Anda di halaman 1dari 48

SKRIPSI

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP DURASI MENYUSU


BAYI 0-30 HARI DI KLINIK PRATAMA NIAR MEDAN
AMPLAS
TAHUN 2018

IZMI FADHILAH NASUTION


P07524414021

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN


JURUSAN D – IV KEBIDANAN MEDAN TAHUN
2018
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN
JURUSAN KEBIDANAN MEDAN PRODI DIV KEBIDANAN MEDAN
SKRIPSI, JULI 2018
IZMI FADHILAH NASUTION
nasutionizmi@gmail.com
Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Durasi Menyusu Bayi 0-30 Hari Di Klinik Pratama
Niar Medan Amplas Tahun 2018
Viii + 39 halaman, 2 tabel, 3 bagan, 5 lampiran

ABSTRAK

Manfaat pemberian ASI diantaranya sebagai nutrisi, meningkatkan


kecerdasan dan meningkatkan jalinan kasih sayang. Menurut Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional/RPJMN (2015-2019) yang terkait
dengan pemberian ASI eksklusif yaitu Menurunkan Angka Kematian Bayi
(AKB) menjadi 24 per 1000 kelahiran.Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh pijat bayi terhadap durasi menyusu bayii di Klinik
Pratama Niar
Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimental, (Control time
series design). Pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan uji t
dengan menggunakan teknik total populasi yaitu 50 orang bayi usia 0-30 hari.
Berdasarkan hasil penelitian Pada kelompok control terdapat rata-rata
durasi Menyusu pertama (pre-test) 5,44 dan durasi kedua (post-test) 5,52,
sedangkan hasil uji t p= 0,802 > 0,05 artinya tidak terdapat pengaruh pada
kelompok kontrol. Nilai rata-rata pada kelompok perlakuan pada durasi pertama
(pre-test) yaitu 5,40 dan durasi kedua (post-test) 7,36. Hasil uji t diperoleh p=
0,00 < 0,05, artinya secara statistik menunjukkan adanya pengaruh pijat bayi
terhadap durasi menyusu bayi.
Diharapkan bidan dapat terus memotivasi ibu untuk melakukan pijat bayi
sehingga akan meningkatkan durasi menyusui pada bayinya dan memotivasi
untuk tetap memberikan ASI Eklusif pada Bayinya.

Kata kunci : Pijat bayi, durasi menyusui


Daftar bacaan : 14 (2005-2017)
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i


DAFTAR ISI.................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... v
DAFTAR BAGAN.......................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 3
1.3.1 Tujuan Umum .................................................................................... 3
1.3.2 Tujuan Khusus................................................................................... 3
1.4 Manfaat penelitian .................................................................................. 4
1.5 Keaslian penelitian.................................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Tinjauan Pustaka .................................................................................... 12
2.1.1 Durasi Menyusu ................................................................................ 12
2.1.2 Saraf Vagus ...................................................................................... 13
2.1.3 Pijat Bayi........................................................................................... 13
2.1.4 Fisiologis Pijat Bayi ........................................................................... 16
2.1.5 Waktu yang tepat Pijat Bayi .............................................................. 17
2.1.6 Teknik Memijat Bayi .......................................................................... 19
2.1.7 Tatacara Memijat si Kecil .................................................................. 19
2.1.8 Langkah-langkah Pijat Bayi............................................................... 20
2.2 Kerangka Teori ....................................................................................... 26
2.3 Kerangka konsep.................................................................................... 27
2.4 Defenisi Operasional............................................................................... 27
2.5 Hipotesis................................................................................................. 28

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Jenis dan Desain Penelitian.................................................................... 29
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................... 30
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian.............................................................. 30
3.4 Jenis dan Pengumpulan data.................................................................. 31
3.5 Alat Ukur/Instrumen dan Bahan Penelitian.............................................. 31
3.6 Prosedur penelitian ................................................................................. 31
3.7 Pengolahan dan Analisis Data ................................................................ 32
3.8 Etika Penelitian ....................................................................................... 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Penelitian ....................................................................................... 34
4.1.1 Analisis Univariat .............................................................................. 34
4.1.2 Analisis Bivariat................................................................................. 36
4.2 Pembahasan........................................................................................... 36

BAB V SIMPULAN DAN SARAN


5.1 Simpulan................................................................................................. 39
5.2 Saran...................................................................................................... 39

Daftar Pustaka.............................................................................................. viii


lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Menyusui merupakan proses fisiologis untuk memberikan nutrisi kepada


bayi secara optimal IDAI (2010). Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah
pemberian ASI kepada bayi sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa
menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain
Kementrian Kesehatan RI (2013).
Menurut WHO (2010), menyusui eksklusif dapat melindungi bayi dan
anak terhadap penyakit berbahaya dan mempererat ikatan kasih sayang
(bonding) antara ibu dan anak. Untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian anak, United Nation Children Found (UNICEF) dan World Health
Organization (WHO) merekomendasikan agar anak sebaiknya disusui hanya
ASI selama paling sedikit 6 bulan.
Hasil laporan Global Media Analysis yang dilakukan oleh CARMA
International untuk UNICEF. Menunjukkan bahwa cakupan liputan mengenai
isu kurang gizi (undernutrition) mendapat perhatian yang meningkat secara
global. Isu menyusui mendapat perhatian yang lebih rendah dibandingkan
dengan isu kurang gizi UNICEF (2013). Sehingga perlu adanya upaya
mendorong dalam peningkatan pemberian ASI.
Menurut WHO (2017), setiap tahun, sekitar 2,6 juta bayi tidak bertahan
sampai satu bulan pertama mereka. Laporan UNICEF dirilis bersamaan
dengan peluncuran kampanye global dengan motto Every Child Alive. Lebih
dari 80 persen kematian bayi yang baru lahir dapat dicegah, kata laporan
tersebut, "dengan akses ke bidan yang terlatih, beserta solusi yang terbukti
berhasil seperti air bersih, desinfektan, menyusui dalam waktu satu jam
pertama, kontak dari kulit ke kulit dan nutrisi yang baik
International Baby Food Action Network/ IBFAN (2014). Asia melaporkan
hasil asesmen yang menggunakan perangkat The World Breastfeeding
Trends Initiative (WBTi). Mengenai implementasi Strategi Global Pemberian
Makan pada Bayi dan Anak di 51 negara, termasuk Indonesia. Menurut laporan
tersebut, Indonesia menduduki peringkat ke tiga terbawah dari 51
negara yang mengikuti penilaian status kebijakan dan program pemberian
makan bayi dan anak.
Menurut Riskesdas (2013), proses mulai menyusui terbanyak terjadi pada
1-6 jam setelah kelahiran (35,2%) dan kurang dari 1 jam (inisiasi menyusui dini)
sebesar 34,5%. Sedangkan proses mulai menyusui terendah terjadi pada
7-23 jam setelah kelahiran yaitu sebesar 3,7%. Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 28 Tahun 2017 tentang IIzin dan Penyelenggaraan praktik
bidan menyebutkan bahwa bidan berwenang memantau tumbuh kembang
bayi melalui deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang. Salah satu bentuk
stimulasi yang selama ini dilakukan adalah dengan pijat bayi.
Manfaat pemberian ASI diantaranya sebagai nutrisi, meningkatkan
kecerdasan dan meningkatkan jalinan kasih sayang. Keuntungan menyusui
akan meningkat seiring lama menyusu eksklusif selama enam bulan. Menurut
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional/RPJMN (2015-2019)
yang terkait dengan pemberian ASI eksklusif yaitu Menurunkan Angka
Kematian Bayi (AKB) menjadi 24 per 1000 kelahiran.
Manfaat pemberian ASI eksklusif sangat banyak, namun tingkat
pemberian ASI eksklusif dalam 6 bulan pertama masih sangat rendah, menurut
Survei Dasar Kesehatan Indonesia (2012) menunjukkan, jumlah ibu yang
memberikan ASI eksklusif pada bayinya selama 6 bulan hanya mencapai
42 persen dari angka kelahiran.
Rentang frekuensi menyusui yang optimal adalah antara 8-12 kali setiap
hari. Tetapi sebaiknya menyusui bayi tanpa dijadwal, karena bayi akan
menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya jika bayii
menangis bukan karena sebab lain atau ibu sudah merasa ingin menyusui
bayinya. Dengan di berikan pijat bayi aktivitas Nervus Vagus mempengaruhi
mekanisme penyerapan makanan pada bayi yang dipijat mengalami
peningkatan tonus nervus vagus yangakan menyebabkan peningkatan enzim
penyerapan gastrin dan insulin sehingga menyebabkan penyerapan
makanan menjadi lebih baik dan meningkatkan berat badan bayi. Aktivitas
Nervus Vagus meningkatkan volume ASI, penyerapan makanan menjadi
lebih baik karena peningkatan aktivitas nervus vagus menyebabkan bayi
cepat lapar dan akan lebih sering menyusu pada ibunya sehingga ASI akan
lebih banyak diproduksi Kelly (2008) dalam Fitriahadi (2016)
Penelitian yang lainnya, dibuktikan oleh Field (2002) dalam Fitriahadi
(2016), bahwa bayi yang mendapatkan sentuhan dan rangsangan lainnya
dalam empat bulan pertama kehidupan akan menunjukkan sikap tersenyum
dan bersuara serta tidak rewel. Ini berarti sentuhan ibu kepada bayi akan
menentukan sikap positif bagi bayi mereka, maka dari itu, pijat bayi
hendaklah dilakukan oleh orangtuanya sendiri. Sentuhan dan pandangan kasih
orangtua kepada bayinya akan memberikan jalinan kasih sayang yang kuat
diantara keduanya. Sentuhan orangtua merupakan dasar komunikasi untuk
memupuk cinta kasih antara orangtua dan anaknya.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul pengaruh pijat bayi terhadap durasi menyusu bayi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang dibahas dalam penelitian


ini adalah bagaimana Pengaruh Pijat Bayi Terhadap durasi menyusu bayi di
klinik Pratama Niar Medan Amplas?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan umum

untuk mengetahui pengaruh pijat bayi terhadap durasi menyusu bayii


di Klinik Pratama Niar

1.3.2 Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui durasi menyusu bayi pada kelompok kontol hari


ke-10 dan hari ke-20
b. Untuk mengetahui durasi menyusu bayi pada kelompok
eksperimen hari ke-10 dan hari ke-20
c. Mengetahui pengaruh pijat bayi terhadap durasi menyusu bayi
1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

a. Bagi peneliti

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti terutama


tentang metode Pijat bayi dalam meningkatkan durasi menyusu pada
bayi.

1.4.2 Manfaat Praktik

a. Bagi masyarakat

Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan promosi kesehatan


mengenai arti pentingnya pemberian asi yang optimal dengan
dilakukan Pijat bayi.

b. Bagi klinik pratama niar

Penelitian ini di harapkan dapat menambah khasanah ilmu


pengetahuan yang berkaitan dengan dilakukan Pijat bayi dalam
meningkatan pemberian ASI.

c. Bagi ibu menyusui

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber pengetahuan untuk ibu


menyusui tentang manfaat dan pentingnya pemberian asi yang
optimal untuk tumbuh kembang bayi.
1.5 Keaslian Penelitian

Berikut ada beberapa penelitian yang melakukan riset mengenai pengaruh Pijat bayi dan Bounding and Attachment
terhadap durasi menyusu bayi usia 0-5 bulan:

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No Peneliti dan Dasar Teori Metodologi Kesamaan Perbedaan


Judul Penelitian Penelitian Penelitian
Penelitian
1 Enny Fitriadi Pijat bayi adalah suatu bentuk Penelitian ini Variabel Sampel dari
mengenai permainan gerakan pada bayi, menggunakan dependen dan penelitian
“Pengaruh Pijat untuk merangsang pertumbuhan rancangan Independen variable penelitian tepatnya
Bayi Terhadap dan perkembangan serta kuantitatif dengan penelitian penelitian saya
frekuensi dan kemampuan pergerakan bayi metode memiliki memiliki variabel
durasi menyusu secara optimal (Roesli,2010) eksperimen persamaan yaitu : independen yaitu
bayi (2016) Penelitian Cyntia mersmann (Quasy variabel Pijat Bayi
(2000) ibu yang memijat bayinya eksperimental dependen (pijat
mampu memproduksi ASI lebih design) bayi) variabel
banyak di bandingkan yang Teknik dependen (durasi
bayinya tidak di pijat.Pada saat pengambilan menyusu bayi)
menyusui Bayinya,mereka sampel purposive
merasakan kewalahan karena sampling
ASI nya terus menetes dari Intrument
payudara yang tidak penelitian ini
disusukan.Selai itu pijat bayi berupa
menyebabkan bayi cepat kuesioner,formulir,
lapar.Semakin banyak ASI yang observasi,formulir-
di sedot oleh bayi maka produksi formulir lain yang
ASI berlaku hukum supply and berkaitan dengan
demand.Artinya semakin banyak pencatatan data
ASI di keluarkan semakin makin
banyak pula ASI di
produksi,begitu pula sebaliknya.
Menurut penelitian Purwani &
Darti (2012) bahwa sebagian
besar bayi mendapat frekuensi
menyusui dalam kategori baik
(75%) dengan frekuensi
menyusui kurang lebih 8-
12x/hari, durasi menyusu dalam
kategori baik (96,9%) denan
durasi menyusui kira-kira 10-30
menit dalam setiap kali menyusui
dan sebagian besar memiliki
pertumbuhan dalam kategori
normal
2 Miftah andini,Riri Pijat Bayi juga bermanfaat untuk Penelitian ini Membahas Penelitian ini
Novayelinda,Gam meningkatkan bounding and menggunakan adanya pengaruh membahas
ya Tri Utami attachment antara ibu dan bayi Metode Quasy dan manfaat dari pengaruh pijat bayi
(2014) mengenai (sari,2008) Eksperiment Pijat bayi terhadap
“Pengaruh Pijat Meningkatkan perkembangan dengan pretest terhadap bayi, perkembangan
Bayi Terhdap psikomotor dan perkembangan dan posttest artinya terdapat neonatus dari
Perkembangan mentalnya.Hal ini di tunjukkan oleh control group persaamaan di berbagai aspek.
Neonatus” penelitian yang di lakukan oleh design bagian variabel Penelitian yang
Procianoy,Mendes dan Selveira Teknik Independen saya lakukan
(2009) pengambilan (Pengaruh Pijat adalah membahas
sampel bayi) pengaruh Pijat
menggunakan bayi terhadap
teknik non durasi menyusu di
probability klinik Pratama Niar
sampling Mann- Medan Amplas
Whitney dan terdapat
wilocoxon perberbedaan di
bagian variabel
bebas (Pengaruh
Pijat Bayi) dan
Variabel terikat
(durasi menyusui)

3 Dewi Afrita Sari Stimulasi adalah hal yang harus desain penelitian Penelittian ini Perbedaan terletak
,Misrawati dilakukan agar kecerdasan bayi ini adalah membahas Pada Variabel
,Agrina (2012) berkembang secara optimal. kuantitatif dengan mengenai penelitian,yaitu
Mengenai
Dengan stimulasi, mielinisasi jenis penelitian Pengaruh Pijat variabel
“Pengaruh Pijat
Bayi Baru Lahir atau pembentukan selubung quasi eksperimen Bayi terhadap independen
Terhadap saraf otak akan cepat terbentuk. dengan rancangan Bounding (Pengaruh Pijat
Bounding
Attachment” Semakin banyak stimulasi penelitian pre test– Attachment Bayi ) dan variable
diberikan, semakin banyak pula post test with yang dependen
cabang neuron yang dibentuk, control group, merupakan (Bounding
sehingga terbentuk komunikasi yang bertujuan Variabel Attachment)
sel antar otak yang baik membandingkan independen dari sementara
(Pratyahara, 2012). perbedaan antara penelitian yang penelitian yang
Stimulasi yang diberikan dapat kelompok sayan lakukan saya lakukan
melalui sentuhan-sentuhan Metode variabel
lembut seperti pjat bayi. Pijat bayi Penelitian yang independen (
adalah sentuhan atau rabaan dipilih yaitu Pengaruh PIjat
yang dilakukan oleh orang tua kuantitatif bayi), variable
terhadap bayi setelah kelahiran dengan jenis dependen (Durasi
untuk memberikan jaminan penelitian quasi menyusu)
adanya kontak tubuh eksperimen
berkelanjutan yang dapat dengan
mempertahankan perasaan rancangan
aman pada bayi (Roesli, 2009). penelitian pre
Pijat bayi juga dapat test–post test
meningkatkan sistem kekebalan, with control
meningkatkan aliran cairan getah group sama
bening untuk membersihkan zat dengan metode
berbahaya, mengubah yang saya
gelombang otak secara positif, lakukan dalam
memperbaiki sirkulasi otak dan penelitian saya
pernafasan, merangsang fungsi
pencernaan serta pembuangan,
meningkatkan berat badan,
mengurangi depresi dan
ketegangan, membuat tidur lelap,
mengurangi rasa sakit, kembung
dan kolik (sakit perut),
meningkatkan hubungan batin
orangtua dan bayinya,
meningkatkan produksi air susu
ibu, mengembangkan
komunikasi, memahami isyarat
bayi dan meningkatkan percaya
diri (Roesli dan Lee, 2009)
Pada penelitian yang lainnya,
dibuktikan oleh Field (2002),
bahwa bayi yang mendapatkan
sentuhan dan rangsangan
lainnya dalam empat bulan
pertama kehidupan akan
menunjukkan sikap tersenyum
dan bersuara serta tidak rewel.
Ini berarti sentuhan ibu kepada
bayi akan menentukan sikap
positif bagi bayi mereka. Maka
dari itu, pijat bayi hendaklah
dilakukan oleh orangtuanya
sendiri.
12

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Durasi Menyusui dan Pijat Bayi

2.1.1 Durasi Menyusui

Waktu menyusui tidak terlalu lama atau tidak lebih dari 30 menit.
Dalam waktu tersebut bayi sudah dapat mengisap foremilk (low fat milk)
dan hindmilk (high fat milk) yang diproduksi. Anggapan bahwa selama 10
menit pertama menyusu bayi telah mendapatkan 90% kandungan ASI
adalah tidak benar. Dengan perlekatan yang benar bayi akan menyusu
secara efektif sehingga tidak lebih dari 15 menit ia sudah merasa
kenyang. Semakin besar bayi, ia akan semakin efektif dan pandai
menyusu sehingga waktu yang diperlukan tidak selama masa ia lahir. Jika
Ibu merasa bayi menyusu terlalu lama (hingga 1 jam atau lebih), maka
kemungkinan besar sebenarnya ia hanya ngempeng bukan menyusu
dengan benar (Mohrbacher, 2005).
Gunakan insting Ibu untuk meyakinkan ASI yang diperoleh cukup
mengingat setiap bayi umumnya memiliki pola makan yang unik dan
kadang berbeda satu dengan yang lain. Selama bayi tumbuh dan
berkembang secara optimal dan memiliki berat badan normal, maka ibu
tidak perlu khawatir bayi tidak mendapatkan cukup (Mohrbacher, 2005).
Dalam berbagai penelitian menunjukkan bahwa ternyata ASI
sudah bisa mengenyangkan dan memenuhi nutrisi bayi. Kandungan ASI
terdiri dari dua jenis air susu, yaitu foremilk dan hindmilk. Foremilk adalah
ASI yang diproduksi pada proses awal menyusui, diproduksi dalam
jumlah banyak dan mengandung protein dan laktosa, tapi kadar lemaknya
rendah hanya 1-2 gram/dl atau sama dengan 1-2 gram per 100 ml. Kadar
air dalam foremilk cukup tinggi sehingga dapat memenuhi kebutuhan
cairan bayi. Jadi ia tidak akan merasa haus meski tidak diberi air minum.
Hindmilk adalah air susu yang diproduksi pada akhir proses
menyusui. Kadar lemaknya cukup tinggi 3 kali dibandingkan foremilk tapi
jumlahnya lebih sedikit. Karena itu, warna jenis susu ibu ini lebih putih
13

dibandingkan foremilk. Tingginya jumlah lemak dalam hindmilk akan


memenuhi kebutuhan kalori dan rasa kenyang pada bayi.

2.1.2 Saraf vagus

Saraf vagus adalah saraf kranialis ke-10 yang sebagian besar


serat sarafnya merupakan saraf parasimpatis. Fungsi utama dari vagus
adalah untuk fonasi/ berbicara dan menelan. Saraf vagus juga berperan
dalam mentransmisikan serat sensorik dari kulit bagian posterior dari
meatus auditori eksternal dan membran timpani. Saraf ini juga meyarafi lajur
usus sejauh lengkungan lienalis dari usus besar transversal (kasar), dan
jantung, cabang trakeobronkial dan bagian interna abdomenVagus adalah
saraf yang paling luas distribusinya dari semua saraf kranialis. Namanya
mencerminkan distribusi yang luas dan jenis sensasi yang disampaikannya
(Arti Vagus dalam bahasa Latin: samar, tidak terbatas, mengembara).

2.1.3 Pijat Bayi

Pijat Bayi adalah seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang


di kenal sejak awal manusia di ciptakan di dunia serta telah di praktekkan
sejak berabad-abad silam secara turun temurun oleh dukun bayi. (Roesli,
2001) Pijat bayi (stimulus touch ) adalah terapi sentuhan kulit dengan
menggunakan tangan. Pijat Bayi adalah terapi sentuhan tertua dan
terpopuler yang di kenal manusia, yang juga merupakan seni perawatan
kesehatan dan pengobatan yang dipraktikkan sejak berabad-abad silam
Suririnah (2009) dalam Andini (2016)
Sentuhan adalah indra pertama di mana bayi dapat memberikan
reaksi.Sentuhan juga merupakan cara menyampaikan rasa kasih sayang
kepadanya. Mulailah pemijatan sedini mungkin. Makin cepat anda
mendapat kontak fisik dengan anak,makin cepat keraguan anda lenyap.
Sentuhan dan pijat pada bayi setelah kelahiran dapat memberikan
jaminan adanya kontak tubuh berkelanjutan yang dapat mempertahankan
perasaan aman pada bayi. Laporan tertua tentang seni pijat untuk
14

pengobatan tercatat di papyrus ebers, yaitu catatan kedokteran zaman


mesir kuno. Ayu-veda,buku kedokteran tertua di india sekitar 1800
SM,menuliskan tentang pijat, diet dan olah raga sebagai cara
penyembuhaan di masa itu. Sekitar 5000 tahun yang lalu,para dokter di cina
dari dinasti Tang juga meyakini bahwa pijat adalah salah satu dari 4 teknik
pengobatan penting Roesli (2001) dalam prasetyono (2017).
Pijat bayi dilakukan tidak seperti pijat untuk orang dewasa,tetapi
lebih banyak menekankan pada sentuhan, karena itu pijat bayi biasa
disebut dengan stimulus touch. Lapisan tubuh manusia yang paling peka
adalah kulit. Selain berfungsi sebagai pelindung tubuh, kulit juga berfungsi
sebagai indra perasa selain lidah. Kulit manusia dapat merasakan
tekanan suhu udara dan sentuhan-sentuhan yang mengenainya secara
langsung karena itu, sensasi sentuhan/raba adalah indra yang aktif
berfungsi sejak dini,karena bayi telah merasakannya sejak masa janin, yaitu
ketika dikelilingi dan belai oleh cairan hangat ketuban.
Sentuhan juga akan merangsang peredaran darah dan akan
menambah energi karena gelombang oksigen yang segar akan lebih
banyak dikirim ke otak dan keseluruh tubuh. Beberapa dengan teknik
pijatan yang lain, pijatan pada bayi ini tidak sekedar memberi efek rileks dan
membantu memperlancar peredaran darah pada si kecil, tapi juga menjadi
salah satu cara untuk memberi stimulus pada perkembangan selruh indra
bayi, meningkatkan berat badan dan meningkatkan pertumbuhan
(Prasetyono, 2017).
Pijat Bayi merupakan salah satu teknik perawatan bayi yang
sangat khusus, biasanya untuk merawat bayi yang sakit perut, sembelit,
atau kembung karena banyak minum, yang membuat bayi menangis trus
menerus karena merasa badannya tidak enak. Titik tekan pengobatan
(acupressure) pada bayi berbeda dengan orang dewasa yang membuat
pemijatan itu begitu efektif, Jalinan ikatan batin antara ibu dan bayi
sangatlah penting mengingat semakin erat suatu jalinan terwujud semakin
tinggi pula pemahaman para ibu akan kebutuhan bayinya, sehingga
kesempatan bayi untuk tumbuh dengan lebih baik menjadi lebih besar
pula (Prasetyono, 2017).
15

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengukuhkan


pentingnya peranan dari ikatan batin ibu-bayi bagi pertumbuhan dan
perkembangan bayi. Pemijatan terbukti dapat membantu terjalinnya
ikatan batin ibu dan anak serta meningkatkan pertumbuhan anak. Di
Indonesia pelaksanaan pijat bayi dimasyarakat desa masih di pegang
peranannya oleh dukun bayi. Selama ini pemijatan tidak hanya dilakukan
bila bayi sehat, tetapi juga pada bayi sakit atau rewel dan sudah menjadi
rutinitas perawatan bayi setelah lahir. Seiring dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi,para pakar telah membuktikan bahwa
terapi sentuh dan pijat menghasilkan perubahan fisiologis yang
menguntungan berupa peningkatan daya tahan tubuh,dan kecerdasan
emosi yang lebih baik. Pijat bayi dapat dimulai segera setelah lahir,kapan
saja sesuai keinganan orang tua Roesli, (2001) dalam Prasetyono
(2017). Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain :
a. Tangan bersih dan hangat
b. Hindari goresan pada kulit bayi akibat kuku dan perhiasan
c. Ruang hangat dan tidak pengap
d. Bayi sudah selesai makan atau bayi sedang tidak lapar
Menyediakan waktu khusus yang tidak di ganggu oleh hal
lain.minimum15 menit untuk melakukan seluruh tahapan pemijatan
e. Duduklah dengan posisi nyaman dan tenang
f. Baringkan bayi di atas permukaan kain yang rata, lembut dan
bersih
g. Siapkan handuk, popok, baju ganti, dan minyak atau baby oil/lotion
h. Minta izin pada bayi sebelum melakukan pemijatan dengan cara
membelai wajah dan bayi sambil mengajak bicara
i. Gunakan minyak minyak ketika memijat untuk menghindari luka
akibat gesekan yang dapat terjadi karena kontak dengan
kulit.Minyak yang cocok adalah minyak zaitun, minyak telon, atau
baby oil. Jangan menggunakan minyak aromaterapi karena terlalu
keras untuk kulit bayi
Stimulasi pijat bayi mulai diperkenalkan oleh Dr.Tiffany Field dari
Touch Research Institute, Miami, Florida, AS, pada tahun 1995. Saat
16

menyampaikan persentasinya dalam Kongres Internasional Dokter


Spesialis Anak di Hong kong pada menyatakan bahwa pijat bayi harus
di bedakan dengan pijatan untuk orang dewasa yang lebih banyak
memberi tenaga yang besar untuk penekanan,pijatan yang di berikam
kepada si kecillebih seperti usapan-usapan atau sentuhan-sentuhan,
karena itu pijat bayi ini disebut juga dengan stimulus touch,dan dapat
dilakukan setiap hari selama 15-20 menit selama sebulan.Stimulasi ini
akan merangsang perkembangan struktur maupun fungsi sel-sel otak.
Selain itu bayi-bayi yang di pijat selama 5 hari saja, daya tahan tubuhnya
akan mengalami peningkatan sebesar 40 persen disbanding bayi-bayi
yang tidak dipijat (Prasetyono,2017).

2.1.4 Fisiologi Pijat

Kulit merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai receptor


terluas yang dimiliki manusia. Sensasi sentuh atau raba adalah indera
yang aktif berfungsi sejak dini, karena ujung-ujung saraf yang terdapat
pada permukaan kulit akan bereaksi terhadap sentuhan-sentuhan. Dan
selanjutnya mengirimkan pesan-pesan ke otak melalui jaringan saraf
yang berada di tulang belakang. Pijat atau sentuhan juga akan
merangsang peredaran darah dan akan menambah energi karena
gelombang oksigen yang segar akan lebih banyak dikirim ke otak dan
seluruh tubuh (Roesli, 2001) dalam Prasetyono (2017).
Penelitian tentang pijat bayi sampai saat ini terus berkembang, ada
beberapa teori yang menerangkan mekanisme tentang pijat bayi, antara
lain :
a. Betha Endorphins
Beta Endorphin adalah teknik pemijatan yang dapat meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan anak. Tahun 1989, Schanberg dari
Duke University Medical School melakukan penelitian pada bayi-bayi
tikus dan ditemukan bahwa jika hubungan taktil (jilat) ibu tikus kepada
bayinya terganggu akan menyebabkan penurunan enzim ODC (ornithine
decarboxylase) dimana enzim ini menjadi petunjuk peka bagi
pertumbuhan sel dan jaringan. Hal lain yang akan terjadi adalah
17

penurunan pengeluaran hormon pertumbuhan. Pengurangan sensasi


taktil akan meningkatkan pengeluaran suatu neurochemical betha-
endorphine, yang akan mengurangi pembentukan hormone
pertumbuhan karena menurunnya jumlah dan aktivitas ODC jaringan.
b. Aktivitas Nervus Vagus
Aktifitas ini akan mempengaruhi mekanisme penyerapan makanan.
Penelitian Field dan Schanberg (1989) menunjukkan bahwa pada
bayi yang dipijat mengalami peningkatan tonus nervus vagus yang
menyebabkan peningkatan kadar enzim penyerapan gastrin dan
insulin. Dengan demikian, penyerapan makanan akan menjadi lebih
baik.
c. Teori Perubahan Gelombang Otak
Rangsangan taktil (pemijatan) dapat meningkatkan kesiagaan atau
konsentrasi serta membuat tidur lebih lelap. Hal ini dikarenakan
terjadinya peningkatan gelombang Betha dan Theta serta penurunan
gelombang Alpha di otak yang nampak pada gambaran EEG. Di
Touch Research Amerika, dilakukan penelitian pada dua kelompok
anak dengan pemberian soal matematika. Pada kelompok anak yang
dilakukan pemijatan 2 kali 15 menit setiap minggu selama jagka
waktu 5 minggu dapat menyelesaikan soal matematika tersebut 50%
lebih cepat dengan tingkat kesalahan 50% lebih sedikit pada
kelompok anak yang tidak dipijat. (Roesli, 2001)
d. Teori Immunitas
Penelitian yang dilakukan terhadap penderita HIV yang dipijat sebanyak
5 kali seminggu selama sebulan dapat meningkatkan volume dan
citotoxicitas dari system immunitas tubuh natural Kilier Cells. Hal
tersebut dapat mengurangi resiko terjadinya infeksi sekunder pada
penderita AIDS.

2.1.5 Waktu yang Tepat dilakukan Pijat Bayi

Banyak dari orang tua yang merasa ragu untuk memijatkan bayinya.
Keraguan ini cukup beralasan karena di samping masih terlalu kecil, juga
tulang bayi belum cukup kuat untuk dilakukan pemijatn.
18

Keraguan ini hendaknya bias di tepis karena pijat bayi sangatlah


berbeda dengan pijat orang dewasa. Menurut para ahli di bidang
tumbuh kembang anak, pijat bayi dapat dilakukan melalui usapan halus
tanpa tekanan, dan dapat dimulai setelah bayi lahir sekalipun. Jadi,
memijat bayi dapat di mulai kapan saja sesuai keinginanan (Prasetyono,
2017).
Bayi akan mendapat keuntungan lebih besar bila pemijatan
dilakukan setiap hari sejak lahir sampai usia enam atau tujuh bulan.
Sebaiknya pemijatan dilakukan pagi hari sebelum mandi,atau bisa juga
malam hari sebelum bayi tidur, karena aktivitas bayi sepanjang hari
yang cukup melelahkan tentunya bayi juga perlu relaksasi agar otot-
ototnya menjadi kendur kembali, sehingga bayi dapat tidur lebih
nyenyak dan tenang. Tindakan pijatdi kurangi seiring dengan
bertambahnya usia bayi. Sejak usia enam bulan pijat dua hari sekali sudah
memadai (Prasetyono, 2017).
Pemijatan dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa keahlian khusus.
Namun, harus di ingat bahwa yang di pijat adalah seorang bayi yang
tulangnya belum cukup kuat untuk dilakukan penekanan seperti dalam
pijat orang dewasa. Sebelum memijat, pastikan tangan anda bersih dan
hangat. Periksa kuku dan perhiasan untuk menghindari goresan pada kulit
bayi (Prasetyono, 2017).
Waktu yang digunakan dalam pemijatan tidak ada ketentuan baku.
Namun, berdasarkan pengalaman, paling lama pemijatan secara
lengkap dapat di lakukan sekitar 15 menit. Setelah selesai,segaralah
bayi dimandikan agar tubuhnya merasa segar dan bersih dari lumuran
baby oil (Prasetyono, 2017).
Pemijatan bisa dilakukan oleh siapapun, baik ayah, ibu, nenek,
atau anggota keluarga lain. Penelitian di Australia membuktikan, bayi yang
di pijat ayahnya berat bdannya cenderung naik dan hubungan dengan
ayah makin baik. Bahkan bayi yang di pijat sejak usia 4 minggu, ketika
mencapai usia 12 minggu, akan lebih responsive (Prasetyono,
2017).
19

2.1.6 Teknik Memijat Bayi

Teknik memijat sangat mudah di pelajari oleh siapapun karena itu


untuk memberikan pijatan pada si kecil, tak selalu harus dengan bantuan
tukang pijat bayi. Anda pun bisa melakukan sendiri di rumah. Asal anda
memahami betul tata cara pemijatan serta bagian mana yang boleh di
pijat dan yang tidak boleh, maka manfaat pijatan dan yang tak boleh,
maka manfaat pijatan yang anada berikan bisa di rasakan secara maksimal
oleh bayi anda. Ada beberapa lokasi pada tubuh bayi yang di anjurkan
untuk di berikan pijatan, yaitu wajah, dada, perut, tangan dan kak, serta
punggung. Sebelum mulai memijat, lalukan beberapa langkah persiapan
(Prasetyono, 2017 ) yaitu :
a. Mencuci tangan
b. Hindari kuku dan perhiasan yang menggores kulit bayi
c. Ruang untuk memijat usahakan hangat dan tidak pengap
d. Bayi selesai makan atau tidak berada dalam keadaan lapar
e. Usahakan tidak di ganggu dalam waktu lima belas menit untuk
melakukan proses pemijatan
f. Baringkan bayi di atas kain rata yang lembut dan bersih
g. Ibu/Ayah duduk dalam posisi nyaman
h. Sebelum memijat, mintalah izin kepada ayi dengan cara membelai
wajahnya sambil mengajak bicara.

2.1.7 Tata Cara Memijat si Kecil

Untuk mendapatkan manfaat yang optimal pemijatan bayi tak bisa


dilakukan secara sembarangan. Ada cara dan rambu-rambu yang mesti
dipertahatikan Suririnah (2009) dalam Prasetyono (2017).
a. Bayi Umur 0-1 bulan
Gerakan yang dilakukan lebih mendekati usapan usapan
halus.Sebelum ali pusat bayi lepas, sebaiknya tidak di lakukan
pemijatan di daerah perut.
b. Bayi Umur 1-3 bulan
Gerakan memijat dilakukan dengan halus disertai tekanan ringan
dalam waktu yang lebih singkat.
20

c. Bayi Umur 3 Bulan – Anak Umur 3 Tahun


Seluruh gerakan dilakukan dengan tekanan dan waktu yang makin
meningkat.Total waktu pemijatan disarankan sekitar 15 menit. Lumurkan
sesering mungkin minyak atau baby oil atau lotion yang lembut sebelum
dan selama pemijatan. Setelah itu, lalukan gerakan pembukaanberupa
sentuhan ringan di sepanjang sisi muka bayi atau usaplah rambutnya.
Gerakan pembuka ini untuk memberitahukan bahwa waktu pemijatan
akan segera dilakukan padanya
Setiap gerakan yang di berikan pada masing-masing teknik dapat di
ulang sebanyak lima sampai enam kali sesuai kebutuhan Eveline dan
Djamaluddin (2010;83).

2.1.8 Langkah-langkah pemijatan bayi

Langakah langkah pemijatan bayi (Babycare Franchise Johnson


Asia Pasific,2012).

2.1.8.1 Pijatan Wajah

Teknik pemijatandi bawah ini dapat di lakukan dengan


menyesuaikan kebutuhan bayi masing masing orang tua harus
senantiasa mencermati tanda- tanda dan reaksi dari dari respon bayi
yang di pijat

a. Careless Love (Sentuhan Cinta)


Mengusap dengan rasa sayang dimulai dari garis tengah wajah
kea rah samping seperti membuka buku.
b. Relax (Pijatan daerah alis)
Pijat daerah di atas alis dari tengah ke samping menggunkan
kedua ibu jari
c. Circle Down( Pijatan Memutar Membentuk Lingkaran)
Pijat mulai dari kedua sudut mata bagian dalam mulut melewati
pangkalhidung sampai tulang pipi seperti senyuman bayi. Pijat di
atas dagu mulai dari tengah ke samping menuju kea rah pipi
21

d. Cute (Pijatan Daerah Belakang Telinga)


Akhiri pijatan wajah dengan gerakan lingkran kecil mulai dari daerah
di bawah telinga menuju dagu dengan menggunakan tiga jari

2.1.8.2 Pijatan Dada

a. Butterfly (Pijatan Kupu-kupu)


Letakkan kedua telapak tangan di tengah dada bayi.Gerakkan
kedua telapak tangan ke atas samping di bwah leher kemudian ke
samping ke bawah dan kembali ke tengah tanpa mengangkat
tangan, menyerupai sayap kupu-kupu
b. Cross (Pijatan Menyilang)
Letakkan kedua telapak tangan di kedua sudut tulang rusuk
terbawah.Pijat menyilang dengan telapak tangan dari pinggang
kea rah bahu dan sebalikna, bergantian kanan dan kiri.

2.1.8.3 Pijatan Tangan

a. Milking (Pijatan memerah)


Pegang lengan bayi dengan kedua telapak tangan seperti
memegang memukul softball (tangan kanan menggenggam
lengan atas,tangan kiri menggenggam lengan bawah)
Buat gerakan seperti memerah dengan menggerakkan tangan
kanan dan kiri pangkal lengan atas ke pergelangan tangan secara
bergantian dan berulang-ulang
b. Rolling (Pijatan Menggulung)
Gunakan kedua telapak tangan untuk membuat gerakan seperti
menggulung mulai dari pangkal lengan menuju pergelangan
tangan
c. Squeezing (Pijatan Memeras)
Lakukan gerakan memutar dan memeras dengan lembut dari
pangkal paha ke pergelangan kaki dengan kedua tangan
d. Thum After Thumb (Pijatan telapak dan punggung tangan)
22

Pijat seluruh permukaan telapak tangan mulai dari pergelangan


tangan kearah jari-jari menggunakan ibu jari
Pijat seluruh permukaan punggung tangan mulai dari pergelangan
tangan kea rah jari-jari menggunakan ibu jari
e. Spiral (Pijatan memutar pada telapak tangan dan punggung
tangan)
Pijat seluruh permukaan telapak tangan mulai dari pergelangan
tangan menuju pangkal jari dengan gerakan memutar
menggunakan ibu jari
Pijat seluruh permukaan punggung tangan mulai dari pergelangan
tangan menuju pangkal jari dengan gerakan memutar
menggunakan ibu jari
f. Finger Snake (Pijatan pada Jari)
Goyang dan tarik lembut setiap jari tangan bayi
g. Relax (Gerakan Relaksasi)
a) Tangan disilangkan
pegang pergelangan tangan bayi dan silangkan keduanya di
dada,luruskan kembali kedua tangan bayi ke samping, ulangi
gerakan ini beberapa kali
b) Diagonal tangan-kaki
Pertemukan ujung kaki kanan dan ujung kaki kanan dan ujung
kaki kiri bayi di atas tubuh bayi sehingga membentuk garis
diagonal.Tarik kembalikaki kanan dan tangan kanan dan
tangan kiri bayi ke posisi semula.Pertemukan ujung kaki kiri dan
ujung tangan kanan bayi di atas tubuh bayi sehingga
membentuk garis diagonal. Tarik kembali kaki kanan dan
tangan kiri bayi ke posisi semula. Lakukan gerakan ini secara
berulang-ulang

2.1.8.4 Pijatan Perut

a. Mengayuh
Letakkan telapak tangankanan di bawah tulang iga dan hati
gerakkan telapak tangan kanan ke bawah dengan tekanan lembut
23

sampai di bawah pusar Ulang dengan telapak tangan kiri secara


bergantian beberapa kali.
b. Bulan-Matahari
Pijat dengan telapak tangan kanan mulai dari perut kanan bawah
bayi ke atas menuju ke perut kiri bawah bayi ke atas,menuju ke
perut kiri bawah bayi searah jarum jam Lanjutkan pijatan dengan
tangan kiri dengan gerakan berputar,mulai perut sebelah kanan
bawah bayi ke atas mengikuti arah jarum jam, membentuk lingkaran
penuh,gerakan di ulang beberapa kali.
c. I Love You
a) I : Pijat dengan tiga ujung jari tangan, dari perut kiri atas bayi lurus
ke bawah seperti membentuk huruf I
b) LOVE : Pijat dengan tiga ujung jari tangan, dari kanan atas ke
kiri atas perut bayi, kemudian ke bawah membentuk huruf L
terbalik
c) YOU : Pijat dengan tiga ujung jari tangan, dari kanan atas
kemudianke perut kiri atas menuju bawah, membentuk huruf U
terbalik
d. Walking Fingers (Pijatan Jari Berjalan)
Tekan seluruh bagian dinding perut dengan ujung jari telunjuk,jari
tengah, dan jari manis, bergantian berjalan dari sebelah kanan ke
kiri untuk mengeluarkan gelembung gelembung udara
e. Relax (Gerakan Relaksasi)
Akhiri pijatan perut dengan mengangkat dan menekuk kedua kaki
bayi hingga bagian paha menyentuh perut, kemudian menekan
perlahan ke arsh perut

2.1.8.5 Pijatan Kaki

a. Milking (Pijatan Memerah)

a) Pegang tungkai bayi dengan kedua telapak tangan


sepertimemegang pemukul softball (tangan kanan
menggenggam tungkai atas,tangan kiri menggenggam tungkai
bawah)
24

b) Buat gerakan seperti memerah dengan menggerakkan tangan


kanan dan kiri kebawah dari pangkal paha ke tumit secara
bergantian dan berulang-ulang.
b. Squeezing (Pijatan Memeras)
Lakukan gerakan memutar dan memeras denganlembuat dari
pangkal paha ke pergelangan kaki dengan kedua tangan.
c. Thumb After Thumb (Pijatan telapak dan punggung kaki)
a) Pijat seluruh permukaan telapak kaki mulai dari tumit kea rah jari-
jari menggunakan kedua ibu jari
b) Pijat seluruh permukaan punggung kaki mulai dari tumit ke arah
jari jari menggunakan ibu jari.
d. Spiral (Pijatan memutar pada telapak dan punggung kaki)
a) Pijat seluruh permukaan telapak kaki mulai dari pergelangan
kaki menuju pangkal jari dengan gerakan memutar menggunakan
ibu jari
b) Pijat seluruh permukaan punggung kaki mulai dari pergelangan
kakimenuju pangkal jari dengangerakan memutar
menggunakan ibu jari
e. Finger Shake (Pijatan pada Jari)
Goyangdan tarik lembut setiap jari kaki
f. Relax (Gerakan Relaksasi)
a) Menyilangkan kaki
Pegang kedua pergelangan kaki bayi, silangkan ke atas,
sehinggamata kaki kanan luar bertemu mata kaki kiri dalam.
Kembalikan posisi kaki pada posisi semula. Gerakan ini dilakukan
bergantian dan berulang
b) Menekuk Kaki bergantian
Pegang pergelangan kaki kanan dalam posisi kaki lurus,
kemudian tekuk kaki kanan perlahan kea rah perut.
c) Lakukan gerakan yang sama pada kaki kiri, ulang secara
bergantian beberapa kali.
25

2.1.8.6 Pijatan Punggung

a. Go Back Forward (Pijatan Maju Mundur)


a) Tengkurapkan bayi melintang di depan pemijat, dengan kepala
di sebelah kiri dan kaki di sebelah kanan pemijat
b) Posisi telapak tangan tegak lurus terhadap tulang punggung
bayi, lakukan gerakan maju mundur, menggunakan telapak
tangan di sepanjang punggung dari leher sampai ke pantatbayi.
b. Slip (Pijatan Meluncur)
Posisi telapak tangan tegak lurus terhadap tulang punggung bayi,
gerakkan telapak tangan lurus dari atas ke bawah, dari leher sampai
bokong
c. Mengayuh
Letakkan telapak tangan kanantegak lurus terhadap tulang
belakang. Gerakkan telapak tangan kanan ke bawah dengan
tekanan lembut sampaibokong / pantat
d. Spiral (Pijatan Melingkar)
Buat gerakan melingkar kecil di sepanjang otot punggung, mulai dari
bahu sampai bokong sebelah kiri dan kanan, dengan menggunakan
tiga jari
e. Menggaruk
Akhiri pijatan punggung dengan membuat beberapa kali belaian
memanjang dari leher menuju bokong dengan menggunakan
ujung-ujung jari.
26

2.2 Kerangka Teori

Pijat Bayi

Aktivitas
nervus vagus

Peningkatan
nervus vagus

Pengosongan
lambung cepat

Peningkatan
Produksi ASI

Peningkatan
durasi menyusu

Bagan 2.1. Kerangka Teori


27

2.3 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Pijat Bayi Peningkatan durasi menyusu

Bagan 2.2 Kerangka Konsep

2.4 Definisi Operasional

Variabel Defenisi Alat ukur Hasil Ukur Skala


Pengukurana
Pijat Bayi Stimulasi berupa Menggunakan Dilakukan Nominal
serangkaian SOP pijat bayi, Tidak di
sentuhan yang di , yang di lakukan
lakukan pada lakukan di pagi
bayi, untuk hari
meningkatkan
aktivitas saraf
pada bayi.
Durasi Lamanya bayi Menggunakan Rerata Rasio
Menyusu menyusu pada Jam sebagai lamanya bayi
ibunya, penghitung menyusu
durasi dengan
menyusu satuan menit
bayi,dengan
satuan menit
28

Tabel 2.1 Tabel Defenisi Operasional

2.5 Hipotesis

Adapun hipotesis dari penelitian tersebut adalah : “Ada pengaruh Pijat


bayi terhadap durasi menyusu bayi”
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental kuasi,


dengan rancangan waktu dengan kelompok pembanding (Control time
series design). pada desain ini ada kelompok pembanding (kontrol).
Rancangan ini lebih memungkinkan adanya control terhadap validitas
internal sehingga keuntungan dari rancangan ini adanya validitas internal yang
tinggi (Notoadmodjo,2012)
Validitas internal berhubungan dengan ketepatan mengidentifikasi
perubahan variabel keluaran atau hasil eksperimen, hanya sebagai akibat
dari adanya perlakuan. Artinya seberapa jauh perubahan yang terjadi pada
variabel dependen tersebut sebagai pengaruh dari adanya perlakuan
(Riyanto,2017).
. Rancangan bentuk desain ini desain rangkian waktu dengan
kelompok pembanding (Control Time Series Design), adalah sebagai berikut
(Riyanto,2017) :

Kelompok eksperimen Pretest Perlakuan Posttes

Kelompok kontrol Pretest Posttes

Bagan 3.1 Desain Penelitian

29
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di klinik pratama Niar Jl. Balai Desa Pasar 12, Marindal
II, Patumbak, Deli Serdang, Medan Amplas dan klinik tersebut percaya
dan sudah MOU dengan institusi pendidikan Politeknik kesehatan Kemenkes
RI

3.2.2 Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan bulan Mei 2018

3.3 Populasi dan Sampel penelitian

3.3.1 Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah semua bayi yang lahir di klinik bersalin Niar
pada bulan Mei 2018 . Berdasarkan data yang diperoleh darii survei awal
jumlah pasien yang akan bersalin dari bulan Mei berjumlah 50 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah semua bayi yang lahir di klinik bersalin
Niar pada bulan Maret 2018, sebanyak 50 bayi yang diperoleh darii survey
awal. Teknik yang digunakan adalah total sampling.
Untuk mengurangi bias, peneliti menentukan kriteria inklusi dan ekslusi.
Pada penelitian ini kriteria inklusinya adalah :
1) Bayi yang mendapat ASI
2) Orang tua bayi bersedia menjadi responden
Pada penelitian ini kriteris eksklusinya adalah :
1) Bayi yang mengalami kelainan bawaan/cacat organ
2) Bayi dalam keadaan sakit

30
3.4. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

3.4.1 Jenis data

a. Data Primer
Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari kuisioner tindakan dan jam
sebagai alat untuk mengetahui durasi menyusu bayi sebelum dan
sesudah diberi perlakuan.
b. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini berasal dari status rawat pasien di
klinik pratama Niar

3.4.2 Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan cara pengisian
kuisioner yang telah dipersiapkan oleh peneliti.

3.5. Alat ukur/Instrumen dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah kuisioner


dan jam sebagai alat untuk mengukur durasi menyusu bayi.

3.6. Prosedur Penelitian

Sebelum melakukan pengumpulan data, peneliti mengikuti prosedur


pengumpulan data sebagai berikut :
a. Prosedur Administratif

a) Pengumpulan data dilakukan setelah mendapat surat ijin dari pihak


prodi DIV Kebidanan Poltekkes Medan yang akan diserahkan pada
lahan penelitian yaitu Klinik Pratama Niar Medan Amplas.
b) Melakukan sosialisasi rencana – rencana penelitian pada ibu klinik
dan kakak pegawai klinik pratama Niar Medan Amplas. Peneliti
menjelaskan tujuan penelitian, manfaat penelitian, manfaat serta
prosedur penelitian.
b. Pemilihan pengumpul data

31
Peneliti mengambil sampel sesuai dengan kriteria sampel yang telah di
tetapkan.
c. Pelaksanaan
a) Peneliti mengidentifikasi responden yang memiliki kriteria sampel
yang telah di tetapkan
b) Kemudian peneliti menjelaskan tentang tujuan penelitian, manfaat
penelitian, hak untuk menolak berpartisipasi tanpa pengaruh orang
lain serta jaminan rahasia dan privasi
c) Peneliti memberikan kesempatan kepada calon responden (ibu/ayah
bayi) untuk bertanya tentang hal yang belum jelas mengenai
penelitian yang akan dilakukan
d) Peneliti kemudian menawarkan responden penelitian dengan
menandatangani lembar persetujuan menjadi responden (informed
consent).
e) Penelitian dilakukan selama satu bulan, setelah itu peneliti
melakukan analisa data dan pengolahan data menggunakan teknik
komputerisasi.

3.7 Pengolahan dan analisis data

3.7.1 Pengolahan data

a. Editing : Memeriksa semua kuesioner dan lembar


wawancara apakah data dan jawaban sudah
lengkap dan benar
b. Coding : Pemberian kode guna mempermudah peneliti
pada saat analisa data , pengolahan data serta
pengambilan kesimpulan
c. Processing : Memproses data dengan mengentri data dari
kuisioner dan lembar wawancara ke program
computer.
d. Cleanning : Memeriksa kembali data yang sudah di entri
apakah ada kesalahan atau tidak

32
3.7.2 Analisis data

a. Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau


mendeskripsikam karateristik setiap variabel penelitian
(Notoadmodjo,2012).
Analisis ini di lakukan untuk menegetahui pengukuran durasi pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
b. Bivariat
Apabila telah dilakukan analisis univariat tersebut, hasilnya akan
diketahui karateristik atau distribusi setiap variabel, dan dapat
dilanjutkan analisis bivariate. Analisis bivariate dilakukan terhadap dua
variabel yang di duga berhubungan atau berkolerasi
(Notoadmodjo,2012).
Analisis ini dilakukan untuk menganalisis perbedaan score durasi
menyusu sebelum dan sesudah dilakukan pijat bayi pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen.

Uji yang di lakukan adalah uji T-test karena T-test. Tes ini diterapkan
jika analis data bertujuan untuk mengetahui apakah 2 kelompok sampel
berbeda dalam variabel tertentu.

3.8 Etika Penelitian


Peneliti mengambil bayi usia 0-5 bulan di Klinik bersalin Sumi Ariani
sebagai sampel penelitian, Penelitian dilakukan dengan menekankan etika
penelitian dengan prinsip (Notoadmodjo,2012) :
1. Respect Human Dignity and Right to Justice (Menghormati harkat dan
martabat manusia)
2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect for
privacy and confidentiality)
3. Keadilan dan inklusivitas/keterbukaan (respect for justicean
inclusiveness)

33
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai


Pengaruh Pijat Bayi Terhadap durasi menyusu bayi di klinik Pratama Niar
Medan Amplas. Data diperoleh melalui proses pengumpulan data dilakukan sejak
pada bulan April sampai dengan Mei 2018 di Klinik Pratama Niar Medan.
Jumlah responden sebesar 25 orang bayi tidak pijat dan 25 orang bayi yang
dipijat. Penyajian data meliputi durasi bayi tidak pijat dan bayi yang dipijat di Klinik
Pratama Niar Medan.

4.1.1 Analisa Univariat

Dalam penelitian ini responden adalah bayi di Klinik Pratama Niar Medan.
Berdasarkan hasil penelitian pada 50 orang bayi. Analisis ini
mendeskripsikan durasi menyusu bayi. Selengkapnya hasil dapat dilihat
pada tabel berikut:

Tabel 4.1 Distribusi Durasi Menyusu Bayi pada Kelompok Kontrol pada hari ke-10
dan hari ke- 20 di Klinik Pratama Niar Medan Amplas Tahun 2018
Hari ke-10 Hari ke-20
Durasi menyusui Persentase Persentase
No Jumlah Jumlah
dalam menit
(%) (%)
3 3 12 2 8
4 4 16 3 12
5 6 24 7 28
6 5 20 7 28
7 5 20 5 20

8 2 8 1 4
25 100.0 25 100.0

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa pada pada hari ke-10 dan
pada hari ke-20 mayoritas durasi menyusu selama 5-7 menit artinya tidak ada
perubahan durasi menyusu.

34
Tabel 4.2 Distribusi Durasi Menyusu Bayi pada Kelompok Eksperimen pada hari ke-
10 dan hari ke-20 di Klinik Pratama Niar Medan Amplas Tahun 2018
Hari ke-10 Hari ke-20
Durasi menyusui
No
Persentase Persentase
dalam menit Jumlah Jumlah
(%) (%)
3 2 8 0 0
4 4 16 1 4
5 8 32 0 0
6 6 24 6 24
7 3 12 7 28
8 2 8 5 20
9 0 0 5 20

10 0 0 1 4
25 100.0 25 100.0

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa durasi menyusu pada hari ke-
10 mayoritas durasi menyusu selama 5-7 menit, sementara pada hari ke-20
mayoritas durasi menyusu selama 6-10 menit yang artinya ada peningkatan
durasi menyusu.

4.1.2 Analisa Bivariat

Analisis ini dilakukan untuk menganalisis perbedaan rerata score durasi


menyusu pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Selengkapnya hasil
dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3 Perbedaan Durasi Menyusui Tidak dilakukan pijat dan dilakukan pijat di
Klinik Pratama Niar Medan AmplasTahun 2018

Varibel Mean SD Mean Diffrence p

Kelompok Durasi pertama 5,44 1,502 0.08 0,802


Kontrol Durasi kedua 5,52 1,295
Kelompok Durasi pertama 5,40 1,354 1.96 0,000
Perlakuan Durasi kedua 7,36 1,381

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa Pada kelompok yang tidak


dilakukan pijat bayi tidak ada perbedaan durasi menyusu pada hari ke-10 dan ke-
20, nilai p > 0,05. Sedangkan pada kelompok yang mendapat perlakuan pijat bayi
terjadi peningkatan durasi menyusu dari rata-rata 5,40 menit menjadi 7,36 menit,
mean diffrence 1,96, nilai p < 0,01 yang artimya ada pengaruh
35
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian Pada kelompok kontrol terdapat rata-rata
durasi menyusu hari ke-10 5,44 menit dan durasi menyusu hari ke-20 5,52
menit, dan hasil uji t p= 0,802 > 0,05 artinya tidak terdapat pengaruh pada
kelompok control. Nilai rata-rata durasi menyusu pada kelompok eksperimen
pada hari ke-10 yaitu 5,40 dan durasi menyusu hari ke-20 7,36 menit, hasil uji t
diperoleh p= 0,00 < 0,05 artinya secara statistik menunjukkan terdapat
pengaruh peningkatan durasi menyusu pada kelompok eksperimen
Pada kelompok perlakuan diketahui bahwa terdapat perbedaan durasi
menyusu yang tidak dilakukan Pijat dan yang dilakukan pijat. Hasil uji t
diperoleh p= 0,00 < 0,05, artinya secara statistik menunjukkan terdapat
perubahan Durasi menyusu yang tidak melakukan Pijat dan yang melakukan
Pijat. Hasil uji statistik didapatkan p value 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh peningkatan durasi menyusu pada kelompok eksperimen
Hasil penelitian ini sejalan dengan penetian yang dilakukan oleh Fitriani
dan nurhidayanti (2016) mendapatkan hasil bahwa ada hubungan antara pijat
bayi dengan durasi menyusu. Hasil uji Chi Square menunjukkan bahwa pengaruh
pijat bayi terhadap frekuensi dan durasi menyusu pada bayi didapatkan hasil p
value 0,03 (karena p value > 0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya
ada pengaruh pijat bayi terhadap frekuensi dan durasi menyusu pada bayi.
Pijat bayi merangsang nervus vagus akan mempengaruhi mekanisme
penyerapan makanan pada bayi. Peningkatan tonus nervus vagus akan
menyebabkan peningkatan enzim penyerapan gastrin dan insulin sehingga
penyerapan makanan menjadi lebih baik serta meningkatkan berat badan bayi.
Aktivitas nervus vagus meningkatkan volume ASI, penyerapan makanan
menjadi lebih baik karena peningkatan aktivitas nervus vagus menyebabkan
bayi cepat lapar dan akan lebih sering menyusu pada ibunya sehingga ASI
akan lebih banyak diproduksi. Teori tersebut di dukung oleh penelitian Miftah
andini,Riri Novayelinda,Gamya Tri Utami (2014) mengenai “Pengaruh Pijat Bayi
Terhdap Perkembangan Neonatus”. Berdasarkan hasil penelitian yang diolah
melalui uji Mann-Whitney didapatkan p value sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai

36
α (0,05). Berarti ada pengaruh yang signifikan pijat bayi terhadap
perkembangan neonatus.
Teknis perlakuan pijat bayi yaitu dilakukan pada saat bayi sehat dan
tidak sedang tidur. Pemijatan dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa keahlian
khusus. Namun, harus di ingat bahwa yang di pijat adalah seorang bayi yang
tulangnya belum cukup kuat untuk dilakukan penekanan seperti dalam pijat orang
dewasa. Sebelum memijat, pastikan tangan anda bersih dan hangat. Periksa
kuku dan perhiasan untuk menghindari goresan pada kulit bayi (Prasetyono,
2017).
Waktu yang digunakan dalam pemijatan tidak ada ketentuan baku.
Namun, berdasarkan pengalaman, paling lama pemijatan secara lengkap dapat
di lakukan sekitar 15 menit. Setelah selesai,segaralah bayi dimandikan agar
tubuhnya merasa segar dan bersih dari lumuran baby oil (Prasetyono, 2017).
Tindakan yang dilakukan adalah pijat bayi kurang lebih 15-20 menit
setelah selesai bayi di pakaikan baju dan dibedong lalu di pantau frekuensi dan
durasi menyusunya. Berdasarkan hasil uji dan analisis penelitianini dapat
disimpulkan bahwa teknik pijat bayi berpengaruh terhadap durasi menyusu
pada bayi.

37
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Pada kelompok kontrol terdapat rata-rata durasi menyusu hari ke-10 5,44
menit dan durasi menyusu hari ke-20 5,48.menit
2. Pada kelompok eksperimen terdapat rata-rata durasi menyusu hari ke-10
5,40 menit dan durasi menyusu hari ke-20 7,36 menit
3. Ada pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan durasi menyusu bayi 0-30
hari, dengan nilai p < 0,05

5.2. Saran

5.2.1 Bagi Praktek Kebidanan


Pelayanan pijat bayi dapat di terapkan pada di klinik Pratama Niar.
Karena Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh pijat bayi dala
meningkatkan durasi menyusu bayi usia 0-30 hari.

5.2.2 Bagi Institusi Kebidanan


Mengajarkan dan memfasilitasi keterlampilan pijat bayi kepada
mahasiswi kebidanan agar kompeten dalam melakukan pijat bayi.

5.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya


Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data tambahan bagi
penelitian berikutnya dan dapat mengembangkan dan meningkatkan
penelitian ini baik dari segi peningkatan jumlah populasi dan sampel penelitian,
penambahan variabel penelitian maupun metode penelitian.

38
DAFTAR PUSTAKA

Andini, M., Novayelinda, R. and Utami, G. T. (2014) ‘Pengaruh Pijat Bayi


terhadap Perkembangan Neonatus‟, Jom Psik, 1(2), pp. 1–9. Available at:
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=186693&val=6447&title=P
engaruh Pijat Bayi Terhadap Perkembangan Neonatus.Fisioterapi, P. S.,
Kedokteran, F. and Hasanuddin, U. (2016) „No Title‟.

Eveline,Djamaludin.2010.Panduan Pintar merawat bayi dan baita.Jakarta.PT Wahyu


Medika.

Fitriahadi, E. (2016) ‘Pengaruh Pijat Bayi terhadap Frekuensi dan Durasi Menyusu
Bayi’,10(2), pp. 92–97.

Hardjadinata,Yohana.Yoga for baby.Jakarta.Dian Rakyat

Heryani,Reni.2010.Asuhan kebidanan ibu nifas dan menyusui.Jakarta.TIM

https://supportbreastfeeding.wordpress.com/2009/01/09/benarkah-asi-ibu-kurang-
waspadai-tanda-haus-palsu-pada-bayi/

Notoatmojo,Soekidjo.2005.Metodologi penelitian kesehatan.jakarta.rineka cipta

.2012.Metodologi penelitian kesehatan.jakarta.rineka cipta

Nancy Mohrbacher, IBCLC & Kathleen Kendall-Tackett, PhD, IBCLC. Breastfeeding


Made Simple: Seven Natural Laws for Nursing Mothers, 2005. New Harbinger
Publication, Canada

Majalah Kartini.2017. Pekan ASI Sedunia 2017.1 agustustus 2017.halaman


21.Jakarta

Pengertian Saraf nervus vagus. https://id.wikipedia.org/wiki/Saraf_vagus#Referensi

Pradesta,Rohimawati (2013) „Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang kolostrum di


klinik mojosongo surakarta tahun 2013 karya tulis ilmiah‟, pp. 1–61. Available at:
http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-pradestaro-
457-1-pradesta-0.pdf.

Prasetyo D.S 2017.Buku Pintar Pijat Bayi.Yogyakarta.Buku biru

39
Primanta,anggun,2016. Pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi
.Makassar.hhttp://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtpunimus-gdl sitimunayi-
5345-4-bab3.pdf

Riyanto,Agus.2017.Aplikasi Metodologi penelitian kesehatan.Yogyakarta. Medika

Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019.


https://www.bappenas.go.id/id/data-dan-informasiutama/dokumenperencanaan-
dan-pelaksanaan/dokumen-rencana-pembangunannasional/rpjp-20052025/
rpjmn -2015-2019/

SDGs Indicators and Data Mapping in Indonesia_UNDP UNEP 2015.


www.id.undp.org/.../indonesia/.../SDGs%20Indicators%20and%20... - Google
Search

40
41

Anda mungkin juga menyukai