Anda di halaman 1dari 101

HUBUNGAN USIA TERHADAP DERAJAT DIFERENSIASI

KANKER PAYUDARA PADA WANITA


DI RSUD DR H ABDUL MOELOEK
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2018

HALAMAN SAMPUL DEPAN

SKRIPSI

Oleh :

TIEN AYU OKTARIYANI

NPM. 16310302

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2020
HUBUNGAN USIA TERHADAP DERAJAT DIFERENSIASI
KANKER PAYUDARA PADA WANITA
DI RSUD DR H ABDUL MOELOEK
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2018

HALAMAN SAMPUL DEPAN

SKRIPSI

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

SARJANA KEDOKTERAN

Oleh :

TIEN AYU OKTARIYANI

NPM. 16310302

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2020
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi : HUBUNGAN USIA TERHADAP DERAJAT

DIFERENSIASI KANKER PAYUDARA PADA WANITA

DI RSUD DR H ABDUL MOELOEK BANDAR

LAMPUNG TAHUN 2018

Nama Mahasiswa : Tien Ayu Oktariyani

NPM : 16310302

Fakultas : Kedokteran

Program Studi : Kedokteran Umum

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

dr. Resti Arania, Sp.PA dr. Ratna Purwaningrum, M.Kes

2. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

dr. Toni Prasetia, Sp,PD., FINASIM


MENGESAHKAN
1. Tim Penguji

Pembimbing I : dr. Resti Arania, Sp.PA ……….

Pembimbing II : dr. Ratna Purwaningrum, M.Kes ……….

Penguji : dr. Andi Siswandi, Sp.B, M.Kes ……….

2. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

dr. Toni Prasetia, Sp,PD., FINASIM

Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 5 Agustus 2020


LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Hubungan Usia
Terhadap Derajat Diferensiasi Kanker Payudara Pada Wanita di RSUD DR. H.
Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun 2018 ” adalah hasil pekerjaan saya sendiri
dan didalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar
sarjana di suatu perguruan tinggi atau lembaga pendidikan lainnya. Pengetahuan yang
diperoleh dari hasil penerbitan maupun yang belum/tidak diterbitkan, sumbernya
dijelaskan didalam tulisan dan daftar pustaka.
Demikian pernyataan ini penulis buat. Apabila di kemudian hari terdapat
penyimpanan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka penulis akan menerima
sanksi akademik sesuai norma yang berlaku di perguruan tinggi.

Bandar Lampung, 5 Agustus


2020
Yang membuat pernyataan,

Tien Ayu Oktariyani


NPM 16310302
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai civitas akademika Universitas Malahayati, saya yang bertanda tangan dibawah
ini:

Nama : Tien Ayu Oktariyani

NPM : 16310302

Jurusan : Kedokteran Umum

Jenis Karya Ilmiah : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetuji untuk memberikan kepada


Universitas Malahayati Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exsklusif Royalti Free
Right) atas karya ilmiah yang berjudul:

“HUBUNGAN USIA TERHADAP DERAJAT DIFERENSIASI KANKER


PAYUDARA PADA WANITA DI RSUD DR H ABDUL MOELOEK BANDAR
LAMPUNG TAHUN 2018 ”

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan) dengan Hak Bebas Royalti/Nonekslusif ini
Universitas Malahayati berhak menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam
bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan karya ilmiah saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagi penulis/pencipta dan sebagi pemilik hak
cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Bandar Lampung

Pada bulan : Agustus 2020

Yang membuat pernyataan,

Tien Ayu Oktariyani


NPM 16310302

7
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
Skripsi, Agustus 2020
Tien Ayu Oktariyani

HUBUNGAN USIA TERHADAP DERAJAT DIFERENSIASI KANKER


PAYUDARA PADA WANITA DI RSUD DR H ABDUL MOELOEK BANDAR
LAMPUNG TAHUN 2018

XV + 44 Halaman + 5 Tabel + 8 Gambar + Lampiran

ABSTRAK
Latar Belakang: Kanker merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang selalu
menjadi permasalahan di bidang kesehatan bagi khalayak umum. Di dunia, kanker
tergolong salah satu jenis penyakit yang menyebabkan kematian yang paling utama, dan
jika di persentse kan yaitu sebesar 13% dari seluruh penyebab kematian yang ada.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan usia terhadap derajat diferensiasi kanker payudara
pada wanita di RSUD DR. H. Abdul Moloek, Bandar Lampung.
Metodologi: Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif
Retrospektif. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah total sampling. Pada
penelitian ini, peneliti menggunakan data sekunder (rekam medik) sebagai sumber data
penelitian.
Hasil: Dari 34 Sampel Pasien kanker payudara didapatkan sampel terbanyak masuk
dalam kategori usia lansia (46-56 tahun) sebanyak 17 orang (50,0%). Usia dewasa (26-45
tahun) sebanyak 14 orang (41,2%), dan kategori usia manula (>65 tahun) sebanyak 3
orang (8,8%). Selanjutnya, terlihat bahwa sampel yang paling banyak memiliki Kanker
Payudara dengan Derajat Diferensiasi II sebanyak 22 orang (64,7%).
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia dengan derajat
diferensiasi pada penderita kanker payudara di RSUD DR. H. Abdul Moeloek Bandar
Lampung Tahun 2018.

Kata Kunci : Usia, Derajat Diferensiasi, Kanker Payudara


Kepustakaan : 40 (2004-2019)

8
FACULTY OF MEDICINE
MALAHAYATI UNIVERSITY
Thesis, August 2020
Tien Ayu Oktariyani
RELATIONSHIP OF AGE ON THE DIFFERENCE OF BREAST CANCER IN
WOMEN IN H. ABDUL MOELOEK HOSPITAL BANDAR LAMPUNG IN 2018

XV + 44 Pages + 5 Tables + 8 Pictures + Attachment

ABSTRACT

Background: Cancer is a type of non-communicable disease which has always been a


problem in the health sector for the general public. In the world, cancer is classified as
one of the most important types of diseases that cause death, and if it is present it is equal
to 13% of all causes of death.
Objective: To determine the relationship of age to the degree of differentiation of breast
cancer in women at Abdoel Moloek Hospital, Bandar Lampung.
Methodology: The type of research used in this study is a Retrospective Descriptive. The
sampling technique in this study is total sampling. In this study, researchers used
secondary data (medical records) as a source of research data.
Results: From 34 samples of breast cancer patients, the highest sample was included in
the elderly age category (46-56 years) of 17 people (50,0%). Adult (26-45 years) as many
as 14 people (41,2%), and the age category of seniors (> 65 years) as many as 3 people
(8,8%). Furthermore, it was seen that the sample that most had breast cancer with a
degree of differentiation II was 22 people (64,7%).
Conclusion: There is no significant relationship between age and the degree of
differentiation in breast cancer patients at RSUD DR. H. Abdul MoeloekBandar
Lampung in 2018.

Keywords: Age, Degree of Differentiation, Breast Cancer


Literature: 40 (2004-2019)

9
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Dengan mengucap puji dan syukur kepada Allah SWT atas rahmat yang

dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Hubungan Usia Terhadap Derajat Diferensiasi Kanker Payudara Pada Wanita di

RSUD DR. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun 2018” Yang bertujuan untuk

memenuhi tugas dan persyaratan dalam menempuh program Sarjana Strata-1 Kedokteran

Umum.

Dalam proses penyusunan skripsi ini tidak lepas dari dukungan banyak pihak.Pada

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Dr. Achmad Farich, dr., M.M., selaku Rektor Universitas Malahayati Bandar

Lampung.

2. dr. Toni Prasetya, Sp.PD, FINASIM, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas

Malahayati Bandar Lampung.

3. dr. Sri Maria Puji Lestari, M.Pd.Ked selaku Ketua Program Studi Kedokteran

Universitas Malahayati Bandar Lampung.

4. dr. Andi Siswandi, Sp.B, M.Kes selaku penguji yang selalu meluangkan waktunya

untuk membimbing dan memberikan motivasi bagi penulis.

5. dr. Resti Arania, Sp. PA selaku pembimbing I yang selalu dengan tulus meluangkan

waktu, tenaga, pikiran, nasihat, semangat dan motivasi sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

10
6. dr. Ratna Purwaningrum, M.Kes selaku pembimbing II yang selalu dengan tulus

meluangkan waktu, tenaga, pikiran, nasihat, semangat dan motivasi sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Kedua Orang tua tercinta Ayahanda Ir. H. Mirusdin Yaman dan Ibunda Hj. Diani

Anjar Wati, S.IP, M.Si yang selalu memberikan doa, dukungan, serta kasih sayang

yang selalu tercurah selama ini.

8. Seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam penyusunan skripsi baik secara langsung maupun tidak langsung.

Penulis menyadari skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan, baik dari segi

isi maupun penyajian. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik demi

kesempurnaan dan perbaikan skripsi ini

Semoga skripsi ini dapat berguna dan memberikan manfaat bagi semua pihak.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Bandar Lampung, 5 Agustus 2020

Tien Ayu Oktariyani

11
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................ iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN.................................................................. iv
LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI................................................................. v
ABSTRAK................................................................................................................... vi
ABSTRACK.................................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR................................................................................................ viii
DAFTAR ISI............................................................................................................... x
DAFTAR TABEL....................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................. xiii
DAFTAR SINGKATAN............................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian..............................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................................6
1.5 Ruang Lingkup Penelitian.................................................................................7

BAB II TINJAUAN PUTAKA


2.1 Payudara........................................................................................................... 8
2.2 Kanker Payudara.............................................................................................12
2.3 Derajat Diferensiasi / Tingkat Grading...........................................................23
2.4 Hubungan Usia terhadap Derajat Diferensiasi Kanker Payudara...................26
2.5 Kanker Payudara.............................................................................................27
2.6 Kerangka Teori...............................................................................................29
2.7 Kerangka Konsep............................................................................................30
2.8 Hipotesa..........................................................................................................30

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian...............................................................................................31
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian........................................................................31
3.3 Rancangan Penelitian.....................................................................................31
3.4 Subjek Penelitian............................................................................................32
3.5 Kriteria Sampel Penelitian.............................................................................32
3.6 Variabel Penelitian.........................................................................................33
3.7 Definisi Operasional.......................................................................................33
3.8 Metode Pengumpulan Data............................................................................34
3.9 Pengolahan Data.............................................................................................35
3.10Analisis Data..................................................................................................35
3.11Alur Penelitian................................................................................................36

12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian.............................................................................................37
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian........................................................................37

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan...................................................................................................48
5.2 Saran.............................................................................................................49

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

13
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Skoring Elston dan Ellis....................................................................................24


Tabel 2. Definisi Operasional .........................................................................................33
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Usia..................................................................................37
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Derajat Diferensiasi..........................................................38
Tabel 5. Uji Analisis Chi Square.....................................................................................39

14
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Anatomi Payudara Normal..............................................................................9


Gambar 2. Perkembanga Alveolar Pada Payudara Selama Kehamilan...........................11
Gambar 3. Histopatologi Grade 1...................................................................................25
Gambar 4. Histopatologi Grade 2...................................................................................25
Gambar 5. Histopatologi Grade 3...................................................................................26
Gambar 6. Kerangka Teori..............................................................................................29
Gambar 7. Kerangka Konsep...........................................................................................30
Gambar 8. Alur Penelitian...............................................................................................36

15
DAFTAR SINGKATAN

AJCC American Joint Committee on Cancer

BCT Breast Conserving Treatment

CRM Classic Radical Mastectomy

DCIS Ductal Carcinoma in situ

DNA Deoxyribo Nucleic Acid

FSH Follicle Stimulating Hormone

GLOBOCAN Global Cancer Observatory

GnRH Gonadotropin Releasing Hormone

KGB Kelenjar Getah Bening

LCIS Lobular Carcinoma in situ

LD Latissimus Dorsi

LH Luteinizing Hormone

MRM Modified Radical Mastectomy

NSP Niple Sparing Mastectomy

Riskesdas Riset Kesehatan Dasar

SADARI Pemeriksaan Payudara Sendiri

SLNB Sentinel Lymph Node Biopsy

SSM Skin Sparing Mastectomy

TNM Tumor Node Metastasis

TRAM Transverse Rektus Abdominis Musculotaneus

WHO World Health Organization

16
DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Survei
2. Surat Izin Penelitian
3. Surat Balasan Penelitian
4. Surat Izin Persetujuan Etik
5. Surat Uji Plagiat
6. Lembar Bimbingan
7. Tabel Induk
8. Data SPSS
9. Biodata
10. Persembahan
11. Motto
12. Foto Kegiatan
13. Jurnal/ Buku Submit Jurnal/Letter Of Acceptance

17
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang selalu

menjadi permasalahan di bidang kesehatan bagi khalayak umum. Di dunia, kanker

tergolong salah satu jenis penyakit yang menyebabkan kematian yang paling

utama, dan jika di persentse kan yaitu sebesar 13% dari seluruh penyebab

kematian yang ada. Setiap tahun nya, 14 juta jiwa di seluruh dunia didiagnosis

mengidap kanker dan 8,2 juta di antaranya meninggal diakibatkan karena kanker.

Sedangkan di Indonesia, kanker berada di peringkat ke-7 dengan persentase

sebesar 5,7% dari seluruh kematian yang ada. Setelah Stroke, Tuberkulosis (TB),

Hipertensi (Darah Tinggi), Cedera, Perinatal, dan Diabetes Mellitus (Kencing

Manis) (Sobri, 2018). Definisi Kanker secara umum merupakan suatu golongan

penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel jaringan tubuh yang melebihi

batas normal (abnormal) dan kemudian dapat menyerang bagian tubuh manapun

yang berdampingan atau menyusup ke jaringan sekitarnya. Proses ini disebut

metastasis. Metastasis merupakan salah satu penyebab utama kematian yang di

akibatkan oleh kanker. Istilah umum lainnya antara lain adalah tumor ganas dan

neoplasma (WHO, 2019). Kanker payudara pada umumnya dapat terjadi ketika

sel-sel di dalam payudara tumbuh kemudian berkembang dengan cepat dan

kehilangan kendali di dalam jaringan payudara itu sendiri. Seiring dengan

pertumbuhan dan perkembangbiakannya, sel-sel kanker payudara membentuk

1
suatu massa dari jaringan ganas yang menyusup ke jaringan di dekatnya (invasif)

dan bisa menyebar (metastasis) ke daerah tubuh lain (American Cancer Society,

2019). Kanker dapat dialami baik wanita maupun pria. Namun yang paling

banyak dialami pada wanita merupakan kanker payudara (Mulyani dan Nuryani,

2013).

Berdasarkan estimasi International Agency for Research on Cancer

(IARC) tahun (2012) yang dikutip oleh Sobri (2018), Kanker payudara

merupakan salah satu kanker dengan jumlah prevalensi yang cukup tinggi pada

wanita di dunia. Diketahui bahwa penyakit kanker payudara ini merupakan

penyakit kanker dengan persentase kasus baru (setelah dikontrol oleh umur)

tertinggi, yaitu sebesar 43,3 per 100.000 wanita. Dan persentase kematian (setelah

dikontrol oleh umur) akibat kanker payudara sebesar 12,9 per 100.000 wanita.

Angka ini mengalami peningkatan dari estimasi tahun 2008, yaitu insiden sebesar

39 per 100.000 wanita dan angka kematian mengalami penurunan yang tidak

begitu signifikan yaitu sebesar 13 per 100.000 wanita jika dibandingkan dengan

persentase pada tahun 2012 (Sobri, 2018).

Umumnya Kanker Payudara dapat menyerang baik wanita maupun pria.

Namun yang terjadi di Indonesia jenis kanker payudara paling banyak menyerang

wanita, dalam hal ini tidak menutup kemungkinan pada pria untuk terkena kanker

payudara akan tetapi resikonya jauh lebih kecil daripada wanita. Secara nasional,

prevalensi penyakit kanker payudara yang dialami wanita yaitu sebesar 30,9 per

100.000 wanita atau sebanyak 58.256 kasus baru per tahunnya. Angka insiden ini

mengalami peningkatam dari estimasi 2008, yaiu sebesar 36 per 100.000 wanita,

2
sementara angka kematian sebesar 16,6 per 100.000 wanita atau sebanyak 19.750

orang. Tidak jarang kanker payudara ini berakhir dengan kematian (Sobri, 2018).

Menurut Rikesdas (2012) yang dikutip oleh Anita (2016), Prevalensi kasus

Kanker Payudara yang terdapat di Provinsi Lampung mengalami peningkatan dari

0.02% pada tahun 2010 dan kemudian meningkat menjadi 0.04% tahun 2011.

Akan tetapi pada tahun 2012 persentase nya tetap di angka 0.04%. Kasus penyakit

Kanker payudara tahun 2012-2013 yang ditemukan di Provinsi Lampung cukup

banyak yaitu sebanyak 1.030 kasus, dimana Lampung Barat dengan persentase

10% atau setara 103 kasus, diikuti Pringsewu 9,8% atau setara 102 kasus, Metro

9,1% yaitu 94 kasus, Provinsi Lampung sendiri sebesar 8,6% atau sebanyak 89

kasus dan persentase terkecil ditemukan di Kabupaten Pesisir Barat sebesar 1,6%

yang setara dengan 17 kasus yang ada (Anita, 2016).

RSUD DR. H. Abdul Moloek merupakan rumah sakit rujukan nasional

yang terdapat di provinsi Bandar Lampung. Berdasarkan survei yang telah

didapatkan melalui data Kanker payudara yang dikeluarkan oleh tim penanganan

kanker RSUD DR. H. Abdul Moloek Bandar Lampung, sesuai dengan data

Instalasi Patologi Anatomi (PA) yang terdapat di RSUD DR. H. Abdul Moloek

Bandar Lampung, sebanyak 597 pasien dengan persentase 3.6% telah didiagnosis

menderita kanker payudara pada tahun 2013, kemudian pada tahun 2014 sebanyak

471 pasien dengan persentase 2,7% dan pada tahun 2015 terdiagnosis sebanyak

605 pasien dengan prsentase 5,3%. Dalam hal ini, Kanker Payudara masuk daftar

besar penyakit raya inap yang terdapat di RSUD DR. H. Abdul Moloek, Bandar

Lampung (Anita, 2016).

3
Menurut National Breast and Ovarian Cancer Centre tahun 2009, yang

mempengaruhi terjadi nya kanker payudara itu sendiri diikuti oleh berbagai

macam faktor, diantaranya jenis kelamin, usia, genetik (riwayat keluarga dengan

kanker payudara), riwayat reproduksi (umur saat menarche, panjangnya masa

menstruasi, usia kehamilan pertama, riwayat menyusui, dan umur saat

menopause), penggunaan terapi hormon, kondisi payudara, stress psikologis,

riwayat pekerjaan (terpapar radiasi, kerja saat malam hari), obesitas, gaya hidup,

dan tingkat kemakmuran (National Breast and Ovarian Cancer Centre, 2009).

Insidensi kanker payudara meningkat seiring dengan pertambahan usia.

Pada wanita dengan usia dibawah 40 tahun, angka penderita kanker payudara

tergolong cukup rendah. Di Amerika serikat, hanya sekitar 5% wanita yang di

diagnosis kanker payudara yang usianya dibawah 40 tahun (Sobri, 2018). Menurut

Ali Akbar, dalam hubungan usia terhadap derajat diferensiasi kanker payudara

wanita yang ditinjau dari subtipe histologi dan stadium, angka harapan hidup

(survival rate) pada pasien kanker payudara wanita yang berusia < 40 tahun relatif

lebih rendah dibandingkan dengan wanita berusia ≥ 40 tahun (Firasi, 2016).

Kanker Payudara jarang ditemukan pada wanita muda, jika pun ada dikaitkan

dengan prognosis yang kurang baik. Sebagian penelitian melaporkan kanker

payudara usia muda memiliki karakter yang lebih agresif. Sekitar 6,6% dari semua

kasus kanker payudara didiagnosis pada wanita usia <40 tahun, 2,4% pada wanita

usia <35 tahun dan 0,65% pada wanita usia <30 tahun (Al Farisyi, 2018). Menurut

National breast and ovarian cancer, diketahui bahwa wanita, usia yang kurang dari

40 tahun berisiko untuk terkena kanker payudara yaitu 1 per 200 penduduk dan

4
risiko ini akan mengalami peningkatan yang cukup signifikan seiring dengan

bertambahnya usia (≥ 40 tahun) yaitu 1 per 10 penduduk. Hal ini menjadikan

kanker payudara sebagai salah satu jenis kanker yang paling banyak ditemui pada

wanita usia pertengahan (Sihombing, 2014).

Derajat keganasan/grading adalah salah satu faktor yang dapat digunakan

untuk mengetahui prognosis kanker payudara. Dalam hal ini, tingkat keganasan

kanker payudara dapat dinilai dengan derajat keganasan kanker payudara. Sistem

ini menilai kanker payudara berdasarkan tiga karakteristik tumor yaitu

pembentukan tubulus, pleomorfisme nukleus, dan hitung mitosis. Skala penilaian

ini terdiri dari Grade 1 (differensiasi baik), Grade 2 (differensiasi sedang), dan

Grade 3 (differensiasi buruk) (Kumar et al, 2015; American Cancer Society,

2019).

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai hubungan usia terhadap derajat diferensiasi

kanker payudara pada wanita di RSUD DR. H. Abdul Moloek, Bandar Lampung

Tahun 2018.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah “Adakah hubungan usia terhadap derajat diferensiasi kanker

payudara pada wanita di RSUD DR. H. Abdul Moloek, Bandar Lampung?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

5
Untuk mengetahui hubungan usia terhadap derajat diferensiasi kanker

payudara pada wanita di RSUD DR. H. Abdul Moloek, Bandar Lampung.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui distribusi frekuensi pasien kanker payudara berdasarkan usia di

RSUD DR. H. Abdul Moloek, Bandar Lampung.

2. Mengetahui distribusi frekuensi pasien kanker payudara berdasarkan derajat /

grading di RSUD DR. H. Abdul Moeloek, Bandar Lampung.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Memberikan informasi dan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan

mengenai hubungan antara usia dengan derajat diferensiasi pada penderita kanker

payudara yang dialami wanita.

1.4.2 Manfaat bagi Pasien

Diharapkan pasien dapat menghindari faktor resiko yang dapat memicu

terjadinya kanker payudara.

1.4.3 Manfaat bagi Universitas

Hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan sumber putaka ilmiah bagi

universitas.

1.4.4 Manfaat bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data untuk melakukan

penelitian yang berkaitan dengan Kanker Payudara.

1.4.5 Manfaat bagi Peneliti

6
Sebagai sarana aplikasi dalam menerapkan teori yang diperoleh dan

memperoleh wawasan dalam melakukan penelitian mengenai Kanker Payudara.

1.5 Ruang Lingkup

1.5.1 Judul Penelitian

Judul penelitian yang peneliti ambil adalah “Hubungan usia terhadap

derajat diferensiasi kanker payudara pada wanita di RSUD DR. H. Abdul Moloek,

Bandar Lampung Tahun 2018”.

1.5.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2020.

1.5.3 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUD DR. H. Abdul Moloek, Bandar

Lampung.

1.5.4 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah pasien Kanker Payudara di RSUD DR.

H. Abdul Moloek, Bandar Lampung.

1.5.5 Cara Penelitian

Cara penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data sekunder

yaitu mengumpulkan data rekam medik pasien berdasarkan usia dan derajat /

grade yang dialami pada pasien tersebut.

7
BAB II

TUJUAN PUSTAKA

2.1 Payudara

2.1.1 Anatomi Payudara

Secara vertikal payudara terletak antara kosta II dan VI, secara horizontal

mulai dari pinggir sternum sampai linea aksilaris medialis. Kelenjar susu berada

di jaringan subkutan, tepatnya diantara jaringan subkutan superfisial dan

profundus, yang menutupi muskulus pektoralis mayor, sebagian kecil muskulus

seratus anterior, dan muskulus obliqus eksterna. Payudara terdiri dari 15–25

lobus. Masing–masing lobus terdiri dari 20–40 lobulus. Masing–masing lobulus

terdiri dari 10 – 100 alveoli dan masing–masing dihubungkan dengan saluran air

susu/sistem duktus (Siregar, 2017). Struktur lainnya adalah jaringan lemak yang

merupakan komponen terbesar, connective tissue, pembuluh darah dan saluran

beserta kelenjar limfatik. Jaringan lemak (subcutaneous adipose tissue) yang

membungkus lobus memberikan bentuk dan ukuran payudara. Tiap lobus terdiri

dari beberapa lobulus yang merupakan tempat produksi air susu sebagai respon

dari signal hormonal. Terdapat 3 hormon yang mempengaruhi payudara yakni

estrogen, progesteron dan prolaktin. Areola adalah area hiper pigmentasi di sekitar

puting (Javanda, 2017).

Menurut Astutik 2014, Secara makroskopis payudara terdiri dari tiga

bagian utama yaitu Korpus (badan) yang merupakan bagian yang membesar.

Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah yang merupakan daerah lingkaran

8
yang terdiri dari kulit yang longgar dan mengalami pigmentasi. Ukurannya

bermacam-macam dengan diameter 2,5 cm. Papilla atau puting, yaitu bagian yang

menonjol di puncak aerola payudara dengan panjang kurang lebih 6 mm. Ada

empat macam bentuk puting, yaitu bentuk normal/umum, pendek/datar, panjang,

dan terbenam/terbalik. Jaringan payudara juga didukung oleh ligamentum

suspensorium cooper. Puting susu dan aerola disusun oleh otot yang lembut dan

merupakan sebuah jaringan tebal berupa saraf yang berada di ujungnya (Sitinjak,

2018).

Gambar 1. Anatomi Payudara Normal (National Cancer Institute, 2017).

9
10

2.1.2 Fisiologi Payudara

Payudara mengalami tiga macam perubahan yang dipengaruhi hormon.

Perubahan dimulai dari masa anak-anak menuju masa pubertas dan masa fertilitas

hingga menopause. Estrogen dan progesterone mempengaruhi perkembangan

duktus dan timbulnya asinus sejak masa pubertas (Sjamsuhidajat & Jong, 2013).

Estrogen memulai pertumbuhan payudara dan alat-alat pembentuk air susu

payudara. Estrogen juga berperan pada pertumbuhan karakteristik dan penampilan

luar payudara perempuan dewasa. Akan tetapi, estrogen tidak menyelesaikan

tugasnya dalam mengubah payudara menjadi organ yang memproduksi susu

(Hall, 2014).

Perubahan selanjutnya terjadi sesuai dengan daur haid. Sekitar hari ke-8

haid, payudara membesar, dan pada beberapa hari sebelum haid berikutnya terjadi

pembesaran maksimal. Terkadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata.

Selama beberapa hari menjelang haid, payudara menegang dan nyeri. Nyeri akan

berkurang setelah haid dimulai (Sjamsuhidajat & Jong, 2013).

Perubahan ketiga terjadi pada masa hamil dan masa menyusui. Pada

kehamilan, payudara membesar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus

berproliferasi dan tumbuh duktus baru. Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis

anterior memicu terjadinya laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus,

mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus ke puting susu yang dipicu

oleh oksitosin (Sjamsuhidajat & Jong, 2013).

2.1.3 Histologi Payudara

Setiap kelenjar payudara terdiri atas 15-25 lobus dari jenis tubuloalveolar

kompleks yang berfungsi menyekresi air susu untuk memberi nutrisi neonatus.
11

Setiap lobus yang dipisahkan satu sama lain oleh jaringan ikat padat dan banyak

jaringan adiposa dihubungkan ke duktus laktiferus yang bermuara di putting

payudara., Duktus ini dengan panjang 2-4,5 cm berkumpul secara terpisah di

papilla mammae yang memiliki 15-25 muara, masing-masing berdiameter 0,5

mm. Struktur histologi kelenjar payudara bervariasi sesuai dengan jenis kelamin,

usia, dan status fisiologis (Mescher, 2012).

Pada saat masa kehamilan kelenjar mammae akan berproliferasi dan

mengalami perubahan struktural dalam mempersiapkan pengeluaran air susu

(laktasi). Selama paruh pertama kehamilan duktus intralobularis akan mengalami

proliferasi yang akan membentuk terminal bud yang akan berdeferensiasi menjadi

alveolus. Selama kehamilan epitel kelenjar dipersiapkan untuk laktasi dimana sel

alveoli akan menjadi sekretorik dan duktus membesar. Ketika memasuki masa

laktasi kelenjar mammae akan banyak mengandung alveolus yang melebar terisi

dengan sekresi dan vakuol. Alveolus memperlihatkan pola percabangan yang

tidak teratur. Karena bertambahnya ukuran epitel kelenjar (alveolus), septum

jaringan ikat interlobularis berkurang (Eroschenko, 2016).

a. b. c.

Gambar 2. Perkembanga Alveolar Pada Payudara Selama Kehamilan (Mescher,


2012)
Keterangan:
a. Kelenjar pada saat wanita tidak hamil
b. Kelenjar pada saat wanita kehamilan
c. Kelenjar pada masa laktasi (Mescher, 2012).
12

2.2. Kanker Payudara

2.2.1 Definisi Payudara

Kanker sering disebut karsinoma, neoplasma ganas ataupun tumor ganas

yaitu jaringan baru yang timbul dalam tubuh pada lokasi tertentu yang

dipengaruhi berbagai penyebab, sehingga jaringan setempat terjadi pertumbuhan

yang tidak normal, jaringan ini dapat menginvasi dan merusak struktur

disekitarnya dan menyebar ke tempat jauh (metastasis) serta menyebabkan

kematian (Kumar et al., 2015).

Disebut kanker payudara ketika sejumlah sel di dalam payudara tumbuh,

kehilangan kendali, dan berkembang dengan cepat di dalam jaringan payudara.

Kanker Payudara (Carcinoma mammae) pada prinsipnya adalah tumor ganas yang

berasal dari kelenjar kulit, saluran kelenjar, dan jaringan di sebelah luar rongga

dada. Sel kanker payudara dapat bersembunyi di dalam tubuh kita selama

bertahun-tahun tanpa kita ketahui dan tiba-tiba aktif menjadi tumor ganas atau

kanker (American Cancer Society, 2016).

2.2.2 Epidemiologi

Kanker payudara adalah jenis kanker tersering pada wanita, pada tahun

2017 diperkirakan sekitar 252.710 kasus baru kanker payudara invasif dan sekitar

63.410 kasus kanker payudara non invasif yang akan didiagnosis pada wanita.

Sekitar 40.610 orang wanita diperkirakan meninggal akibat kanker payudara pada

tahun 2017 (American Cancer Society, 2017). Kanker payudara merupakan

penyebab kematian terbanyak, lebih dari 2,1 juta wanita menderita kanker

payudara. Pada tahun 2018, diperkirakan 627.000 wanita meninggal akibat kanker
13

payudara atau sekitar 15% dari semua kematian akibat kanker di kalangan wanita

(WHO, 2018).

2.2.3 Etiologi dan Patogenesis

Sel payudara yang normal menjadi kanker karena perubahan (mutasi)

DNA. DNA adalah substansi kimia yang ada didalam setiap sel-sel tubuh manusia

yang membentuk gen. Gen memiliki instruksi tentang fungsi sel-sel tubuh

manusia. Beberapa gen mengontrol ketika sel-sel manusia tumbuh, membelah,

dan mati (apoptosis). Artinya, mutasi setiap sel pada tubuh seseorang dapat

meningkatkan resiko perkembangan kanker. Mutasi yang menyebabkan

berkembangnya kanker payudara dapat berupa: mutasi protoonkogen menjadi

onkogen, mutasi gen supresor tumor, mutasi gen yang diturunkan, dan mutasi gen

yang didapat (Kumar et al., 2013).

Gen yang mempercepat pembelahan sel disebut onkogen, sedangkan gen

yang secara normal membantu pertumbuhan sel disebut protoonkogen. Apabila

proto-onkogen mengalami mutasi atau terlalu banyak jumlahnya, akan

mengakibatkan onkogen menjadi permanen teraktivasi pada keadaan yang tidak

seharusnya. Hasilnya, sel tumbuh diluar kendali sehingga dapat menimbulkan

kanker. Gen supresor tumor adalah gen normal yang memperlambat pembelahan

sel, memperbaiki kesalahan DNA, atau memberi sinyal kepada sel untuk

apoptosis. Apabila gen supresor tumor tidak bekerja dengan baik, sel-sel dapat

tumbuh diluar kendali, sehingga dapat menimbulkan kanker. Mutasi DNA yang

diturunkan dapat meningkatkan risiko perkembangan kanker dan

bertanggungjawab atas kejadian kanker pada sebuah keluarga. Mutasi penetrasi

rendah atau variasi gen menjadi faktor perkembangan kanker. Gen yang terlibat
14

dapat mempengaruhi hal-hal seperti kadar hormon, metabolisme atau hal-hal lain

yang berinteraksi dengan faktor risiko kanker payudara. Gen ini

bertanggungjawab untuk kebanyakan risiko kanker payudara pada sebuah

keluarga. Contohnya, gen BRCA (BRCA1 dan BRCA2) adalah gen supresor

tumor. Perubahan pada salah satu gen ini dapat diturunkan dari orang tua. Jika

salah satu dari gen tersebut berubah, maka tidak ada lagi yang menekan

pertumbuhan abnormal, dan kanker cenderung untuk berkembang. Untuk itu,

pemeriksaan genetik dapat mengidentifikasi wanita yang memiliki riwayat mutasi

BRCA1 atau gen supresor tumor BRCA2 (atau gen-gen lain yang jarang terjadi

seperti PTEN atau TP53) pada keluarganya. Sehingga seorang wanita dapat

mengambil langkah pencegahan terhadap risiko perkembangan kanker payudara

dan memonitor perubahan pada payudaranya secara seksama untuk menemukan

kanker sedini mungkin pada stadium yang masih bisa diterapi (Kumar et al.,

2013).

2.2.4 Gejala Kanker Payudara

Gejala kanker payudara sangat bervariasi namun adanya benjolan atau

massa pada payudara merupakan keluhan yang paling sering didapatkan pada

penderita kanker payudara baik yang menimbulkan rasa sakit maupun yang tidak

dan benjolan tersebut memiliki bagian pinggir yang tidak berbatas tegas. Gejala

lainnya adalah pembengkakan seluruh atau sebagian payudara (bahkan kadang

benjolan tersebut tidak teraba), terdapat iritasi kulit atau seperti lesung pipi

(terkadang terlihat seperti kulit jeruk), nyeri payudara atau puting, nipple

retraction (memutar ke dalam), kemerahan, atau penebalan puting atau kulit

payudara, dan nipple discharge (selain ASI). Kanker payudara terkadang disadari
15

oleh penderita setelah ditemukannya gejala yang muncul, tapi pada beberapa

wanita gejala tersebut tidak muncul. Kadang-kadang kanker payudara dapat

menyebar ke kelenjar getah bening di bawah lengan atau di sekitar tulang leher

dan menyebabkan benjolan atau pembengkakan (American Cancer Society,

2017).

2.2.5 Faktor Risiko

Etiologi kanker payudara belum jelas sampai saai ini, tetapi terjadinya

kanker payudara dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko, yaitu:

1. Riwayat Keluarga dan Gen

Wanita dengan riwayat keluarga yang mengidap kanker payudara,

terutama pada hubungan kekerabatan yang dekat (ibu, saudara perempuan,

anak perempuan, ayah, saudara laki-laki, atau anak laki-laki) maka 2-3 kali

lebih besar untuk menderita kanker payudara dibandingkan dengan wanita

yang tanpa riwayat keluarga. Wanita dengan riwayat lesi jinak maupun ganas

pada payudara lebih cenderung untuk berkembang menjadi kanker payudara

baru. Gen yang merupakan faktor timbulnya kanker payudara adalah BRCA-1

dan BRCA-2 (ACS, 2015).

2. Terapi Hormonal

Faktor risiko yang paling banyak diteliti dalam kanker payudara adalah

penggunaan hormon eksogen dalam bentuk kontrasepsi oral (Oral

Contraceptions atau OCs) dan terapi penggantian hormone (Hormone

Replacement Therapy atau HRT). Dari hasil penelitian didapatkan sedikit

peningkatan risiko pada pengguna kontrasepsi oral saat ini. Risiko meningkat

1,24 kali untuk penggunaan 10 tahun. Namun, 10 tahun setelah penghentian,


16

risiko ini akan kembali normal. Data epidemiologi yang konsisten mendukung

peningkatan risiko kejadian kanker payudara dan kematian dengan

penggunaan HRT pascamenopause. Risiko meningkat 1,35 kali selama 5

tahun atau lebih pada penggunaan HRT. Namun, 5 tahun setelah penghentian,

risiko ini akan kembali normal. Hasil penelitian WHI (Women’s Health

Initiative), terapi estrogen dan kombinasi HRT yang digunakan untuk

pencegahan penyakit kronis menunjukkan bahwa terdapat hasil yang buruk

terkait pada penggunaan jangka panjang daripada manfaat pencegahan

penyakit potensial, terutama untuk wanita yang lebih tua dari 65 tahun

(Sakura, 2018).

3. Reproduksi

Wanita yang memiliki siklus haid lebih karena mereka mulai

menstruasi pada usia dini (sebelum usia 12) dan / atau melalui menopause

pada usia lanjut (setelah umur 55) mempunyai resiko sedikit lebih tinggi

mendapat kanker payudara. Hal ini mungkin terkait dengan eksposur seumur

hidup yang lebih tinggi kepada hormon estrogen dan progesteron (ACS,

2015). Usia mendapat anak pertama mempunyai hubungan yang bermakna

dengan insiden kanker payudara. Wanita Nulliparous memiliki risiko yang

sama dengan yang ada pada wanita yang melahirkan pertama ketika mereka

berusia 30 tahun, dengan kelahiran pertama kelahiran yang kemudian

menimbulkan risiko yang lebih tinggi (khususnya dalam waktu 5 tahun setelah

melahirkan) dan perempuan melahirkan ketika mereka masih muda memiliki

risiko rendah. Risiko relatif berkurang sekitar 3% untuk setiap tahun usia ibu

melahirkan berkurang, sehingga seorang wanita yang melahirkan pertama


17

ketika ia berusia 20 tahun risikonya sekitar 30% relatif lebih rendah

dibandingkan wanita yang anak pertama lahir ketika ia berusia 30 tahun

(Ponniah, 2010).

4. Menyusui

Wanita yang menyusui akan memproduksi hormon prolaktin yang

mana hormon ini dapat menekan paparan hormon estrogen dalam jumlah yang

banyak dan dalam waktu lama yang merupakan pemicu terjadinya kanker

payudara (Anggorowati, 2013).

5. Radiasi Pengion

Kelenjar payudara relatif peka terhadap radiasi pengion. Terpapar

secara berlebihan menyebabkan peluang terjadinya kanker lebih tinggi (Desen,

2011).

6. Diet dan Gizi

Berbagi studi kasus menunjukan diet tinggi lemak dan kalori berkaitan

langsung dengan timbulnya kanker payudara. Risiko kanker payudara

berhubungan dengan kelebihan berat badan disebabkan kadar estrogen yang

tinggi karena jaringan lemak sebagian besar berasal dari estrogen pada wanita

pasca menopause. Bukti yang berkembang menunjukkan bahwa wanita yang

melakukan aktivitas fisik secara rutin memiliki 10-25% berisiko lebih rendah

mengidap kanker payudara dibandingkan dengan wanita yang tidak aktif,

dengan bukti yang lebih kuat pada wanita pasca menopause daripada pra

menopause (Desen, 2011; American Cancer Society, 2015; Anggorowati,

2013).
18

7. Kontrasepsi

Studi menyatakan penggunaan kontrasepsi oral (kombinasi pil

estrogen dan progesteron) berhubungan dengan sedikit meningkatkan risiko

kanker payudara, terutama pada wanita yang menggunakannya sebelum usia

20 tahun atau sebelum kehamilan pertama. Risiko berkurang ketika wanita

berhenti menggunakan pil setelah 10 tahun, sama halnya dengan mereka yang

tidak pernah menggunakan kontrasepsi oral (American Cancer Society, 2015).

8. Usia

Bertambahnya usia merupakan salah satu faktor risiko kanker

payudara. Meskipun kanker payudara dapat terjadi pada wanita muda, secara

umum kanker payudara merupakan penyakit yang banyak ditemukan pada

usia tua. Seorang wanita berusia 30-an risikonya kira-kira 1 dari 250,

sedangkan untuk wanita pada usia 70-annya, adalah sekitar 1 dari 30.

Sebagian besar kanker payudara yang didiagnosis adalah setelah menopause

dan sekitar 75% dari kasus kanker payudara terjadi setelah 50 tahun (National

Breast and Ovarian Cancer Centre, 2009).

9. Riwayat Kehamilan

Resiko kanker payudara menunjukkan peningkatan seiring dengan

peningkatan usia mereka saat kehamilan pertama. Ini diperkirakan karena

adanya rangsangan pematangan dari sel-sel pada payudara yang diinduksi oleh

kehamilan, yang membuat sel-sel ini lebih peka terhadap transformasi yang

bersifat karsinogik. Resiko terkena kanker payudara pada wanita yang usia

saat hamil >30 tahun dengan usia yang lebih muda yaitu sebelum usia 20

tahun (Rasjidi, 2009).


19

2.2.6 Klasifikasi Histopatologis

Secara histologis, kanker payudara diklasifikasikan secara umum menjadi

karsinoma in situ dan karsinoma invasif. Pada karsinoma in situ, terjadi proliferasi

sel yang memiliki gambaran sitologis sesuai dengan keganasan, tetapi proliferasi

sel belum menginvasi stroma dan menembus membran basal. Sedangkan pada

karsinoma invasif, proliferasi sel yang menunjukkan keganasan telah menginvasi

stroma dan menembus membran basal. Pengklasifikasian dilakukan berdasarkan

biopsi jaringan payudara yang kemudian akan dilakukan pemeriksaan di bawah

mikroskop (Sjamsuhidajat & Jong, 2013).

1. Karsinoma Lobulus :

Karsinoma Loblus Insitu (LCIS), merupakan tipe kanker payudara

non- invasif dengan perubahan abnormal sel yang tumbuh di dalam lobulus

tanpa penyebaran ke bagian tubuh lain (Ponniah, 2010).

Karsinoma Lobulus Invasif, merupakan tipe kanker payudara yang

pertumbuhannya dimulai dalam kelenjar yang memproduksi air susu dari

payudara tetapi menyerang jaringan payudara di sekitarnya dan menyebar ke

bagian lain dari tubuh. Karsinoma lobulus mencakup 10 sampai 15% dari

seluruh kanker payudara (Ponniah, 2010).

2. Karsinoma Duktus :

Karsinoma Duktus Insitu (DCIS)

Merupakan tipe kanker payudara non-invasif yang paling umum. DCIS

merupakan perubahan abnormal sel di duktus payudara (Ponniah, 2010).


20

Karsinoma duktus invasif

Karsinoma duktus invasif bermula di duktus laktiferous dan menyebar ke

dinding duktus serta jaringan payudara sekitarnya. Karsinoma duktus invasif

merupakan kelompok terbesar (65-80%) dari seluruh tumor ganas payudara

(Ponniah, 2010).

Karsinoma Medular

Mencakup 5-8% dari seluruh karsinoma payudara. Kanker tipe medular

bertumbuh dari duktus yang besar dari payudara serta memiliki infiltrasi

limfosit yang padat. Tumor berkembang lambat dan kurang agresif

malignannya dibanding kasinoma lain. Penyebaran ke axila juga dapat ditemui

(Ponniah, 2010).

Karsinoma Musinus

Meliputi 5% dari seluruh karsinoma payudara dan tumbuh perlahanlahan

serta cendurung pada wanita yang lebih tua (Ponniah, 2010)

Karsinoma Tubular

Kanker yang telah mengalami diferensiasi yang jelas dan meliputi 1

hingga 2% dari semua kanker payudara malignan (Ponniah, 2010).

3. Tipe Jarang

Penyakit Paget

Merupakan karsinoma intraduktus pada saluran ekskresi utama yang

menyebar kekulit puting susu dan areola, sehingga terjadi kelainan menyerupai

eksim. Karakteristiknya sel ganas disebut Paget sel hadir pada epidermis

(Ponniah, 2010)
21

Karsinoma Inflamatori

Adalah tipe kanker payudara yang jarang (1% sampai 2%) dan

menimbulkan gejala-gejala yang berbeda dari kanker payudara lainnya. Tumor

setempat ini nyeri tekan dan sangat nyeri; payudara secara abnormal keras dan

membesar. Kulit di atas tumor ini merah dan agak hitam, sering terjadi edema

dan retraksi putting susu (Ponniah, 2010).

2.2.7 Penatalaksanaan Medis

Penanganan dan pengobatan penyakit kanker payudara tergantung dari tipe

dan stadium yang dialami penderita. Antara pengobatan yang dianjurkan adalah:

1. Pembedahan

Pembedahan dilakukan untuk menyingkirkan tumor yang terdapat pada

payudara. Disamping prosedur pengangkatan kelenjar getah bening dikawasan

sekitar juga dilaksanakan dan kemudiannya di periksa histopatologinya. Ada

beberapa tipe pembedahan yang dianjurkan antaranya:

a. Pembedahan Breast Conserving

Terdiri dari lumpektomi yaitu pengangkatan tumor dan sejumlah kecil

jaringan normal di sekitarnya dan masektomi parsial pengangkatan tumor dan

jaringan normal di sekitarnya yang lebih banyak.

b. Mastektomi Total

Pembedahan untuk mengangkat seluruh payudara prosedur ini juga

dikenal sebagai masektomi simplek.


22

c. Modified Radical Masectomy

Pembedahan untuk mengangkat seluruh payudara yang terkena kanker,

kelenjar getah bening di bawah lengan, lapisan atas otot-otot dada, dan

kadang-kadang, bagian dari otot dinding dada.

d. Mastektomi Radikal

Pengangkatan seluruh payudara, otot dada dan jaringan lainnya diangkat.

2. Terapi Penyinaran

Merupakan proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan

menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker

yang masih tersisa di payudara setelah operasi. Terdiri dari dua jenis yaitu

radiasi external dan radiasi internal.

3. Kemoterapi

Ini merupakan proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk

pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker.

Cara pemberian kemoterapi tergantung pada stadium dan tipe yang diderita.

4. Terapi Hormon

Terapi hormon yang menyingkirkan hormon atau memblok kerja hormon

supaya sel kanker tidak mampu berpoliferasi lagi.

5. Targeted Therapy

Jenis pengobatan yang menggunakan obat-obatan atau bahan lain untuk

mengidentifikasi dan menyerang sel kanker tertentu tanpa merugikan sel

normal. Antibodi monoklonal dan tirosin kinase inhibitor adalah antara dua

jenis pengobatan targeted therapy (National Cancer Institute, 2010).


23

2.3 Derajat Diferensiasi / Tingkat Grading

Derajat diferensiasi (grade) kanker dinilai berdasarkan kemiripan sampel

biopsi dengan jaringan payudara normal dan kecepatan sel-sel kanker membelah.

Derajat diferensiasi dapat membantu memprediksi prognosis dari kanker payudara

yang diderita seorang wanita. Dimana prognosis kanker payudara dipengaruhi

oleh ukuran tumor, metastasis, derajat diferensiasi, dan jenis histopatologik.

Derajat diferensiasi tumor adalah salah satu faktor dalam menentukan terapi

lanjutan yang dibutuhkan setelah pembedahan. Pada derajat diferensiasi tinggi, di

mana pertumbuhan dan penyebaran sel dianggap lebih cepat atau agresif,

dibutuhkan terapi tambahan selain definitive, yaitu dengan pemberian

kemoradiasi. Dalam hal ini, ada beberapa faktor yang mempengaruhi penilaian

derajat diferensiasi, antara lain adalah: formasi tubulus, nukleus, dan mitosis

(ACS, 2014: Prawirohardjo, 2018).

Derajat Diferensiasi karsinoma payudara diukur menggunakan metode

semikualitatif dari Elston dan Ellis. Metode Elston dan Ellis merupakan

modifikasi Nottingham dari sistem BloomRichardson, yang juga menilai aktivitas

mitosis (Prawirohardjo, 2018).

Menentukan tingkat grading sangat penting karena dapat membantu para

klinisi untuk menentukan tatalakasana kepada pasiennya. Ada tiga tingkat grading

kanker payudara menurut gambaran histopatologi, yaitu:

a. Grade 1 (low grade or well differentiated) Sel kanker kelihatan sedikit

berbeda dari sel normal. Di mana sel kanker tidak tumbuh dengan cepat dan

tidak tampak menyebar


24

b. Grade 2 (intermediate grade or moderately differentiated) Sel kanker tidak

kelihatan seperti sel normal. Pertumbuhannya sedikit lebih cepat dibanding

yang normal.

c. Grade 3 (high grade or poorly differentiated) Sel kanker kelihatan sangat

berbeda dari sel normal. Tingkatan yang ini sel kanker pertumbuhannya sangat

cepat dan lebih mungkin untuk menyebar (Simatupang, 2016).

Tabel 1. Skoring Elston dan Ellis (Prawirohardjo, 2018)

Gambaran
Jumlah mitosis
Formasi Skor Pleomorfik Inti Skor Skor
dalam LPB (400x)
Tubular dan Glandular
>75% 1 Kecil, Sel uniform regular (<1,5) 1 0-5 1
Moderate ukuran dan variasinya
10-75% 2 2 6-10 2
(1,5 – 2)
<10% 3 Variasi banyak (>2) 3 >11 3
Interpretasi :
- Grade I : diferensiasi baik, total skor 3–5
- Grade II : diferensiasi sedang, total skor 6–7
- Grade III : diferensiasi buruk, total skor 8–9 (Prawirohardjo, 2018)

Pada sistem skoring ini, ada tiga faktor yang dipertimbangkan dengan diberi

skor dari 1-3, yaitu:

a. Jumlah formasi kelenjar / tubulus ("diferensiasi" atau seberapa baik sel-sel

tumor mencoba untuk menimbulkan kembali dari kelenjar normal).

Skor 1: > 75% dari area tumor membentuk struktur glandular.

Skor 2: 10% - 75% dari area tumor membentuk struktur glandular.

Skor 3: < 10% dari area tumor membentuk struktur glandular.

Gambaran nukleus ("pleomorfisme" atau bagaimana sel-sel tumor


yang rusak terlihat).

Skor 1: Nukleus kecil dengan sedikit peningkatan dalam ukuran

dibandingkan sel epitel payudara yang normal, kromatin nukleus sama, dan

sedikit bervariasi dalam ukuran.


25

Skor 2: Sel-selnya tampak lebih besar dari normal dengan nukleus vesikular

terbuka, nukleolus terlihat, dan variabilitas moderate baik dalam ukuran dan

bentuk.

Skor 3: Nukleus vesikular, nukleolus sering menonjol, ditandai dengan

berbagai dalam ukuran dan bentuk, biasanya bentuk yang besar.

b. Aktivitas mitosis (seberapa banyak sel-sel tumor membelah).

Skor 1: Kurang dari atau sama dengan 7 mitosis per 10 Lapang Pandang.

Skor 2: 8-14 mitosis per 10 Lapang Pandang.

Skor 3: sama dengan atau lebih besar dari 15 mitosis per 10 Lapang

Pandang. (Simatupang, 2016).

Berikut di bawah ini gambaran histopatologi kanker payudara ductal

invasif menurut tingkatan grading:

Gambar 3. Histopatologi Grade 1 (Low Grade/Well Differentiated) (Hopkins, 2015)

Gambar 4. Histopatologi Grade 2 (Intermediate/Moderately Differentiated)


(Hopkins, 2015)
26

Gambar 5. Histopatologi Grade 3 (High Grade/Poorly Differentiated) (Hopkins,


2015)

2.4 Hubungan Usia terhadap Derajat Diferensiasi Kanker Payudara pada


Wanita
Banyak faktor yang dapat berhubungan dengan terjadinya kanker

payudara. Diantaranya adalah usia, menarch di usia < 12 tahun, menopause yang

terlambat pada usia > 55 tahun. Peningkatan faktor risiko tersebut berkaitan

dengan waktu lamanya terpapar hormon reproduksi. Insidensi kanker payudara

meningkat seiring dengan pertambahan usia. Semakin tinggi usia, semakin tinggi

resiko terjadinya kanker payudara. Selain itu, pada wanita yang berumur di atas

40 tahun terutama yang masih mengalami masa reproduksi, setiap bulan akan

mengalami menstruasi, namun tidak mengalami ovulasi, sehingga hormon

progesteron yang dihasilkan tidak cukup menangkal hormon estrogen yang

merupakan pemicu terjadinya kanker payudara (Firasi, 2016)

Menurut Firasi 2016, usia Karsinoma duktal invasif pada wanita usia

muda (≤ 40 tahun) kebanyakan dijumpai dengan derajat keganasan tinggi (Grade

III), dengan sifat biologi agresif yang ditunjukkan oleh ukuran tumor kebanyakan

> 5 cm, dan metastase ke kelenjar getah bening. Pada wanita usia muda cenderung

memiliki derajat diferensiasi yang buruk dan invasi ke kelenjar limfe dan

pembuluh darah dibandingkan dengan pasien dengan usia tua. Ditinjau dari

subtipe histologi dan stadium, angka harapan hidup (survival rate) kanker
27

payudara pada wanita berusia < 40 tahun relatif rendah dibandingkan dengan

wanita berusia ≥ 40 tahun (Firasi, 2016).

2.5 Estrogen Reseptor (ER) dan Progesteron Reseptor (PR)

ER merupakan faktor transkripsi yang diaktifkan oleh hormon estrogen

untuk menstimulasi pertumbuhan sel payudara normal dan sebagai faktor prediktif

dari respon terhadap terapi hormonal seperti tamoxifen. ER memiliki peran yang

penting pada proses karsinogenik dan penghambatannya yang melalui

penggunaan estrogen agonis lemah (Selective Estrogen Receptor Medulator) atau

secara tidak langsung menghambat konversi androgen menjadi estrogen

(aromatase inhibitor), yang berperan sebagai terapi kanker payudara (Firasi,

2016).

Secara umum konsentrasi ER lebih rendah pada wanita premenopause

daripada post menopause. Kanker payudara dengan ER negatif cenderung

memiliki derajat diferensiasi buruk. Kehadiran ER secara signifikan berhubungan

dengan derajat diferensiasi yang rendah, tidak adanya nekrosis, dan usia yang tua.

Pemeriksaan imunohistokimia ER akan positif dengan derajat diferensiasi yang

rendah pada Invasive Ductal Carcinoma (IDC) tidak spesifik. Sedangkan pada

IDC dengan derajat diferensiasi yang tinggi, pemeriksaan imunohistokimia ER

akan terdesak atau hilang sama sekali akibat amplifikasi reseptor HER-2. Reseptor

hormonal berhubungan secara berlawanan dengan adanya epidermal growth

farctor receptor (WHO 2012).

PR adalah gen yang diregulasi oleh estrogen, karena itu ekspresinya

mengindikasikan adanya jalur ER yang sedang aktif. PR diaktivasi oleh hormon

progesteron dan menstimulasi pertumbuhan sel tumor. Penilaian ekspresi PR


28

dapat membantu memprediksi respons terhadap terapi hormonal secara lebih

akurat (Firasi, 2016).

Berdasarkan WHO tahun 2012, ER positif / PR positif merupakan fenotipe

yang paling sering ditemukan dan diasosiasikan dengan respon terapi hormonal

yang baik, sedangkan ER-negatif / PR negatif merupakan kombinasi yang tidak

responsif terhadap terapi hormonal. PR yang dideteksi pada ER negatif yang

disebabkan oleh kadar ER yang terlalu rendah, atau ER tidak dikenali oleh

antibodi tetapi masih mengekspresikan PR. Keberadaan tumor dengan ER negatif

dan PR positif masih diperdebatkan (Firasi, 2016).


29

2.6 Kerangka Teori

Pasien Kanker Payudara

Klinis Usia

Biopsi / Operasi

Derajat Diferensiasi

Grade 1 ( Derajat
Keganasan Rendah ) Grade 2 ( Derajat Grade 3 ( Derajat
Skor 3-5 Keganasan Sedang ) Keganasan Tinggi )
Skor 6-7 Skor 8-9
S
Inti Pleomorfik Derajat Mitosis
Formasi Tubulus Inti kecil, regular (1) < 10 (1)

Mayoritas pada tumor (1) Moderate (2) 10-20 (2)


Moderate (2)
Banyak variasi (3) >20(3)
Minimal < 10% (3)

Gambar 6. Kerangka Teori (Hopkins, 2015; Simatupang, 2016)

Keterangan :
: Diteliti
: Tidak Diteliti
30

2.7 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

USIA DERAJAT DIFERENSIASI

Gambar 7. Kerangka Konsep

2.8 Hipotesa

Hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

Ha: Adanya hubungan usia terhadap derajat diferensiasi usia terhadap derajat

diferensiasi kanker payudara pada wanita di Rumah Sakit Abdoel

Moloek, Bandar Lampung Tahun 2018.

Ho: Tidak adanya hubungan usia terhadap derajat diferensiasi usia terhadap

derajat diferensiasi kanker payudara pada wanita di Rumah Sakit Abdoel

Moloek, Bandar Lampung Tahun 2018.


31
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah analitik

observasional dengan menggunakan Studi Retrospektif yang merupakan salah satu

studi penelitian yang berguna untuk mencari adakah hubungan antar varabel yang

terdiri dari variabel terikat (dependent variable) dan variabel bebas (independent

variable). Dengan maksud dan tujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan

antara usia dengan derajat diferensiasi pasien kanker payudara pada wanita

(Notoatmodjo, 2010).

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di bulan Juli tahun 2020 dan dilakukan di RSUD.

DR. H. Abdul Moeloek, Bandar Lampung.

3.3 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional,

penelitian dengan pendekatan cross sectional yaitu penelitian yang dilakukan

hanya dalam satu waktu atau dalam satu periode tertentu. Pengamatan subjek

studi pada penelitian cross sectional hanya dilakukan satu kali selama penelitian

tersebut berlangsung, dan tidak dilakukan pemeriksaan ulang (Budiarto, 2004).

32
33

3.4 Subjek Penelitian

3.4.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pasien wanita yang didiagnosis

menderita kanker payudara di RSUD DR. H. Abdul Moeloek, Bandar Lampung

Tahun 2018 yang berjumlah 34 orang.

3.4.2 Sampel

Populasi yang ada akan dijadikan sampel penelitian, yaitu pasien wanita

yang di diagnosis kanker payudara di RSUD DR. H. Abdul Moeloek, Bandar

Lampung yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi.

3.4.3 Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan sistem total

sampling yaitu dimana jumlah sampel diambil secara keseluruhan dari sampel

yang akan diteliti.

3.4.4 Cara Pengambilan Sampel

Pada penelitian ini jumlah sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi

adalah sebanyak 34 pasien yang akan diambil menggunakan teknik total sampling.

3.5 Kriteria Sampel Penelitian

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dari suatu

populasi target yang terjangkau dan akan diteliti. Adapun kriteria inklusi dalam

penelitan yaitu :

1. Pasien wanita yang di diagnosis kanker payudara

2. Pasien kanker payudara wanita yang mempunyai data rekam medis lengkap
34

Kriteria eksklusi adalah untuk menghilangkan atau mengeluarkan subyek

yang memenuhi inklusi karena berbagai sebab. Adapun kriteria eksklusi pada

penelitian ini antara lain:

1. Pasien yang tidak dilakukan biopsy / operasi

2. Penderita kanker payudara yang berjenis kelamin laki-laki

3. Slide histopatologik yang rusak atau hilang.

3.6 Variabel Penelitian

1. Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah usia

2. Variabel Dependen

Variabel independen dalam penelitan ini adalah derajat diferensiasi

histopatologik

3.7 Definisi Operasional

Tabel 2. Definisi Operasional (Al Amin, 2017; Prawirohardjo, 2013)

No. Variabel Definisi Operasional Alat ukur Hasil Ukur Skala ukur
Usia pasien pada saat 0: usia dewasa : (26- 45
dilakukan pemeriksaan Lembar tahun)
1 Usia Ordinal
yang tertera di rekam observasi 1: usia lanjut : (≥ 46-65 tahun)
medik 2: manula : (>65 tahun)
0: Derajat Diferensiasi 1
(derajat keganasan baik): skor
3-5
Tingkatan / derajat
1: Derajat Diferensiasi 2
Derajat keganasan pada kanker Lembar
2 (derajat keganasan sedang): Ordinal
Diferensiasi payudara menurut observasi
skor 6-7
Elston dan Ellis
2: Derajat Diferensiasi 3
(derajat keganasan buruk):
skor 8-9
35

3.8 Metode Pengumpulan Data

3.8.1 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rekam medik pasien

wanita yang menderita kanker payudara di RSUD DR. H. Abdul Moloek, Bandar

Lampung yang sudah diseleksi melalui kriteria inklusi dan eksklusi pada tahun

2018.

3.8.2 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis untuk mencatat

data yang didapatkan dari rekam medis di RSUD DR. H. Abdul Moloek Bandar

Lampung yang di tulis di dalam lembar observasi.

3.8.3 Jenis Data

Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Data didapatkan melalui

rekam medik pasien di RSUD DR. H. Abdul Moloek, Bandar Lampung.

3.8.4 Cara Kerja

Peneliti mengunjungi RSUD DR. H. Abdul Moloek, Bandar Lampung

untuk mengambil data dari rekam medik pasien kanker payudara wanita yang

sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Kemudian dilakukan teknik Total

sampling. Data yang diambil berupa usia dan derajat diferensiasi kanker payudara.

Kemudian data dikumpulkan dan dilakukan pengolahan data dengan

menggunakan komputer untuk kemudian dilakukan analisis data.


36

3.9 Pengolahan Data

Data yang sudah dikumpulkan, diolah dengan menggunakan komputer

program SPSS versi 20 for windows dengan melalui tahapan entering, editing,

coding, processing.

3.10 Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisa ini digunakan untuk mendekskripsikan variabel dependen dan

independen yang bertujuan untuk melihat frekuensi masing-masing variabel

penelitian.

2. Analisis Bivariat

Analisa ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara

variabel dependen dan variabel independen. Hubungan antara satu keadaan

dengan keadaan yang lain dapat digunakan uji statistik “Chi-Square” dengan

tingkat kesalahan 5%.


37

3.11 Alur Penelitian

Peneliti mengunjungi Rumah Sakit untuk melakukan pengambilan data dari hasil
rekam medik pasien kanker payudara wanita.di RSUD DR. H. Abdul Moloek
Bandar Lampung

Dipilih dengan
memperhatikan kriteria
inklusi dan eksklusi

Sampel Penelitian

Pencatatan dan pengumpulan data

Pengolahan data menggunakan SPSS 20 for Windows

Analisis data

Analisis Univariat Analisis Bivariat

Gambar 8 Alur Penelitian


38

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum

Penelitian dilaksanakan di RSUD DR. H. Abdul Moeloek Bandar

Lampung pada bulan Juli tahun 2020. Penelitian ini menggunakan teknik analitik

observasional menggunakan data rekam medik dengan metode Retrospective

Study sebanyak 34 sampel yang merupakan pasien yang memiliki Kanker

Payudara RSUD DR. H. Abdul Moeloek, Bandar Lampung pada tahun 2018 yang

telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

4.1.2 Analisis Univariat

Analisa dilakukan tiap variabel dari hasil penelitian, baik variabel

dependen maupun variabel independen. Hasil dari setiap variabel ini ditampilkan

dalam bentuk tabel distribusi frekuensi berikut ini.

1. Distribusi Frekuensi Usia

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Usia Pasien Kanker Payudara di RSUD DR. H.


Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun 2018

Usia Frekuensi (n) Persentase (%)


Dewasa 14 41.2
Lansia 17 50.0
Manula 3 8.8
Total 34 100.0

Tabel 3 di atas menunjukan distribusi sampel berdasarkan usia. Dari 34

sampel didapatkan sampel yang masuk kategori usia dewasa (26-45 tahun)
39

sebanyak 14 orang (41,2%), kategori lansia (46-65 tahun) sebanyak 17 orang

(50%), dan masuk kategori manula (>65 tahun) sebanyak 3 orang (8,8%).

2. Distribusi Frekuensi Derajat Diferensiasi Kanker Payudara

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Derajat Diferensiasi Kanker Payudara


di Sampel di RSUD DR. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun 2018

Derajat Diferensiasi Kanker Payudara Frekuensi (n) Persentase (%)


Derajat Diferensiasi I 8 23.5
Derajat Diferensiasi II 22 64.7
Derajat Diferensiasi III 4 11.8
Total 34 100.0

Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa dari 34 sampel yang diteliti, terlihat

bahwa sampel yang memiliki kanker payudara dengan derajat diferensiasi I

sebanyak 8 orang (23,5%), derajat diferensiasi II sebanyak 22 orang (64,7%), dan

derajat diferensiasi III sebanyak 4 orang (11,8%).

4.1.3 Analisis Bivariat

Analisis ini digunakan untuk melihat hubungan antara usia dengan derajat

diferensiasi kanker payudara. Uji statistik yang dilakukan pada analisis bivariat

ini adalah Chi Square dengan derajat kepercayaan 95% (α = 95%). Berdasarkan

hasil uji statistik akan diperoleh nilai probabilitas (p-value) < 0,05 (pada CI;95%)

maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada hubungan yang bermakna dan

jika probabilitas (p-value)≥ 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti

tidak ada hubungan yang bermakna.


40

Tabel 5 Uji Analisis Chi Square Antara Usia Dengan Derajat diferensiasi Kanker
Payudara

Usia
Total
Derajat Diferensiasi Dewasa Lansia Manula P-Value
n % n % n % n %
Derajat Diferensiasi I 4 28,57% 3 17,64% 1 33,3% 8 23,54%
Derajat Diferensiasi II 10 71,43% 10 58,82% 2 66,7% 22 64,70%
0.318
Derajat Diferensiasi III 0 0,0% 4 23,54% 0 0,0% 4 11,76%
Total 14 100,0% 17 100,0% 3 100,0% 34 100,0%

Uji analisis bivariat antara usia dengan derajat diferensiasi kanker

payudara pada sampel di RSUD DR. H. Abdul Moeloek tahun 2018 dapat dilihat

pada tabel di atas dimana dari 34 sampel penelitian yang mengalami kanker

payudara didapatkan sampel yang masuk kategori kelompok usia dewasa, 4 orang

mengalami kanker payudara derajat diferensiasi I dan 10 orang mengalami kanker

payudara derajat diferensiasi II. Sementara itu, dari sampel yang masuk kategori

kelompok usia lansia, didapatkan 3 orang mengalami kanker payudara derajat

diferensiasi I, 10 orang mengalami kanker payudara derajat diferensiasi II, dan 4

orang mengalami kanker payudara derajat diferensiasi III. Selanjutnya, sampel

yang masuk kategori kelompok usia manula, didapatkan 1 orang mengalami

kanker payudara derajat diferensiasi I dan 2 orang mengalami kanker payudara

derajat diferensiasi II. Dari analisis Chi-Square diperoleh nilai p = 0,318 (p>0,05)

yang berarti tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia dengan derajat

diferensiasi kanker payudara.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Kanker atau tumor ganas yaitu jaringan baru yang timbul dalam tubuh

pada lokasi tertentu yang dipengaruhi berbagai penyebab, sehingga jaringan

setempat terjadi pertumbuhan yang tidak normal, jaringan ini dapat menginvasi
41

dan merusak struktur disekitarnya dan menyebar ke tempat jauh (metastasis) serta

menyebabkan kematian (Kumar et al., 2015).

Disebut kanker payudara ketika sejumlah sel di dalam payudara tumbuh,

kehilangan kendali, dan berkembang dengan cepat di dalam jaringan payudara.

Kanker Payudara (Carcinoma mammae) pada prinsipnya adalah tumor ganas

yang berasal dari kelenjar kulit, saluran kelenjar, dan jaringan di sebelah luar

rongga dada. Sel kanker payudara dapat bersembunyi di dalam tubuh kita selama

bertahun-tahun tanpa kita ketahui dan tiba-tiba aktif menjadi tumor ganas atau

kanker (American Cancer Society, 2016).

Kanker payudara sendiri merupakan jenis kanker tersering pada wanita,

pada tahun 2017 diperkirakan sekitar 252.710 kasus baru kanker payudara invasif

dan sekitar 63.410 kasus kanker payudara non invasif yang akan didiagnosis pada

wanita. Sekitar 40.610 orang wanita diperkirakan meninggal akibat kanker

payudara pada tahun 2017 (American Cancer Society, 2017). Kanker payudara

merupakan penyebab kematian terbanyak, lebih dari 2,1 juta wanita menderita

kanker payudara. Pada tahun 2018, diperkirakan 627.000 wanita meninggal akibat

kanker payudara atau sekitar 15% dari semua kematian akibat kanker di kalangan

wanita (WHO, 2018).

Pada penelitian ini didapatkan hasil uji Chi–Square menunjukkan hasil

tidak terdapat hubungan yang signifikan antara usia dengan derajat diferensiasi

kanker payudara (p-value=0.318>0.05). Berdasarkan data – data yang diperoleh

dari hasil penelitian dan perhitungan statistik, maka hasil penelitian tersebut dapat

dibahas sebagai berikut.


42

Berdasarkan usia, dari 34 sampel penelitian didapatkan sampel yang

masuk kategori usia dewasa (26-45 tahun) sebanyak 14 orang dengan persentase

41,2%. Sedangkan sampel yang kategori lansia (46-65 tahun) sebanyak 17 orang

dengan persentase 50,0%. Selanjutnya, sampel yang masuk kategori manula (>65

tahun) sebanyak 3 orang dengan persentase 8,8%. Berdasarkan kriteria Depkes RI

(2009), sampel paling banyak masuk dalam kategori usia lansia (46-65 tahun).

Sementara itu, berdasarkan derajat diferensiasi kanker payudara, dari 34

sampel penelitian didapatkan sebanyak 8 sampel yang mengalami kanker

payudara derajat diferensiasi I dengan persentase 23,5%. Sedangkan sebanyak 22

sampel penelitian mengalami kanker payudara derajat diferensiasi II dengan

persentase 64,7%. Sementara itu, 4 sampel mengalami kanker payudara derajat

diferensiasi III dengan persentase 11,8%. Dapat disimpulkan sampel paling

banyak masuk dalam kategori kanker payudara derajat diferensiasi II.

Berdasarkan penjabaran di atas, hasil penelitian ini didukung oleh

penelitian Sari, dkk. pada tahun 2018 yang menyatakan bahwasannya faktor

risiko yang tidak memiliki pengaruh terhadap kanker payudara adalah usia.

Analisis yang dilakukan antara variabel penelitian menunjukan beberapa variabel

yang diteliti ada yang secara mandiri menunjukan pengaruh yang bermakna

terhadap ekspresi reseptor estrogen namun ada juga menunjukkan variabel yang

tidak berpengaruh terhadap ekspresi reseptor estrogen. Variabel yang secara

mandiri (analisis bivariat) tidak memiliki kemaknaan perbedaan terhadap ekspresi

reseptor estrogen adalah usia dengan p=0,1 (Sari, dkk. 2018).


43

Sementara itu, National breast and ovarian cancer yang menyatakan

bahwasannya wanita yang memiliki usia kurang dari 40 tahun berisiko rendah

untuk terkena kanker payudara yaitu 1 per 200 penduduk dan risiko ini akan

mengalami peningkatan yang cukup signifikan seiring dengan bertambahnya usia

(≥ 40 tahun) yaitu 1 per 10 penduduk. Hal ini menjadikan kanker payudara

sebagai salah satu jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita usia

paruh baya (Sihombing, 2014).

Bertambahnya usia merupakan salah satu faktor risiko kanker payudara.

Meskipun kanker payudara dapat terjadi pada wanita muda, secara umum kanker

payudara merupakan penyakit yang banyak ditemukan pada usia tua. Seorang

wanita berusia 30-an risikonya kira-kira 1 dari 250, sedangkan untuk wanita pada

usia 70-annya, adalah sekitar 1 dari 30. Sebagian besar kanker payudara yang

didiagnosis adalah setelah menopause dan sekitar 75% dari kasus kanker

payudara terjadi setelah 50 tahun (National Breast and Ovarian Cancer Centre,

2009).

Penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Gumayesty (2016) juga

bertentangan dengan hasil penelitian ini. Berdasarkan penelitian yang dilakukan,

terdapat hubungan antara usia (p=0,002 ; OR=2,83), riwayat keluarga (p=0,009 ;

OR=2,55), usia menarche (p=0,028 ; OR=2,12), dan penggunaan kontrasepsi

hormonal dalam waktu lama (p=0,008 ; OR= 2,65) dengan kejadian kanker

payudara (Sari dan Gumayesty, 2016).

Hasil penelitian ini pun bertentangan dengan penelitian Ali Akbar dalam

publikasinya yang menyatakan bahwasannya pasien kanker payudara wanita yang


44

berusia < 40 tahun relatif lebih rendah dibandingkan dengan wanita berusia ≥ 40

tahun (Firasi, 2016). Kanker Payudara jarang ditemukan pada wanita muda, jika

pun ada dikaitkan dengan prognosis yang kurang baik.

Menurut Firasi 2016, pada wanita yang berumur di atas 40 tahun terutama

yang masih mengalami masa reproduksi, setiap bulan akan mengalami menstruasi,

namun tidak mengalami ovulasi, sehingga hormon progesteron yang dihasilkan

tidak cukup menangkal hormon estrogen yang merupakan pemicu terjadinya

kanker payudara (Firasi, 2016). Ditinjau dari subtipe histologi dan stadium, angka

harapan hidup (survival rate) kanker payudara pada wanita berusia < 40 tahun

relatif rendah dibandingkan dengan wanita berusia ≥ 40 tahun (Firasi, 2016).

Akan tetapi, banyak faktor yang dapat berhubungan dengan terjadinya

kanker payudara diantaranya adalah riwayat keluarga dan genetik (American

Cancer Society, 2015), terapi hormonal (Sakura, 2018), riwayat sistem reproduksi

(menarche yang terlalu cepat dan menopause yang terlambat) (Ponniah, 2010),

riwayat menyusui (Anggorowati, 2013), paparan radiasi (Desen, 2011), pola

makan meliputi diet dan gizi (American Cancer Society, 2015; Anggorowati,

2013; Desen. 2011), kontrasepsi (American Cancer Society, 2015), dan riwayat

kehamilan (Rasjidi, 2009). Peningkatan faktor risiko tersebut berkaitan dengan

waktu lamanya terpapar hormon reproduksi.

Seperti dijelaskan pada paragraf sebelumnya, riwayat keluarga dan genetik

menjadi faktor resiko bagi terjadinya kanker payudara. Wanita dengan riwayat

keluarga yang mengidap kanker payudara, terutama pada hubungan kekerabatan

yang dekat (ibu, saudara perempuan, anak perempuan, ayah, saudara laki-laki,
45

atau anak laki-laki) maka 2-3 kali lebih besar untuk menderita kanker payudara

dibandingkan dengan wanita yang tanpa riwayat keluarga (American Cancer

Society, 2015). Hal ini sejalan oleh penelitian yang dilakukan oleh Isnaini dan

Elpiana (2017) yang menyatakan bahwasannya dari penelitian yang dilakukan di

RSUD DR. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2015 didapatkan dan ada

hubungan riwayat keluarga dengan kejadian kanker payudara (p-value : 0,000 :

OR 2,961).

Selanjutnya, faktor risiko yang paling banyak diteliti dalam kanker

payudara adalah penggunaan hormon eksogen dalam bentuk kontrasepsi oral

(Oral Contraceptions atau OCs) dan terapi penggantian hormon (Hormone

Replacement Therapy atau HRT). Dari hasil penelitian didapatkan sedikit

peningkatan risiko pada pengguna kontrasepsi oral saat ini. Risiko meningkat 1,24

kali untuk penggunaan 10 tahun. Data epidemiologi yang konsisten mendukung

peningkatan risiko kejadian kanker payudara dan kematian dengan penggunaan

HRT pascamenopause. Risiko meningkat 1,35 kali selama 5 tahun atau lebih pada

penggunaan HRT. Namun, 5 tahun setelah penghentian, risiko ini akan kembali

normal (Sakura, 2018).

Faktor berikutnya yang berperan adalah riwayat reproduksi. Wanita yang

memiliki siklus haid lebih karena mereka mulai menstruasi/menarche pada usia

dini (sebelum usia 12) dan/atau melalui menopause pada usia lanjut (setelah umur

55) mempunyai risiko sedikit lebih tinggi mendapat kanker payudara. Hal ini

mungkin terkait dengan eksposur seumur hidup yang lebih tinggi kepada hormon

estrogen dan progesteron yang diperkuat oleh penelitian yang dilakukan di RSUD
46

DR. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2015 didapatkan ada hubungan

antara usia menarche dengan kejadian kanker payudara (p-value : 0,000 : OR

3,110) (American Cancer Society, 2015; Isnaini dan Elpiana, 2017).

Usia mendapat anak pertama mempunyai hubungan yang bermakna

dengan insiden kanker payudara. Wanita Nulliparous memiliki risiko yang sama

dengan yang ada pada wanita yang melahirkan pertama ketika mereka berusia 30

tahun, dengan kelahiran pertama kelahiran yang kemudian menimbulkan risiko

yang lebih tinggi (khususnya dalam waktu 5 tahun setelah melahirkan) dan

perempuan melahirkan ketika mereka masih muda memiliki risiko rendah.

Seorang wanita yang melahirkan pertama ketika ia berusia 20 tahun risikonya

sekitar 30% relatif lebih rendah dibandingkan wanita yang anak pertama lahir

ketika ia berusia 30 tahun (Ponniah, 2010). Ini diperkirakan karena adanya

rangsangan pematangan dari sel-sel pada payudara yang diinduksi oleh kehamilan,

yang membuat sel-sel ini lebih peka terhadap transformasi yang bersifat

karsinogenik (Rasjidi, 2009).

Faktor selanjutnya adalah riwayat menyusui. Wanita yang menyusui akan

memproduksi hormon prolaktin yang mana hormon ini dapat menekan paparan

hormon estrogen dalam jumlah yang banyak dan dalam waktu lama yang

merupakan pemicu terjadinya kanker payudara (Anggorowati, 2013).

Berikutnya adalah riwayat paparan radiasi. Kelenjar payudara relatif peka

terhadap radiasi pengion sehingga paparan secara berlebihan menyebabkan

peluang terjadinya kanker lebih tinggi (Desen, 2011).


47

Faktor lainnya adalah pola makan. Berbagi studi kasus menunjukan diet

tinggi lemak dan kalori berkaitan langsung dengan timbulnya kanker payudara.

Risiko kanker payudara berhubungan dengan kelebihan berat badan disebabkan

kadar estrogen yang tinggi karena jaringan lemak sebagian besar berasal dari

estrogen pada wanita pasca menopause. Bukti yang berkembang menunjukkan

bahwa wanita yang melakukan aktivitas fisik secara rutin memiliki 10-25%

berisiko lebih rendah mengidap kanker payudara dibandingkan dengan wanita

yang tidak aktif, dengan bukti yang lebih kuat pada wanita pasca menopause

daripada pra menopause (American Cancer Society, 2015; Anggorowati, 2013 ;

Desen, 2011).

Dewasa ini, terdapat peran-peran imunoreseptor yang cukup signifikan

dalam menentukan prognosis kanker payudara. Berdasarkan penelitian

Hutagalung, dkk. pada 2014, aktifitas proliferasi sel dapat dideteksi dengan

menggunakan pulasan dengan Teknik imunohistokimia KI-67. Indeks KI-67 akan

mengekspresikan sel yang berproliferasi pada fase G1, S, G2, dan M (kecuali fase

G0) dari siklus sel. Sebagai faktor prediktif, indeks proliferasi KI-67 merupakan

suatu marker biologi yang digunakan untuk menilai aktifitas proliferasi sel yang

sering digunakan di dalam mendeteksi keberadaan karsinoma payudara. Indeks

KI-67 dapat membantu para klinisi dalam memperbaiki kemampuan memprediksi

prognosis karsinoma payudara dan membedakan pasien dengan resiko rendah

dengan psien dengan resiko tinggi terhadap rekurensi (Hutagalung, dkk. 2014).

Selain itu, ada juga HER-2/neu (erbB2). HER-2/neu (erbB2) merupakan

anggota family erbB/HER dari reseptor transmembrane tirosin kinase yang dikode
48

oleh gen HER-2. Overekspresi dan amplifikasi gen ErbB2 tampak pada beberapa

jenis karsinoma, terutama dalam karsionoma payudara. Famili gen HER berperan

penting dalam regulasi pertumbuhan, kelangsungan hidup, dan diferensiasi sel.

Gen HER-2 berperan dalam control pertumbuhan, proliferasi, dan pembelahan sel

normal namun mengekspresikan reseptor di permukaan sel dalam jumlah sedikit.

Overekspresii dari gen ini memiliki nilai prognostic pada karsinoma payudara dan

dapat digunakan sebagai pertanda target atau terapi. Imunihistokimia HER-2/neu

sudah merupakan suatu prosedur standar pada kasus Karsinoma Payudara Duktal

Invasif (Hutagalung, dkk., 2014).

Menurut asumsi peneliti, usia memang merupakan faktor yang berperan

dalam terjadinya kanker payudara. Namun, masih banyak faktor-faktor lain yang

dapat mempengaruhi sifat dan perkembangan dari kanker payudara yang akhirnya

dapat mempengaruhi prognosis dan terapinya. Usia bukanlah faktor tunggal yang

dapat berdiri sendiri sehingga dapat menyebabkan terjadinya kanker payudara,

akan tetapi secara simultan dengan faktor-faktor lainnya seperti riwayat keluarga

dan genetik, terapi hormonal, riwayat sistem reproduksi, riwayat menyusui,

paparan radiasi, pola makan meliputi diet dan gizi, kontrasepsi, riwayat

kehamilan, dan peran-peran imunoreseptor yang cukup signifikan dalam

menentukan prognosis kanker payudara.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Hubungan Usia

terhadap Derajat Diferensiasi Kanker Payudara Pada Wanita di RSUD DR. H

Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun 2018, dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Dari 34 sampel yang diteliti, terlihat bahwa sampel yang paling banyak masuk

dalam kategori lansia (46-65 tahun) sebanyak 17 orang (50%). Selanjutnya,

didapatkan sampel yang masuk kategori usia dewasa (26-45 tahun) sebanyak 14

orang (41,2%) dan yang masuk kategori manula (>65 tahun) sebanyak 3 orang

(8,8%).

2. Dari 30 sampel yang diteliti, terlihat bahwa sampel yang paling banyak

memiliki kanker payudara dengan derajat diferensiasi II sebanyak 22 orang

(64,7%).

3. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia dengan derajat diferensiasi

pada penderita kanker payudara di RSUD DR. H. Abdul Moeloek Bandar

Lampung Tahun 2018.


49

4.

5.2 Saran

5.2.1 Peneliti dan Universitas

Bagi peneliti dan universitas, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

sumber referensi tambahan dan sumber literatur bagi perpustakaan Universitas

Malahayati.

5.2.2 Tempat Penelitian

Memberikan masukan bagi RSUD DR. H. Abdul Moeloek Bandar

Lampung yang merupakan tempat pengambilan data sampel agar dapat

melengkapi data pasien baik itu data primer maupun data sekunder.

5.2.3 Masyarakat

Dengan diketahuinya faktor risiko terjadinya kanker payudara, masyarakat

khususnya wanita dapat melakukan pemeriksaan payudara sendiri dalam

mendeteksi kanker payudara sejak dini, mencari informasi tentang kanker

payudara serta menjaga pola hidup sehat dan menghindari faktor pencetus yang

dapat diubah dari kanker payudara. Selain itu, perempuan perlu melakukan

konseling kesehatan reproduksi dan mengkonsultasikan usia pernikahan yang

sesuai dengan tenaga kesehatan.


50

5.2.4 Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut dengan

menggunakan sampel yang lebih banyak. Hal ini bisa dilakukan dengan memperpanjang

durasi cakupan penelitian ataupun meningkatkan cakupan wilayah penelitian. Variabel-

variabel lainnya juga dapat diteliti oleh penelitian selanjutnya, seperti pengaruh

hormonal, pengaruh radiasi dan variabel- variabel lainnya.


50

DAFTAR PUSTAKA

Al Amin, 2017. Klasifikasi Kelompok Umur Manusia Berdasarkan Analisis Dimensi


Fractal Box Counting Dari Citra Wajah Dengan Tepi Canny. FMIPA, Universitas
Negeri Surabaya.
Al Farisyi, M. And Khambri, D., 2018. Analisis Survival Pasien Kanker Payudara Usia
Muda Di RSUP DR. M. Djamil Padang Tahun 2008-2017. Jurnal Kesehatan
Andalas, 7, Pp.25-29.
American Cancer Society. 2014. Breast Cancer: What Is Breast Cancer?. [Diakses
Tanggal 21 September 2019]
American Cancer Society. 2015. Breast Cancer Facts & Figures 2015-2016. [Diakses
Tanggal 21 September 2019].
American Cancer Society. 2017, ‘Breast Cancer And Symptoms’, About Breast Cancer,
[Online], Accessed 20 September 2019.
American Cancer Society. 2017, ‘Breast Cancer Facts And Figures’, Cancer Facts And
Statistic, [Online], Accessed 20 September 2019.
American Cancer Society. 2017. Breast Cancer: What Is Breast Cancer?.[Diakses
Tanggal 20 September 2019].
American Cancer Society. 2019. Breast Cancer: What Is Breast Cancer?.[Diakses
Tanggal 10 September 2019].
Anggorowati L. 2013. Faktor Risiko Kanker Payudara Wanita. Jurnal Kesehatan
Masyarakat. 8(2): 121–6.
Anita, A., 2016. Pengaruh Pemberian Booklet Kemoterapi Terhadap Kemampuan
Perawatan Diri Penderita Kanker Payudara Pasca Kemoterapi Di Ruang Bedah
Rumah Sakit Abdul Moeloek (RSAM) Bandar Lampung. Jurnal Kesehatan, 7(1),
Pp.26-33
Budiarto, E. 2004. Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta : EGC
Desen, Wan. 2011. Patologi Tumor. Dalam: Japaries, W, Ed. Buku Ajar Onkologi
Klinis Ed 2. Jakarta: Balai Penerbit FK UI, Hlm. 45-54
Eroschenko V. 2016 Difiore Atlas Of Histology. Edisi Ke-12. Philadelphia: Lippincott
Williams And Wilkins. Hlm. 535-555
50

Firasi, A.A. And Yudhanto, E., 2016. Hubungan Usia Terhadap Derajat Diferensiasi
Kanker Payudara Pada Wanita. Jurnal Kedokteran Diponegoro, 5(4), Pp.327-336.
Hall JE. 2014. Guyton Dan Hall: Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi Keduabelas.
12th Ed. Singapore: Elsevier. Hlm. 1076.
Hutagalung, S. B., Mulyadi, I.K., Artha, I. G. A. 2014. Ekspresi Ki-67 dan HER-2/neu
Berhubungn dengan Derajat Histopatolgik Karsinoma Payudara Invasif No
Special Type (NST). Majalah Patologi Vol. 23 No. 2.
Isnaini, Nurul., Elpiana. 2017. Hubungan Usia,Usia Menarche Dan Riwayat Keluarga
Dengan Kejadian Kanker Payudara Dirumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul
Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2015. Jurnal Kebidanan. Vol. 3, No. 2, April
2017 : 103-109.
Javanda, N.R., 2017. Konfirmasi Diagnostik Histopatologi Terhadap Sitologi Fine
Needle Aspiration Biopsy (FNAB) Kanker Payudara Di RSUP Haji Adam Malik
Medan Tahun 2016.
Johns Hopkins Medicine, 2015. Breast Cancer & Breast Pathology. [Accesed 25
September 2019]
Kumar, V. Dkk. 2013. Robbins Basic Pathology Edisi Ke-9. Canada : Elsevier. Hlm.
155-191
Mescher AL. 2012. Histologi Dasar Junqueira Teks & Atlas. Edisi Ke-12. Jakarta:
EGC. Hlm. 396–402.
Mulyani, N.S., 2013. Nuryani.“. Kanker Payudara Dan PMS Pada Kehamilan.
Yogyakarta: Nuhamedika.
Nani, D. 2009. Hubungan Umur Awal Menopause Dan Status Penggunaan Kontrasepsi
Hormonal Dengan Kejadian Kanker Payudara. Jurnal Keperawatan Soedirman
(The Soedirman Journal Of Nursing). Volume 4, No.3, November 2009.
National Breast And Ovarian Cancer Centre. , 2009.Breast Cancer Risk Factors: A
Review Of The Evidence. National Breast And Ovarian Cancer Centre, Surry
Hills, NSW
National Cancer Institute, 2010. Breast Cancer. U.S. National Institute Of Health.
[Accesed 21 September 2019]
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
50

Ponniah, G., 2010. Prevalensi Kanker Payudara Pada Wanita Berdasarkan Usia Dan
Jenis Histopatologi Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2009.
Prawirohardjo, A.N., Soewoto, W. And Alfianto, U., 2018. Hubungan Index Massa
Tubuh Dengan Grading Pada Kanker Payudara. Biomedika, 10(1), Pp.41-45.
Rasjidi, I.R. 2009, Deteksi Dini Pencegahan Kanker Pada Wanita, Sagung Seto,
Jakarta.
Sakura, A.S., 2018. Profil Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Usia Dan Indeks
Massa Tubuh (IMT) Di Laboratorium Sentra Patologi Anatomik Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan Periode Tahun 2015-2017.
Sari, D. P., Gumayesty, Y. 2016. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Kanker Payudara Di Poliklinik Onkologi Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau.
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, STIKES Al- Insyirah Pekanbaru. Vol. 5, No.
2.
Sari, S. E., Harahap, W. A., Saputra, D. 2018. Pengaruh Faktor Risiko Terhadap
Ekspresi Reseptor Estrogen Pada Penderita Kanker Payudara Di Kota Padang.
Jurnal Kesehatan Andalas. 2018;7(4).
Sihombing, M. And Sapardin, A.N., 2014. Faktor Risiko Tumor Payudara Pada
Perempuan Umur 25-65 Tahun Di Lima Kelurahan Kecamatan Bogor
Tengah. Jurnal Kesehatan Reproduksi, 5(3), Pp.175-184.
Simatupang, E.M.D., Gambaran Histopatologi Kanker Payudara Duktal Invasif
Berdasarkan Grading Pada Perempuan Usia 40 Tahun Kebawah Di RSUP Haji
Adam Malik Medan Periode 2014-2016.
Siregar, Y., 2017. Karakteristik Dan Gambaran Klinis Penderita Kanker Payudara Di
RSUP Haji Adam Malik Medan Periode Januari–Juni Tahun 2017.
Sitinjak, S.N.N., 2018. Karakteristik Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Di Rumah
Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2014-2016.
Sjamsuhidajat R, De Jong W. 2013. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Ke-3. Jakarta: EGC.
Hlm. 471–496.
Sobri FB, Dkk. 2017. Manajemen Terkini Kanker Payudara Edisi 2. Jakarta, Media
Aesculapius. Hal 1.
Wanita, P., 2016. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kanker
Payudara.
50

WHO, 2019. Health Topic Cancer. [Online], Accessed 20 September 2019.


World Health Organization. 2018, ‘Cancer’, Fact Sheet, [Online], Accessed 20
September 2019.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Permohonan Izin Tempat Presurvey
Lampiran 2. Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 3. Surat Balasan Penelitian
Lampiran 4. Surat Laik Etik
Lampiran 5. Surat Uji Plagiat
Lampiran 6. Lembar Bimbingan
Lampiran 7. Tabel Induk
Lampiran 8. Data SPSS

Derajat Diferensiasi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Derajat Diferensiasi 1 8 23.5 23.5 23.5
Derajat Diferensiasi 2 22 64.7 64.7 88.2
Derajat Diferensiasi 3 4 11.8 11.8 100.0
Total 34 100.0 100.0

Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Dewasa 14 41.2 41.2 41.2
Lansia 17 50.0 50.0 91.2
Manula 3 8.8 8.8 100.0
Total 34 100.0 100.0

Derajat Diferensiasi * Usia Crosstabulation


Count
Usia
Dewasa Lansia Manula Total
Derajat Derajat Diferensiasi 1 4 3 1 8
Diferensiasi Derajat Diferensiasi 2 10 10 2 22
Derajat Diferensiasi 3 0 4 0 4
Total 14 17 3 34

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value Df sided)
Pearson Chi-Square 4.714 a
4 .318
Likelihood Ratio 6.259 4 .181
Linear-by-Linear Association .620 1 .431
N of Valid Cases 34
a. 7 cells (77.8%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is .35.
Lampiran 9. Biodata

BIODATA

A. Data Pribadi
Nama : Tien Ayu Oktariyani

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pekerjaan : Mahasiswi

Tempat, Tanggal Lahir : Bengkulu, 10 Oktober 1997

Status : Belum Menikah

Alamat Asal : Palembang, Sumatera Selatan

Kebangsaan : Indonesia

Tinggi / Berat : 170 cm / 52 kg

Pendidikan Terakhir : SMA

No. Telp : 082183944439

E-mail : tienayuoktariyanimirusdin@gmail.com

B. Latar Belakang Pendidikan

2003 – 2009 : SD Kartika II Palembang

2009 – 2012 : SMPN 10 Palembang

2012 – 2015 : SMAN 18 Palembang

2016 – Sekarang : Mahasiswi Pendidikan Dokter Umum Fakultas


Kedokteran Universitas Malahayati Bandar Lampung
Lampiran 10. Persembahan

Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan kasih saying-Mu telah
memberikanku kekuatan dan membekaliku dengan ilmu. Atas karunia serta kemudahan yang
engkau berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam
selalu terlimpahkan keharibaan Rasullullah Muhammad SAW.

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat kukasihi dan kusayangi.

Mama dan Papa Tercinta

Sebagai tanda bakti, hormat dan rasa terima kasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya
kecil ini kepada Mama (Hj. Diani Anjar Wati, S.IP, M.Si) dan Papa (Ir. H. Mirusdin Yaman)
yang telah memberikan kasih sayang, doa, motivasi, serta dukungan yang tiada terhingga yang
tiada mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata persembahan.
Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat Mama dan Papa bahagia.

Kakak-kakakku

Sebagai tanda terima kasih, aku persembahkan karya kecil ini untuk Kakak-Kakakku Yean Vera
Yanty, Shevy Mirdawati dan Nevi Yulita sari. Terima kasih telah memberikan semangat dan
inspirasi dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Teman-Teman

Untuk semua temanku yang selalu memberikan motivasi, nasihat, serta dukungan moral yang
selalu membuatku semangat untuk menyelesaikan tugas skripsi ini. Teruntuk Balqis, Tasya,
Syifa, Anisya, Tri, Afif, Husni, Agus, Daud, Ka Anggi dan Ka Cicik. Terima kasih kalian telah
memberikan banyak hal yang tak terlupakan kepadaku.

Dosen Pembimbing Tugas Akhir

dr. Resti Arania, Sp. PA dan dr. Ratna Purwaningrum, M. Kes selaku dosen pembimbing I dan
II skripsi saya, terima kasih yang tak terhingga sudah membantu selama ini, sudah dinasehati,
sudah diajari, dan mengarahkan saya sampai skripsi ini selesai.

Tanpa mereka, karya ini tidak akan pernah tercipta.


Lampiran 11. Motto

“If there is a will, There is a way ”


Lampiran 12. Foto Kegiatan
Lampiran 13. Jurnal/Buku Submit Jurnal/Letter Of Acceptance

HUBUNGAN USIA TERHADAP DERAJAT DIFERENSIASI KANKER PAYUDARA


PADA WANITA DI RSUD H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN
2018

Tien Ayu Oktariyani1


1
Program Studi Kedokteran Universitas Malahayati

ABSTRAK

Latar Belakang: Kanker merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang
selalu menjadi permasalahan di bidang kesehatan bagi khalayak umum. Di dunia,
kanker tergolong salah satu jenis penyakit yang menyebabkan kematian yang
paling utama, dan jika di persentse kan yaitu sebesar 13% dari seluruh penyebab
kematian yang ada.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan usia terhadap derajat diferensiasi kanker
payudara pada wanita di Rumah Sakit Abdoel Moloek, Bandar Lampung.
Metodologi: Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif
Retrospektif. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah total sampling.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan data sekunder (rekam medik) sebagai
sumber data penelitian.
Hasil: Dari 34 Sampel Pasien kanker payudara didapatkan sampel terbanyak
masuk dalam kategori usia lansia (46-56 tahun) sebanyak 17 orang (50,0%). Usia
dewasa (26-45 tahun) sebanyak 14 orang (41,2%), dan kategori usia manula (>65
tahun) sebanyak 3 orang (8,8%). Selanjutnya, terlihat bahwa sampel yang paling
banyak memiliki Kanker Payudara dengan Derajat Diferensiasi II sebanyak 22
orang (64,7%).
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia dengan derajat
diferensiasi pada penderita kanker payudara di RSUD DR. H. Abdul MoeloekBandar
Lampung Tahun 2018.

Kata Kunci : Usia, Derajat Diferensiasi, Kanker Payudara


Kepustakaan: 40 (2004-2019)

PENDAHULUAN Tuberkulosis (TB), Hipertensi (Darah


Kanker merupakan salah satu jenis Tinggi), Cedera, Perinatal, dan
penyakit tidak menular yang selalu Diabetes Mellitus (Kencing Manis)
menjadi permasalahan di bidang (Sobri, 2018). Definisi Kanker secara
kesehatan bagi khalayak umum. Di umum merupakan suatu golongan
dunia, kanker tergolong salah satu penyakit yang ditandai dengan
jenis penyakit yang menyebabkan pertumbuhan sel jaringan tubuh yang
kematian yang paling utama, dan jika melebihi batas normal (abnormal) dan
di persentse kan yaitu sebesar 13% kemudian dapat menyerang bagian
dari seluruh penyebab kematian yang tubuh manapun yang berdampingan
ada. Setiap tahun nya, 14 juta jiwa di atau menyusup ke jaringan
seluruh dunia didiagnosis mengidap sekitarnya. Proses ini disebut
kanker dan 8,2 juta di antaranya metastasis. Metastasis merupakan
meninggal diakibatkan karena kanker. salah satu penyebab utama kematian
Sedangkan di Indonesia, kanker yang di akibatkan oleh kanker. Istilah
berada di peringkat ke-7 dengan umum lainnya antara lain adalah
persentase sebesar 5,7% dari seluruh tumor ganas dan neoplasma (WHO,
kematian yang ada. Setelah Stroke, 2019). Kanker payudara pada
umumnya dapat terjadi ketika sel-sel mengalami peningkatam dari estimasi
di dalam payudara tumbuh kemudian 2008, yaiu sebesar 36 per 100.000
berkembang dengan cepat dan wanita, sementara angka kematian
kehilangan kendali di dalam jaringan sebesar 16,6 per 100.000 wanita atau
payudara itu sendiri. Seiring dengan sebanyak 19.750 orang. Tidak jarang
pertumbuhan dan kanker payudara ini berakhir dengan
perkembangbiakannya, sel-sel kanker kematian (Sobri, 2018).
payudara membentuk suatu massa Menurut Rikesdas (2012) yang
dari jaringan ganas yang menyusup dikutip oleh Anita (2016), Prevalensi
ke jaringan di dekatnya (invasif) dan kasus Kanker Payudara yang terdapat
bisa menyebar (metastasis) ke daerah di Provinsi Lampung mengalami
tubuh lain (American Cancer Society, peningkatan dari 0.02% pada tahun
2019). Kanker dapat dialami baik 2010 dan kemudian meningkat
wanita maupun pria. Namun yang menjadi 0.04% tahun 2011. Akan
paling banyak dialami pada wanita tetapi pada tahun 2012 persentase
merupakan kanker payudara (Mulyani nya tetap di angka 0.04%. Kasus
dan Nuryani, 2013). penyakit Kanker payudara tahun
Berdasarkan estimasi International 2012-2013 yang ditemukan di
Agency for Research on Cancer Provinsi Lampung cukup banyak yaitu
(IARC) tahun (2012) yang dikutip sebanyak 1.030 kasus, dimana
oleh Sobri (2018), Kanker payudara Lampung Barat dengan persentase
merupakan salah satu kanker dengan 10% atau setara 103 kasus, diikuti
jumlah prevalensi yang cukup tinggi Pringsewu 9,8% atau setara 102
pada wanita di dunia. Diketahui kasus, Metro 9,1% yaitu 94 kasus,
bahwa penyakit kanker payudara ini Provinsi Lampung sendiri sebesar
merupakan penyakit kanker dengan 8,6% atau sebanyak 89 kasus dan
persentase kasus baru (setelah persentase terkecil ditemukan di
dikontrol oleh umur) tertinggi, yaitu Kabupaten Pesisir Barat sebesar 1,6%
sebesar 43,3 per 100.000 wanita. Dan yang setara dengan 17 kasus yang
persentase kematian (setelah ada (Anita, 2016).
dikontrol oleh umur) akibat kanker RSUD. H. Abdoel Moloek
payudara sebesar 12,9 per 100.000 merupakan rumah sakit rujukan
wanita. Angka ini mengalami nasional yang terdapat di provinsi
peningkatan dari estimasi tahun Bandar Lampung. Berdasarkan survei
2008, yaitu insiden sebesar 39 per yang telah didapatkan melalui data
100.000 wanita dan angka kematian Kanker payudara yang dikeluarkan
mengalami penurunan yang tidak oleh tim penanganan kanker RSUD.
begitu signifikan yaitu sebesar 13 per H. Abdoel Moloek Bandar Lampung,
100.000 wanita jika dibandingkan sesuai dengan data Instalasi Patologi
dengan persentase pada tahun 2012 Anatomi (PA) yang terdapat di RSUD.
(Sobri, 2018). H. Abdoel Moloek Bandar Lampung,
Umumnya Kanker Payudara dapat sebanyak 597 pasien dengan
menyerang baik wanita maupun pria. persentase 3.6% telah didiagnosis
Namun yang terjadi di Indonesia jenis menderita kanker payudara pada
kanker payudara paling banyak tahun 2013, kemudian pada tahun
menyerang wanita, dalam hal ini tidak 2014 sebanyak 471 pasien dengan
menutup kemungkinan pada pria persentase 2,7% dan pada tahun
untuk terkena kanker payudara akan 2015 terdiagnosis sebanyak 605
tetapi resikonya jauh lebih kecil pasien dengan prsentase 5,3%.
daripada wanita. Secara nasional, Dalam hal ini, Kanker Payudara
prevalensi penyakit kanker payudara masuk daftar besar penyakit raya
yang dialami wanita yaitu sebesar inap yang terdapat di RSUD. H.
30,9 per 100.000 wanita atau Abdoel Moloek, Bandar Lampung
sebanyak 58.256 kasus baru per (Anita, 2016).
tahunnya. Angka insiden ini
Menurut National Breast and seiring dengan bertambahnya usia (≥
Ovarian Cancer Centre tahun 2009, 40 tahun) yaitu 1 per 10 penduduk.
yang mempengaruhi terjadi nya Hal ini menjadikan kanker payudara
kanker payudara itu sendiri diikuti sebagai salah satu jenis kanker yang
oleh berbagai macam faktor, paling banyak ditemui pada wanita
diantaranya jenis kelamin, usia, usia pertengahan (Sihombing, 2014).
genetik (riwayat keluarga dengan Derajat keganasan/grading adalah
kanker payudara), riwayat reproduksi salah satu faktor yang dapat
(umur saat menarche, panjangnya digunakan untuk mengetahui
masa menstruasi, usia kehamilan prognosis kanker payudara. Dalam
pertama, riwayat menyusui, dan umur hal ini, tingkat keganasan kanker
saat menopause), penggunaan terapi payudara dapat dinilai dengan derajat
hormon, kondisi payudara, stress keganasan kanker payudara. Sistem
psikologis, riwayat pekerjaan ini menilai kanker payudara
(terpapar radiasi, kerja saat malam berdasarkan tiga karakteristik tumor
hari), obesitas, gaya hidup, dan yaitu pembentukan tubulus,
tingkat kemakmuran (National Breast pleomorfisme nukleus, dan hitung
and Ovarian Cancer Centre, 2009) mitosis. Skala penilaian ini terdiri dari
Insidensi kanker payudara Grade 1 (differensiasi baik), Grade 2
meningkat seiring dengan (differensiasi sedang), dan Grade 3
pertambahan usia. Pada wanita (differensiasi buruk) (Kumar et al,
dengan usia dibawah 40 tahun, angka 2015; American Cancer Society,
penderita kanker payudara tergolong 2019).
cukup rendah. Di Amerika serikat, Berdasarkan uraian latar belakang
hanya sekitar 5% wanita yang di di atas, maka peneliti tertarik untuk
diagnosis kanker payudara yang melakukan penelitian mengenai
usianya dibawah 40 tahun hubungan usia terhadap derajat
(Sobri,2018). Menurut Ali Akbar, diferensiasi kanker payudara pada
dalam hubungan usia terhadap wanita di Rumah Sakit Abdoel Moloek,
derajat diferensiasi kanker payudara Bandar Lampung Tahun 2018.
wanita yang ditinjau dari subtipe
histologi dan stadium, angka harapan METODE
hidup (survival rate) pada pasien Penelitian ini memiliki tujuan untuk
kanker payudara wanita yang berusia hubungan usia terhadap derajat
< 40 tahun relatif lebih rendah diferensiasi kanker payudara pada
dibandingkan dengan wanita berusia wanita di RSUD DR. H. Abdul Moloek,
≥ 40 tahun (Firasi, 2016). Kanker Bandar Lampung, dengan
Payudara jarang ditemukan pada menggunakan metode studi
wanita muda, jika pun ada dikaitkan retrospektif. Penelitian ini dilakukan
dengan prognosis yang kurang baik. pada bulan Juli 2020, setelah
Sebagian penelitian melaporkan mendapatkan ethical clearance dari
kanker payudara usia muda memiliki Universitas Malahayati. Populasi
karakter yang lebih agresif. Sekitar dalam penelitian ini adalah seluruh
6,6% dari semua kasus kanker pasien kanker payudara wanita yang
payudara didiagnosis pada wanita dirawat di RSUD DR. H. Abdul
usia <40 tahun, 2,4% pada wanita Moeloek Provinsi Lampung pada tahun
usia <35 tahun dan 0,65% pada 2018, yang berjumlah 34 pasien.
wanita usia <30 tahun (Al Farisyi, Teknik pengambilan sampel pada
2018). Menurut National breast and penelitian menggunakan total
ovarian cancer, diketahui bahwa sampling sebanyak 34 orang.
wanita, usia yang kurang dari 40
tahun berisiko untuk terkena kanker PROSEDUR
payudara yaitu 1 per 200 penduduk Pertama-tama, peneliti menentukan
dan risiko ini akan mengalami responden, yaitu pasien kanker
peningkatan yang cukup signifikan
payudara wanuta di RSUD DR. H. data rekam medik dengan metode
Abdul Moeloek Provinsi Lampung pada Retrospective Study sebanyak 34
tahun 2018. Selanjutnya, peneliti sampel yang merupakan pasien yang
melakukan pengambilan data melalui memiliki Kanker Payudara RSUD DR.
rekam medik pasien di tempat H. Abdul Moeloek Bandar Lampung
penelitan tersebut. Kemudian, untuk pada tahun 2018 yang telah
data yang sudah dihimpun, data akan memenuhi kriteria inklusi dan
diolah dengan komputer. eksklusi.
Analisa dilakukan tiap variabel
HASIL dari hasil penelitian, baik variabel
Penelitian dilaksanakan di RSUD dependen maupun variabel
DR. H. Abdul Moeloek Bandar independen. Hasil dari setiap variabel
Lampung pada bulan Juli tahun 2020. ini ditampilkan dalam bentuk tabel
Penelitian ini menggunakan teknik distribusi frekuensi berikut ini.
analitik observasional menggunakan

Tabel 1 Analisis Univariat

Variabel Frekuensi (n) Persentase (%)


Usia
Dewasa 14 41.2
Lansia 17 50.0
Manula 3 8.8
Total 34 100.0
Derajat Diferensiasi Kanker Payudara
Derajat Diferensiasi I 8 23.5
Derajat Diferensiasi II 22 64.7
Derajat Diferensiasi III 4 11.8
Total 34 100.0

Tabel 1 di atas menunjukan Analisis ini digunakan untuk


distribusi sampel berdasarkan usia. melihat hubungan antara usia dengan
Dari 34 sampel didapatkan sampel derajat diferensiasi kanker payudara.
yang masuk kategori usia dewasa (26- Uji statistik yang dilakukan pada
45 tahun) sebanyak 14 orang analisis bivariat ini adalah Chi Square
(41,2%), kategori lansia (46-65 dengan derajat kepercayaan 95% (α
tahun) sebanyak 17 orang (50,0%), = 95%). Berdasarkan hasil uji
dan masuk kategori manula (>65 statistik akan diperoleh nilai
tahun) sebanyak 3 orang (8,8%). probabilitas (p-value) < 0,05 (pada
Selanjutnya, terlihat bahwa sampel CI;95%) maka Ho ditolak dan Ha
yang memiliki kanker payudara diterima yang berarti ada hubungan
dengan derajat diferensiasi I sebanyak yang bermakna dan jika probabilitas
8 orang (23,5%), derajat diferensiasi (p-value)≥ 0,05 maka Ho diterima
II sebanyak 22 orang (64,7%), dan dan Ha ditolak yang berarti tidak ada
derajat diferensiasi III sebanyak 4 hubungan yang bermakna.
orang (11,8%).

Tabel 2 Uji Analisis Chi Square Antara Usia Dengan Derajat diferensiasi
Kanker Payudara

Usia
Total
Derajat Diferensiasi Dewasa Lansia Manula P-Value
n % n % n % n %
Derajat Diferensiasi I 4 28,57% 3 17,64% 1 33,3% 8 23,54%
Derajat Diferensiasi II 10 71,43% 10 58,82% 2 66,7% 22 64,70%
Derajat Diferensiasi III 0 0,0% 4 23,54% 0 0,0% 4 11,76% 0.318
100,0
Total 14 17 100,0% 3 100,0% 34 100,0%
%
Uji analisis bivariat antara usia kita selama bertahun-tahun tanpa
dengan derajat diferensiasi kanker kita ketahui dan tiba-tiba aktif
payudara pada sampel di RSUD DR. menjadi tumor ganas atau kanker
H. Abdul Moeloek tahun 2018 dapat (American Cancer Society, 2016).
dilihat pada tabel di atas dimana dari Kanker payudara sendiri
34 sampel penelitian yang mengalami merupakan jenis kanker tersering
kanker payudara didapatkan sampel pada wanita, pada tahun 2017
yang masuk kategori kelompok usia diperkirakan sekitar 252.710 kasus
dewasa, 4 orang mengalami kanker baru kanker payudara invasif dan
payudara derajat diferensiasi I dan 10 sekitar 63.410 kasus kanker
orang mengalami kanker payudara payudara non invasif yang akan
derajat diferensiasi II. Sementara itu, didiagnosis pada wanita. Sekitar
dari sampel yang masuk kategori 40.610 orang wanita diperkirakan
kelompok usia lansia, didapatkan 3 meninggal akibat kanker payudara
orang mengalami kanker payudara pada tahun 2017 (American Cancer
derajat diferensiasi I, 10 orang Society, 2017). Kanker payudara
mengalami kanker payudara derajat merupakan penyebab kematian
diferensiasi II, dan 4 orang terbanyak, lebih dari 2,1 juta wanita
mengalami kanker payudara derajat menderita kanker payudara. Pada
diferensiasi III. Selanjutnya, sampel tahun 2018, diperkirakan 627.000
yang masuk kategori kelompok usia wanita meninggal akibat kanker
manula, didapatkan 1 orang payudara atau sekitar 15% dari
mengalami kanker payudara derajat semua kematian akibat kanker di
diferensiasi I dan 2 orang mengalami kalangan wanita (WHO, 2018).
kanker payudara derajat diferensiasi Pada penelitian ini didapatkan hasil
II. Dari analisis Chi-Square diperoleh uji Chi–Square menunjukkan hasil
nilai p = 0,318 (p>0,05) yang berarti tidak terdapat hubungan yang
tidak terdapat hubungan yang signifikan antara usia dengan derajat
bermakna antara usia dengan derajat diferensiasi kanker payudara (p-
diferensiasi kanker payudara. value=0.318>0.05). Berdasarkan
data – data yang diperoleh dari hasil
PEMBAHASAN penelitian dan perhitungan statistik,
Kanker atau tumor ganas yaitu maka hasil penelitian tersebut dapat
jaringan baru yang timbul dalam dibahas sebagai berikut.
tubuh pada lokasi tertentu yang Berdasarkan usia, dari 34 sampel
dipengaruhi berbagai penyebab, penelitian didapatkan sampel yang
sehingga jaringan setempat terjadi masuk kategori usia dewasa (26-45
pertumbuhan yang tidak normal, tahun) sebanyak 14 orang dengan
jaringan ini dapat menginvasi dan persentase 41,2%. Sedangkan
merusak struktur disekitarnya dan sampel yang kategori lansia (46-65
menyebar ke tempat jauh tahun) sebanyak 17 orang dengan
(metastasis) serta menyebabkan persentase 50,0%. Selanjutnya,
kematian (Kumar et al., 2015). sampel yang masuk kategori manula
Disebut kanker payudara ketika (>65 tahun) sebanyak 3 orang
sejumlah sel di dalam payudara dengan persentase 8,8%.
tumbuh, kehilangan kendali, dan Berdasarkan kriteria Depkes RI
berkembang dengan cepat di dalam (2009), sampel paling banyak masuk
jaringan payudara. Kanker Payudara dalam kategori usia lansia (46-65
(Carcinoma mammae) pada tahun).
prinsipnya adalah tumor ganas yang Sementara itu, berdasarkan
berasal dari kelenjar kulit, saluran derajat diferensiasi kanker payudara,
kelenjar, dan jaringan di sebelah luar dari 34 sampel penelitian didapatkan
rongga dada. Sel kanker payudara sebanyak 8 sampel yang mengalami
dapat bersembunyi di dalam tubuh kanker payudara derajat diferensiasi
I dengan persentase 23,5%. wanita pada usia 70-annya, adalah
Sedangkan sebanyak 22 sampel sekitar 1 dari 30. Sebagian besar
penelitian mengalami kanker kanker payudara yang didiagnosis
payudara derajat diferensiasi II adalah setelah menopause dan
dengan persentase 64,7%. sekitar 75% dari kasus kanker
Sementara itu, 4 sampel mengalami payudara terjadi setelah 50 tahun
kanker payudara derajat diferensiasi (National Breast and Ovarian Cancer
III dengan persentase 11,8%. Dapat Centre, 2009).
disimpulkan sampel paling banyak Penelitian yang dilakukan oleh Sari
masuk dalam kategori kanker dan Gumayesty (2016) juga
payudara derajat diferensiasi II. bertentangan dengan hasil penelitian
Berdasarkan penjabaran di atas, ini. Berdasarkan penelitian yang
hasil penelitian ini didukung oleh dilakukan, terdapat hubungan antara
penelitian Sari, dkk. pada tahun 2018 usia (p=0,002 ; OR=2,83), riwayat
yang menyatakan bahwasannya keluarga (p=0,009 ; OR=2,55), usia
faktor risiko yang tidak memiliki menarche (p=0,028 ; OR=2,12), dan
pengaruh terhadap kanker payudara penggunaan kontrasepsi hormonal
adalah usia. Analisis yang dilakukan dalam waktu lama (p=0,008 ; OR=
antara variabel penelitian 2,65) dengan kejadian kanker
menunjukan beberapa variabel yang payudara (Sari dan Gumayesty,
diteliti ada yang secara mandiri 2016).
menunjukan pengaruh yang Hasil penelitian ini pun
bermakna terhadap ekspresi reseptor bertentangan dengan penelitian Ali
estrogen namun ada juga Akbar dalam publikasinya yang
menunjukkan variabel yang tidak menyatakan bahwasannya pasien
berpengaruh terhadap ekspresi kanker payudara wanita yang berusia
reseptor estrogen. Variabel yang < 40 tahun relatif lebih rendah
secara mandiri (analisis bivariat) dibandingkan dengan wanita berusia
tidak memiliki kemaknaan perbedaan ≥ 40 tahun (Firasi, 2016). Kanker
terhadap ekspresi reseptor estrogen Payudara jarang ditemukan pada
adalah usia dengan p=0,1 (Sari, dkk. wanita muda, jika pun ada dikaitkan
2018). dengan prognosis yang kurang baik.
Sementara itu, National breast and Menurut Firasi 2016, pada wanita
ovarian cancer yang menyatakan yang berumur di atas 40 tahun
bahwasannya wanita yang memiliki terutama yang masih mengalami
usia kurang dari 40 tahun berisiko masa reproduksi, setiap bulan akan
rendah untuk terkena kanker mengalami menstruasi, namun tidak
payudara yaitu 1 per 200 penduduk mengalami ovulasi, sehingga hormon
dan risiko ini akan mengalami progesteron yang dihasilkan tidak
peningkatan yang cukup signifikan cukup menangkal hormon estrogen
seiring dengan bertambahnya usia (≥ yang merupakan pemicu terjadinya
40 tahun) yaitu 1 per 10 penduduk. kanker payudara (Firasi, 2016).
Hal ini menjadikan kanker payudara Ditinjau dari subtipe histologi dan
sebagai salah satu jenis kanker yang stadium, angka harapan hidup
paling banyak ditemui pada wanita (survival rate) kanker payudara pada
usia paruh baya (Sihombing, 2014). wanita berusia < 40 tahun relatif
Bertambahnya usia merupakan rendah dibandingkan dengan wanita
salah satu faktor risiko kanker berusia ≥ 40 tahun (Firasi, 2016).
payudara. Meskipun kanker payudara Akan tetapi, banyak faktor yang
dapat terjadi pada wanita muda, dapat berhubungan dengan terjadinya
secara umum kanker payudara kanker payudara diantaranya adalah
merupakan penyakit yang banyak riwayat keluarga dan genetik
ditemukan pada usia tua. Seorang (American Cancer Society, 2015),
wanita berusia 30-an risikonya kira- terapi hormonal (Sakura, 2018),
kira 1 dari 250, sedangkan untuk riwayat sistem reproduksi (menarche
yang terlalu cepat dan menopause pada penggunaan HRT. Namun, 5
yang terlambat) (Ponniah, 2010), tahun setelah penghentian, risiko ini
riwayat menyusui (Anggorowati, akan kembali normal (Sakura, 2018).
2013), paparan radiasi (Desen, Faktor berikutnya yang berperan
2011), pola makan meliputi diet dan adalah riwayat reproduksi. Wanita
gizi (American Cancer Society, 2015; yang memiliki siklus haid lebih karena
Anggorowati, 2013; Desen. 2011), mereka mulai menstruasi/menarche
kontrasepsi (American Cancer pada usia dini (sebelum usia 12)
Society, 2015), dan riwayat dan/atau melalui menopause pada
kehamilan (Rasjidi, 2009). usia lanjut (setelah umur 55)
Peningkatan faktor risiko tersebut mempunyai risiko sedikit lebih tinggi
berkaitan dengan waktu lamanya mendapat kanker payudara. Hal ini
terpapar hormon reproduksi. mungkin terkait dengan eksposur
Seperti dijelaskan pada paragraf seumur hidup yang lebih tinggi
sebelumnya, riwayat keluarga dan kepada hormon estrogen dan
genetik menjadi faktor resiko bagi progesteron yang diperkuat oleh
terjadinya kanker payudara. Wanita penelitian yang dilakukan di RSUD
dengan riwayat keluarga yang DR. H. Abdul MoeloekProvinsi
mengidap kanker payudara, terutama Lampung tahun 2015 didapatkan ada
pada hubungan kekerabatan yang hubungan antara usia menarche
dekat (ibu, saudara perempuan, anak dengan kejadian kanker payudara (p-
perempuan, ayah, saudara laki-laki, value : 0,000 : OR 3,110) (American
atau anak laki-laki) maka 2-3 kali Cancer Society, 2015; Isnaini dan
lebih besar untuk menderita kanker Elpiana, 2017).
payudara dibandingkan dengan Usia mendapat anak pertama
wanita yang tanpa riwayat keluarga mempunyai hubungan yang bermakna
(American Cancer Society, 2015). Hal dengan insiden kanker payudara.
ini sejalan oleh penelitian yang Wanita Nulliparous memiliki risiko
dilakukan oleh Isnaini dan Elpiana yang sama dengan yang ada pada
(2017) yang menyatakan wanita yang melahirkan pertama
bahwasannya dari penelitian yang ketika mereka berusia 30 tahun,
dilakukan di RSUD DR. H. Abdul dengan kelahiran pertama kelahiran
MoeloekProvinsi Lampung tahun 2015 yang kemudian menimbulkan risiko
didapatkan dan ada hubungan riwayat yang lebih tinggi (khususnya dalam
keluarga dengan kejadian kanker waktu 5 tahun setelah melahirkan)
payudara (p-value : 0,000 : OR dan perempuan melahirkan ketika
2,961). mereka masih muda memiliki risiko
Selanjutnya, faktor risiko yang rendah. Seorang wanita yang
paling banyak diteliti dalam kanker melahirkan pertama ketika ia berusia
payudara adalah penggunaan hormon 20 tahun risikonya sekitar 30% relatif
eksogen dalam bentuk kontrasepsi lebih rendah dibandingkan wanita
oral (Oral Contraceptions atau OCs) yang anak pertama lahir ketika ia
dan terapi penggantian hormon berusia 30 tahun (Ponniah, 2010). Ini
(Hormone Replacement Therapy atau diperkirakan karena adanya
HRT). Dari hasil penelitian didapatkan rangsangan pematangan dari sel-sel
sedikit peningkatan risiko pada pada payudara yang diinduksi oleh
pengguna kontrasepsi oral saat ini. kehamilan, yang membuat sel-sel ini
Risiko meningkat 1,24 kali untuk lebih peka terhadap transformasi
penggunaan 10 tahun. Data yang bersifat karsinogenik (Rasjidi,
epidemiologi yang konsisten 2009).
mendukung peningkatan risiko Faktor selanjutnya adalah riwayat
kejadian kanker payudara dan menyusui. Wanita yang menyusui
kematian dengan penggunaan HRT akan memproduksi hormon prolaktin
pascamenopause. Risiko meningkat yang mana hormon ini dapat
1,35 kali selama 5 tahun atau lebih menekan paparan hormon estrogen
dalam jumlah yang banyak dan dalam SIMPULAN
waktu lama yang merupakan pemicu Tidak terdapat hubungan yang
terjadinya kanker payudara bermakna antara usia dengan derajat
(Anggorowati, 2013). diferensiasi pada penderita kanker
Berikutnya adalah riwayat paparan payudara di RSUD DR. H. Abdul
radiasi. Kelenjar payudara relatif peka Moeloek Bandar Lampung Tahun
terhadap radiasi pengion sehingga 2018.
paparan secara berlebihan
menyebabkan peluang terjadinya SARAN
kanker lebih tinggi (Desen, 2011). Dengan diketahui cukup tingginya
Faktor lainnya adalah pola makan. insiden dan keparahan kanker
Berbagi studi kasus menunjukan diet payudara, masyarakat khususnya
tinggi lemak dan kalori berkaitan wanita dapat melakukan pemeriksaan
langsung dengan timbulnya kanker payudara sendiri (SADARI) dalam
payudara. Risiko kanker payudara mendeteksi kanker payudara sejak
berhubungan dengan kelebihan berat dini, mencari informasi tentang
badan disebabkan kadar estrogen kanker payudara serta menjaga pola
yang tinggi karena jaringan lemak hidup sehat dan menghindari faktor
sebagian besar berasal dari estrogen pencetus yang dapat diubah dari
pada wanita pasca menopause. Bukti kanker payudara.
yang berkembang menunjukkan
bahwa wanita yang melakukan DAFTAR PUSTAKA
aktivitas fisik secara rutin memiliki Al Amin, 2017. Klasifikasi Kelompok
10-25% berisiko lebih rendah Umur Manusia Berdasarkan Analisis
mengidap kanker payudara Dimensi Fractal Box Counting Dari
dibandingkan dengan wanita yang Citra Wajah Dengan Tepi Canny.
tidak aktif, dengan bukti yang lebih FMIPA, Universitas Negeri
kuat pada wanita pasca menopause Surabaya.
daripada pra menopause (American Al Farisyi, M. And Khambri, D., 2018.
Cancer Society, 2015; Anggorowati, Analisis Survival Pasien Kanker
2013 ; Desen, 2011). Payudara Usia Muda Di RSUP DR.
Menurut asumsi peneliti, usia M. Djamil Padang Tahun 2008-
memang merupakan faktor yang 2017. Jurnal Kesehatan Andalas, 7,
berperan dalam terjadinya kanker Pp.25-29.
payudara. Namun, masih banyak American Cancer Society. 2014.
faktor-faktor lain yang dapat Breast Cancer: What Is Breast
mempengaruhi sifat dan Cancer?. [Diakses Tanggal 21
perkembangan dari kanker payudara September 2019]
yang akhirnya dapat mempengaruhi American Cancer Society. 2015.
prognosis dan terapinya. Usia Breast Cancer Facts & Figures
bukanlah faktor tunggal yang dapat 2015-2016. [Diakses Tanggal 21
berdiri sendiri sehingga dapat September 2019].
menyebabkan terjadinya kanker American Cancer Society. 2017,
payudara, akan tetapi secara simultan ‘Breast Cancer And Symptoms’,
dengan faktor-faktor lainnya seperti About Breast Cancer, [Online],
riwayat keluarga dan genetik, terapi Accessed 20 September 2019.
hormonal, riwayat sistem reproduksi, American Cancer Society. 2017,
riwayat menyusui, paparan radiasi, ‘Breast Cancer Facts And Figures’,
pola makan meliputi diet dan gizi, Cancer Facts And Statistic,
kontrasepsi, riwayat kehamilan dan [Online], Accessed 20 September
peran-peran imunoreseptor yang cukup 2019.
signifikan dalam menentukan prognosis American Cancer Society. 2017.
kanker payudara. Breast Cancer: What Is Breast
Cancer?.[Diakses Tanggal 20
September 2019].
American Cancer Society. 2019. Kumar, V. Dkk. 2013. Robbins Basic
Breast Cancer: What Is Breast Pathology Edisi Ke-9. Canada :
Cancer?.[Diakses Tanggal 10 Elsevier. Hlm. 155-191
September 2019]. Mescher AL. 2012. Histologi Dasar
Anggorowati L. 2013. Faktor Risiko Junqueira Teks & Atlas. Edisi Ke-
Kanker Payudara Wanita. Jurnal 12. Jakarta: EGC. Hlm. 396–402.
Kesehatan Masyarakat. 8(2): 121– Mulyani, N.S., 2013.
6. Nuryani.“. Kanker Payudara Dan
Anita, A., 2016. Pengaruh Pemberian PMS Pada Kehamilan. Yogyakarta:
Booklet Kemoterapi Terhadap Nuhamedika.
Kemampuan Perawatan Diri Nani, D. 2009. Hubungan Umur Awal
Penderita Kanker Payudara Pasca Menopause Dan Status
Kemoterapi Di Ruang Bedah Penggunaan Kontrasepsi Hormonal
Rumah Sakit Abdul Moeloek Dengan Kejadian Kanker Payudara.
(RSAM) Bandar Lampung. Jurnal Jurnal Keperawatan Soedirman
Kesehatan, 7(1), Pp.26-33 (The Soedirman Journal Of
Budiarto, E. 2004. Metodologi Nursing). Volume 4, No.3,
Penelitian Kedokteran. Jakarta : November 2009.
EGC National Breast And Ovarian Cancer
Desen, Wan. 2011. Patologi Tumor. Centre. , 2009.Breast Cancer Risk
Dalam: Japaries, W, Ed. Buku Ajar Factors: A Review Of The Evidence.
Onkologi Klinis Ed 2. Jakarta: Balai National Breast And Ovarian
Penerbit FK UI, Hlm. 45-54 Cancer Centre, Surry Hills, NSW
Eroschenko V. 2016 Difiore Atlas Of National Cancer Institute, 2010.
Histology. Edisi Ke-12. Breast Cancer. U.S. National
Philadelphia: Lippincott Williams Institute Of Health. [Accesed 21
And Wilkins. Hlm. 535-555 September 2019]
Firasi, A.A. And Yudhanto, E., 2016. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi
Hubungan Usia Terhadap Derajat Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Diferensiasi Kanker Payudara Pada Rineka Cipta
Wanita. Jurnal Kedokteran Ponniah, G., 2010. Prevalensi Kanker
Diponegoro, 5(4), Pp.327-336. Payudara Pada Wanita Berdasarkan
Hall JE. 2014. Guyton Dan Hall: Buku Usia Dan Jenis Histopatologi Di
Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi RSUP H. Adam Malik Medan Tahun
Keduabelas. 12th Ed. Singapore: 2009.
Elsevier. Hlm. 1076. Prawirohardjo, A.N., Soewoto, W. And
Isnaini, Nurul., Elpiana. 2017. Alfianto, U., 2018. Hubungan Index
Hubungan Usia,Usia Menarche Dan Massa Tubuh Dengan Grading Pada
Riwayat Keluarga Dengan Kejadian Kanker
Kanker Payudara Dirumah Sakit Payudara. Biomedika, 10(1),
Umum Daerah Dr. H. Abdul Pp.41-45.
Moeloek Provinsi Lampung Tahun Rasjidi, I.R. 2009, Deteksi Dini
2015. Jurnal Kebidanan. Vol. 3, No. Pencegahan Kanker Pada Wanita,
2, April 2017 : 103-109. Sagung Seto, Jakarta.
Javanda, N.R., 2017. Konfirmasi Sakura, A.S., 2018. Profil Penderita
Diagnostik Histopatologi Terhadap Kanker Payudara Berdasarkan Usia
Sitologi Fine Needle Aspiration Dan Indeks Massa Tubuh (IMT) Di
Biopsy (FNAB) Kanker Payudara Di Laboratorium Sentra Patologi
RSUP Haji Adam Malik Medan Anatomik Fakultas Kedokteran
Tahun 2016. Universitas Sumatera Utara Medan
Johns Hopkins Medicine, 2015. Breast Periode Tahun 2015-2017.
Cancer & Breast Pathology. Sari, D. P., Gumayesty, Y. 2016.
[Accesed 25 September 2019] Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kejadian Kanker Payudara
Di Poliklinik Onkologi Rsud Arifin
Achmad Provinsi Riau. Jurnal Ilmu Payudara Di RSUP Haji Adam Malik
Kesehatan Masyarakat, STIKES Al- Medan Periode Januari–Juni Tahun
Insyirah Pekanbaru. Vol. 5, No. 2. 2017.
Sari, S. E., Harahap, W. A., Saputra, Sitinjak, S.N.N., 2018. Karakteristik
D. 2018. Pengaruh Faktor Risiko Penderita Kanker Payudara Rawat
Terhadap Ekspresi Reseptor Inap Di Rumah Sakit Santa
Estrogen Pada Penderita Kanker Elisabeth Medan Tahun 2014-2016.
Payudara Di Kota Padang. Jurnal Sjamsuhidajat R, De Jong W. 2013.
Kesehatan Andalas. 2018;7(4). Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Ke-3.
Sihombing, M. And Sapardin, A.N., Jakarta: EGC. Hlm. 471–496.
2014. Faktor Risiko Tumor Sobri FB, Dkk. 2017. Manajemen
Payudara Pada Perempuan Umur Terkini Kanker Payudara Edisi 2.
25-65 Tahun Di Lima Kelurahan Jakarta, Media Aesculapius. Hal 1.
Kecamatan Bogor Tengah. Jurnal Wanita, P., 2016. Faktor-Faktor Yang
Kesehatan Reproduksi, 5(3), Berhubungan Dengan Kejadian
Pp.175-184. Kanker Payudara.
Simatupang, E.M.D., Gambaran WHO, 2019. Health Topic Cancer.
Histopatologi Kanker Payudara [Online], Accessed 20 September
Duktal Invasif Berdasarkan Grading 2019.
Pada Perempuan Usia 40 Tahun World Health Organization. 2018,
Kebawah Di RSUP Haji Adam Malik ‘Cancer’, Fact Sheet, [Online],
Medan Periode 2014-2016. Accessed 20 September 2019.
Siregar, Y., 2017. Karakteristik Dan
Gambaran Klinis Penderita Kanker
RELATIONSHIP OF AGE ON THE DIFFERENCE OF BREAST CANCER IN
WOMEN IN H. ABDUL MOELOEK HOSPITAL BANDAR LAMPUNG IN 2018

Tien Ayu Oktariyani1

1
Malahayati University Medical Study Program

ABSTRACT

Background: Cancer is a type of non-communicable disease which has always


been a problem in the health sector for the general public. In the world, cancer is
classified as one of the most important types of diseases that cause death, and if it
is present it is equal to 13% of all causes of death.
Objective: To determine the relationship of age to the degree of differentiation of
breast cancer in women at Abdoel Moloek Hospital, Bandar Lampung.
Methodology: The type of research used in this study is a Retrospective
Descriptive. The sampling technique in this study is total sampling. In this study,
researchers used secondary data (medical records) as a source of research data.
Results: From 34 samples of breast cancer patients, the highest sample was
included in the elderly age category (46-56 years) of 17 people (50.0%). Adult (26-
45 years) as many as 14 people (41.2%), and the age category of seniors (> 65
years) as many as 3 people (8.8%). Furthermore, it was seen that the sample that
most had breast cancer with a degree of differentiation II was 22 people (64.7%).
Conclusion: There is no significant relationship between age and the degree of
differentiation in breast cancer patients at RSUD DR. H. Abdul MoeloekBandar
Lampung in 2018.

Keywords: Age, Degree of Differentiation, Breast Cancer


Literature: 40 (2004-2019)

Anda mungkin juga menyukai