PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
(AKI) diperkirakan 330/100.000 kelahiran hidup ini menunjukkan angka
kematian ibu masih lebih besar jika dibandingkan dengan angka kematian
ibu di tingkat nasional (Menkes, 2007).
B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui dan memahami tentang definisi hyperemisis
gravidarum.
2. Untuk mengetahui dan memahami tentang etiologi, tanda dan gejala
penyakit hyperemisis gravidarum.
3. Untuk mengetahui dan memahami tentang pencegahan penyakit
hyperemisis gravidarum.
4. Untuk mengetahui dan memahami tentang Konsep Asuhan
Keperawatan pada pasien hyperemisis gravidarum.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP TEORI
1. Definisi
Kehamilan adalah suatu masa dari mulai terjadinya pembuahan
dalam rahim wanita sampai bayinya dilahirkan. Kehamilan terjadi ketika
seorang wanita melakukan hubungan seksual pada masa ovulasi. Telur
yang telah dibuahi sperma kemudian akan menempel pada dinding
rahim, lalu tumbuh dan berkembang selama kira-kira 40 minggu (280
hari) dalam rahim pada kehamilan normal (Suririnah, 2008).
Salah satu masalah yang terjadi pada masa kehamilan atau penyakit
yang bisa meningkatkan derajat kesakitan adalah terjadinya gestosis
pada masa kehamilan atau penyakit yang khas terjadi pada masa
kehamilan, dan salah satu gestosis dalam kehamilan adalah hiperemesis
gravidarum (Rukiyah, 2010).
3
Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering terjadi
pada kehamilan trimester I, kurang lebih pada 6 minggu setelah haid
terakhir selama 10 minggu (Mansjoer, 2001).
2. Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti.
Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga
tidak ditemukan kelainan biokimia. Perubahan-perubahan anatomik pada
otak, jantung, hati dan susunan saraf, disebabkan oleh kekurangan
vitamin serta zat-zat lain akibat inanisasi. Beberapa faktor predesposisi
dan faktor lain yang telah ditemukan oleh beberapa penulis sebagai
berikut:
4
Hubungan psikologik dengan hiperemesis gravidarum belum
diketahui pasti. Tidak jarang dengan memberikan suasana baru, sudah
dapat membantu mengurangi frekuensi muntah. (Wiknjosastro, 2005.
Diduga terdapat factor yang menyebabkan hiperemesis gravidarum :
a. Psikologis,
Bergantung pada: apakah si ibu menerima kehamilannya, atau
kehamilannya di terima atau tidak.
b. Fisik
Terjadi peningkatan yang mencolok atau belum beradaptasi dengan
kenaikan human chorionic gonadothropin, Factor konsentrasi human
chorionic gonadothropin yang tinggi, Primigravida lebih sering dari
multigravida, semakin meningkat pada pola hidatidosa, hamil ganda
dan hidramnion, Factor gizi / anemia meningkatkan terjadinya
hiperemesis gravidarum.
5
c)Tampak lemah dan lemas
b. Tingkatan II
1) Dehidrasi semakin meningkat akibatnya :
a) Turgor kulit makin turun
b) Lidah kering dan kotor
c) Mata tampak cekung dan sedikit ikteris
2) Kardiovaskuler
a) Frekuensi nadi semakin cepat > 100 kali/menit
b) Nadi kecil karena volume darah turun
c) Suhu badan meningkat
d) Tekanan darah turun
3) Liver
a) Fungsi hati terganggu sehingga menimbulkan ikterus
4) Ginjal
Dehidrasi menimbulkan gangguan fungsi ginjal yang yang
menyebabkan :
a) Oliguria
b) Anuria
c) Terdapat timbunan benda keton aseton
Aseton dapat tercium dalam hawa pernafasan
5) Kadang – kadang muntah bercampur darah akibat ruptur esofagus
dan pecahnya mukosa lambung pada sindrom mallory weiss.
c. Tingkatan III
1) Keadaan umum lebih parah
2) Muntah berhenti
3) Sindrom mallory weiss
4) Keadaan kesadran makin menurun hingga mencapai somnollen
atau koma
5) Terdapat ensefalopati werniche :
a) Nistagmus
6
b) Diplopia
c) Gangguan mental
6) Kardiovaskuler
a) Nadi kecil, tekanan darh menurun, dan temperatur meningkat
7) Gastrointestinal
a) Ikterus semakin berat
b) Terdapat timbunan aseton yang makin tinggi dengan bau yang
makin tajam
8) Ginjal
a) Oliguria semakin parah dan menjadi anuria
4. Patofisiologis
Diawali dengan mual muntah yang berlebihan sehingga dapat
menimbulkan dehidrasi, tekanan darah turun, dan diuresis menurun. Hal
ini menimbulkan perfusi ke jaringan menurun untuk memberikan nutrisi
dan mengonsumsi O2.
a. Liver
Dehidrasi yang menimbulkan konsumsi O2 menurun, gangguan
fungsi sel liver dan terjadi ikterus, terjadi perdarahan pada parenkim
liver sehingga mmenyebabkan gangguan fungsi umum.
b. Ginjal
Dehidrasi penurunan diuresis sehingga sisa metabolisme tertimbun
seperti asam laktat dan benda keton, terjadi perdarahan dan nekrosis
7
sel ginjal, diuresis berkurang bahkan dapat anuria, mungkin terjadi
albuminuria.
c. SSP
Terjadi nekrosis dan perdarahan otak diantaranya perdarahan
ventrikel, Dehidrasi sistem jaringan otak dan adanya benda keton
dapat merusak fungsi saraf pusat yang menimbulkan kelainan
ensefalopati Wernicke dengan gejala: nistagmus, gangguan
kesadaran dan mental serta diplopia, perdarahan pada retina dapat
mengaburkan penglihatan. (Manuaba, 2007)
5. Komplikasi
6. Pencegahan
a. Terapi nutrisi makan sedikit tapi sering agar perut tidak terlalu
8
penuh dengan hanya sekali makan tapi banyak, seperti roti beras,
roti gandum.
b. Hindari makanan yang dapat membuat anda merasa sakit, seperti
makanan gorengan, berlemak atau berbumbu.
c. Hindari minum teh atau kopi berlebihan.
d. Hindari memakai pakaian ketat.
e. Konsultasi ke dokter kandungan jika muntah berlanjut.
f. Suplemen B6 dan zinc juga khrom dapat sangat efektif, khususnya
bagi wanita yang baru menggunakan pil kontrasepsi Karena pil ini
merusak kemampuan tubuh dalam menyerap nutrisi-nutrisi tersebut
dari makanan yang anda santap.
g. Pengobatan herbal, coba the kamomil atau spearmint, atau teh jahe
parut yang direbus dalam air mendidih, atau kapsul jahe yang
tersedia di gerai-gerai makanan sehat.
h. Pengobatan bach flower gunakan rescue remedy jika anda merasa
cemas, khususnya jika kecemasan tersebut membuat mual dan
muntah semakin parah.
i. Aromaterapi minyak esensial seperti minyak sitrus (jeruk, jeruk
mandarin, limau) aman dan lembut digunakan pada saat ini.
j. Aksepresur coba kenakan gelang tangan ‘sea sickness’ yang
tersedia di toko farmasi atau gerai makanan sehat di daerah anda
(Tiran, 2007).
7. Penatalaksanaan
Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan
dengan jelas memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan
sebagai suatu proses yang fisiologis, memberikan keyakinan bahwa mual
dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik pada
kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan,
menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam
jumlah kecil, tetapi lebih sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun
9
dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit
denagn teh hangat. Makanan yang berminyak dan berbau lemak
sebaiknya dihindarkan. Makanan dan minuman seyogyanya disajikan
dalam keadaan panas atau sangat dingin. Defekasi yang teratur
hendaknya dapat dijamin, menghindarkan kekurangan karbohidrat
merupakan faktor yang penting, oleh karenanya dianjurkan makanan
yang banyak mengandung gula.
a. Obat-obatan
Apabila dengan cara tersebut di atas keluhan dan gejala tidak
mengurang maka diperlukan pengobatan. Tetapi perlu diingat untuk
tidak memberikan obat yang teratogen. Sedativa yang sering
diberikan adalah phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan adalah B1
dan B6. Anti histaminika juga dianjurkan, seperti dramamin,
avomin. Pada keadaan lebih berat diberikan antiemetik, seperti
disiklominhidrokhlorid atau khlorpromasin. Penanganan
hiperemesis gravidarum yang lebih berat perlu dikelola di rumah
sakit.
b. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, terapi cerah dan
peredaran udara yang baik. Catat cairan yang keluar dan masuk.
Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar
penderita, sanpai muntah berhenti dan penderita mau makan. Tidak
diberikan makanan/minum dan selama 24 jam. Kadang-kadang
dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa
pengobatan.
c. Terapipsikologik
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat
disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi
pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya
dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
10
d. Cairanparenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan
protein dengan glukose 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak
2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium, dan vitamin,
khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C dan bila ada
kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara
intravena.
Dibuat daftar kontrol cairan yang masuk dan yang dikeluarkan. Air
kencing perlu diperiksa sehari-hari terhadap protein, aseton,
khlorida dan bilirubin. Suhu dan nadi diperiksa setiap 4 jam dan
tekanan darah 3 kali sehari. Dilakukan pemeriksaan hematokrit pada
permulaan dan seterusnya menurut keperluan. Bila selama 24 jam
penderita tidak muntah dan keadaan umum bertambah baik dapat
dicoba untuk memberikan minum dan dapat ditambah dengan
makanan yang tidak cair. Dengan penanganan di atas, pada
umumnya gejala-gejala akan berkurang dan keadaan akan
bertambah baik.
e. Penghentiankehamilan
Pada sebagian kecil kasus keadan tidak menjadi baik, bahkan
mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikistrik
bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, takhikardi, ikterus,
anuria dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik.
Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri
kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus teraupetik sering
sulit diambil, oleh karana itu di satu pihak tidak boleh dilakukan
terlalu cepat, tetapi dilain pihak tidak boleh menunggu sampai
terjadi gejala ireversibel pada organ vital. (Wiknjosastro, 2005)
f. Diet
Diet hiperemesis I diberikan ada hiperemesis tingkat III makanan
hanya berupa roti kering dan buah-buhan. Cairan tidak diberikan
bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang
11
dalam semua zat-zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu hanya
diberikan Selama beberapa hari.
b. Usia Kehamilan
Usia kehamilan adalah jumlah minggu lengkap dari hari
pertama menstruasi sampai terakhir bayi lahir, biasanya tanggal
persalinan diperoleh dengan menambahkan 7 hari ke hari pertama
12
menstruasi terakhir dan menghitung mundur 3 bulan. Biasanya
kehamilan dibagi menjadi 3 trimester setara yang masing-masing
berlangsung selama 3 bulan kalender. Secara historis, trimester
pertama berlangsung sampai selesainya minggu ke 0-14, trimester
ke dua sampai minggu ke >14-28, dan trimester tiga mencakup
minggu ke >28-42, kehamilan. Dengan kata lain, trimester dapat
diperoleh dengan membagi 42 menjadi tiga periode yang masing-
masing lamanya 14 minggu (Cunningham, 2006).
c. Pekerjaan Ibu
Pekerjaan merupakan kegiatan formal yang dilakukan dalam
kehidupan sehri-hari. Pekerjaan ibu hamil juga berpengaruh
terhadap hiperemesis gravidarum. Wanita yang bekerja sering
mengalami gangguan psikologi sehubungan dengan masalah yang
dihadapi dalam bidang pekerjaan dan lingkungan kerja yang
kurang baik (Manuaba, 2003).
13
Perawat bertugas membantu penanganan kondisi psikososial klien
karena kondisinya lemah baik secara fisik maupun emosional. Upaya
meningkatkan istirahat yang adekuat penting untuk klien dengan
Hiperemesis, maka perawat mengoordinasikan tindakan terapi dan periode
kunjungan sehingga klien memilliki kesemapatan untuk beristirahat.
1. Pengkajian
14
- Kemungkinan ibu pernah mengalami penyakit yang
berhubungan dengan saluran pencernaan yang
menyebabkan mual muntah.
c. Riwayat menstruasi
1) Kemungkinan menarche usia 12-14 tahun.
2) Siklus 28-30 hari.
3) Lamanya 5-7 hari.
4) Banyaknya 2-3 kali ganti duk/hari.
5) Kemungkinan ada keluhan waktu haid seperti nyeri, sakit kepala
dan muntah.
d. Riwayat perkawinan
15
f. Data psikologi
h. Data penunjang
2. Diagnosa Keperawatan
16
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
nausea dan vomitus yang menetap.
b. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
akibat vomitus dan asupan cairan yang tidak adequat.
c. Ketakutan berhubungan dengan efek hiperemesis pada
kesejahteraan janin.
d. Gangguan rasa nyaman : nyeri (perih) berhubungan dengan
muntah yang berlebihan, peningkatan asam lambung.
e. Kurang pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan
berhubungan dengan keterbatasan informasi.
f. Resiko perubahan integritas kulit berhubungan dengan penurunan
darah dan nutrisi kejaringan-jaringan sekunder akibat dehidrasi
g. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakadekuatan
sumber energi sekunder.
3. Intervensi
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
nausea dan vomitus yang menetap.
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil :
1) Klien akan mengkonsumsi asupan oral diet yang
mengandung zat gizi yang adequat.
2) Klien tidak mengalami nausea dan vomitus.
3) Klien akan menoleransi diit yang telah di programkan.
4) Klien akan mengalami peningkatan berat badan yang sesuai
selama hamil.
Intervensi Rasional
17
o Catat intake dan output o menentukan hidrasi cairan
dan pengeluaran melalui
muntah.
o Anjurkan makan dalam o dapat mencukupi asupan
porsi kecil tapi sering nutrisi yang dibutuhkan
tubuh.
o Anjurkan untuk o dapat merangsang mual dan
menghindari makanan muntah
yang berlemak.
o anjurkan untuk makan o makanan selingan dapat
makanan selingan mengurangi atau
seperti biskuit, roti dan menghindari rangsang mual
teh (panas) hangat muntah yang berlebih.
sebelum bagun tidur
pada siang hari dan
sebelum tidur.
o Catal intake TPN, jika o untuk mempertahankan
intake oral tidak dapat keseimbangan nutrisi.
diberikan dalam periode
tertentu.
o Inspeksi adanya iritasi o untuk mengetahui integritas
atau Iesi pada mulut. inukosa mulut.
o Kaji kebersihan oral dan o untuk mempertahankan
personal hygiene serta integritas mukosa mulut.
penggunaan cairan
pembersih mulut
sesering mungkin.
o Pantau kadar o mengidenfifikasi adanya
Hemoglobin dan anemi dan potensial
Hemotokrit penurunan kapasitas
18
pcmbawa oksigen ibu. Klien
dengan kadar Hb < 12 gr/dl
atau kadar Ht < 37 %
dipertimbangkan anemi pada
o Test urine terhadap trimester I.
aseton, albumin dan - i) menetapkan data
glukosa. dasar ; dilakukan secara
rutin untuk mendeteksi
situasi potensial resiko
tinggi seperti
ketidakadekuatan asupan
karbohidrat, Diabetik
kcloasedosis dan Hipertensi
Intervensi rasional
19
beratnya mual/muntah. Peningkatan kadar hormon
Korionik gonadotropin
(HCG), perubahan
metabolisme karbohidrat
dan penurunan motilitas
gastrik memperberat
mual/muntah pada
kehamilan.
o Membantu dalam
o Tinjau ulang riwayat mengenyampingkan
kemungkinah masalah penyebab lain untuk
medis lain (misalnya mengatasi masalah khusus
Ulkus peptikum, dalam mengidentifikasi
gastritis. intervensi.
20
tidur.
Intervensi Rasional
21
2) Nyeri hilang atau berkurang
3) pasien dapat beristirahat dengan tenang.
Intervensi Rasional
22
menunjukkan kebutuhan
o Catat keparahan nyeri analgesic tambahan atau
pasien dengan bagan. pendekatan alternative
terhadap penatalaksanaan
nyeri.
o analgesic lebih efektif bila
o Kolaborasi pemberian diberikan pada awal siklus
analgesik sesuai nyeri.
indikasi.
Intervensi Rasional
23
kesehatan tentang pengetahuan pasien
hiperemesis gravidarum. tentang hiperemesis
gravidarum.
o Buat hubungan perawat- o peran penyuluh atau
klien yang mendukung konselor dapat
dan terus menerus. memberikan bimbingan
antisipasi dan
meningkatkan tanggunmg
jawab individu terhadap
kesehatan.
o Evaluasi pengetahuan o memberikan informasi
dan keyakinan budaya untuk membantu
saat ini berkenaan mengidentifikasi
dengan perubahan kebutuhan-kebutuhan dan
fisiologis/psikologis yang membuat rencana
normal pada kehamilan, keperawatan.
serta keyakinan tentang
aktivitas, perawatan diri
dan sebagainya.
24
keyakinan mempertahankan
klien/pasangan. hubungan.
Intervensi Rasional
25
hari. kekeringan kulit.
o Gunakan krim kulit dua
kali sehari dan setelah o melicinkan kulit dan
mandi. mengurangi gatal.
o Diskusikan pentingnya
perubahan posisi sering, o meningkatkan
perlu untuk sirkulasidan perfusi kulit
mempertahankan dengan mencegah tekanan
aktivitas. lama pada jaringan.
o Tekankan pentingnya
masukan nutrisi/cairan o perbaikan nutrisi dan
adequat. hidrasi akan memperbaiki
kondisi kulit.
Intervensi Rasional
26
keperluan.
o Ubah posisi dengan
sering. Berikan o meningkatkan fungsi
perawatan kulit yang pernapasan dan
baik. meminimalkan tekanan
pada area tertentu untuk
menurunkan risiko
kekurangan jaringan.
o Tingkatkan aktivitas o tirah baring lama dapat
sesuai toleransi, bantu menurunkan
melakukan latihan kemampuan. Ini dapat
rentang gerak sendi terjadi karena
pasif/aktif. keterbatasan aktivitas
yang mengganggu
periode istirahat.
o Dorong penggunaan o meningkatkan relaksasi
tekhnik manajemen dan penghematan energy,
stress. Contoh relaksasi memusatkan kembali
progresif, visualisasi, perhatian dan dapat
bimbingan imajinasi. meningkatkan koping.
o Kolaborasi pemberian o membantu dalam
obat sesuai indikasi: manajemen kebutuhan
sedatif, agen antiansietas, tidur.
contoh diazepam
(valium);
lorazepam(ativan).
27
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
1. Untuk Umum
Dengan makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan masayarakat umum tentang Hiperemesis Gravidarum
terutama untuk ibu hamil agar lebih memperhatikan pola makan dan
keadaan fisik ibu hamil.
28
kedepannya seorang ibu dapat menjadi ibu yang tidak lagi menjadi
penderita hiperemesis gravidarum.
3. Untuk Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa bisa mengkritisi dan mengkoreksi hal-hal
yang dirasa kurang pada makalah ini sehingga menjadi lebih baik lagi.
29
DAFTAR PUSTAKA
30