DISUSUN OLEH
72.20.001.D.054
72.20.001.D.16.0
3. NISRINA NORLAILI
72.20.001.D.16.0
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
1|MATERNITAS
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas segala
kebesaran dan limpahan nikmat yang diberikan-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah Maternitas tentang Pemasangan Alat Kontrasepsi. Kami
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Anik Puji Rahayu, M.Kep. selaku dosen
pembimbing yang membimbing dan mengarahkan kami hingga selesailah
makalah ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami, memberikan kritik dan masukan yang membangun terhadap
materi dan penyajian makalah ini.
Kelompok 16
2|MATERNITAS
DAFTAR ISI
Halaman Judul.....................................................................................................................i
Kata Pengantar....................................................................................................................ii
Daftar Isi............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Tujuan Penulisan....................................................................................................6
B. Metode Kontrasepsi................................................................................................7
D. Kontrasepsi Mantap...............................................................................................27
A. SAP........................................................................................................................30
B. MATERI PENKES................................................................................................33
BAB IV PENUTUP...........................................................................................................47
A. Kesimpulan............................................................................................................47
B. Saran......................................................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................49
3|MATERNITAS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,
maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan,
bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Program keluarga berencana mempunyai misi yang sangat
menekankan pentingnya upaya menghormati hak – hak reproduksi dan
sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas keluarga. Sedangkan visi dari
program keluarga berencana adalah memberdayakan masyarakat untuk
membangun keluarga kecil berkualitas, menggalang kemitraaandalam
peningkatan kesejahteraan, kemandirian, dan ketahanan keluarga, dan
meningkatkan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi.
Keluarga berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan
kesehatan preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun
tidak selalu demikian. Untuk optimalisasi manfaat kesehatan KB,
pelayanan tersebut harus disediakan bagi wanita dengan cara
menggabungkan dan memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan
reproduksi utama dan yang lain. Juga responsive terhadap berbagai tahap
kehidupan eproduksi wanita. Peningkatan dan perluasan pelayanan
keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang
dialami oleh wanita.
Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi. Tidak hanya
karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia, tetapi juga karena
metode-metode tersebut mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan
kebijakan nasional KB, kesehatan individual, dan seksualitas wanita atau
biaya untuk memperoleh menimbang berbagai faktor, termasuk status
kesehatan mereka, efek samping potensial suatu metode, konsekuensi
4|MATERNITAS
terhadap kehamilan yang tidak diinginkan, yang diinginkan, kerjasama
pasangan, dan norma budaya mengenai kemampuan mempunyai anak.
Setiap metode mempunyai kelebihan dan kekurangan. Namun
demikian, meskipun telah mempertimbangkan untung rugi semua
kontrasepsi yang tersedia, tetap saja terdapat kesulitan untuk mengontrol
fertilitas secara aman, efektif, dengan metode yang dapat diterima, baik
secara perseorangan maupun budaya pada berbagai tingkat reproduksi.
Tidaklah mengejutkan apabila banyak wanita merasa bahwa penggunaan
kontrasepsi terkadang problematis dan mungkin terpaksa memilih metode
yang tidak cocok dengan konsekuensi yang merugikan atau tidak
menggunakan metode KB sama sekali.
Terdapat beberapa cara atau metode kontrasepsi dengan
kelebihan dan kekurangannya. Kontrasepsi sendiri adalah metode untuk
mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur
yang matang dengan sel sperma tersebut (Depkes RI, 2002).
Ada dua pembagian cara kontrasepsi, yaitu cara sederhana (coitus
interuptus, pantang berkala, kondom, diafragma, cream, jelli, dan vaginal
tablet) dan metode efektif (pil, AKDR, suntikan, implant, tubektomi dan
vasektomi).
Di Jawa Barat tahun 2006 akseptor KB implant sebanyak 35.073
orang (5,5%), IUD sebanyak 68.931 orang (10,5%), suntik sebanyak
357.803 orang (54,9%), dan pil sebanyak 190.166 orang (29,1%).
Untuk meningkatkan program tersebut dengan cara penyediaan
sarana dan alat kontrasepsi yang bermutu dengan jumlah yang cukup dan
merata, meningkatkan mutu pelayanan kontrasepsi agar sesuai dengan
pelayanan mulai dari penjaringan calon akseptor baru, konseling,
pelayanan kontrasepsi, pelayanan rujukan, kunjungan ulang termasuk
pelayanan efek samping, komplikasi dan kegagalan, menumbuhkan
kemandirian masyarakat dalam memdapatkan pelayanan kontrasepsi
maupun mengelola pelayanan kontrasepsi. Dengan makalah ini diharapkan
dapat memberi masukan dan pengetahuan bagi wanita untuk memilih alat
kontrasepsi yang tepat.
5|MATERNITAS
Program keluarga berencana di Indonesia sudah dilaksanakan sejak
tahun 1970 dengan dibentuknya Badan Koordinator Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN). Program keluarga berencana dirancang berwawasan
gender, artinya alat kontrasepsi disediakan untuk perempuan maupun laki-
laki. Namun dalam pelaksanaannya pada tahun 1994 partisipasi
perempuan secara nasional jumlahnya lebih banyak daripada laki-laki
yakni sebesar 52,1% dengan segala metode, sedangkan laki-laki sebesar
0,9 % dengan metode kondom dan 0,7 % vasektomi.
B. Tujuan Penulisan
a. Mengetahui Pengertian Alat Kontrasepsi ?
b. Mengetahui Metode Kontrasepsi ?
c. Mengetahui Alat Kontrasepsi dalam rahim (AKDR) ?
d. Mengetahui Kontrasepsi Mantap ?
6|MATERNITAS
BAB II
TINJAUAN TEORI
7|MATERNITAS
puasa bersenggama sangat lama sehingga menimbulkan kadang-
kadang berakibat pasangan tersebut tidak mentaati.
3. Metode kontrasepsi sederhana dengan alat atau obat
a. Kondom
8|MATERNITAS
Kerugian Menggunakan Kondom
1) Agak mengganggu hubungan seksual (mengurangi sentuhan
langsung)
2) Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual
3) Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi.
b. Diafragma
Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari
karet yang diinsersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan
seksual dan menutup serviks. Cara kerjanya yaitu menekan
sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat
reproduksi bagian atas. Efektifitas diafragma untuk mencegah
kehamilan sekitar 94% bila wanita selalu menggunakannya
dan 84% bila wanita tidak selalu menggunakannya. Selain itu,
diafragma akan efektif apabila cara menggunakannya benar
dan tepat.
9|MATERNITAS
duduk di tepi kursi, berbaring ataupun sambil jongkok.
Pisahkan bibir vulva. Tepi diafragma melipat menjadi dua
dengan sisi yang lain. Letakkan jari telunjuk di tengah kap
untuk pegangan yang kuat. Spermisida harus berada di
dalam kap.
10 | M A T E R N I T A S
hanya diberikan jika pemberian estrogen bisa membahayakan, misalnya
pada wanita yang sedang menyusui. Pil kombinasi ada yang memiliki
estrogen dosis rendah dan ada yang mengandung estrogen dosis tinggi,
Estrogen dosis tinggi biasanya diberikan kepada wanita yang
mengkonsumsi obat tertentu (terutama obat epilepsi).
Sebelum mulai menggunakan pil KB dilakukan pemeriksaan fisik
untuk meyakinkan bahwa tidak ada masalah kesehatan yang bisa
menimbulkan resiko, jika wanita tersebut atau keluarga dekatnya ada
yang menderita diabetes atau penyakit jantung, biasanya dilakukan
pemeriksaan darah untuk mengukur kadar kolesterol dan gula darah.
Jika kadar kolesterol atau gula darahnya tinggi, maka diberikan pil KB
dosis rendah.
3 bulan setelah pemakaian pil KB, dilakukan pemeriksaan ulang
untuk mengetahui adanya perubahan tekanan darah. Selanjutnya
pemeriksaan dilakukan 1 kali/tahun.Pil KB sebaiknya tidak digunakan
oleh:
1) Wanita yang merokok dan berusia diatas 35 tahun
2) Wanita penderita penyakit hati aktif atau tumor
3) Wanita yang memiliki kadar trigliserida tinggi
4) Wanita penderita tekanan darah tinggi yang tidak diobati
5) Wanita penderita diabetes yang disertai penyumbatan arteri
6) Wanita yang memiliki bekuan darah
7) Wanita yang tungkainya sedang digips
8) Wanita penderita penyakit jantung
9) Wanita yang pernah menderita stroke
10) Wanita yang pernah menderita penyakit kuning pada saat
kehamilan
11) Wanita penderita kanker payudara atau kanker rahim.
Pengawasan harus dilakukan jika pil KB digunakan oleh:
1) Wanita yang mengalami depresi
2) Wanita yang sering mengalami sakit kepala migren
3) Wanita yang merokok tetapi berusia dibawah 35 tahun
11 | M A T E R N I T A S
4) Wanita yang pernah menderita hepatitis atau penyakit hari lainnya
tetapi telah sembuh total.
Pemakaian pil KB setelah kehamilan Resiko terbentuknya bekuan
darah di tungkai meningkat setelah kehamilan dan akan semakin
meningkat jika wanita tersebut memakai pil KB.Jika menstruasi
terakhir terjadi dalam waktu kurang dari 12 minggu setelah persalinan,
maka pil KB bisa langsung digunakan. Jika menstruasi terakhir terjadi
dalam waktu 12-28 minggu, maka harus menunggu 1 minggu sebelum
pil KB mulai digunakan, sedangkan jika menstruasi terakhir terjadi
dalam waktu lebih dari 28 minggu, harus menunggu 2 minggu sebelum
pil KB mulai digunakan.Wanita yang menyusui biasanya tidak
mengalami ovulasi sampai 10-12 minggu setelah persalinan, tetapi
mereka bisa mengalami ovulasi dan hamil sebelum terjadinya
menstruasi pertama. Karena itu, ibu yang menyusui sebaiknya
menggunakan pil KB jika tidak ingin hamil. Pil kombinasi yang
diminum oleh ibu menyusui bisa mengurangi jumlah air susu dan
kandungan zat lemak serta protein dalam air susu. Hormon dari pil
terdapat dalam air susu sehingga bisa sampai ke bayi. Karena itu untuk
ibu menyusui sebaiknya diberikan tablet yang hanya mengandung
progestin, yang tidak mempengaruhi pembentukan air susu. Pil KB
yang diminum segera setelah terjadinya pembuahan atau pada awal
kehamilan (sebelum wanita tersebut mengetahui bahwa dia hamil) tidak
akan membahayakan janin.
Efek Samping Pil KB :
1) Spotting
Sering terjadi pada tahun pertama pemakaian pil KB, jika tubuh telah
menyesuaikan diri dengan hormon biasanya perdarahan abnormal
akan berhenti.
2) Beberapa bulan setelah berhenti menggunakan pil KB, mungkin
tidak akan terjadi menstruasi, tetapi obat ini tidak menyebabkan
berkurangnya kesuburan secara permanen.
12 | M A T E R N I T A S
3) Efek samping yang berhubungan dengan estrogen adalah mual,
nyeri tekan pada payudara, perut kembung, penahanan cairan,
peningkatan tekanan darah dan depresi.
4) Efek samping yang berhubungan dengan progestin adalah
penambahan berat badan, jerawat dan kecemasan.
Penambahan berat badan sebanyak 1,5-2,5 kg biasanya terjadi akibat
penahanan cairan dan mungkin karena meningkatnya nafsu makan.
5). Bekuan darah diperkirakan 3-4 kali lebih sering terjadi pada
pemakaian pil KB dosis tinggi. Jika secara tiba-tiba timbul nyeri dada
atau nyeri tungkai, pemakaian pil KB harus segera dihentikan dan
segera memeriksakan diri karena gejala tersebut mungkin
menunjukkan adanya bekuan darah di dalam vena tungkai dan
kemungkinan sedang menuju ke paru-paru.
Pil KB dan pembedahan menyebabkan meningkatnya resiko
pembentukan bekuan darah, sehingga 1 bulan sebelum menjalani
pembedahan pemakaian pil harus dihentikan dan baru mulai dipakai
lagi 1 bulah setelah pembedahan.
6). Mual dan sakit kepala.
7). 1-2% wanita pemakai pil KB mengalami depresi dan kesulitan
tidur.
8). Melasma (bercak-bercak berwarna gelap di wajah).
Jika terkena sinar matahari, bercak semakin gelap. Melasma akan
menghilang secara perlahan setelah pemakaian pil KB dihentikan
9). Resiko terjadinya kanker leher rahim tampaknya meningkat,
terutama jika pil KB telah dipakai selama lebih dari 5 tahun. Karena
itu wanita pemakai pil KB harus rutin menjalani pemeriksaan Pap
smear (minimal 1 kali/tahun).
Di lain pihak, wanita pemakai pil KB memiliki resiko kanker
ovarium ataupun kanker rahim yang lebih rendah.
c. Kontrasepsi suntikan
Metode suntukan KB telah menjadi gerakan keluarga berencana
nasional serta peminatnya semakin bertambah. Tinnginya peminat
13 | M A T E R N I T A S
suntikan KB oleh karenanya aman, sederhana, efektif, tidak
menimbulkan gangguan dan dapat digunakan paska persalinan. Ada
tersedia dua jenis alat kontrasepsi suntikan yang mengandung progestin
yaitu sebagai berikut :
1) Depomendroksiprogesteron asetat (DMPA), mengandung 150
mg DMPA yang diberi setiap bulan dengan cara disuntik
intramuscular di daerah bokong
2) Depo neuretisteron enantat ( Depo Noriterat ) , mengandung
200 mg noretindron , diberikan setiap dua bulan dengan cara
disuntik intramuscular . Mekanisme kerja komponen
progesterone adalah :
Menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi
pelepasan ovum.
Mengentalkan lender serviks sehingga sulit ditembus oleh
spermatozoa
Perubahan peristaltic tuba falopi sehingga konsepsi dihambat
Mengubah suasana endrometrium sehingga tidak sempurna
untuk implantasi dan hasil konseps
Keuntungan Menggunakan KB Suntik :
Pemberiaanya sederhana setiap 8-12 minggu
Tingkat efektifitas tinggi
Hubungan seksual dengan menggunakan KB bebas
Pengawasan medis yang ringan
Dapat dipakai paska persalinan, paska keguguran ,paska
menstruasi
Tidak mengganggu laktasi dan tumbuh kembang bayi
Keuntungan menggunakan KB Suntik :
Kekurangan KB suntikan:Efek sampingya terhadap siklus haid
(menstruasi) sering “tidak menyenangkan”, namun tidak berbahaya
dan bukan tanda kelainan/penyakit ; perubahan pola haid biasanya
pada tahun pertama pemakaian yakni :
Perdarahan bercak , terjadi pada tahun pertama pemakaian
14 | M A T E R N I T A S
Jarang terjadi perdarahan yang banyak
Tidak dapat haid (sering setelah pemakaian berulang)
Sering menaikkan Berat Badan
Dapat menyebabkan (tidak pada semua akseptor) sakit kepala,
nyeri payudara, “moodiness”, jerawat, kurangnya libido
seksual, rambut rontok.
Perlu suntikan ulangan teratur
Kapan Suntik KB di berikan :
Paska persalinan
1. Segera seketika masih dirumah sakit
2. Jadwal suntik berikutnya
Paska arbortus
1. Segera setelah perawatan
2. Jadwal suntikan diperhitungkan
Interval
1. Hari kelima mestruasi
2. Jadwal waktu diperhitungkan
Jadwal waktu suntikan berikutnya diperhitungkan dengan pedoman :
Depoprovera : interval 12 minggu
Norigest: interval 8 minggu
Cyclofem: interval 4 minggu
Suntikan KB cyclofem merupakan suntik KB masa depan , karena
mempunyain keuntungan :
Diberikan setiap 4 minggu , peserta KB mendapatkan menstruasi,
pemberian aman, efektie dan relative murah.
15 | M A T E R N I T A S
d. Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK/Implant/Susuk KB)
16 | M A T E R N I T A S
Keuntungan menggunakan KB implant :
Dipasang selama 5 tahun
Control medis ringan
Dapat dilayani didaerah perdesaan
Biaya ringan
Kerugian Menggunakan KB Implant :
Menimbulkan gangguan mestruasi yang tidak teratur
Berat badan bertambah
menimbulkan akne ketegangan payudara
liang senggama terasa kering
Yang boleh menggunakn KB implant adalah :
Usia reproduksi
Telah memiliki anak atau belum
Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan
menghendaki pencegahan kehamilan dalam masa waktu yang
panjang.
Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
Paska persalinan dan menyusui
Paska keguguran
Tidak meminginkan mempunyai anak lagi tapi menolak
sterilisasi
Riwayat kehamilan etopik
Tekanan darah kurang dari 180/110mmHg, dengan masalah
pembekuan darah .
Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang
mengandung estrogen.
Sering lupa menggunakan pil
17 | M A T E R N I T A S
Klien diminta berbaring dan dilakukan konseling intuk
memantapkan dan menjelaskan apa yang akan dilakukan, juaga
apakah menderita alergi.
Cari daerah dilengan kiri yang tidak ada vena dan lembut 8 cm
dari lipat siku, dan titik sesuai/seperti kipas atau sesuai model
mack dengan spidol.
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan
dengan handuk bersih dan kering. Kenakan sarung tangan steril,
bila diberi bedak maka hapus bedak dengan kasa yang telah
dicelup dalam air steril.
Lakukan antisepsis dengan kasa yang dibasahi betadin dengan
gerakan melingkar ke arah luar 2-3 kali seluas 8-13 cm. pasang
duk steril
Suntikan anestesi infiltrasi 0,4 ml tepat dibawa kulit pada tempat
insisi yang telah ditentukan sampai insisi sedikit
menggelembung. Teruskan suntikan ke lapisan dibawa kulit
kurang lebih 4 cm dan masukkan anestesi antara garis 1-2, 3-4,
5-6 masing-masing 1 ml sambil ditarik keluar, kemudian di-
massase, uji efek anestesinya sebelum melakukan insisi dengan
skapel.
Buat insisi dangkal dengan skapel selebar 2 mm. Masukkan
trokar dan pendorongnya melalui tempat insisi dengan sudut
45osambil mengungkit kulit, sampai garis batas pertama trokar
tepat berada di luka insisi.
Pendorong dikeluarkan dan diletakkan di tempat steril. Angkat
tabung dengan jari telunjuk kanan.
Tangkap tabung dengan tangan kiri dalam posisi menadah
dengan rapat. Masukkan kapsul implantpertama dalam
trokar.masukkan pendorong dan dorong sampai terasa ada
tahanan.
Lepaskan kedua tangan , periksa kelurusan posisi trokar dan
periksa tahanan pada pendorong dengan mendorong dari luar.
18 | M A T E R N I T A S
Tahan pendorong di tenpatnya dengan satu tangan, dan tarik
keluar trokar sampai mencapai pegangan pendorong, dorong 3
kali.
Tarik trokar dan pendorongnya secara bersamaan sampai batas
tanda ke dua (pada ujung trokar) terlihat pada luka insisi.jangan
sampai trokar keluar dari luka insisi
Tahan kapsul yang telah terpasang dengan 1 jari dan masukkan
kembali trokar serta pendorong ke arah kanan lalu ke kiri ke
tujuan berikutnya.
Bila telah dipasang semua, periksa seluruh kapsul dari atas dan
bawah (ingat-ingat, karena akan digambar dalam status ).
Pastikan tidak berada didekat luka insisi. Keluarkan trokar
dengan hati-hati.
Tutup dan tekan luka bekas insisi dengan kasa, lepaskan duk.
Bersihkan coretan spidol dan sekitar dengan kapas alcohol.
Tarik kulit sekitar insisi agar luka tertutup dengan rapi kemudian
tutup dengan plester. Tutup dengan kasa diatasnya lalu balut
sekitar lengan dengan perban.
Setelah selesai, pasien diperbolehkan turun dan dinasihati untuk
tidak terkena air sampai perban dilepas (3 hari kemudian), bila
ada keluhan diminta secepatnya datang kembali, jangan
berhubungan dengan suami dulu selama 3 hari, control
seminggu lagi, dan diminta menunggu dulu 10-15 menit diruang
tunggu. Bila tidak ada keluhan, pasien boleh pulang.
19 | M A T E R N I T A S
Lepaskan pengikat topangan pendorong suntikan dengan
semprit sambil mempertahankan inserter dengan tangan yang
lain.
Putar pendorong suntikan 1800. Pertahankan pendorong
suntikan di tempat dengan menekannya pada lengan dan tarik
semprit dengan tangan yang lain untuk melepaskan susuk.
Aplikasikan kasa steril dan balut tekan yang dipertahankan
selama 3 hari
Keuntungan :
a. Praktis dan ekonomis
b. Efektivitas tinggi (angka kegagalan kecil)
c. Kesuburan segera kembali jika dibuka
d. Tidak harus mengingat seperti kontrasepsi pil
e. Tidak mengganggu pemberian ASI.
20 | M A T E R N I T A S
Kerugian :
Dapat keluar sendiri jika IUD tidak cocok dengan ukuran rahim
pemakai.
Cara Penggunaan :
Pemasangan IUD sebaiknya dilakukan pada saat menstruasi.
Pemilihan IUD yang akan digunakan tergantung :
IUD yang dipasang harus mempunyai efektivitas kontraseptif
yang tinggi dan angka kegagalan serta efek samping yang rendah
Prinsip yang penting adalah IUD harus mudah dipasang ,
tetapi tidak bisa lepas sendiri (ekspulsi)
Ukuran IUD harus sesuai dengan besar Rahim
Riwayat pemakaian IUD jenis tertentu sebelumnya
Kontraindikasi :
Kehamilan
Gangguan perdarahan
Peradangan alat kelamin
Kecurigaan kanker pada alat kelamin
Tumor jinak Rahim
Radang panggul
Efek Samping :
Terjadi perdarahan yang lebih banyak dan lebih lama pada masa
menstruasi
Keluar bercak-bercak darah (spotting) setelah 1 atau 2 hari
pemasangan
Keram / nyeri selama menstruasi
Keputihan.
Jenis-jenis IUD dalam Program KB Nasional :
Lippes Loop (A, B, C dan D)
Copper T (220 dan 380 Ag)
Multi Load (Mini, Short dan Standard)
21 | M A T E R N I T A S
Kunjungan Ulang :
Pemakai harus datang ke klinik dalam 1 minggu - 6 minggu
untukpengecekan
Jika ada keluhan atau masalah, pemakai harus segera kembali ke
klinik.
Alat dan Bahan :
IUD dan Inserter
sarung tangan
kain steril (duk) lubang
spekulum
tenakulum (cunam peluru)
pinset
klem
sonde rahim
gunting
Prosedur Tindakan atau Pemasangan :
Periksalah apakah alat – alat sudah disiapkan dengan lengkap
dan sudah disterilkan
Memberi salam dan anamnesis seperlunya, Ada dua cara
pemasangan atau insersi IUD, yaitu cara dorong dan cara tarik.
Cara dorong digunakan untuk IUD Lippes Loop, sedangkan
cara tarikdigunakan untuk IUD Copper-T.
Teknik pemasangan IUD lippes loop (cara dorong) :
Akseptor dipersilahkan berbaring dengan posisi litotomi, tangan
ada di samping badan atau diatas kepala agar kedudukannya lebih
santai dan otot tidak tegang
Untuk mensterilkan daerah vulva dan sekitarnya, dilakukan toilet
dengan bahan – bahan desinfektan. Agar tidak mudah terkena
kontaminasi dari kulit di sekitar alat genitalia pada saat
pemasangan IUD, maka dipasang duk (kain) steril yang berlubang
22 | M A T E R N I T A S
Spekulum yang ukurannya sesuai dipasang secara hati-hati pada
vagina,sampai porsio dapat ditampakkan dengan jelas. Sekali
lagi diamati apakah ada kelainan pada porsio dan vagina yang
merupakan kontra indikasi pemasangan IUD. Rongga vagina
dan permukaan porsio dibersihkan dibersihkan dengan bahan
desinfektan.
Dengan hati-hati porsio bagian depan dijepit dengan
tenakulum, agarporsio dapat terfiksasi. Dilakukan sondase
rongga rahim dengan sonde rahim, perhatikan kelengkungan
sonde terhadap posisi dan kedudukan uterus (ante atau
retrofleksi). Tujuan melakukan sondase adalah mengetahui arah
serta panjang rongga rahim, sehingga dapat menentukan ukuran
IUD yang harus dipasang dan kedudukan elips penghenti pada
inserter.
IUD Lippes Loop yang berbentuk seperti spiral, direndam
lebih dahulu dalam bahan desinfektan (biasanya larutan
yodium). IUD diregangkan sehingga hampir lurus dan dimasukkan
ke dalam inserter dari ujung yang menghadap pasien. Secara
perlahan, IUD dalam inserter didorong sedemikian rupa sehingga
benang IUD keseluruhannya masuk ke dalam inserter dan ujung
IUD mencapai tepat sejajar dengan ujung inserter yang
menghadap ke arah pasien.
Tangan kiri pemasang memegang pegangan tenakulum. Tabung
inserteryang didalamnya sudah ada IUD dan pendorong
Inserter secara halus dimasukkan ke dalam rongga rahim
melalui orifisium uteri eksternum dengan tangan kanan sampai
melalui kanalis servikalis (tidak sampoai fundus). Dengan hati-
hati IUD didorong dengan pendorong inserter dan secara
bersamaan tabung inserter ditarik perlahan keluar rongga rahim.
Tenakulum dilepas, dan diperiksa apakah bekas jepitan pada
porsio mengeluarkan darah. Darah yang keluar dari luka bekas
jepitan dan keluar dari orifisium uteri eksternum dibersihkan
23 | M A T E R N I T A S
dengan kasa kering. Benang IUD yang terlalu panjang
dipotong dengan gunting, sehingga benang yang tertinggal
terjulur dari orifisium uteri eksternum sampai kira-kira 2 atau
3 cm dari introitus vagina. Dengan bahan desinfektan
dilakukan desinfeksi pada daerah orifisium uteri eksternum dan
luka bekas tenakulum.
Spekulum dilepas dan sebelum mengakhiri pemasangan,
dilakukanpemeriksaan colok vagina untuk memastikan bahwa
seluruh IUD sudah masuk ke dalam rongga rahim sehingga
ujung IUD tidak teraba lagi, serta untuk menempatkan benang
IUD pada forniks anterior vagina agar tidak memberikan keluhan
pada suami saat koitus.
Setelah selesai pemasangan ditanyakan pada akseptor, apakah
cukupnyaman dan tidak merasa pusing atau sakit perut yang
berlebihan. Awasi juga keadaan umum akseptor sesudah
pemasangan IUD.
Teknik Pemasangan IUD Copper-T (Cara Tarik)
Akseptor dipersilahkan berbaring dengan posisi litotomi, tangan
ada di samping badan atau di atas kepala agar kedudukannya
lebih santai dan otot tidak tegang.
Untuk mensterilkan daerah vulva dan sekitarnya, dilakukan toilet
denganbahan – bahan desinfektan. Agar tidak mudah terkena
kontaminasi dari kulit di sekitar alat genitalia pada saat
pemasangan IUD, maka dipasang duk (kain) steril yang berlubang
Spekulum yang ukurannya sesuai dipasang secara hati-hati pada
vagina, sampai porsio dapat ditampakkan dengan jelas. Sekali
lagi diamati apakah ada kelainan pada porsio dan vagina yang
merupakan kontra indikasi pemasangan IUD. Rongga vagina
dan permukaan porsio dibersihkan dibersihkan dengan bahan
desinfektan.
Dengan hati-hati porsio bagian depan dijepit dengan tenakulum,
agarporsio dapat terfiksasi. Dilakukan sondase rongga Rahim
24 | M A T E R N I T A S
dengan sonde rahim, perhatikan kelengkungan sonde terhadap
posisi dan kedudukan uterus (ante atau retrofleksi). Tujuan
melakukan sondase adalah mengetahui arahs erta panjang rongga
rahim, sehingga dapat menentukan ukuran IUD yang harus
dipasang dan kedudukan elips penghenti pada inserter.
Setelah kemasan dibuka, bagian sayap dari IUD Cu-T dilipat ke
arah pangkalnya dan ikut dimasukkan ke dalam inserter. Cu-T
yang terlipat ini harus sesegera mungkin dipasangkan pada
akseptor, agar kedudukannya tidak menetap (terlipat). Lebih
dianjurkan agar pelipatan ini dilakukan pada saat masih ada dalam
kemasan atau kemasan belum dibuka, sehingga lebih menjamin
sterilitasnya.
Tangan kiri pemasang memegang pegangan tenakulum. Tabung
inserter yang didalamnya sudah ada IUD dan pendorong inserter
secara halus dimasukkan ke dalam rongga rahim melalui orifisium
uteri eksternum dengan tangan kanan. Pada waktu memasukkan
inserter dengan IUD di dalamnya, harus sampai elips penghenti
tertahan oleh serviks uteri, sehingga ujung inserter telah mencapai
fundus. Dengan menahan pendorong inserter, makn IUD dapat
dipasang dan tertinggal di dalam kavum uteri.
Tenakulum dilepas dan diperiksa apakah bekas jepitan pada
porsio mengeluarkan dara, Darah yang keluar dari luka bekas
jepitan dan keluar dari orifisium uteri eksternum dibersihkan
dengan kasa kering. Benang IUD yang terlalu panjang dipotong
dengan gunting, sehingga benang yang tertinggal terjulur dari
orifisium uteri eksternum sampai kira-kira 2 atau 3cm dari
introitus vagins. Dengan bahan desinfektan dilakukan desinfeksi
pada daerah orifisium uteri eksternum dan luka bekas tenakulum.
Spekulum dilepas dan sebelum mengakhiri pemasangan,
dilakukan pemeriksaan colok vagina untuk memastikan bahwa
seluruh IUD sudah masuk ke dalam rongga Rahim sehingga ujung
IUD tidak teraba lagi, serta untuk menempatkan benang IUD pada
25 | M A T E R N I T A S
forniks anterior vagina agar tidak memberikan keluhan pada suami
saat koitus.
Setelah selesai pemasangan ditanyakan pada akseptor, apakah
cukup nyaman dan tidak merasa pusing atau sakit perut yang
berlebihan. Awasi juga keadaan umum akseptor sesudah
pemasangan IUD.
Teknik Pencabutan IUD :
Akseptor dipersilahkan berbaring dengan posisi litotomi, tangan
ada disamping badan atau di atas kepala agar kedudukannya lebih
santai dan otot tidak tegang
Untuk mensterilkan daerah vulva dan sekitarnya, dilakukan toilet
dengan bahan – bahan desinfektan. Agar tidak mudah terkena
kontaminasi dari kulit di sekitar alat genitalia pada saat
pemasangan IUD, maka dipasang duk (kain) steril yang berlubang
Sesudah spekulum dipasang dan rongga vagina dibersihkan
sehingga serviks uteri dan benang IUD tampak jelas, maka benang
IUD dijepitdengan klem. Pada waktu mencabut, benang harus
ditarik perlahan-lahan. Pencabutan yang terlalu kasar atau tergesa-
gesa akanberakibat putusnya benang IUD. Lebih bijaksana
pencabutan dilakukan dengan menegangkan benang IUD, dan IUD
akan tercabut dengan sendirinya.
Apabila benang IUD tidak tampak, benang putus atau pada waktu
pencabutan dirasakan tarikan berat, hendaknya akseptor
dikirimkan kepada dokter yang berwenang menanganinya lebih
lanjut dengan suratr ujukan.
Tindak Lanjut Pemasangan IUD :
Akseptor diminta untuk datang kembali ke klinik untuk diperiksa
pada 1 minggu, 1 bulan dan 3 bulan setelah pemasangan serta
sedikitnya tiap 6bulan sesudahnya. Tindak lanjut ini digunakan
untuk mengetahui apakah adad keluhan dari akseptor, ada
tidaknya efek samping, ada tidaknya kegagalan (kehamilan) dan
26 | M A T E R N I T A S
tentu saja untuk mengetahui apakah IUD masih terpasang dengan
baik.
Salah satu cara untuk mengetahui apakah IUD masih terpasang
adalah dengan mengajar akseptor melakukan pemeriksaan
terhadap dirinya sendiri. Akseptor diajar untuk memeriksa IUD
sendiri dengan cara membasuh tangan kemudian memasukkan jari
tangannya kevagina hingga mencapai serviks uteri dan meraba
apakah benang IUDnya masih bisa diraba, tetapi dianjurkan agar
tidak menarik benang IUD tertsebut.
Apabila benang tidak teraba, akseptor diminta untuk tidak
melakukan koitus dan segera datang ke klinik.
D. Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi mantap (kontap) adalah salah satu kontrasepsi dengan
tindakan pembedahan pada saluran telur wanita atau saluran mani yang
mengakibatkan orang atau pasangan yang bersangkutan tidak akan
memperoleh keturunan lagi.
1. Vasektomi (MOP)
Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas
reproduksi pria dengan jalan melakukan operasi kecil sehingga alur
transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi tidak terjadi.
Keuntungan MOP:
27 | M A T E R N I T A S
Efektif
Sederhana
Cepat, hanya memerlukan waktu 5-10 menit
Menyenangkan bagi akseptor karena memerlukan anestesi lokal
saja
Biaya rendah
Kerugian MOP :
2. Tubektomi (MOW)
Tubektomi adalah prosedur bedah suka rela untuk menghentikan
fertilitas seorang perempuan secara permanen
Keuntungan MOW :
Sangat efektif
Permanen
Tidak mempengaruhi proses menyusui
Baik bagi akseptor apabila kehamilan akan menjadi risiko
kesehatan yang serius
Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual
28 | M A T E R N I T A S
Kerugian MOW :
Harus dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini
(tidak dapat dipulihkan kembali), kecuali dengan operasi
rekanalisasi
Akseptor dapat menyesal dikemudian hari
Rasa sakit atau ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah
tindakan.
29 | M A T E R N I T A S
BAB III
IMPLEMENTASI
30 | M A T E R N I T A S
C. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
D. Media
1. Leafleat
2. PPT / Lembar Balik
E. Kegiatan belajar mengajar (KBM)
Tahap Kegiatan
Waktu
kegiatan Pengajar Sasaran
1. Membuka acara dengan 1. Menjawab salam dan
mengucapkan salam mendengarkan
kepada pasien perkenalan.
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
kepada semua pasangan
5 menit Pendahuluan
suami istri 3. Menyetujui kesepakatan
3. Kontrak waktu untuk pelaksanaan Penkes
kesepakatan pelaksanaan
penkes dengan semua
pasangan suami istri
45 menit Kegiatan inti 4. Menjelaskan Pengertian, 4. Memperhatikan
dan tujuan alat
kontrasepsi 5. Bertanya
5. Memberi kesempatan
pada sasaran untuk 6. Merespon
bertanya 7. Memperhatikan
6. Menjawab pertanyaan
7. Menjelaskan jenis 8. Merespon
kontrasepsi dan cara
penggunaan alat
31 | M A T E R N I T A S
kontrasepsi Diafragma 9. Bertanya
dan susuk/ Implant 10. Memperhatikan
8. Menanyakan pemahaman
sasaran
9. Memberi kesempatan
bertanya
10. Menjawab pertanyaan
11. Mengajukan pertanyaan 11. Memperhatikan
(evaluasi) pada sasaran
tentang materi yang
sedang di lakukan
12. Menjawab pertanyaan
12. Memberi kesimpulan
10 menit Penutup
tentang tujuan
penggunaan alat
kontrasepsi 13. Memperhatikan dan
13. Menutup pertemuan dan menjawab salam
memberi salam penutup
A. Rencana Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Pasien menyepakati kontrak yang telah disepakati dan tersedianya
media penkes
2. Evaluasi Proses
Pasien berpartisipasi selama kegiatan dan pelaksanaan sesuai dengan
rencana
3. Evaluasi Hasil (Lisan)
Pasien mampu:
a. Menyebutkan pengertian alat kontasepsi dengan bahasanya sendiri
b. Menyebutkan jenis-jenis alat kontrasepsi dengan benar
c. Menjelaskan Cara penggunaan dengan benar
d. Menjelaskan tujuan penggunaan alat kontrasepsi dengan benar
32 | M A T E R N I T A S
MATERI
A. Definisi
33 | M A T E R N I T A S
Prioritas penggunaan kontrasepsi pil oral karena peserta masih
muda.
Penggunaan kondom kurang menguntungkan karena pasangan
muda masih sering berhubungan (frekuensi tinggi) sehingga akan
mempunyai angka kegagalan yang tinggi .
Penggunaan AKDR mini bagi yang belum mempunyai anak dapat
dianjurkan, terutama pada akseptor dengan kontraindikasi terhadap
pil oral.
Menjarangkan kehamilan (mengatur kesuburan). Masa saat istri
berusia 20-30 tahun adalah yang paling baik untuk melahirkan 2
anak dengan jarak kelahiran 3-4 tahun.
Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan :
a. Reversibilitas cukup tinggi.
b. Efektifitas cukup tinggi kerena akseptor masih mengharapkan
mempunyi anak.
c. Dapat dipakai 3-4 tahun.
d. Tidak menghambat produksi air susu ibu (ASI).
Kontrasepsi yang sesuai : AKDR, pil, suntik, cara sederhana, susuk
KB, kontrasepsi mantap (kontap) Alasan :
Usia 20-30 tahun merupakan usia terbaik untuk mengandung dan
melahirkan.
Segera setelah anak lahir, dianjurkan untuk menggunakan AKDR
sebagai pilihan utama.
Kegagalan yang menyebabkan kehamilan cukup tinggi namun
tidak/kurang berbahaya karena akseptor bareda pada usia yang baik
untuk mengandung dan melahirkan.
Mengakhiri kesuburan (tidak ingin hamil lagi). Saat usia diatas 30
tahun, dianjurkan untuk mengakhiri kesuburan setelah mempunyai 2
anak.
Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan :
a. Efektifitas sangat tinggi karena kegagalan dapat menyebabkan
kehamilan dengan resiko tinggi bagi ibu dan anak.
34 | M A T E R N I T A S
b. Reversibilitas rendah.
c. Dapat dipakai untuk jangka panjang.
d. Tidak menambah kelainan yang sudah ada.
Kontrasepsi yang sesuai : kontrasepsi mantap (tubektomi/vasektomi),
susuk KB, AKDR suntikan, pil dan cara sederhana.
Alasan :
a. Ibu dengan usia diatas 30 tahun dianjurkan tidak hamil lagi atau
tidak punya anak lagi karena alasan medis.
b. Pilihan utama adalah kontrasepsi mantap.
c. Pada kondisi darurat, kontap cocok dipakai dan relatif baik
dibandingkan dengan susuk KB atau AKDR.
d. Pil kurang dianjurkan karena usia ibu relatif tua dan mempunyai
kemungkinan timbulnya efek samping dan komplikasi.
35 | M A T E R N I T A S
2. Metode KB sederhana
a. kondom
Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari karet yang
diinsersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup
serviks. Cara kerjanya yaitu menekan sperma agar tidak mendapatkan akses
mencapai saluran alat reproduksi bagian atas. Efektifitas diafragma untuk
mencegah kehamilan sekitar 94% bila wanita selalu menggunakannya dan 84%
bila wanita tidak selalu menggunakannya. Selain itu, diafragma akan efektif
apabila cara menggunakannya benar dan tepat.
36 | M A T E R N I T A S
3. Metode KB Moderen
a. Pil KB
Kontrasepsi oral (pil KB) Pil KB mengandung hormon, baik dalam bentuk
kombinasi progestin dengan estrogen atau progestin saja. Pil KB mencegah
kehamilan dengan cara menghentikan ovulasi (pelepasan sel telur oleh
ovarium) dan menjaga kekentalan lendir servikal sehingga tidak dapat dilalui
oleh sperma. Tablet yang hanya mengandung progestin sering menyebabkan
perdarahan tidak teratur. Tablet ini hanya diberikan jika pemberian estrogen
bisa membahayakan, misalnya pada wanita yang sedang menyusui. Pil
kombinasi ada yang memiliki estrogen dosis rendah dan ada yang
mengandung estrogen dosis tinggi. Estrogen dosis tinggi biasanya diberikan
kepada wanita yang mengkonsumsi obat tertentu (terutama obat epilepsi).
37 | M A T E R N I T A S
g. Wanita yang tungkainya sedang digips
h. Wanita penderita penyakit jantung
i. Wanita yang pernah menderita stroke
j. Wanita yang pernah menderita penyakit kuning pada saat kehamilan
k. Wanita penderita kanker payudara atau kanker rahim.
38 | M A T E R N I T A S
Efek samping pil KB
a. Spotting
Sering terjadi pada tahun pertama pemakaian pil KB, jika tubuh telah
menyesuaikan diri dengan hormon biasanya perdarahan abnormal akan
berhenti.
b. Beberapa bulan setelah berhenti menggunakan pil KB, mungkin tidak akan
terjadi menstruasi, tetapi obat ini tidak menyebabkan berkurangnya
kesuburan secara permanen.
c. Efek samping yang berhubungan dengan estrogen adalah mual, nyeri tekan
pada payudara, perut kembung, penahanan cairan, peningkatan tekanan
darah dan depresi.
d. Efek samping yang berhubungan dengan progestin adalah penambahan
berat badan, jerawat dan kecemasan. Penambahan berat badan sebanyak
1,5-2,5 kg biasanya terjadi akibat penahanan cairan dan mungkin karena
meningkatnya nafsu makan.
e. Bekuan darah diperkirakan 3-4 kali lebih sering terjadi pada pemakaian pil
KB dosis tinggi. Jika secara tiba-tiba timbul nyeri dada atau nyeri tungkai,
pemakaian pil KB harus segera dihentikan dan segera memeriksakan diri
karena gejala tersebut mungkin menunjukkan adanya bekuan darah di
dalam vena tungkai dan kemungkinan sedang menuju ke paru-paru.
Pil KB dan pembedahan menyebabkan meningkatnya resiko pembentukan
bekuan darah, sehingga 1 bulan sebelum menjalani pembedahan
pemakaian pil harus dihentikan dan baru mulai dipakai lagi 1 bulah setelah
pembedahan.
f. Mual dan sakit kepala.
g. 1-2% wanita pemakai pil KB mengalami depresi dan kesulitan tidur.
h. Melasma (bercak-bercak berwarna gelap di wajah).
Jika terkena sinar matahari, bercak semakin gelap. Melasma akan
menghilang secara perlahan setelah pemakaian pil KB dihentikan.
i. Resiko terjadinya kanker leher rahim tampaknya meningkat, terutama jika
pil KB telah dipakai selama lebih dari 5 tahun. Karena itu wanita pemakai
pil KB harus rutin menjalani pemeriksaan Pap smear (minimal 1
39 | M A T E R N I T A S
kali/tahun).
Di lain pihak, wanita pemakai pil KB memiliki resiko kanker ovarium
ataupun kanker rahim yang lebih rendah.
b. Suntik KB
(sejenis progestin) disuntikkan 1 kali/3 bulan ke dalam otot bokong atau
lengan atas. Suntikan ini sangat efektif tetapi bisa mengganggu siklus menstruasi.
Sepertiga pemakai KB suntik tidak mengalami menstruasi pada 3 bulan setelah
suntikan pertama dan sepertiga lainnya mengalami perdarahan tidak teratur dan
spotting (bercak perdarahan) selama lebih dari 11 hari setiap bulannya. Semakin
lama suntikan KB dipakai, maka lebih banyak wanita yang tidak mengalami
menstruasi tetapi lebih sedikit wanita yang mengalami perdarahan tidak teratur.
Setelah 2 tahun memakai suntikan KB, sekitar 70% wanita sama sekali tidak
mengalami perdarahan.Jika pemakaian suntikan KB dihentikan, siklus menstruasi
yang teratur akan kembali terjadi dalam waktu 6 bulan-1 tahun.Efeknya
berlangsung lama, sehingga kesuburan mungkin baru kembali 1 tahun setelah
suntikan dihentikan, tetapi Medroksiprogesteron tidak menyebabkan kemandulan
permanen.Suntikan KB bisa menyebabkan penambahan berat badan yang sifatnya
ringan. Setelah pemakaian dihentikan, bisa terjadi osteoporosis yang bersifat
sementara.Medroksiprogesteron tidak menyebabkan meningkatnya resiko
terhadap berbagai kanker (termasuk kanker payudara), tetapi mengurangi resiko
terjadinya kanker rahim.
40 | M A T E R N I T A S
g. Meningkatkan kenyamanan hubungan suami-istri karena rasa aman
terhadap risiko kehamilan.
h. Dapat dipakai segera setelah keguguran.
i. Membantu mencegah terjadinya kehamilan di luar kandungan.
j. Membantu mencegah kanker endometrium (rahim).
k. Membantu mencegah kejadian mioma uteri (tumor jinak rahim).
l. Mungkin dapat mencegah kanker indung telur (ovarium).
m. Mengurangi kejadian anemi kekurangan zat besi.
n. Khusus untuk penderita epilepsi mengurangi kejadian kejang.
c. Implant/Susuk/AKDK
41 | M A T E R N I T A S
Paska keguguran
Tidak meminginkan mempunyai anak lagi tapi menolak sterilisasi
Riwayat kehamilan etopik
Tekanan darah kurang dari 180/110mmHg, dengan masalah pembekuan darah
.
Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen.
Sering lupa menggunakan pil
42 | M A T E R N I T A S
Pemakai harus datang ke klinik dalam 1 minggu - 6 minggu
untukpengecekan
Jika ada keluhan atau masalah, pemakai harus segera kembali ke klinik.
a. Tubektomi
b. Vasektomi
Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas
reproduksi pria dengan jalan melakukan operasi kecil sehingga alur
transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi tidak terjadi.
Keuntungan MOP:
Efektif
Sederhana
Cepat, hanya memerlukan waktu 5-10 menit
Menyenangkan bagi akseptor karena memerlukan anestesi lokal
saja
Biaya rendah.
43 | M A T E R N I T A S
D. Cara menggunakan Alat Kontrasepsi
a. Diafragma
SOP Pemasangan Alat Kontrasepsi Diafragma :
Kosongkan kandung kemih dan cuci tangan dengan sabun
dan air mengalir. Pastikan diafragma tidak berlubang.
Oleskan spemisida pada kap diafragma secara merata.
44 | M A T E R N I T A S
b. susuk/implant/AKDK
45 | M A T E R N I T A S
Buat insisi dangkal dengan skapel selebar 2 mm. Masukkan
trokar dan pendorongnya melalui tempat insisi dengan sudut
45osambil mengungkit kulit, sampai garis batas pertama trokar
tepat berada di luka insisi.
Pendorong dikeluarkan dan diletakkan di tempat steril. Angkat
tabung dengan jari telunjuk kanan.
Tangkap tabung dengan tangan kiri dalam posisi menadah
dengan rapat. Masukkan kapsul implantpertama dalam
trokar.masukkan pendorong dan dorong sampai terasa ada
tahanan.
Lepaskan kedua tangan , periksa kelurusan posisi trokar dan
periksa tahanan pada pendorong dengan mendorong dari luar.
Tahan pendorong di tenpatnya dengan satu tangan, dan tarik
keluar trokar sampai mencapai pegangan pendorong, dorong 3
kali.
Tarik trokar dan pendorongnya secara bersamaan sampai batas
tanda ke dua (pada ujung trokar) terlihat pada luka insisi.jangan
sampai trokar keluar dari luka insisi
Tahan kapsul yang telah terpasang dengan 1 jari dan masukkan
kembali trokar serta pendorong ke arah kanan lalu ke kiri ke
tujuan berikutnya.
Bila telah dipasang semua, periksa seluruh kapsul dari atas dan
bawah (ingat-ingat, karena akan digambar dalam status ).
Pastikan tidak berada didekat luka insisi. Keluarkan trokar
dengan hati-hati.
Tutup dan tekan luka bekas insisi dengan kasa, lepaskan duk.
Bersihkan coretan spidol dan sekitar dengan kapas alcohol.
Tarik kulit sekitar insisi agar luka tertutup dengan rapi kemudian
tutup dengan plester. Tutup dengan kasa diatasnya lalu balut
sekitar lengan dengan perban.
Setelah selesai, pasien diperbolehkan turun dan dinasihati untuk
tidak terkena air sampai perban dilepas (3 hari kemudian), bila
46 | M A T E R N I T A S
ada keluhan diminta secepatnya datang kembali, jangan
berhubungan dengan suami dulu selama 3 hari, control
seminggu lagi, dan diminta menunggu dulu 10-15 menit diruang
tunggu. Bila tidak ada keluhan, pasien boleh pulang.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah kehamilan yang bersifat
sementara ataupun menetap.Kontasepsi ditujukan untuk wanita dengan
tujuan agar tidak mempunyai anak lebih dari 2 sesuai dengan program KB
yang dicanangkan oleh pemerintah.
Metode kontrasepsi yaitu :
a. Metode Kontrasepsi Sederhana
· Metode kontrasepsi sederhana tanpa alat atau obat
Senggama Terputus
Pantang Berkala
b. Metode kontrasepsi sederhana dengan alat atau obat
Kondom
Diafragma
c. Metode Kontrasepsi Modern
Kontrasepsi Hormonal
Pil KB
Suntikan
Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK/Implant/Susuk KB)
d. Kontrasepsi Mantap
Vasektomi (MOP)
Tubektomi (MOW)
e. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
47 | M A T E R N I T A S
IUD
B. Saran
Tidak ada satupun metode kontrasepsi yang aman dan tidak
memiliki kerugian satupun bagi semua klien dan masing-masing
mempunyai kesesuaian dan kecocokan individual bagi setiap klien. Untuk
itu disarankan klien lebih cerdas memilih alat kontrasepsi yang sesuai dan
cocok.
Kami membuat makalah ini untuk pembelajaran bersama. Adapun
tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Maternitas. Makalah ini jauh dari kesempurnaan. Kami mengambil dari
berbagai sumber, jadi apabila pembaca menemukan kesalahan dan
kekurangan, maka kami sarankan untuk mencari referensi yang lebih baik.
Apabila pembaca merasa ada kekurangan dapat membaca buku yang
menjadi referensi secara lengkap.
Untuk itu penulis berharap bagi yang membaca makalah ini bisa
memberikan masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun
tentang Pemasangan Alat Kontrasepsi.
48 | M A T E R N I T A S
DAFTAR PUSTAKA
Sari Kurnia & Monica Ester (2005) Buku Ajar Praktik Kebidanan, Jakarta
EGC
49 | M A T E R N I T A S