Anda di halaman 1dari 13

BAB 2.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Ibu Hamil

2.1.1 Definisi Kehamilan

Kehamilan adalah penyatuan sperma dan sel telur berikutnya adalah


Nidashi. Dari pembuahan hingga kelahiran bayi, kehamilan normal terjadi
dalam waktu 40 minggu atau 9 bulan dalam kalender internasional. Dari sini
kita dapat menyimpulkan bahwa kehamilan berakhir dengan pertemuan sel
telur dan sperma di dalam dan di luar rahim dan pengeluaran bayi dan
plasenta melalui jalan lahir. (Hapsari, 2019)

2.1.2 Perubahan Fisik Pada Ibu Hamil

Perubahan fisik menurut (siti Tyastuti, 2016)

a) Perubahan Sistem Reproduksi


1) Uterus
Ibu hamil uterusnya tumbuh membesar akibat pertumbuhan isi konsepsi
intrauterin. Hormon Estrogen menyebabkan hiperplasi jaringan, hormon
progesteron berperan untuk elastisitas/kelenturan uterus.
2) Vagina / vulva.

Gambar 1. 1 Perbesaran Uterus Menurut Usia Kehamilan

Pada ibu hamil vagina terjadi hipervaskularisasi menimbulkan warna


merah ungu kebiruan yang disebut tanda Chadwick. Vagina ibu hamil
berubah menjadi lebih asam, keasaman (pH) berubah dari 4 menjadi 6.5
sehingga menyebabkan wanita hamil lebih rentan terhadap infeksi vagina
terutama infeksi jamur. Hypervaskularisasi pada vagina dapat
menyebabkan hypersensitivitas sehingga dapat meningkatkan libido atau
keinginan atau bangkitan seksual terutama pada kehamilan trimester dua.
3) Ovarium
Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi diambil alih oleh plasenta, terutama
fungsi produksi progesteron d an estrogen. Selama kehamilan ovarium
tenang/ beristirahat. Tidak terjadi pembentukan dan pematangan folikel
baru, tidak terjadi ovulasi, tidak terjadi siklus hormonal menstruasi.
b) Perubahan Payudara
Berkat efek hormon estrogen, dapat merangsang pembentukan saluran susu
di payudara. sedangkan hormon progesteron meningkatkan sel asinar
payudara. Hormon laktogenik plasenta (termasuk somatomammotropin)
menyebabkan hipertrofi dan proliferasi kelenjar susu dan meningkatkan
produksi kasein, laktalbumin, laktoglobulin, sel lemak dan kolostrum.
Wanita hamil mengalami pembesaran dan peregangan payudara,
hiperpigmentasi kulit dan hipertrofi kelenjar Montgomery terutama area
areola dan papila akibat melanofor, puting susu membesar dan terlihat.
c) Perubahan Pada Sistem Endokrin
Progesteron :
Pada awal kehamilan hormon progesteron dihasilkan oleh corpus luteum
dan setelah itu secara bertahap dihasilkan oleh plasenta. Kadar hormon ini
meningkat selama hamil dan menjelang persalinan mengalami penurunan.
Produksi maksimum diperkirakan 250 mg/hari.
Estrogen :
Pada awal kehamilan sumber utama estrogen adalah Ovarium. Selanjutnya
estrone dan estradiol dihasilkan oleh plasenta dan kadarnya meningkat
beratus kali lipat, out put estrogen maksimum 30 – 40 mg/hari.Kadar terus
meningkat menjelang aterm.
d) Perubahan Pada Kekebalan
Pada ibu hamil, pH vagina berubah, keputihan menjadi lebih basa daripada
asam, oleh karena itu ibu hamil lebih rentan terhadap infeksi vagina. Dari
8 minggu kehamilan, gejala kekebalan terlihat dengan adanya limfosit.
Seiring bertambahnya usia kehamilan, jumlah limfosit meningkat. Saat
kehamilan berlanjut, sel limfoid yang membentuk molekul imunoglobulin
diamati. Imunoglobulin yang dihasilkan adalah: Imunoglobulin Gamma-A:
Dibentuk selama dua bulan kehamilan dan tidak ditemukan sampai setelah
kelahiran bayi.
e) Perubahan Pada Sistem Perkemihan
Hormon estrogen dan progesteron dapat menyebabkan uretra melebar dan
melemahkan otot-otot saluran kemih. Saat buang air kecil lebih sering
(poliuria), laju filtrasi glomerulus meningkat menjadi 69%. Selama
trimester pertama dan ketiga, rahim yang membesar dapat menekan dinding
saluran kemih, menyebabkan striktur uretra dan kemungkinan hidronefrosis
sementara. Kadar kreatinin, urea, dan asam urat dalam darah dapat
menurun, tetapi dianggap normal. Ibu hamil sering mengalami buang air
kecil selama trimester pertama dan ketiga, sehingga sangat disarankan untuk
sering mengganti pakaian dalam agar tetap kering.
f) Perubahan Pada Sistem Pencernaan
Estrogen dan HCG meningkat dengan efek samping, mual dan muntah.
Ketika mual dan muntah terjadi di pagi hari, itu disebut morning sickness.
Selain itu, terjadi perubahan peristaltik yang sering disertai dengan
kembung dan sembelit. Pada beberapa kondisi patologis, muntah dapat
terjadi hingga 10 kali sehari (hiperemesis gravidarum).Aliran darah ke
panggul dan peningkatan tekanan vena dapat menyebabkan wasir pada
tahap akhir kehamilan. Hormon estrogen juga dapat menyebabkan gusi
hiperemik dan cenderung mudah berdarah. Air liur tidak bertambah,
walaupun banyak ibu hamil yang mengeluhkan air liur yang berlebihan
(ptyalism), perasaan ini mungkin disebabkan karena ibu hamil tersebut
secara tidak sadar menelan air liur saat mual, sehingga sepertinya air liurnya
banyak. Pada trimester pertama kehamilan, nafsu makan ibu hamil sering
menurun, yang mungkin disebabkan oleh rasa mual dan muntah yang sering
terjadi pada kehamilan muda. Pada trimester kedua, mual dan muntah mulai
berkurang, nafsu makan meningkat.

2.2 Konsep Anemia

2.2.1 Definisi Anemia

Anemia adalah suatu kondisi di mana tubuh memiliki terlalu sedikit sel
darah merah (eritrosit), yang mengandung hemoglobin, yang membawa
oksigen ke seluruh jaringan tubuh (Astriana, 2017)

Anemia adalah suatu keadaan dimana hemoglobin (>11 (gr/l)2), hematokrit


(>0,33 g/l) dan jumlah sel darah merah turun di bawah normal (Ramadani
dkk., 2012)

2.2.2 Etiologi

Anemia ditandai dengan rendahnya kadar hemoglobin (Hb) atau ambang


hematokrit (nilai referensi) karena rendahnya produksi sel darah merah
(eritrosit) dan hemoglobin (Hb), peningkatan pemecahan sel darah merah
(hemolisis), atau kelebihan darah. kehilangan Defisiensi besi berperan
penting dalam kejadian anemia, namun anemia juga dipengaruhi oleh
defisiensi nutrisi lain, penyakit nongizi dan penyakit genetik (keturunan).
(Ananti dan Muthmainah, 2016)

Gejala umum dari anemia adalah kelelahan, sesak napas, nyeri dada, sakit
kepala, kulit pucat, ekstritimitas dingin, kuku sendok, dan lidah pucat pada
pemeriksaan fisik (Udayana dkk., 2019)

Penyebab paling umum dari anemia pada kehamilan adalah kekurangan zat
besi, asam folat, dan perdarahan akut dapat terjadi karena interaksi antara
keduanya (Astriana, 2017)

2.2.3 Klasifikasi
Klasifikasi anemia menurut (Bakta, 2017)

Klasifikasi lain untuk anemia dapat dibuat berdasarkan gambaran


morfologik dengan melihat indeks eritrosit atau hapusan darah tepi. Dalam
klasifikasi ini anemia dibagi menjadi tiga golongan:

a) Anemia hipokromik mikrositer, bila MCV < 80 fl dan MCH < 27 pg


b) Anemia normokromik normositer, bila MCV 80-95 fl dan MCH 27- 34 pg
c) Anemia makrositer, bila MCV > 95 fl.

2.2.4 Patofisiologi

Iron dibutuhkan untuk produksi HgB dimana satu molekul terdiri dari protein
(globin) dikombinasikan dengan 4 molekul heme (pigmented compound).
Satu molekul heme terdiri dari 1 atom iron. Ketika jumlah simpanan iron
berkurang, produksi Hgb akan menurun. Sehingga efek utama defisiensi iron
adalah penurunan Hgb dan penurunan kapasitas ikatan oksigen dalam darah
(Nurbadriyah, 2019)

Pada kehamilan, sel darah merah dan hemoglobin meningkat secara perlahan
pada pertengahan awal periode kehamilan, kemudian pertengahan akhir
kehamilan terjadi peningkatan sel darah merah, konsentrasi hemoglobin serta
hematokrit masih berlanjut dan kembali normal setelah 6 minggu masa
kuning.(Udayana dkk., 2019)

2.2.5 Komplikasi

Komplikasi anemia pada kehamilan menurut (Ristica, 2013)

1) Plasenta Previa

2) Preeklamsia dan Eklamsia

3) Ketuban Pecah Dini

4) Perdarahan Post Partum

5) BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)


6) IUGR (Intrauterine Groeth Restriction) / Pertumbuhan janin terhambat

7) Cacat Bawaan

8) Retardasi Mental

2.2 Konsep Asuhan Keperawatan

2.2.1 Pengkajian

Pengkajian pada kehamilan terdiri atas pengkajian Riwayat kehamilan secara


menyeluruh, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium (Reeder dkk.,
2011)

1) Menurut (Reeder dkk., 2011) Riwayat kehamilan secara menyeluruh


pengkajian riwayat klien meliputi :
a) Karakteristik pribadi (usia, pekerjaan, suku, agama, anggota keluarga di
rumah, Berat badan, tinggi badan).
b) Riwayat keluarga yang dapat mempengaruhi kehamilan (seperti penyakit
yang dapat diturunkan secara genetik).
c) Riwayat menstruasi/haid terkait penentuan Hari pertama haid terakhir
(HPHT)
d) Riwayat kehamilan sebelumnya termasuk komplikasi kehamilan,
persalinan, neonatal, dan post partum/nifas.
e) Riwayat kehamilan saat ini (apakah ada penyakit sejak awal kehamilan).
f) Kebiasaan penggunaan penggunaan obat–obatan, merokok dan kafein
(minum kopi dan teh).
g) Sikap terhadap kehamilan ini (apakah positif atau negatif).
h) Rencana persalinan
2) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik Sebelum melakukan pemeriksaan fisik, Anda sebagai
perawat dianjurkan untuk mengukur tanda - tanda vital (TTV) meliputi
tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu. Pemeriksaan fisik pada ibu hamil
yang dilakukan meliputi pemeriksaan:
a) Kepala dan leher lakukan inspeksi (observasi) daerah konjungtiva dan
mulut. Lalu palpasi apakah terjadi pembesaran tiroid atau tidak?
b) Dada dan jantung lakukan auskultasi (dengarkan) menggunakan
stetoskop daerah jantung dan paru–paru.
c) Payudara inspeksi puting susu apakah menonjol keluar atau tidak,
palpasi area payudara dan axilla di seluruh kuadran.
d) Kulit Inspeksi adanya linea nigra, striae gravidarum.
e) Ekstremitas lakukan pemeriksaan reflex patella dengan menggunakan
reflex hammer.
3) Pola Fungsi Kesehatan
a) Pola persepsi dan pemeliharaan Kesehatan
b) Pola nutrisi dan metabolisme
c) Pola eliminasi
d) Pola aktivitas dan Latihan
e) Pola tidur dan istirahat
f) Pola kognitif dan perseptual
g) Pola toleransi dan koping stress
h) Pola nilai dan keyakinan
i) Pola hubungan dan peran
2.2.2 Masalah Keperawatan

Diagnosa Keperawatan menurut SDKI (2018) antara lain :

a. Defisit pengetahuan tentang anemia pada ibu hamil berhubungan dengan


kurang terpapar informasi.
Menurut SDKI (201), halaman 246, kode D.0111.
Keterangan :
1) Kategori : Perilaku
2) Subkategori : Penyuluhan dan pembelajaran
3) Definisi : Ketidaan dan kurangnya informasi kognitif
yang berkaitaan dengan topik tertentu.
4) Penyebab
a) Keterbatasan kognitif
b) Gangguan fungsi kognitif
c) Kekeliruan mengikuti anjuran
d) Kurang terpapar informasi
e) Kurang minat dalam bekerja
f) Kurang mampu mengingat
g) Ketidaktauan menemukan sumber informasi

5) Gejala dan Tanda Mayor


Subjektif : Menanyakan masalah yang dihadapi
Objektif :
a) Menunjukan perilaku tidak sesuai anjuran
b) Menunjukan persepsi yang keliru terhadap
masalah
6) Gejala dan Tanda Minor
Subjektif : -
Objektif :
a) Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat
b) Menunjukan perilaku berlebihan
7) Kondisi Klinis Terkait
a) Kondisi yang baru dihadapi oleh klien
b) Penyakit akut
c) Penyakit kronis

2.2.3 Intervensi

Tabel 1. 1. SLKI Tingkat Pegetahuan


Luaran Utama Tingkat Pengetahuan
Luaran Tambahann Memori
Motivasi
Proses Informasi
Tingkat Agitasi
Tingkat Kepatuhan
A. Tujuan dan Kriteria Hasil
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3 x 24 jam diharapkan termoregulasi
membaik, dengan kriteria hasil :

1) Perilaku sesuai anjuran meningkat


2) Persepsi yang keliru terhadap masalah menurun
3) Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat menurun
4) Perilaku membaik

Edukasi Kesehatan (I.12383)

Definisi

Edukasi kesehatan adalah intervensi yang dilakukan oleh perawat untuk


mengajarkan pengelolaan faktor risiko penyakit dan perilaku hidup bersih
serta sehat.

Tindakan

Observasi

1) Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi


2) Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan
motivasi perilaku hidup bersih dan sehat

Terapeutik

1) Sediakan materi dan media Pendidikan Kesehatan


2) Jadwalkan Pendidikan Kesehatan sesuai kesepakatan
3) Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi

1) Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi Kesehatan


2) Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
3) Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat

2.3 Konsep Tablet Fe

2.3.1 Definisi Tablet Fe

Zat besi merupakan mikromineral yang paling melimpah dalam tubuh


manusia dan hewan, bahkan terdapat 3-5 gram di dalam tubuh orang
dewasa. Besi memenuhi beberapa fungsi penting dalam tubuh: sebagai
pengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, sebagai alat untuk
mengukur elektron dalam sel, dan sebagai bagian dari berbagai reaksi enzim
dalam jaringan tubuh. (Ariesta dan Naufalia, 2017)

Program suplementasi tablet besi (iron-folicacid supplementation atau


IFAS) pada ibu hamil merupakan program utama pengendalian anemia ibu
hamil di banyak negara yang kebutuhan asu- pan zat besinya tidak
memungkinkan diperoleh dari makanan sehari-hari (WHO 2012), seperti di
Indo- nesia.(Wiradnyani dkk., 2013)

2.3.2 Manfaat Tablet Fe Untuk Ibu Hamil

Pengetahuan akan manfaat tablet tambah darah bagi ibu hamil dan janin
sangat penting untuk disampaikan, agar ibu hamil mengerti mengapa tablet
tambah darah harus diminum setiap hari secara teratur selama masa
kehamilan dan setelah melahirkan.(Ariesta dan Naufalia, 2017)

Menurut (Almatsier, 2009) Manfaat Tablet Fe Untuk Ibu Hamil

a) Metabolisme Energi

Di setiap sel, besi bekerja sama dengan rantai protein pengangkut


elektron yang berperan dalam fase akhir metabolisme energi. Protein ini
membawa hidrogen dan elektron dari makanan penghasil energi ke
oksigen untuk membentuk air. Selama proses ini, molekul protein yang
mengandung besi diproduksi oleh sel darah merah dan mioglobin otot.

b) Sistem Kekebalan Tubuh


Zat besi berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh, karena
penurunan pembentukan sel-sel ini, respon imun limfosit T terganggu,
yang dapat disebabkan oleh penurunan sintesis DNA, selain itu sel darah
putih yang tidak dapat menghancurkan bakteri dalam keadaan bekerja
secara aktif.

2.3.4 Efek Samping Tablet Fe

Efek samping yang paling sering dikeluhkan ibu saat minum Fe adalah mual
setelah minum Fe, muntah dan feses berwarna hitam bila disertai dengan
kurangnya pengetahuan dan pengalaman yang tidak menyenangkan bagi
ibu, yang dapat menyebabkan ibu tidak mengikuti asupan Fe. (Ariesta dan
Naufalia, 2017)

2.3.5 Prosedur

Pemerintah Indonesia merekomendasikan agar semua ibu hamil secara teratur


mengonsumsi setidaknya 90 tablet penambah darah selama kehamilan dan 2 tablet
penambah darah setelah melahirkan. Teratur adalah kata kunci penting, yang
berarti bahwa ibu hamil harus memastikan bahwa mereka minum pil penambah
darah setiap hari selama kehamilan setidaknya selama 90 hari tanpa gangguan.
Mengambil tablet peningkatan darah setiap hari meningkatkan kemampuan tubuh
untuk menyerap zat besi, yang lebih bermanfaat bagi wanita hamil. (Ariesta dan
Naufalia, 2017)
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2009. Prinsip dasar ilmu gizi. jakarta: gramedia pustaka utama.
american assosiation of cereal chemist (aacc).(2001). the definition of
dietay fiber. Cereal Food World. 46(3)

Ananti, Y. dan M. Muthmainah. 2016. Hubungan kepatuhan minum tablet fe


dengan anemia ibu hamil. Journal of Health. 3(1):52–61.

Ariesta, R. dan A. M. Naufalia. 2017. Hubungan karakteristik ibu hamil dengan


kepatuhan mengkonsumsi tablet tambah darah. Jurnal Obstretika Scientia.
4(1):381–400.

Astriana, W. 2017. Kejadian anemia pada ibu hamil ditinjau dari paritas dan usia.
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan. 2(2):123–130.

Bakta, I. M. 2017. Pendekatan diagnosis dan terapi terhadap penderita anemia.


Bali Health Journal. 1(1):36–48.

Hapsari, A. 2019. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Modul Kesehatan Reproduksi


Remaja. UPT UNDIP Press Semarang.

Nurbadriyah, W. D. 2019. Anemi defisiensi besi

Ramadani, M., L. Mayoritha, dan Fitrayeni. 2012. Penyebab kejadian anemia


pada ibu hamil di puskesmas seberang padang kota padang. Jurnal
Kesehatan Masyarakat. 6(2):57–61.

Reeder, S. J., L. L. Martin, dan D. Koniak-Griffin. 2011. Keperawatan Maternitas:


Kesehatan Wanita, Bayi & Keluarga. 2011. EGC

Ristica, O. D. 2013. Faktor risiko kejadian anemia pada ibu hamil. Jurnal
Kesehatan Komunitas. 2(2):78–82.

siti Tyastuti, H. puji W. 2016. No title 一种适用于非侵入式负荷监测的暂态事


件检测算法

Udayana, J. M., V. O. L. No, K. S. S. Anfiksyar, M. Bagus, D. Aryana, I. G. Ngr,


H. Wijaya, M. Data, dan E. Hasil. 2019. KARAKTERISTIK anemia pada
kehamilan di poliklinik kebidanan rsup sanglah tahun 2016-2017 program
studi pendidikan dokter , fakultas kedokteran universitas udayana from
year to year . the purpose of this study is knowing the characteristics of
anemia in pr. Medika Udayana. 8(7):1–7.

Wiradnyani, L. A. A., H. Khusun, dan E. L. Achadi. 2013. Faktor-faktor yang


berhubungan dengan kepatuhan ibu mengonsumsi tablet besi-folat selama
kehamilan. Jurnal Gizi Dan Pangan. 8(1):63.

Anda mungkin juga menyukai