Anda di halaman 1dari 44

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Kehamilan

2.1.1 Pengertian kehamilan

Kehamilan adalah kondisi dimana seorang perempuan

memiliki janin yang sedang tumbuh di dalam tubuhnya. Kehamilan

biasanya berkisar 40 minggu atau 9 bulan,dihitung dari awal

periode menstruasi sampai melahirkan (Sarwono, 2012).

Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dimana

perubahan-perubahan yang terjadi selama kehamilan normal adalah

bersifat fisiologis (Dartiwen, 2019). Kehamilan merupakan awal

bertemunya sperma dan ovum hingga lahirnya janin. lamanya

kehamilan normal seorang perempuan yaitu 280 hari atau 40

minggu atau 10 bulan dihitung dari hari pertama haid terakhir

(Sulistyawati, 2013)

2.1.2 Tanda Dan Gejala Kehamilan

Tanda dan gejala kehamilan menurut Manuaba (2012)

dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :

a. Tanda dugaan kehamilan

1) Amenore (tidak dapat haid)

2) Mual dan muntah

3) Mengidam (ingin makanan khusus)

4) Anoreksia (tidak ada selera makan)

5) Mamae menjadi tegang dan membesar

7
8

6) Sering buang air kecil

7) Konstipasi atau obstipasi

8) Pigmentasi (perubahan warna kulit)

9) Varises (pemekaran vena-vena)

b. Tanda pasti kehamilan

1) Gerakan janin yang dapat dilihat, dirasa, atau diraba juga

bagian-bagian janin.

2) Denyut jantung janin

3) Denyut jantung janin bisa didengar dengan stetoskop

monoral leanek, dicatat dan didengar dengan alat doppler

dicatat dengan fotoelektro kardiograf, dan dilihat pada

ultrasonografi.

4) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen

2.1.3 Diagnosis Banding Kehamilan

Diagnosa banding kehamilan menurut Manuaba (2012) meliputi:

1. Hamil palsu

Adanya dugaan kehamilan dengan dijumpainya tanda

kehamilan tetapi dengan pemeriksaan alat canggih dan tes

biologis tidak menunjukkan kehamilan.

2. Tumor kandungan atau mioma uteri

Adanya pembesaran rahim yang tidak merata, perdarahan

banyak saat menstruasi, dan tidak disertai tanda kehamilan.


9

3. Kista ovarium

Terjadi pembesaran perut tetapi tidak disertai tanda hamil,

lamanya pembesaran perut dapat melampaui umur kehamilan,

mengalami datang bulan, dan tes biologis menunjukkan tes

negatif.

4. Hematometra

Terlambat datang bulan hingga dapat melampaui umur

kehamilan, perut terasa sakit, terjadi penumpukan darah dalam

rahim, tanda dan pemeriksaan hamil tidak menunjukkan hasil

yang positif.

2.1.4 Faktor Risiko Kehamilan

Faktor risiko pada ibu hamil menurut (Prawirohadjo, 2014) sebagai

berikut :

1. Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.

2. Anak lebih dari 4.

3. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang < 2 tahun.

4. Kurang Energi Kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas

kurang dari 23,5 cm, atau penambahan berat badan < 9 kg

selama masa kehamilan.

5. Anemia dengan haemoglobin <11 gr/dl.

6. Tinggi badan <145 cm atau dengan kelainan bentuk panggul

dan tulang belakang.

7. Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau sebelum

kehamilan ini.
10

8. Sedang/pernah menderita penyakit kronis seperti TBC,

kelainan jantung, ginjal, hati, psikosis, kelainan endokrin,

tumor dan keganasan.

9. Riwayat kehamilan buruk seperti keguguran berulang, KET,

mola hidatidosa, KPD, dan bayi cacat kongenital.

10. Riwayat persalinan dengan komplikasi seperti persalinan

dengan Sectio Caesarea (SC), ekstraksi vacum atau forcep.

11. Riwayat nifas dengan komplikasi sepertii perdarahan post

partum, infeksi masa nifas, post partum blues.

12. Riwayat keluarga menderita penyakit Diabetes militus (DM),

hipertensi, dan riwayat cacat kongenital.

13. Kelainan jumlah janin seperti, kehamilan ganda, janin

dampit, monster.

14. Kelainan besar janin seperti, pertumbuhan janin terhambat,

janin besar.

15. Kelainan letak dan posisi janin seperti posisi lintang/oblique,

sungsang pada UK >32 minggu.

2.1.5 Perubahan Fisiologi Kehamilan

1. Perubahan pada homeostasis cairan tubuh

Peningkatan volume total cairan tubuh adalah salah satu

perubahan yang sangat terlihat selama masa kehamilan

berlangsung dan peningkatan didistribusikan dari tubuh ibu

ke janin. Pada masa kehamilan, total cairan tubuh akan

meningkat kira kira sebanyak 6,5 sampai 8,5 liter. Volume


11

total cairan pada fetus, plasenta dan cavitas amnion terhitung

3,5 liter, darah ibupun juga meningkat sebanyak 1,5-1,6 liter

dengan 1,2-1,3 liter adalah peningkatan volume plasma dan

0,3-0,4 liter adalah peningkatan volume sel darah merah.

Sisanya adalah peningkatan pada cairan ekstraseluler ibu

(Dartiwen, 2019).

2. Perubahan pada Sistem Kardio Vaskular

Kehamilan dapat menyebabkan banyak perubahan pada

sistem kardio vaskular. Perubahan tersebut meliputi

perubahan pada cardiac output, denyut jantung, tekanan

darah, tahanan vascular, kapasitas dan ukuran ventrikel.

Banyak dari perubahan tersebut disebabkan oleh faktor

hormonal pada saat masa kehamilan dan mulai terjadi pada

awal kehamilan yaitu sejak minggu ke - 4 sampai 5 umur

kehamilan (Dartiwen, 2019).

Ibu akan mengalami peningkatan denyut jantung 10 sampai

20 kali permenit pada awal trimester 3, bersamaan dengan

adanya penigkatan stroke volume sebanyak 25% maka terjadi

peningkatan cardiac output secara keseluruhan sebanyak

50%. Kebanyakan dari perubahan ini bertujuan untuk

menunjang suplai darah ke uterus, plasenta dan payudara ibu.

Uterus dan payudara akan menerima masing - masing 17 %

dan 2% dari cardiac output. Adanya peningkatan cardiac

ouput adalah sebuah kompensasi yang dikarenakan adanya


12

peningkatan laju jantung, penurunan tahanan vaskular dan

peningkatan stroke volume. Penurunan tahanan vaskular akan

sistemik terus berlangsung hingga aterm, hal disebabkan oleh

hormon progesteron yang menyebabkan relaksasi pada otot

polos dan berdampak pada vasodilatasi pada pembuluh darah

(Dartiwen, 2019).

3. Perubahan pada Sistem Respiratori

Adapun efek mekanikal yang juga menyebabkan adanya

perubahan pada system respiratori selama masa kehamilan.

Perkembangan uterus yang progresif merupakan penyebab

utama dari adanya perubahan pada volume paru dan dinding

dada selama kehamilan. Hal ini meliputi penekanan pada

diafragma dan perubahan bentuk toraks.

Perbesaran uterus meningkatkan tekanan akhir respiratori

abdomen dan menyebabkan diafragma tertekan keatas.

Adapun dua konsekuensi terhadap kejadian ini, yang pertama

tekanan negatif pada pleura akan meningkat, lalu dapat

menyebabkan penutupan dari jalan nafas kecil akan lebih

cepat dan mengakibatkan penurunan pada Funtional Residual

Capacity (FRC) dan expiratory reserve volume. Perubahan

yang kedua terdapat pada ukuran ketinggian dada akan lebih

pendek namun pada sisinya akan meningkat untuk

mempertahankan kapasitas paru secara konstan (Dartiwen,

2019).
13

4. Perubahan pada Sistem Genital dan Urinari

Sama seperti pada bagian sistem kardiovaskular dan

respiratori, pada sietem genitourinary juga akan mengalami

beberapa perubahan pada anatomi dan juga fungsinya selama

kehamilan. Ukuran dan berat ginjal akan meningkat selama

kehamilan yang disebabkan karena adanya peningkatan

volume intersisial, vaskular renal dan urinary dead space.

Adanya pelebaran pada renal calyx ,pelvis dan ureter yang

akan mengakibatkan urinary dead space. Pelebaran pada

pelvis dan ureter mulai terjadi pada minggu ke 8 dan akan

mengalami puncaknya pada trimester ke 2, dimana diameter

ureter akan menjadi lebih dari 2 cm. pelebaran pada ureter

kanan biasanya lebih besar dari pada yang kiri. Terkadang

pelebaran yang terjadi pada ureter dan juga pelvis akan

mengganggu hasil evaluasi pada saat melakukan pemeriksaan

radiologis untuk mengatahui adanya obstruksi terhadap

urinary track. Pada kehamilan juga ditandai dengan

ditemukannya perubahan pada anatomi bladder, dimana

perubahan itu mencakup ketinggian pada trigone dan

peningkatan vaskular yang berliku-liku pada bladder.

Perubahan ini adalah penyebab utama adanya hematuria

mikroskopis. Selanjutnya ukuran kapasitas bladder akan

mengecil karena adanya perbesaran uterus, dimana hal inipun


14

juga akan menyebabkan peningkatan frekuensi urinary,

urgensi dan mungkin juga bias menyebabkan inkontinensia. 8

Uterus normal pada wanita tidak hamil memiliki struktur

hamper padat dengan berat kurang lebih 70 gram serta

bervolume 10 ml. Selama hamil uterus berubah menjadi

organ muskular berdinding tipis dengan volume total saat

aterm dapat mencapai 20 liter atau lebih. Volume uterus

mencapai 500 sampai 1000 kali lebih besar daripada saat

tidak hamil. Berat uterus juga mengalami perubahan sehingga

saat aterm beratnya sekitar 1100 gram. Otot uterus pada awal

kehamilan mengalami penebalan karena pengaruh hormon

estrogen dan progesteron. Selama kehamilan otot uterus

tersusun dalam tiga lapisan. Lapisan luar seperti kerudung

melingkupi fundus, lapisan dalam berupa serat-serat sfingter

di sekeliling orifisium tuba dan orifisium interna, serta

diantara keduanya terdapat jaringan serat otot padat yang

ditembus pembuluh darah dari segala arah (Dartiwen, 2019).

5. Perubahan kulit/integument

Garis-garis kemerahan pada kulit abdomen akan muncul saat

bulan-bulan terakhir kehamilan. Jika otot dinding abdomen

tidak kuat menahan regangannya maka otot-otot rektus akan

terpisah di garis tengah sehingga membentuk diastasis rekti

dengan lebar yang bervariasi. Garis tengah ini sering

mengalami hiperpigmentasi sehingga disebut linea nigra.


15

Perubahan warna kulit juga dapat terjadi pada payudara dan

paha. Kadang-kadang linea nigra juga tampak pada wajah

atau leher dan disebut dengan chloasma atau melasma

gravidarum. Perubahan warna kulit ini terjadi akibat peran

estrogen dan progesteron dalam melanogenesis. Pigmentasi

yang berlebihan ini akan hilang setelah persalinan (Dartiwen,

2019).

6. Perubahan payudara

Payudara wanita pada minggu-minggu awal kehamilan

menjadi lebih lunak dan sering timbul rasa gatal serta nyeri.

Setelah bulan kedua payudara bertambah besar dan vena

dibawah kulit terlihat lebih jelas. Puting juga mengalami

pembesaran, menjadi lebih erektil, dan berpigmen lebih

gelap. Perubahan ukuran ini dipengaruhi kadar estrogen yang

tinggi selama kehamilan sehingga sistem duktus payudara

mulai tumbuh dan bercabang. Setelah beberapa bulan

kolostrum dapat ditekan keluar dari putting (Dartiwen, 2019).

7. Perubahan pada Sistem Imunologi

Adaptasi yang terjadi pada imunologi dalam kehamilan

terjadi sebagian antara ibu dan janinnya sendiri, hal ini

meliputi adanya mekanisme yang kompleks terjadi untuk

pertumbuhan fetus sementara juga mencegah ibu untuk

menolak keberadaan janinnya. Mekanisme ini disebabkan

oleh faktor pada fetus sendiri seperti perubahan pada major


16

histocompatibility complex class I dan faktor pada ibu yaitu

seperti uterine natural killer cell, selanjutnya adanya

perubahan pada T–helper tipe 1 yang dihubungkan dengan

imunitas selular menjadi tipe 2, hal inilah yang mungkin akan

menjelaskan mengapa wanita hamil akan rentan terkena

infeksi virus (Dartiwen, 2019).

2.1.6 Perubahan Psikologi Kehamilan

kehamilan merupakan suatu fase maturase yang penuh

tekanan sekaligus menjadi kesempatan seorang wanita untuk

mempersiapkan tingkatan baru dalam memberikan asuhan dan

tanggung jawab. Pada semua tingkatan usia, wanita menggunakan

masa kehamilan sebagai momen adaptasi pada peran keibuan, serta

menjadi sebuah proses pembelajaran sosial dan kognitif yang

kompleks (Bobak, Lowdermilk, & Jense, 2018)

Menurut (Mochtar, 2015) perubahan psikologis yang terjadi

pada sebagian ibu hamil trimester pertama dan trimester ketiga

cenderung mengalami kecemasan, sedangkan pada trimester kedua

ibu hamil cenderung menunjukkan penerimaannya terhadap

kehamilan. kecemasan yang ditunjukkan pada trimester pertama

dan ketiga biasanya memiliki perbedaan. Pada trimester pertama

kecemasan yang ditunjukkan ibu hamil merupakan kecemasan

terhadap kondisi kehamilannya, lain halnya dengan kecemasan

pada trimester ketiga. Pada trimester ketiga kebanyakan ibu hamil

merasakan gejolak kecemasan yang baru, biasanya kecemasan


17

yang timbul adalah kecemasan dalam menghadapi persalinan dan

perasaan tanggung jawab dalam mengasuh bayi yang akan

dilahirkannya

1. Perubahan Psikologis Pada Trimester Pertama

1) Rasa cemas bercampur bahagia

Perubahan psikologis yang paling menonjol pada usia

kehamilan trimester pertama ialah timbulnya rasa cemas

dan ragu sekaligus disetai rasa bahagia. Munculnya rasa

ragu dan khawatir sangat berkaitan pada kualitas

kemampuan untuk merawat dan mengasuh bayi

kandungannya, sedangkan rasa bahagia dikarenakan dia

merasa sudah sempurna sebagai wanita yang dapat hamil.

2) Perubahan emosional

Perubahan-perubahan emosi pada trimester pertama

menyebabkan adanya penurunan kemauan berhubungan

seksual, rasa letih dan mual, perubahan suasana hati,

depresi, kekhawatiran ibu tentang kesejahteraannya dan

bayinya, kekhawatiran pada bentuk penampilan diri yang

kurang menarik,dan sebagainya

3) Sikap ambivalen

Sikap ambivalen menggambarkan suatu konflik perasaan

yang bersifat simultan, seperti cinta dan benci terhadap

seseorang, sesuatu, atau kondisi. Meskipun sikap ambivalen

sebagai respons yang normal individu, tetapi ketika


18

memasuki fase pasca melahirkan sikap bisa membuat

masalah baru. Penyebab ambivalensi pada ibu hamil yaitu

perubahan kondisi fisik, pengalaman hamil yang buruk, ibu

berkarier, tanggung jawab baru, rasa cemas atas

kemampuannya menjadi ibu, keuangan, dan sikap

penerimaan keluarga terdekatnya.

4) Perubahan seksual

Selama trimester pertama keinginan seksual wanita

menurun. Hal-hal yang menyebabkannya berasal dari rasa

takut terjadi keguguran sehingga mendorong kedua

pasangan menghindari aktivitas seksual. Apalagi jika dia

sebelumnya pernah mengalami keguguran. Hasrat seks di

trimester pertama sangat bervariasi di antara wanita yang

satu dengan yang lainnya. Meskipun pada beberapa wanita

mengalami peningkatan hasrat seksual, tetapi fase trimester

pertama menjadi waktu penurunan libido dan jikalau pun

ada biasanya mereka telah berkomunikasi sebelum

melakukan hubungan koitus. Pada kebanyakan pasangan

momen ini sering digunakan suami untuk memberikan

kasih sayang dan cinta kasih yang lebih besar tanpa dia

harus melakukan koitus

5) Fokus pada diri sendiri

Pada bulan-bulan pertama kehamilan, sering kali pikiran

ibu lebih berfokus kepada kondisi dirinya sendiri, bukan


19

kepada janin. Meskipun demikian bukan berarti ibu kurang

memerhatikan kondisi bayinya. Kini ibu lebih merasa

bahwa janin yang dikandungnya menjadi bagian tubuhnya

yang tidak terpisahkan. Hal ini mendorong ibu untuk

menghentikan rutinitasnya, terutama yang berkaitan dengan

tuntutan sosial atau tekanan psikologis agar bisa menikmati

waktu kosong tanpa beban. Sebagian besar dari ibu banyak

waktu yang dihabiskan untuk tidur

6) Stres

Kemungkinan stress yang terjadi pada masa kehamilan

trimester pertama bisa berdampak negative dan positif,

dimana kedua stress ini dapat memengaruhi perilaku ibu.

Terkadang stress tersebut bersifat intrinsik dan ekstrinsik.

Stress intrinsik berhubungan dengan tujuan pribadi ibu,

dimana dia berusaha membuat sesempurna mungkin

kehidupan pribadi dan kehidupan sosialnya. Stress

ekstrinsik timbul karena faktor eksternal seperti sakit,

kehilangan, kesendirian dan masa reproduksi

2. Perubahan Psikologis Pada Trimester kedua

1) Fase Pre-Quickening

Selama aktif trimester pertama dan masa prequickening

pada trimester kedua ibu hamil mengevaluasi aspek-aspek

yang terjadi selama hamil. Disini ibu akan mengetahui

sejauh mana hubungan interpersonalnya dan sebagai dasar-


20

dasar pengembangan interaksi sosialnya dengan bayi yang

akan dilahirkannya. Perasannya menolak tampak dari sikap

negative ibu yang tidak memedulikan, mengabaikan,

bahkan pada beberapa kasus ibu tega membunuh. Hal ini

berbeda jika ibu segera menyadari gerakan tersebut normal.

Pada fase pre-quickening juga memungkinkan ibu sedang

mengembangkan identitas keibuannya. Evaluasi ini

berfungsi untuk melihat perubahan identitas ibu yang

semua menerima kasih sayang kini menjadi pemberi kasih

sayang (persiapan menjadi ibu).

2) Fase Post-Quickening

Setelah ibu hamil merasakan quickening, maka identitas

keibuan semakin jelas. Ibu akan fokus pada kehamilannya

dan mempersiapkan diri untuk menghadapi peran baru

sebagai seorang ibu. Terkadang perubahan ini

menyebabkan kesedihan karena dia harus meninggalkan

peran lamanya sebelum hamil, terutama ibu yang pertama

kali hamil dan pada wanita karir. Oleh sebab itu, ibu harus

diberikan pengertian bahwa seharusnya dia tidak harus

membuang semula peran yang diterima sebelum masa

hamil. Pada wanita multi gravida, peran baru

menggambarkan bagaimana dia menjelaskan hubungn

dengan anaknya yang lain dan bagaimana jika dia harus

meninggalkan rumah untuk sementara waktu di saat proses


21

persalinan. Gerakan bayi membantu ibu membangun

pengertian bahwa bayinya adalah makhluk hidup yang

nanti harus terpisah dari dirinya.

Selama fase trimester kedua kehidupan psikologi ibu hamil

tampak lebih tenang, namun pada fase trimester ini

perhatian ibu mulai beralih pada perubahan bentuk tubuh,

kehidupan seks, keluarga dan hubungan bantiniah dengan

bayi yang ada di kandungannya, serta peningkatan

kebutuhan untuk dekat dengan figure ibu, melihat dan

meniru peran ibu. Pada masa ini juga sifat ketergantungan

ibu kepada pasangannya semakin meningkat seiring dengan

pertumbuhan janinnya

3. Perubahan Psikologis Pada Trimester Ketiga

Pada fase trimester ketiga perubahan-perubahan psikologis

pada ibu hamil semakin kompleks dan meningkat dari

trimester sebelumnya. Hal ini dikarenakan kondisi

kehamilan yang semakin membesar. Beberapa kondisi

psikologis yang terjadi pada trimester ketiga, antara lain :

1) Rasa tidak nyaman

Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada

trimester ketiga dan pada kebanyakan ibu merasa bentuk

tubuhnya semakin jelek. Selain itu, perasan tidak nyaman

juga berkaitan dengan adanya perasaan sedih karena dia

akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian


22

khusus yang diterima selama hamil sehingga ibu

membutuhkan dukungan dari suami, keluarga, dan tenaga

kesehatan

2) Perubahan emosional

Pada bulan-bulan terakhir menjelang persalinan perubahan

emosi ibu semakin berubah-ubah dan terkadang menjadi

tidak terkontrol. Perubahan emosi ini bermuara dari adanya

perasan khawatir, rasa takut, bimbang dan ragu jangan-

jangan kondisi kehamilannya saat ini lebih buruk lagi saat

menjelang persalinan atau kekhawatiran akibat

ketidakmampuannya dalam menjalankan tugas-tugas

sebagai ibu pasca kelahiran bayinya (Aryani, 2022)

2.1.7 Kebutuhan Fisik Ibu Hamil

1. Kebutuhan oksigen

Pada kehamilan terjadi perubahan pada sistem respirasi untuk

dapat memenuhi kebutuhan O2, di samping itu terjadi desakan

diafragma karena dorongan rahim yang membesar. Sebagai

kompensasi terjadinya desakan rahim dan kebutuhan O2 yang

meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih dalam. Hal ini akan

berhubungan dengan meningkatnya aktifitas paru-paru oleh

karena selain untuk mencukupi kebutuhan O2ibu, juga harus

mencukupi kebutuhan O2janin. Ibu hamil kadang–kadang

merasakan sakit kepala, pusing ketika berada di keramaian

misalnya di pasar, hal ini disebabkan karena kekurangan O2.


23

Untuk menghindari kejadian tersebut hendaknya ibu hamil

menghindari tempat kerumunan banyak orang. Untuk memenuhi

kecukupan O2 yang meningkat, supaya melakukan jalan–jalan

dipagi hari, duduk– duduk di bawah pohon yang rindang, berada

di ruang yang ventilasinya cukup.

2. Kebutuhan Nutrisi

Untuk mengakomodasi perubahan yang terjadi selama masa

hamil, banyak diperlukan zat gizi dalam jumlah yang lebih besar

dari pada sebelum hamil. Pada ibu hamil akan mengalami BB

bertambah, penambahan BB bisa diukur dari IMT (Indeks Masa

Tubuh) / BMI (Body Mass Index) sebelum hamil. IMT dihitung

dengan cara BB sebelum hamil dalam kg dibagi (TB dlm

m)2misalnya : seorang perempuan hamil BB sebelum hamil 50

kg,TB 150 cm maka IMT 50/(1,5)2= 22.22 (termasuk normal)

3. Personal hygine

Kebersihan badan mengurangi kemungkinan infeksi, karena

badan yang kotor banyak mengandung kuman. Pada ibu hamil

karena bertambahnya aktifitas metabolisme tubuh maka ibu

hamil cenderung menghasilkan keringat yang berlebih, sehingga

perlu menjaga kebersihan badan secara ekstra disamping itu

menjaga kebersihan badan juga dapat untuk mendapatkan rasa

nyaman bagi tubuh.


24

4. Pakaian

Pakaian yang dianjurkan untuk ibu hamil adalah pakaian yang

longgar, nyaman dipakai, tanpa sabuk atau pita yang menekan

bagian perut atau pergelangan tangan karena akan mengganggu

sirkulasi darah.Stocking tungkai yang sering dikenakan sebagian

wanita tidak dianjurkan karena dapat menghambat sirkulasi

darah. Pakaian dalam atas (BH) dianjurkan yang longgar dan

mempunyai kemampuan untuk menyangga payudara yang

makin berkembang. Dalam memilih BH supaya yang

mempunyai tali bahu yang lebar sehingga tidak menimbulkan

rasa sakit pada bahu.Sebaiknya memilih BH yang bahannya dari

katun karena selain mudah dicuci juga jarang menimbulkan

iritasi.Celana dalam sebaiknya terbuat dari katun yang mudah

menyerap airsehingga untuk mencegah kelembaban yang dapat

menyebabkan gatal dan iritasi apalagi ibu hamil biasanya sering

BAK karena ada penekanan kandung kemih oleh pembesaran

uterus.Korset dapat membantu menahan perut bawah yang

melorot dan mengurangi nyeri punggung. Pemakaian korset

tidak boleh menimbulkan tekanan pada perut yang membesar

dan dianjurkan korset yang dapat menahan perut secara lembut.

Korset yang tidak didesain untuk kehamilan dapat menimbulkan

ketidaknyamanan dan tekanan pada uterus, korset seperti ini

tidak dianjurkan untuk ibu hamil.


25

5. Eliminasi

Pada ibu hamil sering terjadi obstipasi. Obstipasi ini

kemungkinan terjadi disebabkan oleh :Kurang gerak badan,

Hamil muda sering terjadi muntah dan kurang makan, Peristaltik

usus kurang karena pengaruh hormone, Tekanan pada rektum

oleh kepala. Dengan terjadinya obstipasi pada ibu hamil maka

panggul terisi dengan rectum yang penuh feses selain

membesarnya rahim, maka dapat menimbulkan bendungan di

dalam panggul yang memudahkan timbulnya haemorrhoid. Hal

tersebut dapat dikurangi dengan minum banyak air putih, gerak

badan cukup, makan-makanan yang berserat seperti sayuran dan

buah-buahan.

Masalah buang air kecil tidak mengalami kesulitan, bahkan

cukup lancar dan malahanjustru lebih sering BAK karena ada

penekanan kandung kemih oleh pembesaran uterus.Dengan

kehamilan terjadi perubahan hormonal, sehingga daerah kelamin

menjadi lebih basah. Situasi ini menyebabkan jamur

(trikomonas) tumbuh subur sehingga ibu hamil mengeluh gatal

dan keputihan. Rasa gatal sangat mengganggu, sehingga sering

digaruk dan menyebabkan saat berkemih sering sisa (residu)

yang memudahkan terjadinya infeksi kandung kemih. Untuk

melancarkan dan mengurangi infeksi kandung kemih yaitu

dengan banyak minum dan menjaga kebersihan sekitar kelamin

(Wiknjosastro, 2019).
26

2.2 Konsep Mual Muntah

2.2.1 Pengertian Mual muntah

Mual muntah merupakan gejala yang wajar dan sering

kedapapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi

pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari

gejala-gejala ini kurang lebih 6 minggu setelah hari pertama haid

terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu

(Wiknjosastro, 2019).

Mual muntah merupakan keluhan umum yang disampaikan

pada kehamilan muda. Terjadinya kehamilan menimbulkan

perubahan hormonal pada perempuan karena terdapat peningkatan

hormon estrogen, progesteron, dan dikeluarkannya human

chorionic gonadothropine plasenta. Hormon inilah yang

menyebabkan emesis gravidarum (Utami, 2018).

Mual merupakan suatu rasa yang tidak menyenangkan yang

biasanya menyebar ke bagian belakang tenggorokan, epigastrium

atau keduanya dan memuncak pada muntah. Rasa mual sering

disertai dengan gejala vasomotor perangsangan otonom seperti

saliva yang meningkat, berkeringat, pingsan, vertigo, takikardia

Muntah diartikan sebagai pengeluaran secara paksa isi lambung

dan usus melalui mulut. Sebelum muntah terjadi takipnea, salivasi

yang banyak, dilatasi pupil, berkeringat, pucat dan denyut jantung

yang cepat sebagai tanda perangsangan otonom yang menyebar

luas (Stoppard, 2016).


27

2.2.2 Prevalensi Mual Muntah

Menurut Baverly O” Brien sekitar 70-80% dari semua

perempuan hamil mengalami mual-mual. Sementara 50%

mengalami muntah-muntah paling tidak sekali dan beberapa

penelitian menemukan bahwa perempuan yang lebih tua cenderung

akan mengalami mual muntah. Mual muntah kurang lebih terjadi 6

minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama

kurang lebih 10 minggu. Mual terjadi pada 66%-89% kehamilan

dari 38%-57% kehamilan. Mual muntah terkait dengan kehamilan

sering terjadi pada usia kehamilan 9-10 minggu, puncaknya pada

usia kehamilan 11-13 minggu dan menghilang pada 50% kasus

pada usia kehamilan 12-14 minggu. Hal ini berlanjut selama 20-22

minggu (Wesson, 2017).

2.2.3 Patofisiologi Mual Muntah

Muntah diakibatkan oleh stimulasi dari pusat muntah di

sumsum-sambung (medulla oblongata) dan berlangsung menurut

beberapa mekanisme, yaitu akibat rangsangan langsung melalui

Chemoreceptor Trigger Zone (CTZ). CTZ adalah suatu daerah

dengan banyak reseptor yang letaknya berdekatan dengan pusat

muntah di sumsum-sumbang, tetapi diluar rintangan (barrier)

darah otak. Bantuan neurotransmitter dopamine (DA), CTZ dapat

menerima isyarat-isyarat sirkulasi. Rangsangan mengenai

kehadiran zat-zat kimiawi asing didalam sirkulasi. Rangsangan

tersebut lalu diteruskan kepusat muntah. Menurut perkiraan, CTZ


28

juga berhubungan langsung dengan darah dan cairan otak. (Tjay,

2013). Pusat muntah dipengaruhi oleh zona pemicu kemoreseptor

Chemoreceptor Trigger Zone (CTZ) yang mendeteksi :

1. Zat-zat kimia yang beredar didalam darah seperti estrogen,

alcohol, nikotin, opioid, zat besi,obat-obat anastesi,hormone

tiroid

2. Gangguan keseimbangan elektrolit (kadar natrium yang

rendah)

3. Produk kerusakan jaringan yang dilepaskan kedalam sirkulasi

darah pada saat terjadi cedera (Jordan, 2014)

Rasa mual muntah muncul dari berbagai stimulasi pada

pusat muntah di medulla oblongata. Pusat muntah menerima

impuls afferen dari CTZ yang melalui stimulasi langsung maupun

tidak langsung pada saluran pencernaan. Pada daerah pusat muntah

tersebut banyak terdapat reseptor-reseptor yang berperan dalam

proses mual dan muntah, dan antiemetik umumnya bekerja

menghambat neurotransmiter pada reseptor tersebut. Impuls

efferen melalui saraf kranialis V, VII, IX, X dan XII menuju ke

saluran gastrointestinal sehingga dapat menimbulkan mual dan

muntah (Irianti, dkk 2014).


29

2.2.4 Penyebab Mual Muntah

Penyebab mual muntah secara pasti belum diketahui ada

beberapa pendapat tentang penyebab mual muntah yaitu :

1. Mual muntah merupakan keluhan umum pada kehamilan muda.

Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan hormonal pada

perempuan karena terdapat peningkatan hormon estrogen,

progesteron, dan pengeluaran HCG plasenta. Hormone-hormon

inilah yang diduga menyebabkan emesis gravidarum

(Manuaba, 2019).

2. Bahwa alasan mual tidak diketahui, tetapi dikaitkan dengan

peningkatan kadar HCG, hipoglikemi, peningkatan kebutuhan

metabolic serta efek progesterone pada sistem pencernaan

(Mrdfort, 2012)

3. Mual dan muntah selama kehamilan disebabkan oleh

perubahan pada sistem endokrin yang terjadi selama

kehamilan, terutama disebabkan oleh tingginya fluktuasi kadar

Human Chorionic Gonadotrophin (HCG), khusunya pada

periode mual atau muntah gestasional yang paling umum

adalah pada 12-16 minggu pertama. Karena pada saat ini HCG

mencapai kadar teringgi, sama dengan Luteinizing Hormone

(LH) dan doi sekresikan oleh sel-sel trofoblas blastosit. HCG

melewati kontrol ovarium di hipofisis dan menyebabkan

korpus luteum terus memproduksi estrogen dan progesterone,

suatu fungsi yang nantinya diambil alih oleh lapisan korionik


30

plasenta. HCG dapat dideteksi dalam darah perempuan dari

sekitar 3 minggu gestasi (yaitu satu minggu setelah fertilisasi),

suatu fakta yang dijadikan sebagai besar uji kehamilan (Tiran,

2019).

Etiologi mual dan muntah selama kehamilan sering kali

sulit dimengerti tetapi mual dan muntah selama kehamilan ini

dapat dipertimbangkan sebagai akibat dari masalah multifaktor.

Beberapa teori yang diusulkan terkait dengan mual dan muntah ini

adalah hormonal, sistem vestibular, sistem gastrointestinal,

psikologi, hyperolfaction, genetik dan faktor lainya. Namun Mual

dan muntah dalam kehamilan merupakan sebuah gejala fisiologis

karena terjadinya berbagai perubahan di dalam tubuh perempuan

yang hamil. Mual dan muntah semasa kehamilan ini bisa

disebabkan oleh perubahan dalam sistem endokrin, efek aparatus

vestibular, adaptasi saluran gastrointestinal, infeksi Helicobacter

pylori (Lacasse et al, 2019).

2.2.5 Faktor Mual Muntah

1. Hormonal

Mual dan muntah selama kehamilan biasanya disebabkan oleh

perubahan dalam sistem endokrin yang terjadi selama

kehamilan, terutama disebabkan oleh tingginya fluktasi kadar

HCG (human chorionic gonadotrophin), khususnya karena

periode mual atau muntah gestasional yang paling umum

adalah pada 12-16 minggu pertama, yang pada saat itu, HCG
31

mencapai kadar tingginya. HCG sama dengan LH (luteinzing

hormone) dan disekresikan oleh sel-sel trofoblas blastosit.

HCG melewati kontrol ovarium di hipofisis dan menyebabkan

korpus luteum terus memproduksi estrogen dan progesteron,

suatu fungsi yang nantinya diambil alih oleh lapisan korionik

plasenta. HCG dapat dideteksi dalam darah perempuan dari

sekitar tiga minggu gestasi (yaitu satu minggu setelah

fertilisasi), suatu fakta yang menjadi dasar bagi sebagian besar

tes kehamilan (Tiran, 2019).

2. Faktor Psikososial

Diagnosis kehamilan sering diperkuat oleh hasil dari

kecurigaan yang dipicu oleh keadaan mual dan muntah, tanpa

adanya etiologi lain. Mengetahui akan menjadi orang tua

menyebabkan koflik emosi, termasuk kegembiraan dan

penantian, kecemasan tentang kesehatan ibu dan bayi serta

khawatir tentang pekerjaan, keuangan, atau hubungan dengan

suami. Sering kali ada perasaan ambivalen terhadap kehamilan

dan bayi, dan pada beberapa perempuan hal ini mungkin

membuat mereka sedih karena sebentar lagi mereka akan

kehilangan kebebasan mereka. Mungkin ada gangguan

persepsi, ketidakpercayaan mengenai ketakutan nyata akan

meningkatnya tanggung jawab. Masalah psikologis dapat

memprediksi beberapa perempuan untuk mengalami mual dan

muntah dalam kehamilan, atau memperburuk gejala yang sudah


32

ada atau mengurangi kemampuan untuk mengatasi gejala

“normal”. Kehamilan yang tidak direncanakan, tidak nyaman

atau tidak diinginkan, atau karena beban pekerjaan atau

finansial akan menyebabkan penderitaan batin, ambivalensi,

dan konflik (Tiran, 2019).

Kecemasan berdasarkan pengalaman melahirkan sebelumnya,

terutama kecemasan akan datangnya hyperemesis gravidarum

atau preeklamsia. Perempuan yang mengalami kesulitan dalam

membina hubungan, rentan terhadap masalah dengan distres

emosional menambah ketidaknyamanan fisik. Syok dan

adaptasi yang dibutuhkan jika kehamilan ditemukan kembar,

atau kehamilan terjadi dalam waktu berdekatan, juga dapat

menjadi faktor emosional yang membuat mual dan muntah

menjadi lebih berat (Tiran, 2019).

3. Masalah Pekerjaan

Perjalanan ketempat kerja yang mungkin terburu-buru di pagi

hari tanpa waktu yang cukup untuk sarapan dapat

menyebabkan mual dan muntah. Tergantung pada sifat

pekerjaan perempuan, aroma, zat kimia, atau lingkungan dapat

menambah rasa mual perempuan dan menyebabkan mereka

muntah. Merokok terbukti memperburuk gejala mual dan

muntah, tetapi tidak jelas apakah ini disebabkan oleh efek

olfaktorius (penciuman) atau efek nutrisi, atau apakah dapat

dibuat asumsi mengenai hubungan antara kebiasaan praktik dan


33

distres psikoemosional. Tentu saja banyak perempuan yang

mengalami mual dan muntah akan membenci aroma asap rokok

dan tembakao (Tiran, 2019).

4. Status Gravida

Pada sebagian besar primigravida belum mampu beradaptasi

dengan hormon estrogen dan chorionic gonadotropin sehingga

lebih sering terjadi emesis gravidarum. Sedangkan pada

multigravida dan grandemultigravida sudah mampu beradaptasi

dengan hormon estrogen dan koreonik gonadotropin karena

sudah mempunyai pengalaman terhadap kehamilan dan

melahirkan (Prawirohardjo, 2015).

Pada primigravida menunjukkan kurangnya pengetahuan,

informasi dan komunikasi yang buruk antara perempuan dan

pemberi asuhannya turut mempengaruhi persepsi perempuan

tentang gejala mual dan muntah. Sedangkan pada multigravida

dan grandemultigravida sudah mempunyai pengalaman,

informasi dan pengetahuan tentang gejala emesis gravidarum

sehingga mampu mengatasi gejalanya (Tiran, 2019).

2.2.6 Tanda Dan Gejala Mual Muntah

Muntah pada awalnya didahului oleh rasa mual, yang

bercirikan muka pucat, berkeringat, liur berlebih, tachycardia,

pernapasan tidak teratur, pada sat ini lambung mengendur dan di

usus halus timbul aktifitas antiperistaltik yang menyalurkan isi

usus halus bagian tas lambung. Gejala-gejala tersebut kemudian


34

disusul oleh menutunya bagian pangkal tenggorokan, nafas

ditahan, katup esophagus dan lambung merilaks. Akhirnya timbul

kontraksi ritmis dari diafragma serta otot-otot pernafasan disusul

oleh lambung memuntahkan isinya. Mual dan muntah selama

kehamilan biasa terjadi di pagi hari ataupun kapan saja. Tanda

biasa muncul segera setelah implantasi dan bersamaan saat

produksi hCG mencapai puncaknya, di duga bahwa hormon

plasenta inilah yang memicu mual dan muntah dengan bekerja

pada chemoreseptor trigger zone pada pusat muntah Sebagian

besar perempuan hamil mengalami mual dan muntah pada berbagai

tingkatan yang berbeda dan dapat terjadi setiap saat, terutama pada

pagi hari. Keadaan ini biasanya akan berakhir setelah minggu ke

12 (bulan ke 3) pada kehamilan, meskipun pada beberapa kasus

keadaan ini dapat berlangsung lebih lama. Sebagian besar

perempuan mengalami mual dan muntah dalam derajat yang

ringan. Mual dan muntah merupakan gejala dan tanda yang sering

menyertai gangguan gastrointestinal, demikian juga dengan

penyakit-penyakit lain. Mual dan muntah dapat dianggap sebagai

suatu fenomena yang terjadi dalam tiga stadium yaitu mual,

retching (sebelum muntah) dan muntah (Tjay, 2015).

Stadium pertama, mual dapat dijelaskan sebagai perasaan

yang sangat tidak enak di belakang tenggorokan dan epigastrium

sering menyebabkan muntah. Terdapat berbagai aktivitas saluran

cerna yang berkaitan dengan mual seperti meningkatnya saliva,


35

menurunnya tonus lambung dan peristaltik. Peningkatan tonus

duodenum dan jejenum menyebabkan terjadinya refluks isi

duodenum ke lambung. Namun demikian, tidak terdapat bukti yang

menyatakan bahwa hal ini menyebabkan mual, gejala dan tanda

mual.

Stadium kedua, retching merupakan suatu usaha involunter

untuk muntah, sering kali menyertai mual dan terjadi sebelum

muntah, terdiri atas gerakan pernafasan spasmodik melawan glotis

dan gerakan inspirasi dinding dada dan diafragma. Kontraksi otot

abdomen saat ekspirasi mengendalikan gerakan inspirasi. Pilorus

dan antrum distal berkontraksi saat fundus relaksasi.

Stadium ketiga, muntah merupakan suatu refleks yang

menyebabkan dorongan ekspirasi isi lambung/usus atau keduanya

ke mulut. Pusat muntah menerima masukan dari korteks serebral,

organ vestibular, daerah pemicu kemoreseptor Chemoreceptor

Trigger Zone (CTZ) dan serabut aferen termasuk dari sistem

gastrointestinal. Muntah terjadi akibat perangsangan pada pusat

muntah yang terletak di daerah postrema medula oblongata di

dasar ventrikel ke empat. Muntah dapat dirangsang melalui jalur

saraf aferen oleh rangsangan nervus vagus dan simpatis atau oleh

rangsangan emetik yang menimbulkan muntah dengan aktivasi

chemoreceptor trigger zone. Jalur eferen menerima sinyal yang

menyebabkan terjadinya gerakan ekspulsif otot abdomen,

gastrointestinal dan pernafasan yang terkoordinasi dengan


36

epifenomena emetik yang menyertai. Pusat muntah secara

anatomis berada di dekat pusat salivasi dan pernafasan sehingga

pada waktu muntah sering terjadi hipersalivasi dan gerakan

pernafasan (Tjay, 2015).

Secara umum Tanda-tanda mual muntah/emesis

gravidarum berupa :

1. Rasa mual, bahkan dapat sampai muntah

2. Mual dan muntah ini terjadi 1-2 kali sehari, biasanya terjadi di

pagi hari tetapi dapat pula terjadi setiap saat, namun tidak

jarang yang harus mengalaminya seharian penuh dan nyaris

tidak dapat melakukan aktivitas apapun.

3. Nafsu makan berkurang

4. Mudah lelah

5. Emosi yang cenderung tidak stabil.

Keadaan ini merupakan suatu yang normal, tetapi dapat

menjadi tidak normal apabila mual dan muntah ini terjadi terus

menerus dan mengganggu keseimbangan gizi, cairan, dan elektrolit

tubuh. Ibu hamil yang mengalami emesis gravidarum yang

berkelanjutan dapat terkena dehidrasi sehingga akan menimbulkan

gangguan pada kehamilannya (Tjay, 2015).

2.2.7 Tanda Dan Bahaya Mual Muntah

Pada dasarnya keluhan atau gejala yang timbul adalah

fisiologis. Akan tetapi hal ini akan semakin menjadi parah jika

tubuh tidak dapat beradaptasi. Oleh karena itu, agar keluhan


37

tersebut tidak berlanjut, perlu diketahui gejala patologis yang

timbul (Achidiat, 2018).

Tanda bahaya yang perlu diwaspadai antara lain penurunan

berat badan, kekurangan gizi atau perubahan status gizi, dehidrasi,

ketidakseimbangan elektrolit, dan ketosis. Selain itu mual muntah

berlebihan dan terus menerus saat hamil hingga dapat mengganggu

keseimbangan gizi, cairan dan elektrolit tubuh serta kehilangan

lebih dari 5% berat badan sebelum hamil dapat didefinisikan

sebagai hyperemesis gravidarum. Hal tersebut dapat berakibat

buruk pada janin seperti abortus, IUFD, partus prematurus, BBLR,

IUGR, sindaktili dan polidaktili (Achidiat, 2018).

2.2.8 Komplikasi Mual Muntah

Pada perempuan yang mengalami mual dan muntah merasa

aktivitasnya terganggu karena kondisi ini. Setengah dari

perempuan yang bekerja merasa pekerjaannya terganggu karena

kondisi ini dan 25% perempuan membutuhkan waktu untuk tidak

bekerja (Golberg, 2016).

Satu dari dua puluh perempuan mengalami penurunan berat

badan, dehidrasi dan gangguan elektrolit. Mual muntah yang

beerlebihan dapat menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan

elektrolit, gangguan metabolik dan defisiensi gizi yang dikenal

sebagai hiperemesis gravidarum. Hiperemesis gravidarum

merupakan muntah persisten dan parah. Tanpa pengobatan


38

hiperemesis akan menyebabkan banyak komplikasi, diantaranya

kegagalan hati dan kegagalan ginjal (Coad & Dunstall, 2011).

2.2.9 Penatalaksanaan Mual Muntah

Cara mengatasi mual muntah pada kehamilan antara lain yaitu:

a. Farmakologis

1. Piridoksin (Vitamin B6)

Mekanisme kerja piridoksin dalam membantu mengatasi

mual dan muntah saat hamil belum dapat diterangkan

dengan jelas. Namun piridoksin sendiri bekerja mengubah

protein dari makanan ke bentuk asam amino yang diserap

dan dibutuhkan oleh tubuh. Selain itu piridoksin juga

mengubah karbohidrat menjadi energi. Peranan ini

memungkinkan piridoksin mengatasi mual dan muntah jika

transit lambung memanjang ketika hamil. Kebutuhan

piridoksin pada perempuan hamil meningkat menjadi

2,2mg sehari. Dosis yang digunakan untuk morning

sickness adalah 25mg (Pressman, 2017).

2. Antihistamin

Antihistamin khususnya doxylamine atau penggunaan

doksilamin bersamaan dengan piridoksin menjadi saran

terapi utama untuk tatalaksana morning sickness pada

perempuan hamil. Antihistamin yang bisa diberikan untuk

perempuan hamil adalah golongan H-1 bloker seperti

difenhidramin, loratadin, dan sebagainya (Niebyl, 2015).


39

3. Fenotiazin dan Metoklopramid

Kedua agen ini biasanya menjadi pilihan jika keluhan tidak

hilang dengan antihistamin. Metoklopramid merupakan

agen prokinetik dan antagonis dopamin, penggunaannya

terkait dengan diskinesia (gangguan gerakan) namun

kasusnya jarang. Resiko penggunaannya tergantung lama

pemberian obat dan dosis kumulatif total, penggunaan lebih

dari 12 minggu tidak disarankan dan tidak aman untuk

kehamilan (Niebyl, 2014).

4. Ondansentron

Penggunaan ondansentron biasanya menjadi pilihan

terakhir jika keadaan morning sickness tidak dapat

ditangani dengan obat lainnya., penggunaan ondansentron

pada subjek perempuan hamil kurang dari 3 bulan masa

kehamilan (rata-rata 5-9 minggu kehamilan) tidak terbukti

menyebabkan malformasi janin (Einarson, 2014).

5. Kortikosteroid

Deksametason dan prednisone terbukti efektif untuk terapi

hyperemesis gravidarum, namun penggunaannya pada

trimester pertama kehamilan sangat beresiko terjadi bibir

sumbing (Dipiro, 2018).


40

b. Non Farmakologis

1. Makan sering dalam porsi kecil, misalnya setiap dua jam

sekali (bahkan malam hari).

2. Menghindari makanan beraroma tajam, terlalu asin atau

makanan berbumbu. Beberapa ibu hamil bahkan tidak bisa

mengkonsumsi daging, telur atau susu.

3. Mencoba ngemil crackers setelah bangun pagi

4. Makan makanan yang mengandung karbohidrat tinggi

(madu, pisang, kentang, nasi, sereal dan tahu)

5. Minum jus manis di pagi hari

6. Tidak merokok atau mengkonsumsi minuman beralkohol,

batasi asupan kopi selama trimester pertama.

7. Mendapat dukungan dari pasangan dan menggurangi stress

c. Komplementer

1. Mencoba akupuntur/akupresur untuk meringankan derita

mual

2. Minum peppermint tea

3. Jika masih mual, mencoba mengulum permen mint,

spearment.

4. Aromaterapi lemon.

5. Minum rebusan jahe di air, saring dan bisa dicampurkan

dengan madu atau dapat juga dengan menggunakan

aromaterapi jahe, lemon dan pappermint) (Hanya

Perempuan ,2016).
41

2.2.10 Pengukuran Mual Muntah

Kewenangan bidan pada kasus HEG adalah melakukan

penatalaksanaan pada HEG ringan dan deteksi dini untuk

dilakukannya pengalihan asuhan. Instrumen yang dapat digunakan

oleh bidan untuk menilai HEG yaitu dengan Pregnancy-Unique

Quantification Of Emesis/Nausea (PUQE). PUQE adalah penilaian

kuantitas dari mual dan muntah untuk menghindari subjektivitas

dari keluhan mual dan muntah. Pada indeks PUQE ada 3 jenis

pertanyaan yang dinilai yaitu perubahan berat badan, ada tidaknya

dehidrasi, indeks laboratorium (ketidakseimbangan elektrolit).

Berikut adalah tabel pengukuran mual muntah dalam 12 jam dan

24 jam (Tjay, 2015).

Tabel 2.3 Pengukuran emesis gravidarum (mual muntah)


Pada 12 jam terakhir berapa lama rata-rata anda merasakan mual dan muntah?
6 jam (5 4 – 6 jam (4 2 – 3 jam (3 ≤ 1 jam (2 Tidak semuanya (1
poin) poin) poin) poin) poin)

Pada 12 jam terakhir berapa kali anda mual dan muntah?


7 atau lebih 5 – 6 (4 3 – 4 (3 1 – 2 (3 Tidak ada (1 poin)
(5 poin) poin) poin) poin)

Pada 12 jam terakhir berapa kali anda mual dan muntah tanpa menyebabkan
dehidrasi?
7 atau lebih 5 – 6 (4 3 – 4 (3 1 – 2 (4 Tidak ada (1 poin)
(5 poin) poin) poin) poin)

Skor yang didapatkan dari penilaian tersebut dikategorikan

kedalam :

a. Mual dan muntah ringan bila nilai indeks PUQE ≤ 6

b. Mual dan muntah sedang bila nilai indeks PUQE 7 – 12

c. Mual dan muntah berat bila nilai indeks PUQE ≥13


42

2.3 Konsep Akupresur

2.3.1 Pengertian Akupresur

Akupresur merupakan pengobatan tradisional yang berasal

dari Jepang dan telah berkembang di Asia lebih dari 5000 tahun yang

lalu. Akupresur memiliki prinsip kerja sama dengan akupuntur

dengan menstimulasi 14 sistem meridian untuk bioenergi di dalam

tubuh antara yin, yang dan qi (chee). Setiap meridian memiliki 400

sampai 500 titik saluran energi yang berhubungan dengan organ

dalam serta sistem tertentu yang berfungsi sebagai katup yang

menyalurkan energi pada seluruh tubuh. Energi yang tersalurkan

akan mempengaruhi emosi serta cara berfikir. Cara kerja akupresur

adalah dengan mengidentifikasi suatu penyakit berdasarkan titik-titik

akupresur atau acupoint yang berada di saluran meridian. Dengan

memijat titik-titik tersebut akan menyeimbangkan aliran energi

sehingga dapat mengurangi atau menghilangkan rasa sakit

(Murdiyanti, 2019)

Akupresur merupakan terapi tusuk jari dengan memberikan

penekanan dan pemijatan pada titik tertentu pada tubuh yang

didasarkan pada prinsip ilmu akupresur (Fengge, 2012). Akupresur

merupakan tindakan yang mudah dilakukan dan memliki banyak

keuntungan. Akupresur sangat praktis karena dengan sentuhan

memiliki keajaiban tersendiri yang sangat berguna untuk

menghilangkan rasa lelah pada tubuh, memperbaiki sirkulasi darah,

merangsang tubuh untuk mengeluarkan racun. Penekanan ujung-


43

ujung jari tangan pada daerah tertentu dipermukaan kulit yang

berdampak postif terhadap kondisi fisik, mental dan sosial (Majid &

Rini, 2016)

2.3.2 Manfaat Akupresur

Akupresur dapat dimanfaatkan untuk pencegahan penyakit

tekanan darah tinggi, mual muntah, penyembuhan rehabilitasi,

cemas, menghilangkan rasa sakit, serta mencegah kekambuhan

penyakit. Di dalam tubuh manusia terdapat 12 (dua belas) meridian

umum dan 2 (dua) meridian istimewa yang mewakili organ-organ

dalam tubuh, yang dapat dimanipulasi untuk melancarkan energi

(qi), sehingga tubuh menjadi seimbang/sehat (Wong, 2011). Menurut

(Kementerian Kesehatan RI, 2015), menjelaskan bahwa akupresur

dapat digunakan untuk meningkatkan stamina tubuh, melancarkan

peredaran darah, memperbaiki kualitas tidur serta mengurangi

stresatau menenangkan pikiran.

2.3.3 Tujuan Akupresur

Teknik pengobatan akupresur bertujuan untuk membangun

kembali sel-sel dalam tubuh yang melemah serta mampu membuat

system pertahanan dan meregenerasi sel tubuh. Umumnya penyakit

berasal dari tubuh yang teracuni, sehingga pengobatan akupresur

memberikan jalan keluar meregenerasikan sel-sel agar daya tahan

tubuh kuat untuk mengurangi sel-sel abnormal (Fengge, 2012).


44

2.3.4 Metode Akupresur

Akupresur dan akupuntur menggunakan metode yang

berbeda dalam menangani kondisi tersebut. Akupuntur

menggunakan jarum dengan ujung kecil yang dimasukkan ke dalam

jalur di mana qi mengalir untuk menghilangkan sumbatan dan

meningkatkan aliran energi. Meskipun akupuntur telah terbukti

bermanfaat dalam mengobati atau menangani rasa sakit dan migrain

kronis, beberapa orang percaya akupresur lebih baik dalam hal

keselamatan. Dengan akupuntur, jarum dapat menyebabkan paru-

paru tertusuk atau meningkatkan risiko infeksinya. Meskipun begitu,

hal tersebut lebih mungkin terjadi ketika ahli akupunturnya tidak

terlatih dengan baik atau tidak berpengalaman.

Dalam akupresur, jari lah yang digunakan. Namun, pihak

lain mengartikan akupresur sebagai pemberian tekanan pada trigger

point. Hal ini berarti benda seperti bola pemberat yang ditempelkan

pada pergelangan tangan juga mungkin digunakan. Pihak lain juga

memanfaatkan jalur berbatu yang tidak rata atau tikar dengan

tekanan untuk kaki.

Akupresur sangat cocok bagi orang-orang yang berada di

bawah banyak tekanan/stres. Terapi titik refleksi dapat membantu

meredakan ketegangan otot serta merelaksasikan tubuh, sehingga

menurunkan denyut jantung dan tekanan darah.


45

Terapi ini juga dapat dianjurkan bagi mereka yang memiliki

sirkulasi darah yang buruk. Seringnya, ekstremitas, terutama pada

kaki, mungkin juga terasa dingin bahkan pada suhu normal.

Penekanan dapat meningkatkan sirkulasi darah ke seluruh tubuh.

Akupresur diyakini dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Terapi ini dapat membantu proses detoksifikasi dengan

memungkinkan sistem limfatik mengalirkan cairan yang dapat

membawa sisa pernapasan atau sampah lainnya. Selain itu, dengan

sirkulasi darah yang baik, nutrisi dapat mencapai sel dengan segera,

di mana nutrisi dapat digunakan untuk fungsi metabolisme yang

dibutuhkan untuk mempertahankan hidup.

Pihak lain telah mengklaim bahwa tindakan ini dapat

membantu penurunan berat badan, meningkatkan kesuburan, dan

sebagai anti penuaan karena tindakan ini meningkatkan kualitas dan

kecerahan warna kulit Seperti halnya akupuntur, akupresur juga

dapat sangat membantu pengobatan dan penanganan baik sakit akut

maupun kronis. Terapi ini dapat bekerja diantaranya melawan

migrain, sakit kepala yang beragam, kram perut, dan leher kaku.

2.3.5 Cara Kerja Akupresur

Akupresur sering dilakukan di klinik dan dilakukan

bersamaan dengan terapi lain seperti terapi pemijatan. Terapi ini

dimulai dengan konsultasi awal di mana pasien memberitahukan

daerah sakit dengan spesifik sehingga ahil terapi dapat membuat


46

pengobatan terapi lebih terarah. Kemudian, pasien akan diminta

untuk duduk di kursi yang nyaman atau berbaring pada meja pijat.

Setelah itu, tindakan kemudian dimulai. Ahli terapi

mungkin melakukan baik penguatan atau pengurangan energi.

Langkah yang terakhir berarti bahwa penyumbatan energi

dihilangkan sementara yang awal meningkatkan energi hingga dapat

mempengaruhi titik refleksi.

Seringkali, jari dan terkadang kuku digunakan untuk

menekan trigger point. Penekanannya dapat berlangsung sekitar 30

detik, meskipun beberapa pasien mungkin sudah merasa lega atau

merasakan perubahan positif kurang dari 30 detik. Jika jarinya

terlalu tebal, mungkin perlu menekan lebih lama atau menggunakan

benda tumpul untuk melakukan tindakan dengan lebih efektif.

Seluruh proses dapat berlangsung sekitar satu jam, setelah itu, baik

pasien maupun ahli terapi melanjutkannya ke sesi pendiskusian

hasil. Ahli terapi mengkaji efek langsung dari tindakan pada pasien

sehingga penyesuaian dapat dilakukan dalam sesi berikutnya, jika

ada.

2.3.6 Komplikasi Akupresur

Sejauh ini, tidak ada risiko akupresur yang diketahui.

Namun demikian, penting untuk diketahui bahwa teknik ini tidak

diregulasi karena tidak ada badan yang menyediakan sertifikasinya.


47

Namun, beberapa negara mungkin meminta praktisi terapi alternatif

untuk lulus syarat pengobatan terapi terkait.

2.3.7 Titik Akupresur PC6

Titik perikardium 6 (Nei Guan) berasal dari kata Nei berarti

medial dan Guan berarti melewati. Titik P6 merupakan lokasi

penting yang ada di bagian lengan bawah. Stimulasi titik P6 ini

dilakukan pada posisi telapak tangan menghadap ke atas. Titik ini

berada pada garis tengah lengan bawah, dua ibu jari menuju siku dari

lipatan pergelangan tangan (Fengge, 2012). Titik P6 berada pada 5

cm dari distal lipatan pergelangan tangan, antara tendon flexi karpi

radialis dan palmaris longus (Fengge, 2012).

Gambar 4.4 Lokasi Titik Akupresur P6


Sumber:n Fengge (2012)
48

Titik PC6 adalah titik yang terletak dijalur meridian selaput

jantung. Meridian selaput jantung memiliki dua cabang, sebuah

cabangnya masuk ke selaput jantung dan jantung, kemudian terus

ke bawah menembus diafragma, ke ruang tengah dan ruang bawah

perut. Meridian ini juga melintasi lambung dan usus besar.

Akupresur merupakan terapi yang dapat dilakukan dengan mudah

dan efek samping yang minimal. Akupresur tidak boleh dilakukan

pada bagian tubuh yang luka, bengkak, tulang retak atau patah dan

kulit yang terbakar (Farhad, et al., 2016).

Penekanan titik P6 (perikardium 6) sedalam 1-2 cm

menggunakan ibu jari yang menghadap ke siku dengan kekuatan

maksimal pada titik akupunktur yang berada pada lengan bawah

bagian depan, tepatnya kurang lebih 6 cm di atas pergelangan

tangan dan berada diantara dua penonjolan otot yang terlihat jelas

saat menggenggam tangan dengan erat. Penekanan dilakukan

sebanyak 30 kali putaran selama 3 menit pada masing-masing

lengan bawah. Apabila klien mengeluh nyeri, penekanan dapat

dihentikan sejenak setelah 3 menit penekanan dan kemudian

diteruskan kembali hingga lama total penekanan sama dengan 15

menit (Kasmui, 2011).


49

2.4 Pengaruh Akupresur Titik Pc6 Terhadap Penurunan Mual Muntah

Pada Ibu Hamil Trimester Satu.

Mual merupakan suatu perasaan yang sangat tidak enak di

belakang tenggorokan dan epigastrium dan sering menyebabkan gejala

muntah. Muntah merupakan suatu refleks yang menyebabkan dorongan

ekspirasi isi lambung atau usus atau keduanya ke mulut. Saat produksi hCG

mencapai puncaknya, diduga bahwa hormon plasenta inilah yang memicu

mual dan muntah dengan bekerja pada CTZ (Chemoreseptor Trigger Zone).

Muntah terjadi akibat perangsangan pada pusat muntah yang terletak di

daerah postrema medula oblongata di dasar ventrikel ke empat. Muntah

dapat dirangsang melalui jalur saraf aferen oleh rangsangan nervus vagus

dan simpatis atau oleh rangsangan emetik yang menimbulkan muntah

dengan aktivasi chemoreceptor trigger zone. Stimulus dalam CTZ

dihantarkan ke pusat muntah yang menyebabkan otot dalam saluran

gastrointestinal dan pernapasan memulai terjadinya mual dan muntah (Tiran,

2009)

Mual dan muntah dapat dikurangi dengan pemberian akupresur

dengan menggunakan titik Neiguan (titik perikardium 6) yang berlokasi di

antara tendon yaitu flexor carpi radialis dan otot palmaris longus, kira-kira

3 jari di atas lipatan tangan. Efek stimulasi titik tersebut diyakini mampu

meningkatkan pelepasan beta-endorphin di hipofise dan ACTH

(Adrenocorticotropic Hormone) sepanjang Chemoreceptor Trigger Zone

(CTZ) menghambat pusat muntah (BKTM, 2013).


50

Stimulasi pada median nerve di PC6 (Perikardium 6) atau titik

akupresur neiguan telah banyak dipelajari untuk tujuan mengetahui

keefektifan stimulasi titik tersebut dalam menurunkan mual dan muntah.

Akupresur aman dilakukan sendiri walaupun belum pernah melakukan

sebelumnya asalkan mengikuti petunjuk yang ada. Tidak ada efek samping,

tidak menimbulkan bahaya karena tidak menggunakan bahan kimia

sehingga diyakini tidak terdapat efek negatif pada ibu maupun bayinya

(BKTM, 2013). Penelitian yang dilakukan Artika (2006) menjelaskan bahwa

akupresur pada titik PC6 dapat menurunkan mual untuk kehamilan.

Hasil penelitian Herrell (2014) mengatakan bahwa sekitar 80% dari

wanita melaporkan bahwa gejala mereka berlangsung sepanjang hari,

dimana hanya 1,8% melaporkan gejala yang terjadi di pagi hari. Gejala-

gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir

dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Hasil penelitian dengan

judul Reduction of Nause, vomiting and dry retches with P6 acupresure

during pregnancy menemukan bahwa Akupresur perikardium 6 berguna

untuk mengurangi mual dan muntah. (Markose M.T, et all 2004). Hasil

penelitian lain yang dilakukan oleh Renityas (2019) dengan judul pengaruh

titik nei guan (P6) terhadap pengurangan keluhan morning sickness pada ibu

hamil trimester I menemukan bahwa ibu hamil trimester I yang mengalami

muntah mual setelah diberikan akupresur mengalami penurunan mual

muntah.

Anda mungkin juga menyukai