Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULAN PRAKTIK KLINIK

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAKTI UTAMA PATI
TAHUN AKADEMIK 2021/2022

Nama : Nurmala BR Pangkar


NIM : 130120014
Semester : Dua (II)
Kompetensi Tindakan : Kie Tentang Diare Pada Balita
Stase : Asuhan pada Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah

A. Latar Belakang
Penyuluhan / Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) adalah
kegiatan penyampaian informasi dalam rangka meningkatkan pengetahuan,
sikap, dan perilaku keluarga dan masyarakat untuk mewujudkan keluarga
yang berkualitas (Sudarti, 2010).
Diare adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali perhari,
disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan
darah yang berlangsung dari satu minggu (Subagyo, Bambang dan Nurtjahjo,
2012).
Sedangkan menurut Simadibrata dan Daldiyono (2006) diare adalah buang
air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah
padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram
atau 200ml/24 jam. Definisi lain memakai kriteria frekuensi, yaitu buang air
besar encer lebih dari tiga kali per hari. Buang air besar encer tersebut
dapaftanpa disertai lendir dan darah (Simadibrata dan Daldiyono, 2006).
Tinja bayi normal atau sehat berbentuk lembut dan tidak padat. Bayi
buang air besar lebih sering pada 1 - 2 bulan pertama, karena itu sulit untuk
mengatakan apakah bayi menderita diare atau tidak. Kebanyakan bayi
memiliki pola feses yang khas. Pola ini dapat berubah perlahan-lahan dari
waktu ke waktu. Berikut ini beberapa tanda bayi mengalami diare diantaranya
seperti frekuensi secara tiba-tiba seperti lebih dari satu kali BAB per sekali
makan, kotoran menjadi lebih encer, nafsu makan bayi memburuk dan
mengalami hidung tersumbat atau demam juga menunjukkan kecenderungan
diare (Subagyo, Bambang dan Nurtjahjo, 2012).
Diare adalah kejadian frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi
dan lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau
atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja dalam satu hari (24
jam). Dua kriteria penting harus ada yaitu BAB cair dan sering. Apabila buang
air besar sehari tiga kali tapi tidak cair, maka tidak bisa disebut diare, begitu
juga apabila buang air besar dengan tinja cair tapi tidak sampai tiga kali dalam
sehari, maka itu bukan diare. Pengertian Diare didefinisikan sebagai inflamasi
pada membran mukosa lambung dan usus halus yang ditandai dengan muntah-
muntah yang berakibat kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan
dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit (Sukut, 2015).
Pentingnya mengedukasikan kepada masyarakat tentang kebersihan diri
dan lingkungan untuk menjaga kesehatan. Kekambuhan dan komplikasi diare
dapat dicegah dengan penatalaksanaan yang tepat Dampak apabila tidak
diberikan kie tentang diare pada balita adalah ibu tidak mengetahui apa itu
diare pada balita, dan cara mengatasi diare pada balita (Anzani, 2019).

B. Tujuan
a. Untuk mengenal tanda atau gejala dari diare pada balita
b. Untuk mengetahui tanda atau gejala diare pada balita
c. Untuk mengetahui cara mengatasi diare pada balita

C. Indikasi
Pada semua ibu atau orangtua yang memiliki balita

D. Kontra indikasi
Tidak ada
E. Persiapan Alat
Lembar balik atau leflat
F. Prosedur pelaksanaan

TAHAP PRA INTERAKSI


1 Melakukan verifikasi data pasien
TAHAP ORIENTASI
1 Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien
3 Menanyakan kesiapan klien sebelum tindakan dilakukan
4 Menjaga privacy klien

TAHAP KERJA
1 Melakukan apersepsi
Menanyakan pengetahuan kepada ibu mengenai tanda Diare pada BBL
2 Menyebutkan pengertian diare yaitu : gangguan pencernaan yang
umum terjadi pada bbl namun jangan menyepelekan karena resiko
komplikasi diare lebih tinggi dan dapat berakibat fatal.
3 Menjelaskan tanda BBL mengalami diare yaitu :
a. Buang air terus menerus (lebih dari 6x perhari)
b. Feses cair dan berlendir
c. Damam
d. Dehidrasi
e. Berat badan berkurang
4 Menjelaskan tentang penyebab diare pada BBL yaitu :
a. Infeksi bakteri atau virus
b. Pola makan
c. Memiliki kondisi medis tertentu (penyakit celiac, sindrom iritasi usus
besar, alergi, penyakit langka cystic fibrosis)
5 Menjelaskan tentang penanganan diare pada BBL yaitu :
a. Memberikan ASI dan cairan elektrolit
b. Memilih makanan untuk diare
c. Memberikan probiotik
d. Sering mengganti popok
6 Menganjurkan kepada klien untuk segera menghubungi tenaga
kesehatan yaitu bidan atau dokter apabila bbl mengalami tanda seperti
diatas.

TAHAP TERMINASI
1 Mengevaluasi hasil tindakan
2 Melakukan umpan balik
3 Berpamitan dengan pasien
4 Mendokumentasikan hasil kegiatan

G. Referensi
Indrayani dan Djami, Moudy E.U. 2016. Update Asuhan Persalinan dan Bayi
Baru Lahir. Jakarta: TIM
Potter dan Perry.2015. Konsep, Proses, dan Praktik Keperawatan. Jakarta:
ECG
Sudarti. 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Balita. Yogyakarta :
Nuha Medika
Anzani, Bela Pertiwi, dkk. 2019. Penatalaksanaan Diare pada Anak Usia 2
Tahun dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga. Majority | Volume 8 |
Nomor 2| Desember 2019|24:31

Sukut, Susana Surya. Dkk. 2015. Faktor Kejadian Diare Pada Balita
Dengan Pendekatan Teori Nola J. Pender di IGD RSUD Ruteng. Jurnal
Pediomaternal Vol. 3 No. 2 April—Oktober 2015.

Menyetujui Pati, ...................... ...............


Pembimbing Lahan Mahasiswa

(....................................................) (Nurmala BR Pangkar)

Mengetahui,
Ketua Program Studi
Pendidikan Profesi Bidan

Retno Wulan, S.S.T.Keb.,M.K.M


NPP. 12005082

Anda mungkin juga menyukai