No. Responden :
Nama Responden :
Usia : tahun
Pendidikan :
Pekerjaan :
Tempat Pemeriksaan :
Hasil Pengukuran LILA : cm

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


MASTER DATA
Karakteristik Pengetahuan Skor
No KE Anem
Pengetahu
. Parita Umu Kerj Didi p p p p p p p p p p1 p1 p1 p1 p1 K ia
s r a k 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 an
1. 0 18 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 7 1 1
2. 0 23 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 8 1 1
3. 0 20 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 10 1 1
4. 0 30 2 3 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12 1 0
5. 1 44 2 3 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 1 1
6. 0 31 1 2 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 8 0 0
7. 0 23 1 2 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 1 1
8. 0 22 3 2 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 11 1 0
9. 0 25 3 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 7 0 0
10. 0 28 3 2 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 8 1 1
11. 0 32 3 2 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 7 0 1
12. 0 33 2 2 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 7 0 0
13. 0 30 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 13 0 1
14. 1 34 1 2 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 8 1 1
15 0 33 1 2 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 9 0 0
16 0 21 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 9 1 1
17 0 19 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 10 0 0
18 0 18 1 3 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 11 1 0
19 0 18 1 2 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 10 0 1
20 0 23 1 3 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 12 1 0
21 0 36 4 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 12 1 1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


22 0 23 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 11 0 0
23 0 22 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 13 1 0
24 0 31 3 2 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 8 0 0
25 1 36 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 9 1 1
26 0 24 2 3 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 7 0 0
27 0 33 4 2 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 11 0 0
28 0 21 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 12 1 1
29 0 23 3 2 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12 1 1
30 0 18 1 2 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 9 0 0
31 0 17 1 2 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 9 1 1
32 1 33 3 2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 11 1 1
33 0 22 3 2 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 12 0 0
34 0 26 2 3 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 8 1 1
35 0 27 3 2 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 9 1 1
36 0 30 4 2 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 8 1 1
37 1 35 1 3 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 9 1 1
38 1 33 1 2 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 10 1 1
39 0 32 1 3 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 0 0
40 0 31 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 1 1
41 0 25 4 3 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 8 1 1
42 1 35 4 3 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 8 0 0
43 0 34 1 2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 1 0
44 1 37 1 2 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 0 0
45 0 29 1 2 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 8 1 1
46 0 34 3 3 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 8 1 1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


47 0 33 2 2 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 8 1 1
48 0 23 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 1 0
49 0 20 4 3 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 12 1 1
50 0 21 1 3 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 0 0
51 0 22 1 3 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 9 1 0
52 0 34 1 2 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 9 1 1
53 0 39 3 2 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 7 1 1
54 1 40 1 2 0 0 0 1 0 1 0 1 9 1 1 1 1 1 8 1 1
55 0 43 1 2 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 8 1 1
56 0 22 3 2 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 9 1 1
57 0 17 1 2 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 7 1 1
58 0 22 1 2 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 7 1 1
59 0 24 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1
60 0 27 4 2 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 8 1 1
61 1 36 3 2 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 0 0
62 0 35 1 2 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 8 0 0
63 0 33 4 2 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 8 1 0
64 0 36 1 2 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 11 0 0
65 0 31 1 2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 12 0 0
66 0 28 1 2 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 1 1
67 0 30 1 2 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 11 1 1
68 0 36 2 3 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 0
69 0 22 1 2 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 7 1 1
70 0 19 2 2 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 8 0 0
71 0 19 2 2 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 8 1 0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


72 0 20 1 2 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 0 0
73 0 22 3 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 8 0 1
74 0 25 3 3 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 0 0
75 0 34 3 3 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 12 1 0
76 0 26 4 3 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 8 1 1
77 0 22 2 2 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 8 0 1
78 0 21 1 2 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 0 0
79 0 25 3 2 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 8 1 1
80 0 32 3 2 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 8 1 1
81 0 33 3 2 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 1 0
82 0 31 2 3 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 11 1 0
83 0 18 2 3 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 7 0 1
84 0 20 1 3 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 11 0 0
85 1 33 3 2 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 7 1 1
86 0 23 3 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 7 0 0
87 0 22 4 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 12 1 1
88 0 25 2 2 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 8 0 0
89 0 26 1 2 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 0 0
90 0 21 1 3 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 9 1 1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


LAMPIRAN ANALISIS SPSS

1. ANALISIS UNIVARIAT

Frequency Table

Kurang Energi Kronis

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid KEK 57 63.3 63.3 63.3

Tidak
33 36.7 36.7 100.0
KEK

Total 90 100.0 100.0

Kategori pengetahuan gizi

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Kurang 54 60.0 60.0 60.0

Cukup 36 40.0 40.0 100.0

Total 90 100.0 100.0

anemia

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Anemia 49 54.4 54.4 54.4

tidak anemia 41 45.6 45.6 100.0

Total 90 100.0 100.0

Kategori paritas

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid < 2 79 87.8 87.8 87.8

>2 11 12.2 12.2 100.0

Total 90 100.0 100.0

Kelompok Umur

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid < 20 tahun 14 15.6 15.6 15.6

20-35 66 73.3 73.3 88.9

> 35 tahun 10 11.1 11.1 100.0

Total 90 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pekerjaan Responden

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid IRT 46 51.1 51.1 51.1

PNS 13 14.4 14.4 65.6

Wiraswasta 21 23.3 23.3 88.9

Lain-lain 10 11.1 11.1 100.0

Total 90 100.0 100.0

Pendidikan

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid SMP 13 14.4 14.4 14.4

SMA 55 61.1 61.1 75.6

PT 22 24.4 24.4 100.0

Total 90 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Frequency Table

1. Kebutuhan energi pada ibu hamil

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid salah 53 58.9 58.9 58.9

benar 37 41.1 41.1 100.0

Total 90 100.0 100.0

2. Makanan sehari-hari ibu hamil hendaknya terdiri dari

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Salah 43 47.8 47.8 47.8

Benar 47 52.2 52.2 100.0

Total 90 100.0 100.0

3. Contoh makanan kecil/selingan diantara waktu makan


ibu hamil seperti

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Salah 45 50.0 50.0 50.0

Benar 45 50.0 50.0 100.0

Total 90 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4. Saat hamil muda, ibu hamil dapat mengalami kurang
nafsu makan karena mual dan muntah. Agar kebutuhan gizi
ibu hamil tetap tercukupi maka:

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid salah 26 28.9 28.9 28.9

benar 64 71.1 71.1 100.0

Total 90 100.0 100.0

5. Minuman beralkohol dapat mengakibatkan......... bagi


ibu hamil

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid salah 47 52.2 52.2 52.2

benar 43 47.8 47.8 100.0

Total 90 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6. Menurut ibu, bagaimana yang dikatakan makanan
bervariasi

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid salah 24 26.7 26.7 26.7

benar 66 73.3 73.3 100.0

Total 90 100.0 100.0

7. Menurut ibu, sebaiknya selama kehamilan berapa kali


minum susu dalam satu hari..

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid salah 42 46.7 46.7 46.7

benar 48 53.3 53.3 100.0

Total 90 100.0 100.0

8. Menurut ibu, waktu makan yang baik selama


kehamilan adalah..

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid salah 8 8.9 8.9 8.9

benar 82 91.1 91.1 100.0

Total 90 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


9. Menurut ibu manfaat dari mengkonsumsi sayuran setiap
hari...

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid salah 6 6.7 6.7 6.7

benar 83 92.2 92.2 98.9

9 1 1.1 1.1 100.0

Total 90 100.0 100.0

10. Jika makanan yang dikonsumsi dalam jumlah yang


kurang dalam kehamilan dapat menyebabkan..

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid salah 7 7.8 7.8 7.8

benar 83 92.2 92.2 100.0

Total 90 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


11. Sumber makan yang mengandung zat besi

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Salah 49 54.4 54.4 54.4

benar 41 45.6 45.6 100.0

Total 90 100.0 100.0

12. Menurut ibu, jika ibu hamil kekurangan zat besi


dampak yang ditimbulkan adalah

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid salah 15 16.7 16.7 16.7

benar 75 83.3 83.3 100.0

Total 90 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


13. Berapa lama sayur bayam dapat dikonsumsi...

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid salah 17 18.9 18.9 18.9

benar 73 81.1 81.1 100.0

Total 90 100.0 100.0

14. Agar kualitas zat besi dalam sayuran dapat berfungsi


dengan baik maka sayuran sebaiknya dikonsumsi dengan
cara..

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid salah 13 14.4 14.4 14.4

benar 77 85.6 85.6 100.0

Total 90 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2. ANALISIS BIVARIAT (UJI-SQUARE)

Crosstab

anemia

anemia tidak anemia Total

Kategori Kurang Count 36 18 54


pengetahuan gizi
% within Kategori
66.7% 33.3% 100.0%
pengetahuan gizi

% of Total 40.0% 20.0% 60.0%

Cukup Count 13 23 36

% within Kategori
36.1% 63.9% 100.0%
pengetahuan gizi

% of Total 14.4% 25.6% 40.0%

Total Count 49 41 90

% within Kategori
54.4% 45.6% 100.0%
pengetahuan gizi

% of Total 54.4% 45.6% 100.0%

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df (2-sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 8.131a 1 .004

Continuity Correctionb 6.946 1 .008

Likelihood Ratio 8.219 1 .004

Fisher's Exact Test .005 .004

Linear-by-Linear
8.041 1 .005
Association

N of Valid Casesb 90

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 16.40.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

95% Confidence
Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for Kategori pengetahuan gizi (Kurang / Cukup) 3.538 1.461 8.571

For cohort anemia = anemia 1.846 1.150 2.965

For cohort anemia = tidak anemia .522 .333 .818

N of Valid Cases 90

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Crosstabs

Crosstab

anemia

anemia tidak anemia Total

Kurang KEK Count 43 14 57


Energi Kronis
% within Kurang
75.4% 24.6% 100.0%
Energi Kronis

% of Total 47.8% 15.6% 63.3%

Tidak KEK Count 6 27 33

% within Kurang
18.2% 81.8% 100.0%
Energi Kronis

% of Total 6.7% 30.0% 36.7%

Total Count 49 41 90

% within Kurang
54.4% 45.6% 100.0%
Energi Kronis

% of Total 54.4% 45.6% 100.0%

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. (1-


Value Df (2-sided) (2-sided) sided)

Pearson Chi-Square 27.625a 1 .000

Continuity Correctionb 25.365 1 .000

Likelihood Ratio 29.210 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear
27.318 1 .000
Association

N of Valid Casesb 90

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.03.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

95% Confidence
Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for Kurang


Energi Kronis (KEK / 13.821 4.738 40.320
Tidak KEK)

For cohort anemia =


4.149 1.982 8.686
anemia

For cohort anemia =


.300 .185 .486
tidak anemia

N of Valid Cases 90

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


LAMPIRAN UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.905 14

Item-Total Statistics

Scale Corrected Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted

1. Kebutuhan energi
8.95 17.208 .559 .901
pada ibu hamil

2. Makanan sehari-hari
ibu hamil hendaknya 8.95 17.208 .559 .901
terdiri dari

3. Contoh makanan
kecil/selingan diantara
8.90 16.937 .676 .896
waktu makan ibu hamil
seperti

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4. Saat hamil muda, ibu
hamil dapat mengalami
kurang nafsu makan
karena mual dan
9.00 17.263 .518 .902
muntah. Agar
kebutuhan gizi ibu
hamil tetap tercukupi
maka:

5. Minuman beralkohol
dapat
8.95 17.313 .530 .902
mengakibatkan.........
bagi ibu hamil

6. Menurut ibu,
bagaimana yang
8.95 16.787 .675 .896
dikatakan makanan
bervariasi

7. Menurut ibu,
sebaiknya selama
kehamilan berapa kali 9.00 16.737 .657 .897
minum susu dalam satu
hari..

8. Menurut ibu, waktu


makan yang baik
8.95 16.576 .734 .894
selama kehamilan
adalah..

9.Menurut ibu manfaat


dari mengkonsumsi 9.00 17.263 .518 .902
sayuran setiap hari...

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


10.Jika makanan yang
dikonsumsi dalam
jumlah yang kurang 8.95 17.418 .502 .903
dalam kehamilan dapat
menyebabkan..

11.Sumber makan yang


8.85 17.187 .662 .897
mengandung zat besi

12. Menurut ibu, jika


ibu hamil kekurangan
8.95 16.997 .616 .898
zat besi dampak yang
ditimbulkan adalah

13. Berapa lama sayur


bayam dapat 9.05 16.787 .624 .898
dikonsumsi...

14. Agar kualitas zat


besi dalam sayuran
dapat berfungsi dengan
9.00 16.737 .657 .897
baik maka sayuran
sebaiknya dikonsumsi
dengan cara..

Kuesioner yang dijadikan sebagai pertanyaan penelitian telah diuji validitas dan
reliabilitasnya dan diperoleh hasil yaitu:

df= n-2=20-2=18 maka dengan melihat tabel r dengan α=0,05 diperoleh nilai r tabel
sebesar 0,44

 Item pertanyaan kuesioner dinyatakan valid karena memiliki nilai


Corrected Item-Total Correlation (r hitung) > r tabel.
 Item pertanyaan kuesioner dinyatakan reliabel karena memiliki nilai
Cronbach's Alpha > 0,6.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai