MANADO
SKRIPSI
FAKULTAS KEPERAWATAN
MANADO
2018
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN
MANADO
SKRIPSI
FAKULTAS KEPERAWATAN
2018
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI
TIM PENGUJI
MENGETAHUI,
i
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI
Menyetujui,
Manado, 30 Juli 2018
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
ii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
didalam naskah SKRIPSI ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh
orang lain untuk memperoleh gelar akademik disuatu Perguruan Tinggi, dan tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,
kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber
Apabila ternyata didalam naskah skripsi ini dapat dibuktikannya terdapat unsur-
unsur PLAGIASI, saya bersedia SKRIPSI ini digugurkan dan gelar akademik yang
telah saya peroleh (SARJANA) dibatalkan, serta diproses sesuai dengan peraturan
Mahasiswa
Materai 6000
NIM : 14061033
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan pada Tuhan yang Maha Esa, karena atas
Cardio Vascular and Brain Center (CVBC) RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado” dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan
Manado.
ini. Dalam proses penulisan skripsi ini penulis memperoleh bantuan, bimbingan, serta
motivasi dari berbagai pihak, sehingga skripsi ini dapat selesai walaupun masih
terdapat beberapa kekurangan dan keterbatasan dari penulis. Maka penulis ingin
iv
6. Natalia E. Rakinaung, S.Kep., Ns., MNS, sebagai dosen pembimbing akademik
yang sudah banyak memberikan arahan, motivasi dan bimbingan yang baik
kepada penulis selama 4 tahun ini.
7. Seluruh dosen dan staf Fakultas Keperawatan Universitas Katolik De La Salle
Manado terima kasih atas semua bantuannya.
8. Bagian Komite Etik Penelitian Kesehatan (KEPK) RSUP. Prof. Dr. R. D Kandou
Manado yang telah memberikan persetujuan layak etik penelitian kesehatan.
9. Kepala Keperawatan beserta seluruh perawat Instalasi Rawat Jalan Cardio
Vascular and Brain Center (CVBC) RSUP. Prof. Dr. R. D Kandou Manado yang
telah membantu dan membimbing selama proses penelitian.
10. Seluruh responden penelitian yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini,
sehingga penelitian ini berjalan dengan lancar.
11. Alm. Mama serta Papa, Tante beserta keluarga besar yang telah mendukung dan
memberikan bantuan, semangat, motivasi dan perhatian serta doa yang tulus
selama penulis menjalani studi.
12. Sahabat-sahabat dekat yang tidak dapat disebutkan satu per-satu, terima kasih
untuk setiap dukungan, bantuan, motivasi serta kebersamaannya.
13. Teman-teman se-angkatan Kelas A Fakultas Keperawatan Universitas Katolik De
La Salle Manado angkatan 2014, terima kasih untuk motivasi serta kebersamaan
kita selama 4 tahun ini di Universitas Katolik De La Salle Manado.
Penulis menyadari akan keterbatasan dalam penulisan ini, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua.
Penulis
v
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT
KEMANDIRIAN PENDERITA POST-STROKE DALAM PEMENUHAN
ACTIVITY DAILY LIVING DI INSTALASI RAWAT JALAN CARDIO
VASCULAR AND BRAIN CENTER (CVBC) RSUP. PROF. DR. R. D. KANDOU
MANADO
Abstrak
Latar Belakang: Stroke merupakan penyebab utama kedua kematian dinegara-negara
maju. Dukungan keluarga pada penderita post-stroke dalam meningkatkan
kemandirian activity daily living belum optimal. Hal ini dapat dilihat dari tingginya
tingkat ketergantungan activity daily living penderita post-stroke pada keluarga.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan
keluarga dengan tingkat kemandirian penderita post-stroke dalam pemenuhan activity
daily living (ADL).
Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif korelasi dengan
jumlah sampel 88 orang yang diambil dari populasi rata-rata per bulan. Pengumpulan
data menggunakan kuesioner dukungan keluarga dan kuesioner tingkat kemandirian
yaitu Barthel Index. Lokasi penelitian di Instalasi Rawat Jalan Cardio Vascular and
Brain Center (CVBC) RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Waktu penelitian
Febuari-Juni 2018.
Hasil Penelitian: Hasil distribusi frekuensi dukungan keluarga baik dengan frekuensi
74 dengan persentase 84.1%, Hasil distribusi frekuensi tingkat kemandirian kategori
mandiri dengan frekuensi 72 dengan persentase 81.8. Hasil analisa data menggunakan
uji statistic Spearman’s Rho diperoleh hasil ρ value= 0.000 dengan diperoleh angka
koefisien 0.924 artinya korelasi kuat dan bernilai positif sehingga hubungan kedua
variabel bersifat searah.
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan
tingkat kemandirian pada penderita post-stroke dalam pemenuhan Activity Daily
Living (ADL). Diperolehnya hasil dukungan keluarga menunjukan kebanyakan
responden mendapat dukungan keluarga yang baik dikarenakan mereka mendapat
empat bentuk dukungan keluarga: informatif, emosional, instrumental, dan
penghargaan. Peran keluarga sangatlah penting dalam tingkat kemandirian activity
daily living penderita post-stroke untuk membuat penderita dapat memenuhi
aktivitasnya sehari-hari.
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI i
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ii
KATA PENGANTAR iv
ABSTRAK vi
ABSTRACT vii
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Dukungan Keluarga 71
7.2 Saran 80
DAFTAR PUSTAKA 82
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
dampak dari stroke dapat menimbulkan kecacatan bagi orang dewasa yang
kaki pada bagian kiri atau kanan saja sesuai lokasi infark pada jaringan otak.
Forum, 2015). Oleh karena itu, berdasarkan dengan penjelasan diatas stroke
menjadi masalah yang serius didunia ini. Karena seseorang yang terkena
tahunnya. Angka kejadian stroke diseluruh dunia yaitu 33 juta jiwa dengan
16,9 juta jiwa mengalami stroke yang pertama kalinya. Dari jumlah tersebut
didapati terdapat 5 juta jiwa meninggal akibat stroke. Bahkan data yang
terdapat 15 juta orang didunia terkena stroke, bahkan diseluruh dunia 1 dari 6
1
orang didapati mengalami stroke dalam hidup mereka. Oleh karena itu, angka
kejadian penderita stroke didunia ini relatif masih tinggi berdasarkan dengan
kesehatan yang paling utama yang bisa menyebabkan kematian. Data dari
Indonesia sebesar 7,0 yang kemudian diikuti secara berurutan oleh Filipina
penduduk (per mil) pada 2007 menjadi 12,1/1000 penduduk pada tahun 2013.
Prevalensi kejadian stroke terjadi di Jawa Tengah (12,3 per mil), Sulawesi
2
Utara (10,8 per mil), Yogyakarta (10,3 per mil), Bangka Belitung (9,7 per
mil), dan Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) (9,7 per mil).
atas dengan presentasenya usia 35-44 tahun 0,2%, usia 45-54 tahun 0,7%,
usia 55-64 tahun 1,8%, usia 65-74 tahun 2,7%, dan usia 75-85 tahun 10,4%.
Oleh karena itu, angka kejadian terhadap penderita stroke masih menjadi
umumnya.
10,8/1000 penduduk (per mil). Pada tahun 2013 didapati data di Irina F
Neuro BLU RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, tercatat ada 69 pasien
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, 2013 dalam Heidy Patricia, 2015).
Peningkatan terhadap angka kejadian penderita stroke terjadi pada tahun 2017
yaitu didapati 326 pasien penderita stoke di Instalasi Rawat Jalan Cardio
Vascular Brain Center (CVBC) RSU. Prof. Dr. Kandou Manado (Manado
Post, 3 Februari 2018). Maka dari itu peneliti berasumsi peningkatan jumlah
disebabkan dengan ada kaitannya dengan pola makan dari Suku Minahasa,
Begitu banyak usaha dan upaya yang telah dilakukan dalam menangani
3
masih sangat kurang meskipun akhir-akhir ini sudah mulai gencar diadakan
penyuluhan, saat ini sudah banyak digunakan metode FAST yaitu Face,
Arms, Speech, and Time untuk pengenalan gejala stroke untuk masyarakat
untuk seseorang yang terkena dapat dilakukan oleh siapa saja yang sudah
tindakan dari Rumah Sakit untuk setiap penderita post-stroke yang datang
rehabilitasi dimulai, maka dampaknya akan semakin baik. Terapi fisik dan
Hal lain yang mendasari alasan dari peneliti memilih dukungan keluarga
4
Keluarga juga dapat membantu melatih dan memotivasi penderita post-stroke
Activity Daily Living (ADL)”. Hal ini dikarenakan beberapa hal yaitu
dilakukan salah satunya yaitu dukungan dari keluarga pada penderita post-
stroke dengan tingkat kemandirian dalam activity daily living ada terlihat
mandiri atau tanpa adanya dukungan dari keluarga. Sejauh dengan hasil
stroke dalam menjalani activity daily living masih belum terlihat adanya
5
evaluasi untuk perawat dalam memperluas pengetahuan & membantu
6
1.2 Tujuan Penelitian
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan
living (ADL).
activity daily living (ADL) di Instalasi Rawat Jalan Cardio Vascular and
inti, data internasional, nasional dan lokal. Dalam bab ini juga memuat
tujuan umum dan tujuan khusus serta pertanyaan penelitian dari judul yang
diambil oleh peneliti. Pada Bab II, peneliti menjelaskan tentang variabel
7
keperawatan yang digunakan dalam penelitian ini. Pembahasan tingkat
Pada bab III membahas tentang kerangka konsep yang dipakai oleh
dan etika penelitian. Pada Bab V membahas tentang hasil penelitian yang
tentang penelitian dengan teori yang digunakan. Pada Bab VII membuat
institusi pendidikan.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
independent, yaitu stroke, tingkat kemandirian, dan dukungan keluarga. Bab ini juga
membahas mengenai konsep teori stroke yang terdiri dari definisi, klasifikasi,
stroke, jurnal-jurnal terkait dan teori keperawatan yang akan digunakan. Peneliti
mendapat tinjauan literatur dari beberapa buku dan jurnal-jurnal yang terkait dengan
dukungan keluarga.
bahkan bisa sampai pecahnya pembuluh darah diotak. Menurut Pinzon R (2010)
stroke didefinisikan sebagai gangguan fungsi saraf yang terjadi secara mendadak
dan gangguan peredaran darah diotak menjadi penyebabnya. Disisi lain stroke
macam gangguan pada tubuh manusia tergantung dari bagian otak mana yan
sehingga dapat terjadi secara cepat bahkan berlangsung bisa lebih dari 24 jam
dan bisa berakhir dengan kematian (Unila M, 2013). Dari beberapa hal tersebut
9
menurut Nasution LF, (2013) stroke dapat menyebabkan kematian akibat
gangguan fungsi otak yang mendadak dengan waktu lebih dari 24 jam karena
gangguan peredaran darah diotak. Jadi dapat simpulkan bahwa stroke merupakan
gangguan yang terjadi pada pembuluh darah yang berhubungan dengan neurologi
akibat pecahnya pembuluh darah sehingga menghambat sistem aliran darah yang
normal dan merembes ke suatu daerah otak dan merusak otak.70% kasus
mengenai stroke ini hampir diderita oleh para penderita hipertensi. Stroke
Intraserebral merupakan suatu perdarahan yang terjadi pada dalam jaringan otak.
subaraknoid atau ruang sempit dari antara permukaan otak dan lapisan yang
Sedangkan jenis stroke yang kedua yaitu stroke iskemik, yaitu terjadi karena
adanya sumbatan darah yang menyebabkan aliran dari peredaran darah ke otak
10
darah tetapi dapat disebabkan juga oleh kebocoran atau pecahnya pembuluh
sebuah plak yang tidak stabil atau suatu embolus yang dari bagian lain tubuh dan
berhenti dipembuluh darah. Perdarahan mungkin terjadi sebagai hasil dari trauma
atau secara spontan seperti pada hipertensi tak terkendali. Iskemia terjadi ketika
dimana ini merupakan gejala yang diakibatkan oleh masalah temporer dengan
darah mengalir ke suatu area yang ada diotak. Gejala ini mempunyai jangka
waktu antara beberapa menit dan dalam waktu 24 jam. Sehingga dapat
disimpulkan, suplai darah yang kurang pada otak membuat kerusakan neurologis
pada penderita stroke mengalami masalah yang sangat serius jika tidak ditangani
dengan cepat.
Terdapat beberapa tanda dan gejala jika seseorang mengalami stroke. Seperti
atau ekspresif), kata-kata yang tidak jelas saat berbicara, perubahan sensori
serta kaki dan tangan, sakit kepala karena tekanan intracranial akibat dari
dengan penjelasan diatas kita bisa tau apakah pasien ini menderita stroke atau
bukan apabila jika sudah menunjukan gejala-gejala yang khas dari penderita
stroke.
11
Menurut Padila (2012) dalam Wijaya (2013) mengatakan bahwa terdapat
narkoba, obesitas, stress, gaya hidup. Dan yang ketiga adalah faktor lain dimana
Berikut ini merupakan hal-hal yang termasuk pada faktor lain yang termasuk
dalam faktor ketiga yaitu: trombosis serebral dimana ia terjadi pada pembuluh
otak, edema dan kongesti diarea sekitarnya. Emboli serebral yaitu penyumbatan
yang terjadi dipembuluh darah otak karena pembekuan darah, lemak, atau udara.
Perdarahan intra serebral dimana pembuluh darah diotak bisa pecah karena
infark otak, edema dan mungkin dapat terjadi herniasi otak. Faktor-faktor lain
juga yang termasuk adalah migrain, trombosis sinus dura, diseksi arteri karotis
hipertensi yang menjadi masalah serius setelah diabetes mellitus yang membuat
pasien sampai terkena stroke karena gaya hidup tiap orang kurang baik.
Patofisiologi atau biasa disebut dengan suatu perjalanan penyakit dari stroke
yaitu seperti. Otak sangat tergantung kepada oksigen, bila terjadi anoksia seperti
12
yang terjadi pada stroke di otak mengalami perubahan metabolik, kematian sel
dan kerusakan permanen yang terjadi dalam 3 sampai dengan 10 menit (non aktif
total). Kekurangan oksigen dalam satu menit dapat mengarah pada kehilangan
kesadaran, selanjutnya jika kekurangan oksigen dalam waktu yang lebih lama
dari pembuluh darah serta adekuatnya sirkulasi kolateral terhadap area yang akan
disuplai oleh pembuluh darah yang telah tersumbat (Kirana dkk, 2016).
aliran darah dan baru setelah stenosis cukup hebat dan melampaui batas kritis
terjadi pengurangan darah secara drastis dan cepat (Satyanegara, 2010). Oklusi
suatu arteri otak akan menimbulkan reduksi suatu area dimana jaringan otak
membantu suplai darah melalui jalur-jalur anastomosis yang ada. Perubahan awal
yang terjadi pada korteks akibat oklusi pembuluh darah adalah gelapnya warna
darah vena, penurunan kecepatan aliran darah dan sedikit dilatasi arteri serta
arteriole.
peristiwa ini, otoregulasi sudah tidak berfungsi sehingga aliran darah mengikuti
secara pasif segala perubahan tekanan darah arteri. Sehingga dapat disimpulkan,
permanen.
13
Terjadinya stroke infark menurut (Price S, 2005 dalam Bararah T, 2013)
mengatakan bahwa stroke infark yang terjadi akibat obstruksi atau pembekuan
disuatu arteri lebih besar pada sirkulasi serebrum yang dapat disebabkan oleh
pembuluh organ distal. Pada thrombus vascular distal, pembekuan dapat terlepas
atau mungkin berbentuk dalam jantung dan kemudian kemudian dibawa melalui
sistem arteri ke otak sebagai suatu embolus. Sumbatan diarteri karotis interna
penurunan yang tajam terhadap kecepatan aliran darah ke otak. Sehingga dapat
menyebabkan gangguan pada perfusi otak dan terjadinya nekrosis jaringan dalam
otak.
terjadi pada penderita stroke, antara lain: hipoksia serebral, penurunan aliran
sendi, disritmia, gagal nafas, gangguan dalam berpikir dan mengingat, penurunan
parsial total pada lengan, depresi, kesulitan berbicara, kesulitan dalam menelan.
14
telah menjadi yang keempat. Hal ini dikarenakan penanganan stroke sedini
mungkin pada saat terjadi serangan dilakukan dengan baik (American Heart
medis dari sejak diterimanya pasien stroke atau bahkan sampai diberangkatkan
harus > 90 detik sedangkan untuk waktu yang dibutuhkan sampai tim medis tiba
ditempatnya pasien yaitu < 8 menit. Oleh karena itu, penanganan pada penderita
Wirawan (2013) dibagi dari beberapa tahap yaitu. Pertama, untuk penderita
stroke akut perlu dilakukannya penilaian pada pasien yang dicurigai mengalami
stroke, jika yang didapati pasien yang dicurigai mengalami stroke, keluarga atau
orang lain segera lakukan deteksi FAST test (facial palsy, arm weakness, speech
impairement). Setelah itu keluarga atau orang lain yang menemukan pasien
primer (PSC) terdekat atau rumah sakit terdekat, untuk mendeteksi kembali
dimana petugas ambulans menghubungi PSC atau rumah sakit terdekat untuk
15
Penatalaksanaan lain dari stroke (Menurut Brunner dan Suddarth, 2002 dalam
Ningtiyas I, 2017) terbagi dari 2 fase yaitu fase akut dan fase rehabilitasi. Fase
akut merupakan fase dimana kondisi penderita stroke belum stabil. Umumnya
perawatan biasa karena penderita yang terkena stroke memiliki hasil yang lebih
baik daripada dirawat diruang perawatan yang biasa bersama dengan pasien-
Penderita stroke sendiri bisa lebih mandiri, lebih mudah dalam bersosialisasi
dengan orang-orang disekitar dan mempunyai kualitas hidup yang lebih baik.
Fase akut dari stroke biasanya berakhir dari 48 jam-72 jam. Pasien yang
prognosis yang leibh baik. Prioritas dalam fase akut ini dengan tetap
mempertahankan jalan nafas dan ventilasi yang adekuat untuk penderita stroke.
Penatalaksanaan lain untuk stroke dari fase yang kedua (Menurut Brunner
dan Suddarth, 2002 dalam Ningtiyas I, 2017) yaitu fase rehabilitasi. Fase
Yang menjadi sasaran utama pada fase ini yaitu keluarga pasien.
rehabilitasi ataupun dirumah sendiri yang bergantung dari seberapa parah atau
tidaknya stroke yang dialami atau bisa dengan sejumlah faktor seperti status
16
penderita dalam melakukan perawatan. Masa rehabilitasi seringkali membuat
mobilitasnya seperti latihan rentang (Kemenkes RI, 2012). Oleh karena itu,
sasaran yang utama yang menjadi penatalaksanaan dari kedua fase tersebut yaitu
diartikan sebagai suatu kondisi seseorang yang tidak tergantung terhadap orang
lain dalam menentukan keputusan dan sikap percaya diri. Sedangkan menurut
memiliki hasrat untuk bersaing demi kebaikan dirinya, mampu dalam mengambil
kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas dan bertanggung jawab terhadap apa
yang berbeda dari para ahli diatas, dilihat bahwa tingkat kemandirian seseorang
tipe.Pertama, ADL dasar yaitu biasa disebut dengan ADL saja dimana ini
17
merawat dirinya seperti berpakaian, makan & minum, toileting, mandi, berhias
dan mobilitas. Kedua, ADL instrumental, yaitu ADL yang berhubungan dengan
Seperti yang dikatakan oleh (Javier 2012, dalam Setyoadi 2013), sebagian besar
memiliki keinginan untuk bersaing maju demi kebaikan dirinya serta mampu
dihadapinya.
dalam bertanggung jawab menyelesaikan suatu tugas, peranan baru, prinsip apa
yang benar dalam berpikir dan bertindak. Kedua, otonomi dimana ini ditunjukan
lewat mengerjakan tugas dan kewajiban secara sendiri dengan kondisi yang
ditunjukan dengan tindakan yang dilakukan atas kehendak sendiri bukan dari
18
orang lain dan tidak bergantung pada orang lain. Ketiga, inisiatif untuk
Keempat, kontrol diri untuk pengendalian tindakan dan emosi dalam mengatasi
suatu masalah dan kemampuan untuk melihat sudut pandangnya orang lain.
segala permasalahannya dan tidak bergantung pada orang lain (Ali & Asrori,
upaya promotif dan preventif untuk mencegahnya kecacatan yang lebih lanjut.
untuk meningkatkan kualitas hidup dari penderita stroke dan lewat dukungan
proses rehabilitasinya.
klien dengan post-stroke dapat merawat diri sendiri dan dapat melakukan
aktivitas sehari-hari baik tanpa bantuan sama sekali maupun memerlukan bantuan
penting dalam fase pemulihan penderita stroke sejak awal perawatan sampai
dengan pada proses merawat dirinya. Maka karena itu dukungan dari keluarga
19
sangatlah penting dalam tingkat kemandirian activity daily living penderita post-
dalam activity daily living tersebut atau dalam tahap penyembuhan serta
pemulihan.
stroke yaitu: Faktor pertama, umur dan status perkembangan. Umur dan status
pemenuhan activity of daily living secara mandiri karena kedua sistem tersebut
saling berkordinasi sehingga dapat merespon sensori yang masuk dengan cara
melakukan gerakan.
Faktor yang ketiga dari pemenuhan activity of daily living (ADL) yaitu fungsi
20
yang lalu dan menampilkan informasi yang realistik. Proses ini meliputi interaksi
merupakan akibat gangguan konsep diri atau ketidakstabilan emosi yang dapat
seperti masalah komunikasi atau interaksi sosial dalam penampilan peran juga
lebih yang terikat dengan hubungan perkawinan, hubungan darah, atau bahkan
yang lainnya. Sedangkan yang dimaksud dengan keluarga (Menurut Sigit, 2005
dalam Sinaga, 2015) mengatakan bahwa keluarga adalah tempat teraman dan
seseorang. Dapat disimpulkan, bahwa keluarga merupakan satu ikatan yang utuh
yang masih dalam ikatan darah yang dimana setiap anggota keluarga memiliki
Friedman (2010) yaitu. Dukungan keluarga adalah sikap akan penerimaan suatu
21
menjalani proses penyakitnya, sehingga dengan dukungan keluarga sang
peran dan fungsi secara berbeda dan bagaimananya setiap anggota keluarga
berinteraksi dengan satu sama lain. Adapun yang termasuk dalam fungsi keluarga
kebutuhan gizi dari keluarga, dan memelihara serta merawat anggota keluarga.
Kedua, fungsi psikologis yaitu fungsi keluarga yang memberikan kasih sayang
dan rasa aman terhadap anggota keluarganya, membina kepribadian dari tiap
Fungsi keluarga yang ketiga yaitu, fungsi sosialisasi merupakan fungsi untuk
yang terakhir fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk mencari sumber-
dengan penjelasan diatas dimana keluarga memiliki peran dan fungsi untuk
fungsi keluarga. Fungsi yang pertama, fungsi keagamaan dimana ini sebagai
22
tempat pertamanya seorang anak mengenal, menanamkan, dan menumbuhkan
nilai-nilai keagamaan serta bertumbuh menjadi orang yang bertakhwa dan takut
kepada Tuhan. Fungsi kedua, fungsi sosial budaya yaitu fungsi keluarga yang
kekayaan sosial budaya yang beraneka ragam dalam satu kesatuan bangsa.
Fungsi ketiga, fungsi cinta kasih sayang merupakan landasan yang kokoh pada
hubungan suami dengan istri, orang tua dengan anak, anak dengan anak, serta
utamanya kehidupan yang penuh cinta kasih. Fungsi yang keempat, fungsi
perlindungan yaitu fungsi sebagai tempat berlindung keluarga dengan yang lain
dalam menumbuhkan rasa aman dan tentram bagi setiap anggota keluarganya.
melanjutkan keturunan yang sudah ada sehingga dapat menjadi keluarga yang
sejahterah.
memberikan peran dan arahan kepada setiap anggota keluarga dalam mendidik
sehingga bisa menyesuaikan dengan kehidupan dimasa yang akan datang. Fungsi
sesuai dengan aturan dan daya dukung baik dari dalam maupun luar yang setiap
23
Terdapat empat tipe dukungan keluarga menurut House dan Kahn, (1985)
merupakan tempat aman dan damai dalam beristirahat atau menenangkan pikiran.
Setiap orang yang menghadapi berbagai macam persoalan akan merasa terbantu
dalam pemecahan masalah yang dihadapi. Dukungan dan perhatian yang positif
merupakan bentuk yang positif yang diberikan kepada individu dari keluarga
solusi dan memberikan solusi yang bisa membantu individu dalam melakukan
berfungsi sebagai pemberi informasi yang benar kepada individu. Oleh, karena
itu, keluarga perlu memperhatikan situasi dan kondisi dari setiap orang serta turut
yang telah dijabarkan, peneliti menyatakan bahwa adapun yang dimaksud dengan
yang diberikan pada penderita stroke dalam bentuk seperti merawat penderita
24
yaitu bantuan yang diberikan dari keluarga pada penderita stroke dalam
penyembuhan/pemulihannya.
yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segalanya tidak akan berarti
dan karena kesehatanlah kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Orang
kesehatan yang dialami secara tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung
Tugas keluarga yang kedua menurut Friedman, (1998) dalam Setiadi, (2008)
merupakan tugas keluarga yang utama untuk memberikan pertolongan yang tepat
anggota keluarga yang sakit atau tidak untuk membantu dirinya sendiri karena
cacat atau mungkin usia yang terlalu muda. Ini dapat dilakukan dirumah ketika
25
Tugas keluarga yang keempat menurut Friedman, (1998) dalam Setiadi,
keluarga yang sakit. Dengan kata lain perlu dilakukan sesuatu kecocokan yang
yang ada. Hubungan ini bersifat positif yang member pengaruh yang baik pada
tugas keluarga yang ada diharapkan hubungan yang positif akan merubah setiap
(2008) terdapat dua faktor yaitu faktor internal dan faktor external. Faktor
internal terdiri dari tahap perkembangan, tingkat pengetahuan, tingkat emosi dan
spiritual. Sedangkan faktor external terdiri dalam keluarga, sosial ekonomi dan
keluarga yang dikatakan juga oleh Friedman, (2010) adalah usia, jenis kelamin,
Dalam penelitian terkait ini, peneliti memakai beberapa akses online dari
jurnal-jurnal yang didownload dan situs-situs web lain yang dipakai untuk
memenuhi isi dari bagian ini. Peneliti memakai search engine yaitu google-
yang digunakan yaitu: stroke, dukungan keluarga, activity daily living, tingkat
26
kemandirian, data stroke di Sulawesi Utara, upaya penanganan stroke, dan faktor
resiko stroke. Peneliti mendapat referensi 10 jurnal-jurnal terkait yang terdiri dari
Instalasi Rawat Jalan Rehabilitasi Medik RS. Dr. Iskak Tulungagung, Hubungan
(ADL) Pada Pasien Pasca Stroke di Poliklinik RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
Bandar Lampung, Tipe Stroke dan Faktor Risiko yang Berpengaruh Pada Pasien
Dirawat di Rawat Inap di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado tahun 2012-
2013, Analisis Faktor Resiko Stroke Berdasarkan Telaah Berkas Rekam Medis
Activity of Daily Living Antara Pasien Pasca Stroke Hemoragik Dengan Non-
Setyoadi dkk (2017) di Instalasi Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Dr. Iskak
27
medik Rumah Sakit Dr. Iskak Tulungagung. Penelitian ini adalah metode
Rumah Sakit Dr. Iskak Tulungagung. Berdasarkan dengan hasil penelitian ini
Living (ADL) pada pasien pasca stroke di Poliklinik RSUD Dr. H. Abdul
Populasi penelitian terdiri dari pasien pasca stroke yang datang ke poliklinik
Cintya Agreayu Dinata dkk (2013) di rawat inap RSUD Kabupaten Solok
Selatan. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui tipe stroke dan faktor
risiko yang berpengaruh pada pasien stroke di rawat inap RSUD Kabupaten
Solok Selatan. Metode penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan data
sekunder pasien stroke yang dirawat di RSUD Solok Selatan. Sampel penelitian
28
ini adalah seluruh pasien stroke yang pernah dirawat di Bagian Penyakit Dalam
RSUD Kabupaten Solok Selatan pada periode 1 Januari 2010 – 31 Juni 2012
penelitian ini stroke dengan tipe iskemik lebih banyak dari tipe hemorrhagik
stroke dirumah dengan kerusakan neurologis pada psien stroke di RSUD Prof Dr.
banyak diderita pasien yaitu tonus otot yang lemah serta hilangnya sensasi rasa
dan kelumpuhan. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa pasien yang mengalami
Irma Okta & Santi Martini (2015) di Unit Rehabilitasi Medik RSU Haji
29
dengan kemandirian pasien post-stroke dalam perawatan diri di Puskesmas
Pacarkeling & Puskesmas Gundih Surabaya. Desain penelitian ini adalah non-
orang. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu adanya hubungan antara dukungan
Heidy Patricia dkk (2015) dirawat inap RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Feby Erawantini (2016) di RS. Jember Klinik. Tujuan penelitian adalah untuk
menganalisis faktor resiko stroke berdasarkan telaah berkas rekam medis periode
2015 di RS. Jember Klinik. Metode penelitian ini kuantitatif. Analisis data berkas
rekam medis sebanyak 137 pasien stroke di RS. Jember Klinik. Diperoleh hasil
sebagian besar penderita stroke di RS ini adalah hipertensi. Pada berkas rekam
medis pasien stroke di RS. Jember Klinik faktor yang mempengaruhi stroke
adalah umur, jenis kelamin, ras, penderita Hipertensi dan Diabetes Mellitus.
Kesimpulan dari penelitian ini bahwa terdapat beberapa faktor resiko yang
30
penelitian ini bersifat analitik observasional dengan menggunakan desain Cross
Analisis data menggunakan uji Chi Square. Kesimpulan dari penelitian ini, tidak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dukungan keluarga pada pasien
stroke. Desain penelitian ini kualitatif. Subyek adalah keluarga penderita stroke
yang di rawat di Ruang Saraf RSUP Dr. Kariadi Semarang. Pengambilan subyek
pengambilan data dengan cara wawancara. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu
terdapat dukungan keluarga yang diberikan keluarga pada pasien stroke berupa
daily livingnya. Namun peneliti masih belum mengetahui juga beberapa jurnal
(ADL)”. Pasien yang mengalami stroke perlu adanya dukungan dari keluarga
31
yang sangat mempengaruhi proses penyembuhannya. Peneliti juga merasa masih
untuk mengontrol pola hidupnya sehari-hari termasuk pola makan, gaya hidup
tidur tanpa melakukan apa-apa yang sebenarnya ia masih bisa menjalani proses
proses penyembuhan.
32
Tabel 2.4 Penelitian Terkait
No Penulis Tempat Tahun Tujuan Desain/Metode Populasi/Sampling Hasil Manfaat dan / atau
limitasi dari penelitian
/Statistik test /Sampel
1 Setyoadi Instalasi 2017 Untuk Penelitian Teknik Hasil penelitian ini: Limitasi dari
dkk Rehabilitasi mengetahui deskriptif pengambilan terdapat hubungan penelitian ini: yaitu
Medik hubungan sample secara antara dukungan desain yang
Rumah dukungan purposive sampling keluarga dengan digunakan peneliti
Sakit Dr. keluarga dengan dengan jumlah kemandirian pada tidak sesuai dengan
Iskak kemandirian sample 57 pasien. pasien stroke di judul penelitian.
Tulungagun pasien stroke di instalasi rawat jalan Diharapkan
g instalasi rawat rehabilitasi medik kedepannya peneliti-
jalan rehabilitasi Rumah Sakit Dr. peneliti yang lain
medik Rumah Iskak Tulungagung. dapat memperhatikan
SakitDr. Iskak hal tersebut.
Tulungagung.
33
2. Intan Poliklinik 2017 Untuk Penelitian Sampel berjumlah Hasil pada 43 Telah memberikan
Fajar Syaraf mengetahui deksriptif 43 responden dan responden yang pemahaman tentang
Ningtiya RSUD. Dr. hubungan diambil dengan mendapatkan dukungan-dukungan
s H. Abdul dukungan teknik consecutive dukungan keluarga yang perlu diberikan
Moeloek keluarga dengan sampling. yang baik sebanyak
Bandar tingkat 77% dan dari angka kepada keluarga dan
Lampung kemandirian tersebut subjek pasien pasca stroke
dalam Activity penelitian paling agar mereka dapat
Daily Living pada banyak mengalami menikmati
pasien pasca tingkat kemandirian produktivitasnya
stroke di dengan kategori kehidupannya dalam
Poliklinik RSUD mandiri yaitu 48,5% beraktivitas sehari-
Dr. H. Abdul hari
Moeloek Bandar
Lampung
3. Cintya Di rawat 2013 Untuk Deskriptif Sampel penelitian Hasil penelitian ini Penelitian ini dapat
Agreayu inap RSUD mengetahui tipe dengan ini adalah seluruh stroke dengan tipe dijadikan landasan
Dinata Kabupaten stroke dan faktor menggunakan pasien stroke yang ischemik lebih banyak peneliti lainnya untuk
dkk Solok risiko yang data sekunder pernah dirawat di dari tipe hemorrhagic mengembangkan
Selatan berpengaruh pada pasien stroke Bagian Penyakit dengan faktor risiko tindakan perawat
pasien stroke di yang dirawat Dalam RSUD utama hipertensi, untuk mengetahui
rawat inap RSUD di RSUD Kabupaten Solok sedangkan stroke faktor-faktor risiko
Kabupaten Solok Solok Selatan. Selatan pada ischemic terutama dari stroke
Selatan periode 1 Januari dipengaruhi oleh
2010 – 31 Juni peningkatan gula
2012 yang darah.
34
memenuhi kriteria
inklusi
4. Sakti RSUD Prof. 2015 Untuk Cross Total 30 pasien Hasil penelitian ini Manfaat dari
Batubara Dr. W. Z. mengetahui sectional. diruang rawat menunjukkan bahwa penelitian ini adalah
dan Johannes hubungan Anggrek, penelitian ini bahwa jumlah
Florentia Kupang. penanganan Bougenvile, pasien yang
nus Tat. stroke dirumah Cempaka, mengalami sampel yang banyak
dengan kerusakan Kelimutu, Komodo kelumpuhan dengan sehingga
neurologis pada dan IGD RSUD penanganan awal memungkinkan
psien stroke di Prof Dr. W. Z. dirumah adalah ( p = hasil penelitian yang
RSUD Prof Dr. Johannes Kupang. 0,042). didapat lewat
W. Z. Johannes Pengumpulan data tujuannya terjawab
Kupang dengan sudah.
menggunakan
kuesioner
35
5. Irma Unit 2015 Untuk Cross- Subyek penelitian Hasil penelitian ini Disarankan kepada
Okta & Rehabilitasi mengetahui Sectional diambil dengan menunjukan terdapat petugas kesehatan
Santi Medik RSU hubungan antara menggunakan dukungan keluarga untuk memberikan
Martini. Haji karakteristik populasi total. yang mempengaruhi konseling untuk
Surabaya. pasien stroke dan tingkat kepatuhan meningkatkan
dukungan pasien stroke dalam
keluarga terhadap menjalani rehabilitasi. dukungan keluarga
kepatuhan demi kesembuhan
rehabilitasi di pasien stroke.
Unit Rehabilitasi
Medik RSU Haji
Surabaya.
6. Eka Puskesmas 2016 Untuk Cross Populasi dalam Hasil penelitian ini Limitasi dari
Sogen Pacarkeling mengetahui sectional. penelitian ini menunjukkan adanya penelitian ini yaitu
& hubungan adalah 60 orang. hubungan antara design penelitiannya
Puskesmas dukungan Metode sampling dukungan keluarga yang masih kurang
Gundih keluarga dengan penelitian adalah dengan kemandirian jelas memakai desaign
Surabaya. kemandirian purposive sampling pasien post-stroke penelitian apa.
pasien post- sehingga diperoleh dalam perawatan diri.
stroke dalam sampel sebesar 21
perawatan diri di orang.
Puskesmas
Pacarkeling &
Puskesmas
Gundih
Surabaya.
36
7. Heidy Di rawat 2015 Untuk Metode yang Mengambil data Hasil penelitian ini Kepada pihak RSUP
Patricia inap RSUP mengetahui digunakan sekunder penderita menunjukan Prof. R. D.
dkk. Prof. Dr. R. karakteristik bersifat stroke iskemik presentaseterbanyak
D. Kandou penderita stroke deskriptif tahun 2012-2013 di pasien stroke berumur Kandou Manado agar
Manado iskemik yang retrospektif. bagianrekam medik 45-54 tahun (36%), lebih
dirawat di rawat RSUP Prof.Dr.R. jenis kelamin laki-laki melengkapi sistem
inap di RSUP D. Kandou Manado (52%), pendidikan pencatatatan di
Prof.Dr.R.D.Kan terakhir SMA (52%),
dou Manado yang bekerja sebagai bagian rekam medik
tahun 2012-2013. ibu rumah tangga sehingga
(40%). Faktor risiko
mempermudah
yang dapat diubah
pengambilan data bagi
tertinggi adalah
hipertensi (74,70%), pihak yang
diikuti oleh kolesterol membutuhkannnya,
total baik
meningkat(41,30%),
yang memiliki bagi kepentingan
penyakit diabetes penderita, klinisi
melitus (17,3%), yang
maupun penelitian.
memiliki
ketidakseimbangan
natrium (12%),
ketidakseimbangan
kalium (16%),
37
ketidakseimbangan
klorida (18,70%),
yang memiliki riwayat
mengkonsumsi
alkohol (28%), dan
merokok
(44%).
8. Feby Di RS. 2016 Untuk Metode Analisis data Diperoleh hasil Merekomendasikan
Erawanti Jember menganalisis penelitian berkas rekam sebagian besar kegiatan promotif
ni Klinik faktor resiko komparatif medis sebanyak penderita stroke di RS pada pasien stroke
stroke 137 pasien stroke ini adalah hipertensi. Upaya untuk promotif
berdasarkan di RS. Jember dan preventif adalah
telaah berkas Klinik dengan
rekam medis
periode 2015 di kontrol tensi dan gula
RS. Jember darah secara teratur.
Klinik.
38
9. Salsha Di 2016 Untuk Metode Pengambilan Hasil penelitian ini: Limitasi penelitian ini
Amalia Surakarta mengetahui penelitian ini sampel tidak terdapat adalah jumlah sampel
apakah ada bersifat menggunakan hubungan yang yang belum diketahui
hubungan tingkat analitik teknik Purposive signifikan pada secara jelas.
kemandirian observasional Sampling. tingkat kemandirian
dalam Activity of dengan Activity of Daily
Daily Living menggunakan Living antara pasien
antara pasien desain Cross pasca stroke
pasca stroke Sectional. hemoragik dengan
hemoragik Pengambilan non-hemoragik.
dengan non- sampel
hemoragik. menggunakan
hemoragik teknik
dengan non- Purposive
hemoragik Sampling.
10. Budi Di Ruang 2013 Untuk Penelitian Teknik Hasil penelitian ini: Limitasi dari
Wurtinin Saraf RSUP mengetahui kualitatif. pengambilan terdapat dukungan penelitian ini yaitu
gsih Dr. Kariadi dukungan sample secara keluarga yang jumlah sample yang
Semarang keluarga pada purposive sampling diberikan kepada terlalu sedikit yang
pasien stroke. dengan jumlah pasien (dukungan dimana hanya
sample 5. keluarga mengambil 5 sample
informasional,
emosional,
instrumental dan
penghargaan).
39
2.5 Teori Keperawatan Dorothea Orem
Dorothea Orem lahir di Baltimore, Maryland pada tahun 1914. Orem meninggal
dunia pada 22 Juli 2007 di Skidaway. Orem pernah mengikuti pendidikan Diploma
mendapatkan gelar M.S.NE pada tahun 1945 (Padila, 2013). Selama 1945, Orem
Division of the School of Nursing dan Direktur Nursing Service Rumah Sakit Detroit
Pertama, Orem memandang manusia secara total dan bersifat universal, dimana
berkelanjutan. Manusia merupakan suatu kesatuan dari fungsi biologi, simbolik dan
adalah suatu seni, pelayanan/bantuan dan teknologi. Tujuan dari keperawatan adalah
40
adalah suatu kondisi ketika keseluruhan struktur dan fungsi saling terintegrasi
Model konsep keperawatan Orem dikenal dengan Model Self Care. Model self
care ini memberi pengertian Perawatan mandiri (self care). Menurut Orem, self care
adalah suatu pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh individu sendiri untuk
self care dan mereka mempunyai hak untuk mendapatkan kebutuhan itu sendiri,
41
Aplikasi Teori Dorothea Orem Dalam Penelitian
Teori Orem telah digunakan oleh sejumlah perguruan tinggi dan sekolah keperawatan
sebagai dasar untuk kurikulum mereka diantaranya yaitu George University School of
menggunakan kurikulum berdasarkan asuhan keperawatan pada teori Orem, dan telah
diterapkan pada pengaturan perawatan rawat jalan. Teori Orem juga dipakai oleh
pendidikan Lasallian. Aplikasi-aplikasi dari teori Orem ini sudah banyak digunakan baik
didalam maupun diluar Indonesia. Teori Orem banyak digunakan untuk menghubungkan
antara teori penelitian yang ada dengan teori Orem mengenai self care, deficit self care,
theory of nursing sistem, dll. Aplikasi teori Orem sudah digunakan sebaik mungkin oleh
Dalam penelitian ini berdasarkan konsep teori keperawatan Dorothea Orem tentang
perawatan diri (self care), peneliti ingin mengaplikasikan teori tersebut dimana agen
kebutuhan self care-nya yang mencakup berpindah tempat, berjalan, penggunaan toilet,
membersihkan diri, BAB, BAK, mandi, berpakaian, makan, naik/turun tangga. Agen
keperawatan dalam penelitian ini adalah dukungan dari keluarga. Conditioning factors
dalam penelitian ini dianggap oleh peneliti sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi self
care yaitu kondisi dasar diantaranya usia, jenis kelamin, status kesehatan, orientasi sosial
budaya, sistem perawatan kesehatan, dukungan keluarga, pola hidup, faktor lingkungan
dan keadaan ekonomi. Diantara faktor-faktor diatas peneliti berfokus pada salah satu
faktor yaitu dukungan keluarga sebagai bahan penelitian untuk melihat apakah ada
42
hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kemandirian pada penderita post-
Menurut Orem, Self care (perawatan sendiri) digunakan untuk mengontrol faktor
fungsinya dan berperan untuk mencapai kesejahteraan. Self care terdiri dari kegiatan
praktik yang mendewasakan dan orang dewasa memulai dan melakukan, dalam kerangka
dan perkembangan. Sedangkan menurut peneliti, yang dimaksud dengan Self care
(perawatan sendiri) yaitu perilaku para penderita post-stroke lewat kegiatannya sehari-
hari dalam melakukan perawatan diri secara mandiri. Penderita post-stroke yang dalam
menjalani self care dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal
yang pertama yaitu usia, dimana penderita post-stroke yang sudah tidak muda lagi.
Faktor internal yang kedua yaitu pendidikan, tingkat pendidikan yang kurang bisa
Sedangkan untuk faktor externalnya meliputi dukungan dari keluarga dan budaya
masyakat dimana penderita post-stroke itu tinggal. Adanya dukungan dari keluarga yang
kurang terhadap tingkat pemenuhan perawatan diri penderita post-stroke, bisa membuat
kesejahteraannya.
Menurut Orem, Self care agency merupakan kemampuan orang dewasa yang
diperoleh secara kompleks untuk mengetahui dan memenuhi kebutuhan mereka yang
terus-menerus pada tindakan yang disengaja dan memiliki tujuan untuk mengatur fungsi
dimaksud dengan Self care agency yaitu kemampuan dari penderita post-stroke dalam
43
melakukan perawatan diri untuk memenuhi kebutuhan mereka secara terus-menerus
tanpa ketergantungan dari orang lain. Menurut Orem, Self care demands mengacuh pada
kemampuan yang diperoleh dari seseorang untuk mengetahui dan memenuhi permintaan
perawatan diri dari orang yang ketergantungan atau orang yang mengatur pengembangan
dan pelaksanaan agen ketergantungan perawatan diri ini. Sedangkan menurut peneliti,
Self care demands merupakan kebutuhan dari penderita post-stroke untuk menjalani
Menurut Orem, Nursing agency adalah kemampuan yang dikembangkan dari orang-
orang yang memberdayakan mereka untuk mewakili diri mereka sebagai perawat dan
dalam hubungan interpersonal yang sah untuk bertindak, mengetahui, dan untuk
diri. Nursing agency juga menggabungkan kemampuan perawat dalam membantu orang-
dimaksud disini yaitu keluarga. Untuk itu jika penderita post-stroke tidak mampu
memenuhi kemampuan dan kebutuhannya secara pribadi, keluarga menjadi salah satu
44
BAB III
KERANGKA KONSEP
Pada bab ini membahas tentang kerangka konsep yang dipakai oleh peneliti yang
terdapat hipotesa penelitian dan kesimpulan sementara serta membahas tentang definisi
SELF-CARE
R R
R
SELF-CARE SELF-CARE
AGENCY < DEMANDS
Kemampuan Penderita Kebutuhan Penderita
Post-Stoke Melakukan Deficit Post-Stoke Melakukan
Activity Daily Living Activity Daily Living
Self-Care
Conditioning Conditioning
Factors Factors
R R
NURSING AGENCY
(Dukungan Keluarga)
Keterangan:
Variabel Dependen:
Tingkat Kemandirian
45
Aplikasi Teori Orem dalam Penelitian
Teori Orem telah digunakan oleh sejumlah perguruan tinggi dan sekolah keperawatan
sebagai dasar untuk kurikulum mereka diantaranya yaitu George University School of
menggunakan kurikulum berdasarkan asuhan keperawatan pada teori Orem. Teori Orem
juga dipakai oleh Lamonge, Langelo, dan Rakinaung di De La Salle Catholic University
pendidikan Lasallian. Aplikasi-aplikasi dari teori Orem ini sudah banyak digunakan baik
didalam maupun diluar Indonesia. Teori Orem banyak digunakan untuk menghubungkan
antara teori penelitian yang ada dengan teori Orem mengenai self care, deficit self care,
theory of nursing sistem, dll. Aplikasi teori Orem sudah digunakan sebaik mungkin oleh
Aplikasi-aplikasi dari teori Orem ini sudah banyak digunakan baik didalam maupun
diluar Indonesia. Teori Orem banyak digunakan untuk menghubungkan antara teori
penelitian yang ada dengan teori Orem mengenai self care, deficit self care, theory of
nursing system, dll. Aplikasi teori Orem sudah digunakan sebaik mungkin oleh beberapa
Dalam penelitian ini berdasarkan konsep teori keperawatan Dorothea Orem tentang
perawatan diri (self care), peneliti mengaplikasikan teori tersebut dimana agen perawatan
diri disini adalah kemampuan penderita post-stroke dalam melakukan kebutuhan self
diri, BAB, BAK, mandi, berpakaian, makan, naik/turun tangga. Agen keperawatan dalam
penelitian ini adalah dukungan dari keluarga. Conditioning factors dalam penelitian ini
dianggap oleh peneliti sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi self care yaitu kondisi
46
dasar diantaranya usia, jenis kelamin, status kesehatan, orientasi sosial budaya, sistem
perawatan kesehatan, dukungan keluarga, pola hidup, faktor lingkungan dan keadaan
ekonomi. Diantara faktor-faktor diatas peneliti berfokus pada salah satu faktor yaitu
dukungan keluarga sebagai bahan penelitian untuk melihat apakah ada hubungan antara
Menurut Orem, Self care (perawatan sendiri) digunakan untuk mengontrol faktor
fungsinya dan berperan untuk mencapai kesejahteraan. Self care terdiri dari kegiatan
praktik yang mendewasakan dan orang dewasa memulai dan melakukan, dalam kerangka
dan perkembangan. Sedangkan menurut peneliti, yang dimaksud dengan Self care
(perawatan sendiri) yaitu perilaku para penderita post-stroke lewat kegiatannya sehari-
hari dalam melakukan perawatan diri secara mandiri.Penderita post-stroke yang dalam
menjalani self care dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal
yang pertama yaitu usia, dimana penderita post-stroke yang sudah tidak muda lagi.
Faktor internal yang kedua yaitu pendidikan, tingkat pendidikan yang kurang bisa
Sedangkan untuk faktor externalnya meliputi dukungan dari keluarga dan budaya
masyakat dimana penderita post-stroke itu tinggal. Adanya dukungan dari keluarga yang
kurang terhadap tingkat pemenuhan perawatan diri penderita post-stroke, bisa membuat
kesejahteraannya.
47
Menurut Orem, Self care agency merupakan kemampuan orang dewasa yang
diperoleh secara kompleks untuk mengetahui dan memenuhi kebutuhan mereka yang
terus-menerus pada tindakan yang disengaja dan memiliki tujuan untuk mengatur fungsi
dimaksud dengan Self care agency yaitu kemampuan dari penderita post-stroke dalam
tanpa ketergantungan dari orang lain. Menurut Orem, Self care demands mengacuh pada
kemampuan yang diperoleh dari seseorang untuk mengetahui dan memenuhi permintaan
perawatan diri dari orang yang ketergantungan atau orang yang mengatur pengembangan
dan pelaksanaan agen ketergantungan perawatan diri ini. Sedangkan menurut peneliti,
Self care demands merupakan kebutuhan dari penderita post-stroke untuk menjalani
Menurut Orem, Nursing agency adalah kemampuan yang dikembangkan dari orang-
orang yang memberdayakan mereka untuk mewakili diri mereka sebagai perawat dan
dalam hubungan interpersonal yang sah untuk bertindak, mengetahui, dan untuk
diri. Nursing agency juga menggabungkan kemampuan perawat dalam membantu orang-
dimaksud disini yaitu keluarga. Untuk itu jika penderita post-stroke tidak mampu
memenuhi kemampuan dan kebutuhannya secara pribadi, keluarga menjadi salah satu
48
3.2 Hipotesis Penelitian
living di Instalasi Rawat Jalan Cardio Vascular and Brain Center (CVBC)
49
- Naik/turun tangga
Independen
Dukungan Dukungan Persepsi Ordinal Kuesioner Menggunakan
Keluarga keluarga adalah penderita post- yang terdiri skor 20-80
sikap akan stroke di dari 10 Dengan
pertanyaan penilaian :
penerimaan Instalasi Rawat
dengan 20-40 dukungan
suatu keluarga Jalan Cardio Sangat Sering keluarga
terhadap Vascular and =4 kurang, 41-60
anggota Brain Center Sering = 3
dukungan
keluarganya (CVBC) Kadang-
kadang = 2 keluarga cukup,
berupa RSUP. Prof.
Tidak Pernah = 61-80 dukungan
dukungan Dr. R. D.
1 keluarga baik.
informasional, Kandou
dukungan Manado
emosional, tentang
dukungan dukungan
penilaian, dan keluarga yang
dukungan diterima yang
instrumental meliputi 4
(Friedman, dukungan
2011) yaitu:
dukungan
instrumental,
dukungan
informasional,
dukungan
penilaian, dan
dukungan
emosional
50
BAB IV
METODE PENELITIAN
Pada bab ini membahas tentang metode penelitian yang mendasari penelitian meliputi
penelitian, populasi dan jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini, instrument
korelasi. Deskriptif korelasi merupakan suatu metode penelitian yang ditujukan untuk
menggambarkan realita yang ada baik yang sementara berlangsung atau yang sudah
hubungan itu atau tidak adanya hubungan itu (Arikunto, 2006 dalam Susila, 2014).
daily living (ADL) pada penderita post-stroke di Instalasi Rawat Jalan Cardio
Lokasi dalam penelitian ini adalah di Instalasi Rawat Jalan Cardio Vascular and
Brain Center (CVBC) RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, Provinsi Sulawesi
Utara. Dimana lokasi ini merupakan pusat tempat rujukan terakhir di Sulawesi Utara.
51
4.3 Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai dari survey awal yang dilakukan pada bulan Maret,
kemudian pengambilan data sampai pengolahan data pada bulan Juli 2018.
Populasi merupakan kumpulan dari individu atau objek yang secara potensial
dapat diukur sebagai bagian dari penelitian (Mazhindu and Scott, 2005 dalam
Swarjana, 2015). Populasi dalam penelitian ini adalah penderita post-stroke yang ada
di Instalasi Rawat Jalan Cardio Vascular Brain Center (CVBC) RSUP. Prof. Dr. R.
stroke. Rata-rata populasi tersebut diperoleh dari data di Instalasi Rawat Jalan Cardio
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi (Setiadi, 2013). Sampel pada penelitian ini
adalah penderita stroke yang ada di Instalasi Rawat Jalan Cardio Vascular Brain
Center (CVBC) RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado dengan jumlah sampel
diambil dari jumlah populasi rata-rata per bulan yaitu 88 orang penderita post stroke.
Kriteria inklusi:
Kriteria Eksklusi:
52
4.5 Instrument Penelitian
Dalam instrument penelitian, peneliti memakai 2 instrument yaitu instrument
mengenai dukungan keluarga (Lampiran 3). Instrument yang ini pernah dilakukan
keluarga. Instrument penelitian yang akan dipakai yaitu untuk mengukur persepsi
emosional. Instrument ini berupa kuesioner dalam bentuk pernyataan yang terdiri dari
untuktidak pernah (TP), skala 2 untuk kadang-kadang (KK), skala 3 untuk sering (S),
dan skala 4 untuk sangat sering (SS). Kuesioner ini telah diuji ke-absahannya oleh R
Kurniawan 2017 dengan hasil Coefficient Alpha Cronbach yaitu 0,963 dan dapat
Instrument penelitian Barthel Indeks ini sering digunakan oleh perawat RS untuk
Barthel indeks untuk mengukur kemandirian dalam hal perawatan diri dan
menghasilkan nilai 0-20 dengan mandiri skor 20, ketergantungan ringan 12-19,
ketergantungan sedang 9-11, ketergantungan berat 5-8 dan ketergantungan total 0-4.
Pertanyaan yang diajukan terdiri dari 10 butir yang merupakan pertanyaan yang
terstruktur yaitu menjawab sesuai dengan pedoman yang sudah ditetapkan. Indeks ini
sudah baku dan sering digunakan dalam penelitian khususnya untuk mengukur
53
4.6 Proses Pengumpulan Data
Dalam proses pengumpulan data yang akan dilakukan, peneliti akan melewati 4
tahap yaitu: perijinan, pengambilan data, perekrutan dan penentuan jumlah sampel,
RS Lokasi Penelitian
jumlah sampel
menggunakan kuesioner
Pengolahan data
Keperawatan pada tanggal 7 Maret 2018 untuk pembuatan surat melakukan pengambilan
data demografi penderita post-stroke di RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Setelah
mendapat surat tersebut peneliti membawanya pada tanggal 8 Maret 2018 ke bagian tata
usaha RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou dan dari bagian tata usaha BLU RSUP. Prof. Dr. R.
D Kandou Manado memasukan surat tersebut kepada direktur rumah sakit untuk
didisposisi. Setelah itu peneliti pergi ke bagian KOMKORDIK (Komisi Etik Penelitian
54
Kesehatan) RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado pada tanggal 9 Maret 2018 dengan
membawa surat yang telah di tanda tangan oleh direktur rumah sakit. Pada saat peneliti
untuk mengambil data sekaligus penelitian pada penderita post-stroke yang ada di
Instalasi Rawat Jalan Cardio Vascular and Brain Center (CVBC) RSUP. Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado. Dari bagian KOMKORDIK RS juga menyarankan kepada kami untuk
Setelah mendapat persetujuan dari dosen pembimbing, peneliti meminta ijin pada tanggal
pembuatan surat penelitian yang dilakukan pada tanggal 4 Juni-4 Juli 2018 dengan
ditujukan kepada direktur RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Setelah mendapat ijin
dari Dekan Fakultas Keperawatan, peneliti membawa surat tersebut pada tanggal 9 Mei
ke bagian tata usaha BLU RSUP. Prof. Dr. R. D Kandou Manado untuk menunggu
disposisi surat yang akan diberikan kepada Direktur rumah sakit dan bagian Pendidikan
Selanjutnya, pada tanggal 4 Juni 2018 peneliti kembali pergi ke bagian Komite Etik
Penelitian Kesehatan (KEPK) rumah sakit. Setelah mendapat persetujuan dari Direktur
rumah sakit, peneliti meminta izin pengambilan data populasi dengan terdahulu
melakukan pembahasan layak etik penelitian dengan bagian Komite Etik Penelitian
Kesehatan (KEPK) RSUP. Prof. Dr. R. D Kandou Manado pada tanggal 20 Juni 2018.
Tahap selanjutnya, pada tanggal 13 Juli setelah peneliti mengetahui data populasi
rata-rata per bulan penderita post-stroke di Instalasi Rawat Jalan Cardio Vascular and
55
Brain Center (CVBC) RSUP. Prof. Dr. R. D Kandou Manado selanjutnya peneliti
menentukan jumlah sampel dari populasi yang diteliti dengan melakukan perekrutan.
Proses pengumpulan data dilakukan pada tanggal 13 Juli-21 Juli 2018 dengan
membagikan kuesioner pada para responden yang telah masuk dalam kriteria inklusi
dengan menggunakan teknik sampel. Selanjutnya, peneliti telah menjelaskan maksud dan
tujuan dari penelitian ini dan menjelaskan isi dari informed consent dan meminta izin
apakah penderita post-stroke setuju dan bersedia sebagai subjek dalam penelitian ini.
pengisian kuesioner dimulai dari 15 menit-20 menit dengan target 11 responden dalam
sehari. Dengan demikian peneliti memerlukan waktu kurang lebih 8 hari dalam
pengumpulan data.
mengenai maksud dan tujuan penelitian ini. Pada hari yang kedua tangggal 14 Juli
Peneliti melakukan perekrutan kriteria inklusi dan kelima belas penderita post-stroke
56
tersebut masuk dalam kriteria inklusi peneliti. Peneliti melakukan wawancara terpimpin
responden dalam penelitian. Peneliti melakukan perekrutan lewat kriteria inklusi dan
semua penderita post-stroke masuk dalam kriteria inklusi. Pengisian kuesioner dilakukan
dengan wawancara terpimpin selama 15-20 menit. Pada tanggal 17 Juli mendapat 10
perekrutan lewat kriteria inklusi untuk semua responden dan semua penderita post-stroke
masuk dalam kriteria inklusi. Peneliti membantu para responden dalam pengisian
terlebih dahulu tentang informed consent dan maksud tujuan dari penelitian ini seperti
inklusi terlebih dahulu dan menjelaskan informed consent bagi penderita post-stroke.
Semua penderita post-stroke terlibat dalam penelitian dimana peneliti membantu mereka
dalam pengisian kuesioner selama 15 menit per orangnya. Pada tanggal 20 Juli peneliti
melakukan perekrutan dengan kriteria inklusi dan semua penderita post-stroke masuk
dalam subyek penelitian. Peneliti membantu mereka dalam pengisian kuesioner yang
Juli peneliti mendapat 10 penderita post-stroke, namun peneliti hanya mengambil 1 dari
57
kesepuluhnya untuk memenuhi jumlah sampel yaitu 88. Peneliti melakukan perekrutan
dengan kriteria inklusi serta menjelaskan mengenai informed consent dan penderita post-
stroke tersebut bersedia untuk dijadikan responden dalam penelitian. Peneliti membantu
ia dalam mengisi kuesioner dengan melakukan teknik wawancara terpimpin selama 15-
20 menit.
data dengan memeriksa kembali apakah kuesioner dan indeks barthel benar-benar terisi
dan memiliki data yang sesuai. Setelah itu barulah data diolah dengan proses pengolahan
data editing, coding, processing, dan cleaning kemudian data dianalisis secara univariat
dan bivariat untuk melihat karakteristik responden dan hasil uji dengan melihat korelasi
semua lembar kuesioner yang sudah ditulis apakah sudah benar atau lengkap. Dalam
penelitian ini yang dilakukan oleh peneliti yaitu memeriksa daftar pernyataan yang
telah diisi oleh setiap responden. Pemeriksaan daftar pernyataan yang telah selesai ini
dilakukan terhadap: pertama kelengkapan jawaban, apakah tiap pernyataan sudah ada
jawabannya. Kedua keterbatasan tulisan, tulisan yang tidak terbaca perlu untuk
diperjelas kembali sehingga tidak mempersulit peneliti dalam pengelolaan data akibat
salah baca. Ketiga relevansi jawaban, bila ada jawaban yang kurang atau tidak
relevan maka peneliti menolaknya. Dan jika ada beberapa kuesioner yang belum diisi
atau tidak sesuai dengan petunjuk maka peneliti menyuruh isi kembali kuesioner,
Coding atau pengkodean pada lembar kuesioner dan observasi. Pada tahap ini,
yang dilakukan ialah mengisi daftar kode dengan memberi angka pada masing-
58
masing jawaban sesuai yang diinginkan oleh peneliti. Kode pada tiap data yang
termasuk kategori, antara lain kode jenis kelamin laki-laki 1 perempuan 2, kode usia
perkawinan belum menikah kode 1, menikah kode 2, janda/duda kode 3, kode untuk
lama menderita stroke 6 bulan kode 1, 1 sampai 2 tahun kode 2, 3 sampai 4 tahun
kode 3, 5 sampai 6 tahun kode 4. Kode penyakit penyerta hipertensi kode 1, diabetes
mellitus kode 2, kolesterol kode 3, asam urat kode 4, kode serangan stroke yang I
kode 1, II kode 2, III kode 3, IV kode 4, V kode 5, VI kode 6. Kode yang tinggal
bersama keluarga anak kode 1, pasangan kode 2, cucu kode 3, lain-lain kode 4.
Processing yaitu langkah selanjutnya adalah memproses data agar dapat dianalisis
komputerisasi (program komputer). Dalam penelitian ini, setelah semua data terisi
penuh dan benar, dan juga sudah melewati perkodingan, maka langkah selanjutnya
adalah memproses data agar dapat dianalisis. Pemrosesan data dilakukan dengan cara
sudah di -entry apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan tersebut dimungkinkan
terjadi pada saat kita meng-entry ke komputer. Data yang di entry diperiksa kembali
59
4.8 Analisis Data
Setelah data selesai dimasukan dalam program komputer kemudian data dianalisis
1. Analisis Univariat
2. Analisis Bivariat
antara variabel bebas dan variabel terikat dengan menggunakan uji statistik.
hubungan atau tidak. Dalam penelitian ini uji statistik yang digunakan adalah
60
baik, hormat, dan adil (Polit, 2003 dalam Swarjana, 2015). Prinsip etika penelitian
yang pertama yaitu prinsip kebaikan, penelitian yang dilakukan menjelaskan pada
responden maksud dan tujuan dan dampak yang mungkin terjadi selama
pengumpulan data agar responden mengetahui tujuan dari penelitian yang dilakukan
Prinsip etika penelitian yang kedua yaitu prinsip hormat. Dalam penelitian ini,
peneliti memiliki prinsip untuk menghormati harkat dan martabat manusia, terutama
bagi penderita post-stroke yang dijadikan penelitian memiliki hak untuk menentukan
apakah berpartisipasi atau menolak untuk terlibat dalam penelitian serta penderita
partisipasi dalam penelitian, dan juga penderita post-stroke memiliki hak dalam
Prinsip etika penelitian yang ketiga yaitu adil. Dalam penelitian, peneliti
diperlakukan dengan adil dan dapat perlakuan yang sama sebelum, selama, dan
61
BAB V
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini peneliti membahas dan menunjukan hasil dari tempat penelitian yang
didapat dalam bentuk tabel analisis univariat dan bivariat sebagai hasil dari penelitian
yang dilakukan pada tanggal 13-21 Juli 2018 di Instalasi Rawat Jalan Cardio Vascular
Instalasi Rawat Jalan Cardio Vascular and Brain Center (CVBC) RSUP. Prof. Dr. R.
yaitu deskriptif korelasi. Sampel pada penelitian ini adalah penderita post-stroke yang
ada di Instalasi Rawat Jalan Cardio Vascular and Brain Center (CVBC) RSUP. Prof.
Dr. R. D. Kandou Manado dengan jumlah sampel diambil dari jumlah populasi rata-
rata per bulan yaitu 88 orang penderita post stroke. Hasil dari penelitian didapat dari 2
Barthel Index.
Setelah pengumpulan data, hasil penelitian ini diuji menggunakan uji univariat
untuk menganalisis data secara deskriptif dan uji bivariat yaitu untuk menganalisis
antara variabel terkait dengan menggunakan uji korelasi Spearman’s Rho dengan nilai
signifikan < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya terdapat hubungan
62
5.1 Hasil Analisis Karakteristik Demografi Responden
Usia
40 sampai 50 15 17.0
51 sampai 60 43 48.9
61 sampai 70 21 23.9
71 sampai 80 9 10.2
Pendidikan Terakhir
SD 2 2.3
SMP 9 10.2
SMA/SMK 38 43.2
Perguruan Tinggi 38 43.2
Lain-Lain 1 1.1
Status Perkawinan
Belum Menikah 2 2.3
Menikah 77 87.5
Janda/Duda 9 10.2
Penyakit Penyerta
Hipertensi 61 69.3
Diabetes Mellitus 23 26.1
Kolesterol 2 2.3
Asam Urat 2 2.3
Jenis Hemiparesis
Hemiparesis Kiri 59 67.0
Ataxia 29 33.0
63
Yang Tinggal Bersama
Keluarga
Anak 10 11.4
Pasangan 77 87.5
Cucu 0 0
Lain-Lain (Keponakan) 2 2.3
Total 88 100
kelamin, usia, pendidikan terakhir, status perkawinan, lama menderita stroke, penyakit
penyerta, jenis hemiparesis, serangan stroke ke-, tinggal bersama keluarga, dan yang
tinggal bersama keluarga. Jenis kelamin yang terbanyak menderita post-stroke adalah
persentase 62.5%. Usia yang paling banyak menderita post-stroke adalah usia 51
48.9%. Pendidikan terakhir dari responden yang paling banyak menderita post-stroke
penderita post-stroke dengan persentase 43.2% dan juga Perguruan Tinggi dengan
status perkawinan yang paling banyak menderita post-stroke adalah yang menikah
yang terbanyak yakni pada kategori 1-2 Tahun dengan frekuensi 41 responden
penderita post-stroke dengan persentase 46.6%. Penyakit penyerta yang terbanyak dari
stroke dengan persentase 69.3%. Jenis hemiparesis yang terbanyak dari responden
post-stroke dengan persentase 67%. Serangan stroke yang terbanyak dari penderita
64
post-stroke yakni serangan stroke yang pertama dengan frekuensi 49 responden
stroke dengan persentase 53.4% dan kategori dukungan informasi cukup dengan
65
Tabel 5.2.2 Distribusi Frekuensi Dukungan Penghargaan responden di Instalasi Rawat
Jalan Cardio Vascular and Brain Center (CVBC) RSUP. Prof. Dr. R. D
Kandou Manado
Dukungan Penghargaan Frekuensi (n) Persentase (%)
Dukungan Penghargaan Baik 38 43.2
Dukungan Penghargaan Cukup 50 56.8
Total 88 100
stroke dengan persentase 43.2% dan kategori dukungan penghargaan cukup dengan
dengan persentase 55.7% dan kategori dukungan emosional cukup dengan frekuensi 39
66
Tabel 5.2.4 Distribusi Frekuensi Dukungan Instrumental responden di Instalasi Rawat
Jalan Cardio Vascular and Brain Center (CVBC) RSUP. Prof. Dr. R. D
Kandou Manado
Dukungan Instrumental Frekuensi (n) Persentase (%)
Dukungan Instrumental Baik 59 67.0
Dukungan Instrumental Cukup 29 33.0
Total 88 100
stroke dengan persentase 67.0% dan kategori dukungan instrumental cukup dengan
Tabel 5.2.5 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga responden di Instalasi Rawat Jalan
Cardio Vascular and Brain Center (CVBC) RSUP. Prof. Dr. R. D Kandou Manado
Dukungan Keluarga Frekuensi (n) Persentase (%)
Dukungan Keluarga Baik 74 84.1
Dukungan Keluarga Cukup 14 15.9
Total 88 100
Berdasarkan dengan data diatas menunjukan bahwa dukungan keluarga terbanyak yaitu
dengan persentase 84.1% dan dukungan keluarga cukup dengan frekuensi 14 responden
67
Tabel 5.2.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Kemandirian responden di
Instalasi Rawat Jalan Cardio Vascular and Brain Center (CVBC) RSUP. Prof.
Dr. R. D. Kandou Manado
Tingkat Kemandirian Frekuensi (n) Persentase (%)
Mandiri 72 81.8
Dibantu 14 15.9
Tidak Mampu 2 2.3
Total 88 100
yang terbanyak adalah kategori mandiri dengan frekuensi 72 responden penderita post-
stroke dengan persentase 81.8% sedangkan tingkat kemandirian dengan kategori dibantu
untuk tingkat kemandirian dengan kategori tidak mampu dengan frekuensi 2 responden
living (ADL). Uji statistik yang digunakan adalah uji korelasi Spearman’s rho
68
Tabel 5.3 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kemandirian Penderita
Post-Stroke Dalam Pemenuhan Activity Daily Living di Instalasi Rawat
Jalan Cardio Vascular and Brain Center (CVBC) RSUP. Prof. Dr. R. D
Kandou Manado
Variabel Bebas n Nilai Spearman’s p-value
Rho
Dukungan Keluarga
dengan Tingkat 88 0.924 0.000
Kemandirian
Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat bahwa responden dalam penelitian ini berjumlah
88 responden dan dari hasil analisis statistik mengenai hubungan antara dukungan
daily living (ADL) dianalisis menggunakan uji korelasi spearman’s rho dengan tingkat
kemaknaan 95% (α 0.05), diperolehnya nilai signifikansi ρ=0.000 (p-value < dari α 0,05)
yang artinya ada hubungan yang signifikan antara variabel independent yaitu dukungan
keluarga dengan variabel dependent yaitu tingkat kemandirian, dan diperoleh nilai
spearman’s rho 0.924 artinya korelasi kuat dan bernilai positif sehingga hubungan kedua
variabel bersifat searah yang maksudnya hasil dari variabel independent yaitu dukungan
keluarga dengan variabel dependent yaitu tingkat kemandirian memperoleh hasil yang
sama banyak setelah dianalisis. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ha diterima
dan Ho ditolak yang artinya terdapat hubungan signifikan antara dukungan keluarga
69
BAB VI
PEMBAHASAN
Pada bab ini membahas tentang penelitian hasil yang diperoleh, perbandingan
hasil yang diperoleh dengan penelitian sebelumnya, penjelasan mengenai signifikan hasil
penelitian berdasarkan konsep teori dan kaitannya dengan teori keperawatan dengan hasil
terdapat pada tabel 5.2.5 menunjukan bahwa dukungan keluarga terbanyak yaitu
stroke dengan persentase 84.1% dan dukungan keluarga cukup dengan frekuensi 14
penderita post-stroke di Instalasi Rawat Jalan Cardio Vascular and Brain Center
dukungan keluarga cukup dan dukungan keluarga baik. Dari hasil uji analisis
dilakukan oleh Manurung, 2017 tentang dukungan keluarga dengan motivasi dalam
melakukan ROM pada pasien pasca stroke dan penelitian yang dilakukan oleh
Arsyta, 2016 tentang hubungan dukungan keluarga dengan self efficacy pada pasien
dengan penyakit stroke. Kedua penelitian tersebut memperoleh hasil yang sama
yang baik dalam menjalani aktivitasnya sehari-hari. Hal tersebut menunjukan bahwa
dari keluarga sendiri seperti usia, jenis kelamin, sosial ekonomi, pendidikan atau
pengetahuan dan hubungan kekerabatan. Didukung oleh teori dari Friedman, (2010)
yang penuh dari keluarga sendiri. Kebanyakan responden yang peneliti dapati juga
bahwa mereka tinggal bersama-sama dengan anak atau pasangan baik itu suami atau
istri yang dimana rasa kasih sayang akan seseorang yang terdekat dalam menjalani
proses penyembuhan ada terlihat lewat upaya dukungan dari keluarga. Menurut
peneliti, bagi masyarakat di Indonesia rasa kasih sayang dan perhatian bagi anggota
keluarganya yang sedang sakit adalah prioritas yang utama berbeda dengan
kebudayaan keluarga yang ada diluar yang dimana mereka kurang memperhatikan
Hal tersebut didukung dengan apa yang dikatakan oleh (Sarwono, 2003 dalam
Retnowati, 2014) bahwa dukungan keluarga merupakan suatu upaya yang diberikan
kepada orang lain, baik secara moril maupun materil untuk memotivasi seseorang
instrumental. Oleh karena itu, dukungan keluarga sendiri diartikan sebagai suatu
71
terhadap anggota keluarga sehingga anggota keluarga merasa ada yang
Dikaitkan dalam teori keperawatan Dorothea Orem yang terdiri dari self care
agency, self care demands, dan nursing agency yang dimana ketiga tersebut
yaitu dukungan dari keluarga dalam pemenuhan activity daily living pada penderita
keluarga sendiri seperti usia, jenis kelamin, sosial ekonomi, pendidikan atau
Berdasarkan dari hasil penelitian untuk kepatuhan diet yang terdapat pada tabel
persentase 15.9% dan untuk tingkat kemandirian dengan kategori tidak mampu
kemandirian pada penderita post-stroke di Instalasi Rawat Jalan Cardio Vascular and
Brain Center (CVBC) RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado memiliki tiga kategori
yaitu mandiri, dibantu sebagian, dan tidak mampu.Dari hasil uji analisis
72
Penelitian ini juga serupa dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Tatali, 2018 tentang hubungan dukungan keluarga dengan tingkat
kemandirian dalam activity daily living pada penderita post-stroke dan penelitian
yang dilakukan oleh Wicaksana, 2017 tentang hubungan skala kecacatan dengan
tingkat kemandirian activity of daily living pasien pasca stroke. Kedua penelitian
tersebut memperoleh hasil yang sama dengan penelitian ini, dimana kebanyakan
responden menjalani aktivitasnya sehari-hari secara mandiri tanpa bantuan dari orang
Menurut peneliti, diperolehnya hasil demikian diartikan bahwa klien dengan post-
stroke dapat merawat diri sendiri dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari baik
tanpa bantuan sama sekali maupun memerlukan bantuan seperti berpindah tempat,
makan, naik/turun tangga. Ini dikarenakan berdasarkan dilihat dari karakteristik para
responden yang peneliti dapatkan, salah satu yang membuat mereka dapat mobilisasi
sendiri yaitu sebagian besar responden tidak mau memberatkan keluarga mereka
sendiri untuk tetap terus bergantung pada mereka. Mereka ingin beraktivitas secara
penyembuhan mereka dapat meningkat lebih baik. Hal ini didukung dengan teori
yang dikatakan oleh Nuryanti (2016) bahwa dukungan keluarga didapatkan oleh
Dikaitkan dalam teori keperawatan Dorothea Orem yang terdiri dari self care
agency, self care demands, dan nursing agency yang dimana ketiga tersebut
didukung dengan conditioning factors yang sangat berpengaruh bagi penderita post-
stroke yaitu usia dan dukungan dari keluarga. Peneliti mengaplikasikan perawatan
73
diri (self care) disini adalah kemampuan penderita post-stroke (self care agency)
dalam melakukan kebutuhan self care-nya (self care demands) kemampuan dari
membersihkan diri, BAB, BAK, mandi, berpakaian, makan, naik/turun tangga yang
dimana dalam penelitian ini dapat membuktikan bahwa tingkat kemandirian penderita
Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat bahwa responden dalam penelitian ini berjumlah
88 responden dan dari hasil analisis statistik hubungan dukungan keluarga dengan tingkat
dianalisis menggunakan uji korelasi spearman’s rho dengan tingkat kemaknaan 95% (α
0.05), diperoleh nilai signifikansi ρ=0.000 (p-value < dari α 0,05) artinya ada hubungan
yang signifikan anatara dukungan keluarga dengan tingkat kemandirian, dan diperoleh
angka koefisien 0.924 artinya korelasi kuat dan bernilai positif sehingga hubungan kedua
variabel bersifat searah yang artinya hasil dari kedua variabel baik dari dukungan
keluarga dengan tingkat kemandirian memperoleh hasil yang sama banyak. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak yang artinya terdapat
Berdasarkan tabel 5.4 didapatkan hasil bivariat dukungan keluarga baik dengan
stroke dengan persentase 81.8%, dukungan keluarga baik dengan tingkat kemandirian
74
persentase 2.3%, dukungan keluarga baik dengan tingkat kemandirian kategori tidak
Dukungan keluarga cukup dengan tingkat kemandirian kategori dibantu sebagian dengan
keluarga cukup dengan kategori tidak mampu dengan frekuensi 2 responden penderita
post-stroke dengan persentase 2.3. Total dukungan keluarga baik dengan tingkat
post-stroke dengan persentase 15.9%. Total dukungan keluarga kurang dengan tingkat
oleh Ningtiyas, 2017 tentang hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kemandirian
dalam activity daily living pada pasien pasca stroke. Kemudian penelitian yang dilakukan
oleh Rayanti, 2018 tentang dukungan anggota keluarga dan activity of daily living pada
penderita post-stroke. Kedua penelitian tersebut memperoleh hasil yang sama dengan
penelitian ini, dimana terdapat hubungan yang siginifikan mengenai dukungan keluarga
terdahulu karena terbukti siginifikan berhubungan dengan faktor dari dukungan keluarga
serta adanya bantuan atau dukungan dari keluarga maupun orang terdekat. Semakin baik
salah satu anggotanya yang sedang mengalami masa pemulihan setelah stroke maka
activity of daily living (ADL) penderita post-stroke akan semakin baik pula.
Dengan adanya dukungan sosial sangat berpengaruh untuk kualitas hidup dari
75
nyata dan material, dukungan informasional berupa pemberian informasi mengenai
perhatian untuk membantu dalam menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi dalam
bentuk penghargaan positif yang diberikan bagi penderita. Ketika penderita post-stroke
mendapat dukungan-dukungan tersebut secara jelas dapat dilihat ada kekuatan dan
semangat dalam diri dari penderita post-stroke untuk tetap sehat dan termotivasi untuk
Berdasarkan dengan penjelasan diatas sebagian besar masalah mental dan emosional
yang berat dapat dicegah, sehingga dukungan yang baik dari keluarga membuat
seseorang termotivasi untuk lebih mandiri dan merasa masih dibutuhkan. Hal ini seperti
yang dikatakan oleh Friedman (2010) yaitu dukungan keluarga adalah sikap akan
Oleh karena itu, dukungan dari keluarga sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari dari
penderita post-stroke sendiri merasa ada yang melindungi dan memperhatikannya sehari-
hari.
Dikaitkan dalam teori keperawatan Dorothea Orem yaitu tentang self-care. Self-care
penderita post-stroke dalam melakukan perawatan diri. Self care demands merupakan
kebutuhan dari penderita post-stroke untuk menjalani perawatan dirinya sendiri (self
kebutuhannya secara pribadi, keluarga (nursing agency) menjadi salah satu agen dalam
76
daily living (ADL). Impilakasinya dalam keperawatan, nursing agency dalam teori Orem
ini tentunya perawat harus memperhatikan kemampuan dan kebutuhan dari setiap klien
untuk mencegah adanya deficit self care. Jika klien tidak mampu dalam memenuhi
kemampuan dan kebutuhannya maka peran dari perawat disini sangat diperlukan.
penelitian ini diantaranya kondisi fisik dari para responden penderita post-stroke yang
lemah dan tidak bisa memegang alat tulis dalam pengisian kuesioner sehingga peneliti
harus melakukan wawancara secara terpimpin bersama dengan responden untuk mengisi
lembar kuesioner yang diisi langsung dari peneliti berdasarkan dengan tanggapan dari
responden. Hal lainnya adalah beberapa dari penderita post-stroke yang ada mengalami
masalah dalam berkomunikasi sehingga peneliti tidak dapat merekrut penderita post-
stroke tersebut dalam penelitian ini dan peneliti mencari responden yang lain sebagai
gantinya. Peneliti berharap kedepannya yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini
77
BAB VII
PENUTUP
Pada bab ini membahas mengenai kesimpulan dan saran dari penelitian sebagai
7.1 Kesimpulan
Rawat Jalan Cardio Vascular and Brain Center (CVBC) RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou
Instalasi Rawat Jalan Cardio Vascular and Brain Center (CVBC) RSUP. Prof. Dr. R. D
Kandou berada pada kategori dukungan keluarga baik. Tingkat kemandirian pada
penderita post-stroke dalam pemenuhan activity daily living di Instalasi Rawat Jalan
Cardio Vascular and Brain Center (CVBC) RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou berada pada
kategori mandiri.
Dari hasil penelitian diperoleh adanya hubungan yang signifikan antara dukungan
activity daily living (ADL) di Instalasi Rawat Jalan Cardio Vascular and Brain Center
(CVBC) RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou berada pada kategori baik dan hasil korelasi kuat
dan bernilai positif sehingga hubungan kedua variabel bersifat searah yang artinya hasil
dari kedua variabel baik dari dukungan keluarga dengan tingkat kemandirian
memperoleh hasil yang sama banyak. Dukungan keluarga yang kurang sangat
baik dapat meningkatkan kemandirian dalam pemenuhan activity daily living penderita
post-stroke.
78
7.2 Saran
1. Ilmu
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bekal ataupun ilmu bagi peneliti
stroke dalam activity daily living. Hal ini untuk bisa mengetahui lebih
2. Profesi Keperawatan
pada keluarga pasien agar keluarga pasien tetap sabar dalam merawat pasien
tersebut dan dari pasien agar tetap percaya diri yakin bahwa kesembuhannya
3. Institusi Pendidikan
79
mempengaruhi dukungan dari keluarga terhadap kemandirian penderita post-
stroke.
80
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, S. (2016). Hubungan Tingkat Kemandirian Activity Daily Living Antara Pasien
Pasca Stroke Hemmorhagic Dengan Non-Hemmorhagic. perpustakaan.uns.ac.id
Dinata C. (2013). Gambaran Faktor Resiko dan Tipe Stroke Pada Pasien Rawat Inap di
Bagian Penyakit Dalam RSUD Kabupaten Solok Selatan Periode 1 Januari 2010 -
31 Juni 2012. http://jurnal.fk.unand.ac.id
Eka, M. (2015, September 11). Upaya Preventif Stroke. Retrieved Maret 16, 2018, from
Scribd.com: https://www.scribd.com/doc/280287872/Upaya-Preventif-Stroke
Erawantini, F. (2016). Analisis Faktor Resiko Stroke Berdasarkan Telaah Berkas Rekam
Medis Periode 2015 di RS Jember Klinik. Seminar Hasil Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat Dana BOPTN Tahun 2016, ISBN: 978-602-14917-3-7.
Friedman. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori, dan Praktek. Edisi
ke-5. Yogyakarta: Gosyen Publishing
Irianto, K. (2014). Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis.
Bandung: ALFABETA.
Krisnakai. (2018, Januari 11). Epidemiologi dan Patofisiologi Stroke. Retrieved Februari
22, 2018, from Bukuteori.com: https://bukuteori.com/2018/01/11/epidemiologi-
dan-patofisiologi-stroke/
81
Kurnia.(2013). Dukungan Anggota Keluarga dan Kemandirian Activity Daily Living
Dalam Penurunan Depresi Pasca Stroke.Jurnal STIKES. Volume 6, No. 2,
Desember 2013.
MA, J. (2014, Juni 12). Afr Health. Retrieved 10 Maret, 2018, from ncbi.nlm.nih.gov:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/25320596
Nugroho (2016). Teori Asuhan Keperawatan Gawat Darurat. Yogyakarta: Nuha Medika.
Patricia (2015). Karakteristik Penderita Stroke Iskemik Yang Dirawat Inap di RSUP Prof
Dr. R. D. Kandou Manado Tahun 2012-2013. Jurnal e-Clinik (Eci), Volume 3,
Nomor 1, Januari-April 2015.
PRODIA. (2017, April 2018). Apa Penyebab dan Faktor Resiko Stroke? Retrieved
Februari, 26, 2018, from Prodia.co.id:
http://healthyfunfest.prodia.co.id/tips/detail/46/apa-penyebab-dan-faktor-resiko-
stroke
Rayanti.(2018). Dukungan Anggota Keluarga dan Activity of Daily Living Pada Penderita
Pasca Stroke di Klinik Utama Graha Medika Salatiga.Indonesian Journal On
Medical Science.Volume 5, No. 1, Januari 2018.
82
Care_Practice_and_Health-
Related_Quality_of_Life_of_Type_2_Diabetic_Patients_In_Outpatient_Departm
ent-Philippine_General_Hospital
Setiadi. (2013). Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan Edisi Kedua.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wurtinignsih. (2013). Dukungan Keluarga Pada Pasien Stroke Di Ruang Saraf RSUP Dr.
Kariadi Semarang. Medica Hospita, Volume 1, No. 1, Mei 2013
83
LAMPIRAN
84
Lampiran 1. Curriculum Vitae
CURRICULUM VITAE
Anak ke :1
Kebangsaan : Indonesia
Email : tiffanipaath@yahoo.com
Motto : Look for a Lady who has her mind set and plans made. There is
nothing sexier than a woman with ambition
85
3. Panitia DIKDAS KSR PMI Universitas Katolik De La Salle
Manado (2016)
4. Panitia Dies Natalis XV Fakultas Keperawatan Universitas
Katolik De La Salle Manado (2016)
5. Koordinator Divisi Komunikasi & Informasi Badan
Eksekutif Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas
Katolik De La Salle Manado 2017/2018
6. Koordinator Sie. Keamanan Panitia Fellowship Nursing Day
Fakultas Keperawatan Universitas Katolik De La Salle
Manado (2017)
86
Lampiran 2. Informed Consent
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Dengan bertandatangan di bawah ini, Anda menyatakan bahwa Anda:
Telah membaca dan memahami dokumen informasi mengenai penelitian ini.
Telah mendapat penjelasan mengenai penelitian yang akan dilakukan.
Memahami bahwa jika Anda memiliki pertanyaan tambahan, Anda dapat
menghubungi peneliti.
Memahami bahwa Anda bebas untuk mengundurkan diri dari penelitian inisetiap
saat, tanpa komentar atau penalti.
Memahami bahwa penelitian ini akan menggunakan instrument penelitian/alat ukur
penelitian yang disesuaikan dengan kebutuhan penelitian.
Setuju untuk berpartisipasi dan bersedia menjawab semua pertanyaan dengan benar
tanpa paksaan dari siapapun.
Nama
Tanda tangan
Tanggal
87
Lampiran 3. Lembar Pengumpulan Data
88
C.Kuesioner Dukungan Keluarga
Berilah tanda checklist (√) pada kolom dibawah ini, sesuai dengan apa yang Anda
rasakan.
A. Dukungan Informatif
Sangat Sering Kadang- Tidak
No. Pernyataan Sering (S) Kadang Pernah
(SS) (KK) (TP)
4 3 2 1
1. Keluarga mencari informasi
tentang upaya penyembuhan untuk
penyakit yang saya alami
2. Keluarga mengajari saya tentang
hal-hal yang harus dihindari
selama perawatan atau rehabilitasi
(latihan fisik/gerak)
3. Keluarga memberikan nasehat
ketika saya menghadapi masalah
4. Keluarga mengingatkan saya
untuk selalu mengikuti rehabilitasi
(latihan fisik/gerak)
5. Selama sakit, saya mendapat
bimbingan/saran dari keluarga
dalam menjalani rehabilitasi
(latihan fisik/gerak)
B. DukunganPenilaian/Penghargaan
6. Keluarga memberikan pujian atau
penghargaan positif ketika ada
kemajuan yang lebih baik
7. Keluarga mendukung penuh
terhadap tindakan yang dilakukan
rumah sakit
8. Ketika saya sakit, keluarga
menganggap saya seperti biasa,
seperti sebelum saya sakit yaitu
tidak menjadi beban dalam
89
keluarga
9. Keluarga meyakinkan saya untuk
patuh mengikuti program
rehabilitasi (latihan fisik/gerak)
yang diberikan pihak rumah sakit
10. Keluarga memberikan motivasi
kepada saya untuk selalu sabar dan
tabah dalam menghadapi masalah
C. Dukungan Emosional
11. Keluarga menanyakan keadaan
saya setiap hari
12. Keluarga mendengarkan ketika
saya mengungkapkan perasaan
selama sakit
13. Keluarga mendampingi dan
memberikan perhatiannya ketika
saya sedang dalam menjalani
rehabilitasi (latihan fisik/ferak)
14. Keluarga memberikan kesempatan
untuk melakukan aktivitas yang
masih bisa saya lakukan secara
mandiri atau tanpa bantuan
15. Keluarga memahami keadaan saya
selama sakit
D. Dukungan Tambahan/Instrumental
16. Keluarga membantu membiayai biaya
program rehabilitasi (latihan
fisik/gerak)
17. Keluarga membantu kebutuhan
makan-minum sehari-hari
18. Keluarga mengantarkan saya ke rumah
sakit untuk mengikuti rehabilitasi
(latihan fisik/gerak)
19. Keluarga membantu saya untuk
mendapatkan fasilitas yang saya
90
butuhkan selama rehabilitasi (latihan
fisik/gerak)
20. Keluarga menyediakan waktu khusus
untuk saya ketika menjalani
rehabilitasi (latihan fisik/gerak)
91
LEMBAR KUESIONER KEMANDIRIAN PENDERITA POST-STROKE DALAM
ACTIVITY DAILY LIVING (ADL)
Berilah tanda check list (√) pada salah satu kolom jawaban yang sesuai dengan kondisi
anda!
92
Tidak mampu
Keterangan:
4 = Mandiri
1 = Tidak mampu
93
Lampiran 4. Lembar Screening
LEMBAR SCREENING
Petunjuk
94
Lampiran 5. Permohonan Izin Data Demografi
95
Lampiran 6. Permohonan Izin Melaksanakan Pengumpulan Data
96
Lampiran 7. Surat Izin Melakukan Penelitian
97
Lampiran 8. Surat Pernyataan Layak Etik Penelitian Kesehatan
98
Lampiran 9. Pemberitahuan Selesai Penelitian
99
Lampiran 10. Lembar Persetujuan Proposal dan Skripsi
100
101
Lampiran 11. Lembar Pemasukan Revisi Proposal dan Skripsi
102
103
Lampiran 12. Ethical Clearance
TIM PENELITI
Peneliti Utama : Tiffani Putri Paath, Mahasiswa Fakultas Keperawatan, Universitas
Katolik De La Salle Manado
Asisten Peneliti 1 : Annastasia S. Lamonge, S.Kep., Ns., MAN
Asisten Peneliti 2 : Laurensi M. Sasube, M.Biotech
DESKRIPSI
Penelitian ini sedang dilaksanakan sebagai bagian dari Studi Ilmu Keperawatan yang dilakukan
oleh Tiffani Putri Paath.
Tujuan dari penelitian ini adalah (untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan
tingkat kemandirian pada penderita post-stroke dalam pemenuhan activity daily living
(ADL) di Instalasi Rawat Jalan Cardio Vascular Brain Center (CVBC) RSUP. Prof. Dr.
R. D. Kandou Manado)
KETERLIBATAN
Partisipasi Anda dalam penelitian ini sepenuhnya bersifat sukarela.Jika Anda setuju untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini, Anda dapat mengundurkan diri dari penelitian ini tanpa
komentar atau penalti. Jika Anda tertarik, informasi yang Anda berikan tidak akan dihilangkan
tetapi akan tetap dirahasiakan, tanpa nama. Keputusan Anda untuk bersedia, atau tidak bersedia,
tidak akan berdampak pada hubungan Anda saat ini dengan penyakit anda.
Penelitian ini akan melibatkan para responden yang telah memenuhi kriteri inklusi dan kriteria
eksklusi. Data penelitian ini akan didapatkan melalui keterlibatan Anda dalam pengisian
kuesioner secara terpimpin secara mendalam dengan peneliti. Jenis-jenis pertanyaan yang akan
ditanyakan berkaitan dengan dukungan keluarga yang anda terima dalam pemenuhan aktivitas
sehari-hari.
RISIKO
Diperkirakan bahwa selama proses pengisian kuesioner, Anda mungkin merasa bingung dengan
pernyataan yang ada di dalam kuesioner.
104
PRIVASI DAN KERAHASIAAN
Semua jawaban Anda dalam kuesioner akan dirahasiakan yang hanya menjadi bagian peneliti dan
anda saja yang tau mengenai isi dari kuesioner ini. Nama dari anda akan dipakai dengan inisial
dari peneliti untuk lebih menjaga kerahasiaan responden.
Hasil jawaban dari kuesioner tidak akan digunakan untuk tujuan apapun selain untuk proyek
penelitian ini, dan hanya dapat diakses oleh peneliti utama. Hasil jawaban kuesioner akan segera
dihilangkan pada akhir penelitian setelah tahap pengumpulan data ke komputer selesai.
Setiap data yang dikumpulkan dari penelitian ini akan disimpan dengan aman sesuai dengan
kebijakan data penelitian Universitas Katolik De La Salle Manado dan data penelitian dapat
digunakan dalam studi perbandingan di masa mendatang.
105
Lampiran 13. Hasil Analisis Statistik
Statistics
Jenis Usia Pendidikan Status Lama
Kelamin Terakhir Perkawinan Menderita
Stroke
N Valid 88 88 88 88 88
Missi 0 0 0 0 0
ng
Mean 1.38 2.27 3.31 2.08 1.73
Median 1.00 2.00 3.00 2.00 2.00
Statistics
Penyakit Jenis Serangan Tinggal Yang Tinggal
Penyerta Hemiparesis Stroke Ke Bersama Bersama
Keluarga Keluarga
N Valid 88 88 88 88 88
Missi 0 0 0 0 0
ng
Mean 1.38 2.33 1.69 2.00 2.22
Median 1.00 2.00 1.00 2.00 2.00
Jenis_Kelamin
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Laki-Laki 55 62.5 62.5 62.5
Perempuan 33 37.5 37.5 100.0
Total 88 100.0 100.0
106
Usia
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid 40 sampai 15 17.0 17.0 17.0
50
51 sampai 43 48.9 48.9 65.9
60
61 sampai 21 23.9 23.9 89.8
70
71 sampai 9 10.2 10.2 100.0
80
Total 88 100.0 100.0
Pendidikan_Terakhir
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid SD 2 2.3 2.3 2.3
SMP 9 10.2 10.2 12.5
SMA/SMK 38 43.2 43.2 55.7
Perguruan 38 43.2 43.2 98.9
Tinggi
Lain-Lain 1 1.1 1.1 100.0
Total 88 100.0 100.0
Status_Perkawinan
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Belum 2 2.3 2.3 2.3
Menikah
Menikah 77 87.5 87.5 89.8
Janda/Duda 9 10.2 10.2 100.0
Total 88 100.0 100.0
107
Lama_Menderita_Stroke
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid 6 36 40.9 40.9 40.9
Bulan
1-2 41 46.6 46.6 87.5
Tahun
3-4 10 11.4 11.4 98.9
Tahun
5-6 1 1.1 1.1 100.0
Tahun
Total 88 100.0 100.0
Penyakit_Penyerta
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Hipertensi 61 69.3 69.3 69.3
Diabetes 23 26.1 26.1 95.5
Mellitus
Kolesterol 2 2.3 2.3 97.7
Asam Urat 2 2.3 2.3 100.0
Total 88 100.0 100.0
Jenis_Hemiparesis
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Hemiparesis 59 67.0 67.0 67.0
Kiri
Ataxia 29 33.0 33.0 100.0
Total 88 100.0 100.0
108
Serangan_Stroke_Ke
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid I 49 55.7 55.7 55.7
II 28 31.8 31.8 87.5
III 5 5.7 5.7 93.2
IV 3 3.4 3.4 96.6
V 1 1.1 1.1 97.7
VI 2 2.3 2.3 100.0
Total 88 100.0 100.0
Yang_Tinggal_Bersama_Keluarga
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Anak 9 10.2 10.2 10.2
Pasangan 77 87.5 87.5 97.7
Lain-Lain 2 2.3 2.3 100.0
Total 88 100.0 100.0
Statistics
Dukungan_Keluarga Tingkat_Kemandirian
N Valid 88 88
Missing 0 0
Dukungan_Keluarga
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Dukungan Keluarga Cukup 14 15.9 15.9 15.9
Dukungan Keluarga Baik 74 84.1 84.1 100.0
Total 88 100.0 100.0
109
Tabel Frekuensi Tingkat Kemandirian
Statistics
Dukungan Keluarga Tingkat Kemandirian
N Valid 88 88
Missing 0 0
Tingkat_Kemandirian
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Mampu 2 2.3 2.3 2.3
Dibantu Sebagian 14 15.9 15.9 18.2
Mandiri 72 81.8 81.8 100.0
Total 88 100.0 100.0
Correlations
Tingkat_Kemand
Dukungan_Keluarga irian
Spearman's rho Dukungan Keluarga Correlation
1.000 .924**
Coefficient
Sig. (2-
. .000
tailed)
N 88 88
Tingkat Kemandirian Correlation
.924** 1.000
Coefficient
Sig. (2-
.000 .
tailed)
N 88 88
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
110
Hasil Uji Validitas Kuesioner Baku Dukungan Keluarga
111
Correlations
112
Reliabilitas Kuesioner Baku Dukungan Keluarga
N %
Cases Valid 11 100.0
Excludeda 0 .0
Total 11 100.0
Reliability statistics
Cronbach's
Alpha NofItems
.963 20
Item Total-Statistics
113
Reliabilitas Kuesioner Baku Tingkat Kemandirian
N %
Excludeda 0 .0
Total
20 100.0
.969 10
P1 2,85 ,366 20
P2 2,65 ,489 20
P3 1,85 ,366 20
P4 1,85 ,366 20
P5 1,85 ,366 20
P6 1,85 ,366 20
P7 1,85 ,366 20
1,75
P8 ,639 20
1,80
P9 ,523 20
1,55
P10 ,605 20
114
Item Total-Statistics
115
Lampiran 14. Lembar Konsultasi
116
117
118
119
120
121