Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH MATERNITAS

SADARI DAN SAVARI

TINGKAT II B

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 15 :

DHITA FITRIYANTI

NIM : 72.20.001.D.16.058

MELLY PUTRI DEMA

NIM : 72.20.001.D.16.072

RAHMAWATI

NIM : 72.20.001.D.16.077

AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAHAN PROVINSI


KALIMANTAN TIMUR 2017/2018

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas

rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Sadari dan

Savari dengan baik. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Anik Puji

Rahayu, S.Kp,M.Kep selaku dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan

Maternitas yang telah membimbing dan mengarahkan penulis hingga makalah ini

selesai.

Penulis menyadari makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak untuk

menyempurnakan makalah ini.

Penulis berharap semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembaca

dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu

pengetahuan bagi kita semua.

Samarinda, Maret 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................

A.Latar Belakang...................................................................................................................1
B. Tujuan................................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................

A. Konsep Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)..........................................................3


B. Konsep Pemeriksaan Vagina Sendiri (SAVARI)..............................................................7

BAB III IMPLEMENTASI...........................................................................................................

A. Pemeriksaan Fisik Payudara dan Ketiak..........................................................................12


B. Pemeriksaan Fisik Vagina sendiri....................................................................................14

BAB IV PENUTUP......................................................................................................................
A. Kesimpulan.............................................................................................................................26
B. Saran.......................................................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................28

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Di seluruh dunia, diperkirakan 7,6 juta orang meninggal akibat


kanker pada tahun 2005 (WHO, 2005) dan 84 juta orang akan
meninggal hingga 10 tahun ke depan (Diananda, 2009).
Menurut data The American Cancer Society (2008), diketahui bahwa
sekitar 178.000 perempuan Amerika di diagnosis terkena kanker
payudara setiap tahun (Santoso, 2009).

American Cancer Society merekomendasikan agar sejak usia 20


tahun kaum wanita memeriksakan payudaranya setiap tiga tahun
sekali sampai usia 40 tahun. Sesudahnya, pemeriksaan dapat
dilakukan sekali dalam setahun. Meskipun sebelum umur 20 tahun
benjolan pada payudara bisa di jumpai, tetapi potensi keganasannya
sangat kecil (Setiati, 2009).

Berdasarkan laporan dari Rumah Sakit Kanker Dharmais, 70%


wanita yang datang sudah dengan kekambuhan dan pada stadium
lanjut, sisanya 30 % terdiagnosis pada stdium I atau II ( Setiati,
2009).
Menurut hasil penelitian Niatilina (2006) tentang pemeriksaan
payudara sendiri di SMU Harapan Hamparan Perak kelas II bahwa
responden yang mengetahui tentang SADARI adalah mayoritas
sebanyak 22 orang (62,9%) yang berpengetahuan kurang, sedangkan

4
kelas I yaitu minoritas sebanyak 13 orang (37,1%) yang
berpengetahuan cukup.
Berdasarkan hasil penelitian Irma (2008) tentang SADARI di SMA
YP Swasta Medan. Dari 96 responden yang diteliti mayoritas yang
berpengetahuan kurang sebanyak 60 orang (62,5%), pengetahuan
cukup sebanyak 35 orang (36,5%), sedangkan minoritas yang
berpengetahuan baik sebanyak 1 orang (1,0%).
Untuk menemukan gejala awal kanker payudara dapat di deteksi
sendiri oleh kaum wanita, jadi tidak perlu seorang ahli untuk
menemukan awal kanker payudara. Secara rutin wanita dapat
melakukan metode SADARI dengan cara memijat dan meraba
seputar payudaranya untuk mengetahui ada atau tidaknya benjolan
disekitar payudara.

B. TUJUAN
Untuk mengetahui bagaimana teknik penerapan SADARI dan SAVARI
dalam Keperawatan Maternitas

5
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

1. Pengertian SADARI
SADARI (Periksa Payudara Sendiri) merupakan usaha untuk mendapatkan
kanker payudara pada stadium yang lebih dini (down staging). Diperlukan
pelatihan yang baik dan evaluasi yang reguler. SADARI direkomendasikan
dilakukan setiap bulan, 7 hari setelah menstruasi bersih (Manuaba, 2010).
Sadari termasuk pencegahan kanker sekunder, suatu teknik pemeriksaan
dimana seorang wanita memeriksa payudaranya sendiri dengan melihat dan
merasakan dengan jari untuk mendeteksi apakah ada benjolan atau tidak
pada payudaranya.

2. Tujuan SADARI
Menurut Ramli (2001) tujuan dilakukan SADARI adalah untuk
mendeteksi secara dini jika ada kelainan di payudara.
Mengetahui ada tidaknya benjolan disekitar payudara yang merupakan gejala
adanya tumor atau kanker.
a. Mengukur kesimetrisan payudara
b. Mengetahui adanya perubahan payudara / ketiak
c. Mengetahui adanya nyeri pada payudara
d. Mengetahui adanya perubahan warna puting susu
e. Mengetahui perkembangan payudara anak pada masa puber
f. Memberi arahan kepada klien agar melakukan pemeriksaan payudara
sendiri (SADARI).

American Cancer Society (ACS) telah menetapkan petunjuk penapisan


untuk wanita tanpa gejala yang meliputi tiga metode deteksi dini salah
satunya adalah SADARI, sebagai berikut :

6
a. SADARI harus dilakukan setiap bulan oleh semua wanita berusia
muali dari 20 tahun
b. Pemeriksaan payudara klinis oleh profesional kesehatan, harus
dilakukan setiap 3 tahun umtuk wanita usia 20 – 40 tahun dan setiap
tahun untuk wanita diatas 40 tahun.
c. Mammografi harus dimulai usia 40 tahun. Penapisan mammografi
rutin harus dilakukan setiap 1 – 2 tahun sekali untuk wanita usia 40 –
49 tahun dan setiap tahun untuk wanita usia 50 tahun ke atas.

Dilakukan pada :
a. Pasien dngan tumor atau kanker payudara
b. Pada wanita diatas usia 50 tahun
c. Pada wanita yang sampai usia 30 tahun belum mempunyai anak
d. Pada wanita hamil
e. Anak pada masa puber

3. Waktu SADARI
1. Haid teratur : waktu terbaik adalah hari terakhir masa haid. 2)
2. Haid tidak teratur : setiap 6 bulan sekali, saat baru selesai menstruasi.
3. 3) Waktu : 10 menit setiap bulan periksa payudara.

4. Manfaat SADARI
Manfaat SADARI adalah untuk mendeteksi sedini mungkin adanya
kelainan pada payudara karena kanker payudara pada hakikatnya dapat
diketahui secara dini oleh wanita usia subur. Setiap wanita mempunyai
bentuk dan ukuran payudara yang berbeda, dapat merasakan bagaimana
payudara wanita yang normal. Bila ada perubahan tentu wanita dapat
mengetahuinya dengan mudah.

5. Cara melakukan SADARI Menurut Bustan (2007) :


1. Amati :

7
a) Lakukan pemeriksaan didepan kaca.

b) Berdiri didepan kaca, lengan terletak disamping badan.

c) Perhatikan bentuk dan ukuran paudara.

d) Normal jika ukuran satu dengan yang lain tidak sama.

e) Kemudian, perhatikan juga bentuk puting dan warna kulit.

f) Lakukan hal yang sama dengan posisi tangan berbeda-beda (kedua


diangkat, tangan diletakkan dipinggang, atau badan sedikit membungkuk)

g) Lakukan hal ini waktu mandi atau sedang bercermin sehingga seorang
perempuan dapat mengenali bentuk payudara.

2. Rasakan

a) Berbaring dengan bantal dibawah pundak kiri.

b) Letakkan tangan kanan dibelakang kepala membentuk 90 derajat.

c) Gunakan 3 jari tangan kiri anda untuk merasakan benjolan dan


penebalan kulit payudara.

d) Tekan dengan baik payudara anda.

e) Pelajari bagaimana rasa payudara anda pada biasanya.

f) Jari dapat memilih beberapa arah jelajah : -melingkar, -naik turun, dan
pilah-pilah.

g) Langkah ini memastikan anda menjelajahi seluruh area dan membantu


untuk mengingatkan bagaimana keadaan payudara.

h) Sekarang periksa payudara kiri dengan 3 jari tangan kanan anda.

6. Cara Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) menurut Bustan (2007)


1. Posisi berdiri

8
a) Berdiri didepan cermin, relaks.

b) Tangan dipinggang.

c) Lihat keadaan umum payudara, dalam hal besar, kedudukan, bentuk,


warna kulit, dan perubahan lain dari keadaan normal atau tidak ada
sebelumnya.

2. Posisi berdiri

a) Berdiri didepan cermin.

b) Angkat kedua lengan ke atas.

c) Perhatikan perubahan yang terjadi pada payudara, dibandingkan keadaan


tegak biasa tau adanya perubahan dari keadaan normal sebelumnya.

d) Secara khusus perhatikan adanya kemungkinan tanda-tanda penarikan


atau ketegangan kulit.

3. Posisi berbaring

a) Lakukan pemeriksaan fisik payudara dengan memakai tangan, yaitu


dengan perabaan memakai ujung-ujung jari tangan, dari batas luar
payudara hingga kearah puting.

b) Periksa secara seksama terhadap segala kemungkinan adanya benjolan


kecil.

4. Posisi berdiri

a) Lakukan pemeriksaan fisik payudara dengan memakai tangan.

b) Bandingkan keadaannya dengan waktu berbaring sebelumnya, dengan


segala kemungkinan benjolan yang ditemukan.

c) Sediakan waktu hanya lima menit, sekali sebulan untuk SADARI.

7. Bagaimana Cara Melakukan SADARI

9
1) Semasa mandi Angkat sebelah tangan. Dengan menggunakan satu jari,
gerakkan secara mendatar perlahan-lahan ke serata tempat bagi setiap
payudara. Gunakan tangan kanan untuk memeriksa payudara sebelah kiri
dan tangan kiri untuk payudara kanan. Periksa dan cari bila terdapat
gumpalan / kebetulan keras, menebal dipayudara.
2) Berdiri di hadapan cermin Dengan mengangkat kedua tangan keatas kepala,
putar-putar tubuh perlahan-lahan dari sisi kanan ke sisi kiri. Cekak
pinggang anda, tekan turun perlahan-lahan ke bawah untuk menegangkan
otot dada dan menolak payudara anda kehadapan. Perhatikan dengan teliti
segala perubahan seperti besar, bentuk dan kontur setiap payudara. Lihta
pula jika terdapat kekauan, lekukan atau puting tersorot kedalam. Dengan
perlahan-lahan, picit kedua puting dan perhatikan jika terdapat cairan
keluar. Periksa lanjut apa cairan itu kelihatan jernih atau mengandung
3) Berbaring Untuk memeriksakan payudara sebelah kanan, letakkan bantal di
bawah bahu kanan dan tangan kanan diletakkan dibelakang kepala. Tekan
jari anda mendatar dan bergerak perlahan-lahan dalam bentuk bulatan kecil,
bermula dari bagian pangkal payudara. Selepas satu putaran, jari
degerakkan 1 inci (2,5cm) kearah putting. Lakukan putaran untuk
memriksa setiap bagian payudara termasuk puting. Ulangi hal yang sama
pada payudara sebelah kiri dengan meletakkan bantal dibawah bahu kiri
dan tangan kiri diletakkan dibelakang kepala. Coba rasakan sama ada
terdapat sebarang gumpalan dibawah dan dibawah dan disepanjang atas
tulang selangka.

B. Konsep Pemeriksaan Vagina Sendiri (SAVARI)

1. Pengertian SAVARI

Pemeriksaan vagina sendiri (savari) adalah cara bagi seseorang


perempuan untuk melihat vulva dan vagina untuk lebih memahami
tubuh, mengetahui perubahan yang terjadi selama siklus menstruasi,
dan masalah yang mungkin memerlukan perhatian medis ( Sarah
Anne, 2010)

10
SAVARI adalah pemeriksaan yang dilakukan secara mandiri untuk
melihat pada bagian luar vagina, dan melihat adanya kelainan –
kelainan pada vagina dengan menggunakan cermin.

Pemeriksaan vagina mandiri adalah kegiatan rutin yang penting yang


dapat mulai dilakukan sekarang untuk membantu melihat perubahan
dalam vulva sejak dini. Perubahan yang mungkin terjadi harus
dilaporkan dan didiskusikan dengan dokter. Semua perempuan yang
aktif secara seksual sangat perlu melakukan tindakan savari dan
bahkan perempuan yang tidak aktif secara seksual tetapi lebih dari 18
tahun (Nadhi,2011).

2. Tujuan Pemeriksaan Vagina Sendiri (SAVARI)

Tujuan dari pemeriksaan ini adalah membantu wanita untuk


mempelajari lebih lanjut tentang tubuh dan kelainannya serta
membantu memeriksa luka vagina, cairan normal maupun abnormal
yang keluar atau masalah lain seperti kutil kelamin (Sarah Anne,
2010).

3. Manfaat Pemeriksaan vagina Sendiri (SAVARI)

Beberapa manfaat melakukan tindakan pemeriksaan vagina


menurut Suzan Gage (20110) adalah:

a. Memeriksa vagina sendiri sepanjang siklus menstruasi dapat


membantu wanita untuk mengenali perubahan tertentu dalam leher
rahim dan sekresi serviks yang menunjukan ovulasi,

b. Dapat mencatat perubahan konsistensi, warna dan bau cairan


vagina mereka yang dapat menunjukan adanya jamur pada vagina,

c. Mengamati tanda-tanda awal kehamilan seperti leher rahim


berubah keunguan atau kebiruan karena peningkatan aliran darah
ke rahim untuk mendorong kehamilan berkembang,

11
d. Pada aseptor IUD dapat melihat benang IUD di serviks, jika
benang hilang itu bisa berarti IUD salah tempat atau terlepas.

4. Indikasi :

a. Benjolan atau bisul yang kemerahan. Beberapa nampak seperti


jerawat

b. Bagian atau area yang melepuh

c. Kulit terbuka

d. Kutil ( ditemukan dibagian tubuh lainnya )

5. Kontraindikasi :

a. Plasenta previa

b. Antepartum haemorrsge

c. Premature labor

d. Intra uterine dead (boleh meningkatkan kadar infeksi)

6. Alat dan Bahan :

Cermin genggam, lampu senter

7. Cara kerja :

a. Cuci tangan

b. Jika menggunakan tangan, jika kuku panjang harus dipotong


terlebih dahulu, karena bisa melukai daerah vagina

Menggunakan Cermin

a. Memilih posisi yang nyaman untuk melihat labia. Untuk dapat


melihat lebih mudah, gunakan cermin dengan pegangan

12
b. Mengamati seluruh vulva dan menentukan apakah satu sisi
menyerupai orang lain

c. Buka klitoris untuk memeriksa bagian dalam

d. Memisahkan labia dengan jari- jari dan memeriksa bagian dalam

e. Tekan semua bidang vulva dengan jari – jari

f. Masukkan ibu jari didalam labia dan meraba daerah dengan ibu
jari dan jari telunjuk

g. Mengelilingi lubang vagina dengan telunjuk dan jari tengah dan


tekan jaringan. Jaringan harus lembut. Lembab, elastis, dan tidak
nyeri.

8. Pelaksanaan

Waktu terbaik untuk melakukan pemeriksaan vagina adalah satu bulan


sekali seperti yang disarankan untuk pemeriksaan payudara sendiri,
atau setiap kali memiliki gejala yang berhubungan dengan vulva.
Wanita dengan riwayat penyakit vagina didorong untuk melakukan
savari lebih sering. Savari terbaik dilakukan antara periode menstruasi(
Sarah Anne, 2010).

9. Cara melakukan SAVARI

Menurut Sarah Anne (2010) cara melakukan savari dalah sebagai


berikut:

Siapakan cermin dan senter untuk membantu melihat vagina saat


pemeriksaan, cuci tangan bersih menggunakan sabun, lepaskan celana,
lalu duduk dilantai, tempat tidur atau sofa dan beri sandaran pada
punggung dengan menggunakan bantal. Tekuk lutut, dekatkan kaki
dengan area genital, punggung sedikit bersandar ke belakang, dan buka
lutut sehingga daerah genital dapat dilihat dengan jelas. Letakkan
cermin di depan area genital. Lihatlah : Luar dan dalam bibir vulva

13
(labia), klitoris (daerah utama yang dirangsang selama aktivitas
seksual), uretra (tempat urin mengalir dari tubuh), vagina, dan anus.

Cahaya dipantulkan cermin sehingga saat pemeriksaan dapat dengan


jelas melihat daerah vagina. Kemudian gunakan dua jari untuk
meregangkan bibir vagina. Sesuaikan cahay dan cermin sampai dapat
melihat ke dalam vagina. Saat pemriksaan harus dapat melihat dinding
merah muda kemerahan pada vagina, lalu lihat adanya cairan yang
keluar dari vagina, aciran yang normal jelas dan tipis atau bewarna
putih bening dan lembut, tidak memiliki bau yang tidak sedap dan
berubah sedikit sepanjang siklus menstruasi.

Hasil pemeriksaan vagina sendiri dikatan normal jika:

a. Vulva tidak memiliki luka atau pertumbuhan lainnya, sperti kutil


kelamin.

b. Dinding vagina merah muda kemerahan.

c. Cairan normal seperti jelas tipis dan bewarna putih bening dan
lembut, tidak memiliki bau yang tidak sedap, tidak berdarah, dan
tidak terlihat seperti keju.

Dan abnormal jika :

a. Terdapat luka atau bintik – bintik pada kulit (seperti kutil kelamin).
Kemerahan dan gatal pada labia, bisa berarti adanya iritasi
(disebabkan oleh produk feminim atau aktifitas seksual ) atau infeksi
(seperti herpes kelamin atau penyakit lain yang ditularkan secara
seksual ).

b. Vagina brbau idak sedap, bisa berarti infeksi. Keputihan yang


abnormal dapat berarti adanya infeksi jamur pada vagina

14
BAB III

IMPLEMENTASI

SPO (Standar Prosedur Operasional)

SAVARI DAN SADARI

A. Pemeriksaan Fisik Payudara dan Ketiak (SADARI)


1. Tahap Pra Interaksi
a. Menyiapkan Alat
1) Kursi atau bed
2) Bantal
3) Selimut
4) Tirai atau sampiran
5) Catatam keperawatan
2. Tahap Orientasi
a. Memperkenalkan diri dengan pasien
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilaksanakan
c. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya
d. Menjaga privasi pasien
3. Tahap Kerja
a. Inspeksi
1) Atur posisi klien duduk menghadap ke depan
2) Jelaskan dengan detail dan mudah dimengerti oleh pasien
tentang tujuan dilakukannya pemeriksaaan
payudara/ketiak
3) Anjurkan klien untuk melepaskan pakaian atas dan dengan
kedua tangan klien rileks di sisi tubuh
4) Inspeksi ukuran dan kesimetrisan payudara. Secara
normal, bentuk payudara melingkar, agak simetris dan
dideskripsikan kecil, sedang dan besar

15
5) Inspeksi kulit payudara, kaji adanya perubahan warna,
lesi, vaskularisasi dan edema
6) Inspeksi warna aerola, umumnya pada waktu hamil warna
lebih gelap.
7) Inspeksi puting susu, kaji adanya keluaran, ulkus,
pergerakan atau pembengkakan. Amati juga posisi kedua
puting susu yang normalnya mempunyai arah yang sama
8) Inspeksi ketiak dan klavikula untuk mengetahui adanya
pembengkakan atau kemerahan.
b. Palpasi
1) Palpasi dilakukan di sekeliling puting susu untuk
mengetahui adanya keluaran, bila ditemukan keluaran,
maka identifikasi keluaran tersebut, perhatikan sumber,
jumlah, warna, dan kaji adanya nyeri tekan
2) Palpasi daerah klavikula dan ketiak terurtama pada area
limfe nadi
3) Lakukan palpasi payudara dengan cara tekankan telapak
tangan atau tiga jari tengah anda ke permukaan payudara.
Lakukan palpasi pada keempat kuadran payudara dengan
gerakan memutar searah jarum jam
4) Selanjutnya lakukan palpasi dengan gerakan memutar dari
tepi menuju aerola dan memutar searah jarum jam
5) Lakukan palpasi pada payudara sebelahnya
6) Bila diperlukan lakukan pula pengkajian dengan posisi
klien supinasi dan di ganjal bantal/ kain di bawah
bahunya.
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi respon pasien
b. Dokumentasikan tindakan dan hasil observasi yang dilakukan
dicatatan keperawatan
c. Mencuci tangan

16
B. SAVARI (Pemeriksaan Vagina Sendiri)
1. Tahap Pra Interaksi
a. Menyiapkan Alat
1) Kursi atau bed
2) Bantal
3) Selimut
4) Tirai atau sampuran
5) Pencahayaan
6) Speculum
7) Air hangat
8) Pelumas steril
9) Sarung tangan steril
10) Catatan keperawatan
b. Cuci tangan
2. Tahap Orientasi
a. Memperkenalkan diri dengan pasien
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilaksanakan
c. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya
d. Menjaga privasi pasien
3. Tahap Kerja
a. Alat kelamin bagian luar
1) Anjurkan klien untuk mengosongkan kandung kemih
sebelum dilakukan pemeriksaan fisik
2) Jelaskan pada pasien tujuan dilakukan pemeriksaan
3) Anjurkan pasien buka celana
4) Atur klien dalan posisi litotomi dan selimuti bagian yang
tidak diperiksa/ dikaji
5) Awali dengan mengamati rambut pubis, perhatikan distribusi
dan sesuaikan dengan usia perkembangan klien
6) Amati kulit dan area pubis, perhatikan apakah adanya lesi,
luka, leukoplasia, dan eksoria

17
7) Buka labia mayora dan amati bagian dalam labia mayora,
labia minora, klitoris , dan uretra. Perhatikan adanya
pembengkakan, ulkus, dan keluaran.
b. Alat kelamin bagian dalam
1) Atur posisi pasien secara tepat dan pakai sarung tangan steril
2) Lumasi jari telunjuk anda dengan air steril, masukan ke
dalam vagina, dan identifikasi kelunakan serta permukaan
serviks. Tindakan ini bermanfaat untuk mempergunakan dan
memilih spekulum yang tepat
3) Keluarkan jari bila sudah selesai
4) Siapkan spekulum dengan ukuran dan bentuk yang sesui dan
lumasi dengan air hangat terutama bila akan mengambil
spesimen
5) Letakkan dua jari pada pintu vagina dan tekankan kebawah
ke arah perineal
6) Yakinkan bahwa tidak ada rambut pubis pada pintu vagina
dan masukkan spekulum dengan sudut 45◦ dan hati-hati
dengan menggunakan tangan yang satunya sehingga tidak
menjepit rambut pubis atau labia
7) Bila spekulum sudah berada di vagina, keluarkan dua jari
anda, dan putar spekulum ke arah posisi horizontal dan
pertahankan pada posos bawah/ posterior
8) Buka bilah spekulum, letakkan pada serviks, dan kunci bilah
sehingga tetap membuka
9) Bila serviks sudah terlihat, atur lampu untuk memperjelas
penglihatan dan amati ukuran, laserasi, erosi, nodular, massa,
rabas, dan warna serviks. Normalnya bentuk serviks
melingkar atau oval pada nulipara,sedangkan pada para
membentuk celah.
10) Bila diperlukan spesimen sitologi, ambil dengan cara usapkan
menggunakan aplikator dari kapas

18
11) Bila sudah selesai, kendurkan sekrup spekulum, tutup
spekulm, dan tarik keluar secara perlahan-lahan.
12) Lakukan palpasi secara bimanual bila diperlukan dengan cara
memakai sarung tangan steril, melumasi jari telunjuk dan jari
tengah, kemudian memasukkan jari tersebut ke lubang vagina
dengan penekanan ke arah posterior, dan meraba dinding
vagina untuk mengetahui adanya nyeri tekan dan nodular
13) Palpasi serviks dengan dua jaro anda da perhatikan posisi,
ukuranm konsistensi, regularitas, mobilitas, dan nyeri tekan.
Normalnya serviks dapat digerakkan tanpa terasa nnyeri
14) Palpasi uterus dengan cara jari-jari tangan yang ada dalam
vagina menghadap ke atas. Tangan yang ada diluar letakkan
di abdomen dan tekankan ke bawah. Palpasi uterus untuk
mengetahui ukuran, bentuk, konsistensi, dan mobilitasnya
15) Palpasi ovarium dengan cara menggeser dua jari yang ada
dalam vagina ke forniks lateral kanan. Tangan yang ada di
abdomen tekankan ke bawah ke arah kuadran kanan bawah.
Palpasi ovariumkanan untuk mengetahui ukuran, bentuk,
konsistensi, dan nyeri tekan (normalnya tidak teraba). Ulangi
untuk ovarium sebelahnya.

4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi respon pasien
b. Dokumentasikan tindakan dan hasil yang dilakukan pencatatan
keperawatan
c. Mencuci tangan

IMPLEMENTASI SADARI DAN SAVARI

A. Pemeriksaan Fisik Payudara dan Ketiak


1. Pengertian

19
Pemeriksaan fisk payudara dan ketiak merupakan tahap awal proses
keperawatan yang dilakukan di daerah payudara dan ketiak.
2. Tujuan
a. Mengetahui ada tidaknya benjolan di daerah sekitar payudara dan
ketiak yang merupakan gejala adanya tumor atau kanker
b. Mengukur kesimetrisan payudara
c. Mengetahui adanya perubahan payudara dan ketiak
d. Mengetahui adanya nyeri pada payudara
e. Mengetahui adanya perubahan warna puting susu
f. Mengetahui perkembangan payudara anak pada masa puber
g. Memberi arahan untuk melakukan SADARI (pemeriksaan
payudara sendiri)
3. Indikasi
a. Pasien dengan tumor atau kanker payudara
b. Wanita diatas 50tahun
c. Pada wanita yang sampai usia 30tahun belum punya anak
d. Wanta hamil
e. Anak pada masa puber
4. Alat dan Bahan
a. Kursi
b. Tempat tidur
5. Prosedur :
Inspeksi
a. Atur posisis klien dududk menghadap depan
b. Jelaskan dengan detail tentang tujuan dilakukan pemeriksaan
payudara/ketiak
c. Anjurkan klien untuk melepaskan pakaiannya dengan kedua
tanggan klien rileks di sisi tubuh
d. Inspeksi ukuran dan kesimetrisan payudara. Secara normal bentuk
payudara melingkar , dideskripsikan kecil, sedang, besar
e. Inspeksi kulit payudara

20
f. Inspeksi warna areola, umumnya pada ibu hamil berwarna lebih
gelap
g. Inspeksi puting susu. Kaji adanya keluaran , ulkus, pergerakan atau
pembengkakan
h. Inspeksi ketiak dan klavikula untuk mengetahui adanya
pembengkakan atau kemerahan

Palpasi

a. Palpasi dilakukan disekitar puting susu untuk mengetahui adanya


keluaran
b. Palpasi daerah klavikula dan ketiak terutama pada area limfe nadi
c. Palpasi payudara dengan cara tekankan telapak tangan atau tiga jari
tengah anda ke permukaan payudara
d. Selanjutnya lakukan palpasi dengan gerakan memutar dari tepi
menuju areola dan memutar searah jarum jam
e. Lakukan palpasi pada payudara sebelahnya
f. Bila diperlukan lakukan pula pengkajian dengan posisi klien
supinasi dan diganjal bantal/ kain dibawah bahunya

B. Pemeriksaan Fisik Alat Kelamin Wanita (SAVARI)


1. Pengertian
Pemeriksaan alat kelamin wanita adalah pemeriksaan yang dilakukan
pada daerah genetalia wanita karena sistem reproduksi merupakan
bagian penting dikaji pada wanita
2. Tujuan
a. Untuk mengetahui struktur anatomi dan fungsi alat kelamin
b. Untuk mengetahui apakah pasien menggunakan kontrasepsi
c. Melihat adanya perdarahan
d. Mengetahui adanya penyakit kelamin, pembedahan, kehamilan
e. Mengetahui perkembangan pada anak-anak
3. Indikasi
a. Wanita hamil

21
b. Wanita lansia
4. Alat dan Bahan :
a. Pencahayaan
b. Skrin jika di bagsal
c. Selimut
d. Meja pemeriksaan/ bed
e. Sarung tangan steril
f. Air hangat steril
g. Pelumas steril
h. Peralatan steril untuk pemeriksaan sitology
5. Prosedur :
a. Alat kelamin bagian luar
1) Anjurkan klien untuk mengosongkan kandung kemih sebelum
melakukan pemeriksaan fisik
2) Jelaskan pada pasien tujuan dilakukan pemeriksaan
3) Anjurkan pasien membuka celana
4) Atur klien dalam posisi litotomi dan selimuti bagian yang tidak
diperiksa/ dikaji
5) Awali dengan mengamati rambut pubis, perhatikan
distribusinya
6) Amati kulit dan area pubis, perhatikan adanya lesi, leukoplakia,
dan eksoria
7) Buka labia mayora, dan amati bagian dalam labia mayora, labia
minora, klitoris, dan uretra. Perhatikan adanya pembengkakan,
ulkus, dan keluaran

b. Alat kelamin bagian dalam


1) Atur posisi pasien secara tepat dan pakai sarung tangan steril
2) Lumasi jari telunjuk anda dengan air steril, masukan ke dalam
vagina dan identifikasi kelunakan dan permukaan serviks
3) Keluarkan jari bila sudah selesai

22
4) Siapkan spekulum dengan ukuran dan bentuk yang sesuai dan
lumasi dengan air hangat terutama bila ingin mengambil
spesimen
5) Letakkan dua jari pada pintu vagina dan tekankan ke bawah ke
arah parianal
6) Masukkan spekulum 45 derajat dan hati-hati dengan
menggunakan tangan satunya sehingga tidak menjepit rambut
pubis atau labia
7) Bila spekulum sudah berada divagina , keluarkan 2 jari anda,
dan putar spekulum ke arah posisi horizontal dan pertahankan
penekanan pada posisi bawah/ posterior
8) Buka bilah spekulum, letakkan pada serviks, dan kunci bilah
sehingga tetap membuka
9) Bila serviks sudah terlihat atur lampu untuk memperjelas
penglihatan, amati ukuran, laserasi, nodulas, masa, rabas, dan
warna serviks
10) Bila diperlukan spesimen sitologi, ambil dengan cara usap
dengan aplikator dari kapas
11) Bila sudah selesai kendurkan sekrup spekulum, tutup spekulum
dan tarik keluar secara perlahan- lahan
12) Lakukan palpasi secara bimanual bila diperlukan dengan cara
memakai sarung tangan steril, melumasi jari telunjuk dan jari
tengah, kemudian masukan jari ke lubang vagina degan
penekanan kearah posterior, dan meraba dinding vagna untuk
mengetahui adanya nyeri tekan dan nodular
13) Palpasi serviks dengan dua jari anada dan perhatikan posisi,
ukuran, konsitensi, regularitas, mobilitas, dan nyeri tekan,
normalnya serviks dapat digerakan tanpaterasa nyeri.
14) Palpasi uterus dengan cara jari – jari tangan yang ada dalam
vagina menghadap ke atas. Tangan yang ada di luar letakkan di
abdomen dan tekankan ke bawah. Palpasi uterus untuk
mengetahui ukuran, bentuk, konsistensi dan mobilitasnya.

23
15) Palpasi ovarium dengan cara menggeser dua jari yang ada
dalam vagina ke formiks lateral kanan. Tangan yang ada di
abdomen tekankan ke bawah ke arah kuadran kanan bawah.
Palpasi ovarium kanan untuk mengetahui ukuran, bentuk,
konsistensi dan nyeri tekan (normalnya tidak teraba). Ulangi
untuk ovarium sebelahnya.

C. Prosedur Pemeriksaan Payudara Sendiri ( SADARI )


1. Melihat perubahan diHadapan Cermin
Cara Melakukan
Langkah pertama :

Melihat perubahan bentuk dan besarnya payudara, perubahan


puting susu, serta kulit payudara didepan kaca. Sambil berdiri tegak
depan cermin, posisi kedua lengan lurus kebawah disamping badan.

Langkah kedua :

24
Periksa payudara dengan tangan diangkat di atas kepala. Dengan
maksud untuk melihat retraksi kulit atau perlekatan tumor terhadap
otot atau fascia dibawahnya.

Langkah ketiga :

Berdiri tegak didepan cermin dengan tangan disamping kanan atau


kiri. Miringkan badan ke kanan dan kiri untuk melihar perubahan pada
payudara.
Langkah keempat :

25
Menegangkan otot – otot bagia dada dengan brkacak pinggang/
tangan menekan pinggul dimaksudkan untuk menegangkan otot di
daerah axilla.

2. Melihat perubahan bentuk payudara dengan berbaring


Cara melakukan :
Tahap 1. Persiapan

Dimulai dari payudara kanan. Baring menghadap ke kiri dengan


membengkokan kedua lutut anda. Letakkan bantal atau handuk mandi
yang telah dilipat dibawah bahu sebelah kanan untuk menaikkan
bagian yang akan diperiksa. Kemudian letakkan tangan kanan anda
dibawah kepala. Gunakkan tangan kiri anda untuk memeriksa
payudara kanan. Gunakkan telapak jari – jari anda untuk memeriksa
sembarang benjolan atau penebalan. Periksa payudara anda dengan
menggunakan Vertical Strip dan Circular.
Tahap 2 : Pemeriksaan payudara dengan Vertical Strip

26
Memeriksa seluruh bagian payudara dengan cara vertical, dari
tulang selangka dibagian atas ke bra – line di bagian bawah, dan garis
tengah antara kedua payudara ke garis tengah bagian ketiak anda.
Gunakkan tangan kiri untuk mengawali pijatan pada ketiak. Kemudian
putar dan tekan kuat untuk merasakan benjolan. Gerakkan tangan anda
perlahan – lahan ke bawah bra line dengan putaran ringan dan tekan
kuat di setiap tempat. Dibagian bawah bra line, bergerak kurang lebih
2 cm ke kiri dan terus ke arah atas menuju tulang selangka dengan
memutar dan menekan. Bergeraklah ke atas dan ke bawah mengikuti
pijatan dan meliputi seluruh bagian yang tunjuk.

Tahap 3. Pemeriksaan payudara dengan cara memutar

Berawal dari bagian atas payudara anda, buat putaran besar.


Bergeraklah sekeliling payudara dengan memperhatikan benjolan yang
luar biasa. Buatlah sekurang – kurangnya tiga putaran kecil sampai ke
puting payudara. Lakukan sebanyak 2 kali. Sekali dengan tekanan
ringan dan sekali dengan tekann kuat. Jangan lupa periksa bagian
bawah aerola mammae.
Tahap 4. Pemeriksaan Cairan Di puting Payudara

27
Menggunakan kedua tangan, kemudian tekan payudara anda untuk
melihat adanya cairan abnormal dari puting payudara.

Tahap 5. Memeriksa Ketiak

Letakkan tangan kanan anda di samping dan rasakan ketiak anda


dengan teliti, apakah teraba benjolan abnormal atau tidak.

28
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
a. Pengertian SADARI
SADARI (Periksa Payudara Sendiri) merupakan usaha untuk
mendapatkan kanker payudara pada stadium yang lebih dini (down
staging). Diperlukan pelatihan yang baik dan evaluasi yang reguler.
SADARI direkomendasikan dilakukan setiap bulan, 7 hari setelah
menstruasi bersih (Manuaba, 2010).
b. Tujuan SADARI
Menurut Ramli (2001) tujuan dilakukan SADARI adalah untuk
mendeteksi secara dini jika ada kelainan di payudara.
c. Waktu SADARI
1) Haid teratur : waktu terbaik adalah hari terakhir masa haid.
2) Haid tidak teratur : setiap 6 bulan sekali, saat baru selesai menstruasi.
3) Waktu : 10 menit setiap bulan periksa payudara.

d. Pengertian SAVARI

Pemeriksaan vagina sendiri (savari) adalah cara bagi seseorang


perempuan untuk melihat vulva dan vagina untuk lebih memahami
tubuh, mengetahui perubahan yang terjadi selama siklus menstruasi,
dan masalah yang mungkin memerlukan perhatian medis ( Sarah
Anne, 2010)

e. Tujuan dari pemeriksaan ini adalah membantu wanita untuk


mempelajari lebih lanjut tentang tubuh dan kelainannya serta
membantu memeriksa luka vagina, cairan normal maupun abnormal
yang keluar atau masalah lain seperti kutil kelamin (Sarah Anne,
2010).

29
B. SARAN

1. Untuk Mahasiswa :

Lebih banyak membaca buku-buku sumber sumber Keperawatan


Maternitas agar menambah wawasan ilmu dan dapat memudahkan saat masuk
dunia kerja.

2. Untuk Umum

Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu dan


menambahkan dalam wawasan terkait SADARI dan SAVARI.

30
DAFTAR PUSTAKA

Kusuma, Hardhi & Nurarif, Amin Huda 2012. Handbook for Health
Student. Yogyakarta : Medication Publishing

Priharjo, Robert, S.KP,M,Sc,RN.2005. Pengkajian Fisik Keperawatan


Edisi 2. Jakarta : Kedokteran IGC.

Tambunan, Elviana S. Dan Kasim, Deswina, 2011. Panduan


Pemeriksaan Fisik bagi Mahasiswa Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika.

http://humrep.oxfordjournals.org/ diakses pada tanggal 10 Maret 2018

http://journal.unisla.ac.id/pdf/ diakses pada tanggal 12 Maret 2018

31

Anda mungkin juga menyukai