Anda di halaman 1dari 134

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN

PENDERITA POST-STROKE DALAM PEMENUHAN ACTIVITY DAILY

LIVING DI INSTALASI RAWAT JALAN CARDIO VASCULAR AND

BRAIN CENTER (CVBC) RSUP. PROF. DR. R. D. KANDOU

MANADO

SKRIPSI

TIFFANI PUTRI PAATH


14061033

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE

MANADO

2018
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN

PENDERITA POST-STROKE DALAM PEMENUHAN ACTIVITY DAILY

LIVING DI INSTALASI RAWAT JALAN CARDIO VASCULAR AND

BRAIN CENTER (CVBC) RSUP. PROF. DR. R. D. KANDOU

MANADO

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh


Gelar Sarjana Keperawatan Pada Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Katolik De La Salle Manado

TIFFANI PUTRI PAATH


14061033

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO

2018
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT


KEMANDIRIAN PENDERITA POST-STROKE DALAM
PEMENUHAN ACTIVITY DAILY LIVING DI INSTALASI
RAWAT JALAN CARDIO VASCULAR AND BRAIN
CENTER (CVBC) RSUP. PROF. DR. R. D. KANDOU
MANADO

Yang disusun dan diajukan oleh:

TIFFANI PUTRI PAATH


14061033

Telah dipertahankan didepan TIM penguji Ujian Skripsi


pada tanggal 3 Agustus 2018
dan dinyatakan telah memenuhi syarat

TIM PENGUJI

Dosen Penguji 1 : (Gladis Ratuliu, BSN., MAN)

Dosen Penguji 2 : (Dr. Indriani Yauri, MN)

Dosen Penguji 3 : (Laurensi M. Sasube, M.Biotech)

MENGETAHUI,

Dekan Fakultas Keperawatan Ketua Program Studi


Unika De La Salle Fakultas Keperawatan
Manado Unika De La Salle Manado

Dr. Indriani Yauri, MN Wahyuny Langelo, BSN., M.Kes

i
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT


KEMANDIRIAN PENDERITA POST-STROKE DALAM PEMENUHAN
ACTIVITY DAILY LIVING DI INSTALASI RAWAT JALAN CARDIO
VASCULAR AND BRAIN CENTER (CVBC) RSUP. PROF. DR. R. D. KANDOU
MANADO

Nama : Tiffani Putri Paath


NIM : 14061033
Fakultas : Keperawatan
Program Studi : Ilmu Keperawatan

Menyetujui,
Manado, 30 Juli 2018

Pembimbing I Pembimbing II

Annastasia S. Lamonge, S.Kep., Ns., MAN Laurensi M. Sasube, M.Biotech

Mengetahui,

Dekan Ketua Program Studi

Dr. Indriani Yauri, MN Wahyuny Langelo, BSN., M.Kes

ii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya,

didalam naskah SKRIPSI ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

orang lain untuk memperoleh gelar akademik disuatu Perguruan Tinggi, dan tidak

terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,

kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber

kutipan dan daftar pustaka.

Apabila ternyata didalam naskah skripsi ini dapat dibuktikannya terdapat unsur-

unsur PLAGIASI, saya bersedia SKRIPSI ini digugurkan dan gelar akademik yang

telah saya peroleh (SARJANA) dibatalkan, serta diproses sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Manado, 29 Juli 2018

Mahasiswa

Materai 6000

Nama : Tiffani Putri Paath

NIM : 14061033

Prog : Ilmu Keperawatan

Fak : Keperawatan Unika DLSM

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan pada Tuhan yang Maha Esa, karena atas

tuntunan dan bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul “Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kemandirian Penderita

Post-Stroke Dalam Pemenuhan Activity Daily Living Di Instalasi Rawat Jalan

Cardio Vascular and Brain Center (CVBC) RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou

Manado” dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan

dalam menyelesaikan pendidikan strata satu (S1) sarjana keperawatan di Fakultas

Keperawatan Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Katolik De La Salle

Manado.

Penulis menyadari akan keterbatasan dan kemampuan dalam penyusunan skripsi

ini. Dalam proses penulisan skripsi ini penulis memperoleh bantuan, bimbingan, serta

motivasi dari berbagai pihak, sehingga skripsi ini dapat selesai walaupun masih

terdapat beberapa kekurangan dan keterbatasan dari penulis. Maka penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Johanis Ohoitimur, Rektor Universitas Katolik De La Salle Manado.


2. Dr. Indriani Yauri, MN, Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Katolik De La
Salle Manado.
3. Wahyuny Langelo, BSN., M.Kes, Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Katolik De La Salle Manado.
4. Annastasia S. Lamonge, S.Kep., Ns., MAN, Dosen Pembimbing I yang telah
banyak memberikan saran, arahan, bimbingan, kepada penulis dalam penyusunan
skripsi selama ini.
5. Laurensi M. Sasube, M.Biotech, Dosen Pembimbing II yang telah banyak
memberikan arahan, bimbingan, dan motivasi kepada penulis dalam penyusunan
skripsi selama ini.

iv
6. Natalia E. Rakinaung, S.Kep., Ns., MNS, sebagai dosen pembimbing akademik
yang sudah banyak memberikan arahan, motivasi dan bimbingan yang baik
kepada penulis selama 4 tahun ini.
7. Seluruh dosen dan staf Fakultas Keperawatan Universitas Katolik De La Salle
Manado terima kasih atas semua bantuannya.
8. Bagian Komite Etik Penelitian Kesehatan (KEPK) RSUP. Prof. Dr. R. D Kandou
Manado yang telah memberikan persetujuan layak etik penelitian kesehatan.
9. Kepala Keperawatan beserta seluruh perawat Instalasi Rawat Jalan Cardio
Vascular and Brain Center (CVBC) RSUP. Prof. Dr. R. D Kandou Manado yang
telah membantu dan membimbing selama proses penelitian.
10. Seluruh responden penelitian yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini,
sehingga penelitian ini berjalan dengan lancar.
11. Alm. Mama serta Papa, Tante beserta keluarga besar yang telah mendukung dan
memberikan bantuan, semangat, motivasi dan perhatian serta doa yang tulus
selama penulis menjalani studi.
12. Sahabat-sahabat dekat yang tidak dapat disebutkan satu per-satu, terima kasih
untuk setiap dukungan, bantuan, motivasi serta kebersamaannya.
13. Teman-teman se-angkatan Kelas A Fakultas Keperawatan Universitas Katolik De
La Salle Manado angkatan 2014, terima kasih untuk motivasi serta kebersamaan
kita selama 4 tahun ini di Universitas Katolik De La Salle Manado.

Penulis menyadari akan keterbatasan dalam penulisan ini, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua.

Manado, 29 Juli 2018

Penulis

Tiffani Putri Paath

v
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT
KEMANDIRIAN PENDERITA POST-STROKE DALAM PEMENUHAN
ACTIVITY DAILY LIVING DI INSTALASI RAWAT JALAN CARDIO
VASCULAR AND BRAIN CENTER (CVBC) RSUP. PROF. DR. R. D. KANDOU
MANADO

Paath, Tiffani1., Lamonge, Annastasia2., Sasube, Laurensi3

Abstrak
Latar Belakang: Stroke merupakan penyebab utama kedua kematian dinegara-negara
maju. Dukungan keluarga pada penderita post-stroke dalam meningkatkan
kemandirian activity daily living belum optimal. Hal ini dapat dilihat dari tingginya
tingkat ketergantungan activity daily living penderita post-stroke pada keluarga.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan
keluarga dengan tingkat kemandirian penderita post-stroke dalam pemenuhan activity
daily living (ADL).
Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif korelasi dengan
jumlah sampel 88 orang yang diambil dari populasi rata-rata per bulan. Pengumpulan
data menggunakan kuesioner dukungan keluarga dan kuesioner tingkat kemandirian
yaitu Barthel Index. Lokasi penelitian di Instalasi Rawat Jalan Cardio Vascular and
Brain Center (CVBC) RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Waktu penelitian
Febuari-Juni 2018.
Hasil Penelitian: Hasil distribusi frekuensi dukungan keluarga baik dengan frekuensi
74 dengan persentase 84.1%, Hasil distribusi frekuensi tingkat kemandirian kategori
mandiri dengan frekuensi 72 dengan persentase 81.8. Hasil analisa data menggunakan
uji statistic Spearman’s Rho diperoleh hasil ρ value= 0.000 dengan diperoleh angka
koefisien 0.924 artinya korelasi kuat dan bernilai positif sehingga hubungan kedua
variabel bersifat searah.
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan
tingkat kemandirian pada penderita post-stroke dalam pemenuhan Activity Daily
Living (ADL). Diperolehnya hasil dukungan keluarga menunjukan kebanyakan
responden mendapat dukungan keluarga yang baik dikarenakan mereka mendapat
empat bentuk dukungan keluarga: informatif, emosional, instrumental, dan
penghargaan. Peran keluarga sangatlah penting dalam tingkat kemandirian activity
daily living penderita post-stroke untuk membuat penderita dapat memenuhi
aktivitasnya sehari-hari.

Kata Kunci: Dukungan keluarga, post-stroke, tingkat kemandirian, activity daily


living.
Referensi: 15 Buku (2009-2015), 27 Jurnal (2013-2017).

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI i
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI iii

KATA PENGANTAR iv

ABSTRAK vi

ABSTRACT vii

DAFTAR ISI viii

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR xi

DAFTAR LAMPIRAN xii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1

1.2 Tujuan Penelitian 7

1.3 Pertanyaan Penelitian 7

1.4 Ringkasan Bab 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep Stroke 9

2.2 Tingkat Kemandirian Activity Daily Living Penderita Post-Stroke 17

2.3 Dukungan Keluarga Penderita Post-Stroke 21

2.4 Penelitian Terkait 26

2.5 Teori Keperawatan 40

BAB III KERANGKA KONSEP


3.1 Kerangka Konsep 45

3.2 Hipotesis Penelitian 49

3.3 Definisi Operasional 49


vii
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian 51

4.2 Lokasi Penelitian 51

4.3 Waktu Penelitian 52

4.4 Populasi dan Sampel 52

4.5 Instrument Penelitian 53

4.6 Pengumpulan Data 54

4.7 Pengolahan Data 58

4.8 Analisa Data 60

4.9 Etika Penelitian 61

BAB V HASIL PENELITIAN


5.1 Karakteristik Responden 64

5.2 Analisis Univariat 66

5.3 Analisis Bivariat 69

BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Dukungan Keluarga 71

6.2 Tingkat Kemandirian 73

6.3 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kemandirian


Penderita Post-Stroke dalam Pemenuhan Activity Daily Living 75

BAB VII PENUTUP


7.1 Kesimpulan 79

7.2 Saran 80

DAFTAR PUSTAKA 82
LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.4 Penelitian Terkait 33

Tabel 3.3 Definisi Operasional 49

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden 64

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Dukungan Keluarga 68

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Kemandirian 68

Tabel 5.4 Analisis Bivariat 69

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.5 Model Kerangka Konsep Dorothea Orem 41

Gambar 3.1 Aplikasi Teori Keperawatan Dalam Penelitian 44


Gambar 4.6 Pengumpulan Data 54

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Curriculum Vitae (CV)

Lampiran 2 Informed Consent (IC)

Lampiran 3 Lembar Pengumpulan Data (Instrumen Penelitian)

Lampiran 4 Lembar Screening

Lampiran 5 Permohonan Izin Data Demografi

Lampiran 6 Permohonan Izin Melaksanakan Pengumpulan Data

Lampiran 7 Surat Izin Melakukan Penelitian

Lampiran 8 Surat Pernyataan Layak Etik Penelitian Kesehatan

Lampiran 9 Pemberitahuan Selesai Penelitian

Lampiran 10 Lembar Persetujuan Proposal dan Skripsi

Lampiran 11 Lembar Pemasukan Revisi Proposal dan Skripsi

Lampiran 12 Ethical Clearance

Lampiran 13 Hasil Analisis Statistik

Lampiran 14 Lembar Konsultasi

xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Stroke merupakan penyebab utama kedua kematian dinegara-negara

maju. Setiap tahunnya angka kejadian seseorang yang terkena stroke

mengalami peningkatan akibat adanya gangguan pada suplai darah ke otak

yang dikarenakan pecahnya pembuluh darah. Menurut Sulansi (2015)

dampak dari stroke dapat menimbulkan kecacatan bagi orang dewasa yang

produktif berupa terganggunya neurologis seperti berbicara pelo/cadel, bicara

tidak jelas, kelumpuhan anggota gerak hemiplegi/kelumpuhan tangan dan

kaki pada bagian kiri atau kanan saja sesuai lokasi infark pada jaringan otak.

Secara global, 15 juta orang mengalami stroke setiap tahunnya, satu

pertiga meninggal dan sisanya mengalami kecacatan permanen (Stroke

Forum, 2015). Oleh karena itu, berdasarkan dengan penjelasan diatas stroke

menjadi masalah yang serius didunia ini. Karena seseorang yang terkena

stroke bisa mengalami kecacatan permanen seumur hidup mereka bahkan

bisa mengakibatkan kematian.

Angka kejadian masalah stroke perlu diketahui secara luas. Menurut

World Health Organization (WHO, 2016) stroke menjadi penyebab kematian

kedua di dunia. Terdapat 15 juta orang di dunia mengalami stroke setiap

tahunnya. Angka kejadian stroke diseluruh dunia yaitu 33 juta jiwa dengan

16,9 juta jiwa mengalami stroke yang pertama kalinya. Dari jumlah tersebut

didapati terdapat 5 juta jiwa meninggal akibat stroke. Bahkan data yang

diperoleh dari Stroke Association (2013) mengatakan bahwa setiap tahunnya

terdapat 15 juta orang didunia terkena stroke, bahkan diseluruh dunia 1 dari 6

1
orang didapati mengalami stroke dalam hidup mereka. Oleh karena itu, angka

kejadian penderita stroke didunia ini relatif masih tinggi berdasarkan dengan

beberapa sumber diatas.

Lebih dari 795.000 orang di Amerika menderita stroke dan membunuh

hampir 130.000 penduduk Amerika per-tahunnya (National Center for

Chronic Disease Prevention and Health Promotion, 2015). Menurut

American Heart Association mengungkapkan bahwa serangan stroke lebih

banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan dibuktikan dengan

prevalensi kejadian stroke yang ada. Dinegara-negara ASEAN stroke bukan

hanya menjadi penyebab utama kedua kematian, tetapi menjadi masalah

kesehatan yang paling utama yang bisa menyebabkan kematian. Data dari

(South East Asian Medical Information Center/SEAMIC, 2008 dalam Dinata

et al 2013) mengatakan bahwa angka kematian stroke terbesar terjadi di

Indonesia sebesar 7,0 yang kemudian diikuti secara berurutan oleh Filipina

20,5/100 penduduk, Singapura 54,2/100 penduduk, Brunei 25/100 penduduk,

Malaysia 15,9/100 penduduk, dan Thailand 10,9/100 penduduk. Sehingga

dapat disimpulkan angka kejadian terhadap stroke dinegara-negara Asia

menjadi masalah yang sangat serius dibuktikan dengan prevalensi kejadian

stroke dibeberapa Negara yang ada.

Stroke bukan hanya menjadi penyebab utama kematian secara

Internasional ataupun Asia. Di Indonesia sendiri lewat data yang ditemukan

dari Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan (Riskesdas, 2013)

menunjukan bahwa telah terjadi peningkatan prevalensi stroke dari 8,3/1000

penduduk (per mil) pada 2007 menjadi 12,1/1000 penduduk pada tahun 2013.

Prevalensi kejadian stroke terjadi di Jawa Tengah (12,3 per mil), Sulawesi

2
Utara (10,8 per mil), Yogyakarta (10,3 per mil), Bangka Belitung (9,7 per

mil), dan Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) (9,7 per mil).

Sebagian besar penderita stroke di Indonesia terjadi pada usia 35 tahun ke

atas dengan presentasenya usia 35-44 tahun 0,2%, usia 45-54 tahun 0,7%,

usia 55-64 tahun 1,8%, usia 65-74 tahun 2,7%, dan usia 75-85 tahun 10,4%.

Oleh karena itu, angka kejadian terhadap penderita stroke masih menjadi

sangat luas di Indonesia seiring dengan tingkatan-tingkatan usia pada

umumnya.

Angka kejadian kedua tertinggi penyakit stroke terletak di provinsi

Sulawesi Utara. Di provinsi Sulawesi Utara prevalensi stroke didapati

10,8/1000 penduduk (per mil). Pada tahun 2013 didapati data di Irina F

Neuro BLU RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, tercatat ada 69 pasien

penderita stroke. Dengan stroke Hemmorhagic 16 orang dan stroke Iskemik

(Non-Hemmorhagic) 53 orang (Buku Registrasi Pasien Irina F Neuro BLU

RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, 2013 dalam Heidy Patricia, 2015).

Peningkatan terhadap angka kejadian penderita stroke terjadi pada tahun 2017

yaitu didapati 326 pasien penderita stoke di Instalasi Rawat Jalan Cardio

Vascular Brain Center (CVBC) RSU. Prof. Dr. Kandou Manado (Manado

Post, 3 Februari 2018). Maka dari itu peneliti berasumsi peningkatan jumlah

penderita stroke di Sulawesi Utara menjadi trend di Suku Minahasa

disebabkan dengan ada kaitannya dengan pola makan dari Suku Minahasa,

gaya hidup, dan lingkungan sekitar yang dapat mempengaruhi.

Begitu banyak usaha dan upaya yang telah dilakukan dalam menangani

pasien stroke, namun sayangnya perhatian dari pemerintah maupun

masyarakat dalam usaha preventif, promotif, kuratif, apalagi rehabilitatif

3
masih sangat kurang meskipun akhir-akhir ini sudah mulai gencar diadakan

pelatihan kader stroke oleh instansi-instansi medis. Di pelatihan medis atau

penyuluhan, saat ini sudah banyak digunakan metode FAST yaitu Face,

Arms, Speech, and Time untuk pengenalan gejala stroke untuk masyarakat

awam (Ahmad, 2013). Maka dapat disimpulkan, upaya dari penanganan

untuk seseorang yang terkena dapat dilakukan oleh siapa saja yang sudah

mendapatkan pengetahuan mengenai penanganan tersebut.

Berdasarkan dengan hasil observasi peneliti pada 17 April 2018 di

Rehabilitasi Medik RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado terdapat beberapa

tindakan dari Rumah Sakit untuk setiap penderita post-stroke yang datang

berkunjung yaitu dengan dilakukannya rehabilitasi. Rehabilitasi pasca stroke

merupakan suatu upaya rehabilitasi stroke terpadu yang melibatkan berbagai

disiplin ilmu kedokteran dan merupakan kumpulan program yang meliputi

pelatihan, penggunaan modalitas, alat-alat, dan juga obat-obatan. Makin dini

rehabilitasi dimulai, maka dampaknya akan semakin baik. Terapi fisik dan

terapi okupasi sangat bermanfaat untuk menolong penderita post-stroke untuk

mencapai fungsi kemandirian seoptimal mungkin dalam konteks

lingkungannya. Tujuannya adalah lebih kearah meningkatkan kemampuan

fungsional daripada memperbaiki defisit neurologis atau mengusahakan agar

penderita dapat memanfaatkan kemampuan yang tersisa untuk mengisi

kehidupan secara fisik, emosional, dan sosial ekonomi dengan baik.

Hal lain yang mendasari alasan dari peneliti memilih dukungan keluarga

dengan tingkat kemandirian dalam pemenuhan activity daily living dari

penderita post stroke yaitu menurut peneliti keluarga merupakan support

sistem bagi penderita post-stroke untuk mempertahankan kesehatannya.

4
Keluarga juga dapat membantu melatih dan memotivasi penderita post-stroke

dalam melakukan activity daily livingnya tanpa ketergantungan pada orang

lain. Agar secara bertahap penderita post-stroke dapat melakukan aktivitasnya

secara mandiri yang dimana dukungan dari keluarga sangat berpengaruh

dalam proses pemulihan dan membuat penderita post-stroke sendiri merasa

aktivitasnya sehari-hari bisa terpenuhi.

Berdasarkan dengan permasalahan pada latar belakang diatas, maka

perlu dilakukannya penelitian tentang “Hubungan Dukungan Keluarga

dengan Tingkat Kemandirian Penderita Post-Stroke Dalam Pemenuhan

Activity Daily Living (ADL)”. Hal ini dikarenakan beberapa hal yaitu

pertama, dengan melihat angka kejadian stroke yang sering mengalami

peningkatan setiap tahunnya dan dampak-dampak yang bisa mengakibatkan

kematian yang makin bertambah. Kedua, lewat upaya-upaya yang sudah

dilakukan salah satunya yaitu dukungan dari keluarga pada penderita post-

stroke dengan tingkat kemandirian dalam activity daily living ada terlihat

namun sering membiasakan penderita post-stroke dalam beraktivitas sehari-

hari dengan bantuan orang lain sehingga membuat ia menjadi ketergantungan

pada orang lain.

Ketiga, peneliti merasa masih sedikit dilakukannya penelitian mengenai

dukungan keluarga dengan tingkat kemandirian dalam activity daily living

penderita post-stroke dalam menjalani proses penyembuhannya secara

mandiri atau tanpa adanya dukungan dari keluarga. Sejauh dengan hasil

observasi peneliti dari beberapa jurnal bahwa kebanyakan penderita post-

stroke dalam menjalani activity daily living masih belum terlihat adanya

kemandirian dari penderita tersebut. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi

5
evaluasi untuk perawat dalam memperluas pengetahuan & membantu

penderita post-stroke dalam pemberian asuhan keperawatan yang tepat dalam

pemenuhan aktivitas sehari-hari dari penderita post-stroke dengan tidak

mengalami ketergantungan untuk proses penyembuhannya.

6
1.2 Tujuan Penelitian
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan

tingkat kemandirian penderita post-stroke dalam pemenuhan activity

daily living (ADL).

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya dukungan keluarga penderita post-stroke.

2. Diketahuinya tingkat kemandirian penderita post-stroke dalam

pemenuhan activity daily living (ADL).

3. Dianalisisnya hubungan dukungan keluarga dengan tingkat

kemandirian penderita post-stroke dalam pemenuhan activity daily

living (ADL).

1.3 Pertanyaan Penelitian

Apakah ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga

dengan tingkat kemandirian penderita post-stroke dalam pemenuhan

activity daily living (ADL) di Instalasi Rawat Jalan Cardio Vascular and

Brain Center (CVBC) RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado?

1.4 Ringkasan Bab

Dalam penelitian ini, pada Bab I peneliti mendeskripsikan latar

belakang dari masalah yang diambil dimana di dalamnya terdapat masalah

inti, data internasional, nasional dan lokal. Dalam bab ini juga memuat

tujuan umum dan tujuan khusus serta pertanyaan penelitian dari judul yang

diambil oleh peneliti. Pada Bab II, peneliti menjelaskan tentang variabel

dependen dan variabel independen, yaitu teori dari stroke, tingkat

kemandirian, dan dukungan keluarga serta penelitian terkait dan teori

7
keperawatan yang digunakan dalam penelitian ini. Pembahasan tingkat

kemandirian meliputi definisi, dampak kemandirian pada penderita stroke,

empat bentuk kemandirian, dan upaya untuk meningkatkan kemandirian

dari penderita stroke. Pembahasan stroke yaitu meliputi definisi, etiologi,

klasifikasi, tanda dan gejala, patofisiologi serta penatalaksanaanya.

Pembahasan mengenai keluarga meliputi definisi keluarga dari para ahli,

definisi dukungan keluarga dari ahli, fungsi-fungsi dari keluarga, serta

dukungan-dukungan dalam keluarga.

Pada bab III membahas tentang kerangka konsep yang dipakai oleh

peneliti dalam penelitian, peneliti menggunakan teori Dorothea Orem. Bab

III ini peneliti membahas tentang kerangka konsep penelitian. Bab IV

membahas tentang metode penelitian yang mendasari penelitian meliputi

desain yang digunakan untuk penelitian, tempat dilakukannya penelitian,

waktu penelitian, populasi dan jumlah sampel yang diambil dalam

penelitian ini, instrument penelitian, pengumpulan data, analisa penelitian

dan etika penelitian. Pada Bab V membahas tentang hasil penelitian yang

telah dilakukan. Pada Bab VI menguraikan pembahasan yang mengaitkan

tentang penelitian dengan teori yang digunakan. Pada Bab VII membuat

kesimpulan dari penelitian bagi ilmu pendidikan, profesi keperawatan, dan

institusi pendidikan.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini menjelaskan mengenai variabel dependent dan variabel

independent, yaitu stroke, tingkat kemandirian, dan dukungan keluarga. Bab ini juga

membahas mengenai konsep teori stroke yang terdiri dari definisi, klasifikasi,

etiologi, faktor resiko, tanda dan gejala, patofisiologi, komplikasi, dan

penatalaksanaannya stroke. Selanjutnya membahas teori dari tingkat kemandirian,

fungsi keluarga, pengertian dari dukungan keluarga, rehabilitasi penderita post-

stroke, jurnal-jurnal terkait dan teori keperawatan yang akan digunakan. Peneliti

mendapat tinjauan literatur dari beberapa buku dan jurnal-jurnal yang terkait dengan

stroke, tingkat kemandirian, dukungan keluarga, jurnal terkait dan teori

keperawatan.Kata kunci yang digunakan yaitu stroke, tingkat kemandirian, dan

dukungan keluarga.

2.1 Konsep Stroke


Stroke merupakan gangguan fungsi saraf yang terjadi secara mendadak

bahkan bisa sampai pecahnya pembuluh darah diotak. Menurut Pinzon R (2010)

stroke didefinisikan sebagai gangguan fungsi saraf yang terjadi secara mendadak

dan gangguan peredaran darah diotak menjadi penyebabnya. Disisi lain stroke

merupakan gangguan peredaran darah yang terjadi diotak sehingga bisa

menyebabkan terganggunya fungsi otak yang dapat mengakibatkan bermacam-

macam gangguan pada tubuh manusia tergantung dari bagian otak mana yan

mengalami kerusakan (Dewi R, 2011). Stroke juga merupakan gangguan fungsi

otak secara menyeluruh karena jumlah darah ke otak mengalami gangguan

sehingga dapat terjadi secara cepat bahkan berlangsung bisa lebih dari 24 jam

dan bisa berakhir dengan kematian (Unila M, 2013). Dari beberapa hal tersebut

9
menurut Nasution LF, (2013) stroke dapat menyebabkan kematian akibat

gangguan fungsi otak yang mendadak dengan waktu lebih dari 24 jam karena

gangguan peredaran darah diotak. Jadi dapat simpulkan bahwa stroke merupakan

gangguan yang terjadi pada pembuluh darah yang berhubungan dengan neurologi

dari para penderita stroke.

Menurut Pudiastuti R (2011) klasifikasi stroke terbagi menjadi 2 jenis yaitu

stroke hemmorhagic dan stroke iskemik. Stroke hemmorhagic merupakan stroke

akibat pecahnya pembuluh darah sehingga menghambat sistem aliran darah yang

normal dan merembes ke suatu daerah otak dan merusak otak.70% kasus

mengenai stroke ini hampir diderita oleh para penderita hipertensi. Stroke

hemmorhagic sendiri terdapat 2 jenis, yaitu: Pertama, Hemmorhagic

Intraserebral merupakan suatu perdarahan yang terjadi pada dalam jaringan otak.

Kedua, Hemmorhagic Subaraknoid merupakan perdarahan yang terjadi diruang

subaraknoid atau ruang sempit dari antara permukaan otak dan lapisan yang

menutupi otak itu sendiri.

Sedangkan jenis stroke yang kedua yaitu stroke iskemik, yaitu terjadi karena

adanya sumbatan darah yang menyebabkan aliran dari peredaran darah ke otak

sebagian atau keseluruhan terhenti. Ini disebabkan oleh aterosklerosis yaitu

penumpukan kolesterol didinding pembuluh darah atau darah yang mengalami

pembekuan yang telah menyumbat pembuluh darah ke otak. Sehingga dapat

disimpulkan, stroke terjadi karena gangguan peredaran diotak yang bisa

menyebabkan kematian. (Irianto K. 2014)

Stroke juga dikenal dengan Cerebrovascular Accident (CVA) atau serangan

otak (Nugroho T, 2016).Gangguan stroke pada umumnya disebabkan oleh suatu

sumbatan pada aliran darah (stroke iskemik), seperti pembentukan gumpalan

10
darah tetapi dapat disebabkan juga oleh kebocoran atau pecahnya pembuluh

darah (stroke hemmorhagic). Suatu gumpalan darah dapat berkembang dari

sebuah plak yang tidak stabil atau suatu embolus yang dari bagian lain tubuh dan

berhenti dipembuluh darah. Perdarahan mungkin terjadi sebagai hasil dari trauma

atau secara spontan seperti pada hipertensi tak terkendali. Iskemia terjadi ketika

darah tidak cukup mencapai jaringan diotak. Ini mengakibatkan kurangnya

ketersediaan oksigen (hipoksia) dan glukosa (hipoglisemia) pada otak.

Penderita stroke juga dapat mengalami Transient Ischemic Attack (TIA)

dimana ini merupakan gejala yang diakibatkan oleh masalah temporer dengan

darah mengalir ke suatu area yang ada diotak. Gejala ini mempunyai jangka

waktu antara beberapa menit dan dalam waktu 24 jam. Sehingga dapat

disimpulkan, suplai darah yang kurang pada otak membuat kerusakan neurologis

pada penderita stroke mengalami masalah yang sangat serius jika tidak ditangani

dengan cepat.

Terdapat beberapa tanda dan gejala jika seseorang mengalami stroke. Seperti

terjadinya ketidakseimbangan mental, disorientasi/kebingungan, perubahan

emosional atau kepribadian, afasia (kesulitan dalam berbicara, mungkin resepti

atau ekspresif), kata-kata yang tidak jelas saat berbicara, perubahan sensori

(paresthesia, perubahan visual, perubahan pendengaran), kelemahan pada wajah

serta kaki dan tangan, sakit kepala karena tekanan intracranial akibat dari

pendarahan, dan gejala-gejala TIA (DiGiulio M, Keperawatan Medikal Bedah,

2014). Sehingga dapat disimpulkan, dengan gejala-gejala yang ada berdasarkan

dengan penjelasan diatas kita bisa tau apakah pasien ini menderita stroke atau

bukan apabila jika sudah menunjukan gejala-gejala yang khas dari penderita

stroke.

11
Menurut Padila (2012) dalam Wijaya (2013) mengatakan bahwa terdapat

beberapa faktor yang mempengaruhi dari terjadinya stroke. Pertama, faktor

resiko medis antara lain migrain, hipertensi, diabetes, kolesterol, aterosklerosis,

gangguan jantung, riwayat stroke dalam keluarga, penyakit ginjal, penyakit

vaskuler perifer. Kedua, faktor resiko perilaku yaitu kurangnya berolahraga,

merokok, konsumsi makanan yang tidak sehat, kontrasepsi oral, mendengkur,

narkoba, obesitas, stress, gaya hidup. Dan yang ketiga adalah faktor lain dimana

berdasarkan dengan data statistik 93% pengidap penyakit thrombosis pada

hubungannya dengan penyakit hipertensi.

Berikut ini merupakan hal-hal yang termasuk pada faktor lain yang termasuk

dalam faktor ketiga yaitu: trombosis serebral dimana ia terjadi pada pembuluh

darah yang oklusinya terjadi trombosis dapat menyebabkan iskemia jaringan

otak, edema dan kongesti diarea sekitarnya. Emboli serebral yaitu penyumbatan

yang terjadi dipembuluh darah otak karena pembekuan darah, lemak, atau udara.

Perdarahan intra serebral dimana pembuluh darah diotak bisa pecah karena

asteroclerosis dan hipertensi. Pecahnya pembuluh darah otak akan menyebabkan

infark otak, edema dan mungkin dapat terjadi herniasi otak. Faktor-faktor lain

juga yang termasuk adalah migrain, trombosis sinus dura, diseksi arteri karotis

atau vertebralis, kondisi hiperkoagulasi, vaskulitis sistem saraf pusat, kelainan

hematologis dan miksoma atrium. Sehingga dapat disimpulkan, angka kejadian

stroke yang semakin meningkat setiap tahunnya dipengaruhi juga dengan

hipertensi yang menjadi masalah serius setelah diabetes mellitus yang membuat

pasien sampai terkena stroke karena gaya hidup tiap orang kurang baik.

Patofisiologi atau biasa disebut dengan suatu perjalanan penyakit dari stroke

yaitu seperti. Otak sangat tergantung kepada oksigen, bila terjadi anoksia seperti

12
yang terjadi pada stroke di otak mengalami perubahan metabolik, kematian sel

dan kerusakan permanen yang terjadi dalam 3 sampai dengan 10 menit (non aktif

total). Kekurangan oksigen dalam satu menit dapat mengarah pada kehilangan

kesadaran, selanjutnya jika kekurangan oksigen dalam waktu yang lebih lama

dapat menyebabkan nekrosisi mikroskopik neiron-neuron, area nekrotik

kemudian disebut dengan infark (Wijaya dkk, 2013).

Infark serebral adalah berkurangnya suplai darah ke area tertentu di otak.

Penyebaran infark tergantung dari faktor-faktornya seperti lokasi dan besarnya

dari pembuluh darah serta adekuatnya sirkulasi kolateral terhadap area yang akan

disuplai oleh pembuluh darah yang telah tersumbat (Kirana dkk, 2016).

Konstriksi lokal sebuah arteri mula-mula menyebabkan sedikit perubahan pada

aliran darah dan baru setelah stenosis cukup hebat dan melampaui batas kritis

terjadi pengurangan darah secara drastis dan cepat (Satyanegara, 2010). Oklusi

suatu arteri otak akan menimbulkan reduksi suatu area dimana jaringan otak

normal sekitarnya yang masih mempunyai pendarahan yang baik berusaha

membantu suplai darah melalui jalur-jalur anastomosis yang ada. Perubahan awal

yang terjadi pada korteks akibat oklusi pembuluh darah adalah gelapnya warna

darah vena, penurunan kecepatan aliran darah dan sedikit dilatasi arteri serta

arteriole.

Selanjutnya akan terjadi edema pada daerah ini. Selama berlangsungnya

peristiwa ini, otoregulasi sudah tidak berfungsi sehingga aliran darah mengikuti

secara pasif segala perubahan tekanan darah arteri. Sehingga dapat disimpulkan,

berkurangnya aliran darah serebral sampai ambang tertentu akan memulai

serangkaian gangguan fungsi neural dan terjadi kerusakan jaringan secara

permanen.

13
Terjadinya stroke infark menurut (Price S, 2005 dalam Bararah T, 2013)

mengatakan bahwa stroke infark yang terjadi akibat obstruksi atau pembekuan

disuatu arteri lebih besar pada sirkulasi serebrum yang dapat disebabkan oleh

bekuan (thrombus) yang berbentuk didalam pembuluh diotak atau pada

pembuluh organ distal. Pada thrombus vascular distal, pembekuan dapat terlepas

atau mungkin berbentuk dalam jantung dan kemudian kemudian dibawa melalui

sistem arteri ke otak sebagai suatu embolus. Sumbatan diarteri karotis interna

sering mengalami pembentukan plak aterosklerotik dipembuluh darah sehingga

terjadi penyempitan. Apabila penyempitan mencapai suatu tingkat yang kritis,

maka meningkatnya turbulensi disekitar penyumbatan akan menyebabkan

penurunan yang tajam terhadap kecepatan aliran darah ke otak. Sehingga dapat

disimpulkan, akibat dari obstruksi atau pembekuan disuatu arteri dapat

menyebabkan gangguan pada perfusi otak dan terjadinya nekrosis jaringan dalam

otak.

Menurut Nugroho, dkk (2016) terdapat komplikasi-komplikasi yang biasa

terjadi pada penderita stroke, antara lain: hipoksia serebral, penurunan aliran

darah serebral, embolisme serebral, pneumonia aspirasi, infeksi saluran kemih,

inkontinensia, kontraktur, tromboplebitis, abrasi kornea, dekubitus, encephalitis

Congesive heart failure, distrimia, hidrosephalus, dvasosapasme. Sedangkan

yang dikatakan oleh (Henderson L, 2002 dalam Dewi R, 2011) komplikasi-

komplikasi dari stroke yaitu: pembekuan darah, dekubitus, pneumonia, kekakuan

sendi, disritmia, gagal nafas, gangguan dalam berpikir dan mengingat, penurunan

parsial total pada lengan, depresi, kesulitan berbicara, kesulitan dalam menelan.

Penanganan stroke di Amerika menunjukan kemajuan yang sangat signifikan.

Karena yang tadinya stroke merupakan penyebab kematian ketiga di Amerika,

14
telah menjadi yang keempat. Hal ini dikarenakan penanganan stroke sedini

mungkin pada saat terjadi serangan dilakukan dengan baik (American Heart

Association/American Stroke Association, AHA/ASA 2013). Menurut American

Heart Association/American Stroke Association, AHA/ASA (2013) mengatakan

bahwa penanganan stroke harus dilakukan secepat mungkin. Pengiriman tim

medis dari sejak diterimanya pasien stroke atau bahkan sampai diberangkatkan

harus > 90 detik sedangkan untuk waktu yang dibutuhkan sampai tim medis tiba

ditempatnya pasien yaitu < 8 menit. Oleh karena itu, penanganan pada penderita

stroke haruslah dilakukan sedini mungkin untuk mengurangi angka kejadian

kematian tertinggi sekarang ini.

Penatalaksanaan pre-hospital sendiri menurut Nuartha (2008) dalam

Wirawan (2013) dibagi dari beberapa tahap yaitu. Pertama, untuk penderita

stroke akut perlu dilakukannya penilaian pada pasien yang dicurigai mengalami

stroke, jika yang didapati pasien yang dicurigai mengalami stroke, keluarga atau

orang lain segera lakukan deteksi FAST test (facial palsy, arm weakness, speech

impairement). Setelah itu keluarga atau orang lain yang menemukan pasien

tersebut dapat menghubungi ambulans yang berada di pusat pelayanan stroke

primer (PSC) terdekat atau rumah sakit terdekat, untuk mendeteksi kembali

FAST (facial palsy, arm weakness, speech impairement) serta dilakukannya

penatalaksanaan awal. Penatalaksanaan awal yaitu resusitasi dan stabilisasi

dimana petugas ambulans menghubungi PSC atau rumah sakit terdekat untuk

persiapan penatalaksanaan kegawat daruratan kemudian melakukan

transportpasien secepatnya dan lakukan observasi tanda-tanda vital (Nuartha,

2008 dalam Wirawan, 2013).

15
Penatalaksanaan lain dari stroke (Menurut Brunner dan Suddarth, 2002 dalam

Ningtiyas I, 2017) terbagi dari 2 fase yaitu fase akut dan fase rehabilitasi. Fase

akut merupakan fase dimana kondisi penderita stroke belum stabil. Umumnya

dalam tindakan perawatan selama dirumah sakit, penderita yang mengalami

stroke bisa dirawat diruang perawatan stroke dibandingkan dengan unit

perawatan biasa karena penderita yang terkena stroke memiliki hasil yang lebih

baik daripada dirawat diruang perawatan yang biasa bersama dengan pasien-

pasien yang lain dengan penyakit-penyakit yang berbeda.

Penderita stroke sendiri bisa lebih mandiri, lebih mudah dalam bersosialisasi

dengan orang-orang disekitar dan mempunyai kualitas hidup yang lebih baik.

Fase akut dari stroke biasanya berakhir dari 48 jam-72 jam. Pasien yang

mengalami koma pada saat masuk dipertimbangkan mempunyai prognosis yang

buruk. Sebaliknya, pasien yang dengan kesadaran penuh masih memiliki

prognosis yang leibh baik. Prioritas dalam fase akut ini dengan tetap

mempertahankan jalan nafas dan ventilasi yang adekuat untuk penderita stroke.

Penatalaksanaan lain untuk stroke dari fase yang kedua (Menurut Brunner

dan Suddarth, 2002 dalam Ningtiyas I, 2017) yaitu fase rehabilitasi. Fase

rehabilitasi merupakan proses pemulihan penderita stroke dengan tujuan untuk

mengoptimalkan kapasitas fisik serta kemampuan fungsionalnya penderita

stroke, sehingga mereka dapat melakukan aktivitasnya sehari-hari secara mandiri.

Yang menjadi sasaran utama pada fase ini yaitu keluarga pasien.

Pada fase rehabilitasi, penderita dapat dirawat dirumah sakit, dipusat

rehabilitasi ataupun dirumah sendiri yang bergantung dari seberapa parah atau

tidaknya stroke yang dialami atau bisa dengan sejumlah faktor seperti status

kesehatan, prognosis dari kelangsungan hidupnya, dan adanya ketergantungan

16
penderita dalam melakukan perawatan. Masa rehabilitasi seringkali membuat

penderita stroke menjadi malas untuk melakukan latihan dalam menjaga

mobilitasnya seperti latihan rentang (Kemenkes RI, 2012). Oleh karena itu,

sasaran yang utama yang menjadi penatalaksanaan dari kedua fase tersebut yaitu

adanya dukungan dari keluarga ke pasien untuk mengembalikan kondisi stabil

pada penderita post stroke.

2.2 Tingkat Kemandirian Activity Daily Living Penderita Post-Stroke

Kemandirian dapat didefinisikan berdasarkan dengan dua tanggapan dari para

ahli yang berbeda-beda membahas tentang kemandirian seseorang. Pertama,

menurut Husain (2013) kemandirian berasal dari kata “independen” yang

diartikan sebagai suatu kondisi seseorang yang tidak tergantung terhadap orang

lain dalam menentukan keputusan dan sikap percaya diri. Sedangkan menurut

Setyoadi et al (2017) kemandirian sendiri merupakan keadaan seseorang yang

memiliki hasrat untuk bersaing demi kebaikan dirinya, mampu dalam mengambil

keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi, memiliki

kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas dan bertanggung jawab terhadap apa

yang dilakukan. Sehingga dapat disimpulkan, berdasarkan dengan dua definisi

yang berbeda dari para ahli diatas, dilihat bahwa tingkat kemandirian seseorang

merupakan kehidupannya yang secara menyeluruh dilakukan dengan sendiri

tanpa ketergantungan terhadap orang lain.

Tipe-tipe dari Activity Daily Living (ADL) untuk meningkatkan kemandirian

seseorang (Menurut Sugiarto, 2005 dalam Susetya, 2016) terdapat empat

tipe.Pertama, ADL dasar yaitu biasa disebut dengan ADL saja dimana ini

merupakan keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh seseorang dalam

17
merawat dirinya seperti berpakaian, makan & minum, toileting, mandi, berhias

dan mobilitas. Kedua, ADL instrumental, yaitu ADL yang berhubungan dengan

penggunaan alat atau benda penunjang dalam aktivitasnya sehari-hari seperti

menyiapkan makanan, menggunakan telepon, menulis, mengetik, dan

mengelolah uang. Ketiga, ADL vokasional merupakan ADL yang berhubungan

dengan pekerjaan atau kegiatan disekolah. Keempat, ADL non-vokasional yaitu

ADL yang bersifat rekreasional, hobi, serta mengisi waktu luang.

Stroke menyebabkan gangguan yang memiliki dampak akan kemandirian dari

para penderita stroke. ADL/Activity Daily Living dalam kemandirian seseorang

berdasarkan dengan instrument Barthel dinilai index yang meliputi dari 10

aktivitas mandiri yaitu berpindah tempat, berjalan, penggunaan toilet,

membersihkan, BAB, BAK, mandi, berpakaian, makan, naik/turun tangga.

Seperti yang dikatakan oleh (Javier 2012, dalam Setyoadi 2013), sebagian besar

penderita stroke memiliki gangguan fisik yang menetap yang mengakibatkan

penderitanya mengalami gangguan akan kebutuhannya sehari-sehari secara

mandiri. Kemandirian mengandung arti sebagai keadaan seseorang yang

memiliki keinginan untuk bersaing maju demi kebaikan dirinya serta mampu

mengambil keputusan dengan inisiatif dalam mengatasi masalah-masalah yang

dihadapinya.

Kemandirian dapat dibagi dalam empat bentuk (Menurut Masrun, 2000

dalam Widayatie, 2009) yaitu: pertama, tanggung jawab merupakan kemampuan

dalam bertanggung jawab menyelesaikan suatu tugas, peranan baru, prinsip apa

yang benar dalam berpikir dan bertindak. Kedua, otonomi dimana ini ditunjukan

lewat mengerjakan tugas dan kewajiban secara sendiri dengan kondisi yang

ditunjukan dengan tindakan yang dilakukan atas kehendak sendiri bukan dari

18
orang lain dan tidak bergantung pada orang lain. Ketiga, inisiatif untuk

kemampuan dalam berpikir dan betindak secara mandiri dengan kreatif.

Keempat, kontrol diri untuk pengendalian tindakan dan emosi dalam mengatasi

suatu masalah dan kemampuan untuk melihat sudut pandangnya orang lain.

Kemandirian termasuk dalam satu aspek penting pada kepribadian seseorang.

Seseorang yang memiliki kemandirian yang tinggi mampu untuk menghadapi

segala permasalahannya dan tidak bergantung pada orang lain (Ali & Asrori,

2008). Tingkat kemandirian dari penderita stroke tidak dapat sepenuhnya

melakukan aktivitas secara mandiri sehingga membutuhkan orang lain atau

keluarga untuk membantu memenuhi aktivitasnya. Perawat memiliki peran

penting dalam memberikan asuhan keperawatan yang berfokus terhadap

kemandirian penderita post-stroke dengan cara menggunakan pendekatan lewat

upaya promotif dan preventif untuk mencegahnya kecacatan yang lebih lanjut.

Upaya pencegahan atau preventif dilakukan untuk mengendalikan serang yang

terjadi kembali dan mencegahnya kecacatan. Sedangkan upaya promotif yaitu

untuk meningkatkan kualitas hidup dari penderita stroke dan lewat dukungan

keluarga yang diberikan dalam memberikan perawatan dirumah atau dalam

proses rehabilitasinya.

Kemandirian activity daily living pada penderita post-stroke diartikan bahwa

klien dengan post-stroke dapat merawat diri sendiri dan dapat melakukan

aktivitas sehari-hari baik tanpa bantuan sama sekali maupun memerlukan bantuan

seperti berpindah tempat, berjalan, penggunaan toilet, membersihkan diri, BAB,

BAK, mandi, berpakaian, makan, naik/turun tangga. Keluarga sangatlah berperan

penting dalam fase pemulihan penderita stroke sejak awal perawatan sampai

dengan pada proses merawat dirinya. Maka karena itu dukungan dari keluarga

19
sangatlah penting dalam tingkat kemandirian activity daily living penderita post-

stroke untuk membuat penderita dapat memenuhi aktivitasnya sehari-hari. Peran

dari keluarga dalam memberikan bantuan selama masa penyembuhan dan

pemulihan penderita stroke sangatlah penting. Dukungan keluarga yang besar

dapat meningkatkan keberhasilan terhadap kemandirian penderita post-stroke

dalam activity daily living tersebut atau dalam tahap penyembuhan serta

pemulihan.

Menurut (Kurnia, 2013) mengatakan bahwa terdapat faktor-faktor yang

mempengaruhi pemenuhan Activity of Daily Living (ADL) pada penderita post-

stroke yaitu: Faktor pertama, umur dan status perkembangan. Umur dan status

perkembangan seseorang dapat menunjukan kemauan dan kemampuannya atau

sikap seseorang terhadap ketidakmampuan melakukan activity of daily living.

Faktor kedua, kesehatan fisiologis. Kesehatan fisiologis dari seseorang dapat

mempengaruhinya dalam activity of daily living. Seseorang yang mengalami

gangguan pada sistem muskuloskeletal dan sistem nervous dapat mengganggu

pemenuhan activity of daily living secara mandiri karena kedua sistem tersebut

saling berkordinasi sehingga dapat merespon sensori yang masuk dengan cara

melakukan gerakan.

Faktor yang ketiga dari pemenuhan activity of daily living (ADL) yaitu fungsi

kognitif. Fungsi kognitif menginterprestasikan sensor stimulus untuk berpikir dan

menyelesaikan masalah. Tingkat kongnitif seseorang dapat mempengaruhi

kemampuan dalam melakukan activity of daily living. Fungsi kognitif sendiri

dapat mengganggu dalam seseorang berpikir logis dan menghambat kemandirian

dalam melaksanakan activity of daily living. Faktor keempat, fungsi psikologis.

Fungsi psikologis menunjukan kemapuan seseorang untuk mengingat sesuatu hal

20
yang lalu dan menampilkan informasi yang realistik. Proses ini meliputi interaksi

antara perilaku intrapersonal dan interpersonal. Gangguan intrapersonal

merupakan akibat gangguan konsep diri atau ketidakstabilan emosi yang dapat

mengganggu tanggung jawab keluarga dan pekerjaan. Gangguan interpersonal

seperti masalah komunikasi atau interaksi sosial dalam penampilan peran juga

dapat mempengaruhi pemenuhan activity of daily living.

2.3 Dukungan Keluarga Penderita Post-Stroke

Menurut Mubarak (2009) keluarga adalah perkumpulan dua individu atau

lebih yang terikat dengan hubungan perkawinan, hubungan darah, atau bahkan

adopsi dan setiap anggota keluarga masing-masing saling berinteraksi dengan

yang lainnya. Sedangkan yang dimaksud dengan keluarga (Menurut Sigit, 2005

dalam Sinaga, 2015) mengatakan bahwa keluarga adalah tempat teraman dan

terdamai untuk membantu pemulihan dari suatu penyakit yang diderita

seseorang. Dapat disimpulkan, bahwa keluarga merupakan satu ikatan yang utuh

yang masih dalam ikatan darah yang dimana setiap anggota keluarga memiliki

peran dan fungsinya masing-masing untuk mencapai suatu tujuan bersama.

Terdapat definisi tentang dukungan keluarga yang dikemukakan oleh

Friedman (2010) yaitu. Dukungan keluarga adalah sikap akan penerimaan suatu

keluarga terhadap anggota keluarganya berupa dukungan informasional,

dukungan emosional, dukungan penilaian, dan dukungan instrumental. Sehingga

dukungan keluarga sendiri diartikan sebagai suatu bentuk hubungan interpersonal

yang meliputi sikap, tindakan dan penerimaan terhadap anggota keluarga

sehingga anggota keluarga merasa ada yang memperhatikan dan mendukungnya

dalam menjalani kehidupannya sehari-hari. Oleh karena itu, dukungan dari

keluarga sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari dari seseorang dalam

21
menjalani proses penyakitnya, sehingga dengan dukungan keluarga sang

penderita merasa ada yang melindungi dan memperhatikannya sehari-hari.

Fungsi keluarga merupakan ukuran dari bagaimana sebuah keluarga memiliki

peran dan fungsi secara berbeda dan bagaimananya setiap anggota keluarga

berinteraksi dengan satu sama lain. Adapun yang termasuk dalam fungsi keluarga

sebagai berikut. Pertama, fungsi biologis adalah fungsi keluarga untuk

meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak, memenuhi

kebutuhan gizi dari keluarga, dan memelihara serta merawat anggota keluarga.

Kedua, fungsi psikologis yaitu fungsi keluarga yang memberikan kasih sayang

dan rasa aman terhadap anggota keluarganya, membina kepribadian dari tiap

anggota keluarga, dan memberikan identitas anggota keluarga.

Fungsi keluarga yang ketiga yaitu, fungsi sosialisasi merupakan fungsi untuk

membina sosialisasi anak, membentuk norma-norma perliaku yang sesuai dengan

tingkat perkembangan anak, serta meneruskan nila-nilai budaya keluarga dan

yang terakhir fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk mencari sumber-

sumber pencaharian untuk memenuhi kebutuhan keluarga, mengatur penghasilan

keluarga, menabung demi untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang akan

datang, misalnya jaminan dihari tua dan pendidikan anak-anak. Dapat

disimpulkan, disetiap keluarga pastinya memiliki fungsi-fungsi yang seperti

dengan penjelasan diatas dimana keluarga memiliki peran dan fungsi untuk

mendidik anak-anak, memberikan rasa aman bagi anggota keluarga lain,

meneruskan nilai-nilai budaya yang ada dan sebagai sumber pencaharian

keluarga untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Sementara menurut Wirdhana et al (2013) fungsi keluarga terbagi menjadi 8

fungsi keluarga. Fungsi yang pertama, fungsi keagamaan dimana ini sebagai

22
tempat pertamanya seorang anak mengenal, menanamkan, dan menumbuhkan

nilai-nilai keagamaan serta bertumbuh menjadi orang yang bertakhwa dan takut

kepada Tuhan. Fungsi kedua, fungsi sosial budaya yaitu fungsi keluarga yang

memberikan kesempatan kepada anggota keluarganya dalam mengembangkan

kekayaan sosial budaya yang beraneka ragam dalam satu kesatuan bangsa.

Fungsi ketiga, fungsi cinta kasih sayang merupakan landasan yang kokoh pada

hubungan suami dengan istri, orang tua dengan anak, anak dengan anak, serta

hubungan kekerabatan antara saudara sehingga keluarga menjadi tempat

utamanya kehidupan yang penuh cinta kasih. Fungsi yang keempat, fungsi

perlindungan yaitu fungsi sebagai tempat berlindung keluarga dengan yang lain

dalam menumbuhkan rasa aman dan tentram bagi setiap anggota keluarganya.

Fungsi yang kelima, fungsi reproduksi yaitu fungsi dalam perencanaan

melanjutkan keturunan yang sudah ada sehingga dapat menjadi keluarga yang

sejahterah.

Adapun yang menjadi fungsi keluarga yang keenam menurut Wirdhana et al

(2013) yaitu, fungsi sosialisasi dan pendidikan merupakan fungsi yang

memberikan peran dan arahan kepada setiap anggota keluarga dalam mendidik

sehingga bisa menyesuaikan dengan kehidupan dimasa yang akan datang. Fungsi

ketujuh, fungsi ekonomi yaitu sebagai unsur pendukung kemandirian dan

ketahanannya suatu keluarga. Dan yang terakhir, fungsi pembinaan keluarga

merupakan fungsi yang memberikan kemampuan bagi setiap anggota keluaraga

untuk menempatkan diri sesuai dengan perannya masing-masing dan seimbang

sesuai dengan aturan dan daya dukung baik dari dalam maupun luar yang setiap

saat selalu berubah secara dinamis.

23
Terdapat empat tipe dukungan keluarga menurut House dan Kahn, (1985)

dalam Parasetyawati, (2011). Pertama, dukungan emosional yaitu keluarga

merupakan tempat aman dan damai dalam beristirahat atau menenangkan pikiran.

Setiap orang yang menghadapi berbagai macam persoalan akan merasa terbantu

jika keluarganya memperhatikan dan membantu dalam penyelesaian persoalan

yang dihadapinya. Kedua, dukungan penilaian yaitu keluarga bertindak sebagai

penengah dalam menyelesaikan persoalan dan juga sebagai orang membantu

dalam pemecahan masalah yang dihadapi. Dukungan dan perhatian yang positif

merupakan bentuk yang positif yang diberikan kepada individu dari keluarga

sendiri. Ketiga, dukungan instrumental yaitu keluarga merupakan sumber

pengawasan dalam kebutuhan individu. Keluarga turut membantu dalam mencari

solusi dan memberikan solusi yang bisa membantu individu dalam melakukan

aktivitasnya sehari-hari. Keempat, dukungan informasional dimana keluarga

berfungsi sebagai pemberi informasi yang benar kepada individu. Oleh, karena

itu, keluarga perlu memperhatikan situasi dan kondisi dari setiap orang serta turut

membantu menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapinya dan membantu

memenuhi kebutuhan individu lewat memberi informasi-informasi yang benar.

Berdasarkan dengan penjelasan mengenai empat tipe dukungan keluarga

yang telah dijabarkan, peneliti menyatakan bahwa adapun yang dimaksud dengan

dukungan keluarga pada penderita stroke yaitu: pertama, dukungan keluarga

informasional yaitu penderita stroke diberikan informasi oleh keluarganya

tentang penyakit stroke yang dialami dan memberikan informasi mengenai

pengobatan dari stroke. Kedua, dukungan emosional yaitu dukungan keluarga

yang diberikan pada penderita stroke dalam bentuk seperti merawat penderita

stroke dalam menjalani proses penyembuhannya. Ketiga, dukungan instrumental

24
yaitu bantuan yang diberikan dari keluarga pada penderita stroke dalam

membantu penderita menjalani terapi rehabilitasi. Keempat, dukungan

penghargaan yaitu keluarga memberikan penghargaan dan perhatian saat

penderita stroke menjalani rehabilitasi untuk mencapai proses

penyembuhan/pemulihannya.

Terdapat 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan menurut Friedman, (1998)

dalam Setiadi (2008) adalah sebagai berikut. Pertama, mengenal masalah

kesehatan setiap anggota keluarganya. Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga

yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segalanya tidak akan berarti

dan karena kesehatanlah kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Orang

tua tentunya perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan

kesehatan yang dialami tiap anggota keluarganya. Sekecil apapun gangguan

kesehatan yang dialami secara tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung

jawab dari keluarga.

Tugas keluarga yang kedua menurut Friedman, (1998) dalam Setiadi, (2008)

yaitu, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan kesehatan yang tepat

merupakan tugas keluarga yang utama untuk memberikan pertolongan yang tepat

sesuai dengan keadaan, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang

mempunyai kemampuan untuk menentukan atau memutuskan tindakan.

Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga dengan tepat dapat

mengurangi masalah kesehatan atau bisa teratasi. Ketiga, memberikan perawatan

anggota keluarga yang sakit atau tidak untuk membantu dirinya sendiri karena

cacat atau mungkin usia yang terlalu muda. Ini dapat dilakukan dirumah ketika

keluarga ada kemampuan dalam melakukan tindakan untuk memperoleh tindakan

lanjutan agar masalah yang lebih parah tidak akan terjadi.

25
Tugas keluarga yang keempat menurut Friedman, (1998) dalam Setiadi,

(2008), mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan terhadap

kesehatan pribadi. Disini keluarga memainkan peran untuk mendukung anggota

keluarga yang sakit. Dengan kata lain perlu dilakukan sesuatu kecocokan yang

baik antara kebutuhan keluarga dengan asupan sumber lingkungan bagi

pemeliharaan kesehatan anggota keluarganya. Dan yang kelima,

mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dah pihak kesehatan

yang ada. Hubungan ini bersifat positif yang member pengaruh yang baik pada

keluarga mengenai pihak kesehatan. Dengan demikian berdasarkan dengan 5

tugas keluarga yang ada diharapkan hubungan yang positif akan merubah setiap

perilaku anggota keluarga tentang sehat sakit.

Faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga menurut Purnawan,

(2008) terdapat dua faktor yaitu faktor internal dan faktor external. Faktor

internal terdiri dari tahap perkembangan, tingkat pengetahuan, tingkat emosi dan

spiritual. Sedangkan faktor external terdiri dalam keluarga, sosial ekonomi dan

latar belakang keluarga. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi dukungan

keluarga yang dikatakan juga oleh Friedman, (2010) adalah usia, jenis kelamin,

sosial ekonomi, pendidikan atau pengetahuan, hubungan kekerabatan dengan

klien/pasien itu sendiri.

2.4 Penelitian Terkait

Dalam penelitian terkait ini, peneliti memakai beberapa akses online dari

jurnal-jurnal yang didownload dan situs-situs web lain yang dipakai untuk

memenuhi isi dari bagian ini. Peneliti memakai search engine yaitu google-

scholar dalam mendapatkan referensi-referensi jurnal terkait dengan kata kunci

yang digunakan yaitu: stroke, dukungan keluarga, activity daily living, tingkat

26
kemandirian, data stroke di Sulawesi Utara, upaya penanganan stroke, dan faktor

resiko stroke. Peneliti mendapat referensi 10 jurnal-jurnal terkait yang terdiri dari

8 jurnal mengenai variable yang digunakan dan 2 jurnal mengenai instrument

penelitian yang berdasarkan dengan masalah/judul penelitian baik dari Indonesia

maupun dari Sulawesi Utara sendiri dengan judul-judulnya sebagai berikut.

Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kemandirian Pasien Stroke di

Instalasi Rawat Jalan Rehabilitasi Medik RS. Dr. Iskak Tulungagung, Hubungan

Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kemandirian Dalam Activity Daily Living

(ADL) Pada Pasien Pasca Stroke di Poliklinik RSUD Dr. H. Abdul Moeloek

Bandar Lampung, Tipe Stroke dan Faktor Risiko yang Berpengaruh Pada Pasien

Stroke di Rawat Inap RSUD Kabupaten Solok Selatan, Hubungan Penanganan

Stroke di Rumah Dengan Kerusakan Neurologis Pada Pasien Stroke di RSUD

Prof Dr. W. Z. Johannes Kupang, Hubungan Antara Karakteristik Pasien Stroke

dan Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Rehabilitasi di Unit Rehabilitasi

Medik RSU Haji Surabaya, Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kemandirian

Pasien Post-Stroke Dalam Perawatan Diri di Puskesmas Pacarkeling dan

Puskesmas Gundih Surabaya, Karakteristik Penderita Stroke Iskemik yang

Dirawat di Rawat Inap di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado tahun 2012-

2013, Analisis Faktor Resiko Stroke Berdasarkan Telaah Berkas Rekam Medis

Periode 2015 di RS. Jember Klinik, Hubungan Tingkat Kemandirian Dalam

Activity of Daily Living Antara Pasien Pasca Stroke Hemoragik Dengan Non-

Hemoragik, dan Dukungan Keluarga Pada Pasien Stroke.

Setyoadi dkk (2017) di Instalasi Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Dr. Iskak

Tulungagung. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan dukungan

keluarga dengan kemandirian pasien stroke di instalasi rawat jalan rehabilitasi

27
medik Rumah Sakit Dr. Iskak Tulungagung. Penelitian ini adalah metode

penelitian deskriptif dengan pengambilan sample secara purposive sampling

dengan jumlah sample 57 pasien. Pengambilan data dilakukan dengan

menggunakan kuesioner Barthel index dan kuesioner dukungan keluarga.Dapat

disimpulkan bahwa penelitian ini, terdapat hubungan antara dukungan keluarga

dengan kemandirian pasien stroke di instalasi rawat jalan rehabilitasi medik

Rumah Sakit Dr. Iskak Tulungagung. Berdasarkan dengan hasil penelitian ini

disarankan petugas kesehatan dapat melibatkan peran keluarga dalam proses

pemulihan pada pasien pasca stroke yang mejalani perawatan dirumah.

Intan Fajar Ningtiyas (2017) di Poliklinik Syaraf RSUD. Dr. H. Abdul

Moeloek Bandar Lampung. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui

hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kemandirian dalam Activity Daily

Living (ADL) pada pasien pasca stroke di Poliklinik RSUD Dr. H. Abdul

Moeloek Bandar Lampung. Metode penelitian ini adalah cross sectional.

Populasi penelitian terdiri dari pasien pasca stroke yang datang ke poliklinik

RSUD Dr. H. Abdul Moeloek.Sampel berjumlah 43 responden dan diambil

dengan teknik consecutive sampling. Analisis data menggunakan uji Chi-Square

dengan nilai α = 0,05. Dapat disimpulkan, bahwa penelitian ini terdapat

dukungan keluarga yang memiliki hubungan dengan tingkat kemandirian Activity

Daily Living (ADL) pada pasien pasca stroke.

Cintya Agreayu Dinata dkk (2013) di rawat inap RSUD Kabupaten Solok

Selatan. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui tipe stroke dan faktor

risiko yang berpengaruh pada pasien stroke di rawat inap RSUD Kabupaten

Solok Selatan. Metode penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan data

sekunder pasien stroke yang dirawat di RSUD Solok Selatan. Sampel penelitian

28
ini adalah seluruh pasien stroke yang pernah dirawat di Bagian Penyakit Dalam

RSUD Kabupaten Solok Selatan pada periode 1 Januari 2010 – 31 Juni 2012

yang memenuhi kriteria inklusi. Dapat disimpulkan berdasarkan dengan hasil

penelitian ini stroke dengan tipe iskemik lebih banyak dari tipe hemorrhagik

dengan faktor risiko utama hipertensi, sedangkan stroke iskemik terutama

dipengaruhi oleh peningkatan gula darah.

Sakti Batubara dan Florentianus Tat (2015) di RSUD Prof. Dr. W. Z.

Johannes Kupang. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan penanganan

stroke dirumah dengan kerusakan neurologis pada psien stroke di RSUD Prof Dr.

W. Z. Johannes Kupang. Penelitian ini dilakukan dengan metode Cross-

Sectional. Total 30 pasien diruang rawat Anggrek, Bougenvile, Cempaka,

Kelimutu, Komodo dan IGD RSUD Prof Dr. W. Z. Johannes Kupang.

Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Kerusakan neurologis yang

banyak diderita pasien yaitu tonus otot yang lemah serta hilangnya sensasi rasa

dan kelumpuhan. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa pasien yang mengalami

kelumpuhan dengan penanganan awal dirumah adalah ( p = 0,042).

Irma Okta & Santi Martini (2015) di Unit Rehabilitasi Medik RSU Haji

Surabaya. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui hubungan antara karakteristik

pasien stroke dan dukungan keluarga terhadap kepatuhan rehabilitasi di Unit

Rehabilitasi Medik RSU Haji Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode

Cross-Sectional. Subyek penelitian diambil dengan menggunakan populasi total.

Kesimpulan dari penelitian ini terdapat dukungan keluarga yang mempengaruhi

tingkat kepatuhan pasien stroke dalam menjalani rehabilitasi.

Eka Sogen (2016) di Puskesmas Pacarkeling & Puskesmas Gundih Surabaya.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga

29
dengan kemandirian pasien post-stroke dalam perawatan diri di Puskesmas

Pacarkeling & Puskesmas Gundih Surabaya. Desain penelitian ini adalah non-

eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah 60 orang. Metode sampling

penelitian adalah purposive sampling sehingga diperoleh sampel sebesar 21

orang. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu adanya hubungan antara dukungan

keluarga dengan kemandirian pasien post-stroke dalam perawatan diri.

Heidy Patricia dkk (2015) dirawat inap RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou

Manado. Tujuan dari penelitian yaitu untuk mengetahui karakteristik penderita

stroke iskemis yang dirawat di rawat inap di RSUP Prof.Dr.R.D.Kandou Manado

tahun 2012-2013. Metode yang digunakan bersifat deskriptif retrospektif yaitu

dengan mengambil data sekunder penderita stroke iskemik tahun 2012-2013 di

bagianrekam medik RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Penelitian ini

disimpulkan bahwa faktor resiko terbanyak yang ditemui adalah hipertensi.

Feby Erawantini (2016) di RS. Jember Klinik. Tujuan penelitian adalah untuk

menganalisis faktor resiko stroke berdasarkan telaah berkas rekam medis periode

2015 di RS. Jember Klinik. Metode penelitian ini kuantitatif. Analisis data berkas

rekam medis sebanyak 137 pasien stroke di RS. Jember Klinik. Diperoleh hasil

sebagian besar penderita stroke di RS ini adalah hipertensi. Pada berkas rekam

medis pasien stroke di RS. Jember Klinik faktor yang mempengaruhi stroke

adalah umur, jenis kelamin, ras, penderita Hipertensi dan Diabetes Mellitus.

Kesimpulan dari penelitian ini bahwa terdapat beberapa faktor resiko yang

mempengaruhi stroke antara lain yaitu hipertensi.

Salsha Amalia (2016) di Surakarta. Tujuan dari penelitian yaitu untuk

mengetahui apakah ada hubungan tingkat kemandirian dalam Activity of Daily

Living antara pasien pasca stroke hemoragik dengan non-hemoragik. Metode

30
penelitian ini bersifat analitik observasional dengan menggunakan desain Cross

Sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Sampling.

Analisis data menggunakan uji Chi Square. Kesimpulan dari penelitian ini, tidak

terdapat hubungan yang signifikan pada tingkat kemandirian Activity of Daily

Living antara pasien pasca stroke hemoragik dengan non-hemoragik.

Budi Wurtiningsih (2013) di Ruang Saraf RSUP Dr. Kariadi Semarang.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dukungan keluarga pada pasien

stroke. Desain penelitian ini kualitatif. Subyek adalah keluarga penderita stroke

yang di rawat di Ruang Saraf RSUP Dr. Kariadi Semarang. Pengambilan subyek

dengan cara Purposive Sampling. Responden terdiri dari 5 orang. Teknik

pengambilan data dengan cara wawancara. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu

terdapat dukungan keluarga yang diberikan keluarga pada pasien stroke berupa

dukungan keluarga informasional, emosional, instrumental, dan penghargaan.

Berdasakan dengan jurnal-jurnal terkait yang didapat oleh peneliti kurang

dari 10 jurnal, setelah membaca dari kesepuluh jurnal tersebut peneliti

mengetahui ada berbagai penelitian yang berisi mengenai bentuk-bentuk

dukungan dari keluarga pada penderita post-stroke dalam pemenuhan activity

daily livingnya. Namun peneliti masih belum mengetahui juga beberapa jurnal

yang menyimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan mengenai dukungan

keluarga akan tingkat kemandirian penederita post-stroke dalam pemenuhan

activitiy daily living.

Sehingga peneliti memiliki beberapa alasan peneliti ingin melakukan

penelitian dengan judul “Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat

Kemandirian Penderita Post-Stroke dalam Pemenuhan Activity Daily Living

(ADL)”. Pasien yang mengalami stroke perlu adanya dukungan dari keluarga

31
yang sangat mempengaruhi proses penyembuhannya. Peneliti juga merasa masih

perlu adanya bimbingan dari keluarga dalam membantu penderita post-stroke

untuk mengontrol pola hidupnya sehari-hari termasuk pola makan, gaya hidup

atau bahkan kepatuhan penderita post-stroke dalam menjalani rehabilitasi.

Sebagian keluarga hanya membiarkan penderita post-stroke terbaring ditempat

tidur tanpa melakukan apa-apa yang sebenarnya ia masih bisa menjalani proses

terapi untuk meminimalkan dampak-dampak yang akan merugikannya dalam

proses penyembuhan.

32
Tabel 2.4 Penelitian Terkait

No Penulis Tempat Tahun Tujuan Desain/Metode Populasi/Sampling Hasil Manfaat dan / atau
limitasi dari penelitian
/Statistik test /Sampel

1 Setyoadi Instalasi 2017 Untuk Penelitian Teknik Hasil penelitian ini: Limitasi dari
dkk Rehabilitasi mengetahui deskriptif pengambilan terdapat hubungan penelitian ini: yaitu
Medik hubungan sample secara antara dukungan desain yang
Rumah dukungan purposive sampling keluarga dengan digunakan peneliti
Sakit Dr. keluarga dengan dengan jumlah kemandirian pada tidak sesuai dengan
Iskak kemandirian sample 57 pasien. pasien stroke di judul penelitian.
Tulungagun pasien stroke di instalasi rawat jalan Diharapkan
g instalasi rawat rehabilitasi medik kedepannya peneliti-
jalan rehabilitasi Rumah Sakit Dr. peneliti yang lain
medik Rumah Iskak Tulungagung. dapat memperhatikan
SakitDr. Iskak hal tersebut.
Tulungagung.

33
2. Intan Poliklinik 2017 Untuk Penelitian Sampel berjumlah Hasil pada 43 Telah memberikan
Fajar Syaraf mengetahui deksriptif 43 responden dan responden yang pemahaman tentang
Ningtiya RSUD. Dr. hubungan diambil dengan mendapatkan dukungan-dukungan
s H. Abdul dukungan teknik consecutive dukungan keluarga yang perlu diberikan
Moeloek keluarga dengan sampling. yang baik sebanyak
Bandar tingkat 77% dan dari angka kepada keluarga dan
Lampung kemandirian tersebut subjek pasien pasca stroke
dalam Activity penelitian paling agar mereka dapat
Daily Living pada banyak mengalami menikmati
pasien pasca tingkat kemandirian produktivitasnya
stroke di dengan kategori kehidupannya dalam
Poliklinik RSUD mandiri yaitu 48,5% beraktivitas sehari-
Dr. H. Abdul hari
Moeloek Bandar
Lampung

3. Cintya Di rawat 2013 Untuk Deskriptif Sampel penelitian Hasil penelitian ini Penelitian ini dapat
Agreayu inap RSUD mengetahui tipe dengan ini adalah seluruh stroke dengan tipe dijadikan landasan
Dinata Kabupaten stroke dan faktor menggunakan pasien stroke yang ischemik lebih banyak peneliti lainnya untuk
dkk Solok risiko yang data sekunder pernah dirawat di dari tipe hemorrhagic mengembangkan
Selatan berpengaruh pada pasien stroke Bagian Penyakit dengan faktor risiko tindakan perawat
pasien stroke di yang dirawat Dalam RSUD utama hipertensi, untuk mengetahui
rawat inap RSUD di RSUD Kabupaten Solok sedangkan stroke faktor-faktor risiko
Kabupaten Solok Solok Selatan. Selatan pada ischemic terutama dari stroke
Selatan periode 1 Januari dipengaruhi oleh
2010 – 31 Juni peningkatan gula
2012 yang darah.

34
memenuhi kriteria
inklusi

4. Sakti RSUD Prof. 2015 Untuk Cross Total 30 pasien Hasil penelitian ini Manfaat dari
Batubara Dr. W. Z. mengetahui sectional. diruang rawat menunjukkan bahwa penelitian ini adalah
dan Johannes hubungan Anggrek, penelitian ini bahwa jumlah
Florentia Kupang. penanganan Bougenvile, pasien yang
nus Tat. stroke dirumah Cempaka, mengalami sampel yang banyak
dengan kerusakan Kelimutu, Komodo kelumpuhan dengan sehingga
neurologis pada dan IGD RSUD penanganan awal memungkinkan
psien stroke di Prof Dr. W. Z. dirumah adalah ( p = hasil penelitian yang
RSUD Prof Dr. Johannes Kupang. 0,042). didapat lewat
W. Z. Johannes Pengumpulan data tujuannya terjawab
Kupang dengan sudah.
menggunakan
kuesioner

35
5. Irma Unit 2015 Untuk Cross- Subyek penelitian Hasil penelitian ini Disarankan kepada
Okta & Rehabilitasi mengetahui Sectional diambil dengan menunjukan terdapat petugas kesehatan
Santi Medik RSU hubungan antara menggunakan dukungan keluarga untuk memberikan
Martini. Haji karakteristik populasi total. yang mempengaruhi konseling untuk
Surabaya. pasien stroke dan tingkat kepatuhan meningkatkan
dukungan pasien stroke dalam
keluarga terhadap menjalani rehabilitasi. dukungan keluarga
kepatuhan demi kesembuhan
rehabilitasi di pasien stroke.
Unit Rehabilitasi
Medik RSU Haji
Surabaya.

6. Eka Puskesmas 2016 Untuk Cross Populasi dalam Hasil penelitian ini Limitasi dari
Sogen Pacarkeling mengetahui sectional. penelitian ini menunjukkan adanya penelitian ini yaitu
& hubungan adalah 60 orang. hubungan antara design penelitiannya
Puskesmas dukungan Metode sampling dukungan keluarga yang masih kurang
Gundih keluarga dengan penelitian adalah dengan kemandirian jelas memakai desaign
Surabaya. kemandirian purposive sampling pasien post-stroke penelitian apa.
pasien post- sehingga diperoleh dalam perawatan diri.
stroke dalam sampel sebesar 21
perawatan diri di orang.
Puskesmas
Pacarkeling &
Puskesmas
Gundih
Surabaya.

36
7. Heidy Di rawat 2015 Untuk Metode yang Mengambil data Hasil penelitian ini Kepada pihak RSUP
Patricia inap RSUP mengetahui digunakan sekunder penderita menunjukan Prof. R. D.
dkk. Prof. Dr. R. karakteristik bersifat stroke iskemik presentaseterbanyak
D. Kandou penderita stroke deskriptif tahun 2012-2013 di pasien stroke berumur Kandou Manado agar
Manado iskemik yang retrospektif. bagianrekam medik 45-54 tahun (36%), lebih
dirawat di rawat RSUP Prof.Dr.R. jenis kelamin laki-laki melengkapi sistem
inap di RSUP D. Kandou Manado (52%), pendidikan pencatatatan di
Prof.Dr.R.D.Kan terakhir SMA (52%),
dou Manado yang bekerja sebagai bagian rekam medik
tahun 2012-2013. ibu rumah tangga sehingga
(40%). Faktor risiko
mempermudah
yang dapat diubah
pengambilan data bagi
tertinggi adalah
hipertensi (74,70%), pihak yang
diikuti oleh kolesterol membutuhkannnya,
total baik
meningkat(41,30%),
yang memiliki bagi kepentingan
penyakit diabetes penderita, klinisi
melitus (17,3%), yang
maupun penelitian.
memiliki
ketidakseimbangan
natrium (12%),
ketidakseimbangan
kalium (16%),

37
ketidakseimbangan
klorida (18,70%),
yang memiliki riwayat
mengkonsumsi
alkohol (28%), dan
merokok

(44%).

8. Feby Di RS. 2016 Untuk Metode Analisis data Diperoleh hasil Merekomendasikan
Erawanti Jember menganalisis penelitian berkas rekam sebagian besar kegiatan promotif
ni Klinik faktor resiko komparatif medis sebanyak penderita stroke di RS pada pasien stroke
stroke 137 pasien stroke ini adalah hipertensi. Upaya untuk promotif
berdasarkan di RS. Jember dan preventif adalah
telaah berkas Klinik dengan
rekam medis
periode 2015 di kontrol tensi dan gula
RS. Jember darah secara teratur.
Klinik.

38
9. Salsha Di 2016 Untuk Metode Pengambilan Hasil penelitian ini: Limitasi penelitian ini
Amalia Surakarta mengetahui penelitian ini sampel tidak terdapat adalah jumlah sampel
apakah ada bersifat menggunakan hubungan yang yang belum diketahui
hubungan tingkat analitik teknik Purposive signifikan pada secara jelas.
kemandirian observasional Sampling. tingkat kemandirian
dalam Activity of dengan Activity of Daily
Daily Living menggunakan Living antara pasien
antara pasien desain Cross pasca stroke
pasca stroke Sectional. hemoragik dengan
hemoragik Pengambilan non-hemoragik.
dengan non- sampel
hemoragik. menggunakan
hemoragik teknik
dengan non- Purposive
hemoragik Sampling.

10. Budi Di Ruang 2013 Untuk Penelitian Teknik Hasil penelitian ini: Limitasi dari
Wurtinin Saraf RSUP mengetahui kualitatif. pengambilan terdapat dukungan penelitian ini yaitu
gsih Dr. Kariadi dukungan sample secara keluarga yang jumlah sample yang
Semarang keluarga pada purposive sampling diberikan kepada terlalu sedikit yang
pasien stroke. dengan jumlah pasien (dukungan dimana hanya
sample 5. keluarga mengambil 5 sample
informasional,
emosional,
instrumental dan
penghargaan).

39
2.5 Teori Keperawatan Dorothea Orem

Dorothea Orem lahir di Baltimore, Maryland pada tahun 1914. Orem meninggal

dunia pada 22 Juli 2007 di Skidaway. Orem pernah mengikuti pendidikan Diploma

pada tahun 1903, kemudian ia melanjutkan pendidikan di Providence School of

Nursing di Washingon DC dan mendapatkan gelar B.S.NE, kemudian menempuh

pendidikannya lagi di Catholic University of America di Washington DC dan

mendapatkan gelar M.S.NE pada tahun 1945 (Padila, 2013). Selama 1945, Orem

mengerjakan tugas pribadi, staf keperawatan, mengaajar, dan menjadi asisten

direktur Providence Division of the School of Nursing, Universitas Katolik Amerika.

Setelah mendapatkan gelar masternya, Orem menjabat sebagai Direktur Providence

Division of the School of Nursing dan Direktur Nursing Service Rumah Sakit Detroit

sejak tahun 1945-1948.

Paradigma Keperawatan menurut Dorothea Orem (Self-Care Deficit Theory of


Nursing)
Terdapat 4 keyakinan menurut Orem mengenai konsep utama keperawatan yaitu.

Pertama, Orem memandang manusia secara total dan bersifat universal, dimana

mereka membutuhkan perkembangan dan kemampuan perawatan diri sendiri secara

berkelanjutan. Manusia merupakan suatu kesatuan dari fungsi biologi, simbolik dan

sosial. Kedua Lingkungan, meliputi elemen lingkungan, kondisi lingkungan serta

perkembangan lingkungan. Ketiga Keperawatan, menurut Orem, keperawatan

adalah suatu seni, pelayanan/bantuan dan teknologi. Tujuan dari keperawatan adalah

membuat pasien dan keluarganya mampu melakukan perawatan sendiri, diantaranya

mempertahankan kesehatan mencapai kondisi normal ketika terjadi kecelakaan atau

bahaya, serta mengontrol, menstabilisasi dan meminimalisasi efek dari

penyakit/kondisi yang kronis atau kondisi ketidakmampuan. Keempat Sehat, sehat

40
adalah suatu kondisi ketika keseluruhan struktur dan fungsi saling terintegrasi

dengan baik. Hal ini memungkinkan manusia mampu menghubungkan berbagai

macam mekanisme secara psikologis, fisiologis serta melakukan interaksi dengan

orang lain (Alligood, 2017).

Model Konsep Keperawatan Dorothea Orem

Model konsep keperawatan Orem dikenal dengan Model Self Care. Model self

care ini memberi pengertian Perawatan mandiri (self care). Menurut Orem, self care

adalah suatu pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh individu sendiri untuk

memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupan, kesehatan, dan

kesejahteraannya sesuai dengan keadaan, baik sehat maupun sakit.

Pada dasarnya diyakini bahwa semua manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan

self care dan mereka mempunyai hak untuk mendapatkan kebutuhan itu sendiri,

kecuali bila tidak mampu.

Gambar 2.5 Model Kerangka Konsep Dorothea Orem

41
Aplikasi Teori Dorothea Orem Dalam Penelitian

Teori Orem telah digunakan oleh sejumlah perguruan tinggi dan sekolah keperawatan

sebagai dasar untuk kurikulum mereka diantaranya yaitu George University School of

Nursing, Oakland University School of Nursing, University of Missouri, Columbia, dan

University of Florida Gainesville. Rumah sakit di beberapa wilayah negara juga

menggunakan kurikulum berdasarkan asuhan keperawatan pada teori Orem, dan telah

diterapkan pada pengaturan perawatan rawat jalan. Teori Orem juga dipakai oleh

Lamonge, Langelo, dan Rakinaung di De La Salle Catholic University mengenai

peningkatan kemandirian perawatan diri penderita DM Tipe II berbasis model

pendidikan Lasallian. Aplikasi-aplikasi dari teori Orem ini sudah banyak digunakan baik

didalam maupun diluar Indonesia. Teori Orem banyak digunakan untuk menghubungkan

antara teori penelitian yang ada dengan teori Orem mengenai self care, deficit self care,

theory of nursing sistem, dll. Aplikasi teori Orem sudah digunakan sebaik mungkin oleh

beberapa perguruan tinggi berbasis keperawatan.

Dalam penelitian ini berdasarkan konsep teori keperawatan Dorothea Orem tentang

perawatan diri (self care), peneliti ingin mengaplikasikan teori tersebut dimana agen

perawatan diri disini adalah kemampuan penderita post-stroke dalam melakukan

kebutuhan self care-nya yang mencakup berpindah tempat, berjalan, penggunaan toilet,

membersihkan diri, BAB, BAK, mandi, berpakaian, makan, naik/turun tangga. Agen

keperawatan dalam penelitian ini adalah dukungan dari keluarga. Conditioning factors

dalam penelitian ini dianggap oleh peneliti sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi self

care yaitu kondisi dasar diantaranya usia, jenis kelamin, status kesehatan, orientasi sosial

budaya, sistem perawatan kesehatan, dukungan keluarga, pola hidup, faktor lingkungan

dan keadaan ekonomi. Diantara faktor-faktor diatas peneliti berfokus pada salah satu

faktor yaitu dukungan keluarga sebagai bahan penelitian untuk melihat apakah ada

42
hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kemandirian pada penderita post-

stroke dalam pemenuhan activity daily living.

Menurut Orem, Self care (perawatan sendiri) digunakan untuk mengontrol faktor

external dan internal yang mempengaruhi aktivitas seseorang untuk menjalankan

fungsinya dan berperan untuk mencapai kesejahteraan. Self care terdiri dari kegiatan

praktik yang mendewasakan dan orang dewasa memulai dan melakukan, dalam kerangka

waktu, mempertahankan hidup, memfungsikan kesehatan untuk pengaturan fungsional

dan perkembangan. Sedangkan menurut peneliti, yang dimaksud dengan Self care

(perawatan sendiri) yaitu perilaku para penderita post-stroke lewat kegiatannya sehari-

hari dalam melakukan perawatan diri secara mandiri. Penderita post-stroke yang dalam

menjalani self care dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal

yang pertama yaitu usia, dimana penderita post-stroke yang sudah tidak muda lagi.

Faktor internal yang kedua yaitu pendidikan, tingkat pendidikan yang kurang bisa

mempengaruhi penderita post-stroke dalam menjalani perawatan sendiri mengalami

hambatan karna kurangnya informasi/pengetahuan mengenai self care itu sendiri.

Sedangkan untuk faktor externalnya meliputi dukungan dari keluarga dan budaya

masyakat dimana penderita post-stroke itu tinggal. Adanya dukungan dari keluarga yang

kurang terhadap tingkat pemenuhan perawatan diri penderita post-stroke, bisa membuat

penderita merasa tidak penting untuk melakukan perawatan dirumah demi

kesejahteraannya.

Menurut Orem, Self care agency merupakan kemampuan orang dewasa yang

diperoleh secara kompleks untuk mengetahui dan memenuhi kebutuhan mereka yang

terus-menerus pada tindakan yang disengaja dan memiliki tujuan untuk mengatur fungsi

dan pengembangan kebutuhan mereka sendiri. Sedangkan menurut peneliti, yang

dimaksud dengan Self care agency yaitu kemampuan dari penderita post-stroke dalam

43
melakukan perawatan diri untuk memenuhi kebutuhan mereka secara terus-menerus

tanpa ketergantungan dari orang lain. Menurut Orem, Self care demands mengacuh pada

kemampuan yang diperoleh dari seseorang untuk mengetahui dan memenuhi permintaan

perawatan diri dari orang yang ketergantungan atau orang yang mengatur pengembangan

dan pelaksanaan agen ketergantungan perawatan diri ini. Sedangkan menurut peneliti,

Self care demands merupakan kebutuhan dari penderita post-stroke untuk menjalani

perawatan dirinya sendiri (self care).

Menurut Orem, Nursing agency adalah kemampuan yang dikembangkan dari orang-

orang yang memberdayakan mereka untuk mewakili diri mereka sebagai perawat dan

dalam hubungan interpersonal yang sah untuk bertindak, mengetahui, dan untuk

membantu orang-orang dalam hubungan tersebut untuk memenuhi tuntutan perawatan

diri. Nursing agency juga menggabungkan kemampuan perawat dalam membantu orang-

orang yang memberikan ketergantungan perawatan untuk mengatur pengembangan agen

ketergantungan perawatan mereka. Sedangkan menurut peneliti, Nursing agency yang

dimaksud disini yaitu keluarga. Untuk itu jika penderita post-stroke tidak mampu

memenuhi kemampuan dan kebutuhannya secara pribadi, keluarga menjadi salah satu

agen dalam mendukung penderita post-stroke menjalani aktivitasnya sehari-hari lewat

Activitiy Daily Living nya (ADL).

44
BAB III

KERANGKA KONSEP

Pada bab ini membahas tentang kerangka konsep yang dipakai oleh peneliti yang

berkaitan dengan judul Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kemandirian

Dalam Pemenuhan Activity Daily Living (ADL) Penderita Post-Stroke. Didalamnya

terdapat hipotesa penelitian dan kesimpulan sementara serta membahas tentang definisi

oprasionalnya dan definisi konsep dari variabel dependent dan independent.

3.1 Kerangka Konsep

SELF-CARE
R R
R

SELF-CARE SELF-CARE
AGENCY < DEMANDS
Kemampuan Penderita Kebutuhan Penderita
Post-Stoke Melakukan Deficit Post-Stoke Melakukan
Activity Daily Living Activity Daily Living
Self-Care

Conditioning Conditioning
Factors Factors
R R

NURSING AGENCY
(Dukungan Keluarga)

Keterangan:
Variabel Dependen:
Tingkat Kemandirian

Gambar 3.1 Kerangka Konsep


Variabel Independen: Dukungan Keluarga

45
Aplikasi Teori Orem dalam Penelitian

Teori Orem telah digunakan oleh sejumlah perguruan tinggi dan sekolah keperawatan

sebagai dasar untuk kurikulum mereka diantaranya yaitu George University School of

Nursing, Oakland University School of Nursing, University of Missouri, Columbia, dan

University of Florida Gainesville. Rumah sakit di beberapa wilayah negara juga

menggunakan kurikulum berdasarkan asuhan keperawatan pada teori Orem. Teori Orem

juga dipakai oleh Lamonge, Langelo, dan Rakinaung di De La Salle Catholic University

mengenai peningkatan kemandirian perawatan diri penderita DM Tipe II berbasis model

pendidikan Lasallian. Aplikasi-aplikasi dari teori Orem ini sudah banyak digunakan baik

didalam maupun diluar Indonesia. Teori Orem banyak digunakan untuk menghubungkan

antara teori penelitian yang ada dengan teori Orem mengenai self care, deficit self care,

theory of nursing sistem, dll. Aplikasi teori Orem sudah digunakan sebaik mungkin oleh

beberapa perguruan tinggi berbasis keperawatan

Aplikasi-aplikasi dari teori Orem ini sudah banyak digunakan baik didalam maupun

diluar Indonesia. Teori Orem banyak digunakan untuk menghubungkan antara teori

penelitian yang ada dengan teori Orem mengenai self care, deficit self care, theory of

nursing system, dll. Aplikasi teori Orem sudah digunakan sebaik mungkin oleh beberapa

perguruan tinggi berbasis keperawatan.

Dalam penelitian ini berdasarkan konsep teori keperawatan Dorothea Orem tentang

perawatan diri (self care), peneliti mengaplikasikan teori tersebut dimana agen perawatan

diri disini adalah kemampuan penderita post-stroke dalam melakukan kebutuhan self

care-nya yang mencakup berpindah tempat, berjalan, penggunaan toilet, membersihkan

diri, BAB, BAK, mandi, berpakaian, makan, naik/turun tangga. Agen keperawatan dalam

penelitian ini adalah dukungan dari keluarga. Conditioning factors dalam penelitian ini

dianggap oleh peneliti sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi self care yaitu kondisi

46
dasar diantaranya usia, jenis kelamin, status kesehatan, orientasi sosial budaya, sistem

perawatan kesehatan, dukungan keluarga, pola hidup, faktor lingkungan dan keadaan

ekonomi. Diantara faktor-faktor diatas peneliti berfokus pada salah satu faktor yaitu

dukungan keluarga sebagai bahan penelitian untuk melihat apakah ada hubungan antara

dukungan keluarga dengan tingkat kemandirian pada penderita post-stroke dalam

pemenuhan activity daily living.

Menurut Orem, Self care (perawatan sendiri) digunakan untuk mengontrol faktor

external dan internal yang mempengaruhi aktivitas seseorang untuk menjalankan

fungsinya dan berperan untuk mencapai kesejahteraan. Self care terdiri dari kegiatan

praktik yang mendewasakan dan orang dewasa memulai dan melakukan, dalam kerangka

waktu, mempertahankan hidup, memfungsikan kesehatan untuk pengaturan fungsional

dan perkembangan. Sedangkan menurut peneliti, yang dimaksud dengan Self care

(perawatan sendiri) yaitu perilaku para penderita post-stroke lewat kegiatannya sehari-

hari dalam melakukan perawatan diri secara mandiri.Penderita post-stroke yang dalam

menjalani self care dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal

yang pertama yaitu usia, dimana penderita post-stroke yang sudah tidak muda lagi.

Faktor internal yang kedua yaitu pendidikan, tingkat pendidikan yang kurang bisa

mempengaruhi penderita post-stroke dalam menjalani perawatan sendiri mengalami

hambatan karna kurangnya informasi/pengetahuan mengenai self care itu sendiri.

Sedangkan untuk faktor externalnya meliputi dukungan dari keluarga dan budaya

masyakat dimana penderita post-stroke itu tinggal. Adanya dukungan dari keluarga yang

kurang terhadap tingkat pemenuhan perawatan diri penderita post-stroke, bisa membuat

penderita merasa tidak penting untuk melakukan perawatan dirumah demi

kesejahteraannya.

47
Menurut Orem, Self care agency merupakan kemampuan orang dewasa yang

diperoleh secara kompleks untuk mengetahui dan memenuhi kebutuhan mereka yang

terus-menerus pada tindakan yang disengaja dan memiliki tujuan untuk mengatur fungsi

dan pengembangan kebutuhan mereka sendiri. Sedangkan menurut peneliti, yang

dimaksud dengan Self care agency yaitu kemampuan dari penderita post-stroke dalam

melakukan perawatan diri untuk memenuhi kebutuhan mereka secara terus-menerus

tanpa ketergantungan dari orang lain. Menurut Orem, Self care demands mengacuh pada

kemampuan yang diperoleh dari seseorang untuk mengetahui dan memenuhi permintaan

perawatan diri dari orang yang ketergantungan atau orang yang mengatur pengembangan

dan pelaksanaan agen ketergantungan perawatan diri ini. Sedangkan menurut peneliti,

Self care demands merupakan kebutuhan dari penderita post-stroke untuk menjalani

perawatan dirinya sendiri (self care).

Menurut Orem, Nursing agency adalah kemampuan yang dikembangkan dari orang-

orang yang memberdayakan mereka untuk mewakili diri mereka sebagai perawat dan

dalam hubungan interpersonal yang sah untuk bertindak, mengetahui, dan untuk

membantu orang-orang dalam hubungan tersebut untuk memenuhi tuntutan perawatan

diri. Nursing agency juga menggabungkan kemampuan perawat dalam membantu orang-

orang yang memberikan ketergantungan perawatan untuk mengatur pengembangan agen

ketergantungan perawatan mereka. Sedangkan menurut peneliti, Nursing agency yang

dimaksud disini yaitu keluarga. Untuk itu jika penderita post-stroke tidak mampu

memenuhi kemampuan dan kebutuhannya secara pribadi, keluarga menjadi salah satu

agen dalam mendukung penderita post-stroke menjalani aktivitasnya sehari-hari lewat

Activitiy Daily Living nya (ADL).

48
3.2 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan, dan manfaat, penelitian yang telah

dikemukakan, maka hipotesis penelitian dapat dirumuskan:

Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan

tingkat kemandirian penderita post-stroke dalam pemenuhan activity daily

living di Instalasi Rawat Jalan Cardio Vascular and Brain Center (CVBC)

RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.

Ha : Ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan tingkat

kemandirian penderita post-stroke dalam pemenuhan activity daily living

di Instalasi Rawat Jalan Cardio Vascular and Brain Center (CVBC)

RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.

3.3 Definisi Operasional

Tabel 3.3 Definisi Operasional


Variabel Definisi Definisi Operasional Skala Ukur Alat Ukur Hasil Ukur
Konseptual
Dependen
Tingkat Tingkat Kemampuan penderita Ordinal Kuesioner Skor :
Kemandirian kemandirian post-stroke di Instalasi Barthel 10-20 = Tidak
Penderita Post- didefinisikan Rawat Jalan Cardio Activity of mampu
seseorang Vascular and Brain Daily Living 21-30= Dibantu
Stroke
yang dapat Center (CVBC) RSUP. Indeks yang 31-40 = Mandiri
melakukan Prof. Dr. R. D. Kandou terdiri dari
aktivitasnya Manado dalam 10
sehari-hari pemenuhan Activity pertanyaan
secara rutin Daily Living/ADL dengan
maupun sehari-hari yang penilaian:
universal meliputi: Mandiri = 4
(Ediawati, - Berpindah tempat Dibantu satu
2013) - Berjalan orang = 3
- Penggunaan toilet Dibantu dua
orang = 2
- Membersihkan diri
Tidak
- BAB
mampu = 1
- BAK
- Mandi
- Berpakaian
- Makan

49
- Naik/turun tangga

Independen
Dukungan Dukungan Persepsi Ordinal Kuesioner Menggunakan
Keluarga keluarga adalah penderita post- yang terdiri skor 20-80
sikap akan stroke di dari 10 Dengan
pertanyaan penilaian :
penerimaan Instalasi Rawat
dengan 20-40 dukungan
suatu keluarga Jalan Cardio Sangat Sering keluarga
terhadap Vascular and =4 kurang, 41-60
anggota Brain Center Sering = 3
dukungan
keluarganya (CVBC) Kadang-
kadang = 2 keluarga cukup,
berupa RSUP. Prof.
Tidak Pernah = 61-80 dukungan
dukungan Dr. R. D.
1 keluarga baik.
informasional, Kandou
dukungan Manado
emosional, tentang
dukungan dukungan
penilaian, dan keluarga yang
dukungan diterima yang
instrumental meliputi 4
(Friedman, dukungan
2011) yaitu:
dukungan
instrumental,
dukungan
informasional,
dukungan
penilaian, dan
dukungan
emosional

50
BAB IV

METODE PENELITIAN

Pada bab ini membahas tentang metode penelitian yang mendasari penelitian meliputi

desain yang digunakan untuk penelitian, tempat dilaksanakan penelitian, waktu

penelitian, populasi dan jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini, instrument

penelitian, pengumpulan data, analisa penelitian dan etika penelitian.

4.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif yaitu deskriptif

korelasi. Deskriptif korelasi merupakan suatu metode penelitian yang ditujukan untuk

menggambarkan realita yang ada baik yang sementara berlangsung atau yang sudah

lampau (Sukmadinata, 2011). Deskriptif korelasi bertujuan untuk mencari korelasi

yaitu mengenai ada tidaknya hubungan bukan perbedaan, betapa kuat-lemahnya

hubungan itu atau tidak adanya hubungan itu (Arikunto, 2006 dalam Susila, 2014).

Penggunaan desain penelitian yang dipakai peneliti yaitu dengan melakukan

pengukuran atau pengisian kuesioner, kemudian menganalisis untuk mencari ada

tidaknya hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kemandirian dalam activity

daily living (ADL) pada penderita post-stroke di Instalasi Rawat Jalan Cardio

Vascular Brain Center (CVBC) RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.

4.2 Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini adalah di Instalasi Rawat Jalan Cardio Vascular and

Brain Center (CVBC) RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, Provinsi Sulawesi

Utara. Dimana lokasi ini merupakan pusat tempat rujukan terakhir di Sulawesi Utara.

51
4.3 Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai dari survey awal yang dilakukan pada bulan Maret,

kemudian pengambilan data sampai pengolahan data pada bulan Juli 2018.

4.4 Populasi dan Sampel

Populasi merupakan kumpulan dari individu atau objek yang secara potensial

dapat diukur sebagai bagian dari penelitian (Mazhindu and Scott, 2005 dalam

Swarjana, 2015). Populasi dalam penelitian ini adalah penderita post-stroke yang ada

di Instalasi Rawat Jalan Cardio Vascular Brain Center (CVBC) RSUP. Prof. Dr. R.

D. Kandou Manado dengan populasi rata-rata per-bulan 88 orang penderita post-

stroke. Rata-rata populasi tersebut diperoleh dari data di Instalasi Rawat Jalan Cardio

Vascular Brain Center (CVBC) RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan

dianggap mewakili seluruh populasi (Setiadi, 2013). Sampel pada penelitian ini

adalah penderita stroke yang ada di Instalasi Rawat Jalan Cardio Vascular Brain

Center (CVBC) RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado dengan jumlah sampel

diambil dari jumlah populasi rata-rata per bulan yaitu 88 orang penderita post stroke.

Kriteria inklusi:

a. Penderita post-stroke yang tinggal bersama keluarga


b. Penderita post-stroke bersedia menjadi responden
c. Penderita post-stroke minimum 6 bulan.

Kriteria Eksklusi:

a. Tidak dapat berkomunikasi

52
4.5 Instrument Penelitian
Dalam instrument penelitian, peneliti memakai 2 instrument yaitu instrument

dukungan keluarga dan instrument tingkat kemandirian.Instrument pertama,

mengenai dukungan keluarga (Lampiran 3). Instrument yang ini pernah dilakukan

dalam penelitian sebelumnya oleh R Kuriniawan (2017) untuk mengukur dukungan

keluarga. Instrument penelitian yang akan dipakai yaitu untuk mengukur persepsi

responden tentang dukungan keluarga yang diterima meliputi 4 dukungan yaitu:

dukungan instrumental, dukungan informasional, dukungan penilaian, dan dukungan

emosional. Instrument ini berupa kuesioner dalam bentuk pernyataan yang terdiri dari

sebanyak 20 pernyataan. Sistem penilaiannya menggunakan skala yaitu skala 1

untuktidak pernah (TP), skala 2 untuk kadang-kadang (KK), skala 3 untuk sering (S),

dan skala 4 untuk sangat sering (SS). Kuesioner ini telah diuji ke-absahannya oleh R

Kurniawan 2017 dengan hasil Coefficient Alpha Cronbach yaitu 0,963 dan dapat

digunakan dalam penelitian selanjutnya. (Terlampir)

Instrument yang kedua yaitu instrument mengenai kemandirian (Lampiran 3).

Instrument penelitian Barthel Indeks ini sering digunakan oleh perawat RS untuk

mengukur tingkat kemandirian pasien. Dalam penelitian juga sering digunakan

diantaranya oleh Desi Amelinda Sitanggang (2015) untuk mengukur kemandirian.

Barthel indeks untuk mengukur kemandirian dalam hal perawatan diri dan

menghasilkan nilai 0-20 dengan mandiri skor 20, ketergantungan ringan 12-19,

ketergantungan sedang 9-11, ketergantungan berat 5-8 dan ketergantungan total 0-4.

Pertanyaan yang diajukan terdiri dari 10 butir yang merupakan pertanyaan yang

terstruktur yaitu menjawab sesuai dengan pedoman yang sudah ditetapkan. Indeks ini

sudah baku dan sering digunakan dalam penelitian khususnya untuk mengukur

perawatan diri dengan hasil Cronbach Alpha yaitu 0,969. (Terlampir)

53
4.6 Proses Pengumpulan Data
Dalam proses pengumpulan data yang akan dilakukan, peneliti akan melewati 4

tahap yaitu: perijinan, pengambilan data, perekrutan dan penentuan jumlah sampel,

dan melakukan pengolahan data.

Perijinan dari Fakultas Keperawatan ke

RS Lokasi Penelitian

Pengambilan data, perekrutan dan penentuan

jumlah sampel

Pengumpulan data dengan

menggunakan kuesioner

Pengolahan data

Gambar 4.6 Pengumpulan Data


Peneliti terlebih dahulu meminta ijin ke Fakultas Keperawatan lewat Dekan Fakultas

Keperawatan pada tanggal 7 Maret 2018 untuk pembuatan surat melakukan pengambilan

data demografi penderita post-stroke di RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Setelah

mendapat surat tersebut peneliti membawanya pada tanggal 8 Maret 2018 ke bagian tata

usaha RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou dan dari bagian tata usaha BLU RSUP. Prof. Dr. R.

D Kandou Manado memasukan surat tersebut kepada direktur rumah sakit untuk

didisposisi. Setelah itu peneliti pergi ke bagian KOMKORDIK (Komisi Etik Penelitian

54
Kesehatan) RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado pada tanggal 9 Maret 2018 dengan

membawa surat yang telah di tanda tangan oleh direktur rumah sakit. Pada saat peneliti

sesampainya di bagian KOMKORDIK (Komisi Etik Penelitian Kesehatan) RSUP. Prof.

Dr. R. D. Kandou Manado, dari sekertaris KOMKORDIK RS mengarahkan kepada kami

untuk mengambil data sekaligus penelitian pada penderita post-stroke yang ada di

Instalasi Rawat Jalan Cardio Vascular and Brain Center (CVBC) RSUP. Prof. Dr. R. D.

Kandou Manado. Dari bagian KOMKORDIK RS juga menyarankan kepada kami untuk

melakukan pengumpulan data demografi bersamaan pada saat penelitian dilakukan.

Selanjutnya, pada tanggal 12 Maret peneliti berkonsultasi dengan dosen pembimbing

perihal pengumpulan data demografi yang bersamaan dengan penelitian dilakukan.

Setelah mendapat persetujuan dari dosen pembimbing, peneliti meminta ijin pada tanggal

8 Mei 2018 di Fakultas Keperawatan kepada Dekan Fakultas Keperawatan untuk

pembuatan surat penelitian yang dilakukan pada tanggal 4 Juni-4 Juli 2018 dengan

ditujukan kepada direktur RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Setelah mendapat ijin

dari Dekan Fakultas Keperawatan, peneliti membawa surat tersebut pada tanggal 9 Mei

ke bagian tata usaha BLU RSUP. Prof. Dr. R. D Kandou Manado untuk menunggu

disposisi surat yang akan diberikan kepada Direktur rumah sakit dan bagian Pendidikan

dan penelitian (Bandiklit) rumah sakit.

Selanjutnya, pada tanggal 4 Juni 2018 peneliti kembali pergi ke bagian Komite Etik

Penelitian Kesehatan (KEPK) rumah sakit. Setelah mendapat persetujuan dari Direktur

rumah sakit, peneliti meminta izin pengambilan data populasi dengan terdahulu

melakukan pembahasan layak etik penelitian dengan bagian Komite Etik Penelitian

Kesehatan (KEPK) RSUP. Prof. Dr. R. D Kandou Manado pada tanggal 20 Juni 2018.

Tahap selanjutnya, pada tanggal 13 Juli setelah peneliti mengetahui data populasi

rata-rata per bulan penderita post-stroke di Instalasi Rawat Jalan Cardio Vascular and

55
Brain Center (CVBC) RSUP. Prof. Dr. R. D Kandou Manado selanjutnya peneliti

menentukan jumlah sampel dari populasi yang diteliti dengan melakukan perekrutan.

Perekrutan dilakukan dengan cara mendatangi para penderita post-stroke untuk

melakukan perekrutan responden yang memenuhi kriteria inklusi dan dijadikan

responden dengan menandatangani informed consent dalam penelitian yang sebelumnya

sudah dijelaskan mengenai maksud dan tujuan penelitian ini.

Proses pengumpulan data dilakukan pada tanggal 13 Juli-21 Juli 2018 dengan

membagikan kuesioner pada para responden yang telah masuk dalam kriteria inklusi

dengan menggunakan teknik sampel. Selanjutnya, peneliti telah menjelaskan maksud dan

tujuan dari penelitian ini dan menjelaskan isi dari informed consent dan meminta izin

apakah penderita post-stroke setuju dan bersedia sebagai subjek dalam penelitian ini.

Teknik pengumpulan data dengan melakukan wawancara terpimpin dengan waktu

pengisian kuesioner dimulai dari 15 menit-20 menit dengan target 11 responden dalam

sehari. Dengan demikian peneliti memerlukan waktu kurang lebih 8 hari dalam

pengumpulan data.

Pada hari pertama tanggal 13 Juli peneliti mendapatkan 12 penderita post-stroke

untuk dijadikan responden dalam penelitian. Peneliti melakukan perekrutan responden

yang memenuhi kriteria inklusi untuk melakukan perekrutan. Perekrutan dilakukan

dengan cara mendatangi para penderita post-stroke untuk melakukan perekrutan

responden yang memenuhi kriteria inklusi dan dijadikan responden dengan

menandatangani informed consent dalam penelitian yang sebelumnya sudah dijelaskan

mengenai maksud dan tujuan penelitian ini. Pada hari yang kedua tangggal 14 Juli

peneliti mendapat 15 penderita post-stroke untuk dijadikan responden dalam penelitian.

Peneliti melakukan perekrutan kriteria inklusi dan kelima belas penderita post-stroke

56
tersebut masuk dalam kriteria inklusi peneliti. Peneliti melakukan wawancara terpimpin

dalam melakukan pengisian kuesioner selama 15 menit.

Pada tanggal 16 Juli peneliti mendapat 12 penderita post-stroke untuk dijadikan

responden dalam penelitian. Peneliti melakukan perekrutan lewat kriteria inklusi dan

semua penderita post-stroke masuk dalam kriteria inklusi. Pengisian kuesioner dilakukan

dengan wawancara terpimpin selama 15-20 menit. Pada tanggal 17 Juli mendapat 10

penderita post-stroke untuk dijadikan responden dalam penelitian. Peneliti melakukan

perekrutan lewat kriteria inklusi untuk semua responden dan semua penderita post-stroke

masuk dalam kriteria inklusi. Peneliti membantu para responden dalam pengisian

kuesioner dengan melakukan wawancara terpimpin selama 15 menit. Pada tanggal 18

Juli peneliti mendapat 17 penderita post-stroke untuk dijadikan responden dalam

penelitian. Peneliti melakukan perekrutan lewat kriteria inklusi. Peneliti menjelaskan

terlebih dahulu tentang informed consent dan maksud tujuan dari penelitian ini seperti

dengan biasanya yang peneliti lakukan. Pengisian kuesioner dengan melakukan

wawancara terpimpin selama 10-15 menit.

Pada tanggal 19 Juli peneliti mendapat 9 penderita post-stroke untuk dijadikan

responden dalam penelitian. Sebelumnya peneliti melakukan perekrutan lewat kriteria

inklusi terlebih dahulu dan menjelaskan informed consent bagi penderita post-stroke.

Semua penderita post-stroke terlibat dalam penelitian dimana peneliti membantu mereka

dalam pengisian kuesioner selama 15 menit per orangnya. Pada tanggal 20 Juli peneliti

mendapat 12 penderita post-stroke untuk dijadikan responden dalam penelitian. Peneliti

melakukan perekrutan dengan kriteria inklusi dan semua penderita post-stroke masuk

dalam subyek penelitian. Peneliti membantu mereka dalam pengisian kuesioner yang

dilakukan selama 15 menit dengan melakukan wawancara terpimpin. Pada tanggal 21

Juli peneliti mendapat 10 penderita post-stroke, namun peneliti hanya mengambil 1 dari

57
kesepuluhnya untuk memenuhi jumlah sampel yaitu 88. Peneliti melakukan perekrutan

dengan kriteria inklusi serta menjelaskan mengenai informed consent dan penderita post-

stroke tersebut bersedia untuk dijadikan responden dalam penelitian. Peneliti membantu

ia dalam mengisi kuesioner dengan melakukan teknik wawancara terpimpin selama 15-

20 menit.

Selesai melakukan pengumpulan data selanjutnya peneliti melakukan pengolahan

data dengan memeriksa kembali apakah kuesioner dan indeks barthel benar-benar terisi

dan memiliki data yang sesuai. Setelah itu barulah data diolah dengan proses pengolahan

data editing, coding, processing, dan cleaning kemudian data dianalisis secara univariat

dan bivariat untuk melihat karakteristik responden dan hasil uji dengan melihat korelasi

antara dua variabel.

4.7 Pengolahan Data


Editing atau penyuntingan data dilakukan pada saat penelitian yakni pemeriksaan

semua lembar kuesioner yang sudah ditulis apakah sudah benar atau lengkap. Dalam

penelitian ini yang dilakukan oleh peneliti yaitu memeriksa daftar pernyataan yang

telah diisi oleh setiap responden. Pemeriksaan daftar pernyataan yang telah selesai ini

dilakukan terhadap: pertama kelengkapan jawaban, apakah tiap pernyataan sudah ada

jawabannya. Kedua keterbatasan tulisan, tulisan yang tidak terbaca perlu untuk

diperjelas kembali sehingga tidak mempersulit peneliti dalam pengelolaan data akibat

salah baca. Ketiga relevansi jawaban, bila ada jawaban yang kurang atau tidak

relevan maka peneliti menolaknya. Dan jika ada beberapa kuesioner yang belum diisi

atau tidak sesuai dengan petunjuk maka peneliti menyuruh isi kembali kuesioner,

kalau tidak dilakukan maka peneliti mencari responden lain.

Coding atau pengkodean pada lembar kuesioner dan observasi. Pada tahap ini,

yang dilakukan ialah mengisi daftar kode dengan memberi angka pada masing-

58
masing jawaban sesuai yang diinginkan oleh peneliti. Kode pada tiap data yang

termasuk kategori, antara lain kode jenis kelamin laki-laki 1 perempuan 2, kode usia

40 sampai 50 tahun kode 1, 51 sampai 60 tahun kode 2, 61 sampai 70 kode 3, 71

sampai 80 tahun kode 4, kode pendidikan terakhir SD kode 1, SMP kode 2,

SMA/SMK kode 3, Perguruan Tinggi kode 4, Lain-lain kode 5, kode status

perkawinan belum menikah kode 1, menikah kode 2, janda/duda kode 3, kode untuk

lama menderita stroke 6 bulan kode 1, 1 sampai 2 tahun kode 2, 3 sampai 4 tahun

kode 3, 5 sampai 6 tahun kode 4. Kode penyakit penyerta hipertensi kode 1, diabetes

mellitus kode 2, kolesterol kode 3, asam urat kode 4, kode serangan stroke yang I

kode 1, II kode 2, III kode 3, IV kode 4, V kode 5, VI kode 6. Kode yang tinggal

bersama keluarga anak kode 1, pasangan kode 2, cucu kode 3, lain-lain kode 4.

Processing yaitu langkah selanjutnya adalah memproses data agar dapat dianalisis

melalui perhitungan statistik dan menjumlahkan hasil perhitungan melalui

komputerisasi (program komputer). Dalam penelitian ini, setelah semua data terisi

penuh dan benar, dan juga sudah melewati perkodingan, maka langkah selanjutnya

adalah memproses data agar dapat dianalisis. Pemrosesan data dilakukan dengan cara

meng–entry data dari rekam medik ke paket program komputer.

Cleaning (pembersih data) merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang

sudah di -entry apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan tersebut dimungkinkan

terjadi pada saat kita meng-entry ke komputer. Data yang di entry diperiksa kembali

oleh peneliti dan tidak terdapatnya kesalahan dalam meng-entry ke komputer.

59
4.8 Analisis Data
Setelah data selesai dimasukan dalam program komputer kemudian data dianalisis

secara univariat dan bivariat.

1. Analisis Univariat

Analisis ini digunakan hanya untuk memperoleh gambaran distribusi

frekuensi dari masing-masing variabel yang diteliti, baik variabel dependen

tentang tingkat kemandirian maupun variabel independen mengenai dukungan

keluarga. Analisis data menggunakan analisis komputer for windows. Dalam

penelitian ini analisa univariat digunakan untuk melihat gambaran distribusi

frekuensi dan variabel yang diteliti baik variabel independen mengenai

dukungan keluarga maupun variabel dependen mengenai tingkat kemandirian.

Dalam menjelaskan kedua variabel tersebut maka peneliti meng-analisisnya

secara frekuensi dan persentase.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan

antara variabel bebas dan variabel terikat dengan menggunakan uji statistik.

Dalam penelitian ini analisis bivariat yang dilakukan untuk menganalisis

hubungan antara variabel dependen (tingkat kemandirian) dengan variabel

independen (dukungan keluarga), apakah variabel tersebut memiliki

hubungan atau tidak. Dalam penelitian ini uji statistik yang digunakan adalah

uji statistik Spearmans’s Rho dengan tingkat kemaknaan 95% (α 0,05). Ho

ditolak dan Ha diterima bila ρ value < dari α 0,05.

4.9 Etika Penelitian


Dalam melakukan penelitian, peneliti memperhatikan masalah etika

penelitian.Peneliti memakai beberap prinsip etika dalam penelitian seperti prinsip

60
baik, hormat, dan adil (Polit, 2003 dalam Swarjana, 2015). Prinsip etika penelitian

yang pertama yaitu prinsip kebaikan, penelitian yang dilakukan menjelaskan pada

responden maksud dan tujuan dan dampak yang mungkin terjadi selama

pengumpulan data agar responden mengetahui tujuan dari penelitian yang dilakukan

dan bermanfaat bagi responden dan tidak merugikan mereka.

Prinsip etika penelitian yang kedua yaitu prinsip hormat. Dalam penelitian ini,

peneliti memiliki prinsip untuk menghormati harkat dan martabat manusia, terutama

bagi penderita post-stroke yang dijadikan penelitian memiliki hak untuk menentukan

apakah berpartisipasi atau menolak untuk terlibat dalam penelitian serta penderita

post-stroke berhak untuk bertanya, memberikan informasi atau bisa mengakhiri

partisipasi dalam penelitian, dan juga penderita post-stroke memiliki hak dalam

bentuk apapun untuk terbebas dari segala unsur paksaan.

Prinsip etika penelitian yang ketiga yaitu adil. Dalam penelitian, peneliti

menerapkan prinsip-prinsip keadilan terutama terhadap penderita post-stroke dalam

penelitian yang dilakukan dimana penderita post-stroke memiliki hak untuk

diperlakukan dengan adil dan dapat perlakuan yang sama sebelum, selama, dan

sesudah berpartisipasi dalam penelitian. Penderita post-stroke diperlakukan sesuai

dengan kriteria inklusi dan tidak membeda-bedakan subyek.

61
BAB V

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini peneliti membahas dan menunjukan hasil dari tempat penelitian yang

didapat dalam bentuk tabel analisis univariat dan bivariat sebagai hasil dari penelitian

yang dilakukan pada tanggal 13-21 Juli 2018 di Instalasi Rawat Jalan Cardio Vascular

and Brain Center (CVBC) RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan

tingkat kemandirian penderita post-stroke dalam pemenuhan activity daily living di

Instalasi Rawat Jalan Cardio Vascular and Brain Center (CVBC) RSUP. Prof. Dr. R.

D. Kandou Manado. Jenis pelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif

yaitu deskriptif korelasi. Sampel pada penelitian ini adalah penderita post-stroke yang

ada di Instalasi Rawat Jalan Cardio Vascular and Brain Center (CVBC) RSUP. Prof.

Dr. R. D. Kandou Manado dengan jumlah sampel diambil dari jumlah populasi rata-

rata per bulan yaitu 88 orang penderita post stroke. Hasil dari penelitian didapat dari 2

kuesioner yaitu kuesioner dukungan keluarga dan kuesioner tingkat kemandirian

Barthel Index.

Setelah pengumpulan data, hasil penelitian ini diuji menggunakan uji univariat

untuk menganalisis data secara deskriptif dan uji bivariat yaitu untuk menganalisis

antara variabel terkait dengan menggunakan uji korelasi Spearman’s Rho dengan nilai

signifikan < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya terdapat hubungan

yang signifikan antara variabel yang dihubungkan.

62
5.1 Hasil Analisis Karakteristik Demografi Responden

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Data Demografi

Karakteristik Frekuensi (n) Persentase%)


Jenis Kelamin
Laki-Laki 55 62.5
Perempuan 33 37.5

Usia
40 sampai 50 15 17.0
51 sampai 60 43 48.9
61 sampai 70 21 23.9
71 sampai 80 9 10.2

Pendidikan Terakhir
SD 2 2.3
SMP 9 10.2
SMA/SMK 38 43.2
Perguruan Tinggi 38 43.2
Lain-Lain 1 1.1

Status Perkawinan
Belum Menikah 2 2.3
Menikah 77 87.5
Janda/Duda 9 10.2

Lama Menderita Stroke


6 Bulan 36 40.9
1-2 Tahun 41 46.6
3-4 Tahun 10 11.4
5-6 Tahun 1 1.1

Penyakit Penyerta
Hipertensi 61 69.3
Diabetes Mellitus 23 26.1
Kolesterol 2 2.3
Asam Urat 2 2.3

Jenis Hemiparesis
Hemiparesis Kiri 59 67.0
Ataxia 29 33.0

Serangan Stroke Ke-


I 49 55.7
II 28 31.8
III 5 5.7
IV 3 3.4
V 1 1.1
VI 2 2.3

63
Yang Tinggal Bersama
Keluarga
Anak 10 11.4
Pasangan 77 87.5
Cucu 0 0
Lain-Lain (Keponakan) 2 2.3
Total 88 100

Sumber: Data Primer 2018

Dari data diatas menjelaskan bahwa distribusi responden berdasarkan jenis

kelamin, usia, pendidikan terakhir, status perkawinan, lama menderita stroke, penyakit

penyerta, jenis hemiparesis, serangan stroke ke-, tinggal bersama keluarga, dan yang

tinggal bersama keluarga. Jenis kelamin yang terbanyak menderita post-stroke adalah

jenis kelamin laki-laki dengan frekuensi 55 responden penderita post-stroke dengan

persentase 62.5%. Usia yang paling banyak menderita post-stroke adalah usia 51

sampai 60 dengan frekuensi 43 responden penderita post-stroke dengan persentase

48.9%. Pendidikan terakhir dari responden yang paling banyak menderita post-stroke

yakni yang pendidikan terakhirnya SMA/SMK dengan frekuensi 38 responden

penderita post-stroke dengan persentase 43.2% dan juga Perguruan Tinggi dengan

frekuensi 38 responden penderita post-stroke dengan persentase 43.2%. Dilihat dari

status perkawinan yang paling banyak menderita post-stroke adalah yang menikah

dengan frekuensi 77 responden penderita post-stroke dengan persentase 87.5%.

Dilihat dari karakteristik lamanya menderita stroke pada penderita post-stroke

yang terbanyak yakni pada kategori 1-2 Tahun dengan frekuensi 41 responden

penderita post-stroke dengan persentase 46.6%. Penyakit penyerta yang terbanyak dari

penderita post-stroke adalah hipertensi dengan frekuensi 61 responden penderita post-

stroke dengan persentase 69.3%. Jenis hemiparesis yang terbanyak dari responden

menderita post-stroke yaitu hemiparesis kiri dengan frekuensi 59 responden penderita

post-stroke dengan persentase 67%. Serangan stroke yang terbanyak dari penderita

64
post-stroke yakni serangan stroke yang pertama dengan frekuensi 49 responden

penderita post-stroke dengan persentase 55.7%. Yang tinggal bersama keluarga

terbanyak dari responden penderita post-stroke adalah bersama pasangan dengan

frekuensi 77 responden penderita post-stroke dengan persentase 87.5%.

5.2 Hasil Analisis Univariat

Tabel 5.2.1 Distribusi Frekuensi Dukungan Informasi responden di Instalasi Rawat


Jalan Cardio Vascular and Brain Center (CVBC) RSUP. Prof. Dr. R. D
Kandou Manado
Dukungan Informasi Frekuensi (n) Persentase (%)
Dukungan Informasi Baik 47 53.4
Dukungan Informasi Cukup 41 46.6
Total 88 100

Sumber: Data Primer 2018

Berdasarkan dengan data diatas menunjukan bahwa dukungan informasi dengan

kategori dukungan informasi baik dengan frekuensi 47 responden penderita post-

stroke dengan persentase 53.4% dan kategori dukungan informasi cukup dengan

frekuensi 41 responden penderita post-stroke dengan persentase 46.6%.

65
Tabel 5.2.2 Distribusi Frekuensi Dukungan Penghargaan responden di Instalasi Rawat
Jalan Cardio Vascular and Brain Center (CVBC) RSUP. Prof. Dr. R. D
Kandou Manado
Dukungan Penghargaan Frekuensi (n) Persentase (%)
Dukungan Penghargaan Baik 38 43.2
Dukungan Penghargaan Cukup 50 56.8
Total 88 100

Sumber: Data Primer 2018

Berdasarkan dengan data diatas menunjukan bahwa dukungan penghargaan dengan

kategori dukungan penghargaan baik dengan frekuensi 38 responden penderita post-

stroke dengan persentase 43.2% dan kategori dukungan penghargaan cukup dengan

frekuensi 50 responden penderita post-stroke dengan persentase 56.8%.

Tabel 5.2.3 Distribusi Frekuensi Dukungan Emosional responden di Instalasi Rawat


Jalan Cardio Vascular and Brain Center (CVBC) RSUP. Prof. Dr. R. D
Kandou Manado
Dukungan Emosional Frekuensi (n) Persentase (%)
Dukungan Emosional Baik 49 55.7
Dukungan Emosional Cukup 39 44.3
Total 88 100

Sumber: Data Primer 2018

Berdasarkan dengan data diatas menunjukan bahwa dukungan emosional dengan

kategori dukungan emosional baik dengan frekuensi 49 responden penderita post-stroke

dengan persentase 55.7% dan kategori dukungan emosional cukup dengan frekuensi 39

responden penderita post-stroke dengan persentase 44.3%.

66
Tabel 5.2.4 Distribusi Frekuensi Dukungan Instrumental responden di Instalasi Rawat
Jalan Cardio Vascular and Brain Center (CVBC) RSUP. Prof. Dr. R. D
Kandou Manado
Dukungan Instrumental Frekuensi (n) Persentase (%)
Dukungan Instrumental Baik 59 67.0
Dukungan Instrumental Cukup 29 33.0
Total 88 100

Sumber: Data Primer 2018

Berdasarkan dengan data diatas menunjukan bahwa dukungan instrumental dengan

kategori dukungan instrumental baik dengan frekuensi 59 responden penderita post-

stroke dengan persentase 67.0% dan kategori dukungan instrumental cukup dengan

frekuensi 29 responden penderita post-stroke dengan persentase 33.0%.

Tabel 5.2.5 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga responden di Instalasi Rawat Jalan
Cardio Vascular and Brain Center (CVBC) RSUP. Prof. Dr. R. D Kandou Manado
Dukungan Keluarga Frekuensi (n) Persentase (%)
Dukungan Keluarga Baik 74 84.1
Dukungan Keluarga Cukup 14 15.9
Total 88 100

Sumber: Data Primer 2018

Berdasarkan dengan data diatas menunjukan bahwa dukungan keluarga terbanyak yaitu

kategori dukungan keluarga baik dengan frekuensi 74 responden penderita post-stroke

dengan persentase 84.1% dan dukungan keluarga cukup dengan frekuensi 14 responden

penderita post-stroke dengan persentase 15.9%.

67
Tabel 5.2.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Kemandirian responden di
Instalasi Rawat Jalan Cardio Vascular and Brain Center (CVBC) RSUP. Prof.
Dr. R. D. Kandou Manado
Tingkat Kemandirian Frekuensi (n) Persentase (%)
Mandiri 72 81.8
Dibantu 14 15.9
Tidak Mampu 2 2.3
Total 88 100

Sumber: Data Primer 2018

Berdasarkan dengan data diatas menunjukan bahwa tingkat kemandirian responden

yang terbanyak adalah kategori mandiri dengan frekuensi 72 responden penderita post-

stroke dengan persentase 81.8% sedangkan tingkat kemandirian dengan kategori dibantu

dengan frekuensi 14 responden penderita post-stroke dengan persentase 15.9% dan

untuk tingkat kemandirian dengan kategori tidak mampu dengan frekuensi 2 responden

penderita post-stroke dengan persentase 2.3%.

5.3 Hasil Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan dukungan keluarga dengan

tingkat kemandirian pada penderita post-stroke dalam pemenuhan activity daily

living (ADL). Uji statistik yang digunakan adalah uji korelasi Spearman’s rho

dengan batasan kemaknaan 95% (α 0,05). Sehingga dapat dikatakan memiliki

hubungan yang bermakna jika p-value < dari α 0,05.

68
Tabel 5.3 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kemandirian Penderita
Post-Stroke Dalam Pemenuhan Activity Daily Living di Instalasi Rawat
Jalan Cardio Vascular and Brain Center (CVBC) RSUP. Prof. Dr. R. D
Kandou Manado
Variabel Bebas n Nilai Spearman’s p-value
Rho
Dukungan Keluarga
dengan Tingkat 88 0.924 0.000
Kemandirian

Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat bahwa responden dalam penelitian ini berjumlah

88 responden dan dari hasil analisis statistik mengenai hubungan antara dukungan

keluarga dengan tingkat kemandirian penderita post-stroke dalam pemenuhan activity

daily living (ADL) dianalisis menggunakan uji korelasi spearman’s rho dengan tingkat

kemaknaan 95% (α 0.05), diperolehnya nilai signifikansi ρ=0.000 (p-value < dari α 0,05)

yang artinya ada hubungan yang signifikan antara variabel independent yaitu dukungan

keluarga dengan variabel dependent yaitu tingkat kemandirian, dan diperoleh nilai

spearman’s rho 0.924 artinya korelasi kuat dan bernilai positif sehingga hubungan kedua

variabel bersifat searah yang maksudnya hasil dari variabel independent yaitu dukungan

keluarga dengan variabel dependent yaitu tingkat kemandirian memperoleh hasil yang

sama banyak setelah dianalisis. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ha diterima

dan Ho ditolak yang artinya terdapat hubungan signifikan antara dukungan keluarga

dengan tingkat kemandirian.

69
BAB VI

PEMBAHASAN

Pada bab ini membahas tentang penelitian hasil yang diperoleh, perbandingan

hasil yang diperoleh dengan penelitian sebelumnya, penjelasan mengenai signifikan hasil

penelitian berdasarkan konsep teori dan kaitannya dengan teori keperawatan dengan hasil

penelitian yang diperoleh.

6.1 Dukungan Keluarga

Berdasarkan dengan hasil penelitian untuk dukungan keluarga seperti yang

terdapat pada tabel 5.2.5 menunjukan bahwa dukungan keluarga terbanyak yaitu

kategori dukungan keluarga baik dengan frekuensi 74 responden penderita post-

stroke dengan persentase 84.1% dan dukungan keluarga cukup dengan frekuensi 14

responden penderita post-stroke dengan persentase 15.9%. Dukungan keluarga pada

penderita post-stroke di Instalasi Rawat Jalan Cardio Vascular and Brain Center

(CVBC) RSUP.Prof. Dr. R. D. Kandou Manado memiliki dua kategori yaitu

dukungan keluarga cukup dan dukungan keluarga baik. Dari hasil uji analisis

menunjukkan bahwa sebagian besar responden berada pada dukungan keluarga

dengan kategori dukungan keluarga baik.

Penelitian ini juga serupa dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Manurung, 2017 tentang dukungan keluarga dengan motivasi dalam

melakukan ROM pada pasien pasca stroke dan penelitian yang dilakukan oleh

Arsyta, 2016 tentang hubungan dukungan keluarga dengan self efficacy pada pasien

dengan penyakit stroke. Kedua penelitian tersebut memperoleh hasil yang sama

dengan penelitian ini, dimana mayoritas responden mendapat dukungan keluarga

yang baik dalam menjalani aktivitasnya sehari-hari. Hal tersebut menunjukan bahwa

keluarga peduli dengan penderita post-stroke dalam menjalani proses


70
penyembuhannya yang bisa jadi itu dipengaruhi oleh faktor-faktor akan dukungan

dari keluarga sendiri seperti usia, jenis kelamin, sosial ekonomi, pendidikan atau

pengetahuan dan hubungan kekerabatan. Didukung oleh teori dari Friedman, (2010)

yang mengatakan mengenai faktor-faktor dukungan keluarga yaitu usia, jenis

kelamin, sosial ekonomi, pendidikan atau pengetahuan, hubungan kekerabatan

dengan klien/pasien itu sendiri.

Asumsi peneliti, diperolehnya hasil demikian karena penderita post-stroke

mendapatkan 4 bentuk dukungan keluarga yaitu dukungan informatif, emosional,

instrumental, dan penghargaan. Dimana penderita post-stroke mendapat perhatian

yang penuh dari keluarga sendiri. Kebanyakan responden yang peneliti dapati juga

bahwa mereka tinggal bersama-sama dengan anak atau pasangan baik itu suami atau

istri yang dimana rasa kasih sayang akan seseorang yang terdekat dalam menjalani

proses penyembuhan ada terlihat lewat upaya dukungan dari keluarga. Menurut

peneliti, bagi masyarakat di Indonesia rasa kasih sayang dan perhatian bagi anggota

keluarganya yang sedang sakit adalah prioritas yang utama berbeda dengan

kebudayaan keluarga yang ada diluar yang dimana mereka kurang memperhatikan

atau peduli dengan anggota keluarganya yang sakit.

Hal tersebut didukung dengan apa yang dikatakan oleh (Sarwono, 2003 dalam

Retnowati, 2014) bahwa dukungan keluarga merupakan suatu upaya yang diberikan

kepada orang lain, baik secara moril maupun materil untuk memotivasi seseorang

dalam melaksanakan aktivitas. Menurut Friedman (2010) dukungan keluarga adalah

sikap akan penerimaan suatu keluarga terhadap anggota keluarganya berupa

dukungan informasional, dukungan emosional, dukungan penilaian, dan dukungan

instrumental. Oleh karena itu, dukungan keluarga sendiri diartikan sebagai suatu

bentuk hubungan interpersonal yang meliputi sikap, tindakan dan penerimaan

71
terhadap anggota keluarga sehingga anggota keluarga merasa ada yang

memperhatikan dan mendukungnya dalam menjalani kehidupannya sehari-hari.

Dikaitkan dalam teori keperawatan Dorothea Orem yang terdiri dari self care

agency, self care demands, dan nursing agency yang dimana ketiga tersebut

didukung dengan conditioning factors. Nursing agency yang dimaksudkan disini

yaitu dukungan dari keluarga dalam pemenuhan activity daily living pada penderita

post-stroke. Jika penderita post-stroke tidak mampu memenuhi kemampuan dan

kebutuhannya sehari-hari, maka nursing agency disini sangat diperlukan yaitu

dukungan keluarga sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan dari

keluarga sendiri seperti usia, jenis kelamin, sosial ekonomi, pendidikan atau

pengetahuan dan hubungan kekerabatan.

6.2 Tingkat Kemandirian

Berdasarkan dari hasil penelitian untuk kepatuhan diet yang terdapat pada tabel

5.3 diketahui bahwa tingkat kemandirian penderita post-stroke dalam pemenuhan

activitiy daily living menunjukan bahwa tingkat kemandirian responden yang

terbanyak adalah kategori mandiri dengan frekuensi 72 responden penderita post-

stroke dengan persentase 81.8% sedangkan tingkat kemandirian dengan kategori

dibantu sebagian dengan frekuensi 14 responden penderita post-stroke dengan

persentase 15.9% dan untuk tingkat kemandirian dengan kategori tidak mampu

dengan frekuensi 2 responden penderita post-stroke dengan persentase 2.3%. Tingkat

kemandirian pada penderita post-stroke di Instalasi Rawat Jalan Cardio Vascular and

Brain Center (CVBC) RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado memiliki tiga kategori

yaitu mandiri, dibantu sebagian, dan tidak mampu.Dari hasil uji analisis

menunjukkan bahwa sebagian besar responden berada pada tingkat kemandirian

dengan kategori mandiri.

72
Penelitian ini juga serupa dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Tatali, 2018 tentang hubungan dukungan keluarga dengan tingkat

kemandirian dalam activity daily living pada penderita post-stroke dan penelitian

yang dilakukan oleh Wicaksana, 2017 tentang hubungan skala kecacatan dengan

tingkat kemandirian activity of daily living pasien pasca stroke. Kedua penelitian

tersebut memperoleh hasil yang sama dengan penelitian ini, dimana kebanyakan

responden menjalani aktivitasnya sehari-hari secara mandiri tanpa bantuan dari orang

lain atau bahkan tidak mampu dalam beraktivitas.

Menurut peneliti, diperolehnya hasil demikian diartikan bahwa klien dengan post-

stroke dapat merawat diri sendiri dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari baik

tanpa bantuan sama sekali maupun memerlukan bantuan seperti berpindah tempat,

berjalan, penggunaan toilet, membersihkan diri, BAB, BAK, mandi, berpakaian,

makan, naik/turun tangga. Ini dikarenakan berdasarkan dilihat dari karakteristik para

responden yang peneliti dapatkan, salah satu yang membuat mereka dapat mobilisasi

sendiri yaitu sebagian besar responden tidak mau memberatkan keluarga mereka

sendiri untuk tetap terus bergantung pada mereka. Mereka ingin beraktivitas secara

mandiri perlahan-lahan untuk membiasakan diri agar mereka bisa proses

penyembuhan mereka dapat meningkat lebih baik. Hal ini didukung dengan teori

yang dikatakan oleh Nuryanti (2016) bahwa dukungan keluarga didapatkan oleh

penderita post-stroke untuk melatih dan membiasakan penderita melakukan activity

daily living secara mandiri tanpa ketergantungan dari orang lain.

Dikaitkan dalam teori keperawatan Dorothea Orem yang terdiri dari self care

agency, self care demands, dan nursing agency yang dimana ketiga tersebut

didukung dengan conditioning factors yang sangat berpengaruh bagi penderita post-

stroke yaitu usia dan dukungan dari keluarga. Peneliti mengaplikasikan perawatan

73
diri (self care) disini adalah kemampuan penderita post-stroke (self care agency)

dalam melakukan kebutuhan self care-nya (self care demands) kemampuan dari

penderita post-stroke yang mencakup berpindah tempat, berjalan, penggunaan toilet,

membersihkan diri, BAB, BAK, mandi, berpakaian, makan, naik/turun tangga yang

dimana dalam penelitian ini dapat membuktikan bahwa tingkat kemandirian penderita

post-stroke berada pada kategori mandiri dimana klien tidak mengalami

ketergantungan pada orang lain atau keluarganya sendiri.

6.3 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kemandirian Penderita Post-

Stroke dalam Pemenuhan Activity Daily Living

Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat bahwa responden dalam penelitian ini berjumlah

88 responden dan dari hasil analisis statistik hubungan dukungan keluarga dengan tingkat

kemandirian penderita post-stroke dalam pemenuhan activity daily living (ADL)

dianalisis menggunakan uji korelasi spearman’s rho dengan tingkat kemaknaan 95% (α

0.05), diperoleh nilai signifikansi ρ=0.000 (p-value < dari α 0,05) artinya ada hubungan

yang signifikan anatara dukungan keluarga dengan tingkat kemandirian, dan diperoleh

angka koefisien 0.924 artinya korelasi kuat dan bernilai positif sehingga hubungan kedua

variabel bersifat searah yang artinya hasil dari kedua variabel baik dari dukungan

keluarga dengan tingkat kemandirian memperoleh hasil yang sama banyak. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak yang artinya terdapat

hubungan signifikan antara dukungan keluarga dengan tingkat kemandirian.

Berdasarkan tabel 5.4 didapatkan hasil bivariat dukungan keluarga baik dengan

tingkat kemandirian kategori mandiri dengan frekuensi 72 responden penderita post-

stroke dengan persentase 81.8%, dukungan keluarga baik dengan tingkat kemandirian

kategori dibantu sebagian dengan frekuensi 2 responden penderita post-stroke dengan

74
persentase 2.3%, dukungan keluarga baik dengan tingkat kemandirian kategori tidak

mampu tidak terdapat frekuensi responden penderita post-stroke dan persentase.

Dukungan keluarga cukup dengan tingkat kemandirian kategori dibantu sebagian dengan

frekuensi 12 responden penderita post-stroke dengan persentase 13.6%, dukungan

keluarga cukup dengan kategori tidak mampu dengan frekuensi 2 responden penderita

post-stroke dengan persentase 2.3. Total dukungan keluarga baik dengan tingkat

kemandirian frekuensi 74 responden penderita post-stroke persentase 84.1%. Total

dukungan keluarga cukup dengan tingkat kemandirian frekuensi 14 responden penderita

post-stroke dengan persentase 15.9%. Total dukungan keluarga kurang dengan tingkat

kemandirian tidak ada frekuensi responden penderita post-stroke dan persentase.

Penelitian ini juga serupa dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Ningtiyas, 2017 tentang hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kemandirian

dalam activity daily living pada pasien pasca stroke. Kemudian penelitian yang dilakukan

oleh Rayanti, 2018 tentang dukungan anggota keluarga dan activity of daily living pada

penderita post-stroke. Kedua penelitian tersebut memperoleh hasil yang sama dengan

penelitian ini, dimana terdapat hubungan yang siginifikan mengenai dukungan keluarga

dengan tingkat kemandirian pada penderita post-stroke.

Menurut peneliti, diperolehnya hasil yang sama dengan penelitian-penelitian

terdahulu karena terbukti siginifikan berhubungan dengan faktor dari dukungan keluarga

serta adanya bantuan atau dukungan dari keluarga maupun orang terdekat. Semakin baik

dukungan informasional, penilaian, instrumental, dan emosional dari keluarga terhadap

salah satu anggotanya yang sedang mengalami masa pemulihan setelah stroke maka

activity of daily living (ADL) penderita post-stroke akan semakin baik pula.

Dengan adanya dukungan sosial sangat berpengaruh untuk kualitas hidup dari

penderita post-stroke berupa dukungan instrumental, dukungan bantuan dalam bentuk

75
nyata dan material, dukungan informasional berupa pemberian informasi mengenai

kesembuhan dari penderita post-stroke, dukungan emosional dan penghargaan menjadi

perhatian untuk membantu dalam menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi dalam

bentuk penghargaan positif yang diberikan bagi penderita. Ketika penderita post-stroke

mendapat dukungan-dukungan tersebut secara jelas dapat dilihat ada kekuatan dan

semangat dalam diri dari penderita post-stroke untuk tetap sehat dan termotivasi untuk

beraktivitas secara mandiri.

Berdasarkan dengan penjelasan diatas sebagian besar masalah mental dan emosional

yang berat dapat dicegah, sehingga dukungan yang baik dari keluarga membuat

seseorang termotivasi untuk lebih mandiri dan merasa masih dibutuhkan. Hal ini seperti

yang dikatakan oleh Friedman (2010) yaitu dukungan keluarga adalah sikap akan

penerimaan suatu keluarga terhadap anggota keluarganya berupa dukungan

informasional, dukungan emosional, dukungan penilaian, dan dukungan instrumental.

Oleh karena itu, dukungan dari keluarga sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari dari

seseorang dalam menjalani proses penyakitnya, sehingga dengan dukungan keluarga

penderita post-stroke sendiri merasa ada yang melindungi dan memperhatikannya sehari-

hari.

Dikaitkan dalam teori keperawatan Dorothea Orem yaitu tentang self-care. Self-care

merupakan kemanpuan penderita post-stroke untuk mencapai tujuan dalam

mempertahankan kesejahteraannya,. Self care agency merupakan kemampuan dari

penderita post-stroke dalam melakukan perawatan diri. Self care demands merupakan

kebutuhan dari penderita post-stroke untuk menjalani perawatan dirinya sendiri (self

care). Apabila penderita post-stroke tidak mampu memenuhi kemampuan dan

kebutuhannya secara pribadi, keluarga (nursing agency) menjadi salah satu agen dalam

mendukung penderita post-stroke dalam menjalani aktivitasnya sehari-hari lewat activity

76
daily living (ADL). Impilakasinya dalam keperawatan, nursing agency dalam teori Orem

ini tentunya perawat harus memperhatikan kemampuan dan kebutuhan dari setiap klien

untuk mencegah adanya deficit self care. Jika klien tidak mampu dalam memenuhi

kemampuan dan kebutuhannya maka peran dari perawat disini sangat diperlukan.

Dalam proses penelitian, peneliti menemukan masih ada keterbatasan dalam

penelitian ini diantaranya kondisi fisik dari para responden penderita post-stroke yang

lemah dan tidak bisa memegang alat tulis dalam pengisian kuesioner sehingga peneliti

harus melakukan wawancara secara terpimpin bersama dengan responden untuk mengisi

lembar kuesioner yang diisi langsung dari peneliti berdasarkan dengan tanggapan dari

responden. Hal lainnya adalah beberapa dari penderita post-stroke yang ada mengalami

masalah dalam berkomunikasi sehingga peneliti tidak dapat merekrut penderita post-

stroke tersebut dalam penelitian ini dan peneliti mencari responden yang lain sebagai

gantinya. Peneliti berharap kedepannya yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini

dapat diperbaiki dan dapat dipersiapkan sebaik-baiknya.

77
BAB VII

PENUTUP

Pada bab ini membahas mengenai kesimpulan dan saran dari penelitian sebagai

bagian penutup dari penelitian ini.

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tentang “Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat

Kemandirian Penderita Post-Stroke Dalam Pemenuhan Activity Daily Living di Instalasi

Rawat Jalan Cardio Vascular and Brain Center (CVBC) RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou

Manado” diperoleh kesimpulan: Dukungan keluarga pada penderita post-stroke di

Instalasi Rawat Jalan Cardio Vascular and Brain Center (CVBC) RSUP. Prof. Dr. R. D

Kandou berada pada kategori dukungan keluarga baik. Tingkat kemandirian pada

penderita post-stroke dalam pemenuhan activity daily living di Instalasi Rawat Jalan

Cardio Vascular and Brain Center (CVBC) RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou berada pada

kategori mandiri.

Dari hasil penelitian diperoleh adanya hubungan yang signifikan antara dukungan

keluarga dengan tingkat kemandirian pada penderita post-stroke dalam pemenuhan

activity daily living (ADL) di Instalasi Rawat Jalan Cardio Vascular and Brain Center

(CVBC) RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou berada pada kategori baik dan hasil korelasi kuat

dan bernilai positif sehingga hubungan kedua variabel bersifat searah yang artinya hasil

dari kedua variabel baik dari dukungan keluarga dengan tingkat kemandirian

memperoleh hasil yang sama banyak. Dukungan keluarga yang kurang sangat

mempengaruhi kemandirian dari penderita post-stroke, sehingga dukungan keluarga yang

baik dapat meningkatkan kemandirian dalam pemenuhan activity daily living penderita

post-stroke.

78
7.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka peneliti memberikan saran yaitu:

1. Ilmu

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bekal ataupun ilmu bagi peneliti

selanjutnya dalam melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi dukungan keluarga dan tingkat kemandirian penderita post-

stroke dalam activity daily living. Hal ini untuk bisa mengetahui lebih

jelasnya hal apa saja yang mendorong keluarga untuk meningkatkan

kemandirian dari penderita post-stroke. Penelitian ini masih memiliki

berbagai keterbatasan dan kelemahan sehingga kedepannya perlu untuk

dikembangkan kembali Oleh karena itu, diharapkan penelitian ini dapat

dikembangkan untuk studi selanjutnya.

2. Profesi Keperawatan

Bagi perawat yang ada di RS diharapkan dengan adanya penelitian ini

dapat diaplikasikan dalam memberikan asuhan keperawatan lewat

memberikan dukungan secara verbal dan non-verbal kepada pasien ataupun

keluarga agar selalu mengingatkan dalam kemandirian pemenuhan activity

daily living. Perawat juga diharapkan untuk lebih meningkatkan dorongan

pada keluarga pasien agar keluarga pasien tetap sabar dalam merawat pasien

tersebut dan dari pasien agar tetap percaya diri yakin bahwa kesembuhannya

akan pulih dengan cepat.

3. Institusi Pendidikan

Bagi institusi pendidikan diharapkan dapat menjadi suatu acuan untuk

meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang faktor-faktor apa saja yang

79
mempengaruhi dukungan dari keluarga terhadap kemandirian penderita post-

stroke.

80
DAFTAR PUSTAKA

Alligood, M. R. (2014). Pakar Teori Keperawatan dan Karya Mereka. Singapore:


Elsevier

Amalia, S. (2016). Hubungan Tingkat Kemandirian Activity Daily Living Antara Pasien
Pasca Stroke Hemmorhagic Dengan Non-Hemmorhagic. perpustakaan.uns.ac.id

Amarenco, P. (2016, April 21). N. Engl J Med:374: 1533: DOI: 10.1056/NEJMoa


1412981. Retrieved Maret 9, 2018, from nejm.org:
http://www/nejm/org/doi/full/10.1056/NEJMoa1412981

Batubara, S. (2015). Hubungan Antara Penanganan Awal dan Kerusakan Neurologis


Pasien Stroke di RSUD Kupang. Jurnal Keperawatan Soedirman, Volume 2, No.
3, November 2015.

DiGiulio, M. (2014). Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Rapha Publisher

Dinata C. (2013). Gambaran Faktor Resiko dan Tipe Stroke Pada Pasien Rawat Inap di
Bagian Penyakit Dalam RSUD Kabupaten Solok Selatan Periode 1 Januari 2010 -
31 Juni 2012. http://jurnal.fk.unand.ac.id

Eka, M. (2015, September 11). Upaya Preventif Stroke. Retrieved Maret 16, 2018, from
Scribd.com: https://www.scribd.com/doc/280287872/Upaya-Preventif-Stroke

Erawantini, F. (2016). Analisis Faktor Resiko Stroke Berdasarkan Telaah Berkas Rekam
Medis Periode 2015 di RS Jember Klinik. Seminar Hasil Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat Dana BOPTN Tahun 2016, ISBN: 978-602-14917-3-7.

Friedman. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori, dan Praktek. Edisi
ke-5. Yogyakarta: Gosyen Publishing

Irianto, K. (2014). Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis.
Bandung: ALFABETA.

Junaidi, d. I. (2011). Stroke Waspadai Ancamannya. Yogyakarta: Andi Publisher.

KOMPAS.(2016, Juni 29).Mengapa Hipertensi Bisa Memicu Serangan Jantung dan


Stroke?.Retrieved Juli 25, 2018, from Kompas.com:
https://lifestyle.kompas.com/read/2016/06/29/102148823/mengapa.hipertensi.bisa
.memicu.serangan.jantung.dan.stroke

Krisnakai. (2018, Januari 11). Epidemiologi dan Patofisiologi Stroke. Retrieved Februari
22, 2018, from Bukuteori.com: https://bukuteori.com/2018/01/11/epidemiologi-
dan-patofisiologi-stroke/

81
Kurnia.(2013). Dukungan Anggota Keluarga dan Kemandirian Activity Daily Living
Dalam Penurunan Depresi Pasca Stroke.Jurnal STIKES. Volume 6, No. 2,
Desember 2013.

MA, J. (2014, Juni 12). Afr Health. Retrieved 10 Maret, 2018, from ncbi.nlm.nih.gov:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/25320596

Mare, A. (2015). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kemampuan Perawatan Diri


(Self Care) Pada Pasien Pasca Stroke di Puskesmas Gundih Surabaya

Nasir, A. (2011). Buku Ajar Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha


Medika.

Nasution, T. (2017). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kemandirian Pasien Stroke


di Instalasi Rehabilitasi Medik Rumah Sakit DR. Iskak Tulungagung. Majalah
Kesehatan FKUB, Volume 4, No. 3, September 2017.

Nauli, F. (2014, Juli). hubungan-tingkat-depresi-dengan-tingkat-pdf. Retrieved Februari


28, 2018, from medianeliti.com:
https://media.neliti.com/media/publications/106156-ID-hubungan-tingkat-
depresi-dengan-tingkat.pdf

Ningtiyas (2017). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tinkgat Kemandirian Dalam


Activity Daily Living Pada Pasien Pasca Stroke di Poliklinik Syarat RSUD DR.
H. Abdul. Moeloek Bandar Lampung. Skripsi Tanpa Bab Pembahasan.

Nugroho (2016). Teori Asuhan Keperawatan Gawat Darurat. Yogyakarta: Nuha Medika.

Patricia (2015). Karakteristik Penderita Stroke Iskemik Yang Dirawat Inap di RSUP Prof
Dr. R. D. Kandou Manado Tahun 2012-2013. Jurnal e-Clinik (Eci), Volume 3,
Nomor 1, Januari-April 2015.

PRODIA. (2017, April 2018). Apa Penyebab dan Faktor Resiko Stroke? Retrieved
Februari, 26, 2018, from Prodia.co.id:
http://healthyfunfest.prodia.co.id/tips/detail/46/apa-penyebab-dan-faktor-resiko-
stroke

Pudiastuti. (2011). Pemicu Stroke. Yogyakarta; Nuha Medika.

Rayanti.(2018). Dukungan Anggota Keluarga dan Activity of Daily Living Pada Penderita
Pasca Stroke di Klinik Utama Graha Medika Salatiga.Indonesian Journal On
Medical Science.Volume 5, No. 1, Januari 2018.

Researchgate. Diabetic Self-Care Practice and Health-Related Quality of Life of Type 2


Diabetic Patients In Outpatient Department-Phillipine General Hospital.
Retrieved July, 29. 2018. 13.00 from researchgate.net:
https://www.researchgate.net/publication/300247583_Diabetic_Self-

82
Care_Practice_and_Health-
Related_Quality_of_Life_of_Type_2_Diabetic_Patients_In_Outpatient_Departm
ent-Philippine_General_Hospital

Researchgate. Improving Self-Care Independency of Type 2 DM Patients Based on


Lasallian Education Model. Retrieved July, 29, 2018. 15.00 from
researchgate.net:https://www.researchgate.net/publication/316626425_Improving
_Self_Care_Independency_of_Type_2_DM_Patients_Based_on_Lasallian_Eduat
ion_Model

Setiadi. (2013). Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan Edisi Kedua.
Yogyakarta: Graha Ilmu.

Setyoadi. (2017). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kemandirian Pasien Stroke Di


Instalasi Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Dr. Iskak Tulungagung. Majalah
Kesehatan FKUB, Volume 4, No. 3, September.

Suyanto. (2014). Metodologi Penelitian Epidemiologi. Yogyakarta: Bursa Ilmu.

Swarjana. (2015). Metodologi Penelitian Kesehatan (Edisi Revisi). Yogyakarta: ANDI

Tatali.(2018). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kemandirian Activity


Daily Living Pada Pasien Pasca Stroke Di Poliklinik RSU GMIM Pancaran Kasih
Manado.e-journal keperawatan (e-kep),Volume 6, No. 1, Mei 2018

Wardhani. (2015). Hubungan Antara Karakteristik Pasien Stroke dan Dukungan


Keluarga Dengan Kepatuhan Menjalani Rehabilitasi. Jurnal Berkala
Epidemiologi, Volume 3, No. 1, Januari 2015: 24-34

Wurtinignsih. (2013). Dukungan Keluarga Pada Pasien Stroke Di Ruang Saraf RSUP Dr.
Kariadi Semarang. Medica Hospita, Volume 1, No. 1, Mei 2013

83
LAMPIRAN

84
Lampiran 1. Curriculum Vitae

CURRICULUM VITAE

Nama Lengkap : Tiffani Paath

TTL : Manado, 7 November 1996

Jenis Kelamin : Perempuan

Nama Ayah : Robby Paath

Nama Ibu : Alm. Henni Tasiam

Anak ke :1

Kebangsaan : Indonesia

Agama : Kristen Protestan

Email : tiffanipaath@yahoo.com

Motto : Look for a Lady who has her mind set and plans made. There is
nothing sexier than a woman with ambition

Riwayat Pendidikan : 1. Lulusan SD Negeri 2 Manado (Tahun 2008)


2. Lulusan SMP Advent 1 Tikala (Tahun 2011)
3. Lulusan SMK Negeri 6 Manado Jurusan Keperawatan (Tahun
2014)
4. Mahasiswa S1 Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado (2014-
2018)

Riwayat Organisasi : 1. Anggota KSR PMI Universitas Katolik De La Salle Manado


(2015)
2. Panitia Lomba Pertolongan Pertama antar SMA se- Sulawesi
Utara (2015)

85
3. Panitia DIKDAS KSR PMI Universitas Katolik De La Salle
Manado (2016)
4. Panitia Dies Natalis XV Fakultas Keperawatan Universitas
Katolik De La Salle Manado (2016)
5. Koordinator Divisi Komunikasi & Informasi Badan
Eksekutif Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas
Katolik De La Salle Manado 2017/2018
6. Koordinator Sie. Keamanan Panitia Fellowship Nursing Day
Fakultas Keperawatan Universitas Katolik De La Salle
Manado (2017)

86
Lampiran 2. Informed Consent

FORMULIR PERSETUJUAN PENELITIAN


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO

Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kemandirian Penderita Post-Stroke


Dalam Pemenuhan Activity Daily Living (ADL) Di Instalasi Rawat Jalan Cardio
Vascular Brain Center (CVBC) RSUP. PROF. Dr. R. D. Kandou Manado

NOMOR KONTAK TIM PENELITI


Tiffani Putri Paath 082344209798 tiffanipaath@yahoo.com

Fakultas Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado

PERNYATAAN PERSETUJUAN
Dengan bertandatangan di bawah ini, Anda menyatakan bahwa Anda:
 Telah membaca dan memahami dokumen informasi mengenai penelitian ini.
 Telah mendapat penjelasan mengenai penelitian yang akan dilakukan.
 Memahami bahwa jika Anda memiliki pertanyaan tambahan, Anda dapat
menghubungi peneliti.
 Memahami bahwa Anda bebas untuk mengundurkan diri dari penelitian inisetiap
saat, tanpa komentar atau penalti.
 Memahami bahwa penelitian ini akan menggunakan instrument penelitian/alat ukur
penelitian yang disesuaikan dengan kebutuhan penelitian.
 Setuju untuk berpartisipasi dan bersedia menjawab semua pertanyaan dengan benar
tanpa paksaan dari siapapun.

Nama

Tanda tangan

Tanggal

Tolong kembalikan lembar ini kepada penelti

87
Lampiran 3. Lembar Pengumpulan Data

LEMBAR KUESIONER DATA DEMOGRAFI


Kode Responden:

(diisi oleh peneliti)


A. Data Demografi Responden
1. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
2. Usia : Tahun
3. Pendidikan Terakhir : SD SMP SMA/SMK
Perguruan Tinggi Lain-lain/Sebutkan
..….
4. Status Perkawinan : Belum Menikah
Menikah
Janda
Duda
5. Lama Menderita Stroke :
6. Penyakit Penyerta :
7. Jenis Hemiparesis :
8. Serangan Stroke yang ke- :

B. Data Demografi Keluarga Responden


1. Tinggal Bersama Keluarga : Ya Tidak
2. Yang Tinggal Bersama di Rumah : Anak Cucu
Istri/Suami Lain-lain

88
C.Kuesioner Dukungan Keluarga
Berilah tanda checklist (√) pada kolom dibawah ini, sesuai dengan apa yang Anda
rasakan.
A. Dukungan Informatif
Sangat Sering Kadang- Tidak
No. Pernyataan Sering (S) Kadang Pernah
(SS) (KK) (TP)
4 3 2 1
1. Keluarga mencari informasi
tentang upaya penyembuhan untuk
penyakit yang saya alami
2. Keluarga mengajari saya tentang
hal-hal yang harus dihindari
selama perawatan atau rehabilitasi
(latihan fisik/gerak)
3. Keluarga memberikan nasehat
ketika saya menghadapi masalah
4. Keluarga mengingatkan saya
untuk selalu mengikuti rehabilitasi
(latihan fisik/gerak)
5. Selama sakit, saya mendapat
bimbingan/saran dari keluarga
dalam menjalani rehabilitasi
(latihan fisik/gerak)
B. DukunganPenilaian/Penghargaan
6. Keluarga memberikan pujian atau
penghargaan positif ketika ada
kemajuan yang lebih baik
7. Keluarga mendukung penuh
terhadap tindakan yang dilakukan
rumah sakit
8. Ketika saya sakit, keluarga
menganggap saya seperti biasa,
seperti sebelum saya sakit yaitu
tidak menjadi beban dalam

89
keluarga
9. Keluarga meyakinkan saya untuk
patuh mengikuti program
rehabilitasi (latihan fisik/gerak)
yang diberikan pihak rumah sakit
10. Keluarga memberikan motivasi
kepada saya untuk selalu sabar dan
tabah dalam menghadapi masalah
C. Dukungan Emosional
11. Keluarga menanyakan keadaan
saya setiap hari
12. Keluarga mendengarkan ketika
saya mengungkapkan perasaan
selama sakit
13. Keluarga mendampingi dan
memberikan perhatiannya ketika
saya sedang dalam menjalani
rehabilitasi (latihan fisik/ferak)
14. Keluarga memberikan kesempatan
untuk melakukan aktivitas yang
masih bisa saya lakukan secara
mandiri atau tanpa bantuan
15. Keluarga memahami keadaan saya
selama sakit
D. Dukungan Tambahan/Instrumental
16. Keluarga membantu membiayai biaya
program rehabilitasi (latihan
fisik/gerak)
17. Keluarga membantu kebutuhan
makan-minum sehari-hari
18. Keluarga mengantarkan saya ke rumah
sakit untuk mengikuti rehabilitasi
(latihan fisik/gerak)
19. Keluarga membantu saya untuk
mendapatkan fasilitas yang saya

90
butuhkan selama rehabilitasi (latihan
fisik/gerak)
20. Keluarga menyediakan waktu khusus
untuk saya ketika menjalani
rehabilitasi (latihan fisik/gerak)

91
LEMBAR KUESIONER KEMANDIRIAN PENDERITA POST-STROKE DALAM
ACTIVITY DAILY LIVING (ADL)

Berilah tanda check list (√) pada salah satu kolom jawaban yang sesuai dengan kondisi
anda!

No. Aktivitas Kemampuan Checklist (√)


1. Bagaimana kemampuan transfer Mandiri
(perpindahan posisi) Bapak/Ibu Dibantu satu orang
dari posisi tidur ke posisi Dibantu dua orang
duduk? Tidak mampu

2. Bagaimana kemampuan Mandiri


berjalan (mobilisasi) Dibantu satu orang
Bapak/Ibu? Dibantu dua orang
Tidak mampu

3. Bagaimana penggunaan toilet Mandiri


(pergi ke/dari WC, Dibantu satu orang
melepas/mengenakan celana, Dibantu dua orang
menyiram) Bapak/Ibu? Tidak mampu

4. Bagaimana kemampuan Mandiri


Bapak/Ibu dalam Dibantu satu orang
membersihkan diri (lap muka, Dibantu dua orang
sisir rambut, sikat gigi)? Tidak mampu

5. Bagaimana kemampuan Mandiri


Bapak/Ibu dalam buang air Dibantu satu orang
besar? Dibantu dua orang
Tidak mampu

6. Bagaimana kemampuan Mandiri


Bapak/Ibu dalam buang air Dibantu satu orang
kecil? Dibantu dua orang
Tidak mampu

7. Bagaimana kemampuan Mandiri


Bapak/Ibu dalam Dibantu satu orang
membersihkan diri (mandi)? Dibantu dua orang

92
Tidak mampu

8.. Bagaimana kemampuan Mandiri


Bapak/Ibu dalam berpakaian Dibantu satu orang
(mengenakan baju)? Dibantu dua orang
Tidak mampu

9. Bagaimana kemampuan makan Mandiri


Bapak/Ibu? Dibantu satu orang
Dibantu dua orang
Tidak mampu

10. Bagaimana kemampuan Mandiri


Bapak/Ibu untuk naik turun Dibantu satu orang
tangga? Dibantu dua orang
Tidak mampu

Keterangan:

4 = Mandiri

3 = Dibantu satu orang

2 = Dibantu dua orang

1 = Tidak mampu

93
Lampiran 4. Lembar Screening

LEMBAR SCREENING

Petunjuk

Berikan tanda √ pada kolom Ya atau Tidak.

Kriteria Inklusi: Ya Tidak

1. Penderita post-stroke yang tinggal bersama keluarga


2. Penderita post-stroke bersedia menjadi responden
3. Penderita post-stroke minimum 6 bulan.

Kriteria Eksklusi Ya Tidak

1. Tidak dapat berkomunikasi.

94
Lampiran 5. Permohonan Izin Data Demografi

95
Lampiran 6. Permohonan Izin Melaksanakan Pengumpulan Data

96
Lampiran 7. Surat Izin Melakukan Penelitian

97
Lampiran 8. Surat Pernyataan Layak Etik Penelitian Kesehatan

98
Lampiran 9. Pemberitahuan Selesai Penelitian

99
Lampiran 10. Lembar Persetujuan Proposal dan Skripsi

100
101
Lampiran 11. Lembar Pemasukan Revisi Proposal dan Skripsi

102
103
Lampiran 12. Ethical Clearance

LAMPIRAN INFORMASI PELAKSANAAN PENELITIAN


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO

Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kemandirian Penderita Post-Stroke


Dalam Pemenuhan Activity Daily Living (ADL) Di Instalasi Rawat Jalan Cardio
Vascular Brain Center (CVBC) RSUP. PROF. Dr. R. D. Kandou Manado

TIM PENELITI
Peneliti Utama : Tiffani Putri Paath, Mahasiswa Fakultas Keperawatan, Universitas
Katolik De La Salle Manado
Asisten Peneliti 1 : Annastasia S. Lamonge, S.Kep., Ns., MAN
Asisten Peneliti 2 : Laurensi M. Sasube, M.Biotech

DESKRIPSI
Penelitian ini sedang dilaksanakan sebagai bagian dari Studi Ilmu Keperawatan yang dilakukan
oleh Tiffani Putri Paath.

Tujuan dari penelitian ini adalah (untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan
tingkat kemandirian pada penderita post-stroke dalam pemenuhan activity daily living
(ADL) di Instalasi Rawat Jalan Cardio Vascular Brain Center (CVBC) RSUP. Prof. Dr.
R. D. Kandou Manado)

KETERLIBATAN
Partisipasi Anda dalam penelitian ini sepenuhnya bersifat sukarela.Jika Anda setuju untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini, Anda dapat mengundurkan diri dari penelitian ini tanpa
komentar atau penalti. Jika Anda tertarik, informasi yang Anda berikan tidak akan dihilangkan
tetapi akan tetap dirahasiakan, tanpa nama. Keputusan Anda untuk bersedia, atau tidak bersedia,
tidak akan berdampak pada hubungan Anda saat ini dengan penyakit anda.

Penelitian ini akan melibatkan para responden yang telah memenuhi kriteri inklusi dan kriteria
eksklusi. Data penelitian ini akan didapatkan melalui keterlibatan Anda dalam pengisian
kuesioner secara terpimpin secara mendalam dengan peneliti. Jenis-jenis pertanyaan yang akan
ditanyakan berkaitan dengan dukungan keluarga yang anda terima dalam pemenuhan aktivitas
sehari-hari.

KEUNTUNGAN YANG DIHARAPKAN


Mungkin penelitian ini tidak menguntungkan Anda secara langsung.Namun, diharapkan bahwa
hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi peneliti, serta keluarga mengenai
pemenuhan aktivitas sehari-hari yang dipengaruhi oleh dukungan dari keluarga terhadap
penderita post-stroke.

RISIKO
Diperkirakan bahwa selama proses pengisian kuesioner, Anda mungkin merasa bingung dengan
pernyataan yang ada di dalam kuesioner.

104
PRIVASI DAN KERAHASIAAN
Semua jawaban Anda dalam kuesioner akan dirahasiakan yang hanya menjadi bagian peneliti dan
anda saja yang tau mengenai isi dari kuesioner ini. Nama dari anda akan dipakai dengan inisial
dari peneliti untuk lebih menjaga kerahasiaan responden.
Hasil jawaban dari kuesioner tidak akan digunakan untuk tujuan apapun selain untuk proyek
penelitian ini, dan hanya dapat diakses oleh peneliti utama. Hasil jawaban kuesioner akan segera
dihilangkan pada akhir penelitian setelah tahap pengumpulan data ke komputer selesai.

Setiap data yang dikumpulkan dari penelitian ini akan disimpan dengan aman sesuai dengan
kebijakan data penelitian Universitas Katolik De La Salle Manado dan data penelitian dapat
digunakan dalam studi perbandingan di masa mendatang.

PERSETUJUAN UNTUK BERPARTISIPASI


Kami meminta Anda agar menandatangani formulir persetujuan (terlampir) untuk
menginformasikan bahwa Andasetuju berpartisipasi dalam penelitian ini.

PERTANYAAN/INFORMASI LEBIH LANJUT TENTANG PENELITIAN


Jika ada pertanyaan atau memerlukan informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi salah satu
anggota tim peneliti di bawah ini:
Tiffani Putri Paath +62 823 4420 9798 tiffanipaath@yahoo.com
Annastasia S. Lamonge, S.Kep., Ns., MAN +62 812 4415 407 alamonge@unikadelasalle.ac.id
Laurensi M. Sasube, M.Biotech +62 812 4303 943 msasube@unikadelasalle.ac.id
Fakultas Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado

PERHATIAN/PENGADUAN MENGENAI PELAKSANAAN PENELITIAN


UDLS berkomitmen dalam integritas dan kode etik dari proyek-proyek penelitian.Namun, jika
Anda memiliki kekhawatiran atau keluhan tentang etika proyek penelitian ini, Anda dapat
menghubungi Unit Etik Penelitian UDLS. Unit Etik Penelitian UDLS tidak ada hubungannya
dengan proyek penelitian ini dan dapat memfasilitasi penyelesaian masalah Anda secara tidak
memihak
Terima kasih telah membantu dalam penelitian ini.Harap simpan lembaran ini sebagai informasi
Anda.

105
Lampiran 13. Hasil Analisis Statistik

Tabel Distribusi Frekuensi Data Demografi

Statistics
Jenis Usia Pendidikan Status Lama
Kelamin Terakhir Perkawinan Menderita
Stroke
N Valid 88 88 88 88 88
Missi 0 0 0 0 0
ng
Mean 1.38 2.27 3.31 2.08 1.73
Median 1.00 2.00 3.00 2.00 2.00

Statistics
Penyakit Jenis Serangan Tinggal Yang Tinggal
Penyerta Hemiparesis Stroke Ke Bersama Bersama
Keluarga Keluarga
N Valid 88 88 88 88 88
Missi 0 0 0 0 0
ng
Mean 1.38 2.33 1.69 2.00 2.22
Median 1.00 2.00 1.00 2.00 2.00

Jenis_Kelamin
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Laki-Laki 55 62.5 62.5 62.5
Perempuan 33 37.5 37.5 100.0
Total 88 100.0 100.0

106
Usia
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid 40 sampai 15 17.0 17.0 17.0
50
51 sampai 43 48.9 48.9 65.9
60
61 sampai 21 23.9 23.9 89.8
70
71 sampai 9 10.2 10.2 100.0
80
Total 88 100.0 100.0
Pendidikan_Terakhir
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid SD 2 2.3 2.3 2.3
SMP 9 10.2 10.2 12.5
SMA/SMK 38 43.2 43.2 55.7
Perguruan 38 43.2 43.2 98.9
Tinggi
Lain-Lain 1 1.1 1.1 100.0
Total 88 100.0 100.0

Status_Perkawinan
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Belum 2 2.3 2.3 2.3
Menikah
Menikah 77 87.5 87.5 89.8
Janda/Duda 9 10.2 10.2 100.0
Total 88 100.0 100.0

107
Lama_Menderita_Stroke
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid 6 36 40.9 40.9 40.9
Bulan
1-2 41 46.6 46.6 87.5
Tahun
3-4 10 11.4 11.4 98.9
Tahun
5-6 1 1.1 1.1 100.0
Tahun
Total 88 100.0 100.0

Penyakit_Penyerta
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Hipertensi 61 69.3 69.3 69.3
Diabetes 23 26.1 26.1 95.5
Mellitus
Kolesterol 2 2.3 2.3 97.7
Asam Urat 2 2.3 2.3 100.0
Total 88 100.0 100.0

Jenis_Hemiparesis
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Hemiparesis 59 67.0 67.0 67.0
Kiri
Ataxia 29 33.0 33.0 100.0
Total 88 100.0 100.0

108
Serangan_Stroke_Ke
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid I 49 55.7 55.7 55.7
II 28 31.8 31.8 87.5
III 5 5.7 5.7 93.2
IV 3 3.4 3.4 96.6
V 1 1.1 1.1 97.7
VI 2 2.3 2.3 100.0
Total 88 100.0 100.0

Yang_Tinggal_Bersama_Keluarga
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Anak 9 10.2 10.2 10.2
Pasangan 77 87.5 87.5 97.7
Lain-Lain 2 2.3 2.3 100.0
Total 88 100.0 100.0

Tabel Frekuensi Dukungan Keluarga

Statistics
Dukungan_Keluarga Tingkat_Kemandirian
N Valid 88 88
Missing 0 0

Dukungan_Keluarga
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Dukungan Keluarga Cukup 14 15.9 15.9 15.9
Dukungan Keluarga Baik 74 84.1 84.1 100.0
Total 88 100.0 100.0

109
Tabel Frekuensi Tingkat Kemandirian

Statistics
Dukungan Keluarga Tingkat Kemandirian
N Valid 88 88
Missing 0 0

Tingkat_Kemandirian
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Mampu 2 2.3 2.3 2.3
Dibantu Sebagian 14 15.9 15.9 18.2
Mandiri 72 81.8 81.8 100.0
Total 88 100.0 100.0

Tabel Hasil Uji Korelasi

Correlations
Tingkat_Kemand
Dukungan_Keluarga irian
Spearman's rho Dukungan Keluarga Correlation
1.000 .924**
Coefficient
Sig. (2-
. .000
tailed)
N 88 88
Tingkat Kemandirian Correlation
.924** 1.000
Coefficient
Sig. (2-
.000 .
tailed)
N 88 88
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

110
Hasil Uji Validitas Kuesioner Baku Dukungan Keluarga

DK1 Pearson Correlation .733*


Sig.(2-tailed) .010
N 11
DK2 Pearson Correlation .770**
Sig.(2-tailed) .006
N 11
DK3 Pearson Correlation .820**
Sig.(2-tailed) .002
N 11
DK4 Pearson Correlation .823**
Sig.(2-tailed) .002
N 11
DK5 Pearson Correlation .964**
Sig.(2-tailed) .000
N 11
DK6 Pearson Correlation .787**
Sig.(2-tailed) .004
N 11
DK7 Pearson Correlation .730*
Sig.(2-tailed) .011
N 11
DK8 Pearson Correlation .699*
Sig.(2-tailed) .017
N 11
DK9 Pearson Correlation .875**
Sig.(2-tailed) .000
N 11
DK10 Pearson Correlation .701*
Sig.(2-tailed) .016
N 11
Total Pearson Correlation 1
N 11

Correlation significant at the 0.05 level (2-tailed).


Correlation significant at the 0.01 level

111
Correlations

DK11 Pearson Correlation .835**


Sig.(2-tailed) .001
N 11
DK12 Pearson Correlation .900**
Sig.(2-tailed) .000
N 11
DK13 Pearson Correlation .809**
Sig.(2-tailed) .003
N 11
DK14 Pearson Correlation .717*
Sig.(2-tailed) .013
N 11
DK15 Pearson Correlation .717*
Sig.(2-tailed) .013
N 11
DK16 Pearson Correlation .718*
Sig.(2-tailed) .013
N 11
DK17 Pearson Correlation .786**
Sig.(2-tailed) .004
N 11
DK18 Pearson Correlation .749**
Sig.(2-tailed) .008
N 11
DK19 Pearson Correlation .700*
Sig.(2-tailed) .016
N 11
DK20 Pearson Correlation .841**
Sig.(2-tailed) .001
N 11
Total Pearson Correlation 1
N 11

Correlation significant at the 0.01 level


Correlation significant at the 0.05 level (2-tailed)

112
Reliabilitas Kuesioner Baku Dukungan Keluarga

N %
Cases Valid 11 100.0
Excludeda 0 .0
Total 11 100.0

Reliability statistics

Cronbach's
Alpha NofItems

.963 20

Item Total-Statistics

Scale Mean if Scale Corrected Cronbach's


Item Deleted Variance if Item-Total Alpha ifItem
Item Deleted Correlation Deleted

DK1 59.36 149.455 .699 .961


DK2 59.00 153.600 .749 .961
DK3 59.09 150.891 .801 .960
DK4 59.09 146.091 .797 .960
DK5 59.09 148.291 .960 .959
DK6 59.18 152.764 .768 .961
DK7 58.82 152.964 .704 .961
DK8 59.09 147.491 .654 .963
DK9 59.09 149.891 .862 .960
DK10 58.82 149.364 .661 .962
DK11 59.18 146.764 .812 .960
DK12 59.27 146.618 .887 .959
DK13 59.27 146.418 .782 .960
DK14 58.91 151.291 .685 .962
DK15 58.73 155.818 .696 .962
DK16 59.00 148.000 .678 .962
DK17 58.91 149.891 .761 .961
DK18 59.36 142.655 .701 .963
DK19 59.09 150.891 .665 .962
DK20 59.09 147.891 .820 .960

113
Reliabilitas Kuesioner Baku Tingkat Kemandirian

N %

Cases Valid 20 100,0

Excludeda 0 .0

Total
20 100.0

Cronbach's Alpha N ofItems

.969 10

Mean Std. Deviation N

P1 2,85 ,366 20
P2 2,65 ,489 20
P3 1,85 ,366 20
P4 1,85 ,366 20
P5 1,85 ,366 20
P6 1,85 ,366 20
P7 1,85 ,366 20
1,75
P8 ,639 20
1,80
P9 ,523 20
1,55
P10 ,605 20

114
Item Total-Statistics

Scale Mean if Scale Corrected Item- Cronbach's


Item Variance if Total Alpha if
Deleted Item Correlation Item
Deleted Deleted
P1 15,00 13,579 ,975 ,963
P2 15,20 13,958 ,587 ,976
P3 16,00 13,579 ,975 ,963
P4 17,00 13,579 ,975 ,963
P5 16,00 13,579 ,975 ,963
P6 16,00 13,579 ,975 ,963
P7 17,00 13,579 ,975 ,963
P8 16,10 11,779 ,948 ,964
P9 16,05 12,576 ,942 ,962
P10 16,30 13,063 ,667 ,976

115
Lampiran 14. Lembar Konsultasi

116
117
118
119
120
121

Anda mungkin juga menyukai