b) Kala Nifas ;
Istilah Prematur telah diganti menjadi Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) oleh WHO
sejak 1960, hal ini dikarenakan tidak semua bayi dengan berat kurang dari 2500gr pada waktu
lahir adalah bayi prematur. Pada kongres “European Perinatal Medicine” ke II di London (1970)
dibuat keseragaman definisi, yaitu (Walyani, 2015) :
1) Bayi kurang bulan : bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari)
2) Bayi cukup bulan : bayi depan masa kehamilan mulai 37 minggu sampai 42 minggu (259
hari-293 hari)
3) Bayi lebih bulan : bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu atau lebih (294 hari atau
lebih)
3. Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR)
Klasifikasi bayi berat lahir rendah yaitu :
a) BBLR : bayi dengan berat badan lahir 1500 - < 2500 gram
gram
3. Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR)
Menurut Prawirahardjo (2011), karakteristik BBLR dibagi dua yaitu:
a) Bayi prematur
Berat lahir kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang atau
sama dengan 45 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm, lingkar
kepala kurang dari 33 cm, umur kehamilan kurang dari 37 minggu.
Kepala relatif lebih besar dari badannya, kulit tipis, transparan,
lanugo banyak, lemak subkutan kurang, sering tampak peristaltic
usus, tangisnya lemah dan jarang, pernapasan tidak teratur dan
sering terjadi apnea.
b) Bayi dismatur
Terdapat perubahan ukuran panjang, berat dan lingkar kepala,
organ-organ didalam badan juga terjadi perubahan.
3. Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR)
BBLR dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya, menurut
Proverawati (2010):
1) Faktor Ibu
a) Gizi saat hamil yang kurang
b) Anemia
c) Umur < 20 Tahun atau > 35 Tahun
d) Jarak kehamilan dan bersalin terlalu dekat
e) Penyakit menahun ibu seperti hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah (ibu
perokok) ;
2) Faktor kehamilan
f) Kehamilan ganda
g) Perdarahan antepartum
h) Komplikasi Kehamilan : Pre eklampsia, Ketuban Pecah Dini (KPD), Hidramnion
i) Faktor Janin ; Cacat bawaan, Infeksi dalam Rahim, Faktor lain yang masih belum
diketahui.
3. Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR)
Beberapa komplikasi yang berhubungan dengan BBLR:
1) Syndrom Gangguan Nafas Idiopatik
2) Asfiksia Neonatorum
3) Hiperbilirubinemia
4) Hipoglikemia
5) Ginjal yang belum matang
6) Perdarahan dalam Otak
7) Gangguan Immunologik
3. Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR)
Penanganan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) :
1) Mempertahankan suhu dengan ketat, Bayi Berat Lahir Rendah mudah
mengalami hipotermia, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus dipertahankan
dengan ketat.
2) Mencegah infeksi dengan ketat, dalam penanganan BBLR harus
memperhatikan prinsip-prinsip pencegahan infeksi karenasangat rentan, salah
satu cara pencegahan infeksi yaitu dengan mencuci tangan sebelum memegang
bayi.
3) Pengawasan nutrisi/Air Susu Ibu (ASI), refleks menelan bayi BBLR bekum
sempurna oleh karena itu pemberian nutrisi harus dilakukan dengan cermat.
4) Penimbangam berat, penimbangan berat badan harus dilakukan secara ketat
karena peningkatan berat badan merupakan salah satu kondisi gizi/nutrisi
bayi dan erat dengan daya tahan tubuh.
Hubungan Anemia pada Ibu Hamil dengan
Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah
Anemia merupakan masalah Anemia defiensi besi pada ibu
kesehatan utama di indonesia. hamil mempunyai dampak
Defisiensi makanan memegang buruk, baik pada ibunya
peranan penting dalam maupun pada janin yang
timbulnya anemia. Anemia dikandungnya. Ibu hamil
mungkin menyebabkan dengan anemia berat lebih
hambatan pertumbuhan janin. memungkinkan terjadinya
Sekalipun tampaknya janin partus premature dan memiliki
menyerap kebutuhan dari bayi berat badan 12ahir rendah
ibunya, tetapi dengan anemia (BBLR) serta meningkatkan
akan menggagu pertumbuhan kematian perinatal
dan perkembangan janin dalam (Misaroh,2012).
rahim (Patimah. 2017).
Hubungan Anemia pada Ibu Hamil dengan
Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah
Penyebab anemia pada Anemia pada ibu hamil bukan tanpa
kehamilan yaitu kurangnya zat resiko, menurut penelitian tingginya
besi pada ibu hamil yang dapat angka kematian ibu berkaitan erat
mengakibatkan anemia . hal ini dengan anemia. Anemia juga
dapat meyebabkan kematian menyebabkan rendahnya
janin dalam kandungan pada kemampuan jasmani karena sel-sel
waktu lahir, premature, tubuh tidak cukup mendapatkan
keguguran (abortus), cacat oksigen. Pada wanita hamil, anemia
bawaan dapat mengakibatkan meningkatkan frekuensi komplikasi
proses persalinan membutuhkan pada kehamilan dan persalinan,
waktu lama yang menyebabkan risiko kematian maternal, angka
perdarahan serta syok akibat prematuritas, berat badan lahir
dari lemah pada saat kontraksi rendah, dan angka kematian
(Rahmawati,2011). perinatal meningkat(Rukiyah,2010)
Hubungan Anemia pada Ibu Hamil dengan
Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah
Anemia dapat juga Sedangkan menurut Rahmawati
menimbulkan gangguan atau (2011) mengungkapkan bahwa
hambatan pada pertumbuhan bahaya anemia bagi janin bisa
sel-sel otak, pada ibu hamil mengakibatkan pertumbuhan
dapat meningkatkan keguguran, terhambat, lahir premature, lahir
lahir sebelum waktunya. Berat dengan cacat bawaan, atau lahir
badan lahir rendah, perdarahan dengan cadangan zat besi yang
sebelum dan selama persalinan kurang. Anemia pada kehamilan
bahkan dapat mengakibatkan dapat mempengaruhi pertumbuhan
kematian pada ibu dan janin dan perkembangan janin yaitu
(Tarwoto,dkk,2016). mempengaruhi Bayi berat lahir
rendah(BBLR).
Terima Kasih