Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH MATERNITAS

INISIASI MENYUSUI DINI

DISUSUN OLEH KELOMPOK 9

1. Hairil Gunawan NIM : 72.20.001.D.16.062


2. Muhammad Ihfan Dian Fatoni NIM : 72.20.001.D.16.073
3. Siti Aminah NIM : 72.20.001.D.16.081

AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
TAHUN 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat-Nya makalah ini dapat
diselesaikan. Shalawat serta salam marilah kita ucapkan kepada junjungan kita Nabi Besar
Muhammad SAW, semoga kita mendapat syafa’at beliau di akhir zaman. Terimakasih yang
sebesar-besarnya kami ucapkan kepada koordinator mata kuliah Maternitas Ibu Anik Puji
Rahayu S.Kp, M.Kep, yang telah membimbing kami dan juga kepada kawan-kawan kelas II
B serta pihak lain yang telah terlibat selama proses penulisan makalah ini. Terimakasih atas
semua bantuan dan masukan yang telah kalian berikan kepada kami.

Makalah ini membahas tentang Insiasi Menyusui Dini. Dengan adanya makalah ini,
kami berharap makalah ini dapat memberikan pengetahuan dan wawasan serta dapat
membantu dalam proses pembelajaran untuk kita semua. Kami sadar bahwa makalah yang
kami susun ini masih sangat jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami meminta dan
memohon kritik ataupun saran yang membangun kepada semua pihak yang membaca
makalah ini. Mungkin ini yang dapat kami sampaikan semoga bermanfaat untuk semua,
terimakasih.

Samarinda, 12 Maret 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................1

DAFTAR ISI...........................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang...................................................................................................................3
B. Tujuan ..............................................................................................................................5

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Anatomi Payudara.............................................................................................................6
B. Pengertian IMD.................................................................................................................9
C. Prinsip IMD.....................................................................................................................10
D. Langkah-langkah penatalaksanaan IMD..........................................................................10
E. Manfaat IMD...................................................................................................................11
F. Kandumgam ASI.............................................................................................................13

BAB III IMPLEMENTASI

A. Pengertian........................................................................................................................14
B. Indikasi.............................................................................................................................14
C. Peralatan...........................................................................................................................14
D. Cara..................................................................................................................................14

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................................................21
B. Saran................................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seorang bayi selama dalam kandungan telah mengalami proses tumbuh kembang
sedemikian rupa, sehingga waktu bayi lahir berat badannya sudah mencapai berat badan
normal. Pertumbuhan dan perkembangan bayi terus berlangsung sampai dewasa. Proses
tumbuh kembang ini dipengaruhi oleh makanan yang diberikan pada anak. Makanan yang
paling sesuai untuk bayi adalah Air Susu Ibu (ASI), karena ASI memang diperuntukkan bagi
bayi sebagai makanan pokok bayi.
United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF) melaporkan
sebanyak 30 ribu kematian bayi di Indonesia dan 10 juta kematian balita di seluruh dunia
pada tiap tahunnya dapat dicegah melalui pemberian air susu ibu secara eksklusif selama 6
bulan sejak lahir tanpa harus memberikan makanan serta minuman tambahan apapun kepada
bayi. Pemberian air susu ibu dapat membentuk perkembangan intelegensia, rohani dan
perkembangan emosional. WHO merekomendasikan inisiasi menyusu dini sebagai
tindakan life saving.
Program Inisiasi Menyusu Dini (IMD) didasarkan pada hasil penelitian yang
membuktikan bahwa kontak bayi dengan ibunya seawal mungkin setelah lahir akan
berdampak positif untuk perkembangan bayi.(2) Inisiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan
proses bayi mulai menyusu sendiri setelah dilahirkan. Segera setelah keluar dari rahim,
biarkan kulit bayi kontak langsung dengan kulit ibunya selama minimal satu jam untuk
mencari sendiri sumber minumnya (ASI).
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 bagian kedua
tentang Inisiasi Menyusu Dini Pasal 9, tenaga kesehatan dan penyelenggaran fasilitas
pelayanan kesehatan wajib melakukan inisiasi menyusu dini terhadap bayi yang baru lahir
kepada ibunya paling singkat selama 1 (satu) jam. Inisiasi menyusu dini sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara meletakkan bayi secara tengkurap di dada atau
perut ibu sehingga kulit bayi melekat pada kulit ibu.
Dari serangkaian hasil penelitian jangka panjang di seluruh belahan
dunia, WHO dan Unicef mengadaptasi Global Strategy for Infant and Young Child
Feeding demi menyelamatkan anak-anak yang terancam malnutrisi dari seluruh penjuru
dunia. Dalam strategi global pemberian makan bayi dan balita ini WHO dan Unicef
merekomendasikan : segera dilakukan inisiasi menyusu dini (IMD) segera dalam satu jam
setelah kelahiran bayi, pemberian ASI saja (ASI eksklusif) tanpa makanan dan minuman lain
bagi bayi 0 – 6 bulan, pengenalan makanan pendamping ASI yang mencukupi kebutuhan
nutrisi dan aman pada anak.
ASI dan pola pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada anak umur 0-23
bulan yang meliputi : proses mulai menyusu, inisiasi menyusu dini (IMD), pemberian
kolostrum, pemberian makanan prelakteal, menyusu eksklusif, dan pemberian MP-ASI.
Kriteria menyusu eksklusif ditegakkan bila anak umur 0-6 bulan hanya diberi ASI saja pada
24 jam terakhir dan tidak diberi makanan prelakteal. Menyusui sejak dini mempunyai
dampak yang positif baik bagi ibu maupun bayinya. Bagi bayi, menyusui mempunyai peran
penting untuk menunjang pertumbuhan, kesehatan, dan kelangsungan hidup bayi karena ASI
kaya dengan zat gizi dan antibodi. Sedangkan bagi ibu, menyusui dapat mengurangi
morbiditas dan mortalitas karena proses menyusui akan merangsang kontraksi uterus
sehingga mengurangi perdarahan pasca melahirkan (postpartum).
Persentase nasional proses mulai menyusu kurang dari satu jam (IMD) setelah bayi
lahir adalah 34,5 persen, dengan persentase tertinggi di Nusa Tenggara Barat (52,9%) dan
terendah di Papua Barat (21,7%). Untuk Sumatera Utara pada tahun 2013 sendiri persentase
proses mulai menyusu < 1 jam (IMD) sebesar 22,9%, 1-6 jam sebesar 32,9%, 7-23 jam
sebesar 4,2%, 24-47 jam sebesar 17,1%, dan ≥ 48 jam sebesar 22,9%.
Penelitian yang dilakukan oleh Rati di Puskesmas Batua Tahun 2013 mengenai
perilaku ibu post partum dalam pelaksanaan Inisiasi Menyusi Dini (IMD) menunjukkan
bahwa ibu post partum belum mampu menjelaskan tentang IMD seperti pemahaman mereka
tentang ASI eksklusif sehingga IMD terkesan belum sepopuler ASI Eksklusif.
Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti di Klinik Harapan Bunda Tahun
2014, melalui wawancara dari 8 orang ibu post partum, hanya terdapat 3 orang post
partum yang mengetahui dengan baik tentang pelaksanaan inisiasi menyusu dini (IMD), dan
sikap positif tentang pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada bayi baru lahir dan
terdapat 5 orang ibu post partum yang tidak mengetahui dengan baik tentang pelaksanaan
inisiasi menyusu dini (IMD) pada bayi baru lahir, hal ini dikarenakan kurangnya informasi
yang didapatkan ibu mengenai Inisiasi Menyusui Dini (IMD) baik melalui petugas kesehatan
ataupun media massa, ibu terlalu sibuk dengan pekerjaan sehari atau ibu yang memang tidak
perduli mengenai pentingnya dan manfaat Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Disamping itu
sebagian ibu juga enggan untuk dilakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD).
B. Tujuan
1. Mengetahui anatomi payudara
2. Mengetahui pengertian inisiasi menyusui dini
3. Mengetahui prinsip inisiasi menyusui dini
4. Mengetahui langkah-langkah penatalaksanaan inisiasi menyusui dini
5. Mengetahui manfaat inisiasi menyusui dini
6. Mengetahui kandungan ASI
7. Mengetahui SOAP pada inisiasi menyusui dini
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Anatomi payudara
Payudara ( mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak dibawah kulit, atas
otot dada dan fungsinya memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai
sepasang kelenjar payudara dengan berat kira- kira 200 gram, yang kiri umumnya
lebih besar dari yang kanan. Pada waktu hamil payudara membesar, mencapai 600
gramdan pada waktu menyusui mencapai 800 gram.

 
Ada tiga bagian utama pada payudara yaitu :
a. Korpus ( badan )
yaitu bagian yang membesar Dalam korpus mammae terdapat alveolus yaitu
unit terkecil yang memproduksi susu. Alveolus terdiri dari beberapa sel aciner
yang menghasilkan susu serta dikelilingi oleh sel-sel mioepitel yang berkontraksi
mendorong susu keluar darai kelenjar alveoli, jaringan lemak, sel plasma, sel otot
polos dan pembuluh darah. Beberapa lobules berkumpul menjadi 15-20 lobus
pada tiap payudara. Dan setiap lobus terdiri dari 20 sampai 40 lobulus, sedangkan
tiap lobules terdiri dari 10-100 alveoli.
b. Areola
yaitu bagian yang kehitaman ditengah Letaknya mengelilingi puting susu dan
berwarna kegelapan yang disebabkan oleh penipisan dan penimbunan pigmen
pada kulitnya. Perubahan warna ini tergantung dari corak kulit dan adanya
kehamilan. Pada daerah ini didpatkan kelenjar keringat, kelenjar lemak dari
montgometry yang membentuk tuberkel dan akan membesar selama kehamilan.
Kelenjar lemak ini akan menghasilkan suatu bahan yang melicinkan kalang
payudara selama menyusui. Pada kalang payudara terdapat duktuk laktiferus yang
merupakan tempat penampungan air susu. Luasnya kalang payudara biasa 1/3 – ½
dari payudara.
c. Papilla/ putting
yaitu bagian yang menonjol dipuncak payudara. Terletak setinggi interkosta
IV, tetapi berhubungan dengan adanaya variasi bentuk dan ukuran payudara.
Maka letaknya pun akan bervariasi pula. Pada tempat ini, terdapat lubang-lubang
kecil yang merupakan muara duktus dari laktferus, ujung-ujung saraf, pembuluh
darah, pembuluh getah bening, serat-serat otot polos yang tersusun secara sirkuler
sehingga bila ada kontraksi maka duktus laktiferus akan memadat dan
menyebabkan putting susu ereksi sedangkan serat- serat oto yang longitudinal
akan menarik kembali putting susu tersebut. Lakerus sinus/ ampulla bertindak
sebagai waduk sementara bagi air susu. Payudara mendapat pasokan darah dari
arteri mammary internl dan eksternal serta bercabang dari arteri – arteri
intercostals. Venanya diatur dalam bentuk bundar disekeliling putting susu. Cairan
limfa mengalir bebas keluar diantara payudara danterus ke node node limfa
didalam axial dan media stinum.
Bentuk putting ada empat, yaitu bentuk yang normal, pendek/datar, panjang dan terbenam
(inverted).

B. Pengertian Inisiasi Menyusui dini


Merupakan kemampuan bayi mulai menyusu sendiri segera setelah dia
dilahirkan. Cara melakukan IMD ini disebut pula breast crawl atau merangkak untuk
mencari puting ibu secara alamiah. Pada prinsipnya IMD merupakan kontak langsung
antara kulit ibu dan kulit bayi, bayi ditengkgrapkan di dada atau di perut ibu selekas
mungkin setelah seluruh badan dikeringkan (bukan dimandikan), kecuali pada telapak
tangannya. Kedua telapak tangan bayi dibiarkan tetap terkena air ketuban karena bau
dan rasa cairan ketuban ini sama dengan bau yang dikeluarkan payudara ibu, dengan
demikian ini menuntun bayi untuk menemukan puting. Lemak (verniks) yang
menyamankan kulit bayi sebaiknya dibiarkan tetap menempel. Kontak antarkulit ini
bisa dilakukan sekitar satu jam sampai bayi selesai menyusu.
Gupta (2007), menyatakan inisiasi menyusu ibu disebut sebagai tahap ke
empat persalinan yaitu tepat setelah persalinan sampai satu jam setelah persalinan,
meletakkan bayi baru lahir dengan posisi tengkurap setelah dikeringkan tubuhnya
namun belum dibersihkan, tidak dibungkus didada ibunya segera setelah persalinan
dan memastikan bayi mendapat kontak kulit dengan ibunya, menemukan puting susu
dan mendapatkan kolostrom atau ASI yang pertama kali keluar.
Inisiasi menyusu dini adalah proses menyusu bukan menyusui yang
merupakan gambaran bahwa inisiasi menyusu dini bukan program ibu menyusui bayi
tetapi bayi yang harus aktif sendiri menemukan puting susu ibu (Alfian, M, dkk,
2009). Setelah lahir bayi belum menunjukkan kesiapannya untuk menyusu (Gupta,
2007). Reflek menghisap bayi timbul setelah 20-30 menit setelah lahir. Roesli (2008),
menyatakan bayi menunjukkan kesiapan untuk menyusu 30-40 menit setelah lahir.

C. Prinsip Inisiasi Menyusu Dini (IMD)


Prinsip dasar inisiasi menyusu dini adalah tanpa harus dibersihkan dulu, bayi
diletakkan di dada ibunya dengan posisi tengkurap dimana telinga dan tangan bayi
berada dalam satu garis (Markum, 1991), sehingga terjadi kontak kulit dan secara
alami bayi mencari payudara ibu dan mulai menyusu.
Prinsip dasar IMD adalah tanpa harus dibersihkan terlebih dahulu, bayi
diletakkan di dada ibunya dan secara naluriah bayi akan mencari payudara ibu,
kemudian mulai menyusu (Rosita, 2008).

D. Langkah-langkah Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)


Rosita (2008), menyatakan ada 10 langkah yang harus di lakukan untuk terlaksananya
IMD yaitu :
1. Ibu harus ditemani seseorang yang dapat memberikan rasa nyaman dan aman
saat melahirkan, baik itu suami, ibu, teman atau saudara yang lainnya.
2.  Membantu proses kelahiran dengan upaya-upaya di luar obat seperti pijatan,
aromaterapi dan lain-lain kecuali jika dokter sudah memutuskan untuk
menggunakan obat atau alat pemicu.
3. Memberikan posisi yang nyaman bagi ibu saat proses persalinan atau
memberikan posisi melahirkan sesuai keinginan ibu, karena tidak semua ibu
merasa nyaman dengan posisi terlentang.
4. Mengeringkan tubuh bayi dengan handuk halus segera setelah lahir tanpa
diimandikan terlebih dahulu, biarkan cairan alami yang menyelimuti kulit bayi.
5. Meletakkan bayi di dada ibu dengan posisi tengkurap.
6. Memberikan kulit bayi bersentuhan dengan kulit ibu hingga bayi menemukan
puting susu ibu kemudian menyusunya.
7. Memberikan bayi bergerak secara alami mencari payudara ibu jangan arahkan
menuju salah satu puting tetapi pastikan bayi dengan posisi nyaman untuk
mencari puting susu ibu.
8. Ibu yang melahirkan dengan secio caesar juga harus segera bersentuhan dengan
bayinya setelah melahirkan yang tentu prosesnya yang membutuhkan perjuangan
yang lebih.
9. Kegiatan-kegiatan yang dapat mengganggu kenyamanan bayi seperti menimbang
dan mengukur harus dilakukan setelah bayi bisa melakukan inisiasi menyusu
dini.
10. Jangan memberikan cairan atau makanan lain pada bayi kecuali ada indikasi
medis.

E. Manfaat IMD
IMD memberi kesempatan kepada bayi untuk menyusu segera setelah lahir. Bayi
setelah lahir, baik melalui persalinan normal maupun Caesar, dibiarkan berada di dada
ibu selama 30-60 menit. Bayi akan secara refleks mencari puting susu ibunya dan
kemudian menyusu.
a. Ada lima tahapan yang dilalui bayi saat akan menyusu dini. Di 30 menit
pertama, ia akan beradaptasi dengan trauma kelahirannya. Ini merupakan
tahap menenangkan diri atau istirahat siaga.

1) Di menit ke-30 sampai 40, bayi akan mengeluarkan suara, melakukan


gerakan mengisap dan memasukkan tangan ke mulut. Setelah itu, bayi
mengeluarkan air liur dan kakinya menekan perut ibu untuk bergerak ke
arah payudara.
2)  Kemudian bayi mengecap kulit ibu dan mendapat bakteri baik yang ada
di sana. Bayi menyentuh puting dan tangannya menghentak-hendak ke
dada ibu untuk merangsang keluarnya ASI. Baru setelah itu, bayi akan
menyusu.
3) Bayi yang diberi kesempatan mengisap puting ibu segera setelah lahir,
memiliki kemungkinan keberhasilan lebih besar dalam menyusu. Tak
hanya itu, saat bayi merangkak dan mencari puting susu ibu akan menjadi
momen paling membahagiakan bagi ibu.
4) Melalui IMD, ibu akan memberi kehangatan dan perlindungan yang baik
bagi bayi, selain mengurangi risiko kematian akibat hipotermi atau
kedinginan. Hal ini, ujar Dr. Utami, dikarenakan suhu tubuh ibu lebih
hangat satu derajat dari lingkungan sekitar, sehingga bayi merasa lebih
nyaman dan aman.
5) Kulit ibu yang sangat ajaib ini dapat menyesuaikan diri dengan suhu yang
dibutuhkan bayi. Bila bayi kedinginan, suhu ibu akan naik dua derajat.
Bila bayi kepanasan, suhu tubuh ibu akan turun satu derajat Celsius
Selain menciptakan kontak kulit bayi dengan kulit ibu yang memberi kehangatan bagi
bayi, IMD juga membuat perdarahan pascakelahiran lebih sedikit. Yang tak kalah
penting, peran oksitosin terbaik adalah pada 45 menit pertama saat bayi menyusu dini.
Sentuhan, kuluman/emutan, dan jilatan bayi pada puting ibu akan merangsang
keluarnya oksitosin yang penting.

b. Bagi ibu :
1) Menyebabkan rahim berkontraksi membantu mengeluarkan plasenta dan
mengurangi perdarahan ibu.
2) Merangsang hormon lain yang membuat ibu menjadi tenang, rileks, dan
mencintai bayi, lebih kuat menahan sakit/nyeri (karena hormon
meningkatkan ambang nyeri), dan timbul rasa sukacita/bahagia.
3) Merangsang pengaliran ASI dari payudara, sehingga ASI matang (yang
berwarna putih) dapat lebih cepat keluar.

F. Kandungan ASI
a. Laktosa yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu buatan. Didalam usus
laktosa akan dipermentasi menjadi asam laktat. yang bermanfaat untuk:
1) Menghambat pertumbuhan bakteri yang bersifat patogen.
2) Merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menghasilkan asam
organik dan mensintesa beberapa jenis vitamin.
3) Memudahkan terjadinya pengendapan calsium-cassienat.
4) Memudahkan penyerapan berbagai jenis mineral, seperti calsium,
magnesium.

b. ASI mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi bayi selama 5-
6 bulan pertama, seperti: Immunoglobin, Lysozyme, Complemen C3 dan C4,
Antistapiloccocus, lactobacillus, Bifidus, Lactoferrin.

c. ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin yang dapat menyebabkan alergi pada


bayi.
BAB III
IMPLEMENTASI
A. Pengertian
Insiasi menyusui dini (IMD) dalam istilah asing sering disebut early inisiation,
memberi kesempatan pada bayi baru lahir untuk menyusu sendiri pada ibu dalam
satu jam pertama kelahirannnya. Ketika bayi sehat diletakan diatas pperut atau
dada ibu segera setelah lahir dan terjadi kontak kulit (skin to skin contact )
merupakan pertunjukan yang menajubkan, bayi akn bereaksi karena rangsangan
sentuhan ibu, dia akn bergerak di atas perut ibu dan menjangkau payudara. Prinsip
pemberian ASI adalah dimulai sedini mungkin, eksklusif selama 6 bulan, teruskan
sampai 2 tahun dengan maknan pendamping ASI sejak usia 6 bulan.

B. Indikasi.
Bayi yang lahir normal tanpa tanda adanya gangguan pernapasan dan kelainan
patologis lainnya.
C. Peralatan
persiapan alat IMD pada partus spontan
1. Buah kain pernrl yang lembut dan kering
2. Topi bayi
D. Cara

1). SOP Insiasi Menyusui Dini Pada Partus Spontan

Pengertian Prinseip pemberian ASI adalah dimulai sedini


mungkin, eksklusif selama 6 bulan, diteruskan
sampai 2tahun dengan makanan pendamping ASI
sejak usia 6 bulan.
Tujuan 1. meningkatan ikatan kasih sayang (asih)
2. Memberikan nutrisi terbaik (asuh)
3. Melatih refleks dan motorik bayi (asah)
Prosedur Persiapan alat:
1. buah kain pernel yang lembut dan kering
2. Topi bayi
Penatalaksanaan:
1. Dianjurkan suami atau keluarga
mendampingi ib dikamar bersalin.
2. Dalam menolong ibu melahirkan
disarankan untuk mengurangi/tidak
menggunakan obat kimiawi.
3. Bayi pertama lahir, segera keringkan
secepatnya terutama kepala, kecuali
tangannya, tanpa menghilangkan vernix
mulut dan hidung bayi di bersihkan, tali
pusat diikat.
4. Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, bayi
di tengkurapkan di dada-perut ibu denga
kulit bayi melekat pada kulit ibu dan mata
bayi setinggi puting susu, keduanya di
selimuti. Bayi dapat diberi topi.
5. Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk
merangsang bayi. Biarkan bayi mencari
putingnya sendiri.
6. Ibu didukung dan dibantu mengenali
perilaku bayi sebelum menyusu.
7. Biarkan kulit bayi bersentuhan dengan kulit
ibu selama paling tidak satu jam, bila
menyusu awal terjad sebelum satu jam
tetap biarkan kulit ibu-bayi bersentuhan
sampai setidaknya 1 jam.
8. Bila dalam 1 jam menyusu awal belum
terjadi, bantu ibu dengan mendekatkan bayi
ke puting tapi jangan masukan puting ke
mulut bayi. Beri waktu kulit melekat pada
kulit 30 menit atau 1 jam lagi.
9. Setelah setidaknya melekat kulit ibu dan
bayi setidaknya 1 jam atau selesai menyusu
awal, bayi baru dipisahkan untuk di
timbang, diukur, di cap. Di beri vitamin K.
10. Rawat Gabung Bayi : ibu-bayi dirawat
dalam satu kamar, dalam jangkauan ibu
selama 24 jam.
11. Berikan ASI saja tanpa minuman atau
makanan lain kecuali atas indikasi medis.
Tidak diberi dot atau empeng.

2). SOP inisiasi Menyusui Dini Pada Operasi Caesar

Pengertian Prinseip pemberian ASI adalah dimulai sedini


mungkin, eksklusif selama 6 bulan, diteruskan
sampai 2tahun dengan makanan pendamping ASI
sejak usia 6 bulan.
Tujuan 1. meningkatan ikatan kasih sayang (asih)
2. Memberikan nutrisi terbaik (asuh)
3. Melatih refleks dan motorik bayi (asah)
Prosedur Persiapan Alat:
1. buah kain pernel yang lembut dan kering
2. Topi bayi
Penatalaksanaan:
1. Dianjurkan suami atau keluarga
mendampingi ibu di kamar operasi atau
dikamar pemulihan.
2. Begitu lahir letakan di meja resusitasi untuk
dinilai, dikeringkan secepatnya terutama
kepala tanpa menghilangkan vernix, kecuali
tangannya. Dibersihkan mulut dan hidung
bayi, kemudian tali pusat diikat.
3. Bila bayi tak perlu dirususitasi; bayi
dibedong, diyebawa ke ibu. Diperlihatkan
kelaminnya pada ibu kekemudian mencium
ibu.
4. Tengkurapkan bayi di dada ibu dengan kulit
bayi melekat dikulit ibu. Kaki bayi agak
sedikit serong/melintang menghindari
sayatan operasi. Bayi dan ibu di selimuti.
Bayi diberi topi.
5. Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk
merangsang bayi mendekati puting sendiri.
6. Biarkan kulit bayi bersentuhan dengan kulit
ibu paling tidak selama satu jam, bila
menyusu awal selesai sebelum 1 jam, tetap
kontak kulit ibu –bayi selama setidaknya 1
jam.
7. Bila bayi, menunjukan kesiapan untuk
meminum, bantu ibu dengan mendekatkan
bayi ke puting tetapi tidak memasukan ke
puting ke mulut bayi. Bila dalam 1 jam
belum bisa menemukan puting ibu, beri
tambahan waktu melekat pada ibu 30 menit
atau satu jam lagi.
8. Bila operasi telah selesai, ibu dapat
dibersihkan dengan bayi tetap melekat di
dadanya dan dipeluk erat oleh ibu.
Kemudian ibu dipindahkan dari meja
operasi ke ruang pulih (RR) dengan bayi
tetap di dadanya.
9. Bila ayah tidak dapat menyertai ibu di
kamar operasi, diusulkan untuk
mendampingi ibu dan mendoakan anaknya
saat di kamar pulih.
10. Rawat Gabung: ibu-bayi dirawat dalam satu
kamar, bayi dalam jangkauan ibu selama 24
jam.
11. Berikan ASI saja tanpa minuman atau
makan lain kecuali atas indikasi medis.
Tidak diberi dot atau empeng.

3. SOP Inisiasi Menyusui Dini Pada Gemelli

Pengertian Prinsip pemberian ASI adalah dimulai sedini


mungkin, eksklusif selama 6 bulan, diteruskan
sampai 2 tahun dengan makanan pendamping ASI
sejak usia 6 bulan

Tujuan 1. Meningkatkan ikatan kasih sayang (asih)


2. Memberikan nutrisi terbaik (asuh)
3. Melatih refleks dan motorik bayi (asah)
Prosedur 1. Dianjurkan suami atau keluarga
mendampingi ibu di kamar bersalin.
2. Bayi pertama lahir, segera keringkan
secepatnya terutama kepala, kecuali
tangannya, tanpa menghilangkan, vernix
mulut dan hidung bayi dibersihkan, tali
pusat diikat.
3. Bila bayi tidak memerlukan retuditasi, bayi
ditengkurapkan di dada-perut ibu dengan
kulit bayi melekat pada ibu dan mata bayi
setinggi puting susu. Keduanya diselimuti.
Bayi dapat diberikan topi.
4. Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk
merangsang bayi. Biarkan bayi mencari
putingnya sendiri.
5. Bila ibu merasa akan melahirkan bayi
kedua, berikan bayi pertama pada ayah.
Ayah memeluk bayi dengan kulit bayi
melekat pada kulit ayah seperti perawatan
pada metode kanguru. Keduanya ditutupi
baju ayah.
6. Bayi kedua lahir, segera dikeringkan
secepatnya terutama kepala, kecuali
tangannya, tanpa menghilangkan, vernix
mulut dan hidung bayi dibersihkan, tali
pusat diikat.
7. Bila bayi kedua memerlukan retusitasi, bayi
kedua ditengkurapkan di dada-perut ibu
dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu.
Letakkan bayi pertama di dada ibu
berdampingan dengan saudaranya, ibu dan
kedua bayinya diselimuti. Bayi-bayi dapat
diberi topi.
8. Biarkan kedua bayi bersentuhan dengan
kulit ibu selama paling tidak 1 jam, bila
menyusu awal terjadi sebelum 1 jam.
9. Bila dalam 1 jam menyusu awal belum
terjadi, bantu ibu dengan mendekatkan bayi
ke puting tapi jangan memasukkan puting
ke mulut bayi. Beri waktu 30 menit atau 1
jam lagi kulit melekat pada kulit.
10. Rawat Gabung Bayi: ibu-bayi dirawat
dalam satu kamar, dalam jangkauan ibu
selama 24 jam.
11. Berikan ASI saja tanpa minuman atau
makanan lain kecuali indikasi medis. Tidak
diberi dot atau empeng.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Inisiasi Menyusu Dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini     adalah
bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir dan segera setelah tali pusat
dipotong  dan diletakkan diatas perut atau dada ibu  dibiarkan kontak kulit bayi
dengan kulit ibunya, setidaknya biarkan minimal 30 menit sampai 1 jam, bayi akan
merangkak sendiri mencari puting ibu untuk menyusu
Prinsip Inisiasi Menyusu Dini (IMD) segera setelah bayi lahir, setelah tali pusat
dipotong, letakkan bayi tengkurap di dada ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit
ibu. Tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini secara umum yaitu dianjurkan suami atau
keluarga mendampingi ibu saat persalinan, Seluruh badan dan kepala bayi
dikeringkan secepatnya, kecuali kedua tangannya, Bayi ditengkurapkan di dada
atau perut ibu. Biarkan kulit bayi melekat dengan kulit ibu. 

B. Saran
Makalah ini diharapkan dapat membantu dalam proses belajar mahasiswa
khususnya materi tentang inisiasi menyusui dini.
DAFTAR PUSTAKA
Dasar – Dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC Kuntoro. 2000.
Departemen Kesehatan RI. 2007. Pelatihan APN Bahan Tambahan IMD. Jakarta :
JNPKKR-JHPIEGO.
Kesehatan Wanita Sebuah Perspektif Global. Yogyakarta: UGM Press Mustafa.
1998
Perawatan Kebidanan Jilid III. Jakarta: Bhatara Karya Aksara Elkin, Martha Keene.
2000
Puji Rahayu, Anik. 2016. Panduan Praktikum KEPERAWATAN MATERNITAS.
Yogyakarta : deepublish.
Roesli, U. 2008. Inisiasi Menyusu Dini plus ASI Ekslusif. Jakarta : Pustaka Bunda
Delva. 2014. Makalah inisiasi menyusui dini. www.scribd.com diakses pada 15
maret 2018 (05.34)
Irmay, Ulfha. 2014. Anatomi dan fisiologi payudara masa nifas.
http://sites.google.com diakses pada 15 maret 2018 (05.48)
Senja, cahya. 2015. Makalah inisiasi menyusui dini (IMD). http://diyahalsyah.co.id
diakses pada 15 maret 2018 (05.28)
Windy, Rahma. 2009. Makalah ASKEB II (IMD dan BOUNDING ATTACMENT).
http://superbidanhapsari.com diakses pada 15 maret 2018 (07.25)
LAMPIRAN

SAP
Satuan Acara Penyuluhan

Topik : Inisiasi Menyusui Dini


Sasaran : Ny.S
Hari / Tanggal : Selasa, 17 April 2018
Waktu : 30 menit
Tempat : RSUD Abdul Wahab Sjahranie (Ruang Mawar)
Penyuluh : Mahasiswa Akademi Keperawatan Pemprov Kaltim
Diagnosa Kep. : Kurang pengetahuan klien tentang Inisisasi Menyusui Dini

A. TIU
Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 30 menit mengikuti penkes, klien akan
dapat menjelaskan Inisiasi Menyusui Dini dengan tepat

B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 30 menit, diharapkan akan mampu :
1. Menjelaskan pengertian Inisiasi Menyusui Dini dengan tepat.
2. Menyebutkan manfaat dari Inisiasi Menyusui Dini dengan tepat.
3. Menyebutkan langkah-langkah Inisiasi Menyusui Dini dengan tepat dan benar.
4. Menyebutkan kandungan ASI dengan tepat.

C. Materi / Pokok bahasan


a. Pokok bahasan : Inisiasi Menyusui Dini
b. Sub pokok bahasan :
1. Pengertian Inisiasi Menyusui Dini
2. Manfaat Inisiasi Menyusui Dini
3. Langkah-langkah Inisiasi Menyusui Dini
4. Kandungan ASI
D. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab

E. Media
a. Leaflet
b. Lembar balik

F. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

Waktu Tahap Pengajar Sasaran


5 menit Pembukaan 1. Membuka acara dengan 1.Menjawab salam dan
mengucapkan salam dan mendengarkan
perkenalan perkenalan
2. Menyampaikan topik dan tujuan 2. Mendengarkan
penyuluhan kepada sasaran 3. Menyutujui kesepakatan
3. Kontrak waktu dengan sasaran pelaksanaan penkes
20 menit Kegiatan 4. Menjelaskan pengertian,Manfaat, 4. Memperhatikan
inti langkah-langkah Inisiasi
Menyusui Dini dan Kandungan
ASI. 5. bertanya
5. Memberi kesempatan pada
sasaran untuk bertanya 6. Merespon
6. Menjawab pertanyaan 7. Merespon
7. Menanyakan pemahaman sasaran 8. Bertanya
8.Memberi kesempatan untuk
bertanya 9. Memperhatikan
9. Menjawab pertanyaan
5 menit Penutup 10. Mengajukan pertanyaan 10.Menjawab pertanyaan
(evaluasi) pada sasaran tentang
materi yang sedang dilakukan
11. Memberi kesimpulan tentang 11.Memperhatikan
Inisiasi Menyusui Dini
12. Memberikan Leaflet 12. Membaca
13. Menutup Pertemuan dan 13.Memperhatikan dan
memberi salam penutup Menjawab salam

G. Rencana Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
- Ny.S dan keluarga menyepakati kontrak yang telah di sepaati dan tersedianya media
penkes.
- RSUD Abdul Wahab Sjahranie ( Ruang Mawar)
- Perawat: 1. Hairil Gunawan
2. Muhammad Ihfan Dian Fatoni
3. Siti Aminah
- Media yang tersedia : 1. Lembar Balik
2. Leaflet
2. Evaluasi Proses
Ny.S dan keluarga berpasrtisipasi selama kegiatan dan pelaksanaan sesuai dengan
rencana.
3. Evaluasi Hasil (Lisan)
Klien Mampu :
a. Menjelaskan pengertian Inisiasi Menyusui Dinidengan bahasanya sendiri
b. Menyebutkan manfaat Inisiasi Menyusui Dini dengan kemampuannya sendiri
c. Menyebutkan langkah-langkah Inisiasi Menyusui Dini dengan pemahamannya
sendiri
d. Menyebutkan kandungan ASI dengan kemampuannya sendiri

H. Referensi
Eprints.undip.ac.id/43896/Gilang_YA-G2A009181-Bab2KTI.pdf
(Diakses pada tanggal : 5 Maret 2018 )
http://doktersehat.com/InisiasiMenyusuiDini/ (Diakses pada tanggal tanggal : 5
Maret 2018)
LEAFLEAT
LEMBAR BALIK

Anda mungkin juga menyukai