TINGKAT II B
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 15 :
DHITA FITRIYANTI
NIM : 72.20.001.D.16.058
NIM : 72.20.001.D.16.072
RAHMAWATI
NIM : 72.20.001.D.16.077
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas
rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Sadari dan
Savari dengan baik. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Anik Puji
Maternitas yang telah membimbing dan mengarahkan penulis hingga makalah ini
selesai.
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak untuk
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................
A.Latar Belakang...................................................................................................................1
B. Tujuan................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................
BAB IV PENUTUP......................................................................................................................
A. Kesimpulan.............................................................................................................................26
B. Saran.......................................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................28
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
4
kelas I yaitu minoritas sebanyak 13 orang (37,1%) yang
berpengetahuan cukup.
Berdasarkan hasil penelitian Irma (2008) tentang SADARI di SMA
YP Swasta Medan. Dari 96 responden yang diteliti mayoritas yang
berpengetahuan kurang sebanyak 60 orang (62,5%), pengetahuan
cukup sebanyak 35 orang (36,5%), sedangkan minoritas yang
berpengetahuan baik sebanyak 1 orang (1,0%).
Untuk menemukan gejala awal kanker payudara dapat di deteksi
sendiri oleh kaum wanita, jadi tidak perlu seorang ahli untuk
menemukan awal kanker payudara. Secara rutin wanita dapat
melakukan metode SADARI dengan cara memijat dan meraba
seputar payudaranya untuk mengetahui ada atau tidaknya benjolan
disekitar payudara.
B. TUJUAN
Untuk mengetahui bagaimana teknik penerapan SADARI dan SAVARI
dalam Keperawatan Maternitas
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian SADARI
SADARI (Periksa Payudara Sendiri) merupakan usaha untuk mendapatkan
kanker payudara pada stadium yang lebih dini (down staging). Diperlukan
pelatihan yang baik dan evaluasi yang reguler. SADARI direkomendasikan
dilakukan setiap bulan, 7 hari setelah menstruasi bersih (Manuaba, 2010).
Sadari termasuk pencegahan kanker sekunder, suatu teknik pemeriksaan
dimana seorang wanita memeriksa payudaranya sendiri dengan melihat dan
merasakan dengan jari untuk mendeteksi apakah ada benjolan atau tidak
pada payudaranya.
2. Tujuan SADARI
Menurut Ramli (2001) tujuan dilakukan SADARI adalah untuk
mendeteksi secara dini jika ada kelainan di payudara.
Mengetahui ada tidaknya benjolan disekitar payudara yang merupakan gejala
adanya tumor atau kanker.
a. Mengukur kesimetrisan payudara
b. Mengetahui adanya perubahan payudara / ketiak
c. Mengetahui adanya nyeri pada payudara
d. Mengetahui adanya perubahan warna puting susu
e. Mengetahui perkembangan payudara anak pada masa puber
f. Memberi arahan kepada klien agar melakukan pemeriksaan payudara
sendiri (SADARI).
6
a. SADARI harus dilakukan setiap bulan oleh semua wanita berusia
muali dari 20 tahun
b. Pemeriksaan payudara klinis oleh profesional kesehatan, harus
dilakukan setiap 3 tahun umtuk wanita usia 20 – 40 tahun dan setiap
tahun untuk wanita diatas 40 tahun.
c. Mammografi harus dimulai usia 40 tahun. Penapisan mammografi
rutin harus dilakukan setiap 1 – 2 tahun sekali untuk wanita usia 40 –
49 tahun dan setiap tahun untuk wanita usia 50 tahun ke atas.
Dilakukan pada :
a. Pasien dngan tumor atau kanker payudara
b. Pada wanita diatas usia 50 tahun
c. Pada wanita yang sampai usia 30 tahun belum mempunyai anak
d. Pada wanita hamil
e. Anak pada masa puber
3. Waktu SADARI
1. Haid teratur : waktu terbaik adalah hari terakhir masa haid. 2)
2. Haid tidak teratur : setiap 6 bulan sekali, saat baru selesai menstruasi.
3. 3) Waktu : 10 menit setiap bulan periksa payudara.
4. Manfaat SADARI
Manfaat SADARI adalah untuk mendeteksi sedini mungkin adanya
kelainan pada payudara karena kanker payudara pada hakikatnya dapat
diketahui secara dini oleh wanita usia subur. Setiap wanita mempunyai
bentuk dan ukuran payudara yang berbeda, dapat merasakan bagaimana
payudara wanita yang normal. Bila ada perubahan tentu wanita dapat
mengetahuinya dengan mudah.
7
a) Lakukan pemeriksaan didepan kaca.
g) Lakukan hal ini waktu mandi atau sedang bercermin sehingga seorang
perempuan dapat mengenali bentuk payudara.
2. Rasakan
f) Jari dapat memilih beberapa arah jelajah : -melingkar, -naik turun, dan
pilah-pilah.
8
a) Berdiri didepan cermin, relaks.
b) Tangan dipinggang.
2. Posisi berdiri
3. Posisi berbaring
4. Posisi berdiri
9
1) Semasa mandi Angkat sebelah tangan. Dengan menggunakan satu jari,
gerakkan secara mendatar perlahan-lahan ke serata tempat bagi setiap
payudara. Gunakan tangan kanan untuk memeriksa payudara sebelah kiri
dan tangan kiri untuk payudara kanan. Periksa dan cari bila terdapat
gumpalan / kebetulan keras, menebal dipayudara.
2) Berdiri di hadapan cermin Dengan mengangkat kedua tangan keatas kepala,
putar-putar tubuh perlahan-lahan dari sisi kanan ke sisi kiri. Cekak
pinggang anda, tekan turun perlahan-lahan ke bawah untuk menegangkan
otot dada dan menolak payudara anda kehadapan. Perhatikan dengan teliti
segala perubahan seperti besar, bentuk dan kontur setiap payudara. Lihta
pula jika terdapat kekauan, lekukan atau puting tersorot kedalam. Dengan
perlahan-lahan, picit kedua puting dan perhatikan jika terdapat cairan
keluar. Periksa lanjut apa cairan itu kelihatan jernih atau mengandung
3) Berbaring Untuk memeriksakan payudara sebelah kanan, letakkan bantal di
bawah bahu kanan dan tangan kanan diletakkan dibelakang kepala. Tekan
jari anda mendatar dan bergerak perlahan-lahan dalam bentuk bulatan kecil,
bermula dari bagian pangkal payudara. Selepas satu putaran, jari
degerakkan 1 inci (2,5cm) kearah putting. Lakukan putaran untuk
memriksa setiap bagian payudara termasuk puting. Ulangi hal yang sama
pada payudara sebelah kiri dengan meletakkan bantal dibawah bahu kiri
dan tangan kiri diletakkan dibelakang kepala. Coba rasakan sama ada
terdapat sebarang gumpalan dibawah dan dibawah dan disepanjang atas
tulang selangka.
1. Pengertian SAVARI
10
SAVARI adalah pemeriksaan yang dilakukan secara mandiri untuk
melihat pada bagian luar vagina, dan melihat adanya kelainan –
kelainan pada vagina dengan menggunakan cermin.
11
d. Pada aseptor IUD dapat melihat benang IUD di serviks, jika
benang hilang itu bisa berarti IUD salah tempat atau terlepas.
4. Indikasi :
c. Kulit terbuka
5. Kontraindikasi :
a. Plasenta previa
b. Antepartum haemorrsge
c. Premature labor
7. Cara kerja :
a. Cuci tangan
Menggunakan Cermin
12
b. Mengamati seluruh vulva dan menentukan apakah satu sisi
menyerupai orang lain
f. Masukkan ibu jari didalam labia dan meraba daerah dengan ibu
jari dan jari telunjuk
8. Pelaksanaan
13
(labia), klitoris (daerah utama yang dirangsang selama aktivitas
seksual), uretra (tempat urin mengalir dari tubuh), vagina, dan anus.
c. Cairan normal seperti jelas tipis dan bewarna putih bening dan
lembut, tidak memiliki bau yang tidak sedap, tidak berdarah, dan
tidak terlihat seperti keju.
a. Terdapat luka atau bintik – bintik pada kulit (seperti kutil kelamin).
Kemerahan dan gatal pada labia, bisa berarti adanya iritasi
(disebabkan oleh produk feminim atau aktifitas seksual ) atau infeksi
(seperti herpes kelamin atau penyakit lain yang ditularkan secara
seksual ).
14
BAB III
IMPLEMENTASI
15
5) Inspeksi kulit payudara, kaji adanya perubahan warna,
lesi, vaskularisasi dan edema
6) Inspeksi warna aerola, umumnya pada waktu hamil warna
lebih gelap.
7) Inspeksi puting susu, kaji adanya keluaran, ulkus,
pergerakan atau pembengkakan. Amati juga posisi kedua
puting susu yang normalnya mempunyai arah yang sama
8) Inspeksi ketiak dan klavikula untuk mengetahui adanya
pembengkakan atau kemerahan.
b. Palpasi
1) Palpasi dilakukan di sekeliling puting susu untuk
mengetahui adanya keluaran, bila ditemukan keluaran,
maka identifikasi keluaran tersebut, perhatikan sumber,
jumlah, warna, dan kaji adanya nyeri tekan
2) Palpasi daerah klavikula dan ketiak terurtama pada area
limfe nadi
3) Lakukan palpasi payudara dengan cara tekankan telapak
tangan atau tiga jari tengah anda ke permukaan payudara.
Lakukan palpasi pada keempat kuadran payudara dengan
gerakan memutar searah jarum jam
4) Selanjutnya lakukan palpasi dengan gerakan memutar dari
tepi menuju aerola dan memutar searah jarum jam
5) Lakukan palpasi pada payudara sebelahnya
6) Bila diperlukan lakukan pula pengkajian dengan posisi
klien supinasi dan di ganjal bantal/ kain di bawah
bahunya.
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi respon pasien
b. Dokumentasikan tindakan dan hasil observasi yang dilakukan
dicatatan keperawatan
c. Mencuci tangan
16
B. SAVARI (Pemeriksaan Vagina Sendiri)
1. Tahap Pra Interaksi
a. Menyiapkan Alat
1) Kursi atau bed
2) Bantal
3) Selimut
4) Tirai atau sampuran
5) Pencahayaan
6) Speculum
7) Air hangat
8) Pelumas steril
9) Sarung tangan steril
10) Catatan keperawatan
b. Cuci tangan
2. Tahap Orientasi
a. Memperkenalkan diri dengan pasien
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilaksanakan
c. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya
d. Menjaga privasi pasien
3. Tahap Kerja
a. Alat kelamin bagian luar
1) Anjurkan klien untuk mengosongkan kandung kemih
sebelum dilakukan pemeriksaan fisik
2) Jelaskan pada pasien tujuan dilakukan pemeriksaan
3) Anjurkan pasien buka celana
4) Atur klien dalan posisi litotomi dan selimuti bagian yang
tidak diperiksa/ dikaji
5) Awali dengan mengamati rambut pubis, perhatikan distribusi
dan sesuaikan dengan usia perkembangan klien
6) Amati kulit dan area pubis, perhatikan apakah adanya lesi,
luka, leukoplasia, dan eksoria
17
7) Buka labia mayora dan amati bagian dalam labia mayora,
labia minora, klitoris , dan uretra. Perhatikan adanya
pembengkakan, ulkus, dan keluaran.
b. Alat kelamin bagian dalam
1) Atur posisi pasien secara tepat dan pakai sarung tangan steril
2) Lumasi jari telunjuk anda dengan air steril, masukan ke
dalam vagina, dan identifikasi kelunakan serta permukaan
serviks. Tindakan ini bermanfaat untuk mempergunakan dan
memilih spekulum yang tepat
3) Keluarkan jari bila sudah selesai
4) Siapkan spekulum dengan ukuran dan bentuk yang sesui dan
lumasi dengan air hangat terutama bila akan mengambil
spesimen
5) Letakkan dua jari pada pintu vagina dan tekankan kebawah
ke arah perineal
6) Yakinkan bahwa tidak ada rambut pubis pada pintu vagina
dan masukkan spekulum dengan sudut 45◦ dan hati-hati
dengan menggunakan tangan yang satunya sehingga tidak
menjepit rambut pubis atau labia
7) Bila spekulum sudah berada di vagina, keluarkan dua jari
anda, dan putar spekulum ke arah posisi horizontal dan
pertahankan pada posos bawah/ posterior
8) Buka bilah spekulum, letakkan pada serviks, dan kunci bilah
sehingga tetap membuka
9) Bila serviks sudah terlihat, atur lampu untuk memperjelas
penglihatan dan amati ukuran, laserasi, erosi, nodular, massa,
rabas, dan warna serviks. Normalnya bentuk serviks
melingkar atau oval pada nulipara,sedangkan pada para
membentuk celah.
10) Bila diperlukan spesimen sitologi, ambil dengan cara usapkan
menggunakan aplikator dari kapas
18
11) Bila sudah selesai, kendurkan sekrup spekulum, tutup
spekulm, dan tarik keluar secara perlahan-lahan.
12) Lakukan palpasi secara bimanual bila diperlukan dengan cara
memakai sarung tangan steril, melumasi jari telunjuk dan jari
tengah, kemudian memasukkan jari tersebut ke lubang vagina
dengan penekanan ke arah posterior, dan meraba dinding
vagina untuk mengetahui adanya nyeri tekan dan nodular
13) Palpasi serviks dengan dua jaro anda da perhatikan posisi,
ukuranm konsistensi, regularitas, mobilitas, dan nyeri tekan.
Normalnya serviks dapat digerakkan tanpa terasa nnyeri
14) Palpasi uterus dengan cara jari-jari tangan yang ada dalam
vagina menghadap ke atas. Tangan yang ada diluar letakkan
di abdomen dan tekankan ke bawah. Palpasi uterus untuk
mengetahui ukuran, bentuk, konsistensi, dan mobilitasnya
15) Palpasi ovarium dengan cara menggeser dua jari yang ada
dalam vagina ke forniks lateral kanan. Tangan yang ada di
abdomen tekankan ke bawah ke arah kuadran kanan bawah.
Palpasi ovariumkanan untuk mengetahui ukuran, bentuk,
konsistensi, dan nyeri tekan (normalnya tidak teraba). Ulangi
untuk ovarium sebelahnya.
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi respon pasien
b. Dokumentasikan tindakan dan hasil yang dilakukan pencatatan
keperawatan
c. Mencuci tangan
19
Pemeriksaan fisk payudara dan ketiak merupakan tahap awal proses
keperawatan yang dilakukan di daerah payudara dan ketiak.
2. Tujuan
a. Mengetahui ada tidaknya benjolan di daerah sekitar payudara dan
ketiak yang merupakan gejala adanya tumor atau kanker
b. Mengukur kesimetrisan payudara
c. Mengetahui adanya perubahan payudara dan ketiak
d. Mengetahui adanya nyeri pada payudara
e. Mengetahui adanya perubahan warna puting susu
f. Mengetahui perkembangan payudara anak pada masa puber
g. Memberi arahan untuk melakukan SADARI (pemeriksaan
payudara sendiri)
3. Indikasi
a. Pasien dengan tumor atau kanker payudara
b. Wanita diatas 50tahun
c. Pada wanita yang sampai usia 30tahun belum punya anak
d. Wanta hamil
e. Anak pada masa puber
4. Alat dan Bahan
a. Kursi
b. Tempat tidur
5. Prosedur :
Inspeksi
a. Atur posisis klien dududk menghadap depan
b. Jelaskan dengan detail tentang tujuan dilakukan pemeriksaan
payudara/ketiak
c. Anjurkan klien untuk melepaskan pakaiannya dengan kedua
tanggan klien rileks di sisi tubuh
d. Inspeksi ukuran dan kesimetrisan payudara. Secara normal bentuk
payudara melingkar , dideskripsikan kecil, sedang, besar
e. Inspeksi kulit payudara
20
f. Inspeksi warna areola, umumnya pada ibu hamil berwarna lebih
gelap
g. Inspeksi puting susu. Kaji adanya keluaran , ulkus, pergerakan atau
pembengkakan
h. Inspeksi ketiak dan klavikula untuk mengetahui adanya
pembengkakan atau kemerahan
Palpasi
21
b. Wanita lansia
4. Alat dan Bahan :
a. Pencahayaan
b. Skrin jika di bagsal
c. Selimut
d. Meja pemeriksaan/ bed
e. Sarung tangan steril
f. Air hangat steril
g. Pelumas steril
h. Peralatan steril untuk pemeriksaan sitology
5. Prosedur :
a. Alat kelamin bagian luar
1) Anjurkan klien untuk mengosongkan kandung kemih sebelum
melakukan pemeriksaan fisik
2) Jelaskan pada pasien tujuan dilakukan pemeriksaan
3) Anjurkan pasien membuka celana
4) Atur klien dalam posisi litotomi dan selimuti bagian yang tidak
diperiksa/ dikaji
5) Awali dengan mengamati rambut pubis, perhatikan
distribusinya
6) Amati kulit dan area pubis, perhatikan adanya lesi, leukoplakia,
dan eksoria
7) Buka labia mayora, dan amati bagian dalam labia mayora, labia
minora, klitoris, dan uretra. Perhatikan adanya pembengkakan,
ulkus, dan keluaran
22
4) Siapkan spekulum dengan ukuran dan bentuk yang sesuai dan
lumasi dengan air hangat terutama bila ingin mengambil
spesimen
5) Letakkan dua jari pada pintu vagina dan tekankan ke bawah ke
arah parianal
6) Masukkan spekulum 45 derajat dan hati-hati dengan
menggunakan tangan satunya sehingga tidak menjepit rambut
pubis atau labia
7) Bila spekulum sudah berada divagina , keluarkan 2 jari anda,
dan putar spekulum ke arah posisi horizontal dan pertahankan
penekanan pada posisi bawah/ posterior
8) Buka bilah spekulum, letakkan pada serviks, dan kunci bilah
sehingga tetap membuka
9) Bila serviks sudah terlihat atur lampu untuk memperjelas
penglihatan, amati ukuran, laserasi, nodulas, masa, rabas, dan
warna serviks
10) Bila diperlukan spesimen sitologi, ambil dengan cara usap
dengan aplikator dari kapas
11) Bila sudah selesai kendurkan sekrup spekulum, tutup spekulum
dan tarik keluar secara perlahan- lahan
12) Lakukan palpasi secara bimanual bila diperlukan dengan cara
memakai sarung tangan steril, melumasi jari telunjuk dan jari
tengah, kemudian masukan jari ke lubang vagina degan
penekanan kearah posterior, dan meraba dinding vagna untuk
mengetahui adanya nyeri tekan dan nodular
13) Palpasi serviks dengan dua jari anada dan perhatikan posisi,
ukuran, konsitensi, regularitas, mobilitas, dan nyeri tekan,
normalnya serviks dapat digerakan tanpaterasa nyeri.
14) Palpasi uterus dengan cara jari – jari tangan yang ada dalam
vagina menghadap ke atas. Tangan yang ada di luar letakkan di
abdomen dan tekankan ke bawah. Palpasi uterus untuk
mengetahui ukuran, bentuk, konsistensi dan mobilitasnya.
23
15) Palpasi ovarium dengan cara menggeser dua jari yang ada
dalam vagina ke formiks lateral kanan. Tangan yang ada di
abdomen tekankan ke bawah ke arah kuadran kanan bawah.
Palpasi ovarium kanan untuk mengetahui ukuran, bentuk,
konsistensi dan nyeri tekan (normalnya tidak teraba). Ulangi
untuk ovarium sebelahnya.
Langkah kedua :
24
Periksa payudara dengan tangan diangkat di atas kepala. Dengan
maksud untuk melihat retraksi kulit atau perlekatan tumor terhadap
otot atau fascia dibawahnya.
Langkah ketiga :
25
Menegangkan otot – otot bagia dada dengan brkacak pinggang/
tangan menekan pinggul dimaksudkan untuk menegangkan otot di
daerah axilla.
26
Memeriksa seluruh bagian payudara dengan cara vertical, dari
tulang selangka dibagian atas ke bra – line di bagian bawah, dan garis
tengah antara kedua payudara ke garis tengah bagian ketiak anda.
Gunakkan tangan kiri untuk mengawali pijatan pada ketiak. Kemudian
putar dan tekan kuat untuk merasakan benjolan. Gerakkan tangan anda
perlahan – lahan ke bawah bra line dengan putaran ringan dan tekan
kuat di setiap tempat. Dibagian bawah bra line, bergerak kurang lebih
2 cm ke kiri dan terus ke arah atas menuju tulang selangka dengan
memutar dan menekan. Bergeraklah ke atas dan ke bawah mengikuti
pijatan dan meliputi seluruh bagian yang tunjuk.
27
Menggunakan kedua tangan, kemudian tekan payudara anda untuk
melihat adanya cairan abnormal dari puting payudara.
28
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
a. Pengertian SADARI
SADARI (Periksa Payudara Sendiri) merupakan usaha untuk
mendapatkan kanker payudara pada stadium yang lebih dini (down
staging). Diperlukan pelatihan yang baik dan evaluasi yang reguler.
SADARI direkomendasikan dilakukan setiap bulan, 7 hari setelah
menstruasi bersih (Manuaba, 2010).
b. Tujuan SADARI
Menurut Ramli (2001) tujuan dilakukan SADARI adalah untuk
mendeteksi secara dini jika ada kelainan di payudara.
c. Waktu SADARI
1) Haid teratur : waktu terbaik adalah hari terakhir masa haid.
2) Haid tidak teratur : setiap 6 bulan sekali, saat baru selesai menstruasi.
3) Waktu : 10 menit setiap bulan periksa payudara.
d. Pengertian SAVARI
29
B. SARAN
1. Untuk Mahasiswa :
2. Untuk Umum
30
DAFTAR PUSTAKA
Kusuma, Hardhi & Nurarif, Amin Huda 2012. Handbook for Health
Student. Yogyakarta : Medication Publishing
31