Anda di halaman 1dari 57

PENERAPAN PIJAT ENDORPHIN TERHADAP PENURUNAN NYERI

PUNGGUNG PADA IBU TRIMESTER III


DI RSUD Dr. SOEWONDO KENDAL

Continuity Of Care

Disusun untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar bidan


Oleh:

Helga Cetta Maritza


NPM.7513744001

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS WIRARAJA MADURA
2020

1
HALAMAN PERSETUJUAN

Continuity Of Care dengan Judul

PENERAPAN PIJAT ENDORPHIN TERHADAP PENURUNAN NYERI


PUNGGUNG PADA IBU TRIMESTER III
DI RSUD Dr. SOEWONDO KENDAL

Oleh

Helga Cetta Maritza


NPM.7513744001

Telah dilakukan pembimbingan dan dinyatakan layak untuk mengikuti ujian


Sumenenp, 20 Maret 2020

Menyetujui

Pembimbing

Ida Ariyanti, SSiT, M. Kes


NIDN. 19710411

Mengetahui
Ketua Program Studi

Ahmaniyah, S.ST.,M.Tr.Keb
NIDN.0726058501

2
HALAMAN PENGESAHAN
Continuity Of Care dengan Judul
PENERAPAN PIJAT ENDORPHIN TERHADAP PENURUNAN NYERI
PUNGGUNG PADA IBU TRIMESTER III
DI RSUD Dr. SOEWONDO KENDAL

Oleh

Helga Cetta Maritza


NPM.7513744001

Telah diujikan pada tanggal 24 Maret 2020 oleh tim penguji program studi profesi bidan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Wiraraja Madura.

Sumenep, 24 Maret 2020

Mengetahui

Ketua penguji Penguji Anggota

Ida Ariyanti, SSiT, M. Kes Arisda, S.ST.,M. Tr.Keb


NIDN. 19710411 NIDN. 19710415

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Ketua Program Studi

Dr.Eko Mulyodi.,S.Kep.,Ns.,M.Kep Ahmaniyah, S.ST.,M.Tr.Keb


NIDN.0718017901
NIDN.0726058501

3
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T, karena hanya dengan rahmat
serta izin-Nya penulis dapat menyelesaikan Continuity Of Care yang dalam penulisan dan
penyusunan tugas ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan semua pihak, untuk itu pada
kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Eko Mulyadi, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Wiraraja Madura.
2. Ibu Ahmaniyah, S.ST.,M.Tr.Keb, selaku Kaprodi Program Profesi bidan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Wiraraja Madura.
3. Ibu Ida Ariyanti, SSiT, M. Kes, selaku pembimbing dan penguji Program Profesi
bidan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Wiraraja Madura.
4. Ibu Arisda Candra, S.ST.,M.Tr.Keb, selaku penguji program Profesi bidan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Wiraraja Madura.
5. Semua pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan selama penyusunan tugas
ini.
Kami menyadari bahwa Continuity Of Care ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna
bagi kami dan segala pihak.
WassalamualaikumWr.Wb.

Sumenep, 30 Maret 2020

Penulis

4
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL…………………………………………….
LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………
KATA PENGANTAR……………………………………………
DAFTAR ISI………………………………………………………
DAFATR TABEL………………………………………………..
DAFTAR GAMBAR…………………………………………..
BAB I. PENDAHULIUAN…………………………………………..
A. LATAR BELAKANG…………………………………………..
B. RUMUSAN MASALAH…………………………………………..
C. TUJUAN…………………………………………..
D. RUANG LINGKUP……………………………………………..
E. MANFAAT…………………………………………………..
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………..
A. TEORI KEHAMILAN…………………………………………..
B. EVIDANCE BASED…………………………………………..
BAB III. TINJAUAN KASUS…………………………………………..
BAB IV. PEMBAHASAN…………………………………………..
BAB V. PENUTUP…………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………..

5
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1
Tabel 2.2

6
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1
Gambar 2.2

7
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Asuhan Kebidanan berdasarkan pada kenyataan bahwa kehamilan
adalah peristiwa kehidupan yang normal. Model asuhan kebidanan holistic
pada kehamilan termasuk memantau keadaan fisik, psikologis, spiritual
dan kesejahteraan sosial ibu/keluarga melalui siklus reproduksi,
memberikan pendidikan dan penyuluhan antenatal care (asuhan sebelum
melahirkan) pada ibu secara individu, mendampingi secara terus-menerus
selama persalinan, dukungan lanjutan selama masa nifas, mengurangi
tindakan-tindakan yang bersifat teknologi dan identifikasi serta merujuk
ibu yang membutuhkan penanganan spesialis obstetric atau yang lain.
Model asuhan ini ialah berorientasi pada wanita dan disinilah letak
tanggung jawabnya.
Asuhan antenatal (Antenatal Care) meliputi pengawasan terhadap
kehamilan untuk mendapatkan informasi mengenai kesehatan umum ibu,
menegakan secara dini penyakit yang menyertai kehamilan, menegakkan
secara dini komplikasi kehamilan dan menetapkan resiko kehamilan
(resiko tinggi, resiko meragukan, atau resiko rendah). Asuhan antenatal
juga untuk menyiapkan persalinan menuju kelahiran bayi yang baik (well
born baby) dan kesehatan ibu yang baik (well health mother)
mempersiapkan pemeliharaan bayi dan laktasi, memfasilitasi pulihnya
kesehatan ibu yang optimal pada saat akhir kala nifas.
Dalam praktek kedua istilah well born body dan well health mother
dipakai tanpa beda, dalam arti lebih luas pengawasan antenatal berarti
mempersiapkan pasangan baru meningkat menjadi orang tua yang efektif,
meningkatkan pengertian bahwa keluarga adalah bagian dari masyarakat,
mencari faktor sosial budaya yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang
dan kesehatan umum ibu hamil, dan meningkatkan pengertian tentang
merencanakan keluarga dan keluarga berencana, untuk meningkatkan
kesejahteraan umum keluarga. Selain makna tersebut pengawasan

8
antenatal menanamkan hubungan seksual yang sehat untuk meningkatkan
keharmonisan keluarga dan menghindari penyakit inflamasi panggul dan
infertilitas.
Kehamilan adalah suatu proses fisiologis. Untuk itu perlu
dilakukan suatu pemeriksaan untuk mengetahui tanda dan gejala
kehamilan. Kehamilan dikatakan fisiologis apabila selama kehamilan tidak
menyebabkan terjadinya kematian maupun kesakitan pada ibu dan janin
yang dikandungnya. Perkembangan dunia internasional sangat ditujukan
dalam pembangunan kesehatan untuk meningkatkan kualitas SDM serta
angka kesakitan dan angka kematian pada wanita hamil dan bersalin harus
dimulai sejak dini.
Oleh karena itu kehamilan yang sehat sangat mempengaruhi
potensi dari penerus keturunan dikemudian hari. Sebagai tenaga kesehatan
khususnya bidan harapan kita untuk dapat melakukan perhatian tentang
pendidikan kesehatan terhadap klien yang merupakan indikator yang dapat
digunakan untuk menilai pencapaian hasil. Pelayanan/Asuhan Antenatal
merupakan cara penting untuk memonitor serta mendeteksi dini adanya
kelainan dalam kehamilan agar nantinya dapat dicegah dan dapat
menurunkan angka kematian ibu dan bayi. (Sarwono Prawirohardjo).
Wanita selama kehamilannya memerlukan waktu untuk
beradaptasi dengan berbagai perubahan yang terjadi dalam dirinya.
Perubahan-perubahan yang terjadi selama kehamilan umumnya
menimbulkan ketidak nyamanan dan kekhawatiran bagi sebagian besar
ibu hamil. Persentase ketidaknyamanan pada trimester I pada kehamilan
2-8 minggu terjadi pada 50-75% ibu hamil dikarenakan mual dan muntah
sehingga sering terjadi syok, dan pada trimester II 50% ibu hamil
mengalami telapak tangan merah, pada trimester III 60% terjadi
ketidaknyamanan karena sesak nafas. (Maryanah, 2006). Beberapa
ketidaknyamanan trimester III pada Ibu hamil diantaranya sering
buang air kecil 50%, keputihan 15 %, konstipasi 40%, perut kembung
30%, bengkak pada kaki 20%, kram pada kaki 20%, sakit kepala

9
20%, striae gravidarum 50%, hemoroid 60%, sesak nafas 60% dan
sakit punggung 70% (Astuti, 2009).
Nyeri punggung merupakan nyeri yang terjadi pada area
lumbosakral. Nyeri punggung biasanya akan meningkat intensitasnya
seiring dengan pertambahan usia kehamilan karena nyeri ini merupakan
akibat pergeseran pusat gravitasi dan perubahan postur tubuhnya (Varney,
2008). Perubahan ini disebabkan oleh berat uterus yang membesar,
membungkuk yang berlebihan, berjalan tanpa istirahat, dan angkat beban.
Gejala nyeri punggung ini juga disebabkan oleh hormon estrogen dan
progesteron yang mengendurkan sendi, ikatan tulang dan otot dipinggul
(Tiran, 2008). Selain zat yang mampu merangsang kepekaan nyeri, tubuh
juga memiliki zat yang mampu menghambat (inhibitor) nyeri yaitu
endorfin dan enkefalin yang mampu meredakan nyeri (Brunner & Suddart,
2004). Penanganan nyeri punggung dalam kehamilan merupakan hal yang harus
diperhatikan oleh pemberi asuhan.
Bidan sebagai tenaga kesehatan dalam memberikan asuhan
kebidanan harus melihat kebutuhan pasien secara keseluruhan (holistik)
berdasarkan aspek body (tubuh), mind (pikiran), dan spirit (semangat,
spiritual). Dan dari hasil penelitian dengan memberikan sentuhan dapat
memberikan integrasi sensori yang mempengaruhi sistem saraf otonom,
merangsang tubuh untuk melepaskan senyawa Endorphin yang merupakan
pereda rasa sakit dan dapat menciptakan perasaan nyaman (Kuswandi,
2011). Dari uraian diatas maka pijat endhorpin perlu diterapkan pada
NY.K dengan keluhan nyeri punggung.
1.2 RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimanakah konsep dasar kehamilan ?
b. Bagaimanakah penerapan asuhan kebidanan pada kehamilan dengan
pendekatan evidence based?
c. Bagaimanakah contoh kasus dalam penerapan penerapan asuhan
kebidanan pada kehamilan dengan pendekatan evidence based?

10
1.3 TUJUAN
a. Tujuan Umum
a. Mahasiswa mampu menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap
dalam memberikan asuhan kebidanan kepada ibu hamil dengan
pendekatan evidence based
. b. Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan pengkajian kepada ibu hamil
2. Mampu melakukan interpretasi data
3. Mampu merumuskan diagnosa kebidanan sesuai hasil pengkajian
4. Mampu mengidentifikasi dan antisipasi diagnosa potensial
5. Mampu mengidentifikasi tindakan segera
6. Mampu menyusun perencanaan sesuai diagnosa yang dirumuskan
7. Mampu melaksanakan tindakan sesuai rencana yang sudah disusun
8. Mampu melakukan evaluasi tindakan
1.4. Ruang Lingkup
1. Ruang lingkup penerapan asuhan kebidanan berdasarkan evidence based adalah
di RSUD Dr.H.Soewondo Kendal
2. Menggunakan pendekatan berdasarkan evidence based dalam pengelolaan
masalah sesuai keahliannya.
3. Mengintegrasikan ilmu pengetahuan kesehatan yang relevan sebagai sumber
keilmuan untuk peningkatan keahlian.
1.5. Manfaat
1. Bagi lahan Praktik
Sebagai bahan informasi perkembangan keilmuan dalam konteks asuhan
kebidanan berdasarkan berdasarkan evidence based serta diharapkan dapat
menjadi masukan bagi bidan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada
pasien secara profesional.
2. Bagi Penulis
Untuk menambah pengetahuan, memperdalam kemampuan dalam
mengidentifikasi dan menganalisis suatu kasus dalam mencari solusi pemecahan
masalah dengan konsep non farmakologi dalam menerapkan asuhan kebidanan
berdasarkan berdasarkan evidence based.

11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kehamilan


Kehamilan merupakan suatu perubahan dalam rangka melanjutkan
keturunan yang terjadi secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh di
dalam rahim ibu selanjutnya dapat dijelaskan tingkat pertumbuhan dan
besarnya janin sesuai usia kehamilan, pada setiap dilakukan pemeriksaan
kehamilan. Kehamilan dibagi menjadi tiga trimester yaitu trimester pertama
minggu pertama hingga ke-12, trimester kedua pada minggu ke-13 hingga ke-
27 dan trimester ketiga pada minggu ke-28 hingga ke-40 (Varney, Kriebs,
Gegor, 2007; h. 492).
2.2 Perubahan Fisik dan Psikologis Ibu Pada Kehamilan Trimester III
1) Perubahan Fisik Trimester III
Pada kehamilan trimester III, ibu dapat merasakan perubahan-
perubahan pada tubuhnya. Perubahan tersebut misalnya payudara yang
bertambah besar dan mulai keluar cairan kental kekuningan (kolostrum).
Areola mamae menjadi lebih lebar dan berpigmen lebih gelap. Terlihat
benjolan-benjolan kecil tersebar di seluruh areola yang disebut kelenjar
montgomery.
Pada akhir bulan kesembilan atau minggu ke-36, rahim ibu mulai
mencapai daerah tulang rusuk dan ibu mungkin merasa tidak nyaman,
khususnya jika ia makan dalam jumlah banyak di malam hari. Ibu
mungkin sering terbangun dimalam hari karena mengeluh dada terasa
sesak dan panas.
Karena beban ditubuh semakin berat, tulang belakang semakin ke arah
depan sehingga ibu mengalami kesulitan ketika memiringkan tubuhnya
saat berbaring dan mudah lelah saat duduk lama. Keluhan lainnya adalah
cepat lelah, kaki kram, timbul gatal-gatal pada daerah perutdan suhu
meningkat karena perubahan metabolisme tubuh (Astuti, 2010; h.34).

12
2) Perubahan Psikologis Trimester III
a) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh dan
tidak menarik
b) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu
c) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat
melahirkan serta khawatir akan keselamatannya
d) Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak nomal, bermimpi
yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya
e) Merasa sedih karena akan terpisah dengan bayinya
f) Merasa kehilangan perhatian
g) Perasaan lebih sensitif
h) Libido menurun(Astuti, 2010; h.36).
3) Perkembangan janin Trimester III

Gambar 2.1 Perkembangan janin


Menurut Varney, Kriebs, Gegor (2007; h.511-512) perkembangan
janin selama trimester III meliputi :
a) Minggu ke-29 hingga ke-32 (Bulan kedelapan)
Simpanan lemak subkutan mulai memperhalus kerutan, tetapi
kerutan janin masih belum hilang sepenuhnya. Tubuh janin juga sudah
terisi lemak dan tidak tampak kurus. Verniks kaseosa yang tebal
menutupi seluruh tubuh janin. Rambut kepala terus bertumbuh dan
lanugo banyak sekali, kecuali pada area wajah. Kuku jari sudah
tumbuh tetapi belum mencapai ujungnya.

13
Janin telah memiliki kendali terhadap gerak pernafasan yang
berirama dan temperatur tubuh. Mata telah terbuka dan refleks cahaya
terhadap pupil muncul pada akhir bulan. Ukuran panjang rata-rata
kepala – bokong adalah 28 cm dan berat badan kurang lebih 3,75 pon.
b) Minggu ke-33 hingga minggu ke-36 (Bulan kesembilan)
Pada akhir bulan ini, kulit menjadi lebih halus tanpa kerutan
karena lemak subkutan menebal dari cadangan tambahan. Tubuh
menjadi lebih bulat sementara lengan dan tungkai menjadi lebih
montok. Rambut memanjang, kuku pada jari kaki telah mencapai
ujungnya, dan testis sebelah kiri biasanya sudah turun ke skrotum.
Ukuran panjang rata – rata kepala – bokong adalah 31,7 cm dan berat
badan kurang lebih 5,5 pon (2500gr) selama minggu ke- 36.
c) Minggu ke – 37 hingga minggu ke – 40 (Bulan kesepuluh)
Bulan ke – 10 merupakan waktu untuk sentuhan akhir yang
penting. Pertumbuhan dan perkembangan utuh telah dicapai. Janin kini
bulat sempurna dengan dada dan kelenjar payudara menonjol pada
kedua jenis kelamin. Kedua testis telah masuk ke dalam skrotum pada
akhir bulan ini.
Lanugo sudah menghilang pada hampir seluruh anggota tubuh.
Kuku – kuku mulai mengeras melebihi kedua ujung jari tangan dan jari
kaki.Warna kulit bervariasi mulai dari putih hingga merah muda
hingga merah muda kebiruan tanpa menghiraukan ras karena melanin
yang bertanggung jawab memberi warna pada kulit hanya dihasilkan
setelah terpajan cahaya.Panjang rata – rata kepala – bokong kini adalah
36 cm. Berat badan tergantung pada sejumlah variabel, tetapi rata –
rata 2,7 pon.

2.3 Ketidaknyamanan Ibu Hamil Trimester III


Menurut Varney, Kriebs, Gegor (2007; h. 499) ketidaknyamanan yang
biasanya muncul pada kehamilan Trimester III dan cara mengatasinya antara
lain:

14
1) Keputihan
Dasar anatomis dan fisiologisnya adalah adanya hiperplasia
mukosa vagina serta peningkatan produksi lendir dan kelenjar
endocervikal sebagai akibat dari peningkatan kadar estrogen. Ibu hamil
harus waspada jika sangat banyak dan baunya menyengat atau berwarna
kuning atau abu-abu waspada adanya penyakit kelamin seperti servicitis
dan vaginitis serta pengeluaran cairan juga dapat mengindikasikan
pecahnya selaput ketuban.
Cara meringankan atau mencegahnya dengan meningkatkan
kebersihan dengan mandi setiap hari dan memperhatikan kebersihan pada
daerah vagina, memakai pakaian dalam yang terbuat dari katun bukan
nilon, menghindari pencucian vagina tetapi jika terpaksa harus mencuci
vagina, maka mencuci vagina dilakukan dengan sabun dari arah depan ke
belakang.
2) Sering Buang Air Kecil
Ketidaknyamanan initerjadikarena pembesaran uterus dan
penekanan dari bagian terbawah janin terhadap kandung kemih. Sering
buang air kecil akibat eksresi sodium yang meningkat bersamaan dengan
terjadinya pengeluaran air.
Air dan sodium tertahan di bawah tungkai bawah selama siang hari
karena statis vena, pada malam hari terdapat aliran balik vena yang
meningkat sehingga jumlah pengeluaran air seni pun meningkat.
Ketidaknyamanan ini tidak memerlukan pengobatan secara farmakologis.
Cara meringankan atau mencegahnyadengan perbanyak minum
pada siang hari, jangan mengurangi minum pada malam hari untuk
mengurangi sering kencing, kecuali jika ketidaknyamanan tersebut
mengganggu tidur dan menyebabkan keletihan serta membatasi minum
bahan diuretika alamiah, seperti kopi, teh, dan cola dengan kafein. Bidan
harus menjelaskan tentang tanda-tanda infeksi saluran kemih dan
menganjurkan ibu untuk mengambil posisi miring kekiri.

15
3) Hemoroid
Hemoroid atau yang lebih kita kenal sebagai wasir adalah keadaan
membengkak dan meradangnya pembuluh darah balik (vena) di sekeliling
anus. Hal ini disebabkan oleh konstipasi, tekanan yang meningkat dari
uterus gravid terhadap vena hemoroida, kurangnya klep dalam pembuluh-
pembuluh ini berakibat pada perubahan secara langsung pada aliran darah.
Cara meringankan atau mencegahnya menghindari konstipasi,
menganjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan yang berserat,
menggunakan kompres hangat.
4) Konstipasi
Hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan kadar progesteron
yang menyebabkan peristaltik usus jadi lambat, penurunan motilitas
sebagai akibat dari relaksasi otot-otot halus, penyerapan air di colon
meningkat, tekanan dari uterus yang membesar pada usus dan kurang
senam.
Cara meringankan atau mencegahnya dengan cara meningkatkan
intake cairan dan serat di dalam makanan, istirahat cukup dan
meningkatkan senam dan membiasakan buang air besar secara teratur dan
segera setelah ada dorongan
5) Sesak Nafas (Hiperventilasi)
Hal ini terjadi karena adanya peningkatan kadar progesteron yang
berpengaruh secara langsung pada pusat pernafasan untuk menurunkan
kadar CO2, meningkatkan kadar O2, meningkatkan aktivitas metabolik dan
meningkatkan kadar CO2. Uterus yang terus membesar juga berpengaruh
pada terjadinya sesak nafas karena dengan semakin membesarnya uterus
maka akan menekan diafragma sehingga mengganggu proses pernafasan.
Cara mengatasi atau mengurangi dengan motivasi ibu agar secara
sengaja mengatur laju dan dalamnya pernafasan pada kecepatan normal
ketika terjadi hiperventilasi kemudian secara periodik berdiri dan
merentangkan lengan di atas kepala serta menarik nafas panjang.
Kita juga mendorong ibu untuk melakukan postur tubuh yang baik
dalam melakukan pernafasan intercostal, latihan nafas melalui senam

16
hamil, tidur dengan bantal ditinggikan, makan tidak terlalu banyak,
hentikan merokok (untuk yang merokok) dan konsultasi dengan dokter
bila ada riwayat asma.
6) Nyeri Ligamentum Rotundum
Hal ini disebabkan karena adanya tekanan dari uterus pada
ligamentum sehingga terjadi peregangan ligamentum selama kehamilan
dan hipertropi.Cara meringankan atau mencegahnya dengan cara
menganjurkan ibu untuk menekuk lutut ke arah abdomen, mandi dengan
air hangat atau kompres dengan air hangat, topang uterus dengan bantal
dibawahnya dengan sebuah bantal diantara lutut pada waktu berbaring
miring.
7) Varices
Hal ini dikarenakan oleh faktor kongesti vena dalam, vena bagian
bawah yang meningkat sejalan dengan kehamilan karena tekanan dari
uterus yang hamil, kerapuhan jaringan elastis yang dikibatkan oleh
estrogen, kecenderungan bawaan keluarga, disebabkan faktor usiadan lama
berdiri.
Cara meringankan atau mencegahnya dengan cara berbaring
dengan posisi kaki ditinggikan kurang lebih 90 derajat beberapa kali
sehari, jaga agar kaki jangan bersilangan, hindari berdiri atau duduk terlalu
lama, istirahat dalam posisi berbaring miring ke kiri.
Bidan juga menganjurkan ibu hamil agar senam, menghindari
pakaian dan korset yang ketat sertamenjaga postur tubuh yang baik.
8) Nyeri Punggung Bawah (Nonpatologis)
a) Pengertian
LBP pada ibu hamil adalah suatu keadaan sakit berulang yang
merupakan masalah umum pada wanita hamil karena proses perubahan
fisik mekanis yang disebabkan oleh proses kehamilan. (1)
b) Penyebab
(1) Perubahan normal dari pembesaran rahim karena proses
kehamilan.

17
(2) Peningkatan berat badan (3)
(3) Pelemahan.
c) Predisposisi dan faktor risiko
(1) Riwayat nyeri punggung pada kehamilan sebelumnya.
(2) Bertambahnya umur kehamilan.
(3) Pekerjaan yang memerlukan posisi berdiri lama.
(4) Ibu pernah mengalami nyeri punggung bawah selama masa haid.
(5) Kenaikan berat badan selama kehamilan.
d) Insiden
Sebanyak 68 % dari 97 wanita hamil mengamali keadaan ini.
Keluhan tersebut terjadi karena beberapa faktor, seperti : Usia ibu
hamil dan usia kehamilan. Menurut studi hasil penelitiannya, nyeri
punggung terjadi pada ibu hamil dengan umur lebih dari 26 tahun dan
pada usia kehamilan lebih dari atau sama dengan 30 minggu
kehamilan. Keluhan ini semakin berat dirasakan mulai pada trimester
kedua (43,9%).
e) Patofisiologi
Masa yang dilalui oleh ibu untuk melalui proses kehamilan
banyak melibatkan banyak perubahan fisik. Perubahan fisik yang
terjadi pada sepanjang masa kehamilan tersebut banyak mengalami
perubahan fisiologis, yang juga berefek pada muskoloskeletal dan
perubahan sistem tubuh lainnya. Perubahan yang terjadi pada sistem
otot, berpangaruh pada timbulnya rasa sakit (pain), termasuk rasa sakit
pada punggung bawah.
Pada sebagian ibu hamil trimester III keluhan nyeri punggung
dianggap suatu keadaan normal dan biasa. Kecuali jika sudah
didahului dengan nyeri punggung sebelum kehamilan, maka selama
kehamilan keluhan ini akan semakin memperburuk nyeri punggung
belakang selama kehamilan. regangan mekanik dari pembesaran uterus
gravid dan berikutnya menyesuaikan lordosis lumbal. Apabila ibu
hamil tersebut tidak memberi perhatian penuh terhadap postur

18
tubuhnya maka ia akan berjalan dengan ayunan tubuh ke belakang
akibat peningkatan lordosis.
Nyeri punggung bawah biasanya akan meningkat intensitasnya
seiring pertambahan usia kehamilan karena nyeri ini merupakan pusat
pergeseran pusat gravitasi wanita tersebut dan postur tubuhnya.
Peningkatan berat badan dan kelemahan ligamen bersama-sama dapat
menghambat posisi anatomi netral. Akibatnya, peningkatan beban
gravitasi dan mekanik ditempatkan pada cakram lumbal mendukung,
dan meningkatkan regangan diukur pada tidur otot paraspinal. Hal ini
kemudian akan meregangkan otot punggung dan menimbulkan rasa
sakit atau nyeri.
f) Manifestasi
(1) Ibu merasakan sensasi seperti terbakar tanpa iradiasi, tertusuk
(2) Frekuensinya yang dirasakan Intermiten (96,9%)
(3) Terjadi setiap hari dan setiap saat
(4) Gejala memburuk pada malam hari (71,2 %)
(5) Ketidaknyamanan pada parasagital didaerah punggung bawah.
(6) Rata-rata pada trimester III.
g) Penatalaksanaan
Cara mengatasi nyeri tulang belakang bagian bawah (LBP) ada
beberapa macam. Berikut penatalaksanaan LBP dari berbagai sumber :
(1) Terapi fisik (1)
Terapi fisik adalah tehnik yang dipergunakan sebagai salah
satu cara mengurangi nyeri tulang belakang pada ibu hamil. Pada
kasus nyeri punggung bawah pada ibu hamil, ada beberapa cara
yang dapat dilakukan oleh ibu hamil dengan melakukan :
(a) Modifikasi postural
(b) Latihan memperkuat otot yang berulanglang
(c) Latihan peregangan
(d) Teknik self-mobilisasi.
Tujuan dari terapi ini adalah merupakan gerakan latihan ini
dilakukan dengan tujuan untuk mempertahankan fungsional ototo

19
sekitar tulang belakang/ lumbal selama kehamilan dengan berbagai
macam cises exer yang dilakukan berulang-ulang/tidak cukup
sekali, harus dilakukan berulang – ulang.
Latihan dalam terapai ini bermanfaat sesuai dengan gerakan
dalam latihannya, seperti :
(a) Gerakan Fleksi berguna untuk memperkuat otot perut dan
risiko lordosis lumbal dapat dikurangi.
(b) Gerakan Ekstensi dapat dipercaya dalam meningkatkan
kekuatan otot paraspinal.
Contoh gerakan untuk latihan ini adalah seperti :
(a) Tarik lutut
(b) Mengangkat kaki lurus
(c) Meringkuk
(d) Mengangkat kaki lurus lateral
(e) Senam kegel/latihan kegel.
(f) Gerakan pinggang
(2) Terapi Alternatif
Pengobatan non farmakologis juga dapat diberikan sebagai
alternatif pengobatan pengurangan nyeri tubel bawah ibu hamil.
Seperti :
(a) Akupunctur
Cara pengobatan ini saat ini pada umumnya telah menjadi
aman untuk ibu hamil. Cara kerja akupunctur adalah dengan
merangsang timbulnya opioid tubuh secara mekanik yang
berguna menghilangkan rasa sakit(2) dan tidak menimbulkan
efeksamping yang signifikan (3,4). Namun harus menghindari
Akupuncturpoin untuk menghindari rangsangan terhadap
gerakan otot rahim dan leher rahim agar tidak menginduksi
persalinan.(2,5)
(b) Terapi manual
Terapi ini dapat memberikan pengaruhi "gating" pada
tulang belakang secara mekanis dan memiliki sistem pencegah

20
rasa sakit (2). Bentuk terapi manual adalah dengan Osteopathic
Pengobatan manipulatif (OMT), yang dilakukan oleh dokter
osteopathic. OMT yang dilakukan selama trimester ketiga
kehamilan dapat mengurangi atau menghentikan nyeri
punggung yang berhubungan dengan berfungsinya (6)
(c) Terapi air
(d) Stimulasi saraf transkutan
(e) Ikat stabilisasi pinggang
(f) Yoga
(g) Perawatan medis komplementer
(h) Alternatif lainnya
(3) Pengobatan Medis.
Food and Drug Administration Admin- (FDA) di Amerika
Serikat pada tahun 1979 melakukan adopsi sistem pelabelan lima
kategori untuk semua obat yang disetujui disana. Namun
pemberian obat-obat analgesia tersebut bersifat tertatogenik pada
janin.
Prinsip dasar pengobatan medis pada kasus nyeri punggung
bawah adalah dengan pemberian obat dengan pertimbangkan
bahaya potensial bagi perkembangan janin selama kehamilan.
Maka sebaiknya setiap dokter melakukan the degree sebelum
memberikan pengobatan analgetik adalah karena terkait efek
teratogenik yang dimungkinkan dapat ditimbulkan karenanya,
tidak hanya sebatas sebab-akibat. (7).
Obat aman untuk ibu hamil, adalah acetaminophen
(kategori B) yang memberikan analgesia yang sama seperti obat
nonsteroidal tanpa antiprostaglandin atau platelet efek
penghambatan OAINS. Obat-obatan opioid dalam pemberiannya
meskipun dengan resep dokter namun tetap harus berhati-hati
dengan regimen obat untuk menghindari penarikan opioid pada
bayi baru lahir. Sebab penggunaan apooid menimbulkan
ketergantungan dan penyalahgunaan obat.

21
(4) Anjuran-anjuran
Bidan sebagai pendamping pibu hamil, dapat memberikan
beberapa anjuran yang dilakukan untuk menurunkan rasa sakit
punggung adalah dengan :
(a) Melakukan istirahat yang cukup
(b) Hindari posisi berdiri dalam waktu yang lama
(c) Menjelaskan kepada pasien bahwa keluhan tersebut adalah
keluhan umum yang terjadi pada ibu hamil.
h) Cara meringankan atau mencegahnya
(1) Tekuk kaki ketimbang membungkuk ketika mengangkat apa pun
sehingga kedua tungkai (paha) yang menopang berat badan dan
meregang, bukan punggung.
(2) Lebarkan kedua kaki dan tempatkan satu kaki sedikit di depan kaki
yang lain saat menekukkan kaki sehingga terdapat jarak yang
cukup saat bangkit dari posisi setengah jongkok.
9) Edema Dependen
Edema dependen pada kaki timbul akibat gangguan sirkulasi vena dan
peningkatan tekanan vena pada ekstremitas bagian bawah. Gangguan
sirkulasi ini disebabkan oleh tekanan uterus yang membesar pada vena-
vena panggul saat wanita tersebut duduk atau berdiri dan pada vena kava
inferior saat ia berada pada posisi terlentang.
Pakaian ketat yang menghambat aliran baik vena dari ekstremitas
bagian bawah juga memperburuk masalah. Edema akibat kaki yang
menggantung secara umum terlihat pada area pergelangan kaki dan kaki
dan harus dibedakan secara cermat dengan edema yang berhubungan
dengan preeklampsia/eklampsia.
Cara meringankan atau mencegahnya dengan cara menghindari
menggunakan pakaian ketat, meninggikan kaki secara teratur sepanjang
hari, miring ke kiri saat tidur, menggunakan penyokong atau korset pada
abdomen maternal yang dapat melonggarkan tekanan pada vena-vena
panggul.

22
2.4 Kebutuhan Ibu Hamil Trimester III
1) Pengetahuan tentang persiapan persalinan
Memasuki usia kehamilan Trimester III ibu membutuhkan
pengetahuan tentang persiapan persalinan. Khususnya bagi primigravida
(hamil pertama) yang belum memiliki pengalaman mengenai persalinan.
Beberapa hal yang harus dipersiapkan menjelang persalinan antara lain
sebagai berikut :
a) Biaya untuk persalinan, penentuan tempat persalinan dan siapa yang
akan dipercaya untuk menolong persalinan
b) Anggota keluarga yang akan dijadikan sebagai pengambil keputusan
apabila terjadi hal – hal yang tidak diinginkanatau bila terjadi
komplikasi yang membutuhkan rujukan
c) Baju ibu dan bayi beserta perlengkapan yang lainnya
d) Surat – surat jaminan kesehatan apabila keluarga atau ibu memiliki
asuransi kesehatan
e) Transportasi
f) Siapa yang akan menjadi pendonor darah apabila ibu mengalami
perdarahan (Sulistyawati, 2009; h. 122).
2) Pengetahuan tentang tanda – tanda persalinan
a) Rasa sakit atau mulas di perut dan menjalar hingga ke perut bagian
bawah sampai pinggang bagian belakang, yang disebut sebagai
kontraksi. Kontraksi ini terjadi secara teratur dan semakin lama
semakin sering dengan intensitas yang meningkat. Minimal 3 kali
dalam 10 menit dengan durasi 30 – 40 detik.
b) Adanya pengeluaran pervaginam berupa secret yang berwarna merah
muda disertai dengan lendir.
c) Kadang disertai dengan pengeluaran air ketuban yang keluar secara
spontan, baik pengeluaran ketuban yang banyak sekaligus atau sedikit
– sedikit dalam waktu yang lama. Ketuban yang keluar sedikit dalam
waktu yang lama disebut sebagai ketuban rembes karena selaput
ketuban yang sudah robek (Sulistyawati, 2009; h.122).

23
3) Pengetahuan Tentang Tanda Bahaya Trimester III
a) Perdarahan pervaginam
b) Gejala preeklampsi
c) Ketuban pecah dini
d) Gerakan janin berkurang(Sulistyawati, 2009; h.123)

2.5 Bentuk –Bentuk Asuhan Kebidanan Holistik


Adapun bentuk bentuk asuhan kebidanan holistic pada kehamilan terpusat
pada WOMEN CENTER CARE Terpusat pada ibu memiliki sifat holistic
(menyeluruh) dalam membahas kebutuhan dan ekspetasi, social, emosional,
fisik, psikologis, spiritual, dan kebudayaan ibu.
Bentuk-bentuk women Center Care di Indonesia merupakan progam untuk
menurunkan angka kematian ibu yang merujuk pada program sedunia yang
didukung oleh WHO yaitu :
1) Safe motherhood
Safe motherhood adalah kemampuan wanita untuk dapat hamil dan
melahirkan secara aman dan sehat. Awal dari progam safe motherhood
adalah sebuah usaha menyeluruh yang bertujuan untuk mengurangi angka
kematian dan kesakitan pada wanita dan bayi khususnya di negara
berkembang.
Progam ini dimulai tahun 1987. Indonesia termasuk Negara
berkembang dan memiliki permasalahan besar berkaitan dengan kematian
maternal. Menurut laporan WHO dan Bank Dunia pada tahun 1997, wanita
Indonesia memiliki resiko tinggi pada kematian maternal yaitu 450
kematian ibu per 100000 kelahiran hidup.
Banyak faktor yang mempengaruhi. Faktor-faktor tersebut dapat
dibagi kedalam empat jenis:
a) kondisi fisiologis wanita
b) kondisi tenaga kesehatan
c) kondisi lingkungan
d) prilaku wanita

24
2) The Mother Friendly Movement Tahun 1996 yang diterjemahkan sebagai
Gerakan Sayang Ibu (GSI)
a) Pengertian
Gerakan sayang Ibu merupakan gerakan percepatan penurunan angka
kematian ibu yang dilakukan bersama-sama oleh pemerintah dan
masyarakat dengan meningkatkan pengemeningkatkan pengetahuan
kesadaran dan kepedulian dalam upaya integral dan sinergis
b) Prinsip asuhan
(1) Intervensi minimal.
(2) Komprehensif.
(3) Sesuai kebutuhan.
(4) Sesuai standar, wewenang, otonomi, dan kompetensi provider.
(5) Dilakukan secara komplek oleh tim kerja.
(6) Asuhan sayang ibu.
(7) Filosofi bahwa proses menstruasi, persalinan, menopause adalah
normal.
(8) Memberikan informed concent.
(9) Aman, nyaman, logis dan berkualitas.
c) Pelaksanaan progam
Berupa gerakan sayang ibu yang dioperasionalkan dikecamatan dan
desa atau kelurahan. Gerakan Sayang Ibu (GSI) mempromosikan
kegiatan yang berkaitan dengan kecamatan sayang ibu dan Rumah
Sakit sayang ibu untuk mencegah 3 keterlambatan:
(1) Keterlambatan ditingkat keluarga dalam mengenali tanda bahaya
dan membuat keputusan untuk mencari pertolongan.
(2) Keterlambatan dalam mencapai fasilitas pelayanan kesehatan.
(3) Keterlambatan difasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan
pertolongan yang dibutuhkan
d) Kegiatan
Meliputi advokasi dan mobilitas sosial.

25
2.6 Penerapan Asuhan Kebidanan Holistic yang Berpusat Kepada Women
Center Care
Untuk dapat memberikan holistik Care yang baik terhadap wanita, bidan harus
menerapkan hal-hal berikut ini :
1) Lakukan Intervensi Minimal
2) Memberikan asuhan yang komprehensif
3) Memberikan asuhan yang sesuai kebutuhan
4) Melakukan segala tindakan yang Sesuai dengan standar, wewenang,
otonomi dan kompetensi
5) Memberikan Informed Content
6) Memberikan asuhan yang Aman, nyaman, logis dan berkualitas
7) Menerapkan Asuhan Sayang Ibu.

2.7 Ruang Lingkup Asuhan Kebidanan Holistik pada Kehamilan


Ruang lingkup asuhan kebidanan holistic pada kehamilan meliputi asuhan
kehamilan normal dan identifikasi kehamilan dalam rangka penapisan untuk
menjaring keadaan resiko tinggi dan mencegah adanya komplikasi kehamilan.

2.8 Prinsip-Prinsip Pokok Asuhan Kebidanan Holistic pada Kehamilan


Berikut sepuluh prinsip pokok yang wajib diketahui setiap bidan melakukan
asuhan kebidanan holistic pada kehamilan :
1) Proses kehamilan merupakan proses yang alamiah dan fisiologis.
2) Pengasuhan menggunakan cara-cara yang sederhana atau menghindari
segala bentuk intervensi yang tidak dibutuhkan.
3) Aman bagi keselamatan hidup ibu. Asuhan yang diberikan, ditunjang oleh
pengobatan berdasarkan bukti (Evidence based medicine)
4) Menjaga privasi klien.
5) Membantu klien agar merasa aman dan nyaman serta memberikan
dukungan emosional.
6) Memberikan informasi serta konseling yang cukup.
7) Klien dan keluarga berperan aktif dalam pengambilan keputusan.

26
8) Menghormati praktik adat istiadat, kebudayaan serta keyakinan atau
agama dilngkungan setempat.
9) Memelihara kesehatan fisik, psikologis, social serta spiritual klien dan
keluarga.
10) Melakukan usaha penyuluhan kesehatan dan pencegahan penyakit.

2.9 Standard Asuhan Kehamilan


Sebagai profesional bidan, dalam melaksanakan prakteknya harus
sesuai dengan standard pelayanan kebidanan yang berlaku. Standard
mencerminkan norma, pengetahuan dan tingkat kinerja yang telah disepakati
oleh profesi. Penerapan standard pelayanan akan sekaligus melindungi
masyarakat karena penilaian terhadap proses dan hasil pelayanan dapat
dilakukan atas dasar yang jelas. Kelalaian dalam praktek terjadi bila pelayanan
yang diberikan tidak memenuhi standard dan terbukti membahayakan.
Terdapat 6 standar dalam standar pelayanan antenatal seperti sebagai
berikut:
1) Standar 3: Identifikasi ibu hamil
Bidan melakukan kunjungan rumah dengan berinteraksi dengan
masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi
ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk
memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur.
2) Standar 4: Pemeriksaan dan pemantauan antenatal
Bidan memberikan sedikitnya 4 x pelayanan antenatal.Pemeriksaan
meliputi anamnesa dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk
menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus
mengenal kehamilan risti/ kelainan, khususnya anemia, kurang gizi,
hipertensi, PMS/ infeksi HIV; memberikan pelayanan imunisasi, nasehat
dan penyuluhan kesehtan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh
puskesmas.Mereka harus mencatat data yang tepat pada setiap
kunjungan.Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu mengambil
tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.

27
3) Standar 5: Palpasi Abdominal
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan
melakukan plapasi untuk memperkirakan usia kehamilan, serta bila umur
kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin dan
masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan
serta melakukan rujukan tepat waktu.
4) Standar 6: pengelolaan anemia pada kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan / atau
rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
5) Standar 7: Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada
kehamilan dan mengenali tanda tanda serta gejala preeklamsia lainnya,
seta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.
6) Standar 8: Persiapan Persalinan
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta
keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan
persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan akan
direncanakan dengan baik, disamping persiapan transportasi dan biaya
untuk merujuk, bila tiba tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan
hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk hal ini.(Standard
Pelayanan Kebidanan, IBI, 2002)
Dalam pelayanan/asuhan kehamilan standar minimal yang harus
dilaksanakan termasuk 7 T yaitu :
a) Timbang Berat Badan
Kekurangan atau kelebihan nutrisi dapat menyebabkan
kelainanyang tidak diinginkan ibu hamil tersebut. Kekurangan
makanan dapat menyebabkan anemia, abortus, partus prematurus,
inersia uteri, dan sebagainya. Sedangkan makan secara berlebihan
karena adanya salah persepsi bahwa ibu hamil makan untuk dua orang
dapat pula mengakibatkan komplikasi antara lain preeklamsi, bayi
terlalu besar, dan sebagainya.

28
Kenaikan BB wanita hamil rata-rata 6,5-16 kg (anjuran kenaikan
BB disesuaikan dengan Indeks Masa Tubuh).
Bila BB naik lebih dari semestinya anjurkan untuk mengurangi
karbohidrat, lemak, jangan dikurangi apalagi sayur mayor dan buah-
buahan. Bila BB tetap saja atau menurun, semua makanan dianjurkan
terutama mengandung protein dan besi.
b) Ukur Tekanan Darah
Tekanan darah harus diperiksa secara tepat dan benar. Banyak
factor yang mempengaruhi peningkatan tekanan darah. Posisi ibu saat
dilakukan pemeriksaan sebaiknya posisi tidur (setengah duduk/semi
fowler), jangan mengukur tekanan darah langsung saat ibu datang tapi
persilahkan ibu untuk istirahat sebentar sebelum dilakukan
pemeriksaan, karena aktivitas ibu akan menimbulkan kenaikan tekanan
darah sehingga hasilnya menjadi tidak akurat.
c) Ukur Tinggi Fundus Uteri (TFU)
TFU dapat digunakan untuk memantau pertumbuhan dan
perkembangan janin. Mengukur TFU bisa menggunakan jari pada
kehamilan <22 minggu dan menggunakan sentimeter pada kehamilan
≥ 22 minggu.
d) Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT) lengkap
Imunisasi TT yang diberikan pada ibu hamil sangat bermanfaat
untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum.
e) Pemberian Tablet Besi, minimum 90 tablet selama kehamilan
Dimulai dengan memberikan 1 tablet besi sehari sesegera mungkin
setelah rasa mual hilang. Tiap tablet besi mengandung FeSO4 320 mg
(zat besi 60mg) dan asam folat 500 mikogram. Minimal masing-
masing 90 tablet besi. Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama
the atau kopi karena akan mengganggu penyerapan.
Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung
vitamin C bersamaan dengan mengkonsumsi tablet besi karena vitamin
C dapat membantu penyerapan tablet besi sehingga tablet besi yang
dikonsumsi dapat terserap sempurna oleh tubuh.

29
f) Test terhadap Penyakit Menular Seksual
Wanita termasuk yang sedang hamil merupakan kelompok risiko
tinggi terhadap PMS. PMS dapat menimbulkan morbiditas dan
mortalitas terhadap ibu maupun janin yang dikandung. Pada asuhan
kehamilan dilakukan anamnea kehamilan risiko terhadap PMS
meliputi penapisan, konseling, dan terapi PMS.
g) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
Dalam temu wicara untuk persiapan rujukan ini melibatkan ibu, suami,
keluarga dan masyarakat.
Merencanakan persiapan rujukan meliputi :
1) Mengidentifikasi rencana atau rujukan dan bentuk transportasi
untuk mencapai tempat tersebut.
2) Membuat rencana penyediaan donor darah
3) Mengadakan rencana persiapan financial
4) Mengidentifikasi seorang pembuat.

2.10 Teori Nyeri


1. Pengertian
Menurut International Assocciation for the study of Pain nyeri
merupakan pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan
yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau
digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa. Nyeri merupakan
alasan utama individu untuk mencari bantuan keperawatan (Nanda, 2013).
Nyeri merupakan perasaan tubuh atau bagian tubuh seseorang yang
menimbulkan respon tidak menyenangkan dan nyeri dapat memberikan
suatu pengalaman rasa (Mongan, 2009). Perawat tidak dapat melihat atau
merasakan nyeri yang klien rasakan. Nyeri bersifat subjektif, setiap individu
mengalami nyeri yang berbeda dan tidak ada dua kejadian nyeri yang sama
menghasilkan respon atau perasaan yang identik pada individu. Nyeri
merupakan sumber frustasi, baik klien maupun tenaga kesehatan. Perawat
perlu mencari pendekatan yang paling efektif dalam upaya pengontrolan
nyeri (Potter & Perry, 2006).

30
2. Pengukuran Intensitas Nyeri
Penatalaksanaan nyeri memerlukan penilaian dan usaha yang cermat untuk
memahami pengalaman nyeri pasien dan mengidentifikasi kausa sehingga
kausa tersebut dapat dihilangkan, apabila mungkin. Intensitas nyeri adalah
gambaran tentang seberapa parah nyeri dirasakan oleh individu.
Pengukuran intensitas nyeri bersifat sangat subjektif dan nyeri dalam
intensitas yang sama dirasakan berbeda oleh dua orang yang berbeda.
Intensitas nyeri dapat dinilai secara sederhana dengan meminta pasien
menjelaskan nyeri dengan kata-kata mereka sendiri (misalnya tumpul,
berdenyut, terbakar). Penilaian ini dapat didekati dengan menggunakan alat
bantu yang lebih formal (Andarmoyo, 2013). yaitu dengan metode sederhana
sebagai berikut:

Keterangan:
0 = tidak nyeri
1-3 = nyeri ringan
4-6 = nyeri sedang
7-9 = nyeri berat
10 = nyeri sangat berat
2.11 Evidence based Massage Endorphin
a. Pengertian massage endorphin
Masage endorphin merupakan terapi sentuhan dan pemijatan ringan dan
dinilai cukup penting diberikan kepada ibu hamil diwaktu menjelang
hingga saatnya melahirkan. Hal ini disebabkan karena pijatan merangasng

31
tubuh untuk melepaskan senyawa endorpin yang merupakan pereda rasa
sakit dan dapat menciptakan perasaan nyaman.
Constance Palinsky mengembangkan teknik sentuhan ringan ini
selama melakukan riset tentang mengelola rasa sakit dan relaksasi.
Teknik ini bisa dipakai untuk mengurangi perasaan tidak nyaman
selama persalinan dan meningkatkan relaksasi dengan memicu
perasaan nyaman melalui permukaan kulit. Teknik sentuhan ringan
juga dapat menormalkan denyut jantung dan tekanan darah. Sentuhan
ringan mencakup pemijatan sangat ringan yang bisa membuat bulu-
bulu halus berdiri. Riset membutktikan bahwa teknik ini meningkatkan
pelepasan oksitosin (Chopra, 2006). Dan Riset membukttikan bahwa
teknik ini meningkatkan pelepasan Endorphin dan oksitosin.
Endorphin adalah hormon alami yang diproduksi tubuh manusia
sehingga endorphin adalah penghilang rasa sakit yang terbaik.
Endorphin dapat diproduksi tubuh secara alami saat tubuh melakukan
aktivitas seperti meditasi, pernapasan dalam, makan makanan pedas,
dan akupuntur (Aprillia, 2010 & 2011).
b. Cara Kerja Endorphin Massage dalam Mengurangi Nyeri
Teori sentuhan ringan adalah tentang otot polos yang berada tepat di
bawah permukaan kulit, disebut pilus erektor, yang bereaksi lewat
kontraksi ketika dirangsang. Saat hal ini terjadi, otot menarik rambut
yang ada di permukaan, yang menegang dan menyebabkan bulu kuduk
seperti merinding. Berdirinya bulu kuduk ini, pada gilirannya,
membantu membentuk endorphin, yakni hormon yang menimbulkan
rasa nyaman dan mendorong relaksasi ( Mongan, 2009).
Endorphin adalah salah satu bahan kimia otak yang dikenal sebagai
neurotransmitter yang berfungsi untuk mengirimkan sinyal-sinyal
listrik dalam sistem saraf. Endorphin berupa neurotransmitter yang
dapat menghambat transmisi atau penggiriman pesan nyeri.
Keberadaan endorphin pada sinaps sel saraf menyebabkan penurunan
sensasi nyeri. Beberapa tindakan pereda nyeri dapat bergantung pada
pengeluaran endorphin yang dapat dilakukan dengan cara massage di

32
daerah tubuh yang dapat merangsang atau melepaskan hormon
endorphin untuk mengurangi nyeri (Reeder, dkk, 2011).
Endorphin dapat ditemukan dikelenjar hipofisis. Stres dan rasa sakit
adalah dua faktor yang paling umum yang menyebabkan pelepasan
endorphin. Endorphin berinteraksi dengan reseptor opiat di otak untuk
mengurangi persepsi kita tentang rasa sakit dan bertindak sama dengan
obat-obatan seperti morfin dan kodein.
Secara keseluruhan ada kurang lebih dua puluh jenis hormon
kebahagiaan. Meskipun cara kerja dan dampaknya berbeda – beda,
efek farmakologisnya sama. Diantara begitu banyak hormon
kebahagiaan, beta–endorfin paling berkhasiat, kerjanya lima atau enam
kali lebih kuat dibandingkan dengan obat bius. Berbeda dengan obat
opiat, aktivasi reseptor opiat oleh endorphin tubuh tidak menyebabkan
kecanduan atau ketergantungan (Aprillia, 2010).
c. Endorphin adalah polipeptida, yang mampu mengikat ke reseptor saraf
di otak untuk memberikan bantuan dari rasa sakit yang di sekresi oleh
kelenjar Hipofise. Endorphin merupakan hormon penghilang rasa sakit
yang alami berkaitan dengan reseptor opioid dalam otak.
d. Teknik Endorphin Massage
Endorphin massage merupakan pijatan dengan teknik sentuhan sangat
ringan. Teknik sentuhan ringan ini bisa dilakukan siapa saja yang
mendampingi tapi idealnya dilakukan oleh pasangan orang yang
bersangkutan. Berikut adalah langkah-langkah dalam melakukan
endorphin massage menurut Aprillia, 2011:
Cara I

33
Massage Lengan

1) Ambil posisi senyaman mingkin bisa dilakukan denagn duduk atau


berbaring miring, sementara pendamping persalinan berada didekat
ibu ( duduk disamping atau dibelakang ibu).
2) Tarik nafas yang dalam lalu keluarkan dengan lembut smabil
memejamkan mata. Sementara itu pasangan suami atau pendamping
persalinan mengelus permukaan luar lengan ibu mulai dari tangan
sampai lengan bawah. Mintalah ia untuk membelainya dengan sangat
lembut yang dialkuakn dengan meggunakan jari jemari atau hanya
ujung-ujung saja.
3) Setelah kurang lebih 5 menit mintalah pasangan untuk berpindah
kelengan tangan yang lain.
4) Meski sentuhan ringan ini hanya dilakukan dikedua lengan namun
dampaknya luar biasa. (ibu akan merasa bahwa seluruh tubuh rileks
dan tenang).

Cara 2.:
Teknik sentuhan ringan ini juga sangat efektif jika dilakukan
dibagian punggung.

34
Massase Punggung
Caranya
1) Ambil posisi berbaring miring atau duduk
2) Pasangan atau pendamping persalinan mulai melakukan pijatan
lembut dan ringan dari arah leher membentuk huruf V terbalik kearah
luar menuju sisi tulang rusuk
3) Terus lakukan pijatan-pijatan ringan ini hingga ketubuh ibu bagian
bawah belakang.
4) Suami dapat memperkuat efek pijatan lembut dan ringan ini dengan
kata-kata yang menentramkan ibu. Misalnya sambil memijat lembut
suami bisa mengatakan “ saat aku membelai lenganmu biarkan
tubuhmu mmnejadi lemas dan santai” atau saat kamu merasakan
setiap belaianku bayangkan endorpin-endorpin yang menghilagkan
rasa sakit dilepaskan dan menaglir keseluruh tubuhmu” bisa juga
mengungkapkan kata-kata cinta.
Setelah melakukan masage endorphin sebaiknya pasangan langsung
memeluk istrinya sehingga tercipta suasana yang benar-benar
menenangkan

35
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.”K” G1P0A0 HAMIL 37+5
MINGGU T/H/INTRAUTERIN,PUKI,LETAK KEPALA,
KEADAAN JALAN LAHIR NORMAL,KEADAAN UMUM IBU
DAN JANIN BAIK DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG

3.1 PENGKAJIAN
Tanggal : 05 Maret 2015 Waktu : 09.00 WIB
Tempat : Pustu Karang Nanas Oleh : Bidan “Y”

3.2 PENGUMPULAN DATA DASAR


3.2.1 Data Subyektif
a) Biodata
Nama Ibu : Ny. K Nama Suami : Tn. S
Umur : 26 th Umur : 28 th
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : Sarjana Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Guru Pekerjaan : Wiraswasta
Suku Bangsa : Jawa Indonesia Suku Bangsa : Jawa Indonesia
Alamat : Kr.Nanas ¾ , Sokaraja
b) Alasan datang
Ibu datang untuk memeriksakan kehamilannya.
c) Keluhan utama
Nyeri punggung
d) Riwayat pasien
(1) Riwayat Kesehatan
(a) Sekarang
Ibu mengatakan sehat, tidak ada keluhan, tidak sedang menderita
penyakit apapun, tidak sedang menderita penyakit hipertensi, jantung,
ginjal, hepatitis, epilepsi, diabetes mellitus, HIV/AIDS, IMS.

36
(b) Dahulu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit apapun, tidak pernah
menderita penyakit hipertensi, jantung, ginjal, hepatitis, epilepsi,
diabetes mellitus, HIV/AIDS, IMS.
(c) Keluarga
Ibu mengatakan keluarganya tidak ada menderita penyakit apapun,
tidak pernah menderita penyakit hipertensi, jantung, ginjal, hepatitis,
epilepsi, HIV/AIDS, IMS, hamil kembar.
(2) Riwayat Obstetric
(a) Menstruasi
(i) Menarche : 14 tahun
(ii) Siklus : 28 hari
(iii) Lama : 5-6 hari
(iv) Nyeri haid : tidak pernah
(v) Banyak : 2-3 x ganti pembalut/hari
(vi) Fluor Albus : Tidak ada
(vii)HPHT : 14-06-2014
(viii) HPL : 21-03-2015
(b) Riwayat Obstetri Lalu
Kehamilan Persalinan Anak Nifas
N No KB Ket
Suami Ank UK Peny Jenis Pnlg Tmpt Peny Sex BL/PB H M Laktsi Peny
1 1 1 H A M I L I N I
(c) Riwayat Kehamilan Ini
G1P0A0 UK 37+5 mg
(i) Keluhan :
Trimester 1 : mual dan muntah, terapi vitamin B6, Fe,
Asam Folat
Trimester 2 : sering kencing, terapi multivitamin, Fe
Trimester 3 : nyeri punggung, Terapi multivitamin dan
Fe
(ii) Gerakan Janin : > 20 kali/hari
(iii) TT : TT 5, 5 Januari 2015
(iv) Minum jamu/obat : tidak pernah

37
(v) ANC : 7 kali di Pustu, TM I 1x, TM II 3x, TM
III 3x, USG 3x oleh dr.SpOG
(vi) Tanda Bahaya : tidak ada
(vii) Penyuluhan yang didapat : kebutuhan nutrisi, tanda bahaya
kehamilan, persiapan persalinan,
personal hygiene.
(3) Status Perkawinan :
Pernikahan pertama, sah, lama pernikahan 15 bulan.

(4) Riwayat KB :
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun.
Rencananya menggunakan kontrasepsi pil/ suntik.
(5) Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
Tabel 3.1 Pola pemenuhan kebutuhan ibu hamil
Pola Sebelum Sesudah
Kebutuhan
Pola nutrisi Makan Makan
Frekuensi : 2 kali/ hari Frekuensi : 3 kali/ hari
Porsi : 1 piring Porsi : 1 piring
Menu : nasi, sayur, lauk Menu : nasi, sayur, lauk
Minum Minum
Frekuensi : 5-7 kali/hari Frekuensi : 5-8 kali/hari
Porsi : 1 gelas Porsi : 1 gelas
Jenis : air putih, the Jenis : air putih dan susu ibu
hamil
Pola istirahatTidur siang : ± 1 jam Tidur siang : ± 1-2 jam
Tidur malam : 6-8 jam Tidur malam : 6-8 jam
Pola BAK BAK
eliminasi Frekuensi : 5-7 kali/hari Frekuensi : 7-8 kali/hari
Konsistensi: kuning jernih Konsistensi : kuning jernih
BAB BAB
Frekuensi : 1 kali/hari Frekuensi : 1 kali/hari
Warna : kuning Warna : kecoklatan
Konsistensi : lunak Konsistensi : padat
Pola personal Mandi : 2 kali/hari Mandi : 2 kali/hari
hygiene Ganti baju : 3 kali/hari Ganti baju : 2 kali/hari
Keramas : 3 kali/minggu Keramas : 3 kali/minggu
Potong kuku :2x/ bulan Potong kuku : 2x/bulan

38
Pola Frekuensi : 2-3 kali/minggu Frekuensi : 2 kali/bulan
seksualitas
Pola aktivitas Bekerja sebagai guru SMP, Bekerja sebagai guru SMP,
mengerjakan pekerjaan rumah mengerjakan pekerjaan
tangga rumah dibantu suami.
Mencuci, menyapu, masak.
Pola hidup Makan makanan bergizi, tidak Makan makanan bergizi,
sehat merokok, tidak mengkonsumsi olahraga 2 x/minggu jalan-
obat-obatan/ alkohol jalan pagi, tidak
mengkonsumsi obat-obatan/
alkohol

(6) Latar Belakang Psiko, social, kultural


Ibu terlihat tenang, senang dengan kehamilannya. Kehamilan ini
amat dinanti keluarga. Keluarga mendukung dan memberikan
semangat kepada ibu, keluarga menemani ibu periksa hamil. Tidak
ada budaya keluarga mengenai kehamilan yang bertentangan dengan
kesehatan.
(7) Respon keluarga terhadap kehamilan
Keluarga terlihat sangat senang dengan kehamilan Ny. K. Seluruh
anggota keluarga bersedia terlibat untuk menjaga kesehatan Ny. K,
memberikan dukungan kepada Ny.K hingga bayi lahir.

3.2.2 Data Objektif


a) Pemeriksaan Umum
(1) Keadaan umum : baik (2) Keadaan emosi
: baik
(3) BB sebelum/ sesudah : 50 /64 Kg (4) TB : 160
cm
(5) LILA : 29 cm (6) IMT
: 25
(7) TD : 110/70 mmHg (8) Nadi : 80
kali/menit
(9) Suhu : 360 C (10) RR : 20
kali/menit

39
b) Pemeriksaan Fisik
Kepala : bentuk normal, rambut hitam, tidak berketombe, tidak
rontok
Muka : tidak oedem, tidak pucat, tidak ada cloasma gravidarum
Mata : tidak ada tanda infeksi, konjungtiva merah muda, sklera
putih
Hidung : tidak ada polip, tidak ada secret
Mulut : bersih, mukosa bibir lembab, lidah bersih, tidak ada
karies gigi,
Telinga : simetris, tidak ada serumen
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan vena
jugularis
Dada : pergerakan dinding dada simetris, suara nafas vesikuler,
bunyi jantung normal
Mamae : pembesaran simetris, ada hiperpigmentasi areola, tidak
ada pembengkakan, puting susu menonjol, bersih,
belum ada pengeluaran kolostrum, tidak ada masa, tidak
ada nyeri tekan
Ketiak : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, tidak ada pembesaran
hepar dan lien, tidak ada linea alba, ada striae
gravidarum
Leopold I : TFU 2 jari bawah prosesus
xypoideusba,pada fundus teraba bagian
bulat, lunak (Mdc : 29 cm)
leopold II : Teraba bagian kecil-kecil dan rongga
kosong dibagian perut kanan ibu. Teraba
bagian keras, memanjang, sedikit
melengkung dibagian perut kiri ibu
Leopold III : teraba bagian bulat, keras, sulit
digoyangkan
Leopold IV : tangan pemeriksa sejajar
TBJ : (29-11) x 155 : 2790 gram
DJJ : 144 kali/menit, punctum maximum berada di kiri
bawah umbilikus, jumlah 1, frekuensinya teratur.
Lipat paha : tidak ada hiperpigmentasi, tidak ada pembesaran

40
kelenjar getah bening
Vulva : tidak ada pembesaran kelenjar Bartholini dan Skene,
tidak ada bengkak, tidak ada kemerahan, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada pengeluaran cairan, tidak ada varices
Ekstermitas atas : tidak oedem
bawah: tidak oedem, tidak ada varices, reflek patella
kanan/ kiri positif
Punggung : lordosis gravidarum
Anus : bersih, tidak ada hemoroid
c) Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan

3.2.3 ASSESMENT/ ANALISIS DATA


Diagnosa : G1P0A0 Hamil 37+5 minggu, T/H/Intrauterin, puki,presentasi
kepala, jalan lahir normal, keadaan umum ibu dan janin baik.
Masalah : Nyeri punggung
Kebutuhan : Pendidikan kesehatan tentang keluhan fisiologis trimester 3
(nyeri punggung) dan teknik mengatasinya, tanda bahaya
kehamilan trimester III, tanda-tanda persalinan, persiapan
persalinan

3.2.4 PENATALAKSANAAN
Tanggal 5 Maret 2015 Jam 09.10 WIB
1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dan bayi dalam kondisi
baik. Ibu mengerti kondisi yang dialami sekarang.
2) Mendiskusikan kepada ibu tentang keluhan yang dialami sekarang nyeri
punggung merupakan hal yang normal dialami pada trimester 3, hal ini
dapat disebabkan beban pada punggung semakin besar karena bertambah
besarnya kehamilan, janin dan berat badan ibu, selain itu pengaruh
hormonal juga dapat membuat beberapa otot rengang sehingga dapat
menimbulkan nyeri pada punggung, selain itu perubahan postur tubuh
ibu yang mengikuti gravitasi dapat membuat tekanan pada punggung
sehingga akan timbul nyeri atau tegang otonya. Selain hal diatas rasa
cemas baik di pekerjaan atau dirumah atau cemas menghadapi persalinan

41
dapat dapat menyebabkan otot di bagian punggung mengalami
ketegangan, yang akhirnya bisa terasa seperti sakit punggung. Ibu
mengerti tentang penjelasan yang diberikan dan ibu merasa tidak sedang
dalam kondisi cemas baik dalam pekerjaan atau dirumah atau cemas
menghadapi persalinan yang akan datang.
3) Mengajari ibu dan suami teknik massage untuk mengurangi nyeri pada
punggung untuk memijat dengan lembut bagian punggung terutama
bagian bawah.
Ibu mengerti tentang penjelasan dan ibu mengatakan merasakan lebih
relaks, nyaman dan nyeri berkurang. Serta dirumah ingin melakukan
Teknik massage endorphin dengan bantuan suami
4) Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu dengan materi :
(a) Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III
(b) Tanda Persalinan
i. Rasa sakit atau mulas di perut yang menjalar hingga ke perut
bagian bawah sampai pinggang bagian belakang dengan frekuensi
minimal 3 kali dalam 10 menit dengan durasi 30-40 detik
ii. Pengeluaran pervaginam berupa cairan yang berwarna merah muda
disertai lendir
iii. Pengeluaran air ketuban
iv. Persiapan Persalinan meliputi perlengkapan ibu dan bayi dalam
satu tas yang diletakkan ditempat yang mudah dijangkau dan
diketahui keluarga, surat-surat seperti KTP, KK, kartu BPJS.
Apabila terjadi hal tersebut segera datang ke petugas kesehatan, ibu dapat
mengingat dan menyebutkan kembali tanda bahaya kehamilan dan
persalinan.
5) Mendiskusikan program P4K dan perencanan persalinan dengan ibu
Ibu telah merencanakan
Penolong : Bidan Tempat persalinan : PKM
Pandamping : Keluarga Dana : BPJS
Transportasi : Sepeda motor/ Becak

42
6) Memberikan hufabion yang berisi fe 1x 350 mg/hari 10 tablet, Calsifar
yang berisi kalsium 1x500 mg/hari 10 tablet, Vitamin C 1 x 60mg/hari
10 tablet, vitamin B1 1x50 mg/hari serta menjelaskan cara minum yang
benar dan aturan minumnya, ibu memahami penjelasan yang
diberikan.
7) Mendiskusikan tanggal taksiran persalinan yaitu tanggal 21-03-2015,
ibu mengetahui tanggal perkiraan persalinan.
8) Mendiskusikan jadwal ibu untuk kontrol ulang ke Puskesmas sesuai
jadwal yang telah ditentukan yaitu tanggal 12 Maret 2015, ibu bersedia
datang.
9) Mendokumentasikan hasil pemeriksaan pada buku KIA dan status
pasien

BAB.4
PEMBAHASAN

43
Dalam bab ini akan dibahas tentang asuhan kebidanan pada kehamilan
dengan keluhan nyeri punggung dengan menerapkan asuhan secara holistik
dengan hasil sebagai berikut :

4.1 Data Subjektif


Pada kasus ini klien mengatakan bernama Ny.K umur 23 tahun datang
ke Pustu Karang Nanas untuk memeriksakan kehamilannya.Ibu mengatakan
ini kehamilan pertama, belum pernah melahirkan dan belum pernah
keguguran.Ny.K mengatakan mengalami keluhn nyeri punggung. Menurut
Saifuddin (2008) nyeri punggung merupakan hal yang fisiologi pada ibu
hamil trimester ke-3 hal ini dapat disebabkan oleh beberpa hal antara lain :
1) Perubahan hormon.
Tulang dan sendi terhubung oleh jaringan ikat (ligamen), dimana
ketika hamil, tubuhmu memproduksi hormon relaxin yang memungkinkan
ligamen menjadi rileks, dan persendian menjadi longgar guna
mempersiapkan tubuh untuk melahirkan. Ligamen yang menopang tulang
belakang juga turut terkena dampak hormon tersebut, yakni ligamen bisa
menjadi longgar sehingga keseimbangan tubuh terganggu dan memicu
rasa nyeri.
2) Pertambahan berat badan.
Tulang belakang yang bertugas menopang tubuh akan  terbebani
dengan pertambahan berat  sehingga menimbulkan rasa sakit pada area
tersebut, khususnya punggung bagian bawah.
3) Perkembangan bayi.
Makin bertambah usia kandungan, makin besar janin dan semakin
besar juga rahim sang ibu. Perkembangan ini bisa menekan pembuluh
darah dan saraf di area panggul dan punggung.
4) Perubahan postur tubuh.
Tanpa disadari biasanya postur tubuh secara bertahap akan
berubah, karena kehamilan bisa menggeser titik berat atau pusat gravitasi
tubuh, hal tersebut dapat menyebabkan sakit punggung.

44
5) Stres. Ketika stres, otot di bagian punggung dapat mengalami ketegangan,
yang akhirnya bisa terasa seperti sakit punggung.
Menurut kelompok, nyeri punggung yang dirasakan ibu timbul karena
kenaikan BB ibu yang cukup banyak yaitu 12 kg serta aktivitas yang
dilakukan ibu dimana Ibu masih bekerja sebagai guru SMP dan mengurus
pekerjaan rumah tangga. Hal tersebut menyebabkan ketegangan pada otot dan
ligamen di sekitar punggung ibu sehingga dapat menimbulkan rasa nyeri.
Pemicu seperti perubahan hormonal, perubahan postur tubuh,
perkembangan kehamilan dan kemungkinan stres dalam pekerjaan atau
dirumah atau cemas menghadapi persalinan dapat juga memicu timbulnya
nyeri punggung. Nyeri punggung yang dirasakan ibu merupakan hal yang
normal. Dalam hal ini dapat di artikan bahwa keluhan yang dirasakan ibu
sesuai atau tidak ada kesenjangan dengan teori mengenai keluhan pada
kehamilan. Untuk data subjektif lainya berdasarkan pengkajian yang
dilakukan, data subjektif yang diperoleh sesuai dengan teori, tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktek.

4.2 Data Objektif


1) Tanda-tanda vital
Pada kasus ini, tekanan darah ibu 110/ 70 mmHg, respirasi ibu
20x/menit, suhu ibu 360C, nadi ibu 80x/ menit, hasil ini normal, ibu tidak
mengalami peningkatan tekanan darah abnormal, sehingga tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktek.
2) Berat badan, tinggi badan dan LILA
Pada kasus ini, Ny. K selama hamil mengalami kenaikan berat
badan sebanyak 14 kg, hal ini sesuai dengan teori bahwa kenaikan berat
badan selama hamil normalnya rata-rata antara 6,5 kg sampai 16 kg . Berat
badan ideal dapat dilihat dari Quetet atau Body mass indek (Indek Masa
Tubuh = IMT). Ibu hamil dengan berat badan dibawah normal sering
dihubungkan dengan abnormalitas kehamilan, berat badan lahir rendah.
Sedangkan berat badan overweight meningkatkan resiko atau
komplikasi dalam kehamilan seperti hipertensi, janin besar sehingga

45
terjadi kesulitan dalam persalinan. Penilaian indeks masa tubuh diperoleh
dengan rumus : IMT = BB (kg) : TB 2 (meter), dengan parameternya
yaitu IMT < 20 Underweight (dibawah normal); IMT 20-24,9 Desirable
(normal); IMT 25-29,9 Moderate obesity (gemuk/lebih dari normal); Over
30 Severe obesity (sangat gemuk ) (Sandra,dkk, 2015).
IMT pada pasien diatas masih dalam batas normal yaitu 25, dengan
LILA 29 cm (normal minimal 23,5 cm). Walaupun kenaikan BB Ny.K
masih dalam batas normal akan tetapi IMT Ny.K sudah masuk kategori
gemuk sehinga menurut kelompok penambahan BB ini salah satu pemicu
nyeri punggung Ny.K . Sedangkan teori tentang tinggi badan ibu hamil
normal > 145 cm (Kemenkes, 2013), sehingga tidak ada kesenjangan
antara teori dan praktek.
3) Status obstetric
Pada kasus ini diperoleh hasil pemeriksaan pada muka, mammae,
abdomen dan vulva tidak ada masalah sesuai dengan teori. Pada
pemeriksaan Leopold disimpulkan bahwa bagian yang berada difundus
yaitu bokong, punggung bayi berada di sebelah kiri ibu, bagian terbawah
janin adalah kepala dan sebagian besar bagian sudah masuk pintu atas
panggul, tinggi fundus uteri 29 cm, dengan taksiran berat janin 2790 gram.
Hasil pemeriksaan DJJ menunjukann DJJ 144x/ menit, teratur dan
jumlahnya 1.
Berdasarkan hasil tersebut, terdapat kesenjangan antara teori dan
praktek yaitu tinggi fundus uteri yang tidak sesuai dengan umur
kehamilan. Menurut Saifuddin (2008) pada kehamilan trimester III usia
kehamilan 36 minggu tinggi fundus sekitar 36 cm (± 2 cm).Namun setelah
umur kehamilan 36 minggu hal tersebut kurang akurat karena bagian
terbawah janin sudah turun ke pintu atas panggul, sehingga berat dari
bagian tersebut tidak dapat diperkirakan dengan palpasi.
Menurut kelompok, tinggi fundus uteri Ny.K sebesar 29 cm pada
kehamilan ini (37+5 minggu) tidak sesuai dengan teori, namun hal tersebut
masih normal karena tinggi fundus uteri masih normal yaitu >28 cm dan
<40 cm, sesuai teori bila TFU >40 cm ada indikasi bayi makrosomia atau

46
polihidramnion, jika <28 cm ada indikasi bayi kecil atau oligohidramnion
(Saifuddin, 2008).
Selain itu, berdasarkan hasil tersebut terdapat kesenjangan dalam
hal taksiran berat janin. Menurut Graubard (2009) taksiran berat janin
normal usia 37 minggu yaitu 2.911 gram, 38 minggu 3.126 gram,
sedangkan berdasarkan hasil palpasi dan perhitungan rumus Jhonson
diperoleh taksiran berat janin 2790 gram. Namun, hal tersebut masih
normal, karena > 2.500 gram sehingga bayi kemungkinan tidak lahir
dengan berat badan rendah.

4.3 Interpretasi Data Dasar


Berdasarkan data fokus tersebut maka penulis melakukan interpretasi data
sebagai berikut :
1) Diagnosa : G1P0A0 Hamil 37+5 minggu,T/H/I puki, presentasi kepala,
kesan jalan lahir normal, kondisi ibu dan janin baik
2) Masalah : Nyeri punggung
3) Kebutuhan : Pendidikan kesehatan tentang keluhan fisiologis trimester
3 (nyeri punggung) dan teknik mengatasinya, tanda bahaya kehamilan
trimester III, tanda-tanda persalinan, persiapan persalinan. Sehingga pada
kasus diatas tidak ada kesenjangan karena diagnosa diambil sudah
berdasarkan data subjektif dan objektif dan menurut nomenklatur diagnosa
kebidanan.

4.4 Penatalaksanaan
Pada kasus ini, asuhan kebidanan yang dilakukan pada tanggal 5 Maret
2015 jam 09.10 WIB sudah diberikan sesuai dengan kebutuhan ibu secara
holistik dimana bidan sudah memberikan penatalaksanaan asuhan kebidanan
berdasarkan keluhan yaitu nyeri punggung. Dalam memberikan asuhan
kebidanan, bidan tidak hanya memenuhi secara fisik saja tetapi dari segi
psikologinya bidan telah memberikan penjelasan yang dapat diterima oleh ibu
tentang kondisi yang sedang dialami merupakan hal yang normal sehingga

47
secra tidak langsung dapat memberikan rasa nyaman dan dapat menurunkan
tingkat kecemasan ibu.
Secara fisik asuhan yang diberikan kepada Ny.K untuk mengatasi rasa
nyerinya yaitu dengan menganjurkan ibu massage endhorpin, akan terjadi
peningkatan kadar endorpin memaparkan bahwa masage
mengganggu transmisi nyeri dengan cara meningkatkan sirkulasi
neurotransmitter yang dihasilkan secara alami oleh tubuh pada sinaps
neural di jaras sistem saraf pusat. Endorpin berikatan dengan membran
prasinaptik menghambat pelepasan substansi P yang dapat menghambat
transmisin nyeri sehingga nyeri berkurang.
Dan selama ini endorpin sudah dikenal sebagai zat yang banyak
manfaatnya. Beberapa diantaranya adalah mengatur produksi hormon
pertumbuhan dan seks, mengendalikan rasa nyeri serta sakit yang menetap.
Endorpin merupakan neurotransmeter atau neuromedulator yang menghambat
pengiriman pesan nyeri, dengan demikian keberadaan endorpin pada sinaps
sel saraf menyebabkan penurunan sensasi nyeri. oleh karena itu
seseorang yang memiliki kadar endorpin rendah akan lebih
merasakan nyeridibandingkan dengan yang kadar endorpin tinggi.
selain rangkaian yang menghubungkan nosiseptor perifer dengan
struktur SPP yang lebih tingi untuk persepsi nyeri SSP juga mensekresi
analgesik endogen penekan nyeri. SSP menekan penyaluran nyeri sewaktu
impuls tersebut masuk kemedulla spinalis. Ada dua jalur analgesik desenden
yaitu pada substansia grisea periakuaduktus dan stimulasi formatioretikularis
didalam batang otak yang berikatan dengan reseptor opat diujung serat nyeri
aferen.pengikata ini menekan pelepasan substansia P melalui inhibisi
prasinaps,sehingga transmisi nyeri kepusat yang lebih tinggi dihambat. tetapi
sebagian orang menganggap bahwa rasa nyeri pada persalinan hal yang biasa.
yang diakibatkan karena proses fisiologis yang jika tidak ditangani dengan
baik akan menjadi patologis.
Setelah diberikan teknik massage endorphin Ny. K selama 5 menit ibu
merasa lebih tenang, nyaman dan nyeri berkurang, hal ini sesuai dengan
penelitian wulandari 2017 dengan menerapkkan massage endorphin pada 3

48
ibu hamil TM III dengan keluhan nyeri punggung selama 2 minggu nyeri yang
dirasakan ibu berkurang.(wulandari, 2017)
. Selain itu bidan juga mememnuhi kebutuhan secara intelektualn yaitu
dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang Tanda Bahaya Kehamilan
Trimester III, Tanda Persalinan, Persiapan Persalinan serta mendiskusikan
program P4K dan perencanan persalinan dengan ibu. Hal ini diberikan sesuai
dengan kebutuhan ibu hamil pada trimester ke-3. Dengan mendiskusikan
program P4K sekaligus pada ibu diharapkan ibu dengan bebas dan tanpa
paksaan dapat menentukan perencaan kehamilanya sesuai dengan kemampuan
dan keinginan ibu, Bidan hanya sebagai fasilitator saja.
Selain kebutuhan diatas Bidan juga telah memperhatikan kebutuhan Ny.K
yang lainnya untuk menjaga kesehatan ibu dan janin dengan memberikan
suplemen berisi tablet tambah darah ini dilakukan berdasarkan teori yang
menyebutkan bahwa ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi Fe 90 tablet untuk
mencegah anemia (Kemenkes, 2011). Dan teori asuhan ANC 10 T yang salah
satunya menyebutkan pemberian tablet Fe 325 Sulfat Ferosus atau 60 mg besi
elementel (Kemenkes, 2011). Pada kasus ini penulis memberikan suplemen
hufabion yang memiliki kandungan 350 fero fumarat atau 82 besi elementel.
Pemberian vitamin C pada ibu hamil dikarenakan vitamin C dibutuhkan
untuk penyerapan zat besi menjadi lebih baik, untuk menjaga stamina ibu,
sebagai antioksidan dan membantu pembentukan matriks interseluler dan
kolagen, kebutuhan vitamin C selama ibu hamil sebanyak 70 mg (Manuaba,
2007). Pada kasus ini Ny.K diberikan vitamin C dengan sediaan 60 mg, sisa
kebutuhannya dapat diperoleh dari buah, sayuran, suplemen hufabion dan
susu.
Pemberian suplemen beisi kalsium 500 mg ini dilakukan berdasarkan teori
menurut Manuaba (2007) bahwa pada kehamilan trimester III janin menyerap
kalsium dari ibu lebih banyak, kebutuhan kalsium ibu hamil sebesar 800-
1200 mg. Kalsium dibutuhkan sebagai komponen utama pembentukan tulang
dan gigi janin, kalsium ini juga akan disimpan dalam tulang sebagai cadangan
untuk memproduksi air susu juga berfungsi untuk meningkatkan
kontraktilitas otot. Apabila kebutuhan kalsium janin tidak tercukupi, maka

49
janin akan mengambil cadangan kalsium dari tubuh ibu sehingga ibu
memiliki resiko terkena osteoporosis, Pada kasus ini dosis yang diberikan
hanya 500 mg, karena kebutuhan lainnya dapat ibu peroleh dari sumber
makanan/ susu.
Pemberian terapi vitamin B1 50 mg 1x1, sesuai dengan teori menurut
Manuaba (2007) bahwa thiamin (vitamin B1) diberikan pada ibu hamil
dengan usia kehamilan >37 minggu karena dibutuhkan untuk mengurangi
kelelahan, memperbaiki syaraf otot dan menjadikan kontraksi saat proses
persalinan semakin baik, serta memperlancar proses pencernaan dan
metabolisme tubuh ibu.
Dengan mendiskusikan tanggal taksiran persalinan ibu yaitu tanggal 21-
03-2015, ibu dapat mengetahui tanggal perkiraan persalinan dan hal-hal apa
yang perlu dipersiapakan sehingga ibu lebih waspada dan lebih siap saat
menghadapai persalinanya nanti.
Dengan mendiskusikan jadwal ibu untuk kontrol ulang ke Puskesmas, ibu
bersedia dan sepakat untuk kunjugan ulang sesuai jadwal,hal ini menunjukan
bahwa jadwal kunjungan yang di berikan sifatnya fleksibel dan tidak
memaksakan ibu untuk hadir sesuai jadwal jika memang ibu ada sesuatu
kegiatan lain yang harus dilakukan pada tanggal tersebut. Pada kasus diatas
kebetulan ibu setuju dan bersedia datang sesuai tanggal yang disepakati.
Secara teori evaluasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
keberhasilan asuhan yang diberikan kepada pasien, efektivitastindakan untuk
mengatasi masalah dan hasil asuhan (Sulistyawati, 2006). Pada kasus ini,
setelah diberikan asuhan didapatkan hasil Ny.K memahami penjelasan yang
diberikan, bersedia melakukan anjuran yang diberikan dan dokumentasi
sudah dilakukan.
Hal tersebut menunjukan tujuan dari rencana asuhan tercapai dengan
tindakan yang efektif ditunjukkan dengan hasil peningkatan kesehatan ibu,
peningkatan pengetahuan dan kemandirian ibu dalam merawat kesehatannya.
Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.

50
51
BAB.5
PENUTUP

5.1 Simpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu menjawab rumusan
masalah diatas antara lain :
Kehamilan merupakan suatu perubahan dalam rangka melanjutkan
keturunan yang terjadi secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh di
dalam rahim ibu selanjutnya dapat dijelaskan tingkat pertumbuhan dan
besarnya janin sesuai usia kehamilan, pada setiap dilakukan pemeriksaan
kehamilan. Kehamilan dibagi menjadi tiga trimester yaitu trimester pertama
minggu pertama hingga ke-12, trimester kedua pada minggu ke-13 hingga ke-
27 dan trimester ketiga pada minggu ke-28 hingga ke-40 (Varney, Kriebs,
Gegor, 2007; h. 492).
Adapun bentuk bentuk asuhan kebidanan holistic pada kehamilan
terpusat pada WOMEN CENTER CARE Terpusat pada ibu memiliki sifat
holistic (menyeluruh) dalam membahas kebutuhan dan ekspetasi, social,
emosional, fisik, psikologis, spiritual, dan kebudayaan ibu. Bentuk-bentuk
women Center Care di Indonesia merupakan progam untuk menurunkan
angka kematian ibu yang merujuk pada program sedunia yang didukung oleh
WHO yaitu : safe motherhood dan The Mother Friendly Movement Tahun
1996 yang diterjemahkan sebagai Gerakan Sayang Ibu (GSI).
Penerapan asuhan kebidanan holistic yang berpusat kepada women center
care yaitu
1. Lakukan Intervensi Minimal
2. Memberikan asuhan yang komprehensif
3. Memberikan asuhan yang sesuai kebutuhan
4. Melakukan segala tindakan yang Sesuai dengan standar, wewenang,
otonomi dan kompetensi
5. Memberikan Informed Content
6. Memberikan asuhan yang Aman, nyaman, logis dan berkualitas
7. Menerapkan Asuhan Sayang Ibu

52
Berdasarkan tinjauan kasus BAB III maka menurut hasil diskusi
kelompok, nyeri punggung yang dirasakan ibu timbul karena kenaikan BB
ibu yang cukup banyak yaitu 12 kg serta aktivitas yang dilakukan ibu dimana
Ibu masih bekerja sebagai guru SMP dan mengurus pekerjaan rumah tangga.
Hal tersebut menyebabkan ketegangan pada otot dan ligamen di sekitar
punggung ibu sehingga dapat menimbulkan rasa nyeri.
Pemicu seperti perubahan hormonal, perubahan postur tubuh,
perkembangan kehamilan dan kemungkinan stres dalam pekerjaan atau
dirumah atau cemas menghadapi persalinan dapat juga memicu timbulnya
nyeri punggung. Nyeri punggung yang dirasakan ibu merupakan hal yang
normal. Dalam hal ini dapat di artikan bahwa keluhan yang dirasakan ibu
sesuai atau tidak ada kesenjangan dengan teori mengenai keluhan pada
kehamilan.
Jadi Bidan merupakan ujung tombak memberikan pelayanan yang
berkuliatas dan sebagai tenaga kesehatan yang professional, bekerja sebagai
mitra masyarakat, khususnya keluarga sebagai unit terkecilnya, yang berarti
bidan memiliki posisi strategis untuk memberikan pelayanan kesehatan yang
bersifat holistik komprehensif (berkesinambungan, terpadu, dan paripurna),
yang mencakup upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dalam
upaya mencapai terwujudnya paradigma sehat.

5.2 Saran
a. Untuk Institusi.
Diharapkan dapat menambah referensi buku yang dapat digunakan sebagai
sumber rujukan.
b.    Untuk Mahasiswa.
Dalam memberikan asuhan kehamilan hendaknya mengetahui konsep
dasar asuhan kebidanan secara holistic pada kehamilan sehingga dapat
memberikan asuhan sesuai dengan standar pelayanan kebidanan dan
kebutuhan klien serta sesuai dengan evidence based dalam praktik
kebidanan.

53
DAFTAR PUSTAKA

Adams, et al. Use non pharmacological and pharmacological labor pain


management techniques and their relationship to maternal and infant birth
outcomes. 2014 [Diakses tanggal 23 Januari 2015]. Didapat dari:
http://www.midwiferyjournal.com

Ambarwati, Wulandari. Asuhan ibu nifas. Jakarta: Salemba Medika; 2009

Arikunto, Suharsini. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta:


Rineka Cipta; 2006

Asri, Nia. Dokumentasi kebidanan. Jakarta: Pustaka Media; 2010.

Astuti. Asuhan antenatal. Jakarta: EGC; 2010.

Bahiyatun. Buku ajar asuhan kebidanan nifas normal. Jakarta: EGC; 2009.

Cunningham, F.G, Kenneth J.L, Steven L.B, John C.H, Dwight J.R, Catherine
Y.S. Obstetri williams Edisi 23 Vol.1. Jakarta: EGC; 2012.

CM Fitzgerald, “Pregnancy and postpartum-related pain,” in Pain in Women: A


Clinical Guide, A. Bailey and C. Berstein, Eds., pp. 201–218, Springer,
New York, NY, USA, 2013

Dinkes Provinsi Jawa Tengah. Upaya penurunan AKI dan AKB melalui program
emas. [Diakses tanggal 27 Desember 2014]. Didapat dari
http://dinkesjatengprov.go.id

Dorland, W. Kamus saku kedokteran dorland Edisi 28. Jakarta: EGC; 2012.

54
Ediningtyas, Widatiningsih, Chunaeni. Perbedaan lama waktu pelepasan tali pusat
antara perawatan metode topikal ASI dan metode kasa kering pada bayi
baru lahir wilayah puskesmas II ajibarang bayumas. 2013[Diakses tanggal
23 Januari 2015]. Didapat dari: http://uppm.poltekkes-smg.ac.id

Erawati, Ambar Dwi. Buku ajar asuhan kebidanan persalinan normal. Jakarta:
EGC; 2011.

Fanny L, dkk. Pengaruh pemberian tablet fe terhadap kadar hemoglobin ibu hamil
di puskesmas tamamaung. Tahun 2011[Diakses tanggal 23 Januari 2015].
Didapat dari: http://Jurnalmediagizipangan.com

Graubard, Allan. Labor and delivery nursing a guide to evidence based. New
York: Spinger Publising; 2009

Gibson, John. Fisiologis dan anatomi modern untuk keperawatan. Jakarta: EGC;
2006

Hardjanti, Runjati, Sukowati. Efektifitas ambulasi dini terhadap jumlah


perdarahan postpartum di bpm kota semarang. September 2014 [Diakses
tanggal 23 Januari 2015]. Didapat dari http://uppm.poltekkes-smg.ac.id

Heru, Adi. Kader Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC; 2008

Hidayat, A. Aziz Alimul. Metode penelitian kebidanan dan teknik analisis data.
Jakarta: Salemba Medika; 2010

Jane,dkk. Cara Mudah Praktis Nyaman Menyusui. Jakarta: EGC; 2006

Jannah, Nurul. Asuhan kebidanan ibu nifas.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media; 2011.

J. Borg-Stein and SA Dugan, “Musculoskeletal disorders of pregnancy, delivery


and postpartum,” Physical Medicine and Rehabilitation Clinics of North
America, vol. 18, tidak ada. 3, pp. 459– 476, 2007

JC Licciardone, S. Buchanan, KL Hensel, HH King, KG Fulda, and ST Stoll,


“Osteopathic manipulative treatment of back pain and related symptoms
during pregnancy: a randomized controlled trial,” American Journal of
Obstetrics & Gynecology, vol. 202, no. 1, pp. 43.e1–43.e8, 2010.

JNPK-KR. Pelatihan klinik asuhan persalinan normal. Jakarta: Departemen


Kesehatan Republik Indonesia; 2008.

JR Niebyl,Drug Use in Pregnancy, Lea & Febiger, Philadelphia, Pa, USA, 2nd
edition, 1988.

J. Sabino and JN Grauer, “Pregnancy and low back pain,” Current Reviews in
Musculoskeletal Medicine, vol. 1, tidak ada. 2, pp. 137–141, 2008

55
KA Mack, CM Jones, and LJ Paulozzi, “Vital signs: overdoses of prescription
opioid pain relievers and other drugs among women—United States, 1999–
2010,” Morbidity and Mor- tality Weekly Report, vol. 62, tidak ada. 26, pp.
537–542, 2013.

Kemenkes. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. Pedoman


pemantauan wilayah setempat kesehatan ibu dan anak. Jakarta: Kementrian
Kesehatan; 2010.

___________. Profil kesehatan indonesia 2013. Jakarta: Kementrian Kesehatan;


2014.

___________. Pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan.


Jakarta: Kementrian Kesehatan; 2013

___________. Pelayanan kesehatan neonatal esensial. Jakarta: Kementrian


Kesehatan; 2010.

Kennedy, dkk. Manajamen intrapartum. Jakarta: EGC: 2014.

Kusmiyati, Yuni, Heni Puji Wahyuningsih, Sujiyatini. Perawatan ibu hamil.


Yogyakarta: Fitramaya; 2009.

Lawrence, et al, Evidance based guidelines for midwifery-led care in labour-


position for labour and birth. 2013 [Diakses tanggal 23 Januari 2015].
Didapat dari http://www.midwiferyjournal.com .

Manuaba, I.B.G, I.A. Chandranita Manuaba, I.B.G. Fajar Manuaba. Buku ajar
patologi obstetri untuk mahasiswa kebidanan. Jakarta: EGC; 2008.

______________. Pengantar kuliah obstetri. Jakarta: EGC; 2007.

Marmi. Asuhan kebidanan pada masa nifas: “pueperium care”. Jakarta: Pustaka
Pelajar; 2011.

Mochtar, Rustam. Sinopsis obstetri: obstetri fisiologi, obstetri patologi. Jakarta:


EGC; 2012.

Notoatmodjo S. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2010.

Nursalam. Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan:


pedoman laporan tugas akhir, thesis, dan instrumen penelitian keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika; 2008.

Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka; 2010.

______________. Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan


neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka; 2009.

56
Primasnia, Wagiyo, Elisa. Hubungan pendampingan suami dengan tingkat
kecemasan ibu primigravida dalam mengadapi proses persalinan kala I di
rumah bersalin kota ungaran. Maret 2013 [Diakses tanggal 23 Januari
2015]. Didapat dari: http://jurnal.unimus.ac.id

Ramlan, Djamaluddin, Maisye Marlyn Kuhu. Dasar statistik penelitian.


purwokerto: Poltekkes Kemenkes Semarang Jurusan Kesehatan
Lingkungan; 2013.

Rukiyah, Ai Yeyeh. Asuhan neonatus, bayi dan anak balita. Jakarta: TIM; 2010.

_______. Dokumentasi kebidanan. Jakarta: TIM; 2014.

Saminem. Seri asuhan kebidanan kehamilan normal. Jakarta: EGC; 2009.

Saifudin, Abdul Bari. Buku pelayanan praktis kontrasepsi pelayanan kontrasepsi.


Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2010

Satgas Imunisasi PP IDAI. Panduan Imunisasi Anak. Jakarta: BP IDAI; 2014

Suherni, dkk. Perawatan masa nifas. Yogyakarta: Fitramaya; 2008

Sulistyawati, Ari. Asuhan kebidanan pada ibu bersalin. Jakarta: Salemba Medika;
2010

______________. Asuhan kebidanan pada ibu hamil. Jakarta: Salemba Medika;


2006.

Varney, Helen, Jan M. Kriebs, Carolyn L. Gegor. Buku ajar asuhan kebidanan
edisi 4 vol. 1. Jakarta: EGC; 2007.

V. Pennick and SD Liddle, “Interventions for preventing and treating pelvic and
back pain in pregnancy,” Cochrane Database of Systematic Reviews, no. 8,
Article ID CD001139, 2013
______________. Buku ajar asuhan kebidanan edisi 4 vol. 2. Jakarta: EGC; 2008.
Willms, Janice L, Henry Schneiderman, Paula S.A. Diagnosis fisik: evaluasi
diagnosis dan fungsi di bangsal. Jakarta: EGC; 2005.

57

Anda mungkin juga menyukai